Post on 09-Oct-2015
TUGAS MIKROBIOLOGI DASAR
VIRUS (VIROLOGI)
NAMA : Gilang Muhamad Nur Iqbal
NPM : 140410130085
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2014
DAFTAR ISI
Daftar Isi ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................
1.3 Tujuan ....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Virus .....................................................................................
2.2 Struktur dan Anatomi Virus .................
2.3 Ciri ciri Virus .......
a. Ukuran Virus ..
b. Bentuk Tubuh .........................................................................
c. Cara Hidup .................................................................................
d. Cara Berkembang biak .............................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme
biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi
dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular
untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di
luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam
nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam
bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi
ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan
genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Hampir semua di antara kita pernah menderita flu. Flu atau influenza
merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus. Selain influenza, berbagai
penyakit yang mematikan juga disebabkan oleh virus. Contohnya adalah AIDS dan flu
burung. Hal tersebut mendorong manusia untuk terus bekerja keras mempelajari virus
guna menemukan obat untuk mengatasi penyakit yang disebabkannya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel
eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara
istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel
prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel). Virus sering
diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan
fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu
terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan
HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik
tembakau/TMV). Ukurannya sekitar 25-300 mikron. Ukuran virus disebut juga ukuran
renik. Oleh sebab itu, virus tidak bisa dilihat dengan mata atau mikroskop biasa, tapi
harus menggunakan mikroskop elektron.
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa yang di maksud dengan virus
b) Bagaimana struktur dan anatomi virus
c) Bagaimana virus bereproduksi
d) Apa saja contoh-contoh virus
e) Bagaimana peranan virus dalam kehidupan
f) Apakah yang dimaksud anti virus
g) Bagaimana cara mencegah dan cara pengobatannya?
1.3 Tujuan
a) Untuk mengetehui devinisi virus
b) Untuk mengetahui struktur dan anatomi virus
c) Untuk mengetahui reproduksi virus
d) Untuk mengetahui contoh-contoh virus
e) Untuk mengetahui peranan virus dalam kehidupan
f) Untuk mengetahui anti virus
g) Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatannya
BAB II
PENDAHULUAN
2.1 Pengertian Virus
Virus adalah parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk dan
komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA or DNA. Partikelnya
secara utuh disebut VIRION yang terdiri dari Capsid yang dapat terbungkus oleh
sebuah Glycoprotein/membrane lipid. Virus resisten terhadap antibiotics.
Virus merupakan Partikel yang bersifat parasit obligat pada sel/makhluk hidup
Aseluler (bukan merupakan sel) Berukuran sangat renik Di dalam sel inang virus
menunjukkan ciri makhluk hidup, sedangkan di luar sel menunjukkan ciri bukan
makhluk hidup.
Bentuk virus berbeda beda ada yang bula, batang, polihidris dan seperti huruf T.
2.2 Struktur dan Anatomi Virus
Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil
daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus
terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus
terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya.
1. Kepala
Kepala virus berisi DNA dan bagian luarnya diselubungi kapsid. Satu unit
protein yang menyusun kapsid disebut kapsomer.
2. Kapsid
Kapsid adalah selubung yang berupa protein. Kapsid terdiri atas kapsomer.
Kapsid juga dapat terdiri atas protein monomer yang yang terdiri dari rantai
polipeptida. Fungsi kapsid untuk memberi bentuk virus sekaligus sebagai
pelindung virus dari kondisi lingkungan yang merugikan virus.
3. Isi tubuh
Bagian isi tersusun atas asam inti, yakni DNA saja atau RNA saja. Bagian isi
disebut sebagai virion. DNA atau RNA merupakan materi genetik yang berisi
kode-kode pembawa sifat virus. Berdasarkan isi yang dikandungnya, virus
dapat dibedakan menjadi virus DNA (virus T, virus cacar) dan virus RNA (virus
influenza, HIV, H5N1). Selain itu di dalam isi virus terdapat beberapa enzim.
4. Ekor
Ekor virus merupakan alat untuk menempel pada inangnya. Ekor virus terdiri
atas tubus bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut. Virus yang
menginfeksi sel eukariotik tidak mempunyai ekor.
Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri
dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal.
Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler.
Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa
ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa
DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang menjadi
lapisan pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa
berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri
atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit
protein yang disebut kapsomer.
Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid)
terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein
nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar
1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut
nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang
didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada
selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan
pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.
Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu
berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari
ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun
dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk
kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai
contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk
kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi
lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam
penginfeksian sel.
Seperti yang telah dijelaskan pada virus campak, beberapa jenis virus memiliki unsur
tambahan yang membantunya menginfeksi inang. Virus pada hewan memiliki
selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung
fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein
yang berasal dari virus. Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga
membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis
bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada kepala kapsid. Serabut-
serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri.
Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen,
sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme
penginfeksian sel inang.
2.3 Ciri ciri Virus
Ciri-ciri virus meliputi ukuran, bentuk, struktur dan fungi, cara hidup serta cara
reproduksinya.
a. Ukuran virus
Ukuran virus berkisar antara 25-300 nm. Virus yang berukuran 25 nm
dijumpai pada virus penyebab polio. Sedangkan virus yang berukuran 100 nm
misalnya Bakteriofag atau virus T (Bacteriophage atau phage), yaitu virus
yang berukuran lebih kurang 300 nm contohnya adalah TMV ( Tobacco
Mosaic Virus).
Beberapa ukuran virus
b. Bentuk tubuh
Bentuk tubuh virus sangat bervariasi . Virus yang berbentuk bulat
contohnya adalah virus influenza (Influenza virus) dan HIV penyebab AIDS.
Virus juga ada yang berbentuk oval, seperti virus rabies (Rabiez virus). Bentuk
batang dijumpai pada TMV , bentuk jarum dijumpai pada Tungrovirus (virus
penyebab kekerdilan pada batang padi), dan bentuk seperti huruf T dijumpai
pada Bakteriofag. Sedangkan bentuk polihedral contohnya adalah pada
Adenovirus (penyebab penyakit demam).
Rabiez virus (kiri) dan Tungrovirus (kanan)
Beberapa bentuk Virus
c. Cara hidup
Virus tidak dapat hidup di alam secara bebas, melainkan harus berada
didalam sel makhluk hidup yang lain. Berbagai makhluk hidup dapat terserang
virus, misalnya manusia, hewan, tumbuhan dan bakteri.
Virus yang menginfeksi bakteri disebut sebagai bakteriofag atau
disingkat fag. Virus yang menginfeksi manusia dan menyebabkan penyakit
pada manusia, misalnya cacar, polio, hepatitis, mata belek, influenza, demam
berdarah, diare, ebola, dan AIDS. AIDS disebabkan oleh HIV yang
menyerang sistem kekebalan tubuh. Virus yang menginfeksi hewan misalnya
yang menyebabkan penyakit sampar pada ayam, anjing gila (rabies), dan
penyakit kuku pada ternak. Virus yang menyerang tumbuhan misalnya
penyebab penyakit mosaik pada tembakau, kanker pada jeruk, dan busuk pada
sayuran.
Virus yang menyerang tanaman biasanya ditularkan pada serangga.
Serangga yang mengisap atau memakan tanaman yang terkena virus dapat
menularkannya ke tanaman lain. Virus yang menyerang manusia dapat
ditularkan baik secara kontak langsung maupun tak langsung dengan
penderita. Polio dan hepatitis dapat ditularkan melalui air sumur yang
tercemar, piring makan, sendok makan, dll. Cacar, mata belek dan polio dapat
ditularkan melalui kontak langsung. Demam berdarah ditularkan oleh nyamuk
aedes agypti. HIV ditularkan melalui darah, cairan sekresi vagina, semen
(ejakulasi), air susu, hubungan kelamin, jarum suntik, dan transfusi darah.
Selain itu juga dapat ditularkan melalui plasenta ibu hamil ke janinnya.
Virus harus dibiakkan didalam jaringan makhluk hidup. Di
laboratorium, virus dapat dibiakkan didalam embrio telur ayam
d. Cara berkembang biak
Virus hanya dapat berkembang biak pada sel-sel hidup dan untuk
reproduksinya virus hanya memerlukan asam nukleat. Karena dapat
melakukan reproduksi, maka virus dianggap sebagai makhluk hidup
(organisme).
Di dalam proses reproduksi, virus memerlukan lingkungan sel hidup (di
dalam jaringan tubuh) sehingga virus memerlukan organisme lain sebagai
inang atau hospesnya. Contoh organisme yang menjadi hospes virus adalah
bakteri, jaringan embrio, hewan, tumbuhan, dan manusia. Proses reproduksi
virus disebut replikasi (penggandaan diri tubuh virus). Proses replikasi virus
semenjak menempel pada sel inang sampai terbentuknya virus yang baru
melibatkan siklus litik dan siklus lisogenik.
Siklus litik dan lisogenik BakteriofagSiklus litik adalah replikasi virus yang
disertai dengan matinya sel inang setelah terbentuk anakan virus yang baru.
Siklus litik virus yang telah berhasil diteliti oleh para ilmuwan adalah siklus
litik virus T (Bacteriophage), yaitu virus yang menyerang bakteri Escherichia
coli (bakteri yang terdapat di dalam colon atau usus besar manusia).
Siklus litik Bakteriofag terdiri atas 5 fase, yaitu fase adsorbsi, fase
penetrasi sel inang, fase eklifase, fase replikasi, dan fase pemecahan sel inang.
Berikut penjelasannya.
1) Fase Adsorbsi
Pada fase ini, ujung ekor Bakteriofag menempel atau melekat pada bagian
tertentu dari dinding sel bakteri yang masih dalam keadaan normal. Daerah
itu disebut daerah reseptor (receptor site atau receptor spot). Virus yang
menyerang bakteri E. coli, memiliki lisozim (lisozyme) yang berfungsi
merusak atau menselubungi dinding sel bakteri.
2) Fase injeksi
Pada fase ini, kulit ujung ekor virus T dan dinding sel bakteri E. coli yang
telah menyatu tersebut larut hingga terbentuk saluran dari tubuh virus T
dengan sitoplasma sel bakteri. Melalui saluran ini ADN virus merusak ke
dalam sitoplasma bakteri dan bercampur dengannya.
3) Fase eklifase
Pada fase ini, setelah bercampur dengan sitoplasma bakteri, ADN virus
mengambili alih kendali ADN bakteri. Pengendalian ini terjadi di dalam
proses penyusunan atau sintesis protein di dalam sitoplasma bakteri.
Seterusnya ADN virus mengendalikan sintesis protein kapsid virus.
4) Fase replikasi (fase sintesis : penyusunan)
Virus baru pada fase ini mulai dibentuk. ADN virus T mengadakan
pembentukan atau penyusunan ADN virus yang baru, dengan
menggunakan ADN bakteri sebagai bahan materinya, serta membentuk
selubung protein kapsid virus. Maka terbentuklah beratus-ratus molekul
ADN baru virus yang lengkap dengan selubungnya. Setiap sel bakteri
E.coli yang diserang oleh virus T dapat menghasilkan 200-300 virus T yang
baru.
5) Fase pemecahan sel inang atau litik
Setelah terbentuk virus T yang baru, dinding sel bakteri akan pecah (litik).
Selanjutnya sejumlah virus T yang baru tersebut akan keluar dan siap untuk
menyerang sel bakteri E.coli yang baru (yang lain).
Selain secara litik, reproduksi virus juga bisa terjadi secara lisogenik. Pada
siklus lisogenik, ADN atau ARN virus menempel pada kromosom sel inang
(membentuk profage) dan mengadakan replikasi. Bedanya dengan siklus litik, pada
siklus lisogenik sel inang tidak pecah atau mati, sehingga setiap kali sel inang
membelah di dalamnya juga terdapat virus-virus yang berkembangbiak.
Daur lisogenik diawali dengan fase adsorbsi, dan injeksi seperti daur litik.
Setelah itu, virus masuk ke penggabungan, fase pembelahan, fase sintesis, fase
perakitan, dan akhirnya fase litik.
a. Fase Adsorbsi
Uraian sama dengan daur litik
b. Fase Injeksi
Uraian sama dengan daur litik
c. Fase Penggabungan
Ketika memasuki fase injeksi, DNA virus masuk kedalam tubuh bakteri.
Selanjutnya, DNA virus menyisip kedalam DNA bakteri atau melakukan
penggabungan. DNA bakteri berbentuk sirkuler, yakni seperti kalung yang
tidak berujung dan berpangkal. DNA tersebut berupa benang ganda yang
berpilin.
Mula-mula DNA bakteri putus, kemudian DNA virus menggabungkan diri
diantara benang yang putus tersebut, dan akhirnya terbentuk DNA sirkuler baru
yang telah disisipi DNA virus. Dengan kata lain, didalam DNA bakteri
terkandung materi genetic virus.
d. Fase Pembelahan
Dalam keadaan tersambung itu, DNA virus tidak aktif, yang dikenal sebagai
profag. Oleh karena DNA virus menjadi satu dengan DNA bakteri, maka jika
DNA bakteri melakukan replikasi, profag juga ikut melakukan replikasi.
Misalnya saja jika bakteri akan membelah diri, DNA bakteri mengopi diri
dengan proses replikasi. Dengan demikian, profag juga ikut terkopi.
Terbentuklah dua sel bakteri sebagai hasil pembelahan dan dalam setiap sel
anak bakteri terkandung profag yang identik. Demikian seterusnya hingga
proses pembelahan bakteri berlangsung berulang kali sehingga setiap sel
bakteri yang terbentuk didalamnya terkandung profag. Dengan demikian
jumlah profag mengikuti jumlah sel bakteri yang ditumpanginya.
e. Fase Sintesis
Oleh karena satu dan lain hal, misalnya karena radiasi atau pengaruh zat kimia
tertentu, profag tiba-tiba aktif. Profag tersebut memisahkan diri dari DNA
bakteri. Selanjutnya, DNA virus mengadakan sintesis, yakni mensintesis
protein untuk digunakan sebagai kapsid bagi virus-virus baru. Selain itu, DNA
virus juga melakukan replikasi DNA sehingga DNA virus menjadi banyak.
f. Fase Perakitan
Kapsid-kapsid dirakit menjadi kapsid virus yang utuh, yang berfungsi sebagai
selubung virus. Kapsid virus yang terbentuk mecapai 100-200 kapsid baru.
Selanjutnya, DNA hasil replikasi masuk ke dalamnya guna membentuk virus-
virus baru.
g. Fase Litik
Setelah terbentuk virus-virus baru terjadilah lisis sel bakteri (uraian sama
dengan daur litik). Virus-virus yang terbentuk berhamburan keluar dari sel
bakteri lalu menyerang bakteri baru. Dalam daur selanjutnya, virus dapat
mengalami daur litik atau daur lisogenik. Demikian seterusnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dunia mikroba adalah dunia organisma yang sangat kecil, sehingga tidak dapat
kita lihat dengan mata telanjang. Walupun sudah agak lama dikenal, namun dunia
mikroba baru mulai terbuka secara luas sejak manusia menemukan sebuah alat yang
disebut mikroskop, hasil temuan Anthony van Leeuwenhoek (1632-1723). Mikroskop
tersebut sangat sederhana, hanya memiliki satu lensa, dan mencapai pembesaran
kurang dari 200 kali.
Tetapi degan mikroskop sederhana tersebut misteri tentang bentuk mikroba yang
sebelumnya masih merupakan rahasia besar mulai terungkap.
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.
Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
mengendalikan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular
untuk bereproduksi sendiri. Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang
menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel
tunggal), sementara istilah bakteriofage atau fage digunakan untuk jenis yang
menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri danorganisme lain yang tidak berinti sel).
Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak
kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas
protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik
protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan
dalam daur hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
Brooks, F Geo dkk, 2005. Microbiologi kedokteran Jakarta : Salemba Medika
Campbell, dkk. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga
Pelczar, J Michael. 2006. Dasar Dasar Mikrobiologi Jakarta ; UI Press
Wikipedia, 2008. Virus. http://id.wikipedia.org/wiki/Virus
(Diakses pada tanggal 20 September 2014 pukul 19.30).