Post on 24-Jun-2015
ANALISA TUNA AKSARA
DI KABUPATEN JEMBER
MAKALAH
Disusun oleh :
Sugeng Arief W.
NIM : 100210101029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2010
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan hidayahdan inayah-Nya berupa kemampuan berpikir dan analisis sehingga
dapat terwujud Karya Tulis Ilmiah ini.Karya ini membahas tentang kontroversi yang terjadi di
jember antara bupati jember dengan kemendiknas mengenai Ilmiah jumlah tunas aksara di
jember.Pembuatan Karya Tulis Ilmiah mencoba untuk membahas mengenai kontroversi
jumlah tuna aksara di jember,sehingga pembaca dapat lebih memahami kejadian yang
terjadi dan apa yang menyebabkannya.
Isi buku ini mengacu pada beberapa informasi yang saya dapat dari beberapa
sumber,meskipun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih
mempunyai kekurangan dan kelemahan,jika ditemukan informasi atau data yang kurang
tepat dan kurang lengkap penyajiannya,pembaca disarankan untuk merujuk pada sumber
asli informasi tersebut.Segala kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat saya harapkan
untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Ucapan terima kasih saya haturkan pada pihak-pihak yang membantu saya dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini,baik berupa tenaga maupun dukungan.Semoga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat bermanfaat sesuai yang saya harapkan.
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………..
………………………………………………………………………………i
Daftar isi………………………………………………………..
……………………………………………………………………………….ii
Pendahuluan………………..……………………………………………………………………………………………………..1
A.latar belakang………………………………………..……………………………………………………………..1
B.perumusan masalah……………………………………………………………………………………………..2
C.tujuan dan manfaat……………………………………………………………………………………………….2
isi
Hasil pembahasan………………..………………………………………………………………………………….3
Penutup
kesimpulan dan saran…………………………………….………………………………………………………5
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Beberapa saat yang lalu terjadi kontroversi antara bupati jember dengan
kemendiknas mengenai jumlah penduduk jember yang tuna aksara.Bupati Jember
berdasarkan hasil dari BPR Jenber menyatakan bahwa penduduk Jember 100% bebas dari
tuna aksara,berdasarkan pernyataan bupati Jember maka Presiden RI Susilo Bambang
Yudhoyono memberikan penghargaan Widya Krama namun beberapa bulan kemudian
Kemendiknas mengeluarkan pernyataan bahwa masih ada penduduk jember yang tuna
aksara sebanyak 103.000 penduduk berarti sekitar 10% dari penduduk jember dan
merupakan jumlah tuna aksara tertinggi di Indonesia.
Hal ini sangat bertentangan dengan pernyataan bupati Jember MZ A.Djalal.Kedua
belah pihak mengklaim bahwa hasil riset mereka yang benar dan akurat dan saling
menyalahkan satu yang sangat berbeda dengan hasil riset Dinas pendidikan JemberHal ini
menimbulkan pertanyaan besar pada penduduk Jember.Manakah statement yang benar?
statement Kepala Dinas Pendidikan Jember Achmad Sugiyono yang diungkapkan Bupati
Jember ataukah statement Kemendiknas.
Oleh karena itu Karya Tulis ini akan membahas lebih lanjut mengenai hal
tersebut,agar dapat ditemukan titik masalahnya dan titik temu dari masalah ini sehingga
tidak terdapat lagi rasa bingung pada penduduk Jember mengenai masalah ini.
B.RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan pernyataan dari masalah ini adalah:
1.Mengapa terjadi perbedaan statement antara Achmad Subagiyo yang diungkapkan bupati
jember dengan Kemendiknas?
2.Pihak manakah yang menyampaikan statement yang benar?
3.Bagaimana untuk menyelesaikan kontroversi mengenai jumlah tuna aksara di jember ini?
4.Bagaimana mengatasi tuna aksara di Jember seandainya statement Kemendiknas yang
benar?
C.MANFAAT DAN TUJUAN
Layaknya karya ilmiah yang lain,Karya Ilmiah ini juga mempunyai manfaat dan tujuan
yang ingin dicapai.Adapun Tujuannya adalah agar dapat mengetahui sekaligus mencoba
mencari jalan keluar(solusi) dari masalah yang tengah terjadi di wilayah Jember,sedangkan
Manfaat dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah kita bias mengetahui alas an kenapa peristiwa ini
bias terjadi serta melatih kita untuk berpikir kritis bukan sekedar menyimpulkan dari sedikit
hal yang kita ketahui tanpa mencoba lebih memahami masalah yang kita nilai.
BAB II
ISI
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perbedaan mengenai jumlah penduduk tuna aksara di jember ini cukup
membingungkan,namun dapat dipastikan bahwa terdapat perbedaan metode yang
digunakan antara Dinas Pendidikan Jember dengan Badan Penelitian Statistik.Hasil yang di
dapat oleh Kemendiknas didapat dari kepala BPS Jember Nella Octaviana metode yang digunakan
adalah menggunakan sampel 65 blok sensus.Dimana dalam 1 blok sensua terdapat 16 rumah
tangga,ini berarti BPS Jember tidak punya data by name dan by addres saat diminta datanya oleh
Kepala Pendidikan Jember.Sedangkan metode yang digunakan oleh Kepala Pendidikan Jember
adalah mendata secara langsung ke desa-desa hingga rukun tangga Dari hasil pendataan itu, ada
120 ribu orang yang buta aksara. Sekitar 30 ribu orang di antaranya berada dalam usia
produktif. Mereka lebih dulu disentuh hingga bebas buta aksara. Belakangan, untuk 80-90
ribu warga usia non produktif yang tidak bisa membaca dan tulis juga disentuh, dan tersisa
45 ribu orang.
Kemudian seorang jurnalis dari sebuah surat kabar mencoba membuktikannya dari
hasil ini didapat hasil yang berbeda dari hasil Kepala Pendididkan Jember.“ tidak perlu jauh-
jauh ke desa-desa di kecamatan terpencil Jember.Cukup berjalan 2-5 km saja di seputaran
atau sekitar pusat kota alun-alun Jember warga buta huruf masih banyak terlihat. Dan yang
terparah ada di kecamatan Patrang. Bahkan ada satu dusun yang nyaris semua warganya
tidak bisa baca tulis, yakni dusun Mojan kelurahan Bintoro.Kondisi ini akan semakin parah
jika pantauan diteruskan di beberapa kecamatan pinggiran. "Dan ini bisa dicek ke seluruh
kecamatan dan desa atau kelurahan pasti masih banyak warga yanng buta huruf,” terang
Husni Thamrin
Dengan ini dapat kita simpulkan bahwa statement dari Pemkab Jember adalah
salah,karena pada negara berkembang tidak mungkin 100% penduduknya bebas buta aksara
apalagi di daerah kabupaten.Meski demikian kita tidak boleh langsung menyalahkan
Pemkab Jember karena walau bagaimanapun juga Pemkab Jember pasti sudah berusaha
sekuat tenaga.adapunmengatasi penyelesain dari kontroversi perbedaan jumlah tuna
aksara di jember adlah dengan membentuk sebuah badan dimana anggotanya berasal dari
orang-orang yang dipilih oleh Pemkab Jember dan BPS Jember,sehingga dapat diperoleh
data yang akurat yang dapat diterima oleh kedua belah phiak.Setelah mendapat data yang
akurat mengenai jumlah tuna aksara di jember perlu diadakan sebuah usaha untuk
mengatasinya.
Dalam hal ini bukan hanya Pemkab Jember dan Kemendiknas yang perlu mengatasi
hal ini tapi diperlukan kerjasama antara Pemkab Jember,Kemendiknas serta Penduduk
Jember yang mempunyai ilmu lebih.Dengan metode ini kemungkinan besar jumlah
penduduk yang tuna aksara di Jember bahkan di seluruh Indonesia dapat ditekan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari Pembahasan ini dapat dipastikan bahwa jumlah penduduk jember yang tuna
aksara di jember adalah 0%.Adapun saran yang bisa saya berikan adalah :
1.untuk BPS,sebaiknya untuk riset-riset selanjutnya BPS harus mencantumkan data atau
bukti otentik yang dapat mendukung Hasil riset mereka
2.Untuk Pemkab Jember,tidak perlu terlalu melebih-lebihkan data yang ada hanya untuk
mendapat sanjungan dan pujian karena jika itu dilakukan dan ternyata tidak sesuai dengan
kenyataan maka Pemkab sendiri yang akan malu.
3.Untuk Pemkab Jember,Kemendiknas dan Penduduk Jember,sebaiknya bekerja sama untuk
menyelesaikan masalah tuna aksara di jember,agar “100% Jember bebas tuna aksara”
adalah bukan hal yang mustahil untuk dicapai