Post on 24-Dec-2015
description
1
Hubungan Kondisi Geologi dan Genesa Endapan dengan Tteknik Eksplorasi
1. Pendahuluan
Seluruh kegiatan eksplorasi pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan
potensi sumber daya mineral (resources) yang terdapat dibumi menjadi cadangan
terukur yang siap untuk di tambang (miniable reserve). Tahapan eksplorasi ini
mencakup kegiatan untuk mencari dimana keterdapatan suatu endapan mineral,
menghitung berapa banyak dan bagaimana kondisinya, serta ikut memikirkan
bagaimana sistem pendayagunaannya.
Kajian ekonomi pada kegiatan eksplorasi ini perlu dilakukan terutama pada:
Tahap menuju eksplorasi rinci (analisis ekonomi eksplorasi)
Tahap sebelum penambangan (analisis ekonomi endapan)
Mineral / studi kelayakan, (ekonomi makro)
Beberapa ilmu penunjang yang mendukung kegiatan eksplorasi ini antara lain:
Geologi, mineral, genesa bahan galian
Teknik eksplorasi, geofisika, geokimia
Analisis cadangan, geostatistik
Hidrogeologi, geoteknik
Ekonomi endapan mineral
Secara umum aliran kegiatan/eksplorasi endapan bahan galian dimulai dengan
kegiatan prospeksi atau eksplorasi pendahuluan yang meliputi kegiatan persiapan
di kantor (kompilasi foto udara, citra landast, GIS, peta-peta yang sudah ada, atau
laporan yang tersedia) sampai kepada survei geologi awal yang terdiri dari
peninjauan lapangan, pemetaan geologi regional, pengambilan contoh (scout
sampling) serta memetakan mineralisasi endapan untuk mengetahui apakah
kegiatan eksplorasi ini bisa dilanjutkan atau tidak.
2
Kegiatan selanjutnya adalah melakukan eksplorasi detail (rinci) yang meliputi
pemetaan geologi rinci serta pengambilan contoh dengan jarak yang relatif rapat
sesuai dengan sifat endapan bahan galian termaksud. Contoh-contoh yang
diperoleh kemudian dianalisis di laboratorium untuk ditentukan kadar, sifat fisik
lain yang menunjang kegiatan penambangan.
Perhitungan cadangan dilakukan dengan berbagai metode perhitungan yang
sesuai untuk jenis endapan tertentu, antara lain dengan cara area of influence,
triagular grouping,cara penampang, cara block system dan lain sebagainya.
Secara konvensional sampai kepada cara geostatistik (kriging).
Gambar . Aliran Kegiatan Eksplorasi Secara Umum
2. GENESA BAHAN GALIAN
Bahan galian selalu dihubungan dengan material di alam yang dapat
ditambang secara ekonomis. Bahan galian tersebut bisa berupa bijih (mengandung
logam) ataupun mineral industri (mineral berharga), baik yang terdapat di bawah
permukaan maupun yang tersingkap di permukaan. Selanjutnya akan diuraikan
secara singkat bagaimana terbentuknya (genesa) bahan galian tersebut baik yang
primer (terjadinya berhubungan langsung dengan aktivitas pembekuan magma)
ataupun yang sekunder (terbentuk akibat proses-proses selanjutnya yang
umumnya terjadi di permukaan). Endapan primer dapat diklasifikasikan dalam
bermacam-macam jenis menurut urutan-urutan pembekuan magma, yang secara
umum dapat disederhanakan sebagai berikut :
Endapan magmatik cair
Endapan pegmatitik
Endapan pneumatolitik
3
Endapan hydrothermal
Endapan magmatik cair terbentuk pada awal pembekuan magma yang
umumnya di endapkan mineral-mineral dengan titik beku/leleh yang tinggi (>600
0C). misalnya endapan bijih kromit, magnetit, nikel dan lain-lain. Pada tahap ini
memungkinkan suatu endapan bahan galian terbentuk secara homogen dan relatif
mempunyai penyebaran yang luas serta berdimensi besar. Hal ini bisa terjadi
akibat pemisahan/segresi suatu mineral tertentu terhadap mineral lainnya yang
mungkin belum stabil pada lingkungan ini. Pada endapan pegmatilitik yang
mempunyai temperatur pembekuan sekitar 400-500 0C. Memungkinkan
terbentuknya mineral-mineral dengan kristal yang besar akibat pembekuan
magma yang relatif lambat. Ciri utama dari endapan pneumatolitik adalah adanya
pengaruh gas dominan sehingga memungkinkan terbentuknya mineral-mineral
bijih berharga. Endapan hidrotermal terbentuk relatif di dekat permukaan yang
umumnya berbentuk urat (vein) atau veinlet yang banyak mengandung mineral
berharga.
Endapan hidrotermal ini dapat dibagi lagi dalam :
Katatermal (300-400 0C)
Mesotermal (200-300 0C)
Epitermal (100-200 0C)
Teletermal (<100 0C)
3. Filosofi Eksplorasi dan Endapan Bahan Galian
Proses eksplorasi mempunyai hubungan yang erat dengan keadaan dan
perilaku suatu endapan bahan galian, yaitu proses untuk mengetahui bagaimana
suatu endapan terbentuk (terakumulasi), bagaimana penyebaran dan bentuk
(geometri) endapan tersebut di alam, berapa banyak endapan tersebut yang dapat
diambil, serta bagaimana tingkat (nilai) keekonomian endapan tersebut.
4
Karena sangat erat dengan pengetahuan keberadaan suatu cebakan endapan,
maka pemahaman filosofi akumulasi suatu cebakan endapan menjadi sangat
penting. Konsep cebakan suatu endapan di kerak bumi dapat disederhanakan
menjadi tiga faktor utama), yaitu :
Adanya sumber (source),
Adanya proses perpindahan (migration/transportation),
Adanya tempat/wadah/perangkap dimana bahan berharga dapat terbentuk/
terkumpul (place).
Suatu proses eksplorasi dapat disederhanakan menjadi suatu sistem yang
terintegrasi (dan bersifat loop tertutup membentuk siklus analisis), berawal dari
analisis suatu kemungkinan sumber, proses perpindahan yang terjadi, sampai
dengan penafsiran kemungkinan terjebak dalam suatu perangkap (teoritik).
Sebaliknya dapat pula berawal dari analisis suatu tanda-tanda mineralisasi,
kemudian adanya cebakan pada perangkapnya sampai dengan ditemukan
sumbernya.
Sumber (source), merupakan asal dari unsur-unsur logam/bahan lainnya :
Dari sumbernya, logam-logam akan tersebar (disseminated) pada mantel dan
kerak bumi dalam jumlah yang sangat kecil dan setempat-setempat dengan
kontrol geologi tertentu terkonsentrasi dalam jumlah ekonomis untuk diekstrak
(tubuh bijih). Secara konsep proses pengkonsentrasian tersebut dapat
disederhanakan, tapi kenyataan sebenarnya merupakan proses yang sangat
kompleks.
Migrasi (migration), adalah proses perpindahan (transportasi)
logam-logam/bahan lainnya dari sumbernya (source) :
Logam-logam tertransport dalam larutan dari sumber ke lokasi
pengendapan yang baru pada kondisi temperatur-tekanan tinggi dalam
5
rentang yang lebar (hipogen), atau dapat juga sebagai kompleks
anorganik/organik dalam lingkungan temperatur rendah (supergen,
residual, aluvial).
Batuan pada umumnya impermeabel, sedangkan batuan plutonik pada
umumnya mempunyai permeabilitas yang rendah untuk larutan dan uap
(vapour). Selanjutnya dengan (melalui) fungsi waktu (skala waktu
geologi), permeabilitas yang rendah tersebut dapat memungkinkan
terbentuknya konsentrasi mineral yang signifikan melalui difusi atau
aliran.
Pada sistem hidrotermal, rekahan dan sesar dapat menjadi media
permeabel sebagai media perpindahan larutan mineral.
Pori-pori pada batuan sedimen dapat menjadi media permeabel untuk
peningkatan konsentrasi logam-logam, dan membentuk cebakan mineral
sebagai endapan yang signifikan dan dikenal sebagai “sediment-hosted
base metal deposit”.
Perangkap atau wadah (place) merupakan tempat terkumpulnya
endapan/cebakan mineral yang karena kondisi kimia-fisika yang berubah
menghasilkan presipitasi elemen-elemen atau senyawa dari larutan, atau
pengkayaan residual akibat perpindahan sebagian unsur-unsur, atau peningkatan
konsentrasi dari yang tidak ekonomis pada batuan menjadi ekonomis pada
endapan yang baru.
Logam-logam dapat terkonsentrasi dari hidrosfir melalui peristiwa
evaporasi dari dari suatu larutan,
Logam-logam dapat mengalami presipitasi dari larutan sisa magma
sebagai akibat dari pengurangan temperatur dan tekanan, atau akibat
kontak dan bereaksi dengan batuan induk, atau akibat kontaminasi “fluida
bijih” dengan larutan (air) bawah permukaan lainnya,
6
Logam-logam dapat terkonsentrasi dan tertempatkan melalui aktivitas
biologi,
Logam-logam dapat terkayakan melalui peristiwa pelindian atau melalui
presipitasi dalam regolith (lapisan penutup » mantle rock),
Logam-logam dapat menerobos dan terkonsentrasi akibat kontrol struktur
melalui pengisian rongga-rongga (porositas).
Dengan mengetahui filosofi pembentukan konsentrasi cebakan mineral
tersebut, maka para ahli eksplorasi mempunyai alat (tools) seperti trace element
dan analisis isotop atau radiogenic dating yang dapat membimbing ke arah
sumber logam (guide to ore) serta jalur atau arah perpindahan (migrasi)-nya.
Kegiatan eksplorasi didasarkan pada penelitian terhadap fakta-fakta yang
signifikan yang merupakan hasil dari suatu atau beberapa proses. Peristiwa-
peristiwa pembentukan mineral (bijih), oleh para ahli geologi ekonomi
dikelompokkan dalam tipe-tipe genetik endapan (bijih). Selanjutnya model-model
tersebut digunakan untuk mencari hubungan antara bijih yang bersangkutan
dengan model-model genesa yang telah ada (dikenal) yang dirasa sesuai.
Dewasa ini banyak kegiatan eksplorasi sukses dengan didasarkan pada analogi
model-model endapan yang telah ada pada kondisi alam yang mirip. Namun
metode analogi ini menjadi berbahaya untuk pelaku-pelaku pemula yang
mempunyai dasar pengetahuan genesa bijih yang lemah.
7
Secara umum, dengan dasar filosofi pembentukan endapan, maka dapat
dikembangkan suatu filosofi kegiatan eksplorasi dengan pendekatan (proses)
sebagai berikut :
3.1 Mendapatkan pengetahuan (informasi) tentang hal-hal dasar yang diperoleh
melalui suatu rangkaian kegiatan eksplorasi, yaitu berupa :
Tipe bijih,
Lingkungan geologi batuan induk, berupa :
Umur,
Tatanan tektonik,
Tipe batuan induk,
Hubungan dengan struktur geologi (mikroskopis dan megaskopis),
Hubungan dengan gejala-gejala anomali geokimia dan ciri-ciri alterasi,
Aliran fluida dalam batuan induk,
Sejarah metamorfik (mempengaruhi/tidak mempengaruhi badan bijih)
Tanda-tanda sifat geofisika yang dapat dimanfaatkan.
Pendekatan realistik dari kadar,
Kondisi dan sifat mineralogi bijih,
Ukuran (geometri) dan jumlah (kuantitas) endapan.
3.2 Pengetahuan tentang proses-proses fisika dan kimia yang menyertai peristiwa
pengkonsentrasian suatu logam/endapan/mineral, termasuk kondisi iklim,
karena kondisi iklim yang berbeda pada skala waktu geologi, dapat
memungkinkan adanya perbedaan dalam karakteristik geologi permukaan,
geofisika, dan geokimia.
3.3 Pemahaman untuk dapat menghasilkan (mengembangkan) suatu bentuk
pemikiran lateral dari pengetahuan konseptual (teoritis) terhadap karakteristik
suatu endapan yang dicari, yang sebelumnya belum diketahui keberadaannya,
8
melalui teknik-teknik (teknologi-metodologi) yang sesuai dengan
karakteristik endapan tersebut.
3.4 Konsep Eksplorasi dan Pentahapan Eksplorasi
Banyak definisi yang dapat diuraikan dalam istilah eksplorasi, namun dalam
konteks ini secara umum, eksplorasi dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan
untuk mencari, menemukan, dan mendapatkan suatu bahan tambang (bahan
galian) yang kemudian secara ekonomi dapat dikembangkan untuk diusahakan.
Secara konsep, dalam lingkup industri pertambangan, eksplorasi dinyatakan
sebagai suatu usaha (kegiatan) yang karena faktor resiko, dilakukan secara
bertahap dan sistematik untuk mendapatkan suatu areal yang representatif untuk
dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai areal penambangan (dieksploitasi).
Kegiatan eksplorasi dapat dimulai setelah target endapan yang akan
dieksplorasi telah ditetapkan. Prosedur berikut merupakan prosedur umum yang
diterapkan dalam suatu program eksplorasi :
3.4.1 Melakukan pengumpulan data awal mineral dan informasi-informasi yang
berhubungan dengan mineral target, dan melakukan analisis terhadap
informasi-informasi tersebut untuk mendapatkan hubungan antara ukuran
(size), keterdapatan (sebaran), serta kadar endapan tersebut dalam
beberapa kondisi geologi yang berbeda.
Informasi-informasi tersebut dapat diperoleh berupa :
a. Publikasi ilmiah,b. Textbook geologi/ekonomi,c. Publikasi dari badan-badan pemerintahan, termasuk berupa peta-peta geologi
dan geofisika, serta laporannya,d. Data remote sensing seperti foto udara dan citra satelit,e. Data hasil survei geofisika udara (airborne geophysics),f. Proceeding dan publikasi-publikasi teknik pada konferensi dan simposium
organisasi profesional,
9
g. Jurnal teknik dan industri,h. Laporan survei yang pernah dilakukan,i. Hasil diskusi dengan kontak person dan kolega-kolega seprofesi.
3.4.2 Melakukan seleksi data serta membuat sintesis-sintesis untuk menyusun
model yang menggambarkan endapan pada beberapa kombinasi
lingkungan geologi,
3.4.3 Menyusun skala prioritas berdasarkan gambaran kondisi daerah target
eksplorasi,
3.4.4 Melakukan survei geologi pendahuluan dan pengambilan beberapa contoh
untuk dapat menghasilkan gambaran awal berdasarkan kriteria seleksi
geologi yang telah ditetapkan pada daerah terpilih,
3.4.5 Mencari informasi pada tambang-tambang endapan sejenis yang telah
ditutup maupun sedang beroperasi, dan mencoba menerapkannya jika
mempunyai kondisi geologi yang mirip. Jika ternyata mempunyai kondisi
yang tidak sesuai, maka perlu dilakukan modifikasi/penyesuaian,
3.4.6 Jika beberapa pendekatan memberikan hasil yang positif, maka perlu
disiapkan suatu program sosialisasi dengan komunitas lokal, berupa
transfer informasi/gambaran mengenai kegiatan yang akan dilakukan,
3.4.7 Menyusun program dan budget eksplorasi untuk pekerjaan-pekerjaan
lanjutan, dengan elemen-elemen kunci sebagai berikut :
Program geologi tinjau dan pemetaan, Program survei dan sampling geokimia, Program survei geofisika, Program pemboran dan sampling, Program evaluasi dampak lingkungan.
Program dan budget eksplorasi dapat dikelompokkan menjadi beberapa
tahapan sebagai berikut :
10
Tahap I ( Preliminary ) , yaitu program dengan budget rendah yang ditujukan untuk memperoleh informasi umum. Tahap I ini pada umumnya dapat berupa kegiatan :
Survei geologi tinjau (reconaissance), Pengecekan-pengecekan data yang sudah ada pada peta geologi regional (desk
study), Pengambilan beberapa sampel awal geokimia.Tahap II ( Prospecting ) , yaitu program yang disusun berdasarkan gambaran-
gambaran yang telah diperoleh pada tahap I. Tahap II ini pada umumnya berupa kegiatan :
Pemetaan geologi, Sampling dan survei geokimia sistematik, Beberapa pemboran dangkal (scout drilling), Survei geofisika.
Tahap III ( Finding & Calculation/Evaluation ) , yaitu program yang ditujukan untuk memastikan kondisi endapan yang disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi hasil tahap II (model genetik). Target awal dipersempit sesuai dengan anomali geokimia dan geofisika yang ditemukan. Pada umumnya program yang direncanakan berupa pemboran dan sampling untuk pemastian anomali-anomali yang ada.
Pada umumnya dari masing-masing tahapan tersebut dibutuhkan re-evaluasi terhadap semua hasil yang diperoleh (berdasarkan aspek geologi, teknik, dan budget), untuk pengambilan-pengambilan keputusan terhadap kelanjutan program.
4. Teknologi Dalam Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi mempunyai hubungan yang erat dengan teknologi yang tersedia, baik berupa peralatan, metode analisis dan interpretasi, serta sarana komputasi. Para pelaku eksplorasi (the explorationist) harus sudah terampil dalam penggunaan teknologi. Berikut dijabarkan beberapa hal penting berkaitan dengan teknologi eksplorasi :
1. Sarana transportasi/komunikasi yang memadai (untuk keamanan dan kemudahan akses serta logistik). Untuk transportasi umumnya digunakan
11
4-wheel drives vehicles, fixed and rotary wing aircraft, boat dan lain-lain, sedangkan untuk komunikasi adalah radio, HT, HP, SSB, dll.
2. Teori sampling dan metode sampling geokimia, Soil sampling Stream Sediment sampling Rock Chip sampling Mine sampling Waste dump sampling Drillcore sampling
3. Geological mapping, Survei topografi untuk updating peta Interpretasi foto udara dan citra satelit (batuan, struktur) Identifikasi batuan & mineral baik di lapangan maupun di
laboratorium Sistem navigasi yang presisi dan modern
4. Sistim data base dan manajemen informasi,5. Kartografi dan peta-peta digital (digitasi),6. Eksplorasi geofisika dan aplikasinya, meliputi instrumen, pengambilan
data, prosesing dan interpretasi data, menggunakan metode : Survei Magnetik (airborne dan ground) Survei Gayaberat (Gravity) Survei Elektrik (IP, metode magnetotelurik, tahanan jenis, SP,
dll.) Seismik (refleksi dan refraksi) Georadar
7. Analisis data mulai dari kompilasi data yang potensial serta aplikasinya sampai analisis untuk penentuan zona-zona anomali.
8. Pemboran, yang ditujukan untuk pengujian anomali yang ada dan untuk sampling. Beberapa alat pemboran :
Mud puncher Auger Rotary Air Blast
12
Rotary Percussion Reverse circulation Core drilling Deep-well rotary drilling
Selain itu, para pelaku dapat memahami (memiliki kemampuan) untuk kelancaran pemboran, yaitu :
Pemilihan alat bor Desain lubang bor, Teknik pemboran (arah pemboran, kontrol fluida) Prosedur sampling, Pengelolaan inti bor, Chip & core drilling,
9. Pemodelan endapan baik manual maupun dengan bantuan perangkat lunak (geostatistik s/d pemodelan 3D),
10. Pengelolaan sistem komputer.
5. EKSPLORASI PENDAHULUAN/PROPEKSI
Menurut sifat penyelidikannya terhadap suatu endapan bahan galian, kegiatan eksplorasi ini dapat dibedakan atas eksplorasi tidak langsung yang terdiri dari eksplorasi geofisika dan eksplorasi geokimia serta eksplorasi langsung.Eksplorasi Tidak Langsung Ada dua cara prospeksi tidak langsung, yaitu cara geofisika dan cara geokimia/geobotani. Cara geofisika dapat dilakukan dengan menggunakan pesawat terbang (air borne), mobil (car borne), ataupun dengan jalan kaki Eksplorasi Geofisika Penyelidikan ini pada prinsipnya hanya menggunakan sifat-sifat dari endapan bahan galian yang akan dicari terutama yang berada di bawah permukaan. Untuk suatu endapan yang tersingkap di permukaan cara ini tetap diperlukan untuk mengetahui bentuk geometri endapan bahan galian tersebut secara keseluruhan, Mengingat tidak semua endapan atau vein dan lainnya mempunyai singkapan di permukaan, maka cara penyelidikan geofisika (prospeksi tak langsung) menjadi sangat penting. Cara penyelidikan geofisika terdiri atas :
a. Cara magnetikb. Cara listrikc. Cara gravitasi
13
d. Cara seismice. Cara redioaktif
a. Cara magnetik Dalam cara ini yang penting adalah adanya sifat-sifat anomal medan magnet
yang ditimbulkan oleh suatu badan bijih Terutama dipakai untuk mencari endapan bijih yang bersifat magnet, sepertu
endapan bijih besi, kompleks sulfida yang mengandung pirotit Cara magnetik ini bisa dilakukan dengan air borne, jalan kaki Diperlukan koreksi-koreksi terhadap ketinggian dan waktu Hasil baru merupakan interpretasi, yang selanjutnya harus duteruskan dengan
sampling dan perhitungan cadangan/kadarb. Cara listrik
a) Potensial diri (self potential) Cara ini dipakai pada endapan yang sifatnya menghasilkan arus listrik karena
proses elektrokimia (terjadi polarisasi muatan) Pengukuran ditunjukan pada potensial spontan yang timbul karena proses
oksidasi Umumnya untuk vein-vein sulfida (kecuali ZnS), grafit Dari hasil pengukuran dibuat profil-profil dan peta kontur, yang dapat
menunjukkan adanya anomaly Setelah daerah anomali ditentukan, penyelidikan lanjutan yang harus
dilakukan ialah sampling (pemboran), penentuan kadar, dan perkiraan cadangan
Cara ini hanya dapat dilakukan di permukaan (on ground surface)
b) Tahanan jenis (resistivity) Terutama untuk endapan yang terkandung pada suatu masa dengan tahanan
jenis yang kontras dengan sekitarnya Dapat juga digunakan pada prospeksi endapan sulfida base metal : Pb, Cu, Zn
Eksplorasi Geokimia Eksplorasi geokimia ini dilakukan melalui pengukuran yang sistematik terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace elements) pada batuan, tanah, stream sediments,vegetasi, air, atau gas. Tujuannya adalah untuk mencari anomali geokimia berupa konsentrasi unsur-unsur tertentu yang kontras terhadap lingkungannya atau blackground geokimia. Anomali-
14
anomali ini dihasilkan dari mobilitas dan dispersi unsur-unsur yang terkonsentrasi pada zone mineralisasi. Dispersi geokimia dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
Dispersi primer, yang berhubungan dengan fenomena konsentrasi mineral sepereti pada alterasi hidrotermal.
Dispersi sekunder, yang dihubungkan dengan fenomena pelapukan dan geomorfologi.Eksplorasi Cara Langsung Cara-cara prospeksi yang dipakai di permukaan (langsung) adalah:
c) Penyelidikan singkapan (out-crop)Dilakukan dengan cara mencari singkapan-singkapan vein, badan bijih atau batuan-batuan pembawa bijih, yaitu pada :
Lembah-lembah sungai (hasil erosi air) Bentuk-bentuk menonjol di permukaan
d) Penjejakan (Tracing) float Float adalah fragmen-fragmen/potongan-potongan bijih yang berasal dari
penghancuran outcrop (oleh erosi) Oleh gaya gravitasi dan aliran air, float ini ditranspor ke tempat-tempat yang
lebih rendah (ke hilir) Dengan berjalan melawan arah aliran (ke hulu) dapat di trace tempat asal float
tersebut Jarak float terhadap source (asalnya) dapat di duga dari ukuran dan bentuk
butiranya, serta sifat-sifat sungainya (banjir, dan lain-lain), juga keadaan penyebarannya
Float yang ditemukan diplot dipeta serta dicatat sifat-sifatnya (ukuran, bentuk permukaan, dan komposisinya)
e) Tracing dengan panning (mendulang) Caranya sama dengan tracing float Dilakukan untuk ukuran butiran yang (lebih) halus Biasanya untuk mencari mineral berat
Keduanya cara tracing ini biasanya diteruskan dengan cara trenching atau test pitting, yaitu mulai di tempat dimana float hilang ke arah atas tebingf) Trenching (pembuatan parit)
15
Terbatas pada overburden yang tipis saja Kedalaman efektif/ekonmis 2-2,5 m (dengan sekop) Dibuat tegak lurus terhadap jurus ore body atau formasi Dibuat mulai dari bagian yang rendah sehingga terjadi self draining
(pengeringan langsung)
g) Test pitting (pembuatan sumur uji) Untuk endapan yang terlalu dalam bila dibuat parit Overburden harus bebas dari bongkah-bongkah besar dan air Penyanggaan sesedikit mungkin agar tidak mudah longsor Barisan sumur uji dibuat tegak luruh (strike) Kedalaman sumur uji dapat mencapai 30 m, hal ini tergantung pada kestabilan
dinding dan kemampuan pekerja/peralatanUntuk tubuh atau badan bijih (ore body) yang tidak tersingkap atau tidak terlihat tanda-tandanya di permukaan dipakai cara-cara : Geofisika (tak langsung) Pemboran (drilling) Pembuatan shaff (shaff shinking) Memperhatikan Korelasi Fenomena Geologi Mendesain dimensi mineralisasi dengan memperhatikan prinsip-prinsip
geologi (gambar K,L,M,N) Prospeksi di Daerah Endapan Aluvial (Placer)Endapan aluvial : ialah endapan yang terbentuk akibat proses konsentrasi mekanis dari hasil pelapukan batuan asal Endapan aluvial dapat terbentuk bila mineral bijih tersebut : Mempunyai berat jenis tinggi Kekerasan tinggi Daya tahan terhadap pelapukan kimia tinggi
Contoh mineral atau native element yang terdapat pada endapan aluvial antara lain :Emas (Au)Perak (Ag)Kasiterit (SNO2)Intan (C)Platina (Pt)Ilmenit (FeTiO3)Magnetik (Fe3O4)
16
6. Teknik Pemboran6.1 Tujuan dari pemboran ini bisa bermacam-macam, antara lain bisa digunakan
untuk :- Pengambilan contoh (sampling) pada kegiatan eksplorasi - Produksi/kontruksi (Pada air tanah, minyak bumi)- Peledakan (pada kegiatan penambangan material keras)
6.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi di dalam pemilihan cara pemboran ini adalah :- Tujuan- Topografi dan geografi- Litologi dan struktur geologi- Biaya yang tersedia (dan waktu)- Peralatan dan keterampilan
6.3 Jenis pemboran atau jenis bor (berdasarkan mekanisme pemecahan batuannya) :
VPerkusif (tumbukan)- Rotasi- Perkusif-rotasi
6.4 Jenis-jenis mesin bor :- Cable, tool machine (bor mesin tumbuk percusive)- VJet drilling- Rotary drilling with mud- Air rotary method- Down the hole drilling method- Reserve circulation drilling