Post on 20-Jul-2016
description
TANAMAN OBAT KELUARGA
(TOGA)
Disusun oleh:
ALAN ANGKO WIJOYO
SAKA BAKTI HUSADA PURWOKERTO
ANGKATAN 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga
saya bisa menyelesaikan tugas akhir ini dan tanpa
dukungan dari teman – teman yang sudah memberi
saya masukan sehingga tugas ini
terselesaikan .Maka dari itu perkenankan saya untuk
mengucapkan terima kasih kepada:
1.ka Sutikno selaku pembina Saka Bakti Husada
2.ka Awang selaku pamong Saka Bakti Husada
3.dan Rekan-rekan Saka Bakti Husada
Saya sadari makalah ini tidak akan sempurna tanpa
dukungan dari teman-teman,terimakasih atas
bantuan teman-teman dan para dewan Saka Bakti
Husada.
Purwokerto, maret 2013
PENULIS
1
HAL 2
DAFTAR ISI
1.Kata pengantar.................................................12.Daftar isi............................................................23.Bab I PENDAHULUAN a.Latar belakang masalah...............................3 b.Perumusan masalah......................................94.Bab II TINJAUAN MATERI........................105.Bab III ANALISA...........................................196.Bab IV KESIMPULAN..................................207.DAFTAR PUSTAKA.....................................
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai gudangnya tanaman obat sehingga mendapat julukan live laboratory. Sekitar 30.000 jenis tanaman
obat dimiliki Indonesia.
Dengan kekayaan flora tersebut, tentu Indonesia
memiliki potensi untuk
mengembangkan produk herbal yang kualitasnya setara
dengan obat modern.
Akan tetapi, sumber daya alam tersebut belum
dimanfaatkan secara optimal bagi
kepentingan masyarakat. Baru sekitar 1200 species
tanaman obat yang
dimanfaatkan dan diteliti sebagai obat tradisional.
Beberapa spesies tanaman obat
yang berasal dari hutan tropis Indonesia justru
digunakan oleh negara lain.
Sebagai contoh adalah para peneliti Jepang yang telah
mematenkan sekitar 40 senyawa aktif dari tanaman
yang berasal dari Indonesia. Bahkan beberapa obat-
obatan yang bahan bakunya dapat ditemukan di
Indonesia telah dipatenkan dan
diproduksi secara besar-besaran di negara lain sehingga
memberi keuntungan
yang besar bagi negara tersebut (Johnherf , 2007)
Sejak dahulu bangsa Indonesia telah mengenal dan
memanfaatkan
tumbuhan berkhasiat obat sebagai salah satu upaya
untuk menanggulangi masalah
3
Hal 4
kesehatan, jauh sebelum pelayanan kesehatan formal
dengan obat-obatan
modernnya dikenal masyarakat. Pengetahuan tentang
pemanfaatan tanaman obat
tersebut merupakan warisan budaya bangsa
berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang diwariskan secara turun-temurun
hingga ke generasi sekarang,
sehingga tercipta berbagai ramuan tumbuhan obat yang
merupakan ciri khas
pengobatan tradisional Indonesia. Dengan demikian,
selain memiliki kekayaan
hayati yang besar, pengetahuan masyarakat lokal
tentang pemanfaatan sumber
Universitas Sumatera Utaradaya hayati tersebut cukup tinggi. Oleh karena itu, tidaklah bijaksana apabila pengobatan penyakit dan pemeliharaan kesehatan dengan pemanfaatan tumbuhan obat tidak diupayakan untuk dikembangkan bagi kepentingan masyarakat dan bangsa (Jhonherf, 2007). Dalam memanfaatkan dan mengembangkan tanaman obat, juga harus diperhatikan pelestarian dan perlindungannya. Pemanfaatan obat tradisional untuk pemeliharaan kesehatan dan gangguan penyakit hingga saat ini masih sangat dibutuhkan dan perlu dikembangkan, terutama dengan melonjaknya biaya
Hal 5
pengobatan dan harga obat-obatan. Adanya kenyataan
bahwa tingkat kebutuhan
masyarakat terhadap pengobatan semakin meningkat,
sementara taraf kehidupan
sebagian masyarakat kita masih banyak yang
kemampuannya pas-pasan. Maka
dari itu, pengobatan dengan bahan alam yang ekonomis
merupakan solusi yang
baik untuk menanggulangi masalah tersebut. Dengan
kembali maraknya gerakan
kembali ke alam (back to nature), kecenderungan
penggunaan bahan obat
alam/herbal di dunia semakin meningkat. Gerakan
tersebut dilatarbelakangi
perubahan lingkungan, pola hidup manusia, dan
perkembangan pola penyakit.
Obat yang berasal dari bahan alam memiliki efek
samping yang lebih rendah
dibandingkan obat-obatan kimia, karena efek obat
herbal bersifat alamiah. Dalam
tanaman-tanaman berkhasiat obat yang telah dipelajari
dan diteliti secara ilmiah
menunjukan bahwa tanaman-tanaman tersebut
mengandung zat-zat atau senyawa
aktif yang terbukti bermanfaat bagi
kesehatan(Maheswari, 2002).
Penggunaan tanaman obat di kalangan masyarakat
sangat luas, mulai
untuk bahan penyedap hingga bahan baku industri obat-
obatan dan kosmetika.
Namun, di dalam sistim pelayanan kesehatan
masyarakat, kenyataannya peran
Hal 6
Universitas Sumatera Utara
obat-obat alami belum sepenuhnya diakui, walaupun secara empiris manfaat obat-
obat alami tersebut telah terbukti. Sebagai salah satu contoh adalah penggunaan
jamu sebagai obat kuat, obat pegal linu, mempertahankan keayuan, pereda sakit
saat datang bulan dan lain-lain, menyiratkan penggunaan jamu yang sangat luas di
masyarakat. Memang disadari, bahwa produksi jamu belum banyak tersentuh oleh
hasil-hasil penelitian karena antara lain disebabkan para produsen jamu pada
umumnya masih berpegang teguh pada ramuan yang diturunkan turun-temurun.
Akibatnya, hingga saat ini obat tradisional masih merupakan bahan pengobatan
alternatif di samping obat modern. Tetapi, hal ini bisa membuka peluang bagi
pengusaha atau petani tanaman obat untuk menjadi kan ramuan obat tradisional
nya menjadi bahan pengobatan primer, tidak hanya sebagai alternatif
(Maheshwari, 2002).
Pengembangan obat alami ini memang patut mendapatkan perhatian yang
lebih besar bukan saja disebabkan potensi pengembangannya yang terbuka, tetapi
juga permintaan pasar akan bahan baku obat tradisional ini terus meningkat untuk
kebutuhan domestik atau internasional. Hal ini tentunya juga akan berdampak
HAL 7
positif bagi peningkatan pendapatan petani dan penyerapan tenga kerja baik dalam usaha tani maupun dalam usaha pengolahannya (Suriawiria, 2000). Flora dan fauna serta mineral yang berkhasiat sebagai obat harus dikembangkan dan disebar luaskan agar maksimal mungkin dapat dimanfaatkan dalam upaya-upaya kesehatan masyarakat. Khususnya untuk tanaman obat, penyebarluasannya dapat dilakukan melalui TOGA (Tanaman Obat Keluarga) TOGA (Tanaman obat keluarga) merupakan upaya untuk meningkatkan pemanfaatan tanaman berkhasiat obat. Selain sebagai sarana untuk menjaga kesehatan masyarakat, toga juga berfungsi sebagai sarana penghijauan, sarana untuk pelestarian alam, sarana memperbaiki gizi, sarana untuk pemerataan pendapatan, sarana penyebaran gerakan penghijauann dan sarana keindahan pekarangan atau lingkungan (Redaksi Agromedia, 2007). Dengan semakin tingginya biaya pengobatan dan harga obat-obatan kimia, serta banyaknya efek sampping yang ditimbulkan dari mengkonsumsi obat-obatan kimia, sudah saatnya masyarakat sekarang lebih mengenal dan memanfaatkan lagi tanaman berkhasiat obat yang tidak mempunyai efek samping
yang cukup mengkawatirkan bagi pemakainya, karena efek tanaman berkhasiat
obat bersifat alamiah. Dan didasari juga dengan kenyataan bahwa tingkat
kebutuhan masyarakat terhadap pengobatan semakin besar, tetapi taraf kehidupan
masyarakat masih banyak yang kemampuannya pas-pasan, maka dari itu,
HAL 8
pengobatan dengan bahan alam yang ekonomis merupakan solusi yang baik untuk
menanggulangi masalah tersebut (Jhonherf, 2007).
Oleh karena itulah, perlu dilakukan strategi pengembangan tanaman
berkhasiat obat agar dapat bersaing dengan obat-obatan kimia yang ada dan dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat akan khasiat dan manfaat dari tanaman
obat tersebut sehingga penggunaan tanaman berkhasiat obat sebagai obat pun
meningkat. Salah satu pengembangan tanaman obat ini bisa dimulai melalui
Tanaman Obat Keluarga (TOGA).
Keadaan inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian
mengenai Strategi Pengembangan Usaha Tani Tanaman Obat Keluarga (TOGA).
TUJUANTujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk membantu pembaca dalam mengetahui Anatomi, morfologi,habitat,taksonomi dari beberapa jenis tanaman obat keluarga yang sering kita jumpai dikehidupan kita, sehingga pembaca dapat memanfaatkan tanaman-tanaman tersebut untuk
menjaga kesehatan dan perkembangan ilmu dimasyarakat sekarang ini.Sehubungan dengan banyaknya obat-obatan kimia yang beredar dimasyarakat yang tidak luput dari efek samping, maka dengan adanya makalah ini kami berharap agar para pembaca bisa mengganti kebiasaan meminum obat-obatan kimia dengan tanaman obat yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita yang mana dijamin lebih aman dan tidak memiliki efek samping.
HAL 9B,Rumusan Masalah1. Apa macam-macam TOGA yang sering kita jumpai?2. Apa ciri morfologi TOGA tersebut?3. Apa ciri anatomi TOGA tersebut?4. Apa taksonominya?5. Dimanakah tanaman tersebut bisa tumbuh subur?6. Apa saja manfaat/khasiat dari setiap tanaman tersebut?
HAL 10
BAB II
TINJAUAN MATERI
Sejarah
Tanaman obat dari Cina.Mesir kunoPada zaman Mesir kuno (Tahun 2500 Sebelum Masehi), para budak diberi ransum bawang untuk membantu menghilangkan banyak penyakit demam dan infeksi yang umum terjadi pada masa itu.[2] Sejak itulah catatan pertama tentang penulisan tanaman obat dan berbagai khasiatnya telah dikumpulkan oleh orang-orang mesir kuno.[2] Sejumlah besar resep penggunaan produk tanaman untuk pengobatan berbagai penyakit, gejala-gejala penyakit dan diagnosanya tercantum dalam (Papyrus Ehers).[3] Pada saat itu, para pendeta Mesir kuno telah melakukan dan mempraktekkan pengobatan herbal.[2]
Yunani kunoBangsa Yunani kuno juga banyak menyimpan catatan mengenai penggunaan tanaman obat yaitu Hyppocrates (Tahun 466 Sebelum Masehi), Theophrastus (Tahun 372 Sebelum Masehi) dan Pedanios Dioscorides (Tahun 100 Sebelum Masehi) membuat himpunan keterangan terinci mengenai ribuan tanaman obat dalam De Materia Medica.[3] Orang-orang Yunani kuno juga telah melakukan pengobatan herbal.[2] Mereka menemukan berbagai tanaman obat baru, seperti rosemary dan lavender pada saat mengadakan perjalanan ke berbagai daratan lain.[2]
CinaTanaman obat di Cina berlangsung sekitar 3.000 tahun yang lalu, ketika muncul penyembuhan kerapuhan tulang oleh dukun Wu.[4] Pada waktu itu, penyakit ini diyakini disebabkan oleh kekuatan jahat, sehingga menurut dukun Wu diperlukan obat dari tanaman untuk mengusir kekuatan jahat itu.[4] Bahkan, bahan penyembuhan tertua dalam sejarah telah ditemukan di China, di mana makam seorang bangsawan Han ditemukan untuk menyimpan
HAL 11data medis yang ditulis pada gulungan sutra.[4] Gulungan sutra berisi daftar 247 tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan yang digunakan dalam menyembuhkan penyakit.[4]
InggrisDi Inggris, penggunaan tanaman obat dikembangkan bersamaan dengan didirikannya biara-biara di seluruh negeri.[2] Setiap biara memiliki tamanan obat masing-masing yang digunakan untuk merawat para pendeta maupun para penduduk setempat.[2] Pada beberapa daerah, khususnya Wales dan Skotlandia, orang-orang Druid dan para penyembuh Celtik menggunakan obat-obatan dalam perayaan agama dan ritual mereka.[2] Pengetahuan tanaman obat semakin berkembang dengan terciptanya mesin cetak pada abad ke 15, sehingga penulisan mengenai Tanaman-Tanaman Obat dapat dilakukan.[2]
Sekitar tahun 1630, John Parkinson dari London menulis mengenai tanaman obat dari berbagai tanaman.[2] Nicholas Culpepper ( 1616-1654 ) dengan karyanya yang paling terkenal yaitu The Complete Herbal and English Physician, Enlarged, diterbitkan pada tahun 1649.[2] Pada tahun 1812, Henry Potter telah memulai bisnisnya menyediakan berbagai tanaman obat dan berdagang lintah.[2] Sejak saat itu banyak sekali pengetahuan tradisional dan cerita rakyat tentang tanaman obat dapat ditemukan mulai dari Inggris, Eropa, Timur Tengah, Asia, dan Amerika, sehingga Potter terdorong untuk menulis kembali bukunya Potter’s Encyclopaedia of Botanical Drug and Preparatians, yang sampai saat inipun masih diterbitkan.[2] Tahun 1864, National Association of Medical Herbalists didirikan dengan tujuan mengorganisir pelatihan para praktisi pengobatan secara tradisional, serta mempertahankan standar-standar praktek pengobatan.[2]
IndonesiaDi Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan juga telah berlangsung ribuan tahun yang lalu.[3] Pada pertengahan abad ke XVII seorang botanikus bernama Jacobus Rontius (1592 – 1631) mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan dalam bukunya De Indiae Untriusquere Naturali et Medica.[3] Meskipun hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini merupakan dasar dari penelitian tumbuh-tumbuhan obat oleh N.A. van Rheede tot Draakestein (1637 – 1691) dalam bukunya Hortus Indicus Malabaricus.[3] Pada tahun 1888 didirikan Chemis Pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian dari Kebun Raya Bogor dengan tujuan menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan untuk obat-obatan.[3] Selanjutnya penelitian dan publikasi mengenai khasiat tanaman obat-obatan semakin berkembang.[3]
Pemanfaatan Tanaman Obat (TOGA)Pada bagian tanaman seperti yang tercantum di bawah ini dapat dimanfaatkan sebagai obat. Bagian tanaman terdiri dari bagian daun, kulit batang, buah, biji, bahkan pada bagian akarnya.[5]
HAL 12Daun
No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat
1. Daun dewa (Gynura Segetum) Mengobati muntah darah dan payudara bengkak2. Seledri Mengobati tekanan darah tinggi3. Belimbing Mengobati tekanan darah tinggi4. Kelor Mengobati panas dalam dan demam5. Daun bayam duri Mengobati kurang darah6. Kangkung Mengobati insomnia7. Saga (Abrus precatorius) Mengobati batuk dan sariawan8. Pacar cina (Aglaiae ordorota Lour) Mengobati penyakit gonorrhoe (penyakit kelamin)9. Landep (Barleriae prionitis L.) Mengobati rematik
10. Miana (Coleus atropurpureus Bentham) Mengobati wasir
11. Pepaya (Carica papaya L.) Mengobati demam dan disentri
12.Jintan (Trachyspermum roxburghianum syn. Carum roxburghianum)
Mengobati batuk, mules, dan sariawan
13. Pegagan (Cantella asiatica Urban) Mengobati sariawan dan bersifat astringensia (mampu membasmi bakteri)
14. Blustru (Luffa cylindrice Roem) Bersifat diuretik (peluruh air seni)
15. Kemuning (Murrayae paniculata Jack) Mengobati penyakit gonorrhoe
16. Murbei (Morus indica Rumph) Bersifat diuretik
17. Kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth) Bersifat diuretik
18. Sirih (Chavica betle L.) Mengobati batuk, antiseptika (membunuh mikroorganisme berbahaya), dan obat kumur
19. Randu (Ceiba pentandra Gaerth) Sebagai obat mencret dan kumur20. Salam (Eugenia polyantha Wight) Bersifat astringensia21. Jambu biji (Psidium guajava L.) Mengobati mencret
22. Sukun (Arthocarpus communis)Mengobati ginjal, jantung, liver, sakit gigi,pencernaan, menurunkan kolesterol, asam urat[rujukan?]
HAL 13Batang
No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat
1. Kayu manis (Cinnamomum burmanii)
Mengobati penyakit batuk dan sesak napas, nyeri lambung, perut kembung, diare, rematik, dan menghangatkan lambung
2 Dadap ayam (Erythrina varigata Linn.Var.orientalis) Mengobati asma
3. Pulasari (Alyxia stellata Roem) Obat perut kembung
4. Brotawali (Tonospora rumphii Boerl)
Mengobati demam, sakit kuning, obat cacingan, kudis, dan diabetes
5. Kemukus (Piper cubeba L.) Obat radang selaput lendir saluran kemih
6. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
Sebagai antiseptik, sehingga dapat dipakai sebagai obat kumur
7. Delima (Punice granatum L.) Sebagai anti cacing pita (obat antelmentika)BuahNo. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat
1. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
Mengobati penyakit demam, batuk kronis, kurang darah, menghentikan kebiasaan merokok, menghilangkan bau badan, menyegarkan tubuh, dan memperlancar buang air kecil
2. Cabai merah (Capsicum annuum L.) Obat gosok untuk penyakit rematik dan masuk angin
3. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi)
Mengobati penyakit batuk, melegakan napas, dan mencairkan dahak
4. Mengkudu (Morinda citrifolia)Mengobati penyakit radang usus, susah buang air kecil, batuk, amandel, difetri, lever, sariawan, tekanan darah tinggi, dan sembelit
5. Kemukus (Piper cubeba L.) Obat radang selaput lendir saluran kemih
6.
Kapulaga (Elettaria cardamomum Maton) dan ketumbar (Coriandrum sativum L.)
Obat antikembung
HAL 14BijiNo. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat1. Kecubung (Datura metel) Mengobati penyakit asma, bisul, dan anus turun
2.Kapur barus (Dryobalanops aromatica Gaertn.)
Mengobati gangguan pencernaan
3. Pinang (Areca catecha L.)
Tepung biji pinang berkhasiat sebagai obat antelmentika, terutama terhadap cacing pita
4. Kedawung (Parkia biglobosa Bentham)
Sebagai bahan obat sakit perut, mulas, diare, dan bersifat astringensia
5. Pala (Myristica)Mengatasi perut kembung, sebagai stimulansia setempat terhadap saluran pencernaan, bahan obat pembius, menyebabkan rasa kantuk, dan memperlambat pernapasan
6. Jamblang (Eugenia cumini Merr)
Sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit kencing manis (diabetes)
AkarNo. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat1. Pepaya (Carica papaya L.) Obat cacing2. Aren (Arenga pinnata Merril) Obat diuretik3. Pule pandak (Rauwolfia Obat antihipertensi dan gangguan neuropsikhiatrik,
serpentina Benth) seperti tekanan darah tinggi
HAL 15Umbi atau rimpangNo. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat
1. Bangle (Zingiber purpureum Roxb.)
Mengobati sakit kepala, susah buang air besar, nyeri pada perut, sakit kuning, perut kembung, dan melangsingkan tubuh
2. Jahe (Zingiber officinale Rosc.)
Menghangatkan badan, mengobati sakit pinggang, asma, muntah, dan nyeri otot
3. Kencur (Kaempferia galanga L.)
Mengobati sakit kepala, obat batuk, melancarkan keringat, dan mengeluarkan dahak
4. Kunyit (Curcuma domestica Val.) Mengobati diare, masuk angin, hepatitis, dan kejang-kejang
5. Lempuyang (Zingiber zerumbet) Obat pelangsing, penambah nafsu makan, disentri, dan diare
6. Lengkuas (Languas galanga L.Stunzt) Mengobati panu, serta bersifat antifungi dan anti bakteri
7. Temu giring (Curcuma heynaena Val.) Obat anti cacing, sakit perut, dan melangsingkan tubuh
8. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
Mengatasi sembelit, memperbanyak ASI, dan memperkuat sekresi empedu
9. Temu hitam (Curcuma aeroginosa Roxb.)
obat anti cacing, mencegah kelesuan, dan memperlancar peredaran darah
10. Alang-alang (Imperata cylindrica Beav.) Obat untuk memperlancar air seni (diuretik
Gambar Berbagai Jenis Tanaman Obat Tradisional
Daun sirih
Kayu manis
HAL 16
Buah mengkudu
Biji pinang
Akar pohon aren
Temulawak
Daun pepayaya
Hal 17
Faktor peningkatan penggunaan tanaman obatKecenderungan meningkatnya penggunaan obat tradisional didasari oleh beberapa faktor, yaitu:[6]
1. Pada umumnya, harga obat–obatan buatan pabrik yang sangat mahal, sehingga masyarakat mencari alternatif pengobatan yang lebih murah.
2. Efek samping yang ditimbulkan oleh obat tradisional sangat kecil dibandingkan dengan obat buatan pabrik.[6]
3. Kandungan unsur kimia yang terkandung di dalam obat tradisional sebenarnya menjadi dasar pengobatan kedokteran modern. Artinya, pembuatan obat–obatan pabrik menggunakan rumus kimia yang telah disentetis dari kandungan bahan alami ramuan tradisional.
Perawatan tanaman obatTanaman yang dipelihara di pekarangan rumah tidak memerlukan perawatan khusus, baik sebagai bumbu dapur atau bahan obat.[7] Perlakuan khusus dalam budi daya tanaman obat dilakukan dalam skala usaha, dengan tujuan untuk memperoleh kualitas dan kuantitas hasil yang optimum.[7] Kegiatan pemupukan dan pengandalian hama penyakit tanaman perlu dilakukan.[7] Kegiatan ini sangat erat hubungannya dengan penggunaan bahan kimiawi yang terkandung dalam pupuk atau pestisida.[7] Pemakaian bahan kimiawi dapat mencemari lingkungan, baik tanah maupun air, dan yang paling berbahaya residu yang dihasilkan akan terakumulasi dalam produk tanaman yang dihasilkan.[7] Untuk itu, perlu diperkenalkan sistem budi daya yang tidak tergantung pada bahan-bahan kimia.[7] Sistem ini dikenal dengan istilah pertanian organik.[7] Dalam budi daya tanaman obat dapat dimanfaatkan pupuk organik untuk menambah unsur hara mineral yang dibutuhkan tanaman.[7] Pupuk organik yang digunakan di antaranya adalah pupuk kandang, bokhasi, kompos, humus, sampah dapur, dan serasah daun.[7] Selain itu, sebagai bahan pengendali hama penyakit tanaman, dapat dimanfaatkan pestisida alami yang terdapat di sekitar rumah, seperti tanaman babadotan (Ageratum conyzoides), sirsak, lantana, dan daun tembakau.[7]
Dibawah ini adalah beberapa manfaat daun sirih serta bagaimana cara meramu dan menggunakannya sebagai obat :
1. Mengobati pendarahan pada hidung / mimisan : 1 lbr daun sirih agak muda dilumatkan , gulung sambil ditekan sehingga keluar minyaknya. Gunakan untuk menyumbat hidung.
Sebagai obat batuk : Rebus 15 lembar daun sirih dengan tiga gelas air sampai tersisa ¾ air. Minum air rebusan tersebut dengan menambahkan satu sendok madu. Lakukan hingga batuk Manfaat daun sirih untuk obat tradisional : Dalam daun sirih terkandung eugenol yang memiliki sifat antifungal . Dengan sifat antifungal ini, daun sirih dapat digunakan untuk menghambat tumbuh dan berkembangnya yeast (sel tunas) dari Candida albicans.
HAL 18Daun sirih juga mengandung zat antiseptik yang berperan dalam membunuh bakteri. Sifat antiseptik yang dimiliki daun sirih disebabkan dari turunan fenol yaitu kavikol, dimana sifat antiseptiknya 5x lebih efektif bila dibandingkan fenol biasa.
Selain dari dua sifat diatas, Daun sirih juga memiliki efek antibakteri terhadap Streptococcus mutans, Streptococcus viridans, Streptococcus sanguis, Staphylococcus aureus, dan, Actinomyces viscosus.
2. hilang.3. Sebagai obat bronchitis : daun sirih sebanyak 7 lbr, gula batu satu potong direbus
dengan 2 gelas air sampai tersisa satu gelas. Minum 1/3 gelas dengan aturan 3 x sehari.
4. Obat luka bakar : peras daun sirih secukupnya, tambahkan madu sedikit, lalu bubuhkan pada bagian kulit tubuh yang luka akibat terbakar.
5. Menghilangkan bau badan : rebus 5 lembar daun sirih dengan 2 gls air sampai menjadi 1 gls, minum secara rutin tiap hari.
6. Mengobati bisul : Cuci daun sirih secukupnya, giling hingga halus, lalu bubuhkan pada bisul dan sekelilingnya. Kemudian dibalut. Lakukan 2x sehari.
7. Menghilangkan aroma kurang sedap pada mulut : 4 lembar daun sirih,diseduh air panas, tunggu sekitar 1 jam. Gunakan sebagai obat kumur.
8. Mengobati sariawan : 2 lembar daun sirih segar dicuci, lalu kunyah sampai lumat oleh mulut anda. Buang ampasnya.
9. Mengobati keputihan : Rebus 10 lbr daun sirih menggunakan 2,5 ltr air, angkat, lalu pada kondisi air hangat gunakan untuk mencuci bagian kemaluan.
10. Obat jerawat : tumbuk 10 lbr daun sirih hingga halus, Seduh dengan dua gls air panas. Setelah dingin, gunakan air seduhan tersebut untuk mencuci muka. Lakukan sehari 2 sampai 3 kali.
11. Mengobati diare : 6 lbr daun sirih, 6 biji lada, 1 sdm minyak kelapa. Tumbuk semua bahan sampai halus, gunakan sebagai obat gosok pada bagian perut.
12. Mengurangi air ASI berlebih : ambil daun sirih secukupnya, lalu olesi dengan minyak kelapa, panaskan diatas api sampai layu, hangat-hangat tempelkan diseputar payudara yang bengkak.
13. Mengatasi mata merah dan gatal : rebus 6 lbr daun sirih menggunakan 1 gls air hingga mendidih. Setelah air rebusan dingin, gunakan untuk mencuci mata. Lakukan 3x sehari sampai mata anda sembuh.
Demikian ulasan mengenai sejumlah manfaat daun sirih untuk obat. Semoga bermanfaat.
untuk mengetahi apa saja zat yang terkandung dalam daun sirih, silahkan kunjungi artikel
sebelumnya tentang morfologi dan kandungan daun sirih.
HAL19
BAB III
ANALISIS
TOGA atau yang sering disebiut tanaman obat keluarga merupakan
obat yang berasal dari nenek moyang yang secara
turun temurun di tularkan .Bergai tanaman toga
seperti daun sirih yang mempunyai manfaat yang
sangat besar terutema daun sirih merah yang
mempunyai kasiat yang amat tinggi ,memalui
penelitian para ahli sirih merah dapat
menyembuhkan berbagai penyakit seperti kanker
rahim ,gagal ginjal ,asam urat ,dah lain sebagainya.
Hal 20
BAB IV
KESIMPULAN
Tanaman toga saat ini yang berkembang pesat
selain untuk obat tradisional tanaman ini dipercaya
dapat menyembuhkan berbagai penyakit, banyak
kaum hawa khusus’a orang pedalaman yang
menggunakan tanaman sebagai obat untuk
menyembuhkan penyakit,namun kini tidak hanya
kaum hawa saja tapi orang yang sudah mengetahui
teknologi pun ada yang menggunakan obat
tradisianal ,karena tanaman obat ini mempunyai
berbagai manfaat seperti tanaman daun sirih ,daun
pepaya ,kumis kucing,dan masih banyak daun lainya
tidak hanya daunnya saja yang dapat dimanfaatkan
namun batang,akar,dan buah nya juga bisa
dimanfaatkan juga.
DAFTAR PUSTAKA
Aliadi A, Roemantyo HS. 1994. Kaitan Pengobatan Tradisional Dengan Pelestarian Pemanfaatan Tumbuhan Obat. Di dalam: Zuhud EAM, Haryanto, editor. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB dan Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN). hlm 16-50. Duryatmo S. 2011. Dokter Bicara Daun Sirsak. Trubus Edisi 496 bulan Maret 2011.Gao T, Yao H, Song J, Liu C, Zhu Y, Ma X, Pang X, Xu H, Chen S. 2010. Identification of Medical Plants in Family Fabaceae Using a Potential DNA Barcode ITS2. Journal of Ethnopharmacology 120. hlm 116-121. Hamzari. 2008. Identifikasi Tanaman Obat-obatan Yang Dimanfaatkan Oleh Masyarakat Sekitar Hutan Tabo-Tabo. Jurnal Hutan dan MasyarakatIII (2) : hlm 111-234. Himanshu J, Gururaja MP, Suares D. 2011. Calotropis gigantea R. Br. (Asclepiadaceae): A Review. International Journal of Pharmaceutical Research(3): hlm 10-14.Hoesen DSH. 2000. Apotik Hidup: Peranan dan Tantangan. Di dalam : Sutarno H, Atmowidjojo S, penyunting. Meningkatkan Usaha Apotik Hidup Dengan
Prinsip Bersih Lingkungan.Bogor: Prosea Indonesia-Yayasan Prosea. Karjono. 2011. Dosis Aman Daun Antikanker. Trubus Edisi 496 Maret 2011. Mwine JT, Damme PV. 2011. Why Do Euphorbiaceae Tick As Medicinal Plants? A Review Of Euphorbiaceae Family and Its Medicinal Featurs. Juornal of Medicinal Plants Research 5(5): hlm 652-662. Ong HC, Chua S, Millow P. 2011. Ethno-medicinal Plants Used by Temuan Villagers in Kampung Jeram Kedah, Negeri Sembilan, Malaysia. Ethno Med 5(2) : hlm 95-100.