Post on 07-Dec-2015
“ANALISIS SPASIAL DAN APLIKASI GIS”
PERTANIAN BERLANJUT
Oleh:
Nama : Tiara Purba
Nim : 135040101111193
Kelas : E
Asisten : Istnaini Zakiyyah D.
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
MALANG
2015
1. Masing-masing satu contoh tentang aplikasi GIS untuk kegiatan:
a. Pemantauan produksi dibidang pertanian (Mengelola Produksi Tanaman)
GIS dapat digunakan untuk membantu mengelola sumberdaya pertanian
dan perkebunan seperti luas kawasan untuk tanaman, pepohonan, atau saluran
air. Kita dapat menggunakan GIS untuk menetapkan masa panen,
mengembangkan sistem rotasi tanam, dan melakukan perhitungan secara
tahunan terhadap kerusakan tanah yang terjadi karena perbedaan pembibitan,
penanaman, atau teknik yang digunakan dalam masa panen.Misalnya GIS
membantu menginventarisasi data-data lahan perkebunan tebu menjadi lebih
cepat dianalisis. Proses pengolahan tanah, proses pembibitan, proses penanaman,
proses perlindungan dari hama dan penyakit tananan dapat dikelola oleh
manager kebun, bahkan dapat dipantau dari direksi.
b. Penilaian resiko usaha pertanian
Dalam teknologi pangan, GIS dapat digunakan untuk memetakan
keberadaan tanaman pangan. Aplikasi GIS yang digunakan dalam teknologi
pangan diantaranya adalah foodtrace dan quality trace. Aplikasi ini telah
dikembangkan oleh Thailand. Dengan aplikasi ini kita dapat memperoleh
informasi mengenai bahan baku suatu produk baik itu dari segi mutu dan asal
bahan baku. Di Thailand, salah satu perusahaan pengalengan jagung
menggunakan aplikasi ini untuk mencantumkan informasi bahan baku dan ada
kode-kode yang dapat dicek oleh konsumen untuk mengetahui asalbahan baku. Selain itu,
GIS juga dapat dipergunakan untuk memetakan ketahanan pangan suatu wilayah
berdasarkan data-data yang dimasukkan dalam GIS.
c. Pengendalian hama dan penyakit
Contohnya adalah pemetaan penyebaran penyakit di beberapa wilayah
baik itu penyakit lama atau merupakan penyakit baru sehingga dengan
pemanfaatan GIS dapat dilakukan pencegahan. Dalam bidang hama dan
penyakit tumbuhan, penerapan GIS dilakukan untuk melaksanakan pengendalian
secara dini yang bersifat kewilayahan. Dengan pemanfaatan GIS serangan akan
adanya penyakit dapat lebih diantisipasi. Dalam teknologi pangan, GIS yang
digunakan untuk memetakan keberadaan tanaman pangan. Aplikasi GIS yang
digunakan dalam teknologi pangan diantaranya adalah foodtrace dan quality
trace. Aplikasi ini telah dikembangkan oleh Thailand. Dengan aplikasi ini kita
dapat memperoleh infomasi mengenai bahan baku suatu produk baik itu dari
segi mutu dan asal bahan baku. Selain itu, GIS juga dapat dipergunakan untuk
memetakan ketahanan pangan suatu wilayah berdasarkan data-data yang
dimasukkan dalam GIS.
d. Pemantuan budidaya pertanian
Sebagai contoh dengan penggunaan aplikasi GIS kita dapat mengetahui
keadaantanaman, parameter tanah, informasi mengenai lingkungan tumbuh di
lapang,mendeteksi pertumbuhan tanaman, kadar air tanah dan tanaman, hama
dan penyakittanaman, pemetaan sumber daya, irigasi, mengetahui kebutuhan
pupuk, menentukanposisi lahan, monitoring lingkungan, dan lain sebagainya.
GIS juga dapat digunakanuntuk membuat peta persebaran tanaman pangan
dalam suatu wilayah, petapersebaran komoditi hortikultura, jenis tanah, dan lain
sebagainya.
e. Presisi pertanian
Pemakaian PF dalam praktek memerlukan pendekatan sistem terintegrasi
yang baik yang mengkombinasikan teknologi keras (hard technology) dan
sistem lunak (soft systems). Pelaksanaan PF merupakan suatu siklus yang
berkesinambungan dari tahap perencanaan (planning season), tahap
pertumbuhan (growing season), dan tahap pemanenan (harvesting season)
seperti disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1 Siklus proses dalam pertanian presisi
Pada saat ini banyak produsen tanaman menerapkan site-specific crop
management (SSCM). Pemantauan hasil secara elektronis (electronic yield
monitoring) seringkali menjadi tahap pertama dalam
mengembangkan SSCM atau program PF. Data hasil tanaman yang presisi
dapat digabungkan dengan data tanah dan lingkungan untuk memulai
pelaksanaan pengembangan sistem pengelolaan tanaman secara presisi
(precision crop management system). Menurut [5], komponen teknologi
dari PF adalah : (1) global positioning system (GPS), (2) yield monitoring,
(3) digital soil fertility mapping, (4) crop scouting , dan (5) variable
rate application(VRA).
PF diprediksi pada geo-referencing, yaitu penandaan koordinat geografi
untuk titik-titik pada permukaan bumi. Dengan global postioning system (GPS)
dimungkinkan menandai koordinat geografi untuk beberapa objek atau titik
dalam 5 cm, walaupun keakuratan dari aplikasi pertanian kisaran umumnya
adalah 1 sampai 3 meter.
f. Pengelolaan sumberdaya air
Penentuan batas-batas keserasian sumberdaya air merupakan salah satu
aspek utama dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai bahan
pertimbangan penyusunan konsep tata ruang kawasan. Ketetapan penataan tata
ruang didasarkan pada tiga faktor yaitu lereng lapangan, jenis tanah menurut
kepekaannya terhadap erosi dan intensitas hujan harian wilayah yang
bersangkutan. Masing-masing faktor ditampilkan dalam tiap-tiap unit lahan
untuk mendapatkan angka skor yang secara makro dipergunakan untuk
menetapkan arahan penggunaan lahan sebagai kawasan lindung, kawasan
penyangga, kawasan budidaya atau kawasan pemukiman. Aplikasi GIS dapat
menyajikan Peta Arahan Penggunaan Lahan yang dibuat dari komposit Peta
Kelerengan, Peta Jenis Tanah dan Peta Curah Hujan. Dari ketiga peta ini dipilih
masing-masing data atributnya yang akan digunakan sebagai dasar dalam
membuat peta baru (Peta Arahan).
g. Kajian biodiversitas bentang lahan untuk kegiatan pertanian berlanjut
Teknologi pemodelan dan analisis GIS dapat membantu menentukan
tingkat kekritisan lahan, baik dalam kawasan hutan maupun di luar kawasan
hutan. Aplikasi yang digunakan dalam pemodelan lahan kritis tersusun atas
beberapa kondisi fisik kawasan, yakni produktivitas lahan, tingkat kelerengan,
tingkat erosi, prosentase batuan dan manajemen penggunaan lahan. Setiap
kondisi fisik kawasan memiliki bobot kontribusi yang berbeda dalam
pembentukan lahan kritis. Kriteria dan bobot kontribusi penentuan lahan kritis
tetap mengacu pada peraturan yang berlaku.
Dalam suatu aplikasi GIS dan Remote Sensing, salah satu metode yang
paling banyak digunakan adalah membandingkan antara dua peta dengan tema
yang sama pada tahun yang berbeda. Sehingga dapat diketahui perubahan
penggunaan lahan yang terjadi antara tahun pertama dan tahun kedua. Hasil
proses ini dapat digunakan untuk memonitoring perubahan luas penggunaan
lahan dari waktu ke waktu. Unsur masing-masing peta biasanya memiliki
klasifikasi yang sama agar perubahan bisa dipantau secara setara. Selain
monitoring, aplikasi dengan proses ini dapat digunakan pula untuk tema yang
berbeda, dengan maksud untuk mengetahui keadaan suatu wilayah berdasarkan
informasi dua tema yang berbeda, seperti luas penggunaan lahan dalam satuan
wilayah administrasi, dan sebagainya.
2. Penjelasan aplikasi tersebut terkait dengan dimana kegiatan tersebut dilakukan,
pada sistem pertanian yang bagaimana penerapkan GIS tersebut dilakukan,
macam data spatial apa saja yang dibutuhkan dalam menyusun contoh tersebut,
bagaimana manfaat penerapan GIS tersebut dalam menjalankan sistem pertanian
Konsep GIS Sumber data untuk keperluan GIS dapat berasal dari data citra,
data lapangan,survey kelautan, peta, sosial ekonomi, dan GPS. Selanjutnya
diolah dilaboratorium dengan software tertentu sesuai dengan kebutuhannya
untuk menghasilkan produk berupa informasi yang berguna, bisa berupa peta
konvensional, maupun peta digital sesuai keperluan user, maka harus ada input
kebutuhan yang diinginkan user. Komponen GIS Komponen utama Sistem
Informasi Geografis dapat dibagi ke dalam lima komponen utama, yaitu: Perangkat
keras (Hardware), Perangkat lunak (Software), Pemakai (User), Data, Metode
untuk mendukung suatu Sistem Informasi Geografis, pada prinsipnya terdapat
dua jenis data, yaitu:
a. Data spatial
Data yang berkaitan dengan aspek keruangan dan merupakan data yang menyajikan
lokasi geografis atau gambaran nyata suatu wilayah di permukaan bumi.
Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, atau pun gambar dengan
format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam
bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu.
b. Data non-spatial
Data non-spatial disebut juga data atribut, yaitu data yang menerangkan
keadaan atau informasi-informasi dari suatu objek (lokasi dan posisi) yang
ditunjukkan oleh data spatial. Salah satu komponen utama dari Sistem Informasi
Geografis adalah perangkat lunak (software). Dalam pendesainan peta
digunakan salah satu software SIG yaitu MapInfo Profesional. Map Info
merupakan sebuah perengkat lunak Sistem Informasi Geografis dan pemetaan
yang dikembangkan oleh Map Info Co. Perangkat lunak ini berfungsi sebagai alat
yang dapat membantu dalam memvisualisasikan, mengeksplorasi, menjawab query, dan
menganalisis data secara geografis.
3. Uraian bagaimana peluang masing-masing contoh tersebut diterapkan di salah
satu sistem pertanian di Indonesia menuju penerapan pertanian berlanjut
a. Pupuk hayati yang sudah dimasyarakatkan diperbesar produksinya untuk
memberikan kesempatan yang lebih luas pada petani memanfaatkan pupuk
hayati. Lebih sepadan mengembangkan pupuk hayati berdasarkan potensi
mikroorganisme yang ada di Indonesia. Sedang pupuk hayati yang harus
diimpor perlu dikembangkan teknologinya di Indonesia, temasuk alih
teknologi
b. Pestisida hayati cukup banyak bahan dasar tumbuh-tumbuhan yang dapat
dimanfaatkan untuk perlindungan tanaman yang pada saat ini perhatian dan
penggunaannya masih sangat terbatas. Hal ini membuka peluang lebih besar
dalam menggali keragaman sumber daya hayati kita untuk dikembangkan
menjadi pestisida hayati.
c. Pengetahuan/Teknologi Tradisional meskipun cukup banyak teknologi
tradisional yang telah berkembang terutama dalam menghasilkan tanaman,
perlindungan tanaman tehadap serangan hama dan penyakit, namun masih
diperlukan usaha menggali kembali kearifan tradisional dengan tinjauan
ilmiah dan mengembangkan teknologi yang akrab dengan lingkungan. Masih
cukup banyak wilayah Indonesia yang memerlukan perhatian.
4. Pembahasan Umum dan Kesimpulan.
GIS dapat digunakan untuk membantu mengelola sumberdaya pertanian
dan perkebunan seperti luas kawasan untuk tanaman, pepohonan, atau saluran
air. Kita dapat menggunakan GIS untuk menetapkan masa panen,
mengembangkan sistem rotasi tanam, dan melakukan perhitungan secara
tahunan terhadap kerusakan tanah yang terjadi karena perbedaan pembibitan,
penanaman, atau teknik yang digunakan dalam masa panen. GIS juga dapat
dipergunakan untuk memetakan ketahanan pangan suatu wilayah berdasarkan
data-data yang dimasukkan dalam GIS. GIS yang digunakan untuk memetakan
keberadaan tanaman pangan. Aplikasi GIS yang digunakan dalam teknologi
pangan diantaranya adalah foodtrace dan quality trace. Aplikasi ini telah
dikembangkan oleh Thailand.
Dengan aplikasi ini kita dapat memperoleh infomasi mengenai bahan
baku suatu produk baik itu dari segi mutu dan asal bahan baku. Selain itu, GIS
juga dapat dipergunakan untuk memetakan ketahanan pangan suatu wilayah
berdasarkan data-data yang dimasukkan dalam GIS. Aplikasi GIS dapat
menyajikan Peta Arahan Penggunaan Lahan yang dibuat dari komposit Peta
Kelerengan, Peta Jenis Tanah dan Peta Curah Hujan. Dari ketiga peta ini dipilih
masing-masing data atributnya yang akan digunakan sebagai dasar dalam
membuat peta baru (Peta Arahan).