Post on 17-Feb-2015
description
TINJAUAN PUSTAKA
Saliva adalah cairan yang diproduksi oleh kelenjar parotid, submandibular dan
sublingungal yang didistribusikan oleh kelenjar saliva minor ke seluruh ronggga mulut
(Guggenheimer dan Moore, 2003). Lebih lanjut Starkenmann dan kolega (2008)
mengemukakan saliva adalah cairan encer dan terkadang berbusa yang dihasilkan dan
disekresi oleh kelenjar saliva. Saliva manusia terdiri atas air, elektrolit, mukus, antibakteri
dan berbagai macam enzym. Enzym yang terdapat dalam saliva membantu menghancurkan
makanan menjadi molekul sebagai bagian dari proses digesti. Saliva turut membantu menjaga
gigi dari kerusakan, memberi pelumas melindungi dan menjaga lidah serta jaringan di dalam
mulut tetap lembut.
Saliva adalah sekresi yang berkaitan dengan mulut, diproduksi oleh tiga pasang
kelenjar saliva utama: kelenjar sublingual, submandibula, dan parotis, yang terletak di luar
rongga mulut dan menyalurkan saliva melalui duktus-duktus pendek ke dalam mulut
(Sherwood, 2001; Irianto, 2004). Pada saliva mengandung beberapa elektrolit (Na+, K+, Cl-,
HCO3-, Ca2+, Mg2+, HPO42-, SCN-, dan F-), protein (amilase, musin, histatin, cystatin,
peroxidase, lisozim, dan laktoferin), immunoglobulin (sIgA, Ig G, dan Ig M), molekul
organik (glukosa, asam amino, urea, asam uric, dan lemak), dan komponen-komponen yang
lain seperti Epidermal growth factor (EGF), insulin, cyclic adenosine monophosphatebinding
protein, dan serum albumin (Nanci, 2003; Rai, 2007).
Saliva mempunyai beberapa fungsi penting di dalam rongga mulut, diantaranya
sebagai pelumas, aksi pembersihan, pelarutan, pengunyahan dan penelanan makanan, proses
bicara, sistem buffer dan yang paling penting adalah fungsi sebagai pelindung dalam
melawan karies gigi. Kelenjar saliva dan saliva juga merupakan bagian dari sistem imun
mukosa. Sel-sel plasma dalam kelenjar saliva menghasilkan antibodi, terutama sekali dari
kelas Ig A, yang ditransportasikan ke dalam saliva. Selain itu, beberapa jenis enzim
antimikrobial terkandung dalam saliva seperti lisozim, laktoferin dan peroksidase
(Amerongan, 1991).
Produksi saliva diestimasi mendekati 1 liter setiap hari dalam keadaan tidak
distimulasi dan kecepatan aliran saliva berfluktuasi sebanyak 50% sesuai dengan ritme
harian. Jumlah sekresi dipengaruhi oleh saraf simpatis dan parasimpatis dan hal-hal yang
merangsang kerja kedua saraf tersebut (Guggenheimer dan Moore, 2003).
Hal yang sama dikemukakan oleh Snow dan Wackym (2008) bahwa kelenjar
submandibular dan sublingual serta sebagian kelenjar parotis memproduksi saliva sebanyak
1,5 L dalam sehari. Bila dalam keadaan tidak distimulasi secara keseluruhan saliva yang
dikeluarkan sebanyak 0,33 sampai 0,65 mL/menit. Produksi saliva ini dapat ditingkatkan
mencapai 1,7 mL/menit dengan cara stimulasi. Sensasi mulut kering akan dirasakan bila
pengurangan produksi saliva mencapai 40%-50% dari total jumlah saliva yang dikeluarkan.
Stimulasi saliva tergantung dari banyak faktor salah satunya adalah mengunyah. Mengunyah
dapat membantu meningkatkan produksi saliva.
Produksi saliva yang tidak sama jumlahnya dengan individu yang sehat atau menurun
salah satunya dijumpai pada pasien hemodialisa. Penurunan jumlah saliva pada penderita
yang mendapat terapi hemodialisa dapat berkurang karena berbagai faktor. Faktor utama
yaitu karena penyakit yang diderita pasien yang menjadi alasan utama dilakukannya
hemodialisa. Tindakan hemodialisa diberikan pada penderita gagal ginjal kronis yang salah
satu ditandai dengan penurunan output urine. Kemampuan ginjal yang menurun dalam
mengeksresikan urine.
Fungsi Saliva
Saliva memiliki beberapa fungsi penting didalam rongga mulut, diantaranya:a. sebagai pelumas
b. aksi pembersihan rongga mulut
c. katalisator pada waktu identifikasi rasa
d. pengunyahan dan penelanan makanan
e. proses bicara
f. sistem buffer
g. dan sebagai pelindung dalam melawan karies.
(Amerongan, 1991)
Ada 2 macam tipe saliva yang dihasilkan, yaitu:
a. Serous
Dihasilkan oleh kelenjar parotis dan sub mandibularis, mengandung ptialin (suatu
amilase yaitu sebuah enzim untuk mencernakan serat).
b. Mukous
Dihasilkan oleh kelenjar sublingualis dan submandibularis. Saliva jenis ini
mengandung mucin, yaitu sebuah glikoprotein yang melubrikasi makanan dan memproteksi
mukosa oral. Mucin juga mengandung Ig A, sistem imun pertama yang menghadang bakteri
dan virus; Lisozim, berfungsi menghancurkan dinding bakteri; laktoferin, berfungsi mengikat
zat besi dan protein kaya akan prolin, memproteksi gigi.
(Amerongan, 1991)
Perkembangan kelenjar saliva berasal dari lapisan ektodermal.di tandai dengan
munculnya epithelial bud yang berploriferasi sebagai “solid cord” sel yang masuk di bawah
lapisan ektomesenkim.
Cord ini bercabang tetapi awalnya belum berkanan.kanalisasi terjadi sebelum
sekretori bagian akhir dengan degenerasi sentral sel untuk memunculkan system ductus.
Ektomesenkim berdiferensiasi membentuk jaringan connecting fibrous capsul dan
septae yang membagi kelenjar menjadi lobus dan lobules yang mengandung
duktus,pembuluh darah,pembuluh limpa,dan saraf.
Klasifikasi dari kelenjar saliva
Kelenjar saliva dibedakan menurut 2 hal, yaitu
1. Ukuran
Perbedaan antara sepasang kelenjar mayor seperti kelenjar parotid, kelenjar
submandibular dan kelenjar sublingual, dan kelenjar minor menyebar ke semua
bagian dari mucosa oral.
2. Sekresi alaminya
Perbedaan antara kelenjar yang menghasilkan sekresi serosa (berair dan encer, kaya
oleh protein non-enzim maupun protein enzim, dan mengandung beberapa
polisakarida), sekresi mukosa (kental, kaya akan polisakarida dan mengandung
beberapa protein non-enzim), dan kelenjar yang memproduksi sekresi campuran.
Klasifikasi yang terakhir adalah yang biasa digunakan pada deskripsi histologis. Klasifikasi
ketiga yang dulunya ada, berdasar pada lokasi dari tempat dibukanya saluran sekresi. Dengan
klasifikasi ini, perbedaan antara kelenjar
Komponen dari kelenjar saliva
1. Connective Tissue
Ciri-ciri penting yang membedakan kelenjar saliva mayor dan minor adalah tampilan
yang jelas dari kapsul yang ada pada connective tissue. connective tissue septae dari
kapsul tersebut diperpanjang kedalam kelenjar dan bercabang menjadi lobus,
makrolobus dan mikrolobus, dan memuat saluran ekskresi, nervus, pembuluh darah
dan limfatik
2. Secretory Duct
Saluran ekskresi terbesar ini bercabang menjadi saluran dengan ukuran yang semakin
kecil membentuk sistem yang kompleks. Cabang terkecil dari sistem saluran, saluran
intralobular, dilanjutkan dengan tempat unit sekresi (tubulus mukosa atau acini
serosa) dan ini tersusun oleh saluran striated dan saluran intercalated. Lebih dari satu
acinus atau tubulus sekresi mukosa yang terhubung dengan satu saluran intercalated.
Sistem saluran pada kelenjar saliva minor banyak yang berkurang dan sebagian
elemen bahkan benar-benar tidak ada.
3. Terminal secretory cells
Sel ini ditemukan pada mikrolobus dimana mereka menyusun lumen yang
menyempit. Mereka terpisah dari connective tissue yang berdekatan oleh lamina basal
Kelenjar mukosa alami yang tergabung pada kelenjar tubular yang mensekret sel-sel diatur
secara radial mengelilingi central lumen. Mukosa-mukosa ini terbagi secara ekstensif.
Kelenjar serosa alami, sebagaimana kelenjar dengan mixed secretion, yang tergabung
kelenjar tubulo-acinar, menyusun percabangan tubula-tubula (beberapa tersusun oleh sel
mukosa di kelenjar campuran) dengan globular outpouching dari sel-sel serosa. The term of
acinus atau alveolus, umumnya digunakan oleh mukosa dan unit-unit sekretor serosa, ketika
beberapa author lebih suka menggunakan the term tubula mukosa untuk unit sekretori
mukosa.
Penampakan histologi dari sel-sel mukosa dan serosa bergantung dari keadaan aktivitas
fungsional dari sel-sel. Dalam keadaan istirahat, secara rutin dicemarkan oleh hematoxylin
dan eosin, sebuah sel mukosa adalah wedge-shape cell yang berisikan basofil yang padat
yang berbentuk oval atau flattened nucleus yang bersebelahan dengan membran sel basal.
Sitoplasma secara perlahan tereosinofil dan terbungkus droplet-droplet mucinogen, penanda
dari glycoprotein mucin. Kehadiran dari droplet-droplet ini memberikan sel sebuah
penampakan berbusa. Biasanya sitoplasma sangat penuh oleh droplet ini yang mengakibatkan
bentuk sel menjadi terdistorsi dan outline sel menjadi tidak jelas. Droplet-droplet yang
diarahkan ke atas pada kenyataannya merupakan membran yang terikat dengan secretoty
vesicles dan dikacaukan oleh fiksasi biasa. Penggabungan dari droplet-droplet ini umum
terjadi. Mikroskop elektron menunjukkan kehadiran dari retikulum endoplasma yang kasar
dan mitokondria pada bagian basal dan lateral sel, saat dibedakan dari sel serosa yang
berisikan kompleks golgi yang sangat jelas di sebelah apikal dari nukleus. Bagian utama pada
sitoplasma berisikan secretory vesicles.
Macam-macam sel kelenjar saliva:
-sel mucous
-sel serous
-Sel di kelenjar campuran
Sel mucous
Histology dari mucous dan serous tergantung dari fungsional dari aktivitas sel.pengecatan
dapat di lakukan dengan menggunakan hemotoxylin dan eosin. Mucous sel berisi sel-sel yang
berisi berbentuk padat berwarna basophilic oval dengan inti rata terletak berdekatan dengan
basal selaput sel sitoplasma bersifat sedikit eosinophilik dan terbungkus rapat oleh droplet
dari mucinogen.
Ketika sel secara aktif mengeluarkan secret,maka sekretorius mengurangi jumlahnya itu
terjadi ketika nucleus dari sel serous berbentuk lebih bulat dan berada pada tengah sel.
Beebentuk kental dan padat serta kaya akan polisakarida serta mengandung protein non
enzymatic.
Sel Serous
Diwarnai dengan HE, suatu sinus serous dibentuk dari sel berbentuk baji tersusun lingkaran
di lumen usus kecil. Intinya spherical, basofilik dan terletak di basal ke-3 dari sel. Sitoplasma
infranuklear (basal) adalah basofilik (jumlah yang besar dari Retikulum Endoplasma kasar),
ketika sitoplasma apical bergranul dan eosinofil. Adanya reticulum endoplasma yang
berlimpah, seperti yang dilihat di mikroskop, adalah suatu refleksi dari fungsi sekresi mereka.
Mitokondria ditemukan pada bagian basal sel dan golgi apparatus pada posisi
supranuklear.Granul adalah vesikel ikat-membran yang mengandung α-amilase dan substansi
lainnya. Sejak sel ini juga mengeluarkan sejumlah polisakarida, beberapa ahli menyebutnya
sebagai seromukus sel. Lumen dari asinus serous berhubungan dengan banyak kanalikuli
sekretori interselular, dan keduanya digariskan oleh banyak mickrovili pendek. Membran
basal sel dari sel serous menunjukkan lipatan dan sisa pada basal lamina.
Susunan Sel dalam suatu Kelenjar Campuran
Kelenjar campuran mengandung sel mucus dan serous, dengan proporsi bervariasi. Kelenjar
submandibular adalah serous yang predominan, ketika kelenjar sublingual adalah mucus
yang predominan. Kelenjar ini terbentuk dari suatu campuran dari mucus murni, serous
murni, dan unit sekret mucus terminal. Pada suatu tipikal unit sekret campuran pada kelenjar
ditutup pada akhirannya oleh sel serous berbentuk bulan sabit, dikenal sebagai demilune
serous (Gianuzzi atau von Ebner). Sel serous ini menghentikan pengeluaran sekresinya ke
tubulus lumen lewat kanalikuli interselular dimana berkomunikasi dengan saluran kecil
antara sel mucus yang berdekatan. Demilune ini dikenal juga sebagai sel keranjang.
Komponen kelenjar saliva
Kelenjar saliva terbentuk dari sebuah cord ephitelium yang tumbuh kedalam dasar jaringan
ikat, dan cord membentuk sebuah tube. Pada bagian akhir tube ini sebuah kelompok sel
sekretori terbentuk, dan kelompok ini, yang terlihat seperti rangkaian buah anggur, akan
memiliki ujung yang berbentuk lingkaran atau seperti tube (tube-like).
Acini
Bagian akhir dari sekretori dikenal dengan acini. Ada dua jenis sel acini, yaitu mucous acini
dan serous acini. Walaupun sel-sel ini berbentuk seperti anggur atau seperti tube pada
ujungnya, in cross section mereka dideskripsikan sebagai sel piramida. Garis( batas) luar atau
dasar sel rests on basement membrane diantara sel dan jaringan ikat. Didalam jaringan ikat
ini terdapat saraf dan pembuluh darah yang penting unutk baerbagai aspek aktivitas seluler.
Akar (ujung)dari permukaan seperti pusat dari tube atau struktur buah anggur. Dasar sel
dikelilingi oleh jaringan ikat dan bagian yang mengelilingi tiap-tiap acinus sekretori adalah
sel myoepitelial. Sel ini memiliki proyeksi sel yang panjang, menyerupai cumi-cumi. Sel ini
juga memiliki kemampuan untuk berkontraksi seperti otot. Karena itu, kata myo, berarti otot.
Proyeksi ini mengelilingi acinus dan ketika sel myoepitelial berkontraksi, dia
memeras/menekan acinus dan membantu proses sekresi saliva yang diakumulasikan dalam
pusat acinus dan membantu memindahkannya keluar dari duct system. Semua tipe acini
(mucous, serous, dan seromucous) mngeluarkan produknya melalui proses sekresi merokrin
Mucous acini
Sekresi mucus sedikit kental karena produksi dari banyak mucin. Walaupun produknya 99%
air, ia memiliki ion-ion inorganic, seperti sodium, potassium, dan kloride, dan jumlah yang
sangat sedikit dari amylase, enzim pemecah karbohidrat yang mulai menghancurkan starches
menjadi rantai gula panjang. Ia juga memiliki protein yang membantu dalam penghambatan
karies dan penyakit periodontal. Mucous acinus lebih tubular dan memiliki lumen yang besar
daripada serous acinus, dan membrane sel lebih mudah dilihat pada sisi yang bersebelahan.
Inti dari mucus sel biasanya sangat rata (flat) dan terletak berlawanan dengan ujung (akhir )
basal sel dan sel berbentuk pyramidal. Ujung apical dari sel-sel ini tampak frothy dibawah
mikroskop sinar. Dengan mikroskop electron, dapat terlihat banyak mucus droplet yang
berwarna sangat buruk dan tampak kosong dan frothy.
Serous acini
Sekresi serous acini hampir sama dengan mucous acini, hanya tanpa mucin, sehingga sekresi
serous lebih encer,dan lebih banyak air. Serous acinus adalah sumber utama amylase.
Granula sekretorinya stain deeply , lumen sangat kecil dan sulit dilihat, membrane sel yang
berdekatan tidak mudah dilihat. Serous sell juga berbentuk pyramidal. Inti sel nya bulat dan
menutup dasar /pusat (base) sel.
Seromucous acini
Kelenjar yang memiliki komponen mucous dan serous acini. Mucous sel berbentuk seperti
tube struktur, dan pada ujung tube sekelompok serous sel membentuk half moon cluster. Ini
disebut serous demilunes. Sel serous demilunes mengeluarkan produknya antara dinding sel
dari underlying mucous sel dan sekretnya memasuki lumen kelenjar. Acini ini memproduksi
secret seperti mucous dan serous acini.
Rata-rata aliran saliva bervariasi sepanjang hari, meningkat ketika makan dan
rendah ketika tidur bahkan hampir terhenti. Produksi saliva normal masing- masing individu
adalah antara 0,5 liter dan 1,5 liter/hari. Nilai normal rata-rata flow rate saliva yang tidak
distimulasi pada individu yang sehat berkisar 0,3 ml/menit. Dibawah 0,1 ml/menit merupakan
hiposalivasi dan diantara 0,1-0,5 ml/menit rendah. Sedangkan nilai normal untuk flow rate
saliva yang distimulasi berkisar 1,0-3,0 ml/menit. Dibawah 0,7 ml/menit merupakan
hiposalivasi dan diantara 0,7-1,0 ml/menit rendah.1,9 Faktor-faktor yang mempengaruhi
aliran saliva yang distimulasi adalah rangsangan alami, muntah, merokok, ukuran kelenjar,
penglihatan, penciuman dan makanan.10