Post on 07-Jul-2016
description
Etiologi
Etiologi : Clostridium tetani • basil gram positif obligat anaerobik • berbentuk batang langsing dengan ukuran panjang 2–5
um dan lebar 0,3–0,5 um• Mempunyai spora yang mudah bergerak dan spora ini
merupakan bentuk vegetatif• Kuman ini juga menghasilkan 2 macam eksotoksin yaitu
tetanolisin dan tetanospasmin
Manifestasi Klinik
• Masa inkubasi tetanus umumnya antara 3–21 hari, namun dapat singkat hanya 1–2 hari dan kadang–kadang lebih dari 1 bulan
• Secara klinis tetanus ada 3 macam :– Tetanus umum – Tetanus lokal – Tetanus cephalic
Tetanus Umum• kekakuan otot baik bersifat menyeluruh ataupun hanya
sekelompok otot. • Kekakuan otot rahang terutama masseter menyebabkan
mulut sukar dibuka, sehingga penyakit ini juga disebut 'Lock Jaw‘
• pada muka juga terjadi kekakuan otot muka sehingga muka menyerupai muka meringis kesakitan yang disebut 'Rhisus Sardonicus‘
• kekakuan otot–otot leher bagian belakang menyebabkan nyeri waktu melakukan fleksi leher dan tubuh sehingga memberikan gejala kuduk kaku sampai opisthotonus.
Tetanus Umum
• Selain kekakuan otot yang luas biasanya diikuti kejang umum tonik
• Spasme otot–otot laring dan otot pernapasan dapat menyebabkan gangguan menelan, asfiksia dan sianosis.
• Retensi urine sering terjadi karena spasme sphincter kandung kemih.
• Pada kasus yang berat mudah terjadi overaktivitas simpatis berupa takikardi, hipertensi yang labil, berkeringat banyak, panas yang tinggi dan ariunia jantung.
Tetanus Umum
Menurut berat ringannya tetanus umum dapat dibagi atas:
Tetanus ringan: trismus lebih dari 3 cm, tidak disertai kejang umum walaupun dirangsang.
Tetanus sedang: trismus kurang dari 3 cm dan disertai kejang umum bila dirangsang.
Tetanus berat: trismus kurang dari 1 cm dan disertai kejang umum yang spontan.
Tetanus Umum
• Menurut Cole dan Youngman (1969) : Grade 1: ringan
Masa inkubasi lebih dari 14 hari Period of onset > 6 hari Trismus positif tetapi tidak berat
Grade 2 : sedang Masa inkubasi 10–14 hari Period of onset 3 had atau kurang Trismus ada dan disfagia ada
Grade 3 : berat Masa inkubasi < 10 hari Period of onset 3 hari atau kurang Trismus berat
Tetanus Lokal
• gambaran klinis tidak khas• Bentuk tetanus ini berupa nyeri• kekakuan otot–otot pada bagian proksimal
dari tempat luka• kadang–kadang bentuk ini dapat berkembang
menjadi tetanus umum
Tetanus Cephalic
• Salah satu varian tetanus lokal• Terjadi bila luka mengenai daerah mata, kulit
kepala, muka, telinga, leper, otitis media kronis dan jarang akibat tonsilektomi
• Gejala berupa disfungsi saraf kranial antara lain: n. III, IV, VII, IX, X, XI
Klasifikasi
• Menurut ablett’s, kriteria tetanus ini dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu :– I. (ringan) : kasus tanpa disfagia dan gangguan
respirasi– II. (sedang) : kasus dengan spastisitas nyata,
gangguan menelan (disfagia) dan gangguan respirasi– IIIa. (berat) : kasus dengan spastisitas berat disertai
spasme berat– IIIb (sangat berat) : sama dengan tingkat IIIa disertai
adanya aktivitas simpatis berlebihan (disotonomia)
Klasifikasi
• Modifikasi Ablett’s :– I : trismus ringan dan sedang dengan kekakuan
umum. Tidak disertai dengan kejang, gangguan respirasi dengan sedikit atau tanpa gangguan menelan
– II : trismus sedang, kaku disertai spasme kejang ringan sampai sedang yang berlangsung singkat disertai disfagia ringan dan takipnea > 30 – 35 x/ menit
Klasifikasi– III : trismus berat, kekakuan umum, spasme dan kejang
spontan yang berlangsung lama. Gangguan pernapasan dengan takipnea > 40 x/menit, kadang apnea, disfagioa berat dan takikardia > 120x/menit. Terdapat peningkatan aktivitas saraf otonom yang moderat dan menetap.
– IV : gambaran tingkat III disertai gangguan saraf otonom berat dimana dijumpai hipertensi berat dengan takikardi berselang dengan hipotensi relatif dan bradikardia atau hipertensi diastolik yang berat dan menetap (tekanan diastolik >110 mmHg) atau hipotensi sistolik yang menetap (tekanan sistolik <90 mmHg). Dikenal juga denganautonomic storm
Klasifikasi
• Patel dan Joag membagi dalam 5 kriteria :– Kriteria 1 : rahang kaku, spasme terbatas, disfagia,
dan kekakuan otot tulang belakang– Kriteria 2 : spasme saja tanpa melihat frekuensi
dan derajatnya– Kriteria 3 : inkubasi antara 7 hari atau kurang– Kriteria 4 : waktu onset adalah 48 jam atau kurang– Kriteria 5 : kenaikan suhu rektal sampai 100 0
farenheit dan aksila sampai 990 farenheit
Klasifikasi• Dengan berdasarkan 5 kriteria di atas, maka dibuatlah
tingkatan penyakit tetanus sebagai berikut :– Tingkat I : Ringan, minimal 1 kriteria ( K1 / K2 ) mortalitas 0 %– Tingkat II : Sedang, minimal 2 kriteria ( K1& K2) dengan masa
inkubasi lebih dari 7 hari dan onset lebih dari 2 hari, moirtalitas 10 %
– Tingkat III : Berat, minimal 3 kriteria dengan masa inkubasi kurang dari 7 hari danonset kurang dari 2 hari, mortalitas 32%
– Tingkat IV : Sangat berat, minimal ada 4 kriteria dengan mortalitas 60%
– Tingat V : Biasanya mortalitas 84 % dengan 5 kriteria, termasuk di dalamnya adalahtetanus neonatorum maupun puerpurium