Post on 16-Nov-2020
TUTURAN UNIK YANG MENYIMPANG DARI PRINSIP KERJA SAMA
DALAM BUKU KAMBING JANTAN
KARYA RADITYA DIKA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia
Program Studi Sastra Indonesia
Oleh
Cancerio Pandwitya Puris
NIM: 054114015
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
i
TUTURAN UNIK YANG MENYIMPANG DARI PRINSIP KERJA SAMA
DALAM BUKU KAMBING JANTAN
KARYA RADITYA DIKA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia
Program Studi Sastra Indonesia
Oleh
Cancerio Pandwitya Puris
NIM: 054114015
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MINTALAH MAKA AKAN DIBERIKAN KEPADAMU CARILAH MAKA KAMU AKAN MENDAPAT
KETUKLAH MAKA PINTU AKAN DIBUKAKAN BAGIMU
Dengan setulus hati dan untaian kasih yang terindah
Ku persembahkan skripsi ini kepada
Bapak Romualdus Istanto dan Ibu Scolastika Purwati
My sister’s family
Almamaterku
vii
ABSTRAK
Puris, Cancerio Pandwitya. 2010. Tuturan Unik yang Menyimpang dari Prinsip Kerja
sama dalam buku Kambing Jantan Karya Raditya Dika. Skripsi. Yogyakarta.
Program Studi Sastra Indonesia. Fakultas Sastra. Universitas Sanata Dharma.
Dalam skripsi ini dibahas tentang tuturan unik yang menyimpang dari
prinsip kerja sama dalam buku Kambing Jantan karya Raditya Dika. Ada dua
permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Pertama, apa saja bentuk tuturan
unik dalam buku Kambing Jantan karya Raditya Dika? Kedua, apa saja
penyimpangan prinsip kerja sama tuturan unik dalam buku Kambing Jantan karya
Raditya Dika?
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk tuturan unik yang
terdapat dalam buku Kambing Jantan karya Raditya Dika dan mendeskripsikan
penyimpangan prinsip kerja sama tuturan unik dalam buku Kambing Jantan karya
Raditya Dika.
Dalam penelitian ini, data diperoleh dengan metode simak, yaitu
menyimak pemakaian tuturan unik yang menyimpang dari prinsip kerja sama
tuturan unik yang terdapat dalam buku Kambing Jantan karya Raditya Dika.
Selanjutnya, digunakan teknik catat, yaitu dengan mencatat data yang diperoleh
dalam kartu data. Metode yang digunakan dalam analisis data adalah metode
padan dan metode agih. Metode padan ada lima (5) jenis. Metode padan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan referensial dan metode
padan pragmatis, sedangkan metode agih menggunakan teknik bagi unsur
langsung sebagai dasarnya dan beberapa teknik sebagai lanjutannya. Dalam
penyajian hasil analisis data digunakan metode informal, yaitu dengan
menggunakan kata-kata biasa, dengan kata lain tidak menggunakan rumus.
Hasil penelitian ini berupa deskripsi tentang tuturan unik yang
menyimpang dari prinsip kerja sama dalam buku Kambing Jantan karya Raditya
Dika. Penelitian ini menemukan tuturan unik dalam bentuk frasa, klausa, dan
kalimat, sedangkan penyimpangan prinsip kerja sama tuturan unik memperoleh
viii
penyimpangan maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan
maksim pelaksanaan.
ix
ABSTRACT
Puris, Cancerio Pandwitya, 2010. The Deviated Unique Utterances of Cooperative
Principles in Kambing Jantan’s book written by Raditya Dika. Thesis.
Yogyakarta. Indonesia Literature Study Program. Faculty of Literature. Sanata
Dharma University.
This thesis discussed about the deviated unique utterances of cooperative
principles. There were two problems that discussed in this research. The problems
are: (1) What were the form of unique utterances in Kambing Jantan book
written by Raditya Dika? (2) What were the types of the deviation of cooperative
principles from the unique utterance in Raditya Dika’s Kambing Jantan?
The purposes of this research were to describe the form of unique
utterances and the deviation of cooperative principles from unique utterances in
Raditya Dika’s Kambing Jantan.
In this research, the data were collected by using observation method. It
was done by observing the using of deviated unique utterances of cooperative
principles from unique utterance in Raditya Dika’s Kambing Jantan. Furthermore,
this research used free noting method. Nothing method was a method to gain data
by noting the data in the data card. The methods that used to analyze data were
identification method and agih method. There were five (5) kinds of
identification methods. The identification methods that used in this research were
referential matching method and pragmatic matching method. Agih method used
direct elements divide technique as the foundation and several methods as the
continual methods. In the presentation of the data analysis the researcher used
informal methods. Informal method was a method that used common words or
words formula.
The results of this research were a description about the deviated unique
utterances of cooperative principles from unique utterance in Raditya Dika’s
Kambing Jantan. This research found the unique utterance in the form of phrases,
clauses, and sentences. At the same time deviation of cooperative principle from
x
unique utterance found maxim of quantities, maxim of quality, maxim of
relevance, and maxim of implementation.
xi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Yesus Kristus atas berkat
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyusun
skripsi ini dalam rangka menyelasaikan Program Strata Satu (S1) pada Program
Studi Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam menyusun skripsi ini penulis telah banyak memperoleh bimbingan,
pengarahan, saran, serta dorongan yang bermanfaat dan dukungan penyelesaian
skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. Hery Antono, M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan pengarahan dan membimbing dengan sabar sehingga penulis
akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum. selaku pembimbing II yang telah
membimbing dan memberikan masukan selama penulisan skripsi ini.
3. Dosen-dosen Sastra Indonesia: Drs. B. Rahmanto, M.Hum., Drs. P. Ari
Subagyo, M.Hum., S.E. Peni Adji, S.S., M.Hum., Dra. Fransisca Tjandrasih
Adji, M.Hum., Drs. Yoseph Yapi Taum, M.Hum., Drs. F.X. Santosa, M.S.
atas bimbingannya selama penulis belajar di Program Studi Sastra
Indonesia.
4. Segenap karyawan Sekretariat Fakultas Sastra atas pelayanan dan
bantuannya.
xii
5. Segenap staff Perpustakaan Universitas Sanata Dharma atas bantuannya
selam penulis mencari referensi.
6. Bapak R. Istanto dan Ibu S. Purwati, orang tua yang telah memberikan
kasih sayang dan doa dalam membesarkan penulis hingga dapat
menyelesaikan studi dengan baik.
7. Keluarga kakakku, B. Rossi Purwitasari yang juga memberikan dorongan
kepada penulis untuk cepat menyelesaikan skripsi ini.
8. Sahabat dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang
selalu mendukung dan memberikan semangat kepada penulis secara
langsung maupun tidak. Terima kasih juga buat Etry Selviana yang telah
menemani mengerjakan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penulisan
skripsi ini. Oleh karena itu, semua masukan, saran, dan kritik untuk perbaikan
skripsi ini, penulis terima dengan senang hati.
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................ vii
ABSTRACT ................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR .............................................................................. xi
DAFTAR ISI ............................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
1.5 Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7
1.6 Landasan Teori............................................................................ 8
1.6.1 Tuturan Unik ...................................................................... 8
1.6.1.1 Pergeseran Makna .................................................. 9
xiv
1.6.1.2 Perubahan Makna .................................................. 10
1.6.1.3 Ketidaklogisan Tuturan ......................................... 10
1.6.1.4 Pertentangan Makna .............................................. 10
1.6.1.5 Penyimpangan Idiom ............................................. 11
1.6.1.6 Perubahan Referen................................................. 11
1.6.2 Frasa, Klausa, dan Kalimat ............................................... 11
1.6.2.1 Frasa ...................................................................... 11
1.6.2.2 Klausa .................................................................... 12
1.6.2.3 Kalimat .................................................................. 12
1.6.3 Konteks ............................................................................. 12
1.6.4 Humor ............................................................................... 13
1.6.5 Prinsip Kerja Sama ........................................................... 14
1.6.5.1 Maksim Kuantitas .................................................. 15
1.6.5.2 Maksim Kualitas .................................................... 15
1.6.5.3 Maksim Relevansi ................................................. 15
1.6.5.4 Maksim Pelaksanaan ............................................. 15
1.7 Metode dan Teknik Penelitian .................................................... 15
1.7.1 Tahap Pengumpulan Data .................................................. 15
1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data...................................... 15
1.7.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data ........... 17
1.8 Sistematika Penyajian ................................................................. 18
BAB II TUTURAN UNIK YANG TERDAPAT DALAM BUKU
KAMBING JANTAN KARYA RADITYA DIKA........................ 20
xv
2.1 Tuturan Unik Berbentuk Frasa .................................................... 20
2.2 Tuturan Unik Berbentuk Kalimat ............................................... 28
2.3 Tuturan Unik Berbentuk Klausa ................................................. 41
BAB III PENYIMPANGAN TUTURAN UNIK DALAM PRINSIP KERJA
SAMA ....................................................................................... 52
3.1 Penyimpangan Maksim Kuantitas .............................................. 53
3.2 Penyimpangan Maksim Kualitas ................................................ 54
3.3 Penyimpangan Maksim Relevansi .............................................. 64
3.4 Penyimpangan Maksim Pelaksanaan .......................................... 67
BAB IV PENUTUP ................................................................................. 97
4.1 Kesimpulan ................................................................................. 97
4.1 Saran ........................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 99
LAMPIRAN .............................................................................................. 101
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Raditya Dika lahir di Jakarta 28 Desember 1984, biasa dipanggil dengan
sebutan Raditya atau Kambing ataupun Dika. Penulis yang dapat disebut sebagai
”Hilman Lupus” abad 21 ini telah mencuri perhatian sebagian besar penggemar
buku humor di Indonesia. Buku pertamanya yang berjudul Kambing Jantan
merupakan jurnal hariannya yang ditulis dalam blog di internet. Blog ini
mendapatkan Best Indonesian Blog Award pada tahun 2003 yang diselenggarakan
oleh Flyingchair.net. Buku Kambing Jantan berisi tentang kehidupannya yang
ditulis secara unik dan ekspresif. Secara ekspresif, Raditya Dika mengungkapkan
kejadian sehari-hari dirinya dengan sikap yang concern terhadap kesan humor.
Terlepas dari fungsi informasional netral yang menurut anggapan setiap orang
adalah yang paling penting, bahasa ternyata juga memiliki fungsi ekspresif; yaitu
dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan dan sikap penuturnya, kata-kata
sumpah-serapah dan kata seru adalah contoh yang paling jelas dalam hal ini
(Leech, 1974:63).
Seperti yang ditulis dalam kata pengantarnya, Raditya Dika
mengungkapkan, “buku ini berisi full humor, kejadian nyata sehari-hari yang gw
alamin trus gw tulis dengan sentuhan humor” (Dika, 2005:xi). Pengertian humor
yang cukup luas membuat humor menjadi sulit untuk didefinisikan. Kadar humor
2
masing-masing orang pun berbeda sehingga sulit untuk menentukan mana yang
humor dan mana yang bukan. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam
menentukan suatu humor, maka peneliti memakai istilah tuturan unik dalam
menyebut tuturan yang tidak lazim atau berbeda dari yang lain atau pun yang
mengandung kesan humor.
Tuturan unik ini merupakan kreativitas Raditya Dika sebagai makhluk
hidup yang memakai bahasa dalam berkomunikasi dan mengungkapkan perasaan,
gagasan, dan juga pemikirannya. Kreativitas Raditya Dika di dicerminkan lewat
tokoh-tokohnya, antara lain tokoh Anaz, Bokap, Petugas Imigrasi Yang Berkumis
(PIYB), dan sebagainya.
(1) Gw yang cukup waras menyaksikan adegan tidur yang mirip dengan
orang” imbisil di sekolah SLB terkemuka di Jakarta itu cuman bisa
ngelus dada sambil bilang, amit-amit jabang kambing.
(Dika, hal: 100)
Dalam contoh (1), terdapat tuturan unik berupa frasa amit-amit jabang
kambing. Frasa amit-amit jabang kambing merupakan penyimpangan idiom dari
amit-amit jabang bayi. Tuturan unik tersebut digunakan seseorang untuk
mengekspresikan ketakutan akan terjadinya hal yang tidak diinginkan atau suatu
ekspresi keheranan. Contoh (1) menggambarkan tokoh Gw yang melihat
kelakuan adik-adiknya saat tidur yang cukup mengherankannya. Rasa herannya
itu membuat tokoh Gw menuturkan tuturan unik amit-amit jabang kambing.
Pensubstitusian kata bayi menjadi kambing dilakukan oleh tokoh Gw karena ia
biasa menyebut dirinya dengan sebutan kambing.
3
Tuturan unik tersebut menyimpang dari prinsip kerja sama berupa
penyimpangan maksim kualitas. Dalam prinsip kerja sama, penutur harus
berbicara seinformatif mungkin, mengatakan sesuatu dengan bukti-bukti yang
memadai, mempertimbangkan secara seksama konteks pembicaraan, senantiasa
berusaha agar tuturan yang dihasilkan ringkas, dan tidak taksa sehingga
menyesatkan lawan bicaranya (Wijana, 2004:78). Secara garis besar, Grice
menyebutkan ada beberapa maksim yang harus ditaati oleh peserta tindak tutur.
Maksim-maksim itu adalah maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi,
dan maksim pelaksanaan (Wijana, 2003: 55).
Frasa amit-amit jabang kambing menyimpang dari maksim kualitas. Di
dalam berbicara secara kooperatif, masing-masing peserta percakapan harus
berusaha sedemikian rupa agar mengatakan sesuatu yang sebenarnya (Wijana,
2003:81). Berdasarkan konteksnya, tokoh Gw yang melihat adik kembarnya Ingga
dan Anggi merasa terkejut dengan kelakuan mereka saat tidur, salah satunya saat
di pipisin oleh Ingga. Selain itu, Ingga dan Anggi sering mengigau secara
bersahut-sahutan dengan mulut terbuka seperti ikan mas koki. Hal tersebut
membuat tokoh Gw heran dan mengungkapkannya lewat tuturan unik amit-amit
jabang kambing. Penyimpangan maksim kualitas terjadi karena tokoh Gw
mengatakan tuturan unik amit-amit jabang kambing yang seharusnya adalah amit-
amit jabang bayi. Adanya penyimpangan maksim kualitas dalam buku Kambing
Jantan bertujuan untuk menghasilkan humor.
Dalam mengutarakan perasaan, pikiran, dan gagasannya, seseorang
menggunakan ujaran yang sesuai dengan yang dirasakannya. Seseorang yang
4
bersedih lazimnya mengutarakannya dengan tuturan seperti ”Saya sedang
bersedih” ataupun ”Saya sedang berbelasungkawa”. Hal itu sering ditemui dalam
kehidupan sehari-hari. Bahasa yang dijadikan sarana bagi seseorang untuk
mengutarakan perasaan, pikiran, dan gagasannya menjadi sangat penting
kedudukannya dalam masyarakat. Pemakai bahasa harus menggunakan bahasa
sebaik mungkin, antara penutur dan lawan tuturnya agar dapat menghasilkan
komunikasi yang baik. Hal tersebut terkadang membuat bahasa menjadi kaku dan
terlihat monoton.
Berbeda dengan bahasa yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari,
Raditya Dika memakai bahasa dalam berkomunikasi dengan masyarakat pembaca
lewat bahasa yang lebih santai dan terlihat lebih segar. Penciptaan istilah baru,
menggeser dan mengubah makna kata, ataupun menyimpangkan makna kata dan
idiom dalam berinteraksi dengan pembacanya. Buku Kambing Jantan karya
Raditya Dika menjadi penyegaran bagi masyarakat dalam memanfaatkan bahasa.
Penyegaran ini membuat bahasa menjadi tidak kaku dan dapat lebih mewakili
perasaan, gagasan, dan pikiran penulisnya. Tuturan yang tidak lazim dan
terdengar berbeda dari bentuk yang telah ada menjadikan tuturan tersebut sebagai
tuturan unik. Tuturan unik tersebut dapat diterima selama masih berkaitan dengan
konteksnya.
Topik ini dipilih karena dalam buku Kambing Jantan terdapat tuturan yang
tidak biasa dan tidak wajar. Untuk mengungkapkan rasa kaget dan kesal atas
tagihan listriknya yang membengkak, Raditya Dika menggunakan tuturan unik
nenek lu nyimeng. Nyimeng merupakan kegiatan memakai ganja yang biasa
5
dilakukan oleh anak remaja. Seorang nenek yang nyimeng merupakan hal yang
mengagetkan dan juga mengherankan. Adanya seorang nenek yang sudah tua
melakukan nyimeng membuat kaget dan heran orang yang mendengarnya.
Tuturan unik lainnya terdapat dalam frasa dengan semangat 45 x 2 = 90, kartu
binal, dan klausa mati dengan sukses, minum dengan penuh kenistaan, serta
kalimat rasty pun dengan resmi mati. Alasan itulah yang membuat peneliti
memilih topik ini, selain adanya pemikiran positif mengenai pemakaian bahasa
dalam mengekspresikan perasaan, pikiran, dan gagasan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, fokus permasalahan dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.2.1 Apa saja bentuk tuturan unik dalam buku Kambing Jantan karya
Raditya Dika?
1.2.2 Apa saja penyimpangan prinsip kerja sama tuturan unik dalam buku
Kambing Jantan karya Raditya Dika?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian ini
bertujuan untuk:
1.3.1 Mendeskripsikan bentuk tuturan unik yang terdapat dalam buku
Kambing Jantan karya Raditya Dika.
6
1.3.2 Mendeskripsikan penyimpangan prinsip kerja sama tuturan unik dalam
buku Kambing Jantan karya Raditya Dika.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini adalah deskripsi tentang bentuk tuturan unik dan
penyimpangan prinsip kerja sama. Tuturan-tuturan unik yang ditemukan berupa
frasa, klausa, dan kalimat. Penemuan tuturan unik ini diharapkan dapat memberi
manfaat teoretis bagi perkembangan ilmu bahasa dalam kaitannya dengan
semantik, sintaksis dan pragmatik. Kaitan dengan semantik terdiri dari pergeseran
makna, perubahan makna, pertentangan makna, perubahan referen, kelogisan
dalam berbahasa, dan pemakaian idiom. Bagi sintaksis, hasil penelitian ini
bermanfaat dalam cara pembentukan frasa, klausa, dan kalimat. Adapun bagi
pragmatik, hasil penelitian ini berguna dalam menganalisis suatu tuturan yang
menyimpang dalam prinsip kerja sama. Secara praktis, penelitian ini dapat
memberikan pemahaman kepada pemakai bahasa dalam berkomunikasi. Dalam
berkomunikasi terdapat variasi-variasi yang menyebabkan proses komunikasi
menjadi unik, akrab, humor, dan lucu.
1.5 Tinjauan Pustaka
Purnama (2008) dalam skripsinya ”Makian dalam Bahasa Melayu
Palembang: Studi tentang Bentuk, Referen, dan Konteks Sosiokulturalnya”
menyimpulkan bahwa makian dalam bahasa Palembang berbentuk kata, frase,
klausa, dan kalimat.
7
Penelitian Indarni (2005) dalam skripsinya yang berjudul ”Penciptaan
Humor dalam Novel Lupus Karya Hilman; Tinjauan Pragmatis”, mengatakan
bahwa humor tidak hanya tercipta dari penyimpangan-penyimpangan maksim dan
parameter pragmatik. Penciptaan humor juga tercipta karena adanya pembelokan-
pembelokan teori kelepasan dan ketidaksesuaian, serta ketidaksengajaan (tanpa
disadari), secara tidak langsung humor tercipta secara spontan.
Lestari (1998) dalam skripsinya ”Analisis Wacana Humor Tulis Rubrik
‟Tulalit‟ Majalah Remaja Hai” menganalisis penyimpangan prinsip percakapan,
unsur-unsur yang dimanfaatkan untuk menciptakan humor dan jenis humor
berdasarkan pada hal-hal yang dibicarakan dan cara penyampaiannya dengan
tinjauan pragmatik dan semantik. Penelitian Lestari menghasilkan kesimpulan
penciptaan humor dihasilkan oleh pelanggaran percakapan baik prinsip kerja sama
maupun prinsip kesopanan. Terdapat tiga unsur yang dimanfaatkan sebagai
sumber kelucuan, yaitu (a) penyimpangan logika, konvensional, (b) permainan
asosiasi, (c) penyimpangan prinsip-prinsip percakapan.
Sukarsa (2006) dalam skripsinya ”Umpatan Dalam Bahasa Sunda”
menyimpulkan bahwa kekasaran umpatan bahasa sunda dapat dibedakan
berdasarkan arti umpatan tersebut dan nilai rasa yang timbul akibat
penggunaannya. Nilai rasa tersebut meliputi rasa marah, jengkel, tersinggung,
terkejut, jera, malu, khawatir, menyesal, dan kecewa.
Disertasi Wijana (1995) yang berjudul ”Wacana Kartun dalam Bahasa
Indonesia” yang diterbitkan menjadi buku berjudul ”KARTUN: Studi tentang
Permainan Bahasa” (2004) membahas penciptaan humor secara pragmatis.
8
Penelitian Wijana tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa penciptaan humor
terjadi karena adanya penyimpangan aspek semantis bahasa dan penyimpangan
kaidah pragmatik, seperti prinsip-prinsip kerja sama dan parameter pragmatik.
Kelima penelitian di atas meyakinkan peneliti bahwa belum ada yang
menggunakan istilah tuturan unik. Ada beberapa peneliti yang telah meneliti
penyimpangan prinsip kerja sama. Beberapa penelitian yang membahas tentang
penyimpangan prinsp kerja sama berorientasi pada humor. Dalam penelitian ini,
peneliti ingin menyajikan tuturan-tuturan unik dalam kaitannya dengan
penyimpangan prinsip kerja sama. Penyimpangan prinsip kerja sama tidak selalu
bertujuan humor, tetapi juga bertujuan untuk membuat keakraban antara penutur
dan lawan tutur.
1.6 Landasan Teori
1.6.1 Tuturan unik
Menurut KBBI (2005:1511), tutur berarti ucapan; kata; perkataan yang
diujarkan, sedangkan tuturan memiliki arti sesuatu yang dituturkan; ucapan;
ujaran (cerita). Masih menurut KBBI (2005:1530), unik berarti tersendiri bentuk
atau jenisnya; lain daripada yang lain; tidak ada persamaan dengan yang lain;
khusus. Berdasarkan pengertian kata tuturan dan unik, maka yang disebut tuturan
unik adalah suatu ucapan atau perkataan yang diujarkan oleh seseorang dengan
bentuk atau jenis lain daripada yang lain, tidak ada persamaan dengan yang lain.
1.6.1.1 Pergeseran makna
9
Pergeseran makna adalah gejala perluasan, penyempitan, pengonotasian
(konotasi), penyinestesiaan (sinestesia), dan pengasosiasian sebuah makna kata
yang masih hidup dalam satu medan makna. Dalam pergeseran makna rujukan
awal tidak berubah atau diganti, tetapi rujukan awal mengalami perluasan rujukan
atau penyempitan rujukan (Parera, 2004:107).
Dalam pembicaraan tentang semantik yang dibicarakan adalah hubungan
antara kata dengan konsep atau makna dari kata tersebut, serta benda atau hal
yang dirujuk oleh makna yang berada di luar dunia bahasa (Chaer, 1990:31 via
Purnama, 2008:11). Untuk memberi kejelasan tentang hubungan tersebut,
digambarkan pula dalam bagan berikut.
(b) Konsep/makna
(referens)
(a) Kata/leksem ----------- (c) sesuatu yang dirujuk
1.6.1.2 Perubahan Makna
Perubahan makna adalah gejala pergantian rujukan dari simbol bunyi yang
sama. Ini berarti dalam konsep perubahan makna terjadi pergantian rujukan yang
berbeda dengan rujukan semula. Misalnya, kata canggih bahasa Indonesia pernah
bermakna ”suka mengganggu (ribut, bawel, dsb)” (KUBI 1976,183), sedangkan
dewasa ini kata canggih mendapatkan makna atau rujukan baru ”sangat rumit dan
ruwet dalam bidang teknologi karena keterkaitan antarkomponen atau unsur”
(Parera, 2004:107).
10
1.6.1.3 Ketidaklogisan tuturan
Dalam Parera (2004:188), digunakan istilah kelogisan berbahasa.
Menurutnya, ”Adjektif logis dan nonlogis mempunyai dua pengertian.
Penggunaan kata logis dan logika dalam tutur setiap hari dapat digantikan oleh
kata perilaku yang masuk akal atau dan dapat masuk akal atau sesuai dengan
kebiasaan dan kebudayaan setempat atau umum”. Berdasarkan penjelasan di atas,
peneliti mengartikan ketidaklogisan tuturan sebagai tuturan yang tidak masuk akal
atau dan tidak dapat masuk akal atau tidak sesuai dengan kebiasaan dan
kebudayaan setempat atau umum.
1.6.1.4 Pertentangan makna
Pertentangan makna antara dua kata dapat dikelompokkan dalam beberapa
tipe berdasarkan karakter dan komponen makna yang dikandung oleh kata-kata
tersebut. Ada pertentangan makna yang mutlak, pertentangan makna yang banyak
gradasi, ada pertentangan makna kutub, ada pertentangan makna berbalikan, ada
pertentangan makna hierarkis, dan ada pertentangan makna yang terbalik (Parera,
2004:191).
1.6.1.5 Penyimpangan idiom
Idiom adalah satuan bahasa (entah berupa kata, frasa, maupun kalimat)
yang maknanya tidak dapat ”ditarik” dari kaidah umum gramatikal yang berlaku
dalam bahasa tersebut, atau tidak dapat diramalkan dari makna leksikal unsur-
11
unsur yang membentuknya (Chaer, 1981:7). Penyimpangan menurut KBBI (2005:
1309), penyimpangan berarti proses, cara, perbuatan menyimpang atau
menyimpangkan; tindakan di luar kaidah yang berlaku.
1.6.1.6 Perubahan referen
Dalam hal ini, peneliti mengambil konsep kata perubahan dari teori Parera
(2004:107) mengenai pergeseran dan perubahan makna. Hanya saja yang dibahas
di sini adalah referen, bukan makna. Referen menurut KBBI (2005:1153) berarti
benda atau orang tertentu yang diacu oleh kata atau untaian kata dalam kalimat
atau konteks tertentu. Perubahan referen merupakan gejala pergantian referen dari
kata atau untaian kata dalam kalimat atau konteks tertentu.
1.6.2 Frasa, klausa, dan kalimat
1.6.2.1 Frasa
Frasa ialah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak
melampaui batas fungsi. Frasa merupakan satuan yang tidak melebihi batas
fungsi, maksudnya frasa itu selalu terdapat dalam satu fungsi, ialah dalam S, P, O,
PEL, atau KET (Ramlan, 1982:121).
1.6.2.2 Klausa
Klausa dijelaskan sebagai satuan gramatik yang terdiri dari P, baik disertai
S, O, PEL, dan KET ataupun tidak. Dengan ringkas, klausa ialah (S) P (O) (PEL)
12
(KET). Tanda kurung menandakan bahwa apa yang terletak dalam kurung itu
bersifat manasuka, artinya boleh ada, boleh juga tidak ada (Ramlan, 1982:62).
1.6.2.3 Kalimat
Kalimat ialah satuan gramatis yang dibatasi oleh intonasi akhir selesai.
Dalam bahasa tulis kalimat dibatasi oleh tanda (.), (?), (!), dan tanda (;) (Ramlan,
2008:17).
1.6.3 Konteks
Konteks telah diberi beberapa arti: antara lain diartikan sebagai aspek-
aspek yang gayut dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan. Saya
mengartikan konteks sebagai suatu pengetahuan latar belakang yang sama-sama
dimiliki oleh n (penutur) dan t (petutur) dan yang membantu t (petutur)
menafsirkan makna tuturan (Leech, 1993:20).
1.6.4 Humor
Konsep humor yang berkembang dewasa ini bertumpu pada tiga teori
utama, yakni teori ketidaksejajaran, teori pertentangan, dan teori pembebasan
(Wijana, 2004:21). Teori ketidaksejajaran mengemukakan bahwa humor secara
tidak kongruen menyatukan dua makna atau penafsiran yang berbeda ke dalam
suatu objek yang kompleks. Ketidaksejajaran atau ketidaksesuaian bagian-bagian
itu dipersepsikan secara tiba-tiba oleh penikmatnya. Ketidaksejajaran atau
pertentangan di dalam sustu wacana dikreasikan oleh penulisnya untuk menaggapi
13
kondisi masyarakatnya atau sekadar bersenda gurau yang pada akhirnya
diharapkan dapat melepaskan khalayak pembaca dari keseriusan dan berbagi
beban kehidupan.
Humor adalah teka-teki yang terpahami ketidaksejajarannya. Dalam
kaitannya dengan pemahaman humor ini, para penikmat harus menemukan
semacam kaidah kognitif (cognitive rule) ketidaksejajaran itu. Penemuan kaidah
ditandai dengan penolakan salah satu rangsangan atau kemungkinan interpretasi
yang disodorkan (Wijana, 2004:28).
1.6.5 Prinsip Kerja Sama
Agar tuturan-tuturan yang diutarakan dapat diterima secara efektif oleh
lawan bicaranya, penutur lazimnya mempertimbangkan secara seksama berbagai
faktor pragmatik yang terlibat atau mungkin terlibat dalam proses komunikasi itu.
Misalnya saja penutur dan lawan tutur akan menggunakan variasi yang berbeda
sesuai dengan situasi tutur yang bersangkutan (Wijana, 2004:54).
Wacana yang wajar terbentuk karena kepatuhan terhadap prinsip kerja
sama komunikasi (cooperative principles). Seperti halnya pandangan Allan,
menurut prinsip ini penutur dan lawan tutur memiliki komitmen bahwa tuturan-
tuturan mereka benar dan relevan dengan konteks pembicaraan. Secara garis besar
Grice menyebutkan ada beberapa maksim yang harus ditaati oleh peserta tindak
tutur. Maksim-maksim itu adalah maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim
relevansi, dan maksim pelaksanaan (Grice (1975) dalam Wijana, 2004:55).
14
1.6.5.1 Maksim Kuantitas
Maksim kuantitas menghendaki setiap peserta percakapan memberikan
kontribusi yang secukupnya atau sebanyak yang dibutuhkan oleh laan bicaranya.
1.6.5.2 Maksim Kualitas
Maksim percakapan ini mewajibkan setiap peserta percakapan mengatakan
hal yang sebenarnya. Kontribusi peserta percakapan hendaknya didasarkan pada
bukti-bukti yang memadai.
1.6.5.3 Maksim Relevansi
Maksim ini mengharuskan setiap peserta percakapan memberikan
kontribusi yang relevan dengan masalah pembicaraan. Kontribusi yang diberikan
harus berkaitan atau sesuai dengan topik-topik yang sedang diperbicarakan.
1.6.5.4 Maksim Pelaksanaan
Maksim pelaksanaan mengharuskan setiap peserta percakapan berbicara
secara langsung, tidak kabur, tidak taksa, dan tidak berlebih-lebihan (redundant),
serta runtut. Setiap peserta tindak tutur tidak dapat mengutarakan tuturannya
secara kabur dan taksa atau menafsirkan sesuatu yang sebenarnya jelas sebagai
sesuatu yang kabur dan taksa. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa setiap
bentuk kebahasaan yang memiliki potensi untuk taksa hanya memiliki satu
kemungkinan penafsiran di dalam setiap pemakaian sepanjang konteks
pemakaiannya dipertimbangkan secara cermat.
15
1.7 Metode dan teknik penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu (1) tahap pengumpulan
data, (2) metode dan teknik analisis data, dan (3) metode dan penyajian hasil
analisis data.
1.7.1 Tahap Pengumpulan Data
Cara yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu dengan
penyimakan. Penyimakan atau metode simak adalah metode yang digunakan
dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993:133).
Untuk melaksanakan metode simak digunakan teknik tertentu, yaitu teknik
catat. Teknik catat adalah teknik mencatat data yang telah diperoleh dalam kartu
data (Sudaryanto, 1984:40). Kegiatan pencatatan data dilanjutkan dengan
klasifikasi. Klasifikasi yang dimaksud adalah penggolongan tuturan unik yang
berupa frasa, klausa, dan kalimat. Selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan
penyimpangan prinsip kerja sama berupa penyimpangan maksim kuantitas,
maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim pelaksanaan.
(2) Dengan modal otak yang minim dan ingatan yang nyerempet” kuda
lumping, akhirnya kita berhasil juga menemukan parkirnya dimana.
Untung aja ada Rizal klo kaga mungkin gw udah jadi hantu PS tuh.
(Dika, Hal:76)
16
Contoh (2) terdapat tuturan unik yang berupa frasa ingatan yang
nyerempet” kuda lumping. Kemudian, tuturan unik tersebut diklasifikasikan
berdasarkan penyimpangan prinsip kerja sama.
1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data
Data yang sudah diklasifikasikan kemudian dianalisis dengan
menggunakan metode padan dan metode agih. Metode padan adalah metode
analisis data yang alat penentunya berada di luar, terlepas, dan tidak menjadi
bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan atau diteliti (Sudaryanto, 1993:13
dalam Kesuma, 2007:47). Untuk menerapkan metode padan, digunakan jenis
metode padan referensial dan pragmatis.
(3) Bukannya gw benci sekolah, (ya benci sih, tapi nanti kan jadi kangen
kalo kelamaan gak sekolah, benci benci benci tapi rinduu juwa..)*jari
dan jempol tangan digoyang* tapi lebih karena di hari libur yang
panjang ini bisa gw manfaatin untuk tidur pules. Soalnya beberapa
hari ini gw semakin berubah menjadi kalong.
(Dika, hal:98)
(4) Gw : *baru pulang*
Yudhit : Bang. Bang. Beliin lupus dunk bang…
Gw : Emangnya tukang bakso, bang” aja. Ntar deh
abang beliin.. mo lupus apa?
Yudith : Lupus yang SD aja deh bang..
Gw : Lho? Kamu kan udah SMP dit? Kok bacanya
Lupus SD?
Yudith : iyah.. yang banyak yah bang..klo 2 yah 4 ya..
Gw : Buset. Nih, abang beliin SUGUS aja 4 yak!
Hehehe…
(Dika, hal: 190-191)
17
Contoh (3) dan (4) di atas merupakan penerapan metode padan referensial
dan pragmatis. Metode padan referensial adalah metode padan yang alat
penentunya berupa referen bahasa (Kridalaksana, 2001:186 dalam Kesuma,
2007:48). Tuturan unik gw semakin berubah menjadi kalong memiliki identitas
masing-masing. Identitas Gw ‟pelaku‟, semakin berubah ‟perbuatan‟, menjadi
kalong ‟penerima perbuatan‟. Dengan identitas tersebut, tuturan unik tersebut
tergolong sebagai kalimat berita.
Metode padan pragmatis adalah metode padan yang alat penentunya lawan
atau mitra bicara (Kesuma, 2007:49). Metode ini digunakan untuk
mengidentifikasi, misalnya satuan kebahasaan menurut reaksi atau akibat yang
terjadi atau timbul pada lawan atau mitra bicaranya ketika satuan kebahasaan itu
dituturkan oleh pembicara. Contoh (4) terdapat tuturan unik Nih, abang beliin
SUGUS aja 4 yak! Yang ditentukan sebagai kalimat perintah. Dinyatakan sebagai
kalimat perintah karena bila dituturkan mengakibatkan mitra bicaranya menuruti
keinginan penutur yang akan membelikannya permen sugus dan menerimanya
sebagai pengganti buku Lupus.
Selanjutnya, tuturan unik tersebut dianalisis menurut penyimpangan
prinsip kerja sama. sebagai contoh dapat dilihat dalam contoh (5) berikut.
(5) Jadilah gw sekarang kalo ngedip bener” ngedip penuh sambil ngerutin
muka segala. Berasa kelilipan, berasa ada kompor dimata gw. Lagu
Jamrud pun mengalun dari kejauhan..
Ada yang lain disenyummu yang membuat lidahku gugup tak
bergerak,
Ada kompor...di bola matamu
Dan memaksa diri tuk bilang
Aku sayang padamu...
18
(Dika, hal: 235)
Analisis data dalam contoh (5) dilakukan dengan menggunakan metode
agih dan teknik ganti sebagai teknik lanjutannya. Metode agih atau metode
distribusional adalah metode analisis data yang alat penentunya ada di dalam dan
merupakan bagian dari bahasa yang diteliti (Sudaryanto, 1985:5; 1993:15 dikutip
dalam Kesuma, 2007:54). Teknik ganti atau teknik distribusi adalah teknik
analisis data dengan cara mengganti satuan kebahasaan yang lain di luar
konstruksi yang bersangkutan (Verhaar, 1981:108 dikutip dalam Kesuma,
2007:58). Penyimpangan maksim kualitas dalam contoh (5) dilakukan dengan
menggunakan teknik ganti, lewat penggantian kata pelangi menjadi kompor.
Dalam lirik lagu Jamrud yang asli, berbunyi ada pelangi di bola matamu.
1.7.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
Hasil analisis data dalam penelitian ini berupa deskripsi tentang bentuk
tuturan unik yang menyimpang dari prinsip kerja sama. Dalam penelitian ini
digunakan metode informal. Penyajian hasil analisis data secara informal adalah
penyajian penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa
walaupun dengan terminologi yang teknis sifatnya (Sudaryanto, 1993:145 dikutip
dalam Kesuma, 2007:71).
1.8 Sistematika Penyajian
19
Penelitian ini akan disajikan dalam empat bab. Bab pertama pendahuluan
yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika
penyajian. Bab dua berisi tuturan-tuturan unik yang berbentuk frasa, klausa, dan
kalimat. Bab tiga pembahasan mengenai tuturan unik yang menyimpang dari
prinsip kerja sama. Bab empat yang berisi kesimpulan dan saran. Bagian terakhir
adalah daftar pustaka.
20
BAB II
TUTURAN UNIK YANG TERDAPAT
DALAM BUKU KAMBING JANTAN
KARYA RADITYA DIKA
Pada bab ini tuturan unik dalam buku Kambing Jantan karya Raditya Dika
akan dibedakan bentuknya secara sintaksis, yakni tuturan unik berbentuk frasa,
tuturan unik berbentuk kalimat, dan tuturan unik berbentuk klausa. Tuturan unik
sendiri adalah ucapan atau perkataan yang diujarkan oleh seseorang dengan
bentuk atau jenis lain daripada yang lain, tidak ada persamaan dengan yang lain.
Tuturan unik lazim digunakan tokoh Gw secara sengaja untuk mengungkapkan
perasaannya atas suatu kejadian yang dialaminya sehari-hari. Perihal pembedaan
tuturan unik di atas akan diuraikan dalam 2.1, 2.2, dan 2.3 berikut ini:
2.1 Tuturan unik berbentuk Frasa
Tuturan unik yang berbentuk frasa dapat dibedakan menjadi frasa verbal
dan frasa nominal. Frasa verbal berupa tuturan unik seperti makan lemper dan
memberantas keperawanan. Frasa nominal berupa tuturan unik, antara lain: kartu
binal, badai flu, asisten ibuku, semangat 45 x 2 = 90, kepala gw yang ganteng
berat, ingatan yang nyerempet” kuda lumping, dan kebiadaban lemari es,
sedangkan frasa adjektival berupa tuturan unik amit” jabang kambing. Untuk
lebih jelas dapat dilihat contoh (6) sampai dengan (15) berikuti ini:
21
(6) Pas lagi nonton tipi, namanya juga makhluk hidup yang punya napsu
binatang, gw laper…..lapernya tuh yang laper banget gitu, pengen
makan banget, tapi gimana bisa? Membaca saja aku sulit *lho?*
anyways, saking lapernya gw tuh langsung ambil kunci apartemen
gw dan langsung turun ke bawah, mo beli Hungry Jack‟s (kayak
fastfood gitu, enak lho…)
Gw pesen hamburger, ngambil take away and siap” mo balik ke
apartemen gw, tapi ternyata oh ternyata..gw gak bawa kartu buat
masuk apartemen gw!!!! FYI, apartemen gw tuh (berhubung di
tengah kota) keamanannya ketat banget…nahhh…salah satu sistem
keamanannya adalah buat masuk pintu paling depan apartemen gw,
gw harus ngasih liat kartu akses gw ke mesin keamanan, baru bias
masuk dan naik lift…
Dan gw lupa membawa kartu binal itu turun!!!!!!
(Dika, hal:31-32)
Pada contoh (6) terdapat tuturan unik berupa frasa kartu binal. Frasa kartu
binal merupakan frasa nominal, karena dibentuk dengan memperluas kata benda
‟kartu‟ ke kanan. Menurut KBBI (2005:152), binal berarti bengal; tidak menurut;
selalu hendak lari (tentang kuda dsb). Dalam ungkapan sehari-hari, kalimat yang
dapat disusun dengan kata binal misalnya, Akibat kurangnya perhatian orang tua,
banyak anak muda menjadi binal ataupun Kuda yang baru dibelinya sangat binal.
Namun dalam contoh (4), kata binal mengalami perubahan makna menjadi sebuah
kata umpatan. Umpatan tersebut dilakukan untuk menyebut kartu binal yang
secara konteks berarti sebuah kartu untuk masuk ke dalam kamar. Kartu tersebut
menjadi binal karena lupa dibawa oleh tokoh Gw.
(7) Masih bersama kambinganteng disini. Yang udah kliyengan gara”
terserang badai flu yang dasyat sekali bo. CROOT! *tarik ingus*
Klo udah kena flu kayak gini, badan gw jadi gelisah –geli geli basah-
tak menentu. Makan susah. Tidur susah (kecuali kalo dikelonin
pacar, ehhh itu tambah jadi susah ding). Yang paling jelas, susah
buat jalan-jalan.
22
(Dika, hal:77)
Pada contoh (7) terdapat tuturan unik berupa frasa badai flu. Frasa badai
flu merupakan frasa nominal, karena dibentuk dengan memperluas kata benda
‟flu‟ ke kiri. Menurut KBBI (2005:84), badai berarti angin kencang yang
mnenyertai cuaca buruk (yang datang dengan tiba-tiba) berkecepatan sekitar 64-
72 knot; topan. Pemakaian kata badai biasa diikuti dengan kata debu, es, tropis,
tropis, dan guntur. Dalam ujaran sehari-hari, kata badai dipakai dalam kalimat
seperti, Perumahan nelayan itu hancur diserang badai ataupun Hari ini akan
terjadi badai es yang cukup kuat di daerah Australia bagian selatan.
Dikatakan tuturan unik karena terjadi perubahan makna kata badai. Kata
badai yang menunjukkan angin kencang yang menyertai cuaca buruk telah
berubah maknanya menjadi hal yang kurang menyenangkan dalam kaitannya
dengan penyakit, seperti dalam tuturan unik (5). Gejala perubahan makna seperti
ini merupakan gejala penggantian rujukan.
(8) Balik lagi ke film 30 Hari Mencari Cinta, gw inget banget ada satu
dialog yang kayanya nancep banget tuh, yang dikatakan oleh si
Bryan, yg berperan jadi pacarnya keke:
”Hubungan emosi itu akan lebih kuat lagi kalau disertai dengan
hubungan fisik” Sebenernya sih banyak caranya, misalnya cium pipi,
french kiss, belai” rambut, sekedar pelukan, gandengan tangan,
sampe ML (makan lemper).
(Dika, hal: 85)
Pada contoh (8) terdapat tuturan unik berupa frasa ML (makan lemper).
Frasa ML (makan lemper) merupakan frasa verbal, karena dibentuk dengan kata
23
kerja ‟makan‟. Frasa verbal ini berjenis frasa verbal modifikatif (pewatas)
belakang dengan penambahan kata lemper. ML yang merupakan sebutan untuk
making love diganti artinya dengan makan lemper. Pensubstitusian seperti ini
merupakan gejala perubahan makna. Making love yang bermakna sepasang
kekasih sedang melakukan hubungan intim diubah maknanya menjadi makan
lemper. Lemper menurut KBBI (2005:811) adalah makanan yang dibuat dari
ketan, di dalamnya diisi daging cincang (dibungkus dengan daun pisang) dan
biasa berbentuk lonjong.
Perubahan makna seperti ini membuat tuturan ML (makan lemper)
menjadi unik, karena antara making love dan makan lemper tidak memiliki
korelasi yang jelas. Sepasang kekasih yang sedang melakukan hubungan intim
sangatlah sulit dicari hubungan implikasinya dengan seseorang yang sedang
makan lemper. Pensubstitusian ini dilakukan karena antara making love dan
makan lemper dapat dipendekkan dengan cara akronim yang sama, sehingga
timbullah akronim ML.
(9) Nasib sial gw rupanya ga sampe di situ, setelah gw bangun, gw
menyadari bahwa ternyata rumah gw kosong karena seluruh
keluarga gw udah pada cabut ke Singapur hari ini buat liburan...gw
kaga ikutan karena bsok gw ada INTEN (rajin yah? Orang bego itu
harus rajin donk!hehehe...), jadinya gw nyusul kesono besok jam 8
malem sendirian...di rumah gw pun Cuma tersisa 2 asisten ibuku
(pembokat).
(Dika, hal:18)
Pada contoh (9) terdapat tuturan unik berupa frasa asisten ibuku. Frasa
asisten ibuku merupakan frasa nominal, karena dibentuk dengan memperluas kata
24
benda ‟asisten‟ ke kanan. Kata asisten menurut KBBI (2005:93) berarti orang
yang bertugas membantu orang lain dalam melakukan tugas profesional, misalnya
dalam pekerjaan profesi dan kedinasan. Dalam penerapannya sehari-hari, kata
asisten dipakai dalam frasa asisten dosen, asisten dokter, asisten deputi, asisten
sutradara, dan asisten manager.
Dikatakan unik karena terjadi pergeseran makna dalam kata asisten.
Asisten yang bertugas untuk membantu tenaga ahli dalam tugas profesional dan
kedinasan telah bergeser maknanya menjadi seseorang yang bertugas membantu
pekerjaan ibu rumah tangga. Pergeseran makna ini dilakukan untuk mempertegas
konteks yang ada.
(10) Si kebo + nyokap + gw lagi duduk bareng” di meja makan, tiba”
pembokat gw dateng sambil bawa” kantong plastic kresek lumayan
gede.
Pembokat: Bang!!!! Ini ada titipan dari papa. Jangan lupa dibawa
pulang!!!
Gw : *bengong*
Nyokap : coba liat, kung…
Si kebo : *diem aja, anteng, abis ada pawangnya *
Lalu dengan semangat 45 x 2 = 90, mengintip kantong kresek
tersebut. Dan ternyata sodara” hal pertama yang gw liat di dalam
kantong plastic kresek tersebut adalah kotak karton lumayan besar
bertuliskan ZOOM
Effect Processor tipe GFX-400. Untuk lebih singkatnya: efek gitar!!!
Gila….ngeliat bungkusnya gw berteriak” senang dalam hati.
(Dika, hal:44-45)
Pada contoh (10) terdapat tuturan unik berupa frasa semangat 45 x 2 = 90.
Frasa semangat 45 x 2 = 90 merupakan frasa nominal, karena dibentuk dengan
kata benda ‟semangat‟. Tuturan unik semangat 45 x 2 = 90 merupakan
25
penyimpangan idiom, yaitu semangat 45. Idiom semangat 45 digunakan untuk
menggambarkan sebuah semangat yang menggebu-gebu seperti pada tahun 1945
(perjuangan kemerdekaan rakyat Indonesia). Penyimpangan itu dilakukan dengan
menambahkan salah satu unsurnya. Pemakaian tuturan semangat 45 biasa
digunakan dalam kalimat seperti Pasangan pengantin baru itu menjalani
kehidupan barunya dengan semangat 45 ataupun Para pekerja memulai hari-
harinya di pabrik dengan semangat 45 untuk menghidupi keluarganya.
(11) Pito adalah temen SMU gw yang kuliah di Jogja, orangnya ganteng,
gagah, tapi saying berkepang dua. Hhehehe. Engga ding, dia itu
temen SMU gw, dan selama seminggu ini dia nginep terus di rumah
gw.
Rizal juga lagi libur kuliahnya. Dia juga temen SMU gw, kalo
berjalan prok prok prok (emangnya dia seorang kapiten?), dan juga
sering pergi bareng” gw kemana”. Jadilah maka kami tiga sekawan:
Rizal, Gw, ama Pito kembali memberantas keperawanan
mengarungi kota Jakarta tercinta bersama”.
(Dika, hal:188)
Pada contoh (11) terdapat tuturan unik berupa frasa memberantas
keperawanan. Frasa memberantas keperawanan merupakan frasa verbal, karena
dibentuk dengan kata kerja ‟memberantas‟. Menurut KBBI (2005:139),
memberantas berarti membasmi atau memusnahkan. Dalam ujaran yang wajar,
kata memberantas terdapat dalam kalimat seperti, Obat ini disediakan untuk
memberantas penyakit malaria atau Pihak aparat berfungsi untuk memberantas
kejahatan di tengah masyarakat.
Selain itu, dalam contoh (11) terjadi perubahan referen pada kata
keperawanan. Keperawanan yang berarti perihal keperawanan atau kesucian
26
seorang gadis dan memiliki referen kesucian seorang gadis yang harus dijaga
mengalami perubahan referen menjadi sesuatu hal yang menakutkan layaknya
penyakit malaria yang harus diberantas. Dalam tuturan sehari-hari, seseorang
biasa menggunakan tuturan seperti, Keperawanan seorang wanita harus dijaga
dengan baik ataupun Seminar itu sedang membicarakan pentingnya sebuah
keperawanan bagi seorang wanita dalam memakai kata keperawanan.
(12) Setelah makan” + jalan” + nyari” ABG kaset, gw pun balik. Dan
kebiasaan gw yg gak akan pernah bisa gw ilangin dari kepala gw
yang ganteng berat ini adalah: gw gak pernah apal tempat
parkirnya dimana.
(Dika, hal: 75-76)
Pada contoh (12) terdapat tuturan unik berupa frasa kepala gw yang
ganteng berat . Frasa kepala gw yang ganteng berat merupakan frasa nominal,
karena dibentuk dengan kata benda ‟kepala‟.
Menurut KBBI (2005:414), ganteng berarti elok dan gagah (tentang
perawakan dan wajah, khusus untuk laki-laki); tampan. Dalam pemakaian sehari-
hari, kalimat yang biasa disusun dengan kata ganteng misalnya, Pria itu sangat
ganteng ataupun Ia sangat ganteng dan baik budi sehingga banyak orang yang
mengaguminya. Dikatakan unik karena dalam contoh (12) terjadi pergeseran
makna kata ganteng. Kata ganteng yang menunjukkan wajah dan perawakan laki-
laki telah bergeser maknanya ke dalam anggota tubuh lainnya seperti pada tuturan
unik kepala gw yang ganteng berat. Gejala ini termasuk dalam gejala pergeseran
makna karena makna dan rujukan awal tidak berubah, yakni ”elok dan gagah bagi
27
wajah dan perawakan laki-laki” dan sekarang ”anggota tubuh lainnya (kepala)”.
Dalam ujaran sehari-hari, seseorang lazim menggunakan tuturan seperti, Muka gw
yang ganteng berat ini atau Tampang gw yang ganteng berat ini.
(13) Dengan modal otak yang minim dan ingatan yang nyerempet”
kuda lumping, akhirnya kita berhasil juga menemukan parkirnya
dimana. Untung aja ada Rizal klo kaga mungkin gw udah jadi
hantu PS tuh.
(Dika, hal: 76)
Pada contoh (13) terdapat tuturan unik berupa frasa ingatan yang
nyerempet” kuda lumping. Frasa ingatan yang nyerempet” kuda lumping
merupakan frasa nominal, karena dibentuk dengan memperluas kata benda
‟ingatan‟ ke kanan. Menurut KBBI (2005:433), ingatan berarti apa yang diingat;
apa yang terbayang dalam pikiran; alat (daya batin) untuk mengingat sesuatu yang
pernah terjadi, sedangkan nyerempet atau menyerempet berarti mengenai atau
menyentuh sedikit pada bidang yang agak memanjang; hampir sekali mengenai.
Dikatakan unik karena frasa ingatan yang nyerempet” kuda lumping tidak
logis. Kuda lumping atau kuda kepang yang merupakan kuda-kudaan dari kulit
atau anyaman bambu dan telah menjadi sebuah kesenian dianggap sebagai suatu
bidang yang dapat dikenai oleh ingatan. Ingatan yang bukan berupa wujud tidak
logis jika disebut menyerempet kuda lumping. Dalam tuturan yang wajar,
seseorang biasa menggunakan tuturan seperti, Ingatan yang kurang baik ataupun
Mobil yang menyerempet kuda lumping.
28
(14) Gw yang cukup waras menyaksikan adegan tidur yang mirip
dengan orang” imbisil di sekolah SLB terkemuka di Jakarta itu
cuman bisa ngelus dada sambil bilang, amit-amit jabang
kambing.
(Dika, hal: 100)
Pada contoh (14) terdapat tuturan unik berupa frasa amit-amit jabang
kambing. Frasa amit-amit jabang kambing merupakan frasa nominal, karena
dibentuk dengan kata benda ‟kambing‟ ke kiri. Tuturan unik dalam contoh (14)
menyimpangkan idiom amit-amit jabang bayi. Idiom tersebut digunakan
seseorang untuk mengekspresikan ketakutan akan terjadinya hal yang tidak
diinginkan atau suatu ekspresi kejijikkan ataupun keheranan. Dalam contoh (14),
tokoh Gw melihat tentang kelakuan adik-adiknya saat tidur yang cukup
mengherankannya. Rasa herannya itu membuat tokoh Gw menuturkan tuturan
unik amit-amit jabang kambing. Pensubstitusian kata bayi menjadi kambing
dilakukan oleh tokoh Gw karena ia biasa menyebut dirinya dengan nama
kambing.
(15) Terakhir kali, korban kebiadaban lemari es gw adalah Anas. Pas
dia mo makan.
Anas : DICK, ini aku buka lemari es kamu yah....laper nih..
Gw : ok.. buka aja..
Anas : Wahh..ada sushi nih dick..buat aku yah?
Gw : hah? Ada sushi toh? Ya udah ambil.. gw aja lupa kalo
disitu ada sushi.
Anas : *makan sushi dengan biadab* Amm amm.. nyamm
nyamm..
Gw : *mulai mikir kok gw lupa beli sushi*
Anas : Aduh.. kok rasanya gini dik? Alah alahhh...
Gw : oh iya..ITU KAN SUSHI MINGGU LALU NAS!
Anas : HOEKKKK...
(Dika, hal: 160)
29
Pada contoh (15) terdapat tuturan unik berupa frasa kebiadaban lemari es.
Frasa kebiadaban lemari es merupakan frasa nominal karena dibentuk dengan kata
benda ‟kebiadaban‟. Menurut KBBI (2005:145), biadab berarti belum beradab;
belum maju kebudayaannya; tidak tahu adat (sopan santun); kurang ajar,
sedangkan kebiadaban berarti sifat (keadaan biadab). Dalam pemakaiannya
sehari-hari, kata kebiadaban dipakai dalam kalimat seperti, Kebiadaban yang
dilakukan anak itu sudah melampaui batas ataupun Kebiadaban si pemerkosa itu
disebabkan oleh tingkah lakunya sendiri.
Dikatakan unik karena frasa kebiadaban lemari es terjadi pergeseran
makna kata kebiadaban. Kata kebiadaban yang menunjukkan sifat keadaan
biadab manusia ataupun sebuah perkumpulan (negara, organisasi, suku) telah
bergeser maknanya menjadi sifat keadaan biadab sebuah benda mati (lemari es).
Gejala ini termasuk dalam gejala pergeseran makna karena makna dan rujukan
awal tidak berubah, yakni ”sifat keadaan biadab manusia (makhluk hidup),
negara, suku, organisai” dan sekarang ”sebuah benda mati (lemari es)”.
2.2 Tuturan unik berbentuk Kalimat
Tuturan unik yang berupa kalimat diklasifikasikan berdasarkan fungsinya.
Berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi, kalimat dapat digolongkan
menjadi tiga golongan, ialah kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat suruh
(Ramlan, 1981:10). Dalam penelitian ini, kalimat berita terdapat dalam tuturan
unik saya lahir di kandang kelinci, nasi sudah menjadi dubur, ada kompor di bola
30
matamu, gw semakin berubah menjadi kalong, rasty pun dengan resmi mati,
ganteng pangkal rakus, makan gak makan asal kumpul, mending ngawinin mesin
ATM aja ah biar beranak duit, mesin ATM di sini gak pernah gosok gigi, dan
membisul, dan cacing disko di mata gw. Kalimat tanya ada dalam tuturan unik
sapa yang buduk?, sedangkan kalimat suruh terdapat dalam tuturan unik liat aja
tuh idungnya bang Pito, nenek lu nyimeng!!!, Nih, abang beliin SUGUS aja 4
yak!. Lebih jelasnya akan dibahas pada contoh (16) sampai dengan (30) berikut
ini:
(16) Nyokap : ( lagi ditengah” ngobrol) Iyah..tau gak dik.. masa
yah dia tuh bolot banget!
Bokap : (tampang cengok) hah? Apa sih bolot tuh ma?
Nyokap : Papa gak tau bolot ya ampun bokap kita
kung.Kampungan banget ya!
Gw : (ngakak) hahahhaa.. tau nih papa gimana sih
Bokap : apaan sih bolot itu, kung?
Gw : uumm.. Tanya mama aja..
Nyokap : nih yah pa, bolot itu adalah B – U – D – E – K…
Bokap : HAH? SAPA YANG BUDUK?
(Dika, hal: 186)
Pada contoh (16) terdapat tuturan unik berupa kalimat tanya SAPA YANG
BUDUK?. Kata buduk menurut KBBI (2005:216) berarti kusta; beruntus dan
gatal-gatal karena kuman pada kulit. Dikatakan unik karena adanya pertentangan
makna antara budek dan buduk. Kata Budek menurut KBBI (2005:215) yaitu tuli
atau kurang pendengaran sangatlah berbeda maknanya dengan buduk. Buduk yang
merupakan penyakit kulit sangat bertentangan maknanya dengan budek yang
menjadi salah satu sebutan untuk penyakit kurang pendengaran.
31
(17) Gw : (baru pulang dari jalan”) Duh capek…
Ingga : (tiba” dateng) Bang bang…
Gw : kenapa ngga?
Ingga : Bang tadi mama nitip pesen…
Gw : Apaan?
Ingga : Katanya mama, abang harus ngasi liat TITIT ABANG KE
EDGAR!
Gw : Masyaoloh.
Ingga : Iyah, biar Edgar tau contohnya titit yang udah disunat.
Gw : Ya ampun, liat aja tuh idungnya Bang Pito!!!
(Dika, hal: 197)
Pada contoh (17) terdapat tuturan unik berupa kalimat suruh liat aja tuh
idungnya Bang Pito!!!. Tuturan unik tersebut diucapkan oleh tokoh Gw untuk
memberitahukan kepada tokoh Ingga tentang bentuk titit yang sudah disunat dan
juga berpotensi untuk menyindir tokoh Pito. Hal ini dilakukan dengan sengaja
oleh tokoh Gw dengan maksud mengalihkan pertanyaan tokoh Ingga yang bersifat
pribadi.
Dikatakan unik karena karena adanya pertentangan makna antara bentuk
titit yang sudah disunat dengan bentuk hidung. Titit yang merupakan alat kelamin
pria dipertentangkan maknanya dengan bentuk hidung. Selain menimbulkan
humor, pertentangan makna juga menimbulkan sebuah tuturan unik.
(18) Sesampenya di imigrasi, ada petugas imigrasi yang berkumis
nanya ke gw:
Petugas imigrasi yang berkumis (PIYB) : Kamu lahirnya di
pesawat yah dek?
Gw : Hah? Engga kok, Pak. Saya lahir di kandang kelinci.
Emangnya kenapa Pak?
PIYB : Abis nama kamu di passport itu Dika Angkasaputra
Moerwani. Ada angkasa”nya gitu.
32
(Dika, hal: 170)
Pada contoh (18) terdapat tuturan unik berupa kalimat berita Saya lahir di
kandang kelinci. Tuturan unik tersebut digunakan tokoh Gw untuk menyindir
tokoh PIYB (Petugas imigrasi yang berkumis). Selain itu, tokoh Gw
menggunakan tuturan unik itu untuk mengekspresikan rasa kesalnya karena tokoh
PIYB mengangapnya lahir di pesawat. Hal itu disebabkan nama tokoh Gw yang
mengandung unsur pesawat, yaitu angkasaputra.
Dikatakan unik karena dalam contoh (18) terjadi ketidaklogisan tuturan
oleh tokoh Gw. Tokoh Gw yang berasal dari keluarga yang cukup mampu
tidaklah mungkin lahir di kandang kelinci. Selain itu, seseorang sangatlah sulit
dibayangkan jika lahir di kandang kelinci, karena ukuran kandang kelinci yang
relatif kecil, kecuali kandang kelompok.
(19) Eniwei, karena kesukaan gw pada segala sesuatu yang praktis
inilah gw paling engga suka ama yang namanya masak, selain
karena gak bisa masak (bilang aja emang gak bisa masak dith).
Mungkin gw emang ga bakat masak kali yah? Terakhir gw masak
adalah pas gw masak stir lamb. Iya, namanya sih emang keren. Gw
masaknya pake osyter sauce, pas udah jadi baunya sih enak,
keliatannya juga enak, pas dicobain eh rasanya kaya sepatu.
Tau gitu mah gw gak usah masak sekalian, yah nasi sudah
menjadi dubur.
(Dika, hal: 158)
Pada contoh (19) terdapat tuturan unik berupa kalimat berita nasi sudah
menjadi dubur. Dubur menurut KBBI (2005:344) berarti lubang pada ujung
bawah usus; pelepasan; anus. Tuturan unik tersebut digunakan untuk menjelaskan
33
kejadian yang sudah terlanjur, dalam hal ini yaitu kejadian memasak yang
dilakukan oleh tokoh Gw.
Dikatakan unik karena terjadi pertentangan makna antara dubur dan
bubur. Dubur yang merupakan saluran pembuangan dipertentangkan dengan
bubur yang merupakan makanan yang nantinya melalui dubur tersebut.
Pertentangan makna seperti itulah yang membuat tuturan nasi sudah menjadi
dubur menjadi unik. Selain itu, contoh (19) juga mengalami penyimpangan idiom.
Idiom nasi sudah menjadi bubur disimpangkan menjadi nasi sudah menjadi
dubur.
(20) Jadilah gw sekarang kalo ngedip bener” ngedip penuh sambil
ngerutin muka segala. Berasa kelilipan, berasa ada kompor dimata
gw. Lagu Jamrud pun mengalun dari kejauhan..
Ada yang lain disenyummu yang membuat lidahku gugup tak
bergerak,
Ada kompor...di bola matamu
Dan memaksa diri tuk bilang
Aku sayang padamu...
(Dika, hal: 235)
Pada contoh (20) terdapat tuturan unik berupa kalimat berita Ada
kompor...di bola matamu. Kata kompor menurut KBBI (2005:720) berarti
perapian untuk memasak yang menggunakan minyak tanah, gas, atau listrik
sebagai bahan bakar. Berdasarkan konteks, tuturan unik tersebut dihasilkan dari
lagu Jamrud yang berjudul Pelangi di matamu. Lirik lagu tersebut berbunyi ada
yang lain di senyummu yang membuat lidahku gugup tak bergerak, ada pelangi di
bola matamu.
34
Dikatakan unik karena terjadi pertentangan makna. Pertentangan makna
tersebut terjadi karena penggantian kata kompor menjadi pelangi. Pelangi yang
menurut KBBI (2005:1039) berarti lengkung spektrum warna di langit yang
tampak karena pembiasan sinar matahari oleh titik-titik hujan atau embun biasa
juga disebut bianglala sangatlah bertentangan maknanya dengan kompor.
Kehadiran pelangi di mata seseorang dapat dianggap logis jika dilihat dari
konteksnya sebagai kiasan, tetapi sebuah kompor yang ada di dalam mata sangat
tidak logis.
(21) Masih soal apartemen, berhubung sekarang musim dingin, jadi gw
sering nyalain heater di kamar gw. Klo gw nyalain heater mah gak
nanggung”, dari pagi sampe malem, abisan klo gw ngeliat di
heaternya, dia cumin ngabisin 200 watt. Dan setau gw, lampu
kamar biasa tuh antara 75-100 watt, jadi anggap aja nambah 2
lampu. Lalu, beberapa minggu kemudian, gw dapet tagihan listrik.
Dan tagihan listrik gw bulan ini adalah $86.95!!!!! Nenek lu
nyimeng!!! Gila mahal banget. Gw langsung shock ngeliatnya.
Padahal biasanya tagihan gw tuh hanya antara $10-20. Hati gw
miris banget. Karena penasaran, gw pun mikir” lagi…apa sih yang
gw lakuin sampe bias make listrik segitu banyak? Hal pertama
yang terlintas di kepala gw: heater. Tapi kan heaternya cumin
makan 200 watt??? Ternyata setelah gw cek lagi, HEATERNYA
GAK TAUNYA NGABISIN 2000 WATT. Sepuluh kali lipat dari
yang gw kira.
(Dika, hal:181)
Pada contoh (21) terdapat tuturan unik berupa kalimat suruh Nenek lu
nyimeng!!!. Kata Nyimeng merupakan kegiatan memakai ganja dengan cara
menghisap dan biasa dilakukan oleh anak remaja. Nyimeng merupakan kegiatan
yang biasanya dilakukan oleh anak remaja yang sedang memiliki masalah dan
bingung menghadapinya. Pemakaian kata nyimeng secara wajar dapat ditemukan
35
dalam kalimat seperti, Anak remaja itu sedang nyimeng bersama-sama di
belakang sekolah ataupun Kedua pelajar tersebut ditangkap aparat saat nyimeng
di sebuah rumah kosong.
Dikatakan unik karena terjadi pergeseran makna kata nyimeng. Nyimeng
yang merupakan kegiatan menghisap ganja oleh anak-anak remaja bergeser
maknanya menjadi kegiatan menghisap ganja oleh nenek-nenek. Pergeseran
makna yang di luar dari kebudayaan setempat (Indonesia) inilah yang menjadikan
kalimat nenek lu nyimeng menjadi unik.
(22) Bukannya gw benci sekolah, (ya benci sih, tapi nanti kan jadi
kangen klo kelamaan gak sekolah, benci benci benci tapi rinduu
juwa...) *jari dan jempol udah mulai goyang” tapi lebih karena di
hari libur yang panjang ini bisa gw manfaatin untuk tidur pules.
Soalnya beberapa hari ini gw semakin berubah menjadi kalong.
(Dika, hal: 98)
Pada contoh (22) terdapat tuturan unik berupa kalimat berita gw semakin
berubah menjadi kalong. Kalong menurut KBBI (2005:610) berarti kelelawar
besar yang makan buah-buahan pada malam hari, sedangkan di siang hari tidur
dengan menggantungkan diri pada dahan kayu. Tuturan unik gw semakin berubah
menjadi kalong digunakan tokoh Gw untuk menggambarkan dirinya yang sering
terjaga di malam hari seperti kalong.
Dikatakan unik karena tuturan unik gw semakin berubah menjadi kalong
tidaklah logis. Tokoh Gw yang merupakan seorang manusia tidak mungkin dapat
berubah menjadi kalong. Perubahan sosok manusia menjadi kalong hanya ada
36
dalam cerita fiksi saja. Seseorang yang berubah menjadi kalong merupakan hal
yang tidak logis dan sulit dipahami.
(23) Gw : *baru pulang*
Yudhit : Bang. Bang. Beliin lupus dunk bang…
Gw : Emangnya tukang bakso, bang” aja. Ntar deh
abang beliin.. mo lupus apa?
Yudith : Lupus yang SD aja deh bang..
Gw : Lho? Kamu kan udah SMP dit? Kok bacanya
Lupus SD?
Yudith : iyah.. yang banyak yah bang..klo 2 yah 4 ya..
Gw : Buset. Nih, abang beliin SUGUS aja 4 yak!
Hehehe…
(Dika, hal: 190-191)
Pada contoh (23) terdapat tuturan unik berupa kalimat suruh Nih, abang
beliin SUGUS aja 4 yak. Tuturan unik tersebut digunakan tokoh Gw untuk
mengelabui tokoh Yudith yang minta dibelikan buku Lupus. Tokoh Gw berusaha
mengelabui tokoh Yudith dengan menyebut permen sugus yang memiliki bunyi
akhir sama dengan buku Lupus, yaitu bunyi –us.
Dikatakan unik karena terjadi pertentangan makna antara buku Lupus dan
permen sugus. Sebuah buku sangatlah bertentangan maknanya dengan permen,
karena buku merupakan sesuatu yang dapat dibaca, sedangkan permen adalah
sesuatu yang dapat dimakan. Pertentangan ini sengaja dilakukan oleh tokoh Gw
untuk menghasilkan tuturan unik. Jadi, pertentangan makna selain menghasilkan
humor, dapat juga mengakibatkan sebuah tuturan unik.
(24) Setelah gw tau si Rasty bakalan mati, gw langsung histeris. Gw
pindain si Rasty ke gayung trus gw goyang”in gayungnya sambil
37
tereak, “Rasty jangan mati! Rasty jangan mati!” (ini benar” terjadi).
Karena dilanda ketakutan yang amat sangat, gw langsung mencari
bala bantuan. Gw pun ke kamarnya si anaz, disitu dia lagi mandi
trus gw tereak” di kamarnya dia.
Anaz : Dik.. kenapa si Rasty?
Gw : Rasty mo mati naz! Liat tuh udah gak bergerak lagi!
Anaz : Ya ampun Dik..
Gw : Gimana dong Naz??? Masa mati?!!
Anaz : Dik..
Gw : Ha?
Anaz : Ikan hias gitu enak gak ya buat dimakan? Klo digoreng
sapa tau siripnya kriuk” gitu…
Gw : …….
Abis itu gw ama Anaz pun ke kamar gw. Di sana kita ngeliatin
Rasty yang udah dieeeeeem aja di bawah gayung. Anaz bilang sapa
tau dia bias idup lagi nanti, tapi entah kenapa gw udah pesimis.
Dan akhirnya, beberapa jam sesudahnya, Rasty pun dengan resmi
mati. (Dika, hal:219-220)
Pada contoh (24) terdapat tuturan unik berupa kalimat berita Rasty pun
dengan resmi mati. Menurut KBBI (2005:1169), resmi berarti sah (dari
pemerintah atau yang berwajib); ditetapkan (diumukan, disahkan) oleh pemerintah
atau instansi yang bersangkutan. Dalam ungkapan sehari-hari, kalimat yang biasa
disusun dengan menggunakan kata resmi misalnya, Pasangan itu telah resmi
menikah kemarin ataupun Tanah yang menjadi sengketa telah resmi menjadi milik
keluarga saya.
Dikatakan unik karena pada contoh (24) terjadi perubahan makna kata
resmi. Resmi yang memiliki makna sah dan ditetapkan oleh pemerintah berubah
menjadi keterangan yang menerangkan suatu proses kematian. Kematian Rasty
(ikan hias) yang sebelumnya telah dalam keadaan sekarat, sewajarnya
38
menggunakan tuturan seperti, Rasty pun dengan tenang mati ataupun Rasty pun
akhirnya mati.
(25) Ngomong” soal laper. Kayanya rahasia terbesar gw yang pernah
ada mulai terungkap di Adelaide. Yap. Saya kalo makan gak kira-
kira.
Kayaknya semakin ganteng orangnya semakin banyak makannya.
Ganteng pangkal rakus.
(Dika, hal: 69)
Pada contoh (25) terdapat tuturan unik berupa kalimat berita Ganteng
pangkal rakus. Dikatakan unik karena sebelumnya tidak ada tuturan ganteng
pangkal rakus, yang ada hanyalah rajin pangkal pandai dan hemat pangkal kaya.
Selain itu, ketidakkongruenan antar kata ganteng dan rakus menjadi alasan
keunikannya.
Dikatakan unik karena tuturan unik ganteng pangkal rakus tidak logis.
Seseorang yang memiliki paras ganteng atau tampan tidak dapat dijadikan dasar
bagi sifat seseorang, dalam hal ini rakus. Sifat rakus seseorang lebih ditentukan
oleh kadar nafsu makan setiap orang, bukanlah dari parasnya. Penyatuan antara
ganteng dan rakus sangatlah tidak logis makna dan maksudnya.
(26) Seperti kata pepatah: makan gak makan asal kumpul kebo.
(Dika, hal: 69)
Pada contoh (26) terdapat tuturan unik berupa kalimat berita makan gak
makan asal kumpul kebo. Kebo atau kerbau menurut KBBI (2005:677-678) berarti
39
binatang memamah biak yang biasa diternakkan untuk diambil dagingnya atau
untuk dipekerjakan (membajak, menarik pedati), rupanya seperti lembu dan agak
besar. Pada umumnya berbulu kelabu kehitam-hitaman. Ungkapan kumpul kebo
merupakan sebutan untuk pasangan pria dan wanita yang tinggal bersama tanpa
ikatan yang resmi.
Tuturan makan gak makan asal kumpul kebo dikatakan unik karena terjadi
penyimpangan idiom, yaitu makan gak makan asal kumpul. Penyimpangan itu
dilakukan dengan menambahkan kata kebo sehingga memunculkan tuturan
kumpul kebo. Penambahan kata kebo tersebut membuat tuturan makan gak makan
asal kumpul menjadi sangat berbeda. Tuturan makan gak makan asal kumpul
merupakan lirik lagu band slank yang bermakna sindiran bagi pemerintah (1998),
sedangkan tuturan unik makan gak makan asal kumpul kebo bermakna ajakan
untuk mengajak pembacanya agar melakukan kumpul kebo. Penambahan kata
kebo sengaja dilakukan untuk mengekspresikan penulis yang memiliki keunikan
dalam menceritakan suatu hal dan juga dapat berarti berkumpul bersama
kekasihnya yang biasa disebut kebo.
(27) Hal pertama yang gw notice dari adelaide (ato oz mungkin?) adalah
harganya gak kira” mahalnya. Buset, bayangin nih internet cafe aja
$5 satu jam! Kira” 25.000 perak trus taksi kira” dari rumah gw di
Indonesia (blok s) ke Blok M $5.70 ato 28.500 perak. Gile, gw
mending ngawinin mesin atm aja ah biar beranak
duit....hueheheh....gak jadi ah...mesin atm di sini gak pernah gosok
gigi.
(Dika, hal: 26-27)
40
Pada contoh (27) terdapat tuturan unik berupa kalimat berita mending
ngawinin mesin atm aja ah biar beranak duit. Mesin ATM merupakan sebuah
mesin yang dapat mengeluarkan uang dengan cara memasukkan kartu akses
beserta nomor pinnya. Tuturan unik tersebut digunakan tokoh Gw untuk
menggambarkan rasa kesalnya atas biaya hidup yang sangat mahal di Adelaide.
Dikatakan unik karena terjadi pergeseran makna mesin ATM. Mesin ATM
yang dahulunya merupakan sebuah benda mati yang dapat mengeluarkan uang
bergeser maknanya menjadi benda hidup yang dapat dikawini dan menghasilkan
uang. Fenomena pergeseran makna ini dilakukan dengan sengaja oleh tokoh Gw
untuk mempertegas konteks dalam buku Kambing Jantan. Selain itu, tuturan unik
pada contoh (27) tidak logis, sebab mesin ATM adalah benda mati yang tidak
dapat dikawini.
(28) Hal pertama yang gw notice dari adelaide (ato oz mungkin?) adalah
harganya gak kira” mahalnya. Buset, bayangin nih internet cafe aja
$5 satu jam! Kira” 25.000 perak trus taksi kira” dari rumah gw di
Indonesia (blok s) ke Blok M $5.70 ato 28.500 perak. Gile, gw
mending ngawinin mesin atm aja ah biar beranak
duit....hueheheh....gak jadi ah...mesin atm di sini gak pernah
gosok gigi.
(Dika, hal: 26-27)
Pada contoh (28) terdapat tuturan unik berupa kalimat berita mesin ATM di
sini gak pernah gosok gigi. Mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri) merupakan
sebuah mesin yang dapat mengeluarkan uang dengan cara memasukkan kartu
akses beserta nomor pinnya. Tuturan unik tersebut digunakan tokoh Gw sebagai
penolakan dirinya yang tidak mau kawin dengan mesin atm karena mesin atm
41
tidak pernah gosok gigi. Berdasarkan konteks, tokoh Gw ingin mengawini mesin
atm karena menurutnya dapat beranak duit.
Dikatakan unik karena tuturan unik dalam contoh (28) mengalami
pergeseran makna mesin ATM. Mesin ATM yang pada umumnya tidak melakukan
gosok gigi bergeser menjadi mesin ATM yang dapat melakukan gosok gigi.
Tuturan unik dalam contoh (28) mengindikasikan adanya mesin ATM yang
melakukan gosok gigi di luar daerah Adelaide, Australia. Selain itu, tuturan unik
pada contoh (28) juga tidak logis, karena dimanapun mesin ATM tidak melakukan
gosok gigi.
(29) Gw ngeliat jam dinding di belakang gw, terlihat jelas di situ
terpampang gede” JAM SEMBILAN LEWAT EMPAT PULUH
LIMA MENIT. Jadi jadi jadi jadi? Jam wekernya gak taunya gw
cepetin selama 1 jam lebih awal. Kok bisa??????
Jam dinding pun tertawa.
Saat ku hanya diam.
Dan membisul.
(Dika, hal: 135-136)
Pada contoh (29) terdapat tuturan unik berupa kalimat berita Dan
membisul. Menurut KBBI (2005:200), bisul berarti bintil yang membengkak pada
kulit yang berisi nanah dan bermata, sedangkan membisul memiliki arti menjadi
bisul. Konteks tuturan unik Dan membisul adalah lagu Jamrud yang berjudul
Pelangi di Matamu. Lirik lagu tersebut berbunyi jam dinding pun tertawa saat ku
hanya diam dan membisu.
Dikatakan unik karena terjadi perubahan makna kata membisu menjadi
membisul dengan cara penambahan bunyi pada contoh (29). Membisu menurut
42
KBBI (2005: 200) berarti bersikap seperti orang bisu (berdiam diri tak mau
berkata-kata) sangat berbeda maknanya dengan membisul. Perubahan makna itu
dilakukan oleh tokoh Gw untuk menciptakan keunikan dalam tulisannya.
(30) ”Kalo masalah buku, gw lagi baca bukunya SoE9ki yang judulnya I
Am a Cat. Belom abis, ada 600 halaman. Gile, bisa ada cacing
disko di mata gw noh. Tapi keren kok depan”nya.”
(Dika, hal:102)
Pada contoh (30) terdapat tuturan unik berupa kalimat berita cacing disko
di mata gw. Menurut KBBI (2005:453), disko berarti gaya (irama) musik pop yang
lincah dan digemari oleh remaja (bersifat kontemporer). Pemakaian kata disko
biasa digunakan dalam kalimat seperti Teman saya suka pergi ke diskotek untuk
joget disko bersama pacarnya.
Dikatakan unik karena terjadi pergeseran makna pada kata disko. Disko
yang berarti musik pop yang lincah dan digemari anak muda telah bergeser
maknanya menjadi musik pop yang lincah dan juga disukai oleh seekor cacing.
Gejala ini termasuk dalam pergeseran makna karena makna dan rujukan awal
tidak berubah, yakni ”musik pop yang lincah dan digemari anak muda” dan
sekarang ”musik pop yang lincah dan digemari oleh binatang cacing”. Selain itu,
tuturan unik cacing disko di mata gw tidaklah logis, sebab tidak ada cacing seperti
yang digambarkan dalam contoh (30).
2.3 Tuturan unik berbentuk Klausa
43
Tuturan unik yang berupa klausa dapat dilihat dari unsur-unsur
fungsionalnya. Klausa terdiri dari unsur-unsur fungsional yang di sini disebut S,
P, O, PEL, dan KET (Ramlan, 1981:63). Kelima unsur ini tidak selalu ada dalam
satu klausa. Dalam buku Kambing Jantan, unsur klausa yang membentuk antara
lain: PO (predikat objek), PKS (predikat keterangan subjek), PK (predikat
keterangan), POK (predikat objek keterangan), P (predikat), dan PS (predikat
subjek). Lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh (31) sampai dengan (37) berikut
ini:
(31) Lanjut, pokoknya semenjak henpon gw ilang, gw jadi ga punya
pedoman waktu, selain jam di leptop gw. Untungnya gw masih
punya ipod yang baru gw beli. Yang sangat keren sekali itu.
Ipod gw itu, yang merupakan mp3 player yang bisa menyimpan
40G lagu, yang berarti dapat menyimpan 10.000+ lagu, yang
berarti memorinya lebih gede dari laptop dan computer gw sendiri,
ternyata juga bisa menunjukkan waktu.
Mangkanya, gw sekarang sepenuhnya menggantungkan diri
kepada keperkasaan Ipod untuk membimbing gw dalam
menunjukkan waktu dalam hari” gw.
(Dika, hal:106)
Pada contoh (31) terdapat tuturan unik berupa klausa menggantungkan diri
kepada keperkasaan ipod. Klausa itu dibentuk oleh unsur fungsional P
‟menggantungkan diri‟ dan O ‟kepada keperkasaan ipod‟. Dikatakan unik karena
ipod yang merupakan benda mati disebut sebagai sesuatu yang perkasa. Menurut
KBBI (2005:1059), keperkasaan berarti perihal perkasa; kegagahberanian;
kekuatan; kekerasan; kekuasaan. Dalam ujaran sehari-hari, kata keperkasaan
dipakai untuk menggambarkan seseorang yang memiliki sikap gagah berani,
44
kekuatan, dan kekuasaan, seperti Keperkasaan laki-laki itu telah ditunjukkannya
di depan orang banyak.
Selain itu, pada contoh (31) referen dari kata ipod mengalami pergeseran.
Ipod yang memiliki referen benda elektronik berukuran kecil seperti MP3, yang
dapat menyimpan lebih dari 10.000 lagu, menyimpan data, foto, dan video klip
berubah referennya menjadi sesuatu yang digantungkan seseorang karena
kapasitasnya yang besar. Dalam ujaran sehari-hari, seseorang akan menggunakan
tuturan seperti anak cacat itu menggantungkan dirinya kepada kedua
orangtuanya atau monyet itu sedang menggantungkan dirinya di sebuah pohon
yang besar.
(32) Sampe kemaren, gw lagi nonton tipi terus tiba” aus. Lalu gw pun
memutuskan untuk minum dan membuka kulkas gw. Di dalam
kulkas tersebut terlihatlah dengan manja sekaleng kokakola.
Karena aus, gw ambil aja terus gw minum dengan penuh kenistaan
ampe abis. Pas minum gw langsung memuntahkannya kembali.
SUMPAH RASANYA GAK ENAK BANGET.
Gak taunya itu kokakola entah berapa taun yang lalu, abis rasanya
aceeeeeeeeeeeeeeem bener.
(Dika, hal:161-162)
Pada contoh (32) terdapat tuturan unik berupa klausa terlihatlah dengan
manja sekaleng kokakola. Klausa tersebut dibentuk oleh unsur fungsional P
‟terlihatlah‟, K ‟dengan manja‟, dan S ‟sekaleng kokakola. Menurut KBBI
(2005:713), manja berarti kurang baik adat kelakuannya karena selalu diberi hati,
tidak pernah ditegur (dimarahi), dituruti semua kehendaknya. Gejala manja seperti
ini biasanya terjadi pada anak-anak usia antara 4-6 tahun untuk memperoleh
45
perhatian orang tua atau lingkungannya terhadap diri sendiri. Pemakaian kata
manja biasanya digunakan dalam kalimat seperti, Andi merupakan anak yang
sangat manja, karena ia adalah anak sulung atau Anak-anak kecil itu sangat
manja pada orangtuanya
Disebut unik karena tuturan unik terlihatlah dengan manja sekaleng
kokakola mengalami pergeseran makna kata manja. Manja yang merupakan sifat
khas anak-anak bergeser maknanya menjadi sifat sebuah kaleng minuman
cocacola. Dalam tuturan yang wajar, seseorang biasa bertutur terlihat dengan
nyata sekaleng cocacola untuk menjelaskan situasi dalam contoh (32).
(33) Akhirnya setelah urusan imigrasi beres segala macem, gw naek
taksi dan kembali lagi ke dalam apartemen gw tercinta. Gw sampe
di apartemen gw jam setengah delapan pagi, dan gw mencoba
untuk tidur, setelah gw ga bias tidur di pesawat gara” penumpang
di depan gw mundurin kursinya ampe gw benyek kaya sarden. Pas
udah berbaring dengan manja di tempat , gw lalu mecoba untuk
memejamkan mata sambil sekali” mikirin mantan pacar gw, Dian
Sastro, gw pun siap untuk tidur. Lalu tiba” terdengar suara..
TENOOOTTT TENOOTTTT. Buset. Siapa yang maen priwitan
jam segini yak
Arah tuh suara biadab dari jendela, maka gw ke arah jendela, trus
gw menyadari bahwa di bawah apartemen gw lagi ada festival
orang” Skotland (yang itu lho niup” terompet ada kantongnya
sambil make rok). Hampir aja gw timpuk pake kulkas, tapi takut
kena deportasi akhirnya gw pasrah aja.
(Dika, hal:151)
Pada contoh (33) terdapat tuturan unik berupa klausa berbaring dengan
manja. Klausa tersebut dibentuk oleh unsur fungsional P ‟berbaring‟ dan K
‟dengan manja‟. Menurut KBBI (2005:713), manja berarti kurang baik adat
kelakuannya karena selalu diberi hati, tidak pernah ditegur (dimarahi), dituruti
46
semua kehendaknya. Gejala manja seperti ini biasanya terjadi pada anak-anak usia
antara 4-6 tahun untuk memperoleh perhatian orang tua atau lingkungannya
terhadap diri sendiri. Pemakaian kata manja biasanya digunakan dalam kalimat
seperti, Andi merupakan anak yang sangat manja, karena ia adalah anak sulung
atau Anak-anak kecil itu sangat manja pada orangtuanya
Disebut unik karena tuturan unik pada contoh (33) mengalami perubahan
makna kata manja. Manja yang berarti sifat khas anak-anak berubah menjadi
keterangan yang menerangkan cara tidur seseorang. Dalam tuturan yang wajar,
seseorang biasa menuturkan tuturan berbaring dengan untuk menjelaskan situasi
seperti dalam contoh (33).
(34) Sampe kemaren, gw lagi nonton tipi terus tiba” aus. Lalu gw pun
memutuskan untuk minum dan membuka kulkas gw. Di dalam
kulkas tersebut terlihatlah dengan manja sekaleng kokakola.
Karena aus, gw ambil aja terus gw minum dengan penuh
kenistaan ampe abis. Pas minum gw langsung memuntahkannya
kembali. SUMPAH RASANYA GAK ENAK BANGET.
Gak taunya itu kokakola entah berapa taun yang lalu, abis rasanya
aceeeeeeeeeeeeeeem bener.
(Dika, hal:161-162)
Pada contoh (34) terdapat tuturan unik berupa klausa minum dengan penuh
kenistaan. Klausa tersebut dibentuk oleh unsur fungsional P ‟minum‟ dan K
‟dengan penuh kenistaan‟. Menurut KBBI (2005:965), nista berarti hina; rendah;
tidak enak didengar, sedangkan kenistaan berarti hal nista. Dalam ujaran sehari-
hari, kalimat yang dapat disusun dengan kata kenistaan misalnya, Kenistaan
keluarga Pak Joko sudah diketahui oleh para tetangganya.
47
Dikatakan unik karena terjadi pergeseran makna kata kenistaan. Kenistaan
yang berarti hal nista telah bergeser menjadi keterangan yang menerangkan
seseorang yang sedang minum. Dalam tuturan yang wajar, seseorang akan
menggunakan ujaran seperti, Minum dengan penuh semangat ataupun minum
dengan penuh kenikmatan. Ketidakwajaran dan ketidakbiasaan pemakaian kata
kenistaan pada contoh (34) membuat tuturan minum dengan penuh kenistaan
menjadi unik.
(35) Sampe di sekolah, gw memperkirakan waktu gw masih ada 20
menit, 10 menit untuk beli sarapan di café depan sekolah, trus pergi
ke kelas dan siap menghadiri kelas matematikanya si Jenny
DICKson (Jenny Anak Titit).
Sampe di café depan sekolah, ge membeli satu bungkus kentang
goreng, yang kalo di amerika namanya French Fries, klo di
Australia namanya Chips, klo di Zimbabwe namanya Hugga
Mugga. *ngasal*
Gw pun masuk ke dalam sekolah sambil membawa satu bungkus
besar kentang goreng/chips. Gw jalan sambil ngantuk”, trus gigit”
kentang goreng dengan biadab.
Sampe di lante dasar, tempat gw akan mendapat pelajaran
matematika, gw bengong.
LHA KOK SEMUA ANAK UDAH PADA MASUK KELAS?!!
KAN MASIH ADA WAKTU 10 MENIT LAGI SEBELOM
PELAJARAN DIMULE?!
(Dika, hal:107-108)
Pada contoh (35) terdapat tuturan unik berupa klausa gigit” kentang
goreng dengan biadab. Klausa itu dibentuk dengan unsur fungsional P ‟gigit”‟, O
‟kentang goreng‟, dan K ‟dengan biadab‟. Menurut KBBI (2005:145), biadab
berarti belum beradab; belum maju kebudayaannya; tidak tahu adat (sopan
santun); kurang ajar. Dalam kalimat yang wajar, kata biadab dapat ditemukan
48
dalam kalimat seperti, Perbuatan anak itu benar-benar biadab, Dasar manusia
biadab, dan Biadab kau.
Dikatakan unik karena terjadi perubahan makna kata biadab dalam contoh
(35). Gejala perubahan makna merupakan gejala perubahan rujukan. Kata Biadab
dalam contoh (35) makna dan rujukannya berubah menjadi sebuah keterangan
mengenai cara memakan kentang goreng. Dalam tuturan yang wajar, seseorang
akan menggunakan tuturan seperti, Gigit-gigit kentang goreng dengan santai atau
Gigit-gigit kentang goreng dengan nikmat.
(36) Kemaren gw dikejutkan dengan berita mengejutkan yang dibawa
oleh adek” gw, dengan napsu yang menggebu”, si Yudith bilang
kalo kucingnya nenek gw baru aja hamil dan melahirkan, yah
peristiwa ini cukup membuat gw terharu, karena beberapa bulan
lalu, nenek gw baru kehilangan 3 anak kucing yang mati dengan
sukses karena sakit….uniknya, anak kucing yang baru lahir
sekarang juga 3 biji, hwalah….bisa gitu yah?
(Dika, hal:3)
Pada contoh (36) terdapat tuturan unik berupa klausa mati dengan sukses.
Klausa tersebut dibentuk oleh unsur fungsional P ‟mati‟ dan K ‟dengan sukses‟.
Menurut KBBI (2005:1099), sukses berarti berhasil; beruntung. Pemakaian kata
sukses biasanya digunakan dalam kalimat seperti, Pengusaha sukses itu telah
memiliki rumah di kawasan Pondok Indah ataupun Acara musik semalam
berlangsung dengan sukses.
Dalam contoh (36), kata sukses yang menunjukkan suatu hal yang
membahagiakan karena telah berhasil ataupun beruntung mengalami pergeseran
makna menjadi suatu hal yang berhasil ataupun beruntung dalam keadaan yang
49
menyedihkan. Pergeseran makna ini menjadi unik karena adanya pertentangan
makna antara mati dan sukses. Kata mati yang memiliki konteks kesedihan
bertentangan jelas dengan kata sukses yang memiliki konteks kebahagiaan akan
keberhasilan. Dalam tuturan sehari-hari, seseorang akan menggunakan ungkapan
seperti, Ayahnya telah mati dengan tenang ataupun Anak yang tertabrak motor
mati seketika itu juga.
(37) Pulang dari bioskop gw mengalami kejadian buruk (lagi), kayaknya
gw udah mulai biasa ngalamin kejadian dodol, buah dari
kegeblekan gw. Huhuhu.” Ok details, jadi pas kita pulang dari
Marion, si Eja mo nginep di rumah gw, walhasil gw ama eja
berangkat ke apartemen gw. Nah, sebelum ke apartemen, gw ama
eja laper, akhirnya kita sepakat untuk membeli McDonalds.
Nah, pas kita lagi mo beli McDonald kita ngantri di belakang ibu”
bule ama temennya orang india, pas giliran kita mesen (kita mesen
take away), gw ama eja sama” minta Double Cheeseburger
(yummy), nahhh…..terus pas udah bayar, pas lagi nunggu di kasir,
disinilah keajaiban dimulai.
Gw : *lagi nungguin burgernya datang*
Orang McDonald : *naro milkshake strawberry di depan gw*
Eja : lho? Dik? Lo mesen milkshake?
Gw : Eh? Engga tuh…gratis kali yah? *ngambil
tuh milkshake*
Eja : gratis? Yakin lo?
Gw : iya sih kayaknya, abis kita belinya udah
malem….
Orang McDonald : *naro bungkusan gitu di depan gw*
Gw : *langsung ngambil bungkusannya ama
milkshake trus pergi, maklum, laper*
Pas gw keluar dari McDonald si eja langsung nanyain soal
milkshakenya keg w, dia khawatir gitu jangan” tuh milkshake
bukannya punya gw, tapi punya orang laen..nahhhh….pas gw udah
nyampe apartemen, gw langsung buka tuh bungkusan, eh gak
taunya tuh bungkusan emang bener ketuker ama punya orang laen
(kayaknya sih ama si ibu” bule + orang india itu).
Dua buah Double Cheeseburger kita berubah menjadi 1 french
fries, 1 bacon with egg, 1 big mac, 1 fille o fish, dan
milkshake…huahahaha…gila, paket baru dari McDonald tuh. Paket
beli dua, langsung kabur, dapet banyak….hehehe….
50
(Dika, hal: 37-38)
Pada contoh (37) terdapat tuturan unik berupa klausa kejadian dodol dan
buah dari kegeblekan gw. Klausa tersebut dibentuk oleh unsur fungsional P
„kejadian dodol‟ dan S „buah dari kegeblekan gw‟. Menurut KBBI (2005:337),
dodol merupakan panganan yang terbuat dari tepung ketan, santan kelapa, dan
gula merah, kadang-kadang dicampur dengan buah-buahan seperti durian, sirsak,
dan dibungkus daun (jagung), kertas, dsb. Dalam pemakaiannya sehari-hari, kata
dodol digunakan dalam kalimat seperti, Ayahnya sudah lama berjualan dodol
ataupun Jawa barat merupakan daerah penghasil dodol.
Dikatakan unik karena terjadi perubahan makna kata dodol. Dodol yang
menunjukkan sebuah makanan telah berubah maknanya menjadi suatu sifat yang
kurang baik. Seseorang yang mengambil barang bukan miliknya merupakan
tindakan yang tidak baik, seperti tokoh Gw dan Eja dalam contoh (37).
Selain itu, menurut KBBI (2005, 166), buah berarti bagian tumbuhan yang
berasal dari bunga atau putik (biasanya berbiji); kata penggolong bermacam-
macam benda; hasil. Kata buah biasanya dipakai dalam kalimat seperti Ibuku
membeli buah mangga di pasar atau Buah pikiran guru selalu diikuti oleh
muridnya. Namun, dalam tuturan unik buah dari kegeblekan gw terjadi
keambiguitasan. Buah yang dimaksud dalam contoh (37) dapat berarti hasil
ataupun buah (makanan). Dikatakan unik karena terjadi ketidaklogisan bahasa
antara buah dan kegeblekan. Keunikan tersebut terlihat jika buah dalam contoh
(37) ditafsirkan sebagai buah (makanan). Buah bukanlah sesuatu yang dihasilkan
51
dari sebuah kegeblekan. Konsep buah (makanan) tidak berhubungan dengan
kegeblekan. Kegeblekan sendiri merupakan pelesetan dari kegoblokan.
52
BAB III
TUTURAN UNIK YANG MENYIMPANG
DARI PRINSIP KERJA SAMA
Dalam menghasilkan wacana yang wajar, komunikasi yang bonafid
(bonafide communication) merupakan prasyaratnya. Jenis komunikasi ini,
penuturnya akan berbicara seinformatif mungkin, mengatakan sesuatu dengan
bukti-bukti yang memadai, mempertimbangkan secara seksama konteks
pembicaraan, senantiasa berusaha agar tuturan yang dihasilkan ringkas, dan tidak
taksa sehingga tidak menyesatkan lawan bicaranya. Komunikasi ini akan gagal
terbentuk bila penutur dan lawan tutur tidak atau tidak secara penuh mengontrol
prinsip kerja sama percakapan itu (Wijana, 2003:78).
Berbeda dengan catatan harian pada umumnya, catatan harian yang berupa
buku Kambing Jantan karya Raditya Dika dihasilkan atau terbentuk dari
penyimpangan prinsip kerja sama sehingga secara sengaja atau tidak sengaja
peserta percakapan terlibat dalam proses komunikasi yang nobonafid. Buku
Kambing Jantan ini hanya sebagai sample dalam melihat fenomena bahasa
(tuturan unik) yang mengakibatkan terjadinya penyimpangan prinsip kerja sama.
Penyimpangan prinsip kerja sama dalam buku Kambing Jantan juga
menghasilkan keunikan. Keunikan tersebut dihasilkan dari adanya pemakaian
tuturan-tuturan unik yang tidak wajar atau lain dari bentuk biasanya.
Pada buku Kambing Jantan diciptakan dialog-dialog yang melanggar
prinsip kerja sama lewat maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi,
53
dan maksim pelaksanaan. Bila aturan-aturan dalam prinsip kerja sama harus
dipatuhi untuk menghasilkan komunikasi yang wajar, dalam buku Kambing
Jantan sengaja disimpangkan oleh penutur maupun lawan tutur dalam dialognya.
Dialog-dialog tersebut terjadi antara tokoh Gw dengan tokoh Petugas Imigrasi
Yang Berkumis (PIYB), tokoh Gw dengan tokoh Ingga, tokoh Gw dengan tokoh
Anaz, tokoh Gw dengan tokoh Bokap, ataupun tokoh Gw yang bercerita tentang
kejadian sehari-harinya. Untuk lebih jelas, dapat dilihat dalam uraian 3.1, 3.2, 3.3,
dan 3.4 berikut ini:
3.1 Penyimpangan Maksim Kuantitas
Di dalam komunikasi lazimnya untuk memenuhi tuntutan prinsip kerja
sama penutur memberikan informasi sebanyak yang dibutuhkan oleh lawan
bicaranya (Wijana, 2003:79). Dalam buku Kambing Jantan diciptakan dialog
yang menyimpang dari maksim kuantitas antara tokoh Gw dan tokoh PIYB
seperti dalam contoh (38) berikut:
(38) Sesampenya di imigrasi, ada petugas imigrasi yang berkumis
nanya ke gw:
Petugas imigrasi yang berkumis (PIYB) : Kamu lahirnya di
pesawat yah dek?
Gw : Hah? Engga kok, Pak. Saya lahir di kandang kelinci.
Emangnya kenapa Pak?
PIYB : Abis nama kamu di passport itu Dika Angkasaputra
Moerwani. Ada angkasa”nya gitu.
(Dika, hal: 170)
54
Berdasarkan konteks di atas, tokoh Gw yang sedang berada di bandara
ditanya oleh Petugas Imigrasi Yang Berkumis (PIYB). Petugas tersebut
menanyakan tentang foto dalam pasport yang dianggap tidak sesuai dengan
aslinya. Kemudian, petugas tersebut bertanya kepada tokoh Gw mengenai
namanya yang dalam pasport tertulis Dika Angkasaputra Moerwani. Pemakaian
nama Angkasa membuat tokoh (PIYB) mengira bahwa tokoh Gw lahir di pesawat.
Jiwa humor tokoh Gw membuatnya menyebut petugas itu dengan tuturan unik
Petugas Imigrasi Yang Berkumis (PIYB).
Tuturan unik Petugas Imigrasi Yang Berkumis (PIYB) menyimpang dari
prinsip kerja sama. Dalam contoh (38) tokoh Gw berbicara secara berlebihan.
Tokoh Gw ingin menyampaikan adanya seorang petugas imigrasi, tetapi melebih-
lebihkannya dengan frasa yang berkumis. Cara yang dilakukan tokoh Gw
merupakan penyimpangan maksim kuantitas.
3.2 Penyimpangan Maksim Kualitas
Dalam berbicara secara kooperatif, masing-masing peserta percakapan
harus berusaha sedemikian rupa agar mengatakan sesuatu yang sebenarnya
(Wijana, 2004:81). Peserta tindak tutur harus memberikan kontribusi berdasarkan
bukti-bukti yang ada.
(39) Sesampenya di imigrasi, ada petugas imigrasi yang berkumis
nanya ke gw:
Petugas imigrasi yang berkumis (PIYB) : Kamu lahirnya di
pesawat yah dek?
Gw : Hah? Engga kok, Pak. Saya lahir di kandang kelinci.
Emangnya kenapa Pak?
55
PIYB : Abis nama kamu di passport itu Dika Angkasaputra
Moerwani. Ada angkasa”nya gitu.
(Dika, hal: 170)
Berdasarkan konteks di atas, tokoh Gw yang sedang di bandara ditanya
oleh Petugas Imigrasi Yang Berkumis (PIYB). Petugas tersebut menanyakan
tentang foto dalam pasport yang dianggap tidak sesuai dengan aslinya. Kemudian,
petugas tersebut bertanya kepada tokoh Gw mengenai namanya yang dalam
pasport tertulis Dika Angkasaputra Moerwani. Pemakaian nama Angkasa
membuat tokoh (PIYB) mengira bahwa tokoh Gw lahir di pesawat. Petugas
imigrasi yang hanya bertanya mengenai tokoh Gw lahir di pesawat atau tidak,
dijawab dengan tuturan unik saya lahir di kandang kelinci (39).
Tuturan unik saya lahir di kandang kelinci menyimpang dari prinsip kerja
sama. Dalam contoh (39) tokoh Gw memberikan kontribusi yang melanggar
maksim kualitas. Tokoh Gw mengatakan bahwa dirinya lahir di kandang kelinci.
Seseorang tidaklah mungkin lahir di kandang kelinci karena ukuran kandang
kelinci yang terlalu kecil, kecuali kandang kelompok yang ukurannya cukup
besar. Pernyataan tokoh Gw tidak logis, karena ia tidaklah lahir di kandang
kelinci. Berdasarkan data yang ada, tokoh Gw berasal dari keluarga yang cukup
mampu sehingga tidak logis jika melahirkan di kandang kelinci.
(40) Ngomong” soal laper. Kayanya rahasia terbesar gw yang pernah
ada mulai terungkap di Adelaide. Yap. Saya kalo makan gak kira-
kira.
Kayaknya semakin ganteng orangnya semakin banyak makannya.
Ganteng pangkal rakus.
(Dika, hal: 69)
56
Berdasarkan konteks di atas, tokoh Gw yang tinggal di Adelaide mulai
menceritakan kebiasaannya, yaitu kalau makan tidak kira-kira. Nafsu makannya
yang besar kemudian dihubungkan dengan keadaan wajahnya yang menurutnya
tampan. Rasa percaya diri yang berlebihan ini diungkapkanya lewat tuturan unik
ganteng pangkal rakus.
Tuturan unik ganteng pangkal rakus menyimpang dari prinsip kerja sama.
Dalam contoh (40) tokoh Gw mengatakan sesuatu tanpa ada bukti yang memadai
sehingga melanggar maksim kualitas. Seseorang yang ”rakus” tidak berhubungan
dengan keadaan parasnya. Paras seseorang yang ganteng bukanlah bukti sifat
”rakus” seseorang. Berdasarkan bukti yang ada, seseorang yang ”rakus”
dikarenakan faktor lain, seperti hobi makan atau dalam keadaan sangat lapar.
(41) Ngomong” soal laper. Kayanya rahasia terbesar gw yang pernah
ada mulai terungkap di Adelaide. Yap. Saya kalo makan gak kira-
kira.
Kayaknya semakin ganteng orangnya semakin banyak makannya.
Ganteng pangkal rakus. Rakus banget malah, apa lagi kalo makan
yang namanya makanan gratis. Cemilan gratis. Minum gratis.
Perempuan gratis. Pokoknya semua yang berbau gratis. Enak
banget dah.
Seperti kata pepatah: makan gak makan asal kumpul kebo
(Dika, hal: 69)
Dari konteks di atas, tokoh Gw yang tinggal di Adelaide memiliki nafsu
yang makan yang berlebihan. Selain itu, ia sangat senang dengan yang namanya
gratisan, mulai dari makan, minum, dan perempuan. Sifatnya itu membuat tokoh
57
Gw menggambarkan dirinya seperti dalam tuturan unik makan gak makan asal
kumpul kebo.
Tuturan unik makan gak makan asal kumpul kebo menyimpang dari
prinsip kerja sama. Dalam contoh (41) tokoh Gw berbicara tidak logis karena
seseorang hidup dari makan, bukan dari kumpul kebo. Frase kumpul kebo
merupakan sebutan bagi pasangan yang tinggal bersama tanpa ikatan yang resmi
dan biasa dikonotasikan secara negatif. Frase kumpul kebo terjadi akibat adanya
penambahan kata kebo dari tuturan makan gak makan asal kumpul.
(42) Gw ngeliat jam dinding di belakang gw, terlihat jelas di situ
terpampang gede” JAM SEMBILAN LEWAT EMPAT PULUH
LIMA MENIT. Jadi jadi jadi jadi? Jam wekernya gak taunya gw
cepetin selama 1 jam lebih awal. Kok bisa??????
Jam dinding pun tertawa.
Saat ku hanya diam.
Dan membisul.
(Dika, hal: 135-136)
Berdasarkan konteks di atas, tokoh Gw mengalami keterlambatan dalam
sebuah mata kuliah yang diajar oleh dosen yang cukup galak. Keterlambatan yang
dikira hanya 5 menit ternyata salah, karena ia terlambat sekitar 1 jam. Keheranan
tokoh Gw digambarkan dengan tuturan unik dan membisul.
Tuturan unik dan membisul dalam contoh (42) menyimpang dari prinsip
kerja sama. Dalam contoh (42) tokoh Gw memberikan pernyataan yang tidak
sebenarnya. Berdasarkan bukti yang ada, tokoh Gw tidak benar-benar memiliki
bisul pada badannya. Tuturan unik dan membisul dibentuk akibat penambahan
bunyi dari kata membisu menjadi membisul. Tuturan tersebut merupakan lirik
58
lagu Jamrud yang berbunyi jam dinding pun tertawa saat ku hanya diam dan
membisu.
(43) Eniwei, karena kesukaan gw pada segala sesuatu yang praktis
inilah gw paling engga suka ama yang namanya masak, selain
karena gak bisa masak (bilang aja emang gak bisa masak dith).
Mungkin gw emang ga bakat masak kali yah? Terakhir gw masak
adalah pas gw masak stir lamb. Iya, namanya sih emang keren. Gw
masaknya pake osyter sauce, pas udah jadi baunya sih enak,
keliatannya juga enak, pas dicobain eh rasanya aneh.
Tau gitu mah gw gak usah masak sekalian, yah nasi sudah
menjadi dubur.
(Dika, hal: 158)
Berdasarkan konteks di atas, tokoh Gw yang tidak bisa memasak mencoba
memasak makanan yang bernama stir lamb. Bahan yang benar, aroma yang sedap,
dan tampilan yang menarik meyakinkan tokoh Gw untuk mencicipinya. Setelah
dimakan, ternyata rasanya tidak seperti yang dibayangkan. Penyesalannya karena
gagal dalam memasak digambarkan lewat tuturan unik nasi sudah menjadi dubur.
Tuturan unik nasi sudah menjadi dubur menyimpang dari prinsip kerja
sama. Dalam contoh (43) tokoh Gw mengatakan sesuatu yang tidak sebenarnya.
Nasi tidaklah mungkin berubah menjadi dubur. Dubur adalah sinonim dari lubang
anus atau pantat. Tuturan unik dalam contoh (43) dibentuk karena adanya
penggantian kata bubur menjadi dubur yang berasal dari idiom nasi sudah
menjadi bubur.
(44) Jadilah gw sekarang kalo ngedip bener” ngedip penuh sambil
ngerutin muka segala. Berasa kelilipan, berasa ada kompor dimata
gw. Lagu Jamrud pun mengalun dari kejauhan..
59
Ada yang lain disenyummu yang membuat lidahku gugup tak
bergerak,
Ada kompor...di bola matamu
Dan memaksa diri tuk bilang
Aku sayang padamu...
(Dika, hal: 235)
Berdasarkan konteks di atas, tokoh Gw yang baru memeriksa matanya
mengalami iritasi pada matanya. Akibatnya, jika mengedipkan mata benar-benar
mengedip penuh sampai mengerutkan muka. Hal tersebut terasa seperti sedang
kelilipan. Ekspresi tokoh Gw dalam menggambarkan keadaan matanya itu
menghasilkan tuturan unik ada kompor di bola matamu.
Tuturan unik ada kompor di bola matamu menyimpang dari prinsip kerja
sama lewat maksim kualitas. Dalam contoh (44) tokoh Gw mengeluarkan
pernyataan yang tidak logis. Di mata seseorang tidak mungkin ada sebuah
kompor. Berdasarkan bukti yang ada, dalam mata tokoh Gw tidak ada benda yang
bernama kompor. Oleh karena itu, tokoh Gw tidak mengatakan sesuatu dengan
benar. Tuturan unik dalam contoh (44) dihasilkan lewat penggantian kata pelangi
menjadi kompor. Tuturan unik tersebut merupakan sepenggal lirik lagu Jamrud
yang berbunyi ada pelangi di bola matamu.
(45) Hal pertama yang gw notice dari adelaide (ato oz mungkin?) adalah
harganya gak kira” mahalnya. Buset, bayangin nih internet cafe aja
$5 satu jam! Kira” 25.000 perak trus taksi kira” dari rumah gw di
Indonesia (blok s) ke Blok M $5.70 ato 28.500 perak. Gile, gw
mending ngawinin mesin atm aja ah biar beranak
duit....hueheheh....gak jadi ah...mesin atm di sini gak pernah gosok
gigi.
(Dika, hal: 26-27)
60
Dari konteks di atas, tokoh Gw merasa kaget dengan biaya hidup yang ada
di Adelaide, Australia. Internet yang satu jamnya sekitar lima ribu rupiah di
Indonesia, menjadi dua puluh lima ribu rupiah di Adelaide. Rasa kaget atas biaya
hidup yang cukup mahal itu membuat tokoh Gw mengekspresikannya dengan
tuturan unik gw mending ngawinin mesin atm aja ah biar beranak duit.
Tuturan unik gw mending ngawinin mesin atm aja ah biar beranak duit
menyimpang dari prinsip kerja sama, lewat maksim kualitas. Dalam contoh (45)
tokoh Gw memberikan pernyataan tidak logis. Mesin ATM yang merupakan
benda mati tidak mungkin dapat dikawini. Mesin ATM memang dapat
mengeluarkan duit, tetapi bukan dari proses perkawinan. Mesin ATM akan
mengeluarkan duit jika seseorang memasukkan kartu ATM beserta nomor
PINnya.
(46) Hal pertama yang gw notice dari adelaide (ato oz mungkin?) adalah
harganya gak kira” mahalnya. Buset, bayangin nih internet cafe aja
$5 satu jam! Kira” 25.000 perak trus taksi kira” dari rumah gw di
Indonesia (blok s) ke Blok M $5.70 ato 28.500 perak. Gile, gw
mending ngawinin mesin atm aja ah biar beranak
duit....hueheheh....gak jadi ah...mesin atm di sini gak pernah
gosok gigi.
(Dika, hal: 26-27)
Dari konteks di atas, tokoh Gw merasa kaget dengan biaya hidup yang
mahal di Adelaide. Rasa kagetnya itu membuat tokoh Gw ingin mengawini mesin
atm. Setelah dipikir, ternyata mesin atm tidak pernah gosok gigi, sehingga tokoh
61
Gw membatalkannya dengan tuturan unik mesin atm di sini gak pernah gosok
gigi.
Tuturan unik mesin atm di sini gak pernah gosok gigi menyimpang dari
prinsip kerja sama lewat maksim kualitas. Dalam contoh (46) tokoh Gw
memberikan pernyataan yang tidak logis. Mesin ATM merupakan benda mati
sehingga tidak bisa melakukan gosok gigi. Manusia dan binatang adalah makhluk
hidup yang dapat melakukan gosok gigi.
(47) Bukannya gw benci sekolah, (ya benci sih, tapi nanti kan jadi
kangen klo kelamaan gak sekolah, benci benci benci tapi rinduu
juwa...) *jari dan jempol udah mulai goyang” tapi lebih karena di
hari libur yang panjang ini bisa gw manfaatin untuk tidur pules.
Soalnya beberapa hari ini gw semakin berubah menjadi kalong.
(Dika, hal: 97-98)
Berdasarkan konteks di atas, tokoh Gw yang mengalami penyakit
insomnia tidak dapat mengatur tidurnya dengan baik. Hampir setiap malam tidak
bisa tidur, dan baru dapat tidur sekitar jam 4 pagi. Kekesalannya itu diungkapkan
dalam tuturan unik gw semakin berubah menjadi kalong.
Tuturan unik gw semakin berubah menjadi kalong menyimpang dari
prinsip kerja sama lewat maksim kualitas. Dalam contoh (47) tokoh Gw
mengatakan sesuatu secara tidak benar. Berdasarkan bukti yang memadai, tokoh
Gw tidak berubah menjadi kalong. Secara logis, tidak ada manusia yang dapat
berubah menjadi kalong. Manusia yang dapat berubah menjadi kalong hanya ada
dalam dongeng atau film.
62
(48) Kalo masalah buku, gw lagi baca bukunya SoE9ki yang judulnya I
Am a Cat. Belom abis, ada 600 halaman. Gile, bisa ada cacing
disko di mata gw noh. Tapi keren kok depan”nya.
(Dika, hal: 102)
Dari konteks di atas, tokoh Gw yang sedang membaca bukunya SoE9ki
yang berjudul I am a cat merasa terkejut karena terdapat 600 halaman yang harus
dibacanya. Rasa kaget yang berlebihan seperti dalam konteks diungkapkan oleh
tokoh Gw dengan tuturan unik bisa ada cacing disko di mata gw.
Tuturan unik bisa ada cacing disko di mata gw menyimpang dari prinsip
kerja sama lewat maksim kualitas. Dalam contoh (48) tokoh Gw mengatakan
sesuatu tanpa ada bukti yang memadai. Selama ini, tidak ada cacing yang berada
di dalam mata seseorang. Cacing biasa berada di dalam tanah atau tempat-tempat
yang kotor. Selain itu, yang dapat berdisko hanyalah manusia.
(49) Masih bersama kambinganteng disini. Yang udah kliyengan gara”
terserang badai flu yang dasyat sekali bo. CROOT! *tarik ingus*
Klo udah kena flu kayak gini, badan gw jadi gelisah –geli geli
basah- tak menentu. Makan susah. Tidur susah (kecuali kalo
dikelonin pacar, ehhh itu tambah jadi susah ding). Yang paling
jelas, susah buat jalan-jalan.
(Dika, hal:77)
Berdasarkan konteks di atas, tokoh Gw sedang mengalami flu yang
disertai dengan adanya ingus. Selain itu, kepalanya pun menjadi pusing. Kondisi
yang tidak menyenangkan karena sakit flunya tersebut membuat tokoh Gw
menggambarkannya lewat tuturan unik badai flu.
63
Tuturan unik badai flu menyimpang dari prinsip kerja sama lewat maksim
kualitas. Dalam contoh (49) tokoh Gw berbicara secara tidak benar dan tidak
logis. Menurut KBBI (2005, 84), badai berarti angin kencang yang menyertai
cuaca buruk (yang datang dengan tiba-tiba). Flu yang merupakan salah satu jenis
penyakit tidak menimbulkan angin kencang sehingga tidak ada badai yang
dihasilkan oleh penyakit flu tersebut.
(50) Dengan modal otak yang minim dan ingatan yang nyerempet”
kuda lumping, akhirnya kita berhasil juga menemukan parkirnya
dimana. Untung aja ada Rizal klo kaga mungkin gw udah jadi
hantu PS tuh.
(Dika, hal: 76)
Dari konteks yang ada, tokoh Gw sedang pergi ke sebuah mall bersama
temannya (Rizal). Setelah urusan selesai, mereka pun menuju parkiran untuk
mengambil mobil. Tokoh Gw yang sering lupa letak parkir mobilnya kembali
mengulanginya lagi. Ia lupa dimana memarkir mobilnya, untung ada temannya
yang bernama Rizal memberitahukannya. Sifat bodoh tokoh Gw yang sering lupa
itu diungkapkannya lewat tuturan unik ingatan yang nyerempet” kuda lumping.
Tuturan unik ingatan yang nyerempet” kuda lumping menyimpang dari
prinsip kerja sama lewat maksim kualitas. Dalam contoh (50) tokoh Gw
mengatakan sesuatu yang sulit untuk dibuktikan. Sesuatu disebut nyerempet atau
menyerempet jika merupakan benda yang berwujud, sedangkan ingatan adalah
sesuatu yang tidak berwujud. Jadi, ingatan yang menyerempet kuda lumping sulit
64
untuk dibuktikan. Sesuatu yang tidak berwujud tidaklah bisa bersentuhan dengan
sebuah benda.
3.3 Penyimpangan Maksim Relevansi
Penutur dan lawan tutur dituntut selalu relevan mengemukakan maksud
dan ide-idenya. Kontribusi-kontribusi yang diberikan harus berkaitan atau sesuai
dengan topik-topik yang sedang dibicarakan. Di dalam berbicara penutur
mengutarakan tuturannya sedemikian rupa sehingga tuturan itu hanya memiliki
satu tafsiran yang relevan dengan konteks pembicaraan (Wijana, 2004:85).
Penerapannya dapat dilihat dalam contoh (51) sampai dengan (53) berikut ini:
(51) Gw : (baru pulang dari jalan”) Duh capek…
Ingga : (tiba” dateng) Bang bang…
Gw : kenapa ngga?
Ingga : Bang tadi mama nitip pesen…
Gw : Apaan?
Ingga : Katanya mama, abang harus NGASI LIAT TITIT
ABANG KE EDGAR!
Gw : Masyaoloh.
Ingga : Iyah, biar Edgar tau contohnya titit yang udah disunat.
Gw : Ya ampun, liat aja tuh idungnya Bang Pito!!!
(Dika, hal: 197)
Dari konteks di atas, tokoh Gw yang baru saja sampai rumah dikagetkan
dengan perkataan adiknya (Ingga) yang memintanya untuk menunjukkan tititnya
kepada Edgar. Hal itu disebabkan tokoh Edgar yang akan segera disunat. Tokoh
Gw yang kaget mendengar perkataan tokoh Ingga justru menanggapinya dengan
tuturan unik liat aja tuh idungnya Bang Pito!!!.
65
Tuturan unik liat aja tuh idungnya Bang Pito!!! Menyimpang dari prinsip
kerja sama lewat maksim relevansi. Dalam contoh (51) tokoh Gw sebagai lawan
bicara tokoh Ingga memberikan kontribusi yang tidak relevan. Tokoh Ingga yang
meminta kepada tokoh Gw untuk memperlihatkan bentuk titit yang telah disunat
kepada adiknya (Edgar) justru diberikan informasi seperti dalam contoh (51).
Dalam percakapan yang wajar, tokoh Gw tidak selayaknya menyamakan bentuk
titit yang sudah disunat dengan bentuk hidung temannya yang bernama Pito.
Bentuk titit yang telah disunat pada umumnya berbentuk oval, sehingga tidak
relevan jika disamakan dengan bentuk hidung yang berbentuk seperti segitiga.
Adanya penyamaan antara bentuk titit yang sudah disunat dengan bentuk hidung
seseorang yang dilakukan secara sengaja oleh tokoh Gw membuat penyimpangan
maksim relevansi dalam contoh (51) menjadi unik.
(52) Nyokap : ( lagi ditengah” ngobrol) Iyah..tau gak dik.. masa
yah dia tuh bolot banget!
Bokap : (tampang cengok) hah? Apa sih bolot tuh ma?
Nyokap : Papa gak tau bolot ya ampun bokap kita kung.
Kampungan banget ya!
Gw : (ngakak) hahahhaa.. tau nih papa gimana sih
Bokap : apaan sih bolot itu, kung?
Gw : uumm.. Tanya mama aja..
Nyokap : nih yah pa, bolot itu adalah B – U – D – E – K…
Bokap : HAH? SAPA YANG BUDUK?
(Dika, hal: 186)
Berdasarkan konteks di atas, tokoh Bokap yang sedang berbicara dengan
tokoh Gw dan tokoh Nyokap tidak mengerti maksud dari kata bolot.
Ketidaktahuan tokoh Bokap tersebut akhirnya memaksa tokoh Nyokap untuk
66
memberi tahu arti dari kata bolot, yang berarti budek (kurang pendengaran).
Keunikan terjadi ketika tokoh bokap menanggapinya dengan tuturan unik SAPA
YANG BUDUK?.
Tuturan unik SAPA YANG BUDUK? Menyimpang dari prinsip kerja sama
lewat maksim relevansi. Dalam contoh (52) tokoh Bokap sebagai lawan bicara
tokoh Gw dan tokoh Nyokap memberikan kontribusi yang tidak relevan. Tokoh
Nyokap yang menjelaskan arti kata bolot yang juga berarti budek, sampai
mengeja per huruf agar dapat dimengerti oleh tokoh Bokap. Kata budek yang
bersinonim dengan kata bolot bermakna untuk menyebut seseorang yang
mengalami gangguan dalam pendengarannya tidak relevan dengan kata buduk
yang berarti salah satu jenis penyakit kulit. Adanya penyamaan antara makna kata
budek dan buduk yang dilakukan secara tidak sengaja oleh tokoh Bokap membuat
penyimpangan maksim relevansi dalam contoh (52) menjadi unik. Keunikan
tersebut terjadi karena penyamaan dua kata yang memiliki penulisan dan pelafalan
yang hampir sama.
(53) Gw : *baru pulang*
Yudhit : Bang. Bang. Beliin lupus dunk bang…
Gw : Emangnya tukang bakso, bang” aja. Ntar deh
abang beliin.. mo lupus apa?
Yudith : Lupus yang SD aja deh bang..
Gw : Lho? Kamu kan udah SMP dit? Kok bacanya
Lupus SD?
Yudith : iyah.. yang banyak yah bang..klo 2 yah 4 ya..
Gw : Buset. Nih, abang beliin SUGUS aja 4 yak!
Hehehe…
(Dika, hal: 190-191)
67
Berdasarkan konteks di atas, tokoh Yudith meminta dibelikan buku Lupus
kepada tokoh Gw sebanyak 2 atau 4 buku. Tokoh Gw yang kaget atas permintaan
tokoh Yudith menanggapinya dengan tuturan unik Nih, abang beliin SUGUS aja 4
yak!.
Tuturan unik Nih, abang beliin SUGUS aja 4 yak! Menyimpang dari
prinsip kerja sama lewat maksim relevansi. Dalam contoh (53) tokoh Gw sebagai
lawan bicara tokoh Yudith memberikan kontribusi yang tidak sesuai dengan topik
yang sedang diperbincangkan. Tokoh Yudith yang memberikan topik tentang
permintaannya akan buku Lupus ditanggapi dengan tuturan seperti dalam contoh
(53). Adanya penyamaan antara buku Lupus dan permen sugus dapat dilihat dari
bunyi akhir masing-masing kata yang berbunyi –us. Penyamaan bunyi akhir dari
kedua kata tersebut membuat penyimpangan maksim relevansi dalam contoh (53)
menjadi unik. Keunikan itu disebabkan penyamaan kata Lupus dan sugus dalam
komunikasi antara tokoh Gw dan tokoh Yudith.
3.3 Penyimpangan Maksim Pelaksanaan
Pembicara harus mengutarakan ujarannya sedemikian rupa agar mudah
dipahami oleh lawan bicaranya dengan menghindari kekaburan (obscurity),
ketaksaan (ambiguity), berbicara secara padat (straightforward), serta runtut. Hal
yang perlu diperhatikan ini sengaja ataupun tidak sengaja disimpangkan oleh
tokoh Gw (penulis). Untuk lebih jelas, dapat dilihat dalam contoh (54) sampai
dengan (80) berikut ini:
68
(54) Lalu dengan semangat 45 x 2 = 90, mengintip kantong kresek
tersebut. Dan ternyata sodara” hal pertama yang gw liat di dalam
kantong plastic kresek tersebut adalah kotak karton lumayan besar
bertuliskan ZOOM Effect Processor tipe GFX-400. Untuk lebih
singkatnya: efek gitar!!! Gila….ngeliat bungkusnya gw berteriak”
senang dalam hati.
(Dika, hal:44-45)
Dari konteks di atas, tokoh Gw diberi hadiah oleh ayahnya yang
dibungkus kantong plastik berwarna hitam. Kantong plastik itu berisi tulisan
ZOOM Effect Processor tipe GFX-400 yang berarti merek efek gitar. Kebahagiaan
tokoh Gw diungkapkan dengan tuturan unik semangat 45 x 2 = 90.
Tuturan unik semangat 45 x 2 = 90 menyimpang dari prinsip kerja sama
lewat maksim pelaksanaan. Dalam contoh (54) tokoh Gw mengutarakan
ujarannya secara kabur atau tidak jelas. Tuturan tokoh Gw mengacu pada suatu
keterangan yang menerangkan tentang rasa semangat yang menggebu-gebu.
Pemakaian tuturan unik dalam contoh (54) menjadi tidak jelas karena tokoh gw
menyamakannya dengan istilah yang lebih dahulu mapan, yaitu semangat 45.
Istilah semangat 45 biasa dipakai untuk menerangkan seseorang yang memiliki
semangat yang menggebu-gebu seperti pada saat tahun 1945. Penyamaan dua
referen ini membuat penyimpangan maksim pelaksanaan dalam contoh (40)
menjadi unik. Keunikan itu disebabkan oleh tokoh Gw (penulis) yang berusaha
menciptakan istilah baru dengan menyamakan referen antara istilah yang telah ada
sebelumnya dengan istilah yang baru.
69
(55) Ngomong” soal laper. Kayanya rahasia terbesar gw yang pernah
ada mulai terungkap di Adelaide. Yap. Saya kalo makan gak kira-
kira.
Kayaknya semakin ganteng orangnya semakin banyak makannya.
Ganteng pangkal rakus.
(Dika, hal: 69)
Berdasarkan konteks di atas, tokoh Gw yang tinggal di Adelaide mulai
menceritakan kebiasaannya, yaitu kalau makan tidak kira-kira. Nafsu makannya
yang besar kemudian dihubungkannya dengan keadaan wajahnya yang
menurutnya tampan. Rasa percaya diri yang berlebihan ini diungkapkan oleh
tokoh Gw dengan tuturan unik ganteng pangkal rakus.
Tuturan unik ganteng pangkal rakus menyimpang dari prinsip kerja sama
lewat maksim pelaksanaan. Dalam contoh (55) tokoh Gw mengutarakan
ujarannya secara kabur atau tidak jelas. Ketidakjelasan itu terletak pada makna
yang dituju dari tuturan unik pada contoh (55). Seseorang yang memiliki paras
tampan atau ganteng tidak berhubungan dengan sifat makannya yang berlebihan
atau rakus. Pemakaian tuturan unik ganteng pangkal rakus merupakan penyamaan
dari tuturan hemat pangkal kaya dan rajin pangkal pandai. Dari kedua tuturan
yang telah ada, pemakaian kata pangkal bermakna suatu hasil yang baik atau
positif. Seseorang yang hemat akan menghasilkan kekayaan, sedangkan sifat rajin
berbuah kepandaian. Penyamaan tuturan unik dalam contoh (55) dengan tuturan
yang telah ada membuat penyimpangan maksim pelaksanaan dalam contoh (55)
menjadi unik. Keunikan tersebut disebabkan oleh tokoh Gw yang berusaha
menciptakan istilah baru dengan menyamakan penggunaan kata pangkal dalam
70
tuturan unik contoh (55) dengan idiom yang telah ada sebelumnya, yaitu hemat
pangkal kaya dan rajin pangkal pandai.
(56) Ngomong” soal laper. Kayanya rahasia terbesar gw yang pernah
ada mulai terungkap di Adelaide. Yap. Saya kalo makan gak kira-
kira.
Kayaknya semakin ganteng orangnya semakin banyak makannya.
Ganteng pangkal rakus. Rakus banget malah, apa lagi kalo makan
yang namanya makanan gratis. Cemilan gratis. Minum gratis.
Perempuan gratis. Pokoknya semua yang berbau gratis. Enak
banget dah.
Seperti kata pepatah: makan gak makan asal kumpul kebo
(Dika, hal: 69)
Dari konteks di atas, tokoh Gw yang tinggal di Adelaide memiliki nafsu
yang makan yang berlebihan. Selain itu, ia sangat senang dengan yang namanya
gratisan, mulai dari makan, minum, dan perempuan. Sifatnya itu membuat tokoh
Gw menggambarkan dirinya seperti dalam tuturan unik makan gak makan asal
kumpul kebo.
Tuturan unik makan gak makan asal kumpul kebo menyimpang dari
prinsip kerja sama dengan cara penyimpangan maksim pelaksanaan. Dalam
contoh (56) tokoh Gw bertutur secara taksa. Ketaksaan itu terjadi karena
timbulnya frase kumpul kebo. Kumpul kebo merupakan sebutan bagi pasangan
yang tinggal bersama tanpa ikatan yang resmi, dan biasa dikonotasikan secara
negatif. Jadi, tuturan unik dalam contoh (56) dapat ditafsirkan menjadi sebuah
tuturan yang mengajak pembacanya untuk melakukan kumpul kebo dalam
keadaan telah makan atau tidak, serta dapat juga ditafsirkan sebagai
71
pemberitahuan untuk berkumpul dengan binatang kebo atau kerbau dalam situasi
setelah makan ataupun tidak.
Penambahan kata benda (kebo) dari sebuah idiom, yaitu makan gak makan
asal kumpul inilah yang menimbulkan tuturan unik makan gak makan asal
kumpul kebo. Selain itu, adanya penambahan kata benda (kebo) dalam tuturan
unik contoh (56) membuat penyimpangan maksim pelaksanaan menjadi unik.
Keunikan itu disebabkan oleh tokoh Gw yang membuat istilah baru dengan
menambahkan kata benda (kebo) pada pepatah makan gak makan asal kumpul.
(57) Balik lagi ke film 30 Hari Mencari Cinta, gw inget banget ada satu
dialog yang kayanya nancep banget tuh, yang dikatakan oleh si
Bryan, yg berperan jadi pacarnya keke:
”Hubungan emosi itu akan lebih kuat lagi kalau disertai dengan
hubungan fisik” Sebenernya sih banyak caranya, misalnya cium
pipi, french kiss, belai” rambut, sekedar pelukan, gandengan
tangan, sampe ML (makan lemper).
(Dika, hal: 85)
Berdasarkan konteks di atas, tokoh Gw sedang memberi tips tentang
menambah kualitas hubungan emosi antara dua orang yang sedang pacaran.
Beberapa cara tersebut merupakan hubungan fisik, mulai dari cium pipi hingga
(ML) making love. Dalam menggambarkan hubungan fisik tersebut, tokoh Gw
menciptakan tuturan unik ML (makan lemper).
Tuturan unik ML (makan lemper) menyimpang dari prinsip kerja sama
dengan cara penyimpangan maksim pelaksanaan. Daam contoh (57) tokoh Gw
mengutarakan ujarannya secara tidak runtut. Ketidakruntutan itu terjadi pada akhir
cerita dalam contoh (57). Tokoh Gw yang sedang memberikan tips tentang
72
menambah kualitas hubungan emosi sepasang kekasih, secara sengaja
mengartikan ML sebagai makan lemper, padahal arti ML dari konteks tersebut
yaitu making love. Penggantian arti ML making love menjadi makan lemper
dilakukan secara sengaja oleh tokoh Gw untuk memberikan keunikan dalam
tulisannya, sehingga penyimpangan maksim pelaksanaan dalam contoh (57)
menimbulkan keunikan dari adanya perbedaan makna ML making love dengan
ML makan lemper.
(58) Gw yang cukup waras menyaksikan adegan tidur yang mirip
dengan orang” imbisil di sekolah SLB terkemuka di Jakarta itu
cuman bisa ngelus dada sambil bilang, amit-amit jabang
kambing.
(Dika, hal: 100)
Dari konteks di atas, tokoh Gw yang melihat adik kembarnya Ingga dan
Anggi merasa terkejut dengan kelakuan mereka saat tidur, salah satunya saat di
pipisin oleh Ingga. Selain itu, Ingga dan Anggi sering mengigau secara bersahut-
sahutan dengan mulut terbuka seperti ikan mas koki. Hal tersebut membuat tokoh
Gw heran dan mengungkapkannya lewat tuturan unik amit-amit jabang kambing.
Tuturan unik amit-amit jabang kambing menyimpang dari prinsip kerja
sama dengan cara penyimpangan maksim pelaksanaan. Dalam contoh (58) tokoh
Gw bertutur secara taksa. Ketaksaan itu berasal dari tuturan yang telah mapan,
yaitu amit-amit jabang bayi. Tuturan amit-amit jabang bayi biasa digunakan
seseorang untuk mengungkapkan rasa heran atau kaget atas suatu peristiwa yang
tidak lazim, seperti seorang anak yang terlahir dengan dua kepala, seorang anak
73
yang terlahir tanpa kelamin, ataupun seseorang yang memiliki penyakit aneh
lainnya. Pemakaian tuturan tersebut biasa diucapkan oleh seorang ibu yang sedang
hamil sambil mengelus-elus perutnya dan berharap agar kejadian itu tidak terjadi
pada anaknya. Adanya penggantian kata bayi menjadi kambing dalam contoh (58)
dilakukan secara sengaja oleh tokoh Gw untuk menimbulkan keunikan dalam
tulisannya. Penggantian seperti ini membuat penyimpangan maksim pelaksanaan
dalam contoh (58) menjadi unik. Keunikan tersebut disebabkan pemilihan kata
kambing untuk mengganti kata bayi yang terjadi karena tokoh Gw sering
menyebut dirinya dengan sebutan kambing.
(59) Gw ngeliat jam dinding di belakang gw, terlihat jelas di situ
terpampang gede” JAM SEMBILAN LEWAT EMPAT PULUH
LIMA MENIT. Jadi jadi jadi jadi? Jam wekernya gak taunya gw
cepetin selama 1 jam lebih awal. Kok bisa??????
Jam dinding pun tertawa.
Saat ku hanya diam.
Dan membisul.
(Dika, hal: 135-136)
Berdasarkan konteks di atas, tokoh Gw mengalami keterlambatan dalam
sebuah mata kuliah yang diajar oleh dosen yang cukup galak. Keterlambatan yang
dikira hanya 5 menit ternyata salah, karena ia terlambat sekitar 1 jam. Keheranan
tokoh Gw digambarkan dengan tuturan unik dan membisul.
Tuturan unik dan membisul menyimpang dari prinsip kerja sama lewat
penyimpangan maksim pelaksanaan. Dalam contoh (59) tokoh Gw bertutur secara
kabur atau tidak jelas. Ketidakjelasan tersebut dapat diketahui dengan bantuan
konteks ekstralingual, yakni lagu Jamrud ”Pelangi di Matamu” yang cukup
74
terkenal. Pemilihan lagu itu sendiri sudah mengandung maksud agar
penyimpangan itu dapat dikenal oleh pembaca sehingga keunikannya lebih mudah
dipahami. Bila tuturan unik dalam contoh (59) dibandingkan dengan lirik lagu
”Pelangi di Matamu”, terlihat dengan jelas adanya penambahan bunyi membisu
menjadi membisul. Membisu yang berarti menjadi bisu atau berpura-pura seperti
orang bisu sangat berbeda maknanya jika ditambahkan bunyinya menjadi
membisul, yang berarti menghasilkan bisul atau memiliki bisul. Penambahan
bunyi seperti itu membuat penyimpangan maksim pelaksanaan dalam contoh (59)
menjadi unik. Keunikan itu disebabkan adanya penambahan bunyi dari kata
membisu menjadi membisul yang memiliki makna sangat beda.
(60) Eniwei, karena kesukaan gw pada segala sesuatu yang praktis
inilah gw paling engga suka ama yang namanya masak, selain
karena gak bisa masak (bilang aja emang gak bisa masak dith).
Mungkin gw emang ga bakat masak kali yah? Terakhir gw masak
adalah pas gw masak stir lamb. Iya, namanya sih emang keren. Gw
masaknya pake osyter sauce, pas udah jadi baunya sih enak,
keliatannya juga enak, pas dicobain eh rasanya aneh.
Tau gitu mah gw gak usah masak sekalian, yah nasi sudah
menjadi dubur.
(Dika, hal: 158)
Berdasarkan konteks di atas, tokoh Gw yang tidak bisa memasak mencoba
memasak makanan yang bernama stir lamb. Bahan yang benar, aroma yang sedap,
dan tampilan yang menarik meyakinkan tokoh Gw untuk mencicipinya. Setelah
dimakan, ternyata rasanya tidak seperti yang dibayangkan. Penyesalannya karena
gagal dalam memasak digambarkan lewat tuturan unik nasi sudah menjadi dubur.
75
Tuturan unik nasi sudah menjadi dubur menyimpang dari prinsip kerja
sama lewat penyimpangan maksim pelaksanaan. Dalam contoh (60) tokoh Gw
bertutur secara tidak jelas. Ketidakjelasan itu diciptakan lewat penggantian idiom,
yaitu nasi sudah menjadi bubur menjadi nasi sudah menjadi dubur. Idiom nasi
sudah menjadi bubur bermaksud untuk menerangkan sesuatu hal yang telah
terjadi dan tidak bisa diputar kembali, sama halnya dengan nasi yang telah
dimasak menjadi bubur. Tuturan unik dalam contoh (60) bermaksud sama seperti
idiom nasi sudah menjadi bubur, tetapi makna dari tuturan tersebut menjadi tidak
jelas. Nasi yang berubah menjadi dubur sangatlah tidak jelas maknanya. Dubur
sendiri merupakan sinonim dari lubang anus atau pantat. Penggantian kata bubur
menjadi dubur membuat penyimpangan maksim pelaksanaan dalam contoh (46)
menjadi unik. Keunikan itu disebabkan oleh penggantian kata yang memiliki
makna sangat berbeda, tetapi memiliki bunyi akhir yang sama, yaitu –ur.
(61) Jadilah gw sekarang kalo ngedip bener” ngedip penuh sambil
ngerutin muka segala. Berasa kelilipan, berasa ada kompor dimata
gw. Lagu Jamrud pun mengalun dari kejauhan..
Ada yang lain disenyummu yang membuat lidahku gugup tak
bergerak,
Ada kompor...di bola matamu
Dan memaksa diri tuk bilang
Aku sayang padamu...
(Dika, hal: 235)
Berdasarkan konteks di atas, tokoh Gw yang baru memeriksa matanya
mengalami iritasi pada matanya. Akibatnya, jika mengedipkan mata benar-benar
mengedip penuh sampai mengerutkan muka. Hal tersebut terasa seperti sedang
76
kelilipan. Ekspresi tokoh Gw dalam menggambarkan keadaan matanya itu
menghasilkan tuturan unik ada kompor di bola matamu.
Tuturan unik ada kompor di bola matamu menyimpang dari prinsip kerja
sama lewat penyimpangan maksim pelaksanaan. Dalam contoh (61) tokoh Gw
mengutarakan ujarannya secara kabur atau tidak jelas. Ketidakjelasan itu dapat
dipahami dengan bantuan konteks ekstralingual, yakni lagu Jamrud ”Pelangi di
Matamu” yang populer sekitar tahun 2000. Pemilihan lagu itu sendiri
mengandung maksud agar penyimpangan itu dapat dikenal oleh pembaca
sehingga keunikannya lebih mudah dipahami. Bila tuturan unik dalam contoh (61)
dibandingkan dengan lagu ”Pelangi di Matamu”, terlihat dengan jelas adanya
penggantian kata pelangi menjadi kompor. Pelangi yang menurut KBBI
(2008:1039) berarti lengkung spektrum warna di langit, tampak karena pembiasan
sinar matahari oleh titik-titik hujan atau embun diganti dengan kata kompor yang
menurut KBBI (2008:720) berarti perapian untuk memasak yang menggunakan
minyak tanah, gas, atau listrik sebagai bahan bakar. Penggantian kata seperti itu
membuat penyimpangan maksim pelaksanaan dalam contoh (61) menjadi unik.
Keunikan itu disebabkan oleh penggantian kata yang memiliki makna yang sangat
berlainan dan sulit dicari hubungan implikasionlnya.
(62) Hal pertama yang gw notice dari adelaide (ato oz mungkin?)
adalah harganya gak kira” mahalnya. Buset, bayangin nih internet
cafe aja $5 satu jam! Kira” 25.000 perak trus taksi kira” dari rumah
gw di Indonesia (blok s) ke Blok M $5.70 ato 28.500 perak. Gile,
gw mending ngawinin mesin atm aja ah biar beranak
duit....hueheheh....gak jadi ah...mesin atm di sini gak pernah gosok
gigi.
(Dika, hal: 26-27)
77
Dari konteks di atas, tokoh Gw merasa kaget dengan biaya hidup yang ada
di Adelaide, Australia. Internet yang satu jamnya sekitar lima ribu rupiah di
Indonesia, menjadi dua puluh lima ribu rupiah di Adelaide. Rasa kaget atas biaya
hidup yang cukup mahal itu membuat tokoh Gw mengekspresikannya dengan
tuturan unik gw mending ngawinin mesin atm aja ah biar beranak duit.
Tuturan unik gw mending ngawinin mesin atm aja ah biar beranak duit
menyimpang dari prinsip kerja sama lewat penyimpangan maksim pelaksanaan.
Dalam contoh (62) tokoh Gw bertutur secara kabur atau tidak jelas. Mesin ATM
(Anjungan Tunai Mandiri ) yang merupakan benda mati tidaklah mungkin dapat
dikawini, apalagi sampai beranak duit. Mesin ATM dapat mengeluarkan duit jika
dimasukkan kartu akses dan nomor pinnya. Perbedaan referen ini membuat
penyimpangan maksim pelaksanaan dalam contoh (62) menjadi unik. Keunikan
itu disebabkan oleh referen yang berbeda dalam tuturan unik dan secara leksikal.
(63) Hal pertama yang gw notice dari adelaide (ato oz mungkin?)
adalah harganya gak kira” mahalnya. Buset, bayangin nih internet
cafe aja $5 satu jam! Kira” 25.000 perak trus taksi kira” dari rumah
gw di Indonesia (blok s) ke Blok M $5.70 ato 28.500 perak. Gile,
gw mending ngawinin mesin atm aja ah biar beranak
duit....hueheheh....gak jadi ah...mesin atm di sini gak pernah
gosok gigi.
(Dika, hal: 26-27)
Dari konteks di atas, tokoh Gw merasa kaget dengan biaya hidup yang
mahal di Adelaide. Rasa kagetnya itu membuat tokoh Gw ingin mengawini mesin
78
atm. Setelah dipikir, ternyata mesin atm tidak pernah gosok gigi, sehingga tokoh
Gw membatalkannya dengan tuturan unik mesin atm di sini gak pernah gosok
gigi.
Tuturan unik mesin atm di sini gak pernah gosok gigi menyimpang dari
prinsip kerja sama dengan cara penyimpangan maksim pelaksanaan. Dalam
contoh (63) tokoh Gw bertutur secara kabur atau tidak jelas. Di manapun mesin
ATM tidak dapat gosok gigi layaknya manusia. Selain itu, referen dari tuturan
unik contoh (63) hanya ingin membatalkan keinginannya untuk mengawini mesin
ATM. Perbedaan referen seperti ini membuat penyimpangan maksim pelaksanaan
dalam contoh (63) menjadi unik.
(64) Bukannya gw benci sekolah, (ya benci sih, tapi nanti kan jadi
kangen klo kelamaan gak sekolah, benci benci benci tapi rinduu
juwa...) *jari dan jempol udah mulai goyang” tapi lebih karena di
hari libur yang panjang ini bisa gw manfaatin untuk tidur pules.
Soalnya beberapa hari ini gw semakin berubah menjadi kalong.
(Dika, hal: 97-98)
Berdasarkan konteks di atas, tokoh Gw yang mengalami penyakit
insomnia tidak dapat mengatur tidurnya dengan baik. Hampir setiap malam tidak
bisa tidur, dan baru dapat tidur sekitar jam 4 pagi. Kekesalannya itu diungkapkan
dalam tuturan unik gw semakin berubah menjadi kalong.
Tuturan unik gw semakin berubah menjadi kalong menyimpang dari
prinsip kerja sama lewat penyimpangan maksim pelaksanaan. Dalam contoh (64)
tokoh Gw bertutur secara kabur atau tidak jelas. Seorang manusia tidaklah
mungkin berubah menjadi seekor kalong (kelelawar). Perubahan sosok manusia
79
menjadi seekor binatang hanya terjadi di dalam sebuah cerita dongeng. Perbedaan
referen inilah yang membuat penyimpangan maksim pelaksanaan dalam contoh
(64) menjadi unik.
(65) Lanjut, pokoknya semenjak henpon gw ilang, gw jadi ga punya
pedoman waktu, selain jam di leptop gw. Untungnya gw masih
punya ipod yang baru gw beli. Yang sangat keren sekali itu.
Ipod gw itu, yang merupakan mp3 player yang bisa menyimpan
40G lagu, yang berarti dapat menyimpan 10.000+ lagu, yang
berarti memorinya lebih gede dari laptop dan computer gw sendiri,
ternyata juga bisa menunjukkan waktu.
Mangkanya, gw sekarang sepenuhnya menggantungkan diri
kepada keperkasaan Ipod untuk membimbing gw dalam
menunjukkan waktu dalam hari” gw.
(Dika, hal:106)
Berdasarkan konteks di atas, tokoh Gw yang kehilangan handphone
menjadi kehilangan pedoman waktu, karena biasanya tokoh Gw mengandalkan
handphone dalam urusan waktu. Hal tersebut tidak terlalu membingungkan tokoh
Gw, karena ia masih mempunyai ipod dalam hal menunjukkan waktu. Rasa
bahagia dan bangga terhadap ipod yang dapat membantunya dalam hal waktu
membuat tokoh Gw mengungkapkannya dengan tuturan unik menggantungkan
diri kepada keperkasaan ipod.
Tuturan unik menggantungkan diri kepada keperkasaan ipod menyimpang
dari prinsip kerja sama lewat penyimpangan maksim pelaksanaan. Dalam contoh
(65) tokoh Gw bertutur secara kabur atau tidak jelas. Referen dari tuturan unik
contoh (65) adalah kebahagiaan dan kebanggaan tokoh Gw akan ipodnya. Secara
leksikal, tokoh Gw menggantungkan diri pada suatu hal yang tidak mungkin,
80
karena ipod berbentuk kecil dan tidak dapat digantungkan. Perbedaan referen ini
membuat penyimpangan maksim pelaksanaan dalam contoh (65) menjadi unik.
Keunikan itu disebabkan adanya perbedaan referen antara tuturan unik contoh
(65) dengan referen secara leksikal.
(66) Sampe kemaren, gw lagi nonton tipi terus tiba” aus. Lalu gw pun
memutuskan untuk minum dan membuka kulkas gw. Di dalam
kulkas tersebut terlihatlah dengan manja sekaleng kokakola.
Karena aus, gw ambil aja terus gw minum dengan penuh kenistaan
ampe abis. Pas minum gw langsung memuntahkannya kembali.
SUMPAH RASANYA GAK ENAK BANGET.
Gak taunya itu kokakola entah berapa taun yang lalu, abis rasanya
aceeeeeeeeeeeeeeem bener.
(Dika, hal:161-162)
Dari konteks di atas, tokoh Gw yang sedang kehausan membuka
kulkasnya untuk mencari minum. Setelah dibuka, ternyata di dalamnya ada
sekaleng cocacola. Rasa haus yang melanda membuat tokoh Gw merasa senang
atas adanya sekaleng cocacola, sehingga mengungkapkannya lewat tuturan unik
terlihatlah dengan manja sekaleng kokakola.
Tuturan unik terlihatlah dengan manja sekaleng kokakola menyimpang
dari prinsip kerja sama dengan cara penyimpangan maksim pelaksanaan. Dalam
contoh (66) tokoh Gw bertutur secara taksa. Manja yang menurut KBBI
(2005:875) memiliki referen kurang baik adat kelakuannya karena selalu diberi
hati, tidak pernah ditegur (dimarahi), dituruti semua kehendaknya ditaksakan
menjadi sifat dari sebuah kaleng cocacola. Penyamaan referen kata manja seperti
ini membuat penyimpangan maksim pelaksanaan dalam contoh (66) menjadi unik.
81
Keunikan itu disebabkan penyamaan referen kata manja yang dipakai dalam
tuturan unik contoh (66) dan secara leksikal.
(67) Pito adalah temen SMU gw yang kuliah di Jogja, orangnya
ganteng, gagah, tapi sayang berkepang dua. Hhehehe. Engga ding,
dia itu temen SMU gw, dan selama seminggu ini dia nginep terus
di rumah gw.
Rizal juga lagi libur kuliahnya. Dia juga temen SMU gw, kalo
berjalan prok prok prok (emangnya dia seorang kapiten?), dan juga
sering pergi bareng” gw kemana”. Jadilah maka kami tiga sekawan:
Rizal, Gw, ama Pito kembali memberantas keperawanan
mengarungi kota Jakarta tercinta bersama”.
(Dika, hal:188)
Berdasarkan konteks di atas, tokoh Gw bersama teman-temannya sedang
mengisi waktu liburan dengan berjalan-jalan. Mereka yang kuliah ditempat
berlainan bertemu kembali pada saat liburan. Rasa senang ini diungkapkan oleh
tokoh Gw dengan menggunakan tuturan unik memberantas keperawanan.
Tuturan unik memberantas keperawanan menyimpang dari prinsip kerja
sama lewat penyimpangan maksim pelaksanaan. Dalam contoh (67) tokoh Gw
bertutur secara kabur atau tidak jelas. Frasa memberantas keperawanan memiliki
referen adanya kegiatan pemberantasan wanita yang masih perawan, sedangkan
dalam tuturan unik contoh (67), frasa memberantas keperawanan memiliki
referen rasa senang karena dapat mengarungi kota Jakarta. Seseorang yang merasa
senang tidak jelas referennya jika mengungkapkannya dengan frasa memberantas
keperawanan. Perbedaan referen ini membuat penyimpangan maksim
pelaksanaan dalam contoh (67) menjadi unik.
82
(68) Kemaren gw dikejutkan dengan berita mengejutkan yang dibawa
oleh adek” gw, dengan napsu yang menggebu”, si Yudith bilang
kalo kucingnya nenek gw baru aja hamil dan melahirkan, yah
peristiwa ini cukup membuat gw terharu, karena beberapa bulan
lalu, nenek gw baru kehilangan 3 anak kucing yang mati dengan
sukses karena sakit….uniknya, anak kucing yang baru lahir
sekarang juga 3 biji, hwalah….bisa gitu yah?
(Dika, hal:3)
Berdasarkan konteksnya, tokoh Gw baru mendapatkan berita tentang
kelahiran kucing neneknya yang berhasil melahirkan 3 anak kucing. Berita
tersebut membuat tokoh gw kaget, karena beberapa bulan yang lalu neneknya juga
kehilangan 3 anak kucing. Kematian 3 anak kucing tersebut meninggal karena
sakit. Rasa haru dan kaget atas kematian 3 anak kucing neneknya membuat tokoh
gw mengungkapkannya dengan tuturan unik mati dengan sukses.
Tuturan unik mati dengan sukses menyimpang dari prinsip kerja sama
lewat penyimpangan maksim pelaksanaan. Dalam contoh (68) tokoh Gw bertutur
secara kabur atau tidak jelas. Menurut KBBI (2005:1349), sukses berarti berhasil;
beruntung dan menggambarkan suatu kebahagiaan. Dalam tuturan unik contoh
(68), sukses digunakan untuk menjelaskan kematian 3 anak kucing. Kematian
yang menggambarkan suatu kesedihan menjadi tidak jelas referennya jika
digambarkan dengan kata sukses. Perbedaan referen seperti ini membuat
penyimpangan maksim pelaksanaan dalam contoh (68) menjadi unik. Keunikan
itu disebabkan perbedaan referen kata suskses dalam tuturan unik dan kata sukses
secara leksikal.
83
(69) Setelah gw tau si Rasty bakalan mati, gw langsung histeris. Gw
pindain si Rasty ke gayung trus gw goyang”in gayungnya sambil
tereak, “Rasty jangan mati! Rasty jangan mati!” (ini benar”
terjadi). Karena dilanda ketakutan yang amat sangat, gw langsung
mencari bala bantuan. Gw pun ke kamarnya si anaz, disitu dia lagi
mandi trus gw tereak” di kamarnya dia.
Anaz : Dik.. kenapa si Rasty?
Gw : Rasty mo mati naz! Liat tuh udah gak bergerak lagi!
Anaz : Ya ampun Dik..
Gw : Gimana dong Naz??? Masa mati?!!
Anaz : Dik..
Gw : Ha?
Anaz : Ikan hias gitu enak gak ya buat dimakan? Klo digoreng
sapa tau siripnya kriuk” gitu…
Gw : …….
Abis itu gw ama Anaz pun ke kamar gw. Di sana kita ngeliatin
Rasty yang udah dieeeeeem aja di bawah gayung. Anaz bilang sapa
tau dia bias idup lagi nanti, tapi entah kenapa gw udah pesimis.
Dan akhirnya, beberapa jam sesudahnya, Rasty pun dengan resmi
mati.
(Dika, hal:219-220)
Dari konteks di atas, tokoh Gw yang baru saja memasukkan ikannya
(Rasty) ke dalam akuarium melihat tanda-tanda bahwa Rasty akan mati. Setelah
melakukan percobaan pertolongan dengan memasukkan ke dalam gayung lalu
menggoyang-goyangkannya, akhirnya Rasty pun mati. Kesedihan yang dialami
oleh tokoh Gw itu diungkapkannya lewat tuturan unik Rasty pun dengan resmi
mati.
Tuturan unik rasty pun dengan resmi mati menyimpang dari prinsip kerja
sama lewat penyimpangan maksim pelaksanaan. Dalam contoh (69) tokoh Gw
bertutur secara taksa. Ketaksaan itu terlihat dalam pemakaian kata resmi yang
menurut KBBI (2008:1169) berarti sah (dari pemerintah atau yang berwajib);
ditetapkan (diumukan, disahkan) oleh pemerintah atau instansi yang bersangkutan
84
dibuat taksa menjadi kata keterangan untuk menerangkan kejadian meninggalnya
seekor ikan. Penyisipan frase dengan resmi dalam tuturan unik contoh (69)
digunakan secara sengaja oleh tokoh Gw untuk menekankan keadaan yang
dialaminya. Penyisipan seperti ini membuat penyimpangan maksim pelaksanaan
dalam contoh (69) menjadi unik. Keunikan tersebut disebabkan pemakaian frasa
dengan resmi dalam tuturan unik contoh (69) untuk menerangkan kematian seekor
ikan. Menurut Kesuma (2007:60), teknik sisip befungsi untuk mengetahui kadar
keeratan satuan-satuan kebahasaan yang dipisahkan oleh penyisip, tetapi dalam
tuturan unik contoh (69), teknik sisip berfungsi untuk mengetahui keeratan antara
penulis dengan yang dipisahkan oleh penyisip itu.
(70) Pas lagi nonton tipi, namanya juga makhluk hidup yang punya
napsu binatang, gw laper…..lapernya tuh yang laper banget gitu,
pengen makan banget, tapi gimana bisa? Membaca saja aku sulit
*lho?* anyways, saking lapernya gw tuh langsung ambil kunci
apartemen gw dan langsung turun ke bawah, mo beli Hungry
Jack‟s (kayak fastfood gitu, enak lho…)
Gw pesen hamburger, ngambil take away and siap” mo balik ke
apartemen gw, tapi ternyata oh ternyata..gw gak bawa kartu buat
masuk apartemen gw!!!! FYI, apartemen gw tuh (berhubung di
tengah kota) keamanannya ketat banget…nahhh…salah satu sistem
keamanannya adalah buat masuk pintu paling depan apartemen gw,
gw harus ngasih liat kartu akses gw ke mesin keamanan, baru bisa
masuk dan naik lift…
Dan gw lupa membawa kartu binal itu turun!!!!!!
(Dika, hal: 31-32)
Berdasarkan konteks di atas, tokoh Gw yang tinggal di sebuah apartemen
mengalami kelaparan. Rasa lapar itu membuat tokoh Gw pergi membeli makan
tanpa membawa kunci apartemen. Kunci yang berupa kartu itu sangat penting,
85
karena tanpa kunci tersebut ia tidak dapat masuk apartemen. Akhirnya, tokoh Gw
benar-benar tidak dapat masuk apartemen. Rasa kesalnya itu diungkapkan dengan
memakai tuturan unik kartu binal.
Tuturan unik kartu binal menyimpang dari prinsip kerja sama lewat
penyimpangan maksim pelaksanaan. Dalam contoh (70) tokoh Gw mengutarakan
ujarannya secara taksa. Ketaksaan itu terlihat pada kata binal yang menurut KBBI
(2008:194) berarti bengal; tidak menurut; selalu hendak lari (tentang kuda dsb),
sedangkan dalam tuturan unik contoh (70) merupakan umpatan tokoh Gw
terhadap kartu atau kunci apartemennya yang lupa dibawa. Adanya penyamaan
referen kata binal dalam tuturan unik contoh (70) dengan kata binal secara
leksikal membuat penyimpangan maksim pelaksanaan dalam contoh (70) menjadi
unik. Keunikan itu disebabkan oleh pemakaian kata binal yang digunakan untuk
menyebut sebuah kartu atau kunci apartemen.
(71) Terakhir kali, korban kebiadaban lemari es gw adalah Anas. Pas
dia mo makan...
Anas : DICK, ini aku buka lemari es kamu yah....laper nih..
Gw : ok.. buka aja..
Anas : Wahh..ada sushi nih dick..buat aku yah?
Gw : hah? Ada sushi toh? Ya udah ambil.. gw aja lupa kalo
disitu ada sushi.
Anas : *makan sushi dengan biadab* Amm amm.. nyamm
nyamm..
Gw : *mulai mikir kok gw lupa beli sushi*
Anas : Aduh.. kok rasanya gini dik? Alah alahhh...
Gw : oh iya..ITU KAN SUSHI MINGGU LALU NAS!
Anas : HOEKKKK...
(Dika, hal: 160)
86
Berdasarkan konteks di atas, tokoh Gw memiliki sebuah kulkas yang
kadang membawa bencana. Salah satu bencana tersebut adalah ketika temannya
yang bernama Anaz memakan sushi basi dari kulkas tersebut. Hal tersebut
diungkapkan oleh tokoh Gw dengan tuturan unik kebiadaban lemari es.
Tuturan unik kebiadaban lemari es menyimpang dari prinsip kerja sama
lewat penyimpangan maksim pelaksanaan. Dalam contoh (71) tokoh Gw
mengutarakan ujarannya secara kabur atau tidak jelas. Kebiadaban yang
merupakan sifat keadaan biadab tidak jelas referennya jika dipakai dalam tuturan
unik contoh (71). Secara leksikal, kebiadaban merupakan sifat biadab makhluk
hidup. Adanya perbedaan referen seperti ini membuat penyimpangan maksim
pelaksanaan dalam contoh (71) menjadi unik. Keunikan itu disebabkan oleh
perbedaan referen dalam pemakaian kata kebiadaban secara konteksnya.
(72) Sampe di sekolah, gw memperkirakan waktu gw masih ada 20
menit, 10 menit untuk beli sarapan di café depan sekolah, trus
pergi ke kelas dan siap menghadiri kelas matematikanya si Jenny
DICKson (Jenny Anak Titit).
Sampe di café depan sekolah, gw membeli satu bungkus kentang
goreng, yang kalo di amerika namanya French Fries, klo di
Australia namanya Chips, klo di Zimbabwe namanya Hugga
Mugga. *ngasal*
Gw pun masuk ke dalam sekolah sambil membawa satu bungkus
besar kentang goreng/chips. Gw jalan sambil ngantuk”, trus gigit”
kentang goreng dengan biadab.
Sampe di lante dasar, tempat gw akan mendapat pelajaran
matematika, gw bengong.
LHA KOK SEMUA ANAK UDAH PADA MASUK KELAS?!!
KAN MASIH ADA WAKTU 10 MENIT LAGI SEBELOM
PELAJARAN DIMULE?!
(Dika, hal: 107-108)
87
Dari konteks di atas, tokoh Gw yang akan mengikuti kuliah sebelumnya
membeli kentang goreng. Saat menuju kelas, tokoh Gw memakan kentang
gorengnya tersebut. Tokoh Gw yang sedang makan kentang goreng
menggambarkannya dengan tuturan unik gigit” kentang goreng dengan biadab.
Tuturan unik gigit” kentang goreng dengan biadab menyimpang dari
prinsip kerja sama lewat penyimpangan maksim pelaksanaan. Dalam contoh (72)
tokoh Gw bertutur secara kabur atau tidak jelas. Purnama dalam skripsinya
(2008:46) mengatakan bahwa biadab mengacu pada keadaan yang melanggar
moral atau aturan agama, termasuk juga aturan adat. Dalam tuturan unik contoh
(72), kata biadab mengacu pada keadaan seseorang yang sedang makan kentang
goreng. Seseorang yang sedang makan kentang goreng tidak jelas referennya jika
disebut sebagai biadab, karena makan kentang goreng bukanlah perbuatan yang
melanggar moral ataupun aturan agama. Adanya perbedaan referen antara biadab
dalam tuturan unik contoh (72) dan menurut penelitian Purnama membuat
penyimpangan maksim pelaksanaan dalam contoh (72) menjadi unik. Keunikan
itu disebabkan oleh perbedaan referen yang dihasilkan dari pemakaian kata
biadab dalam tuturan tokoh Gw dengan penelitian Purnama (2008:46).
(73) Sampe kemaren, gw lagi nonton tipi terus tiba” aus. Lalu gw pun
memutuskan untuk minum dan membuka kulkas gw. Di dalam
kulkas tersebut terlihatlah dengan manja sekaleng kokakola.
Karena aus, gw ambil aja terus gw minum dengan penuh
kenistaan ampe abis. Pas minum gw langsung memuntahkannya
kembali. SUMPAH RASANYA GAK ENAK BANGET.
Gak taunya itu kokakola entah berapa taun yang lalu, abis rasanya
aceeeeeeeeeeeeeeem bener.
(Dika, hal: 161-162)
88
Berdasarkan konteks di atas, tokoh Gw yang sedang kehausan kemudian
membuka kulkasnya. Di dalamnya ada sebuah kaleng cocacola. Tanpa berpikir
panjang, tokoh Gw langsung meminumnya sampai habis. Rasa senangnya karena
dapat meminum sekaleng cocacola diungkapkannya dengan tuturan unik minum
dengan penuh kenistaan.
Tuturan unik minum dengan penuh kenistaan menyimpang dari prinsip
kerja sama lewat penyimpangan maksim pelaksanaan. Dalam contoh (73) tokoh
Gw bertutur sacara kabur atau tidak jelas. Ketidakjelasan itu terlihat pada
penggunaan kata kenistaan. Menurut KBBI (2008:965), nista berarti hina; rendah;
tidak enak didengar, sedangkan kenistaan berarti hal nista. Tokoh Gw yang
sedang minum sekaleng cocacola menyebutnya sebagai suatu kenistaan sangatlah
tidak jelas maknanya. Referen tuturan unik dalam contoh (73) yang merupakan
rasa senang tokoh Gw sangat berbeda dengan referen secara leksikal yang
merupakan hal yang bersifat nista (hina, rendah, tidak enak didengar). Adanya
perbedaan ini membuat penyimpangan maksim pelaksanaan dalam contoh (73)
menjadi unik. Keunikan disebabkan perbedaan referen kata kenistaan dalam
tuturan unik contoh (73) dengan referen kenistaan secara leksikal.
(74) Masih soal apartemen, berhubung sekarang musim dingin, jadi gw
sering nyalain heater di kamar gw. Klo gw nyalain heater mah gak
nanggung”, dari pagi sampe malem, abisan klo gw ngeliat di
heaternya, dia cuman ngabisin 200 watt. Dan setau gw, lampu
kamar biasa tuh antara 75-100 watt, jadi anggap aja nambah 2
lampu. Lalu, beberapa minggu kemudian, gw dapet tagihan listrik.
Dan tagihan listrik gw bulan ini adalah $86.95!!!!! Nenek lu
nyimeng!!! Gila mahal banget. Gw langsung shock ngeliatnya.
89
Padahal biasanya tagihan gw tuh hanya antara $10-20. Hati gw
miris banget. Karena penasaran, gw pun mikir” lagi…apa sih yang
gw lakuin sampe bias make listrik segitu banyak? Hal pertama
yang terlintas di kepala gw: heater. Tapi kan heaternya cumin
makan 200 watt??? Ternyata setelah gw cek lagi, HEATERNYA
GAK TAUNYA NGABISIN 2000 WATT. Sepuluh kali lipat dari
yang gw kira.
(Dika, hal: 180-181)
Berdasarkan konteks di atas, tokoh Gw sedang kaget dan kesal melihat
tagihan listriknya yang membengkak menjadi sepuluh kali lipat. Hal itu
disebabkan oleh ketidaktelitian tokoh Gw. Tokoh Gw menganggap sebuah heater
hanya membutuhkan 200 watt, tetapi ternyata heater tersebut menghabiskan 2000
watt. Rasa kaget dan kesal itu diekspresikan oleh tokoh Gw melalui tuturan unik
nenek lu nyimeng!!!.
Tuturan unik nenek lu nyimeng!!! menyimpang dari prinsip kerja sama
lewat penyimpangan maksim pelaksanaan. Dalam contoh (74) tokoh Gw
mengutarakan ujarannya secara kabur atau tidak jelas. Ketidakjelasan itu terlihat
pada referennya. Dalam tuturan unik contoh (74), referennya berupa rasa kaget
dan kesal tokoh Gw atas suat kejadian, sedangkan secara leksikal, referen tuturan
unik contoh (74) adalah seorang nenek yang melakukan nyimeng (menghisap
ganja). Adanya perbedaan referen membuat penyimpangan maksim pelaksanaan
dalam contoh (74) menjadi unik. Keunikan itu disebabkan perbedaan referen
tuturan unik contoh (74) dengan arti leksikalnya.
(75) Kalo masalah buku, gw lagi baca bukunya SoE9ki yang judulnya I
Am a Cat. Belom abis, ada 600 halaman. Gile, bisa ada cacing
disko di mata gw noh. Tapi keren kok depan”nya.
90
(Dika, hal: 102)
Dari konteks di atas, tokoh Gw yang sedang membaca bukunya SoE9ki
yang berjudul I am a cat merasa terkejut karena terdapat 600 halaman yang harus
dibacanya. Rasa kaget yang berlebihan seperti dalam konteks diungkapkan oleh
tokoh Gw dengan tuturan unik bisa ada cacing disko di mata gw.
Tuturan unik bisa ada cacing disko di mata gw menyimpang dari prinsip
kerja sama lewat penyimpangan maksim pelaksanaan. Dalam contoh (75) karena
tokoh Gw bertutur secara kabur atau tidak jelas. Tokoh Gw mengatakan ada
cacing disko di matanya, berarti bermakna memberitahu bahwa di matanya ada
cacing yang berjoget disko layaknya manusia, tetapi memiliki maksud sebagai
sindiran atas buku yang tebalnya 600 halaman. Adanya perbedaan maksud dalam
contoh (75) menjadikannya unik. Keunikan itu disebabkan perbedaan makna
tuturan unik contoh (75) yang merupakan sindiran dengan referen tuturan unik
contoh (75) secara leksikal yang merujuk pada seekor cacing yang dapat berdisko.
(76) Pulang dari bioskop gw mengalami kejadian buruk (lagi),
kayaknya gw udah mulai biasa ngalamin kejadian dodol, buah
dari kegeblekan gw. Huhuhu.” Ok details, jadi pas kita pulang
dari Marion, si Eja mo nginep di rumah gw, walhasil gw ama eja
berangkat ke apartemen gw. Nah, sebelum ke apartemen, gw ama
eja laper, akhirnya kita sepakat untuk membeli McDonalds.
Nah, pas kita lagi mo beli McDonald kita ngantri di belakang ibu”
bule ama temennya orang india, pas giliran kita mesen (kita mesen
take away), gw ama eja sama” minta Double Cheeseburger
(yummy), nahhh…..terus pas udah bayar, pas lagi nunggu di kasir,
disinilah keajaiban dimulai.
Gw : *lagi nungguin burgernya datang*
Orang McDonald : *naro milkshake strawberry di depan gw*
Eja : lho? Dik? Lo mesen milkshake?
91
Gw : Eh? Engga tuh…gratis kali yah? *ngambil
tuh milkshake*
Eja : gratis? Yakin lo?
Gw : iya sih kayaknya, abis kita belinya udah
malem….
Orang McDonald : *naro bungkusan gitu di depan gw*
Gw : *langsung ngambil bungkusannya ama
milkshake trus pergi, maklum, laper*
Pas gw keluar dari McDonald si eja langsung nanyain soal
milkshakenya keg w, dia khawatir gitu jangan” tuh milkshake
bukannya punya gw, tapi punya orang laen..nahhhh….pas gw udah
nyampe apartemen, gw langsung buka tuh bungkusan, eh gak
taunya tuh bungkusan emang bener ketuker ama punya orang laen
(kayaknya sih ama si ibu” bule + orang india itu).
Dua buah Double Cheeseburger kita berubah menjadi 1 french
fries, 1 bacon with egg, 1 big mac, 1 fille o fish, dan
milkshake…huahahaha…gila, paket baru dari McDonald tuh. Paket
eli dua, langsung kabur, dapet banyak….hehehe….
(Dika, hal: 37-38)
Berdasarkan konteks di atas, tokoh Gw sedang menceritakan tentang
kejadiannya bersama tokoh Eja di Mc Donald. Mereka memesan sesuai keinginan
masing-masing. Setelah pesanan datang, ternyata pesanan mereka menjadi lebih
banyak. Tokoh Gw dan tokoh Eja yang merasa bingung memutuskan untuk
membayar dan langsung mengambilnya. Sesampainya di luar, mereka
memikirkan tentang pesanannya itu. Setelah diingat-ingat, pesanan itu ternyata
milik orang India yang juga sedang mengantri. Rasa takut atas mengambil barang
yang bukan miliknya membuat mereka lari meninggalkan Mc Donald. Atas
kejadian seperti itu, tokoh Gw mengungkapkan perasaannya dengan tuturan unik
kejadian dodol, buah dari kegeblekan gw.
Tuturan unik kejadian dodol, buah dari kegeblekan gw menyimpang dari
maksim pelaksanaan. Dalam contoh (76) tokoh Gw bertutur secara kabur atau
92
tidak jelas. Ketidakjelasan itu terlihat dalam frasa kejadian dodol. Secara leksikal,
frase kejadian dodol bermakna suatu perbuatan dalam membuat makanan dodol,
tetapi dalam tuturan unik contoh (76) memilki referen kejadian yang bodoh.
Selain itu, ketidakjelasan juga terjadi dalam tuturan buah dari kegeblekan.
Kegeblekan yang merupakan bentuk lain dari kegoblokan sangat tidak jelas jika
dikatakan dapat berbuah. Seperti yang diketahui, proses pembuahan hanya dapat
dilakukan oleh makhluk hidup, bukan dari sebuah kegeblekan atau kegoblokan.
Buah yang dimaksud adalah hasil dari kegoblokannya itu, sehingga memiliki
referen hasil dari perbuatannya yang bodoh.
Penyamaan kata dodol dan buah secara leksikal dan tuturan unik contoh
(76) membuat penyimpangan maksim pelaksanaan dalam contoh (76) menjadi
unik. Keunikan tersebut disebabkan oleh penyamaan referen kata dodol dan buah
dalam tuturan unik dan secara leksikal.
(77) Setelah makan” + jalan” + nyari” ABG kaset, gw pun balik. Dan
kebiasaan gw yg gak akan pernah bisa gw ilangin dari kepala gw
yang ganteng berat ini adalah: gw gak pernah apal tempat
parkirnya dimana.
(Dika, hal: 75-76)
Berdasarkan konteks di atas, tokoh Gw yang telah selesai makan kemudian
jalan-jalan dan melihat-lihat ABG (Anak Baru Gede) di sebuah mall. Setelah itu,
tokoh Gw langsung menuju tempat parkir untuk mengambil mobil. Kebiasaan
buruk tokoh Gw yaitu tidak pernah ingat letak parkir mobilnya. Dalam
93
mengekspresikan kebiasaan buruknya, ia menggunakan tuturan yang melebih-
lebihkan dirinya, seperti dalam tuturan unik kepala gw yang ganteng berat.
Tuturan unik kepala gw yang ganteng berat menyimpang dari maksim
pelaksanaan. Dalam contoh (77) tokoh Gw mengutarakan ujarannya secara kabur
atau tidak jelas. Kata ganteng menurut KBBI (2008:414) yang berarti elok dan
gagah (tentang perawakan dan wajah, khusus untuk laki-laki); tampan menjadi
tidak jelas maknanya setelah dipakai untuk menerangkan kepala seseorang.
Penyamaan pemakaian kata ganteng dalam tuturan unik contoh (77) dengan arti
secara leksikal membuat penyimpangan maksim pelaksanaan contoh (77) menjadi
unik. Keunikan itu disebabkan oleh pemakaian kata ganteng yang digunakan
untuk menyebut kepala tokoh Gw.
(78) Dengan modal otak yang minim dan ingatan yang nyerempet”
kuda lumping, akhirnya kita berhasil juga menemukan parkirnya
dimana. Untung aja ada Rizal klo kaga mungkin gw udah jadi
hantu PS tuh.
(Dika, hal: 76)
Dari konteks yang ada, tokoh Gw sedang pergi ke sebuah mall bersama
temannya (Rizal). Setelah urusan selesai, mereka pun menuju parkiran untuk
mengambil mobil. Tokoh Gw yang sering lupa letak parkir mobilnya kembali
mengulanginya lagi. Ia lupa dimana memarkir mobilnya, untung ada temannya
yang bernama Rizal memberitahukannya. Sifat bodoh tokoh Gw yang sering lupa
itu diungkapkannya lewat tuturan unik ingatan yang nyerempet” kuda lumping.
94
Tuturan unik ingatan yang nyerempet” kuda lumping menyimpang dari
maksim pelaksanaan. Dalam contoh (78) tokoh Gw bertutur secara kabur atau
tidak jelas. Ingatan manusia yang disebut menyerempet kuda lumping, maknanya
tidak jelas, tetapi merujuk pada referen ‟cara‟ jika dilihat dalam fungsinya sebagai
keterangan pada kalimat.
Makna tuturan unik contoh (78) dapat dipahami lewat masing-masing
unsur katanya. Sesuatu dapat disebut nyerempet atau menyerempet jika
merupakan benda yang berwujud, sedangkan ingatan adalah sesuatu yang tidak
berwujud. Kuda lumping atau kuda kepang merupakan jenis kesenian daerah yang
berupa kuda-kudaan dari kulit atau anyaman bambu. Adanya perbedaan referen
membuat penyimpangan maksim pelaksanaan dalam contoh (78) menjadi unik.
Keunikan itu disebabkan oleh perbedaan referen tuturan unik contoh (78) yang
merupakan sifat dari tokoh Gw dengan referen cara dalam kaitannya dengan
fungsinya sebagai keterangan pada kalimat.
(79) Masih bersama kambinganteng disini. Yang udah kliyengan gara”
terserang badai flu yang dasyat sekali bo. CROOT! *tarik ingus*
Klo udah kena flu kayak gini, badan gw jadi gelisah –geli geli
basah- tak menentu. Makan susah. Tidur susah (kecuali kalo
dikelonin pacar, ehhh itu tambah jadi susah ding). Yang paling
jelas, susah buat jalan-jalan.
(Dika, hal:77)
Berdasarkan konteks di atas, tokoh Gw sedang mengalami flu yang
disertai dengan adanya ingus. Selain itu, kepalanya pun menjadi pusing. Kondisi
95
yang tidak menyenangkan karena sakit flunya tersebut membuat tokoh Gw
menggambarkannya lewat tuturan unik badai flu.
Tuturan unik badai flu menyimpang dari maksim pelaksanaan. Dalam
contoh (79) tokoh Gw menuturkan ujarannya secara taksa. Kata badai dipakai
untuk menerangkan penyakit flu tokoh Gw yang cukup parah dengan disertai
adanya ingus. Menurut KBBI (2005, 84), badai berarti angin kencang yang
mnenyertai cuaca buruk (yang datang dengan tiba-tiba) berkecepatan sekitar 64-
72 knot; topan. Pemakaian kata badai biasa diikuti dengan kata debu, es, tropis,
tropis, dan guntur. Adanya penyamaan pemakaian kata badai dalam tuturan unik
contoh (79) dan secara leksikal membuat penyimpangan maksim pelaksanaan
dalam tuturan unik contoh (79) menjadi unik. Keunikan itu disebabkan oleh
penggunaan kata badai yang disamakan referennya secara leksikal dengan tuturan
unik (79).
(80) Huhuhu...setelah 15 menit meyakinkan kedua asisten ibuku,
akhirnya mereka percaya kalo gw ini bukan setan dan ga jadi
manggil polisi...dasar gendengggg!!!!!!! Nasib gw sial banget hari
ini?
(Dika, hal: 19)
Berdasarkan konteks di atas, tokoh Gw yang sedang berada di kamar
adiknya mencoba menyalakan lampu karena gelap. Hal itu ternyata mengagetkan
kedua pembantu rumah tangga yang berada di rumah. Ternyata kedua pembantu
itu menganggap tokoh Gw tidak berada di rumah, sehingga mereka menganggap
tokoh Gw bukanlah tokoh Gw sebenarnya. Rasa bingung kedua pembantu
96
tersebut membuat mereka memutuskan untuk menelepon polisi, tetapi hal itu
langsung dicegah oleh tokoh Gw. Setelah beberapa saat meyakinkan kedua
pembantu tersebut, akhirnya tokoh Gw berhasil meyakinkan bahwa yang dilihat
mereka adalah tokoh Gw yang asli. Kekesalannya atas dua pembantu ibunya
membuat tokoh Gw menyebut mereka dengan tuturan unik asisten ibuku.
Tuturan unik asisten ibuku menyimpang dari maksim pelaksanaan. Dalam
contoh (80) tokoh Gw berbicara secara taksa. Kata asisten digunakan tokoh Gw
untuk menyebut pembantu rumah tangga di rumahnya. Menurut KBBI (2005:93),
asisten berarti orang yang bertugas membantu orang lain dalam melakukan tugas
profesionalnya, misalnya dalam pekerjaan kedinasan dan profesi. Kata asisten
biasa dipakai dalam frase asisten dosen, asisten dinas, ataupun asisten manager.
Adanya penyamaan kata asisten dalam tuturan unik contoh (80) dengan arti
leksikalnya membuat penyimpangan maksim pelaksanaan menjadi unik.
Keunikan tersebut disebabkan oleh penggunaan kata asisten yang disamakan
referennya dengan referen dalam tuturan unik contoh (80).
97
BAB IV
PENUTUP
Bab ini merupakan kesimpulan bab II dan bab III dari hasil penelitian
tuturan unik dan penyimpangan prinsip kerja sama tuturan unik dalam buku
Kambing Jantan karya Raditya Dika. Penelitian tentang tuturan unik menemukan
bentuk berupam frasa, klausa, dan kalimat, sedangkan penyimpangan prinsip kerja
sama tuturan unik memperoleh tiga penyimpangan maksim. Selain kesimpulan,
disajikan juga mengenai saran bagi penelitian selanjutnya.
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian mengenai tuturan unik yang menyimpang dari
prinsip kerja sama dalam buku Kambing Jantan karya Raditya Dika ini dapat
disimpulkan beberapa hal berikut, yaitu tuturan unik yang ditemukan berupa frasa,
klausa, dan kalimat. Pembentukan tuturan unik dilakukan dengan beberapa faktor,
antara lain adanya pergeseran makna, perubahan makna, ketidaklogisan tuturan,
pertentangan makna, penyimpangan idiom, dan perubahan referen.
Penyimpangan prinsip kerja sama menemukan empat penyimpangan
maksim, yaitu maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim
pelaksanaan. Dari keempat maksim tersebut, maksim pelaksanaan merupakan
maksim yang paling banyak disimpangkan. Akibat adanya pemakaian tuturan
unik yang menyimpang dari prinsip kerja sama, komunikasi antara penutur dan
lawan tutur dalam buku Kambing Jantan karya Raditya Dika menjadi lebih akrab.
98
4.2 Saran
Penelitian tentang tuturan unik dalam buku Kambing Jantan hanya sebatas
pemakaian frasa, klausa, dan kalimat. Untuk ke depannya, dapat diperluas lagi
bentuknya, seperti kata ataupun paragraf. Khusus untuk kalimat, sangatlah baik
jika ditambahkan mengenai kalimat majemuk, baik kalimat majemuk setara atau
kalimat majemuk betingkat. Selain itu, tuturan unik yang ditemukan dalam buku
Kambing Jantan hanya beberapa saja sehingga msih dimungkinkan terdapat
tuturan unik lainnya.
Mengenai kaitan antara tuturan unik dengan penyimpangan prinsip kerja
sama, akan lebih baik jika ditambah dengan prinsip kesopanan dan parameter
pragmatik. Selain secara pragmatis dan semantis, tuturan unik juga dapat
dihubungkan lewat teori bahasa lain, seperti gaya bahasa, analisis wacana,
sosiolinguistik, ataupun psikolinguistik.
99
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 2002. Analisis Wacana dari Linguistik sampai Dekonstruksi.
Yogyakarta: Kanal.
Baryadi, Praptomo. 2002. Dasar-dasar Analisis Wacana Dalam Ilmu Bahasa.
Yogyakarta: Pustaka Gondosuli.
Chaer, Abdul. 1981. Kamus Idiom Bahasa Indonesia. Ende-Flores: Nusa Indah.
Indarni, Yustina Dwi. 2005. “Penciptaan Humor dalam Novel Lupus Karya
Hilman: Tinjauan Pragmatis”. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Sastra,
Universitas Sanata Dharma.
Kesuma, T. Mastoyo Jati. 2007. Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa.
Yogyakarta: Carasvatibooks.
Lestari, Lucia Septy Mundi Wahyu. 1998. Analisis Wacana Humor Tulis Rubrik
“Tulalit” Majalah Remaja HAI: Suatu Tinjauan Semantik dan Pragmatik.
Skripsi. Yogyakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma.
Leech, Geoffrey. 1974. Semantik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
-------. 1993. PRINSIP-PRINSIP PRAGMATIK. Jakarta: Universitas Indonesia.
Parera, J.D. 2004. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga.
-------. 2009. Dasar-dasar Analisis Sintaksis. Jakarta: Erlangga.
100
Purnama, Hanu Lingga. 2008. Makian dalam Bahasa Melayu Palembang: Studi
tentang bentuk, Referen, dan Konteks Sosiokulturalnya. Skripsi.
Yogyakarta: Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.
Ramlan, M. 1981. SINTAKSIS. Yogyakarta: Karyono.
-------. 1982. SINTAKSIS. Yogyakarta: Karyono.
-------. 2008. Kalimat, Konjungsi, dan Preposisi Bahasa Indonesia dalam
Penulisan Karangan Ilmiah. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar
Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Sukarsa, Oco. 2006. Umpatan Dalam Bahasa Sunda. Skripsi. Yogyakarta:
Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma.
Tim Penyusun Kamus. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga.
Jakarta: Depdiknas dan Balai Pustaka.
Wijana, I Dewa Putu. 2004. Kartun: Studi Tentang Permainan Bahasa.
Yogyakarta: Ombak.
Sumber data:
Dika, Raditya. 2005. Kambing Jantan. Jakarta: GagasMedia.
101
Wednesday, August 20
Kenapa nama gw di ostrali bisa jadi nike? Kenapa gak yang lebih mencerminkan
orangnya aja sekalian? Kayak Primus gitu ato Raditya Pitt (ngikutin Brad Pitt..
heheh) pertanyaan bagus, karena banyak hal yang tidak bisa dijelaskan dengan akal
manusia (dan akal kambing) tapi alas an utama kenapa nama gw dari Raditya Dika
berubah menjadi Nike adalah karena orang” disini itu budge semua! Ya ya ya,
pertama kali gw memperkenalkan nama gw ke guru dan kelas gw (dengan nama
Dika) mereka langsung manggil gw “Nike, how come ur mother gave u name as the
shoe brand?” buset, ntar klo gw punya anak gw kasi nama The botol aja skalian trus
gw kirim ke ostrali. Hehehe.
Tapi gw bersyukur juga sih orang-orang disini gak manggil gw Dika, karena ntar gw
jadi males sendiri. Kenapa? Yah, soalnya klo gw disini dipanggil dika ama orang”,
trus mereka klo mo manggil gw kan mesti bilang “DICK…hei…DICK…” kan
males sendiri tuh…gw ogah yah dipanggil DICK!huhuhu…masa pas gw ngomong
sama Chang aja tentang nama gw yang asli, dia ketawa” gitu…
Gw: Yeah, actually my name isn‟t Nike…it‟s Dika…
Chang: HAH? DICKHEAD? HAHAHAHAHAHAHAHHA….*mukul meja*
Gw: *pasrah* yeah…Nike as alright, then…
Lanjut, Sebenernya minggu ini gw mengalami kejadian yang malesin, kejadiannya
pas dua hari yang lalu…jadi dua hari yang lalu, pas malem hari, gw lagi on line
sambil nonton tipi…
Pas lagi nonton tipi, namanya juga makhluk hidup yang punya napsu binatang, gw
laper…lapernya tuh yang laper banget gitu, pengen makan banget, tapi gimana bisa?
Membaca saja aku sulit *lho?* anyways, saking lapernya gw tuh langsung ambil
kunci apartemen gw dan langsung turun ke bawah, mo beli Hungry Jack‟s (kayak
fastfood gitu, enak lho…)
Gw pesen hamburger, ngambil take away and siap” mo balik ke apartemen gw, tapi
ternyata oh ternyata…gw gak bawa kartu buat masuk apartemen gw!!!!! Apartemen
102
gw tuh (berhubung di tengah kota) keamanannya ketat banget…nahhh…salah satu
system keamanannya adalah, buat masuk pintu paling depan apartemen gw, gw
harus ngasih liat kartu akses gw ke mesin keamanan, baru bisa masuk da naik ke
lift…
Dan gw lupa membawa kartu binal itu turun!!!!! Buset…saking lapernya kali yah?
Gw langsung ngecek kantong celana gw…ohhh…untungnya gw bawa kunci rumah
gw..ya udah..berhubung udah rada malem, dang w gak bisa kemana”, gw
memutuskan untuk menelepon temen gw, si eja, buat nginep di rumah dia…
Gw merogoh kantong untuk mencari HP gw…ternyata..NGGAK ADA!
Huaaaaaah….jangan” bersekongkol ama kartu apartemen gw nih! Gila…gw udah
bingung, mana udara dingin banget pula…berbekal Hungry Jack‟s di tangan dan
tampang melas…gw akhirnya berdiri di depan pintu masuk apartemen, tanpa tujuan,
hilang harapan…gw paksa akal manusia gw untuk berpikir…tapi gw gak bisa
menemukan jalan keluarnya…
103
Monday, January 5
Hohohoho. Apa kabare semuanye? Kembali lagie…bersama kambinge kerene.
HAIK!!
*ketularan iklan clear yang baru*
How is it going folks? Masih bersama kambinganteng disini. Yang udah kliyengan
gara” terserang badai flu yang dahsyat sekali bo. CROOT! *tarik ingus*
Klo udah kena flu gini, badan gw jadi gelisah –geli geli basah- tak menentu. Makan
susah. Tidur susah (kecuali kalo dikelonin pacar, ehhh itu tambah susah ding). Yang
paling jelas, susah buat jalan-jalan.
Kayanya sih gw kecapean. Gara” gw kebanyakan mengitari Jakarta. Mengitari. Dari
kata dasar itar. Aduh, gak penting deh lo dith.
Tapi ternyata eh ternyata, Radith/Kambing/Dika/Mutun yang notabene nilai
rapotnya untuk semester ini 9 semua (setelah dibalik lalu dicincang sama rata),
sudah bisa dan berhasil dengan selamat menjelajahi kawasan yang penuh dengan
marabahaya…
Yaitu kawasan yang selalu mengancam ketentraman jiwa.
Dimana kucing makan kucing, dan kambing makan ayam bakar pati unus (sumpah
enak abis)…yaitu daerah…BEKASI!!! Jeng jeng jeng jeng…*musik serem*
Perjalalanan ke bekasi ini, dengan niat baik dan bermaksud jahat untuk ngapelin
pacar pun berawal pada hari ahad, pasang bulan purnama tanggal ke 4, kalender
Gregorian, tahun 2004.
Tadinya sih gw masih rada pusing, sambil sesekali batuk mengeluarkan emas dahak.
Hanya, janji adalah janji. Seperti orang bijak pernah bilang…
Kura-kura dalem perahu…
Ngapain tuh kuya??!!!!
Hohohoho. Tengs berat buat Rizal. Eniwei, gw juga berangkat ke Bekasi bareng
Rizal. Rencananya sih selain sebagai penunjuk jalan bagi gw, Rizal juga bisa
diandalkan kalo tiba” dijalan gw pingsan, berhubung gw lagi sakit.
104
Thursday, January 15
Beberapa hari yang lalu gw menonton 30 Hari Mencari Cinta, ngomong” soal film,
gw juga baru tau film My Wife is A Gangster baru masup ke Indonesia.
Gw jadi pengen bikin film serupa, My Husband is A Bandar Togel. Huekekekekek.
Ada yg berniat casting jadi nomer togel?
Eniwei, balik lagi ke film 30 Hari Mencari Cinta, gw inget banget ada satu dialog
yang yang kayanya nancep banget tuh, yang dikatakan oleh si Bryan, yg berperan
jadi pacarnya Keke: “Hubungan emosi itu akan lebih kuat lagi kalau disertai dengan
hubungan fisik”. Sebenernya sih banyak caranya, misalnya cium pipi, French kiss,
belai” rambut, sekedar pelukan, gandengan tangan, sampe ML (makan lemper).
Dan waktu lagi di rumahnya si kebo, gw memberitahu dia sebuah contoh hubungan
fisik gaya baru yang bisa menambah kualitas hubungan emosi orang yang lagi
pacaran. Gaya ini cocok bagi orang yang merasa enggan untuk melakukan kissing.
Karena juju raja, banyak alesan orang pacaran yg ga mo ciuman, alesannya dari
masalah gak pede sampe ke persoalan bibir sumbing.
Dan gaya ini gw sebut sebagai gaya Swahili. Kira” setara dengan ciuman.
Berikut adalah langkah” melakukan gaya Swahili.
1. Dekati pasangan anda dengan mesra. Pelan”, jangan ditubruk, emangnya
kopi?
2. Bicarakan hal” yang berbau romantic. Jangan yang berbau terasi.
3. Elus pipinya sambil bilang ai lap yu.
4. Dengan penuh kehati-hatian, bentuk jari anda menjadi bentuk V.
5. Masukan dengan lembut jari tersebut ke dalam hidung pasangan anda.
VIOLA! Anda baru saja melakukan gaya Swahili!!!! Pasangan anda pasti senang
sekali, jika anda Swahili dengan sempurna, kalian berdua bisa merasakan getaran”
cinta yang merembet didalam sekujur tubuh anda. Ruarr biasaaaa!
105
Friday, February 07
Sial, gw baru aja bangun neh…rencana gw di hari jumat yang bahagia ini pupus
gara” sifat kebo gw yang membuat gw tidur dari jam 5 ampe jam 8 malem!
Kenapa? Ok, jadi kemaren pas lagi makan ayam + nasi + telor + mie goreng + kuah
pedes (4000 perak) gw disamperin ama Saori dan Curut, gw diajakin mereka buat
maen di lapangan gede di Senayan…antara angkatan gw di 70 melawan tim dari
Bulungan Football Club…yo weis, berhubung gw piker hari jumat gw ga ada
kerjaan gw ikutan aja deh…lagian gw udah lamaaaa banget ga maen bola di
lapangan gede…
Trus hari ini ngebela”in bolos pelajaran tambahan dari INTEN (bimbingan belajar
gw) untuk maen bola di Senayan…karena jadwal pelajaran tambahan INTEN itu
jam enam malem, sedangkan maen bolanya ndiri jam setengah tujuh malem..yo
weis, gw dari jam 5 udah berharap” agar tidak turun hujan, soalnya kalo hujan pasti
lapangan becek dang w ntar jadi males kalo maen kotor”an gitu, lagian gw maen ga
pake sepatu bola, tapi make sepatu futsal (sepatu bola indoor) dan itu pasti kalo
dipake buat maen di lapangan rumput dalam kondisi ujan bakalan licin banget!
Yah dalam rangka menghabiskan waktu, gw tidur”an aja deh di atas tempat tidur
sambil sms‟an ama temen” gw …trus dengan bodohnya gw
ketidurannnnnnn!!!!!!!!!! Geblek….kaga mimpi pula…dan pas bangun, gw dengan
indahnya melihat HP dan ngeliat ternyata udah jam 19.47….waduhhhhh….gagal
dehhhh rencana gw….udah kaga INTEN, kaga maen bola pulaaaaaaa!
Nasib sial gw rupanya ga sampe di situ, setelah gw bangun, gw menyadari bahwa
ternyata rumah gw kosong karena seluruh keluarga gw udah pada cabut ke Singapur
hari ini buat liburan…gw kaga ikutan karena bsok gw ada INTEN (rajin yah? Orang
bego itu harus rajin donk! Hehehe….), jadinya gw nyusul kesono besok jam 8
malem sendirian….di rumah pun Cuma tersisa 2 asisten ibuku (pembokat).
106
Wednesday, October 8
Oh ya, gw certain sebuah kisah gw di Jakarta, bilangan Jakarta Selatan, Kebayoran
Baru, tepatnya Jl. Cikatomas I no.23, rumah seekor kambing janta. Para pemain: si
kebo, nyokap gw, dan diri gw ndiri. Here goes…
Si kebo + nyokap + gw lagi duduk bareng” di meja makan tiba” pembokat gw dating
sambil bawa” kantong plastic kresek lumayan gede.
Pembokat: Bang!!! Ini ada titipan dari papa. Jangan lupa dibawa pulang!!!
Gw: *bengong* hah? Apaan tuh?
Nyokap: coba liat kung…
Si kebo: *diem aja, anteng, abis ada pawangnya (baca:nyokap gw)*
Lalu gw dengan semangat 45 x 2 = 90, mengintip kantong kresek tersebut. Dan
ternyata sodara” hal pertama yang gw liat, di dalam kantong plastic kresek tersebut
adalah kotak karton lumayan besar bertuliskan ZOOM Effect Processor tipe GFX-
400. Untuk lebih singkatnya: Efek gitar!!!! Gila…ngeliat bungkusnya gw berteriak”
senang dalam hati.
Nyokap: Lho??? Apaan sih itu?
Pembokat: Gak tau bu, kata Om Aris (supirnya nyokap) sih isinya CD.
Nyokap: HAH? CD?
Gw: HAH? Kok CD?
Si kebo: Itu kali mbing, CD kamu yang kamu cariin kemaren.
Gw bingung, kok CD yah? Gw sih masih berharap isinya tetep efek gitar. Tapi kalo
isi dari kotak karton tersebut adalah CD ya udah gpp. Lumayan besar kok! Pokoke
lumayan deh!
Akhirnya gw berniat untuk ngebuka tuh kotak karton di kamar gw, jadi gw pergi ke
atas, ke kamar gw, meninggalkan si kebo, pembokat, ama nyokap gw di bawah.
Sampe dikamar, gw udah senyum” najong sendiri, udah gak sabar pengen ngeliat
sang efek gitar yang akan gw pakai di Adelaide bersama band gw yang barengan
107
orang” hongkong di sini. Ato klo ternyata isinya CD, gw juga ga sabar mo denger”
CD baru dari Bokap gw. Ahhh…
Lalu dengan pelan” gw ngebuka tuh kotak…berharap…dan berharap….lalu terlihat
lah sebuah bentuk yang sangat kukenali. Ada yang kuning. Hijau. Biru. Berbentuk
segitiga. BANYAK segitiga.
Ternyata eh ternyata, isinya itu adalah KOLOR!!!!!!!!!!!!BANYAK KOLOR!!!!!
TIDAAAAAAK….*histeris*
Well…waddaya know? Bokap gw ternyata make tuh kotak karton bekas efek gitar
gw yang dulu buat bungkua tuh kolor” yang gak jelas itu. Dan yang dimaksud CD
ama pembokat gw adalah: Celana Calem. Huhuhu…
108
Monday, June 28
Pito adalah temen SMU gw yang kuliah di Jogja, orangnya ganteng, gagah, tapi
saying berkepang dua. Huehehe. Engga ding, dia itu temen SMU gw, dan selama
seminggu ini dia nginep terus di rumah gw.
Rizal juga lagi libur kuliahnya. Dia juga temen SMU gw, kalo berjalan prok prok
prok (emangnya dia seorang kapiten?), dan juga sering pergi bareng” gw kemana”.
Jadilah maka kami tiga sekawan: Rizal, Gw, ama Pito kembali memberantas
keperawanan mengarungi kota Jakarta tercinta bersama”.
Beberapa hari yang lalu Pito pengen ngelancarin ilmu menyetir mobilnya. Maka gw
pun ngebiarin dia nyetirin mobil gw. Dengan tidak lupa membaca doa dan bertobat,
duduk dikursi samping. Rasa deg”an, was”, dan jos bercampur aduk.
Pito nyetir dengan penuh kekalapan. Banting setir kiri banting setir kanan, klo begini
Pito keliatan cocok banget buat jadi pegulat. Entah kenapa klo disetirin gitu, gw
suka parnoan, teriak” di dalem, takut nabrak..
Gw: Pit…awas pit.. AWAS KIRI MEPET!!!!!ARHH!
Pito: *banting kanan* iye iye..tenang tun tenang..
Gw: *kalem*
Beberapa lama kemudian
Gw: Itu Pit..bajaj!!! BAJAJ!!!Awas!!!
Pito: Tenang aja tun tenang. Jangan panikan gitu dunk ntar gw grogi..
Gw: Abisan..
Pito: Kenapa mesti taku sih? Kan elo yang ngajarin gw bawa mobil..
Gw: JUSTRU KARENA GW YANG NGAJARIN ELO!
Gw aja kalo bawa mobil bawaannya pengen nyundul ibu” lewat mulu. Gimana
orang yang gw ajarin. Huhuhuuuuhu. Tapi untungnya mobil gw selamat setia sampai
di tujuan. Di Jakarta, selain berkelana bersama Pito dan Rizal, gw juga ketemuan
ama temen” lama yang udah kuliah nun jauh di sana.
109
Thursday, December 25
Hai semuanya! Met natal dan taun baru yah bagi yang merayakan.
Off we goes,
Gw saat ini lagi liburan di Jakarta. Dan satu hal yg gw sadarin selama di Jakarta,
mengendarai mobil baru dan otak yng ga beres itu gak bakalan pernah bisa cocok.
Ambil contohnya, gw dan mobil CRV gw yang dibeli pas gw lagi di ostrali. CRV
yang katanya nyokap gw jadi hadiah ultah gw tapi padahal dipake mulu ama dia.
Huhuhuh. Terpaksa deh beberapa hari pertama naek kendaraan pengganti yang gak
kalah kerennya dari CRV…Bajaj.
Tapi setelah beberapa kali merampok tukang bajaj dengan ngasi duit seenak jidat,
gw pun berhasil merebut kembali CRV gw dan mengarungi Jakarta dengan
kedodolan “ gw.
Dan kedodolan Radith pun segera terbukti dalam beberapa kali nyetir.
Jadi, kmaren kan ceritanya gw ke SMUN 70, sekolah gw dulu, bareng ama si kebo.
Abis duduk” di 70 sambil liat” pemandangan segar, kita pun berniat balik. Mobil gw
yg baru itu diparkir di depan 70.
Si kebo jalan dulun, dang w di belakang, pas udah nyampe mobil, gw langsung
dengan sepenuh hati dan birahi memasukkan kunci ke dalam lubang kunci (ya iyalah
lubang kinci masa lubang knalpot? Weheheh).
Tapi kok kuncinya susah masuk yah?
Gw coba lagi. Dan lagi dan lagi. Aneh. Apa karena mobil baru? Berhubung gw
adalah orang yang tidak pernah menyerah akhirnya gw coba lagi masupin kunci
mobil itu. Tapi kok keknya ada yg gak beres yah????
Akhirnya, gw nengok ke depan dan ngeliat si kebo berdiri di depan mobil lain. CRV
gw yang seharusnya gw masupin kuncinya. Mobil gw yang sebenarnya.
JADI INTINYA GW MASUPIN KUNCI KE MOBIL YANG SALAH!!!!!
Gyahahahaha. Gw otomatis langsung ngakak gitu. Jadi siapa tuh mobil yang gw
kobel” dari tadi? Tuhan yang tau kawan, Tuhan yang tau.
110
Tapi kebodohan gw gak berakhir sampe di situ.
Malemnya, gw pergi ke PS ama Rizal dan sempet ketemu bentar ama Vira dan
Deski, temen gw di Perth dulu.
Setelah makan” + jalan” + nyari” ABG kaset, gw pun balik. Dan kebiasaan gw yang
gak akan pernah bisa gw ilangin dari kepala gw yang ganteng berat ini adalah: gw
gak pernah apal tempat parkirnya dimana.
Dengan modal otak yang minim dan ingatan yang nyerempet” kuda lumping,
akhirnya kita berhasil juga menemukan tempat parkirnya dimana. Untung aja ada
Rizal klo kaga, mungkin gw udah jadi hantu PS tuh.
Dan setelah kita menemukan lantai tempat parker yg tepat, Rizal bilang:
T”uh tun, CRV lo udah nunggu.”
Weis, mata gw langsung berpijar-pijar bertanamkan sejuta kerinduan yang melanda
sejenak jiwa ingin segera merangkul CRV gw…dengan semangat 45 gw mendekati
mobil dan berkata dengan penuh perasaan…bak bapak” yang punya sindrom
kambing gedek robot gedek.
“aduh…CRV gw…udah lama yah???”
Pas gw masupin konci gw ke mobil tersebut. Rizal tiba” berkata,
“WOIII…Tun, mobil sapa tuh???
ITU BUKAN MOBIL LO BEGOO!!!!!! ITU KAN FORD!” diikuti dengan tawa
ngakak yang membahana seluruh tempat parker PS.
Mokal gw.
Yah. Salahkan bunda mengandung yang membawa mobil” yang serupa dan tak sama
ke dalam tempat parkir PS.HUH!
111
Wednesday, June 23
Satu hal yang gw gak bisa lewatkan di Jakarta adalah ngobrol ama nyokap + bokap
gw di meja makan. Klo kita bertiga udah ngumpul di meja makan, apa aja bisa
kejadian. Kemaren aja pas kita lagi ngobrol”…
Nyokap: (lagi di tengah” ngobrol) iyah..tau gak dik.. masa yah dia tuh bolot banget!
Bokap: (tampang cengok) hah? Apa sih bolot itu ma?
Nyokap: papa gak tau bolot? Ya ampun bokap kita kung, kampungan banget yak!
Gw: (ngakak) hahhaha… tau nih papa gimana sih
Bokap: apaan sih bolot itu kung?
Gw: ummm.. Tanya mama aja..
Nyokap: nih yah pa, bolot itu adalah B – U – D – E – K…
Bokap: HAH? SAPA YANG BUDUK?
Hahahahahahahahaha, sumpah gw ngakak gak ketulungan ngedenger percakapan
paling gak nyambung abad ini. Emang sih bokap gw itu lucu banget orangnya,
walopun tampangnya kaya mo makan orang. Bokap gw juga paling gak suka klo
dibilang tua. Nyokap gw aja sampe suka curhat keg w ngomongin, iya tuh, papa
kamu gak suka dik klo dibilang tua. Sok gaul banget ya.”
Kadang gw + nyokap gw juga suka pura” gak kenal klo bokap gw udah mulai
berbuat macem”. Contohnya waktu gw + nyokap lagi di salon gaya, salon yang
cukup elit untuk kawasan daerah rumah gw. Saat itu gw lagi dipijet refleksi, duduk
di sampingnya nyokap gw yang lagi ngeringin rambutnya yang abis di cet. Lalu
tiba” bokap gw dateng,
Bokap: (tiba”dateng) Halo ma, kung!
Nyokap : eh ada papa…
Gw: dah lama pa?
Bokap: baru aja dateng.. katanya mama disuruh dateng…
Lalu bokap gw sempet liat” salon bentar. Lalu dia dateng ke hairdressernya nyokap
gw, dan dia bilang…
112
Bokap: Dek…dek…ada gunting ga?
Hairdresser: HAH? GUNTING OOM?
Bokap: Iya. Gunting.
Hairdresser: (nagsi gunting dengan tampang cengok)
Lalu karena penasaran, gw liatin aja bokap gw bawa” gunting di dalam salon. Dia
jalan sebentar kea rah kursi” dan kaca salon, dan dia berhenti di depan salah satu
kaca. Lalu dia mengangkat guntingnya tinggi” dan menaruhnya di bawah hidungnya.
Dan DIA NYUKUR KUMISNYA AJA LHO DI DALAM SALON ITU.
Huhuhuhuhuhuhuh…
113
Monday, July 5
Soal keluarga, topik yang lagi hangat di keluarga gw adalah “apakah Edgar sudah
pantas untuk disunat?” Diskusi tingkat tinggi ini memang kerap terdengar di maeja
makan. Tentu saja yang dibahas adalah bukan bagaimana cara menyunat Edgar (klo
nyunat dia mah gampang aja, pake gunting kuku juga jadi) tapi apakah umur 5 taun
itu udah pas untuk disunat. Dan tanpa gw ketahui, nyokap gw ternyata udah punya
rencana sendiri tentang bagaimana membuat Edgar engga tajut untuk disunat..
Gw : (baru pulang dari jalan”) Duh capek///
Ingga : (tiba” dating) Bang bang…
Gw : kenapa ngga?
Ingga : bang tadi mama titip pesen..
Gw : Apaan?
Ingga : Katanya mama, abang harus NGASIH LIAT TITIT ABANG KE EDGAR!
Gw : Masyaoloh.
Ingga : Iyah, biar Edgar tau contohnya titit yang udah disunat.
Gw : Ya ampun, liat aja tuh idungnya Bang Pito!!!
Buset. Bukannya gw ga mo ngasi liat, tapi kan ntar klo si Edgar jadi trauma setelah
melihat barang terlarang itu (emangnya narkoba) bisa berabe dunk. Akhirnya gw
bilang aja ke Ingga, “liat aja tititnya bang Pito, sapa tau masi nyisa.”
114
Tuesday, May 25
Puas ngerjain si Jepang sial itu, gw pun turun di Jakarta dan beranjak ke imigrasi.
Sesampenya di imigrasi, ada petugas imigrasi yang berkumis nanya keg w:
Petugas imigrasi yang berkumis (PIYB): Kamu lahirnya di pesawat yah dek?
Gw: Hah? Engga kok, Pak. Saya lahir di kandang kelinci. Emangnya kenapa Pak?
PIYB: Abis nama kamu di passport itu Dika Angkasaputra Moerwani. Ada
angkasa”nya gitu.
Wah si bapak petugas ini pinter juga yah nebaknya, gak percuma dia melihara kumis
(ga nyambung gitu lho). Ntar klo gw ganti nama jadi Dika Tempatsampahputra
Moerwani dia bakal ngira gw lahir di tempat sampah lagi. Huhuhuhu.
Setelah gw keluar dari erport, gw jadi nyadar klo gw itu terkenal banget di
Indonesia. Buktinya aja pas gw keluar dari pintu kedatangan udah banyak orang
yang ngelambaiin tangan keg w…nawarin hotel..hehehehehe…
Perjalanan pulang dari Denpasar-Melbourne menyenangkan banget karena gw di
pesawat duduknya di tengah, dan dua kursi di sebelah gw itu kosong, maka gw bisa
angkat pegangan kursinya dan TIDURAN DI ANTARA KETIGA KURSI
TERSEBUT. Wahhh menyenangkan sekali. Berasa bayar untuk 3 kursi.
Gw pun tidur selama 5 jam di atas ketiga kursi itu dengan nyaman. The best banget
deh pokoknya. Seger dan perjalanan jadi gak kerasa. Hanya satu yang gw takut: pas
lagi tidur di kursi pesawat ntar gelundung jatoh ke lante ato ngigo” minta pipis kan
malu.
Paginya nyampe lagi deh di Adelaide trus sempet minta makanan di tempatnya
Joseline, dimana anak” juga lagu pada ngumpul dang w pun tidur selama 6 jam dari
jam 12 siang ampe jam 6 sore. Fiuhh.. itulah sekedar recap perjalanan gw di atas
pesawat.
115
Thursday, May 26
Gw adalah orang yang suka segala sesuatu yang praktis. I want my clothes to be
simple. I want my food to be fast and easy. Malahan kalo gw punya sapi, gw bakalan
nete langsung ke sapinya daripada repot” beli susu. Hehehe, kan cepet tuh langsung
dari kemasan pula.
Eniwei, karena kesukaan gw pada segala sesuatu yang praktis inilah gw paling
engga suka ama yang namanya masak, selain karena gak bisa masak (bilang aja
emang gak bisa, dith). Mungkin gw emang ga bakat masak kali ya? Terakhir kali gw
masak adalah pas gw masak stir lamb. Iya, namanya sih emang keren. Gw masaknya
pake oyster sauce, pas udah jadi baunya sih enak, keliatannya juga enak, pas
dicobain eh rasanya kaya sepatu.
Tau gitu mah gw ga usah masak sekalian, yah nasi sudah menjadi dubur.
Dan karena gw gak suka masak, otomatis segala sesuatu yang gw makan disini
adalah hasil beli. Cuman sarapan doing paling bakar roti ndiri. Makan siang gw
biasa makan korea di food court, namanya Kim‟s BBQ. Dan makan malemnya pake
nasi lemak di restoran depan apartemen. Tiap hari itu mulu. And I mean, tiap hari.
Mungkin gara” itu orang” restoran korea Kim‟s BBQ di foot court udah apal sama
gw, dan bukannya gara” gw sering ngutang lho. Hehe. Terakhir aja Haryanto cerita
klo sewaktu dia dating ke acara ulang taun anaknya guru Hapkido dia –yang adalah
orang korea- dan di acara ulang taun itu ternyata si Haryanto ketemu ama orang
yang bekerja di counter Kim‟s BBQ, tempat gw makan tiap hari itu.
Dan Haryanto bilang ke dia,
Hari: Hey, are u the one who works at Kim‟s BBQ?
Orang YangKerjaDiKim‟sBBQ: Yes. I am.
Hari: Do u know..the guy that always orders Kalbi at lunch time everyday?
OrangYangKerjaDiKim‟sBBQ: ah of course I know…
Ternyata gw gak cuman terkenal di tempat togel.
116
Selain pelanggan makan di sana, gw juga langganan makan nasi lemak di depan
rumah gw, karena gw baru” ini aja membiasakan diri makan di sana, jadi orang”nya
belom begitu apal. Tapi kemaren pas gw dateng buat makan, si ibu” yang ada di
counter langsung ngeliatin gw pas gw nongol. Berasa ditaksir ama ibu” perawan tua,
gw ge er.
Belom sempet gw ngomong apa”, tiba” dia bilang sambil naikin alisnya, “UMM..
nasi lemak?”
Gw nyengir aja sambil bilang, “Yes”.
Mungkin kalo kaya gini trus gw bakalan jadi orang paling dikenal di semua restoran
di Adelaide kali yah?hehehe.
Lumayan lah kadang gw juga suka dapet diskon kok.
Lanjut, karena gw jarang masak dan membeli makan itulah makanya lemari es
isinya sangatlah buruk rupa. Karena setiap gw abis makan di apartemen dan
makanannya ga abis, gw langsung aja taro tuh makanan dengan biadab ke dalem
lemari es. Daging lah, botol minum, jus buah yang ga abis. Semuanya numpuk di
lemari es. Udah ga jelas masih enak pa kaga.
Makanya kalo maen ke apartemen gw harus hati” kalo ngebuka lemari es. Soalnya
kita gak tau dengan pasti ada apa di dalamnya. Hueuhee, serem amat yak?
Terakhir kali korban kebiadaban lemari es gw adalah Anas, pas dia mo makan…
Anas: Dick, ini aku buka lemari es kamu yahh… laper nih..
Gw: Ok.. buka aja..
Anas: Wahh..ada sushi nih Dick..Buat aku yah?
Gw: Hah ada sushi toh? Ya udah ambil aja
Anas: *makan sushi dengan biadab* Amm amm nyamm nyamm…
Gw: *mulai mikir kok gw lupa udah beli sushi*
Anas: Aduh.. kok rasanya gini dik? Alah alahhh…
Gw: Oh iya.. ITU KAN SUSHI MINGGU LALU NAS!
Anas: HOEEEEKKK…
117
Maka suara ambulans terdengar dari kejauhan, haueahaha…kaga lah. Abis itu
kayanya semua orang udah kapok makan dari kulkas gw lagi. Hingga kabar
kebiadaban kulkas ini nyampe ke telinga Ayumi, dan baru” ini dia nawarin buat
belanja buat kulkas gw,
Ayumi: Dik.. gw kan ceritanya mo belanja nih buat lo, abis gw kasian ngeliat lo
dengan kulkas lo itu..
Gw: hoo..
Ayumi: Jadi lo kasi duitnya, ntar gw belanja deh buat lo, daging, buah, telor, jus
buah, ntar gw yang urusin.
Wah enaknya diurusin ama orang.
Akhirnya gw kasi aja duit dan dia pun pulang membawakan gw berbagai macam
makanan untuk ditaro di kulkas gw. Abis itu gw juga langsung menguras isi kulkas
gw dan kulkas gw pun secare resmi berfungsi kembali.
Sampe kemaren, gw lagi nonton tipi terus tiba” aus. Lalu gw pun memutuskan untuk
minum dan membuka kulkas gw. Di dalam kulkas tersebut terlihatlah dengan manja
sekaleng kokakola. Karena aus, gw ambil aja terus gw minum dengan penuh
kenistaan ampe abis. Pas minum gw langsung memuntahkannya kembali. SUMPAH
RASANYA GAK ENAK BANET.
Gak taunya itu kokakola entah berapa taun yang lalu, abis rasanya aceeeeeeeem
bener. Berasa minum sari ketek. Baunya juga bau bener kaya bau adek” gw. Heheh.
Trus gw buang deh kokakolanya en gw lanjutin nonton deh. Pas lagi nonton tiba”
perut gw mengeluarkan bunyi”an yang aneh gitu.. GROJOK GROJOK. Gw diemin
aja. Terus bunyi lagi.. grojok. Gw diemin lagi. Terus tiba” duuut. Gw kentut deh.
Hening sebentar. Duuut. Kentut lagi. Abis kentut” beberapa kali, gw ngerasa perut
gw sakit banget.
Akhirnya gw melewatkan sepanjang malam megangin perut.
Pelajaran yang penting minggu ini, setiap kali lapar, jangan lupa untuk buka lemari
es, dari makanan yang tersedia, dan mencium baunya untuk memastikan bahwa itu
adalah makanan yang layak untuk dimakan.huhuhu.
118
Friday, October 22
Kabar lainnya, kemaren gw akhirnya ngecek mata di dokter mata deket apartemen
gw. Ini karena tiba” mata gw mulai susah ngeliat jauh. Kadang gw suka bingung
ngebedain, mana orang mana kera. Setelah diperiksa, ternyata selain minus mata gw
nambah, mata gw juga iritasi.
Doktermata: next time u blink, make sure u have a full blink.
Gw: a full blink?
Doktermata: yes..well..umm..when u are in front of ur computer, u tend to do this
kind of blinking. See, what wrong is, u have a half-blink and bottom half of ur eyes
gets dry, and irritated.
Jadilah gw sekarang klo ngedip bener” ngedip penuh sambil ngerutin muka segala.
Berasa kelilipan, berasa ada kompor di mata gw. Lagu Jamrud pun mengalun dari
kejauhan..
Ada yang lain di senyummu yang membuat lidahku gugup tak bergerak,
Ada kompor…di bola matamu
Dan memaksa diri tuk bilang
Aku sayang padamu…
119
Saturday, June 19
Masih soal apartemen, berhubung sekarang musim dingin, jadi gw sering nyalain
heater di kamar gw. Klo gw nyalain heater ga nanggung”, dari pagi sampe malem,
abisan klo gw ngeliat di heaternya, dia cumin ngabisin 200 watt, jadi anggep aja
nambah 2 lampu. Gw pun ngasi tau kabar gembira ini kepada Harianto (yang
sekarang jadi tetangga gw di apartemen gw ini):
Gw : Har, kamu gak nyalain heater?
Hari : Engga. Mahal.
Gw : Hah? Mahal dari mana.. Cuma 200 watt kok Har!
Hari : 200 watt?
Gw : Iyahh..satu lampu kan kira” 100 watt, anggep aja nyalain 2 lampu.
Hari : Wah, iya toh?
Gw : (penuh keyakinan) iya dunkkk!!!!
Lalu, beberapa minggu kemudian gw dapet tagihan listrik. Dan tagihan listrik gw
bulan ini adalah $86.95!!!! Nenek lu nyimeng!!! Gila mahal banget. Gw langsung
shock ngeliatnya. Padahal biasanya tagihan gw tuh hanya antara $10-20. Hati gw
miris banget. Karena penasaran, gw pun mikir” lagi.. apa sih yang gw lakuin sampe
bisa make listrik segitu banyak? Hal pertama yang terlintas di kepala gw:heater.
Tapi kan heaternya Cuma makan 200 watt???? Ternyata setelah gw cek lagi,
HEATERNYA GAK TAUNYA NGABISIN 2000 WATT. Sepuluh kali lipat dari yg
gw kira.
120
Saturday, January 24
Kemaren ada temen gw yang nanya: tun, itu yg lo tulis di blog lo itu beneran semua
ga sih? Trus gw bilang, yah tentu aja beneran dunk. Semua yang saya tulis di sini
adalah kisah nyata. Hey, I have a one hell freaky life.
Eniwei, ngomong” soal hari raya, sekarang gw seneng banget, soalnya untuk
minggu ini gw dapet long weekend. Yang berarti sabtu-minggu-senen libur!! WOO-
HOO! Dan long weekend ini adalah gara” adanya Australian Day.
Kenapa gw seneng?
Bukannya gw benci sekolah, (ya benci sih, tapi nanti kan jadi kangen klo kelamaan
gak sekolah, bencii, bencii bencii tapi rinduu juwaa…*jari dan jempol mulai
goyang* tapi lebih karena di hari libur yang panjang ini bisa gw manfaatin untuk
tidur pules.
Soalnya beberapa hari ini gw semakin berubah menjadi kalong.
Karena eh karena, penyakit insomnia gw makin parah. Ya ya ya.
Waktu pertama gw nyampe di ostrali dari Jakarta kemaren, gw tidur jam 11 malem.
Bangun jam 12 tengah malem. Lalu gw mencoba tidur lagi jam 1 pagi. Lalu bangun
jam 2 dan gak bisa tidur” sampe jam 3 pagi.
Padahal besoknya gw ada kelas buat jam 8 pagi!! Ajigile bener dah.
Yang lebih parah, adalah hari kamis kemaren, gw gak tidur sama sekali ampe jam 4
pagi, dan harus bangun pagi” karena ada kelas jam 8 pagi.
Tidur mungkin bisa lebih nyaman saat gw di Jakarta, khususnya di rumah gw, gw
tuh tidur seperti orang dari jaman batu. Nomaden. Ato bahasa ilmiahnya:pindah-
pindah mulu.
Kadang” gw bisa tidur di kamar gw sendiri.
Lalu besoknya bisa tidur di kamar tamu.
Kadang” juga tidur di kamar adek gw, si Yuditha, yang dikosongin.
Ato yang paling sering adalah tidur ama adek gw yang kembar, Ingga sama Anggi.
Yang notabene masi kelas 2 SD di AL-Azhar Kemang.
121
Kalo tidur ama Ingga-Anggi, pasti aja ada kejadian seru yang gak kalah menarik dari
novel petualangan Heri Muter and The Prisoner of LP Cipinang.
Pernah waktu itu pas gw bangun, tiba” aja bau pesing udah nyebar kemana”.
Tadinya gw mikir, “Yahh…ngompol lagi deh gw”.
Gak taunya, si Ingga yang tidur di sebelah gw dengan sukses telah pipisin gw.
Nasib.
Belom lagi kalo mereka udah mulai ngigo. Ngigonya juga seru, kadang kaya saling
sahut”an, waktu itu pernah pas lagi tidur, tiba” mereka memulai igoannya (bener gak
sih igoan?):
Ingga: *ngigo dengan mulut mangap” kaya ikan mas koki* Maenannya
jangan..jangannn..
Anggi: *ngigo bercampur iler* Aduhh.. Ingga sakitt…
Ingga: *ngigo dengan kepala kekiri dan kekanan* pokoknya gak mauu..gak
mauuuu…
Gw yang cukup waras menyaksikan adegan tidur yang mirip dengan orang” imbisil
di sekolah SLB terkemuka di Jakarta itu, cumin bisa ngelus dada sambil bilang,
amit-amit jabang kambing...
Tapi mereka ga cuman ngigo lho.
Pernah waktu itu, pada suatu malam yang sunyi, damai, dan tenang.
Hanya terdengar suara jangkrik di kejauhan.
Dan deru AC berbunyi pelan.
Sungguh malam yang menakjubkan.
Gw pun tidur sambil memeluk guling miki mos gw, tepat dii sebelah Ingga. Sambil
memikirkan Tara Reid dan sesekali memejamkan mata. Lalu, tiba”…
Ingga: BROOOOOOT!! BROBOTT.. BROOOOOT BRRRROTT!!!
Gw cengok.
122
Monday, June 28
Emang susah deh punya nyokap yang suka nonton drama. Klo nyokap gw lagi
kegirangan nonton film” drama korea, adek gw yang paling gede, si Yudith, lagi
demen benget ama yang namanya baca Lupus. Gw udah nularin virus Lupus gw ke
dia. Tiap kali gw pulang ke rumah pasti dia ngerenge” minta dibeliin Lupus…
Gw: *baru pulang*
Yudhit: Bang…bang..beliin lupus donk bang…
Gw: Emangnya tukang bakso, bang” aja..ntar deh abang beliin..mo lupus apa?
Yudhit: Lupus yang SD aja deh bang..
Gw: Lho? Kamu kan udah SMP dit? Kok bacaannya lupus SD?
Yudhit: iyah..yang banyak yah Bang..klo gak 3 yah 4 ya..
Gw: Buset. Nih, abang beliin SUGUS aja 4 yak! Hehehe..
Adek gw yang laen, si Ingga, kelas 2 SD beberapa waktu yang lalu, dateng nangis”
ke kamarnya nyokap gw pagi”, saat semua orang masi tidur. Dia berdiri di depan
pintu kamar nyokap gw sambil tangannya megangin tangan yang satu lagi, sambil
membawa pinset untuk mencabut bulu. Dia nangis..
Ingga: huhuhuhuhuu…maaama..huhuhuhuuu
Nyokap: *bangun tiba”* Ingga? Ingga kenapa???? Aduh kamu kenapa nak?
Ingga: *pinset masi di tangan kanan* Maaa…ma..huuuu
Nyokap: *panic* itu pinset buat apaan nak?
Ingga: MAAA.. AKU GAK MAU TANGAN AKU BULUAANNNN…BULU
AKU BANYAAKKK….HUHUHUUU…
Nyokap: *ngakak* hahahahahahahahahahahahahahhaha…..
123
Wednesday, August 18
Ganti air akuariumnya si rasty, eh gak taunya pas rasty gw masukin lagi ke dalem
akuarium, dia langsung jatoh ke bawah akuarium seperti batu. Gak berenang sama
sekali inilah saat gw tau bahwa rasty akan mati.
Setelah gw tau si Rasty bakalan mati, gw langsung histeris. Gw pindain si Rasty ke
gayung trus gw goyang”in gayungnya sambil tereak, “Rasty jangan mati! Rasty
jangan mati!” (ini benar” terjadi). Karena dilanda ketakutan yang amat sangat, gw
langsung mencari bala bantuan. Gw pun ke kamarnya si anaz, disitu dia lagi mandi
trus gw tereak” di kamarnya dia.
Anaz : Dik.. kenapa si Rasty?
Gw : Rasty mo mati naz! Liat tuh udah gak bergerak lagi!
Anaz : Ya ampun Dik..
Gw : Gimana dong Naz??? Masa mati?!!
Anaz : Dik..
Gw : Ha?
Anaz : Ikan hias gitu enak gak ya buat dimakan? Klo digoreng
sapa tau siripnya kriuk” gitu…
Gw : …….
Abis itu gw ama Anaz pun ke kamar gw. Di sana kita ngeliatin Rasty yang udah
dieeeeeem aja di bawah gayung. Anaz bilang sapa tau dia bias idup lagi nanti, tapi
entah kenapa gw udah pesimis. Dan akhirnya, beberapa jam sesudahnya, Rasty pun
dengan resmi mati. Kenangan selama seminggu 4 hari bersama Rasty terputar lagi di
kepala gw. Rasty yang lucu, yang suka nemenin gw nonton malem”, Rasty yang
doyan becanda, yang doyan makanan ikan (iyalah namanya juga ikan). Gw jadi inget
lagi gimana gw selalu mengucapkan “pergi dulu ya”, setiap mo ke kampus. Ya
ampun Rasty….Hik hik…
124
Monday, December 8
Huaaduuuuuuuuh…..laper banget neh!
Laper. Laper. Laper. *menjerit* kelaperan sambil megangin pala*
LHO? Kok pala?
Intinya, lagi-lagi gw kelaperan.
Di sini tuh klo gw kaga ngabisin Indomie yang ejibun-jibun atau menggantungkan
nyawa gw ama skill masak Sabrina + eja yang kadang” suka masak di rumah gw,
bisa” gw mati kelaperan.
Ngomong” soal laper. Kayanya rahasia terbesar gw yang pernah ada mulai
terungkap di Adelaide. Yap. Saya kalo makan gak kira-kira.
Kayanya semakin ganteng orangnya semakin banyak makannya. Ganteng pangkal
rakus.
Rakus banget malah, apa lagi kalo makan yang namanya makanan gratis. Cemilan
gratis. Minum gratis. Perempuan gratis. Pokoknya semua yang berbau gratis. Enak
banget dah.
Seperti kata pepatah: makan gak makan asal kumpul kebo.
125
Thursday, August 14
So, sekarang gw udah nyasar di Adelaide, Australiaa. Kota yang sepiiiii banget,
lebih sepi dari kuburan di tengah” gurun sahara. Sebelom berangkat ke ostrali, gw
tuh biasa aja lho, ehhh pas udah mo boarding. Sediiiiihhhhhhhh banget kayaknya mo
ninggalin temen-temen, handai taulan (carilah bahasanya), ama yang terpenting
pacar (bagi yang pernah baca blog gw, gw namain dia kebo). Huhuhu…bener-bener
sedih deh saat-saat „pelepasan‟ itu.
Trus nyampe di Adelaide sedihnya masih kebawa. Yang keinget sih pacar mulu. Mo
tidur inget kebo, pas bangun tidur inget kebo, mo makan inget kebo, baru pas mo
nyebrang jalan aja inget Tuhan YME. Hehehe..
Kesan pertama di Adelaide? Wah, gw langsung ngecap negatip agent yang ngirim
gw ke sini, masa bulenya yang jemput gw ke erpot gak on time, trus salah
koordinasi, gak ada mobil yang aturan ngangkut gw + keluarga gw, jadi gw gotong”
barang yang aji gile banyaknya. Untung gw udah makan indomie di Indonesia
jadinya kuat ngangkat barang (lhoo? Gak ngaruh gitu…)
Hal pertama yang gw notice dari Adelaide (ato oz mungkin?) adalah harganya gak
kira” mahalnya. Buset, bayangin nih internet café aja $5 satu jam! Kira” 25.000
perak trus taksi kira” dari rumah gw di Indonesia (blok S) ke blok M $5.70 ato
28.500 perak. Gile, gw mending ngawinin mesin atm aja ah biar beranak
duit….hueheheh..gak jadi ah…mesin atm disini gak pernah gosok gigi.
Kalo orang ostralinya, mereka tertib banget dan yang bikin gw kagum, mereka
ramah-ramah, orang di Jakarta biasanya dijahatin mulu trus di sini tiba-tiba di super
baikin gitu yah kaget laaaah. Gw menyebut ini sebagai „kindness shock‟, tapi ada
satu orang yang marah gitu pas gw pukul palanya make batangan besi…hehehe….
Anyways, sekarang gw udah 2 minggu di ostrali, and having the best time in my life,
yeah. I think I‟m settling in very well, sekarang sih gw masih ngambil ELICOS di
Eyenesbury College, trus sempet seneng juga karena ternyata sodar” si Radith yang
dodol dan bodong ini dapet FISIKA UI….gw tetep ngedaptar jadi mahasiswa UI sih,
126
tapi gak tau deh kelanjutannya gimana. Yang jelas oktober nanti pas selese ELICOS
gw mesti ngambil Foundation Course dulu sebelum akhirnya bisa kuliah.
127
Friday, February 27
Menurut perhitungan gw, seharusnya gw udah telat 10 menit dari waktu kelas gw
mulai, yaitu jam 10.40. lalu dengan senyuman penuh pesona gw bilang,
Gw: Uh. Yes.. I think I am late, but it‟s only like.. 5 mins.
Jenny: U are late? U ARE VERY LATE. Do u have class now?
Gila. 5 menit aja dibilang telat. Buset.
Bsok” gw jalan dengan kecepatan 5 meter/perminggu baru tauk lu.
Gw: Now? Yes. I believe I have Language and Communication now.
Jenny: It‟s on the first lesson?
Gw: No..It‟s on the second lesson.
Jenny: HUH? Dika, take a look at that clock.
Gw ngeliat jam dinding di belakang gw, terlihat di situ terpampang gede” JAM
SEMBILAN LEWAT EMPAT PULUH LIMA MENIT. Jadi jadi jadi jadi? Jam
wekernya gak taunya gw cepetin selama 1 jam lebih awal. Kok bisa?????
Jam dinding pun tertawa.
Saat ku hanya diam.
Dan membisul.
Mampus berat. Trus Jenny bilang,
“U are not late 5 mins. But u are early for 1 hour!!!!”
Diiringi dengan tawanya si Jenny yang membahana ke seluruh lantai 285. Gw
cuman nyengir kambing. Radith radith.. kalo gak telat yah kepagian. Geblek lu.
128
Monday, January 26
Hai temen”, apa kabar? Kabar baik? Gut gut.
Hihihihihiihih. Akhir” ini gw lagi demen banget ama semua yang berbau Asia.
Mulai dari film” Asia (sekarang gw lagi getol banget nonton film korea ato Jepang)
sampe ke cewek asia novel” asia.
Tapi kenapa yah semua film korea yg gw tonton pasti ada hubungannya ama yang
ehem ehem?
Film korea yang paling gw suka sih ada yang kaya American Pie gitu. Yah u knoe
lah that kind of humor. Judulnya menggemparkan: Sex is Xero. Tapi lucu kok.
Banget. Gw ngakak tuh nontonnya, jarang banget ada film yang biking w ngakak.
Huhuhuh.
Kalo masalah buku, gw lagi baca bukunya SoE9ki yang judulnya I am a Cat. Belom
abis, ada 600 halaman. Gile, bisa ada cacing disko di mata gw noh. Tapi keren kok
depan”nya.
129
Friday, January 30
Setiap daerah pasti punya legendanya masing”, seperti legenda Sangkuriang dari
tanah Toraja.
Eh..emang sangkuriang dari tanah toraja? Ngaco deh lo dith!
*digampar orang batak)
Dan ini adalah cerita sebuah legenda dari Adelaide, Australia…
Jadi ceritanya gw tuh orang yang paling gak punya jam di Adelaide. Semenjak
henpon gw ilang *langsung keinget, nangis lagi deh*, gw jadi ga punya pedoman
waktu gitu. Iyalah, klo dari dulu pengen ngeliat jam pasti larinya ke hp.
Sekarang mo kemana?
Di apartemen gw itu, ga ada sedikit pun benda yang bisa menunjukkan tanda”
waktu. Dulu pernah sih, coba” bikin jam matahari make batu” trus dipasang di deket
jendela apartemen, eh ujung”nya malah maen engklek trus jatoh dari lante 7.
Heheheh.
Lanjut, pokoknya semenjak henpon gw ilang, gw jadi ga punya pedoman waktu,
selain jam di laptop gw. Untungnya gw masih punya ipod yang baru gw beli. Yang
sangat keren itu.
Ipod gw itu, yang merupakan mp3 player yang bisa menyimpan 40G lagu, yang
berarti dapat menyimpan 10.000+ lagu, yang berarti memorinya lebih gede dari
laptop dan computer gw sendiri, ternyata juga bisa menunjukkan waktu.
Cinta deh gw ama ipod.
Mangkanya, gw sekarang sepenuhnya menggantungkan diri kepada keperkasaan
Ipod untuk membimbing gw dalam menunjukkan waktu dalam hari” gw.
130
Monday, April 26
Perbedaan antara Jakarta dan Adelaide sebagai kota paling miskin di ostrali udah
mulai kerasa. Yang jelas, pas gw turun dari pesawat kemaren, gw langsung
dikagetkan dengan fakta bahwa kita turun dari pesawat dengan menggunakan
TANGGA. Yak, itu benar sekali sodara”..
Dan sepertinya tuh tangga erpot terbuat dari alumunium, soalnya setiap gw injek
bunyinya kaya adek gw lagi kelindes mesin perata aspal.. EEKK.. EKKK. Pas gw
nurunin tuh tangga, bule penumpang di depan gw keliatannya takjub gitu menyadari
bahwa di bandara Internasional seperti Adelaide kok turun dari pesawat pake tangga,
akhirnya tuh bule cuman naekin bahunya dan berkata, “Well…welcome to
Adelaide.” Huehehehehe.
Pas gw nyampe bawah tangga dari pesawat, gw celingukan nengok kanan kiri
nyariin bis airport, soalnya biasanya kan kalo kita turun pesawat make tangga, ada
bus airport yang ngejemput kita (kaya di Bali), setelah menunggu sdemikian stia,
gak taunya KITA MESTI JALAN KE DALAM GEDUNG AIRPORT. Ya oloh.
Tapi gpp deh, akhirnya gw masuk aja sambil manyun”. Akhirnya setelah urusan
imigrasi beres sgala macem, gw naek taksi dan kembali lagi ke dalam apartemen gw
tercinta. Gw sampe di apartemen gw jam setengah delapan pagi, dan gw mencoba
untuk tidur, setelah gw ga bisa tidur di pesawat gara” penumpang di depan gw
mundurin kursinya ampe gw benyek kaya sarden.
Pas udah berbaring dengan manja di tempat tidur gw, lalu mencoba untuk
memejamkan mata sambil skali” mikirin mantan pacar gw, Dian Sastro, gw pun siap
untuk tidur. Lalu, tiba” terdengar suara..TENOOOT TENOOOTTTT. Buset. Siapa
yang maen priwitan jam segini yak?
Arah tuh suara biadab dari jendela, maka gw kea rah jendela, trus gw menyadari
bahwa di bawah apartemen gw lagi ada festival orang” Skotland (yang itu lho niup”
terompet ada kantongnya sambil make rok). Hampir aja gw timpuk pake kulkas, tapi
takut kena deportasi akhirnya gw pasrah aja.
131
Friday, January 30
Sampe di sekolah, gw memperkirakan waktu gw masih ada 20 menit, 10 menit
untuk beli sarapan di café depan sekolah, trus pergi ke kelas dan siap menghadiri
kelas matematikanya si Jenny DICKson (Jenny Anak Titit).
Sampe di café depan sekolah, gw membeli satu bungkus kentang goreng yang klo di
Amerika namanya French Fries, klo di Australia namanya Chips, klo di Zimbabwe
namanya Hugga Mugga. *ngasal*
Gw pun jalan masuk ke dalam sekolah sambil membawa satu bungkus besar kentang
goreng/chips. Gw jalan sambil ngantuk”, trus gigit” kentang goreng dengan biadab.
Sampe di lante dasar, tempat gw akan mendapat pelajaran matematika, gw bengong.
LHA KOK SEMUA ANAK UDAH PADA MASUK KELAS?!!KAN MASIH ADA
WAKTU 10 MENIT LAGI SEBELOM PELAJARAN DIMULE?!
Gw masi bengong.
Sambil sesekali masukin tangan ke dalam kantong kentang goreng. Lalu ambil
kentang goreng keluar trus masukin kunyah di mulut, ambil lagi kentangnya, kunyah
lagi.
Gitu terus ampe kiamat.
Pas gw masih bengong gini ngeliatin mereka dari luar kelas, gw melihat bahwa yang
ngajar mereka semua itu bukanlah si Jenny Anak Titit. Ada guru laen yang lagi
ngajar mereka. Guru yang udah rada tua, ampe” bulu dadanya ubanan gitu, keluar”
dari bajunya (bisa ga sih bulu dada ubanan?).
132
Wednesday, January 15
Kemaren gw dikejutkan dengan berita mengejutkan yang dibawa oleh adek” gw,
dengan napsu yang menggebu”, si Yudith bilang kalo kucingnya nenek gw baru aja
hamil dan melahirkan, yah peristiwa ini cukup membuat gw terharu, karena
beberapa bulan lalu, nenek gw baru kehilangan 3 anak kucing yang mati dengan
sukses karena sakit…uniknya, anak kucing yang baru lahir sekarang ini juga 3 biji,
hwalah…bisa gitu yah?
Ngomong” soal binatang peliharaan, gw udah cukup makan asam garam dalam
urusan memelihara (dan mematikan) binatang… gw udah banyak memelihara
berbagai macam binatang, tapi sialnya setiap binatang itu pasti mati.. gw pernah
nyoba waktu itu melihara anjing, waktu gw SD, and pas gw pulang skul, kaki gw
malah digigit, huhuhuhu nyokap gw panic dan langsung nyuntik gw rabies, buset…
padahal tuh anjing sehat” aja sih… trus waktu itu ada 2 kucing siam yang sempet
dipelihara juga, and karena waktu itu gw kasian melihat mereka ga pernah mandi,
gw mandiin aja malem”….. kayaknya sih mereka masup angin gitu, ehhh 2 hari
kemudian mati deh…gw juga pernah melihara lutung, ga sukses juga…pernah
melihara kelinci, eh dilempar ama temen gw, kelincinya jatoh dan lumpuh…
Tapi yang paling parah sih waktu itu pas melihara anak ayam, waktu itu adek gw ga
sengaja nginjek tuh anak ayam pas lagi jalan, alhasil ususnya mejret gitu dari
pantatnya, hiiiii…udah gitu sempet masi idup pula, karena gw baik hati tidak
sombong serta berbakti kepada nusa dan bangsa (kalo mo muntah, muntah aja…gw
udah duluan kok) gw akhirnya bawa tuh anak ayam yang sekarat ke taman rumah
gw, berbekal sebatang lidi, gw mencoba masukin kembali usus ayam yang tak
berdosa itu balik ke pantatnya...
133
Sunday, August 24
Weekend kali ini gw melakukan banyak sekali hal, yupz berbeda dengan minggu
kemaren dimana gw Cuma tidur dan maen computer, blom lagi mencelakai “telor”
gw dan dipaksa untuk menonton temen gw enjot”an ama kuda.
Lanjut, weekend kali ini (yang lumayan rame) dimulai dari hari jumat, pulang dari
skul gw jalan” bentar ama Eja dan Harianto (btw, harianto disini juga berubah
namanya menjadi Arigato…buset…orang” di sini emang bolot” yeh?)
Friday nite gw lewati dengan menonton slackers, bourne identity, ama rod chicks
(ehm), trus esok harinya gw, mbak Mira, Eja, ama Harry berangkat bareng-bareng ke
Marion Shopping Center, mau nonton Down With Love. Ngomomng-ngomong soal
filmnya, bagus lho! Hehe. Gw ngakak setengah idup sepanjang nonton tuh pilm, a
must see! Trus studionya disini tuh banyaaaaaak banget, gak kayak di PIM Cuma 6
(bener gak?) studio. Di sini tuh ada 30 studio!!!!
Bujug, gw udah kayak orang udik gtu ngeliat bioskop yang segitu gede.
Pulang dari bioskop gw mengalami kejadian buruk (lagi), kayaknya gw udah mulai biasa
ngalamin kejadian dodol, buah dari kegeblekan gw. Huhuhu.” Ok details, jadi pas kita
pulang dari Marion, si Eja mo nginep di rumah gw, walhasil gw ama eja berangkat ke
apartemen gw. Nah, sebelum ke apartemen, gw ama eja laper, akhirnya kita sepakat untuk
membeli McDonalds.
Nah, pas kita lagi mo beli McDonald kita ngantri di belakang ibu” bule ama temennya orang
india, pas giliran kita mesen (kita mesen take away), gw ama eja sama” minta Double
Cheeseburger (yummy), nahhh…..terus pas udah bayar, pas lagi nunggu di kasir, disinilah
keajaiban dimulai.
Gw: *lagi nungguin burgernya datang*
Orang McDonald: *naro milkshake strawberry di depan gw*
Eja: lho? Dik? Lo mesen milkshake?
Gw: Eh? Engga tuh…gratis kali yah? *ngambil
tuh milkshake*
Eja: gratis? Yakin lo?
134
Gw: iya sih kayaknya, abis kita belinya udah
malem….
Orang McDonald: *naro bungkusan gitu di depan gw*
Gw: *langsung ngambil bungkusannya ama
milkshake trus pergi, maklum, laper*
Pas gw keluar dari McDonald si eja langsung nanyain soal milkshakenya keg w, dia
khawatir gitu jangan” tuh milkshake bukannya punya gw, tapi punya orang
laen..nahhhh….pas gw udah nyampe apartemen, gw langsung buka tuh bungkusan, eh gak
taunya tuh bungkusan emang bener ketuker ama punya orang laen (kayaknya sih ama si ibu”
bule + orang india itu).
Dua buah Double Cheeseburger kita berubah menjadi 1 french fries, 1 bacon with egg, 1 big
mac, 1 fille o fish, dan milkshake…huahahaha…gila, paket baru dari McDonald tuh. Paket
beli dua, langsung kabur, dapet banyak….hehehe….