MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan...

193
i MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN GURU KEPADA SISWA KELAS VII DAN VIII DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS: SUATU KAJIAN PRAGMATIK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Oleh : GEOVANI FUTUT PUJI RAHAYU NIM: 121224012 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan...

Page 1: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

i

MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN GURU

KEPADA SISWA KELAS VII DAN VIII

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS:

SUATU KAJIAN PRAGMATIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh :

GEOVANI FUTUT PUJI RAHAYU

NIM: 121224012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini peneliti persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus yang dengan setia mendampingi dan melindungi peneliti di

saat titik terendah dan tertinggi.

Kedua orang tua terkasih Stefanus Saridi dan Susana Jumilah yang selalu

memberikan kasih sayang, membimbing, dan menguatkan hati peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

v

MOTO

“Bahwa satu-satunya hal yang menghalangi kita untuk berkembang dan lebih

maju adalah ketidakpercayaan terhadap diri kita sendiri”

(Alanda Kariza, Travel Young)

“Janji Tuhan pasti digenapi pada waktu-Nya, ketika kita percaya”

(Geovani Futut Puji Rahayu)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

viii

ABSTRAK

Rahayu, Geovani Futut Puji. 2017. Maksud Tuturan Imperatif Guru kepada

Siswa Kelas VII dan VIII dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di

Kelas: Suatu Kajian Pragmatik. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD.

Penelitian ini membahas maksud tuturan imperatif guru kepada siswa kelas

VII dan VIII dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas: suatu kajian

pragmatik. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan maksud tuturan

imperatif yang disampaikan oleh guru kepada siswa kelas VII dan VIII dalam

pembelajaran bahasa Indonesia di kelas, dan (2) mendeskripsikan maksud tuturan

imperatif yang dominan digunakan oleh guru kepada siswa kelas VII dan VIII

dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas.

Jenis penelitian ini adalah penelitan dekriptif kualitatif. Data dalam

penelitian berupa tuturan imperatif, deklaratif, dan interogatif yang mengandung

maksud imperatif pada tuturan guru kepada siswa kelas VII dan VIII dalam

pembelajaran bahasa Indonesia di kelas. Metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan metode simak.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa: (1) maksud tuturan imperatif yang

disampaikan oleh guru terdiri dari konstruksi imperatif, deklaratif, dan interogatif.

Maksud tuturan imperatif dalam setiap konstruksi menghasilkan tuturan yang

mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda

tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang paling

dominan digunakan oleh guru adalah tuturan yang mengandung makna imperatif

perintah dalam konstruksi imperatif, yaitu sebanyak 119 tuturan dan persentase

sebesar 44,91%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

ix

ABSTRACT

Rahayu, Geovani Futut Puji. 2017. The Purpose of Imperative Utterances’s

Teacher to Students Class VII and VIII in Indonesian Language

Learning in the Classroom: A Study of Pragmatics. Essay. Yogyakarta:

PBSI, FKIP, USD.

This research discussed about the imperative purpose of utterances teacher

to students of class VII and VIII in the Indonesian language learning in the

classroom: a study of pragmatics. The purpose of this research were: (1) to

describe a purpose of imperative utterance which are spoken by the teacher to the

students of class VII and VIII in the Indonesian language learning in the

classroom, and (2) to describe a purpose of imperative utterance are

predominantly used by the teacher to the students of class VII and VIII in

Indonesian language learning in the classroom.

This research was a descriptive-qualitative research. The data in this

research were imperative utterances teacher to students of class VII and VIII in

the Indonesian language learning in the classroom. The gathering data methods of

this research were observation method and listen method.

The result showed that: (1) the purpose of imperative utterances that are

spoken by the teacher consists construction imperative, declarative and

interrogative. The purpose of the imperative utterance in any construction to

produced utterance which implies pragmatic imperatives were different, according

to the characteristic markers of imperative utterance and the context of the

utterance, (2) a purpose of imperative utterances which predominant used by

teachers was a utterance which implies a pragmatic imperative command in

construction imperative, as many as 119 utterances and the percentage as big as

44,91%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena

berkat kasih dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Maksud Tuturan Imperatif Guru kepada Siswa Kelas VII dan VIII dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas: Suatu Kajian Pragmatik. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat selesai tanpa bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Bahasa Sastra Indonesia.

3. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan triangulator II

yang telah sabar mengarahkan, membimbing, dan memberikan masukan

bagi peneliti dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi.

4. Dr. Y. Karmin, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah sabar

mengarahkan, membimbing, dan memberikan masukan bagi peneliti dalam

menyusun dan menyelesaikan skripsi.

5. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. yang berperan sebagai triangulator I

dalam menguji keabsahan hasil analisis data penelitian dalam penulisan

skripsi peneliti.

6. Robertus Marsidiq selaku staf sekretariat Prodi PBSI yang telah sabar dan

ramah melayani segala pelayanan administratif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

xi

7. MG. Fitri Ana Mintarsih, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur

Salatiga yang telah memperbolehkan peneliti untuk melakukan penelitian

skripsi di sekolah yang bersangkutan.

8. Fransiska Domas Ngatini, S.S. selaku guru bahasa Indonesia SMP Pangudi

Luhur Salatiga sekaligus subjek penelitian yang dengan tangan terbuka

memperbolehkan peneliti untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar dan

memberikan berbagai dukungan agar penulisan skripsi peneliti cepat selesai.

9. Anselmus Aka Prasetya, S.Pd. selaku wakil kepala sekolah bagian

kurikulum SMP Pangudi Luhur Salatiga yang dengan sabar mengurus

masalah administratif selama peneliti melakukan penelitian skripsi.

10. Seluruh guru dan staff SMP Pangudi Luhur Salatiga yang telah memberikan

sambutan baik saat peneliti melakukan penelitian skripsi.

11. Seluruh siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Salatiga yang telah memberikan

sambutan yang baik dan kooperatif dalam kegiatan belajar mengajar saat

peneliti melakukan penelitian skripsi.

12. Bapak Stefanus Saridi dan Ibu Susana Jumilah selaku orang tua peneliti

yang memberikan kasih sayang, doa, dan bantuan moril maupun materil

untuk kelancaran dalam menyelesaikan penulisan skripsi.

13. Alfonsus Rodriquez Anjar Riyadi, Leo Agung Fiar Wijaya, dan Yoanes

Neumann Ageng Pangestu yang selalu memberikan motivasi dalam

menyelesaikan penulisan skripsi.

14. Singgih Kuntjoro yang selalu memberi semangat, motivasi, dan sabar dalam

menanggapi keluh kesah peneliti saat menyelesaikan penulisan skripsi.

15. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini memiliki kekurangan. Walaupun

demikian, peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. iv

MOTO ....................................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN DATA...................................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................................ viii

ABSTRACT ............................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .............................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 5

1.5 Batasan Istilah ................................................................................................... 6

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................. 7

1.7 Sistematika Penyajian ....................................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................... 9

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan .................................................................. 9

2.2 Landasan Teori .................................................................................................. 12

2.2.1 Pragmatik ............................................................................................... 12

2.2.2 Tindak Tutur .......................................................................................... 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

xiii

2.2.3 Konteks .................................................................................................. 16

2.2.4 Modus Imperatif .................................................................................... 19

2.2.5 Maksud Tuturan Imperatif ..................................................................... 20

2.2.6 Ciri Penanda Tuturan Imperatif ............................................................. 22

2.2.7 Guru ....................................................................................................... 36

2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................................. 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 40

3.1 Jenis Penelitian .................................................................................................. 40

3.2 Data Penelitian .................................................................................................. 41

3.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 41

3.4 Instrumen Penelitian.......................................................................................... 45

3.5 Teknik Analisis Data ......................................................................................... 46

3.6 Triangulasi Data ................................................................................................ 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 48

4.1 Deskripsi Data Penelitian .................................................................................. 48

4.2 Analisis Data ..................................................................................................... 49

4.2.1 Maksud Tuturan Imperatif yang Disampaikan oleh Guru kepada

Siswa Kelas VII dan VIII dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di

Kelas ..................................................................................................... 49

4.2.1.1 Tuturan Imperatif dalam Konstruksi Imperatif ........................ 49

4.2.1.2 Tuturan Imperatif dalam Konstruksi Deklaratif ....................... 76

4.2.1.3 Tuturan Imperatif dalam Konstruksi Interogatif ...................... 89

4.2.2 Maksud Tuturan Imperatif yang Dominan Digunakan dalam Tuturan

Guru kepada Siswa Kelas VII dan VIII dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia di Kelas ................................................................................. 97

4.3 Pembahasan ....................................................................................................... 102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

xiv

4.3.1 Maksud Tuturan Imperatif yang Disampaikan oleh Guru kepada

Siswa Kelas VII dan VIII dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di

Kelas ..................................................................................................... 102

4.3.2 Maksud Tuturan Imperatif yang Dominan Digunakan dalam Tuturan

Guru kepada Siswa Kelas VII dan VIII dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia di Kelas ................................................................................. 106

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 109

5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 109

5.2 Saran .................................................................................................................. 110

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 112

LAMPIRAN .............................................................................................................. 114

Lampiran 1 Triangulasi Data .................................................................................. 115

Lampiran 2 Surat Keterangan Izin Penelitian dari Fakultas ................................... 177

Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di Sekolah yang

Bersangkutan ...................................................................................... 178

BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................. 179

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan tujuh hal, yaitu latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan ruang lingkup

penelitian, dan sistematika penyajian. Ketujuh hal tersebut diuraikan sebagai

berikut.

1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah segala bentuk komunikasi ketika pikiran dan perasaan

seseorang disimbolisasikan supaya dapat menyampaikan arti kepada orang lain

(Subyakto dan Nababan, 1992:124). Bahasa menjadi salah satu sarana bagi setiap

pribadi untuk berkomunikasi dan berinteraksi untuk mencapai suatu kesepakatan.

Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dalam masyarakat, dibedakan menjadi

empat golongan fungsi bahasa: (1) fungsi kebudayaan, (2) fungsi kemasyarakatan,

(3) fungsi perorangan, dan (4) fungsi pendidikan. Keempat macam fungsi tersebut

erat berkaitan sebab „perorangan‟ adalah anggota „masyarakat‟ yang hidup dalam

masyarakat itu sesuai dengan pola-pola „kebudayaannya‟ yang diwariskan dan

dikembangkan melalui „pendidikan‟ (Nababan, 1984:38). Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa bahasa menjadi alat untuk memperoleh suatu pendidikan.

Bahasa dapat dipelajari melalui suatu proses yang secara sadar dilakukan

oleh pembelajar untuk menguasai bahasa yang dipelajarinya. Penguasaan bahasa

biasanya dilakukan melalui pengajaran formal dan dilakukan secara intensif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

2

(Gultom, 2012). Sekolah menjadi salah satu tempat yang memenuhi kriteria untuk

mempelajari bahasa. Dalam lingkup sekolah, guru berperan untuk memberikan

pengajaran bahasa kepada para murid. Pengajaran bahasa diberikan secara

langsung melalui kegiatan belajar mengajar (KBM) di dalam kelas ataupun di luar

kelas. Akan tetapi, pengajaran bahasa yang diberikan kepada murid tidak serta

merta dapat diterima murid dengan cepat dan mudah. Yang perlu disadari bahwa

kemampuan berbahasa anak tidak dapat diperoleh secara signifikan, melainkan

bertahap. Kemajuan berbahasa mereka berjalan seiring dengan perkembangan

fisik, mental, intelektual, dan sosial.

Guru merupakan fasilitator bagi siswa untuk mendapatkan ilmu. Guru

menyalurkan pengetahuan yang dimilikinya kepada siswa ataupun dari siswa ke

guru. Bentuk-bentuk fasilitas yang diberikan oleh guru berupa pengajaran ilmu-

ilmu pengetahuan, baik ilmu pegetahuan dalam mata pelajaran maupun

kehidupan. Zamzani (2002) mengungkapkan bahwa guru berkewajiban

memberikan pengetahuan serta keterampilan kepada anak didik agar anak didik

menjadi manusia yang cerdas dan terampil. Sebagai pendidik, guru berkewajiban

memberikan nilai-nilai dan membina anak didik agar menjadi manusia yang

memiliki moral dan budi pekerti yang baik. Dapat dikatakan bahwa guru juga

memegang peran yang sangat besar terhadap tumbuh kembang anak dalam

lingkup pendidikan sehingga akan terbentuk anak yang berkualitas dalam segi

akademik dan non akademik.

Ilmu pengetahuan yang diberikan dapat diterima atau diserap dengan baik

oleh siswa apabila guru menggunakan tuturan kalimat yang baik dan benar. Yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

3

dimaksud dengan kalimat di sini, lebih kepada penyusunan suatu kata-kata yang

dituturkan oleh guru untuk menyampaikan maksud atau tujuan pembicaraan

kepada siswa. Penggunaan kalimat yang baik dan benar dapat mempengaruhi

seberapa besar respons yang diberikan oleh siswa kepada topik pembicaraan.

Akan tetapi yang perlu diketahui bahwa respons dari setiap siswa berbeda-beda,

ada yang mampu menyerap setiap tuturan dengan cepat dan ada pula yang

menyerap setiap tuturan dengan lambat. Maka dari itu, disinilah tugas dari

penggunaan kalimat dari seorang guru harus lebih diperhatikan guna

memperdalam pemahaman bagi siswa.

Salah satu jenis kalimat yang sering digunakan oleh guru dalam kegiatan

belajar mengajar (KBM) yaitu kalimat imperatif. Kalimat imperatif merupakan

kalimat yang mengandung maksud memerintah atau meminta agar mitra tutur

melakukan sesuatu sebagaimana diinginkan si penutur (Rahardi, 2015:79).

Kalimat imperatif dalam kegiatan belajar mengajar berfungsi untuk memberikan

penegasan berupa pengaturan untuk siswa dan pemberian tanggapan terhadap

kinerja siswa. Kalimat imperatif yang digunakan oleh guru dapat berupa kalimat

imperatif langsung atau kalimat imperatif tidak langsung, yang berupa kalimat

interogatif ataupun kalimat deklaratif guna penghalusan dari kalimat yang

dituturkan oleh guru untuk menunjukkan makna dan maksud dari tuturan yang

ingin disampaikan oleh guru. Penggunaan kalimat imperatif langsung dan tidak

langsung disesuaikan dengan konteks situasi tutur yang melatarbelakangi dan

mewadahinya. Yang dimaksud konteks di sini, menurut Leech (2011: 19) adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

4

konteks dalam sebuah aspek fisik atau setting sosial yang relevan dari tuturan

yang bersangkutan.

Agar memahami kalimat imperatif yang digunakan guru, ilmu pragmatik

diperlukan untuk memperdalam makna atau maksud yang terkandung dalam

tuturan tersebut. Pragmatik sangat membantu dalam kegiatan belajar mengajar

untuk mengetahui makna atau maksud sebuah tuturan, terlebih dalam tuturan

imperatif agar proses belajar mengajar (KBM) dapat berjalan lancar dan efektif,

serta terjalin kerja sama yang baik antara guru dan siswa.

Berdasarkan permasalan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian pada tuturan guru kepada siswa kelas VII dan VIII dalam pembelajaran

bahasa Indonesia di SMP Pangudi Luhur Salatiga. Penelitian ini berbentuk

penelitian deskriptif kualitatif yang memfokuskan kajian pada “Maksud Tuturan

Imperatif Guru kepada Siswa Kelas VII dan VIII dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia di Kelas: Suatu Kajian Pragmatik”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah yang telah

dipaparkan, penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

1. Maksud tuturan imperatif apa sajakah yang disampaikan oleh guru

kepada siswa kelas VII dan VIII dalam pembelajaran bahasa Indonesia di

kelas?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

5

2. Maksud tuturan imperatif apakah yang dominan digunakan dalam tuturan

guru kepada siswa kelas VII dan VIII dalam pembelajaran bahasa

Indonesia di kelas?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini berdasarkan rumusan

masalah, yaitu:

1. Mendeskripsikan maksud tuturan imperatif yang disampaikan oleh guru

kepada siswa kelas VII dan VIII dalam pembelajaran bahasa Indonesia di

kelas.

2. Mendeskripsikan maksud tuturan imperatif yang dominan digunakan

pada tuturan guru kepada siswa kelas VII dan VIII dalam pembelajaran

bahasa Indonesia di kelas.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian terhadap penggunaan maksud imperatif yang dituturkan oleh guru

diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukan. Terdapat dua manfaat

yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini.

1. Manfaat teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat mendalami pengembangan maksud

tuturan imperatif dalam kajian pragmatik. Penelitian ini dikatakan

memiliki kegunaan teoritis karena memahami teori-teori yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

6

dikemukakan oleh para ahli. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan

sebagai referensi dalam pembelajaran dan pengetahuan.

2. Manfaat praktis

Penelitian penggunaan maksud tuturan imperatif guru dalam

kegiatan belajar mengajar (KBM) diharapkan dapat memberikan

masukan bagi seluruh pendidik maupun pembaca untuk memperhatikan

setiap tuturan dalam penggunaan kalimat imperatif agar dapat diterima

oleh siswa. Demikian pula, penelitian ini akan memberikan masukan

kepada praktisi untuk mengetahui pentingnya maksud tuturan imperatif

bahasa Indonesia dalam kajian pragmatik.

1.5 Batasan Istilah

1. Pragmatik

Pragmatik merupakan ilmu bahasa yang mempelajari makna dan maksud

yang terkandung dalam suatu tuturan berdasarkan situasi yang terjadi

dalam tuturan tersebut.

2. Modus Imperatif

Modus imperatif adalah modus yang menyatakan perintah atau larangan

(KBBI, 2008).

3. Konteks

Konteks adalah aspek-aspek yang menjadi satu kesatuan dalam

lingkungan fisik dan nonfisik sebuah tuturan.

4. Maksud Tuturan Imperatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

7

Maksud tuturan imperatif adalah sesuatu (makna sebenarnya) yang ingin

disampaikan oleh penutur bersumber dari tuturan yang sifatnya meminta

untuk melakukan tindakan atau perbuatan, serta dinilai secara subjektif.

5. Ciri Penanda Tuturan Imperatif

Ciri penanda tuturan imperatif adalah tanda khas dalam ujaran yang

mengandung maksud memerintah atau meminta agar mitra tutur

melakukan sesuatu sebagaimana diinginkan si penutur yang membedakan

dengan ujaran lainnya.

6. Guru

Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab

terhadap pendidikan muird-murid, baik secara individual ataupun

klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah (Ametembun dalam

Djamarah, 2005).

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini

terbatas pada kegiatan mendeskripsikan maksud tuturan imperatif dalam kajian

pragmatik. Penelitian ini juga terbatas pada sejumlah data berupa tuturan

imperatif, deklaratif, dan interogatif yang mengandung maksud imperatif pada

tuturan guru kepada siswa kelas VII A, VII B, VII C, VIII A, dan VIII B dalam

pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Pangudi Luhur Salatiga pada bulan Mei

tahun ajaran 2016/2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

8

1.7 Sistematika Penyajian

Penelitian ini disajikan ke dalam lima bab. Di dalam Bab I, diuraikan

pendahuluan berupa latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, batasan istilah, ruang lingkup penelitian, dan sistematika

penyajian. Di dalam Bab II, diuraikan kajian pustaka berupa penelitian terdahulu

yang relevan, landasan teori, dan kerangka berpikir yang berguna untuk menjawab

rumusan masalah. Di dalam Bab III, diuraikan metodologi penelitian yang terdiri

dari jenis penelitian, data penelitian, metode pengumpulan data, instrumen

penelitian, teknik analisis data, dan triangulasi data. Di dalam Bab IV, diuraikan

hasil penelitian dan pembahasannya yang terdiri dari deskripsi data penelitian,

analisis data, dan pembahasan. Adapun dalam Bab V, diuraikan penutup yang

terdiri dari kesimpulan serta saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini dipaparkan tiga hal, yaitu penelitian terdahulu yang relevan,

landasan teori, dan kerangka berpikir untuk menjawab rumusan masalah. Ketiga

hal itu diuraikan sebagai berikut.

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini dilakukan oleh Imas

Setianingrum, mahasiswi Universitas Negeri Semarang (2014) yang berjudul

Analisis Penggunaan Kalimat Imperatif dalam Drama Q10. Penelitian tersebut

menganalisis kalimat imperatif dilihat dari hubungan antara pembicara dengan

lawan bicara dan respons lawan bicara terhadap kalimat imperatif yang

disampaikan kepadanya. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

metode studi pustaka. Data yang digunakan berupa kalimat yang merupakan

kalimat imperatif dalam drama Q10. Teknik analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis objek data dengan menggunakan teori pragmatik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan di antara pembicara dan lawan

bicara pada saat kalimat imperatif digunakan adalah 1) kepala sekolah dengan

murid, 2) guru dengan murid, 3) panitia dengan peserta kegiatan, 4) pasien dengan

dokter, 5) penyanyi dengan penggemar, 6) teman satu kelas, 7) teman satu

sekolah, 8) mantan pacar, 9) rekan kerja, dan 10) keluarga. Peneliti menemukan

dan mengelompokkan berbagai macam respons lawan bicara ke dalam lima

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

10

kategori, yaitu 1) lawan bicara hanya menjawab tanpa melakukan apa yang

diperintahkan, 2) lawan bicara melakukan tanpa menjawab terlebih dahulu,

3) lawan bicara menjawab kemudian melakukan apa yang diperintahkan, 4) lawan

bicara tidak menjawab ataupun melakukan apa yang diperintahkan, dan 5) lawan

bicara menolak apa yang diperintahkan.

Selain itu, penelitian yang relevan dengan penelitian ini dilakukan oleh

Yusuf Saputro, mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (2014) yang berjudul

Bentuk-Bentuk Tuturan Imperatif dan Satuan Lingual Pembentuk Makna

Imperatif dalam Naskah Drama Draussen Vor Der Tur Karya Wolfgang

Borchert. Penelitian tersebut menganalisis bentuk-bentuk tuturan imperatif dan

satuan lingual pembentuk makna imperatif naskah drama Draussen vor der Tur.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Analisis data penelitian

dilakukan dengan menggunakan metode agih dan metode padan pragmatisl. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa 1) terdapat 4 bentuk tuturan bermakna imperatif

yang dituturkan melalui berbagai macam bentuk kalimat, yaitu 167 tuturan

imperatif berbentuk kalimat imperatif, 41 tuturan imperatif berbentuk kalimat

pernyataan, 20 tuturan imperatif berbentuk kalimat tanya, dan 5 tuturan imperatif

berbentuk kalimat harapan, 2) terdapat tiga satuan lingual pembentuk makna

imperatif yaitu 209 tuturan dengan kalimat sebagai pembentuknya, 4 tuturan

dengan frasa sebagai pembentuknya, dan 20 tuturan dengan kata sebagai

pembentuknya.

Kedua penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dengan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti berjudul Maksud Tuturan Imperatif Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

11

kepada Siswa Kelas VII dan VIII dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di

Kelas: Suatu Kajian Pragmatik. Penelitian Imas Setianingrum dan penelitian ini

memiliki persamaan pada objek penelitian, yaitu penggunaan kalimat imperatif.

Perbedaannya dapat dilihat dari subjek penelitian dan ranah penelitian. Subjek

penelitian yang dilakukan oleh Imas Setianingrum adalah drama Q10, sedangkan

subjek penelitian ini adalah guru. Ranah penelitian yang dilakukan oleh Imas

Setianingrum adalah hubungan antara pembicara dengan lawan bicara dan respon

lawan bicara terhadap kalimat imperatif yang disampaikan, sedangkan ranah

penelitian ini adalah maksud tuturan imperatif dalam kajian pragmatik.

Adapun persamaan dan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Yusuf

Saputro dengan penelitian ini. Persamaannya terletak pada objek penelitian,

berupa penggunaan kalimat imperatif. Sedangkan perbedaan penelitian terletak

pada subjek penelitian dan ranah penelitian. Subjek penelitian yang dilakukan

oleh Yusuf Saputro adalah naskah drama Drausen Vor Tur karya Wolfgang

Borchert, sedangkan subjek penelitian ini adalah guru. Adapun, ranah penelitian

Yusuf Saputro yaitu bentuk tuturan imperatif dan satuan lingual pembentuk

makna imperatif, sedangkan penelitian ini meneliti maksud tuturan imperatif

dalam kajian pragmatik.

Kelebihan penelitian ini dibandingkan dengan kedua penelitian tersebut

yaitu penelitian ini meninjau maksud tuturan imperatif dalam kajian pragmatik,

baik dalam konstruksi imperatif maupun nonimperatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

12

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pragmatik

Bahasa menjadi salah atu alat bagi manusia untuk menjalin relasi melalui

komunikasi. Dengan latar belakang betapa pentingnya suatu bahasa dalam

kehidupan, maka dikembangkan ilmu-ilmu bahasa oleh para linguis, diantaranya

adalah pragmatik. Pragmatik merupakan salah satu cabang ilmu bahasa yang

terbaru dikembangkan. Pragmatik mencakup ilmu bahasa yang berfokus pada

makna dan maksud dari penutur kepada lawan tutur dalam sebuah tuturan.

Verhaar (dalam Rahardi, 2003: 10) mengatakan bahwa pragmatik sebagai

cabang linguistik yang mempelajari dan mendalami apa saja yang termasuk di

dalam struktur bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi antara si penutur

dengan sang mitra tutur, serta sebagai pengacuan tanda-tanda bahasa yang

sifatnya ekstralinguistik atau luar bahasa.

Parker (dalam Wijana, 2011: 4) menyatakan bahwa pragmatics is distinct

from grammar, which is the study of the internal structure of language.

Pragmatics is the study of how language is used to communicate (“Pragmatik

berbeda dari tata bahasa, yang merupakan studi tentang struktur internal bahasa.

Pragmatik adalah studi tentang bagaimana bahasa digunakan untuk

berkomunikasi”).

Cruse (dalam Cummings, 2007: 2) menyatakan bahwa pragmatik dapat

dianggap berurusan dengan aspek-aspek informasi (dengan pengertian yang

paling luas) yang disampaikan melalui bahasa yang (a) tidak dikodekan oleh

konvensi yang diterima secara umum dalam dalam bentuk-bentuk linguistik yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

13

digunakan, namun yang (b) juga muncul secara alamiah dari dan tergantung pada

makna-makna yang dikodekan secara konvensional dengan konteks tempat

penggunaan bentuk-bentuk tersebut.

Yule (2006: 5) menjelaskan bahwa pragmatik adalah studi tentang

hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dan pemakai bentuk-bentuk itu.

Manfaat belajar bahasa melalui pragmatik ialah bahwa seseorang dapat bertutur

kata tentang makna yang dimaksudkan orang, asumsi mereka, maksud atau tujuan

mereka, dan jenis-jenis tindakan (sebagai contoh: permohonan) yang mereka

perlihatkan ketika mereka sedang berbicara. Kerugian yang besar adalah bahwa

semua konsep manusia ini sulit dianalisis dalam suatu cara yang konsisten dan

objektif.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

pragmatik merupakan ilmu bahasa yang mempelajari makna dan maksud yang

terkandung dalam suatu tuturan berdasarkan situasi yang terjadi dalam tuturan

tersebut.

2.2.2 Tindak Tutur

Tindak tutur adalah pengujaran kalimat untuk menyatakan agar suatu

maksud dari pembicaraan diketahui pendengar (Kridalaksana, 1984: 154). Tindak

tutur merupakan salah satu objek yang di pelajari dalam ilmu pragmatik. Tindak

tutur berguna untuk mengetahui makna dan tindakan dari seorang penutur, yang

kemudian dihubungan dengan bahasa sehingga menjadi satu kesatuan maksud

tuturan yang mudah dimengerti oleh mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

14

Menurut John R. Searle (1983), terdapat tiga macam tindak tutur di dalam

pemakaian bahasa yang sesungguhnya di masyarakat secara berturut-turut dapat

disebutkan sebagai berikut ini : (1) tindak lokusioner (locutionary acts), (2) tindak

ilokusioner (illocutionary acts), dan (3) tindak perlokusioner (perlocutionary acts)

(Rahardi, 2003: 70). Tindak lokusioner adalah tindak bertutur dengan kata, frasa,

dan kalimat sesuai dengan makna yang dikandung oleh kata, frasa, dan kalimat

itu. Tindak tutur ini dapat disebut sebagai the act of saying something (Rahardi,

2003: 71). Tindak ilokusioner adalah tindak melakukan sesuatu dengan maksud

dan fungsi yang tertentu pula. Tindak tutur semacam ini dapat dikatakan sebagai

the act of doing something (Rahardi, 2003: 71). Tindak perlokusi adalah tindak

menumbuhkan pengaruh (effect) kepada diri sang mitra tutur. Tindak tutur

semacam ini disebut dengan the acts of effecting someone (Rahardi, 2003: 71).

Ketiga macam tindak tutur tersebut memiliki beberapa perbedaan.

Perbedaan tersebut untuk akan dijelaskan melalui ilustrasi tuturan berikut.

Misalnya, terdapat tuturan “Di teras rumah ada orang gila”. Ditinjau melalui

tindak lokusioner, diketahui bahwa maksud yang ingin disampaikan oleh penutur

dalam tuturan “Di teras rumah ada orang gila” adalah untuk memberitahu

bahwa di teras rumah ada orang gila. Kemudian, jika ditinjau melalui tindak

ilokusioner, tuturan “Di teras rumah ada orang gila” yang dituturkan oleh

penutur sebenarnya memiliki maksud tidak hanya untuk memberitahukan kepada

mitra tutur bahwa ada orang gila di teras rumah, melainkan penutur

mengharapkan suatu tindakan dari mitra tutur terhadap orang gila yang terdapat di

teras rumah, misalnya dengan mengusir. Dalam tindak perlokusi, tuturan “Di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

15

teras rumah ada orang gila” memiliki maksud untuk menumbuhkan suatu

pengaruh pada mitra tutur. Misalkan, mitra tutur memiliki rasa trauma terhadap

orang gila. Jadi, maksud yang ingin disampaikan oleh penutur dengan menuturkan

hal tersebut adalah ingin membuat mitra tutur merasa ketakutan dan bersembunyi

di dalam ruangan agar tidak keluar rumah, terlebih ke teras rumah.

Diketahui bahwa tindak tutur memiliki relasi terhadap wujud imperatif.

Seperti disebutkan oleh Rahardi (2005: 7), bahwa karena fungsi komunikatif

imperatif itu terwujud dalam bentuk tindak-tindak tutur, tuturan imperatif itu pun

erat hubungannya dengan jenis-jenis tindak tutur. Tindak tutur yang dimaksud

adalah (1) tindak lokusioner, (2) tindak ilokusioner, dan (3) tindak perlokusioner.

Menurut Downes (1976: 77-97) dan Fraser (dalam Richard and Schmidt (eds.),

1983: 29-59) yang di kutip oleh Rahardi (2005: 7), adapun kadar keeratan relasi

atau hubungan antara tuturan imperatif dengan tindak-tindak tutur itu dapat

dijelaskan sebagai berikut: (1) sebagai tindak lokusioner tuturan imperatif yang

merupakan pernyataan makna dasar dari konstruksi imperatif (basic locutionary

meaning), (2) sebagai tindak ilokusioner makna imperatif yang pada dasarnya

merupakan maksud yang disampaikan penutur dalam menyampaikan tuturan

imperatif (illocutionary meaning), dan (3) sebagai tindak perlokusioner sosok

imperatif yang berkaitan dengan dampak yang timbul sebagai akibat dari tindak

tutur (perlocutionary meaning).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

16

2.2.3 Konteks

Istilah konteks pertama kali diperkenalkan oleh Malinowski (1923: 307)

dengan sebutan “situasi tutur”. Ia merumuskan konteks situasi seperti di bawah

ini:

Exactly as in the reality of spoken or written language, a word without

linguistic context is a mere figment and stand for nothing by itself, so in the reality

of spoke living tongue, the utterance has no meaning except in the context

situation (“Persis seperti dalam kenyataan bahasa lisan atau tulisan, sebuah kata

tanpa konteks linguistik hanyalah sekedar isapan jempol belaka dan tidak ada

artinya, jadi dalam kenyataan berbicara dengan lidah yang hidup, ujaran itu tidak

ada artinya kecuali dalam konteks situasi).

Sejalan dengan pendapat Malinowski, Firth (dikutip Brown dan Yule, 1996)

juga menyinggung konteks situasi untuk memahami sebuah ujaran. Menurut Firth,

konteks situasi bagi pekerjaan linguistik menghubungkan tiga kategori, yaitu:

(a) ciri-ciri yang relevan dari para peserta: orang-orang, kepribadian-kepribadian:

(i) perbuatan verbal para pesertadan (ii) perbuatan nonverbal para peserta,

(b) tujuan yang relevan, dan (c) akibat perbuatan verbal. Konteks situasi yang

dikenalkan Malinowski dan Firth itu lalu dikembangkan lagi oleh Hymes (1974)

yang menghubungkan dengan situasi tutur. Dalam situasi tutur tersebut, terdapat

delapan komponen tutur yang disingkat menjadi SPEAKING. Komponen tutur itu

meliputi latar fisik dan latar psikologis (setting and scene), peserta tutur

(partisipants), tujuan tutur (ends), urutan tindak (acts), nada tutur (keys), saluran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

17

tutur (instruments), norma tutur (norms), dan jenis tutur (genre) (Nugroho, 2009:

118-119).

Konteks adalah aspek-aspek tuturan yang relevan baik secara fisik maupun

nonfisik. Konteks dapat pula diartikan sebagai semua latar belakang pengetahuan

yang diasumsikan sama-sama dimiliki penutur dan mitra tutur serta mendukung

interpretasi mitra tutur atas apa yang dimaksudkan penutur itu di dalam proses

bertutur (Rahardi, 2005: 51). Sejalan dengan Rahardi, Leech (dalam Nugroho,

2009: 119) mendefinisikan konteks sebagai aspek-aspek yang berkaitan dengan

lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan. Leech menambahkan dalam

definisinya tentang konteks, yaitu sebagai suatu pengetahuan latar belakang yang

secara bersama dimiliki oleh penutur dan mitra penutur, dan konteks ini

membantu penutur menafsirkan atau menginterpretaikan maksud tuturan penutur.

Dalam hal ini, konteks memiliki suatu relasi dengan pragmatik. Hal tersebut

dinyatakan oleh Levinson dalam bukunya yang berjudul Pracmatics, yaitu:

(1) Pragmatics is the study of those relations between language and context that

are gramaticalized, or encoded in the structure of language (“Pragmatik adalah

kajian ihwal hubungan antara bahasa dan konteks yang digramatisasikan atau

dikodekan di dalam struktur bahasa”), (2) Pragmatics is the study of relations

between language and context that a basic to an acount of language

understanding (“Pragmatik adalah kajian ihwal hubungan antara bahasa dan

konteks yang merupakan dasar bagi penjelasan tentang pemahaman bahasa”), dan

(3) Pracmatics is the study of the ability of language users to pair sentences with

the context in which they would be approriate (“Pragmatik adalah kajian ihwal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

18

kemampuan penggunaan bahasa untuk menyesuaikan kalimat dengan konteks

sehingga kalimat itu patut atau tepat diujarkan”) (Nugroho, 2009: 118).

Imam Syafi’ie (dalam Lubis, 2015: 10) menjelaskan bahwa konteks

pemakaian bahasa dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu: (1) konteks fisik

(physical context) yang meliputi tempat terjadinya pemakaian bahasa dalam suatu

komunikasi, objek yang disajkan dalam peristiwa komunikasi itu, dan tindakan

atau perilaku dari para peran dalam peristiwa komunikasi itu, (2) konteks

epistemis (epistemic context) atau latar belakang pengetahuan yang sama-sama

diketahui oleh pembicara ataupun pendengar, (3) konteks linguistik (linguistics

context) yang terdiri atas kalimat-kalimat atau tuturan-tuturan yang mendahului

satu kalimat atau tuturan tertentu dalam peristiwa komunikasi, (4) konteks sosial

(social context), yaitu relasi sosial dan latar setting yang melengkapi hubungan

antara pembicara (penutur) dengan pendengar.

Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa konteks adalah aspek-

aspek yang menjadi satu kesatuan dalam lingkungan fisik dan nonfisik sebuah

tuturan. Konteks berkaitan erat dan membantu mitra tutur untuk mengetahui

maksud suatu tuturan yang terbalut di dalam pragmatik karena konteks sangat

dekat dan tidak dapat dihindarkan dari lingkup tuturan. Oleh karena itu, konteks

berperan mempengaruhi kelancaran komunikasi untuk menangkap dan memaknai

maksud dari pesan yang ingin disampaikan oleh penutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

19

2.2.4 Modus Imperatif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), pengertian modus adalah

bentuk verba yang mengungkapkan suasana kejiwaan sehubungan dengan

perbuatan menurut tafsiran pembicara tentang apa yang diucapkan. Secara formal,

berdasarkan modusnya, Wijana (1996, 30) membedakan kalimat menjadi kalimat

berita (deklaratif), kalimat tanya (interogatif), dan kalimat perintah (interogatif).

Secara konvensional, kalimat berita digunakan untuk memberitakan sesuatu

(informasi), kalimat tanya untuk menanyakan sesuatu, dan kalimat perintah untuk

menyatakan perintah, ajakan, permintaan, atau permohonan.

Modus imperatif adalah modus yang menyatakan perintah atau larangan

(KBBI, 2008). Modus imperatif dapat diutarakan melalui modus deklaratif atau

interogatif. Tujuannya agar penutur terkesan lebih sopan ketika bertutur dan

lawan tutur tidak merasa bahwa dirinya diperintah (Wijana, 1996). Berikut

beberapa contoh untuk memperjelas pemahaman di atas.

(a) Ada tamu di teras.

(b) Siapa yang mengetuk pintu?

Kedua tuturan di atas merupakan (a) tuturan deklaratif dan (b) tuturan

interogatif. Dalam tuturan (a) mengindikasikan bahwa penutur memberi tahu pada

lawan tutur bahwa ada tamu di teras. Sama halnya dengan tuturan (b) yang

mengindikasikan bahwa penutur menanyakan siapa sosok yang mengetuk pintu

rumah. Akan tetapi, maksud sebenarnya yang dituturkan dalam tuturan (a) dan (b)

lebih dari yang dinyatakan diatas. Maksud dalam tuturan (a) dan (b) menyatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

20

bahwa penutur menyuruh mitra tutur untuk melihat dan menemui sosok tamu

yang berada di teras dan mengetuk pintu. Kedua tuturan tersebut dapat

dikategorikan sebagai tuturan imperatif melalui konteks yang mendukung.

2.2.5 Maksud Tuturan Imperatif

Menurut Wijana (2008), maksud adalah elemen luar bahasa yang bersumber

dari pembicaraan dan bersifat subjektif. Sedangkan tuturan imperatif adalah

ucapan atau ujaran yang sifatnya meminta agar mitra tutur melakukan sesuatu,

baik berupa tindakan ataupun perbuatan. Sehingga dapat dikatakan bahwa maksud

tuturan imperatif adalah sesuatu (makna sebenarnya) yang ingin disampaikan oleh

penutur bersumber dari tuturan yang sifatnya meminta untuk melakukan tindakan

atau perbuatan, serta dinilai secara subjektif.

Rahardi dalam bukunya yang berjudul Pragmatik Kesantunan Imperatif

Bahasa Indonesia menggunakan istilah wujud pragmatik imperatif untuk

mengartikan maksud tuturan imperatif. Menurut Rahardi (2008), wujud pragmatik

imperatif adalah realisasi maksud dari tuturan imperatif. Wujud imperatif dalam

bahasa Idonesia mencakup dua macam, yakni (1) wujud imperatif formal atau

struktural dan (2) wujud pragmatik imperatif atau nonstruktural. Wujud formal

imperatif adalah realisasi maksud imperatif dalam bahasa Indonesia menurut ciri

struktural atau formalnya. Sedangkan, wujud pragmatik imperatif adalah realisasi

maksud imperatif dalam bahasa Indonesia apabila dikaitkan dengan konteks

situasi tutur yang melatarbelakanginya. Wujud imperatif formal dan wujud

pragmatik imperatif memiliki fokus kajian yang berbeda. Dalam wujud imperatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

21

formal, yang menjadi titik pusat kajian adalah bentuk-bentuk lingual, tanpa secara

sadar mempertimbangkan situasi tuturan sehingga analisisnya bersifat formal.

Sedangkan dalam wujud pragmatik imperatif yang dijadikan fokus kajian adalah

maksud pembicara yang selalu tersurat atau tersirat berada di balik tuturan. Secara

singkat dapat diperjelas bahwa wujud imperatif formal lebih mempelajari dalam

segi sintaksis, sedangkan wujud imperatif pragmatik lebih mempelajari dalam segi

pragmatik.

Dalam penelitian ini, yang menjadi kajian penelitian adalah pragmatik. Oleh

sebab itu, peneliti hanya menggunakan teori wujud pragmatik imperatif sebagai

landasan teori penelitian. Wujud pragmatik imperatif dalam bahasa Indonesia

dapat berupa tuturan yang berkonstruksi imperatif dan nonimperatif. Yang

dimaksud dengan konstruksi nonimperatif adalah tuturan imperatif yang

dituturkan secara tidak langsung, yaitu berupa konstruksi deklaratif dan

interogatif.

Berdasarkan literatur yang telah peneliti lihat, terdapat beberapa perbedaan

dari beberapa teori para ahli mengenai wujud tuturan imperatif. Menurut Gorys

Keraf (dalam Rahardi, 2005), wujud tuturan imperatif dibedakan menjadi

sembilan macam. Sembilan macam wujud tuturan imperatif tersebut, antara lain

(1) perintah biasa, (2) permintaan, (3) mengizinka, (4) ajakan, (5) bersyarat,

(6) sindiran, (7) larangan, (8) harapan, dan (9) seruan.

Sedangkan, menurut Rahardi (2005), wujud tuturan imperatif dibedakan

menjadi tujuh belas macam. Ketujuh belas macam wujud tuturan tersebut, antara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

22

lain (1) perintah, (2) suruhan, (3) permintaan, (4) permohonan, (5) desakan,

(6) bujukan, (7) imbauan, (8) persilaan, (9) ajakan, (10) permintaan izin,

(11) mengizinkan, (12) larangan, (13) harapan, (14) umpatan, (15) pemberian

ucapan selamat, (16) anjuran, (17) ngelulu.

Selain itu, menurut Finoza (2008), wujud tuturan imperatif dipilah menjadi

tujuh. Wujud tuturan imperatif tersebut, antara lain (1) halus, (2) suruhan,

(3) permohonan, (4) ajakan dan harapan, (5) larangan, dan (7) pembiaraan.

Kemudian, menurut Suparman (dalam Putrayasa, 2009), wujud tuturan

imperatif dibedakan menjadi enam macam. Keenam macam wujud tuturan

imperatif tersebut, antara lain (1) komando atau aba-aba, (2) suruhan, (3) perintah,

(4) permohonan, (5) harapan atau doa, (6) seruan.

Dari beberapa makna tuturan imperatif menurut para ahli, peneliti

memutuskan untuk menggunakan teori wujud tuturan imperatif milik Rahardi

sebagai acuan dalam penelitian ini. Adapun alasan peneliti memilih teori milik

Rahardi karena teori tersebut membagi setiap maksud imperatif ke dalam

beberapa makna yang lebih kompleks dibandingkan dengan teori lainnya.

2.2.6 Ciri Penanda Tuturan Imperatif

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), pengertian ciri adalah tanda khas

yang membedakan sesuatu dari yang lain. Sedangkan pengertian tuturan imperatif

adalah ucapan atau ujaran yang sifatnya meminta agar mitra tutur melakukan

sesuatu, baik berupa tindakan ataupun perbuatan. Sehingga dapat diambil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

23

kesimpulan, pengertian dari ciri penanda imperatif adalah tanda khas dalam ujaran

yang sifatnya meminta agar mitra tutur melakukan sesuatu sebagaimana

diinginkan oleh penutur yang membedakannya dengan ujaran lain. Rahardi

membagi maksud tuturan imperatif dalam kajian pragmatik ke dalam 17 makna,

diantaranya sebagai berikut:

a. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Perintah

Ciri penanda dari tuturan imperatif yang mengandung makna pragmatik

imperatif perintah, yaitu tuturan mengandung makna menyuruh untuk melakukan

sesuatu yang harus dilakukan dan dapat diparafrasa. Sedangkan ciri penanda dari

tuturan nonimperatif yang mengandung makna pragmatik imperatif perintah dapat

diketahui melalui konteks situasi tutur yang melatarbelakangi dan mewadahinya

(Rahardi, 2005: 94). Berikut ini contoh untuk memperjelas hal tersebut.

Tuturan Tuturan dan Konteks

Imperatif Tuturan:

“Dodi, duduk!”

Konteks:

Tuturan disampaikan oleh guru kepada muridnya

ketika ia melihat bahwa muridya sedang lari-lari di

dalam kelas pada saat murid yang lain sedang

mengerjakan tugas.

Nonimperatif Tuturan:

“Bumbu dapur sudah habis, aku tidak bisa masak.”

Konteks:

Tuturan seorang istri kepada suaminya pada saat

suaminya mencari-cari makanan di meja makan

karena kelaparan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

24

b. Tuturan yang Mengandung Makna Imperatif Suruhan

Secara struktural, imperatif yang bermakna suruhan dapat ditandai oleh

pemakaian penanda kesantunan coba dan dapat di parafrasa. Sedangkan ciri

penanda dari tuturan nonimperatif yang mengandung makna pragmatik imperatif

suruhan dapat diketahui melalui konteks situasi tutur yang melatarbelakangi dan

mewadahinya (Rahardi, 2005). Berikut ini contoh untuk memperjelas hal tersebut.

Tuturan Tuturan dan Konteks

Imperatif Tuturan:

“Coba gunakan gaun ini untuk pesta nanti malam!”

Konteks:

Tuturan disampaikan oleh ibu kepada anak

perempuannya . Anak perempuannya bingung hendak

memakai gaun yang seperti apa, sehingga sang ibu

menyuruh anaknya memakai gaun yang ia pilihkan.

Nonimperatif Tuturan:

Pemilik Rumah : “Tamu yang saya tunggu sedang

dalam perjalanan ke rumah. Apakah kamu sudah

membersihkan ruang tamu?’

Pembantu : “Sudah Bu, sudah saya bersihkan tadi

pagi”.

Konteks:

Dituturkan oleh pemilik rumah kepada pembantunya

saat ia sedang berbenah diri untuk menyambut tamu

yang ditunggu-tunggu.

c. Tuturan yang Mengandung Makna Imperatif Permintaan

Tuturan imperatif yang mengandung makna permintaan lazimnya terdapat

ungkapan penanda kesantunan tolong atau frasa lain yang bermakna minta dan

dapat di parafrasa. Sedangkan ciri penanda dari tuturan nonimperatif yang

mengandung makna pragmatik imperatif permintaan dapat diketahui melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

25

konteks situasi tutur yang melatarbelakangi dan mewadahinya (Rahardi, 2005).

Berikut ini contoh untuk memperjelas hal tersebut.

Tuturan Tuturan dan Konteks

Imperatif Tuturan:

Ani : “Tolong bawakan buku saya yang tertinggal

dirumahmu, ya!”

Reta : “Ooh, iya An, pasti aku bawakan.”

Konteks:

Tuturan ini disampaikan seseorang kepada teman

dekatnya melalui telepon. Ia menyampaikan untuk

membawakan buku miliknya yang tidak sengaja

tertinggal pada saat ia berkunjung kerumah teman

dekatnya.

Nonimperatif Tuturan:

Bagas : “Sebentar lagi kamu akan menghadapi ujian

sekolah, sebaiknya kamu menjaga kesehatan.”

Sinta : “Iya, sepertinya aku memang harus menjaga

kesehatan.”

Konteks:

Tuturan ini dituturkan oleh kekasih kepada pasangan

kekasihnya. Ia menemani pasangan kekasihnya yang

sedang tergolek lemas di rumah sakit.

d. Tuturan yang Mengandung Makna Imperatif Permohonan

Secara struktural, imperatif yang mengandung makna permohonan, biasanya

ditandai dengan ungkapan penanda kesantunan mohon. Selain ditandai dengan

hadirnya penanda kesantunan itu, partikel –lah juga lazim digunakan untuk

memperhalus kadar tuntutan imperatif permohonan dan dapat di parafrasa.

Sedangkan ciri penanda dari tuturan nonimperatif yang mengandung makna

pragmatik imperatif permohonan dapat diketahui melalui konteks situasi tutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

26

yang melatarbelakangi dan mewadahinya (Rahardi, 2005). Berikut ini contoh

untuk memperjelas hal tersebut.

Tuturan Tuturan dan Konteks

Imperatif Tuturan:

“Mohon perbaiki tindak tutur dalam bersikap!”

Konteks:

Tuturan seorang guru kepada muridnya di ruangan

bimbingan konseling yang merasa bahwa muridnya

tersebut telah berperilaku dan berbicara yang tidak

sewajarnya lagi.

Nonimperatif Tuturan :

Orang tua pasien : “Bu, saya baru bisa bayar separuh

dulu. Nanti sisanya saya lunasi segera, yang penting

anak saya diobati dulu.”

Bagian administrasi : “Baik Bu, tidak apa-apa.”

Konteks:

Tuturan ini cuplikan percakapan antara orang tua

pasien dan bagian administrasi rumah sakit.

e. Tuturan yang Mengandung Makna Imperatif Desakan

Imperatif dengan makna desakan menggunakan kata ayo atau mari sebagai

pemarkah makna. Selain itu, kadang-kadang digunakan juga kata harap atau

harus untuk memberi penekanan maksud desakan tersebut. Intonasi yang

digunakan untuk menuturkan jenis imperatif ini, lazimnya, cenderung lebih keras

dibandingkan dengan intonasi pada tuturan imperatif yang lainnya. Sedangkan ciri

penanda dari tuturan nonimperatif yang mengandung makna pragmatik imperatif

desakan dapat diketahui melalui konteks situasi tutur yang melatarbelakangi dan

mewadahinya (Rahardi, 2005). Berikut ini contoh untuk memperjelas hal tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

27

Tuturan Tuturan dan Konteks

Imperatif Tuturan:

Krisna kepada Ayah : “Ayo, kita liburan ke

Lombok, Yah! Ayo, Yah! Kita sudah lama tidak

liburan.”

Konteks:

Tuturan ini disampaikan seorang anak kepada

Ayahnya di ruang keluarga, pada saat melihat acara

televisi mengenai pariwisata di Lombok.

Nonimperatif Tuturan:

Seorang anak kepada ibunya : “Bu, kapan aku

dibelikan handphone baru? Waktu itu ibu bilang

kalau minggu ini aku akan dibelikan handphone.”

Konteks :

Tuturan ini disampaikan oleh anak kepada ibunya

pada saat ia melihat ibunya melakukan transaksi

penarikan uang dari mesin ATM.

f. Tuturan yang Mengandung Makna Imperatif Bujukan

Imperatif yang bermakna bujukan di dalam bahasa Indonesia, biasanya,

diungkapkan dengan penanda kesantunan ayo atau mari. Selain itu, dapat juga

imperatif tersebut diungkapkan dengan penanda kesantunan tolong. Sedangkan

ciri penanda dari tuturan nonimperatif yang mengandung makna pragmatik

imperatif bujukan dapat diketahui melalui konteks situasi tutur yang

melatarbelakangi dan mewadahinya (Rahardi, 2005). Berikut ini contoh untuk

memperjelas hal tersebut.

Tuturan Tuturan dan Konteks

Imperatif Tuturan:

Seseorang kepada sahabatnya : “Kita belanjanya di

akhir pekan aja, yuk! Kalo akhir pekan banyak yang

diskon lho.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

28

Konteks:

Tuturan ini disampaikan seseorang kepada

sahabatnya yang merencanakan hendak berbelanja.

Berhubung di akhir pekan biasanya terdapat diskon di

toko-toko, maka ia membujuk sahabatnya untuk

berbelanja di akhir pekan.

Nonimperatif Tuturan:

Kakak kepada adiknya : “Kalau adik mau makan-

makanan yang bergizi, tubuh adik akan menjadi sehat

dan kuat.”

Konteks:

Tuturan ini disampaikan kakak kepada adiknya pada

saat ia sedang menyuapi adiknya yang tidak mau

makan.

g. Tuturan yang Mengandung Makna Imperatif Imbauan

Imperatif yang mengandung makna imbauan, lazimnya, digunakan bersama

partikel –lah. Selain itu, imperatif jenis ini sering digunakan bersama dengan

ungkapan penanda kesantunan harap dan mohon. Sedangkan ciri penanda dari

tuturan nonimperatif yang mengandung makna pragmatik imperatif suruhan dapat

diketahui melalui konteks situasi tutur yang melatarbelakangi dan mewadahinya

(Rahardi, 2005). Berikut ini contoh untuk memperjelas hal tersebut.

Tuturan Tuturan dan Konteks

Imperatif Tuturan:

“Harap pelajari materi yang telah saya berikan selama

semester ini!”

Konteks:

Tuturan ini disampaikan oleh guru kepada murid-

muridnya yang hendak menghadapi ujian tengah

semester.

Nonimperatif Tuturan:

“Siswa-siswi kelas VII, VIII, dan IX harus

mendapatkan pengetahuan mengenai bahaya dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

29

penggunaan narkoba.”

Konteks:

Tuturan ini disampaikan oleh salah seorang guru

kepada rekan guru pada saat rapat mengenai kegiatan

yang akan dilakukan pada hari kesehatan nasional.

h. Tuturan yang Mengandung Makna Imperatif Persilaan

Imperatif persilaan dalam bahasa Indonesia, lazimnya, digunakan dengan

penanda kesantunan silakan. Seringkali digunakan pula bentuk pasif dipersilakan

untuk menyatakan maksud pragmatik imperatif persilaan itu. Sedangkan ciri

penanda dari tuturan nonimperatif yang mengandung makna pragmatik imperatif

persilaan dapat diketahui melalui konteks situasi tutur yang melatarbelakangi dan

mewadahinya (Rahardi, 2005). Berikut ini contoh untuk memperjelas hal tersebut.

Tuturan Tuturan dan Konteks

Imperatif Tuturan:

Tuan rumah dan tamu : “Silakan dimakan dan

diminum dulu suguhan sederhana ini!”.

Konteks:

Tuturan ini disampaikan tuan rumah kepada tamu

pada saat pembantu dari tuan rumah meletakkan

suguhan diatas meja ruang tamu.

Nonimperatif Tuturan:

“Kemarin aku mendapatkan banyak oleh-oleh dari

Lampung. Kalau kamu mau, ambil saja beberapa

untuk kamu makan.”

Konteks:

Tuturan ini disampaikan oleh seseorang kepada

teman dekatnya pada saat berbincang-bincang di

trotoar. Teman dekatnya mengeluhkan bahwa ia tidak

memiliki cadangan makanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

30

i. Tuturan yang Mengandung Makna Imperatif Ajakan

Imperatif dengan makna ajakan, biasanya, ditandai dengan pemakaian

penanda kesantunan mari atau ayo. Kedua macam penanda kesantunan itu

masing-masing memiliki makna ajakan. Sedangkan ciri penanda dari tuturan

nonimperatif yang mengandung makna pragmatik imperatif ajakan dapat

diketahui melalui konteks situasi tutur yang melatarbelakangi dan mewadahinya

(Rahardi, 2005). Berikut ini contoh untuk memperjelas hal tersebut.

Tuturan Tuturan dan Konteks

Imperatif Tuturan:

Aini kepada tema-temannya : “Ayo, nanti malam

nonton konser Afgan di Auditorium Sanata Dharma!”

Konteks:

Tuturan ini disampaikan oleh Aini kepada teman-

temannya pada saat berkumpul bersama di ruang

kelas, ia mengajak teman-teman yang mengidolakan

dengan Afgan untuk menonton konser.

Nonimperatif Tuturan:

Anak kepada ibu : “Martabak, enak nih.”

Konteks:

Tuturan ini disampaikan anak kepada ibunya untuk

membeli martabak.

j. Tuturan yang Mengandung Makna Imperatif Permintaan Izin

Imperatif dengan makna permintaan izin, biasanya, ditandai dengan

penggunaan ungkapan penanda kesantunan mari dan boleh. Sedangkan ciri

penanda dari tuturan nonimperatif yang mengandung makna pragmatik imperatif

permintaan izin dapat diketahui melalui konteks situasi tutur yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

31

melatarbelakangi dan mewadahinya (Rahardi, 2005). Berikut ini contoh untuk

memperjelas hal tersebut.

Tuturan Tuturan dan Konteks

Imperatif Tuturan:

Seseorang kepada Pedagang : “Bu, mari saya bantu

dorong gerbobaknya!”

Konteks:

Tuturan ini disampaikan oleh seseorang kepada

pedagang yang terlihat kesulitan mendorong gerobak

dagangannya untuk melewati tanjakan.

Nonimperatif Tuturan:

Anak kepada Ayah : “Ayah, aku boleh beli es krim

dan coklat?”

Konteks:

Tuturan ini disampaikan anak kepada ayahnya pada

saat sedang berbelanja di minimarket.

k. Tuturan yang Mengandung Makna Imperatif Mengizinkan

Imperatif bermakna mengizinkan, lazimnya, ditandai dengan pemakaian

penanda kesantunan silakan. Sedangkan ciri penanda dari tuturan nonimperatif

yang mengandung makna pragmatik imperatif mengizinkan dapat diketahui

melalui konteks situasi tutur yang melatarbelakangi dan mewadahinya (Rahardi,

2005). Berikut ini contoh untuk memperjelas hal tersebut.

Tuturan Tuturan dan Konteks

Imperatif Tuturan:

“Silakan duduk sesuai dengan nomor yang tertera

pada karcis!”

Konteks:

Tuturan ini ditemukan di dalam bus untuk para

penumpang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

32

Nonimperatif Tuturan:

“Area bebas rokok.”

Konteks:

Bunyi sebuah tuturan pemberitahuan yang terdapat

pada sebuah warung makan yang memiliki dua

bagian tempat khusus untuk area merokok dan tidak

merokok.

l. Tuturan yang Mengandung Makna Imperatif Larangan

Imperatif dengan makna larangan dalam bahasa Indonesia, biasanya,

ditandai oleh pemakaian kata jangan. Sedangkan ciri penanda dari tuturan

nonimperatif yang mengandung makna pragmatik imperatif larangan dapat

diketahui melalui konteks situasi tutur yang melatarbelakangi dan mewadahinya

(Rahardi, 2005). Berikut ini contoh untuk memperjelas hal tersebut.

Tuturan Tuturan dan Konteks

Imperatif Tuturan:

Ibu kepada Dhani : “Jangan hujan-hujanan Dhan,

nanti sakit!”

Konteks:

Tuturan ini disampaikan oleh seorang ibu kepada

anaknya pada saat ia melihat anaknya bermain sepak

bola di halaman rumah pada saat hujan turun.

Nonimperatif Tuturan:

“Lantai licin”

Konteks:

Tuturan ini ditemukan pada peringatan yang terdapat

dilantai mall saat lantai masih basah karena baru saja

di pel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

33

m. Tuturan yang Mengandung Makna Imperatif Harapan

Imperatif yang menyatakan makna harapan, biasanya, ditunjukkan dengan

penanda kesantunan harap dan semoga. Kedua macam penanda kesantunan itu di

dalamnya mengandung makna harapan. Sedangkan ciri penanda dari tuturan

nonimperatif yang mengandung makna pragmatik imperatif harapan dapat

diketahui melalui konteks situasi tutur yang melatarbelakangi dan mewadahinya

(Rahardi, 2005). Berikut ini contoh untuk memperjelas hal tersebut.

Tuturan Tuturan dan Konteks

Imperatif Tuturan:

“Aku harap, kamu mengerti keadaan aku!”

Konteks:

Tuturan ini disampaikan oleh seorang kekasih kepada

pasangan kekasihnya yang sedang bertengkar hebat

mengenai keluarga.

Nonimperatif Tuturan:

“Kalau semua barang dagangan ini laku, aku pasti

bisa membelikan adik mainan.”

Konteks:

Tuturan ini disampaikan oleh seorang kakak pada

dirinya sendiri yang sedang menunggui barang

dagangannya untuk dibeli oleh orang-orang yang

berada di sekelilingnya.

n. Tuturan yang Mengandung Makna Imperatif Umpatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian umpatan adalah

makian. Imperatif jenis ini banyak ditemukan dalam pemakaian bahasa Indonesia

pada komunikasi keseharian. Sedangkan ciri penanda dari tuturan nonimperatif

yang mengandung makna pragmatik imperatif umatan dapat diketahui melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

34

konteks situasi tutur yang melatarbelakangi dan mewadahinya (Rahardi, 2005).

Berikut ini contoh untuk memperjelas hal tersebut.

Tuturan Tuturan dan Konteks

Imperatif Tuturan:

Budi dan Heru : “Anak tidak tahu diri! Sudah tahu

orang tuanya susah, malah tidak sekolah dengan

baik.”

Konteks:

Tuturan ini disampaikan oleh kakak kepada adiknya

pada saat mengetahui nilai rapor adiknya jelek dan

sering bolos sekolah.

Nonimperatif Tuturan:

“Anjing ya bisanya hanya menggonggong.”

Konteks:

Tuturan seseorang kepada sahabatnya yang sedang

sedih karena menjadi bahan perbincangan teman-

teman kampus.

o. Tuturan yang Mengandung Makna Imperatif Pemberian Ucapan Selamat

Ciri penanda dari tuturan nonimperatif yang mengandung makna pragmatik

imperatif pemberian ucapan selamat dapat diketahui melalui konteks situasi tutur

yang melatarbelakangi dan mewadahinya (Rahardi, 2005). Berikut ini contoh

untuk memperjelas hal tersebut.

Tuturan Tuturan dan Konteks

Imperatif Tuturan:

Vani kepada Dian : “Selamat wisuda kak! Semoga

aku juga cepat wisuda ya.

Konteks:

Tuturan ini disampaikan oleh seorang teman kepada

temannya pada saat menghadiri pesta wisuda.

Nonimperatif Tuturan:

Kalvin : “Dik, novel karyaku sudah terbit.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

35

Dita : “Wow, keren kak.”

Konteks:

Tuturan ini disampaikan oleh kakak kepada adiknya

pada saat makan bersama, sembari ia menunjukkan

novel tersebut kepada adiknya.

p. Tuturan yang Mengandung Makna Imperatif Anjuran

Secara struktural, imperatif yang mengandung makna anjuran, biasanya

ditandai dengan penggunaan kata hendaknya dan sebaiknya. Sedangkan ciri

penanda dari tuturan nonimperatif yang mengandung makna pragmatik imperatif

anjuran dapat diketahui melalui konteks situasi tutur yang melatarbelakangi dan

mewadahinya (Rahardi, 2005). Berikut ini contoh untuk memperjelas hal tersebut.

Tuturan Tuturan dan Konteks

Imperatif Tuturan:

Reni kepada Dinda : “Sebaiknya kamu pulang

sekarang saja sebelum hujan turun!”

Konteks:

Tuturan ini disampaikan oleh seseorang kepada

temannya pada saat bermain di taman dan keadaan

awan sudah mulai mendung.

Nonimperatif Tuturan:

Suharjo kepada Ratni : “Apakah seluruh siswa disini

sudah mendapatkan dana BOS?”

Konteks:

Tuturan ini disampaikan oleh kepala dinas pendidikan

kepada kepala sekolah pada saat memantau

perkembangan sekolah didaerah pedesaan.

q. Tuturan yang Mengandung Makna Imperatif “Ngelulu”

Di dalam bahasa Indonesia terdapat tuturan yang memiliki makna pragmatik

“ngelulu”. Kata “ngelulu” berasal dari bahasa Jawa, yang bermakna seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

36

menyuruh mitra tutur melakukan sesuatu namun sebenarnya yang dimaksud

adalah melarang melakukan sesuatu. Sedangkan ciri penanda dari tuturan

nonimperatif yang mengandung makna pragmatik imperatif ngelulu dapat

diketahui melalui konteks situasi tutur yang melatarbelakangi dan mewadahinya

(Rahardi, 2005). Berikut ini contoh untuk memperjelas hal tersebut.

Tuturan Tuturan dan Konteks

Imperatif Tuturan:

Ibu : “Main PES saja terus Dik, tidak penting juga kan

belajar!”

Anak : “Iya, iya Bu. Sebentar lagi selesai mainnya”.

Konteks:

Tuturan antara ibu dan anaknya yang banyak

menghabiskan waktu untuk bermain PES dan tidak

pernah belajar.

Berdasarkan penjabaran mengenai wujud tuturan imperatif di atas, dapat

diambil kesimpulan bahwa wujud tuturan imperatif dalam kajian pragmatik terdiri

dari tuturan imperatif dalam konstruksi imperatif dan nonimperatif. Tuturan

imperatif dalam konstruksi imperatif dapat diketahui makna dari setiap tuturan

melalui ciri penanda dan konteks yang terdapat dalam tuturan imperatif.

Sedangkan tuturan imperatif dalam konstruksi nonimperatif, dapat diketahui

makna imperatifnya melalui konteks.

2.2.7 Guru

Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab

terhadap pendidikan muird-murid, baik secara individual ataupun klasikal, baik di

sekolah maupun di luar sekolah (Ametembun dalam Djamarah, 2005). Dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

37

dikatakan bahwa guru dituntut agar selalu memperhatikan setiap aspek kognitif,

afektif, dan psikomotorik anak didiknya, baik di dalam lingkungan sekolah

maupun di luar lingkungan sekolah. Dengan demikian, siswa diharapkan ketika

dalam lingkup sekolah maupun di luar sekolah terbentuk menjadi pribadi yang

memiliki kreativitas tinggi dan pemikiran-pemikiran kritis terhadap segala ilmu

pengetahuan yang dimiliki, serta memiliki rasa empati yang tinggi kepada

lingkungan sekitarnya.

Mengingat banyaknya tugas dan tanggung jawab guru terhadap siswa,

adakalanya guru mendapatkan hambatan ketika proses kegiatan belajar mengajar

berlangsung. Menurut Cruickshank (2014) faktor yang mempengaruhi cara guru

mengajar, yaitu karakteristik pribadi, pengalaman dan persiapan dalam

pendidikan, dan konteks pengajaran. Yang dimaksud dengan karakteristik pribadi

dalam faktor pertama adalah karakteristik pribadi dari guru, yaitu gender, usia,

pengalaman, kepribadian, sistem nilai, dan gaya belajar. Faktor kedua meliputi

pengalaman guru dan persiapan guru sebelum mengajar, yaitu cara pegajaran yang

guru terima, cara pengajaran yang guru ingin lakukan, pengetahuan guru akan

materi ajar, dan pengajaran serta persiapan pedagogis. Dalam faktor ketiga, yang

dimaksud dengan konteks adalah tempat dimana guru mengajar. Konteks tersebut

ditentukan oleh tipe siswa serta jumlah siswa yang guru ajar, karakteristik kelas,

ketersediaan peralatan dan materi ajar, waktu yang tersedia untuk mengajar,

tujuan dari pelajaran, dan sudut pandang utama mengenai cara terbaik dalam

pengajaran yang guru lakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

38

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan

sebagai berikut.

1. Penelitian ini mendeskripsikan maksud tuturan imperatif guru kepada

siswa kelas VII dan VIII dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas:

suatu kajian pragmatik.

2. Landasan teori yang digunakan adalah pragmatik, tindak tutur, konteks,

modus imperatif, maksud tuturan imperatif, ciri penanda tuturan

imperatif, dan guru.

3. Atas dasar teori tersebut, penelitian ini akan menjelaskan atau

mendeskripsikan secara jelas mengenai maksud imperatif dari tuturan

imperatif, deklaratif, dan interogatif guru kepada siswa kelas VII dan

VIII dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas: suatu kajian

pragmatik.

4. Sifat penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang

menitikberatkan pada deskripsi data penelitian.

Untuk memperjelas kerangka berpikir diatas, dibuatlah skema yang

menandakan urutan dari kerangka berpikir tersebut. Skema kerangka berpikir

disusun dengan rinci sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

39

PRAGMATIK

TINDAK TUTUR

KONTEKS

MODUS IMPERATIF

MAKSUD TUTURAN

IMPERATIF

CIRI PENANDA TUTURAN

IMPERATIF

GURU

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan enam hal, yaitu jenis penelitian, data penelitian,

metode pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan

trianggulasi data. Keenam hal itu diuraikan sebagai berikut.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan yaitu penelitian deskriptif kualitatif.

Menurut Nawawi (1989: 63), penelitian deskriptif yaitu metode yang bermaksud

untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian

(seseorang, lembaga, masyarakat, dll). Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

berusaha menuturkan pemecahan masalah yang ada berdasarkan data-data

(Narbuko & Achmadi, 2007: 44).

Lexy J. Moelong (2007: 3) mendeskripsikan bahwa penelitian kualitatif

adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yaitu data tertulis

atau lisan dan perilaku yang diamati dari orang-orang yang menjadi objek

penelitian. Penelitian dengan pendekatan kualitatif menekankan analisis proses

dari proses berpikir secara indiktif yang berhubungan dengan dinamika hubungan

antar fenomena yang diamati dan senantiasa menggunakan logika ilmiah

(Gunawan, 2013: 80).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

41

Penelitian mengenai Maksud Tuturan Imperatif Guru Kepada Siswa Kelas

VII dan VIII dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas: Suatu Kajian

Pragmatik termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif karena penelitian ini

bermaksud untuk menggambarkan atau melukiskan maksud tuturan imperatif dari

tuturan imperatif dan nonimperatif yang digunakan guru selama proses kegiatan

belajar mengajar (KBM).

3.2 Data Penelitian

Data adalah informasi yang diterima sebagai suatu kenyataan atau fenomena

empiris, wujudnya dapat merupakan seperangkat ukuran (kuantitatif berupa

angka-angka) atau berupa kata-kata (kualitatif) (Noor, 2011: 137). Jenis penelitian

ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, sehingga data berupa kata-kata. Data

tersebut yaitu tuturan imperatif, deklaratif, dan interogatif yang mengandung

maksud imperatif pada tuturan guru kepada siswa kelas VII dan VIII dalam

pembelajaran bahasa Indonesia di kelas. Yang dimaksud dengan siswa dalam

penelitian ini adalah murid laki-laki maupun perempuan yang terdapat di dalam

kelas VII dan VIII SMP Pangudi Luhur Salatiga.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode observasi (pengamatan) dan metode

simak. Metode ini diyakini dapat membantu peneliti untuk memperoleh data

berupa maksud tuturan imperatif pada tuturan guru kepada siswa kelas VII dan

VIII dalam pembelajaran bahasa Indonesia: suatu kajian pragmatik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

42

Metode observasi (pengamatan) merupakan metode pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala

yang diselidiki (Narbuko, 2007). Dalam metode observasi ini, peneliti

menggunakan jenis teknik observasi partisipan untuk pengumpulan data. Menurut

Narbuko (2007:72), yang dimaksud dengan observasi partisipan ialah apabila

observasi (orang yang melakukan observasi) turut ambil bagian atau berada dalam

keadaan obyek yang diobservasi (disebut observees). Pada penelitian ini, peneliti

berada di dalam kelas VII maupun kelas VIII saat guru dan para siswa

melaksanakan kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia, sehingga peneliti dapat

mengamati setiap tindakan dan tuturan dari guru maupun siswa guna melengkapi

konteks dari setiap tuturan guru.

Metode kedua diberi nama metode simak karena cara yang digunakan untuk

memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa (Mahsun,

2007: 92). Teknik yang digunakan untuk melaksanakan metode simak ini adalah

teknik catat dan teknik rekam baik secara langsung maupun tidak langsung, baik

secara terbuka maupun secara tersembunyi. Dari catatan dan rekaman penutur itu,

tuturan kebahasaan diperoleh sebagai bahan penelitian pragmatik ini. Catatan dan

rekaman yang dihasilkan dari metode simak tersebut kemudian diteliti oleh

peneliti.

Adapun langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti,

sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

43

1) Mengamati dan menyimak seluruh kegiatan guru dan siswa di kelas saat

pembelajaran bahasa Indonesia. Peneliti juga merekam tuturan guru dan murid

menggunakan handphone selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, serta

mencatat beberapa tuturan yang mengandung maksud imperatif yang secara

langsung di dengar oleh peneliti.

2) Membuat transkrip tuturan guru dan murid saat pembelajaran bahasa

Indonesia di kelas dengan cara mendengarkan hasil rekaman dan mencocokkan

dengan hasil catatan yang di dengar secara langsung.

3) Membaca dan menandai tuturan guru yang mengandung maksud imperatif

dalam kajian pragmatik dengan menggaris bawahi tuturan yang terdapat dalam

transkrip.

4) Membuat daftar tuturan guru yang mengandung maksud imperatif.

5) Memasukkan daftar tuturan yang mengandung maksud imperatif ke dalam

kolom instrumen penelitian.

6) Melengkapi konteks yang terdapat dalam setiap tuturan berdasarkan kenyataan

yang terjadi saat pembelajaran di kelas dalam kolom instrumen penelitian.

7) Memberi kode pada setiap tuturan untuk memudahkan dalam melakukan

klasifikasi. Kode pada setiap data tersebut, sebagai berikut.

a) TIKI sebagai tuturan imperatif dalam konstruksi imperatif.

b) TIKD sebagai tuturan imperatif dalam konstruksi deklaratif .

c) TIKInter sebagai tuturan imperatif dalam konstruksi interogatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

44

d) TMMPIP sebagai tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif

perintah.

e) TMMPIS sebagai tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif

suruhan.

f) TMMPIPmin sebagai tuturan yang mengandung makna pragmatik

imperatif permintaan.

g) TMMPIPmoh sebagai tuturan yang mengandung makna pragmatik

imperatif perintah.

h) TMMPID sebagai tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif

desakan.

i) TMMPIB sebagai tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif

bujukan.

j) TMMPII sebagai tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif

imbauan.

k) TMMPIPs sebagai tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif

persilaan.

l) TMMPIAj sebagai tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif

ajakan.

m) TMMPIPI sebagai tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif

permintaan izin.

n) TMMPIMI sebagai tuturan yang mengandung makna pragmatik

imperatif mengizinkan.

o) TMMPIL sebagai tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif

larangan.

p) TMMPIH sebagai tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif

harapan.

q) TMMPIU sebagai tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif

umpatan.

r) TMMPIPUS sebagai tuturan yang mengandung makna pragmatik

imperatif pemberian ucapan selamat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

45

s) TMMPIA sebagai tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif

anjuran.

t) TMMPIN sebagai tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif

ngelulu.

u) D1, D2, dst sebagai data yang terdapat dalam penelitian 1,2, dst.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data agar pekerjaannya menjadi lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah

(Arikunto, 2010: 203). Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang

berbekal pengetahuan mengenai teori maksud imperatif dalam kajian pragmatik.

Peneliti menggunakan buku catatan untuk mencatat setiap tuturan yang

mengandung maksud imperatif.

Data yang telah didapat akan dicatat, kemudian dianalisis lebih lanjut.

Data tersebut dimasukkan ke dalam kolom seperti di bawah ini.

Tuturan :

Konteks :

Ciri Penanda Imperatif :

Makna Tuturan :

Maksud Tuturan :

Kode :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

46

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan

cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh

diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2012: 244). Analisis data menjadi satu

cara yang digunakan untuk mengklasifikasi atau mengelompokkan data dari

penelitian sehingga akan mempermudah peneliti dalam memperoleh hasil dari

data penelitian.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif.

Analisis deskriptif adalah analisis yang dilakukan dengan merinci dan

menjelaskan secara panjang lebar (menyeluruh) keterkaitan data penelitian dalam

bentuk kalimat (Nurastuti, 2007: 103). Tahapan yang dilakukan oleh peneliti

dalam analisis data tersebut, yaitu mengklasifikasi data yang mengandung maksud

imperatif dalam konstruksi imperatif dan nonimperatif, mengidentifikasi data

berdasarkan teori maksud imperatif dalam kajian pragmatik, menafsirkan data

berdasarkan hasil identifikasi, dan menguji keabsahan data melalui bantuan para

triangulator.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

47

3.6 Triangulasi Data

Penelitian Maksud Tuturan Imperatif Guru kepada Siswa Kelas VII dan VIII

dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas: Suatu Kajian Pragmatik

menggunakan teknik triangulasi untuk memeriksa keabsahan data yang telah

diperoleh dari hasil penelitian. Menurut Lexy J. Moleong (2007:195), triangulasi

adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang

lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data.

Dalam penelitian ini, peneliti membuat triangulasi dengan tujuan untuk

melakukan pengecekan terhadap validitas dan keterpercayaan hasil temuan.

Triangulasi dalam penelitian ini menggunakan teknik pemeriksaan yang

memanfaatkan peneliti atau pakar dalam penelitian kemampuan berbahasa untuk

keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Peneliti lainnya yang

melakukan pengecekan dalam triangulasi penelitian ini adalah Dr. R. Kunjana

Rahardi, M. Hum. sebagai triangulator makna tuturan imperatif dan Prof. Dr.

Pranowo, M.Pd. sebagai triangulator maksud tuturan imperatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dipaparkan tiga hal, yaitu deskripsi data penelitian, analisis

data, dan pembahasan. Ketiga hal itu diuraikan sebagai berikut.

4.1 Deskripsi Data Penelitian

Data penelitian ini berupa tuturan imperatif, deklaratif, dan interogatif yang

mengandung maksud imperatif pada tuturan guru kepada siswa kelas VII dan VIII

dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas . Data diperoleh melalui metode

observasi dan metode simak yang dilakukan secara langsung pada tanggal 14 Mei

2015 sampai 27 Mei 2015 di SMP Pangudi Luhur Salatiga.

Peneliti memperoleh data sebanyak 266 tuturan yang tergolong dalam

maksud tuturan imperatif dalam kajian pragmatik. Maksud tuturan imperatif

tersebut terdiri dari tuturan yang berkonstruksi imperatif dan nonimperatif

(deklaratif dan interogatif). Terdapat 214 tuturan yang mengandung maksud

imperatif dalam konstruksi imperatif, 37 tuturan yang mengandung maksud

imperatif dalam konstruksi deklaratif, dan 15 tuturan yang mengandung maksud

imperatif dalam konstruksi interogatif. Data yang mengandung maksud imperatif

guru tersebut akan dianalisis berlandaskan teori yang dijabarkan oleh peneliti di

dalam analisis data dan pembahasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

49

4.2 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini meliputi dua bagian, yaitu maksud tuturan

imperatif yang disampaikan oleh guru kepada siswa dan maksud tuturan imperatif

yang dominan dituturkan oleh guru kepada siswa.

4.2.1 Maksud Tuturan Imperatif yang Disampaikan oleh Guru kepada Siswa

Kelas VII dan VIII dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas

Ranah penelitian ini mengenai maksud tuturan imperatif dalam kajian

pragmatik. Dalam analisis data, peneliti menggunakan teori dari Rahardi yang

menyebutkan maksud tuturan imperatif dalam kajian pragmatik dengan istilah

wujud pragmatik imperatif. Menurut Rahardi (2005: 93), wujud pragmatik adalah

realisasi maksud imperatif dalam bahasa Indonesia apabila dikaitkan dengan

konteks situasi tutur yang melatarbelakanginya. Maksud imperatif dalam bahasa

Indonesia tidak selalu dalam konstruksi imperatif, tetapi dapat pula dalam

konstruksi nonimperatif. Maksud tuturan imperatif dalam penelitian ini ditemukan

baik dalam konstruksi imperatif, deklaratif, dan interogatif. Hasil analisis data

disampaikan di bawah ini.

4.2.1.1 Tuturan Imperatif dalam Konstruksi Imperatif

Tuturan imperatif dalam konstruksi imperatif mengandung arti tuturan yang

mengandung makna dan maksud imperatif, serta disampaikan oleh penutur

menggunakan tuturan berkonstruksi imperatif. Di bawah ini diberikan masing-

masing maksud tuturan imperatif dalam konstruksi imperatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

50

a. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Perintah

Perintah memiliki arti perkataan yang bermaksud menyuruh melakukan

sesuatu; suruhan; aba-aba; komando; aturan dari pihak atas yang harus dilakukan

(KBBI, 2008: 1057). Dari pengetian tersebut, dapat dikatakan bahwa perintah

merupakan suatu perkataan baik berupa aba-aba atau komando yang bermaksud

menyuruh untuk melakukan sesuatu dan harus dilakukan. Berikut beberapa

tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif perintah yang ditemukan

dalam penelitian ini.

(1) Berdiri! (TIKI/TMMPIP/D1)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat guru

mengoreksi tugas membuat puisi yang telah diberikan guru pada

pertemuan sebelumnya dengan berkeliling ke meja para siswa. Siswa

tersebut ternyata tidak membuat puisi, sehingga dihukum dengan berdiri

sambil membuat puisi. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi serta

mata melotot.

(2) Lima belas menit untuk membuat puisi, untuk tiga anak ini!

(TIKI/TMMPIP/D1)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada beberapa siswa saat guru

mengoreksi puisi yang telah dibuat oleh para siswa. Beberapa siswa

tersebut kedapatan tidak membuat puisi, sehingga dihukum untuk

membuat puisi dengan durasi waktu selama lima belas menit dan dengan

cara berdiri. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi dan mata menatap

pada tiga siswa yang tidak membuat puisi.

(3) Menulisnya agak cepat ya! (TIKI/TMMPIP/D1)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang maju

untuk menuliskan puisi hasil karyanya di papan tulis. Setelah siswa

selesai menuliskan puisinya di papan tulis, guru dan beserta siswa lain

akan menyunting puisi tersebut, yang merupakan kompetensi dasar dari

pelajaran. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi dan mata menatap

murid yang menuliskan puisi.

(4) Yosua Gilbert! (TIKI/TMMPIP/D3)

Konteks: Tuturan dituturkan guru pada salah satu siswa saat membagikan

kertas ulangan siswa yang telah dinilai. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi sambil menggerakkan tangan yang berisi kertas ulangan

kepada siswa yang dipanggil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

51

(5) Heh, yang keras! Biasanya kamu suaranya sampai ruang guru,

Mbak. (TIKI/TMMPIP/D8)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat siswa

menjawab pertanyaan guru dengan volume suara yang kecil dan cepat.

Volume suara siswi tersebut berbeda ketika berada di luar kelas untuk

istirahat dan di dalam ruang kelas saat kegiatan belajar mengajar. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi dan ekspresi wajah marah.

Tuturan (1), (2), (3) (4), dan (5) mengandung makna perintah, yaitu yang

mengharuskan mitra tutur untuk melakukan hal yang disampaikan oleh penutur.

Sebagai salah satu bukti bahwa data di atas merupakan tuturan yang mengandung

makna perintah, tuturan tersebut dapat diparafrasa menjadi kalimat deklaratif,

yang merupakan ciri dari tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif

perintah dalam konstruksi imperatif.

Bentuk parafrasa tuturan data di atas, yaitu (1) Guru memerintahkan siswa

supaya berdiri, (2) Guru memerintahkan tiga siswanya agar dapat membuat pusi

dalam waktu lima belas menit, (3) Guru memerintahkan siswa agar lebih cepat

menulisnya di papan tulis, (4) Guru memerintahkan Yosua Gilbert untuk

mengambil kertas ulangan miliknya yang dibagikan guru, dan (5) Guru

memerintahkan siswi supaya suaranya keras.

Kelima tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari

setiap tuturan di atas di antaranya sebagai berikut.

Tuturan (1) memiliki maksud untuk memerintahkan salah satu siswa

untuk mengerjakan puisi dengan cara berdiri. Guru memerintahkan seperti itu

karena siswa tersebut tidak membuat tugas puisi yang telah diberikan pada

pertemuan sebelumnya, sebagai bentuk hukumannya, maka guru meminta siswa

tersebut untuk membuat puisi dengan cara berdiri. Tuturan (2) mengandung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

52

maksud untuk memerintahkan kepada para siswa yang tidak membuat tugas puisi

agar dapat menyelesaikan puisi karya mereka dengan durasi waktu lima belas

menit.

Adapun, tuturan (3) memiliki maksud agar siswa yang akan menuliskan

puisi dipapan tulis dapat menuliskan puisinya dengan cepat karena puisi tersebut

akan disunting secara bersama-sama antara guru dan siswa lain, sehingga tidak

menghabiskan jam pelajaran. Tuturan (4) memiliki maksud agar siswa yang

bernama Yosua Gilbert untuk mengambil lembar ulangan yang diberikan oleh

guru. Hal tersebut terlihat ketika guru memanggil nama siswa tersebut, lalu

menggerakkan lembar ulangan yang berada ditangannya. Tuturan (5) memiliki

maksud agar siswa menjawab pertanyaan guru dengan volume suara yang keras.

Siswa tersebut biasanya berbicara dengan volume suara yang keras ketika di luar

jam pelajaran, sehingga guru membandingkan volume suara siswa tersebut ketika

menjawab pertanyaan dengan kondisi ketika siswi tersebut berbicara di luar kelas.

b. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Suruhan

Suruhan berasal dari kata dasar suruh. Suruhan memiliki arti perintah;

sesuatu yang disuruhkan; perbuatan (hal dsb) menyuruh; orang yang disuruh

(KBBI, 2008: 1362). Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa suruhan

merupakan tuturan atau tindakan yang mengandung makna perintah untuk

melakukan suatu perbuatan dan memiliki kemungkinan untuk tidak

melakukannya. Berikut beberapa tuturan yang mengandung makna pragmatik

imperatif suruhan yang ditemukan dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

53

(6) Coba dibuka! Saya ingin melihat, kamu sudah membuat atau belum,

kamu sudah mencari atau belum. (TIKI/TMMPIS/D1)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat pelajaran dimulai

dan guru ingin melihat puisi yang dibuat oleh para siswa sebagai tugas

yang diberikan guru pada pertemuan sebelumnya. Guru menuturkan

dengan intonasi tinggi, sambil menyenderkan pinggul di meja siswa.

(7) Coba kamu lihat posisi saya! Saya berdiri tegak, bandingkan dengan

begini! (TIKI/TMMPIS/D3)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat menyunting puisi

salah satu siswa yang dituliskan di papan tulis. Guru merealisasi apa yang

terdapat di dalam puisi ke dalam kenyataan. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi, sambil menunjuk posisi tubuh guru.

(8) Coba peragakan yang kamu lakukan tadi! (TIKI/TMMPIS/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat diketahui

saling ejek menggunakan suara hewan dan memperagakan perilaku hewan

tersebut. Kegiatan saling ejek tersebut dilakukan oleh siswa saat guru

sedang menjelaskan materi pelajaran. Guru menuturkan dengan intonasi

tinggi dan ekspresi wajah marah.

(9) Nak, coba silahkan duduk! Tidak usah dicari siapa yang mengoreksi

punyamu, nantikan kalau selesai, saya bagi. (TIKI/TMMPIS/D7)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat selesai

mengoreksi hasil ulangan. Para siswa bertanya-tanya pada rekannya

mengenai ulangan yang dikoreksi dan menyebabakan kegaduhan. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menunjuk para siswa.

(10) Coba diulangi dan pelan! (TIKI/TMMPIS/D8)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat siswa

menjawab pertanyaan guru dengan volume suara yang kecil dan cepat

sehingga suara tersebut tidak dapat tersengar jelas oleh guru. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi dan mata menatap siswa.

Dalam tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif suruhan di

atas, ditandai dengan penanda kesantunan coba dan tuturan dapat diparafrasa yang

merupakan ciri dari tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif

suruhan dalam konstruksi imperatif. Penggunaan penanda kesantunan coba

ditunjukkan dalam tuturan (6) “Coba dibuka! Saya ingin melihat, kamu sudah

membuat atau belum, kamu sudah mencari atau belum”, (7) “Coba kamu lihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

54

posisi saya! Saya berdiri tegak, bandingkan dengan begini!”, (8) “Coba

peragakan yang kamu lakukan tadi!”, (9) ”Nak, coba silahkan duduk! Tidak usah

dicari siapa yang mengoreksi punyamu, nantikan kalau selesai, saya bagi”, dan

(10) “Coba diulangi dan pelan!”.

Bentuk parafrasa dalam setiap tuturan data di atas, yaitu tuturan (6) Guru

menyuruh siswa supaya membuka buku dan catatan mereka, tuturan (7) Guru

menyuruh para siswa supaya melihat posisi berdirinya, tuturan (8) Guru

menyuruh siswa supaya memperagakan gerakan yang mereka lakukan

sebelumnya, tuturan (9) Guru menyuruh siswa supaya duduk, dan tuturan (10)

Guru menyuruh siswa supaya mengulangi menjawab pertanyaan dan dengan

kecepatan yang pelan.

Kelima tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari

setiap tuturan di atas diantaranya sebagai berikut.

Tuturan (6) mengandung maksud agar para siswa membuka buku

pelajaran mereka, yang berisi tugas membuat puisi, yang diberikan oleh guru pada

pertemuan sebelumnya. Guru ingin mengetahui apakah para siswa sudah

membuat dan mencari puisi yang ditugaskan. Tuturan (7) mengandung maksud

untuk menyuruh para siswa melihat guru, terlebih pada posisi berdiri guru. Guru

meminta siswa untuk membandingkan dua posisi yang berbeda dari posisi tubuh

yang ia peragakan. Hal itu dilakukan guru untuk memberikan pandagan mengenai

perbedaan dua hal yang terdapat dalam larik puisi yang sedang disunting.

Selanjutnya, tuturan (8) mengandung maksud agar dua orang siswa yang

ditunjuk oleh guru untuk melakukan hal yang baru saja dilakukan oleh mereka,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

55

yaitu mengikuti suara hewan untuk saling ejek. Kegiatan yang dilakukan mereka

menyebabkan siswa lain menjadi menonton kegiatan saling ejek tersebut dan

tertawa sehingga tugas yang diberikan oleh guru tidak diindahkan. Tuturan (9)

mengandung maksud agar para siswa duduk. Karena pada saat itu, para siswa

berdiri dan sibuk mencari korektor dari ulangan miliknya untuk mengetahui nilai

yang diperoleh dari ulangan yang telah dikerjakan. Tuturan (10) mengandung

maksud agar siswa mengulangi menjawab pertanyaan dari guru dengan kecepatan

suara yang lambat. Guru menyuruh siswa melakukan hal itu karena saat

menjawab pertanyaan sebelumnya, suara siswa tersebut cenderung kecil dan cepat

dalam membaca sehingga menyebabkan suara murid terdengar tidak jelas di

telinga guru.

c. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Permintaan

Permintaan berasal dari kata dasar minta. Permintaan memiliki arti

perbuatan (hal dsb) meminta; apa yang diminta (KBBI, 2008: 917). Dari

pengertian tersebut, dapat dikatakan permintaan merupakan tuturan atau tindakan

yang mengandung makna untuk meminta. Berikut beberapa tuturan yang

mengandung makna pragmatik imperatif permintaan yang ditemukan dalam

penelitian ini.

(11) Papan tulis dibagi dua dan tolong tulisannya jangan terlalu melebar

kekanan ya! (TIKI/TMMPIPmin/D3)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat

menuliskan puisi di papan tulis. Papan tulis dibagi dua agar dua puisi

dapat dituliskan dalam satu papan tulis dan mudah disunting guru. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menunjuk papan tulis.

(12) Nak, saya minta tolong anak putri saja yang mengumpulkan!

(TIKI/TMMPIPmin/D3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

56

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan agar

beberapa siswi yang mengambil tugas siswa lain dari meja ke meja dan

mengumpulkannya di meja guru. Guru memilih siswi yang

mengumpulkan buku tugas karena mereka tidak membuat kegaduhan

saat proses pengumpulan berlangsung, seperti siswa. Guru menuturkan

dengan intonasi tinggi, sambil menatap para siswa.

(13) Lalu minta tolong, apa namanya, pintunya, eh kok pintunya, buku

paketnya diambil di 8B! (TIKI/TMMPIPmin/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat pelajaran akan

dimulai. Guru meminta salah satu siswa mengambilkan buku paket yang

akan digunakan sebagai pemandu belajar di kelas 8B. Guru menuturkan

dengan intonasi tinggi, sambil menunjuk keluar kelas.

(14) Ya sudah, tolong saya ambilkan apa namanya, soal ulangan tempat

Bu Yayuk! (TIKI/TMMPIPmin/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa dimaksudkan

untuk mengambilkan soal ulangan pada salah satu guru yang berada di

ruang kantor guru. Soal ulangan tersebut akan digunakan oleh guru untuk

panduan dalam mengoreksi jawaban dari ulangan para siswa karena guru

yang bersangkutan tidak memiliki file dari ulangan tersebut. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menunjuk keluar kelas.

Dalam tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif permintaan,

ditandai dengan penanda kesantunan tolong dan tuturan dapat diparafrasa yang

merupakan ciri dari tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif

permintaan dalam konstruksi imperatif. Penggunaan penanda kesantunan tolong

ditunjukkan dalam tuturan (11) “Papan tulis dibagi dua dan tolong tulisannya

jangan terlalu melebar kekanan ya!”, (12) “Nak, saya minta tolong anak putri

saja yang mengumpulkan!”, (13) “Lalu minta tolong, apa namanya, pintunya, eh

kok pintunya, buku paketnya diambil di 8B!”, dan (14) “Ya sudah, tolong saya

ambilkan apa namanya, soal ulangan tempat Bu Yayuk!”.

Bentuk parafrasa dalam tuturan diatas, antara lain tuturan (11) Guru

meminta siswa supaya membagi papan tulis menjadi dua dan tulisannya jangan

terlalu melebar ke kanan, tuturan ( 12) Guru meminta supaya para siswi saja yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

57

mengumpulkan buku, tuturan (13) Guru meminta siswa supaya mengambilkan

buku paket di kelas 8B, dan tuturan (14) Guru meminta siswa supaya

mengambilkan soal ulangan di tempat Bu Yayuk.

Keempat tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari

setiap tuturan di atas diantaranya sebagai berikut.

Tuturan (11) mengandung maksud agar para siswa membagi papan tulis

menjadi dua bagian agar dapat digunakan oleh dua orang murid untuk menuliskan

puisi karya mereka. Kemudian, guru juga meminta agar tulisan siswa yang

menuliskan puisinya di papan tulis untuk tidak melebar kekanan karena guru akan

menggunakan ruang yang kosong disebelah kanan puisi siswa untuk menyunting

puisi yang dituliskan oleh siswa. Tuturan (12) mengandung maksud agar para

siswi yang mengumpulkan tugas para siswa di kelas tersebut ke meja guru. Pada

tuturan tersebut, guru lebih memilih para siswi yang mengumpulkan tugas para

siswa ke meja guru ditandai dengan adanya adverbia “saja” dalam tuturan yang

makna arti anjuran. Guru menuturkan hal tersebut dengan alasan karena siswi

cenderung lebih bisa menjaga sikap saat mengumpulkan tugas sehingga tidak

menimbulkan kegaduhan.

Adapun, tuturan (13) mengandung maksud agar salah satu siswa di kelas

tersebut (8A) untuk mengambil buku paket bahasa Indonesia di kelas 8B karena

buku paket tersebut akan digunakan guru dan siswa kelas 8A sebagai bahan

pembelajaran pada pertemuan hari ini. Tuturan (14) mengandung maksud agar

salah satu siswa untuk mengambilkan soal ulangan yang akan digunakan untuk

panduan mengoreksi ulangan pada salah satu guru bahasa Indonesia juga di SMP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

58

tersebut, bernama Bu Yayuk. Panduan mengoreksi ulangan tersebut akan

digunakan oleh guru pada pertemuan hari itu. Guru meminta siswa untuk

mengambilkan soal ulangan pada guru yang bernama Bu Yayuk karena guru tidak

memiliki file mengenai soal ulangan yang dimaksudkan, sehingga meminta siswa

untuk mengambil sekaligus meminjam soal ulangan milik Bu Yayuk.

d. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Desakan

Desakan berasal dari kata dasar desak. Desakan memiliki arti dorongan

(tolakan) yang keras; tekanan yang keras; permintaan (anjuran dan sebagainya)

yang menekan keras (KBBI, 2008: 319). Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan

bahwa desakan merupakan tuturan yang mengandung makna permintaan, baik

berupa anjuran dengan menggunakan tekanan yang keras. Berikut beberapa

tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif desakan yang ditemukan

dalam penelitian ini.

(15) Ayo Nak, silahkan duduk Nova! (TIKI/TMMPID/D3)

Konteks: Tuturan dituturkan guru pada salah satu siswa yang masih berdiri

saat guru telah masuk di dalam kelas dan ingin memulai pelajaran. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap tajam Nova.

(16) Ayo, buat kalimat langsung ini menjadi kalimat tidak langsung!

(TIKI/TMMPID/D6)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat tanya jawab

mengenai materi pelajaran kalimat langsung dan tidak langsung yang

mendorong para siswa untuk membuat contoh kalimat. Guru menuturkan

dengan intonasi tinggi dan ekspresi wajah marah.

(17) Ayo, cepet! (TIKI/TMMPID/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada dua orang siswa yang saling ejek

saat guru meminta para siswa mengerjakan latihan soal. Guru meminta

siswa tersebut untuk duduk di depan kelas. Dimaksudkan sebagai

hukuman bagi mereka karena tidak mengindahkan tugas. Guru

menuturkan dengan intonasi keras dan ekspresi wajah marah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

59

(18) Dalam membuat puisi, kita harus membuat orang berimajiinasi!

(TIKI/TMMPID/D3)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat menerangkan

materi pelajaran mengenai puisi. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi,

sambil menatap para siswa.

(19) Nah, milikmu ini boleh digunakan, tapi harus ditambahi! Jika tidak

ditambahi, maka tidak saya nilai karena ini tadi Bu Domas yang

mengerjakan. (TIKI/TMMPID/D4)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat

menjelaskan mengenai tugas yang harus dikumpulkan siswa pada

pertemuan selanjutnya. Guru menuturkan tuturan itu pada salah satu siswa

yang puisi hasil karyanya telah di sunting bersama-sama antara guru dan

para siswa di kelas saat pembelajaran. Guru menuturkan dengan intonasi

tinggi, sambil berjalan menuju keluar kelas.

Dalam tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif desakan,

ditandai dengan penggunaan penanda kesantunan ayo dan harus, serta tuturan

dapat diparafrasa yang merupakan ciri dari tuturan yang mengandung makna

pragmatik imperatif desakan. Penggunaan penanda kesantunan ayo, ditunjukkan

pada tuturan (15) “Ayo Nak, silahkan duduk Nova!”, (16) “Ayo, buat kalimat

langsung ini menjadi kalimat tidak langsung!”, (17) “Ayo, cepet!”. Sedangkan

penanda kesantunan harus, ditunjukkan pada tuturan data (18) “Dalam membuat

puisi, kita harus membuat orang berimajiinasi!” dan (19) “Nah, milikmu ini

boleh digunakan, tapi harus ditambahi! Jika tidak ditambahi, maka tidak saya

nilai karena ini tadi Bu Domas yang mengerjakan”.

Bentuk parafrasa dalam tuturan diatas, antara lain tuturan (15) Guru

mendesak siswa bernama Nova supaya duduk, tuturan (16) Guru mendesak siswa

supaya membuat kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, tuturan (17)

Guru mendesak siswa supaya cepat, tuturan (18) Guru mendesak siswa supaya

dalam membuat puisi dapat membuat orang lain berimajinasi, dan tuturan (19)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

60

Guru mendesak siswa agar menambahi. Jika tidak ditambahi, tidak akan beliau

nilai karena puisi tadi beliau yang mengerjakan.

Kelima tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari

setiap tuturan di atas diantaranya sebagai berikut.

Tuturan (15) mengandung maksud agar siswa yang bernama Nova untuk

duduk karena guru akan memulai kegiatan belajar mengajar. Siswa tersebut

berdiri terus dari awal guru masuk kelas, seolah-olah tidak mengetahui

keberadaan guru di kelas dan pada waktu itu, guru sudah saatnya memulai

kegiatan belajar mengajar. Tuturan (16) mengandung maksud agar para siswa

dapat mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, yang

merupakan materi dalam kegiatan belajar mengajar pada pertemuan itu. Tuturan

(17) agar siswa segera duduk didepan kelas sebagai bentuk hukuman dari guru

karena siswa tersebut tidak mengindahkan tugas yang diberikan, yaitu tidak

mengerjakan soal dalam latihan soal yang terdapat di BPM. Siswa tersebut

menggunakan waktu yang diberikan oleh guru untuk mengerjakan latihan soal,

hanya untuk bercanda dengan saling ejek sehingga menyebabkan kegaduhan dan

guru marah.

Selanjutnya, tuturan (18) mengandung maksud agar para siswa mampu

membuat pembaca ataupun pendengar berimajinasi terhadap puisi yang dibuat

oleh penyair. Yang dimaksud penyair dalam tuturan guru disini adalah siswa

sendiri. Tuturan (19) mengandung maksud agar salah satu siswa yang

dimaksudkan oleh guru dapat menambah larik dalam puisi yang telah dibuatnya

karena dalam puisi siswa tersebut, sebelumnya telah disunting oleh guru dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

61

menambahkan beberapa larik puisi agar puisi tersebut terlihat lebih indah. Guru

mengancam jika siswa tersebut tidak memberikan tambahan larik dalam puisinya

saat mengumpulkan tugas, guru tidak akan memberikan nilai.

e. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Bujukan

Bujukan berasal dari kata dasar bujuk. Bujukan memiliki arti rayuan (KBBI,

2008: 216). Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa bujukan merupakan

tuturan yang mengandung makna untuk merayu atau membujuk orang dengan

kata-kata manis. Berikut beberapa tuturan yang mengandung makna pragmatik

imperatif bujukan yang ditemukan dalam penelitian ini.

(20) Mohon maaf, tolong ditulis lagi ya, Nak, Galih, kamu tulis lagi

puisinya! (TIKI/TMMPIB/D4)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang telah

menuliskan puisi pada pertemuan sebelumnya dan puisi tersebut belum

disunting. Sehingga siswa diminta untuk menuliskan puisinya kembali

agar dapat disunting. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil

menatap wajah Galih.

(21) Ayo Yuda, tidak apa-apa! (TIKI/TMMPIB/D8)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang malu-malu

untuk menuliskan puisinya di papan tulis. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi, sambil mengayunkan tangan pada Yuda.

Dalam tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif bujukan,

ditandai dengan penggunaan penanda kesantunan tolong dan ayo yang merupakan

ciri dari tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif bujukan dalam

konstruksi imperatif. Penggunaan penanda kesantunan tolong, ditunjukkan dalam

tuturan (20) “Mohon maaf, tolong ditulis lagi ya, Nak, Galih, kamu tulis lagi

puisinya!”. Sedangkan penggunaan penanda kesantunan ayo, ditunjukkan dalam

tuturan (21) “Ayo Yuda, tidak apa-apa!”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

62

Kedua tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari

setiap tuturan di atas diantaranya sebagai berikut.

Tuturan (20) mengandung maksud agar siswa yang bernama Galih

menuliskan lagi larik puisi miliknya di papan tulis karena akan disunting secara

bersama-sama antara guru dan para siswa lain. Guru memintanya untuk

menuliskan lagi karena pada pertemuan sebelumnya, siswa tersebut sudah

menuliskan puisi di papan tulis, akan tetapi belum melewati tahap penyuntingan

oleh guru dan para siswa lain karena jam pelajaran sudah habis. Tuturan (21)

mengandung maksud agar siswa yang bernama Yuda untuk maju menuliskan

puisi karya miliknya di papan tulis agar dapat disunting bersama-sama antara guru

dan para siswa lain. Yuda merasa malu-malu ketika hendak maju menuliskan

puisinya, sehingga menyebabkan guru membujuk Yuda menuliskan puisinya di

papan tulis.

f. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Imbauan

Imbauan berasal dari kata dasar imbau. Imbauan memiliki arti panggilan;

permintaan (seruan); ajakan (KBBI, 2008: 527). Dari pengertian tersebut, dapat

dikatakan bahwa imbauan merupakan suatu tuturan yang memiliki makna

memanggil, meminta, dan mengajak mitra tutur melakukan sesuatu. Berikut

tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif imbauan yang ditemukan

dalam penelitian ini.

(22) Tugasnya, besok bawalah soal ulangan harian satu hingga empat yang

semester dua! Cari dan besok bawa! (TIKI/TMMPII/D7)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan untuk

mengingatkan siswa agar para siswa membawa soal ulangan harian

semester dua. Soal ulangan tersebut akan digunakan untuk penajaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

63

materi sebelum ulangan akhir semester. Guru menuturkan dengan intonasi

tinggi dan menunjuk satu jari keatas.

Dalam tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif imbauan,

ditandai dengan penggunaan partikel -lah dalam kata kerja yang merupakan ciri

penanda dari tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif imbauan

dalam konstruksi imperatif. Penggunaan penanda kesantunan tersebut ditunjukkan

pada tuturan (22) “Tugasnya, besok bawalah soal ulangan harian satu hingga

empat yang semester dua! Cari dan besok bawa!”.

Tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari tuturan di

atas diantaranya sebagai berikut.

Tuturan (22) mengandung maksud agar para siswa mencari dan membawa

soal ulangan harian satu hingga empat pada pertemuan selanjutnya. Guru meminta

siswa untuk membawa soal tersebut karena soal tersebut akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya. Hal itu dilakukan sebab soal ulangan tersebut akan

dijadikan bahan evaluasi antara guru dan para siswa di kelas tersebut sebelum

menghadapi ulangan akhir semester.

g. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Persilaan

Persilaan berasal dari kata dasar sila (KBBI, 2008). Persilaan memiliki arti

perbuatan menyilakan (mempersilakan). Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan

bahwa persilaan merupakan suatu perbuatan yang bermakna untuk

mempersilakan. Berikut beberapa tuturan yang mengandung makna pragmatik

imperatif persilaan yang ditemukan dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

64

(23) Silahkan BPM-nya ditukar dengan teman sebangku, ditukarkan

dengan teman sebelahnya! (TIKI/TMMPIPs/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa sebelum mengoreksi.

Siswa diminta untuk menukarkan BPM agar dapat saling mengoreksi.

Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil membuka BPM.

(24) Nah, sekarang yang putri. Silahkan anak putri sukarelawan!

(TIKI/TMMPIPs/D6)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan untuk

mempersilahkan siswi maju dan menuliskan puisi karya mereka sendiri.

Sebelumnya, siswa berjenis kelamin laki-laki telah menuliskan puisi di

papan tulis, lalu guru meminta siswa berjenis kelamin perempuan untuk

gantian menulis puisi. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil

menatap siswa berjenis kelamin perempuan.

(25) Silahkan mengerjakan yang soal pilihan ganda! (TIKI/TMMPIPs/D8)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para murid dimaksudkan agar

para siswa mengerjakan latihan soal bagian ulangan akhir semester dengan

jenis soal pilihan ganda. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil

melihat soal dalam BPM.

(26) Nak, silahkan dikumpul sambil menunggu bel! (TIKI/TMMPIPs/D3)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan untuk

meletakkan tugas di meja agar diambil oleh murid yang telah ditugaskan

guru untuk mengumpulkan tugas para siswa ke meja guru. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi sambil merapikan meja guru.

(27) Silahkan ditulis Nak, itu KD 15.1, 15 pokoknya alur cerpen, puisi,

sudah selesai! (TIKI/TMMPIPs/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat menuliskan

jadwal ulangan di papan pengumuman kelas. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi, sambil menunjuk kearah papan pengumuman.

Dalam tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif persilaan,

ditandai dengan penggunaan penanada kesantunan silahkan yang merupakan ciri

penanda tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif persilaan dalam

konstruksi imperatif. Penggunaan penanda kesantunan tersebut, ditunjukkan

dalam tuturan (23) “Silahkan BPM-nya ditukar dengan teman sebangku,

ditukarkan dengan teman sebelahnya!”, tuturan (24) “Nah, sekarang yang putri.

Silahkan anak putri sukarelawan!”, tuturan (25) “Silahkan mengerjakan yang soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

65

pilihan ganda!”, tuturan (26) “Nak, silahkan dikumpul sambil menunggu bel!”,

dan tuturan (27) “Silahkan ditulis Nak, itu KD 15.1, 15 pokoknya alur cerpen,

puisi, sudah selesai!”.

Kelima tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari

setiap tuturan di atas diantaranya sebagai berikut.

Tuturan (23) mengandung maksud agar para siswa saling menukarkan

BPM dengan teman sebangkunya karena guru dan para siswa akan mengoreksi

jawaban dari latihan soal yang terdapat dalam BPM dan nilai yang di dapatkan

dari jawaban dalam BPM tersebut akan dimasukkan ke dalam buku nilai. Tuturan

(24) mengandung maksud agar para siswi untuk maju menuliskan puisi mereka di

papan tulis secara sukarelawan atau tanpa guru memerintahkan siswi untuk

menuliskan puisi. Setelah sebelumnya, para siswa telah secara sukarelawan juga

menuliskan puisi karya mereka di papan tulis. Tuturan (25) mengandung maksud

agar siswa mengerjakan soal yang terdapat dalam BPM. Soal yang diminta oleh

guru terletak pada BPM bagian ulangan akhir semester dengan jenis soal pilihan

ganda.

Adapun, tuturan (26) mengandung maksud agar para siswa mengumpulkan

tugas yang telah dikerjakan selama jam pelajaran berlangsung sembari menunggu

jam pelajaran yang akan selesai. Tugas tersebut akan dikumpulkan oleh beberapa

orang siswa yang akan mengambil tugas siswa lain di meja mereka, lalu akan

dikumpulkan ke meja guru. Tuturan (27) mengandung maksud agar siswa

menuliskan jadwal ulangan di papan pengumuman kelas mengenai jadwal

ulangan bahasa Indonesia yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

66

Materi ulangan yang akan diberikan pada pertemuan berikutnya adalah materi

mengenai alur cerpen dan puisi yang terletak pada KD 15.

h. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Ajakan

Ajakan berasal dari kata dasar ajak. Ajakan memiliki arti anjuran

(permintaan dsb) supaya berbuat; undangan (KBBI, 2008: 22). Dari pengertian

tersebut, dapat dikatakan bahwa ajakan merupakan tuturan yang memiliki makna

untuk mengajak atau menganjurkan lawan tutur supaya berbuat sesuatu. Berikut

beberapa tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif ajakan yang

ditemukan dalam penelitian ini.

(28) Jalan sabara, mari kita lihat, yuk! (TIKI/TMMPIAj/D1)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan untuk

mengoreksi latihan soal. Guru dan murid berdiskusi mengenai materi

pelajaran yang akan dibahas pada hari itu. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi, sambil melihat BPM.

(29) Baik, mari kita koreksi! (TIKI/TMMPIAj/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan guru

mengajak para siswa untuk mengoreksi soal yang terdapat dalam BPM

bersama-sama. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil melihat

kearah BPM.

(30) Lalu, yuk Nak untuk yang uraian! (TIKI/TMMPIAj/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan untuk

melanjutkan mengerjakan latihan soal bagian uraian. Kegiatan belajar

mengajar yang dilakukan adalah siswa mengerjakan soal dari latihan soal.

Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil melihat soal dalam BPM.

(31) Yuk, mulai dari Robi! (TIKI/TMMPIAj/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat membahas

soal dari BPM dan dimaksudkan agar siswa yang bernama Robi menjadi

siswa pertama yang membaca dan menjawab soal pada nomor satu,

kemudian siswa yang duduk disebelah Robi. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi, sambil menatap kearah Robi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

67

(32) Lanjut Catur saja, yuk! Kita mulai uji kompetensi empat, yang jalan

segara kita tinggalkan! (TIKI/TMMPIAj/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat membahas

latihan soal dan dimaksudkan agar siswa membaca dan menjawab soal

yang di bahas. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil melihat

kearah BPM.

Dalam tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif ajakan,

ditandai dengan penggunaan penanda kesantunan berupa mari dan yuk yang

merupakan ciri dari tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif ajakan.

Penggunaan penanda kesantunan tersebut mari, ditunjukkan dalam tuturan (28)

“Jalan sabara, mari kita lihat, yuk!”, dan tuturan (29) “Baik, mari kita koreksi!”.

Sedangkan penggunaan penanda kesantunan yuk, ditunjukkan dalam tuturan (30)

“Lalu, yuk Nak untuk yang uraian!”, tuturan (31) “Yuk, mulai dari Robi!”, dan

tuturan (32) “Lanjut Catur saja, yuk! Kita mulai uji kompetensi empat, yang jalan

segara kita tinggalkan!”.

Kelima tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari

setiap tuturan di atas diantaranya sebagai berikut.

Tuturan (28) mengandung maksud agar para siswa mengoreksi latihan soal

yang bermaterikan mengenai puisi berjudul Jalan Sabara. Soal pertama dalam

latihan soal yang akan dibahas berupa bacaan mengenai puisi Jalan Sabara,

sehingga guru menyebutkan ama puisi tersebut sebagai materi awal yang akan di

koreksi bersama. Tuturan (29) mengandung maksud agar para siswa mengoreksi

latihan soal yang telah dikerjakan oleh siswa secara bersama-sama. Latihan soal

tersebut sudah dikerjakan oleh para siswa saat pertemua sebelumnya.

Selanjutnya, tuturan (30) mengandung maksud agar para siswa melanjutkan

mengoreksi latihan soal yang telah dikerjakan ke bagian uraian, setelah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

68

sebelumnya telah mengoreksi bagian pilihan ganda. Tuturan (31) mengandung

maksud agar para siswa mengoreksi latihan soal bersama dengan cara

membacakan soal dan jawaban dari BPM yang dikoreksi oleh siswa secara

bergantian. Guru mengajak siswa yang bernama Robi untuk memulai

membacakan soal dan jawaban koreksian dari soal pertama, kemudian dilanjutkan

oleh siswa yang berada disebelah Robi.Tuturan (32) mengandung maksud agar

siswa yang bernama Catur untuk melanjutkan membaca soal dan jawaban dari

latihan soal yang akan dibahas oleh teman sebelahnya. Guru mengajak para siswa

untuk mengoreksi jawaban dari bagian yang baru yaitu uji kompetensi empat,

setelah membahas mengenai soal puisi berjudul Jalan Sabara.

i. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Larangan

Larangan berasal dari kata dasar larang. Larangan memiliki arti perintah

(aturan) yang melarang suatu perbuatan; sesuatu yang terlarang karena dipandang

keramat atau suci; sesuatu yang terlarang karena kekecualian (KBBI, 2008: 791).

Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa larangan merupakan suatu

tuturan atau tindakan yang memiliki makna perintah untuk melarang suatu

perbuatan. Berikut beberapa tuturan yang mengandung makna pragmatik

imperatif larangan yang ditemukan dalam penelitian ini.

(33) Jangan lupa membuka BPM untuk mencocokkan rima yang

digunakan teman-temanmu! (TIKI/TMMPIL/D1)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat akan mencari

rima yang digunakan dalam puisi salah satu siswa yang telah dituliskan di

papan tulis. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap

wajah para siswa.

(34) Saya tidak akan menerangkan, yang penting Anda tidak boleh

mengganggu yang lain! (TIKI/TMMPIL/D2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

69

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa yang hanya diam saja

karena guru tidak memberikan materi pelajaran. Guru marah pada para

siswa karena para murid tidak aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi dan ekspresi wajah marah.

(35) Nak, jangan menggunakan kata “Yak‟e”, Nak, ini bahasa Indonesia!

(TIKI/TMMPIL/D3)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat guru

menanyakan mengenai puisi yang dibuat oleh siswa. Siswa tersebut

menjawab dengan kata “yak‟e” yang berarti mungkin. Guru menuturkan

dengan intonasi tinggi, sambil menatap wajah para siswa.

(36) Tidak usah menanggapi Falfo! Falfo yo ora nanggepi koncone!

(TIKI/TMMPIL/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang diajak

berbicara dengan rekan sebangku pada saat mengerjakan latihan soal. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menunjuk salah satu siswa.

(37) Makanya Le, kalau gurunya belum selesai, jangan ngomong wae!

(TIKI/TMMPIL/D7)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat guru

menanyakan kembali mengenai tugas yang diberikan oleh guru, kemudian

siswa tersebut tidak dapat menjawab pertanyaan guru dengan tepat. Siswa

tersebut tidak dapat menjawab pertanyaan guru karena siswa tersebut

berbicara dengan rekannya saat guru menjelaskan mengenai tugas yang

akan diberikan. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menunjuk

siswa yang berbicara.

Dalam tuturan yag mengandung makna pragmatik imperatif larangan,

ditandai dengan adanya penggunaan penanda kesantunan jangan yang merupakan

ciri dari tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif larangan dalam

konstruksi imperatif. Penggunaan penanda kesantunan tersebut ditunjukkan dalam

tuturan (33) “Jangan lupa membuka BPM untuk mencocokkan rima yang

digunakan teman-temanmu!”, tuturan (34) “Saya tidak akan menerangkan, yang

penting Anda tidak boleh mengganggu yang lain!”, tuturan (35) “Nak, jangan

menggunakan kata “Yak‟e”, Nak, ini bahasa Indonesia!”, tuturan (36) “Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

70

usah menanggapi Falfo! Falfo yo ora nanggepi koncone!”, dan tuturan (37)

“Makanya Le, kalau gurunya belum selesai, jangan ngomong wae!”.

Kelima tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari

setiap tuturan di atas diantaranya sebagai berikut.

Tuturan (33) mengandung maksud agar siswa tidak lupa membuka BPM

yang di dalam BPM tersebut terdapat materi mengnai rima dalam puisi. Guru

meminta siswa memuka BPM tersebut guna melihat dan mencocokkan rima yang

terdapat dalam puisi karya temannya yang akan disunting mejadi puisi yang lebih

indah. Tuturan (34) mengandung maksud agar para siswa tidak mengganggu

siswa lain dalam jam pelajaran saat itu. Dalam kegiatan belajar mengajar saat itu,

guru tidak memberikan materi pelajaran dan meminta siswa untuk belajar sendiri.

Penanda larangan yang digunakan dalam kalimat tersebut terdapat pada kata

„tidak boleh‟, yang memiliki makna sama dengan „jangan‟.

Adapun, tuturan (35) mengandung maksud agar siswa tidak menggunakan

kata “Yak‟e” yang dalam bahasa Jawa memiliki arti “mungkin”, karena pada saat

itu guru beserta siswa lainnya sedang dalam kegiatan belajar mengajar, terlebih

dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Sehingga diharapkan dengan sebisa

mungkin, siswa berbicara kepada guru dengan menggunakan bahasa Indonesia,

bukan bahasa daerah. Tuturan (36) mengandung maksud agar siswa yang bernama

Falfo dan rekan sebangkunya untuk tidak saling menanggapi pembicaraan satu

sama lain atau dapat dikatakan guru melarang mereka untuk berbicara. Penanda

larangan ada kalimat tersebut terletak pada kata „tidak usah‟, yang memiliki arti

sama dengan „jangan‟. Tuturan (37) mengandung maksud agar siswa tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

71

berbicara degan rekannya pada saat guru sedang menjelaskan mengenai tugas

yang akan diberikan pada pertemuan selanjutnya. Larangan tersebut terjadi karena

siswa yang berbicara dengan rekannya pada saat guru sedang menjelaskan

mengenai tugas yang akan diberikan pada pertemuan selanjutnya, ia tidak dapat

menjawab dan menjelaskan kembali mengenai jawaban dari pertanyaan guru.

j. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Harapan

Harapan berasal dari kata dasar harap. Harapan memiliki arti sesuatu yang

(dapat) diharapkan; keinginan supaya menjadi kenyataan; orang yang diharapkan

atau dipercaya (KBBI, 2008: 482). Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan

bahwa harapan merupakan sesuatu yang diharapkan atau diinginkan untuk

menjadi kenyataan. Berikut tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif

harapan yang ditemukan dalam penelitian ini.

(38) Ini adalah salah satu contoh bagaimana orang yang sebetulnya tidak

mengenal dunia tulis menulis mampu menghasilkan karya selama karya

tersebut ditekuni dan sungguh-sungguh. Jadi harapannya Bu Domas, ya Anda

demikian! (TIKI/TMMPIH/D4)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat membahas materi

pelajaran mengenai puisi. Guru memberikan satu contoh mengenai seorang

sosok yang mampu hidup dari suatu karya sastra. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi, sambil menatap para siswa.

Dalam tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif harapan,

ditandai dengan adaya penggunaan penanda kesantunan harap yang merupakan

ciri dari tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif harapan dalam

konstruksi imperatif. Penggunaan penanda kesantunan tersebut ditunjukkan dalam

tuturan (38) “Ini adalah salah satu contoh bagaimana orang yang sebetulnya

tidak mengenal dunia tulis menulis mampu menghasilkan karya selama karya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

72

tersebut ditekuni dan sungguh-sungguh. Jadi harapannya Bu Domas, ya Anda

demikian!”

Tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari tuturan data

di atas diantaranya sebagai berikut.

Tuturan (38) mengandung maksud agar para siswa mampu menjadi seperti

tokoh yang diceritakan oleh guru, yaitu siswa mampu menghasilkan suatu karya

asalkan para siswa tekun dan sungguh-sungguh dalam karya yang mereka pilih.

k. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Umpatan

Umpatan berasal dari kata dasar umpat. Umpatan memiliki arti hasil

mengumpat; makian (KBBI, 2008:152). Dari pengertian tersebut, dapapt

dikatakan bahwa umpatan merupakan tuturan yang bermakna makian dan

menuturkan menggunakan kata-kata yang kasar. Berikut beberapa tuturan yang

mengandung makna pragmatik imperatif umpatan yang ditemukan dalam

penelitian ini.

(39) Dengarkan dulu temanmu, temanmu itu koyo pitek meh ngendok! Ayo

lanjut! (TIKI/TMMPIU/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru pada salah satu siswa saat membacakan

soal ulangan yang akan dikoreksi. Pada saat itu, situasi kelas masih ramai

karena siswa yang lain asik berbincang-bincang dan siswa yang membacakan

soal tersebut tetap membaca walaupun sebagian teman di kelas masih

berbicara dengan rekannya. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi dan

ekspresi wajah marah.

(40) Ben koe ki reti lho nek koe ki pah-poh, ora mudengan, ora gelem sinau,

tidak mau belajar dengan tekun! (TIKI/TMMPIU/D6)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat membahas latihan

soal, tetapi para siswa hanya diam saja dan tidak menanggapi setiap

pertanyaan yang guru terkait materi yang diberikan, sehingga menyebabkan

guru marah. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi dan ekspresi wajah

marah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

73

(41) Ditanya, plonga-plongo koyo kebo! (TIKI/TMMPIU/D7)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat membahas latihan

soal, tetapi para siswa hanya diam saja dan tidak dapat menjawab pertanyaan

dari salah satu soal di latihan soal dan pertanyaan dari guru, sehingga

menyebabkan guru marah. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi dan

ekspresi wajah marah.

Ketiga tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari setiap

tuturan di atas diantaranya sebagai berikut.

Tuturan (39) guru mengumpat siswa dengan “Dengarkan dulu temanmu,

temanmu itu koyo pitek meh ngendok! Ayo lanjut!” yang memiliki arti dalam

bahasa Indonesia, “Dengarkan dulu temanmu, temanmu itu seperti ayam yang

ingin bertelur! Ayo lanjut!”. Dalam tuturan tersebut mengandung maksud

umpatan, yaitu mengungkapkan bahwa siswa yang berbincang-bincang saat guru

dan siswa lain akan mengoreksi latihan soal seperti ayam yang ingin bertelur.

Dalam hal ini, diketahui bahwa situasi saat ayam yang ingin bertelur selalu

berkokok keras, sehingga guru mengumpat siswa dan mengibaratkan siswa

layaknya ayam yang sedang ingin bertelur.

Selanjutnya, tuturan (40) guru mengumpat siswa dengan “Ben koe ki reti lho

nek koe ki pah-poh, ora mudengan, ora gelem sinau, tidak mau belajar dengan

tekun!”, yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia, “Biar kamu itu tahu lho kalau

kamu itu pah-poh, tidak mudah mengerti, tidak mau belajar, tidak mau belajar

dengan tekun!”. Tuturan tersebut dituturkan guru ketika siswa tidak dapat

menjawab pertanyaan dari latihan soal maupun pertanyaan dari guru. Guru

mengumpat siswa karena guru marah dengan siswa yang diam saja (tidak

kooperatif) dalam KBM. Tuturan tersebut memiliki maksud untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

74

mengungkapakan kepada para siswa agar mereka mengetahui kalau mereka tidak

mampu menjawab pertanyaan dan mereka menyadari bahwa mereka tidak mudah

mengerti akan materi yang diberikan guru, serta mereka tidak tekun dalam belajar.

Tuturan (41) guru mengumpat siswa dengan tuturan “Ditanya, plonga-plongo

koyo kebo!”, yang memiliki arti “Ditanya, plonga-plongo seperti kerbau!”. Guru

mengumpat siswa karena siswa tidak kooperatif dalam KBM. Seperti yang kita

tahu, bahwa hewan kerbau selalu diam saja dan tidak melakukan perlawanan

ketika ditanya ataupun diperlakukan yang kurang baik, lalu guru mengibaratkan

siswa seperti hewan kerbau yang terlihat tidak ada respon ketika diberikan

pertanyaan. Jadi dapat diketahui bahwa maksud dalam tuturan tersebut agar siswa

kooperatif dan mampu menjawab setiap pertanyaan guru.

l. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Anjuran

Anjuran berasal dari kata dasar anjur. Anjuran memiliki arti yang

dianjurkan; usul; saran; nasihat; ajakan (KBBI, 2008: 72). Dari pengertian

tersebut, dapat dikatakan bahwa anjuran merupakan tuturan untuk menganjurkan

sesuatu yang bersifat usul, saran, nasihat, dan ajakan. Berikut tuturan yang

mengandung makna pragmatik imperatif anjuran yang ditemukan dalam

penelitian ini.

(42) Tinimbang tak suarani bodo, mending koe lingguh kono! Cikmang-

cikmangan yo karepmu, arep cup-cupan yo karepmu. Wes kono wong loro.

(TIKI/TMMPIAn/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada dua orang siswa yang bercanda saat

guru meminta para siswa untuk mengerjakan latihan soal. Guru menuturkan

dengan intonasi tinggi, sambil menunjuk siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

75

Tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari tuturan di

atas diantaranya sebagai berikut.

Tuturan (42) “Tinimbang tak suarani bodo, mending koe lingguh kono!

Cikmang-cikmangan yo karepmu, arep cup-cupan yo karepmu. Wes kono wong

loro.”, memiliki arti dalam bahasa Indonesia, “Daripada saya katakan bodoh,

lebih baik kamu duduk sana! Cikmang-cikmangan ya terserah kamu, mau cup-

cupan ya terserah kamu. Sudah sana orang dua”. Dalam tuturan tersebut

terkandung maksud, yaitu guru menganjurkan siswa untuk duduk berdua di depan

kelas sebagai bentuk hukuman guru kepada mereka karena mereka bercanda saat

guru meminta untuk mengerjakan latihan soal. Guru menganjurkan hal tersebut

pada siswa, daripada guru mengumpat murid dengan julukan „bodoh‟.

m. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif “Ngelulu”

Kata “ngelulu” berasal dari bahasa Jawa, yang bermakna seperti menyuruh

mitra tutur melakukan sesuatu, namun sebenarnya yang dimaksud adalah

melarang melakukan sesuatu (Rahardi, 2005: 116). Berikut tuturan yang

mengandung makna pragmatik imperatif “ngelulu” yang ditemukan dalam

penelitian ini.

(43) Sing luwih duwur meneh! (TIKI/TMMPIN/D8)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang menuliskan

puisi di papan tulis bagian yang tinggi. Tangan guru tidak sampai untuk

menyunting puisi di bagian yang tinggi karena postur tubuh guru yang tidak

tinggi. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil memperhatikan siswa

yang menuliskan puisi di papan tulis.

Tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari tuturan di

atas diantaranya sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

76

Dalam tuturan (43) “Sing luwih duwur meneh!”, memiliki arti dalam bahasa

Indonesia, “Yang lebih tinggi lagi!”. Tuturan tersebut berbanding terbalik dengan

maksud yang ingin disampaikan oleh guru, Tuturan tersebut memiliki maksud

agar siswa tidak menuliskan puisinya di papan tulis yang bagian tinggi karena

guru tidak mampu menyunting puisi tersebut jika letaknya di atas karena kondisi

tubuh guru yang pendek.

4.2.1.2 Tuturan Imperatif dalam Konstruksi Deklaratif

Tuturan imperatif dalam konstruksi deklaratif memiliki arti tuturan yang

mengandung makna dan maksud imperatif, akan tetapi disampaikan oleh penutur

menggunakan tuturan berkonstruksi deklaratif. Dalam tuturan yang mengandung

makna pragmatik imperatif dalam konstruksi deklaratif, tidak terdapat ciri

penanda dari tuturan tersebut untuk menunjukkan apakah makna yang terdapat

dalam tuturan tersebut mengandung suatu makna imperatif tertentu. Makna dan

maksud dari tuturan tersebut hanya dapat diketahui melalui konteks tuturan yang

melatarbelakangi atau mewadahinya. Dibawah ini data masing-masing tuturan

imperatif dalam konstruksi deklaratif.

a. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Perintah

Pengertian dari perintah sudah dijelaskan pada halaman 50. Berikut

beberapa tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif perintah yang

ditemukan dalam penelitian ini.

(44) Sekali lagi, besok mengumpulkan puisimu bertema keindahan alam

yang sudah disunting. (TIKD/TMMPIP/D4)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

77

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat menjelaskan

mengenai tugas yang harus dikumpulkan siswa pada pertemuan

selanjutnya. Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menunjuk

para siswa.

(45) Kamu amati, kamu rasakan, kamu cari pengalamanmu yang berkaitan

dengan keindahan alam. Lalu yang kamu rasakan, kamu pikirkan, kamu

alami, kamu memiliki pendapat itu ditulis. (TIKD/TMMPIP/D6)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat memberikan

penjelasan mengenai materi yang diberikan berupa materi menulis puisi.

Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menatap wajah para

siswa.

(46) Tuliskan apa yang kamu pikirkan, apa yang kamu lihat, apa yang

kamu dengar, bagaimana pendapatmu, tulis saja. (TIKD/TMMPIP/D6)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat menjelaskan

materi pelajaran mengenai menulis puisi. Guru menuturkan dengan

intonasi rendah, sambil menatap wajah para siswa.

(47) Makanya Nak, biar gak kelihatan loadingnya lama, dengarkan Bu

Domas. (TIKD/TMMPIP/D7)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat

menanyakan kembali mengenai tugas yang diberikan oleh guru, kemudian

siswa tersebut tidak dapat menjawab pertanyaan guru dengan tepat. Siswa

yang tidak dapat menjawab pertanyaan guru, sibuk berbicara dengan

rekannya saat guru menjelaskan mengenai tugas yang diberikan. Guru

menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menunjuk salah satu siswa.

Keempat tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari

setiap tuturan data di atas diantaranya sebagai berikut.

Dalam tuturan (44) memiliki maksud guru agar para siswa mengumpulkan tugas

menulis puisi hasil karya mereka sendiri dengan tema keindahan alam yang telah

disunting pada pertemuan selanjutnya. Tuturan (45) memiliki maksud agar para

siswa mengamati, mencari pengalaman yang berkaitan langsung dengan

keindahan alam. Setelah siswa mendapatkannya, kemudian guru memerintahkan

siswa agar apa yang mereka rasakan, pikirkan, alami, dan pendapat yang dimiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

78

mengenai puisi tersebut, sehingga para siswa dapat menuliskannya dalam larik-

larik puisi.

Adapun, tuturan (46) memiliki maksud agar para siswa menuliskan apa saja

yang siswa pikirkan, lihat, dengar, dan pendapat para siswa mengenai suatu objek

kedalam larik-larik puisi untuk menjadi topik pembahasan materi yang

disampaikan oleh guru. Tuturan (47) memiliki maksud agar para siswa

mendengarkan guru terlebih dahulu mengenai tugas yang akan diberikan pada

pertemuan selanjutnya agar siswa tersebut mengerti saat ditanyakan kembali

mengenai tugas yang diberikan. Guru memerintahkan siswa melakukan hal itu

karena siswa tersebut sibuk berbicara saat guru menjelaskan tugas yang akan

diberikan pada pertemuan selanjutnya.

b. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Suruhan

Pengertian dari suruhan sudah dijelaskan pada halaman 52. Berikut

beberapa tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif suruhan yang

ditemukan dalam penelitian ini.

(48) Dua saja, dua anak. Satu kiri, satu kanan. (TIKD/TMMPIS/D1)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada beberapa siswa saat beberapa siswa

maju ke depan kelas ingin menuliskan puisinya, padahal yang diinginkan

guru untuk menulis hanya dua orang siswa. Guru menuturkan dengan intonasi

rendah, sambil menatap wajah para siswa.

(49) Sekarang, itu biarkan Eka yang koreksi. Kamu koreksi milikmu sendiri,

artinya kamu buka BPM-mu. (TIKD/TMMPIS/D5)

Koteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang tidak pernah

masuk sekolah saat akan mengoreksi latihan soal dalam BPM. Guru

mengetahui kalau siswa tersebut belum mengerjakan latihan soal yang

ditugaskan oleh guru, sehingga guru tidak memperbolehkan siswa tersebut

untuk mengoreksi karena akan merugikan siswa lain yang sudah

mengerjakan. Sehingga guru meminta dia untuk melihat BPM miliknya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

79

sendiri. Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menatap wajah

siswa.

(50) Nak, mengerjakan Nak. Saya tidak meminta Anda tidur diatas meja,

Nak. (TIKD/TMMPIS/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat salah satu

siswa mengerjakan latihan soal dengan posisi kepala diletakkan diatas meja.

Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menatap wajah siswa.

(51) Dari tulisanmu, lalu disunting. Disuntingnya, contohnya seperti miliknya

Arya dan Galih. (TIKD/TMMPIS/D6)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat memberikan

penjelasan mengenai materi yang diberikan berupa materi menulis puisi.

Materi yang diberikan berupa materi megenai penyuntingan puisi. Tuturan

tersebut dituturkan setelah guru dan para siswa selesai menyunting puisi milik

Arya dan Galih. Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menunjuk

puisi di papan tulis.

Keempat tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari

setiap tuturan data di atas diantaranya sebagai berikut.

Tuturan (48) memiliki maksud agar beberapa siswa yang hendak maju

menuliskan puisi, untuk membatasi jumlanya menjadi dua orang saja yang

menuliskan puisi karya mereka di papan tulis. Masing-masing dari dua anak

tersebut menuliskan puisi di papan tulis sebelah kanan dan kiri. Tuturan (49)

memiliki maksud agar siswa yang menjadi lawan tutur guru untuk memberikan

buku latihan soal milik siswa lain, yang di pegangnya agar tidak dikoreksi oleh

siswa tersebut. Guru menyuruh siswa tersebut untuk mengoreksi latihan soal

miliknya sendiri.

Selanjutnya, tuturan (50) memiliki maksud agar salah satu siswa yang

mengerjakan latihan soal dengan meletakkan posisi kepala diatas meja untuk

mengerjakan latihan soalnya dengan posisi duduk yang baik, yaitu dengan duduk

yang tegap dan tanpa meletakkan kepalanya di meja. Tuturan (51) memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

80

maksud agar para siswa menyunting puisi yang telah dibuat oleh mereka, menjadi

puisi seperti milik Arya dan Galih, murid yang puisinya telah disunting secara

bersama-sama oleh guru dan siswa sekelas.

c. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Desakan

Pengertian dari desakan sudah dijelaskan pada halaman 58. Berikut

beberapa tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif desakan yang

ditemukan dalam penelitian ini.

(52) Yang tidak membuat, kesadaran diri untuk berdiri.

(TIKD/TMMPID/D1)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat guru mengoreksi

tugas menulis puisi yang telah dibuat oleh para siswa. Terdapat beberapa

siswa yang kedapatan tidak membuat puisi, sehingga dihukum oleh guru

untuk berdiri sambil membuat puisi. Guru menuturkan dengan intonasi

rendah, sambil menatap wajah para siswa.

(53) Besok Senin ulangan menulis puisi. Kalau besok sampai Anda

sebagian besar dibawah KKM, Anda tambahan sepulang sekolah.

(TIKD/TMMPID/D2)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa di jam terakhir guna

mengingatkan siswa kalau hari Senin akan ada ulangan. Guru menuturkan

dengan intonasi rendah, sambil menatap wajah para siswa.

(54) Setelah ini yang sukarelawan dari anak putra. Berarti nanti setelah

dikoreksi, dua anak putra harus menjadi sukarelawan.

(TIKD/TMMPID/D3)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat dua siswi

menuliskan puisinya di papan tulis untuk di sunting. Guru meminta agar

yang menuliskan puisi selanjutnya adalah dua siswa. Guru menuturkan

dengan intonasi rendah, sambil menatap wajah para siswa.

(55) Waktumu hanya satu jam mengerjakan, setelah itu dikumpulkan.

(TIKD/TMMPID/D6)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang belum

mengerjakan tugas karena pada pertemuan sebelumnya sedang latihan

untuk persiapan lomba antar sekolah. Guru menuturkan dengan intonasi

rendah, sambil mengacungkan satu jari keatas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

81

(56) Silahkan. Kita akan bisa menyunting, jika ada sukarelawan maju. Jika

Anda tidak maju, tidak ada sukarelawan, maka kita tidak dapat

meneruskan pelajaran ini. (TIKD/TMMPID/D8)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan untuk

mempersilahkan para siswa yang bersedia menuliskan puisi hasil karyanya

di papan tulis guna di sunting. Pada saat itu, guru tidak menunjuk para

siswa untuk menuliskan puisi di papan tulis. Guru menuturkan dengan

intonasi rendah, sambil menatap wajah para siswa.

Kelima tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari

setiap tuturan di atas diantaranya sebagai berikut.

Dalam tuturan (52) memiliki maksud agar para siswa yang tidak membuat

tugas menuliskan puisi untuk berdiri. Guru mendesak siswa untuk berdiri karena

ingin melihat berapa banyak siswa yang belum membuat tugas menuliskan puisi,

setelah itu guru akan memberikan hukuman pada siswa yang belum menuliskan

puisi dengan menuliskan puisi sambil berdiri. Dalam tuturan (53) memiliki

maksud agar para siswa mencapai nilai diatas KKM ketika ulangan menulis puisi

pada hari Senin. Apabila nilai para siswa tidak mencapai KKM, guru akan

menghukum mereka dengan memberikan pelajaran tambahan.

Adapun, tuturan (54) memiliki maksud agar para siswa yang berjenis

kelamin laki-laki untuk secara sukarela menuliskan puisi karya mereka di papan

tulis agar dapat di sunting bersama-sama antara guru dan para murid sebagai

bahan pembelajaran. Dalam tuturan (55) memiliki maksud agar salah satu siswa

yang belum mengerjakan tugas agar dapat menyelesaikan tugas dengan durasi

waktu satu jam, kemudian tugas tersebut dapat dikumpulkan kepada guru. Tuturan

(56) memiliki maksud agar para siswa untuk secara sukarela maju menuliskan

puisi karya mereka di papan tulis untuk di sunting secara bersama-sama antara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

82

guru dan siswa dalam materi pelajaran menyunting puisi, tanpa harus ditunjuk

oleh guru atau siswa yang lain.

d. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Bujukan

Pengertian dari bujukan telah dijelaskan pada halaman 61. Berikut beberapa

tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif bujukan yang ditemukan

dalam penelitian ini.

(57) Ho‟o, jangan marah jika dikomentari, kan kita semua belajar disini.

(TIKD/TMMPIB/D1)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang puisi

karyanya telah disunting. Siswa tersebut terlihat marah ketika puisinya

dikomentari oleh rekannya. Guru menuturkan dengan intonasi rendah,

sambil menatap wajah salah satu siswa.

(58) Waduh, nulisnya agak kesini Mbak, mepet tempatnya Marsya supaya

jika saya sunting milikmu, bisa untuk menulis. (TIKD/TMMPIB/D3)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswi yang maju

menuliskan puisi di papan tulis. Tulisan murid tersebut sedikit dekat

dengan ujung papan tulis, sehingga akan menyulitkan guru dalam proses

penyuntingan. Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil

mengarahkan penulisan.

Kedua tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari

setiap tuturan data di atas diantaranya sebagai berikut.

Tuturan (57) memiliki maksud agar salah satu siswa yang puisinya

disunting agar tidak marah saat guru dan teman sekelasnya menyunting dan

mengomentari puisi milik siswa tersebut agar menjadi puisi yang lebih baik. Guru

membujuk siswa karena siswa tersebut terlihat marah ketika teman-temannya

mengomentari mengenai salah satu larik puisinya. Padahal sebelum pertemuan,

guru sudah mengingatkan para siswa agar tidak marah ketika puisi karya mereka

di komentari saat proses penyuntingan. Tuturan (58) memiliki maksud agar siswi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

83

menuliskan puisi tidak terlalu dekat dengan ujung papan tulis, melainkan

letaknya berdekatan dengan puisi milik salah satu siswi yang menuliskan puisinya

di papan tulis pula, yaitu Marsya. Hal itu dilakukan supaya masih ada ruang di

papan tulis agar guru dapat menyunting puisi milik siswi tersebut.

e. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Imbauan

Pengertian dari imbauan telah dijelaskan pada halaman 62. Berikut beberapa

tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif imbauan yang ditemukan

dalam penelitian ini.

(59) Jika kita kesulitan, kita lihat satu baris per baris. Jika Anda kesulitan

untuk menyunting nanti puisimu sendiri, lihatlah baris per baris, lalu

renungkan. (TIKD/TMMPII/D3)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat membahas

materi pelajaran mengenai puisi, terlebih pada langkah-langkah dalam

penyuntingan larik puisi. Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil

menatap wajah para siswa.

(60) Usahakan dalam menulis puisi, Anda mengurangi kata-kata

penghubung. (TIKD/TMMPII/D3)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat membahas

materi pelajaran mengenai puisi. Guru menuturkan dengan intonasi

rendah, sambil menatap wajah para siswa.

(61) Duduknya yang bagus, Mbak. Anak cowok saja saya larang, apalagi

anak putri. (TIKD/TMMPII/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswi yang duduk

dengan posisi yang tidak sopan. Siswi tersebut duduk dengan menaikkan

salah satu kakinya di atas kursi. Guru menuturkan dengan intonasi rendah,

sambil menunjuk kearah siswi.

(62) Jika kamu ingin nilaimu, hasilmu dimasukkan, ya kamu tenang

sebentar. Nanti seperti pasar hewan. (TIKD/TMMPII/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat selesai

mengoreksi dan para siswa berbicara dengan rekan sebangku mereka

hingga membuat kondisi ruangan menjadi berisik. Pada saat itu, guru ingin

memasukkan nilai yang telah dikoreksi oleh para siswa ke buku nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

84

dengan cara mendikte. Guru menuturka dengan intonasi rendah, sambil

menatap wajah para siswa.

(63) Bicara boleh, tapi harus mapan enggon, wayah. Harus pas pada

tempat dan waktu. (TIKD/TMMPII/D7)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat guru

menanyakan kembali mengenai tugas yang diberikan oleh guru, kemudian

siswa tersebut tidak dapat menjawab pertanyaan guru dengan tepat. Siswa

tersebut tidak dapat menjawab pertanyaan guru karena ia berbicara dengan

rekan sebangkunya saat guru sedang menjelaskan mengenai tugas yang

akan diberikan pada pertemuan sebelumnya. Guru menuturkan dengan

intonasi rendah, sambil menatap wajah para siswa.

Kelima tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari

setiap tuturan di atas diantaranya sebagai berikut.

Tuturan (59) memiliki maksud agar para siswa yang merasa kesulitan

dalam menyunting puisinya, dapat melakukan penyuntingan dengan mudah, yaitu

dengan cara melihat baris per baris setiap puisi yang dibuatnya. Lalu siswa dapat

merenungkan setiap baris puisi tersebut agar dapat mengubah dan memperbaiki

setiap larik dalam baris puisi menjadi puisi yang lebih indah. Tuturan (60)

memiliki maksud agar para siswa mengurangi penggunaan kata-kata penghubung

dalam menulis larik-larik sebuah puisi. Kata imbauan yang terdapat dalam frasa

tersebut adalah “Usahakan”.

Selanjutnya, tuturan (61) memiliki maksud agar salah satu siswi yang

dimaksud oleh guru dapat duduk dengan posisi yang baik. Guru mengimbau hal

tersebut karena siswi yang dimaksudkan tersebut duduk dengan menaikkan salah

satu kakinya keatas meja sehingga menyebabkan rok murid tersingkap kemana-

mana. Tuturan (62) memiliki maksud agar para siswa tenang karena guru hendak

memasukkan nilai tugas yang telah dikoreksi kedalam buku nilai dengan cara

mendikte para siswa. Apabila siswa tidak tenang, guru tidak akan mendengar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

85

suara siswa yang menyebutkan nilai dari nama siswa yang disebutkan oleh guru.

Tuturan (63) memiliki maksud agar siswa berbicara sesuai dengan tempat dan

waktu agar siswa tersebut tidak salah dalam mendapatkan informasi. Guru

mengimbau siswa tersebut karena siswa tersebut tidak dapat menjawab

pertanyaan guru mengenai tugas yang diberikan pada pertemuan selanjutnya. Hal

itu disebabkan karena siswa sibuk berbicara dengan rekan sebangkunya saat guru

memberitahukan mengenai tugas yang diberikan pada pertemuan selajutnya.

f. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Ajakan

Pengertian dari ajakan telah dijelaskan pada halaman 66. Berikut beberapa

tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif ajakan yang ditemukan

dalam penelitian ini.

(64) Oke kalau begitu, jalan segara dulu. (TIKD/TMMPIAj/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat akan menentukan

latihan soal yang akan dibahas terlebih dahulu. Guru menuturkan dengan

intonasi rendah, sambil melihat BPM.

(65) Bayangkan Nak, dari pagi orang-orang yang demonstrasi itu mungkin

tidak, belum makan. (TIKD/TMMPIAj/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat menerangkan

tentang salah satu puisi yang terdapat dalam salah satu soal di BPM. Guru

menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menatap wajah para siswa.

Kedua tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari

setiap tuturan di atas diantaranya sebagai berikut.

Tuturan (64) memiliki maksud agar para siswa membahas latihan soal yang

bertopik mengenai puisi yang berjudul Jalan Segara terlebih dahulu, dibandingkan

topik yang lain. Tuturan (65) memiliki maksud agar para siswa membayangkan

situasi dan kondisi ketika orang sedang berdemonstrasi yang kemungkinan belum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

86

makan ketika melakukan demo, sebagai bentuk imajinasi mengenai puisi yang

menjadi topik pembahasan kegiatan belajar mengajar.

g. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Larangan

Pengertian dari larangan telah dijelaskan pada halaman 68. Berikut tuturan

yang mengandung makna pragmatik imperatif larangan yang ditemukan dalam

penelitian ini.

(66) Tidak menyalin Nak, membuat sendiri. (TIKD/TMMPIL/D1)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang dihukum

untuk membuat puisi karena siswa tersebut lupa untuk membuat tugas

menulis puisi. Guru melihat siswa tersebut membaca puisi milik teman

sebangkunya. Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menatap

wajah siswa.

Tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari tuturan data

di atas diantaranya sebagai berikut.

Tuturan (66) memiliki maksud agar salah seorang siswa yang dihukum oleh

guru untuk membuat puisi karyanya sendiri. Guru melarang siswa tersebut untuk

melihat atau bahkan menyalin puisi milik rekannya, guna dijadikan puisi

karyanya.

h. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Harapan

Pengertian dari harapan telah dijelaskan pada halaman 71. Berikut tuturan

yang mengandung makna pragmatik imperatif harapan yang ditemukan dalam

penelitian ini.

(67) Kita berharap saja itu salah, kepiting. (TIKD/TMMPIH/D8)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat siswa menanyakan

tentang hewan kepinding dan guru kurang mengerti akan hewan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

87

Pertanyaan itu muncul ketika siswa menemukan penulisan hewan tersebut

dalam salah satu soal di latihan soal yang terdapat di BPM. Guru menuturkan

dengan intonasi rendah, sambil melihat buku.

Tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari tuturan data

di atas diantaranya sebagai berikut.

Tuturan (67) memiliki maksud agar salah satu soal yang terdapat di buku

latihan soal para siswa, yang membahas mengenai hewan kepinding merupakan

kesalahan pengetikan dari pencetak buku, yaitu dari hewan kepiting. Guru dan

para siswa tidak mengetahui bahwa memang ada hewan yang bernama kepinding,

sehingga guru mengharapkan bahwa penulisan tersebut merupakan penulisan dari

hewan kepiting.

i. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Anjuran

Pengertian dari anjuran telah dijelaskan pada halaman 74. Berikut beberapa

tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif anjuran yang ditemukan

dalam penelitian ini.

(68) Anda membuat, tidak usah dipikirkan, “Oh rimanya ini”. Nanti akan

muncul dengan sendirinya, apabila Anda membuat dengan bahasa yang,

pilihan kata yang Anda pilih. (TIKD/TMMPIAn/D1)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat mengoreksi puisi

salah satu siswa yang dituliskan di papan tulis. Guru menuturkan dengan

intonasi rendah, sambil menatap wajah para siswa.

(69) Kalau Anda tidak fokus, lebih baik Anda duduk tidak usah bersama

teman. Tapi duduklah sendiri supaya Anda fokus dalam pelajaran.

(TIKD/TMMPIAn/D1)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang sering

bolos dan nilainya menurun. Guru bermaksud menasehati siswa tersebut

agar fokus dalam kegiatan belajar mengajar. Guru menuturkan dengan

intonasi rendah, sambil menatap wajah siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

88

(70) “Tubuhmu bergoyang bak penari jaipong”, ini sebenarnya sudah

masuk menggunakan kata-kata berkonotasi, tidak perlu diubah, tidak papa.

(TIKD/TMMPIAn/D3)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat mengoreksi puisi

salah satu siswa yang dituliskan di papan tulis. Guru menuturkan dengan

intonasi rendah, sambil menghapus puisi di papan tulis.

(71) Jadi biasakan menulis puisi untuk yang lain juga, biasakanlah ini lho,

mengurangi kata-kata yang sebetulnya kata penghubung atau kata

sambung, itu hilangkan saja. (TIKD/TMMPIAn/D6)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat mengoreksi dan

menyunting puisi hasil karya salah satu siswa yang telah maju menuliskan

puisinya di papan tulis. Puisi yang dituliskan tersebut banyak

menggunakan kata penghubung. Guru menuturkan dengan intonasi rendah,

sambil menatap wajah para siswa.

Keempat tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari

setiap tuturan di atas diantaranya sebagai berikut.

Tuturan (68) memiliki maksud agar para siswa tidak memikirkan terlebih

dahulu rima yang akan digunakan dalam membuat sebuah puisi. Rima dalam puisi

tersebut karena pada dasarnya akan muncul dengan sendirinya seiring dengan

bagaimana puisi itu dibuat. Tuturan (69) memiliki maksud agar salah satu siswa

yang sering bolos dan nilainya menurun untuk duduk sendiri saat kegiatan belajar

berlangsung. Hal itu dimaksudkan agar siswa tersebut dapat fokus dalam

belajarnya di kelas dan dapat mengalami peningkatan pelajaran. Anjuran tersebut

baru pertama kali guru berikan pada siswa tersebut dan berharap hal tersebut

dapat bermanfaat bagi siswa yang bersangkutan.

Adapun, tuturan (70) memiliki maksud agar larik dalam puisi “Tubuhmu

bergoyang bak penari jaipong” tidak perlu diubah karena dalam larik tersebut

sudah mengandung konotasi. Guru memberikan anjuran tersebut saat sedang

menyunting salah satu puisi milik siswa di papan tulis. Tuturan (71) memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

89

maksud agar para siswa membiasakan untuk mengurangi atau bahkan

menghilangkan penggunaan kata-kata penghubung dalam menulis puisi. Guru

menuturkan hal demikian karena guru menemukan banyak penggunaan kata

penghubung dalam larik puisi yang merupakan hasil karya mereka sendiri.

4.2.1.3 Tuturan Imperatif dalam Konstruksi Interogatif

Tuturan imperatif dalam konstruksi interogatif memiliki arti tuturan yang

mengandung makna dan maksud imperatif, akan tetapi disampaikan oleh penutur

menggunakan tuturan berkonstruksi interogatif. Sama halnya dengan tuturan

imperatif dalam konstruksi deklaratif, tuturan imperatif dalam konstruksi

interogatif tidak memiliki ciri penanda yang dapat membuktikan bahwa tuturan

tersebut merupakan tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif dalam

konstruksi interogatif. Makna dan maksud dari tuturan imperatif dalam konstruksi

interogatif hanya dapat diketahui melalui konteks tuturan yang melatarbelakangi

dan mewadahinya. Dibawah ini data masing-masing tuturan imperatif dalam

konstruksi interogatif.

a. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Perintah

Pengertian dari perintah telah dijelaskan pada halaman 50. Berikut beberapa

tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif perintah yang ditemukan

dalam penelitian ini.

(72) Bisakah Anda tenang? (TIKInter/TMMPIP/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat selesai

mengoreksi latihan soal dan para siswa berbicara dengan rekan sebangku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

90

hingga membuat kondisi ruangan menjadi berisik. Guru menuturkan

dengan intonasi tinggi dan ekspresi wajah marah.

(73) Bisa diam dulu? (TIKInter/TMMPIP/D8)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat guru akan

memberikan pesan untuk pertemuan selanjutnya diakhir pelajaran, tetapi

para siswa sibuk berbicara satu sama lain. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi dan ekspresi wajah marah.

Kedua tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari

setiap tuturan data di atas diantaranya sebagai berikut.

Tuturan (72) memiliki maksud agar para siswa tenang karena suara para

siswa dari ruangan kelas terdengar sangat berisik dan dapat mengganggu kegiatan

belajar mengajar di kelas lain. Para siswa berisik sesaat setelah selesai mengoreksi

latihan soal yang dikoreksi bersama. Tuturan (73) memiliki maksud agar para

siswa diam karena guru ingin menyampaikan pesan untuk pertemuan selanjutnya.

Pada saat itu, siswa sibuk berbicara dengan rekannya, sehingga guru tidak dapat

menyampaikan pesannya karena terhalangi oleh suara para siswa yang lebih besar

daripada suara guru.

b. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Suruhan

Pengertian dari suruhan telah dijelaskan pada halaman 52. Berikut beberapa

tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif suruhan yang ditemukan

dalam penelitian ini.

(74)Kamu, mejamu boleh kamu geser kepada siapa itu?

(TIKInter/TMMPIS/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat membahas

soal ulangan dan siswa tersebut tidak memiliki lembar soal sehingga guru

memintanya untuk bergabung dengan rekan yang lain. Guru menuturkan

dengan intonasi tinggi, sambil mengarahkan meja ke siswa lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

91

(75) Duduknya tidak bisa kedepan to, Nak? (TIKInter/TMMPIS/D8)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa duduknya

menghadap kebelakang atau berhadapan dengan rekan dibelakangnya saat

kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi, sambil menatap wajah siswa.

Kedua tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari

setiap tuturan di atas diantaranya sebagai berikut.

Tuturan (74) memiliki maksud agar salah satu siswa yang tidak memiliki

soal dari latihan soal yang diberikan guru pada pertemuan sebelumnya untuk

menggeser meja miliknya agar dekat dengan rekannya yang memiliki soal dari

latihan soal yang diberikan oleh guru. Pada pertemuan saat itu, guru akan

membahas mengenai latihan soal yang telah ia berikan, sehingga guru menyuruh

siswa untuk menggeserkan posisinya bertujuan agar siswa tersebut dapat ikut serta

dan dapat mengerti mengenai soal-soal yang di bahas. Tuturan (75) memiliki

maksud agar siswa yang duduk menghadap kebelakang saat kegiatan belajar

mengajar berlangsung dapat memutar balik posisi duduknya menjadi duduk

menghadap ke depan atau mengarah ke guru. Guru menyuruh siswa melakukan

itu karena siswa tersebut duduk menghadap ke meja belakang milik rekannya

hanya untuk berbincang-bincang saat kegiatan belajar sedang berlangsung,

padahal bukan waktu untuk berdiskusi.

c. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Desakan

Pengertian dari desakan telah dijelaskan pada halaman 58. Berikut beberapa

tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif desakan yang ditemukan

dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

92

(76)Sekarang sukarela, siapa yang mau menulis didepan?

(TIKInter/TMMPID/D1)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan untuk

mempersilahkan beberapa siswa yang dengan senang hati ingin

menuliskan puisi hasil karyaya di papan tulis untuk dikoreksi bersama,

tanpa harus ditunjuk oleh guru untuk maju. Guru menuturkan dengan

intonasi rendah, sambil menatap wajah para siswa.

(77) Jika paham, sekarang sukarelawan dua, siapa?

(TIKInter/TMMPID/D3)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa untuk

mempersilahkan para siswa yang bersedia menuliskan puisinya di papan

tulis, tanpa harus ditunjuk oleh guru untuk maju. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi, sambil menatap wajah para siswa.

(78) Sekarang, saya ingin kejujuran Anda, siapa yang menulis,

mengumpulkan hasil puisi itu dari mengambil di internet? Tunjuk jari,

tidak usah malu! (TIKInter/TMMPID/D6)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat mengetahui

bahwa sebagian dari siswa menuliskan puisi hasil karyanya dengan

mencari dan menyalin dari situs internet. Guru menuturkan dengan

intonasi rendah, sambil menatap wajah para siswa.

(79) Sing jawab kok ming Rio, sing liyane endi? (TIKInter/TMMPID/D6)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat kegiatan tanya

jawab berlangsung, sedangkan yang menjawab pertanyaan dari guru hanya

satu orang. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap

wajah para siswa.

(80)Sing jawab kok ming daerah kene tok, sing liyane endi?

(TIKInter/TMMPID/D6)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat membahas

latihan soal dan yang menjawab pertanyaan dari guru hanya sebagian anak

(deretan siswa yang duduk di depan meja guru), sedangkan sisanya hanya

diam. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap wajah

para siswa.

Kelima tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari

setiap tuturan di atas diantaranya sebagai berikut.

Tuturan (76) memiliki maksud agar para siswa menuliskan puisi karya

mereka di papan tulis secara sukarela dan senang hati, tanpa diperintahkan oleh

guru untuk maju. Puisi yang dituliskan oleh siswa hendak disunting oleh guru dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

93

para siswa lainnya guna memenuhi salah satu materi pembelajaran berupa

menyunting puisi. Tuturan (77) memiliki maksud agar para siswa dengan jumlah

dua orang dari beberapa puluh siswa di kelas mau dan mampu menuliskan puisi

hasil karya mereka sendiri di papan tulis. Guru meminta dua orang dari beberapa

siswa tersebut menuliskan puisinya secara sukarela, tanpa diperintahkan oleh guru

untuk maju. Tuturan (78) memiliki maksud agar para siswa untuk jujur dan

mengakui kepada guru kalau diantara mereka menulis dan mengumpulkan puisi

yang mengatasnamakan diri mereka sendiri sebagai penulisnya, merupakan puisi

hasil dari mengunduh melalui situs internet. Guru meminta para siswa yang

mengumpulkan tugas menulis puisi tersebut dengan mengambil dari situs internet

untuk mengaku pada guru dengan cara tunjuk jari dan tanpa rasa malu

mengakuinya saat diperintahkan oleh guru untuk tunjuk jari.

Selanjutnya, tuturan (79) memiliki maksud agar seluruh siswa aktif

menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, karena hanya siswa yang

bernama Rio, yang mampu dan aktif menjawab pertanyaan yang diberikan oleh

guru. Sedangkan siswa yang lain hanya diam dan mendengarkan Rio ketika

menjawab pertanyaan guru. Tuturan (80) memiliki maksud agar seluruh siswa di

kelas ikut aktif dalam menjawab pertanyaan guru mengenai soal-soal yang

terdapat dalam latihan soal yang di bahas bersama. Guru mendesak para siswa

karena hanya siswa yang duduk di deretan depan meja guru, yang aktif menjawab

pertanyaan dari latihan soal yang diberikan oleh guru. Sedangkan siswa lainnya

hanya diam dan tertunduk saat guru menanyakan jawaban dari soal yang

dipertanyakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

94

d. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Persilaan

Pengertian dari persilaan telah dijelaskan pada halaman 63. Berikut tuturan

yang mengandung makna pragmatik imperatif persilaan yang ditemukan dalam

penelitian ini.

(81) Silahkan maju, siapa yang akan menuliskan bait-bait puisinya?

(TIKInter/TMMPIPs/D8)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan untuk

mempersilahkan para siswa yang bersedia menuliskan puisi hasil karyanya

di papan tulis. Saat itu, guru tidak menunjuk salah satu siswa untuk

menuliskan puisi karya mereka di papan tulis, tapi guru hanya

mempersilahkan siswa dan menguji keberanian siswa yang mampu

menuliskan puisi tanpa di suruh. Guru menuturkan dengan intonasi rendah,

sambil menatap wajah para siswa.

Tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari tuturan di

atas diantaranya sebagai berikut.

Tuturan (81) memiliki maksud untuk guru mempersilakan para siswa

menuliskan puisi karya mereka sendiri di papan tulis yang merupakan tugas dari

guru. Dalam tuturan tersebut, guru tidak menunjuk salah satu siswa ataupun

beberapa siswa untuk maju menuliskan puisinya, tetapi guru hanya

mempersilakan kepada semua siswa yang bersedia untuk menuliskan puisinya

tanpa harus ditunjuk oleh guru untuk maju. Dalam hal ini, guru sekaligus menguji

seberapa besar keberanian dan keaktifan siswa untuk menuliskan puisinya di

papan tulis karena para siswa biasanya hanya aktif ketika guru memberikan suatu

perintah kepada mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

95

e. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Ajakan

Pengertian dari ajakan telah dijelaskan pada halaman 66. Berikut tuturan

yang mengandung makna pragmatik imperatif ajakan yang ditemukan dalam

penelitian ini.

(82) Yuk, sekarang kita koreksi apa? PR ya? (TIKInter/TMMPIAj/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para murid dimaksudkan

mengajak para siswa mengoreksi tugas yang terdapat dalam BPM. Tugas

tersebut sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Guru menuturkan

dengan intonasi tinggi, sambil membuka BPM.

Tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari tuturan

data di atas diantaranya sebagai berikut.

Tuturan (82) memiliki maksud agar guru mengajak para siswa dalam

kegiatan belajar mengajar melakukan kegiatan berupa mengoreksi PR yang

terdapat dalam salah satu buku panduan siswa, yaitu BPM. PR tersebut telah

diberikan oleh guru pada pertemuan sebelumnya, sehingga pada pertemuan saat

itu, guru dan para siswa sudah bisa melakukan tahap koreksi terhadap hasil

jawaban dari soal dalam PR.

f. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Larangan

Pengertian dari larangan telah dijelaskan pada halaman 68. Berikut beberapa

tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif larangan yang ditemukan

dalam penelitian ini.

(83) Kok sudah ngobrol ya? Heh, kok sudah ngobrol?

(TIKInter/TMMPL/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat diminta guru

mengerjakan latihan soal. Akan tetapi, baru beberapa menit mengerjakan,

para siswa sudah berbicara kepada rekannya. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi, sambil menatap wajah para siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

96

(84) Wahid, dari tadi kok ngobrol wae? (TIKInter/TMMPL/D7)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang

berbincang-bincang saat guru menerangkan mengenai materi pelajaran.

Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap wajah Wahid.

(85) Kok sepertinya, kelasnya seperti lebah berdengung ya? Seperti ada

sarang lebah ya? (TIKInter/TMMPL/D8)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat menunggu salah

satu siswa menuliskan puisi di papan tulis untuk di sunting. Para siswa

berbicara dengan rekannya sehingga menyebabkan guru menyindir secara

halus. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil melihat buku milik

guru.

Ketiga tuturan di atas memiliki maksud. Maksud yang terkandung dari

setiap tuturan data di atas diantaranya sebagai berikut.

Tuturan (83) memiliki maksud agar para siswa tidak saling berbicara

dengan rekannya. Guru melarang siswa untuk berbicara karena siswa masih dalam

kegiatan belajar mengajar dan rentang waktu yang diberikan oleh guru kepada

siswa adalah untuk mengerjakan soal-soal dalam latihan soal di salah satu buku

panduan siswa, tidak untuk saling berbicara. Tuturan (84) memiliki maksud agar

siswa yang bernama Wahid untuk tidak berbincang-bincang kepada rekannya saat

guru sedang menjelaskan materi pelajaran yang diberikan saat kegiatan belajar

mengajar sedang berlangsung. Dalam tuturan guru diketahui bahwa selama guru

menjelaskan materi pelajaran, siswa yang bernama Wahid sibuk berbincang-

bincang dengan rekannya, terlihat dari kalimat “dari tadi kok ngobrol wae”, yang

dalam bahasa Indonesia memiliki arti “dari tadi kok berbincang-bincang saja”

hingga akhirnya guru memutuskan untuk melarang siswa tersebut berbincang-

bincang dengan rekannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

97

Adapun, tuturan (85) memiliki maksud agar siswa tidak saling berbicara

kepada rekannya saat menunggu salah satu siswa menuliskan hasil karya puisi

miliknya di papan tulis sampai siswa yang menuliskan puisi di papan tulis selesai

menuliskan puisinya, hingga kemudian disunting oleh guru dan para siswa.

Bentuk larangan tersebut disertai dengan sindiran guru terhadap situasi kelas.

Sindiran guru terhadap suara siswa diibaratkan dengan suara lebah yang

berdengung. Seperti yang diketahui bahwa suara lebah yang berdengung

menimbulkan suara yang cukup tidak enak untuk di dengar karena kebisingannya.

4.2.2 Maksud Tuturan Imperatif yang Dominan Digunakan dalam Tuturan

Guru kepada Siswa Kelas VII dan VIII dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia di Kelas

Berdasarkan analisis data, ditemukan 266 maksud tuturan imperatif yang

digunakan guru dalam bertutur. Maksud imperatif tersebut terdiri dari maksud

imperatif dalam konstruksi imperatif, deklaratif, dan interogatif. Maksud imperatif

dalam konstruksi imperatif yang ditemukan dalam penelitian, yaitu: (1) tuturan

yang mengandung makna pragmatik imperatif perintah sebanyak 119 tuturan,

(2) tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif suruhan sebanyak 7

tuturan, (3) tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif permintaan

sebanyak 4 tuturan, (4) tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif

desakan sebanyak 18 tuturan, (5) tuturan yang mengandung makna pragmatik

imperatif bujukan sebanyak 2 tuturan, (6) tuturan yang mengandung makna

pragmatik imperatif imbauan sebanyak 1 tuturan, (7) tuturan yang mengandung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

98

makna pragmatik imperatif persilaan sebanyak 9 tuturan, (8) tuturan yang

mengandung makna pragmatik imperatif ajakan sebanyak 10 tuturan, (9) tuturan

yang mengandung makna pragmatik imperatif larangan sebanyak 37 tuturan,

(10) tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif harapanan sebanyak 1

tuturan, (11) tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif umpatan

sebanyak 4 tuturan, (12) tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif

anjuranan sebanyak 1 tuturan, dan (13) tuturan yang mengandung makna

pragmatik imperatif “ngelulu” sebanyak 1 tuturan.

Maksud imperatif dalam konstruksi deklaratif yang ditemukan dalam

penelitian, yaitu (1) tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif

perintah sebanyak 5 tuturan, (2) tuturan yang mengandung makna pragmatik

imperatif suruhan sebanyak 4 tuturan, (3) tuturan yang mengandung makna

pragmatik imperatif desakan sebanyak 5 tuturan, (4) tuturan yang mengandung

makna pragmatik imperatif bujukan sebanyak 2 tuturan, (5) tuturan yang

mengandung makna pragmatik imperatif imbauan sebanyak 11 tuturan, (6) tuturan

yang mengandung makna pragmatik imperatif ajakan sebanyak 2 tuturan,

(7) tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif larangan sebanyak 1

tuturan, (8) tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif harapan

sebanyak 1 tuturan, dan (9) tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif

anjuran sebanyak 6 tuturan.

Sedangkan, maksud imperatif dalam konstruksi interogatif yang ditemukan

dalam penelitian, yaitu (1) tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif

perintah sebanyak 2 tuturan, (2) tuturan yang mengandung makna pragmatik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

99

imperatif suruhan sebanyak 2 tuturan, (3) tuturan yang mengandung makna

pragmatik imperatif desakan sebanyak 6 tuturan, (4) tuturan yang mengandung

makna pragmatik imperatif persilaan sebanyak 1 tuturan, (5) tuturan yang

mengandung makna pragmatik imperatif ajakan sebanyak 1 tuturan, dan

(6) tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif larangan sebanyak 3

tuturan.

Berikut ini merupakan grafik yang menunjukkan persentase maksud tuturan

imperatif pada tuturan guru kepada siswa kelas VII dan VIII dalam pembelajaran

bahasa Indonesia: suatu kajian pragmatik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

100

Dari penjabaran di atas, diketahui bahwa tuturan yang dominan digunakan

oleh guru adalah tuturan yang mengandung makna pragmatik perintah dalam

konstruksi imperatif. Adapun beberapa tuturan tersebut, sebagai berikut.

(86) Nomor satu! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat membahas

latihan soal dan dimaksudkan agar siswa membacakan soal dan jawaban

yang benar dari soal nomor satu. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi,

sambil memperhatikan BPM.

(87) Amos! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa

selesai menjumlahkan nilai akhir latihan soal yang dikoreksi dan guru akan

memasukkan nilai kedalam buku nilai, dimaksudkan agar para siswa yang

mengoreksi latihan soal milik siswa yang disebutkan namanya,

menyebutkan nilai akhir latihan soal tersebut. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi, sambil menuliskan nilai di daftar nilai.

(88) Heh, mas! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru pada salah satu siswa yang berbicara

dengan rekannya, padahal akan berdoa pagi bersama. Guru menuturkan

dengan intonasi tinggi dan wajah marah.

Tuturan (86) memiliki maksud agar siswa membacakan soal dan jawaban

soal nomor satu yang di bahas secara bersama. Soal dan jawaban yang di bahas

tersebut merupakan soal yang terdapat dalam buku panduan siswa, berupa BPM.

Tuturan (87) memiliki maksud agar siswa yang mengoreksi latihan soal milik

Amos, dapat membacakan nilai yang di dapatkan oleh Amos. Siswa tersebut

diperintahkan untuk membacakan nilai pada saat guru memasukkan nilai para

murid di depan kelas. Tuturan (88) memiliki maksud agar siswa diam.

Tuturan tersebut digunakan oleh guru dalam situasi-situasi tertentu, seperti

tuturan (86) digunakan oleh guru pada saat mengoreksi latihan soal bersama-sama

dengan siswa. Saat mengoreksi latihan soal, guru hanya menuturkan nomor yang

akan di bahas dengan intonasi yang tinggi. Dan setelah itu, siswa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

101

mendapatkan giliran membacakan soal dan jawaban, merekapun otomatis

membacakan soal maupun jawaban soal yang dimaksudkan oleh guru secara

bergiliran. Tuturan (87) digunakan oleh guru pada saat guru akan memasukkan

nilai para siswa ke dalam buku daftar nilai. Dalam tuturan tersebut, guru hanya

memanggil nama-nama siswa yang terdapat dalam buku daftar nilai. Kemudian

siswa yang mengoreksi latihan soal milik siswa yang namanya disebutkan oleh

guru, secara langsung menyebutkan nilai yang diperoleh oleh siswa yang

disebutkan. Tuturan (88) digunakan guru saat terdapat salah satu siswa yang

berbicara dengan rekannya pada waktu yang tidak tepat, seperti pada saat akan

berdoa, mengerjakan latihan soal, atau membahas soal dan jawaban. Guru

menuturkan dengan memanggil nama siswa yang dimaksud dan di dukung dengan

intonasi yang tinggi, serta menatap siswa tersebut. Dan siswa yang namanya

disebutkan oleh guru, akan diam.

Tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif perintah dalam

konstruksi imperatif merupakan maksud tuturan imperatif yang dominan

digunakan oleh guru ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Maksud

tersebut menjadi yang dominan digunakan oleh guru saat bertutur kepada siswa

karena guru mendapati bahwa siswa memberikan respons dengan cepat mengenai

tuturan yang disampaikan oleh guru. Akan terjadi sebaliknya, ketika guru bertutur

menggunakan maksud pragmatik imperatif dalam konstruksi deklaratif atau

interogatif, siswa tidak merasa bahwa guru sedang memberikan suatu perintah

kepada mereka, sehingga siswa tidak memberikan respons yang bermakna atau

yang seperti diharapkan oleh guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

102

4.3 Pembahasan

Pada pembahasan ini, peneliti akan memaparkan mengenai maksud tuturan

imperatif dan penggunaan maksud imperatif yang dominan digunakan oleh guru

kepada siswa kelas VII dan VIII dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas.

4.3.1 Maksud Tuturan Imperatif yang Disampaikan oleh Guru kepada Siswa

Kelas VII dan VIII dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas

Peneliti melakukan penelitian mengenai “Maksud Tuturan Imperatif pada

Tuturan Guru kepada Siswa Kelas VII dan VIII dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia di Kelas: Suatu Kajian Pragmatik”. Penelitian tersebut bertujuan untuk

menemukan maksud imperatif yang digunakan oleh guru selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung.

Dalam penelitian ini, peneliti membahas mengenai maksud tuturan imperatif

dalam kajian pragmatik. Penelitian ini berlandaskan pada teori Rahardi yang

menyebutkan maksud tuturan imperatif dalam kajian pragmatik dengan istilah

wujud pragmatik imperatif. Rahardi (2015) menjelaskan bahwa wujud pragmatik

imperatif adalah realisasi maksud imperatif dalam bahasa Indonesia apabila

dikaitkan dengan konteks situasi tutur yang melatarbelakanginya. Maksud

imperatif dalam kajian pragmatik berupa tuturan dalam konstruksi imperatif

maupun nonimperatif, atau dalam pengertian lebih mudahnya adalah kalimat

deklaratif dan interogatif. Ciri penanda maksud imperatif adalah adanya

penggunaan ungkapan penanda kesantunan dalam tuturan si penutur, tuturan dapat

di parafrasa sebagai bukti bahwa masing-masing tuturan mengandung makna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

103

sebenarnya, serta di dukung oleh konteks situasi tutur. Sedangkan maksud

imperatif dalam konstruksi nonimperatif, hanya dapat diketahui makna dan

maksud imperatifnya melalui konteks situasi tutur yang melatarbelaknginya atau

mewadahinya.

Perhatikan tuturan berikut sebagai contoh pembanding antara makna

pragmatik imperatif dalam konstruksi imperatif dan nonimperatif.

(35) Nak, jangan menggunakan kata “Yak‟e”, Nak, ini bahasa Indonesia!

(TIKI/TMMPIL/D3)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat guru

menanyakan mengenai puisi yang dibuat oleh siswa. Siswa tersebut

menjawab dengan kata “yak‟e” yang berarti mungkin. Guru menuturkan

dengan intonasi tinggi, sambil menatap wajah para siswa.

(66) Tidak menyalin Nak, membuat sendiri. (TIKD/TMMPIL/D1)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang dihukum

untuk membuat puisi karena siswa tersebut lupa untuk membuat tugas

menulis puisi. Guru melihat siswa tersebut membaca puisi milik teman

sebangkunya. Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menatap

wajah siswa.

(83) Kok sudah ngobrol ya? Heh, kok sudah ngobrol?

(TIKInter/TMMPL/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat diminta guru

mengerjakan latihan soal. Akan tetapi, baru beberapa menit mengerjakan,

para siswa sudah berbicara kepada rekannya. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi, sambil menatap wajah para siswa.

Tuturan (35), (66) dan (83) merupakan tuturan yang sama-sama

mengandung makna larangan. Akan tetapi, dalam tuturan tersebut terdapat

perbedaan dalam konstruksi tuturan. Tuturan (35) merupakan tuturan dalam

konstruksi imperatif, tuturan (66) merupakan tuturan dalam konstruksi deklaratif,

dan tuturan (83) merupakan tuturan dalam konstruksi interogatif.

Tuturan (35) merupakan maksud imperatif larangan dalam konstruksi

imperatif. Tuturan tersebut menunjukkan bahwa mengandung makna larangan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

104

yaitu terlihat dari penggunaan penanda kesantunan “Jangan” yang merupakan

salah satu ciri dari tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif

larangan, yang terdapat dalam tuturan “Nak, jangan menggunakan kata “Yak‟e”,

Nak, ini bahasa Indonesia!”. Tuturan tersebut memiliki maksud agar siswa tidak

menggunakan kata “Yak‟e” yang dalam bahasa Jawa memiliki arti “mungkin”.

Guru melarang siswa untuk menggunakan kata tersebut karena pada saat itu guru

beserta siswa lainnya sedang dalam kegiatan belajar mengajar, terlebih dalam

mata pelajaran bahasa Indonesia. Sehingga diharapkan dengan sebisa mungkin,

siswa berbicara kepada guru dengan menggunakan bahasa Indonesia, bukan

bahasa daerah. Konteks tuturan tersebut terjadi saat guru menanyakan mengenai

puisi yang dibuat oleh siswa. Siswa tersebut menjawab dengan kata “yak‟e” yang

dalam bahasa Jawa memiliki arti “mungkin”.

Tuturan (66) merupakan maksud imperatif larangan dalam konstruksi

deklaratif. Tuturan “Tidak menyalin Nak, membuat sendiri”, memiliki konstruksi

deklaratif. Dalam tuturan tersebut, diketahui bahwa guru melarang siswa untuk

menyalin, yang terdapat pada kalimat “Tidak menyalin Nak”, yang memiliki

maksud untuk melarang siswa untuk menyalin. Akan tetapi, tidak terlalu jelas

maksud dari guru tersebut, siswa dilarang untuk menyalin apa dan untuk siswa

yang mana tuturan yang disampaikan oleh guru. Akan tetapi, dalam konteks

tuturan dijelaskan bahwa “Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang

dihukum untuk membuat puisi karena siswa tersebut lupa untuk membuat tugas

menulis puisi. Guru melihat siswa tersebut membaca puisi milik teman

sebangkunya. Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menatap wajah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

105

siswa”. Sehingga, jelas terlihat bahwa maksud tuturan guru tersebut ditujukan

untuk salah seorang siswa yang dihukum oleh guru untuk membuat puisi

karyanya sendiri. Guru melarang siswa tersebut untuk melihat atau bahkan

menyalin puisi milik rekannya, guna dijadikan puisi karyanya.

Tuturan (83) merupakan maksud imperatif larangan dalam konstruksi

interogatif. Tuturan “Kok sudah ngobrol ya? Heh, kok sudah ngobrol?”, jelas

terlihat bahwa tuturan tersebut merupakan tuturan berkonstruksi interogatif.

Tuturan yang disampaikan oleh guru tersebut mungkin sudah sedikit terlihat jelas

untuk melarang berbicara atau ngobrol, tapi tidak diketahui mengapa atau alasan

dibalik tuturn guru melarang dan menuturkan tuturan tersebut. Akan tetapi, dalam

konteks tuturan dijabarkan, “Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat

diminta guru untuk mengerjakan latihan soal. Akan tetapi, baru beberapa menit

mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru, para siswa sudah berbicara

kepada rekannya. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap wajah

para siswa”. Sehingga, dapat diketahui maksud dari tuturan guru tersebut adalah

guru melarang para siswa untuk berbicara kepada rekannya karena siswa masih

dalam tugas untuk mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru.

Maksud tuturan imperatif adalah sesuatu (makna sebenarnya) yang ingin

disampaikan oleh penutur bersumber dari tuturan yang sifatnya meminta untuk

melakukan tindakan atau perbuatan, serta dinilai secara subjektif. Maksud tuturan

imperatif terdiri dari tiga konstruksi, yaitu konstruksi imperatif, deklaratif, dan

interogatif. Maksud tuturan imperatif dapat bersifat tersurat apabila maksud

imperatif dituturkan dalam konstruksi imperatif. Sedangkan maksud tuturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

106

imperatif dapat bersifat tersirat apabila maksud imperatif yang dituturkan dalam

konstruksi deklaratif dan interogatif. Ciri penanda dan konteks yang digunakan

dalam setiap tuturan mempermudah untuk membedakan makna dan maksud

tuturan imperatif yang disampaikan.

4.3.2 Maksud Tuturan Imperatif yang Dominan Digunakan dalam Tuturan

Guru kepada Siswa Kelas VII dan VIII dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia di Kelas

Berdasarkan analisis data maksud tuturan imperatif yang peneliti lakukan,

ditemukan beberapa maksud tuturan imperatif yang digunakan oleh guru dalam

pembelajaran di kelas, baik dalam konstruksi imperatif dan konstruksi

nonimperatif, yang berupa deklaratif dan interogatif. Maksud tuturan imperatif

yang digunakan oleh guru dalam konstruksi imperatif cenderung lebih banyak

digunakan, dibandingkan dalam konstruksi nonimperatif. Dalam konstruksi

imperatif, maksud tuturan imperatif yang digunakan oleh guru, berupa tuturan

yang mengandung makna pragmatik imperatif 1) perintah, 2) suruhan,

3) permintaan, 4) desakan, 5) bujukan, 6) imbauan, 7) persilaan, 8) ajakan,

9) larangan, 10) harapan, 11) umpatan, 12) anjuran, dan 13) “ngelulu”. Maksud

tuturan imperatif dalam konstruksi deklaratif yang digunakan oleh guru, berupa

tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif 1) perintah, 2) desakan,

3) suruhan, 4) imbauan, 5) bujukan, 6) ajakan, 7) larangan, 8) harapan, dan

9) anjuran. Sedangkan maksud tuturan imperatif dalam konstruksi interogatif yang

digunakan oleh guru, berupa tuturan yang mengandung makna pragmatik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

107

imperatif 1) perintah, 2) suruhan, 3) desakan, 4) persilaan, 5) ajakan, dan

6) larangan.

Dari beberapa penggunaan maksud tuturan imperatif yang terdapat dalam

data, maksud tuturan imperatif yang mengandung makna pragmatik imperatif

perintah dalam konstruksi imperatif merupakan tuturan yang paling banyak

dituturkan oleh guru, yaitu sebanyak 119 tuturan dengan persentase sebesar

44,91%. Maksud tersebut paling dominan digunakan oleh guru karena maksud

tersebut memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap respons yang diberikan

oleh siswa. Siswa menjadi lebih cepat memberikan respons terhadap tuturan guru,

yaitu respons berupa tindakan atau perbuatan seperti yang diharapkan oleh guru.

Akan tetapi, ketika guru bertutur dengan menggunakan konstruksi nonimperatif,

siswa kurang memberikan respons yang baik, seperti halnya pada konstruksi

imperatif. Hal tersebut dapat terjadi, kemungkinan karena faktor perbedaan

intonasi dalam tiga tuturan tersebut. Dalam tuturan imperatif, intonasi yang

digunakan cenderung tinggi, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi sisi

psikologis siswa, yaitu menjadi takut atau bahkan termotivasi sehingga siswa akan

dengan cepat melakukan hal yang diperintahkan oleh guru. Sedangkan dalam

tuturan deklaratif dan interogatif, intonasi yang digunakan lebih rendah

dibandingkan intonasi dalam tuturan imperatif. Dengan begitu, tuturan

nonimperatif guru menyebabkan siswa menjadi kurang memberikan respons

dengan baik.

Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa maksud tuturan

imperatif yang dominan digunakan oleh guru dari keseluruhan data yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

108

dianalisis adalah tuturan yang mengandung makna perintah dalam konstruksi

imperatif. Hal ini terlihat dari jumlah yang ditemukan oleh peneliti yaitu sebanyak

119 tuturan dan persentase sebesar 44,91%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

109

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini dipaparkan dua hal, yaitu kesimpulan dan saran. Kedua hal itu

diuraikan sebagai berikut.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan terhadap Maksud Tuturan

Imperatif Guru kepada Siswa Kelas VII dan VIII dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia di Kelas: Suatu Kajian Pragmatik, peneliti dapat mengambil

kesimpulan bahwa maksud tuturan imperatif yang disampaikan oleh guru kepada

siswa kelas VII dan VIII dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas, terdiri

dari maksud tuturan imperatif dalam konstruksi imperatif, deklaratif, dan

interogatif. Dalam konstruksi imperatif, maksud imperatif yang digunakan oleh

guru terdiri dari tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif perintah,

suruhan, permintaan, desakan, bujukan, imbauan, persilaan, ajakan, larangan,

harapan, umpatan, anjuran, dan “ngelulu”.

Adapun, dalam konstruksi deklaratif, maksud imperatif yang digunakan

oleh guru terdiri dari tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif

perintah, desakan, suruhan, imbauan, bujukan, ajakan, larangan, harapan, dan

anjuran. Sedangkan dalam konstruksi interogatif, maksud imperatif yang

digunakan oleh guru terdiri dari tuturan yang mengandung makna pragmatik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

110

imperatif perintah, suruhan, desakan, persilaan, ajakan, dan larangan. Keseluruhan

maksud imperatif dalam konstruksi imperatif digolongkan ke dalam makna

tertentu berdasarkan ciri penanda yang terdiri dari pemakaian penanda

kesantunan, penggunaan parafrasa, dan konteks. Sedangkan maksud imperatif

dalam konstruksi deklaratif dan interogatif digolongkan ke dalam makna tertentu

berdasarkan konteks yang melatarbelakangi dan mewadahinya.

Maksud tuturan imperatif yang dominan digunakan oleh guru adalah tuturan

yang mengandung makna pragmatik imperatif perintah dalam konstruksi

imperatif. Hal tersebut dibuktikan dengan jumlah tuturan yang ditemukan oleh

peneliti, yaitu sebanyak 119 tuturan dan persentase sebesar 44,91%.

5.2 Saran

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, peneliti menyampaikan beberapa saran yang kiranya berguna

bagi pihak-pihak tertentu. Saran tersebut ditujukan bagi pendidik dan peneliti lain.

Kedua saran tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Pendidik

Pendidik diharapkan mampu menyeimbangkan penggunaan tuturan

deklaratif dan interogatif yang mengandung maksud imperatif dengan

tuturan imperatif yang mengandung maksud imperatif. Hal itu didasari

bahwa fungsi dari tuturan deklaratif dan interogatif yang mengandung

maksud imperatif adalah untuk memperhalus tuturan agar terkesan lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

111

sopan. Dengan demikian, pendidik yang merupakan salah satu sosok

panutan bagi siswa, dirasa akan lebih baik jika mampu bertutur

menggunakan tuturan tersebut.

2. Peneliti lain

Fokus penelitian ini adalah maksud tuturan imperatif guru dalam kajian

pragmatik dan subjek penelitian ini adalah guru. Oleh karena itu, bagi

peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian yang berfokus pada

maksud tuturan deklaratif atau interogatif dalam kajian pragmatik. Selain

itu, subjek penelitian dapat digantikan dengan tuan rumah yang memiliki

asisten rumah tangga. Subjek tersebut diperkirakan lebih banyak memiliki

variasi dalam bertutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

112

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Cruickshank, Donald, dkk. 2014. Perilaku Mengajar Edisi 6 – Buku I. Jakarta:

Salemba Humanika.

Cummings, Louise. 2007. Pragmatik Sebuah Perspektif Multidisipliner.

Yogyakarta: Pustaka Pealajar.

Dardjowidjojo, Soenjono. 2005. Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa

Manusia, Edisi Kedua. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Suatu Penekanan Teoretis Psikologis. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Finoza, Lamuddin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Non-

Jurusan Bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Gunawan, Iman. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta:

Bumi Aksara.

Kridalaksana. 1984. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Lubis, Hamid Hasan. 2015. Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

M. S, Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Nababan, P.W.J. 1984. Sosiolinguistik. Jakarta: Gramedia.

Nandar, F. X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Narbuko, Cholid, dkk. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

113

Nawawi, Hadari. 1998. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM

Press.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nugroho, Miftah, dkk. 2009. Peneroka Hakikat Bahasa. Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma.

Nurastuti, W. 2007. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Ardana Media.

Putrayasa, Bagus Ida. 2009. Jenis Kalimat dalam Bahasa Indonesia. Bandung: PT

Refika Aditama.

Rahardi, Kunjana. 2003. Berkenalan dengan Ilmu Bahasa Pragmatik. Malang:

Penerbit Dioma.

_______________ . 2005. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.

Jakarta: Erlangga.

________________ . 2009. Sosiopragmatik. Jakarta: Erlangga.

Saputro, Yusuf. 2014. Bentuk-Bentuk Tuturan Imperatif dan Satuan Lingual

Pembentuk Makna Imperatif dalam Naskah Drama Draussen Vor Der Tur

Karya Wolfgang Borchert. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Setianingrum, Imas. 2014. Analisis Penggunaan Kalimat Imperatif dalam Drama

Q1. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Subyakto, Sri Utari dan Nababan. 1992. Psikolinguistik: Suatu Pengantar.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Offset.

Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2008. Semantik Teori dan

Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.

___________________________________________. 2011. Analisis Wacana

Pragmatik Kajian Teori dan Analisis.Surakarta: Yuma Pustaka.

Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Zamzani. 2002. Penigkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

114

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

115

Lampiran 1 Triangulasi Data

TRIANGULASI DATA

Berikut ini adalah hasil analisis data penelitian Maksud Tuturan Imperatif Guru kepada Siswa Kelas VII dan VIII dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

di Kelas: Suatu Kajian Pragmatik yang telah dicek oleh ahli atau pakar.

1 TUTURAN IMPERATIF DALAM KONSTRUKSI IMPERATIF

1.1 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik imperatif Perintah

No Data Maksud Triangulator

Setuju Tidak

Setuju

1 Tuturan:

Berdiri! (TIKI/TMMPIP/D1)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat guru mengoreksi tugas

membuat puisi yang telah diberikan guru pada pertemuan sebelumnya dengan

berkeliling ke meja para siswa. Siswa tersebut ternyata tidak membuat puisi,

sehingga dihukum dengan berdiri sambil membuat puisi. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi serta mata melotot.

Guru memerintahkan salah satu siswa

untuk mengerjakan puisi dengan cara

berdiri.

2 Tuturan:

Sambil berdiri, kamu membuat! Tugas tambahannya, sambil berdiri harus

membuat. Hari ini harus jadi! (TIKI/TMMPIP/D1)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat guru mengoreksi puisi yang

telah dibuat para siswa. Siswa tersebut ternyata tidak membuat puisi, sehingga

dihukum dengan berdiri sambil membuat puisi. Guru menuturkan dengan intonasi

tinggi, sambil menunjuk murid dengan jari.

Guru memerintahkan siswa untuk

membuat tugas dengan cara berdiri dan

pada hari itu juga tugas harus sudah

jadi.

3 Tuturan:

Lima belas menit untuk membuat puisi, untuk tiga anak ini! (TIKI/TMMPIP/D1)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada beberapa siswa saat guru mengoreksi puisi yang

Guru memerintahkan untuk ketiga

siswa yang di hukum agar dapat

membuat puisi dalam durasi waktu

lima belas menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

116

telah dibuat oleh para siswa. Beberapa siswa tersebut kedapatan tidak membuat

puisi, sehingga dihukum untuk membuat puisi dengan durasi waktu selama lima

belas menit dan dengan cara berdiri. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi dan

mata menatap pada tiga siswa yang tidak membuat puisi.

4 Tuturan:

Kamu lihat, itu yang tidak sempurna! (TIKI/TMMPIP/D1)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat mengoreksi puisi yang ditulis di

papan tulis dan mencari bentuk rima yang digunakan dalam puisi tersebut. Akan

tetapi para siswa lupa akan materi yang berkaitan dengan rima dalam puisi. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi sambil menunjuk puisi yang tertulis di papan

tulis.

Guru memerintahkan siswa untuk

melihat jenis rima yang tidak

sempurna.

5 Tuturan:

Rima apa yang ada dalam pengulangan di baris berikutnya? Kamu cari!

(TIKI/TMMPIP/D1)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat mengoreksi puisi yang ditulis di

papan tulis dan mencari bentuk rima yang digunakan dalam puisi tersebut. Akan

tetapi para siswa lupa akan materi yang berkaitan dengan rima dalam puisi. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi dengan muka marah.

Guru memerintahkan siswa untuk

mencari istilah dari rima yang terdapat

dalam pengulangan di baris berikutnya.

6 Tuturan:

Disitu ada tidak? Dibaca! (TIKI/TMMPIP/D1)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat mengoreksi puisi yang ditulis di

papan tulis dan mencari bentuk rima yang digunakan dalam puisi tersebut. Akan

tetapi para siswa lupa akan materi yang berkaitan dengan rima dalam puisi dan

mencari di buku. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi sambil menggelengkan

kepala.

Guru memerintahkan siswa untuk

membaca jenis-jenis rima yang

terdapat dalam di dalam buku.

7 Tuturan:

Lalu lihat bait tiga! (TIKI/TMMPIP/D1)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat mengoreksi puisi salah satu siswa

yang dituliskan di papan tulis. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil

menunjuk bait ketiga dalam puisi di papan tulis.

Guru memerintahkan siswa untuk

melihat bait tiga puisi. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

117

8 Tuturan:

Nah, sekarang kita lihat yang ini! (TIKI/TMMPIP/D1)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat mengoreksi puisi salah satu murid

yang dituliskan di papan tulis. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil

menunjuk puisi salah satu siswa yang dikoreksi.

Guru memerintahkan siswa untuk

melihat puisi yang ditunjuk oleh guru. √

9 Tuturan:

Sekarang kita lihat! (TIKI/TMMPIP/D1)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat akan mengoreksi puisi milik salah

satu siswa yang dituliskan di papan tulis. Guru mengajak para siswa untuk

menyunting puisi tersebut. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil

menunjuk puisi di papan tulis.

Guru memerintahkan siswa utuk

melihat puisi yang dituliskan di papan

tulis.

10 Tuturan:

Sekarang kita lihat yang di atas garis! (TIKI/TMMPIP/D1)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat mengoreksi puisi salah satu siswa

yang dituliskan di papan tulis. Terdapat puisi yang letaknya di atas garis. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menunjuk puisi di papan tulis

Guru memerintahkan siswa untuk

melihat puisi yang di atas garis. √

11 Tuturan:

Satu lagi! Jika tidak, berarti saya anggap bisa lho. Satu lagi! (TIKI/TMMPIP/D1)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat selesai mengoreksi dua puisi milik

dua orang siswa. Guru meminta salah satu siswa lagi untuk menuliskan puisi hasil

karyanya di papan tulis agar dapat disunting bersama. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi, sambil menatap seluruh siswa.

Guru memerintahkan siswa agar satu

murid lagi yang maju menuliskan puisi

karyanya di papan tulis. Kalau tidak

ada yang maju menuliskan, guru

menganggap bahwa para siswa bisa.

12 Tuturan:

Tambah satu lagi! (TIKI/TMMPIP/D1)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat selesai mengoreksi dua puisi. Guru

meminta salah satu siswa lagi untuk menuliskan puisi hasil karyanya di papan tulis.

Guru menuturkan dengan intonasi tinggi dan mengacungkan satu jari keatas.

Guru memerintahkan siswa untuk

menambah satu orang siswa lagi yang

menuliskan puisinya di papan tulis.

13 Tuturan:

Dihapus saja! Agak cepat menulisnya! (TIKI/TMMPIP/D1)

Guru memerintahkan siswa untuk

menghapus puisi sebelumnya di papan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

118

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang maju ke depan kelas untuk

menuliskan puisi hasil karyanya di papan tulis untuk disunting. Guru menuturkan

dengan intonasi tinggi dan mata menatap siswa yang menuliskan puisi.

tulis dan lebih cepat menuliskan puisi

miliknya.

14 Tuturan:

Menulisnya agak cepat ya! (TIKI/TMMPIP/D1)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang maju untuk menuliskan puisi

hasil karyanya di papan tulis. Setelah siswa selesai menuliskan puisinya di papan

tulis, guru dan beserta siswa lain akan menyunting puisi tersebut, yang merupakan

kompetensi dasar dari pelajaran. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi dan mata

menatap siswa yang menuliskan puisi.

Guru memerintahkan siswa agar murid

yang akan menuliskan puisi dipapan

tulis dapat menuliskan puisinya dengan

cepat karena puisi tersebut akan

disunting secara bersama-sama antara

guru dan siswa lain, sehingga tidak

menghabiskan jam pelajaran.

15 Tuturan:

Jika sudah dibuat, tinggalkan saja! (TIKI/TMMPIP/D1)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru pada para siswa saat membahas BPM yang akan dijadikan

tugas untuk siswa dan ternyata tugas yang akan diberikan oleh guru, sudah

dikerjakan oleh para siswa. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi sambil

membuka lembar-lembar BPM.

Guru memerintahkan siswa untuk

meninggalkan saja materi yang telah di

kerjakan.

16 Tuturan:

Baik, tukarkan dengan teman disamping ya! Tidak usah disalin Nak, tidak usah

disalinkan tidak apa-apa. Tukarkan dengan teman di samping! (TIKI/TMMPIP/D1)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat akan mengoreksi latihan soal yang

ada dalam BPM. Para siswa akan menyalin jawaban dari latihan soal ke kertas.

Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menggerakkan tangan kearah

murid satu ke yang lain.

Guru memerintahkan siswa untuk

menukarkan hasil pekerjaan latihan

soal dengan teman di samping mereka

dan para siswa dilarang untuk menyalin

jawaban mereka yang terdapat dalam

buku ke kertas.

17 Tuturan:

Soal puisi, pelajari sendiri! (TIKI/TMMPIP/D2)

Konteks:

Tuturan dituturkan oleh guru kepada siswanya saat berjalan menuju pintu keluar

kelas. Guru memberikan tugas kepada para siswa untuk mempelajari mengenai

materi puisi yang akan dijadikan materi ulangan pada pertemuan selanjutnya. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi.

Guru memerintahkan siswa untuk

mempelajari mengenai soal puisi. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

119

18 Tuturan:

Yosua Gilbert! (TIKI/TMMPIP/D3)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru pada salah satu siswa saat membagikan kertas ulangan

siswa yang telah dinilai. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi sambil

menggerakkan tangan yang berisi kertas ulangan kepada siswa yang dipanggil.

Guru memerintahkan Yosua Gilbert

untuk mengambil lembar ulangan yang

diberikan oleh guru.

19 Tuturan:

Kita lihat puisi! (TIKI/TMMPIP/D3)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat salah satu siswa telah menuliskan

puisi di papan tulis. Guru meminta siswa untuk melihat dan mengoreksi puisi yang

telah dituliskan oleh rekannya. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil

menunjuk jari kearah puisi.

Guru memerintahkan siswa untuk

melihat puisi. √

20 Tuturan:

Suntinglah kembali puisimu! (TIKI/TMMPIP/D3)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang puisi miliknya telah disunting

secara bersama-sama, antara guru dan siswa sekelas. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi sambil menatap siswa.

Guru memerintahkan siswa agar

menyunting kembali puisi miliknya. √

21 Tuturan:

Ini nanti disunting lagi! (TIKI/TMMPIP/D3)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang telah maju menuliskan

puisnya dan telah disunting. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil mata

menatap siswa.

Guru memerintahkan siswa agar

menyunting kembali puisinya. √

22 Tuturan:

Baik, besok anak putra! Besok, hari Rabu anak putra yang maju, dua sukarelawan!

(TIKI/TMMPIP/D3)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat selesai menyunting puisi dan

memberikan sedikit materi pelajaran. Guru memberikan tugas untuk pertemuan

selanjutnya agar siswa yang berjenis kelamin laki-laki untuk menuliskan puisi hasil

karya mereka di papan tulis untuk disunting. Guru menuturkan dengan intonasi

tinggi, sambil mengacungkan dua jari keatas.

Guru memerintahkan dua siswa

berjenis kelamin laki-laki untuk maju

menuliskan puisinya dengan sukarela.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

120

23 Tuturan:

Duduk Gilbert, tidak ada yang ingin mengumpulkan! (TIKI/TMMPIP/D3)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat guru menjelaskan mengenai

tugas yang akan diberikan untuk pertemuan selanjutnya. Akan tetapi, siswa tersebut

berdiri dan hendak maju ke meja guru untuk mengumpulkan tugasnya. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap siswa yang berdiri.

Guru memerintahkan siswa yang

bernama Gilbert untuk duduk karena

guru tidak memerintahkan siswa untuk

mengumpulkan tugas.

24 Tuturan:

Ditanyakan, apakah sudah bel! (TIKI/TMMPIP/D3)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat jam pelajaran sudah habis,

akan tetapi bel pergantian pelajaran belum berbunyi. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi, sambil menatap siswa.

Guru memerintahkan siswa untuk

menanyakan ke kantor apakah sudah

bel.

25 Tuturan:

Galih, dibagi dua, Le! Jangan terlalu besar-besar biar bisa untuk penyuntingan ya!

(TIKI/TMMPIP/D4)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat menuliskan puisi hasil

karyanya di papan tulis dengan tulisan yang cukup besar. Siswa dilarang oleh guru

untuk menuliskan puisi dengan ukuran penulisan yang besar karena guru

membutuhkan ruang di samping puisi tersebut untuk menyuntingnya. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil mengetuk papan tulis.

Guru memerintahkan siswa yang

bernama Galih untuk membagi dua

papan tulis dan menuliskan puisi tidak

dengan tulisan yang besar agar guru

dapat menyunting.

26 Tuturan:

Perhatikan sini, bandingkan yang asli, yang mentah dengan yang sudah disunting!

(TIKI/TMMPIP/D4)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat membahas materi pelajaran

mengenai puisi. Di papan tulis terdapat dua buah puisi, yaitu puisi yang belum

disunting dan puisi yang sudah di sunting. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi,

sambil menunjuk puisi di papan tulis.

Guru memerintahkan siswa untuk

memperhatikan puisi yang terdapat di

papan tulis dan membandingkan puisi

yang asli dengan yang sudah disunting.

27 Tuturan:

Kamu lihat, pohon pinus itu berdiri tegak, tidak bergoyang! (TIKI/TMMPIP/D4)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat mengoreksi puisi salah satu siswa

Guru memerintahkan siswa untuk

melihat pohon pinus yang berdiri tegak

dan tidak bergoyang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

121

yang dituliskan di papan tulis. Dengan menggunakan media pohon pinus. Guru

mengibaratkan puisi yang sedang dibahas menggunakan pohon pinus. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menunjuk pohon pinus.

28 Tuturan:

Baik, kita cari yang secara visual itu gampang diterima! (TIKI/TMMPIP/D4)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat membahas materi pelajaran

mengenai puisi. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil memperhatikan

buku.

Guru memerintahkan siswa untuk

mencari larik puisi yang secara visual

dapat diterima oleh akal.

29 Tuturan:

Tugas, suntinglah milikmu kemarin, buat menjadi seindah mungkin!

(TIKI/TMMPIP/D4)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat memberikan tugas kepada mereka

di jam terakhir pelajaran. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap

para siswa.

Guru memerintahkan siswa untuk

menyunting puisi miliknya agar

menjadi lebih indah.

30 Tuturan:

Besok pagi kumpulkan di kertas! Beri nama, kelas, absen, boleh diberi hiasan!

(TIKI/TMMPIP/D4)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan agar para siswa tidak lupa

memberikan identitas diri dalam lembar tugas membuat puisi yang diminta oleh

guru untuk dikumpulkan pada hari berikutnya. Guru menuturkan dengan intonasi

tinggi, sambil menatap para siswa.

Guru memerintahkan siswa untuk

mengumpulkan tugas di kertas dengan

menyertakan nama, kelas, dan absen.

Guru pun memperbolehkan siswa

untuk memberi hiasan pada lembar

tugas.

31 Tuturan:

Besok pagi dikumpulkan sudah dalam bentuk jadi! (TIKI/TMMPIP/D4)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat menjelaskan mengenai tugas yang

harus dikumpulkan siswa pada pertemuan selanjutnya. Guru meminta para siswa

untuk mengumpulkan tugas puisi. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil

menunjuk para siswa.

Guru memerintahkan siswa untuk

mengumpulkan tugas puisi dalam

bentuk jadi, tidak setengah-setengah.

32 Tuturan:

Beri hiasan pada puisi milikmu! Jangan lupa nama, kelas, dan absen supaya nanti

yag paling bagus bisa saya tempelkan di papan! (TIKI/TMMPIP/D4)

Guru memerintahkan siswa untuk

memberi hiasan pada puisi milik

murid. Guru pun mengingatkan siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

122

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat menjelaskan mengenai tugas yang

harus dikumpulkan murid pada pertemuan selanjutnya. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi, sambil menunjuk para siswa.

untuk memberi nama, kelas, dan absen

pada lembar tugas puisi agar puisi

siswa yang terbaik dapat di tempelkan

di papan mading.

33 Tuturan:

Nah, sekarang buka BPM-mu! (TIKI/TMMPIP/D4)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat akan memulai materi pelajaran baru

melalui BPM. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil membuka BPM.

Guru memerintahkan siswa untuk

membuka buku panduan belajar

mengajar mereka, yang bernama BPM.

34 Tuturan:

Tukarkan dengan teman di samping! (TIKI/TMMPIP/D4)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat akan mengoreksi latihan soal yang

telah dikerjakan oleh siswa. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil

menunjuk murid satu per satu.

Guru memerintahkan siswa untuk

menukarkan lembar latihan soal

dengan teman di samping.

35 Tuturan:

Oh ya sudah, diambilkan! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru pada salah satu siswa saat meminta tolong siswa untuk

mengambilkan buku paket pada salah satu guru lain. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi sambil mengarahkan tangan keluar kelas.

Guru memerintahkan siswa untuk

mengambilkan buku paket yang

terdapat pada guru bahasa Indonesia

kelas lain.

36 Tuturan:

Heh, mas! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru pada salah satu siswa yang berbicara dengan rekannya,

padahal akan berdoa pagi bersama. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi dan

wajah marah.

Guru memerintahkan siswa untuk

diam. √

37 Tuturan:

Tulis saja 15.1, 15.2! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat menuliskan jadwal ulangan di

papan pengumuman kelas. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil

membuka buku.

Guru memerintahkan siswa untuk

menulis materi ulangan di papan

pengumuman kelas dengan menuliskan

KD pembelajarannya, yaitu KD 15.1

dan 15.2.

38 Tuturan: Guru memerintahkan siswa untuk √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

123

Rp. 150,00 kali 6, dihitung sendiri! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat salah satu siswa menanyakan

jumlah biaya yang harus dibayarkan untuk fotocopy ulangan. Guru menuturkan

dengan intonasi tinggi, sambil membuka buku.

menghitung sendiri hasil dari

penjumlahan Rp. 150,00 di kali 6.

39 Tuturan:

Besok Rabu ulangan, siap uang ya! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat akan mengadakan ulangan

dipertemuan berikutnya. Para siswa diminta untuk menyiapkan uang guna

mengganti biaya fotocopy lembar ulangan. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi,

sambil menatap para siswa.

Guru memerintahkan siswa untuk

menyiapkan uang pada saat ulangan di

hari Rabu.

40 Tuturan:

Atau kamu cari pinjaman BPM sana! 8B tidak ada bahasa Indonesia.

(TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat akan membahas latihan soal

dalam BPM, akan tetapi siswa tersebut tidak membawa BPM. Guru menuturkan

dengan intonasi tinggi, sambil menunjuk kearah kelas 8B.

Guru memerintahkan siswa untuk

meminjam BPM milik kelas 8B. √

41 Tuturan:

Langsung kutipan saja! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat membahas soal dari BPM.

Guru meminta siswa membacakan langsung pada kutipan, tidak perlu membaca

soal. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil memperhatikan BPM.

Guru memerintahkan siswa untuk

membacakan langsung pada bagian

kutipan.

42 Tuturan:

Lalu tentukan sajak puisi tersebut! Bait pertama, bunyinya? (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat membacakan soal dari BPM yang

dibahas secara bersama. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap

wajah para siswa.

Guru memerintahkan siswa untuk

menentukan sajak puisi yang di bahas

bersama.

43 Tuturan:

Nomor satu! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Guru memerintahkan siswa untuk

membacakan soal dan jawaban dari

nomor satu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

124

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat membahas latihan soal dan

dimaksudkan agar siswa membacakan soal dan jawaban yang benar dari soal nomor

satu. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil memperhatikan BPM.

44 Tuturan:

Dua! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat membahas latihan soal dan

dimaksudkan agar siswa membacakan soal dan jawaban yang benar dari soal nomor

dua. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil memperhatikan BPM.

Guru memerintahkan siswa untuk

membacakan soal dan jawaban dari

nomor dua.

45 Tuturan: Tiga! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat membahas latihan soal dan

dimaksudkan agar siswa membacakan soal dan jawaban yang benar dari soal nomor

tiga. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil memperhatikan BPM.

Guru memerintahkan siswa untuk

membacakan soal dan jawaban dari

nomor tiga.

46 Tuturan: Empat! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat membahas latihan soal dan

dimaksudkan agar siswa membacakan soal dan jawaban yang benar dari soal nomor

empat. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil memperhatikan BPM.

Guru memerintahkan siswa untuk

membacakan soal dan jawaban dari

nomor empat.

47 Tuturan: Lima! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat membahas latihan soal dan

dimaksudkan agar siswa membacakan soal dan jawaban yang benar dari soal nomor

lima. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil memperhatikan BPM.

Guru memerintahkan siswa untuk

membacakan soal dan jawaban dari

nomor lima.

48 Tuturan:

Enam! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat membahas latihan soal dan

dimaksudkan agar siswa membacakan soal dan jawaban yang benar dari soal nomor

enam. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil memperhatikan BPM.

Guru memerintahkan siswa untuk

membacakan soal dan jawaban dari

nomor enam..

49 Tuturan: Guru memerintahkan siswa untuk √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

125

Intinya a atau b, kita lihat! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat membahas jawaban dari latihan

soal. Siswa bingung untuk memberikan jawaban karena jawaban a dan b memiliki

kemiripan. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil memperhatikan BPM.

melihat inti jawaban soal tersebut,

antara a atau b.

50 Tuturan:

Tujuh, lanjut! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat membahas latihan soal dan

dimaksudkan agar siswa membacakan soal dan jawaban yang benar dari soal nomor

tujuh. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil memperhatikan BPM.

Guru memerintahkan siswa untuk

membacakan soal dan jawaban dari

nomor tujuh.

51 Tuturan:

Delapan! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat membahas latihan soal dan

dimaksudkan agar siswa membacakan soal dan jawaban yang benar dari soal nomor

delapan. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil memperhatikan BPM.

Guru memerintahkan siswa untuk

membacakan soal dan jawaban dari

nomor delapan.

52 Tuturan:

Sembilan! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat membahas latihan soal dan

dimaksudkan agar siswa membacakan soal dan jawaban yang benar dari soal nomor

sembilan. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil memperhatikan BPM.

Guru memerintahkan siswa untuk

membacakan soal dan jawaban dari

nomor sembilan.

53 Tuturan:

Sepuluh! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat membahas latihan soal dan

dimaksudkan agar siswa membacakan soal dan jawaban yang benar dari soal nomor

sepuluh. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil memperhatikan BPM.

Guru memerintahkan siswa untuk

membacakan soal dan jawaban dari

nomor sepuluh.

54 Tuturan:

Sebelas! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat membahas latihan soal dan

dimaksudkan agar siswa membacakan soal dan jawaban yang benar dari soal nomor

Guru memerintahkan siswa untuk

membacakan soal dan jawaban dari

nomor sebelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

126

sebelas. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil memperhatikan BPM.

55 Tuturan:

Dua belas! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat membahas latihan soal dan

dimaksudkan agar siswa membacakan soal dan jawaban yang benar dari soal nomor

dua belas. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil memperhatikan BPM.

Guru memerintahkan siswa untuk

membacakan soal dan jawaban dari

nomor dua belas.

56 Tuturan:

Tiga belas! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat membahas latihan soal dan

dimaksudkan agar siswa membacakan soal dan jawaban yang benar dari soal nomor

tiga belas. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil memperhatikan BPM.

Guru memerintahkan siswa untuk

membacakan soal dan jawaban dari

nomor tiga belas.

57 Tuturan:

Empat belas! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat membahas latihan soal dan

dimaksudkan agar siswa membacakan soal dan jawaban yang benar dari soal nomor

empat belas. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil memperhatikan BPM.

Guru memerintahkan siswa untuk

membacakan soal dan jawaban dari

nomor empat belas.

58 Tuturan:

Lima belas! (TIKI/TMMPIP/D58)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat membahas latihan soal dan

dimaksudkan agar siswa membacakan soal dan jawaban yang benar dari soal nomor

lima belas. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil memperhatikan BPM.

Guru memerintahkan siswa untuk

membacakan soal dan jawaban dari

nomor lima belas.

59 Tuturan:

Enam belas! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat membahas latihan soal dan

dimaksudkan agar siswa membacakan soal dan jawaban yang benar dari soal nomor

enam belas. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil memperhatikan BPM.

Guru memerintahkan siswa untuk

membacakan soal dan jawaban dari

nomor enam belas.

60 Tuturan:

Tujuh belas! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Guru memerintahkan siswa untuk

membacakan soal dan jawaban dari

nomor tujuh belas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

127

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat membahas latihan soal dan

dimaksudkan agar siswa membacakan soal dan jawaban yang benar dari soal nomor

tujuh belas. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil memperhatikan BPM.

61 Tuturan:

Delapan belas! Heh, delapan belas! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat membahas latihan soal dan

dimaksudkan agar siswa membaca dan menjawab soal selanjutnya. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap murid dengan wajah marah.

Guru memerintahkan siswa untuk

membacakan soal dan jawaban dari

nomor delapan belas.

62 Tuturan:

Yo, Sembilan belas! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat membahas latihan soal dan

dimaksudkan agar siswa membacakan soal dan jawaban yang benar dari soal nomor

sembilan belas. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil memperhatikan

BPM.

Guru memerintahkan siswa untuk

membacakan soal dan jawaban dari

nomor sembilan belas.

63 Tuturan:

Heh, San-San! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru pada salah satu siswa saat membacakan soal ulangan yang

akan dikoreksi pada saat situasi kelas masih ramai karena para siswa yang lain

mengobrol. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi dan wajah marah.

Gru memerintahkan siswa bernama

San-San agar berhenti membaca. √

64 Tuturan:

Lihat dulu soalnya dan jawaban! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat membahas latihan soal. Siswa

merasa kebingungan dengan jawaban dari soal yang dipertanyakan. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi dan ekspresi wajah marah.

Guru memerintahkan siswa untuk

melihat terlebih dahulu soal dan

jawaban dari buku.

65 Tuturan:

Angelika! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru pada salah satu siswa yang mengobrol saat guru dan para

siswa lain mengoreksi latihan soal yang dibahas. Guru menuturkan dengan intonasi

keras dan ekspresi wajah marah.

Guru memerintahkan Angelika untuk

diam. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

128

66 Tuturan:

Dua puluh! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat membahas latihan soal dan

dimaksudkan agar siswa membacakan soal dan jawaban yang benar dari soal nomor

dua puluh. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil memperhatikan BPM.

Guru memerintahkan siswa untuk

membacakan soal dan jawaban dari

nomor dua puluh.

67 Tuturan:

Berikan ke temanmu! Kembalikan ke temanmu! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat selesai mengoreksi jawaban dari

latihan soal milik siswa yang lain. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil

menatap para siswa.

Guru memerintahkan siswa untuk

memberikan dan mengembalikan hasil

koreksian dari latihan soal yang di

bahas.

68 Tuturan:

Betulnya dikalikan lima! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan agar para siswa

menjumlahkan jawaban yang benar dari latihan soal yang dibahas sehingga skor

tersebut skor menjadi nilai akhir dan dapat dimasukkan kedalam daftar nilai siswa.

Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap para siswa.

Guru memerintahkan siswa untuk

mengalikan jumlah betul dengan angka

lima.

69 Tuturan:

Nilai betul dikali lima! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat terdapat salah satu siswa yang

menanyakan kembali mengenai penilaian dari latihan soal yang dikoreksi bersama.

Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap para murid.

Guru memerintahkan siswa agar nilai

betul dari jawaban soal yang betul

dikalikan dengan angka lima.

70 Tuturan:

Ya, Aron! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa selesai menjumlahkan

nilai akhir latihan soal yang dikoreksi dan guru akan memasukkan nilai kedalam

buku nilai, dimaksudkan agar para siswa yang mengoreksi latihan soal milik siswa

yang disebutkan namanya, menyebutkan nilai akhir latihan soal tersebut. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menuliskan nilai di daftar nilai.

Guru memerintahkan siswa yang

mengoreksi latihan soal milik Aron

untuk membacakan nilai yang di

dapatkan olehnya.

71 Tuturan: Guru memerintahkan siswa yang √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

129

Amos! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa selesai menjumlahkan

nilai akhir latihan soal yang dikoreksi dan guru akan memasukkan nilai kedalam

buku nilai, dimaksudkan agar para siswa yang mengoreksi latihan soal milik siswa

yang disebutkan namanya, menyebutkan nilai akhir latihan soal tersebut. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menuliskan nilai di daftar nilai.

mengoreksi latihan soal milik Amos

untuk membacakan nilai yang di

dapatkan olehnya.

72 Tuturan:

Asti! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa selesai menjumlahkan

nilai akhir latihan soal yang dikoreksi dan guru akan memasukkan nilai kedalam

buku nilai, dimaksudkan agar para siswa yang mengoreksi latihan soal milik siswa

yang disebutkan namanya, menyebutkan nilai akhir latihan soal tersebut. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menuliskan nilai di daftar nilai.

Guru memerintahkan siswa yang

mengoreksi latihan soal milik Asti

untuk membacakan nilai yang di

dapatkan olehnya.

73 Tuturan:

Dendi! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa selesai menjumlahkan

nilai akhir latihan soal yang dikoreksi dan guru akan memasukkan nilai kedalam

buku nilai, dimaksudkan agar para siswa yang mengoreksi latihan soal milik siswa

yang disebutkan namanya, menyebutkan nilai akhir latihan soal tersebut. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menuliskan nilai di daftar nilai.

Guru memerintahkan siswa yang

mengoreksi latihan soal milik Dendi

untuk membacakan nilai yang di

dapatkan olehnya.

74 Tuturan:

Deni! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa selesai menjumlahkan

nilai akhir latihan soal yang dikoreksi dan guru akan memasukkan nilai kedalam

buku nilai, dimaksudkan agar para siswa yang mengoreksi latihan soal milik siswa

yang disebutkan namanya, menyebutkan nilai akhir latihan soal tersebut. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menuliskan nilai di daftar nilai.

Guru memerintahkan siswa yang

mengoreksi latihan soal milik Deni

untuk membacakan nilai yang di

dapatkan olehnya.

75 Tuturan:

Diva! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Guru memerintahkan siswa yang

mengoreksi latihan soal milik Diva

untuk membacakan nilai yang di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

130

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa selesai menjumlahkan

nilai akhir latihan soal yang dikoreksi dan guru akan memasukkan nilai kedalam

buku nilai, dimaksudkan agar para siswa yang mengoreksi latihan soal milik siswa

yang disebutkan namanya, menyebutkan nilai akhir latihan soal tersebut. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menuliskan nilai di daftar nilai.

dapatkan olehnya.

76 Tuturan:

Eka Yuli! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa selesai menjumlahkan

nilai akhir latihan soal yang dikoreksi dan guru akan memasukkan nilai kedalam

buku nilai, dimaksudkan agar para siswa yang mengoreksi latihan soal milik siswa

yang disebutkan namanya, menyebutkan nilai akhir latihan soal tersebut. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menuliskan nilai di daftar nilai.

Guru memerintahkan siswa yang

mengoreksi latihan soal milik Eka Yuli

untuk membacakan nilai yang di

dapatkan olehnya.

77 Tuturan:

Ema! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa selesai menjumlahkan

nilai akhir latihan soal yang dikoreksi dan guru akan memasukkan nilai kedalam

buku nilai, dimaksudkan agar para siswa yang mengoreksi latihan soal milik siswa

yang disebutkan namanya, menyebutkan nilai akhir latihan soal tersebut. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menuliskan nilai di daftar nilai.

Guru memerintahkan siswa yang

mengoreksi latihan soal milik Ema

untuk membacakan nilai yang di

dapatkan olehnya.

78 Tuturan:

Eunike! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa selesai menjumlahkan

nilai akhir latihan soal yang dikoreksi dan guru akan memasukkan nilai kedalam

buku nilai, dimaksudkan agar para siswa yang mengoreksi latihan soal milik siswa

yang disebutkan namanya, menyebutkan nilai akhir latihan soal tersebut. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menuliskan nilai di daftar nilai.

Guru memerintahkan siswa yang

mengoreksi latihan soal milik Eunike

untuk membacakan nilai yang di

dapatkan olehnya.

79 Tuturan:

Fransiskus! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa selesai menjumlahkan

nilai akhir latihan soal yang dikoreksi dan guru akan memasukkan nilai kedalam

Guru memerintahkan siswa yang

mengoreksi latihan soal milik

Fransiskus untuk membacakan nilai

yang di dapatkan olehnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

131

buku nilai, dimaksudkan agar para siswa yang mengoreksi latihan soal milik siswa

yang disebutkan namanya, menyebutkan nilai akhir latihan soal tersebut. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menuliskan nilai di daftar nilai.

80 Tuturan:

Hani! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa selesai menjumlahkan

nilai akhir latihan soal yang dikoreksi dan guru akan memasukkan nilai kedalam

buku nilai, dimaksudkan agar para siswa yang mengoreksi latihan soal milik siswa

yang disebutkan namanya, menyebutkan nilai akhir latihan soal tersebut. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menuliskan nilai di daftar nilai.

Guru memerintahkan siswa yang

mengoreksi latihan soal milik Hani

untuk membacakan nilai yang di

dapatkan olehnya.

81 Tuturan:

Ikhsan! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa selesai menjumlahkan

nilai akhir latihan soal yang dikoreksi dan guru akan memasukkan nilai kedalam

buku nilai, dimaksudkan agar para siswa yang mengoreksi latihan soal milik siswa

yang disebutkan namanya, menyebutkan nilai akhir latihan soal tersebut. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menuliskan nilai di daftar nilai.

Guru memerintahkan siswa yang

mengoreksi latihan soal milik Ikhsan

untuk membacakan nilai yang di

dapatkan olehnya.

82 Tuturan:

Leonardus Bagas! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa selesai menjumlahkan

nilai akhir latihan soal yang dikoreksi dan guru akan memasukkan nilai kedalam

buku nilai, dimaksudkan agar para siswa yang mengoreksi latihan soal milik siswa

yang disebutkan namanya, menyebutkan nilai akhir latihan soal tersebut. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menuliskan nilai di daftar nilai.

Guru memerintahkan siswa yang

mengoreksi latihan soal milik

Leonardus Bagas untuk membacakan

nilai yang di dapatkan olehnya.

83 Tuturan:

Marselino! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa selesai menjumlahkan

nilai akhir latihan soal yang dikoreksi dan guru akan memasukkan nilai kedalam

buku nilai, dimaksudkan agar para siswa yang mengoreksi latihan soal milik siswa

yang disebutkan namanya, menyebutkan nilai akhir latihan soal tersebut. Guru

Guru memerintahkan siswa yang

mengoreksi latihan soal milik

Marselino untuk membacakan nilai

yang di dapatkan olehnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

132

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menuliskan nilai di daftar nilai.

84 Tuturan:

Mariska! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa selesai menjumlahkan

nilai akhir latihan soal yang dikoreksi dan guru akan memasukkan nilai kedalam

buku nilai, dimaksudkan agar para siswa yang mengoreksi latihan soal milik siswa

yang disebutkan namanya, menyebutkan nilai akhir latihan soal tersebut. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menuliskan nilai di daftar nilai.

Guru memerintahkan siswa yang

mengoreksi latihan soal milik Mariska

untuk membacakan nilai yang di

dapatkan olehnya.

85 Tuturan:

Panji! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa selesai menjumlahkan

nilai akhir latihan soal yang dikoreksi dan guru akan memasukkan nilai kedalam

buku nilai, dimaksudkan agar para siswa yang mengoreksi latihan soal milik siswa

yang disebutkan namanya, menyebutkan nilai akhir latihan soal tersebut. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menuliskan nilai di daftar nilai.

Guru memerintahkan siswa yang

mengoreksi latihan soal milik Panji

untuk membacakan nilai yang di

dapatkan olehnya.

86 Tuturan:

Pedro! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa selesai menjumlahkan

nilai akhir latihan soal yang dikoreksi dan guru akan memasukkan nilai kedalam

buku nilai, dimaksudkan agar para siswa yang mengoreksi latihan soal milik siswa

yang disebutkan namanya, menyebutkan nilai akhir latihan soal tersebut. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menuliskan nilai di daftar nilai.

Guru memerintahkan siswa yang

mengoreksi latihan soal milik Pedro

untuk membacakan nilai yang di

dapatkan olehnya.

87 Tuturan:

Riski! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa selesai menjumlahkan

nilai akhir latihan soal yang dikoreksi dan guru akan memasukkan nilai kedalam

buku nilai, dimaksudkan agar para siswa yang mengoreksi latihan soal milik siswa

yang disebutkan namanya, menyebutkan nilai akhir latihan soal tersebut. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menuliskan nilai di daftar nilai.

Guru memerintahkan siswa yang

mengoreksi latihan soal milik Riski

untuk membacakan nilai yang di

dapatkan olehnya.

88 Tuturan: Guru memerintahkan siswa yang √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

133

Robi! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa selesai menjumlahkan

nilai akhir latihan soal yang dikoreksi dan guru akan memasukkan nilai kedalam

buku nilai, dimaksudkan agar para siswa yang mengoreksi latihan soal milik siswa

yang disebutkan namanya, menyebutkan nilai akhir latihan soal tersebut. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menuliskan nilai di daftar nilai.

mengoreksi latihan soal milik Robi

untuk membacakan nilai yang di

dapatkan olehnya.

89 Tuturan:

Sekar! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa selesai menjumlahkan

nilai akhir latihan soal yang dikoreksi dan guru akan memasukkan nilai kedalam

buku nilai, dimaksudkan agar para siswa yang mengoreksi latihan soal milik siswa

yang disebutkan namanya, menyebutkan nilai akhir latihan soal tersebut. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menuliskan nilai di daftar nilai.

Guru memerintahkan siswa yang

mengoreksi latihan soal milik Sekar

untuk membacakan nilai yang di

dapatkan olehnya.

90 Tuturan:

Selvi! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa selesai menjumlahkan

nilai akhir latihan soal yang dikoreksi dan guru akan memasukkan nilai kedalam

buku nilai, dimaksudkan agar para siswa yang mengoreksi latihan soal milik siswa

yang disebutkan namanya, menyebutkan nilai akhir latihan soal tersebut. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menuliskan nilai di daftar nilai.

Guru memerintahkan siswa yang

mengoreksi latihan soal milik Selvi

untuk membacakan nilai yang di

dapatkan olehnya.

91 Tuturan:

Suci! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa selesai menjumlahkan

nilai akhir latihan soal yang dikoreksi dan guru akan memasukkan nilai kedalam

buku nilai, dimaksudkan agar para siswa yang mengoreksi latihan soal milik siswa

yang disebutkan namanya, menyebutkan nilai akhir latihan soal tersebut. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menuliskan nilai di daftar nilai.

Guru memerintahkan siswa yang

mengoreksi latihan soal milik Suci

untuk membacakan nilai yang di

dapatkan olehnya.

92 Tuturan:

Tanti! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Guru memerintahkan siswa yang

mengoreksi latihan soal milik Tanti

untuk membacakan nilai yang di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

134

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa selesai menjumlahkan

nilai akhir latihan soal yang dikoreksi dan guru akan memasukkan nilai kedalam

buku nilai, dimaksudkan agar para siswa yang mengoreksi latihan soal milik siswa

yang disebutkan namanya, menyebutkan nilai akhir latihan soal tersebut. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menuliskan nilai di daftar nilai.

dapatkan olehnya.

93 Tuturan:

Yudha Catur! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa selesai menjumlahkan

nilai akhir latihan soal yang dikoreksi dan guru akan memasukkan nilai kedalam

buku nilai, dimaksudkan agar para siswa yang mengoreksi latihan soal milik siswa

yang disebutkan namanya, menyebutkan nilai akhir latihan soal tersebut. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menuliskan nilai di daftar nilai.

Guru memerintahkan siswa yang

mengoreksi latihan soal milik Yudha

Catur untuk membacakan nilai yang di

dapatkan olehnya.

94 Tuturan:

Elia! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa selesai menjumlahkan

nilai akhir latihan soal yang dikoreksi dan guru akan memasukkan nilai kedalam

buku nilai, dimaksudkan agar para siswa yang mengoreksi latihan soal milik siswa

yang disebutkan namanya, menyebutkan nilai akhir latihan soal tersebut. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menuliskan nilai di daftar nilai.

Guru memerintahkan siswa yang

mengoreksi latihan soal milik Elia

untuk membacakan nilai yang di

dapatkan olehnya.

95 Tuturan:

Angelika! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa selesai menjumlahkan

nilai akhir latihan soal yang dikoreksi dan guru akan memasukkan nilai kedalam

buku nilai, dimaksudkan agar para siswa yang mengoreksi latihan soal milik siswa

yang disebutkan namanya, menyebutkan nilai akhir latihan soal tersebut. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menuliskan nilai di daftar nilai.

Guru memerintahkan siswa yang

mengoreksi latihan soal milik Angelika

untuk membacakan nilai yang di

dapatkan olehnya.

96 Tuturan:

Kembalikan ke pemiliknya! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat selesai mengoreksi dan

memasukkan nilai hasil latihan soal para siswa. Guru meminta para siswa untuk

Guru memerintahkan siswa untuk

mengembalikan latihan soal yang telah

di koreksi kepada pemiliknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

135

mengembalikan buku latihan soal yang telah dikoreksi kepada pemiliknya. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap para siswa.

97 Tuturan:

Cepet! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat diketahui saling ejek

menggunakan suara hewan dan memperagakan hewan tersebut. Guru menuturkan

dengan intonasi tinggi dan ekspresi wajah marah.

Guru memerintahkan siswa untuk cepat

melakukan adegan ulang yang baru

saja mereka lakukan.

98 Tuturan:

Duduk di depan! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada dua orang siswa yang saling ejek untuk duduk di

depan kelas. Dimaksudkan sebagai hukuman bagi mereka karena tidak

mengindahkan tugas. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi dan ekspresi wajah

marah.

Guru memerintahkan siswa untuk

duduk di depan ruang kelas. √

99 Tuturan:

Heh, tanganmu kiri sini. Tanganmu kanan. Nah, wes ngono terus. Sudah, kerjakan

sambil berpegang-pegangan! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada dua orang siswa yang bercanda saat guru meminta

para siswa untuk mengerjakan latihan soal. Guru menghukum siswa dengan duduk

di depan kelas sambil mengerjakan tugas dengan posisi bergandengan tangan. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menunjuk tangan siswa.

Guru memerintahkan siswa untuk

mengerjakan tugassambil berpegangan

tangan.

100 Tuturan:

Wes, mengerjakan sambil berpegangan tangan! Ora greneng-greneng lho!

(TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada dua orang siswa yang dihukum guru untuk

mengerjakan tugas dengan posisi bergandengan tangan. Dua orang siswa tersebut

masih mengobrol saat guru menyuruh mereka untuk mengerjakan tugas. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menunjuk siswa.

Guru memerintahkan siswa untuk

mengerjakan tugas sambil berpegangan

tangan dan tidak diperbolehkan

berbicara.

101 Tuturan:

Yowes, Falfo menulis disitu! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Guru memerintahkan siswa yang

bernama Falfo agar menuliskan

tugasnya di tempat yang di tunjuk oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

136

Tuturan dituturkan guru kepada dua orang siswa yang saling ejek untuk duduk di

depan kelas bersama-sama. Dimaksudkan sebagai hukuman bagi mereka karena

tidak mengindahkan tugas. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil

menunjuk siswa.

guru.

102 Tuturan:

Pegangan! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada dua orang siswa yang saling ejek untuk duduk di

depan kelas. Guru menghukum dua orang siswa tersebut dengan berpegangan

tangan. Dimaksudkan sebagai hukuman bagi mereka karena tidak mengindahkan

tugas. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi dan menunjuk tangan siswa.

Guru memerintahkan siswa yang di

hukum untuk berpegangan tangan. √

103 Tuturan:

Letakkan itu diatas meja, Mbak, bukan di atas pahamu! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat salah satu siswa mengerjakan

latihan soal dengan meletakkan buku diatas paha, bukan diatas meja. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menunjuk buku siswa.

Guru memerintahkan siswa untuk

meletakkan bukunya di atas meja. √

104 Tuturan:

Sekarang mengerjakan! (TIKI/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan agar mengerjakan latihan

soal dan tidak berbicara kepada rekan sebangkunya. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi, sambil menatap siswa.

Guru memerintahkan siswa untuk

mengerjakan latihan soal yang

diberikan.

105 Tuturan:

Marsya, itu dihapus! (TIKI/TMMPIP/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru pada salah satu siswa saat siswa hendak maju untuk

menuliskan puisi karyaya di papan tulis. Guru meminta siswa untuk menghapus

puisi milik salah satu siswa yang telah disunting sebelumnya agar dapat dituliskan

puisi baru kembali. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menunjuk

tulisan di papan tulis.

Guru memerintahkan siswa yang

bernama Marsya untuk menghapus

puisi di papan tulis.

106 Tuturan:

Lalu karena pelajaran sudah selesai, buka BPM-mu! Kita koreksi!

(TIKI/TMMPIP/D6)

Guru memerintahkan siswa untuk

membuka BPM, kemudian di koreksi

bersama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

137

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat kegiatan belajar akan dimulai lagi

melalui media pembelajaran BPM. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil

membuka BPM.

107 Tuturan:

Semuanya dikerjakan, kerjakan di perpus, satu jam ya! (TIKI/TMMPIP/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang belum mengerjakan tugas

karena pada pertemuan sebelumnya sedang latihan untuk persiapan lomba antar

sekolah. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menunjuk kearah

perpustakaan.

Guru memerintahkan siswa untuk

mengerjakan semua soal yang

diberikan oleh guru di perpustakaan

dengan waktu satu jam.

108 Tuturan:

Marsya, ke kanan! Makanya rambut diikat, Mbak, biar kedengaran.

(TIKI/TMMPIP/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang tidak mendengar arahan dari

guru mengenai alur dari pengoreksian BPM. Guru menuturkan dengan intonasi

tinggi, sambil menunjuk kearah kanan siswa.

Guru memerintahkan siswa untuk

memberikan buku yang akan dikoreksi

ke teman di sebelah kanan.

109 Tuturan:

Kita mulai dari belakang, Jaka! (TIKI/TMMPIP/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat akan membahas soal dari BPM dan

dimaksudkan agar siswa membaca dan menjawab soal selanjutnya. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap siswa yang bernama Jaka.

Guru memerintahkan siswa untuk

mulai membacakan soal dan jawaban

yang di bahas dari belakang, yaitu dari

Jaka.

110 Tuturan:

Ya dibuka dong catatanmu! (TIKI/TMMPIP/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para murid tidak bisa menjawab

pertanyaan dari soal dari BPM yang dikoreksi maupun pertanyaan dari guru

mengenai materi yang dibahas dalam soal. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi

dan ekspresi wajah marah.

Guru memerintahkan siswa untuk

membuka catatan milik mereka. √

111 Tuturan:

Iya, kaca. Kamu taruh di depanmu tu lho! (TIKI/TMMPIP/D6)

Konteks:

Guru memerintahkan siswa untuk

meletakkan kaca di depan mereka. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

138

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat membahas latihan soal, tetapi para

siswa hanya diam saja sehingga menyebabkan guru marah. Guru meminta para

siswa untuk membawa kaca agar para siswa dapat melihat wajah mereka ketika

KBM. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi dan ekspresi wajah marah.

112 Tuturan:

Nak, nanti dilihat lagi, besok diocokkan! (TIKI/TMMPIP/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat jam pelajaran berakhir,

dimaksudkan agar para siswa mempelajari latihan soal yang diberikan. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap para siswa.

Guru memerintahkan siswa untuk

melihat atau mempelajari lagi soal

yang di bahas karena besok akan

dicocokkan.

113 Tuturan:

Satu lagi yang putra! (TIKI/TMMPIP/D8)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan agar salah satu dari siswa

berjenis kelamin laki-laki menuliskan puisi di papan tulis. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi, sambil mengacungkan salah satu jari keatas.

Guru memerintahkan siswa berjenis

kelamin laki-laki untuk maju

menuliskan puisi karyanya di papan

tulis.

114 Tuturan:

Heh, yang keras! Biasanya kamu suaranya sampai ruang guru, Mbak.

(TIKI/TMMPIP/D8)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat siswa menjawab pertanyaan

guru dengan volume suara yang kecil dan cepat. Volume suara siswa tersebut

berbeda ketika berada di luar kelas untuk istirahat dan di dalam ruang kelas saat

kegiatan belajar mengajar. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi dan ekspresi

wajah marah.

Guru memerintahkan siswa agar

menjawab pertanyaan guru dengan

volume suara yang keras.

115 Tuturan:

Mereka berdua itu banyak bicara saja, perhatikan disini! (TIKI/TMMPIP/D8)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada dua orang siswa saat guru sedang menerangkan

materi terdapat siswa yang berbicara dengan rekannya dan tidak memperhatikan

guru. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi dan wajah marah.

Guru memerintahkan dua orang siswa

yang banyak bicara untuk

memeperhatikan guru.

116 Tuturan:

Iya, bandingkan miliknya Ahmad yang asli dengan yang sudah disunting!

(TIKI/TMMPIP/D8)

Guru memerintahkan siswa untuk

membandingkan puisi milik Ahmad

yang belum disunting dan yang sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

139

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat selesai menyunting puisi murid

yang tituliskan di papan tulis. Guru meminta para siswa untuk membandingkan

puisi sebelum disunting dan sesudah disunting. Guru menuturkan dengan intonasi

tinggi, sambil meunjuk puisi di papan tulis.

disunting.

117 Tuturan:

Yang miliknya Selvi tadi, dihapus! (TIKI/TMMPIP/D8)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada siswa yang akan menuliskan puisi di papan tulis.

Siswa tersebut bingung akan menulis di bagian mana karena papan tulis penuh

dengan tulisan puisi sebelumnya. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil

menunjuk papan tulis.

Guru memerintahkan siswa untuk

menghapus puisi milik Selvi yang di

papan tulis.

118 Tuturan:

Sudah, diam saja! (TIKI/TMMPIP/D8)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat guru menerangkan materi,

tetapi siswa tersebut mengomentari penjelasan guru dengan hal-hal yang tidak

penting. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi dan mata menatap tajam pada

siswa.

Guru memerintahkan siswa untuk

diam. √

119

Tuturan:

Konsisten! Siapa yang langsung? (TIKI/TMMPIP/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru pada para siswa saat menjawab pertanyaan guru dengan

tidak konsisten atau berganti-ganti jawaban. Guru menuturkan dengan intonasi

tinggi dan wajah marah.

Guru memerintahkan siswa untuk

konsisten dalam menjawab. √

1.2 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Suruhan

No Data Maksud Triangulasi

Setuju Tidak

Setuju

1 Tuturan: Coba dibuka! Saya ingin melihat, kamu sudah membuat atau belum, kamu sudah

mencari atau belum. (TIKI/TMMPIS/D1)

Konteks:

Guru menyuruh siswa untuk membuka

buku pelajaran mereka, yang berisi

tugas membuat puisi, yang diberikan

oleh guru pada pertemuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

140

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat pelajaran dimulai dan guru ingin

melihat puisi yang dibuat oleh para siswa sebagai tugas yang diberikan guru pada

pertemuan sebelumnya. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil

menyenderkan pinggul di meja siswa.

sebelumnya.

2 Tuturan: Coba kamu lihat posisi saya! Saya berdiri tegak, bandingkan dengan begini!

(TIKI/TMMPIS/D3)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat menyunting puisi salah satu siswa

yang dituliskan di papan tulis. Guru merealisasi apa yang terdapat di dalam puisi ke

dalam kenyataan. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menunjuk posisi

tubuh guru.

Guru menyuruh siswa untuk melihat

guru, terlebih pada posisi berdiri guru. √

3 Tuturan: Coba dibayangkan jika di Jakarta itu! (TIKI/TMMPIS/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat menerangkan tentang salah satu

puisi yang terdapat dalam salah satu soal di BPM. Puisi tersebut menceritakan

mengenai Jakarta. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menunjuk

keatas.

Guru menyuruh siswa untuk

membayangkan situasi dan kondisi di

Jakarta.

4 Tuturan: Coba diperagakan! (TIKI/TMMPIS/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat diketahui saling ejek

menggunakan suara hewan dan memperagakan perilaku hewan tersebut. Guru

menuturkan dengan intonasi keras dan ekspresi wajah marah.

Guru menyuruh siswa untuk

memperagakan kembali hal yang

dilakukan oleh siswa.

5 Tuturan: Coba diperagakan yang kamu lakukan tadi! (TIKI/TMMPIS/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat diketahui saling ejek

menggunakan suara hewan dan memperagakan perilaku hewan tersebut. Kegiatan

saling ejek tersebut dilakukan oleh siswa saat guru sedang menjelaskan materi

pelajaran. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi dan ekspresi wajah marah.

Guru menyuruh dua orang siswa yang

ditunjuk oleh guru untuk melakukan

hal yang baru saja dilakukan oleh

mereka, yaitu mengikuti suara hewan

untuk saling ejek.

6 Tuturan: Nak, coba silahkan duduk! Tidak usah dicari siapa yang mengoreksi punyamu,

Guru menyuruh siswa agar para murid

duduk. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

141

nantikan kalau selesai, saya bagi. (TIKI/TMMPIS/D7)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat selesai mengoreksi hasil ulangan.

Para siswa bertanya-tanya pada rekannya mengenai ulangan yang dikoreksi dan

menyebabakan kegaduhan. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil

menunjuk para siswa.

7

Tuturan: Coba diulangi dan pelan! (TIKI/TMMPIS/D8)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat siswa menjawab pertanyaan

guru dengan volume suara yang kecil dan cepat sehingga suara tersebut tidak dapat

tersengar jelas oleh guru. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi dan mata

menatap siswa.

Guru menyuruh siswa untuk

mengulangi menjawab pertanyaan dari

guru dengan kecepatan suara yang

lambat.

1.3 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Permintaan

No Data Maksud Triangulasi

Setuju Tidak

Setuju

1 Tuturan: Papan tulis dibagi dua dan tolong tulisannya jangan terlalu melebar ke kanan ya!

(TIKI/TMMPIPmin/D3)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat menuliskan puisi di papan

tulis. Papan tulis dibagi dua agar dua puisi dapat dituliskan dalam satu papan tulis

dan mudah disunting guru. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil

menunjuk papan tulis.

Guru meminta siswa untuk membagi

papan tulis menjadi dua bagian agar

dapat digunakan oleh dua orang siswa

untuk menuliskan puisi karya mereka.

Kemudian, guru juga meminta agar

tulisan siswa yang menuliskan puisinya

di papan tulis untuk tidak melebar

kekanan karena guru akan

menggunakan ruang yang kosong

disebelah kanan puisi siswa untuk

menyunting puisi yang dituliskan oleh

siswa.

2 Tuturan: Nak, saya minta tolong anak putri saja yang mengumpulkan!

(TIKI/TMMPIPmin/D3)

Konteks:

Guru meminta agar siswi untuk

mengumpulkan tugas para siswa di

kelas tersebut ke meja guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

142

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan agar beberapa siswi yang

mengambil tugas siswa-siswi lain dari meja ke meja dan mengumpulkannya di meja

guru. Guru memilih siswi yang mengumpulkan buku tugas karena mereka tidak

membuat kegaduhan saat proses pengumpulan berlangsung, seperti siswa. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap para siswa.

3 Tuturan: Lalu minta tolong, apa namanya, pintunya, eh kok pintunya, buku paketnya diambil

di 8B! (TIKI/TMMPIPmin/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat pelajaran akan dimulai. Guru

meminta salah satu siswa mengambilkan buku paket yang akan digunakan sebagai

pemandu belajar di kelas 8B. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil

menunjuk keluar kelas.

Guru meminta agar salah satu siswa di

kelas tersebut (8A) untuk mengambil

buku paket bahasa Indonesia di kelas

8B karena buku paket tersebut akan

digunakan guru dan siswa kelas 8A

sebagai bahan pembelajaran pada

pertemuan hari ini.

4 Tuturan: Ya sudah, tolong saya ambilkan apa namanya, soal ulangan di tempat Bu Yayuk!

(TIKI/TMMPIPmin/D5)

Konteks: Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa dimaksudkan untuk mengambilkan

soal ulangan pada salah satu guru yang berada di ruang kantor guru. Soal ulangan

tersebut akan digunakan oleh guru untuk panduan dalam mengoreksi jawaban dari

ulangan para siswa karena guru yang bersangkutan tidak memiliki file dari ulangan

tersebut. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menunjuk keluar kelas.

Guru meminta agar salah satu siswa

untuk mengambilkan soal ulangan

yang akan digunakan untuk panduan

mengoreksi ulangan pada salah satu

guru bahasa Indonesia juga di SMP

tersebut, bernama Bu Yayuk.

1.4 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Desakan

No Data Maksud Triangulasi

Setuju Tidak

Setuju

1 Tuturan:

Jadi, Anda harus hafal! Yang paling mudah dan paling sering kita ingat itu seperti

pantun, syair, puisi lama. (TIKI/TMMPID/D1)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat menerangkan mengenai jenis-jenis

karya sastra dalam bahasa Indonesia. Guru menginginkan seluruh siswa mengetahui

jenis-jenis karya sastra. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap

Guru mendesak siswa untuk hafal jenis

karya sastra. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

143

para siswa.

2 Tuturan:

Ayo Nak, silahkan duduk Nova! (TIKI/TMMPID/D3)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru pada salah satu siswa yang masih berdiri saat guru telah

masuk di dalam kelas dan ingin memulai pelajaran. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi, sambil menatap tajam Nova.

Guru mendesak siswa agar siswa yang

bernama Nova untuk duduk karena

guru akan memulai kegiatan belajar

mengajar.

3 Tuturan:

Ayo, harus berpikir, Nak! (TIKI/TMMPID/D3)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat guru meminta para siswa untuk

menyunting puisi yang telah dibuat dan dituliskan oleh salah satu siswa yang telah

maju. Guru menuturkan dengan intonasi keras, sambil menatap para siswa.

Guru mendesak siswa untuk berpikir. √

4 Tuturan:

Harusnya kamu jelaskan, jangan mengatakan, “Jam tujuh yak’e”!

(TIKI/TMMPID/D3)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat guru menanyakan mengenai

puisi yang dibuat oleh siswa. Siswa tersebut menjawab dengan kata “yak’e” yang

memiliki arti “mungkin”. Guru menuturkan dengan intonasi keras, sambil menunjuk

siswa.

Guru mendesak siswa untuk

menjelaskan mengenai alasannya, tidak

dengan mengatakan, “Jam 7 yak’e”.

5 Tuturan:

Ayo, buat kalimat langsung ini menjadi kalimat tidak langsung!

(TIKI/TMMPID/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat tanya jawab mengenai materi

pelajaran kalimat langsung dan tidak langsung yang mendorong para siswa untuk

membuat contoh kalimat. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi dan ekspresi

wajah marah.

Guru mendesak siswa agar dapat

mengubah kalimat langsung menjadi

kalimat tidak langsung, yang

merupakan materi dalam kegiatan

belajar mengajar pada pertemuan itu.

6 Tuturan:

Baik, gunungnya mana dulu maka ini harus dijelaskan! (TIKI/TMMPID/D3)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat mengoreksi dan menyunting puisi

salah satu siswa yang dituliskan di papan tulis. Guru menuturkan dengan intonasi

Guru mendesak siswa untuk

menjelaskan gunung mana yang

dimaksudkan dalam puisi tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

144

tinggi, sambil menunjuk puisi di papan tulis.

7 Tuturan:

Inikan dibahas supaya kamu tahu, harusnya kamu bawa! (TIKI/TMMPID/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat akan membahas latihan soal

dalam BPM, akan tetapi siswa tersebut tidak membawa BPM. Guru menuturkan

dengan intonasi tinggi dan ekspresi wajah marah.

Guru mendesak siswa untuk membawa

BPM karena guru akan menggunakan

BPM sebagai bahan KBM.

8 Tuturan:

Ayo yang betul, baru saja dikatakan Bu Domas! (TIKI/TMMPID/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat menjawab pertanyaan dengan

jawaban yang salah. Sebelumnya guru sudah membahas mengenai materi tersebut,

tetapi ketika diberi soal lagi, siswa salah menjawab. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi dan ekspresi wajah marah.

Guru mendesak siswa supaya

menjawab pertanyaan dengan benar

karena guru baru saja memberikan

materi mengenai hal yang sama dengan

soal yang dijawab siswa.

9 Tuturan:

Yo, yang lain sekarang mengerjakan! Tidak usah melihat, kan sudah tahu mereka dua

sejoli. (TIKI/TMMPID/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa melihat dua orang siswa

yang dihukum oleh guru saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menunjuk kearah buku para siswa.

Guru mendesak siswa untuk

mengerjakan tugas yang diberikan. √

10 Tuturan:

Ayo, cepet! (TIKI/TMMPID/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada dua orang siswa yang saling ejek saat guru meminta

para siswa mengerjakan latihan soal. Guru meminta siswa tersebut untuk duduk di

depan kelas. Dimaksudkan sebagai hukuman bagi mereka karena tidak

mengindahkan tugas. Guru menuturkan dengan intonasi keras dan ekspresi wajah

marah.

Guru mendesak agar siswa segera

duduk didepan kelas sebagai bentuk

hukuman dari guru karena siswa

tersebut tidak mengindahkan tugas

yang diberikan, yaitu tidak

mengerjakan soal dalam latihan soal

yang terdapat di BPM.

11 Tuturan:

Karena letak kalimat utama di akhir, berarti ide pokok juga harus d iakhiri!

(TIKI/TMMPID/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat membahas salah satu soal dari

Guru mendesak siswa agar mengetahui

bahwa ide pokok letaknya berada di

akhir ketika letak kalimat utama berada

di kahir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

145

ulangan mengenai kalimat deduktif dan induktif. Guru menuturkan dengan intonasi

tinggi, sambil menatap wajah para siswa.

12 Tuturan:

Dalam membuat puisi, kita harus membuat orang lain berimajinasi!

(TIKI/TMMPID/D3)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat menerangkan materi pelajaran

mengenai puisi. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap para siswa.

Guru mendesak siswa agar para siswa

mampu membuat pembaca ataupun

pendengar berimajinasi terhadap puisi

yang dibuat oleh penyair.

13 Tuturan:

Kamu yang seharusnya punya inisiatif bertanya, baru saya membahas!

(TIKI/TMMPID/D7)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat guru menanyakan kembali

mengenai tugas yang diberikan oleh guru, kemudian siswa tersebut tidak dapat

menjawab pertanyaan guru dengan tepat. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi

dan ekspresi wajah marah.

Guru mendesak siswa untuk bertanya

kepada guru. √

14 Tuturan:

Salah satu caranya, harus ada sukarelawan yang maju kedepan menuliskan puisinya,

lalu nanti bersama-sama kita lihat, kita sunting, kita bedah! (TIKI/TMMPID/D9)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat meminta beberapa siswa maju untuk

menuliskan puisi hasil karya mereka agar dapat disunting secara bersama-sama. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap wajah para siswa.

Guru mendesak siswa untuk secara

sukarela menuliskan puisi karya

mereka di papan tulis agar dapat

disunting.

15 Tuturan:

Nah usahakan Nak, jika nanti, inikan langkah pertama, kita harus langkah kedua

memperbaiki dengan bahasa yang indah! (TIKI/TMMPID/D8)

Konteks:

Tuutran dituturkan guru kepada para siswa memberikan materi pelajaran mengenai

langkah menulis puisi. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap para

siswa.

Guru mendesak siswa agar dalam

langkah kedua menyunting puisi

mampu memperbaiki bahasanya

menjadi lebih indah.

16 Tuturan:

Saya melihatnya belum selesai, nanti harus dirapikan lagi! (TIKI/TMMPID/D8)

Konteks:

Guru mendesak siswa agar merapikan

lagi larik puisinya karena terlihat

belum selesai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

146

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat selesai menyunting puisi di papan

tulis. Guru merasa kalau hasil suntingan tersebut belum memuaskan, sehingga siswa

perlu memperbaikinya. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menunjuk

puisi di papan tulis.

17 Tuturan:

Nak, tugasmu nanti, besok harus mengumpulkan puisi yang sudah Anda sunting!

(TIKI/TMMPID/D8)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan untuk mengingatkan para

siswa berkaitan dengan tugas yang harus dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil merapikan meja guru.

Guru mendesak siswa agar

mengumulkan puisi yang sudah di

sunting pada pertemuan selanjutnya.

18 Tuturan:

Nah, milikmu ini boleh digunakan, tapi harus ditambahi! Jika tidak ditambahi, maka

tidak saya nilai karena ini tadi Bu Domas yang mengerjakan. (TIKI/TMMPID/D4)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat menjelaskan mengenai tugas

yang harus dikumpulkan siswa pada pertemuan selanjutnya. Guru menuturkan

tuturan itu pada salah satu siswa yang puisi hasil karyanya telah di sunting bersama-

sama antara guru dan para siswa di kelas saat pembelajaran. Guru menuturkan

dengan intonasi tinggi, sambil berjalan menuju keluar kelas.

Guru mendesak siswa agar salah satu

siswa yang dimaksudkan oleh guru

dapat menambah larik dalam puisi

yang telah dibuatnya karena dalam

puisi murid tersebut, sebelumnya telah

disunting oleh guru dengan

menambahkan beberapa larik puisi

agar puisi tersebut terlihat lebih indah.

1.5 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Bujukan

No Data Maksud Triangulasi

Setuju Tidak

Setuju

1 Tuturan:

Mohon maaf, tolong ditulis lagi ya, Nak, Galih, kamu tulis lagi puisinya!

(TIKI/TMMPIB/D4)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang telah menuliskan puisi pada

pertemuan sebelumnya dan puisi tersebut belum disunting. Sehingga siswa diminta

untuk menuliskan puisinya kembali agar dapat disunting. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi, sambil menatap wajah Galih.

Guru membujuk siswa yang bernama

Galih untuk menuliskan lagi larik puisi

miliknya di papan tulis karena akan

disunting secara bersama-sama antara

guru dan para siswa lain.

2 Tuturan: Guru membujuk siswa yang bernama √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

147

Ayo Yuda, tidak apa-apa! (TIKI/TMMPIB/D8)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang malu-malu untuk menuliskan

puisinya di papan tulis. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil

mengayunkan tangan pada Yuda.

Yuda untuk maju menuliskan puisi

karya miliknya di papan tulis agar

dapat disunting bersama-sama antara

guru dan para siswa lain.

1.6 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Imbauan

No Data Maksud Triangulasi

Setuju Tidak

Setuju

1 Tuturan:

Tugasnya, besok bawalah soal ulangan harian satu hingga empat yang semester dua!

Cari dan besok bawa! (TIKI/TMMPII/D7)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan untuk mengingatkan siswa

agar para siswa membawa soal ulangan harian semester dua. Soal ulangan tersebut

akan digunakan untuk penajaman materi sebelum ulangan akhir semester. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi dan menunjuk satu jari keatas.

Guru mengimbau siswa mencari dan

membawa soal ulangan harian satu

hingga empat pada pertemuan

selanjutnya.

1.7 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Persilaan

No Data Maksud Triangulasi

Setuju Tidak

Setuju

1 Tuturan:

Silahkan BPM-nya ditukar dengan teman sebangku, ditukarkan dengan teman

sebelahnya! (TIKI/TMMPIPs/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa sebelum mengoreksi. Siswa diminta untuk

menukarkan BPM agar dapat saling mengoreksi. Guru menuturkan dengan intonasi

tinggi, sambil membuka BPM.

Guru mempersilakan siswa untuk

saling menukarkan BPM dengan teman

sebangkunya karena guru dan para

siswa akan mengoreksi jawaban dari

latihan soal yang terdapat dalam BPM

dan nilai yang di dapatkan dari

jawaban dalam BPM tersebut akan

dimasukkan ke dalam buku nilai.

2 Tuturan:

Yuk, silahkan duduk kembali! (TIKI/TMMPIPs/D5)

Guru mempersilakan siswa untuk

duduk kembali. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

148

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada dua orang siswa yang telah dihukum untuk duduk

bergandengan di depan kelas saat jam pelajaran berlangsung. Guru menuturkan

dengan intonasi tinggi, sambil menatap para siswa.

3 Tuturan:

Nah, sekarang yang putri. Silahkan anak putri sukarelawan! (TIKI/TMMPIPs/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan untuk mempersilahkan

siswa putri maju dan menuliskan puisi karya mereka sendiri. Sebelumnya, siswa

berjenis kelamin laki-laki telah menuliskan puisi di papan tulis, lalu guru meminta

siswa berjenis kelamin perempuan untuk gantian menulis puisi. Guru menuturkan

dengan intonasi tinggi, sambil menatap siswa berjenis kelamin perempuan.

Guru mempersilakan agar siswa yang

berjenis kelamin perempuan untuk

maju menuliskan puisi mereka di papan

tulis secara sukarelawan atau tanpa

guru memerintahkan siswa untuk

menuliskan puisi.

4 Tuturan:

Iya, silahkan Pak Alvin! (TIKI/TMMPIPs/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa dimaksudkan untuk mempersilahkan

siswa yang bernama Alvin menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menunjuk siswa.

Guru mempersilakan siswa yang

bernama Alvin untuk menjawab

pertanyaan guru.

5 Tuturan:

Sekarang, silahkan maju! (TIKI/TMMPIPs/D8)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan untuk mempersilahkan para

siswa yang bersedia menuliskan puisi hasil karyanya di papan tulis. Guru menuturkan

dengan intonasi tinggi, sambil menatap para siswa.

Guru mempersilakan siswa untuk maju

menuliskan puisi karyanya di papan

tulis.

6 Tuturan:

Nah berarti sekarang yang ulangan akhir semester, silahkan dikerjakan!

(TIKI/TMMPIPs/D8)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan agar para siswa

mengerjakan latihan soal bagian ulangan akhir semester. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi sambil melihat soal dalam BPM.

Guru mempersilakan siswa untuk

mengerjakan soal dari BPM bagian

ulangan akhir semester.

7 Tuturan:

Silahkan mengerjakan yang soal pilihan ganda! (TIKI/TMMPIPs/D8)

Konteks:

Guru mempersilakan siswa untuk

mengerjakan soal yang terdapat dalam

BPM. Soal yang diminta oleh guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

149

Tuturan dituturkan guru kepada para murid dimaksudkan agar para siswa

mengerjakan latihan soal bagian ulangan akhir semester dengan jenis soal pilihan

ganda. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil melihat soal dalam BPM.

terletak pada BPM bagian ulangan

akhir semester dengan jenis soal

pilihan ganda.

8 Tuturan:

Nak, silahkan dikumpul sambil menunggu bel! (TIKI/TMMPIPs/D3)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan untuk meletakkan tugas di

meja agar diambil oleh murid yang telah ditugaskan guru untuk mengumpulkan tugas

para siswa ke meja guru. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi sambil merapikan

meja guru.

Guru mempersilakan siswa untuk

mengumpulkan tugas yang telah

dikerjakan selama jam pelajaran

berlangsung sembari menunggu jam

pelajaran yang akan selesai.

9 Tuturan:

Silahkan ditulis Nak, itu KD 15.1, 15 pokoknya alur cerpen, puisi, sudah selesai!

(TIKI/TMMPIPs/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat menuliskan jadwal ulangan di

papan pengumuman kelas. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil

menunjuk kearah papan pengumuman.

Guru mempersilakan siswa untuk

menuliskan jadwal ulangan di papan

pengumuman kelas mengenai jadwal

ulangan bahasa Indonesia yang akan

dilaksanakan pada pertemuan

berikutnya. Materi ulangan yang akan

diberikan pada pertemuan berikutnya

adalah materi mengenai alur cerpen

dan puisi yang terletak pada KD 15.

1.8 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Ajakan

No Data Maksud Triangulasi

Setuju Tidak

Setuju

1 Tuturan:

Ya, mari kita lihat! (TIKI/TMMPIAj/D1)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan agar para siswa

memperhatikan dan mampu mengoreksi puisi yang dibuat oleh rekannya di papan

tulis. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil melihat soal yang akan

dibahas.

Guru mengajak para siswa untuk

melihat puisi di papan tulis. √

2 Tuturan:

Jalan sabara, mari kita lihat, yuk! (TIKI/TMMPIAj/D1)

Konteks:

Guru mengajak siswa untuk

mengoreksi latihan soal yang

bermaterikan mengenai puisi berjudul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

150

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan untuk mengoreksi latihan

soal. Guru dan murid berdiskusi mengenai materi pelajaran yang akan dibahas pada

hari itu. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil melihat BPM.

Jalan Sabara.

3 Tuturan:

Yuk, Tina! (TIKI/TMMPIAj/D3)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswi saat siswi tersebut ragu-ragu untuk

menuliskan puisi karyanya di papan tulis. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi,

sambil menunjuk Tina.

Guru mengajak siswi yang bernama

Tina untuk menuliskan puisinya di

papan tulis.

4 Tuturan:

Mari kita lihat! (TIKI/TMMPIAj/D4)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan untuk melihat puisi milik

salah satu siswa yang telah dituliskan di papan tulis. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi, sambil menatap kearah papan tulis.

Guru mengajak para siswa untuk

mlihat puisi milik rekannya yang

terdapat di papan tulis.

5 Tuturan:

Baik, mari kita koreksi! (TIKI/TMMPIAj/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan guru mengajak para siswa

untuk mengoreksi soal yang terdapat dalam BPM bersama-sama. Guru menuturkan

dengan intonasi tinggi, sambil melihat kearah BPM.

Guru mengajak siswa untuk

mengoreksi latihan soal yang telah

dikerjakan oleh mereka secara

bersama-sama.

6 Tuturan:

Yuk, lanjut! (TIKI/TMMPIAj/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat membahas soal dari BPM dan

dimaksudkan agar siswa membaca dan menjawab soal selanjutnya. Guru menuturkan

dengan intonasi tinggi, sambil melihat soal di BPPM.

Guru mengajak siswa untuk lanjut

membacakan soal dan jawaban dari

BPM.

7 Tuturan:

Lalu, yuk Nak untuk yang uraian! (TIKI/TMMPIAj/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan untuk melanjutkan

mengerjakan latihan soal bagian uraian. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan

adalah siswa mengerjakan soal dari latihan soal. Guru menuturkan dengan intonasi

tinggi, sambil melihat soal dalam BPM.

Guru mengajak siswa untuk

melanjutkan membahas latihan soal

bagian uraian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

151

8 Tuturan:

Yuk, mulai mas Robi! (TIKI/TMMPIAj/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat membahas soal dari BPM dan

dimaksudkan agar siswa yang bernama Robi menjadi siswa pertama yang membaca

dan menjawab soal pada nomor satu, kemudian siswa yang duduk disebelah Robi.

Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap kearah Robi.

Guru mengajak siswa mengoreksi

latihan soal bersama dengan cara

membacakan soal dan jawaban dari

BPM yang dikoreksi oleh siswa secara

bergantian. Guru mengajak siswa yang

bernama Robi untuk memulai

membacakan soal dan jawaban

koreksian dari soal pertama, kemudian

dilanjutkan oleh siswa yang berada

disebelah Robi.

9 Tuturan:

Lanjut Catur saja, yuk! Kita mulai uji kompetensi empat, yang jalan segara kita

tinggalkan! (TIKI/TMMPIAj/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat membahas latihan soal dan

dimaksudkan agar siswa membaca dan menjawab soal yang di bahas. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil melihat kearah BPM.

Guru mengajak siswa yang bernama

Catur untuk melanjutkan membaca soal

dan jawaban dari latihan soal yang

akan dibahas oleh teman sebelahnya.

Guru mengajak para siswa untuk

mengoreksi jawaban dari bagian yang

baru yaitu uji kompetensi empat,

setelah membahas mengenai soal puisi

berjudul Jalan Sabara.

10 Tuturan:

Mari, kita lihat! (TIKI/TMMPIAj/D4)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan untuk melanjutkan

menyunting puisi yang dituliskan di papan tulis. Guru menuturkan dengan intonasi

tinggi, sambil melihat soal dalam BPM.

Guru mengajak siswa untuk

melanjutkan menyunting puisi. √

1.9 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Larangan

No Data Maksud Triangulasi

Setuju Tidak

Setuju

1 Tuturan:

Jangan lupa membuka BPM untuk mencocokkan rima yang digunakan teman-

temanmu! (TIKI/TMMPIL/D1)

Guru melarang siswa untuk lupa

membuka BPM yang di dalam BPM

tersebut terdapat materi mengenai rima

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

152

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat akan mencari rima yang digunakan

dalam puisi salah satu siswa yang telah dituliskan di papan tulis. Guru menuturkan

dengan intonasi tinggi, sambil menatap wajah para siswa.

dalam puisi. Guru meminta siswa

memuka BPM tersebut guna melihat

dan mencocokkan rima yang terdapat

dalam puisi karya temannya yang akan

disunting menjadi puisi yang lebih

indah.

2 Tuturan:

Yang membuat! Kamu, yang lain jangan mengatakan, “Ya”! (TIKI/TMMPIL/D1)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat guru menanyakan mengenai puisi

yang dibuat oleh salah satu siswa di papan tulis, akan tetapi siswa lain yang

menjawab. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi dan ekspresi wajah marah.

Guru melarang siswa lain untuk ikut

menjawab “Ya” dari pertanyaan guru.

Guru hanya meminta jawaban dari

yang membuat puisi.

3 Tuturan:

Saya tidak akan menerangkan, yang penting Anda tidak boleh mengganggu yang

lain! (TIKI/TMMPIL/D2)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa yang hanya diam saja karena guru tidak

memberikan materi pelajaran. Guru marah pada para siswa karena para murid tidak

aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi dan

ekspresi wajah marah.

Guru melarang siswa untuk saling

mengganggu siswa lain dalam jam

pelajaran saat itu.

4 Tuturan:

Jangan sakit hati, jangan marah, tapi justru ini jadi masukan bagi kalian jika ingin

membuat puisi, menulis puisi lebih baik lagi! (TIKI/TMMPIL/D3)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan agar siswa yang akan

menuliskan puisi hasil karyanya di papan tulis tidak akan marah jika puisinya akan

dikomentari oleh guru dan rekan-rekannya. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi,

sambil menatap wajah para siswa.

Guru melarang siswa untuk sakit hati

dan marah ketika puisi mereka di

sunting dan di komentari. Guru

meminta agar menjadikan setiap

suntingan dan komentar menjadi

sebuah masukan agar saat menulis

puisi menjadi lebih baik.

5 Tuturan:

Maka bagi si pemilik, jangan sakit hati, tapi justru harus berterima kasih!

(TIKI/TMMPIL/D3)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan agar siswa yang akan

menuliskan puisi hasil karyanya di papan tulis tidak akan marah jika puisinya akan

Guru melarang pemilik puisi untuk

sakit hati ketika puisi milik mereka di

komentari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

153

dikomentari oleh guru dan rekan-rekannya. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi,

sambil menatap wajah para siswa.

6 Tuturan:

Nak, jangan menggunakan kata “Yak’e”, Nak, ini bahasa Indonesia!

(TIKI/TMMPIL/D3)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat guru menanyakan mengenai

puisi yang dibuat oleh siswa. Siswa tersebut menjawab dengan kata “yak’e” yang

berarti mungkin. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap wajah

para siswa.

Guru melarang siswa untuk tidak

menggunakan kata “Yak’e” yang dalam

bahasa Jawa memiliki arti “mungkin”,

karena pada saat itu guru beserta murid

lainnya sedang dalam kegiatan belajar

mengajar, terlebih dalam mata

pelajaran bahasa Indonesia.

7 Tuturan:

“Menyambut kelahiran mentari”, nah ini tidak usah diubah, sudah cukup menurut

saya! (TIKI/TMMPIL/D3)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat menyunting puisi salah satu siswa

yang dituliskan di papan tulis. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil

menghapus puisi siswa.

Guru melarang siswa untuk mengubah

larik puisi “Menyambut kelahiran

mentari” karena menurut guru, larik

tersebut sudah cukup baik.

8 Tuturan:

Jangan takut dikatakan alay jika memang kamu melakukan di tempat, di tempat yang

tepat! (TIKI/TMMPIL/D3)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat ada siswa yang mengatakan kalau dia

takut dikatakan alay ketika membuat puisi dengan bahasa yang memiliki majas. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap wajah para siswa.

Guru melarang siswa untuk takut

dikatakan alay oleh beberapa orang

karena menggunakan larik-larik puisi

yang bermajas.

9 Tuturan:

Nak, jangan gaduh! Sambil menunggu teman menulis. (TIKI/TMMPIL/D4)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat menunggu rekan mereka menuliskan

puisi di papan tulis untuk disunting. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil

menatap wajah para siswa.

Guru melarang siswa untuk gaduh di

dalam kelas saat KBM sedang

berlangsung.

10 Tuturan:

Ya, jangan bersiul! (TIKI/TMMPIL/D4)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat mengoreksi puisi salah satu siswa

Guru melarang siswa menggunakan

kata “bersiul” dalam larik puisi yang

disunting di papan tulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

154

yang dituliskan di papan tulis. Puisi tersebut menggunakan kata „bersiul‟ dalam

puisinya. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menghapus puisi siswa di

papan tulis.

11 Tuturan:

Jangan marah lho, saya bicara apa adanya lho Falfo! (TIKI/TMMPIL/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru pada salah satu siswa saat berdiskusi mengenai jadwal

ulangan harian terakhir. Sedangkan ada salah satu siswa yang jarang masuk sekolah

sehingga guru mempertimbangkan waktu yang tepat agar para siswa bisa belajar.

Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap tajam kearah siswa.

Guru melarang siswa yang bernama

Falfo untuk marah ketika guru menegur

dia.

12 Tuturan:

Hanya ada tiga rima sesuai dengan letaknya dalam bait. Ngono yo ngono Nak, tapi

ojo kebangeten ah! (TIKI/TMMPIL/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru pada para siswa saat tanya jawab mengenai materi latihan

soal. Para siswa tidak bisa menjawab pertanyaan mengenai rima. Guru menuturkan

dengan intonasi tinggi dan ekspresi wajah marah.

Guru melarang siswa untuk keterlaluan

karena tidak mengetahui mengenai

materi jumlah rima dalam bait.

13 Tuturan:

Nak, Nak ojo sok mbodoni! Tak sepakatke bodo, koe bodo lho engko. Kene cah loro,

merene! (TIKI/TMMPIL/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat diketahui saling ejek

menggunakan suara hewan dan memperagakan hewan tersebut. Siswa tersebut tidak

mengaku pada guru tentang hal yang baru saja mereka lakukan, sehingga kejadian itu

membuat guru marah. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi dan ekspresi wajah

marah.

Guru melarang siswa untuk

membodohi guru karena siswa tersebut

berbohong kepada guru mengenai hal-

hal yang mereka lakukan.

14 Tuturan:

Biasakan Nak, jangan menulis sambil meletakkan kepala di atas meja! Kalau kamu

menulis dengan kaki, boleh. Iya, tapi harus dengan kaki. (TIKI/TMMPIL/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat salah satu siswa mengerjakan

latihan soal dengan posisi kepala diletakkan meja. Guru menuturkan dengan intonasi

tinggi, sambil menatap para siswa.

Guru melarang siswa untuk meletakkan

kepala di atas meja saat sedang

menulis.

15 Tuturan: Guru melarang siswa untuk √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

155

Ra usah hoek ngono! (TIKI/TMMPIL/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat menasihati siswi yang duduk

dengan posisi tidak sopan. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil

menunjuk salah satu siswa.

mengatakan “hoek” ketika mendengar

temannya di nasehati guru mengenai

posisi duduknya yang kurang baik.

16 Tuturan:

Selvi, jangan terlalu banyak action wae Mbak, nanti pelajaranmu juga tertinggal!

(TIKI/TMMPIL/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswi saat mengerjakan latihan soal. Siswi

tersebut asik bercerita dengan rekan sebangkunya. Guru menuturkan dengan intonasi

tinggi, sambil menatap tajam pada Selvi.

Guru melarang siswi yang bernama

Selvi untuk banyak bertingkah di saat

KBM sedang berlangsung karena

ditakutkan oleh guru kalau murid

tersebut akan tertinggal dalam

pelajaran.

17 Tuturan:

Tidak usah menanggapi Falfo! Falfo yo ora nanggepi kancane. (TIKI/TMMPIL/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang diajak berbicara dengan rekan

sebangku pada saat mengerjakan latihan soal. Guru menuturkan dengan intonasi

tinggi, sambil menunjuk salah satu siswa.

Guru melarang siswa yang bernama

Falfo dan rekan sebangkunya untuk

tidak saling menanggapi pembicaraan

satu sama lain atau dapat dikatakan

guru melarang mereka untuk berbicara.

18 Tuturan:

Nanti tidak usah dikumpulkan puisimu, tapi dikumpulkan besok! Hari ini kamu

diberi kesempatan Bu Domas untuk menulis lagi. (TIKI/TMMPIL/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat mengetahui bahwa sebagian dari

siswa menuliskan puisi hasil dari mencari di internet. Guru meminta para siswa untuk

menulis ulang puisi hasil karya masing-masing. Guru menuturkan dengan intonasi

tinggi, sambil menatap wajah para siswa.

Guru melarang siswa unutk

mengumpulkan puisi pada hari itu juga

karena guru memberikan kesempatan

pada siswa tersebut untuk memperbaiki

puisinya.

19 Tuturan:

Jangan mencari diinternet! Jika besok Anda kumpulkan, Bu Domas tidak akan

menilai lagi. Yang lain tidak usah iri! (TIKI/TMMPIL/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat mengetahui bahwa sebagian dari

siswa-siswi menuliskan puisi hasil dari mencari di internet. Guru meminta para siswa

untuk menulis ulang puisi hasil karya masing-masing. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi, sambil menatap wajah para siswa.

Guru melarang siswa untuk

mengumpulkan tugas dari mencari dan

mengunduh dari situs internet. Guru

pun melarang agar siswa yang lain

tidak iri kepada siswa yang diberikan

kesempatan guru untuk membuat puisi

lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

156

20 Tuturan:

Besok jika diminta untuk membuat sesuatu, jangan mengambil karya orang lain, lalu

diaku menjadi milikmu sendiri! (TIKI/TMMPIL/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat mengetahui bahwa sebagian dari

murid menuliskan puisi hasil dari mencari di internet. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi, sambil menatap wajah para siswa.

Guru melarang siswa untuk mengambil

karya orang lain dari situs internet dan

di akaui sebagai karya sendiri ketika

mengumpulkan tugas.

21 Tuturan:

Beri nama, kelas, jangan lupa! (TIKI/TMMPIL/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa, dimaksudkan agar para siswa menuliskan

identitas diri di lembar tugas puisi yang akan dikumpulkan. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi, sambil berjalan menuju kursinya.

Guru melarang siswa untuk lupa dalam

memberikan identitias nama dan kelas

dalam tugas yang akan di kumpulkan.

22 Tuturan:

Tidak usah bicara, tadi sudah diberi tahu lho! (TIKI/TMMPIL/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat para siswa mengumpulkan karya

puisinya disertai berbicara dengan rekannya. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi

dan ekspresi wajah marah.

Guru melarang siswa untuk berbicara

ketika mengumpulkan puisi. √

23 Tuturan:

Heh, Mbak, tidak usah menulis puisi! (TIKI/TMMPIL/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru pada salah satu siswi saat guru menjelaskan mengenai materi

pelajaran, sedangakn siswi tersebut menuliskan mengenai materi pelajaran yang

dijelaskan oleh guru. Guru menuturkan dengan intonasi keras dan ekspresi wajah

marah.

Guru melarang siswi untuk menulis

puisi saat guru menjelaskan materi

pelajaran.

24 Tuturan:

Ini kalimat langsung. Jangan asal menjawab begini, Nak! (TIKI/TMMPIL/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat membahas salah satu soal ulangan

mengenai kalimat langsung dan kalimat tidak langsung dan para siswa salah

menjawab pertanyaan dari guru. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi dan

ekspresi wajah marah.

Guru melarang siswa untuk asal

memberikan jawaban saat menjawab

pertanyaan guru.

25 Tuturan: Guru melarang siswa untuk lupa dalam √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

157

Nah, jangan lupa Nak, “Bahwa” digunakan karena itu pemisah! (TIKI/TMMPIL/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru pada para siswa saat menjelaskan mengenai materi pelajaran

tentang kalimat langsung dan tidak langsung. Guru menuturkan dengan intonasi

tinggi, sambil menatap wajah para siswa.

mengenai penggunaan kata “bahwa”

dalam suatu kalimat, merupakan

pemisah.

26 Tuturan:

Tidak usah dipilih, pilihanmu tinggal b atau d! (TIKI/TMMPIL/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat membahas latihan soal dan para

siswa bingung memilih jawaban dari salah satu soal. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi, sambil melihat soal BPM.

Guru melarang siswa untuk memilih

jawaban dari soal pilihan ganda. √

27 Tuturan:

Makanya Le, kalau gurunya belum selesai, jangan ngomong wae!

(TIKI/TMMPIL/D7)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat guru menanyakan kembali

mengenai tugas yang diberikan oleh guru, kemudian siswa tersebut tidak dapat

menjawab pertanyaan guru dengan tepat. Siswa tersebut tidak dapat menjawab

pertanyaan guru karena siswa tersebut berbicara dengan rekannya saat guru

menjelaskan mengenai tugas yang akan diberikan. Guru menuturkan dengan intonasi

tinggi, sambil menunjuk siswa yang berbicara.

Guru melarang siswa untuk tidak

berbicara degan rekannya pada saat

guru sedang menjelaskan mengenai

tugas yang akan diberikan pada

pertemuan selanjutnya.

28 Tuturan:

Tidak usah menyuruh orang lain, jika dirimu saja tidak mau maju!

(TIKI/TMMPIL/D8)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat guru meminta para siswa untuk

menuliskan puisi karya mereka di papan tulis. Para siswa saling tunjuk rekannya

untuk menuliskan puisi. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi dan ekspresi wajah

marah.

Guru melarang siswa yang tidak mau

maju menuliskan puisi di papan tulis

untuk menyuruh rekannya menuliskan

puisi di papan tulis.

29 Tuturan:

Dua, Nak! Jangan hanya satu! (TIKI/TMMPIL/D8)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat meminta para siswa menuliskan puisi

di papan tulis. Siswa yang maju menuliskan puisi hanya satu orang. Guru

Guru melarang siswa yang menuliskan

puisi di papan tulis hanya satu orang,

melainkan dua orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

158

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menunjuk dua jari keatas.

30 Tuturan:

Jangan terlalu kekanan karena nanti akan disunting! (TIKI/TMMPIL/D8)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang menuliskan puisinya di papan

tulis. Siswa menuliskan puisi dengan memakan banyak tempat ke sebelah kanan.

Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap siswa yang menuliskan

puisi di papan tulis.

Guru melarang siswa untuk menuliskan

puisi terlalu ke kanan di papan tulis

karena yang sebelah kanan akan

digunakan untuk menyunting puisi

tersebut.

31 Tuturan:

Selvi, jangan terlalu besar Nak tulisannya sehingga tidak ada tempat!

(TIKI/TMMPIL/D8)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswi yang menuliskan puisi di depan.

Siswi menuliskan puisi dengan ukuran yang besar sehingga cukup memakan ruang.

Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap kearah siswi yang

menuliska puisi di papan tulis.

Guru melarang siswi yang bernama

Selvi agar tidak menuliskan puisinya di

papan tulis dengan ukuran huruf yang

besar karena akan memakan tempat

sehingga tidak bisa untuk menyunting.

32 Tuturan:

Nah ini sudah masuk semua, ya sudah tidak usah dikoreksi! (TIKI/TMMPIL/D8)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat puisi yang dituliskan oleh salah satu

siswa di papan tulis sudah memenuhi kriteria penulisan puisi. Guru menuturkan

dengan intonasi tinggi, sambil menunjuk puisi di papan tulis.

Guru melarang siswa untuk

mengoreksi puisi milik salah stu murid

karena puisi tersebut sudah memasuki

kriteria penulisan puisi yang baik.

33 Tuturan:

Satu saja, jangan banyak-banyak! Waktunya tidak cukup karena Anda harus menulis.

(TIKI/TMMPIL/D8)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para murid saat para siswa berebut untuk maju dan

menuliskan puisi hasil karyanya di papan tulis. Guru menuturkan dengan intonasi

tinggi, sambil menunjukkan satu jari kearah para siswa.

Guru melarang beberapa siswa untuk

menuliskan puisinya di papan tulis

karena waktu dalam jam pelajaran

sudah hampir habis.

34 Tuturan:

Nak, jangan besar-besar! (TIKI/TMMPIL/D8)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat siswa menuliskan puisi di papan

tulis dengan ukuran yang besar. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil

Guru melarang siswa untuk menuliskan

puisi di papan tulis dengan ukuran

huruf yang besar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

159

menatap kearah siswa yang menuliskan puisi di papan tulis.

35 Tuturan:

Nak, jangan lupa nanti diteruskan di rumah! (TIKI/TMMPIL/D8)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat meninggalkan kelas dan

dimaksudkan agar para siswa mengerjakan kembali latihan soal yang diberikan. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil berjalan keluar kelas.

Guru melarang siswa untuk lupa

meneruskan mengerjakan latihan soal

di rumah.

36 Tuturan:

Buku paketnya tidak usah digunakan, Jaka, karena kita akan menggunakan BPM!

(TIKI/TMMPIL/D4)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang mengambilkan buku paket dan

hendak membagikan kepada rekan-rekannya. Padahal guru tidak memerintahkan

untuk membagikan buku paket. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil

menatap Jaka yang mengambil buku paket.

Guru melarang siswa yang bernama

Jaka untuk mengambil dan

menggunakan buku paket BPM dalam

KBM.

37 Tuturan:

Tidak usah, wong saya kotor juga tidak papa kok! (TIKI/TMMPIL/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru pada salah satu siswa saat siswa akan mengganti uang

pembayaran fotocopy ulangan yang terjatuh dengan uang yang berbeda karena uang

yang terjatuh dianggap kotor oleh siswa. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi,

sambil mengambil uang milik siswa.

Guru melarang siswa untuk mengganti

uangnya yang jatuh dan kotor dengan

uang yang baru.

1.10 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Harapan

No Data Maksud Triangulasi

Setuju Tidak

Setuju

1 Tuturan:

Ini adalah salah satu contoh bagaimana orang yang sebetulnya tidak mengenal dunia

tulis menulis mampu menghasilkan karya selama karya tersebut ditekuni dan

sungguh-sungguh. Jadi harapan Bu Domas, ya Anda demikian! (TIKI/TMMPIH/D4)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat membahas materi pelajaran mengenai

puisi. Guru memberikan satu contoh mengenai seorang sosok yang mampu hidup

Guru berharap agar siswa mampu

menjadi seperti tokoh yang diceritakan

oleh guru, yaitu siswa mampu

menghasilkan suatu karya asalkan para

siswa tekun dan sungguh-sungguh

dalam karya yang mereka pilih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

160

dari suatu karya sastra. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap

para siswa.

1.11 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Umpatan

No Data Maksud Triangulasi

Setuju Tidak

Setuju

1 Tuturan:

Dengarkan dulu temanmu, temanmu itu koyo pitek meh ngendok! Ayo, lanjut!

(TIKI/TMMPIU/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru pada salah satu siswa saat membacakan soal ulangan yang

akan dikoreksi. Pada saat itu, situasi kelas masih ramai karena siswa yang lain asik

berbincang-bincang dan siswa yang membacakan soal tersebut tetap membaca

walaupun sebagian teman di kelas masih berbicara dengan rekannya. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi dan ekspresi wajah marah.

Guru mengumpat siswa dengan tuturan

“koyo pitek meh ngendok” memiliki

maksud bahwa para siswa yang berisik

karena berbicara dengan rekannya

untuk diam.

2 Tuturan:

Ben koe ki reti lho nek koe ki pah-poh, ora mudengan, ora gelem sinau, tidak mau

belajar dengan tekun! (TIKI/TMMPIU/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat membahas latihan soal, tetapi para

siswa hanya diam saja dan tidak menanggapi setiap pertanyaan yang guru terkait

materi yang diberikan, sehingga menyebabkan guru marah. Guru menuturkan dengan

intonasi tinggi dan ekspresi wajah marah.

Guru mengumpat siswa untuk

mengungkapakan kepada para murid

agar mereka mengetahui kalau mereka

tidak mampu menjawab pertanyaan

dan mereka menyadari bahwa mereka

tidak mudah mengerti akan materi yang

diberikan guru, serta mereka tidak

tekun dalam belajar

3 Tuturan:

Ditanya, plonga-plongo koyo kebo! (TIKI/TMMPIU/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat membahas latihan soal, tetapi para

siswa hanya diam saja dan tidak dapat menjawab pertanyaan dari salah satu soal di

latihan soal dan pertanyaan dari guru, sehingga menyebabkan guru marah. Guru

menuturkan dengan intonasi tinggi dan ekspresi wajah marah.

Guru mengumpat siswa agar siswa

kooperatif dan mampu menjawab

setiap pertanyaan guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

161

1.12 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Anjuran

No Data Maksud Triangulasi

Setuju Tidak

Setuju

1 Tuturan:

Tinimbang tak suarani bodo, mending koe ligguh kono! Cikmang-cikmangan yo

karepmu, arep cup-cupan yo karepmu. Wes kono wong loro. (TIKI/TMMPIAn/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada dua orang siswa yang bercanda saat guru meminta

para siswa untuk mengerjakan latihan soal. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi,

sambil menunjuk siswa.

Guru menganjurkan siswa untuk untuk

duduk berdua di depan kelas sebagai

bentuk hukuman guru kepada mereka

karena mereka bercanda saat guru

meminta untuk mengerjakan latihan

soal. Guru menganjurkan hal tersebut

pada siswa, daripada guru mengumpat

siswa dengan sebutan „bodoh‟.

1.13 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif “Ngelulu”

No Data Maksud Triangulasi

Setuju Tidak

Setuju

1 Tuturan:

Sing luwih duwur meneh! (TIKI/TMMPIN/D8)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang menuliskan puisi di papan tulis

bagian yang tinggi. Tangan guru tidak sampai untuk menyunting puisi di bagian yang

tinggi karena postur tubuh guru yang tidak tinggi. Guru menuturkan dengan intonasi

tinggi, sambil memperhatikan siswa yang menuliskan puisi di papan tulis.

Tuturan guru memiliki maksud agar

siswa tidak menuliskan puisinya di

papan tulis yang bagian tinggi karena

guru tidak mampu menyunting puisi

tersebut jika letaknya di atas karena

kondisi tubuh guru yang pendek.

2 TUTURAN IMPERATIF DALAM KONSTRUKSI DEKLARATIF

2.1 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Perintah

No Data Maksud Triangulasi

Setuju Tidak

Setuju

1 Tuturan:

Sekali lagi, besok mengumpulkan puisimu bertema keindahan alam yang sudah di

Guru memerintahkan siswa untuk

mengumpulkan tugas menulis puisi √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

162

sunting. (TIKD/TMMPIP/D4)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat menjelaskan mengenai tugas yang

harus dikumpulkan siswa pada pertemuan selanjutnya. Guru menuturkan dengan

intonasi rendah, sambil menunjuk para siswa.

hasil karya mereka sendiri dengan tema

keindahan alam yang telah disunting

pada pertemuan selanjutnya.

2 Tuturan:

Karena saya mengejar waktu, untuk halaman 58 ulangan akhir semester, silahkan

dikerjakan. Kerjakan ulangan akhir semester halaman 58, soal pilihan ganda. Dari

halaman 58 sampai selesai. (TIKD/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para murid dimaksudkan agar para siswa

melanjutkan mengerjakan latihan soal dari BPM. Guru menuturkan dengan intonasi

rendah, sambil membuka BPM.

Guru memerintahkan siswa untuk

mengerjakan soal dari BPM bagian

ulangan akhir semester dengan jenis

soal pilihan ganda yang terdapat pada

halaman 58.

3 Tuturan:

Kamu amati, kamu rasakan, kamu cari pengalamanmu yang berkaitan dengan

keindahan alam. Lalu yang kamu rasakan, kamu pikirkan, kamu alami, kamu

memiliki pendapat itu ditulis. (TIKD/TMMPIP/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat memberikan penjelasan mengenai

materi yang diberikan berupa materi menulis puisi. Guru menuturkan dengan intonasi

rendah, sambil menatap wajah para siswa.

Guru memerintahkan siswa untuk

mengamati, mencari pengalaman yang

berkaitan langsung dengan keindahan

alam. Setelah siswa mendapatkannya,

kemudian guru memerintahkan siswa

agar apa yang mereka rasakan,

pikirkan, alami, dan pendapat yang

dimiliki mengenai puisi tersebut,

sehingga para siswa dapat

menuliskannya dalam larik-larik puisi.

4 Tuturan:

Tuliskan apa yang kamu pikirkan, apa yang kamu lihat, apa yang kamu dengar,

bagaimana pendapatmu, tulis saja. (TIKD/TMMPIP/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat menjelaskan materi pelajaran

mengenai menulis puisi. Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menatap

wajah para siswa.

Guru memerintahkan siswa untuk

menuliskan apa saja yang murid

pikirkan, lihat, dengar, dan pendapat

para siswa mengenai suatu objek

kedalam larik-larik puisi untuk menjadi

topik pembahasan materi yang

disampaikan oleh guru

5 Tuturan:

Makanya Nak, biar gak kelihatan loadingnya lama, dengarkan Bu Domas.

(TIKD/TMMPIP/D7)

Konteks:

Guru memerintahkan siswa untuk

mendengarkan guru terlebih dahulu

mengenai tugas yang akan diberikan

pada pertemuan selanjutnya agar siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

163

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat menanyakan kembali mengenai

tugas yang diberikan oleh guru, kemudian siswa tersebut tidak dapat menjawab

pertanyaan guru dengan tepat. Siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan guru,

sibuk berbicara dengan rekannya saat guru menjelaskan mengenai tugas yang

diberikan. Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menunjuk salah satu

siswa.

tersebut mengerti saat ditanyakan

kembali mengenai tugas yang

diberikan.

2.2 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Suruhan

No Data Maksud Triangulasi

Setuju Tidak

Setuju

1 Tuturan:

Dua saja, dua anak. Satu kiri, satu kanan. (TIKD/TMMPIS/D1)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada beberapa siswa saat beberapa siswa maju ke depan

kelas ingin menuliskan puisinya, padahal yang diinginkan guru untuk menulis hanya

dua orang siswa. Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menatap wajah

para siswa.

Guru menyuruh beberapa siswa yang

hendak maju menuliskan puisi untuk

membatasi jumlanya menjadi dua

orang saja yang menuliskan puisi karya

mereka di papan tulis. Masing-masing

dari dua anak tersebut menuliskan puisi

di papan tulis sebelah kanan dan kiri.

2 Tuturan:

Sekarang, itu biarkan Eka yang koreksi. Kamu koreksi milikmu sendiri, artinya kamu

buka BPM-mu. (TIKD/TMMPIS/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang tidak pernah masuk sekolah

saat akan mengoreksi latihan soal dalam BPM. Guru mengetahui kalau siswa tersebut

belum mengerjakan latihan soal yang ditugaskan oleh guru, sehingga guru tidak

memperbolehkan siswa tersebut untuk mengoreksi karena akan merugikan siswa lain

yang sudah mengerjakan. Sehingga guru meminta dia untuk melihat BPM miliknya

sendiri. Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menatap wajah siswa.

Guru menyuruh agar siswa yang

menjadi lawan tutur guru untuk

memberikan buku latihan soal milik

siswa lain, yang di pegangnya agar

tidak dikoreksi oleh siswa tersebut.

Guru menyuruh murid tersebut untuk

mengoreksi latihan soal miliknya

sendiri.

3 Tuturan:

Nak, mengerjakan Nak. Saya tidak meminta Anda tidur di atas meja, Nak.

(TIKD/TMMPIS/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat salah satu siswa mengerjakan

latihan soal dengan posisi kepala diletakkan diatas meja. Guru menuturkan dengan

Guru menyuruh siswa yang

mengerjakan latihan soal dengan

meletakkan posisi kepala diatas meja

untuk mengerjakan latihan soalnya

dengan posisi duduk yang baik, yaitu

dengan duduk yang tegap dan tanpa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

164

intonasi rendah, sambil menatap wajah siswa. meletakkan kepalanya di meja.

4 Tuturan:

Dari tulisanmu, lalu disunting. Disuntingnya, contohnya seperti miliknya Arya dan

Galih. (TIKD/TMMPIS/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat memberikan penjelasan mengenai

materi yang diberikan berupa materi menulis puisi. Materi yang diberikan berupa

materi megenai penyuntingan puisi. Tuturan tersebut dituturkan setelah guru dan para

siswa selesai menyunting puisi milik Arya dan Galih. Guru menuturkan dengan

intonasi rendah, sambil menunjuk puisi di papan tulis.

Guru menyuruh siswa untuk

menyunting puisi yang telah dibuat

oleh mereka, menjadi puisi seperti

milik Arya dan Galih, siswa yang

puisinya telah disunting secara

bersama-sama oleh guru dan siswa

sekelas.

2.3 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Desakan

No Data Maksud Triangulasi

Setuju Tidak

Setuju

1 Tuturan:

Yang tidak membuat, kesadaran diri untuk berdiri. (TIKD/TMMPID/D1)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat guru mengoreksi tugas menulis puisi

yang telah dibuat oleh para siswa. Terdapat beberapa siswa yang kedapatan tidak

membuat puisi, sehingga dihukum oleh guru untuk berdiri sambil membuat puisi.

Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menatap wajah para siswa.

Guru mendesak siswa yang tidak

membuat tugas menuliskan puisi untuk

berdiri.

2 Tuturan:

Besok Senin ulangan menulis puisi. Kalau besok sampai Anda sebagian besar di

bawah KKM, Anda tambahan sepulang sekolah. (TIKD/TMMPID/D2)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa di jam terakhir guna mengingatkan siswa

kalau hari Senin akan ada ulangan. Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil

menatap wajah para siswa.

Guru mendesak siswa agar siswa

mencapai nilai diatas KKM ketika

ulangan menulis puisi pada hari Senin.

Apabila nilai para siswa tidak

mencapai KKM, guru akan

menghukum mereka dengan

memberikan pelajaran tambahan.

3 Tuturan:

Setelah ini yang sukarelawan dari anak putra. Berarti nanti setelah dikoreksi, dua

anak putra harus menjadi sukarelawan. (TIKD/TMMPID/D3)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat dua siswi menuliskan puisinya di

Guru mendesak para siswa untuk

secara sukarela menuliskan puisi karya

mereka di papan tulis agar dapat di

sunting bersama-sama antara guru dan

para siswa sebagai bahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

165

papan tulis untuk di sunting. Guru meminta agar yang menuliskan puisi selanjutnya

adalah dua siswa. Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menatap wajah

para siswa.

pembelajaran.

4 Tuturan:

Waktumu hanya satu jam mengerjakan, setelah itu dikumpulkan.

(TIKD/TMMPID/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang belum mengerjakan tugas

karena pada pertemuan sebelumnya sedang latihan untuk persiapan lomba antar

sekolah. Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil mengacungkan satu jari

keatas.

Guru mendesak siswa yang belum

mengerjakan tugas agar dapat

menyelesaikan tugas dengan durasi

waktu satu jam, kemudian tugas

tersebut dapat dikumpulkan kepada

guru.

5 Tuturan:

Silahkan. Kita akan bisa menyunting, jika ada sukarelawan maju. Jika Anda tidak

maju, tidak ada sukarelawan, maka kita tidak dapat meneruskan pelajaran ini.

(TIKD/TMMPID/D8)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan untuk mempersilahkan para

siswa yang bersedia menuliskan puisi hasil karyanya di papan tulis guna di sunting.

Pada saat itu, guru tidak menunjuk para siswa untuk menuliskan puisi di papan tulis.

Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menatap wajah para siswa.

Guru mendesak para siswa untuk

secara sukarela maju menuliskan puisi

karya mereka di papan tulis untuk di

sunting secara bersama-sama antara

guru dan siswa dalam materi pelajaran

menyunting puisi, tanpa harus ditunjuk

oleh guru atau siswa yang lain.

2.4 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Bujukan

No Data Maksud Triangulasi

Setuju Tidak

Setuju

1 Tuturan:

Ho’o, jangan marah jika dikomentari, kan kita semua belajar disini.

(TIKD/TMMPIB/D1)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang puisi karyanya telah disunting.

Siswa tersebut terlihat marah ketika puisinya dikomentari oleh rekannya. Guru

menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menatap wajah salah satu siswa.

Guru membujuk siswa yang puisinya

disunting agar tidak marah saat guru

dan teman sekelasnya menyunting dan

mengomentari puisi milik siswa

tersebut agar menjadi puisi yang lebih

baik.

2 Tuturan:

Waduh, nulisnya agak kesini, Mbak, mepet tempatnya Marsya supaya jika saya

Guru membujuk siswi menuliskan

puisi tidak terlalu dekat dengan ujung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

166

sunting milikmu bisa untuk menulis. (TIKD/TMMPIB/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswi yang maju menuliskan puisi di papan

tulis. Tulisan murid tersebut sedikit dekat dengan ujung papan tulis, sehingga akan

menyulitkan guru dalam proses penyuntingan. Guru menuturkan dengan intonasi

rendah, sambil mengarahkan penulisan.

papan tulis, melainkan letaknya

berdekatan dengan puisi milik salah

satu siswi yang menuliskan puisinya di

papan tulis pula, yaitu Marsya. Hal itu

dilakukan supaya masih ada ruang di

papan tulis agar guru dapat menyunting

puisi milik siswi tersebut.

2.5 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Imbauan

No Data Maksud Triangulasi

Setuju Tidak

Setuju

1 Tuturan:

Jika kita kesulitan, kita lihat satu baris per baris. Jika Anda kesulitan untuk

menyunting nanti puisimu sendiri, lihatlah baris per baris, lalu renungkanlah.

(TIKD/TMMPII/D3)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat membahas materi pelajaran mengenai

puisi, terlebih pada langkah-langkah dalam penyuntingan larik puisi. Guru

menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menatap wajah para siswa.

Guru mengimbau siswa yang merasa

kesulitan dalam menyunting puisinya,

dapat melakukan penyuntingan dengan

mudah, yaitu dengan cara melihat baris

per baris setiap puisi yang dibuatnya.

Lalu siswa dapat merenungkan setiap

baris puisi tersebut agar dapat

mengubah dan memperbaiki setiap

larik dalam baris puisi menjadi puisi

yang lebih indah.

2 Tuturan:

Anda kurang puas, lakukan lagi penyuntingan. (TIKD/TMMPII/D3)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang puisi miliknya telah disunting

oleh guru dan teman sekelasnya. Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil

menggoyangkan tangan.

Guru mengimbau siswa agar

melakukan lagi penyuntingan terhadap

puisinya jikalau siswa merasa kurang

puas terhadap puisi karya mereka.

3 Tuturan:

Usahakan dalam menulis puisi, Anda mengurangi kata-kata penghubung.

(TIKD/TMMPII/D3)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat membahas materi pelajaran mengenai

Guru mengimbau siswa agar

mengurangi penggunaan kata-kata

penghubung dalam menulis larik-larik

sebuah puisi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

167

puisi. Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menatap wajah para siswa.

4 Tuturan:

Panjang boleh, tapi kata penghubung jangan terlalu sering dimunculkan karena dia,

kata penghubung muncul jatuhnya mengurangi keindahan. (TIKD/TMMPII/D3)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat membahas materi pelajaran mengenai

puisi. Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menunjuk para siswa.

Guru mengimbau siswa agar

mengurangi menggunakan kata

penghubung dalam larik puisi karena

akan mengurangi keindahan dari puisi

tersebut.

5 Tuturan:

Duduknya yang bagus, Mbak. Anak cowok saja saya larang, apalagi anak putri.

(TIKD/TMMPII/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswi yang duduk dengan posisi yang tidak

sopan. Siswi tersebut duduk dengan menaikkan salah satu kakinya di atas kursi. Guru

menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menunjuk kearah siswi.

Guru mengimbau salah satu siswi yang

berjenis kelamin perempuan untuk

duduk dengan posisi yang baik.

6 Tuturan:

Jika kamu ingin nilaimu, hasilmu dimasukkan, ya kamu tenang sebentar. Nanti

seperti pasar hewan. (TIKD/TMMPII/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat selesai mengoreksi dan para siswa

berbicara dengan rekan sebangku mereka hingga membuat kondisi ruangan menjadi

berisik. Pada saat itu, guru ingin memasukkan nilai yang telah dikoreksi oleh para

siswa ke buku nilai dengan cara mendikte. Guru menuturka dengan intonasi rendah,

sambil menatap wajah para siswa.

Guru mengimbau agar para siswa

tenang karena guru hendak

memasukkan nilai tugas yang telah

dikoreksi kedalam buku nilai dengan

cara mendikte para siswa.

7 Tuturan:

Nak, jika Anda tidak mau diikat, dipotong saja seperti Bu Domas.

(TIKD/TMMPII/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswi yang tidak mendengar arahan dari

guru mengenai rute pengoreksian BPM. Guru berasumsi kalau siswi tersebut tidak

dapat mendengar arahan guru karena telinganya tertutup oleh rambut. Guru

menuturkan dengan intonasi rendah, sambil memperagakan cara mengikat rambut.

Guru mengimbau siswi yang

rambutnya terurai agar memotong

rambutnya seperti rambut milik guru.

8

Tuturan:

Bicara boleh, tapi harus mapan enggon, wayah. Harus pas pada tempat dan

waktunya. (TIKD/TMMPII/D7)

Guru mengimbau siswa agar berbicara

sesuai dengan tempat dan waktu agar

siswa tersebut tidak salah dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

168

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat guru menanyakan kembali

mengenai tugas yang diberikan oleh guru, kemudian siswa tersebut tidak dapat

menjawab pertanyaan guru dengan tepat. Siswa tersebut tidak dapat menjawab

pertanyaan guru karena ia berbicara dengan rekan sebangkunya saat guru sedang

menjelaskan mengenai tugas yang akan diberikan pada pertemuan sebelumnya. Guru

menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menatap wajah para siswa.

mendapatkan informasi.

9 Tuturan:

Lalu ketika dikoreksi Anda marah, Anda kecewa, tidak perlu. (TIKD/TMMPII/D8)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan agar para siswa yang

menuliskan puisinya di papan tulis dan puisi tersebut disunting oleh guru, siswa tidak

marah karena penyuntingan tersebut merupakan bagian dari KBM. Guru menuturkan

dengan intonasi rendah, sambil menatap wajah para siswa.

Guru mengimbau siswa agar tidak

marah dan kecewa ketika puisi mereka

di sunting dan di komentari oleh guru

dan rekan mereka.

10 Tuturan:

Ini tidak usah saja daripada Anda nanti kesulitan mengurangi makna, jadi

dihilangkan. (TIKD/TMMPII/D8)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat menyunting puisi salah satu siswa

yang dituliskan di papan tulis. Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil

menghapus puisi siswa di papan tulis.

Guru mengimbau siswa untuk

menghilangkan satu kata dalam sebuah

larik puisi agar puisi tersebut

kehilangan makna yang terkandung di

dalamnya.

11 Tuturan:

Jadi tugasmu besok, mengumpulkan satu buah puisi ciptaan Anda sendiri, bukan

milik orang lain. (TIKD/TMMPII/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan untuk mengingatkan para

siswa berkaitan dengan tugas yang harus dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menunjuk para siswa.

Guru mengimbau siswa agar

mengumpulkan tugas puisi ciptaan

siswa sendiri, bukan dari karya orang

lain atau mengunduh dari internet.

2.6 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Ajakan

No Data Maksud Triangulasi

Setuju Tidak

Setuju

1 Tuturan: Guru mengajak siswa untuk membahas √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

169

Oke kalau begitu, jalan segara dulu. (TIKD/TMMPIAj/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat akan menentukan latihan soal yang

akan dibahas terlebih dahulu. Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil

melihat BPM.

latihan soal yang bertopik mengenai

puisi yang berjudul Jalan Segara

terlebih dahulu, dibandingkan topik

yang lain.

2 Tuturan:

Bayangkan Nak, dari pagi orang-orang yang demonstrasi itu mungkin tidak, belum

makan. (TIKD/TMMPIAj/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat menerangkan tentang salah satu puisi

yang terdapat dalam salah satu soal di BPM. Guru menuturkan dengan intonasi

rendah, sambil menatap wajah para siswa.

Guru mengajak siswa untuk

membayangkan situasi dan kondisi

ketika orang sedang berdemonstrasi

yang kemungkinan belum makan

ketika melakukan demo, sebagai

bentuk imajinasi mengenai puisi yang

menjadi topik pembahasan kegiatan

belajar mengajar.

2.7 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Larangan

No Data Maksud Triangulasi

Setuju Tidak

Setuju

1 Tuturan:

Tidak menyalin Nak, membuat sendiri. (TIKD/TMMPIL/D1)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang dihukum untuk membuat puisi

karena siswa tersebut lupa untuk membuat tugas menulis puisi. Guru melihat siswa

tersebut membaca puisi milik teman sebangkunya. Guru menuturkan dengan intonasi

rendah, sambil menatap wajah siswa.

Guru melarang siswa yang di hukum

oleh guru untuk melihat atau bahkan

menyalin puisi milik rekannya, guna

dijadikan puisi karyanya. Guru

menginginkan siswa tersebut membuat

puisi karyanya sendiri.

2.8 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Harapan

No Data Maksud Triangulasi

Setuju Tidak

Setuju

1 Tuturan:

Kita berharap saja itu salah, kepiting. (TIKD/TMMPIH/D8)

Guru berharap agar salah satu soal

yang terdapat di buku latihan soal para √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

170

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat siswa menanyakan tentang hewan

kepinding dan guru kurang mengerti akan hewan tersebut. Pertanyaan itu muncul

ketika siswa menemukan penulisan hewan tersebut dalam salah satu soal di latihan

soal yang terdapat di BPM. Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil melihat

buku.

siswa, yang membahas mengenai

hewan kepinding merupakan kesalahan

pengetikan dari pencetak buku, yaitu

dari hewan kepiting

2.9 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Anjuran

No Data Maksud Triangulasi

Setuju Tidak

Setuju

1

Tuturan:

Anda membuat, tidak usah dipikirkan, “Oh rimanya ini”. Nanti akan muncul dengan

sendirinya, apabila Anda membuat dengan bahasa yang, pilihan kata yang Anda

pilih. (TIKD/TMMPIAn/D1)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat mengoreksi puisi salah satu siswa

yang dituliskan di papan tulis. Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil

menatap wajah para siswa.

Guru menganjurkan siswa agar tidak

memikirkan terlebih dahulu rima yang

akan digunakan dalam membuat

sebuah puisi.

2 Tuturan:

Kalau Anda tidak fokus, lebih baik Anda duduk tidak usah bersama teman. Tapi

duduklah sendiri supaya Anda fokus dalam pelajaran. (TIKD/TMMPIAn/D1)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang sering bolos dan nilainya

menurun. Guru bermaksud menasehati siswa tersebut agar fokus dalam kegiatan

belajar mengajar. Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menatap wajah

siswa.

Guru menganjurkan agar salah satu

siswa yang sering bolos dan nilainya

menurun untuk duduk sendiri saat

kegiatan belajar berlangsung.

3 Tuturan:

“Tubuhmu bergoyang bak penari jaipong”, ini sebenarnya sudah masuk

menggunakan kata-kata berkonotasi, tidak perlu diubah, tidak papa.

(TIKD/TMMPIAn/D3)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat mengoreksi puisi salah satu siswa

yang dituliskan di papan tulis. Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil

Guru menganjurkan siswa agar larik

dalam puisi “Tubuhmu bergoyang bak

penari jaipong” tidak perlu diubah

karena dalam larik tersebut sudah

mengandung konotasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

171

menghapus puisi di papan tulis.

4 Tuturan:

Jadi biasakan menulis puisi untuk yang lain juga, biasakanlah ini lho, mengurangi

kata-kata yang sebetulnya kata penghubung atau kata sambung, itu hilangkan saja.

(TIKD/TMMPIAn/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat mengoreksi dan menyunting puisi

hasil karya salah satu siswa yang telah maju menuliskan puisinya di papan tulis. Puisi

yang dituliskan tersebut banyak menggunakan kata penghubung. Guru menuturkan

dengan intonasi rendah, sambil menatap wajah para siswa.

Guru menganjurkan siswa agar

membiasakan untuk mengurangi atau

bahkan menghilangkan penggunaan

kata penghubung dalam menulis puisi.

5 Tuturan:

Maka, silahkan cari soal-soal ulangan yang kemarin. Lalu pelajari lagi, jika perlu

dikerjakan ulang. (TIKD/TMMPIAn/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat ulangan tengah berlangsung. Guru

menyampaikan pesan dari guru lain yang membuat soal ulangan akhir untuk

mempelajari kembali soal-soal ulangan harian yang pernah diberikan. Guru

menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menatap wajah para siswa.

Guru menganjurkan siswa untuk

mencari soal-soal ulangan yang pernah

di lalui guna di pelajari lagi, atau

bahkan lebih baik jika siswa

mengerjakan kembali soal-soal

tersebut.

6 Tuturan:

Tapikan sudah saya ingatkan Wahid, jika ingin menjadi pelawak, carilah tempat yang

tepat. Tapi jika pas pelajaran, yo ojo, ngelawak yo do nanggepi.

(TIKD/TMMPIAn/D7)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat guru menanyakan kembali

mengenai tugas yang diberikan oleh guru, kemudian siswa tersebut tidak dapat

menjawab pertanyaan guru dengan tepat karena siswa tersebut ketika di dalam kelas

lebih banyak bercanda daripada serius. Guru menuturkan dengan intonasi rendah,

sambil menatap wajah para siswa.

Guru meganjurkan siswa yang bernama

Wahid agar tidak melawak saat

pelajaran sedang berlangsung.

3 TUTURAN IMPERATIF DALAM KONSTRUKSI INTEROGATIF

3.1 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Perintah

No Data Maksud Triangulasi

Setuju Tidak

Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

172

1 Tuturan:

Bisakah Anda tenang? (TIKInter/TMMPIP/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat selesai mengoreksi latihan soal dan

para siswa berbicara dengan rekan sebangku hingga membuat kondisi ruangan

menjadi berisik. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi dan ekspresi wajah marah.

Guru memerintahkan siswa untuk

tenang karena suara para siswa dari

ruangan kelas terdengar sangat berisik

dan dapat mengganggu kegiatan belajar

mengajar di kelas lain.

2 Tuturan:

Bisa diam dulu? (TIKInter/TMMPIP/D8)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat guru akan memberikan pesan untuk

pertemuan selanjutnya diakhir pelajaran, tetapi para siswa sibuk berbicara satu sama

lain. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi dan ekspresi wajah marah.

Guru memerintahkan siswa untuk diam

karena guru ingin menyampaikan

pesan untuk pertemuan selanjutnya.

3.2 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Suruhan

No Data Maksud Triangulasi

Setuju Tidak

Setuju

1 Tuturan:

Kamu, mejamu boleh kamu geser kepada siapa itu? (TIKInter/TMMPIS/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa saat membahas soal ulangan dan

siswa tersebut tidak memiliki lembar soal sehingga guru memintanya untuk

bergabung dengan rekan yang lain. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil

mengarahkan meja ke siswa lain.

Guru menyuruh salah satu siswa yang

tidak memiliki soal dari latihan soal

yang diberikan guru pada pertemuan

sebelumnya untuk menggeser meja

miliknya agar dekat dengan rekannya

yang memiliki soal dari latihan soal

yang diberikan oleh guru.

2 Tuturan:

Duduknya tidak bisa kedepan to, Nak? (TIKInter/TMMPIS/D8)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa duduknya menghadap kebelakang

atau berhadapan dengan rekan dibelakangnya saat kegiatan belajar mengajar sedang

berlangsung. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap wajah siswa.

Guru menyuruh siswa yang duduk

menghadap kebelakang saat kegiatan

belajar mengajar berlangsung dapat

memutar balik posisi duduknya

menjadi duduk menghadap ke depan

atau mengarah ke guru.

3.3 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Desakan

No Data Maksud Triangulasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

173

Setuju Tidak

Setuju

1 Tuturan:

Sekarang sukarela, siapa yang mau menulis di depan? (TIKInter/TMMPD/D1)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan untuk mempersilahkan

beberapa siswa yang dengan senang hati ingin menuliskan puisi hasil karyaya di

papan tulis untuk dikoreksi bersama, tanpa harus ditunjuk oleh guru untuk maju.

Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menatap wajah para siswa.

Guru mendesak siswa menuliskan puisi

karya mereka di papan tulis secara

sukarela dan senang hati, tanpa

diperintahkan oleh guru untuk maju.

2 Tuturan:

Jika paham, sekarang sukarelawan dua, siapa? (TIKInter/TMMPD/D3)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa untuk mempersilahkan para siswa yang

bersedia menuliskan puisinya di papan tulis, tanpa harus ditunjuk oleh guru untuk

maju. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap wajah para siswa.

Guru mendesak agar para siswa dengan

jumlah dua orang dari beberapa puluh

siswa di kelas mau dan mampu

menuliskan puisi hasil karya mereka

sendiri di papan tulis.

3 Tuturan:

Sekarang, saya ingin kejujuran Anda, siapa yang menulis, mengumpulkan hasil puisi

itu dari mengambil di internet? Tunjuk jari, tidak usah malu! (TIKInter/TMMPD/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat mengetahui bahwa sebagian dari

siswa menuliskan puisi hasil karyanya dengan mencari dan menyalin dari situs

internet. Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menatap wajah para siswa.

Guru mendesak siswa untuk jujur dan

mengakui kepada guru kalau diantara

mereka menulis dan mengumpulkan

puisi yang mengatasnamakan diri

mereka sendiri sebagai penulisnya,

merupakan puisi hasil dari mengunduh

melalui situs internet.

4 Tuturan:

Sing jawab kok ming Rio, sing liyane endi? (TIKInter/TMMPD/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat kegiatan tanya jawab berlangsung,

sedangkan yang menjawab pertanyaan dari guru hanya satu orang. Guru menuturkan

dengan intonasi tinggi, sambil menatap wajah para siswa.

Guru mendesak seluruh siswa aktif

menjawab pertanyaan yang diberikan

oleh guru, karena hanya siswa yang

bernama Rio, yang mampu dan aktif

menjawab pertanyaan yang diberikan

oleh guru.

5 Tuturan:

Sing jawab ming daerah kene tok, sing liyane endi? (TIKInter/TMMPD/D6)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat membahas latihan soal dan yang

menjawab pertanyaan dari guru hanya sebagian anak (deretan siswa yang duduk di

depan meja guru), sedangkan sisanya hanya diam. Guru menuturkan dengan intonasi

Guru mendesak agar seluruh siswa di

kelas ikut aktif dalam menjawab

pertanyaan guru mengenai soal-soal

yang terdapat dalam latihan soal yang

di bahas bersama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

174

tinggi, sambil menatap wajah para siswa.

6 Tuturan:

Siapa yang akan maju lagi? (TIKInter/TMMPD/D8)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat selesai menyunting puisi milik siswa

sebelumnya. Guru menawarkan kepada para siswa untuk menuliskan puisi hasil

karyanya di papan tulis dan akan disunting lagi oleh guru dan siswa lain. Guru

menuturkan dengan intonasi rendah, sambil menatap wajah para siswa.

Guru mendesak siswa untuk maju

menuliskan puisi karya mereka di

papan tulis untuk disunting.

3.4 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Persilaan

No Data Maksud Triangulasi

Setuju Tidak

Setuju

1 Tuturan:

Silahkan maju, siapa yang akan menuliskan bait-bait puisinya?

(TIKInter/TMMPIPs/D8)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa dimaksudkan untuk mempersilahkan para

siswa yang bersedia menuliskan puisi hasil karyanya di papan tulis. Saat itu, guru

tidak menunjuk salah satu siswa untuk menuliskan puisi karya mereka di papan tulis,

tapi guru hanya mempersilahkan siswa dan menguji keberanian siswa yang mampu

menuliskan puisi tanpa di suruh. Guru menuturkan dengan intonasi rendah, sambil

menatap wajah para siswa.

Guru mempersilakan para siswa

menuliskan puisi karya mereka sendiri

di papan tulis yang merupakan tugas

dari guru.

3.5 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Ajakan

No Data Maksud Triangulasi

Setuju Tidak

Setuju

1 Tuturan:

Yuk, sekarang kita koreksi apa? PR ya? (TIKInter/TMMPAj/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para murid dimaksudkan mengajak para siswa

mengoreksi tugas yang terdapat dalam BPM. Tugas tersebut sudah diberikan pada

Guru mengajak para siswa dalam

kegiatan belajar mengajar melakukan

kegiatan berupa mengoreksi PR yang

terdapat dalam salah satu buku

panduan siswa, yaitu BPM.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

175

pertemuan sebelumnya. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil membuka

BPM.

3.6 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Larangan

No Data Maksud Triangulasi

Setuju Tidak

Setuju

1 Tuturan:

Kok sudah ngobrol ya? Heh, kok sudah ngobrol? (TIKInter/TMMPL/D5)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat diminta guru mengerjakan latihan

soal. Akan tetapi, baru beberapa menit mengerjakan, para siswa sudah berbicara

kepada rekannya. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi, sambil menatap wajah

para siswa.

Guru melarang siswa untuk saling

berbicara saat mengerjakan latihan

soal.

2 Tuturan:

Wahid, dari tadi kok ngobrol wae? (TIKInter/TMMPL/D7)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada salah satu siswa yang berbincang-bincang saat guru

menerangkan mengenai materi pelajaran. Guru menuturkan dengan intonasi tinggi,

sambil menatap wajah Wahid.

Guru melarang siswa yang bernama

Wahid untuk tidak berbincang-bincang

kepada rekannya saat guru sedang

menjelaskan materi pelajaran yang

diberikan saat kegiatan belajar

mengajar sedang berlangsung.

3 Tuturan:

Kok sepertinya, kelasnya seperti lebah berdengung ya? Seperti ada sarang lebah ya?

(TIKInter/TMMPL/D8)

Konteks:

Tuturan dituturkan guru kepada para siswa saat menunggu salah satu siswa

menuliskan puisi di papan tulis untuk di sunting. Para siswa berbicara dengan

rekannya sehingga menyebabkan guru menyindir secara halus. Guru menuturkan

dengan intonasi tinggi, sambil melihat buku milik guru.

Guru melarang siswa untuk tidak saling

berbicara kepada rekannya saat

menunggu salah satu siswa menuliskan

hasil karya puisi miliknya di papan

tulis sampai siswa yang menuliskan

puisi di papan tulis selesai menuliskan

puisinya, hingga kemudian disunting

oleh guru dan para siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

177

Lampiran 2 Surat Keterangan Izin Penelitian dari Fakultas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

178

Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di Sekolah yang

Bersangkutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: MAKSUD TUTURAN IMPERATIF PADA TUTURAN …mengandung makna imperatif yang berbeda-beda, sesuai dengan ciri penanda tuturan imperatif dan konteks, dan (2) maksud tuturan imperatif yang

179

BIOGRAFI PENULIS

Geovani Futut Puji Rahayu lahir di Gunung

Batin, 31 Januari 1993. Penulis berasal dari Desa

Mulya Asri, Kecamatan Tulang Bawang Tengah,

Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung.

Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Xaverius

Gunung Batin, Kecamatan Terbanggi Besar. Setelah

itu, penulis melanjutkan sekolah menengah pertama di

SMP Xaverius Gunung Batin, Kecamatan Terbanggi Besar.

Kemudian penulis meneruskan sekolah menengah atas di SMA Lentera

Harapan Way Pengubuan, Terusan Nunyai. Pada tahun 2012, penulis tercatat

sebagai mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI