Post on 04-Feb-2022
TINGKAT KESULITAN BELAJAR BAHASA INGGRIS
PADA SISWA KELAS XI SMA XAVERIUS I JAMBI
Tahun Ajaran 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Riyati
NIM : 161114007
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
TINGKAT KESULITAN BELAJAR BAHASA INGGRIS
PADA SISWA KELAS XI SMA XAVERIUS I JAMBI
Tahun Ajaran 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Riyati
NIM : 161114007
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
TINGKAT KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN BAHASAINGGRIS
PADA SISWA KELAS XI XAVERIUS I JAMBITAHUN AJARAN 2019/2020
Dosen Pembimbing
Oleh:
Riysti
'161114007
Telah diset jui oleh:
Dr. Yohanes Heri Widodo, M.Psi, Psi.
ii
Yogyakarta 26 Mei 2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nama Lengkap:
Ketua
Sekretaris
Anggota 1
Anggota 2
Anggota 3
SKRIPSI
TINGKAT KESULITAN BELAJAR BAHASA INGGRISPADA SISWA KELAS XI SMA XAVERIUS I JAMBI
Tahun Ajaran 201912020
Dipersiapkan dan disusun oleh:
Riyati
NlM: 16U 14007
Telah dip rtahankan di deJ,lan Panitia Penguji
Pada tanggal 05 Juni 2020
Dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
: Dr. Yohanes Heri Widodo M. Psi.
: Prias Hayu Purbaning Tyas, M. Pd,
: Dr. Yohanes Heri Widodo M. Psi.
: Juster DonaLSinaga.M. P .
: Dra. MJ. Relno Priyani, M. Si.
Yogyakarta,05 Juni 2020
Faknltas Kegurllan dan [(run Pendidikan
~::::::;::l:::::?"' anes Harsoyo, S. Pd., M. Si.
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“ Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apapun juga,
tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah
dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Filipi 4:6
Segala perkara dapat kutanggung didalam Dia
yang memberi kekuatan padaku
(Filipi 4:13)
“Tanpa Tuhan,
kehidupan tidak memiliki tujuan.
Tanpa tujuan,
hidup tidak memiliki makna.
Tanpa makna, kehidupan tidak memiliki harapan”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya persembahkan skripsi ini kepada:
Hati Kudus Yesus & Bunda Hati Kudus
yang senantiasa menyertaiku dan membimbingku dalam menyelesaikan
proses penulisan skripsi.
Tarekatku Putri Bunda Hati Kudus (PBHK)
yang telah mendukung dan memberikan kesempatan kepada saya
untuk belajar menimba Ilmu Pengetahuan Program Bimbing & Konseling (BK).
Suster Provinsial & para suster Putri Bunda Hati Kudus (PBHK)
yang telah memberikan:
dukungan,
perhatian
dan cinta serta doa-doanya
selama saya menjalankan tugas perutusan
Studi Program Bimbingan dan Konseling
Di Universitas Sanata DharmaYogyakarta.
Orang tua & saudara-saudariku
yang selalu menyemangati dan mendukungku lewat doa-doanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
aya menyatakan dengan sesungguhnya baJiwa skripsi yang saya tulis ini tidak
lemuat karya atau bagian dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
utipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.
Yogyakarta, 05 Juni 2020
Peneliti
Riyati
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBARPERNYATAANPERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH MAHASISWA UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Riyati
Nomor Mahasiswa : 161114007
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustaaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang beIjudul:
TINGKAT KESULITAN BELAJAR BAHASA INGGRIS PADA SISWAKELAS XI SMA XAVERIUS I JAMBI TAHUN AJARAN 2019/2020
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas,
dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 05 Juni 2020
Riyati
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
TINGKAT KESULITAN BELAJAR BAHASA INGGRIS
PADA SISWA KELAS XI SMA XAVERIUS I JAMBI
Tahun Ajaran 2019/2020
Riyati Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2020
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan tingkat kesulitan belajar bahasa Inggris siswa kelas XI SMA XAVERIUS I Jambi tahun ajaran 2019/2020, (2) Menentukan topik bimbingan yang sesuai untuk membantu belajar bahasa Inggris pada siswa berdasarkan skor kesulitan belajar bahasa Inggris. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA XAVERIUS I Jambi tahun ajaran 2019/2020 yang berjumlah 173 siswa. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala kesulitan belajar Bahasa Inggris yang berjumlah 40 item yang valid.
Skala disusun berdasarkan kriteria-kriteria kesulitan belajar bahasa Inggris, yaitu; (1) Kebingungan tentang kedalaman pengetahuan yang diperlukan dalam berbagai mata pelajaran, (2) Perasaan yang berlebih oleh silabus yang luas, (3) Tidak cukup waktu untuk menjawab semua pertanyaan dalam ujian, (4) Topik tidak relevan, (5) Pengajaran yang buruk, (6) Belajar yang tidak terdengar, (7) Kesulitan berbicara dan mengekspresikan dalam bahasa Inggris, (8) Kesulitan mengikuti beragam pengucapan dan eksen dalam bahasa Inggris, (9) Ketidakmampuan berkonsentrasi selama belajar bahasa Inggris.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: terdapat 28 (16,18%) siswa memiliki tingkat kesulitan belajar bahasa Inggris pada kategori tinggi. Terdapat 145 (83,82%) siswa memiliki kesulitan belajar bahasa Inggris pada kategori sedang. Tidak terdapat siswa yang memiliki kesulitan belajar bahasa Inggris pada kategori sangat tinggi, rendah dan sangat rendah. Dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI SMA XAVERIUS I Jambi tahun ajaran 20191/2020 memiliki kesulitan belajar bahasa Inggris pada kategori cenderung tinggi. Berdasarkan item kuesioner yang skornya sangat tinggi akan disajikan untuk usulan topik bimbingan siswa guna membantu belajar bahasa Inggris siswa.
Kata kunci: Kesulitan Belajar dan Topik Bimbingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE DIFFICULTIES LEVEL IN LEARNING ENGLISH
XI GRADE STUDENTS OF SMA XAVERIUS I JAMBI
IN THE ACADEMIC YEAR 2019/2020
Riyati
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2020
This study aims to:(1) Describe the difficulties level in learning English XI
grade students of SMA Xaverius I Jambi in the academic year 2019/2020; (2)
Determine the most fitting guidance topics to support the students in learning
English based on the difficulties level. This is a quantitative study with 173 grade XI
students of SMA Xaverius I Jambi 2019/2020 academic year as the subject. The
data was collected through the difficulties of learning English questionnaire which
consisted 40 items.
The scale is arranged based on the criteria of difficultes in learning English,
namely: (1) the confusion about the depth of knowledge needed in various subjects;
(2) excessive feelings by an extensive syllabus; (3) the inability to answer all the
questions of the exams in the given time; (4) Irrelevant topics; (5) poor teachings;
(6) Learning that is not heard; (7) the difficulties of speaking and expressing in
English, (8) the difficulties to follow various pronunciations in English with the
proper accent; (9) the inability to concentrate while studying English.
The results showed that (1) 28 students (16.18%) who have difficulty
learning English in the high category; (2) 145 students (83.82%) who have difficulty
learning English in the medium category; (3) there are no students who have
difficulties learning English in the very high, low, and very low categories. It can
be concluded that grade XI students of SMA Xaverius Jambi 2019/2020 academic
year have difficulty learning English in the high tendency category. Based on
questionnaire items whose scores are very high will be presented for the proposed
topic of guidance for the students to face the difficulties in learning English.
Keywords: learning difficulties and guidance topic.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kelimpahan rahmat dan kesetiaan-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas
akhir ini dengan baik. Begitu banyak hal yang telah dilalui oleh peneliti dalam
proses penulisan tugas akhir ini. Peneliti menyadari bahwa banyak pihak yang ikut
terlibat guna membimbing, mendampingi dan mendukung peneliti baik secara
verbal maupun non verbal. Oleh karena itu, secara khusus peneliti menyampaikan
ucapan terimakasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Dr. Yohanes Heri Widodo, M. Psi selaku Ketua Program Bimbingan dan
Konseling dan dosen Pembimbing Skripsi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Dosen Prias Hayu Purbaning Tyas, M. Pd selaku Wakil Ketua Program
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membagikan ilmunya dengan sepenuh
hati selama peneliti menuntut ilmu di Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Stefanus Priyatmoko selaku karyawan sekretariat Bimbingan dan Konseling
atas segala dedikasi dan kesabarannya dalam membantu melayani proses
administrasi peneliti selama studi di program Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
6. Tarekatku Putri Bunda Hati Kudus (PBHK) yang telah mengutus dan
mempercayakan kepada peneliti untuk studi Program Bimbingan dan
Konseling di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
7. Sr. M. Angelina Giasih, PBHK selaku Sr Provinsial Provinsi Indonesia dan
para suster PBHK yang telah mendukung baik secara moril maupun spiritual
lewat dukungan doa-doanya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas
penulisan akhir.
8. Kepala Sekolah SMA XAVERIUS I, Jln Marsda Abdurahman Saleh No: 19
Jambi yang telah berkenan dan memberikan kesempatan kepada peneliti untuk
melaksanakan penelitian ini.
9. Siswa Kelas XI XAVERIUS I Jambi Tahun Ajaran 2019/2020 yang berkenan
memberikan waktunya kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
10. Miss Tere, guru mata pelajaran bahasa Inggris SMA XAVERIUS I Jambi
yang berkenan memberikan waktunya kepada peneliti untuk melaksanakan
penelitian.
11. Orang Tua dan saudara-saudariku yang turut mendukung dan menyemangati
peneliti dalam penulisan tugas akhir ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13. Karyawan perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta atas segala
pelayanan bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini ..
14. Semua pihak yang telah membantu haik secara langsung maupun tidak
langsung dan juga atas dukungan doa-doanya.
Peneliti berharap skripsi ini dapat memberikan manf~at bagi para
pembaca dan. dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu bidang
Bimbingan dan Konseling.
Yogyakarta, 05 Juni 2020
Peneliti
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... iii
HALAMAN MOTTO .................................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................ vii
ABSTRAK ................................................................................................................. viii
ABSTRACT ................................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR .................................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xvii
DAFTAR DIAGRAM ............................................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xix
BAB I ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 10
C. Pembatasan Masalah ........................................................................................ 10
D. Rumusan Masalah ............................................................................................ 11
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 12
F. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 12
G. Batasan Istilah .................................................................................................. 13
BAB II .................................................................................................................... ... 14
KAJIAN PUSTAKA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
A. Hakekat Kesulitan Belajar Mata Pelajaran Bahasa Inggris ............................. 14
1. Pengertian Kesulitan Belajar ........................................................................ 14
2. Kriteria Kesulitan Belajar ........................................................................... 16
3. Ciri-Ciri Kesulitan Belajar ........................................................................... 20
4. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar .................................................. 22
B. Hakekat Masa Remaja ..................................................................................... 30
1. Pengertian Remaja ....................................................................................... 30
2. Ciri-ciri Remaja ............................................................................................ 31
3. Tugas Perkembangan Remaja ...................................................................... 33
4. Ciri-Ciri Remaja Kesulitan Belajar .............................................................. 34
C. Kajian Penelitian yang Relevan ....................................................................... 34
D. Kerangka Berpikir ........................................................................................... 36
BAB III ....................................................................................................................... 40
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................................ 40
B. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian ......................................................... 40
C. Subjek Penelitian ............................................................................................. 41
D. Definisi Variabel Penelitian ............................................................................. 41
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 42
F. Validitas dan Realibilitas Instrumen ................................................................ 45
G. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 49
BAB IV ....................................................................................................................... 54
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................................ 54
1. Capaian Hasil Kesulitan Belajar . ................................................................ 54
2. Capaian Skor Item Tingkat Kesulitan Belajar Bahasa Inggris .................... 56
B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................... 57
C. Usulan Program & Topik Bimbingan ............................................................. 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB V ........................................................................................................................ 63
PENUTUP .................................................................................................................. 63
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 63
B. Saran ................................................................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 65
LAMPIRAN ............................................................................................................... 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
“Tabel” 3.1 Jumlah Subjek Penelitian…...................................................................41
“Tabel” 3.2 Norma Scoring Kuesioner Tingkat Kesulitan Belajar...........................43
“Tabel” 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Kesulitan Belajar......................................44
“Tabel” 3.4 Rekapitulasi Item Valid dan Item Tidak Valid......................................47
“Tabel” 3.5 Reliabilitas Item.....................................................................................48
“Tabel” 3.6 Kriteria Guilford....................................................................................49
“Tabel” 3.7 Norma Kategorisasi...............................................................................50
“Tabel” 3.8 Kategorisai Kesulitan Belajar................................................................52
“Tabel” 3.9 Norma Kategorisasi Skor Item Kesulitan .............................................53
“Tabel” 4.1 Kategorisasi Tingkat Kesulitan.............................................................54
“Tabel” 4.2 Kategorisasi Item Survei berdasarkan ..................................................56
“Tabel” 4.3 Usulan Topik-topik Bimbingan.............................................................62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir...............................................................................39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Kategorisasi Tingkat Kesulitan Belajar................................................55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Cover Judul Skripsi...............................................................................69
Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian..............................................................................70
Lampiran 3. Kuesioner Tingkat Kesulitan Belajar....................................................71
Lampiran 4. Hasil Komputasi Uji Validitas Item-Total Instrumen Penelitian..........77
Lampiran 5. Transkrip Hasil Wawancara..................................................................86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, pembatasan
masalah rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi
perkembangan kehidupan setiap orang. Melalui belajar seseorang memperoleh
pengetahuan, pengalaman, keterampilan, dan wawasan yang membawa
perubahan sikap dan perilaku dalam kehidupan seseorang. Keterampilan
berbicara merupakan suatu keterampilan bahasa yang perlu dikuasai dengan
baik oleh siswa terutama dalam belajar bahasa Inggris. Siswa dengan
menguasai keterampilan berbicara yang baik dalam bahasa Inggris, maka siswa
dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasannya di lingkungan sekolah atau
dengan orang asing. Kemampuan berbahasa Inggris yang baik menjadi modal
penting bagi siswa, baik dalam bidang pendidikan maupun pekerjaan kelak.
Berbagai upaya terus diupayakan oleh dinas pendidikan supaya siswa Indonesia
dapat menguasai bahasa asing (bahasa Inggris).
Namun kenyataannya bahwa siswa di Indonesia sebagian besar masih
mengalami kesulitan untuk belajar bahasa Inggris. Pada umumnya, siswa SMA
masih mengalami kesulitan untuk menyampaikan gagasan, pikiran, pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dan sebagainya dalam bahasa Inggris dengan menggunakan ragam bahasa lisan
dengan baik dan benar. Hal ini juga dialami oleh sebagian besar siswa kelas XI
SMA XAVERIUS I Jambi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar
bahasa Inggris siswa antara lain: kurangnya minat dan motivasi siswa pada
pelajaran bahasa Inggris, hal ini direspon oleh siswa dengan sikap malas-
malasan, cuek, kurang memperhatikan penjelasan guru ketika pelajaran
berlangsung. Penggunaan metode dan materi yang dianggap oleh siswa kurang
cocok atau kurang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan siswa, (informasi
diperoleh dari guru mata-pelajaran bahasa Inggris).
Siswa mengalami kesulitan belajar bahasa Inggris bisa juga di sebabkan
karena bahasa Inggris tidak digunakan untuk bahasa sehari-hari. Bahasa sehari-
hari yang digunakan, siswa baik di sekolah, di rumah maupun di lingkungan
tempat tinggal mereka lebih sering menggunakan bahasa Mandarin dan bahasa
Indonesia. Mereka menggunakan bahasa Mandarin karena mayoritas orang tua
siswa adalah keturunan Tionghoa. Bahkan bahasa Mandarin juga menjadi mata
pelajaran di sekolah. (informasi diperoleh dari kepala sekolah). Kesulitan
belajar merupakan suatu ketidakmampuan siswa dalam menguasai materi-
materi pelajaran yang disampaikan oleh guru pada saat pembelajaran, yang
ditunjukkan dengan rendahnya nilai akademik yang dicapai (Mulyadi, 2010).
Kesulitan belajar menurut Mulyono, (dalam Darta, 2019) merupakan
sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk yang nyata seperti
kemahiran dan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
menulis, serta menalar. Kesulitan belajar terbagi kedalam dua kelompok yaitu:
pertama, kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan
developmental learning disabilities mencakup gangguan motorik, persepsi,
kesulitan belajar bahasa, komunikasi, dan kesulitan belajar dalam penyesuaian
prilaku social. Kedua, kesulitan belajar yang berhubungan dengan nilai
akademik (academic learning disabilities) adanya kegagalan pencapaian
prestasi yang tidak sesuai dengan kapasitas yang diharapkan.
Menurut Dalyono (dalam Subini, dkk, 2012) kesulitan belajar
merupakan keadaan yang menyebabkan siswa tidak dapat belajar sebagaimana
mestinya. Selanjutnya menurut (dalam Sabri dalam Subini, dkk, 2012) kesulitan
belajar identik dengan kesukaran siswa dalam menerima atau menyerap
pelajaran di sekolah (dalam Sabri dalam Subini, dkk, 2012). Kesulitan belajar
(Learning Difficulty) merupakan suatu kondisi dimana kompetensi yang dicapai
tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan (Parnawi, 2019).
Menurut Burton (dalam Husamah, dkk, 2016) menyatakan seorang siswa dapat
dikatakan mengalami kesulitan belajar apabila mereka mengalami kegagalan
dalam mencapai tingkat penguasaan materi atau tujuan pembelajaran tertentu
dalam waktu yang sudah ditentukan.
Berdasarkan uraian dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa
kesulitan belajar merupakan suatu kondisi ketidakmampuan siswa untuk
menerima materi-materi yang disampaikan oleh guru. Kesulitan belajar juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
merupakan suatu keadaan yang menyebabkan siswa tidak dapat belajar
sebagaimana mestinya. Sehingga kesulitan belajar menyebabkan rendahnya
capaian nilai akademik yang tidak sesuai dengan standar kriteria yang
ditetapkan khususnya pada mata pelajaran bahasa Inggris.
Seorang siswa yang mengalami kesulitan belajar biasanya ditandai
dengan ciri-ciri sebagai berikut: hasil belajar yang rendah atau dibawah rata-
rata, hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan, lambat
dalam melakukan tugas belajar dan sering tertinggal mengumpulkan tugas,
siswa menunjukkan sikap yang kurang wajar selama proses pembelajaran
(membolos, sering tidak masuk pada pelajaran tertentu), menunjukkan perilaku
yang berkelainan (suka membolos), tidak mengerjakan tugas, tidak mau kerja
kelompok, menyendiri, emosi mudah tersinggung, mudah marah, rendah diri
Ahmadi, & Supriyono, (dalam Irham, & Wiyani, 2014).
Menurut tokoh Burton, (dalam Husamah, dkk, 2016) mengidentifikasi
siswa yang mengalami kesulitan belajar kedalam empat kelompok yaitu:
pertama, siswa gagal mencapai tingkat penguasaan (level matery) memiliki nilai
amat rendah. Kedua, siswa gagal mencapai tingkat prestasi atau potensi dalam
dirinya (under achiever). Ketiga, siswa gagal mewujudkan perubahan perilaku
sebagaimana yang dituntut dalam proses belajar (slow learner). Keempat, siswa
gagal mencapai tingkat penguasaan materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Berdasarkan dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seorang siswa
dikatakan mengalami kesulitan belajar apabila menunjukkan ciri-ciri sebagai
berikut: nilai akademiknya rendah, di bawah nilai rata-rata. Menurunnya
prestasi belajar. Membutuhkan waktu yang lama dalam mengerjakan tugas
dibandingkan dengan teman-temannya. Selalu terlambat mengumpulkan tugas
dan menunjukkan perilaku atau sikap tidak wajar (suka bolos, tidak
mengerjakan tugas, suka menyendiri, mudah tersinggung, dan sebagainya).
Pengaruh kesulitan belajar dapat mengakibatkan siswa mengalami
dampak yang buruk, misalnya dalam bidang akademik (under achieve), prestasi
dibawah kemampuan diri yang sebenarnya (turunnya prestasi belajar, kurang
teliti, banyak melakukan kesalahan dalam tugas, dan kesukaran dalam
berkonsentrasi). Kesulitan belajar bidang sosial, akan mengakibatkan kesulitan
bergaul. Hal ini disebabkan karena siswa berpikiran sempit, tidak objektif, sulit
memberi dan menerima pendapat orang lain, buruk sangka, apatis, menarik diri,
kurang terlibat kegiatan-kegiatan sosial (Pieter, dkk, 2011). Dampak lain yang
disebabkan karena kesulitan belajar yaitu sikap siswa yang mengabaikan
tanggung jawab, ingin mencari kebebasan dan mencari dukungan sosial
kelompoknya, sikap agresif, mudah menyerah, dan sebagainya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar dapat
membawa dampak yang buruk bagi siswa misalnya dalam bidang akademik
(turunnya prestasi belajar, kurang teliti, banyak melakukan kesalahan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
tugas, dan kesukaran dalam berkonsentrasi), dan dalam bidang sosial akan
mengakibatkan kesulitan bergaul. Kesulitan belajar siswa karena disebabkan
oleh faktor-faktor tertentu.
Menurut Ahmadi, & Supriyono, (dalam Irham, & Wiyani, 2014)
menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar kedalam dua
kelompok yaitu: Faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu:
faktor kesulitan belajar yang disebabkan oleh siswa itu sendiri, sedangkan
faktor eksternal adalah: faktor kesulitan belajar yang berasal dari luar diri
siswa/ faktor yang disebabkan oleh faktor lingkungan sekitarnya. Faktor
internal meliputi: pertama, faktor fisiologis, siswa mengalami kesulitan belajar
karena dipengaruhi oleh kondisi kesehatan (seperti sedang sakit, dan lelah).
Kedua, faktor psikologis, siswa mengalami kesulitan belajar karena dipengaruhi
oleh tingkat intelegensi yang rendah, kurangnya bakat dan minat, motivasi
rendah. Di bawah ini merupakan beberapa hasil penelitian lapangan yang
menunjukkan kesulitan belajar siswa yang disebabkan oleh faktor internal.
Hasil penelitian Haryatni pada siswa di sekolah SMP Negeri 5 Kota
Jambi pada tahun (2017) menyebutkan terdapat 61,16% siswa kesulitan belajar
karena faktor psikologis (intelegensi, perhatian, kesiapan dan semangat dalam
belajar), terdapat 55,73% siswa kesulitan belajar karena faktor emosi dan
kebiasaan yang salah (malas belajar, kurang berminat, sering bolos dan
aktivitas yang kurang menunjang), terdapat 20,31% siswa kesulitan karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
faktor jasmani atau cacat tubuh (memiliki penyakit dan kelemahan panca
indera). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ristiyani dan Bahriah di SMAN X
Kota Tangerang Selatan (2019). Hasil penelitiannya menyebutkan, secara
keseluruhan skor rata-rata 70,15% siswa kesulitan belajar karena disebabkan
oleh faktor internal. Terdapat 74,5 % siswa kesulitan belajar karena disebabkan
oleh faktor fisiologis (jasmani/panca indera), dan terdapat 69,78% siswa
kesulitan belajar karena disebabkan oleh faktor psikologis.
Selain faktor internal, faktor lain yang dapat mempengaruhi kesulitan
belajar siswa yaitu faktor eksternal. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
kesulitan belajar siswa meliputi: faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan
sekolah dan faktor lingkungan masyarakat Ahmadi, & Supriyono, (dalam
Irham, & Wiyani, 2014). Pertama faktor keluarga, seperti pola asuh orang tua,
cara mendidik anak, suasana keluarga, relasi antara orang tua dengan anak, dan
kondisi ekonomi keluarga. Kedua faktor sekolah seperti metode pengajaran
yang kurang sesuai atau kurang cocok dengan keinginan siswa, kurikulum
misalnya tuntutan/standar nilai yang tinggi di atas kemampuan siswa, fasilitas
seperti kurangnya buku-buku pendukung belajar di perpustakaan, relasi antar
guru dengan siswa seperti guru suka marah, tidak pernah senyum, pelit dalam
memberikan nilai dan sebagainya.
Hasil penelitian yang menunjukkan kesulitan belajar siswa karena
dipengaruhi oleh faktor eksternal. Hasil penelitian yang dilakukan Haryatni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
pada siswa di sekolah SMP Negeri 5 Kota Jambi tahun (2017). Menunjukkan
terdapat 53,88% siswa kesulitan belajar karena dipengaruhi oleh faktor
lingkungan sekolah (guru sekolah, kurikulum, dan kondisi sekolah atau sarana
prasarana). Terdapat 40,43% siswa kesulitan karena dipengaruhi oleh faktor
lingkungan sosial (teman bergaul, media massa dan aktivitas/kesibukan dalam
masyarakat). Terdapat 39,52% siswa kesulitan kesulitan karena dipengaruhi
oleh faktor lingkungan keluarga (perhatian orang tua, keadaan ekonomi dan
suasana rumah).
Hasil penelitian yang di lakukan oleh Ristiyani dan Bahriah, (2019) di
SMAN X Kota Tangerang Selatan hasil penelitiannya yang disertai data
menunjukkan bahwa kesulitan belajar siswa secara keseluruhan disebabkan oleh
faktor eksternal dengan skor rata-rata sebesar 70,15%. Data-data tersebut
meliputi terdapat 68% siswa kesulitan belajar karena dipengaruhi oleh faktor
sosial, teradapat 58,75% siswa kesulitan belajar karena dipengaruhi oleh faktor
sarana dan prasarana, dan terdapat 77% siswa kesulitan belajar karena
dipengaruhi oleh faktor sekolah (metode belajar).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Santoso, (2016) di SMA Kabupaten
Kulon Progo. Hasil penelitiannya, Santoso mendapatkan bahwa siswa SMA
mengalami kesulitan belajar pada pelajaran bahasa Inggris terutama masalah
listening skills. Faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar tersebut adalah
faktor internal (55%), penggunaan media untuk mengajar (44%), sisanya
dipengaruhi oleh faktor profesional guru dan faktor lingkungan sosial. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
penelitian yang dilakukan oleh Herayamawati (2010) didapatkan beberapa
faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar bahasa Inggris pada siswa yaitu
faktor pertama, tidak adanya minat untuk belajar bahasa Inggris, faktor kedua,
kurangnya pengetahuan dasar tentang bahasa Inggris, faktor ketiga, lingkungan
kurang mendukung siswa untuk belajar bahasa Inggris, faktor keempat, siswa
kurang mendapatkan kesempatan belajar bahasa Inggris.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar
siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu: fakktor internal dan faktor eksternal.
Faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar siswa
meliputi: kesehatan, inteligensi, bakat, minat dan motivasi. Sedang faktor-
faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar siswa meliputi:
faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, faktor lingkungan
masyarakat.
Berdasarkan uraian dan permasalahan-permasalahan tersebut peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut, dengan judul “Tingkat
Kesulitan Bahasa Inggris pada Siswa Kelas XI SMA XAVERIUS I JAMBI
Tahun Ajaran 2019/2020” yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kesulitan
belajar bahasa Inggris pada siswa, apakah memiliki tingkat kesulitan belajar
yang sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di identifikasikan masalah-masalah
sebagai berikut:
1. Siswa kurang memiliki minat dan motivasi untuk belajar bahasa Inggris.
2. Siswa bersikap malas-malasan, cuek, tidak memperhatikan guru saat
pelajaran bahasa Inggris berlangsung.
3. Siswa tidak bersemangat belajar bahasa Inggris pada saat metode dan
materinya kurang cocok/kurang sesuai dengan keinginan siswa.
4. Siswa dirumah lebih sering berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
Mandarin dan bahasa Indonesia, sedangkan untuk belajar bahasa Inggris
ketika jam pelajaran di sekolah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tampak jelas bahwa permasalahan yang
berkaitan dengan penelitian sangat luas. Peneliti hanya membatasi point yang
akan diteliti, difokuskan pada masalah seberapa tinggi tingkat kesulitan belajar
bahasa Inggris pada siswa atau remaja kelas XI SMA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
D. Rumusan Masalah
1. Seberapa tinggi tingkat kesulitan belajar bahasa Inggris pada siswa kelas
XI SMA XAVERIUS I Jambi tahun ajaran 2019/2020?
2. Butir mana saja dalam pengukuran kuesioner tingkat kesulitan belajar
bahasa Inggris yang memiliki skor tergolong tinggi dan dijadikan dasar
penyusunan program bimbingan pada siswa kelas XI SMA XAVERIUS I
Jambi tahun ajaran 2019/2020?
3. Apa saja topik bimbingan yang dapat membantu belajar bahasa Inggris
pada siswa kelas XI SMA XAVERIUS I JAMBI tahun ajaran 2019/2020
berdasarkan butir-butir kuesioner tingkat kesulitan belajar bahasa Inggris
yang masih tinggi?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan tingkat kesulitan belajar bahasa Inggris pada siswa kelas
XI SMA XAVERIUS I Jambi tahun ajaran 2019/2020.
2. Menentukan topik bimbingan yang sesuai untuk membantu belajar bahasa
Inggris pada siswa berdasarkan skor item kesulitan belajar bahasa Inggris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian tersebut di atas adalah:
1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan
menambah pengetahuan mengenai tingkat kesulitan belajar bahasa Inggris
pada siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling (BK)
Hasil penelitian ini memberikan informasi pada guru Bimbingan dan
Konseling akan pentingnya belajar bahasa Inggris bagi siswa.
b. Bagi Siswa
Dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai tingkat
kesulitan belajar bahasa Inggris pada siswa agar siswa dapat
meningkatkan belajar bahasa Inggris.
c. Bagi Sekolah
Dari hasil penelitian ini dapat menjadi tolak ukur yang dapat
digunakan sebagai bahan referensi dalam mengembangkan penelitian
mengenai tingkat kesulitan belajar bahasa Inggris pada siswa.
d. Bagi peneliti
Dari hasil penelitian ini semakin memperluas pemahaman peneliti
mengenai tingkat kesulitan belajar bahasa Inggris siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
G. Batasan Istilah
Untuk tidak menimbulkan adanya perbedaan pemikiran akan dijelaskan
beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Beberapa batasan istilah
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kesulitan belajar Kesulitan belajar merupakan: keadaan yang
menyebabkan siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, kesulitan
belajar juga merupakan suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi
yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapan.
2. Remaja
Remaja adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan dari masa
anak-anak menuju dewasa (12-18 tahun) yang ditandai dengan kontrol
emosi yang belum stabil, pencarian jati diri dan mencangkup pubertas yang
ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat baik dari aspek fisik,
psikis, dan intelektual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini dipaparkan hakekat kesulitan belajar bahasa Inggris, hakekat
masa remaja, kajian penelitian yang relevan dan kerangka pikir.
A. Hakekat Kesulitan Belajar Bahasa Inggris
1. Pengertian Kesulitan Belajar
Menurut Hammill, (1981) kesulitan belajar merupakan beragam
bentuk kesulitan yang nyata dalam aktivitas mendengarkan, bercakap-
cakap, membaca, menulis, menalar, dan/atau dalam berhitung. Kesulitan
belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih proses psikologis
dasar yang mencakup dalam pengunaan bahasa ujaran atau tulisan
(Parnawi, 2019). Kesulitan belajar menurut Blassic, dan Jones, (dalam
Warkitri dkk, 2010) adalah adanya jarak antara prestasi akademik yang
diharapkan dengan prestasi belajar yang diperoleh.
Menurut Jamaris, (dalam Husamah, dkk, 2018) mengatakan,
kesulitan belajar merupakan suatu kelainan yang membuat individu
bersangkutan sulit melakukan kegiatan belajar secara efektif. Kesulitan
belajar adalah suatu ketidakmampuan siswa didalam mengikuti proses
pembelajaran yang semestinya Dalyono, (dalam Subini, dkk, 2012).
Sementara kesulitan belajar menurut Ahmadi, (1990) adalah suatu kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria
standar yang telah ditetapkan.
Kesulitan belajar bahasa Inggris merupakan salah satu kesulitan
bahasa asing yang dipelajari hampir diseluruh sekolah di Indonesia, dan
masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam proses belajar
bahasa tersebut yaitu bahasa Inggris. Kesulitan atau hambatan yang
dihadapi siswa dalam belajar bahasa Inggris dapat berupa kurangnya
konsep pemahaman reading, strukture, dan listening, merasa bahwa
bahasa Inggris tidak menarik sehingga siswa tidak memperhatikan
pelajaran dengan baik, siswa beranggapan bahwa belajar bahasa Inggris
sangat sulit, siswa tidak memiliki motivasi untuk belajar bahasa Inggris,
penggunaan media pengajaran yang kurang variatif.
Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana siswa mengalami
ketidakmampuan dalam belajar atau siswa tidak dapat belajar
sebagaimana mestinya, sehingga siswa tidak dapat mencapai hasil
prestasi belajar dengan baik dan prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan
kriteria standar yang telah ditetapkan, terutama kesulitan belajar siswa
dalam bahasa Inggris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2. Kriteria Kesulitan Belajar Bahasa Inggris
Bahasa Inggris merupakan: bahasa internasional dan sekaligus
menjadi bagian dari mata pelajaran di sekolah-sekolah baik mulai dari
Sekolah Dasar sampai di perguruan tinggi. Menurut Mayya. S. Rao. AK.
Ramnarayan K. (2004), beberapa kriteria kesulitan belajar bahasa Inggris
meliputi:
a. Kebingungan atau ketidakjelasan tentang kedalaman pengetahuan
yang diperlukan dalam berbagai mata pelajaran (Ambiguite about
depth of knowledge in various subjec). Pada kriteria ini siswa
mengalami kebingungan, mengenai ukuran seseorang bisa dikatakan
menguasai bahasa Inggris, contohnya:
1) Siswa bingung seberapa banyak kosa-kata yang harus dikuasai
agar dapat berbicara bahasa Inggris dengan lancar.
2) Siswa tidak tahu seberapa dalam harus menguasai bacaan dalam
bahasa Inggris.
3) Siswa tidak paham seberapa banyak harus merangkai kalimat
untuk bisa membuat sebuah karangan bahasa Inggris.
b. Perasaan yang berlebihan oleh silabus yang luas (Over loaded feeling
by the vast syllabus). Pada kriteria ini, siswa merasa seperti, stres
atau pusing yang berlebihan bila berhadapan dengan bahasa Inggris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
sehingga ketika ada tugas bahasa Inggris siswa merasa pusing, stres
dan terbebani, contoh:
1) Siswa merasa pusing harus menghafalkan terlalu banyak kosa
kata bahasa Inggris.
2) Siswa merasa bingung karena terlalu banyak menerjemahkan
tugas bahasa Inggris.
3) Siswa tertekan karena terlalu banyak tugas bahasa Inggris yang
harus dikerjakan.
4) Siswa merasa terbebani harus menyelesaikan tugas bahasa
Inggris.
c. Tidak cukup waktu untuk menjawab semua pertanyaan dalam ujian
(Falling short of time to answer all the question in the examination).
Pada kriteria ini mengungkapkan kesulitan belajar siswa yang tampak
jelas kekurangan waktu saat mengerjakan ujian bahasa Inggris atau
siswa tidak dapat mengerjakan tugas ujian tepat waktu, contoh:
1) Siswa kekurangan waktu untuk menuliskan karangan bahasa
Inggris saat ujian.
2) Siswa tidak cukup waktu untuk menterjemahkan bahasa Inggris.
3) Saat ujian siswa butuh waktu tambahan sedikit dalam menyusun
kosa kata percakapan bahasa Inggris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
d. Topik yang tidak relevan (Irrelevan topics). Pada kriteria ini siswa
belum faham manfaat belajar bahasa Inggris bagi dirinya untuk masa
depan, contoh:
1) Siswa berpikir belajar bahasa Inggris tidak penting untuk masa
depannya.
2) Siswa merasa belajar bahasa Inggris tidak ada manfaatnya bagi
hidupnya.
3) Mempelajari bahasa Inggris menurut siswa tidak ada faedahnya
untuk studi siswa.
4) Siswa merasa tidak ada gunanya mempelajari bahasa Inggris
untuk pekerjaannya.
e. Metode pengajaran yang buruk (Poor teaching). Dalam kriteria ini
siswa mengalami kesulitan belajar bahasa Inggris karena siswa tidak
dapat menangkap metode pengajaran guru, contoh:
1) Siswa bingung dengan pengajaran guru bahasa Inggris.
2) Siswa tidak memahami metode guru bahasa Inggris mengajar.
3) Siswa merasa tidak mendapatkan apa-apa dari pengajaran guru
bahasa Inggris.
f. Belajar yang tidak terdengar (Inaudible lectures). Pada kriteria ini
siswa mengalami kesulitan belajar bahasa Inggris disebabkan oleh
pengajaran guru yang suaranya tidak terdengar oleh siswa,
contohnya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
1) Pengajaran guru bahasa Inggris tidak bisa siswa dengar dengan
jelas.
2) Siswa tidak bisa menangkap pengajaran guru bahasa Inggris
karena volume suaranya kecil.
3) Siswa tidak bisa menyimak pelajaran bahasa Inggris yang
diterangkan guru dengan suara sayup-sayup.
g. Kesulitan berbicara dan berekspresi dalam bahasa Inggris (Dificulity
speaking and ekspressing in English). Pada kriteria ini siswa
kesulitan berbicara dan mengekspresikan dalam bahasa Inggris,
contoh:
1) Saya tidak bisa mengekspresikan percakapan bahasa Inggris.
2) Saya kesulitan mengekspresikan pengucapan bahasa Inggris
ketika membaca teks.
3) Saya kesulitan berekspresi ketika berbicara bahasa Inggris.
h. Kesulitan mengikuti beragam pengucapan dan eksen dalam bahasa
Inggris (Dificulty in following the varying pronunciation and accent
of English). Pada kriteria ini siswa kesulitan mengikuti beragam
pengucapan dan eksen dalam bahasa Inggris, contoh:
1) Siswa merasa sulit mempraktekkan pengucapan bahasa Inggris
waktu ujian.
2) Siswa kesulitan mengikuti pengucapan bahasa Inggris aslinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3) Siswa tidak bisa menirukan pengucapan bahasa Inggris yang
diucapkan guru.
i. Ketidakmampuan berkonsentrasi selama belajar bahasa Inggris
(Inability to concetrate during lecture). Pada kriteria ini siswa
kesulitan belajar karena disebabkan oleh ketidakmampuan
berkonsentrasi selama belajar bahasa Inggris, contoh:
1) Siswa sulit memusatkan perhatian saat mengerjakan tugas bahasa
Inggris.
2) Siswa sulit berkonsentrasi saat menghafal kosa kata bahasa
Inggris.
3) Siswa tidak bisa fokus belajar bahasa Inggris di kelas.
3. Ciri-Ciri Siswa Kesulitan Belajar
Menurut Ahmadi, & Supriyono (dalam Irham, & Wiyani, 2014)
mengatakan seorang siswa yang mengalami kesulitan belajar akan
menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Hasil belajar rendah atau dibawah rata-rata.
b. Hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan.
c. Lambat dalam melakukan tugas belajar dan sering tertinggal dalam
mengumpulkan tugas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
d. Siswa menunjukkan sikap yang kurang wajar selama proses
pembelajaran (membolos, sering tidak masuk pada pelajaran
tertentu).
e. Menunjukkan perilaku yang berkelainan (suka membolos, tidak
mengerjakan tugas, tidak mau kerja kelompok, menyendiri).
f. Emosi (mudah tersinggung, mudah marah, rendah diri).
Sedangkan Burton (dalam Husamah, 2018) mengidentifikasi
kesulitan belajar siswa kedalam 4 (empat) kelompok, yaitu:
a. Siswa gagal mencapai tingkat penguasaan (level of matery) siswa
memiliki nilai amat rendah, lower group.
b. Siswa gagal mencapai tingkat prestasi tertentu yang relevan dengan
tingkat kemampuan atau potensi dirinya/intelegensi dan bakat (under
achiever).
c. Siswa gagal mewujudkan perubahan perilaku sebagaimana yang
dituntut dalam proses belajar (slow learner).
d. Siswa gagal mencapai tingkat penguasaan tertentu dikarenakan tidak
menguasai materi prasyarat.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
ciri-ciri siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat dilihat dari nilai
belajarnya rendah atau dibawah nilai rata-rata, hasil yang diperoleh tidak
sesuai dengan usaha yang dilakukan, lamban dalam mengerjakan tugas
sekolah, dan selalu terlambat dalam mengumpulkan tugas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
4. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Bahasa Inggris
Lemahnya belajar bahasa Inggris pada siswa bervariasi atau
berbeda-beda. Beberapa faktor yang menyebabkan siswa lemah dalam
penguasaan bahasa Inggris, diantaranya adalah terbatasnya buku/ teks
bahasa Inggris, pengajar yang kurang berkualitas, kurikulum yang tidak
standar (Souvannasy et all, 2008b). Selain itu, latar belakang ekonomi
yang miskin juga menjadi salah satu faktor penyebab yang membuat
siswa sulit belajar bahasa Inggris (Khattak et al., 2011).
Faktor lain lagi menyebutkan bahwa yang menyebabkan seorang
siswa kesulitan belajar bahasa Inggris adalah karena siswa tersebut lebih
senang menggunakan bahasa ibu daripada bahasa Inggris, dalam
berkomunikasi di kelas maupun di luar kelas dan kurangnya motivasi
siswa itu sendiri (Loae, 2011). Menurut Normazidah, dkk (2012), faktor
penyebab siswa memiliki kelemahan dalam belajar bahasa Inggris adalah
sebagai berikut:
a. Bahasa Inggris dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit.
b. Pembelajaran siswa tergantung pada pengajar bahasa Inggris sebagai
pihak yang berwenang.
c. Kurangnya dukungan siswa dalam menggunakan bahasa Inggris di
lingkungan rumah atau masyarakat.
d. Terbatasnya atau kurangnya kesempatan siswa menggunakan bahasa
Inggris di luar kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
e. Terbatasnya penguasaan kosa kata dan penyediaan sumber bacaan.
f. Kurangnya dan minimnya keinginan dan motivasi untuk mempelajari
bahasa Inggris karena tidak memperhatikan kebutuhan langsung
penggunaan bahasa Inggris.
g. Kurangnya motivasi dan pembelajaran atau perilaku yang negatif
terhadap bahasa asing tersebut (bahasa Inggris).
Menurut Ahmadi, & Supriyono (dalam Irham, & Wiyani, 2014)
menjelaskan faktor-faktor kesulitan belajar dapat di golongkan menjadi
(2) dua yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
merupakan: faktor kesulitan yang berasal dari dalam siswa itu sendiri.
Faktor internal yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar yaitu:
a. Faktor fisiologi yaitu: faktor yang kesulitan belajar yang disebabkan
oleh kondisi tubuh, seperti kondisi siswa yang sedang sakit, kurang
sehat dan kelelahan dan sebagainya.
b. Psikologis meliputi intelegensi/kecerdasan, bakat, minat dan
motivasi. Faktor yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar pada
siswa seperti tingkat intelegensi umumnya rendah, bakat terhadap
mata pelajaran rendah, motivasi yang rendah, kurangnya minat
belajar dan kondisi kesehatan mental yang lemah.
c. Tingkat inteligensi atau kecerdasan yang rendah biasanya mengalami
banyak hambatan atau kesulitan dalam mengerjakan tugas atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan akademik dan lamban
dalam memahami, menangkap informasi sehingga lamban pula
dalam memutuskan sesuatu. Intelegensi yang rendah menyebabkan
siswa mengalami hambatan dan kesulitan belajar.
1) Bakat yang rendah, bagi seseorang yang memiliki bakat tidak
mengalami kesulitan pada saat mempelajari sesuatu hal yang
baru apalagi tugas tersebut sesuai dengan bakatnya. Namun
sebaliknya jika seseorang yang kurang atau tidak memiliki bakat
pada bidang tersebut dan diharuskan mempelajari dan
mengerjakannya maka yang terjadi seseorang tersebut cepat
merasa bosan, malas, dan tidak mau belajar, atau bahkan
membuat gaduh dikelas. Rendahnya bakat dapat menyebabkan
seseorang mengalami hambatan dalam belajar.
2) Motivasi adalah faktor yang menggerakkan seseorang untuk
mencapai keberhasilan atau kesuksesan sehingga siswa lebih
bersemangat untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Sebaliknya
jika seseorang yang kurang memiliki motivasi dalam belajar dan
ketika seeorang mengalami kesulitan atau tantangan dalam
belajar maka orang tersebut mudah mengeluh dan mudah
menyerah saat mengalami kesulitan dalam bidang yang dihadapi.
3) Minat merupakan ketertarikan seseorang untuk mengikuti
pembelajaran dengan tekun dan memperhatikan sungguh-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sungguh ketika sedang belajar. Seseorang yang tidak memiliki
minat dalam belajar, biasanya tidak tertarik mempelajari hal-hal
yang tidak disukai (tidak memperhatikan, malas mengerjakan
tugas dan sebagainya). Tindakanya tersebut dapat menyebabkan
dirinya mengalami kesulitan pada saat mengikuti ulangan
dikarenakan tidak memperhatikan guru saat menerangkan.
Faktor Eksternal. Faktor eksternal merupakan: faktor kesulitan
belajar siswa karena dipengaruhi oleh situasi atau kondisi diluar diri
siswa. Faktor-faktor eksternal meliputi tiga hal antara lain:
a. Faktor keluarga. Keluarga adalah guru pertama dan orang yang dekat
dengan anak-anak. Keluarga menjadi penentu dari kesuksesan atau
kegagalan dari masa depan anak-anaknya. Faktor yang bisa menjadi
penyebab kesulitan belajar siswa antara lain:
1) Cara mendidik anak, orang tua bersikap acuh tak acuh, tidak
memperhatikan belajar anak-anaknya dengan alasan terlalu
sibuk. Tindakan orang tua yang kurang memperhatikan anak-
anak dapat menyebabkan anak tersebut menjadi malas
mengerjakan tugas dari guru (pekerjaan rumah), dan malas
belajar, bila hal ini terjadi terus menerus maka anak mengalami
kesulitan belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2) Relasi kurang harmonis antar orang tua dengan anak, misalnya
orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaan dan bahkan jarang
pulang, bersikap tidak adil dan kurang memberikan perhatian
kepada anak. Hubungan yang demikian ini dapat menyebabkan
anak mengalami kesulitan belajar, (anak tidak punya teman
untuk curhat, bertanya atau berdiskusi tentang pelajaran yang
belum dipahami sehingga anakpun bersikap masa bodoh dengan
tugas belajarnya).
3) Suasana rumah tangga. Suasana keluarga yang sangat ramai atau
gaduh, selalu tegang, dan selalu cekcok diantara anggota
keluarga tidak memungkinkan anak untuk bisa belajar dengan
nyaman. Suasana tersebut dapat membuat konsentrasi belajar
anak terganggu dan tidak bisa belajar dengan baik sehingga hal
ini dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar.
4) Faktor ekonomi. Faktor ekonomi rendah (miskin) dapat
menimbulkan masalah kesulitan belajar bagi anak, misalnya
tidak memiliki fasilitas belajar serta tempat untuk belajar dengan
baik dan sebagainya. Situasi tersebut dapat menimbulkan
kurangnya motivasi belajar siswa sehingga dapat mempengaruhi
prestasi belajarnya menurun. Sedangkan keadaan ekonomi yang
berlebihan, jika orang tua atau anak tidak bijaksana
mengunakannya dapat menjadikan anak malas belajar karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
terlalu banyak bermain game, gadged dan sebagainya sehingga
siswa lupa waktu untuk belajar.
b. Faktor sekolah yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar siswa
antara lain: guru, metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi antar siswa, standar pelajaran, kebijakan penilaian,
keadaan gedung dan sebagainya.
1) Guru tidak berkualitas, seorang guru yang kurang menguasai
materi dan kurang persiapan sebelum mengajar, dapat
berpengaruh pada cara menerangkan, kurang jelas dan kurang
dimengerti oleh siswa. Tindakan guru tersebut dapat
menghambat proses pembelajaran dan mengakibatkan siswa
tidak dapat memperoleh hasil yang maksimal.
2) Relasi guru dengan siswa yang dapat mempengaruhi kesulitan
belajar misalnya, sikap guru yang kasar, mudah marah, suka
mencela, tidak pandai menerangkan, dan sebagainya dapat
menghambat belajar siswa. Sikap dari guru yang demikian dapat
membuat siswa menjadi takut, tidak menyukai pelajarannya dan
siswa menjadi malas belajar, sehingga menyebabkan siswa saat
ujian megalami kesulitan.
3) Tuntutan standar nilai di atas kemampuan siswa. Bila seorang
guru memberlakukan hal ini dengan tidak mengukur kemampuan
siswa terlebih dahulu maka bisa mengakibatkan hanya sebagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
siswa yang dapat berhasil. Sementara sebagian tidak mencapai
prestasi yang ditentukan karena disebabkan siswa mengalami
kesulitan.
4) Metode mengajar guru, penggunaan metode pengajaran yang
kurang menarik dan kurang kreatif dapat mempengaruhi
kesulitan belajar siswa seperti pengajaran guru yang kurang
jelas, guru kurang menguasai materi.
5) Faktor sarana dan prasarana/fasilitas sekolah yang dapat menjadi
penyebab kesulitan belajar siswa meliputi (1) Kurang
lengkapnya fasilitas untuk pembelajaran di sekolah, seperti tidak
memiliki perpustakaan yang memadai, tidak memiliki ruangan
laboratorium, tidak memiliki LCD dan sebagainya. (2) Kondisi
gedung, tempat proses pembelajaran memenuhi syarat kesehatan,
seperti: ruang harus berjendela, dinding harus bersih, keadaan
gedung jauh dari keramaian. Seharusnya kurikulum harus
disusun berdasarkan kemampuan siswa secara umum, kurikulum
yang kurang baik dapat mempengaruhi kesulitan belajar siswa,
misalnya bobot materi pelajaran terlalu tinggi, dan pembagian
kelas yang tidak seimbang.
c. Faktor lingkungan masyarakat, yang dapat menyebabkan siswa
kesulitan belajar diantaranya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
1) Mass media meliputi: bioskop, bioskop, televisi, majalah dan
buku komik, media ini dapat menghambat belajar siswa apabila
banyak waktu siswa yang dipergunakan untuk hal ini, sehingga
siswa lupa tugas belajarnya.
2) Lingkungan sosial meliputi: (1) Teman bergaul, teman bergaul
sangat besar pengaruhnya dan cepat masuk dalam diri siswa. Jika
siswa bergaul dengan anak yang tidak sekolah, maka siswa juga
malas belajar, karena kebiasaan siswa pelajar berbeda dengan
anak yang tidak sekolah. (2) Lingkungan tetangga, yang dapat
mempengaruhi kesulitan belajar siswa apabila di lingkungan
siswa tinggal terdiri dari orang-orang yang tidak sekolah,
menganggur dan lain-lain. (3) Siswa ikut aktivitas dalam
organisasi terlalu banyak sehingga mengganggu tugas
belajarnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar
siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-faktor
internal yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar siswa seperti: kondisi
kesehatan, inteligensi, bakat, motivasi, dan minat. Sedangkan faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar siswa meliputi:
faktor lingkungan keluarga (pola asuh orang tua: cara mendidik anak,
relasi orang tua dengan anak, suasana rumah tangga, ekonomi keluarga:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
ekonomi kurang atau ekonomi berlebihan). Lingkungan sekolah meliputi:
guru, (guru kurang berkualitas, relasi guru dengan siswa, dan metode
mengajar guru, fasilitas kurang lengkap, kondisi gedung dan kurikulum).
Faktor lingkungan masyarakat meliputi: mass media, lingkungan sosial
(teman bergaul dan aktivitas masyarakat).
B. Hakekat Masa Remaja
1. Pengertian Remaja
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2003) masa remaja
(adolescence) adalah masa peralihan dari masa anak- anak menuju masa
dewasa. Masa remaja tersebut dibagi dua, yaitu remaja awal (11-15
tahun) dan masa remaja akhir (sekitar 15-20 tahun). Pengertian masa
remaja merupakan masa peralihan yang ditandai dengan kontrol emosi
yang belum stabil dan pencarian jati diri. Masa remaja awal biasanya
mencangkup pubertas dan remaja akhir menunjukkan minat terhadap
keputusan tentang masa depan, memilih teman, apakah harus kuliah atau
kerja dan seterusnya.
Piaget (dalam Gerald, 2010) menyatakan bahwa masa remaja
merupakan
masa di mana individu berinteraksi dengan masyarakat dewasa, tidak
merasakan di bawah tingkat orang yang lebih tua, melainkan berada pada
tingkat yang kurang lebih setara, berhubungan dengan masa puber,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
perubahan intelektual yang khas dari pola berpikir dan mencapai interaksi
dalam hubungan dewasa. Desmita (2005) menyatakan bahwa masa
remaja merupakan masa yang sedang mengalami proses peralihan dari
masa anak-anak mencapai kedewasaan, serta memiliki tugas-tugas
perkembangan yang mengarah pada persiapan memenuhi tuntutan dan
harapan peran sebagai orang dewasa.
Dari teori di atas dapat disimpulkan, bahwa remaja adalah
individu yang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju
dewasa yang ditandai dengan adanya perkembangan yang sangat pesat
baik dari aspek fisik, psikis, maupun sosial. Seseorang yang menginjak
masa remaja biasanya ditandai dengan perubahan pada dirinya seperti:
perubahan fisik, biologis, kognitif, suara, perilaku, mulai menyukai lawan
jenis dan sebagainya.
2. Ciri-ciri Remaja
Remaja merupakan peralihan dari masa anak-anak ke masa
dewasa yang ditandai dengan masa pubertas. Beberapa perubahan yang
terjadi selama masa remaja:
a. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja
awal yang dikenal sebagai masa strom & stress. Peningkatan
emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon
pada remaja. Masa remaja diharapkan lebih mandiri dan bertanggung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
jawab dan tidak lagi bertingkah seperti anak-anak. Peningkatan
emosional yang positif sangat mendukung perkembangan remaja dari
berbagai aspek, namun sebaliknya jika remaja lebih dominan
dipengaruhi oleh emosional yang negatif maka dapat menghambat
proses perkembangannya sehingga tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
b. Perubahan fisik disertai kematangan seksual. Perubahan yang dialami
membuat remaja merasa tidak yakin pada kemampuan diri mereka
sendiri. Perubahan yang pesat bagi remaja awal terkadang menjadikan
remaja bingung, cemas, khawatir, misalnya perubahan pada fisik
seperti tinggi badan, berat badan, bentuk tubuh, hal ini mempengaruhi
konsep diri remaja.
c. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan berhubungan
dengan orang lain misalnya: tanggung jawab yang lebih besar
membuat remaja diharapkan dapat mengarahkan ketertarikan mereka
pada hal-hal yang lebih penting atau bermanfaat bagi dirinya.
d. Perubahan nilai-nilai yang dianggap penting pada masa anak-anak
menjadi kurang penting karena telah mendekati dewasa.
e. Kebanyakan remaja bersifat ambivalen dalam menghadapi perubahan
yang terjadi. Biasanya remaja menginginkan kebebasan tetapi mereka
juga takut dan ragu terhadap kemampuan dirinya untuk memikul
tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
3. Tugas Perkembangan Remaja.
Tugas perkembangan remaja yang berkaitan dengan kesulitan
belajar menurut Havighurst, (dalam Sarwono, 1997) meliputi:
a. Menerima anggota fisik dan memanfaatkan tubuhnya secara efektif.
b. Menerima hubungan yang matang dengan teman sebaya dari jenis
kelamin manapun.
c. Menerima peran jenis kelamin masing-masing.
d. Berusaha melepaskan diri dari ketergantungan emosi terhadap
ketergantungan orangtua atau orang dewasa dan orang lain.
e. Mempersiapkan karier ekonomi dan masa depan.
f. Merencanakan tingkah laku sosial yang bertanggung jawab.
g. Mencapai nilai etika sebagai pedoman tingkah lakunya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tugas-tugas
perkembangan remaja merupakan suatu proses perubahan yang di alami
baik melalui sikap dan perilaku remaja dalam menyikapi lingkungan di
sekitarnya. Proses perubahan yang dialami oleh remaja terjadi pada
perubahan fisik, psikologis maupun sosial yang menuntut siswa atau
remaja untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan tantangan
hidup yang ada dihadapannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
4. Ciri-ciri Remaja Kesulitan Belajar
Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju
masa dewasa (pubertas). Pada periode ini, remaja banyak mengalami
perubahan baik secara fisik, psikologis, ataupun sosial. Menurut Ahmadi,
& Supriyono, (dalam Irham, & Wiyani, 2014) mengatakan seorang siswa
yang mengalami kesulitan belajar akan menunjukkan gejala-gejala
sebagai berikut: (1) hasil belajar yang rendah atau dibawah rata-rata, (2)
hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan, (3) lambat
dalam melakukan tugas belajar dan sering tertinggal mengumpulkan
tugas, (4) siswa menunjukkan sikap yang kurang wajar selama proses
pembelajaran (membolos, sering tidak masuk pada pelajaran tertentu),
(5) menunjukkan perilaku yang berkelainan (suka membolos), (6) tidak
mengerjakan tugas, tidak mau kerja kelompok, menyendiri, (7) emosi
(mudah tersinggung, mudah marah, rendah diri).
C. Kajian Penelitian Yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan pada penelitian ini, antara lain:
1. Hasil penelitian (Haryatni, 2017) bertujuan untuk mengidentifikasi
proporsi faktor-faktor penyebab kesulitan belajar pada siswa SMP
Negeri 5 Kota Jambi. Metode penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif yaitu penelitian yang memberikan gambaran tentang faktor-
faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa. Dari hasil penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
diketahui bahwa terdapat faktor internal yang menyebabkan kesulitan
belajar siswa yakni, terdapat 20,31% siswa kesulitan belajar karena
disebabkan oleh faktor jasmani, terdapat 61,16% siswa kesulitan
belajar karena disebabkan faktor psikologi, teradapat 55,73% siswa
kesulitan belajar karena disebabkan faktor emosi dan kebiasaan yang
salah.
Sedangkan kesulitan belajar yang disebabkan oleh faktor
eksternal meliputi: terdapat 39,52% siswa kesulitan belajar karena
disebabkan faktor lingkungan keluarga, terdapat 53,88% siswa
kesulitan belajar karena disebabkan faktor lingkungan sekolah, dan
terdapat 40,43% siswa kesulitan belajar karena disebabkan faktor
lingkungan sosial.
2. Hasil penelitian (Ristiyani, dan Bahriah, 2014) bertujuan untuk
mengetahui tingkat kesulitan belajar kimia siswa di SMAN X Kota
Tangerang Selatan. Penelitian ini dilakukan pada semester genap pada
tahun pelajaran 2013/2014. Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah metode deskriptif kualitatif. Sampel diambil secara purposive
sampling. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui instrumen
survei yang kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian
menunjukan persentase skor rata-rata sebesar 70,15 yang termasuk ke
dalam kategori sedang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Sedangkan rata-rata untuk tiap indikator yang teridentifikasi
penyebab kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran kimia
diantaranya faktor fisiologis (jasmani/panca indera) sebesar 74,5%
(kategori tinggi), psikologi 69,78% (kategori sedang), aspek sosial
68% (kategori sedang), sarana dan prasarana 58,75% kategori sedang,
metode belajar 77% (kategori tinggi), dan guru sebesar 77,17%
(kategori tinggi).
D. Kerangka Berpikir
Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana kompetensi
atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang
ditetapkan Ahmadi, & Supriyono, (dalam Irham, & Wiyani). Faktor-
faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa dapat disebabkan oleh
dua faktor penting yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa meliputi: pertama
fisiologis, jika kondisi seseorang sedang dalam keadaan sakit, lelah dan
mengantuk. Hal tersebut dapat mengganggu dan menghambat konsentrasi
belajar siswa. Kedua, psikologis yang meliputi: tidak dimilikinya atau
kurangnya bakat, minat dan motivasi dalam diri siswa.
Apabila seorang siswa tidak memiliki bakat dalam dirinya
terhadap bahan yang dipelajari misalnya bahasa Inggris, maka hal ini
akan mempengaruhi kelambanan siswa dalam mengerti atau menangkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
bahan pelajaran tersebut sehingga dapat menimbulkan kebosanan bagi
dirinya. Seorang siswa kurang memiliki minat yang kuat dalam belajar
bahasa Inggris, biasanya siswa menunjukkan sikap atau perilaku seperti
tidak memperhatikan guru saat menerangkan, cuek dan malas-malasan
mengerjakan tugas.
Sikap tersebut jika terjadi terus menerus dapat menyebabkan siswa
mengalami kesulitan, misalnya pada saat ujian tidak dapat mengerjakan
soal-soal ujian tersebut. Seorang siswa kurang memiliki motivasi
terhadap pelajaran tertentu seperti bahasa Inggris, maka siswa kurang siap
atau kurang mempersiapkan diri untuk menerima pelajaran tersebut.
Rendahnya motivasi siswa dalam belajar menyebabkan siswa kurang
bersemangat pula dalam upaya mencapai keberhasilannya.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar siswa
adalah faktor eksternal. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal
dari luar diri siswa, faktor-faktor ini meliputi: Metode pengajaran yang
kurang tepat atau kurang sesuai dengan minat atau kebutuhan siswa dapat
mempengaruh proses pembelajaran di kelas. Begitu pula ketika metode
yang digunakan kurang menarik, biasanya respon siswa seperti tidak
memperhatikan, cuek, malas-malasan dan sebagainya. Penyajian materi
yang kurang sesuai atau kurang cocok dengan kebutuhan siswa dapat
menimbulkan suasana kelas menjadi pasif, kurang kondusif, misalnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
guru bersemangat menerangkan tetapi siswa kurang memperhatikan atau
kurang meresponnya dengan baik.
Faktor-faktor eksternal lain yang dapat mempengaruhi kesulitan
belajar siswa adalah faktor keluarga yang kurang mendukung siswa untuk
belajar bahasa Inggris. Contohnya, orang tua atau wali murid siswa kelas
XI SMA XAVERIUS I JAMBI mayoritas adalah keturunan Tionghoa.
Mata pencaharin atau pekerjaan mereka mayoritas pedagang/berdagang.
Aktivitas dan kesibukan orang tua dikarenakan pekerjaannya menjaga
toko dan berdagang ada kemungkinan kurang memiliki waktu untuk
memperhatikan tugas belajar anak di rumah khususnya adalah pelajaran
bahasa Inggris.
Pada bagian ini dipaparkan mengenai kerangka pikir peneliti.
Kesulitan belajar bahasa Inggris pada siswa atau remaja dapat dilihat pada
gambar berikut 2.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Gambar 2.1
Faktor
Internal
1. Faktor kondisi kesehatan sedang sakit 2. Tidak memiliki bakat. 3. Kurang adanya minat. 4. Kurang memiliki motivasi. 5.Inteligensi yang rendah
Faktor
Eksternal
1.Keluarga a.Kurang memperhatikan belajar anak. 2.Suasana keluarga kurang mendukung. 3.Relasi orang tua dengan anak kurang baik. 4.Ekonomi keluarga kurang mendukung. 2. Faktor sekolah: a. Metode Pengajaran kurang sesuai. b.Relasi guru dengan siswa kurang baik. 3. Faktor Masyarakat tidak mendukung.
.
Faktor
Eksternal
1. Keluarga
a.Memperhatikan siswa saat belajar di rumah b.Suasana keluarga yang baik. c.Relasi yang baik antar orang tua & anak. d.Ekonomi keluarga baik & mendukung 2.Faktor sekolah:
a.Metode pengajaran yang sesuai. b.Relasi yang baik antar guru & siswa 3. Faktor masyarakat yang mendukung bagi siswa.
Faktor
Internal
1. Memiliki kesehatan yang baik 2.Memiliki bakat khusus. 3.Memiliki minat tinggi. 4.Memiliki motivasi. 5.Memiliki Inteligensi yang tinggi
REMAJA
KESULITAN BELAJAR
REMAJA
Tingkat Kesulitan Belajar Rendah ReRendahRendah
Tingkat Kesulitan Belajar Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,
subjek penelitian, definisi variabel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan
data, validitas dan reliabilitas, instrumen dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif
dengan satu variabel yaitu tingkat kesulitan belajar bahasa Inggris pada siswa
kelas XI SMA. Menurut Sugiyono (2014) metode penelitian kuantitatif
merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, yang
dapat digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, random,
pengumpulan data yang menggunakan instrumen penelitian, analisis data yang
bersifat statistik. Untuk memperoleh hasil dapat menggunakan instrumen
penelitian yang diuji melalui pengumpulan data yang berada di lapangan dan
hasil yang diperoleh akan dianalisis menggunakan statistik deskriptif.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di Sekolah SMA XAVERIUS I
yang beralamat di Jalan Marsda Abdurahman Saleh No 19 Jambi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan mulai hari Senin, tanggal 03 Februari 2020
dan selesai hari Sabtu, tanggal 30 Mei 2020.
Pada hari (Rabu & Kamis) tanggal 08-09 April 2020 melakukan wawancara
dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran bahasa Inggris.
Pada hari Selasa, dan Rabu tanggal 14-15 April 2020, peneliti melakukan
pengambilan data di sekolah SMA XAVERIUS I JAMBI.
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA XAVERIUS I Jambi
yang berjumlah 173 siswa. Berikut rincian populasi subjek penelitian yang
disajikan pada tabel 3.1.
Tabel 3.1
Jumlah Subjek Penelitian
No Kelas Jumlah
1 XI A 45 orang 2 XI B 45 orang 3 XI C 42 orang 4 XI D 41 orang
Total 173 orang
D. Definisi Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono, (2012) variabel penelitian merupakan suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
penelitian ini, variabel yang diteliti adalah kesulitan belajar bahasa Inggris.
Menurut Parnawi, (2019) kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana
kompetensi atau prestasi yang dicapai siswa tidak sesuai dengan kriteria standar
yang telah ditetapkan.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan
teknik survei. Skala merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab Sugiyono, (2013). Dalam proses penyusunan kuesioner ini
peneliti dibimbing dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing. Kuesioner ini
bersifat tertutup, berupa pernyataan-pernyataan dengan menggunakan teknik
pilihan yang sudah ada pilihan jawabannya, sehingga respoden tinggal memilih
jawaban yang dikehendaki.
Metode penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah
alat yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian. Menurut (Sugiyono,
2013) skala Liker merupakan alat yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Instrumen pengumpulan data menyediakan empat alternatif jawaban
yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak
Sesuai (STS). Dibawah ini adalah norma skoring kuesioner kesulitan belajar,
tertera pada tabel 3.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 3.2
Norma Scoring Survei Kesulitan Belajar
Alternatif Jawaban Skor
Unfavourable Favourable
Sangat Sesuai (SS) 4 1 Sesuai (S) 3 2
Tidak sesuai (TS) 2 3 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4
Responden diminta untuk menjawab pertanyaan yang terdapat dalam
angket kesulitan belajar mata pelajaran bahasa Inggris atau menjawab setiap
item-item dengan memilih salah satu alternatif jawaban dengan memberi ceklis
tanda (√) pada lembar jawaban kolom item yang telah disediakan.
Penghitungan skoring dilakukan dengan menjumlahkan jawaban respoden pada
masing-masing item. Semakin tinggi jumlah skor yang diperoleh, maka
semakin tinggi pula tingkat kesulitan belajar bahasa Inggris pada siswa,
sebaliknya semakin rendah jumlah skor yang diperoleh, maka semakin rendah
pula tingkat kesulitan belajar bahasa Inggris pada siswa. Dibawah ini adalah
tabel kisi-kisi tingkat kesulitan belajar bahasa Inggris siswa, dapat dilihat pada
tabel berikut: 3.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 3.3
Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Kesulitan Belajar
Bahasa Inggris Pada Siswa SMA XAVERIUS I Jambi
Tahun Ajaran 2019/2020
No
Kriteria
Nomor Item
Juml Item
Favourable Item
Unfavourable 1. Kebingungan tentang kedalaman
pengetahuan yang dibutuhkan dalam berbagai mata pelajaran.
(3) 1, 15, 2
(3) 7, 21, 35
6
2.
Perasaan yang berlebih oleh silabus yang luas.
(4) 41, 53, 8, 22
(4) 47, 2, 16, 30
8
3. Tidak cukup waktu untuk menjawab semua pertanyaan dalam ujian.
(3) 36, 48, 3
(3) 42, 54, 9
6
4.
Topik tidak relevan. (4) 17, 31, 43, 55
(4) 23, 37, 49, 4
8
5.
Metode pengajaran yang buruk. Bingung dengan cara pengajaran dosen, tidak memahami cara dosen Bahasa Inggris menagajar.
(3) 10, 24, 38
(3) 18, 32, 44
6
6. Pengajarannya suara tidak kedengaran dengan jelas, volume suaranya kecil suaranya sayup
(3) 50, 5, 19
(3) 56, 11, 25
6
7.
Kesulitan berbicara dan mengekspresi kan dalam bahasa Inggris.
(3) 33, 45, 57
(3) 39, 51, 6
6
8. Kesulitan mengikuti beragam pengucapan dalam bahasa Inggris.
(3) 12, 26, 40
(3) 20, 34, 46
6
9. Ketidak-mampuan berkonsentrasi , sulit memusatkan perhatian sulit berkonsentrasi, tidak bisa fokus, pikiran kacau/terpecah.
(4) 52, 13, 59, 28
(4) 58, 27,14, 60
8
Jumlah 30 30 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
F. Validitas dan Realibilitas Instrumen
1. Validitas Instrumen
Validitas berasal dari kata validity yang berarti kemampuan
mengukur apa yang seharusnya diukur atau sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya Azwar,
(2007). Instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang
tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberi
hasil yang sesuai dengan maksud dan tujuan dilakukan pengukuran
tersebut. Suatu alat ukur yang valid adalah memiliki varians skor yang
kecil, sehingga angka yang dihasilkan dapat dipercaya sebagai angka
yang “sebenarnya” atau angka yang mendekati keadaan sebenarnya
(Azwar, 2007).
Dalam penelitian ini validitas yang diuji adalah validitas isi.
Validitas isi merupakan validitas yang di estimasi lewat pengujian
terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional dengan cara professional
judgment (Azwar, 2007). Validitas isi digunakan untuk melihat sejauh
mana item-item yang telah dibuat dapat mengukur tingkat kesulitan
belajar bahasa Inggris siswa. Untuk mengetahui apakah tes itu valid atau
tidak peneliti berkonsultasi dengan dosen pembimbing. Selanjutnya
(Arikunto, 2002) menjelaskan bahwa untuk mengukur validitas dari
kuesioner dengan taraf signifikan (α = 5%) digunakan rumus person
product moment sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Rumus 3.1
Rumus Pearson Product Moment
𝑟𝑥𝑦 =𝑁(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
√{𝑁 ∑ 𝑋2 – (∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌2 – (∑ 𝑌)2 }
Keterangan :
𝑟𝑥𝑦 : Koefisien Validitas
𝑁 : Jumlah Subjek
𝑋 : Skor Variabel X
𝑌 : Skor Variabel Y
∑ 𝑋 : Jumlah Skor Variabel X
∑ 𝑌 : Jumlah Skor Variabel Y
∑ 𝑋2 : Jumlah Kuadrat Skor Variabel X
∑ 𝑌2 : Jumlah Kuadrat Skor Variabel Y
Dalam pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan
bantuan aplikasi SPSS for window 21. Jika butir pernyataan kuesioner
dinyatakan valid apabila r hitung yang diperoleh lebih besar daripada
tabel r. Begitupun sebaliknya apabila r hitung yang diperoleh lebih kecil
daripada r tabel, maka kuesioner tersebut dinyatakan tidak valid.
Pengujian validitas ini menggunakan sampel yaitu N= 68 dan df (degree
of freedom) = 66 (N-2), sehingga didapatkan nilai r tabel sebesar 0,238
dengan taraf signifikan 5%. Berikut ini disajikan hasil pengujian validitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
item kesulitan belajar bahasa Inggris pada siswa kelas XI SMA
XAVERIUS I Jambi, pada table sebagai berikut: 3.4
Tabel 3.4
Rekapitulasi Item Valid dan Item Tidak Valid
No. Item yang Valid No. Item yang tidak Valid
1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 22, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 38, 39, 41, 42, 43, 45, 46, 48, 53, 54, 55, 57, 58, 60
7, 8, 10, 11, 18, 21, 23, 24, 25, 32, 37, 40, 44, 47, 49, 50, 51, 52, 56, 59
40 20
2. Reliabilitas Instrumen
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data
yang sama pula, (Sugiyono, 2013). Reliabilitas (reliability bahasa Inggris)
berasal dari kata reliabel yang artinya dapat dipercaya keajegan, konsisten
dan stabil, (Anwar, 2009). Pengukuran yang memiliki reliabilitas disebut
sebagai pengukuran reliabel. Jadi reliabilitas instrumen yang
bersangkutan secara konsisten menunjukkan data-data yang benar dan
dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas ini menggunakan formula Alpha
Cronbach (α). Perhitungan indeks reliabilitas menggunakan pendekatan
koefisien Alpha Cronbach’s (α) dengan rumus sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Rumus 3.2 Cronbach Alpha
𝛼 = (𝑘
𝑘−1)(1 −
∑ 𝑆𝑛2
𝑆𝑋−𝑡𝑜𝑡)
Keterangan:
k : Jumlah item/belahan
∑ 𝑆𝑛2 : Jumlah varian belahan dalam tes
𝑆𝑋−𝑡𝑜𝑡 : Varian skor total (Cronbach, 1951)
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan dan dihitung
menggunakan bantuan program SPSS for window 21 diperoleh
perhitungan reliabilitas seluruh instrumen dengan menggunakan rumus
koefisien alpha (α) tertera pada tabel 3.5.
Tabel 3.5
Reliabilitas Item
Cronbach’s Alpha
N of Items
.999
40
Dari hasil perhitungan reliabilitas kemudian dikonsultasikan dengan
kriteria Guilfrod (Masidjo, 1995) yang disajikan pada tabel 3.6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 3.6
Kriteria Guilford
No Koefisien Korelasi Kualifikasi
1. 0,80 < r11 1,00 Reliabilitas Sangat Tinggi 2. 0,60 < r11 0,80 Reliabilitas Tinggi 3. 0,40 < r11 0,60 Reliabilitas Cukup 4. 0,20 < r11 0,40 Reliabilitas Rendah 5. -1,00 r11 0,20 Reliabilitas Sangat Rendah
Berdasarkan kriteria Guilford dapat disimpulkan reliabilitas dari
40 adalah valid dengan hasil Cronbach’s Alpha 0.999 artinya nilai
reliabilitas berada di atas 0,8 dan itu berarti kusioner ini memiliki tingkat
keajegan yang tinggi, dan item layak untuk digunakan.
G. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono, (2012) analisis data merupakan pengelompokan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data dari seluruh
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan
untuk menjawab rumusan masalah. Berikut adalah langkah-langkah teknik
analisis data yang ditempuh dalam penelitian ini: Berikut adalah langkah-
langkah teknik analisis data yang ditempuh dalam penelitian ini:
1. Menentukan skor pada item survei dilakukan dengan memberi nilai angka 1
sampai 4 berdasarkan skoring yang berlaku dengan melihat sifat pernyataan
positif (Favourable) atau pernyataan negatif (unfavourable). Norma skoring
untuk pernyataan positif (favourable) adalah Sangat Sesuai: 4, Sesuai: 3,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tidak Sesuai: 2, Sangat Tidak Sesuai: 1. Sebaliknya pernyataan negatif
(unfavourable) adalah Sangat Sesuai: 1, Sesuai: 2, Tidak Sesuai: 3, dan
Sangat Tidak Sesuai: 4.
2. Membuat tabulasi data dan menghitung skor masing-masing responden
menggunakan bantuan aplikasi SPSS for window 21.
Pada perhitungan capaian skor item kesulitan belajar dilakukan dengan
mencari nilai maksimum teoritik, luas jarak, standar deviasi (σ), dan rata-rata
teoritik (µ). Hasil perhitungan tersebut kemudian dimasukkan kedalam norma
kategorisasi atau pengelompokan yang dibagi kedalam lima kategori yaitu
sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Kategorisasi yang
digunakan dapat dilihat pada tabel 3.7.
Tabel 3.7
Norma Kategorisasi
Norma Kategorisasi
μ + 1,5 σ < X Sangat Tinggi μ + 0,5σ < X ≤ μ + 1,5σ Tinggi μ - 0,5σ < X ≤ μ + 0,5σ Sedang μ - 1,5σ < X ≤ μ - 0,5σ Rendah
X ≤ μ – 1,5σ Sangat Rendah
Keterangan:
Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subjek
penelitian menurut perhitungan skala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Skor minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek
penelitian menurut perhitungan skala.
σ (Standar Deviasi) : Luas jarak rentangan yang dibagi dalam
6 satuan deviasi sebaran.
u (Mean Teoritik) : Rata-rata teoritis skor maksimum dan
minimum.
Berdasarkan perhitungan di atas digunakan untuk mengukur tinggi
rendahnya tingkat kesulitan belajar bahasa Inggris pada siswa kelas XI SMA
XAVERIUS I Jambi. Norma yang sesuai dengan item penelitian yaitu sebanyak
40 yang valid sehingga perhitungan capaian skor subjek adalah sebagai berikut:
Skor maksimum teoritik : 40 x 4 = 160
Skor minimum teoritik : 40 x 1 = 40
Luas jarak : 160 – 40 =120
σ (Standar Deviasi) : 160
6 = 26,6
μ (Mean teoritik) : (160+40)
2 = 100
Hasil analisis data skor kuesioner tingkat kesulitan belajar bahasa Inggris
pada subjek disajikan dalam norma rentang skor dan kategorisasi kesulitan
belajar bahasa Inggris pada siswa kelas XI SMA XAVERIUS I Jambi, disajikan
dalam tabel 3.8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 3.8 Kategorisasi Kesulitan Belajar Bahasa Inggris
pada Siswa Kelas XI SMA XAVERIUS I Jambi
Tahun Ajaran 2019/2020
Norma Rentang Skor Kategori
μ + 1,5 σ < X 130 < X Sangat Tinggi
μ + 0,5σ < X ≤ μ + 1,5σ 110 < X < 130 Tinggi
μ - 0,5σ < X ≤ μ + 0,5σ 90 < X < 110 Sedang
μ - 1,5σ < X ≤ μ - 0,5σ 70 < X < 90 Rendah
X ≤ μ – 1,5σ X < 70 Sangat Rendah
Norma kategorisasi pada table 3.7, kemudian ditetapkan kategorisasi.
Setelah proses menyusun kategorisasi tingkat kesulitan belajar bahasa Inggris
pada siswa kelas XI SMA XAVERIUS I Jambi, peneliti melakukan perhitungan
capaian skor tes hasil kesulitan belajar bahasa Inggris pada siswa kelas XI SMA
XAVERIUS I Jambi di dapat dari 173 siswa, sebagai berikut:
Skor maksimum teroritik : 173 x 4 = 692
Skor minimum teoritik : 173 x 1 = 173
Luas jarak : 692 – 173 = 519
σ (Standar Deviasi) : 519
6 = 86,5
u (Mean teoritik) : 692+173
2 = 432,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Hasil perhitungan analisis skor item tingkat kesulitan belajar bahasa Inggris
pada siswa kelas XI SMA XAVERIUS I Jambi, disajikan dalam tabel 3.9.
Tabel 3.9
Norma Kategoriasi Item Kesulitan Belajar
Bahasa Inggris Pada Siswa Kelas XI SMA XAVERIUS I
Jambi Tahun Ajaran 2019/2020
Norma Rentang Skor Kategori
μ + 1,5 σ < X 562,25 < X Sangat Tinggi
μ + 0,5σ < X ≤ μ +
1,5σ 475.75 < X < 562,25 Tinggi
μ - 0,5σ < X ≤ μ +
0,5σ 389,25 < X < 475,75 Sedang
μ - 1,5σ < X ≤ μ - 0,5σ 302,75 < X < 389,2 Rendah
X ≤ μ – 1,5σ X < 302,75 Sangat Rendah
Dalam penggunaan kategori tinggi untuk menggambarkan capaian skor
item tes kesulitan belajar. Norma kategorisasi tersebut menjadi patokan dalam
menentukan tinggi rendahnya capaian skor item tes hasil kesulitan belajar
bahasa Inggris pada siswa kelas XI SMA XAVERIUS I Jambi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian dan pembahasan hasil
penelitian.
A. Hasil Penelitian
1. Capaian Hasil Kesulitan Belajar Bahasa Inggris Kelas XI SMA
XAVERIUS I Jambi Tahun Ajaran 2019/2020.
Capaian hasil kesulitan belajar bahasa Inggris pada siswa kelas XI SMA
XAVERIUS I Jambi, kemudian dianalisis menggunakan deskriptif,
kategori, dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Kategorisasi Tingkat Kesulitan Belajar Bahasa Inggris
pada Siswa Kelas XI SMA XAVERIUS I Jambi
Tahun 2019/2020
Kategori Interval Frekuensi Presentase
Sangat Tinggi 130 < X 0 0%
Tinggi 110< X < 130 28 16,18%
Sangat Tinggi 90 < X < 110 145 83,82%
Rendah 70 < X < 90 0 0%
Sangat Rendah X < 70 0 0%
Total 173 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Jika dilihat dalam grafik, capaian hasil kesulitan belajar bahasa Inggris
pada siswa kelas XI SMA XAVERIUS I Jambi sebagai berikut:
Grafik 4.1
Capaian Hasil Kesulitan Belajar Bahasa Inggris
Pada Siswa Kelas XI SMA XAVERIUS I. Jambi
Pengamatan pada grafik maupun tabel di atas menerangkan bahwa:
a. Terdapat 28 (16,18%) siswa yang mengalami kesulitan belajar
bahasa Inggris pada kategori tinggi.
b. Terdapat 145 (83,82%) siswa yang mengalami kesulitan belajar
bahasa Inggris pada kategori sedang.
c. Tidak terdapat (0%) siswa yang kesulitan belajar bahasa Inggris
pada kategori sangat tinggi, rendah dan sangat rendah.
16.18%
83.82%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
SANGATTINGGI
TINGGI SEDANG RENDAH SANGATRENDAH
Kategorisasi Tingkat Kesulitan Belajar Bahasa Inggris Pada Siswa Kelas XI di Sekolah SMA XAVERIUS 1 Jambi Tahun
Ajaran 2019/2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Berdasarkan tabel 4.1 dan diagram 4.1 capaian hasil kesulitan
belajar bahasa Inggris terdapat 28 siswa (16,18%) dari 173 siswa masuk
dalam kategori tinggi. Terdapat 145 siswa (83,82%) dari 173 siswa
masuk dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas
XI SMA XAVERIUS I Jambi memiliki kesulitan belajar bahasa Inggris
pada kategori cenderung tinggi.
2. Capaian Skor Item Tingkat Kesulitan Belajar Bahasa Inggris pada
Siswa Kelas XI SMA XAVERIUS I Jambi Tahun Ajaran 2019/2020.
Tabel 4.2 Capaian Skor Item Tingkat Kesulitan Belajar Bahasa Inggris
pada Siswa Kelas XI SMA XAVERIUS I Jambi
Tahun Ajaran 2019/2020.
Kategorisasi Interval Frekuensi Presentase
Sangat Tinggi 562,25<X
5 12,5%
Tinggi 475,75< X <562,25
3 7,5%
Sedang 389,25< X <475,75
25 62,5%
Rendah 302,75< X <389,25
7 17,5%
Sangat Rendah X <302,75
0 0%
Total 40 100%
Pengamatan pada tabel di atas menerangkan bahwa:
a. Terdapat 5 item (12,5%) yang memiliki skor pada kategori sangat
tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
b. Terdapat 3 item (7,5%) yang memiliki skor pada kategori tinggi.
c. Terdapat 25 item (62,5%) yang memiliki skor pada kategori sedang.
d. Terdapat 7 item (17,5%) yang memiliki skor pada kategori rendah.
e. Tidak terdapat item (0%) yang memiliki skor pada kategori sangat
rendah.
Berdasarkan dari uraian hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa
item-item pernyataan dalam skala tingkat kesulitan belajar bahasa Inggris
pada siswa kelas XI SMA XAVERIUS I Jambi, berada pada kategori
sangat tinggi, tinggi, sedang dan rendah. Dari hasil capaian di atas
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki tingkat kesulitan
belajar bahasa Inggris dalam kategori cenderung tinggi.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Capaian hasil kesulitan belajar bahasa Inggris pada siswa kelas XI SMA
XAVERIUS I Jambi secara keseluruhan menunjukkan bahwa; terdapat 28
(16,18%) siswa dari 173 siswa memiliki tingkat kesulitan belajar bahasa Inggris
pada kategori tinggi. Terdapat 145 (83,82 %) siswa dari 173 siswa memiliki
tingkat kesulitan belajar bahasa Inggris pada kategori sedang. Dari hasil capaian
kesulitan belajar bahasa Inggris tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum
kesulitan belajar bahasa Inggris pada siswa kelas XI SMA XAVERIUS I Jambi
cenderung tinggi.
Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana kompetensi atau
prestasi yang dicapai siswa tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
ditetapkan, Ahmadi (1990). Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar
siswa meliputi faktor internal dan faktor eksternal, hal ini sejalan dengan
pernyataan Ahmadi, & Supriyono, (dalam Irham, & Wiyani, 2014). Faktor
internal yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar siswa meliputi: kondisi
tubuh yang kurang kesehatan, tidak memiliki bakat, kurang memiliki minat dan
motivasi. Sedangkan faktor eksternal meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah
dan faktor masyarakat.
Kedua faktor tersebut dapat mempengaruhi kesulitan belajar siswa baik
secara langsung maupun tidak langsung. Kesulitan belajar siswa dapat di lihat
dari hasil belajar atau nilai akademik yang rendah dibawah rata-rata yang sudah
ditentukan, lamban dalam mengerjakan tugas-tugas belajar, tidak
mengumpulkan tugas, Ahmadi, & Supriyono, (Irham & Wiyani, 2014).
Cenderung tingginya tingkat kesulitan belajar bahasa Inggris pada siswa
kemungkinan disebabkan oleh faktor bakat, minat dan motivasi siswa yang
rendah terhadap bahasa Inggris. Asumsi peneliti tersebut dikuatkan dengan
temuan saat peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa
Inggris yang mengajar di sekolah tersebut.
Temuan-temuan tersebut meliputi situasi ataupun kondisi siswa pada
saat mengikuti pelajaran bahasa Inggris di kelas. Ada sebagian siswa yang
responsif, aktif bertanya, bersemangat pada saat mengikuti pelajaran bahasa
Inggris. Namun tidak sedikit siswa yang kurang bersemangat, kurang aktif,
cuek, malas-malasan dan tidak memperhatikan pada saat guru sedang mengajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
di kelas bahkan ada siswa yang didapati guru tidak membawa buku tugas dan
buku catatan pelajaran bahasa Inggris.
Faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar
siswa seperti: metode pengajaran dan materi yang kurang sesuai dengan
keinginan atau kebutuhan siswa, maka respon siswa ada yang cuek, malas-
malasan, tidak memperhatikan ketika pembelajaran berlangsung. Sebaliknya
ketika metode dan materi yang digunakan sesuai maka siswa bersikap antusias
dan bersemangat. Faktor lain yang mempengaruhi kesulitan belajar bahasa
Inggris siswa, yaitu terbatasnya jam belajar di kelas yang disediakan oleh pihak
sekolah (dua jam sekali dalam seminggu).
Dari hasil wawancara di atas, peneliti berasumsi bahwa kesulitan belajar
siswa pada pelajaran bahasa Inggris di duga karena disebabkan oleh siswa
kurang memiliki bakat, minat dan motivasi belajar pada pelajaran bahasa
Inggris. Kurangnya motivasi siswa disebabkan karena siswa belum memiliki
kesadaran bahwa mempelajari bahasa Inggris itu sangat penting serta
bermanfaat dan berguna bagi dirinya di masa depan. Hal ini ada kaitannya
dengan pernyataan siswa yang menjawab kelima item pada kategori sangat
tinggi. Pilihan jawaban pernyataan siswa terhadap item-item dalam kuesioner
tersebut, yakni pada nomor: (4) Mempelajari bahasa Inggris tidak berguna
untuk pekerjaan saya. (17) Saya berpikir belajar bahasa Inggris tidak penting
untuk masa depan saya. (31) Saya merasa belajar bahasa Inggris tidak ada
manfaatnya bagi hidup saya. (43) Mempelajari bahasa Inggris menurut saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
tidak ada faedahnya untuk studi saya. (55) Saya merasa tidak ada gunanya
mempelajari bahasa Inggris untuk pekerjaan saya.
Faktor eksternal lain yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar bahasa
Inggris pada siswa adalah: keluarga (bahasa ibu atau bahasa lokal yang
digunakan sehari-hari). Orang tua siswa SMA XAVERIUS I Jambi mayoritas
adalah: keturunan Tionghoa, dan bahasa yang digunakan sehari-hari baik dalam
keluarga maupun masyarakat di sekitarnya adalah bahasa Mandarin dan bahasa
Indonesia. Bahasa Mandarin juga menjadi mata pelajaran di sekolah dimana
para siswa belajar. Orang tua siswa mayoritas tinggal di perkotaan dan mata
pencaharian mereka sebagai pedagang atau usaha pertokoan. Tingkat
ekonominya mereka tergolong menengah. Kesibukan karena pekerjaan orang
tua bisa mempengaruhi kesulitan belajar siswa, misalnya orang tua kurang
memberikan waktu untuk memperhatian belajar siswa /anak saat belajar di
rumah.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa capaian hasil tingkat
kesulitan belajar bahasa Inggris pada siswa kelas XI cenderung tinggi diduga
karena disebabkan oleh: (1) Faktor internal yang meliputi siswa tidak memiliki
bakat, kurang memiliki minat dan motivasi terhadap pelajaran bahasa Inggris.
(2) Faktor eksternal meliputi, metode pengajaran yang kurang tepat atau kurang
sesuai, seperti: materi yang kurang cocok atau kurang sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan siswa, terbatasnya jam pelajaran bahasa Inggris yang di sediakan
oleh pihak sekolah (dua jam dalam seminggu), dan faktor keluarga seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
penggunaan bahasa sehari-hari di rumah maupun di masyarakat sekitar, serta
kesibukan orang tua karena pekerjaan.
C. Usulan Program untuk Membantu Belajar Bahasa Inggris pada Siswa
Kelas XI SMA
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dari sembilan (9) kriteria yang
nilainya sangat tinggi yaitu; topik tidak relevan dan terdapat lima (5) item.
Kelima item yang nilainya sangat tinggi akan dijadikan sebagai dasar
penyusunan topik-topik bimbingan untuk membantu belajar bahasa Inggris,
pada siswa kelas XI SMA XAVERIUS I Jambi. Dibawah ini merupakan tabel
usulan topik dan program bimbingan untuk membantu belajar bahasa Inggris
pada siswa kelas XI SMA, tertera pada tabel 4.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 4.3
Usulan Topik Program Bimbingan Belajar Bahasa Inggris
Pada Siswa Kelas XI SMA XAVERIUS I Jambi
No Item Topik Tujuan Program
Kriteria Topik Tidak Relevan
4 Mempelajari bahasa Inggris tidak berguna untuk pekerjaan saya nanti.
Menguasai Bahasa Inggris Membantu Untuk Mengembangkan Bisnis”
Memotivasi siswa agar semakin tertarik belajar bahasa.Inggris
Bimbingan Klasikal
17 Saya berpikir belajar bahasa Inggris tidak penting untuk masa depan saya.
Menguasai Bahasa Inggris Untuk Memperluas Pergaulan
Memotivasi siswa untuk giat belajar bahasa Inggris.
Bimbingan Klasikal
31 Saya merasa belajar bahasa Inggris tidak ada manfaatnya bagi hidup saya.
“Menguasai Bahasa Inggris Untuk Memperluas Pergaulan”
Memotivasi siswa agar semakin semangat belajar bahasa Inggris
Bimbingan Klasikal
43 Mempelajari bahasa Inggris menurut saya tidak ada faedahnya untuk studi saya.
“Menguasai Bahasa Inggris Untuk Memperdalam Ilmu”
Memotivasi siswa agar merasa butuh bahasa Inggris
Bimbingan Klasikal
55 Saya merasa tidak ada gunanya mempelajari bahasa Inggris untuk pekerjaan saya nanti.
Menguasai Bahasa Inggris Untuk Bisa Menjalin Hubungan lebih Luas”
Memotivasi siswa agar merasa perlu dan penting bahasa Inggris
Bimbingan Klasikal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini diuraikan kesimpulan, dan saran untuk berbagai pihak. Pada
bagian kesimpulan menjelaskan tentang hasil penelitian dan bagian saran memuat
ulasan yang diberikan sesuai dengan hasil yang ditujukan kepada pihak-pihak terkait.
A. Kesimpulan
Capaian hasil kesulitan belajar bahasa Inggris pada siswa kelas XI SMA
XAVERIUS I Jambi, menunjukkan terdapat 28 (16,18%) siswa memiliki
tingkat kesulitan belajar bahasa Inggris pada kategori tinggi, sedangkan
terdapat 145 (83,82%) siswa memiliki tingkat kesulitan belajar bahasa Inggris
pada kategori sedang dan tidak terdapat siswa yang memiliki tingkat kesulitan
belajar bahasa Inggris pada kategori sangat tinggi, rendah dan sangat rendah.
Dari hasil capaian kesulitan belajar bahasa Inggris dapat disimpulkan bahwa
tingkat kesulitan belajar bahasa Inggris pada siswa kelas XI SMA XAVERIUS
I Jambi cenderung tinggi.
Dari hasil penelitian item, skor menunjukkan bahwa terdapat 5
(12,5%) item dengan skor pada kategori sangat tinggi, terdapat 3 (7,5%) item
dengan skor pada kategori tinggi, terdapat 25 (62,5%) item dengan skor pada
kategori sedang, terdapat 7 (17,5%) item dengan skor pada kategori rendah dan
tidak terdapat (0%) item dengan skor pada kategori sangat rendah. Lima item
yang skornya sangat tinggi akan dijadikan sebagai dasar usulan topik-topik
bimbingan pada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
B. Saran
Berdasarkan penelitian tingkat kesulitan belajar bahasa Inggris pada siswa kelas
XI SMA XAVERIUS I Jambi dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Hendaknya siswa kelas XI SMA XAVERIUS I Jambi dapat mengurangi
tingkat kesulitan belajar bahasa Inggris di sekolah, dengan mengikuti
pembelajaran menggunakan berbagai metode belajar dan materi pelajaran
bahasa Inggris yang lebih menarik, serta sesuai dengan kebutuhan siswa
yang sudah disiapkan oleh guru mata pelajaran bahasa Inggris.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan
menganalisis faktor-faktor lainnya yang diduga dapat mempengaruhi
kesulitan belajar bahasa Inggris pada siswa di sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
DAFTAR PUSTAKA
Ariswanti, Diana. (2018). Bimbingan Konseling Pribadi Sosial. Deepublish: CV Budi Utama.
Abdurrahman, M (2012). Anak Berkesulitan Belajar Teori, Diagnosis, dan
Remediasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Abdurrahman. (2010). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Bandung: Rhineka Cipta. Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Depdikbud RI. Arikunto, Suharsimi. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, S. (2007). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Darta, Nyoman. (2019). Mulai dari Hal Kecil: Kumpulan Best Practices. Bandung, Bali: Nilacakra. Dimyati & Mudjino. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosda karya.
Gasong, Dina. (2018). Belajar & Pembelajaran. Belajar dan Guru|
Teori Pembelajaran| Proses dan Peristiwa Belajar| Kondisi Belajar|
Hasil Belajar Evaluasi Diri. Jakarta: Deepuliish (CV Budi Utama)
Husamah, dkk. (2016). Belajar dan Pembelajaran. Malang:Universitas Muhamadiyah. Hermayawati. Analisi Kesulitan Belajar Bahasa Inggris Mahasiswa. Jurnal Sosio Humaniora. Vol 1 No 1 September 2010.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Irham & Wiyani. (2014). Psikologi Pendidikan, Teori dan Aplikasi
dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Irham & Wiyani. (2013). Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam
Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruz Media. Jahya, Yudrik. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Prenadamedia.
Mulyadi, H. (2018). Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap
Kesulitan Belajar Khusus. Jakarta: Nuha Litera. Mayya, Shreemathi.S, A. Krishna Rao, K. Ramnarayan. 2004. Learning Approaches,
Learning Difficulties and Academic Performance of Undergraduate Students of Physiotherapy. The Internet Journal of Allied Health Sciences and
Practice. Volume 2, No 4, October 2004. Mulyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan
Belajar Khusus. Bantul: Nuha Litera. Marbun. (2018). Psikologi Pendidikan. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.
Kesulitan Masidjo, Ign. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
Octavia, Shiphy. (2020). Motivasi Belajar Dalam Perkembangan Remaja. Yogyakarta: Deepublish.
Parnawi. (2019). Psikologi Belajar. Yogyakarta: Deepublish.
Pieter, Zan. (2011). Pengantar psikopatologi untuk keperawatan. Jakarta: Kencana. Pratiwi, Anggina. Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar pada Siswa
SMP Negeri 5 Kota Jambi. Skripsi. 2014. Pieter, dkk. (2018). Pengantar Psikologi dalam Keperawatan.
Ristiyani, Erika dan Bahriah, Sapinatul Analisis Kesulitan Belajar Kimia Siswa di SMAN X Kota Tangerang Selatan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa BK. Volume 2, No 1, Juni 2016, Hal. 18-29.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Subini, dkk. (2012). Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Mentari Pustaka.
Santoso, Sigit. Analisis Faktor Kesulitan Belajar Bahasa Inggris Siswa Tingkat SMA Kabupaten Kulon Progo. (dalam Klolisti Mei Wulan. Faktor Kesulitan Belajar Bahasa Jepang Kelas X Bahasa SMAN 12 Semarang). Skripsi. 2017.
Sari, Indah S.,SM.HUM. Kesulitan Mahasiswa Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris.
Jurnal Manajemen Tools. Vol. No. 1 Juni 2019.
Susanto, Ahmad. 2016. Belajar Pembelajaran di Sekolah dasar. Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT).
Suardi, Moh. (2018). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.
Sugihartono, dkk. (2013). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Syarbini, A. & Gunawan, H. (2014). Mencetak Anak Hebat (Ide Brilian dari Al-
Quran untukMencetak anak Hebat, pintar, Saleh dan Berprestasi). Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Susanto, A. (2018). Bimbingan dan Konseling di Sekolah: Konsep, Teori, dan
Aplikasi. Prenamedia Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 1
Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 2
TINGKAT KESULITAN BELAJAR BAHASA INGGRIS
PADA SISWA KELAS XI SMA XAVERIUS I JAMBI
Tahun Ajaran 2019/2020)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Riyati
161114007
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 3 Kuesioner Tingkat Kesulitan Belajar Bahasa Inggris
Pada Siswa Kelas XI SMA XAVERIUS I Jambi
Tahun Ajaran 2019/2020
A. Identitas Siswa
Nama :
Kelas :
B. Pengantar
Teman-teman yang terkasih,
Pada kesempatan ini saya meminta kerelaan dan kesediaan teman-
teman untuk mengisi survei ini. Survei ini dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat kesulitan belajar bahasa Inggris pada siswa. Saya sangat
mengharapkan teman-teman mengisi survei ini dengan teliti, jujur dan sesuai
dengan pengalaman teman-teman sendiri. Jawaban teman-teman sangatlah
saya hargai dan membantu saya dalam memperoleh informasi yang
sebenarnya untuk penulisan skripsi saya.
Atas kesediaan teman-teman saya mengucapkan terima kasih.
C. Petunjuk Pengisian
Baca dan pahamilah masing-masing pernyataan dengan teliti. Berilah
tanda centang (√) pada kolom altenatif jawaban yang paling sesuai dengan
pengalaman teman-teman.
Adapun alternatif jawaban adalah sebagai berikut:
1. Sangat Sesuai: Hal yang dimaksudkan sangat sesuai dengan pengalaman
teman-teman dalam kehidupan sehari-hari.
2. Sesuai: Hal yang dimaksudkan sesuai dengan pengalaman teman-teman
dalam kehidupan sehari-hari
3. Tidak Sesuai: Hal yang dimaksudkan tidak sesuai dengan pengalaman
teman-teman dalam kehidupan sehari-hari.
4. Sangat Tidak Sesuai: Hal yang dimaksudkan sangat tidak sesuai dengan
pengalaman teman-teman dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
No
Seberapa sesuai hal yang
dimaksud kan dengan
masing-masing pernyataan
berikut bagi Anda?
Alternatif Jawaban
Sangat
Sesuai
Sesuai Tidak
Sesuai
Sangat
Tidak
Sesuai
1 Saya bingung harus menguasai berapa kosa kata supaya lancar berbicara bahasa Inggris.
2 Saya merasa lancar untuk menerjemahkan bahasa Inggris.
3 Saat ujian saya butuh waktu tambahan sedikit untuk menyusun kosa kata percakapan bahasa Inggris.
4 Mempelajari bahasa Inggris akan berguna untuk pekerjaan saya.
5 Saya tidak bisa menangkap pengajaran dosen bahasa Inggris karena volume suaranya kecil.
6 Ketika berbicara bahasa Inggris saya sangat mudah mengekspresikannya.
7 Saya mengerti harus menguasai berapa kosa kata supaya lancar berbicara bahasa Inggris.
8 Saya tertekan karena terlalu banyak tugas bahasa Inggris yang harus dikerjakan.
9 Saya bisa menyelesaikan ujian menyusun kosa kata percakapan bahasa inggris sebelum waktu yang ditentukan.
10 Saya merasa bingung dengan cara pengajaran dosen bahasa Inggris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
11 Saya bisa menangkap pengajaran dosen bahasa Inggris karena suaranya lantang
12 Saya merasa sulit mempraktekkan pengucapan bahasa Inggris waktu ujian.
13 Saya sulit berkonsentrasi saat menghafal kosa kata bahasa Inggris.
14 Saya bisa fokus belajar bahasa Inggris saat di kelas.
15 Saya tidak tahu seberapa dalam saya harus menguasai bacaan dalam bahasa Inggris.
16 Saya sangat menikmati saat mengerjakan tugas bahasa Inggris yang terlalu banyak.
17 Saya berpikir belajar bahasa Inggris tidak penting untuk masa depan saya.
18 Cara pengajaran dosen bahasa Inggris mudah saya pahami.
19 Saya tidak bisa menyimak pelajaran bahasa Inggris yang diterangkan karena suaranya sayup-sayup.
20 Saya merasa sangat mudah mempraktekkan pengucapan bahasa Inggris waktu ujian.
21 Saya tahu seberapa dalam saya harus menguasai bacaan dalam bahasa Inggris.
22 Saya merasa terbebani harus menyelesaikan tugas bahasa Inggris.
23 Saya berpikir belajar bahasa Inggris sangat penting untuk masa depan saya.
24 Saya tidak memahami cara dosen bahasa Inggris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
mengajar saya. 25 Saya bisa menyimak
pelajaran bahasa Inggris yang diterangkan karena suaranya cukup keras.
26 Saya kesulitan mengikuti pengucapan bahasa Inggris aslinya.
27 Saya mudah berkonsentrasi saat menghafal kosa kata bahasa Inggris.
28 Pikiran saya kacau /terpecah pada saat membaca soal ujian bahasa Inggris.
29 Saya tidak paham harus merangkai berapa kalimat untuk bisa membuat karangan bahasa Inggris.
30 Saya merasa menikmati ketika harus menyelesaikan tugas bahasa Inggris.
31 Saya merasa belajar bahasa Inggris tidak ada manfaatnya bagi hidup saya.
32 Saya paham dengan cara mengajar dosen bahasa Inggris dikelas.
33 Saya tidak bisa mengekspresi kan percakapan bahasa Inggris.
34 Saya bisa mengikuti pengucapan bahasa Inggris aslinya.
35 Saya paham harus merangkai berapa kalimat untuk bisa membuat karangan dalam bahasa Inggris.
36
Saya merasa kekurangan waktu ketika menulis karangan bahasa Inggris saat ujian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
37 Saya merasa belajar bahasa Inggris akan bermanfaat bagi hidup saya.
38 Saya merasa tidak mendapatkan pelajaran apa-apa dari pengajaran dosen bahasa Inggris.
39 Saya bisa mengekspresikan percakapan bahasa Inggris.
40 Saya tidak bisa menirukan pengucapan bahasa Inggris yang diucapkan dosen.
41 Saya pusing menghafalkan terlalu banyak kosa kata bahasa Inggris.
42 Saya masih memiliki sisa waktu saat menulis karangan bahasa Inggris saat ujian.
43 Mempelajari bahasa Inggris menurut saya tidak ada faedahnya untuk studi saya.
44 Pengajaran dari dosen bahasa Inggris memberiku banyak pelajaran.
45 Saya kesulitan mengekspresi pengucapan bahasa Inggris ketika membaca teks.
46 Saya bisa mengikuti pengucapan bahasa Inggris aslinya.
47 Saya tak perlu bersusah payah untuk menghafalkan kosa kata bahasa Inggris.
48 Saya tidak cukup waktu untuk menerjemahkan bahasa Inggris ketika ujian.
49 Saya merasa mempelajari bahasa Inggris berfaedah untuk mendukung studi saya.
50 Pengajaran dosen bahasa Inggris tidak bisa saya dengar dengan jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
51 Saya fasih mengekspresikan pengucapan bahasa Inggris ketika membaca teks.
52 Saya sulit memusatkan perhatian saat mengerjakan tugas bahasa Inggris.
53 Saya merasa bingung karena terlalu banyak menerjemah kan bahasa Inggris.
54 Saya masih memiliki waktu tersisa banyak ketika menerjemahkan ujian bahasa Inggris.
55 Saya merasa tidak ada gunanya mempelajari bahasa Inggris untuk pekerjaan saya.
56 Pengajaran dosen bahasa Inggris bisa saya dengar dengan Jelas.
57 Saya kesulitan berekspresi ketika berbicara bahasa Inggris.
58 Saya mampu memusatkan perhatian saat mengerjakan tugas bahasa Inggris.
59 Saya bisa fokus belajar bahasa Inggris saat di kelas.
60 Pikiran saya tenang pada saat membaca soal ujian bahasa Inggris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 4
Hasil Komputasi Uji Validitas Item - Total Instrumen
No. Item Parameter Uji Hasil Hitung Keputusan
1 Pearson Correlation ,376**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 173
2 Pearson Correlation ,332**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 173
3 Pearson Correlation ,390**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 173
4 Pearson Correlation ,169*
Valid Sig. (2-tailed) ,026
N 173
5 Pearson Correlation ,174*
Valid Sig. (2-tailed) ,022
N 173
6 Pearson Correlation ,447**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 173
7 Pearson Correlation ,127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Sig. (2-tailed) ,096 Tidak Valid
N 173
8 Pearson Correlation -,131
TidakValid Sig. (2-tailed) ,085
N 173
9 Pearson Correlation -.211**
Valid Sig. (2-tailed) ,005
N 173
10 Pearson Correlation -,001
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,985
N 173
11 Pearson Correlation ,005
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,948
N 173
12 Pearson Correlation -,326**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 173
13 Pearson Correlation -,384**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 173
14 Pearson Correlation ,181*
Valid Sig. (2-tailed) ,017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
N 173
15 Pearson Correlation ,178*
Valid Sig. (2-tailed) ,019
N 173
16 Pearson Correlation ,309**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 173
17 Pearson Correlation ,201**
Valid Sig. (2-tailed) ,008
N 173
18 Pearson Correlation ,052
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,499
N 173
19 Pearson Correlation ,213**
Valid Sig. (2-tailed) ,005
N 173
20 Pearson Correlation ,337**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 173
21 Pearson Correlation ,070
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,358
N 173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
22 Pearson Correlation -,238**
Valid Sig. (2-tailed) ,002
N 173
23 Pearson Correlation ,091
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,234
N 173
24 Pearson Correlation ,011
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,889
N 173
25 Pearson Correlation ,032
TidakValid Sig. (2-tailed) ,680
N 173
26 Pearson Correlation ,281**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 173
27 Pearson Correlation -,172*
Valid Sig. (2-tailed) ,023
N 173
28 Pearson Correlation -244**
Valid Sig. (2-tailed) ,001
N 173
29 Pearson Correlation ,436**
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Sig. (2-tailed) ,000 Valid
N 173
30 Pearson Correlation 385**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 173
31 Pearson Correlation ,182*
Valid Sig. (2-tailed) ,017
N 173
32 Pearson Correlation ,084
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,269
N 173
33 Pearson Correlation ,389**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 173
34 Pearson Correlation ,307**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 173
35 Pearson Correlation -,166*
Valid Sig. (2-tailed) ,029
N 173
36 Pearson Correlation ,201**
Valid Sig. (2-tailed) ,008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
N 173
37 Pearson Correlation -,201**
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,008
N 173
38 Pearson Correlation -,136
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,073
N 173
39 Pearson Correlation -,170*
Valid Sig. (2-tailed) ,026
N 173
40 Pearson Correlation ,059
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,440
N 173
41 Pearson Correlation ,387**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 173
42 Pearson Correlation ,276**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 173
43 Pearson Correlation ,248**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
44 Pearson Correlation ,132
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,084
N 173
45 Pearson Correlation ,388**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 173
46 Pearson Correlation ,335**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 173
47 Pearson Correlation -,125
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,102
N 173
48 Pearson Correlation ,284**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 173
49 Pearson Correlation -.088
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,251
N 173
50 Pearson Correlation -,066
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,389
N 173
51 Pearson Correlation -,131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Sig. (2-tailed) ,086 Tidak Valid
N 173
52 Pearson Correlation -,135
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,077
N 173
53 Pearson Correlation ,411
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 173
54 Pearson Correlation ,365
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 173
55 Pearson Correlation ,325**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 173
56 Pearson Correlation ,146
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,054
N 173
57 Pearson Correlation ,492**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 173
58 Pearson Correlation ,242** Valid
Sig. (2-tailed) ,001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
N 173
59 Pearson Correlation -, 085
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,263
N 173
60 Pearson Correlation ,337**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 173
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 5
Transkrip hasil wawancara dari pihak ke 3
Guru Ma-Pel & Kepala Sekolah
Transkrip hasil wawancara dengan guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris atau sebagai
orang pihak ketiga.
Peneliti bertanya:
Bisakah ibu menceritakan bagaimana situasi atau suasana serta respon siswa
pada saat mengikuti proses pembelajaran bahasa Inggris di kelas?
Guru menjawab:
Suasana pembelajaran bisa dibilang interaktif, responsif, baik dalam
menjawab pertanyaan atau menanyakan sesuatu. Ada beberapa kelas yang rata-
rata siswanya aktif, dan ada beberapa kelas yang siswanya kurang aktif, guru
mengatakan merata.
Banyak aspek yang menentukan reaksi siswa yang meliputi: materi
pembelajaran dan metode pembelajaran biasanya mempengaruhi. Kalau materi
atau metode pembelajaran yang siswa sukai biasanya reaksi mereka akan
positif, tertarik, terhadap pembelajaran Bahasa Inggris. Begitupun sebaliknya,
apabila materi atau metode pembelajaran tidak mereka sukai mereka kurang
semangat.
Ada beberapa siswa yang dengan jelas memperlihatkan sikap kurang
minatnya pada pelajaran Bahasa Inggris dengan kecuekan mereka seperti;
malas-malasan, kurang memperhatikan pada saat pembelajaran, bahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
terkadang mereka ada yang tidak membawa buku catatan atau buku tugas
pelajaran Bahasa inggris.
Untuk memotivasi siswa guru tersebut dalam belajar diselingi
memutarkan video-video menarik yang menggunakan Bahasa Inggris, memberi
kuis pertanyaan-pertanyaan ringan dan memberi point untuk yang bisa
menjawab, selain yang disebutkan diatas guru memberi video untuk dialog
native speaker, listening, dan sering. Semua itu sebagai pendukung tetapi semua
kembali kepada siswanya tuturnya.
Peneliti bertanya:
Bisakah untuk menceritakan gambaran mengenai latar orang tua siswa terkait
suku/ etnis, bahasa sehari-hari yang digunakan, tempat tinggal, mata
pencaharian, tingkat ekonomi, dan bahasa lokal yang digunakan oleh
masyarakat setempat.
Kepala Sekolah menjawab:
Orang tua siswa SMA XAVERIUS I Jambi mayoritas adalah keturunan
Cina (Tionghoa), dan bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa
Mandarin termasuk masyarakat lokalnya.
Mereka kebanyakan tinggal di perkotaan dengan mata pencaharian atau
pekerjaan sebagai pedagang/ berdagang di pertokoan. Untuk ekonomi mereka
tergolong ekonomi menengah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI