Tugas Refreat Deza Anastesi Ppt

13
Etiologi Etiologi : Clostridium tetani basil gram positif obligat anaerobik berbentuk batang langsing dengan ukuran panjang 2–5 um dan lebar 0,3–0,5 um Mempunyai spora yang mudah bergerak dan spora ini merupakan bentuk vegetatif Kuman ini juga menghasilkan 2 macam eksotoksin yaitu tetanolisin dan tetanospasmin

description

referat anestesi

Transcript of Tugas Refreat Deza Anastesi Ppt

Page 1: Tugas Refreat Deza Anastesi Ppt

Etiologi

Etiologi : Clostridium tetani • basil gram positif obligat anaerobik • berbentuk batang langsing dengan ukuran panjang 2–5

um dan lebar 0,3–0,5 um• Mempunyai spora yang mudah bergerak dan spora ini

merupakan bentuk vegetatif• Kuman ini juga menghasilkan 2 macam eksotoksin yaitu

tetanolisin dan tetanospasmin

Page 2: Tugas Refreat Deza Anastesi Ppt

Manifestasi Klinik

• Masa inkubasi tetanus umumnya antara 3–21 hari, namun dapat singkat hanya 1–2 hari dan kadang–kadang lebih dari 1 bulan

• Secara klinis tetanus ada 3 macam :– Tetanus umum – Tetanus lokal – Tetanus cephalic

Page 3: Tugas Refreat Deza Anastesi Ppt

Tetanus Umum• kekakuan otot baik bersifat menyeluruh ataupun hanya

sekelompok otot. • Kekakuan otot rahang terutama masseter menyebabkan

mulut sukar dibuka, sehingga penyakit ini juga disebut 'Lock Jaw‘

• pada muka juga terjadi kekakuan otot muka sehingga muka menyerupai muka meringis kesakitan yang disebut 'Rhisus Sardonicus‘

• kekakuan otot–otot leher bagian belakang menyebabkan nyeri waktu melakukan fleksi leher dan tubuh sehingga memberikan gejala kuduk kaku sampai opisthotonus.

Page 4: Tugas Refreat Deza Anastesi Ppt

Tetanus Umum

• Selain kekakuan otot yang luas biasanya diikuti kejang umum tonik

• Spasme otot–otot laring dan otot pernapasan dapat menyebabkan gangguan menelan, asfiksia dan sianosis.

• Retensi urine sering terjadi karena spasme sphincter kandung kemih.

• Pada kasus yang berat mudah terjadi overaktivitas simpatis berupa takikardi, hipertensi yang labil, berkeringat banyak, panas yang tinggi dan ariunia jantung.

Page 5: Tugas Refreat Deza Anastesi Ppt

Tetanus Umum

Menurut berat ringannya tetanus umum dapat dibagi atas:

Tetanus ringan: trismus lebih dari 3 cm, tidak disertai kejang umum walaupun dirangsang.

Tetanus sedang: trismus kurang dari 3 cm dan disertai kejang umum bila dirangsang.

Tetanus berat: trismus kurang dari 1 cm dan disertai kejang umum yang spontan.

Page 6: Tugas Refreat Deza Anastesi Ppt

Tetanus Umum

• Menurut Cole dan Youngman (1969) : Grade 1: ringan

Masa inkubasi lebih dari 14 hari Period of onset > 6 hari Trismus positif tetapi tidak berat

Grade 2 : sedang Masa inkubasi 10–14 hari Period of onset 3 had atau kurang Trismus ada dan disfagia ada

Grade 3 : berat Masa inkubasi < 10 hari Period of onset 3 hari atau kurang Trismus berat

Page 7: Tugas Refreat Deza Anastesi Ppt

Tetanus Lokal

• gambaran klinis tidak khas• Bentuk tetanus ini berupa nyeri• kekakuan otot–otot pada bagian proksimal

dari tempat luka• kadang–kadang bentuk ini dapat berkembang

menjadi tetanus umum

Page 8: Tugas Refreat Deza Anastesi Ppt

Tetanus Cephalic

• Salah satu varian tetanus lokal• Terjadi bila luka mengenai daerah mata, kulit

kepala, muka, telinga, leper, otitis media kronis dan jarang akibat tonsilektomi

• Gejala berupa disfungsi saraf kranial antara lain: n. III, IV, VII, IX, X, XI

Page 9: Tugas Refreat Deza Anastesi Ppt

Klasifikasi

• Menurut ablett’s, kriteria tetanus ini dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu :– I. (ringan) : kasus tanpa disfagia dan gangguan

respirasi– II. (sedang) : kasus dengan spastisitas nyata,

gangguan menelan (disfagia) dan gangguan respirasi– IIIa. (berat) : kasus dengan spastisitas berat disertai

spasme berat– IIIb (sangat berat) : sama dengan tingkat IIIa disertai

adanya aktivitas simpatis berlebihan (disotonomia)

Page 10: Tugas Refreat Deza Anastesi Ppt

Klasifikasi

• Modifikasi Ablett’s :– I : trismus ringan dan sedang dengan kekakuan

umum. Tidak disertai dengan kejang, gangguan respirasi dengan sedikit atau tanpa gangguan menelan

– II : trismus sedang, kaku disertai spasme kejang ringan sampai sedang yang berlangsung singkat disertai disfagia ringan dan takipnea > 30 – 35 x/ menit

Page 11: Tugas Refreat Deza Anastesi Ppt

Klasifikasi– III : trismus berat, kekakuan umum, spasme dan kejang

spontan yang berlangsung lama. Gangguan pernapasan dengan takipnea > 40 x/menit, kadang apnea, disfagioa berat dan takikardia > 120x/menit. Terdapat peningkatan aktivitas saraf otonom yang moderat dan menetap.

– IV : gambaran tingkat III disertai gangguan saraf otonom berat dimana dijumpai hipertensi berat dengan takikardi berselang dengan hipotensi relatif dan bradikardia atau hipertensi diastolik yang berat dan menetap (tekanan diastolik >110 mmHg) atau hipotensi sistolik yang menetap (tekanan sistolik <90 mmHg). Dikenal juga denganautonomic storm

Page 12: Tugas Refreat Deza Anastesi Ppt

Klasifikasi

• Patel dan Joag membagi dalam 5 kriteria :– Kriteria 1 : rahang kaku, spasme terbatas, disfagia,

dan kekakuan otot tulang belakang– Kriteria 2 : spasme saja tanpa melihat frekuensi

dan derajatnya– Kriteria 3 : inkubasi antara 7 hari atau kurang– Kriteria 4 : waktu onset adalah 48 jam atau kurang– Kriteria 5 : kenaikan suhu rektal sampai 100 0

farenheit dan aksila sampai 990 farenheit

Page 13: Tugas Refreat Deza Anastesi Ppt

Klasifikasi• Dengan berdasarkan 5 kriteria di atas, maka dibuatlah

tingkatan penyakit tetanus sebagai berikut :– Tingkat I : Ringan, minimal 1 kriteria ( K1 / K2 ) mortalitas 0 %– Tingkat II : Sedang, minimal 2 kriteria ( K1& K2) dengan masa

inkubasi lebih dari 7 hari dan onset lebih dari 2 hari, moirtalitas 10 %

– Tingkat III : Berat, minimal 3 kriteria dengan masa inkubasi kurang dari 7 hari danonset kurang dari 2 hari, mortalitas 32%

– Tingkat IV : Sangat berat, minimal ada 4 kriteria dengan mortalitas 60%

– Tingat V : Biasanya mortalitas 84 % dengan 5 kriteria, termasuk di dalamnya adalahtetanus neonatorum maupun puerpurium