Post on 12-Apr-2016
description
PENDAHULUAN
Trakeotomi adalah suatu insisi yang di buat pada trakea, sementara
trakeostomi merupakan tindakan membuat stoma pada dinding aterior/ depan agar
udara dapat masuk ke paru-paru dengan memintas jalan napas bagian atas.1,2,3,6
Prosedur ini sebelumnya disebut dengan berbagai istilah, antara lain
laringotomi dan bronkotomi sampai istilah trakeotomi diperkenalkan oleh Heister
pada tahun 1718. Pada tahun-tahun terakhir digunakan istilah trakeostomi yang
lebih tepat.3
Trakeostomi dapat dilakukan untuk tujuan terapi atau sebagai suatu
prosedur berencana. Bila mungkin trakeostomi harus di dahului oleh intubasi
endotrakea. Walaupun endotrakea dapat segera memperbaiki gangguan jalan
napas, trakeostomi harus dilakukan bila diperhitungkan perlu perawatan jalan
napas lebih dari 48 jam. Menurut letak stoma, trakeostomi di bedakan letak tinggi
dan letak yang rendah dan batas letak ini adalah cincin trakea ke tiga. Sedangkan
Jenis trakeostomi urgensi dimana trakeostomi dapat dilakukan adalah di gunakan
untuk mengklasifikasi operasi ini menjadi tiga yaitu emrgency trakeostomi,
elective trakeostomi, intrmediate trakeostomi.3,4,5,10
Berbagai indikasi yang trakeostomi seperti obstruksi sumbatan laring,
mempermudah penghisapan sekret dari bronkus, alat bantu pernapasan, untuk
mengambil benda asing dari subglotik. Alat yang di gunakan untuk trakeostomi
yaitu pipa (tabung) trakeostomi ada dua macam yaitu tabung metal, dan tabung
sintetic.4,6
Bagian penting dari trakeostomi adalah perawatan pasca bedah
trakeostomi, yang membutuhkan ketekunan dan kesabaran terutama mengenai
penggunaan alat penyedotan steril, pengaturan kelembapan dan pergantian pipa
trakeostomi.
Jeffy Marta 1010070100148Trakeostomi 1
Anatomi
Trakea merupakan suatu tabung berongga yang disokong oleh cincin
kartilago (elastin) yang tidak penuh di bagian posterior. Trakea berawal di bawah
kartilago krokoid yang membentuk cincin stempel dan meluas ke anterior pada
esofagus, turun ke dalam thoraks dimana membelah menjadi dua bronkus utama
pada karina. Pembulu besar pada leher berjalan sejajar sesuai dengan trakea di
sebelah lateral dan terbungkus ke dalam selubung karotis. Kelenjar tiroid terletak
di atas trakea di sebelah depan dan lateral. Ishmus melintang trakea di sebelah
anterior, biasanya setinggi cincin trakea kedua hingga kelima. Saraf laringeus
rekurens terletak pada sulkus trakeoesofgus. Di bawah jaringan subkutan dan
menutupi trakea di bagian depan adalah otot-otot leher suprasternal, yang melekat
pada kartilago tiroid dan hioid.1
Gambar 2.1. Kartilago dan Ligamen Laring
dan Tulang Hioid (tampak anterior)14
Pada orang dewasa, panjang trakea berkisar antara 4,5 inchi (11,5cm) dan
memiliki diameter 1 inchi (2,5cm). Tabung fibroelastik ini membentuk karena
adanya cincin kartilago
berbentuk U yang mengelilingi dinding takea. Bagian p osterior yang bebas
dikelilingi oleh otot polos trakea.2
Trakea merupakan pipa yang terdiri dari tulang rawan dan otot yang dilapisi
oleh epitel torak berlapis semu bersilia. Trakea dapat dibagi 2 yaitu trakea bagian
atas (servikal) dan trakea bagian bawah (thorak). Trakea terletak ditengah-tengah
leher dan makin ke distal bergeser ke sebelah kanan dan masuk ke mediastinum di
belakang manubrium sterni. Panjang trakea, dari pertemuan laring dan trakea
setinggi C6 (kartilago krikoid) sampai bifurkasio aorta setinggi T4, setinggi iga
kedua pada orang dewasa dan iga ketiga pada anak-anak. Trakea terdiri dari 15-20
cincin trakea yang berbentuk U, di bagian posterior terdapat jaringan yang
Jeffy Marta 1010070100148Trakeostomi 2
merupakan batas dengan esophagus, yang disebut dinding bersama antara trakea
dan esophagus (tracheoesophageal party wall). Cincin-cincin tersebut
dihubungkan dengan membran elastik yang tipis.14
Hubungan trakea dengan organ sekitar pada leher:2
Anterior : kulit, fasia, isthmus tiroid, di depan cincin kartilago ke 2,3 dan
4), bagian inferior vena tiroid, arkus jugularis , arteri tiroidea ima (jika ada)
dan vena branchiocephalica kiri pada anak-anak, otot sthernohyoid dan otot
stenothyroid.
Posterior : nervus laryngeal reccurent kiri dan kanan esophagus
Lateral : lobus glandula tiroid dan selubung karotis.
Hubungan trakea dengan organ sekitar pada daerah mediastinum superior
thorax:2
Anterior : sternum, timus, vena brachiocephalica, dan asal dari arteri
karotis komunis kiri dan brachiocephalica, dan arkus aorta.
Posterior : esofagus dan nervus laryngeal reccurent kiri.
Lateral kanan : vena azygos, nervus vagus kanan, dan pleura
Lateral kiri : arkus aorta, arteri karotis komunis dan arteri subklavicula
kiri, nervus vagus kiri dan nervus frenicus kiri dan pleura.
Perdarahan trakea berasal dari cabang-cabang yang berasal dari a.tyroid
superior, a. bronkhial dan a. torakalis interna. Drainase melalui v. tyroid inferior
dan dialirkan menuju ke salah satu atau kedua vena brakhiosefalik. Aliran limfe
melalui kelenjar limfe servial, trakea dan trakeobronkial. Persarafan simpatik
berasal dari cabang-cabang kardial trunkus simpatikus servikal dan n. visceral
torak, serat post gangglioniknya ke otot trakea untuk fungsi bronkodilator. Serabut
parasimpatis berasal dari n. vagus dan n. laryngeus rekuren, menyebabkan
bronkokontriksi
Sejarah
Pertama kali di kemukakan oleh Aretaeus dan Galen pada abad pertama dan
kedua sesudah masehi. Walaupun teknik ini dikemukakan berulang kali setelah
Jeffy Marta 1010070100148Trakeostomi 3
itu, tetapi orang pertama yang diketahui secara pasti melakukan tindakan ini ialah
antonio brasavola pada tahun 1546. Prosedur ini di sebut dengan berbagai istilah,
antara lain laringotomi dan bronkotomi sampai istilah trakeotomi di perkenalkan
oleh Heister pada tahun 1718. Pada tahun-tahun terakhir digunakan istilah
trakeostomi, yang lebih tepat. Pipa trakeostomi yang pertama dengan kanul dalam
diperkenalkan oleh George Martine di inggris kira-kira tahun 1730 untuk
menghindari sumbatan pipa pasca bedah.3
Definisi
Trakeotomi dan trakeostomi adalah kata yang seringkali digunakan untuk
tindakan pembukaan dinding anterior leher guna mencapai trakea yang bersifat
sementara. Trakeotomi perdefenisi, adalah suatu insisi yang di buat pada trakea,
sementara trakeostomi merupakan tindakan membuat stoma agar udara dapat
masuk ke paru-paru dengan memintas jalan nafas bagian atas.2,3,4,5,6,7,8
Indikasi
Trakeostomi dapat dilakukan untuk tujuan atau sebagai suatu prosedur
berencana. Trakeostomi berencana mungkin diperlukan bila di ramalkan akan
terjadi problema pernafasan pada pasien pasca bedah daerah kepala, leher atau
thoraks atau pasien dengan isufisiensi paru kronik. Indikasi yang jarang adalah
pada pasien, yang intubasi orotrakea sukar dilakukan atau tak mungkin di lakukan
untuk tujauan anestesi umum. Trakeostomi juga harus dilakukan sebelum
pembedahan tumor-tumor orofaring atau laring untuk menghindari manipulasi
tumor yang tidak perlu. Trakoestomi untuk terapi perlu dilakukan pada tiap kasus
isufisiensi pernafasan yang disebabkan oleh hivoventilasi alveolus untuk
memintas sumbatan, mengeluarkan sekret atau untuk tujuan penggunaan
pernafasan buatan secara mekanis.3
Berbagai indikasi dilakukan suatu trakeostomi dapat berupa:6,11
Mengatasi obstruksi saluran pernafasan atas akibat berbagai penyebab
seperti : gangguan kongenital (misalnya bilateral choanal atresia, laryngeal
Jeffy Marta 1010070100148Trakeostomi 4
atau kista, stenosis tracheal bagian atas, anomaly trachea esofageal,
subglotic stenosis), akibat traumatic (misalnya trauma di kepala berat,
adanya benda asing, tertelannya bahan korosif, inhalasi iritan), infeksi
(misalnya akut laringotrakeobronkitis, akut epiglotitis, difteri, ludwig’s
angina). Tumor pada lidah, faring, laring, trakea, tiroid, penyebab lain
obstruksi glottis seperti angioneurotic oedem atau haemofilia, paralisis pita
suara setelah tiroidektomi atau bulbar palsy.
Melindungi trakeobronkial pada penderita yang membutuhkan perlindungan
sementara pada saluran nafas yang dapat memicu inhalasi saliva, makanan,
darah, ataupun sumbatan secret bronkial. Hal ini dapat terjadi pada
gangguan neurologi (misalnya polyneuritis, tetanus, myastenia gravis,
bulbar palsy, multiple sclerosis), trauma ( lika bakar pada area wajah dan
leher, fraktur fasial multiple), koma (baik akibat overdosis obat, cedera
kepala, gangguan vaskuler otak), operasi kepala dan leher (misalnya reseksi
oral atau oropharyngeal, laryngectomy supreglotic).
Pengobatan penyakit yang menyebabkan isufisiensi respirasi, trakeostomi
mengurangi rugi (dead space) sekitar 50-70%. Beberapa penyakit tersebut
antara lain penyakit paru (bronkitis kronis dan emfisema, asam berat,
pneumonia), penyakit neurologi, dan cedera berat pada dada(misalnya flail
chest).
Penentuan saat trakeostomi. Pasien yang sadar dan menderita obstruksi
saluran nafas napas bagian atas, biasanya menunjukkan tanda hipoksemia akut,
antara lain, denyut nadi dan frekuensi napas tambahan, gelisah, bingung dan udara
yang masuk berkurang. Pada keadaan demikian pasien akan kelelahan untuk
mempertahankan kadar gas darah yang adekuat sebelum terjadi desaturasi oksigen
dalam arteri, yaitu pO2 turun sampai 40mmHg. Bila terjadi saturasi timbul
dekompensasi sirkulasi dan pernafasan dengan cepat dan kematian segera terjadi.
Oleh karena itu, tanda-tanda desaturasi seperti sianosis, koma dan hipotensi
merupakan tanda isufisiensi lanjut, dan mungkin mendahului resusitasi. Pada
umumnya, pasien yang menderita sumbatan jalan nafas dengan tanda hipoksemia
yang meningkat, harus dilakukan trakeostomi.3
Jeffy Marta 1010070100148Trakeostomi 5
Fungsi
Selain memintas obstruksi saluran napas atas, trakeostomi mempunyai
beberapa fungsi fisiologi lain yaitu:3
1. Mengurangi jumlah ruangan hampa dalam traktus trakeobronkial, 70
sampai 100ml. Penurunan dari 10 sampai 50%, tergantung pada ruang
hampa fisiologik tiap individu.
2. Mengurangi tahanan aliran udara pernafasan, yang selanjutnya
mengurangi kekuatan yang diperlukan untuk memindahkan udara,
sehingga mengakibatkan peningkatan regangan total dan ventilasi
alveolus yang lebih efektif, asal lubang trakeostomi cukup besar (paling
sedikit pipa.7)
3. Proteksi terhadap aspirasi
4. Memungkinkan pasien menelan tanpa refleks apnea, yang sangat
penting pada pasien dengan gangguan pernafasan.
5. Memungkinkan jalan masuk langsung ke trakea untuk pembersihan.
6. Memungkinkan pemberian obat-obatan dan humidifikasi ke traktus
trakeobronkial, dengan atau tanpa tekanan positif intermiten.
7. Mengurangi kekurangan batuk, sehingga mencegah pemindahan sekret
ke perifer oleh tekanan negatif intratoraks yang tinggi pada fase
inspirasibatuk yang normal.
Klasifikasi
Menurut lama penggunaannya, trakeostomi dibagi menjadi penggunaan
permanen dan penggunaan sementara, sedangkan menurut letak insisinya,
trakeostomi dibedakan letak yang tinggi dan letak yang rendah dan batas letak ini
adalah cincin trakea ke tiga.
Jenis trakeostomi urgensi dimana trakeostomi dapat dilakukan adalah di
gunakan untuk mengklasifikasi operasi ini menjadi tiga yaitu:5,10
Jeffy Marta 1010070100148Trakeostomi 6
1. Trakeostomi darurat (emergency tracheostomy): jenis operasi ini
dilakukan ketika laring obstruksi akut dan hampir total mendesak
dengan permintaan bantuan. Dibawah keadaan seperti itu, kepala pasien
dan leher di perluas dan trakea diraba. Kemudian disayat mengunakan
pisau dan trakea dibuka untuk mengembalikan jalan nafas melalui
trakeostomi.
2. Operasi trakeostomi yang direncanakan (elective tracheostomy). Pasien
dan dokter ahli bedah keduanya dipersiapkan instrumen dan anastesi di
atur.
3. Intermediet tracheostomy : semi operasi darurat, dimana trakeostomidi
lakukan di bawah situasi yang sulit dengan anastesi lokal.
Alat dan Teknik
Alat yang perlu dipersiapkan untuk melakukan trakeostomi ialah semprit
dengan obat analgesia (novokain), pisau (skapel), pingset anatomi, gunting
panjang yang tumpul, sepasang pengait tumpul, klem arteri, gunting kecil yang
tajam serta kanul trakea yang ukuran cocok untuk pasien.4
Jeffy Marta 1010070100148Trakeostomi 7
Gambar 2.2 Alat-alat trakeostomi Gambar 4
Jenis- jenis pipa trakeostomi
Jenis tabung trakeostomi dapat di bagi menjadi dua yaitu : trakeostomi
tabung metalik dan non metalik
Tabung metalic trakeostomi: ini punya bagian dalam dan bagian luar
tabung. Bagian dalam lebih panjang dari pada bagian luar sehingga
sekresi dan benda padat di dalamnya ini bisa di hilangkan dan di
masukkan kembali setelah pembersihan tanpa kesulitan.
Tabung non metalik : tabung ini dapat bisa lebih jauh dan berfariasi
seperti karet atau tabung PVC dapat digunakan secara khusus boleh di
gunakan secara berulang-ulang mencegah aspirasi masuk ke trakea
Teknik
Pasien tidur terlentang, bahu di ganjal dengan bantalan kecil sehingga
memudahkan kepala untuk di ekstensikan pada persendian atlanto oksipital.
Dengan posisi seperti ini leher akan lurus dan trakea terletak digaris median dekat
permukaan leher. Kulit daerah leher di bersihkan secara a dan anti septis dan di
tutup dengan kain steril.
Jeffy Marta 1010070100148Trakeostomi 8
Gambar 2.3. posisi kepala orang dewasa 4
Obat anastetikum (novikain) disuntikkan di pertengahan krikoid dengan
fosa suprasternal secara infiltrasi. Sayatan kulit dapat vertikal di garis tengah leher
mulai di bawah krikoid sampai fosa suprasternal atau jika membuat sayatan
horizontal dilakukan pada pertengahan jarak antara kartilago krikoid dengan fosa
suprasternal atau kira-kira 2 jari di bawah krikoid orang dewasa. Sayatan jangan
terlalu sempit, dibuat kira-kira 5cm.
Gambar2. 4. Posisi insisi trakeostomi 4,5
Dengan gunting panjang yang tumpul kulit serta jaringa di bawahnya
dipisahkan lapis demi lapis dan ditarik ke lateral dengan pengait tumpul, sampai
tampak trakea yang berupa pipa dengan susunan cincin-cincin tulang rawan yang
berwarna putih. Bila lapisan kulit dan jaringan di bawahnya di buka tepat di
tengah maka trakea ini mudah di temukan. Pembuluh darah vena jugularis anterior
yang tampak di tarik ke lateral. Ismus tiroid yang ditemukan di tarik ke atas
supaya cincin trakea jelas terlihat. Jika tidak mungkin, ismus tiroid di klem pada
dua tempat dan dipotong di tengahnya. Sebelum klem ini di lepaskan ismus tiroid
di ikat kedua tepinya dan disisihkan ke lateral. Perdarahan di hentikan dan jika
perlu diikat. Lakukan aspirasi dengan cara menusukkan jarum pada membran
antara cincin trakea dan akan terasa ringan waktu di tarik.
Jeffy Marta 1010070100148Trakeostomi 9
Gambar
2.5.
Tahapan
trakeostomi, fasia di buka lapis demi lapis dan dilakukan aspirasi udara
dan membebaskan ismus tiroid.4
Buat stoma dengan memotong cincin trakea ke tiga dengan gunting yang
tajam. Kemudian dipasang kanul trakea dengan ukuran trakea yang sesuai. Kanul
di fiksasi dengan tali pada leher pasien dan luka operasi di tutup dengan kasa.
Jeffy Marta 1010070100148Trakeostomi 10
Gambar 2.6. Membuat stoma.4
Hal- hal yang perlu dilakukan, sebelum membuat lubang yng akan di
potong itu benar-benar trakea dengan cara mengaspirasi dengan semprit yang
berisi novakain. Bila yang tusuk itu adalah trakea maka pada waktu di lakukan
aspirasi terasa ringan dan udara yang terisap akan menimbulkan gelembung udara.
Untuk mengurangi refleks batuk dapat disuntikkan novakain sebanyak 1cc ke
dalam trakea.4
Untuk menghindari terjadinya komplikasi perlu di perhatikan insisi kulit
jangan terlalu pendek agar tidak sukar mencari trakea dan mencegah terjadinya
empisema kulit.
Ukuran kanul harus sesuai dengan diameter lumen trakea. Bila kanul
terlalu kecil, akan menyebabkan kanul bergerak-gerak sehingga terjadi
rangsangan pada mukosa trakea dan mudah terlepas keluar. Bila kanul terlalu
besar sulit untuk memasukkanya kedalam lumen dan ujung kanul akan menekan
mukosa trakea dan menyebabkan nekrosis dinding trakea.4
Gambar 2.7 Pemasangan stoma4
Komplikasi
Jeffy Marta 1010070100148Trakeostomi 11
Komplikasi trakeostomi sebagian besar dapat dihindari jika tindakan
dilakukan dengan hati-hati dan perawatan pasca bedah dengan baik. Komplikasi
dapat terjadi setiap waktu, tetapi secara kasar dapat dibagi atas komplikasi:3,8,11,15
1. Komplikasi segera
Apneu akibat hilangnya rangsangan hipoksia pernafasan
Perdarahan
Komplikasi dari anastesi
Gagal jantung
Trauma bedah pada struktur sekitar, antara lain esofagus, laringeus
rekurens dan kumpula pleura
Pneumothoraks dan pneumomediastinum
Trauma kartilago krikoid (trakeostomi tinggi)
2. Komplikasi menengah
Trakeitis dan trakeobronkitis
Erosi trakea dan perdarahan
Hiperkapnia
Atelektasis
Pergeseran pipa trakeostomi
Emfisema subkutan
Aspirasi dan abses paru
Nekrosis trakea (trakea stenosis atau fistula trakeoesofagus)
3. Komplikasi lanjut
Fistel trakeokutan menetap
Stenosis laring atau trakea
Graulasi trakea
Trakeomalasia
Kesukaran dekanulasi
Fistel trakeoesofagus
Masalah jaringan parut trakeostomi (keloid)
Perawatan pasca trakeostomi
Jeffy Marta 1010070100148Trakeostomi 12
Pada beberapa hari pertama, sekresi trakea akan berlebihan. Tanpa efek
tekanan dengan laring tertutup pada saluran pernapasan, maka batuk tidak efektif,
sehingga sekresi perlu sering di sedot. Perlembapannya yang konstan akan
membantu. Secara bertahap sekresi akan mengurangi sehingga berkurang
kebutuhan untuk melembapkan udara secara konstan.14
Pipa trakeostomi terdiri dari tiga bagian: kanula bagian luar dengan sayap,
kanula bagian dalam yang dapat dikeluarkan untuk tujuan pembersihan dan
“introduser” yang berbentuk peluru, yang di pasang di kanul luar (penggati kanula
dalam) untuk membantu memasukkan kembali pipa tersebut.13
Management pasca operasi yang paling penting
1. Perawatan : memberikan perrhatian langsung untuk 24 jam pertama
2. Poisi : pasien harus di dudukkan tegak di atas kasur
3. Menyedot (hisap) : diterapkan secara teratur dengan teknik aseptik
melewati kateter yang steril masuk ke dalam trakea bronkus utama
4. Melembapkan ini perlu. Mengunakan alat pelembab atau
menggunakan kain yang lembab di atas tabung trakeostomi
5. Pencegahan pengerasan kulit di bantu dengan menggunakkan
persiapan aerosol (penyegar udara)
6. Pencegahan dari apnue. Dalam kasus hambatan jangka panjang apnue
mungkin di ikuti dengan pemulihan jalan udara, dengan menurunkan
pCO2. Karbon diokside (5-7% di dalam oksigen) di berikan melalui
floumeter melalui trakeostom.
7. Perawatan tabung. Bagian dalam tabung dapat seharunya menonjol
sekitar 0-25cm melampaui distal dari bagian luar. Untuk mengambil
mukus dan mencegah terhalang dari bagian luar tabung.
8. Butuh tabung yang panjang dengan kondisi bagian atas trakeal atau
tekanan dari esofagus atau kelenjar tiroid
Trakeostomi Pada Anak
Jeffy Marta 1010070100148Trakeostomi 13
Prosedur trakeostomi pada anak sama dengan dewasa. Pada anak-anak insisi
pada trakea secara vertikal lebih baik. Insisi pada trakea dengan flap Bjork
tradisional dihindari. Teknik yang direkomendasikan pada anak-anak adalah
teknik starplasty, dimana dapat membuat trakeostoma permanen dan lebih aman.
Pemilihan kanul trakeostomi disesuaikan dengan usia anak, biasanya sebagian
besar berupa kanul tunggal, karena diameter tarkea yang masih kecil dan juga
dengan adanya anak kanul dapat menurunkan ukuran jalan nafas. Rekomendasi
ukuran kanul sama seperti pada dewasa dimana ukuran diameter luarnya tidak
melebihi 2/3 diameter lumen trakea, seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Meskipun kanul yang disertai cuff tersedia untuk anak, tetapi sebagian besar kanul
pediatrik dan neonatus tanpa cuff dan dapat digunakan pada pasien dengan nafas
spontan ataupun dengan bantuan alat.14
Dekanulasi
Pipa trakeostomi jangan di biarkan lebih lama dari waktu yang di perlukan,
terutama pada anak. harus diangkat secepatnya mungkin untuk mengurangi
timbulnya trakeobonkitis, ulserasi trakea, stenosis trakea trakeomalasi, dan fistula
trakeokutan menetap.3
Dekanulasi pada pasien dengan obstruksi jalan nafas atas yang akut
dilakukan jika jalan nafas sudah paten. Pada pasien dengan ventilasi mekanik
yang lama, dekanulasi dapat dilakukan bila : gas darah arteri stabil, hemodinamik
stabil, tidak ada infeksi yang aktif, PaC02 < 60 mmHg, tidak ada gangguan
psikiatrik, tidak ditemukan kelainan secara endoskopi atau jika ada stenosis,< dari
30 % dari jalan nafas, fungsi menelan baik dan mampu untuk mengeluarkan
sekret.14
Penyapihan dan strategi untuk dekanulasi dapat dilakukan dengan
beberapa teknik, tergantung masingmasing institusi, yaitu : mengganti kanul
dengan ukuran yang lebih kecil (Downsizing), kanul fenestrated, atau dengan
kanul tanpa cuff . Hal ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan katup satu
arah pada kanul trakeostomi atau penutupan kanul trakeostomi, kemudian
Jeffy Marta 1010070100148Trakeostomi 14
diobservasi selama 48 jam, jika pasien bisa mentoleransinya, maka dekanulasi
dapat dilakukan.14
Kesimpulan
Trakea merupakan tabung berongga yang di sokong oleh cincin
kartilago.trakea berawal dari kartilago krikoid kira-kira setinggi vertebra servikal
ke-6 pada leher hingga pada bagian angulus sterni pada toraks setinggi vertebra
torakal 4 dan 5 dan terbagi menjadi 2 bagian bronkus utama dan karina.
Berbagai indikasi dilakukan suatu trakeostomi bertujuan untuk mengatasi
obstruksi saluran pernafasan atas akibat berbagai penyebab melindungi saluran
trakeo bronkial pada penderita yang membutuhkan perlindungan sementara
maupun pengobatan penyakit yang menyebabkan isufisiensi respirasi.
Komplikasi trakeostomi banyak sekali, sebagian dapat dihindari jika
tindakan dilakukan dengan hati-hati dan perawatan pasca bedah dengan baik.
Komplikasi dapat terjadi setiap waktu, tetapi secara kasar dapat dibagi menjadi
komplikasi segara, komplikasi menengah, komplikasi lanjut. Pasca trakeostomi
merupakan salah satu faktor yang cukup penting dalam mencegah berbagai
komplikasi yang dapat timbul.
Jeffy Marta 1010070100148Trakeostomi 15
Keuntungan dan kerugian trakeostomi adalah beberapa keuntungan tindakan
trakeostomy menurut reis, yaitu: 1). Mengurangi terjadi dead space pada cabang
trakeobronkial. 2) cabang bronkial lebih mudah di aspirasi. 3) penderita lebih
bebas bernafas sedangkan kerugia pada tindakan trakeostomi yaitu 1) filtrasi
udara tidak sempurna 2) humidifikasi kurang sempurna. 3) sering menimbulkan
jaringan parut di leher.
Daftar Pustaka
1. Meisel, RH.1997 Trakeostomi Dalam: Adam, LG Et Al. Boies Buku Ajar
Penyakit THT Edisi Ke Ena. Jakarta : EGC. 473-485
2. Snell RS..2012. Trachea In: Clinical Anatomiy By Region 9th Ed. China :
Lippicott Williams & Wilkins, A Wolters Kluwer Business 63-77, 651
3. Balleger. JJ. 1994. Isufisiensi Pernapasan Dan Trakeostomi. Dalam:
Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala Dan Leher Edisi 13.
Jakarta: Binarupa Aksara. 436-463
4. Hadiwikarta A, Rusmarjono, Soepardi EA.2007. Sumbatan Laring Dala:
Soepard, EA, Iskandar, N, Bashiruddin, J, Et Al. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hudng Tenggorokan Kepala Dan Leher Edisi Keenam.
Jakarta: FKUI 243-253
5. Maqbool, M. 1993. Tracheostomy. In: Textbook Of Ear, Nose And Throat
Disease 6th Ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher Ltd. 454-
463.
6. BIOS. 1995. Tracheostomy. In: Key Tropics In Otolaryngology And Head
And Neck Surgery. UK: BIOS Scientific Publishers Limited.323-327
7. Mc Cormick, MS.1992. Tracheotomy And Tracheostomy. In : A New
Short Textbook Of Otolaryngology 3th Ed. Somerset: Butler & Tanner
Ltd.208-215
Jeffy Marta 1010070100148Trakeostomi 16
8. Farb SN.1992.Tracheostomy. In : Otolaryngology 2th Ed.315-320
9. Colman, BH.1993 Acute Disease Of The Larynx. In: Hall & Colman’s
Disease Of The Nose, Throat,And Ear, And Head Neck. Singapore : ELBS
131-134
10. Maran AGD. 1993.Tracheostomy. In.Disease Of The Nose, Throat And
Ear Tenth Ed.Singapore: PG Publishing Pte Ltd
11. Groves J, Gray RF, Downton D, Blau J.1985.A Synopsis Of
Otolaryngology. Laryngotomy And Trakheostomy Wright & Sons Ltd.
418-423
12. Yu KCY.2008. Airway Management & Tracheostomy. In: Ceurrent
Diagnosis & Treatment In Otolaryngology- Head & Neck Surgery. New
York: Mc Graw-Hill 515-521
13. Cody DTR, Kern EB, Person BW. 1986. Trakeostomy Elektif. Dalam:
Penyakit Telinga, Hidung Dan Tenggorokan. Jakarta:EGC. 368-370
14. Azani, Surya.Trakeostomi Dan Krikotirotomi.
Http://Repository.Unand.Ac.Id/18164/1/TRAKEOSTOMI%20DAN
%20KRIKOTIROTOMI.Pdf
15. Moriss LL, Whitnerr. A, Mcinstosh Erik.2013. Tracheostomy.In: Critical
Care Nurse. Vol 33, No 5 18-30
16. Lee KJ.2008.Tracheostomy. In: Esenstial Otolaryngology Head And Neck
Surgery Ninth Ed. New York: Mc Graw-Hill 578-581
Jeffy Marta 1010070100148Trakeostomi 17