Post on 06-Jul-2018
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
1/131
iii
TESIS
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM,
STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PADA NILAI
PERUSAHAAN
KADEK APRIADA
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
2/131
iv
TESIS
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM,
STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PADA NILAI
PERUSAHAAN
KADEK APRIADA
NIM 1191661011
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
i
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
3/131
v
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM,
STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PADA NILAI
PERUSAHAAN
Tesis ini untuk Memperoleh Gelar Magister
Pada Program Magister, Program Studi Akuntansi,
Program Pascasarjana Universitas Udayana
KADEK APRIADA
NIM 1191661011
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
ii
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
4/131
vi
LEMBAR PENGESAHAN
Tesis ini telah disetujui
Tanggal 14 Mei 2014
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. I Made Sadha Suardikha, SE, M.Si., Ak. Dr. I D.G. Dharma Suputra, SE, M.Si.,Ak NIP. 19550910 198403 1 001 NIP. 19570110 198601 1 001
Mengetahui
Ketua Program Studi DirekturMagister Akuntansi Program Pascasarjana
Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Universitas Udayana,
Dr. Dewa Gede Wirama, SE., MSBA., Ak Prof. Dr.dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S (K)
NIP. 19641224 199103 1 002 NIP. 19590215 198510 2 001
iii
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
5/131
vii
PENETAPAN PANITIA PENGUJIAN TESIS
Tesis ini telah diuji pada
Tanggal 28 Mei 2014
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan Surat Keputusan Rektor
Universitas Udayana Nomor : 1356/UN.14.4/HK/2014
Tanggal 14 Mei 2014
Ketua: Dr. I Made Sadha Suardikha, SE, M.Si., Ak.
Anggota:
1. Dr. I.D.G. Dharma Suputra, SE, M.Si., Ak.
2. Prof. Dr. I Wayan Suartana, SE., M.Si., Ak.
3. Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si.
4. Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, SE., M.Si., Ak.
iv
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
6/131
viii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Nama : Kadek Apriada
Nim : 1191661011
Program Studi : Magister Akuntansi Universitas Udayana
Judul Tesis : Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Struktur Modal dan
Profitabilitas Pada Nilai Perusahaan
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas dari plagiat.
Apabila di kemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas Republik Indonesia No. 17
Tahun 2010 dan peraturan Perundangan-undangan yang berlaku.
.
Denpasar,
Penulis
Kadek Apriada
v
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
7/131
ix
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur
kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan tesis yang berjudul: “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,
Struktur Modal dan Profitabilitas Pada Nilai Perusahaan.” Tesis ini
merupakan hasil penelitian sebagai persyaratan akhir studi jenjang Stata-2,
dibidang Akuntansi, Program Studi Magister Akuntansi, Program Pascasarjana
Universitas Udayana, Denpasar.
Berbagai pihak telah berkontribusi besar dalam penyelesaian tesis ini
sehingga pada kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya, khususnya kepada Bapak Dr. I Made Sadha Suardikha,
SE, M.Si., Ak. sebagai pembimbing I dan Bapak Dr. I.D.G. Dharma Suputra, SE,
M.Si., Ak. sebagai pembimbing II, yang dengan tulus dan penuh kesabaran
membimbing, memberi nasihat serta semangat kepada penulis selama mengikutiseluruh rangkaian penulisan proposal sampai dengan tahap penyelesaian tesis.
Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof.
Dr. I Wayan Suartana, SE., M.Si., Ak., Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE.,
M.Si., dan Ibu Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, SE., M.Si., Ak., sebagai tim penguji
yang telah berkenan memberi masukan konstruktif guna penyempurnaan tesis ini.
Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Rektor Universitas
Udayana, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD KEMD atas kesempatan dan
fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesikan
pendidikan Magister Akuntansi Universitas Udayana. Ucapan terima kasih juga
penulis tujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof.
Dr. dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S (K) atas kesempatan yang diberikan kepada
penulis untuk menjadi mahasiswa di Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Prof. Dr. I Gusti Bagus
Wiksuana, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
vi
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
8/131
x
Udayana atas ijin yang diberikan. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada para dosen pengajar atas bimbingan, motivasi, dan
arahannya selama penulis menjalankan proses perkuliahan. Terima kasih juga
kepada Bapak Dr. Dewa Gede Wirama, SE., MSBA., Ak., Bapak Dr. Ida Bagus
Putra Astika, SE., M.Si., Ak., selaku pengelola Program Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang telah memberi perhatian
dan bantuan yang tulus selama penulis mengikuti pendidikan di Program ini.
Terima kasih pula kenapa segenap rekan-rekan MAKSI angkatan VIII atas
dukungan, semangat, dan bantuan dalam penyediaan data guna penyelesaian tesis
ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis persembahkan kepada kedua
orang tua tercinta, Bapak Nyoman Jesna dan Ibu Nyoman Sampun atas doa restu
dan dukungannya selama ini sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis ini.
Terima kasih juga kepada saudari Putu Riska Wulandari, S.Si, M.Si., atas
dukungan moral maupun material selama penulis mengikuti pendidikan sehingga
penyelesaian tesis ini.
Akhir kata penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan kontribusi
kepada penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian
tesis ini. Penulis juga mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
jika ada kekurangan yang pastinya tidak disengaja dalam tesis ini. Semoga tesis
ini bermanfaat.
Denpasar,
Penulis
vii
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
9/131
xi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemilikan institusional,
kepemilikan managerial, struktur modal, dan profitabilitas pada nilai perusahaan.
Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan. Untuk
mencapai tujuan perusahaan, struktur kepemilikan saham mampu memengaruhi
jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada nilai perusahaan.
Dalam peningkatan nilai perusahaan, struktur modal merupakan masalah yangsangat penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan
mempunyai efek yang langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Nilai
perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar kecilnya profitabilitas, dimana
profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba
yang dihasilkan perusahaan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive
sampling dengan kriteria yang telah ditentukan. Diperoleh jumlah sempel
sebanyak 82 perusahaan dari 131 perusahaan selama periode pengamatan 2 tahun
pada sektor manufaktur. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi
berganda.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikaninstitusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan
manejerial berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Struktur modal
mempunyai pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Disarankan kepada peneliti
selanjutnya untuk tidak meneliti pada sektor manufaktur saja, melainkan seperti
sektor perbankkan, pelayanan transportasi dan telekomunikasi yang memiliki
karakteristik yang baik untuk dijadikan populasi, serta meneliti variabel keuangan
yang lain yang mempengaruhi nilai perusahaan. Bagi perusahaan disarankan
memperhatikan struktur kepemilikan saham, penentuan struktur modal yang
optimal, dan profitabilitas untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Kata kunci : Kepemilikan Institusinal, Kepemilikan Managerial, Struktur Modal,
Profitabilitas dan Nilai Perusahaan.
viii
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
10/131
xii
ABSTRACT
This research is performed in order to test the influence of institutional
ownership institute, managerial ownership, debt to equity ratio, and return on
equity variables towards price book value variable. A great value company is the
inclination of the owners. The stockholding structure is affecting the operation of
a company which in return influencing the performance of the company in order
to achieve the company‟s goals. In an increase of the great value, the capitalstructure is a major issue for every company, the good and bad of the capital
structure will have a direct effect on the company financial position. A value of a
company can also be affected by profitability where as a performance indicator
done by the management in managing the company assets which indicated by thecompany‟s profit. Purposive sampling is the technique that is being used as a
sampling technique with predetermined criteria. 82 from 131 companies have
been collected as samples after 2 years observation in manufacture sector. Linear
regression analysis is used as analysis technique.
Based on the results of the study indicate that institutional ownership has a
positive effect on firm value, while ownership manejerial negative effect on firm
value. Capital structure has a negative effect on firm value. Profitabilitynegatively affect the value of the company. It is recommended that the future
researchers study not only the manufacture sector, but rather as banking,
transportation services and telecommunication which have good characteristics to
be used as the research population but also other financial variables which
influence the value of company and for company it is suggested that it pay
attention on determining the optimum capital structure, debt to equity ratio and
profitability to improve the value of the company.
Key words; Ownership Institutional, Managerial Ownership, Debt to Equity
Ratio, Return on Equity, and Price Book Value.
ix
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
11/131
xiii
DAFTAR ISI
HalamanJUDUL ....................................................................................................... .... i
PRASYARAT GELAR .............................................................................. .... ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... .... iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI .......................................................... .... iv
SURAT PERNYATAAN........................................................................... .... v
UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................... .... vi
ABSTRAK ................................................................................................. .... viiiABSTRACT ............................................................................................... .... ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. .... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. .... xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... .... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. .... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 8
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 8
1.4
Manfaat Penelitian .................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI2.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) .............................................. 10
2.2
Teori Keagenan ( Agency Theory) ............................................. 12
2.3 Nilai Perusahaan ....................................................................... 16
2.4
Struktur Kepemilikan Saham ................................................... 22
2.5 Struktur Modal.......................................................................... 27
2.6
Profitabilitas ............................................................................. 32
2.7 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya ............................... 35
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS3.1 Kerangka Berpikir .................................................................... 42
3.2 Konsep Penelitian..................................................................... 45
3.3 Hipotesis Penelitian .................................................................. 46
3.3.1
Pengaruh Struktur Kepemilikan pada Nilai
Perusahaan ..................................................................... 46
3.3.2
Pengaruh Struktur Modal pada Nilai Perusahaan .......... 48
3.3.3 Pengaruh Profitabilitas pada Nilai Perusahaan .............. 50
x
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
12/131
xiv
BAB IV METODE PENELITIAN4.1 Rencana Penelitian…………. .................................................. 52
4.2
Lokasi, Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian ........................ 524.3 Identifikasi Variabel ................................................................. 53
4.4
Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................. 55
4.5 Jenis dan Sumber Data ............................................................. 57
4.5.1
Data Menurut Sifatnya .................................................. 57
4.5.2 Data Menurut Sumbernya ............................................. 58
4.6
Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ................... 58
4.7 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ................................... 59
4.8 Teknik Analisis Data ................................................................ 60
4.8.1 Uji Asumsi Klasik ........................................................ 60
4.8.2 Uji Hipotesis ................................................................. 64
BAB V HASIL PENELITIAN5.1 Analisis Deskriptif ................................................................... 67
5.2 Uji Asumsi Klasik .................................................................... 72
5.2.1 Uji Normalitas .............................................................. 72
5.2.2 Uji Multikolinearitas .................................................... 76
5.2.3 Uji Heteroskedastisitas ................................................. 77
5.2.4 Uji Autokorelasi ........................................................... 79
5.3 Analisis Regresi Berganda......................................................... 80
5.3.1 Uji t (Uji pengaruh secara parsial) ............................... 81
5.3.2 Uji F (Uji pengaruh secara simultan) ........................... 83
5.3.3 Uji Koefisien Determinasi (R²) .................................... 84
BAB VI PEMBAHASAN PENELITIAN6.1 Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham pada Nilai Perusahaan 85
6.2 Pengaruh Stuktur Modal pada Nilai Perusahaan ...................... 87
6.3 Pengaruh Profitabilitas pada Nilai Perusahaan ......................... 89
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN7.1 Simpulan .................................................................................. 91
7.2
Saran dan keterbatasan ............................................................. 93
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 94
LAMPIRAN
xi
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
13/131
xv
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman3.1 Kerangka Berpikir ................................................................................ 44
3.2 Konsep Penelitian .................................................................................. 46
5.1 Uji Normalitas ......................................................................................... 73
5.2 Plot Normalitas Data Transformasi ........................................................ 75
5.3 Scaterplot ................................................................................................ 78
xii
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
14/131
0
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
Tabel 4.1 Identifikasi Variabel Penelitian 53
Tabel 4.2 Proses Pengambilan Sampel 59
Tabel 5.1 Statistik Deskriptif 67
Tabel 5.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 74
Tabel 5.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 76
Tabel 5.4 Variance inflation faktor (VIF) 77
Tabel 5.5 Uji Glejser 79
Tabel 5.6 Uji Durbin Watson 79
Table 5.7 Uji t (Uji Pengaruh Secara Parsial) 81
Tabel 5.8 Uji Simultan 83
Table 5.9 Uji Koefisien Determinasi (R²) 84
xiii
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
15/131
0
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel 2011-2012
Lampiran 2. Tingkat Sampel Perusahaan Manufaktur Berdasarkan Kepemilikan
istitusional (KI), kepemilikan manajerial (KM), struktur modal
(DER), profitabilitas (ROE) dan nilai perusahaan (PBV) di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2011-2012
Lampiran 3. Statistik Deskriptif dan Hasil Analisis Regresi Berganda
xiv
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
16/131
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perusahaan publik memanfaatkan pasar modal sebagai sarana untuk
mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan. Investor akan menanamkan
modal pada perusahaan apabila investasinya dapat menghasilkan sejumlah
keuntungan. Keberadaan pasar modal menjadikan perusahaan mempunyai alat
untuk refleksi diri tentang kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Apabila
kondisi keuangan dan kinerja perusahaan baik maka pasar akan merespon dengan
positif melalui peningkatan harga saham perusahaan.
Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memakmurkan pemilik
perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat diwujudkan dengan
memaksimumkan nilai perusahaan dengan asumsi bahwa pemilik perusahaan atau
pemegang saham akan makmur jika kekayaannya meningkat. Tujuan utama
perusahaan adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value
of the firm) (Salvatore, 2005).
Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan,
sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga
tinggi. Fama (1978: 284) menyebutkan bahwa nilai perusahaan akan tercermin
dari harga pasar sahamnya. Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai
saham (Karnadi, 1993: 49). Nilai pemegang saham akan meningkat apabila nilai
perusahaan meningkat yang ditandai dengan tingkat pengembalian investasi yang
1
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
17/131
2
tinggi kepada pemegang saham. Nilai saham yang tinggi menggambarkan nilai
perusahaan yang tinggi. Hal ini dapat dijelaskan secara sederhana sebagai berikut:
nilai perusahaan (value) adalah hutang (debt ) ditambah modal sendiri (equity).
Naiknya modal sendiri akan meningkatkan harga per lembar saham perusahaan
(Atmaja, 2003: 4).
Struktur kepemilikan saham mampu memengaruhi jalannya perusahaan
yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan
perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena
adanya kontrol yang dimiliki oleh para pemegang saham. Struktur kepemilikan
saham dalam perusahaan umumnya meliputi kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, serta kepemilikan saham oleh individual atau publik.
Ismiyanti dan Mamduh (2004) semakin tinggi kepemilikan institusional maka
akan semakin meningkatkan pengawasan eksternal terhadap perusahaan. Dengan
adanya pengawasan pihak eksternal maka jalannya perusahaan dapat lebih diawasi
sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan.
Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menciptakan usaha
pengawasan yang besar juga oleh pihak investor institusional sehingga dapat
menghalangi perilaku opportunistic manajer. Menurut Permanasari (2010)
menyatakan bahwa semakin besar kepemilikan oleh institusi keuangan maka
semakin besar pula kekuatan suara dan dorongan untuk mengoptimalkan nilai
perusahaan. Adanya kepemilikan saham oleh investor institusional maka proses
monitoring akan berjalan lebih efektif sehingga dapat mengurangi tindakan
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
18/131
3
manajer dalam hal manajemen laba yang dapat merugikan kepentingan pihak lain
( stakeholder ).
Menurut Slovin dan Sushka (1993) nilai perusahaan dapat meningkat jika
institusi mampu menjadi alat monitoring yang efektif. Selain kepemilikan
institusional, adanya kepemilikan oleh manajerial juga memengaruhi nilai
perusahaan. Morck et al. (1988) menyimpulkan bahwa kepemilikan saham yang
besar dari segi nilai ekonomisnya memiliki insentif untuk memonitor. Penelitian
tersebut menguji hubungan antara kepemilikan manajerial dan komposisi dewan
komisaris terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian menemukan bahwa nilai
perusahaan meningkat sejalan dengan peningkatan kepemilikan manajerial sampai
dengan 5%, kemudian menurun pada saat kepemilikan manajerial 5% - 25% dan
kemudian meningkat kembali seiring dengan adanya peningkatan kepemilikan
manajerial secara berkelanjutan.
Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham
perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang
saham perusahaan (Christiawan dan Tarigan, 2007). Proporsi kepemilikan saham
yang dikontrol oleh manajemen dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan, hal
ini tentunya akan mempengaruhi jalannya perusahaan. Kepemilikan manajerial
akan mendorong manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan, karena
mereka juga ikut memiliki perusahaan. Kinerja perusahaan yang meningkat akan
meningkatkan nilai perusahaan.
Perusahaan publik selalu berprinsip dalam pencapaian maksimalisasi laba
atau nilai perusahaan, namun hal tersebut tidak selalu diimbangi dengan kesadaran
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
19/131
4
para pengusaha tersebut dalam melakukan penilaian konsep dan prinsip-prinsip
maksimalisasi laba itu sendiri, sehingga terjadi banyak tindakan ketidaktepatan
penggunaan modal perusahaan terutama yang berasal dari debt . Penggunaan
modal perusahaan yang berasal dari hutang memiliki risiko yang lebih besar
daripada yang berasal dari modal sendiri baik milik pribadi atau perseorangan,
pemilik saham, ataupun pemilik modal dari pihak manajerial. Penggunaan dana
perusahaan harus diatur sedemikian rupa sehingga pemanfaatannya dapat
dilaksanakan secara optimal dan dapat menghindari risiko-risiko keuangan yang
dapat terjadi.
Menurut Satmoko dan Sudarman (2011), kebijakan pendanaan perusahaan
ditentukan dengan menganalisa komposisi antara hutang dan modal sendiri yang
dimiliki oleh perusahaan. Sumber pembiayaan operasional perusahaan dalam
melaksanakan kegiatannya terbagi menjadi dua, yaitu yang pertama berasal dari
hutang dan yang kedua berasal dari modal sendiri. Kedua jenis sumber
pembiayaan tersebut tergabung dalam struktur modal perusahaan. Modal tersebut
memiliki peranan penting dalam mewujudkan tujuan perusahaan yaitu
menciptakan laba dan memberikan kesejahteraan bagi para pemilik saham,
sehingga ketika pemilik saham semakin sejahtera, maka nilai perusahaan juga
akan meningkat.
Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara hutang
jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 2001: 62). Struktur modal dapat
didefinisikan sebagai pembiayaan permanen yang terdiri hutang jangka panjang,
saham preferen dan modal pemegang saham (Capeland dan Weston, 1997).
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
20/131
5
Mogdiliani dan Miller, (1963: 53) menyatakan nilai perusahaan ditentukan oleh
struktur modal. Masalah struktur modal merupakan masalah yang sangat penting
bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai
efek yang langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Suatu perusahaan yang
mempunyai struktur modal yang tidak baik, dimana mempunyai hutang yang
sangat besar akan memberikan beban berat kepada perusahaan yang bersangkutan
(Riyanto, 2001: 85).
Suatu perusahaan untuk dapat melaksanakan kegiatan operasionalnya
haruslah berada dalam keadaan yang menguntungkan atau profitable. Nilai
perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar kecilnya profitabilitas yang
dihasilkan oleh perusahaan. Copeland dan Weston (1997) mendefinisikan
profitabilitas sejauh mana perusahaan menghasilkan laba dari penjualan dan
investasi perusahaan. Apabila profitabilitas perusahaan baik maka para
stakeholders yang terdiri dari kreditur, supplier, dan juga investor akan melihat
sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan laba dari penjualan dan investasi
perusahaan.
Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan
oleh laba yang dihasilkan perusahaan. Laba yang dihasilkan perusahaan berasal
dari penjualan dan keputusan investasi yang dilakukan perusahaan. Salah satu
ukuran kinerja perusahaan yang sering digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan adalah laba yang dihasilkan oleh perusahaan (Subramanyam, 1996).
Profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus sehingga
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
21/131
6
investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat (Sujono dan
Soebiantoro, 2007).
Pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing
pengukuran dihubungkan dengan penjualan, total aktiva dan modal sendiri
(Syamsuddin, 2007: 43). Santika dan Kusuma (2002) menyatakan pengaruh
profitabilitas sebagai indikator kinerja perusahaan berpengaruh positif terhadap
perusahaan. Ang (1997: 20) menyatakan bahwa profitabilitas mempengaruhi nilai
perusahaan secara positif. Karena rasio profitabilitasnya menunjukkan
keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Semakin tinggi tingkat profitabilitas yang dicapai perusahaan maka
semakin tinggi nilai perusahaan, sehingga untuk meningkatkan nilai perusahaan,
perusahaan harus meningkatkan kinerjanya. Mardiyati et al. (2012) profitabilitas
memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap nilai perusahaan karena profit
yang tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga
dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham. Permintaan
saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan yang meningkat.
Akan tetapi selain itu profitabilitas juga bisa menurunkan nilai perusahaan, hal ini
dapat terjadi karena di dalam meningkatkan profitabilitas, perusahaan akan
meningkatkan kegiatan operasionalnya sehingga biaya yang ditimbulkan dari
kegiatan ini juga akan meningkat.
Peningkatan biaya ini akan mengakibatkan perusahaan harus menutup
biaya tersebut lebih banyak sehingga perlu pengkajian ulang mengenai hubungan
profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Selain itu profitabilitas lebih bersifat
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
22/131
7
likuid bagi perusahaan namun tidak solvabel sehingga profitabilitas tidak akan
menjamin kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Hal ini pada
akhirnya juga akan berperngaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan bukti empiris mengenai
pengaruh struktur kepemilikan saham, struktur modal dan profitabilitas terhadap
nilai perusahaan. Struktur kepemilikan saham adalah proporsi kepemilikan
institusional dan manajemen dalam kepemilikan saham perusahaan, struktur
modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka
panjang dengan modal sendiri yang diindikasikan dengan debt to equity ratio
(DER) serta profitabilitas diukur dengan return on equity (ROE) sedangkan nilai
perusahaan dapat diproksikan dengan price to book value (PBV). Objek penelitian
ini adalah laporan keuangan yang telah diaudit tahun 2011-2012 dari perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2012.
Alasan dipilihnya perusahaan manufaktur dalam penelitian ini karena
perusahaan manufaktur adalah jenis usaha yang bergerak disektor riil yang
memiliki jumlah perusahaan yang paling banyak dibandingkan jenis usaha lain
yang terdiri dari beberapa industri. Meskipun terdiri dari berbagai macam industri,
perusahaan manufaktur memiliki karakteristik yang serupa. Disamping itu,
perkembangan perekonomian telah menyebabkan perusahaan manufaktur
mengalami kesulitan untuk meneruskan usahanya dan memiliki kinerja yang
kurang memuaskan. Periode 2011-2012 dipilih karena merupakan periode yang
belum pernah disajikan sebagai bahan penelitian sejenis serta memberikan
gambaran terkini keuangan dari sebuah perusahaan.
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
23/131
8
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka masalah
penelitian yang dapat dirumuskan adalah bagaimanakah pengaruh kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial, struktur modal dan profitabilitas pada nilai
perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial,
struktur modal dan profitabilitas pada nilai perusahaan.
1.4 Manfaat Penelitian
Berikut adalah manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini:
a. Bagi khasanah ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan evaluasi dari
teori dengan keadaan yang ada di lapangan dan memberikan kontribusi
pada perkembangan teori akuntansi serta menambah khasanah yang baru
dalam perbendaharaan ilmu pengetahuan dan saling melengkapi dengan
penelitian sebelumnya maupun yang akan dilakukan oleh para peneliti
yang akan datang dalam mengkaji nilai perusahaan serta penelitian ini
diharapkan dapat memacu penelitian yang lebih baik mengenai pengaruh
pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, struktur
modal dan profitabilitas pada nilai perusahaan di masa yang akan datang.
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
24/131
9
b.
Bagi penyelesaian operasional dan kebijakan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat positif
antara lain:
(a) Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran khusus
kepada pihak manajerial perusahaan mengenai pentingnya
kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, struktur modal,
dan profitabilitas dalam meningkatkan aspek nilai perusahaan
sehingga perusahaan menjadi semakin baik di mata masyarakat.
(b) Bagi investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada
investor tentang pentingnya mempertimbangkan aspek-aspek yang
berkaitan dengan nilai perusahaan dengan cara penganalisaan secara
lebih mendalam ketika investor akan melakukan kegiatan investasi
dengan melihat aspek kepemilikan institusional, kepemilikan
manajerial, struktur modal dan profitabilitas.
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
25/131
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Sinyal (Signall ing Theory )
Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen
perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut.
Menurut Wolk et al. (2000) teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan
menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal mengemukakan tentang
bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna
laporan keuangan.
Teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan
sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan
dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan yang berkualitas buruk
(Hartono, 2005: 38). Agar sinyal tersebut efektif, maka harus dapat ditangkap
pasar dan dipersepsikan baik, serta tidak mudah ditiru oleh perusahaan yang
berkualitas buruk (Hartono, 2005: 46).
Teori sinyal berakar pada teori akuntansi pragmatik yang memusatkan
perhatiannya kepada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai
informasi. Salah satu informasi yang dapat dijadikan sinyal adalah pengumuman
yang dilakukan oleh suatu emiten. Pengumuman ini nantinya dapat
mempengaruhi naik turunnya harga sekuritas perusahaan emiten yang melakukan
pengumuman (Suwardjono, 2005).
10
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
26/131
11
Perusahaan yang mempunyai keyakinan bahwa perusahaan tersebut
mempunyai prospek yang baik ke depannya akan cenderung mengkomunikasikan
berita tersebut terhadap para investor (Ross, 1977). Pada penelitian ini perusahaan
yang berkualitas baik nantinya akan memberi sinyal dengan cara menyampaikan
laporan keuangannya dengan tepat waktu, hal ini tidak bisa ditiru oleh perusahaan
yang berkualitas buruk karena perusahaan berkualitas buruk akan cenderung tidak
tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Pada penelitian ini sinyal
yang diberikan oleh perusahaan yang berkualitas baik dianggap sebagai berita
baik ( good news) sedangkan sinyal yang diberikan oleh perusahaan yang
berkualitas buruk dianggap sebagai berita buruk (bad news).
Jama‟an (2008) mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah
perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini
berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk
merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi
lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan
lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer
untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui
laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme
yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah
perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu
pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak
overstate.
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
27/131
12
Teori sinyal juga dapat membantu pihak perusahaan (agen), pemilik
(prinsipal), dan pihak luar perusahaan mengurangi asimetri informasi dengan
menghasilkan kualitas atau integritas informasi laporan keuangan. Untuk
memastikan pihak-pihak yang berkepentingan meyakini keandalan informasi
keuangan yang disampaikan pihak perusahaan (agen), perlu mendapatkan opini
dari pihak lain yang bebas memberikan pendapat tentang laporan keuangan
(Jama‟an, 2008).
2.2 Teori Keagenan (Agency Theory)
Awal dari paradigma agensi analitis mengacu pada contoh yang disajikan
dalam makalah seminar Coase, dimana Coase memberikan penekanan pada
kontrak sukarela yang muncul antara berbagai pihak organisasi perusahaan
sebagai penyelesaian yang efisien terhadap berbagai konflik kepentingan
(Belkaoi, 2007: 217). Perusahaan adalah cerita fiksi legal yang berfungsi sebagai
nexus (penghubung) dari serangkaian hubungan kontrak antara para individu
(Belkaoi, 2007: 217).
Hubungan keagenan adalah hubungan antara prinsipal ( principal ) dengan
agen (agent ) yang di dalamnya agen bertindak atas nama dan untuk kepentingan
prinsipal dan atas tindakannya (actions) tersebut agen mendapat imbalan tertentu
(Suwardjono, 2005). Yang dimaksud prinsipal adalah para pemegang saham
sedangkan yang dimaksud agen adalah manajemen yang mengelola perusahaan.
Jensen dan Meckling (1976: 81) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah
sebuah kontrak antara manajer (agen) dengan investor ( principal ). Manajer
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
28/131
13
merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi
kepentingan pemegang saham. Untuk itu manajemen diberikan kekuasaan untuk
membuat keputusan bagi kepentingan terbaik pemegang saham. Oleh karena itu
manajemen wajib mempertanggungjawabkan semua upayanya kepada pemegang
saham.
Asimetri informasi antara manajemen (agen) dengan pemilik (principal) dapat
memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan tindakan opportunistic
seperti manajemen laba (earnings management) mengenai kinerja ekonomi
perusahaan sehingga dapat merugikan pemilik (pemegang saham). Manajer akan
berusahaa melakukan hal tersebut untuk memaksimalkan kepentingan pribadinya
tanpa persetujuan pemilik atau pemegang saham.
Dengan adanya masalah agensi yang disebabkan karena konflik kepentingan
dan asimetri informasi ini, maka perusahaan harus menanggung biaya keagenan
(agency cost ). Agency Cost sendiri merupakan biaya yang timbul akibat dari
adanya pemberian amanat yang diberikan oleh pemegang saham kepada pihak
lain untuk melaksanakan pengelolaan perusahaan demi kelangsungan hidup
perusahaan serta demi kepentingan pemegang saham. Menurut Jensen dan
Meckling (1976) terdapat tiga macam biaya keagenan (agency cost ), antara lain:
a. Biaya Bonding ( Bonding cost)
Biaya ini ditanggung oleh perusahaan yang timbul akibat sikap manajer
yang berani memberikan jaminan kepada pemilik perusahaan ( principal )
untuk tidak membuat perusahaan yang dikelola manajer tersebut merugi.
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
29/131
14
Contoh: Membayar kewajiban hutang perusahaan secara teratur,
melaksanakan kegiatan operasional sesuai jadwal atau bahkan lebih cepat
dari jadwal yang telah ditentukan.
b. Biaya Monitoring ( Monitoring cost)
Biaya ini ditanggung oleh perusahaan yang muncul akibat pemegang
saham mengawasi segala tindakan yang dilakukan oleh manajerial di
perusahaan.
Contoh: Menyewa akuntan publik untuk melakukan audit terhadap laporan
keuangan perusahaan.
c.
Biaya kerugian residual ( Residual loss)
Biaya ini ditanggung oleh perusahaan yang muncul karena perbedaan
keputusan antara pihak pemegang saham dengan pihak manajerial di mana
seharusnya keputusan tersebut memberikan keuntungan yang maksimal
bagi pemegang saham.
Contoh: Pengeluaran tambahan biaya produksi dan inovasi perusahaan
demi meningkatkan produktivitas perusahaan
Hubungan keagenan dikatakan telah terjadi ketika suatu kontrak antara
seseorang atau lebih, seorang prinsipal, seorang agen, dan orang lainnya untuk
memberikan jasa demi kepentingan prinsipal termasuk melibatkan adanya
pemberian delegasi kekuasaan pengambilan keputusan kepada agen
(Belkaoi, 2007: 192). Baik prinsipal maupun agen diasumsikan untuk termotivasi
hanya oleh kepentingan dirinya sendiri, yaitu untuk memaksimalkan kegunaan
subjek dan juga untuk menyadari kepentingan bersama mereka. Agen berjuang
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
30/131
15
untuk memaksimalkan pembayaran kontraknya yang bergantung pada suatu
tingkatan usaha tertentu yang dibutuhkan.
Prinsipal berjuang untuk memaksimalkan pengembalian atas penggunaan
sumber dayanya yang bergantung pada pembayaran yang terutang kepada agen.
Dengan demikian terdapat dua kepentingan yang berbeda di dalam perusahaan
dimana masing-masing pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan
tingkat kemakmuran yang dikehendaki. Konflik kepentingan antara prinsipal dan
agen terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai dengan
kepentingan prinsipal. Terjadinya konflik kepentingan tersebut disebut dengan
konflik keagenan (agency conflict ) (Belkaoi, 2007: 192).
Terjadinya konflik keagenan dapat berpengaruh pada investor. Pemikiran
bahwa manajemen dapat melakukan tindakan yang hanya memberikan
keuntungan bagi dirinya sendiri didasarkan pada suatu asumsi yang menyatakan
setiap orang mempunyai perilaku yang mementingkan diri sendiri atau self-
interested behaviour . Keinginan, motivasi dan utilitas yang tidak sama antara
manajemen dan pemegang saham menimbulkan kemungkinan manajemen
bertindak merugikan pemegang saham, antara lain berperilaku tidak etis dan
cenderung melakukan kecurangan akuntansi (Rachmawati dan Triatmoko, 2007).
Konflik keagenan yang mengakibatkan adanya sifat opportunistic
manajemen akan mengakibatkan rendahnya kualitas laba. Rendahnya kualitas laba
akan mengakibatkan para pemakai laporan keuangan membuat kesalahan dalam
pembuatan keputusan seperti investor dan kreditur, sehingga nilai perusahaan
akan berkurang (Siallagan dan Machfoedz, 2006)
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
31/131
16
2.3 Nilai Perusahaan
Nilai diciptakan ketika perusahaan memberikan return kepada para
investornya melebihi biaya modal. Nilai untuk investor perusahaan dapat dicapai
hanya dengan menyumbangkan nilai kepada customers (Sudana, 2008: 221).
Salah satu paradigma baru yang berkembang dalam manajemen untuk
menghadapi lingkungan bisnis global, kompetitif, dan turbulen adalah dengan
customer value strategy (Mulyadi, 2007: 40). Paradigma customer value strategy
memandang bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan value terbaik
bagi customer merupakan faktor penentu keberhasilan perusahaan untuk bertahan
hidup dan bertumbuh dalam lingkungan bisnis global yang kompetitif dan
turbulen ini (Mulyadi 2007: 40).
Customer adalah satu-satunya alasan eksistensi suatu perusahaan.
Keberadaan suatu perusahaan ditentukan bukan oleh kualitas yang melekat pada
produk/jasa yang dihasilkan perusahaan, namun ditentukan oleh kemampuan
produk/jasa dalam memenuhi kebutuhan customer . Customer value strategy
merupakan kombinasi manfaat yang diperoleh dari penggunaan suatu produk dan
pengorbanan yang dilakukan oleh customer untuk memperoleh manfaat tersebut.
Customers dalam lingkungan bisnis yang kompetitif memegang kendali bisnis.
Suara customer dalam kondisi seperti ini harus didengarkan agar perusahaan
mampu menghasilkan produk yang memberikan value bagi customer -nya.
Penciptaan nilai bagi konsumen akan berdampak pada penciptaan nilai
perusahaan. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan.
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
32/131
17
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan
perusahaan dalam mengelola sumber daya. Bagi perusahaan yang menerbitkan
saham di pasar modal, harga saham yang ditransaksikan di bursa efek merupakan
indikator nilai perusahaan. Fama (1978) menyatakan nilai perusahaan akan
tercermin dari harga pasar sahamnya.
Dalam perspektif teori keagenan, agen yang risk adverse dan yang
cenderung mementingkan dirinya sendiri akan mengalokasikan resources yang
tidak meningkatkan nilai perusahaan. Permasalahan ini mengindikasikan bahwa
nilai perusahaan akan naik apabila pemilik perusahaan bisa mengendalikan
perilaku manajemen agar tidak menghancurkan resource perusahaan.
Jensen dan Meckling (1976) berargumen bahwa konflik keagenan terjadi
karena adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian. Konflik keagenan
menyebabkan penurunan nilai perusahaan. Penurunan nilai perusahaan akan
memengaruhi kekayaan dari pemegang saham sehingga pemegang saham akan
melakukan tindakan pengawasan terhadap perilaku manajemen.
Nilai perusahaan dapat direfleksikan melalui tiga cara, yaitu melalui nilai
buku, nilai likuidasi ataupun nilai pasar saham (Husnan dan Pudjiastuti, 2006: 64).
Bernard (2003) menyebutkan tiga ukuran dari kinerja perusahaan yang dapat
dipakai untuk melihat nilai perusahaan yaitu tobin‟s Q, market to book ratio dan
price flow ratio. Nilai dari perusahaan bergantung tidak hanya pada kemampuan
menghasilkan arus kas, tetapi juga bergantung pada karakteristik operasional dan
keuangan dari perusahaan yang diambil alih. Beberapa variabel kuantitatif yang
sering digunakan untuk memperkirakan nilai perusahaan sebagai berikut:
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
33/131
18
a.
Nilai Buku
Nilai buku per lembar saham (BVS) digunakan untuk mengukur nilai
shareholders equity atas setiap saham, dan besarnya nilai BVS dihitung
dengan cara membagi total shareholders equity dengan jumlah saham
yang beredar. Adapun komponen dari shareholders equity, yaitu agio
saham ( paidup capital in excess of par value) dan laba ditahan (retained
earning ).
b.
Nilai Appraisal
Nilai appraisal suatu perusahaan dapat diperoleh dari perusahaan appraisal
independent . Teknik yang digunakan oleh perusahaan appraisal sangat
beragam, bagaimanapun nilai ini sering dihubungkan dengan biaya
penempatan. Metode analisis ini sering tidak mencukupi dengan
sendirinya karena nilai aktiva individual mempunyai hubungan yang kecil
dengan kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam kegunaan dalam
menghasilkan earnings dan kemudian nilai going concern dari suatu
perusahaan.
Bagaimanapun nilai appraisal dari suatu perusahaan akan
bermanfaat sewaktu digunakan dalam penghubungan dengan metode
penilaian yang lain. Nilai appraisal juga akan berguna dalam situasi
tertentu seperti dalam perusahaan keuangan, perusahaan sumber daya alam
atau bagi suatu organisasi yang beroperasi dalam keadaan rugi. Kegunaan
dari nilai appraisal akan menghasilkan beberapa keuntungan. Nilai
perusahaan yang berdasarkan penilaian independen (appraiser
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
34/131
19
independent) juga akan menghasilkan pengurangan good-will dengan
meningkatkan harga aktiva perusahaan yang telah dikenal.
c. Nilai Pasar Saham
Nilai pasar saham sebagaimana dinyatakan dalam kuotasi pasar modal
adalah pendekatan lain untuk memperkirakan nilai bersih dari suatu bisnis.
Apabila saham didaftarkan dalam bursa sekuritas utama dan secara luas
diperdagangkan, sebuah nilai pendekatan dapat dibangun berdasarkan nilai
pasar. Pendekatan nilai pasar adalah salah satu yang paling sering
dipergunakan dalam menilai perusahaan besar. Bagaimanapun nilai ini
dapat berubah secara cepat. Faktor analisis berkompetisi dengan pengaruh
spekulatif murni dan berhubungan dengan sentimen masyarakat dan
keputusan pribadi.
d.
Nilai “Chop-Shop”
Pendekatan “Chop-Shop” untuk valuasi pertama kali diperkenalkan oleh
Dean Lebaron dan Lawrence, Speidell of Batterymarch Financial
Management . Secara khusus, ia menekankan untuk mengidentifikasi
perusahaan multi industry yang dibawah nilai akan bernilai lebih apabila
dipisahkan menjadi bagian-bagian. Pendekatan “Chop-Shop” ini
mengkonseptualisasikan praktik penekanan untuk membeli aktiva di
bawah harga penempatan mereka.
e. Nilai Arus Kas
Pendekatan arus kas untuk penilaian dimaksudkan agar dapat
mengestimasi arus kas bersih yang tersedia untuk perusahaan yang
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
35/131
20
menawarkan sebagai hasil merger atau akuisisi. Nilai sekarang dari arus
kas ini kemudian akan ditentukan dan akan menjadi jumlah maksimum
yang harus dibayar oleh perusahaan yang ditargetkan. Pembayaran awal
kemudian dapat dikurangi untuk menghitung nilai bersih sekarang dari
merger. Terdapat tiga jenis penilaian yang berhubungan dengan saham,
yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik
(intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan
emiten. Nilai pasar merupakan pembukuan nilai saham di pasar saham dan
nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham.
Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk
memaksimumkan kekayaan perusahaan atau nilai perusahaan (value of the firm)
(Salvatore, 2005). Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi
suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga
memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama
perusahaan (Soliha dan Taswan, 2002). Husnan dan Pudjiastuti (2006: 39) nilai
perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila
perusahaan tersebut dijual. Sedangkan menurut Keown et al. (2004: 470) nilai
perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas
perusahaan yang beredar.
Nilai perusahaan pada penelitian ini diukur dengan price book value
(PBV). Rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan atau PBV,
menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relative terhadap
jumlah modal yang diinvestasikan. PBV yang tinggi mencerminkan harga saham
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
36/131
21
yang tinggi dibandingkan nilai buku perlembar saham. Semakin tinggi harga
saham, semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham.
Keberhasilan perusahaan menciptakan nilai tersebut tentunya memberikan
harapan kepada pemegang saham berupa keuntungan yang lebih besar pula
(Sartono, 2001: 6), secara sederhana menyatakan bahwa PBV merupakan rasio
pasar (market ratio) yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham
terhadap nilai bukunya.
Rasio ini menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku
saham suatu perusahaan. PBV digunakan untuk melihat berapa besar tingkat
undervalued maupun overvalued harga saham yang dihitung berdasarkan nilai buku
setelah dibandingkan dengan harga pasar (Slamet, 2003: 41). Semakin tinggi PBV
berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. Pada penelitian kali ini,
rumus inilah yang dipakai untuk menghitung nilai perusahaan.
PBV dirumuskan dalam bentuk sebagai berikut:
Harga pasar per lembar saham
PBV = ……….…….……... (1)
Nilai buku per lembar saham
Sumber : Husnan (2006: 181)
PBV mempunyai beberapa keunggulan sebagai berikut :
a) Nilai buku mempunyai ukuran intutif yang relatif stabil yang dapat
diperbandingkan dengan harga pasar. Investor yang kurang percaya
dengan metode discounted cash flow dapat menggunakan price book value
sebagai perbandingan
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
37/131
22
b)
Nilai buku memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk semua
perusahaan. PBV dapat diperbandingkan antara perusahaan-perusahaan
yang sama sebagai petunjuk adanya under atau overvaluation.
c) Perusahaan-perusahaan dengan earning negatif, yang tidak bisa dinilai
dengan menggunakan price earning ratio (PER) dapat dievaluasi
menggunakan PBV
2.4 Struktur Kepemilikan Saham
Struktur kepemilikan saham adalah proporsi kepemilikan institusional dan
kepemilikan manajemen dalam kepemilikan saham perusahaan (Sujono dan
Soebiantoro, 2007). Dua jenis kepemilikan dalam struktur kepemilikan adalah:
(1) Kepemilikan institusional
Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham oleh
investor institusi. Investor institusional diyakini memiliki kemampuan untuk
memonitor tindakan manajemen lebih baik dibandingkan investor individual.
Institusi sebagai pemilik saham dianggap lebih mampu dalam mendeteksi
kesalahan yang terjadi. Menurut Lee et al . (1992: 61) ada perbedaan pendapat
mengenai investor institusional. Pendapat pertama didasarkan pada pandangan
bahwa investor institusional adalah pemilik sementara, sehingga hanya
terfokus pada laba sekarang (current earnings). Jika perubahan pada laba
sekarang tidak dirasakan menguntungkan oleh investor, maka investor dapat
melikuidasi sahamnya. Investor institusional biasanya memiliki saham dalam
jumlah besar, sehingga jika mereka melikuidasi sahamnya akan memengaruhi
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
38/131
23
nilai saham secara keseluruhan. Untuk menghindari tindakan likuidasi dari
investor, manajer akan melakukan manajemen laba.
Pendapat kedua memandang investor institusional sebagai investor yang
berpengalaman ( sophisticated ). Menurut pendapat ini, investor lebih terfokus
pada laba masa datang ( future earnings) yang lebih besar relatif dari laba
sekarang. Penelitian Shiller dan Pound (1989) menjelaskan bahwa investor
institusional menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan analisis
investasi dan mereka memiliki akses atas informasi yang terlalu mahal
perolehannya bagi investor lain. Investor institusional akan melakukan
monitoring secara efektif dan tidak akan mudah diperdaya dengan tindakan
manipulasi yang dilakukan manajer.
Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha
pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat
menghalangi perilaku opportunistic manajer. Barnae dan Rubin (2005)
menyatakan bahwa institutional shareholders, dengan kepemilikan saham
yang besar, memiliki insentif untuk memantau pengambilan keputusan
perusahaan. Wening (2009) menyatakan semakin besar kepemilikan oleh
institusi keuangan maka semakin besar pula kekuatan suara dan dorongan
untuk mengoptimalkan nilai perusahaan.
Kepemilikan institusional memiliki kelebihan antara lain:
a) Memiliki profesionalisme dalam menganalisis informasi sehingga dapat
menguji keandalan informasi.
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
39/131
24
b)
Memiliki motivasi yang kuat untuk melaksanakan pengawasan lebih ketat
atas aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan.
Smith (1996) menunjukkan bahwa aktivitas monitoring institusi mampu
mengubah struktur pengelolaan perusahaan dan mampu meningkatkan
kemakmuran pemegang saham. Hal ini didukung oleh penelitian Cruthley dan
Hansen (1989) yang menemukan bahwa monitoring yang dilakukan institusi
mampu mensubstutisi biaya keagenan lain sehingga biaya keagenan menurun
dan nilai perusahaan meningkat.
Menurut Riswari (2012) kepemilikan institusional dapat menekan
kencederungan manajemen untuk memanfaatkan discretionary dalam laporan
keuangan sehingga memberikan kualitas laba yang dilaporkan. Prosentase
saham tertentu yang dipunyai oleh institusi bisa mempengaruhi proses
penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat
tindakan penyimpangan pelaporan keuangan yang bertujuan untuk mengelabui
pihak institusional.
Kepemilikan institusional diungkapkan melalui jumlah kepemilikan saham
yang dimiliki institusi dibagi dengan jumlah saham perusahaan yang beredar.
Secara sistematis perhitungan kepemilikan institusional tersebut dirumuskan
sebagai berikut (Masdupi, 2005):
Kepemilikan saham oleh institusi
Kepemilikan Institusional (KI) = ….. (2)Total keseluruhan saham perusahaan
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
40/131
25
(2)
Kepemilikan manajerial
Kepemilikan saham manajerial merupakan kepemilikan saham terbesar oleh
manajemen perusahaan. Siallagan dan Machfoedz (2006) mengadakan
penelitian mengenai pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kualitas laba
dengan discretionary accrual dan nilai perusahaan yang diukur dengan
Tobin‟s Q, menyimpulkan hasil pengujiannya bahwa kepemilikan manajerial
berpengaruh secara positif terhadap kualitas laba, sedangkan pengaruh
kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan adalah negatif. Kepemilikan
manajemen adalah proporsi pemegang saham dari pihak manajemen yang
secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan oleh direktur dan
komisaris (Diyah dan Widanar, 2009).
Dengan adanya kepemilikan manajemen dalam sebuah perusahaan akan
menimbulkan dugaan yang menarik bahwa nilai perusahaan meningkat
sebagai akibat kepemilikan manajemen yang meningkat. Kepemilikan oleh
manajemen yang besar akan efektif memonitoring aktivitas perusahaan.
Morck et al . (1988) menyatakan bahwa kepemilikan saham yang besar dari
segi nilai ekonomisnya memiliki insentif untuk memonitor. Morck et al .
(1988) menguji hubungan antara kepemilikan manajerial dan komposisi
dewan komisaris terhadap nilai perusahaan.
Penelitian ini menemukan bahwa nilai perusahaan meningkat sejalan
dengan peningkatan kepemilikan manajerial sampai dengan 5%, kemudian
menurun pada saat kepemilikan manajerial 5%-25%, dan kemudian meningkat
kembali seiring dengan adanya peningkatan kepemilikan manajerial secara
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
41/131
26
berkelanjutan. Menurut Sujono dan Soebiantoro (2007) kepemilikan
manajerial akan mendorong manajemen untuk meningkatkan kinerjanya,
karena mereka juga ikut memiliki perusahaan. Ross (1977) menyatakan bahwa
semakin besar kepemilikan manajemen dalam perusahaan maka manajemen
akan cenderung untuk berusaha untuk meningkatkan kinerjanya untuk
kepentingan pemegang saham dan untuk kepentingannya sendiri. Dengan
kinerja yang meningkat maka akan meningkatkan nilai perusahaan.
Kepemilikan manajemen adalah proporsi pemegang saham dari pihak
manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan
oleh direktur dan komisaris (Diyah dan Widanar, 2009). Munculnya
kepemilikan saham dalam pihak manajemen akan menjadikan nilai
perusahaan dapat meningkat karena pihak manajemen bisa melaksanakan dan
selalu mengawasi perkembangan perusahaan sekaligus memperhitungkan
kebijakan dividen yang terbaik dari dua sisi yaitu dari sisi pemegang saham
dan kemajuan perusahaan.
Semakin besar kepemilikan saham pada pihak manajerial, maka pihak
manajerial akan bekerja lebih proaktif dalam mewujudkan kepentingan
pemegang saham dan akhirnya akan meningkatkan kepercayaan, kemudian
nilai perusahaan juga akan naik. Kepemilikan manajemen diungkapkan
melalui jumlah kepemilikan saham yang dimiliki manajemen dan dewan
komisaris dibagi dengan total keseluruhan saham perusahaan.
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
42/131
27
Secara sistematis perhitungan tersebut dirumuskan sebagai berikut (Masdupi,
2005):
Kep. saham manajer + dewan komisaris
Kepemilikan Manajerial (KM) = ...(3)Total keseluruhan saham perusahaan
2.5 Struktur Modal
Struktur modal adalah bentuk pembelanjaan yang permanen di dalam
mencerminkan keseimbangan di antara hutang jangka panjang dengan modal
sendiri. Struktur modal terlihat pada hutang jangka panjang dan unsur-unsur
dalam modal sendiri, di mana kedua jenis tersebut merupakan dana permanen atau
dana jangka panjang. Oleh karena itu maka struktur modal hanya merupakan
sebagian saja dari struktur financial . Struktur financial mencerminkan
perimbangan baik dalam artian absolut maupun relatif antara keseluruhan modal
asing baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan jumlah modal sendiri
(Riyanto, 2001: 22).
Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur
modal terhadap nilai perusahaan, saat keputusan investasi dan kebijakan dividen
dipegang secara konstan, dalam kata lain bila perusahaan merubah sebagian
modal sendiri dengan menggunakan hutang atau sebaliknya apakah harga saham
akan turut berubah, namun jika dengan merubah struktur modalnya ternyata nilai
perusahaan ikut berubah, maka akan didapatkan kesimpulan tentang struktur
modal yang terbaik. Di dalam pengambilan keputusan, perlu dilakukan
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
43/131
28
pertimbangan yang mendalam untuk dapat memutuskan sumber dana mana yang
akan digunakan dalam kegiatan operasional di dalam perusahaan. Keputusan yang
tepat akan mampu meningkatkan nilai perusahaan.
Menurut Riyanto (2001: 240) Struktur modal perusahaan secara umum
terdiri atas beberapa komponen, antara lain:
a. Modal Sendiri
Modal sendiri sesungguhnya adalah modal yang berasal dari orang yang
menanam modal dalam suatu perusahaan, baik untuk perusahaan
perseorangan, Firma, CV, ataupun Perseroan Terbatas. Modal sendiri juga
dapat didefinisikan sebagai dana yang “dipinjam” dalam jangka waktu tak
terbatas dari para pemegang saham. Berdasarkan beberapa pengertian di atas
maka dapat disimpulkan bahwa modal sendiri adalah modal yang berasal dari
pemilik perusahaan yang tidak memiliki batas waktu dan dapat digunakan
dalam kegiatan usaha. Modal sendiri dapat diperoleh dari pihak internal
maupun eksternal. Dari pihak internal bisa berasal dari retairned earning , dan
dari pihak eksternal bisa didapatkan dari saham preferen dan saham biasa.
Komponen modal sendiri yang ada didalam perusahaan perseroan terbatas
terbagi menjadi:
(a) Saham (Stock )
Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan
yang diterbitkan oleh emiten baik secara terbatas atau tertutup kepada
orang-orang tertentu saja ataupun bisa diterbitkan secara go public melalui
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
44/131
29
bursa efek yang kemudian ditawarkan kepada para investor publik. Saham
sendiri terdiri dari 3 jenis yaitu:
1) Saham Biasa (Common Stock )
Saham biasa adalah saham mayoritas yang diterbitkan oleh emiten
kepada sebagian besar investor. Dividen akan dibagikan kepada
pemegang saham biasa ketika perusahaan mendapatkan laba dan
berkeinginan membagi kepada pemegang saham biasa.
2)
Saham Preferen ( Prefered Stock )
Saham preferen adalah jenis saham di mana pemegang saham
memiliki beberapa hak istimewa dibandingkan pemilik saham
biasa antara lain mendapatkan prioritas untuk mendapatkan dividen
terlebih dahulu daripada pemilik saham biasa. Selain itu pemilik
saham preferen juga memiliki hak untuk mendapatkan dana dari
hasil likudasi perusahaan terlebih dahulu dibandingkan pemilik
saham biasa.
3) Saham Preferen Kumulatif ( Prefered Cumulative Stock ) Saham ini
memiliki hak yang sama dengan saham preferen namun terdapat
perbedaan yang terletak pada hak kumulatif pemegang saham ini
dalam menuntut pembayaran dividen. Pada saat beberapa periode
pembayaran dividen perusahaan tidak mampu membayar dividen
kepada pemegang saham ini karena berbagai sebab, maka ketika
perusahaan pada suatu saat dapat membayar dividen, pemegang
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
45/131
30
saham ini bisa menuntut pembayaran dividen yang tidak
dibayarkan pada periode-periode sebelumnya.
(b) Laba Ditahan
Laba ditahan atau dikenal juga dengan retairned earning adalah sebagian
laba yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan dan kemudian
tidak dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen namun
digunakan kembali sebagai dana untuk kegiatan operasional perusahaan
selanjutnya atau bisa juga ditabung sebagai dana cadangan perusahaan.
b.
Hutang
Hutang adalah sumber pendanaan perusahaan yang berasal dari pinjaman yang
diperoleh dari pihak ketiga perusahaan atau pihak di luar yang berkepentingan
secara langsung dengan perusahaan. Hutang didapatkan melalui beberapa cara
mulai dari penerbitan obligasi, meminjam dana dari pihak bank, melaksanakan
leasing , dan lain-lain. Bentuk-bentuk hutang antara lain:
(a) Hutang Hipotik
Hutang hipotik adalah hutang jangka panjang kepada pihak asing dengan
jaminan aktiva tetap atau tidak bergerak. Hutang ini bisa diperoleh melalui
dana pinjaman dari bank dengan menggunakan sistem agunan.
(b) Obligasi
Obligasi adalah surat hutang jangka panjang yang dikeluarkan oleh
perusahaan kepada khalayak publik. Di dalam lembar obligasi terdapat
kupon yang menunjukkan persentase bunga yang harus dibayarkan oleh
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
46/131
31
pihak penerbit obligasi kepada pihak yang membeli dan memegang
obligasi.
Di dalam melakukan kebijakan hutang, perusahaan selalu meninjau setiap
fungsi dana hutang yang akan diperoleh apakah hutang tersebut dapat
memberikan kesejahteraan bagi perusahaan terutama pemegang saham karena
setiap hutang pasti terdapat bunga yang merupakan suatu tambahan kewajiban
bayar yang harus dilaksanakan oleh pihak yang memperoleh hutang. Di dalam
pemilihan jenis hutang yang akan dipakai, perusahaan wajib mempertimbangkan
akibat dan hasil yang bisa didapatkan ketika melakukan pembiayaan dengan
menggunakan hutang.
Menurut Kusumajaya (2011: 101), struktur modal adalah perimbangan
atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri.
Oleh karena itu, struktur modal diukur dengan debt to equity ratio (DER). DER
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang
terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan. Secara matematis
Debt to equity ratio (DER) dapat dirumuskan sebagai berikut (Kasmir, 2009: 158)
Total Hutang
Debt to equity ratio (DER) = ………..…...……...…………..… (4)
Total Ekuitas
Total hutang merupakan total liabilities yaitu baik hutang jangka pendek
maupun jangka panjang sedangkan total shareholder’s equity merupakan total
modal sendiri (total modal saham yang disetor dan laba yang ditahan) yang
dimiliki perusahaan. Rasio ini menjelaskan komposisi struktur modal dari total
hutang terhadap total ekuitas. Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
47/131
32
hutang (jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar dibandingkan dengan
total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan
terhadap pihak luar (kreditur) (Angg, 1997).
Debt to equity ratio mengukur kemampuan modal sendiri perusahaan
untuk dijadikan jaminan semua hutang Menurut Brigham et al. (2001) perusahaan
dengan debt to equity yang rendah akan memiliki risiko kerugian yang kecil
ketika keadaan ekonomi mengalami kemerosotan, namun ketika kondisi ekonomi
membaik, kesempatan dalam memperoleh laba juga rendah.
2.6 Profitabilitas
Profitabilas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam
mengelola perusahaan (Petronila dan Mukhlasin, 2003). Ukuran profitabilitas
dapat berbagai macam seperti: laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian
investasi atau aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Ang (1997)
mengungkapkan bahwa rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas menunjukkan
keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan. Kusumawati et al . (2005)
mengatakan, profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba pada masa mendatang dan merupakan indikator dari
keberhasilan operasi perusahaan. Horne dan Wachowicz (2005: 209-2010)
mengatakan bahwa, rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis yaitu, rasio yang
menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan (margin laba kotor
dan margin laba bersih), dan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi yaitu
return on asset (ROA) return on equity (ROE).
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
48/131
33
Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan
manajemen perusahaan (Brigham et al ., 2001). Dengan demikian dapat dikatakan
profitabilitas perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba bersih dari aktivitas yang dilakukan pada periode akuntansi.
Profitabilitas yang tinggi menunjukan prospek perusahaan yang baik
sehingga investor akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan akan
meningkat (Sujono dan Soebiantoro, 2007). Investor menanamkan saham pada
sebuah perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan return, yang terdiri dari
yield dan capital gain. Semakin tinggi kemampuan memperoleh laba, maka
semakin besar return yang diharapkan investor, sehingga menjadikan nilai
perusahaan menjadi lebih baik.
Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diwakili oleh return on equity
(ROE). ROE digunakan sebagai pengukuran rasio profitabilitas karena memiliki
keunggulan yaitu mudah dihitung dan dipahami. Ang (1997) menyatakan bahwa
return on asset diukur dari laba bersih setelah pajak (earning after tax) terhadap
total aset. Hal ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan aset-
aset perusahaan yang digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan dalam rangka
menghasilkan profitabilitas perusahaan. Semakin besar ROA menunjukkan
kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat pengembalian investasi
(return) semakin besar.
ROE merupakan rasio yang menunjukkan tingkat pengembalian yang
diperoleh pemilik atau pemegang saham atas investasi di perusahaan. ROE
membandingkan besarnya laba bersih terhadap ekuitas saham biasa. Semakin
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
49/131
34
tinggi ROE menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengembalian terhadap
investasi yang dilakukan dan semakin rendah ROE suatu perusahaan maka tingkat
pengembaliannya akan semakin rendah pula. Seorang calon investor perlu melihat
ROE suatu perusahaan sebelum memutuskan melakukan investasi supaya dapat
mengetahui seberapa banyak yang akan dihasilkan dari investasi yang
dilakukannya (Sitepu, 2010).
Menurut Na‟im (1999) dalam mengukur profitabilitas digunakan return on
investment (ROI) dan return on equity (ROE). ROI merupakan tingkat
pengembalian atas investasi perusahaan pada aktiva. ROI sering disebut juga
return on asset (ROA). Nilai ROA sebuah perusahaan diperoleh dengan rumus:
Return on asset Jap
Lb ROA)( …………………………………(5)
Ket : ROA= return on asset; Lb = Laba bersih; Jap = Jumlah aktiva perusahaan
ROA merupakan perbandingan laba bersih dengan jumlah aktiva
perusahaan. Sedangkan ROE merupakan perbandingan antara laba bersih setelah
pajak dengan ekuitas yang akan di investasikan pemegang saham pada
perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam modal ekuitas
untuk menghasilkan laba.
Return on equity (ROE) merupakan tingkat pengembalian ekuitas pemilik
perusahaan. Ekuitas pemilik adalah jumlah aktiva bersih perusahaan. Sehingga
perhitungan ROE sebuah perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Return on equity Ms
Lb ROE )( ……………………………….(6)
Ket: ROE = Return on equity; Lb = Laba bersih; Ms = Modal sendiri
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
50/131
35
ROE sebagai salah satu rasio profitabilitas merupakan indikator yang
sangat penting bagi para investor. ROE dibutuhkan investor untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang berkaitan dengan
dividen. Pemilihan ROE sebagai proksi dari profitabilitas adalah karena dalam
ROE ditunjukkan, semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan
dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba investor yang
ditanam pada perusahaan (Horne dan Wachowicz, 2005).
Naiknya rasio ROE dari tahun ke tahun pada perusahaan berarti terjadi
adanya kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Naiknya laba
bersih dapat dijadikan salah satu indikasi bahwa nilai perusahaan juga naik karena
naiknya laba bersih sebuah perusahaan yang bersangkutan akan menyebabkan
harga saham yang berarti juga kenaikan dalam nilai perusahaan (Horne dan
Wachowicz, 2005).
2.7 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang dilakukan Siallagan dan Machfoeds tahun 2006 penelitian
dengan judul “pengaruh kepemilikan perusahaan terhadap nilai perusahaan,
sebuah tinjauan non-linear”. Dengan variabel independen kepemilikan
institusioanal dan variabel dependen adalah nilai perusahaan. Penelitian ini
menggunakan analisis regresi non-linear. Dalam penelitiannya menyatakan bahwa
kepemilikan institusional pasif, kepemilikan publik dan ukuran perusahaan tidak
menunjukkan hubungan non linear terhadap nilai perusahaan.
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
51/131
36
Soliha dan Taswan (2002), meneliti analiais pengaruh insider ownership,
kebijakan hutang dan dividen terhadap nilai perusahaan serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Nilai perusahaan menggunakan proksi PBV. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan kebijakan hutang berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan (PBV). Kebijakan dividen yang berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dividen yang lebih rendah ternyata lebih
memberikan nilai perusahaan. Insider ownership yang berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan, yang berarti bahwa semakin besar
kepemilikan oleh insider akan menaikkan nilai perusahaan. Kepemilikan insider
merupakan insentif bagi peningkatan kinerja perusahaan, para investor
memandang proporsi kepemilikan saham sebagai sinyal yang baik. Peningkatan
insider ownership ini mendapat dukungan dari peningkatan hutang dan penurunan
dividen.
Penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati dan Triatmoko (2007) dengan
judul “Analisis Faktor -Faktor yang Memengaruhi Kualitas Laba dan Nilai
Perusahaan,” penelitian ini menggunakan 38 sampel perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2001-2005. Penelitian ini menggunakan
Investment Opportunity Set (IOS) dan mekanisme corporate governance sebagai
variabel independen serta kualitas laba dan nilai perusahaan sebagai variabel
dependennya.
Penelitian ini juga menggunakan tiga variabel kontrol, yaitu ukuran KAP,
ukuran perusahaan, dan leverage. Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) kualitas
laba yang diukur dengan discretionary accrual tidak berpengaruh terhadap nilai
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
52/131
37
perusahaan, (2) IOS berpengaruh negatif terhadap kualitas laba dan berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan, (3) keberadaan komite audit dan komposisi
komisaris independen tidak berpengaruh terhadap kualitas laba dan nilai
perusahaan, (4) kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh terhadap kualitas laba tetapi berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, (5) variabel kontrol: ukuran KAP berpengaruh positif terhadap
kualitas laba tetapi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Leverage dan
ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kualitas laba tetapi keduanya
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan sekarang
adalah sama-sama meneliti struktur kepemilikan pada nilai perusahan yaitu
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Perbedaannya adalah penelitian
sekarang lebih memfokuskan pada nilai perusahaan, perbedaan periode serta
perbedaan variabel independen lainnya. Penelitian sekarang menggunakan
profitabilitas sebagai variabel independen selain struktur kepemilikan saham dan
struktur modal.
Sujono dan Soebiantoro (2007) melakukan penelitian tentang nilai
perusahaan dengan judul “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage,
Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan (Studi empirik pada
perusahaan manufaktur dan non manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Penelitian ini
menggunakan periode waktu 2000-2004. Penelitian ini menggunakan struktur
kepemilikan saham, leverage, faktor intern dan faktor ekstern sebagai variabel
independen dan leverage serta nilai perusahaan sebagai variabel dependen.
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
53/131
38
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) kepemilikan institusional
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap leverage dan nilai perusahaan, (2)
kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
leverage dan nilai perusahaan, (3) suku bunga mempunyai pengaruh negatif
signifikan terhadap leverage dan nilai perusahaan, (4) keadaan pasar modal tidak
berpengaruh signifikan terhadap leverage namun berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan, (5) pertumbuhan pasar berpengaruh positif
terhadap leverage dan nilai perusahaan, (6) profitabilitas berpengaruh negatif
terhadap leverage namun berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, (7)
pembayaran dividen berpengaruh positif terhadap leverage dan nilai
perusahaan, (8) ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap leverage dan
nilai perusahaan, (9) pangsa pasar tidak berpengaruh terhadap leverage namun
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, (10) leverage mempunyai pengaruh
negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan sekarang
adalah sama-sama meneliti pengaruh struktur kepemilikan saham terhadap nilai
perusahaan. Perbedaannya adalah penelitian sekarang lebih difokuskan pada nilai
perusahaan, penelitian sekarang juga lebih mengkhususkan pada penelitian di
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, penelitian
sekarang menambahkan variabel independen lain yaitu profitabilitas dan struktur
modal , serta adanya perbedaan periode waktu penelitian.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk menganalisis faktor yang
dapat memengaruhi nilai perusahaan yang hasil penelitiannya ada yang sejalan
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
54/131
39
dan ada juga yang bertentangan. Penelitian-penelitian tersebut diantaranya
penelitian yang dilakukan oleh Sofyaningsih dan Hardiningsih (2010) yang
berjudul “ Determinan Kebijakan Hutang“ yang menganalisis pengaruh variabel
free cash flow, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Aktiva
Perusahaan, Retained Earning dan Kepemilikan Manajerial pada Hutang.
Penelitian menggunakan metode purposive sampling untuk menentukan
sampelnya. Sampel dalam penelitian ini adalah manufaktur perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 2007-2010 dengan jumlah 135 sampel
perusahaan manufaktur menunjukkan kebijakan utang tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan, sementara hasil dari penelitian Sujono dan
Soebiantoro (2007) tentang nilai perusahaan dengan judul “Pengaruh Struktur
Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi empirik pada perusahaan manufaktur dan non manufaktur di
Bursa Efek Jakarta). Penelitian ini menggunakan periode waktu 2000-2004. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa: struktur modal berpengaruh negatif terhadap
nilai perusahaan.
Rachmawati dan Triatmoko (2007) dalam penelitiannya yang berjudul
“Analisis Faktor -faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”.
yang menyatakan dalam penelitiannya kepemilikan manajerial berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan tetapi berlawanan dengan penelitian Siallagan dan
Machfoedz (2006), yang berjudul “Mekanisme Corporate Governance, Kualitas
Laba dan Nilai Perusahaan” memperoleh hasil kepemilikan manajerial
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian dari Carlson dan
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
55/131
40
bathala (1997), yang berjudul. Ownership differences and firms‘ income smoothing
behavior ”, menyatakan ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan
penelitian Sujono dan Soebiantoro (2007) melakukan penelitian tentang nilai
perusahaan dengan judul “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage,
Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan (Studi empirik pada
perusahaan manufaktur dan non manufaktur di Bursa Efek Jakarta periode waktu
2000-2004). Hasil penelitian ini menyatakan profitabilitas berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
Penelitian oleh Sudarman (2011) yang meneliti tentang pengaruh struktur
modal, kebijakan dividen dan kinerja terhadap nilai perusahaan. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI dari tahun 2007
sampai dengan 2009. Penentuan sampel dalam penelitian ini dengan
menggunakan Metode purposive sampling , dengan kriteria sampel (1). perusahaan
terdaftar pada LQ45; (2). secara konsisten masuk dalam kelompok LQ 45 selama
periode 2007 sampai dengan 2009 dan; (3). Tidak bergerak pada sektor
perbankan. Hasil penelitian ini menunjukkan struktur modal (leverage)
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, ROA berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan.
Penelitian oleh Safrida (2008) yang meneliti mengenai pengaruh struktur
modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan. Penentuan
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Jakarta periode 2003-2006 sedangkan penentuan sampel berdasarkan metode
purposive sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
56/131
41
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti
bahwa perusahaan lebih banyak menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan
perusahaan daripada ekuitas sehingga berpengaruh pada menurunnya nilai
perusahaan.
Permanasari (2010) melakukan penelitian terhadap pengaruh kepemilikan
manajemen, kepemilikan institusional, dan corporate social responsibility
terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini mengambil sampel perusahaan-
perusahaan non keuangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia selama
tahun 2007 dan 2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan
manajerial dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadaap
nilai perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan
institusional yang merupakan pemilik mayoritas cenderung berpihak pada
manajemen dan mengarah pada kepentingan pribadi sehingga mengabaikan
pemegang saham minoritas, hal ini direspon negatif oleh pasar.
8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf
57/131
42
BAB III
KER