Post on 25-Oct-2015
SWOT ANALYSIS PEMBANGUNAN JALAN TOL ATAS LAUT
JAKARTA-SURABAYA DITINJAU DARI SEGI AMDAL
1. Strength
Adapun hal-hal yang menjadi aspek strength dalam pembangunan jalan tol
atas laut Jakarta-Surabaya, yaitu :
a) Pengembangan transportasi dan logistik Jakarta-Surabaya.
Adanya tol di atas laut ini diharapkan mampu mengembangkan transportasi
dan logistik Jakarta-Surabaya, karena dengan adanya tol atas laut ini, maka
kegiatan transportasi dan logistik akan menjadi lebih lancar.
b) Mempersingkat waktu tempuh dan biaya transportasi Jakarta-
Surabaya.
Adanya tol atas laut ini, maka waktu transportasi Jakarta-Surabaya dapat
direduksi dan otomatis dapat mengurangi biaya transportasi Jakarta-Surabaya.
2. Weakness
Adapun hal-hal yang menjadi aspek weakness dalam pembangunan jalan tol
atas laut Jakarta-Surabaya, yaitu :
Konflik dengan daerah perpotongan (interface) sepanjang pantai utara
pulau Jawa.
Konflik dengan daerah interface ini meliputi konflik dengan aktivitas dan
karakteristik kota-kota besar yang bersinggungan seperti Jakarta, Semarang
dan Surabaya; konflik dengan aktivitas pelabuhan-pelabuhan seperti
pelabuhan Tanjung Priok, pelabuhan Tanjung Mas, dan Pelabuhan Tanjung
Perak; serta konflik dengan pulau-pulau kecil yang berada di sepanjang jalur
Pantura seperti Kepulauan Seribu dan pulau Karimun Jawa.
3. Opportunity
Adapun hal-hal yang menjadi aspek opportunity dalam pembangunan jalan
tol atas laut Jakarta-Surabaya, yaitu:
a) Mengurangi kemacetan di jalur Pantura.
Adanya jalan tol atas laut Jakarta-Surabaya ini diharapkan dapat
menguraikan kemacetan di Pantura karena volume kendaraan akan terbagi
ke dalam tiga jalur.
b) Mengembangkan daerah sekitar jalan tol tersebut.
Hal ini karena semakin terbukanya akses antar daerah yang dilewati jalur
tersebut.
4. Threat
Adapun hal-hal yang menjadi aspek threat dalam pembangunan jalan tol
atas laut Jakarta-Surabaya, yaitu :
a) Memicu peningkatan volume kendaraan khususnya mobil.
Ketersediaan ruang dan jalur yang menghubungkan Jakarta-Surabaya akan
mendorong masyarakat untuk menggunakan kendaraan khususnya mobil
pribadi.
b) Memicu peningkatan jumlah penduduk di daerah sekitarnya.
Adanya jalur ini dapat mengembangkan wilayah di sekitarnya sehingga akan
mendorong perpindahan penduduk (migrasi) dari daerah-daerah terpencil ke
daerah yang berkembang tersebut.
c) Penurunan kualitas lingkungan.
Pembangunan jalur ini dapat mengganggu habitat flora dan fauna laut
disekitarnya. Di samping itu penurunan kualitas lingkungan ini juga
dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah penduduk yang berarti peningkatan
kebutuhan akan ruang dan air. Penggunaan air tanah secara berlebihan dapat
mengakibatkan land subsidence, selain itu kebutuhan akan ruang tempat
tinggal juga dapat menambah beban tanah dan ruang terbuka hijau yang juga
dapat mengakibatkan land subsidence.
d) Potensi abrasi dan banjir.
Adanya kemungkinan land subsidence dapat mengakibatkan abrasi dan
potensi akan naiknya air laut ke daerah pantai yang juga dapat mengakibatkan
abrasi dan banjir rob.
e) Peningkatan polusi.
Aktivitas jalan tol baik saat konstruksi maupun operasi serta potensi
peningkatan jumlah penduduk dapat meningkatkan polusi udara, air dan tanah
di daerah sekitarnya.