Makalah Penyakit Virus Mbv Pada Udang Windu

15
MAKALAH PENYAKIT VIRAL MBV ( Monodon Basculo Virus ) PADA UDANG WINDU (Penaeus monodon) “Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Parasit dan Penyakit Ikan yang telah di ampu Oleh: Dr. Ir. Sarjito, M.Apps. Sc” Di Susun Oleh: Nama : Mustajib NIM: 26010211130065 Prodi : Budidaya Perairan

Transcript of Makalah Penyakit Virus Mbv Pada Udang Windu

Page 1: Makalah Penyakit Virus Mbv Pada Udang Windu

MAKALAH PENYAKIT VIRAL MBV (Monodon Basculo Virus) PADA

UDANG WINDU (Penaeus monodon)

“Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Parasit dan Penyakit Ikan yang telah di

ampu Oleh: Dr. Ir. Sarjito, M.Apps. Sc”

Di Susun Oleh:

Nama : Mustajib

NIM : 26010211130065

Prodi : Budidaya Perairan

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

Page 2: Makalah Penyakit Virus Mbv Pada Udang Windu

BAB IPENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Dunia perikanan, khususnya dalam bidang budidaya tidak lepas adanya serangan

penyakit. Penyakit tersebut merupakan suatu kendala yang harus di atasi dengan baik supaya

dalam kegiatan budidaya tidak mengalami kegagalan. Di Indonesia penyakit ikan sangat

bermacam – macam yang disitu disebabkan oleh bakteri, parasit, viral, maupun jamur.

Mikroorganisme tersebut mempunyai golongan tertentu, ada yang menyerang ikan air laut,

payau maupun air laut.

Budidaya udang windu di Indonesia dijumpai banyak kendala yang mengakibatkan

produksi udang berfluktuasi. Kendala itu adalah berjangkitnya wabah penyakit yang berakibat

pada kematian udang secara massal di tambak. Selain itu, faktor kualitas lingkungan juga

memegang peranan penting dalam epizootiologi penyakit. Diantara jenis penyakit yang

menyerang udang windu, penyakit viral adalah penyakit yang paling ganas dan mengakibatkan

kerugian paling besar. Tercatat wabah penyakit kepala kuning, dan bercak putih telah melanda

pertambakan Indonesia danmengakibatkan kematian udang berumur antara 1 – 2 bulan.

Penyakit viral telah mengakibatkan kerugian yang cukup besar di kalangan petambak.

Penyebaran penyakit terjadi secara cepat dan melanda satu kawasan dalam waktu sangat singkat.

Ada sekitar 5 jenis penyakit viral yang telah dideteksi yaitu IHHNV (Infectious Hypodermal and

Hematopoitic Necrosis Virus), HPV (Hepatopancreatic Parvolike Virus), MBV (Monodon

Baculavirus), SEMBV (Systemic Ectodermal and Mesodermal Baculovirus), YHV (Yellow

Head Virus).

Page 3: Makalah Penyakit Virus Mbv Pada Udang Windu

Sesuai dengan laporan dari SEAFDEC (1996) bahwa dari 20 panti benih

yang terdapat di Ilo-Ilo Philipina, secara histologis 18% dari sampel yang

diperoleh dinyatakan terinfeksi oleh MBV dan 45% oleh Hepatopancreatic

Parvo-like Virus (HPV). Kemudian Puslitbang Perikanan (1994) melaporkan

bahwa telah diketahui adanya infeksi penyakit oleh virus atau virus-like pada

komoditas udang di Indonesia, terutama oleh White Spot Baculo Virus

(WSBV) dan Monodon

Baculo Virus (MBV). Kematian udang windu pada usia 1-2 bulan di tambak

sudah menjadi hal yang umum dewasa ini sebagai akibat serangan virus

bercak putih (Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau, 2004). Lebih

jauh Ditjen Perikanan Budidaya (2004) menyebutkan bahwa serangan

penyakit bercak putih (White Spot Syndrome Virus = WSSV) telah

mengakibatkan ribuan hektar tambak tidak digunakan dan tidak produksi

lagi, sehingga kerugian negara diperkirakan mencapai 2,5 trilyun rupiah

pertahun. Kemudian multiplier effect akibat wabah penyakit tidak hanya

dirasakan oleh petambak, tetapi juga terhadap industry pakan udang,

industri mesin (pompa dan kincir) dan tenaga kerja. Sementara laporan

resmi tentang tingkat serangan penyakit udang dan kerugiannya di daerah

Kalimantan Barat akibat serangan penyakit udang belum tersedia. Akan

tetapi berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, sudah banyak udang yang

dibudidayakan di tambak di kawasan sentra produksi terserang berbagai

penyakit.

Page 4: Makalah Penyakit Virus Mbv Pada Udang Windu

Untuk itu diagnosis dan identifikasi penyakit udang adalah langkah awal

yang harus dilakukan.

II. Tujuan

a. Mengetahui gejala – gejala udang windu yang terserang penyakit MBV

b. Mengetahui penyebab penyakit MBV pada udang windu

c. Mengetahui cara mengatasi penyakit viral MBV pada udang windu

BAB II

ISI

A. Gejala Klinis

Penyakit MBV tergolong penyakit yang disebabkan oleh virus, tepatnya Baculovirus tipe

A yang mengandung DNA stranded ganda sebagai tipe asam nukleatnya (Lightner, 1996).

Serangan penyakit MBV terjadi pada semua stadia udang, tetapi timbulnya penyakit ini paling

sering pada stadia juvenil dan tua (Dana dan Hadiroseyani, 1989). Hal ini sesuai hasil

pengamatan di lapangan, udang yang terserang penyakit MBV terdapat pada udang yang

berumur 28-60 hari dan 110 hari, dan benur udang di hatchery juga tidak luput dari serangan

virus ini.

Page 5: Makalah Penyakit Virus Mbv Pada Udang Windu

G. Udang yang terserang MBV

Gejala klinis di lapangan tampak bahwa udang yang terserang penyakit MBV suka

berenang ke pinggir tambak, nafsu makan rendah, isi lambung kosong dan udang tampak lemas.

Selain itu Madeali et al. (1998) mengemukakan bahwa secara visual warna udang menjadi merah

pada setiap segmen (segmen merah), insang dan tubuh ditempeli oleh organisme epikomensial.

Lebih lanjut serangan MBV dapat menimbulkan kematian akut dalam jumlah besar setelah 1-7

hari sejak gejala awal tampak (Bastiawan et al., 1991). Namun demikian ada juga udang yang

terserang penyakit MBV masih dapat bertahan hidup sampai mencapai umur panen, tetapi

pertumbuhan, produksi dan penampilannya menurun secara signifikan (Lightner, 1996).

Benur yang terinfeksi MBV dan WSSV diduga dapat tertular dari induk

yang sudah terinfeksi, dan penggunaan bahan makanan alami (Artemia

salina) yang juga sudah terinfeksi. Hasil pengamatan membuktikan bahwa

penyakit ini juga menyerang udang pada stadia muda. Sesuai dangan hasil

pengamatan Mahardika et al. (2004), bahwa udang windu di Bali khususnya

di Jembrana dan Singaraja, dan Jawa Timur yaitu Situbondo dan Banyuwangi

sudah terserang

WSSV pada stadia post larvae PL.

Page 6: Makalah Penyakit Virus Mbv Pada Udang Windu

Saat ini banyak tambak udang yang menerapkan teknologi intensif terserang penyakit

infeksi yang disebabkan oleh organisme patogen berupa virus, bakteri, parasit dan jamur. Secara

alamiah organisme pathogen tersebut sudah berada dalam perairan, dan akan merugikan biota

perairan bila pada kondisi tertentu yang kurang mendukung karena menurunnya kualitas

lingkungan serta kualitas pakan (Ditjen Perikanan, 1990). Tingkat patogenitas (virulensi)

masing-masing jenis organisme patogen berbeda walaupun ditimbulkan oleh jenis yang sama.

Hal tersebut sangat bergantung pada jenis dan ukuran udang yang diserang, serta kondisi

lingkungan perairan lokasi serangan. Pada tambak udang intensif, efek patogenitas akan semakin

meningkat karena penerapan tingkat kepadatan yang tinggi, lingkungan buruk dan manajemen

pemberian pakan yang tidak tepat dan sesuai.

B. Penyebab Penyakit MBV

Jenis virus MBV merupakan jenis virus yang umum ditemukan dalam budidaya udang

pada sekitar tahun 1990, dan dikenal sebagai penyebab penyakit kematian udang umur 1 bulan

(one month dead syndrome). Akibat serangan virus, banyak tambak yang gagal panen dan

mengalami kematian premature.

Agensia penyebab : Monodon Baculo Virus (MBV) merupakan virus keluarga

baculovirus, yaitu virus bentuk batang berbahan genetik DNA untai ganda (dsDNA, double

strand deoxyribonucleic acid). Virus ini dalam inti sel inang yang terinfeksi membentuk

occlusion body. Koloni virion dengan matriks berupa protein sebagai perekat membentuk kristal

seperti bola dalam inti sel hepatopankreas udang yang terinfeksi. Kristal virus seperti ini disebut

sebagai occlusion body. Inti sel yang terinfeksi virus umumnya membesar (hypertrophied), berisi

beberapa kristal virus yang berbentuk bulat. Jaringan yang terinfeksi virus selanjutnya akan

segera mengalami kerusakan. 

Page 7: Makalah Penyakit Virus Mbv Pada Udang Windu

Tingkat infeksi virus yang tinggi pada induk akan berpengaruh terhadap kualitas benur

yang dihasilkan oleh panti pembenihan. Penelitian yang telah dilakukan oleh Uma, et al (2005)

menunjukkan tingkat tingkat prevalensi MBV pada benur yang mengindikasikan rendahnya

kesadaran masyarakat dalam melakukan skrining terhadap virus MBV. Hasil penelitian yang

sama telah ditunjukkan oleh beberapa peneliti di Vietnam tentang tingginya infeksi WSSV dan

MBV bahkan coinfeksi oleh kedua jenis virus ini pada individu yang sama memperlihatkan

prevalensi yang tinggi.

C. Hispatologis penyakit MBV

Secara histologis, organ-organ tubuh yang diserang MBV meliputi

insang, hepatopankreas dan epitel usus. Organ-organ tubuh tersebut

mengalami kerusakan (Gambar 1).

(a) (b) (c)

Gambar 1. Eosinofilik Hipertropi dan Occlusion Bodies Sel-Sel Insang

(a), Hepatopankreas (b), Usus (c) Udang yang Terserang MBV.

Pada Gambar 1(a) tampak bahwa sel-sel insang udang yang terserang

penyakit MBV mengalami pembengkakan (hipertropi). Eosinofilik hipertropi

Page 8: Makalah Penyakit Virus Mbv Pada Udang Windu

dan occlusion bodies pada nukleus sel ini akan muncul bila udang terserang

MBV diberi pewarnaan Hematosiklin dan Eosin (Lightner, 1996). Kerusakan

sel-sel insang ini menyebabkan gangguan sistem pernafasan, sehingga

udang sering naik ke permukaan dan berenang ke pinggir tambak.

Sementara sel-sel

hepatopankreas juga mengalami perubahan berupa eosinofilik hipertropi

Gambar 1b). Kerusakan hepatopankreas ini menyebabkan pembusukan sel

dan lisis sel, sehingga mengganggu proses metabolisme tubuh udang. Lisis

selsel usus (Gambar 1c) dapat menyebabkan kematian yang tinggi udang

dalam waktu singkat.

D. Cara Penanggulannya

Saat ini telah dikembangkan berbagai metode diagnosis virus diantaranay

metodekonvensional seperti histipatologi, dasblot, hibridisasi, in situ dan PCR dan RT-

PCR.Metode diagnosis dengan PCR mungkin merupakan salah satu metode yang palingcepat

dan menjanjikan tingkat akurasi yang tinggi dibandingkan metode lain Sampel dapat

disiapkan dalam awetan alkohol 70% dalam potongan kecil (0,5 cm), untuk PCR dan

penggunaan formalin 10% untuk pemeriksaan histopatologi.

Tidak ada jenis antibiotik dan kemoterapi lain yang dapat digunakan untuk  pengobatan p

enyakit viral. Pencegahan lebih efektif untuk pengendalian penyakit viral. Tindakan pencegahan

ini meliputi:

1.Penyediaan benih bebas virus

2.Pembersihan karien di lingkungan tambak merupakan alternatif yang paling berhasil untuk

program pengendalian penyakit viral.

Page 9: Makalah Penyakit Virus Mbv Pada Udang Windu

3.Aplikasi ilmunostimulan dapat merangsang system kekebalan non spesifik udang windu.

Pengobatan untuk penyakit viral di panti benih umumnya tidak

dianjurkan, dan sampai saat ini juga pengobatannya (treatment) yang sesuai

juga belum ditemukan. Hal ini dikemukan juga oleh (Muliani et al., 1998)

bahwa sampai saat ini jenis obat yang efektif untuk menanggulangi

serangan virus pada udang, misalnya White Spote Baculo Virus (WSBV) dan

Monodon Baculo Virus (MBV) belum ditemukan. Langkah yang dapat diambil

hanya pencegahan untuk menghindari masuknya inang yang terinfeksi, dan

disinfeksi peralatan yang terkontaminasi serta membasmi udang yang

terkontaminasi.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat disampaikan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

Page 10: Makalah Penyakit Virus Mbv Pada Udang Windu

1. Gejala klinis di lapangan tampak bahwa udang yang terserang penyakit MBV suka berenang

ke pinggir tambak, nafsu makan rendah, isi lambung kosong dan udang tampak lemas.

2. Monodon Baculo Virus (MBV) merupakan virus keluarga baculovirus, yaitu virus bentuk

batang berbahan genetik DNA untai ganda (dsDNA, double strand deoxyribonucleic acid).

3. Penyakit MBV dapat di tangani dengan pencegahan yaitu: Penyediaan benih bebas virus,

menjaga kualitas air dan Aplikasi ilmunostimulan, selain itu juga dapat dilakukan diagnose PCR.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya dalam pengamatan gejala penyakit MBV pada udang harus benar – benar teliti

supaya tidak salah pengobatan

2. Hal yang paling penting dalam pengobatan udang adalah mengetahui ciri – cirri penyakit

udang tersebut, maka dari itu sebelum meneliti harus dikaji dahulu.

DAFTAR PUSTAKA

Dana, D. dan Y. Hadiroseyani. 1989. Pengendalian Hama dan Penyakit: Penyakit Udang dan Pengendaliannya. Institut Pertanian Bogor. 27 hal.

Direktorat Jenderal Perikanan 1990. Petunjuk Pelaksanaan Monitoring Serangan Hama dan Penyakit Ikan. Direktorat Bina Sumber Hayati.Departemen Pertanian. Jakarta. 19 hal.

Page 11: Makalah Penyakit Virus Mbv Pada Udang Windu

Lightner, D. V. 1996. A Handbook of Shrimp Pathology and Diagnostic Procedures for Diseases of Cultured penaeid Shrimp. The World Aquaculture Society. Baton Rouge, Louisiana, 70803 USA.

Mahardika, K., Zafran dan I. Koesharyani. 2004. Deteksi White Spot Syndrome Virus (WSSV) Pada Udang Windu (Penaeus monodon) di Bali dan Jawa Timur Menggunakan Metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 10 (1): 55-60.

Muliani, E. Suryati, A. Tompo, A. Paranrengi dan Rosmiati. (1998). Isolasi Bioaktif Bunga Karang Sebagai Fungisida pada Benih Udang Windu Penaeus monodon. Jurnal penelitian Perikanan Indonesia, 4 (2): 13-23.

Southeast Asian Fisheries Development Countries (SEAFDEC). 1996. Aquaculture for Food Sufficiency and Industry Stability. Highlights. Aquaculture Departemen Tigbauan, Ilo-Ilo 5021, Philipines. 4 p.

Uma, A, A. Koteeswaran, Karunasagar Indrani and Karunasagar Iddya. 2005. Prevalence ofwhite spot syndrome virus and monodon baculovirus in Penaeus monodon broodstock and postlarvae from hatcheries in southeast coast of India. CURRENT SCIENCE, 1619-1622

file:///E:/Bahan%20kuliah/Semester%20V/Parasit%20dan%20Penyakit%20Ikan/Bahan%20tugas%20pak%20jito/BUKTI%20CINTA%20SUMBER%20DAYA%20PERAIRAN%20%20MANAJEMEN%20KESEHATAN%20UDANG.htm

file:///E:/Bahan%20kuliah/Semester%20V/Parasit%20dan%20Penyakit%20Ikan/Bahan%20tugas%20pak%20jito/Jenis%20Penyakit%20pada%20Budidaya%20Udang%20%20%20E%20R%20A%20V%20O%20S.htm