INDEKS TINGKAT KESULITAN (IT K) D AN KEBERFUNGSIAN ...
Transcript of INDEKS TINGKAT KESULITAN (IT K) D AN KEBERFUNGSIAN ...
68 SEMNASBAHTERA
INDEKS TINGKAT KESULITAN (ITK) DAN KEBERFUNGSIAN DISTRAKTORSOAL PILIHAN GANDA UAS GENAP MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Rani Setiawaty1, Tety Bekti Sulistyorini2, Margono3, Laili Etika Rahmawati4
Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Muhammadiyah Surakarta.1email:[email protected]: [email protected]:[email protected]
4email:[email protected]
ABSTRACTOne role of teacher is as an evaluator. Evaluation can be done by test and non test. There are
many tests one of which is an objective test in the form of multiple choice questions. The purpose ofthis reseacrh is to describe the index difficult and the function of distractors of the multiple choice ofEven semester on the subjects of Bahasa Indonesia class VIIA SMP N 2 Surakarta academic year2015/2016. The method used, namely qualitative research. The data used are primary. The object ofthis research is the answer sheet about of Even semester on the subjects of Bahasa Indonesia.Respondents include 26 students. The activity of item analysis using computer calculation of MicrosoftExcel program. The result of the discussion shows that even semester conducted by the school iscreated by MGMP Surakarta. The level difficulty Even semester on the subjects of Bahasa IndonesiaClass VIIA in SMP N 2 Surakarta, from 45 item are 29 item is easily classified with 64% percentage,14 item is classified with percentage 32%, and 2 item is classified as difficult with percentage 4% .The total distractors is 135 item. Distractors that functioned as much as 43 item with a percentage of32%, while the option distractor that does not work as much as 92 item with 68% percentage.
Keywords: evaluation, question, difficult , functionality, distactor
ABSTRAKSalah satu peran pendidik adalah sebagai evaluator. Evaluasi dapat dilakukan dengan tes dan
non tes. Ada banyak tes salah satunya tes obyektif yang berupa soal pilihan ganda. Penelitian inibertujuan untuk mendeskripsikan Indeks Tingkat Kesulitan (ITK) dan keberfungsian distraktor soalpilihan ganda UAS genap pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jenis penelitian ini menggunakanpenelitian kualitatif. Data yang digunakan adalah data primer dan teknik pengumpulan data dilakukandengan teknik dokumentasi. Objek penelitian ini adalah lembar jawab soal UAS Genap MataPelajaran Bahasa Indonesia. Responden yang digunakan sebanyak 26 siswa. Kegiatan analisis butirsoal menggunakan perhitungan komputer program Microsoft Excel. Hasil pembahasan menunjukkanbahwa UAS yang dilaksanakan oleh pihak sekolah dibuat oleh MGMP Surakarta. ITK UAS genapmata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIIA di SMP N 2 Surakarta, dari 45 butir soal terdapat 29 butirsoal tergolong mudah dengan persentase 64%, 14 butir soal tergolong sedang dengan persentase 32%,dan 2 butir soal tergolong sulit dengan Persentase 4 %. Jumlah seluruh distraktor yang ada sebanyak135 butir. Distraktor yang berfungsi sebanyak 43 dengan persentase 32%, sedangkan opsi distraktoryang tidak berfungsi sebanyak 92 dengan persentase 68%.
Kata kunci: evaluasi, soal, ITK, keberfungsian, distaktor.
PENDAHULUAN
Salah satu peran guru yang sangat penting yaitu guru sebagai evaluator. Guru dapat
mengetahui penguasaan siswa terhadap pelajaran yang telah diajarkan serta ketepatan dan
keefektifan metode belajar yang digunakan dengan cara melakukan evaluasi. Persoalan yang
69 SEMNASBAHTERA
sering terjadi dalam manajemen pendidikan adalah penilaian yang belum sesuai dengan
kriteria yang baik. Hal ini senada dengan Tayibnapis (dalam Winata,dkk, 2014:2) bahwa
masalah yang paling parah pada sistem pendidikan, yaitu kurangnya evaluasi yang efektif.
Menurut Maemunah (2015:102) evaluasi bukanlah sekadar mengukur sejauh mana
tujuan sudah tercapai melainkan juga dipergunakan untuk membuat keputusan. Pendapat
Maemunah tersebut dapat dipahami bahwa evaluasi dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam membuat suatu tindakan, seperti melakukan perbaikan terhadap hal-hal yang dijadikan
sebagai bahan evaluasi pembelajaran. Hal-hal yang dimaksud dapat berupa perbaikan metode
pembelajaran, strategi mengajar, peningkatan latihan soal, serta kesesuaian soal dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Guru dapat mengetahui penguasaan siswa dengan melakukan tes, pengukuran, dan
penilaian. Arifin (2012:3) mengemukakan bahwa tes adalah suatu alat yang berisi serangkaian
tugas yang harus dikerjakan atau soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik untuk
mengukur suatu aspek perilaku tertentu. Guilford (dalam Sudaryono, 2012:38) menyatakan
bahwa pengukuran adalah proses penetapan angka terhadap suatu gejala menurut aturan
tertentu, sedangkan penilaian didefinisikan oleh Arifin (2012:4) sebagai suatu proses atau
kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang
proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan
berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu.
Menurut Supardi (2015:13) fungsi tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi hasil
belajar meliputi fungsi selektif, fungsi diagnostik, fungsi penempatan, mengukur
keberhasilan, fungsi intruksional, fungsi administratif dan fungsi bimbingan. Dari beberapa
pendapat tersebut dapat ditarik simpulan bahwa terdapat hubungan antara evaluasi, penilaian,
pengukuran, dan tes. Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik penilaian.
Penilaian dapat dilakukan dengan cara melakukan pengukuran, dan pengukuran tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan tes ataupun non tes.
Ada banyak cara yang dilakukan oleh guru untuk menilai siswa, diantaranya melalui
ulangan harian, ujian tengah semester, ujian akhir semester, dan ujian nasional. Ujian nasional
biasanya diselenggarakan oleh pemerintah pusat dengan soal berbentuk pilihan ganda. Pada
soal pilihan ganda terdapat pokok soal yang berisi permasalahan yang akan ditanyakan dan
beberapa kemungkinan jawaban. Dari sejumlah jawaban yang telah disediakan hanya ada satu
jawaban yang tepat, sedangkan kemungkinan jawaban lainnya atau jawaban pengecoh disebut
distractor.
70 SEMNASBAHTERA
Analisis distraktor merupakan kemungkinan jawaban lainnya atau jawaban pengecoh
dalam soal tes. Banyak siswa yang terjebak pada saat menjawab soal tes. Salah satu
penyebabnya yaitu adanya pilihan jawaban yang mengecoh. Dari hal tersebut, untuk
mengetahui fungsi distraktor pada soal tes, maka penulis melakukan penelitian pada soal dan
jawaban siswa saat ulangan akhir semester genap mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIIA
tahun pelajaran 2015/2016 di SMP N 2 Surakarta.
METODE
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan
menganalisis jawaban siswa atas soal ulangan akhir mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang berupa lembar jawab siswa
yang diperoleh secara langsung dari lapangan. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan
dengan teknik dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah responden yang berjumlah 26
siswa untuk kelas VIIA di SMP N 2 Surakarta, sedangkan objek penelitian ini adalah lembar
Jawab siswa kelas VIIA yang mengikuti ulangan akhir semester genap mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Kegiatan analisis butir soal menggunakan perhitungan komputer program Microsoft
Excel. Rumus Perhitungan analisis butir soal sebagai berikut;
a. Indeks Tingkat Kesulitan atau taraf kesukaran
P =
Keterangan :
P : indeks tingkat kesulitan
B : banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS : jumlah seluruh peserta tes
Pengklasifikasian sebagai berikut;
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar, soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah
soal sedang, dan soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah (Arikunto, 2012:223).
b. Keberfungsian Distraktor
Suatu distraktor dikatakan berfungsi dengan baik jika paling sedikit dipilih oleh 5%
peserta tes (Arikunto, 2012:234).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ulangan akhir semester di SMP N 2 Surakarta pada mata pelajaran bahasa
Indonesia kelas VII tahun pelajaran 2015/2016 merupakan salah satu bentuk tes yang
71 SEMNASBAHTERA
dilaksanakan oleh pihak sekolah dibuat oleh MGMP Surakarta. Kualitas soal yang
diujikan dapat diketahui dari seberapa besar tingkat kesukaran dan jawaban pengecoh.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMP N 2 Surakarta bahwa instrumen
tes ulangan akhir sekolah (UAS) mata pelajaran bahasa Indonesia berupa soal pilihan ganda
(mutliple choice) dan soal uraian. Soal pilihan ganda (mutliple choice) berjumlah 45 butir.
Indeks Tingkat Kesulitan (ITK)
ITK atau taraf kesukaran merupakan suatu taraf atau indeks yang menunjukkan sukar
tidaknya butir soal yang dikerjakan oleh peserta tes. Senada dengan Nurgiyantoro (2014:194)
ITK merupakan indeks yang menunjukkan seberapa mudah atau sulit butir soal bagi peserta
tes yang diuji. Backholff (2000:3)“The difficulty of an item is understood as the proportion of
the persons who answer a test item correctly”, artinya kesulitan item dapat dipahami sebagai
proporsi peserta tes yang menjawab butir tes dengan benar.
Tabel 1. Hasil Perhitungan ITK UAS Genap Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas
VIIA SMP N 2 Surakarta
Butir
Soal
Benar
(B)
Jumlah
Siswa
(JS)
ITK
(P)
Kategori Keterampilan Kompetensi
1 20 26 0,769231 Mudah Membaca Berbahasa
2 25 26 0,961538 Mudah Membaca Berbahasa
3 18 26 0,692308 Sedang Membaca Berbahasa
4 7 26 0,269231 Sukar Membaca Berbahasa
5 25 26 0,961538 Mudah Membaca Berbahasa
6 25 26 0,961538 Mudah Membaca Berbahasa
7 24 26 0,923077 Mudah Membaca Berbahasa
8 20 26 0,769231 Mudah Membaca Berbahasa
9 16 26 0,615385 Sedang Membaca Berbahasa
10 20 26 0,807692 Mudah Menulis Berbahasa
11 20 26 0,769231 Mudah Menulis Berbahasa
12 23 26 0,884615 Mudah Menulis Berbahasa
13 24 26 0,923077 Mudah Menulis Bersastra
14 26 26 1 Mudah Menulis Bersastra
72 SEMNASBAHTERA
Berdasarkan analisis ITK pada butir soal UAS genap mata pelajaran Bahasa Indonesia
kelas VIIA di SMP N 2 Surakarta menunjukkan dari 45 butir soal terdapat 29 butir soal
15 26 26 1 Mudah Menulis Bersastra
16 14 26 0,538462 Sedang Menulis Bersastra
17 18 26 0,692308 Sedang Membaca Bersastra
18 10 26 0,384615 Sedang Mendengarkan Bersastra
19 25 26 0,961538 Mudah Mendengarkan Bersastra
20 16 26 0,615385 Sedang Mendengarkan Bersastra
21 20 26 0,769231 Mudah Menulis Bersastra
22 13 26 0,5 Sedang Berbicara Bersastra
23 10 26 0,384615 Sedang Membaca Bersastra
24 25 26 0,961538 Mudah Membaca Berbahasa
25 25 26 0,961538 Mudah Membaca Berbahasa
26 12 26 0,461538 Sedang Membaca Berbahasa
27 22 26 0,846154 Mudah Berbicara Bersastra
28 22 26 0,846154 Mudah Berbicara Bersastra
29 25 26 0,961538 Mudah Berbicara Bersastra
30 16 26 0,615385 Sedang Mendengarkan Bersastra
31 23 26 0,884615 Mudah Membaca Berbahasa
32 26 26 1 Mudah Membaca Berbahasa
33 9 26 0,346154 Sedang Membaca Berbahasa
34 9 26 0,346154 Sedang Membaca Berbahasa
35 11 26 0,423077 Sedang Mendengarkan Berbahasa
36 25 26 0,961538 Mudah Membaca Berbahasa
37 26 26 1 Mudah Membaca Berbahasa
38 26 26 1 Mudah Membaca Berbahasa
39 1 26 0,038462 Sukar Menulis Berbahasa
40 26 26 1 Mudah Membaca Berbahasa
41 26 26 1 Mudah Menulis Berbahasa
42 25 26 0,961538 Mudah Membaca Berbahasa
43 22 26 0,846154 Mudah Membaca Bersastra
44 21 26 0,807692 Mudah Mendengarkan Bersastra
45 16 26 0,615385 Sedang Mendengarkan Bersastra
73 SEMNASBAHTERA
tergolong mudah dengan persentase 64%, 14 butir soal tergolong sedang dengan persentase
32%, dan 2 butir soal tergolong sulit dengan persentase 4 %. Butir soal yang tergolong mudah
terdapat pada butir nomor 1, 2, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 19, 21, 24, 25, 27, 28, 29, 31,
32, 36, 37, 38, 40, 41, 42, 43, dan 44. Butir soal yang tergolong sedang terdapat pada butir
soal nomor 3, 9, 16, 17, 18, 20, 22, 23, 26, 30, 33, 34, 35, dan 45, sedangkan butir soal yang
tergolong sulit terdapat pada nomor 4 dan 39.
Dapat disimpulkan bahwa persentase ITK didominasi kategori mudah, hal tersebut
menunjukkan adanya tes yang digunakan kurang baik, karena seharusnya ITK yang baik
adalah ITK yang didominasi soal berkategori sedang. Hal ini senada dengan Kuncoro
(2012:63) tes yang terbaik adalah tes yang terdiri dari soal-soal yang mempunyai taraf
kesukaran sedang dan rentang distribusi kesukarannya yang kecil.
Gambar 1. Persentase ITK Soal UAS Kelas VIIA SMP N 2 Surakarta
Keberfungsian Distraktor
Kelebihan bentuk tes pilihan ganda, diantaranya mengukur berbagai jenjang kognitif
(dari ingatan sampai dengan evaluasi), penskorannya mudah, cepat, obyektif, dan dapat
mencakup ruang lingkup bahan atau materi yang luas dalam suatu tes untuk suatu kelas,
sedangkan kelemahan yang terdapat pada bentuk tes pilihan ganda, yaitu memerlukan waktu
yang relatif lama untuk menulis soalnya, sulit membuat pengecoh yang homogen dan
berfungsi, serta terdapat peluang untuk menebak kunci jawaban (Slameto dalam Arif,
2014:2).
Jadi, pilihan ganda terdapat alternatif-alternatif jawaban, diantaranya dari sejumlah
jawaban yang telah disediakan hanya ada satu jawaban yang tepat, sedangkan kemungkinan
jawaban lainnya atau jawaban pengecoh disebut distractor.Sabri (2013:4) mendefinisikan
29
64%05
101520253035
Mudah
INDEKS TINGKAT KESULITAN
73 SEMNASBAHTERA
tergolong mudah dengan persentase 64%, 14 butir soal tergolong sedang dengan persentase
32%, dan 2 butir soal tergolong sulit dengan persentase 4 %. Butir soal yang tergolong mudah
terdapat pada butir nomor 1, 2, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 19, 21, 24, 25, 27, 28, 29, 31,
32, 36, 37, 38, 40, 41, 42, 43, dan 44. Butir soal yang tergolong sedang terdapat pada butir
soal nomor 3, 9, 16, 17, 18, 20, 22, 23, 26, 30, 33, 34, 35, dan 45, sedangkan butir soal yang
tergolong sulit terdapat pada nomor 4 dan 39.
Dapat disimpulkan bahwa persentase ITK didominasi kategori mudah, hal tersebut
menunjukkan adanya tes yang digunakan kurang baik, karena seharusnya ITK yang baik
adalah ITK yang didominasi soal berkategori sedang. Hal ini senada dengan Kuncoro
(2012:63) tes yang terbaik adalah tes yang terdiri dari soal-soal yang mempunyai taraf
kesukaran sedang dan rentang distribusi kesukarannya yang kecil.
Gambar 1. Persentase ITK Soal UAS Kelas VIIA SMP N 2 Surakarta
Keberfungsian Distraktor
Kelebihan bentuk tes pilihan ganda, diantaranya mengukur berbagai jenjang kognitif
(dari ingatan sampai dengan evaluasi), penskorannya mudah, cepat, obyektif, dan dapat
mencakup ruang lingkup bahan atau materi yang luas dalam suatu tes untuk suatu kelas,
sedangkan kelemahan yang terdapat pada bentuk tes pilihan ganda, yaitu memerlukan waktu
yang relatif lama untuk menulis soalnya, sulit membuat pengecoh yang homogen dan
berfungsi, serta terdapat peluang untuk menebak kunci jawaban (Slameto dalam Arif,
2014:2).
Jadi, pilihan ganda terdapat alternatif-alternatif jawaban, diantaranya dari sejumlah
jawaban yang telah disediakan hanya ada satu jawaban yang tepat, sedangkan kemungkinan
jawaban lainnya atau jawaban pengecoh disebut distractor.Sabri (2013:4) mendefinisikan
29
14 264% 32% 4%
Mudah Sedang Sukar
Jumlah
Presentase
INDEKS TINGKAT KESULITAN
73 SEMNASBAHTERA
tergolong mudah dengan persentase 64%, 14 butir soal tergolong sedang dengan persentase
32%, dan 2 butir soal tergolong sulit dengan persentase 4 %. Butir soal yang tergolong mudah
terdapat pada butir nomor 1, 2, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 19, 21, 24, 25, 27, 28, 29, 31,
32, 36, 37, 38, 40, 41, 42, 43, dan 44. Butir soal yang tergolong sedang terdapat pada butir
soal nomor 3, 9, 16, 17, 18, 20, 22, 23, 26, 30, 33, 34, 35, dan 45, sedangkan butir soal yang
tergolong sulit terdapat pada nomor 4 dan 39.
Dapat disimpulkan bahwa persentase ITK didominasi kategori mudah, hal tersebut
menunjukkan adanya tes yang digunakan kurang baik, karena seharusnya ITK yang baik
adalah ITK yang didominasi soal berkategori sedang. Hal ini senada dengan Kuncoro
(2012:63) tes yang terbaik adalah tes yang terdiri dari soal-soal yang mempunyai taraf
kesukaran sedang dan rentang distribusi kesukarannya yang kecil.
Gambar 1. Persentase ITK Soal UAS Kelas VIIA SMP N 2 Surakarta
Keberfungsian Distraktor
Kelebihan bentuk tes pilihan ganda, diantaranya mengukur berbagai jenjang kognitif
(dari ingatan sampai dengan evaluasi), penskorannya mudah, cepat, obyektif, dan dapat
mencakup ruang lingkup bahan atau materi yang luas dalam suatu tes untuk suatu kelas,
sedangkan kelemahan yang terdapat pada bentuk tes pilihan ganda, yaitu memerlukan waktu
yang relatif lama untuk menulis soalnya, sulit membuat pengecoh yang homogen dan
berfungsi, serta terdapat peluang untuk menebak kunci jawaban (Slameto dalam Arif,
2014:2).
Jadi, pilihan ganda terdapat alternatif-alternatif jawaban, diantaranya dari sejumlah
jawaban yang telah disediakan hanya ada satu jawaban yang tepat, sedangkan kemungkinan
jawaban lainnya atau jawaban pengecoh disebut distractor.Sabri (2013:4) mendefinisikan
Presentase
74 SEMNASBAHTERA
“Distractor are classified as the incorrect answer in a multiple-choice question”, artinya
distraktor merupakan klasifikasi jawaban salah dalam pertanyaan pilihan ganda.
Hingorjo (2012:143)“Distractor efficiency is one such tool that tells whether the
item was well constructed or failed to perform its purpose. Any distractor that has been
selected by less than 5% of the students is considered to be a non-functioning distractor (NF-
D)”, artinya distraktor yang efisien adalah alat yang dapat menggambarkan apakan butir soal
yang dibuat baik atau gagal. Setiap distraktor yang dipilih siswa kurang dari 5%, maka
dianggap distraktor tidak berfungsi (NF-D). Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan
bahwa distraktor merupakan jawaban pengecoh yang memiliki perbedaan tipis dengan
jawaban benar, sehingga sering menjebak siswa dalam menjawab soal tes yang diujikan.
Jumlah opsi keseluruhan yang ada dalam soal UAS mata pelajaran Bahasa Indonesia
kelas VIIA SMP N 2 Surakarta adalah 45 butir, sedangkan alternatif jawaban terdapat 4 opsi
yaitu opsi A, B, C dan D, sehingga dari 45 butir soal pilihan ganda seluruh opsi yang ada
yaitu 180 opsi. Dari 180 opsi butir soal terdapat 45 jawaban yang benar, sedangkan 135 opsi
lainnya merupakan jawaban pengecoh atau distraktor. Hasil analisis dengan perhitungan
manual menunjukkan bahwa jumlah opsi distraktor yang berfungsi sebanyak 43 dengan
persentase 32%, sedangkan opsi distraktor yang tidak berfungsi sebanyak 92 dengan
persentase 68%.
Alternatif jawaban A menunjukan sebanyak 12 opsi adalah jawaban benar dan 33 opsi
adalah jawaban pengecoh; 26 opsi tidak berfungsi dan 7 opsi berfungsi dengan baik.
Alternatif jawaban B menunjukan sebanyak 14 opsi adalah jawaban benar, 31 opsi adalah
jawaban pengecoh; 19 berfungsi dan 12 tidak berfungsi. Alternatif jawaban C menunjukan
sebanyak 12 adalah jawaban benar, 33 adalah jawaban pengecoh; 23 tidak berfungsi dan 10
berfungsi. Adapun alternatif jawaban D menunjukan bahwa sebanyak 7 adalah jawaban
benar, 38 adalah jawaban pengecoh; 24 tidak berfungsi, dan 14 berfungsi.
Demikian, dapat disimpulkan bahwa Alternatif jawaban benar antara opsi A, B, C, D
belum rata, hal tersebut terbukti dari jawaban benar opsi A sebanyak 12, opsi B sebanyak 14,
opsi C sebanyak 12, dan opsi D sebanyak 7. Oleh karena itu, untuk mengatasi kemerataan
jawaban maka alternatif jawaban A, B, C dan D dibuat seimbang, misalnya jawaban benar
opsi A dibuat sebanyak 11, B sebanyak 11, C sebanyak 11, dan D sebanyak 12. Berikut tabel
analisis keberfungsian distraktor.
75 SEMNASBAHTERA
Tabel 2. Keberfungsian Distraktor UAS Genap Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas
VIIA SMP N 2 Surakarta
BUTIR
SOAL
ALTERNATIF JAWABAN
A B C D
1 Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi
2 Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
3 Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi
4 Jawaban Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
5 Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
6 Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi
7 Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi
8 Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi
9 Berfungsi Berfungsi Berfungsi Jawaban
10 Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi
11 Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi
12 Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi
13 Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban
14 Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban
15 Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi
16 Jawaban Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi
17 Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi
18 Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
19 Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi
20 Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban
21 Berfungsi Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi
22 Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Jawaban
23 Jawaban Berfungsi Berfungsi Berfungsi
24 Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi
25 Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
26 Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban
27 Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi
28 Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi
29 Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi
76 SEMNASBAHTERA
30 Berfungsi Jawaban Berfungsi Berfungsi
31 Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
32 Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi
33 Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi
34 Jawaban Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi
35 Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Berfungsi
36 Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
37 Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi
38 Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
39 Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Berfungsi
40 Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi
41 Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
42 Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
43 Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban
44 Jawaban Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
45 Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi
Gambar 2. Persentase Keberfungsian Distraktor
SIMPULAN
Hasil pembahasan menunjukkan bahwa UAS yang dilaksanakan oleh pihak sekolah
dibuat oleh MGMP Surakarta. ITK UAS genap mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIIA
di SMP N 2 Surakarta, dari 45 butir soal terdapat 29 butir soal tergolong mudah dengan
persentase 64%, 14 butir soal tergolong sedang dengan persentase 32%, dan 2 butir soal
tergolong sulit dengan persentase 4 %. Butir soal yang tergolong mudah terdapat pada butir
0
20
40
60
80
100
Berfungsi
43
KEBERFUNGSIAN DISTRAKTOR
76 SEMNASBAHTERA
30 Berfungsi Jawaban Berfungsi Berfungsi
31 Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
32 Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi
33 Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi
34 Jawaban Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi
35 Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Berfungsi
36 Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
37 Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi
38 Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
39 Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Berfungsi
40 Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi
41 Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
42 Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
43 Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban
44 Jawaban Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
45 Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi
Gambar 2. Persentase Keberfungsian Distraktor
SIMPULAN
Hasil pembahasan menunjukkan bahwa UAS yang dilaksanakan oleh pihak sekolah
dibuat oleh MGMP Surakarta. ITK UAS genap mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIIA
di SMP N 2 Surakarta, dari 45 butir soal terdapat 29 butir soal tergolong mudah dengan
persentase 64%, 14 butir soal tergolong sedang dengan persentase 32%, dan 2 butir soal
tergolong sulit dengan persentase 4 %. Butir soal yang tergolong mudah terdapat pada butir
Berfungsi Tidak Berfungsi
43
92
32% 68%
JumlahPersentase
KEBERFUNGSIAN DISTRAKTOR
76 SEMNASBAHTERA
30 Berfungsi Jawaban Berfungsi Berfungsi
31 Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
32 Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi
33 Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi
34 Jawaban Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi
35 Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Berfungsi
36 Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
37 Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi
38 Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
39 Tidak Berfungsi Jawaban Berfungsi Berfungsi
40 Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi
41 Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
42 Jawaban Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
43 Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi Berfungsi Jawaban
44 Jawaban Berfungsi Tidak Berfungsi Tidak Berfungsi
45 Tidak Berfungsi Jawaban Tidak Berfungsi Berfungsi
Gambar 2. Persentase Keberfungsian Distraktor
SIMPULAN
Hasil pembahasan menunjukkan bahwa UAS yang dilaksanakan oleh pihak sekolah
dibuat oleh MGMP Surakarta. ITK UAS genap mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIIA
di SMP N 2 Surakarta, dari 45 butir soal terdapat 29 butir soal tergolong mudah dengan
persentase 64%, 14 butir soal tergolong sedang dengan persentase 32%, dan 2 butir soal
tergolong sulit dengan persentase 4 %. Butir soal yang tergolong mudah terdapat pada butir
JumlahPersentase
77 SEMNASBAHTERA
nomor 1, 2, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 19, 21, 24, 25, 27, 28, 29, 31, 32, 36, 37, 38, 40,
41, 42, 43, dan 44. Butir soal yang tergolong sedang terdapat pada butir soal nomor 3, 9, 16,
17, 18, 20, 22, 23, 26, 30, 33, 34, 35, dan 45, sedangkan butir soal yang tergolong sulit
terdapat pada nomor 4 dan 39.
Jumlah seluruh distraktor yang ada sebanyak 135 butir. Distraktor yang berfungsi
sebanyak 43 dengan persentase 32%, sedangkan opsi distraktor yang tidak berfungsi
sebanyak 92 dengan persentase 68%. Alternatif jawaban benar antara opsi A, B, C, D belum
rata, hal tersebut terbukti dari jawaban benar opsi A sebanyak 12, opsi B sebanyak 14, opsi C
sebanyak 12, dan opsi D sebanyak 7. Oleh karena itu, untuk mengatasi kemerataan jawaban
maka alternatif jawaban A, B, C dan D dibuat seimbang
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Backholff, Escudero., Norma Larrazolo, & Rosas Morales. (2000). The Level of Difficulty andDiscrimination Power of the Basic Knowledge and Skill Examination(EXHCOBA).Revista Electronica de Investigacion Educativa, 2 (1).http://redie.uabc.mx/vol2no1/contents-backhoff.html
Hingorjo, Mozaffer Rahim. 2012. “Analysis of One-Best MCQs: the Difficulty Index,Discrimination Index and Distractor Efficiency”. J Pak Med Assoc, 62 (2): 142-147.
Kuncoro, Muhammad Wahyu. 2012.”Evaluasi Kualitas Tes Psikologi Kepribadian 1”. JurnalSosio Humaniora, 3 (4):58-73.
Maemunah, Siti. 2015. “ Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran BahasaJawa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sruweng Kebumen Tahun Pelajaran 2014/2015”.Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa UniversitasMuhammadiyah Purworejo. Vol. 07 No. 03. 101-108.
Nurgiyantoro, Burhan. 2014. Penilaian Pembelajaran Bahasa BerbasisKompetensi.Yogyakarta: BPFE.
Sabri, Shafizan. 2013.“Item Analysis of Student Comprehensive Test for Reasearch TeachingBegiiner String Ensemble Using Model Based Teaching Among Music Students InPublic Universities”. International Journal of Educations and Reasearch, 1 (12):1-14.
Sudaryono. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Supardi. 2015. Penilaian Autentik: Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan Psikomotor. Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Winata, Ni Putu Sintya, Ida Bagus Putrayasa, dan I Nyoman Seloka Sudira. 2014. “AnalisisButir Soal Pilihan Ganda Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMK Negeri 3 Singaraja”.Lingua. Vol. 2 No. 1. 1-12.
78 SEMNASBAHTERA