Post on 08-Dec-2020
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil‟alamin dengan Rahmat Allah SWT skripsi ini saya
persembahankan kepada orang-orang yang telah memberikan cinta, kasih,
perhatian, serta motivasi dalam menuntut ilmu
Kedua orang tua tercinta :
Ayahanda Husin Hamid (Alm) dan ibu Rosmiatun tercinta yang telah
mendidikku dengan penuh kegigihan dan kesabaran, yang tak henti-hentinya
menyelipkan namuku dalam setiap do‟a nya, berkat do‟a dan dorongan motivasi
beliau berdualah saya dapat menyelesaikan skripsi ini, terimakasih untuk semua
yang ayah ibu berikan selama ini, harapan besarku semoga skripsi ini menjadi
hadiah indah bagi ayah ibu.
Suamiku Muhammad Pahri
Dan anak-anak ku Nasywa Salsabila dan Levina Auryn ialah orang-orang yang
selalu ada memberikan semangat dan mendo‟akan keberhasilanku, serta keluarga
besar “Amin” yang selalu bersamaku, trimakasih banyak. Ucapan trimakasih dan
penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan juga kepada.
Bapak dosen bembimbing yang telah memberikan arahan, masukan serta motivasi
dalam menyelesaikan skripsi ini, serta dosen-dosen lainnya yang terlibat dalam
penyelesaian skripsi ini.
Sahabat seperjuangan jurusan hukum tata negara, fakultas syariah UIN STS Jambi
Almamater tercinta UIN STS Jambi, tempat penulis menimba ilmu.
MOTTO
دور وهدي يا أيها الناس قد جاءتكم مىعظة مه ربكم وشفاء لما في الص
ا 75ورحمة للمؤمنيه ) وبزحمته فبذلك فليفزحىا هى خيز مم ( قل بفضل الل
75يجمعىن )
Artinya:
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam
dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan
itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih
baik dari apa yang mereka kumpulkan"1
1 QS. Yunus Ayat 57-58
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan membahas tentang pelaksanaan
pembangunan di Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan Peraturan Bupati Nomor
33 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata
kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi, faktor pendukung dan
penghambat pembangunan di Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan Peraturan
Bupati Nomor 33 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan
fungsi, serta tata kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi, serta Relevansi
antara Perbup dan Pembangunan Kesehatan itu sendiri. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara dengan pihak terkait judul serta
dokumentasi. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil dan Menurut analisi penulis
Pelaksanaan pembangunan kesehatan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro
Jambi dilaksanakan dengan berpedoman pada Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2017-2022. Disusun untuk menjadi acuan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian upaya Dinas Kesehatan dalam kurun
waktu 5 tahun kedepan. Renstra tersebut dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi Dinas Kesehatan yang di atur dalam Peraturan Bupati Nomor 33 tahun
2016 tentang kedudukan, susunan Organisasi, tugas dan Fungsi serta tata Kerja
Dinas Kesehatan Muaro Jambi. Faktor pendukung dalam pembangunan kesehatan
adalah telah adanya komitmen pemerintah daerah yang berorientasi terhadap
kesehatan, sudah ada regulasi yang mengatur, tersedianya fasilitas pelayanan
kesehatan yang memadai baik untuk pelayanan kesehatan dasar maupun
pelayanan rujukan. terselenggaranya program Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas), Jamkesda dan Kapitasi Puskesmas. Faktor penghambat adalah
Jumlah Sumber Daya Manusia bidang Kesehatan kurang memenuhi Standar,
belum optimalnya pendayagunaan tenaga kesehatan yang ada dan masih lemahnya
pemahaman tenaga yang ada terhadap tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab
dalam pembangunan kesehatan, penataan Sarana-Prasarana dan alat kesehatan di
Fasilitas Kesehatan belum memenuhi Standar, pembinaan dan pengawasan belum
optimal, masih lemahnya kerjasama lintas sektor dan lintas program, masih
kurangnya kualitas dan kuantitas pencatatan dan pelaporan hasil pelaksanaan
kegiatan, belum optimalnya promosi kesehatan dalam pemberdayaan kesehatan dan peningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan serta
serbatasnya sumber daya obat dan perbekalan kesehatan.
Kata Kunci : Pembangunan Kesehatan, Peraturan Bupati Nomor 33 tahun 2016,
Renstra.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt yang mana dalam
penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu, tidak lupa pula
iringan shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi
Muhammad saw.
Skripsi ini diberi judul “TINJAUAN YURIDIS TERHADAP
PELAKSANAAN PERATURAN BUPATI NO 33 TAHUN 2016 PADA DINAS
KESEHATAN KABUPATEN MUARO JAMBI merupakan suatu kajian
mengenai akuntabilitas dan Transparansi berdasarkan Perpres.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data
maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,
terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas
penulis ucapkan adalah terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu
penyelesain skripsi ini, terutama sekali kepada Yang Terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, Ph. D, selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
3. Bapak H. Hermanto Harun, Lc, M.HI., Ph. D, Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag.,
M.HI, dan Dr. Yuliatin, S.Ag., M.HI, Selaku Wakil Dekan I bidang Akademik
,Wakil Dekan II bidang Keuangan, dan Wakil Dekan III bidang
Kemahasiswaaan, di lingkungan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
4. Bapak Abdul Razak, S.HI.,M.IS dan ibu Ulya Fuhaidah, S.Hum, MSI, selaku
Ketua dan Sekretaris Jurusan Hukum Tatanegara Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
5. Bapak Dr. Dedek Kusnadi,S.Sos., MSI dan Yudi Armansyah, S.Th.I,M.Hum
selaku Pembimbing I dan II skripsi ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................... ii
PERSEMBAHAN ......................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................ v
ABSTRAK .................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................. xii
DAFTAR TABEL......................................................................................... xiii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Batasan Masalah .......................................................................... 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 6
E. Kerangka Teori ............................................................................ 7
F. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 14
BAB II : METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 17
B. Pendekatan Penelitian ................................................................. 17
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 18
D. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 19
E. Unit Analisis ................................................................................ 20
F. Tekhnik Analisis Data ................................................................. 21
G. Sistematika Penulisan ................................................................. 23
H. Jadwal Penelitian......................................................................... 24
BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Geografis dan Iklim Muaro Jambi .............................................. 26
B. Pemerintahan .............................................................................. 28
C. Kependudukan dan Ketenagakerjaan .......................................... 30
D. Sosial ........................................................................................... 32
E. Gambaran Umum Dinas Kesehatan Muaro Jambi ...................... 33
BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENEL
A. Perencanaan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Muaro Jambi
Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun 2016 Tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja
Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi
......…...………………………………………………................. 50
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembangunan Kesehatan Di
Kabupaten Muaro Jambi Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 33
Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi
..................................................................................................... . 58
C. Relevansi Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun 2016 Terhadap
Pelaksanaan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Muaro Jambi 64
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 67
B. Saran ............................................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………...
CURICULUM VITAE……………………………………………………
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan pedoman
transliterasi berdasarkan surat Keputusan Bersama Menteri Agama Rid An
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor:
u543 b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988. Adapun secara garis besar uraiannya
sebagai berikut:
ARAB LATIN
Konsonan Nama Konsonan Keterangan
Tidak dilambangkan (half madd) ا
B B Be ب
T Th Te ت
Ts Th Te dan Ha ث
J J Je ج
Ch ḥ Ha (dengan titik di bawah) ح
Kh Kh Ka dan Ha خ
D D De د
Dz Dh De dan Ha ذ
R R Er ر
Z Z Zet ز
S Sh Es س
Sy Sh Es dan Ha ش
Sh ṣ Es (dengan titik di bawah) ص
Dl ḍ De (dengan titik di bawah) ض
Th ṭ Te (dengan titik di bawah) ط
Dh ẓ Zet (dengan titik di bawah) ظ
Koma terbalik di atas „ „ ع
Gh Gh Ge dan Ha غ
F F Ef ف
Q Q Qi ق
K K Ka ك
L L El ل
M M Em م
N N En ن
W W We و
H H Ha ه
A ʼ Apostrof ء
Y Y Ye ي
2. Vocal rangkap dua diftong bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan
antara harakat dengan huruf, translitterasinya dalam tulisan Latin
dilambangkan dengan huruf sebagai berikut:
a. Vocal rangkap ( سو ) dilambangkan dengan gabungan huruf aw, misalnya:
al-yawm.
b. Vocal rangkap ( سي ) dilambangkan dengan gabungan huruf ay, misalnya:
al-bayt.
3. Vokal panjang atau maddah bahasa Arab yang lambangnya berupa harakat dan
huruf, transliterasinya dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf dan
tanda macron (coretan horizontal) di atasnya, misalnya ( ال فاتحة = al-fātiḥah ),
م ) .(qīmah = قي مة ) al-„ulūm), dan = ال علو
4. Syaddah atau tasydid yang dilambangkan dengan tanda syaddah atau tasydid,
transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf yang sama
dengan huruf yang bertanda syaddah itu, misalnya ( = ḥaddun), ( = saddun),
( = ṭayyib).
5. Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,
transliterasinya dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf “al”, terpisah
dari kata yang mengikuti dan diberi tanda hubung, misalnya ( ال بي ت = al-bayt),
= السمأء ) al-samā‟).
6. Tā‟marbūtah mati atau yang dibaca seperti ber-harakat sukūn, transliterasinya
dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf “h”, sedangkan tā‟ marbūtah
yang hidup dilambangkan dengan huruf “t”, misalnya (يةال هلال -ru‟yat al = رؤ
hilāl ).
7. Tanda apostrof („) sebagai transliterasi huruf hamzah hanya berlaku untuk yang
terletak di tengah atau di akhir kata, misalnya (ية = فقهاء ) ,( ru‟yah = رؤ
fuqahā‟).
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berakhirnya pemerintahan Orde Baru telah mengubah dasar-dasar
penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. Salah satunya adalah terjadinya
perubahan sistem pemerintahan sentralisitik menjadi desentralistik, yang ditandai
dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut
juga berimplikasi pada sistem perencanaan pembangunan yang sebelumnya.
Seiring dengan pemberian kewenangan yang lebih luas kepada daerah, UU Nomor
25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional diterbitkan
untuk mengatasi permasalahan tersebut. Berbeda dengan sistem perencanaan
sebelumnya yang lebih menganut pendekatan top-down, sistem perencanaan yang
diatur dalam UU Nomor 25 Tahun 2004 dan aturan pelaksanaannya menerapkan
kombinasi pendekatan antara top-down dan bottom-up, yang lebih menekankan
cara-cara aspiratif dan partisipatif.2
Penerapan model bottom up yang ”benar” mulai dirintis. Aspirasi
masyarakat maupun daerah mulai jadi pertimbangan utama dalam penentuan
pembangunan di daerah yang bersangkutan. Terutama dengan pemberlakuan UU
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan momen
awal pelaksanaan otonomi daerah, yakni kewenangan daerah untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
2 Angelius Henry Sigalinggi dan Warjio, “Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan
Pembanguan (Studi Kasus Pada Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi, “Jurnal Administrasi
Publik, Vol. 2, Nomor 2, Desember 2014, hlm. 117.
Implementasi dari UU Nomor 32 Tahun 2004 tersebut merupakan pelaksanaan
desentralisasi pembangunan yang bertujuan untuk menciptakan pemerataan hasil-
hasil pembangunan.3
Salah satunya adalah pembangunan Kesehatan. Kesehatan adalah hak asasi
manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk
itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan
berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk melaksanakan pembangunan tersebut
maka harus dilaksanakan perencanaan terlebih dahulu.
Menurut Notoatmodjo dalam Jasrita Yunida, Perencanaan merupakan
kegiatan inti dari manajemen, karena semua kegiatan manajemen diatur dan
diarahkan oleh perencanaan tersebut. Dengan perencanaan tersebut
memungkinkan para pengambil keputusan atau manajer untuk menggunakan
sumber daya mereka secara berhasil guna dan berdaya guna. Sedangkan
perencanaan kesehatan Menurut Munijaya dalam Jasrita Yunita adalah sebuah
proses untuk merumuskan masalahmasalah kesehatan yang berkembang di
masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan
tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.4
3 Ibid.
4 Jarita Yunida, “Sumber Daya Kesehatan dalam Penyusunan Perencanaan Dinas
Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman, “ Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 1, Nomor 2, Mei
2011, hlm. 77.
Pembangunan daerah dilaksanakan melalui proses perencanaan
pembangunan daerah merupakan proses kerja yang esensial tentang pokok
pemerintahan di daerah.5 Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32
tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah yang memberikan kewenangan cukup besar kepada kabupaten/kota
termasuk dalam bidang kesehatan, maka peluang Pemerintah Daerah
kabupaten/kota cukup besar untuk mengatur sistem kesehatannya termasuk sistem
perencanaan. Namun demikian, desentralisasi perencanaan kesehatan sebagai
salah satu faktor esensial dalam proses desentralisasi merupakan proses yang
kompleks dan membutuhkan kerjasama yang harmonis diantara penentu
kebijakan, perencana, tenaga administrasi dan masyarakat.
Oleh karena itu, dibutuhkan tekad yang kuat dan kesiapan yang cukup
matang untuk menata dan memperkuat sistem perencanaan kesehatan pada
masing-masing kabupaten/kota. Sebagai konsekuensi dari implementasi Undang-
Undang Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah pada sektor kesehatan, maka kesiapan Dinas
Kesehatan kabupaten/kota dalam penguatan sistem perencanaan mutlak
diperlukan.6
Dalam rangka melaksanakan urusan rumah tangga daerah dibidang
kesehatan maka pemerintah kabupaten Muaro Jambi mengeluarkan Peraturan
Bupati Nomor 33 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan
5 Agusman Hidayat dkk, Koordinasi BAPPEDA dalam Perencanaan Pembangunan
Kesehatan di Kabupaten Enrekang, “Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol. 2 Nomor 4, Juli 2011, hlm.
62. 6 Akhmad Naufal, “Perencanaan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Enrekang”,
Skripsi Universitas Hasanuddin Makasar, 2011, hlm. 6-7.
fungsi serta tata kerja Dinas Kesehatan Kabupten Muaro Jambi. Dimana Dinas
Kesehatan merupakan unit operasional pemerintah kabupaten yang melaksanakan
kewenangan daerah di bidang kesehatan.7 Dalam Pebup tersebut bagian ketiga
pasal 7 dijelaskan bahwa Kepala Sub Bagian Program dan Informasi yang
mempunyai tugas membantu Sekretaris Daerah dalam merencanakan,
melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi program dan
informasi Dinas Kesehatan, sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan organisai yang pastinya
berhubungan dengan pembangunan kesehatan yaitu sebagai pelaksana
pembangunan kesehatan.8
Dari penjelasan di atas penulis tertarik untuk meneliti bagaimana
pelaksanaan pembangunan kesehatan di Muaro Jambi berdasarkan Perbup Nomor
33 Tahun 2016, lalu apa saja faktor pendukung dan penghambat pembangunan
kesehatan di Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan Perbup Nomor 33 Tahun 2016.
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
menyusun skripsi dengan judul “Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan
Peraturan Bupati No 33 Tahun 2016 Pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Muaro Jambi”.
7 Pasal 1 huruf D Perda Nomor 18 tahun 2003
8 Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas
dan fungsi serta tata kerja Dinas Kesehatan Kabupten Muaro Jambi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis jelaskan
sebelumnya, rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pembangunan kesehatan di Kabupaten Muaro
Jambi berdasarkan Perbub Nomor 33 Tahun 2016 ?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat pembangunan Kesehatan di
Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun
2016 ?
3. Bagaimana relevansi antara Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun 2016
dengan pelaksanaan pembangunan kesehatan di Kabupaten Muaro Jambi?
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari adanya perluasan masalah yang dibahas menyebabkan
pembahasan ini menjadi tidak konsisten dengan rumusan masalah yang telah
penulis buat sebelumnya maka penulis memberikan batasan masalah ini hanya
membahas mengenai pelaksanaan pembangunan kesehatan di Kabupaten Muaro
Jambi berdasarkan Perbub Nomor 33 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan
organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro
Jambi, faktor pendukung dan penghambat pembangunan di Kabupaten Muaro
Jambi berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun 2016 tentang kedudukan,
susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Muaro Jambi.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.
1. Tujuan Penelitian
Dengan adanya semua perumusan masalah di atas, diharapkan adanya
suatu kejelasan yang dijelaskan dan dijadikan tujuan bagi penulis dalam skripsi
ini. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pelaksanaan pembangunan kesehatan di Kabupaten
Muaro Jambi berdasarkan Perbub Nomor 33 Tahun 2016 tentang
kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi.
b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pembangunan di
Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun
2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata
kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi.
c. Untuk mengetahui relevansi Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun 2016
terhadap pelaksanaan pembangunan kesehatan di Kabupaten Muaro Jambi
2. Kegunaan Penelitian
a. Penelitian ini sebagai studi awal yang dapat menjadikan suatu pengalaman
dan wawasan bagi penulis sendiri terhadap tentang kedudukan, susunan
organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Muaro Jambi. Serta faktor pendukung dan penghambat pembangunan di
Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun
2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata
kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi. Serta menjadi bahan
bacaan yang menarik bagi siapapun yang akan membacanya.
b. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata Satu
(S1) di Fakultas Syari‟ah, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Siafuddin Jambi.
c. Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan untuk di Fakultas Syari‟ah
khususnya Hukum Tatanegara dan dosen-dosen Fakultas Syari‟ah lainnya.
d. Sebagai sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi dan
praktisi masyarakat di dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan
bermamfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lain.
E. Kerangka Teori
1. Pembangunan Kesehatan
a. Secara Umum
Pembangunan dapat didefinisikan sebagai serangkaian upaya yang
direncanakan dan dilaksanakan oleh pemerintah, badan-badan atau lembaga-
lembaga internasional, nasional dan lokal, yang terwujud dalam bentuk-bentuk
kebijakan, program, atau proyek.9
Pentingnya proses perencanaan pembangunan daerah ini menandakan
setiap daerah dituntut untuk dapat menimalisir kesalahan-kelasahan yang akan
terjadi dalam proses pembangunan, sehingga diharapkan pembangunan daerah
dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Setiap daerah memiliki permasalahan atau
9 Rusyad Adi Suriyanto, “ Program Pembangunan Kesehatan : Masyarakat Desa
Wuwuharjo dalam Proyek Inovasi, Korespondensi: R.A. Suriyanto, Laboratorium Bioantropologi
dan Paleontropologi, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. , hlm. 174.
kendala yang berbeda-beda dalam penyusunan rencana pembangunannya. Hal
tersebut menandakan bahwa dalam proses perencanaan pembangunan daerah
tidak terlepas dari isu strategis dan permasalahan khas yang akan dialami oleh
pemerintah daerah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa esensi dari perencanaan
pembangunan merupakan kegiatan dalam menentukan arah kebijakan yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dengan berbagai metode dan alur kegiatan yang
sistematis dengan melihat kualitas sumber daya yang dimiliki. Menurut
Tjokrowinoto dalam Budhi Setianingsih menjelaskan bahwa perencanaan
pembangunan terdiri dari dua aspek penting, yaitu merupakan kegiatan perumusan
rancangan pembangunan dan sebagai proses yang akan menentukan keberhasilan
pembangunan. 10
Menurut Soekamti dalam Budhi Setianingsih dkk, Konsep umum
Perencanaan Pembangunan adalah perencanaan pembangunan merupakan suatu
proses yang berkesinambungan dari suatu waktu ke waktu dengan melibatkan
kebijaksanaan. Perencanaan pembangunan juga dapat diartikan sebagai proses
atau tahapan dalam merumuskan pilihan-pilihan dalam pengambilan kebijakan
yang tepat, dimana terdapat data dan fakta yang relevan sebagai landasan ataupun
dasar bagi serangkaian alur yang sistematis yang bertujuan untuk mewujudkan
10
Budhi Setianingsi dkk, “Efektivitas Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah
(SIMRENDA) (Stusi Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang, “ Jurnal
Administrasi Publik, Vol3 Nomor 11 , hlm. 1930.
kesejahteraan masyarakat baik secara fisik maupun non fisik hal ini merupakan
pendapat dari Riyadi dan Bratakusuma dalam Budhi Setianingsih dkk.11
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1960 tentang Pokok-
pokok Kesehatan menyatakan bahwa rakyat berhak memperoleh derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya. Hal serupa juga dicantumkan dalam satu dasar
pembangunan kesehatan, yakni Sistem Kesehatan Nasional. Menteri Kesehatan
Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 99a/Men. Kes/SK/III /1982 tentang berlakunya Sistem Kesehatan
Nasional, yang meliputi Pemikiran Dasar Sistem Kesehatan Nasional, Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan, dan Bentuk Pokok Sistem
Kesehatan Nasional.12
Departmen Kesehatan RI mengenai Rencana Pembangunan Kesehatan
Menuju Indonesia Sehat 2010, menyebutkan tujuan pembangunan kesehatan
menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara
Indonesia yang ditandai penduduk yang hidup dengan perilaku dan dalam
lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia.13
11
Ibid., hlm. 1933. 12
Rusyad Adi Suriyanto, “ Program Pembangunan Kesehatan : Masyarakat Desa
Wuwuharjo dalam Proyek Inovasi …, hlm. 176. 13
Ibid., 177.
b. Pembangunan Kesehatan Menurut Perbup Nomor 33 Tahun 2016
Dalam rangka melaksanakan urusan rumah tangga daerah dibidang
kesehatan maka pemerintah kabupaten Muaro Jambi Peraturan Bupati Nomor 33
Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata
kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi. Dimana Dinas Kesehatan
merupakan unit operasional pemerintah kabupaten yang melaksanakan
kewenangan daerah di bidang kesehatan.14
Dalam Peraturan Bupati tersebut
bagian Ketiga pasal 7 dijelaskan bahwa Sekretaris Dinas Kesehatan mempunyai
tugas membantu Kepala Dinas Kesehatan dalam merencanakan, melaksanakan,
mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi urusan program dan informasi,
urusan keuangan dan barang milik daerah, urusan kepegawaian, umum dan
advokasi, seuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku
untuk mencapai tujuan organisasi.15
Uraian tugas Sekretaris adalah merencanakan dan menyiapkan rumusan
program dan informasi kesehatan, regulasi bidang keuangan dan kepegawaian
serta dalam rangka operasional tugas administrasi di lingkungan Dinas Kesehatan.
Mengoordinasikan pelaksanaan program dan informasi kesehatan, keuangan,
kepegawaian dan operasional tugas administrasi di lingkungan Dinas Kesehatan.
Mengelola keuangan dan barang milik daerah yang menjadi tanggung jawab dinas
kesehatan. Memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuk teknis bidang
program dan informasi, keuangan dan melaporkan program dan informasi,
keuangan dan barang milik daerah, kepegawaian dan umum. Memonitoring,
14
Pasal 1 huruf D Perda Nomor 18 tahun 2003 15
Perbub Nomor 33 Tahun 2016.
mengevaluasi dan melaporkan program dan informasi kesehatan, keuangan dan
barang milik daerah, kepegawaian dan administrasi di lingkungan Dinas
Kesehatan.
Salah satu sub bagian Sekretaris Dinas Kesehatan adalah Kepala Sub
Bagian Program dan Informasi yang mempunyai tugas membantu Sekretaris
Daerah dalam merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan
dan mengawasi program dan informasi Dinas Kesehatan, sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan organisai
yang pastinya berhubungan dengan perencanaan pembangunan kesehatan.16
2. Implementasi
Menurut Grindel dalam Murba implementasi merupakan proses umum
tindakan administratif yang dapat diteliti pada tingkat program tertentu.
implementasi baru akan dimulai apabila tujuan dan sasaran telah ditetapkan,
program kegiatan telah tersusun dan dana telah siap dan telah disalurkan untuk
mencapai sasaran. Sedangkan Implementasi kebijakan menghubungkan antara
tujuan kebijakan dan realisasinya dengan hasil kegiatan pemerintah (dasein and
dasollen).17
Berhasil tidaknya suatu kebijakan pada akhirnya di tentukan pada tataran
implementasinya. Sering di jumpai bahwa proses perencanaan kebijakan yang
baik sekalipun tidak dapat menjamin keberhasilan dalam implementasinya.
16
Pasal 8 Perbub Nomor 33 tahun 2016 17
Murban, “ Studi Implementasi Program Pembangunan Infrastruktur di Desa
Erecinnong Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone”, Skripsi Universitas Alauddin Makasar,
2017, hlm. 19.
Implementasi pada hakikatnya juga upaya pemahaman apa yang seharusnya
terjadi setelah sebuah program dilakukan.18
Berikut proses dari implementasi kebijakan yang terdiri dari tahapan
pengesahan peraturan perundang-undangan, pelaksanaan keputusan oleh instansi
pelaksana, kesediaan kelompok sasaran untuk menjalankan keputusan, dampak
nyata keputusan baik yang dikehendaki atau tidak, dampak keputusan
sebagaimana yang diharapkan instansi pelaksana, serta upaya perbaikan atas
kebijakan atau peraturan perundangan.
Proses persiapan implementasi meliputi penytiapan sumberdaya, unit dan
metode, penerjemahan kebijakan menjadi rencana dan arahan yang dapat diterima
dan dijalankan, serta penyediaan layanan, pembayaran, dan hal secara rutin.19
3. Tinjauan Umum tentang Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur. Menurut
Hasibuan dalam Nur Azizah Azizz Pengaturan dilakukan melalui proses dan
diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen dalam mencapai tujuan.
Manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan
dan manajemen adalah suatu jenis pekerjaan khusus yang menghendaki usaha
mental dan fisik. Fungsi manajemen sendiri dalam hal ini adalah sejumlah
kegiatan yang meliputi berbagai jenis pekerjaan yang dapat digolongkan dalam
satu kelompok sehingga membentuk suatu kesatuan adminstratif yang terdiri dari
memimpin, merencana, menyusun dan mengawasi.
18
Ibid., hlm 20. 19
Ibid., hlm. 21.
Manajemen adalah koordinasi antara berbagai sumberdaya melalui proses
perencanaan, pengorganisasian, dan ada kemampuan pengendalian untuk
mencapai tujuan. Melalui manajemen maka kegiatan sumber daya yang dimiliki
dapat dikelola dengan baik sehingga diharapkan mendapatkan hasil yang
diinginkan.20
Terdapat unsur-unsur di dalam menajemen yaitu terdiri dari 6M yang
merupakan singkatan dari : Men (Manusia); Money (dana); Materials (bahan,
sarana dan prasarana); machine (mesin, peralatan atau tekhnologi); Method
(metode); Market (pasar atau masyarakat). Melihat adanya sifat keterbatasan atau
ketidakpastian, maka unsur-unsur yang ada harus di manfaatkan secara efektif dan
efisien. Dengan melalui penyelenggaraan fungsi-fungsi manajemen, yang paling
terutama adalah unsur manusia dan juga sumberdaya, karena peranannya dalam
manajemen sangat penting melebihi unsur lainya, maka Siagian mengatakan
bahwa manusia merupakan “titik sentral” dari manajemen.
Manajemen sumber daya manusia memiliki tujuan yang ingin dicapai,
agar dapat berjalan dengan baik diperlukan fungsi manajemen, yang terdiri dari :
1. Perencanaan yaitu usaha membuat suatu puluhan tindakan dari beberapa
alternatif yang mungkin dapat tersedia yang meliputi strategi, kebijakan,
program, proyek dan prosedur dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
2. Pengorganisasian adalah suatu usaha mengelompokkan pekerjaan yang
diatur melalui struktur organisasi sehingga setiap unit kerja mempunyai
sasaran dalam rangka mencapai tujuan secara nyata.
20
Nur Azizah Aziz, “Gambaran Manajemen Pelaksaan Program Kesehatan Ibudan Anak
di Peskusmas Kampili Kab. Gowa Tahun 2016”, Skripsi UIN Alauddin Makasar, Tahun 2017,
hlm. 23.
3. Penyusunan staf (departemensi) yaitu suatu usaha penempatan orang-
orang yang tepat ke dalam unit-unit kerja yang telah ditetapkan dalam
struktur organisasi.
4. Penggerakan diartikan sebagai suatu usaha mempengaruhi dan
mengarahkan anggota organisasi (pegawai) untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai kebijakan yang telah ditetapkan dalam mencapai tujuan.
5. Pengendalian suatu usaha mengawasi, membimbing, dan membina gerak
pegawai dan unit kerja untuk bekerja sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan .21
F.Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan proposal skripsi ini sebelum penulis mengadakan
penelitian lebih mendalam lalu menjadi sebuah karya ilmiah, maka terlebih dahulu
penulis mengkaji skripsi terdahulu yang mengangkat tema Lelang Jabatan
Pertama yang dilakukan Angelius Henry Sigalingging danWarjiodimana
penelitian ini memiliki kesamaan tema dengan penilitian terdahulu. Penelitian
yang dilakukan oleh Angelius Henry Sigalingging danWarjio , pada tahun 2014
yang berjudul tentang “Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan
(Studi Kasus Pada Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi)”. Hasil Penelitian,
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa perencanaan partisipatif
dalam pembangunan daerah belum dilaksanakan dengan baik ditandai dengan
keengganan masyarakat ikut berpartisipasi, kemampuan aparat dan masyarakat
21
Ibid., hlm. 24.
dalam melaksanakan perencanaan partisipatif belum memadai dan tim delegasi
desa dan kelurahan belum mempunyai kemampuan untuk negosiasi pada
musrenbang kecamatan maupun kabupaten sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa masyarakat dan pemerintah mempunyai peran terkait rendahnya partisipasi
masyarakat dalam perencanaan pembangunan.22
Kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Zaenab Ismail dkk, Dengan
Judul “Analisis Implementasi Program Penaggulangan Gizi Buruk di Puskesmas
Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Osrong Provinsi Papua Barat”. Jenis
penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data
dilakukan melalui wawancara mendalam, menggunakan pedoman wawancara.
Ada 5 puskesmas yang diteliti, informan utama adalah pelaksana program gizi di
Puskesmas. Hasil penelitian bahwa implementasi program penanggulangan gizi
buruk di Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Sorong tahun 2011
belum optimal. Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota Sorong untuk
meningkatkan sosialisasi program penanggulangan gizi buruk keseluruh pelaksana
program termasuk kepala Puskesmas yang berada di wilayah kerja DKK Sorong,
membentuk tim asuhan gizi dan pelatihan untuk tim tersebut. Pengalokasian dana
dilakukan tepat sasaran dan sarana prasarana untuk kemudahan pelayanan
dilengkapi. Supervisi, monitoring dan evalusai dilakukan secara
berkesinambungan.23
22
Angelius dan Warjio, Partisipasi MAsyarakat dalam Perencanaan Pembangunan …,
hlm. 116. 23
Zaenab Ismail dkk, “ Analisis Implementasi Program Penaggulangan Gizi Buruk di
Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Osrong Provinsi Papua Barat .., hlm. 20.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Akhmad Naufal, mahasiswa
Universitas Hasanuddin Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu
Administrasi Program Studi Administrasi Negara, dengan judul “Perencanaan
Pembangunan Kesehatan Di Kabupaten Enrekang”.Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana tahap-tahap penyusunan perencanaan pembangunan
kesehatan di Kabupaten Enrekang. Dengan menggunakan metode kualitatif yang
bersifat deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui
wawancara kepada informan yang dianggap berperan dalam proses penyusunan
perencanaan pembangunan kesehatan di Kabupaten Enrekang.
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa proses
penyusunan perencanaan pembangunan kesehatan di kabupaten Enrekang sudah
cukup baik. Dengan adanya dokumen-dokumen perencanaan pembangunan
kesehatan yang telah dihasilkan oleh pemerintah Kabupaten Enrekang. Itu terbukti
dengan adanya tahap-tahap perencanaan yang telah dilaksanakan dengan baik
meskipun tidak dapat dipungkiri terdapat kekurangan dalam hal penyusunan
rencana, dan pelaksanaan program kesehatan tersebut.24
Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Riada Marenny Pasaribu, SKM,
M.Kes. Dosen Akper BAS Balimbingan, dengan judul “Solusi Dalam Mengatasi
Masalah Pembangunan Kesehatan Masyarakat Di Indonesia”. Pembangunan
nasional yang optimal dapat tercapai apabila pembangunan kesehatan masyarakat
dapat terwujud. Keterkaitan keduanya sangat jelas dalam implementasi
pelaksanaan pembangunan nasional. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
24 Akhmad Naufal, “Perencanaan Pembangunan Kesehatan Di Kabupaten Enrekang”
Skripsi Universitas Hasanuddin, 2011, hlm. 2.
mengetahui bagaimana solusi dalam mengatasi pembangunan kesehatan
masyarakat di Indonesia. Penulisan menggunakan metode tinjauan literatur. Dari
pembahasan dapat disimpulkan bahwa kesehatan merupakan modal yang sangat
berharga dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Perbaikan mutu kesehatan
masyarakat berdampak pada meningkatnya kualitas hidup masyarakat dan juga
meningkatkan kualitas sumber dya manusia. Kualitas sumber daya manusia yang
baik, maka dapat menjadi modal untuk membangun bangsa ke arah yang lebih
maju.25
Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Tris Eryando1 , Eddy Afriansyah,
dkk, dengan judul “Program Pembangunan Kesehatan Masyarakat Berbasis
Digital Di Daerah Pesisir Kecamatan Palabuhanratu Tahun 2017”. Tujuan dari
kegiatan ini adalah untuk memanfaatkan ICT dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Menggunakan metode pengumpulan data berupa kuesioner
dan observasi sehingga tersusunlah rencana kegiatan berupa pelatihan, edukasi,
konsultasi dan advokasi. Kegiatan pelatihan fokus kepada pelatihan registrasi vital
untuk pejabat desa dan SIMPUSTU untuk bidan desa serta edukasi dan konsultasi
berfokus pada kegiatan SMS Gateway berupa pengiriman pesan kesehatan. Hasil
akhir dari kegiatan ini adalah adanya peningkatan kesadaran dan pengetahuan
masyarakat terkait kesehatan sehingga derajat kesehatan masyarakat Kecamatan
Palabuhanratu dapat meningkat. Hambatan yang dihadapi adalah masyarakat yang
belum terbiasa membuat laporan terkait kependudukan dan kesehatan
25 Riada Marenny Pasaribu, SKM, M.Kes. “Solusi Dalam Mengatasi Masalah
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Di Indonesia”. Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.1 No.2
April 2015, hlm. 1.
menggunakan komputer sehingga diperlukan adanya edukasi tambahan agar
masyarakat menjadi terbiasa.26
Berbeda dengan penelitian sebelumnya dimana penelitian yang dilakukan
oleh Angelius Henry Sigalingging dan Warjiodimana yang berjudul tentang
“Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan (Studi Kasus Pada
Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi)”. Tujuan dari penelitian ini yaitu Untuk
mengetahui partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan, dimana
perencanaan partisipatif dalam pembangunan daerah belum dilaksanakan dengan
baik ditandai dengan keengganan masyarakat ikut berpartisipasi, kemampuan
aparat dan masyarakat dalam melaksanakan perencanaan partisipatif belum
memadai dan tim delegasi desa dan kelurahan belum mempunyai kemampuan
untuk negosiasi pada musrenbang kecamatan maupun kabupaten sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa masyarakat dan pemerintah mempunyai peran terkait
rendahnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan.
Berikutnya Adalah Penelitian Yang Dilakukan Oleh penelitian yang
dilakukan oleh Zaenab Ismail. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan mengkaji
Analisis Implementasi Program Penaggulangan Gizi Buruk di Puskesmas Wilayah
Kerja Dinas Kesehatan Kota Osrong Provinsi Papua Barat. Sedangkan dalam
penelitian ini fokus penelitian adalah tentang Pelaksanaan Peraturan Bupati
Nomor 33 tahun 2016 terhadap pembangunan kesehatan oleh Dinas Kesehatan di
Muaro Jambi. Walaupun kesemuanya memiliki tema mengenai pembangunan
26 Tris Eryando1 , Eddy Afriansyah, dkk, “Program Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Berbasis Digital Di Daerah Pesisir Kecamatan Palabuhanratu Tahun 2017”, Charity Jurnal
Pengabdian Masyarakat ,Vol.01 No.01 (2018), hlm. 1.
kesehatan tetapi berbeda pada inti permasalahan dan tujunan penelitian serta
ditempat yang berbeda.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat penelitian
Penelitian ini tentang Pelaksanaan pembangunan kesehatan di Kabupaten
Muaro Jambi. Kegiatan penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Kesehatan Muaro
Jambi Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
a. Kantor Dinas Kesehatan Muaro Jambi penulis tertarik untuk mengetahui
bagaimana DINKES dan tugas lembaga itu sendiri
b. Wawancara secara langsung ke Kantor Dinas Kesehatan dan informan yang
terkait dengan penelitian ini. Informan Penelitian dari Dinas Kesehatan
Muaro Jambi dan Pihak yang terkait pelaksanaan pembangunan kesehatan
muaro jambi, sehingga keseluruhan informan berjumlah 7 (tujuh) orang.
c. Adanya kemudahan untuk mendapatkan data dan informasi dan berbagai
keterangan yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini.
B. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan yang dipakai
dalam penelitian ini adalah pendekatan Yuridis Empiris dimana pendekatan
Yuridis Empiris adalah mengidentifikasi dan menkonsepsi hukum sebagai
institusi sosial yang riil dan fungsional dalam sistem kehidupan nyata.27
Sehingga
27 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta:Penerbit Universitas
Indonesia Press, 1986), hlm. 51.
memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam rangka
mengetahui pelaksanaan pembangunan kesehatan di kabupaten Muaro Jambi.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis Penelitian yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah Yuridis
Empiris/ hukum empiris yaitu suatu metode penelitian hukum yang berfungsi
untuk melihat hukum dalam artian nyata dan meneliti bagaimana bekerjanya
hukum di lingkungan masyarakat28
Sumber data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder.
Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data Primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan
secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang
dapat dipercaya.29
Data yang penulis ambil dari informasi dilapangan
melalui observasi dan wawancara partisipan, JUMLAH KESELURUHAN
INFORMAN YAITU 8 (delapan) orang terdiri dari, Kepala Dinas
Kesehatan Muaro Jambi, Sekretaris Dinas, Kepala Bidang, Kepala
Subbagian, Kasi di Dinas Kesehatan, serta Kabag Hukum Setda Muaro
Jambi, serta Perbub No 33 Tahun 2016.
b. Data sekunder, yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data30
. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah segala
data yang tidak berasal dari sumber data primer yang dapat memberikan dan
28
M. Fariz Fadilah Januarizky,” Implikasi Implementasi PP Nomor 18 tahun 2016
tentang Perangkat Daerah Terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jambi”,
Skripsi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta tahun 2018, hlm. 19. 29
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2006), hlm. 16. 30
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, hlm. 18.
melengkapi serta mendukung informasi terkait dengan obyek penelitian baik
yang berbentuk buku, jurnal, karya tulis, dan tulisan maupun artikel yang
berhubungan dengan objek penelitian.
D. Instrumen Pengumpulan Data
a. Observasi
Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, penulis memilih
observasi partisipan. Observasi partisipan yaitu suatu teknik pengamatan dimana
peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang
diselidiki. Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung
terhadap objek penelitian, yaitu dengan meminta pandangan mengamati kegiatan-
kegiatan yang dilakukan Dinas Kesehatan. Observasi yang dilakukan penulis
dalam skripsi ini terhadap subyek menggunakan pedoman observasi yang disusun
sebagai berikut:
1. Mencatat kesan umum subyek
2. Interaksi sosial dan tempat lingkungan
b. Wawancara
Syamsudin dan Vismaia S. Damainti menyatakan wawancara adalah
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.31
Wawancara
yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur (structure
interview). Wawancara terstruktur yaitu bila peneliti atau pengumpul data telah
31
Syamsudin dan Vismaia S. Damainti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, hlm. 238.
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.32
Oleh
karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan
instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya telah disiapkan. Bedanya dengan semi terstruktur di sini adalah tidak
memakai alternatif jawaban, namun pihak yang diajak wawancara diminta
pendapat dan ide-idenya.
Alat-alat yang digunakan penulis dalam wawancara adalah buku catatan,
laptop dan handphone karena penulis menggunakan wawancara terstruktur
melalui email ataupun telephon. Hal ini bermanfaat untuk mengirim dan
mendokumentasikan semua percakapan dengan sumber data, di mana kesemuanya
telah digunakan setelah mendapat izin dari sumber data. Karena wawancara yang
digunakan adalah terstruktur. Dalam penelitian ini keseluruhan informan
berjumlah 8 (delapan) orang.
c. Dokumentasi
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber
Kantor Dinas Kesehatan Muaro Jambi, dari arsip dan dokumen yang berada
dikantor tersebut, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Nasution
menyatakan dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengalir atau
mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan
masalah yang diteliti.33
Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-
dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang di teliti.
32
Syamsudin dan Vismaia S. Damainti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, hlm. 239.
33
Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm.
143.
E. Unit Analisis
Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian
tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan sampel.
Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun
organisasi swasta atau sekelompok orang.34
Dalam skripsi ini penulis menggunakan unit analisis dengan analisis judul:
“Perencanaan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Muaro Jambi Berdasarkan
Perbub Nomor 33 Tahun 2016”. Penelitian ini, unit analisisnya adalah DINKES
dan Pemerintah di Kabupaten Muaro Jambi. Penetapan unit analisis tersebut,
karena penelitian yang dilakukan tidak menggunakan populasi dan sampel, namun
hanya menggunakan dokumen-dokumen dari Kantor Dinas Kesehatan dan
informasi-informasi yang berasal dari karyawan atau pegawai di sana dan pihak
yang terkait dengan pelaksanaan pembangunan kesehatan di Muaro Jambi. Jadi
keseluruhan informannya berjumlah 8 orang.
F. Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan sebagaimana di kutip oleh Sugiyono analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
wawancara, catatatn lapangan dan bahan-bahan lain.35
Sehingga mudah dipahami
dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
34
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari‟ah IAIN STS Jambi,
(2012), hlm. 62. 35
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 90.
Aktivitas analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan mengambil
kesimpulan lalu diverifikasi.
a. Reduksi Data
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan.
b. Penyajian Data
Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah data display atau
menyajikan data.Dalam penulisan kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, tetapi yang
paling sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif dan di dalam skripsi ini
peneliti menggunakan teks yang bersifat naratif. Penyajian data dilakukan dengan
mengelompokkan data sesuai dengan sub bab-nya masing-masing. Data yang
telah didapatkan dari hasil wawancara, dari sumber tulisan maupun dari sumber
pustaka. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teks yang bersifat naratif.
c. Kesimpulan/Verifikasi
Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat
yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.36
Kesimpulan dalam
penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
36
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 252.
Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya
kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti.
Dari ketiga metode analisis data di atas penulis menyimpulkan bahwa,
ketiga metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan akan
penulis lakukan setelah semua data telah diperoleh melalui wawancara catatan
lapangan, dan juga memudahkan penulis di dalam mengetahui dan menarik
kesimpulan terhadap Efektifitas Lelang Jabatan dalam Meningkatkan
Akuntabilitas Publik oleh Pemerintah di Kabupaten Muaro Jambi.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam
penulisan skripsi ini akan disistematisasi sebagai berikut:
Pembahasan diawali dengan BAB I, Pendahuluan. BAB ini pada hakiatnya
menjadi pijakan bagi penulisan skripsi, baik mencakup background, pemikiran
tentang tema yang dibahas.
BAB I mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batsan
Masalah, Tujuan Dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Teori, Kerangka Pemikiran,
Tinjauan Pustaka.
BAB II dipaparkan, Metode Penelitian yang mencakup Pendekatan
Penelitian, Jenis Dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Unit Analsis dan
Alat Analisis Data, Sistematika Penulisan dan Jadwal Penelitian.
BAB III dipaparkan tentang gambaran umum tempat penelitian. Sejarah
Berdirinya, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, dan Sarana dan Prasarana
BAB IV merupakan inti dari penulisan skripsi yaitu pemaparan tentang
pembahasan dan hasil penelitian.
BAB V merupakan akhir dari penulisan skripsi yaitu BAB V penutup yang
terdiri dari kesimpulan dan saran-saran, kata penutup serta dilengkapi dengan
Daftar Pustaka, Lampiran dan Curriculum Vitae.
H. Jadwal Penelitian
Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, maka penulis
menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel jadwal sebagai
berikut:
No
Kegiatan
Tahun 2018
Agustu
s
Sepember Oktober Novemb
er Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Judul
2 Pembuatan
Proposal
3 Perbaikan
Proposal
dan
Seminar
4 Surat Izin
Riset
No Kegiatan
Tahun 2019
Januari
Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
5 Pengumpula
n
Data
6 Pengolehan
Dan
Analisis
Data
7 Pembuatan
Laporan
8 Bimbingan
Dan
Perbaikan
9 Agenda dan
Ujian
Skripsi
10 Perbaikan
dan
Penjilidan
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Geografis dan Iklim Muaro Jambi
Secara astronomis, Kabupaten Muaro Jambi terletak antara 1o15' -2o20'
Lintang Selatan dan diantara 103°10' s/d 104°20' Bujur Timur. Daerah ini
beriklim tropis, dengan luas wilayah 5.264 Km2. Berdasarkan posisi
geografisnya, Kabupaten Muaro Jambi memiliki batas-batas: Utara – Kabupaten
Tanjung Jabung Timur; Selatan –Provinsi Sumatera Selatan; Barat –Kabupaten
Batang Hari dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat; Timur - Kabupaten Tanjung
Jabung Timur.37
Tahun 2016, Kabupaten Muaro Jambi terdiri dari 11 Kecamatan dan 155
desa/kelurahan, terdiri dari 150 desa dan 5 kelurahan. Kecamatan di Kabupaten
Muaro Jambi adalah:
1. Kecamatan Mestong terdiri dari 14 desa dan 1 kelurahan
2. Kecamatan Sungai Bahar terdiri dari 11 desa
3. Kecamatan Bahar Selatan terdiri dari 10 desa
4. Kecamatan Bahar Utara terdiri dari 11 desa
5. Kecamatan Kumpeh Ulu terdiri dari 18 desa
6. Kecamatan Sungai Gelam terdiri dari 15 desa
7. Kecamatan Kumpeh terdiri dari 16 desa dan 1 kelurahan
8. Kecamatan Maro Sebo terdiri dari 11 desa dan 1 kelurahan
37
BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.
9. Kecamatan Taman Rajo terdiri dari 10 desa
10. Kecamatan Jambi Luar Kota terdiri dari 19 desa dan 1 kelurahan
11. Kecamatan Sekernan terdiri dari 15 desa dan 1 kelurahan.38
Secara geografis Kabupaten Muaro Jambi terletak antara 10 511 Lintang
Selatan sampai dengan 20 011 Lintang Selatan dan diantara 1030 151 Bujur
Timur sampai dengan 1040 301 Bujur Timur. Kabupaten Muaro Jambi memiliki
letak geografis wilayah yang cukup strategis berada di hinterland Kota Jambi, hal
ini memberikan pengaruh modernisasi langsung maupun tidak langsung terhadap
mobilisasi penduduk, perilaku, life style. Penataaan ruang hunian penduduk,
pembangunan komplek perumahan, pembangunan real estate berimplikasi
terhadap situasi kesehatan masyarakat.39
B. Gambaran Umum Dinas Kesehatan Muaro Jambi
Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan
Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 33 tahun 2016 tentang kedudukan,
susunan Organisasi, tugas dan Fungsi serta tata Kerja Dinas Kesehatan Muaro
Jambi, Dinas Kesehatan Muaro Jambi mempunyai tugas melaksanakan urusan
pemerintahan Daerah berdasarkan asas desentralisasi bidang kesehatan, untuk
melaksankan tugas sebagaimana dimaksud Dinas Kesehatan mempunyai tugas
sebagai berikut:
a. Perumusan, penetapan, pelaksanaan dan pengawasan kebijakan
operasipnal di bidang kesehatan masyarakat,pencegahan dan
38
BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.
39
Rentra Dinas Kesehatan Muaro Jambi 2017-2022
pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, RSUD, Puskesmas,
Instalasi Farmasi dan Laboraorium Daerah;
b. Pengoordinasian pelaksanaan tugas dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Dinas
Kesehatan; dan
c. Pengelolaan keuangan dan barang milik daerah yang menjaditanggung
jawab Dinas Kesehatan.40
Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan,
dilakukan pengaturan uraian tugas agar terdapat kejelasan pembagian tugas,
wewenang dan tanggung jawab Kepala Dinas dan jabatan dibawahnya tentang
uraian Tugas Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Sub Bagian, Kepala Bidang,
Kepala Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Muaro Jambi yang dalam penyelenggaraan wajib menerapkan prinsip koordinasi,
integritas dan sinkronisasi baik Dalam lingkungan Dinas Kesehatan serta unsur
Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas masing-masing.41
Tugas pokok dan uraian tugas dalam kelembagaan Dinas Kesehatan
Kabupaten Muaro Jambi adalah sebagai berikut :
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas Kesehatan mempunyai tugas membantu Bupati dalam
merencanakan dan merumuskan kebijakan, melaksanakan, mengoordinasikan,
mengendalikan dan mengawasi urusan di Kesekretariatan, urusan Kesehatan
Masyarakat, urusan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, urusan Pelayanan
40 Peraturan Bupati Nomor 33 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan Organisasi, tugas
dan Fungsi serta tata Kerja Dinas Kesehatan Muaro Jambi.
41
Renstra Dinas Kesehatan Muaro JambiTahun 2017-2022.
Kesehatan dan urusan Sumber Daya Kesehatan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepala Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas dibantu oleh :
1. Sekretaris;
2. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat;
3. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;
4. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan;
5. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan;
6. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD);
7. Kelompok Jabatan Fungsional.
2. Sekretaris
Sekretaris Dinas Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
Kesehatan dalam merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan,
mengendalikan dan mengawasi urusan Program dan Informasi, urusan
Keuangan dan Barang Milik Daerah, urusan Kepegawaian, Umum dan
Advokasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk
mencapai tujuan organisasi.
Sekretaris Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas dibantu oleh :
2.1. Sub Bagian Program dan Informasi;
2.2. Sub Bagian Keuangan dan Barang Milik Daerah; dan
2.3. Sub Bagian Kepegawaian, Umum dan Advokasi.
2.1. Kepala Sub Bagian Program dan Informasi
Kepala Sub Bagian Program dan Informasi mempunyai tugas
membantu Sekretaris dalam merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan,
mengendalikan dan mengawasi program dan informasi Dinas Kesehatan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai
tujuan organisasi. 42
2.2. Kepala Sub Bagian Keuangan dan Barang Milik Daerah
Kepala Sub Bagian Keuangan dan Barang Milik Daerah mempunyai
tugas untuk membantu Sekretaris dalam merencanakan, melaksanakan,
mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi pengelolaan keuangan,
barang milik daerah, dan layanan pengadaan barang/jasa di lingkungan dinas
kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.
2.3. Kepala Sub Bagian Kepegawaian, Umum dan Advokasi
Kepala Sub Bagian Kepegawaian, Umum dan Advokasi mempunyai
tugas untuk membantu Sekretaris dalam merencanakan, melaksanakan,
mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi urusan kepegawaian,
umum dan advokasi hukum di lingkungan dinas kesehatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas membantu
Kepala Dinas Kesehatan dalam merencanakan, melaksanakan,
mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi administrasidi
bidangkesehatan keluarga, gizi masyarakat, promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah
42 Renstra Dinas Kesehatan Muaro JambiTahun 2017-2022.
raga sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk
mencapai tujuan organisasi.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dalam melaksanakan tugas dibantu oleh
3 kepala Seksi, yaitu:
3.1. Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi;
3.2. Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat; dan
3.3. Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah
Raga.43
3.1. Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi urusan
kesehatan keluarga dan gizi di lingkungan dinas kesehatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan untuk mencapai tujuan organisasi.
3.2. Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai
tugas membantu Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi urusan
promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat di lingkungan dinas
kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan untuk
mencapai tujuan organisasi.
43 Renstra Dinas Kesehatan Muaro JambiTahun 2017-2022
3.3. Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah
Raga
Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga
mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan
mengawasi urusan kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga di
lingkungan dinas kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan untuk mencapai tujuan organisasi.44
4. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai
tugas Kepala Dinas Kesehatan dalam merencanakan, melaksanakan,
mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi administrasidi bidang
Surveilans dan Imunisasi, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular,
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan
organisasi.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dalam melaksanakan
tugas dibantu oleh :
4.1. Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi;
4.2. Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular; dan
44 Renstra Dinas Kesehatan Muaro JambiTahun 2017-2022.
4.3. Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular dan Kesehatan Jiwa.
4.1. Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dalam merencanakan,
melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi urusan
surveilans dan imunisasi di lingkungan dinas kesehatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan untuk mencapai tujuan organisasi.45
4.2. Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
bertugas membantu Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
dalam merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan
mengawasi urusan pencegahan dan pengendalian penyakit menular di
lingkungan dinas kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.
4.3. Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular dan Kesehatan Jiwa
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
dan Kesehatan Jiwa mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit dalam merencanakan, melaksanakan,
mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi urusan pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa di lingkungan dinas
45 Renstra Dinas Kesehatan Muaro JambiTahun 2017-2022.
kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.46
5. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas membantu
Kepala Dinas Kesehatan dalam merencanakan, melaksanakan,
mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi bidang pelayanan
kesehatan di lingkungan dinas kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan untuk mencapai tujuan organisasi.Kepala Bidang
Pelayanan Kesehatan dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh:
5.1. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer;
5.2 Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan; dan
5.3. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional.
5.1. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer
Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dalam merencanakan,
melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasiurusan
Puskesmas, klinik dan praktek perorangan, peningkatan mutu dan akreditasi
serta program jaminan kesehatandi lingkungan dinas kesehatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan untuk mencapai tujuan organisasi.
5.2. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dalam merencanakan,
46 Renstra Dinas Kesehatan Muaro JambiTahun 2017-2022.
melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasiurusan
pelayanan kesehatan rujukan, pemantauan laboratorium kesehatan daerah dan
rumah sakit di lingkungan dinas kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.47
5.3. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional
Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dalam merencanakan,
melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasiurusan
pelayanan kesehatan tradisional di lingkungan dinas kesehatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan
organisasi.
6. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas membantu
Kepala Dinas Kesehatan dalam merencanakan, melaksanakan,
mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi bidang kefarmasian, alat
kesehatan dan sumber daya manusia kesehatan di lingkungan dinas kesehatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk
mencapai tujuan organisasi.48
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dalam pelaksanaan tugasnya dibantu
oleh :
6.1. Kepala Seksi Kefarmasian;
6.2. Kepala Seksi Alat Kesehatan;
47 Renstra Dinas Kesehatan Muaro JambiTahun 2017-2022.
48
Renstra Dinas Kesehatan Muaro JambiTahun 2017-2022
6.3. Kepala Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan.
6.1. Kepala Seksi Kefarmasian
Kepala Seksi Kefarmasian mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang Sumber Daya Kesehatan dalam merencanakan, melaksanakan,
mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasiurusan kefarmasian di
lingkungan dinas kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.
6.2. Kepala Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga
Kepala Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT) mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Sumber Daya
Kesehatan dalam merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan,
mengendalikan dan mengawasiurusan alat kesehatan dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga di lingkungan dinas kesehatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan
organisasi.49
6.3. Kepala Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
Kepala Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dalam merencanakan,
melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasiurusan
perencanaan dan pendayagunaan, pendidikan, pelatihan, dan peningkatan
mutu sumber daya manusia kesehatan di lingkungan dinas kesehatan sesuai
49 Renstra Dinas Kesehatan Muaro JambiTahun 2017-2022
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk
mencapai tujuan organisasi.
7. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), terdiri dari :
1. RSUD terdiri dari :
a. RSUD Ahmad Ripin;
b. RSUD Sungai Bahar; dan
c. RSUD Sungai Gelam.50
2. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) terdiri dari Puskesmas Rawat
Inap dan Puskesmas Non Rawat Inap.
a. Puskesmas Rawat Inap terdiri dari :
1) Puskesmas Simpang Sungai Duren;
2) Puskesmas Tempino;
3) Puskesmas Muaro Kumpeh;
4) Puskesmas Tanjung;
5) Puskesmas Tangkit;
6) Puskesmas Sungai Bahar VII; dan
7) Puskesmas Jambi Kecil.51
b. Puskesmas Non Rawat Inap terdiri dari :
1) Puskesmas Sengeti;
2) Puskesmas Sekernan Ilir;
3) Puskesmas Penyengat Olak;
50 Dokumen Kanto Dinas Kesehatan Muaro Jambi.
51
Dokumen Kanto Dinas Kesehatan Muaro Jambi.
4) Puskesmas Pir II Bajubang;
5) Puskesmas Kemingking Dalam;
6) Puskesmas Pondok Meja;
7) Puskesmas Puding;
8) Puskesmas Sungai Bahar I;
9) Puskesmas Sungai Bahar IV;
10) Puskesmas Markanding;
11) Puskesmas Kebon IX;
12) Puskesmas Tantan;
13) Puskesmas Kasang Pudak;
14) Puskesmas Talang Bukit; dan
15) Puskesmas Suko Awin Jaya.
3. UPTD Instalasi Farmasi
UPTD Instalasi Farmasi dipimpin oleh Kepala UPTD Instalasi
Farmasi. Kepala Instalasi Farmasi mempunyai tugas membantu Kepala
Dinas Kesehatan dalam merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan,
mengendalikan dan mengawasi administrasi urusan pengelolaan obat
publik dan perbekalan kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepala Instalasi Farmasi dalam melaksanakan tugas dibantu oleh
Kasubag Tata Usaha Instalasi Farmasi.
Kasubag Tata Usaha Instalasi Farmasi mempunyai tugas membantu
Kepala Instalasi Farmasi di bidang administrasi dalam melaksanakan
semua aspek pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan serta
melakukan koordinasi dalam perencanaan, pengadaan obat, perbekalan
kesehatan, urusan kepegawaian, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan
organisasi.52
4. UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah
UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah dipimpin oleh Kepala UPTD
Laboratorium Kesehatan. Kepala Laboratorium Kesehatan Daerah
mempunyai tugas membantu Kepala Dinas Kesehatan dalam
merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan
mengawasi administrasi urusan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan
organisasi.
Kepala Laboratorium Kesehatan Daerah dalam melaksanakan
tugas dibantu oleh Kasubag Tata Usaha Laboratorium Kesehatan Daerah.
Kasubag Tata Usaha Laboratorium Kesehatan Daerah mempunyai tugas
membantu Kepala Laboratorium Kesehatan Daerah di bidang administrasi
dalam melaksanakan semua urusan pemeriksaan laboratorium serta
melakukan koordinasi dalam perencanaan, pengadaan urusan
kepegawaian, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.53
52 Renstra Dinas Kesehatan Muaro JambiTahun 2017-2022.
53
Renstra Dinas Kesehatan Muaro JambiTahun 2017-2022.
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas pemerintah sesuai dengan keahlian dan profesionalisme
masing-masing sesuai dengan kebutuhan. Kelompok Jabatan Fungsional
terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan, dan dikoordinir oleh seorang tenaga
fungsional senior yang ditunjuk;
Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja,
dengan jenis, jenjang Jabatan Fungsional serta tugas diatur berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.54
54 Dokumen Kanto Dinas Kesehatan Muaro Jambi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN
A. Pelaksanaan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Muaro Jambi
Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun 2016
Pembangunan dapat didefinisikan sebagai serangkaian upaya yang
direncanakan dan dilaksanakan oleh pemerintah, badan-badan atau lembaga-
lembaga internasional, nasional dan lokal, yang terwujud dalam bentuk-bentuk
kebijakan, program, atau proyek.55
Dinas Kesehatan berperan strategis dalam rangka mewujudkan Visi Bupati
Muaro Jambi 2017-2022 dan dari 6 Misi pembangunan yang ditetapkan, Dinas
Kesehatan berperan penting untuk ikut mewujudkan misi ke-2 yaitu :
Terwujudnya Sumber Daya Manusia Yang Unggul Dengan Meningkatkan Akses
dan Kualitas Pendidikan, Kesehatan serta kebutuhan Dasar Lainnya.
Peran tersebut dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan
kewenang Dinas Ksehatan yang terdapat dalam Perbub Nomor 33 Tahun 2016
tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi.
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Z. Abidin Y.Selaku Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi
Sebagai salah satu SKPD, Dinas Ksehatana membantu Bupati dalam
melaksanakan urusan bidang kesehatan yang ada di Kabupaten Muaro
Jambi sesuai dengan Perbub Nomor 33 Tahun 2016 tentang kedudukan,
55
Rusyad Adi Suriyanto, “ Program Pembangunan Kesehatan : Masyarakat Desa
Wuwuharjo dalam Proyek Inovasi, Korespondensi: R.A. Suriyanto, Laboratorium Bioantropologi
dan Paleontropologi, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. , hlm. 174.
susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Muaro Jambi.56
Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 33 tahun 2016 tentang kedudukan,
susunan Organisasi, tugas dan Fungsi serta tata Kerja Dinas Kesehatan Muaro
Jambi, Dinas Kesehatan Muaro Jambi mempunyai tugas melaksanakan urusan
pemerintahan Daerah berdasarkan asas desentralisasi bidang kesehatan, untuk
melaksankan tugas sebagaimana dimaksud Dinas Kesehatan mempunyai tugas
sebagai berikut:
a. Perumusan, penetapan, pelaksanaan dan pengawasan kebijakan operasipnal di
bidang kesehatan masyarakat,pencegahan dan pengendalian penyakit,
pelayanan kesehatan, RSUD, Puskesmas, Instalasi Farmasi dan Laboraorium
Daerah;
b. Pengoordinasian pelaksanaan tugas dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan; dan
c. Pengelolaan keuangan dan barang milik daerah yang menjaditanggung jawab
Dinas Kesehatan.
Berdasarkan wawancara dengan Yesi Isman selaku Sekretaris Dinas
Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi
“Pelaksanaan pembangunan kesehatan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Muaro Jambi dilaksanakan dengan berpedoman pada Rencana Strategis Dinas
Kesehatan yang ada”.57
56 Wawancara dengan Z. Abidin Y.Selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro
Jambi Pada 30 Januari 2019.
57
wawancara dengan Yesi Isman Selaku Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro
Jambi Pada 30 Januari 2019.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
yang memberikan kewenangan cukup besar kepada kabupaten/kota termasuk
dalam bidang kesehatan, maka peluang Pemerintah Daerah kabupaten/kota cukup
besar untuk mengatur sistem kesehatannya termasuk sistem perencanaan.58
Salah satu konsekuensi dari ditetapkannya Undang-undang tersebut adalah
diwajibkannya bagi setiap perangkat kerja daerah untuk menyusun rencana
strategis yang selanjutnya disebut Renstra SKPD memuat Visi, misi, tujuan,
strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan
fungsinya .
Menurut Notoatmodjo dalam Jasrita Yunida, Perencanaan merupakan
kegiatan inti dari manajemen, karena semua kegiatan manajemen diatur dan
diarahkan oleh perencanaan tersebut. Dengan perencanaan tersebut
memungkinkan para pengambil keputusan atau manajer untuk menggunakan
sumber daya mereka secara berhasil guna dan berdaya guna. Sedangkan
perencanaan kesehatan Menurut Munijaya dalam Jasrita Yunita adalah sebuah
proses untuk merumuskan masalahmasalah kesehatan yang berkembang di
masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan
tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.59
Berdasarkan wawancara dengan Afif Udin selaku Kepala Bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
58
Akhmad Naufal, “Perencanaan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Enrekang”,
Skripsi Universitas Hasanuddin Makasar, 2011, hlm. 6-7. 59
Jarita Yunida, “Sumber Daya Kesehatan dalam Penyusunan Perencanaan Dinas
Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman, “ Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 1, Nomor 2, Mei
2011, hlm. 77.
Rencana Strategis merupakan dokumen perencanaan yang didasarkan
pada Visi, Misi Bupati serta memuat program-program pembangunan
kesehatan yang akan dilaksanakan langsung oleh SKPD Dinas Kesehatan
dengan mendorong peran aktif masyarakat untuk kurun waktu 2017-
2022.60
Renstra Dinas Kesehatan Muaro Jambi merupakan penjabaran dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi
tahun 2017-2022. Renstra tersebut dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi Dinas Kesehatan yaitu melaksanakan urusan Pemerintah Daerah
berdasarkan azas desentralisasi bidang kesehatan.
Dalam penyusunan rencana strategis ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro
Jambi merujuk kepada Visi, Misi Bupati Muaro Jambi dan juga merujuk kepada
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan serta Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Provinsi Jambi. Sehingga dalam penyusunan Renstra Dinas Kesehatan
Kabupaten Muaro Jambi juga secara tersirat memperlihatkan berbagai upaya
memenuhi target-target yang telah ditetapkan baik secara nasional, provinsi
maupun Kabupaten Muaro Jambi.
Selain itu urgensi penyusunan Renstra SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten
Muaro Jambi ini adalah sebagai acuan penyusunan RENJA, dasar penilaian
kinerja Kepala SKPD dan acuan penyusunan LAKIP.
Renstra SKPD dapat juga dijadikan sebagai bahan evaluasi yang penting
agar pembangunan dapat berjalan secara lebih sistematis, komprehensif, dan tetap
60 wawancara dengan Afif Udin selaku Kepala Bidang Pencegahan dan
PengendalianPenyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Pada 30 Januari 2019.
fokus pada pemecahan masalah-masalah mendasar yang dihadapi Kabupaten
Muaro Jambi Jambi, khususnya di bidang kesehatan.
Berdasarkan hasil wawancara Lely Pranoto Selaku Kepala Bidang Sumber
Daya Kesehatan
Bidang yang termasuk dalam rencana pembangunan kesehatan meliputi
kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan
kesehatan, meningkatkan sumber daya kesehatan, RSUD, UPTD,
Puskesma, instalasi farmasi, dan laboratorium daerah. 61
Dinas Kesehatan berperan strategis dalam rangka mewujudkan Visi Bupati
Muaro Jambi 2017-2022 dan dari 6 Misi pembangunan yang ditetapkan, Dinas
Kesehatan berperan penting untuk ikut mewujudkan misi ke-2 yaitu :
Terwujudnya Sumber Daya Manusia Yang Unggul Dengan Meningkatkan Akses
dan Kualitas Pendidikan, Kesehatan serta kebutuhan Dasar Lainnya.
Berbeda dengan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2011-2016,
Renstra Tahun 2017-2022 tidak lagi mencantumkan visi dan misi Dinas
Kesehatan namun langsung terikat dengan visi dan misi Kepala Daerah Terpilih
Bupati Muaro Jambi yaitu "Tuntas, Unggul, Nyaman, Tentram, Adil dan Sejahtera
2022". Misi Dinas Kesehatan pun mengikuti atau bersifat mendukung perwujudan
misi pembangunan Kabupaten Muaro Jambi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Adrianto selaku Kepala Subbagian
Program dan Informasi
Jenis Program dalam Renja adalah sebagai berikut:
61 wawancara Lely Pranoto Selaku Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas
Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Pada 30 Januari 2019.
- Peningkatan Kesehatan ibu melahirkan dan anak
- Peningkatan pelayanan kesehatan anak dan balita
- Peningkatan pelayanan kesehatan lansia
- Perbaikan gizi masyarakat
- Promosi kesehatan dan pemberdayaan kesehatan masyarakat
- Pengembangan lingkungan sehat
- Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit menular
- Peningkatan imunisasi
- Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemic
- Peningkatan sisveilans epidemologi epidemologi
- Pemenuhan sarana prasarana kesehatan
- Pemenuhan sarana obat-obatan dan pembekalan kesehatan
- Pelayanan jaminan kesehatan nasional
- Pelayanan kesehatan masyarakat miskin
- Peningkatan pelayanan laboratorium
- Peningkatan sarana akses dan pembekalan kesehatan rumah
tangga.62
Dalam rangka meningkatkan tata kelola institusi kesehatan yang
berorientasi pada pelayanan publik harus didukung manajemen yang baik dan
juga berkualitas. Sehingga diperlukan kualitas penyusunan perencanaan anggaran
dan evaluasi program dan keuangan serta informasi kesehatan serta upaya
62 wawancara dengan Adrianto selaku Kepala Subbagian Program dan Informasi Dinas
Kesehatan Muaro Jambi Pada 30 Januari 2019.
penataan manajemen SDM dan manajemen logistik. Program kegiatan yang
menunjang hal tersebut adalah :
1
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat
2 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
3
Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan
Dinas/Operasional
4 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
5 Penyediaan Jasa Kebersihan dan Keamanan Kantor
6 Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja
7 Penyediaan Alat Tulis Kantor
8 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
9 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan/Bangunan Kantor
10 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
11 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan
12 Penyediaan Bahan Logistik Kantor
13 Penyediaan Makanan dan Minuman
14 Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah
15 Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam Daerah
16 Penyediaan Jasa Pelaksana Administrasi/Tenaga Teknis Perkantoran
2
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
1 Pengadaan Kendaraan Dinas Jabatan/Operasional
2 Pengadaan Perlengkapan dan Peralatan Gedung Kantor
3 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
4 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Jabatan/Operasional
5 Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan dan Peralatan Gedung Kantor
6 Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor
7 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan dan Perlengkapan Kantor
3
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
1 Pendidikan dan Pelatihan Formal
4
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
1 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Program SKPD
Menurut analisi penulis Pelaksanaan pembangunan kesehatan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi dilaksanakan dengan berpedoman pada
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2017-2022.
Disusun untuk menjadi acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
upaya Dinas Kesehatan dalam kurun waktu 5 tahun kedepan.
untuk menyusun rencana strategis yang selanjutnya disebut Renstra SKPD
memuat Visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya . Renstra tersebut dilaksanakan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan yang di atur dalam
Peraturan Bupati Nomor 33 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan Organisasi,
tugas dan Fungsi serta tata Kerja Dinas Kesehatan Muaro Jambi.
B. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pembangunan Kesehatan Di
Kabupaten Muaro Jambi Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 33
Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi,
Serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi
Dalam pembangunan Kesehatan di Muaro Jambi terdapat beberapa faktor
yang menjadi pendukung dan faktor yang menjadi penghambat. mengenai faktor
pendukung dan penghambat pembangunan kesehatan di kabupaten muaro jambi
berdasarkan peraturan bupati nomor 33 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan
organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja dinas kesehatan kabupaten muaro
jambi adalah sebagai berikut:
d. Faktor pendukung
Dalam pembangunan Kesehatan di Muaro Jambi terdapat beberapa faktor
yang menjadi pendukung. Faktor pendukung tersebut yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.
1. Faktor internal
Faktor internal ialah faktor yang berasal dari dalam Dinas kesehatan itu
sendiri yaitu Komitmen Pemerintah Daerah yang berorientasi aspek kesehatan,
regulasi yang mengatur.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Jonnni Ariyanto selaku Kepala
Bidang Pelayanan Kesehatan
- Komitmen Pemerintah Daerah yang berorientasi aspek kesehatan
Maksud dari hal di atas dapat dilihat bahwa Visi dari Kepala Daerah yaitu
“Muaro Jambi Tuntas 2022”, terwujudnya Muaro Jambi yang tertib, unggul,
nyaman, tentram, adil, dan sejahtera 2022. Dan salah satu Misi yaitu terwujudnya
sumber daya manusia yang unggul dengan meningkatkan akses dan kualitas
pendidikan, kesehatan, serta kebutuhan dasar lainnya, artinya Kepala Daerah
secara langsung memberi perhatian dan berkomitmen dalam bidang kesehatan
karena Visi dan misi langsung terikat denagn kesehatan dan misi Dinas Kesehatan
mengikuti dan mendukung perwujudan misi pembangunan Muaro Jambi.
- Regulasi yang mengatur pelaksanaan pembangunan bidang kesehatan
Regulasi yang dimaksud adalah adanya Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2007 tentang rencana pembangunan jangka panjang nasional tahun 2005-2025,
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, UU Nomor 18 tahun
2016 tentang Perangkat Daerah, Perpres Nomor 2 Tahun 2015 tentang rencana
pembangunan jangka menengah nasional 2015-2019, Peraturan Menteri
Kesehatan republik Indonesia No 43 Tahun 2016 tentang standar pelayanan
minimal bidang kesehatan, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun
2017, Keputusan Menteri Kesehatan republik Indonesia No
HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang rencana strategis Kementerian Kesehatan
Tahun 2015-2019, Perda Nomor 13 Tahun 2012 tentang rencana pembangunan
jangka menengah daerah (RPJMD) tahun 2006-2025, Perbub Muaro Jambi No 33
Tahun 2016, dan Perda Nomor 8 Tahun 2017 tentang RPJMD tahun 2017-2022.
Yesi Isman Selaku Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi
menjelaskan bahwa
Faktor pendukung dalam pembangunan kesehatan adalah telah adanya
komitmen pemerintah daerah yang berorientasi terhadap kesehatan dan
sudah ada regulasi yang mengatur. Dalam hal ini yaitu :1) Adanya
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional. 2) Adanya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan. 3) Adanya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan. 4) Adanya Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang
Puskesmas. 5) Adanya Permenkes Nomor 46 tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter,
dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi. 6) Adanya Permenkes 43
tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal. 7) Tersedianya fasilitas
pelayanan kesehatan yang memadai baik untuk pelayanan kesehatan
dasar maupun pelayanan rujukan. 8) Terselenggaranya program
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Jamkesda dan Kapitasi
Puskesmas.63
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang dapat menjadi faktor pendukung dalam
pembangunan kesehatan ialah masyarakat. Masyarakat dapat menjadi salah satu
faktor pendukung apabila masyarakat di lingkungan lebih peduli terhadap
kesehatan dan membantu dalam pembangunan kesehatan dari segi kepedulian dan
ikut serta dalam pembangunan kesehatan.
b. Faktor penghambat
Dalam pembangunan kesehatan di Muaro jambi terdapat beberapa faktor
penghambat yaitu dari SDM, pelayanan, manajemen, masyarakat, fasilitas,
maupun koordinasi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Z. Abidin Y
Faktor penghambat dalam pembangunan adalah 1) Jumlah Sumber Daya
Manusia bidang Kesehatan kurang memenuhi Standar. 2) Belum
optimalnya pendayagunaan tenaga kesehatan yang ada dan masih
lemahnya pemahaman tenaga yang ada terhadap tugas pokok, fungsi dan
tanggung jawab dalam pembangunan kesehatan. 3) Penataan Sarana-
Prasarana dan alat kesehatan di Fasilitas Kesehatan belum memenuhi
Standar. 4) Pembinaan dan pengawasan belum optimal. 5) Masih
lemahnya kerjasama lintas sektor dan lintas program. 6) Masih kurangnya
kualitas dan kuantitas pencatatan dan pelaporan hasil pelaksanaan
kegiatan. 7) Belum optimalnya promosi kesehatan dalam pemberdayaan
63 Yesi Isman Selaku Sekretaris Dians Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Pada 30
Januari 2019
kesehatan dan peningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan. 8) Terbatasnya Sumber Daya Obat dan Perbekalan Kesehatan.64
1. Sumber Daya Manusia
Penghambat dari segi Sumber Daya Manusia dikarenakan jumlah sumber
Daya manusia bidang kesehatan kurang memenuhi standar di karenakan
penerimaan pegawai sesuai kebutuhan belum ada dan pendidikan masih
berorientasi pada biaya sendiri.
2. Pelayanan
Belum optimalnya pendayagunaan tenaga kesehatan yang ada dan masih
lemah nya pemahaman tenaga yang ada terhadap tugas pokok, fungsi dan
tanggung jawab dalam Pembangunan Kesehatan, serta adanya keterbatasan tenaga
kesehatan, sehingga mengakibatkan rendahnya kualitas pelayanan kesehatan yang
di tandai dengan masih dibawah standarnya kualitas pelayanan Rumah Sakit.
3. Manajemen
Pembinaan dan pengawasan belum optimal dan , serta Masih kurangnya
kualitas dan kuantitas pencatatan dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan di
karenakan pengambilan keputusan dan penentuan kebijakan masih belum
didukung oleh data yang kuat, pengelolaan sistem informasi yang baik dapat
mendukung tersedianya data dan informasi kesehatan yang valid.
4. masyarakat,
Belum optimalnya promosi kesehatan dalam pemberdayaan kesehatan dan
peningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bertujuan untuk
64 wawancara dengan Z. Abidin Y selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro
Jambi Pada 30 Januari 2019
mengubah perilaku masyarakat dengan dasar-dasar kemanusiaan, pemberdayaan
dan kemandirian, adil dan merata dikarenakan masyarakat sebagai penentu
kesehatan sendiri.
5. Fasilitas
Penataan Sarana-Prasarana dan alat kesehatan serta obat-obatan di
Fasilitas Kesehatan belum memenuhi Standar di karenakan anggaran yang kurang
memadai dan harga fasilitas pendukung yang sangat mahal, serta terbatasnya
Sumber Daya Obat dan Perbekalan Kesehatan.
6. Koordinasi
Masih lemahnya kerjasama lintas sektor dan lintas program, dan jarak
tempuh antara puskesmas dengan Dinas Kesehatan masih terkendala dengan akses
dan transportasi serta sarana informasi yang belum terhubung dengan baik yang
mengakibatkan koordinasi agak terlambat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Yesi Isman Selaku Sekretaris Dians
Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi
- Pembiayaan yang tidak memadai dimana menurut Undang-undang
minimal 10% APBD Kabupaten di alokasikan ke Sektor kesehatan
Berdasarkan hasil wawancara M. Ridwa Bagian Hukum Sekretariat
Daerah Muaro Jambi
Pembiayaan yang belum memadai minimal 10% APBD Kabupaten di
alokasikan ke Sektor kesehatan, maksudnya di sini adalah adana APBD
Kabupaten Muaro Jambi adalah 1,2 Triliun, sudah termasuk dana Alokasi
Umum, (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Pendapatan Daerah.
Namun yang di alokasikan ke Dinas Kesehatan tidak mencapai 10% yaitu
hanya sebesar RP.81.308.894.244.65
Jadi dengan kebutuhan pendanaan dan pengadaan yang di rencanaka
mengakibatkan kekurangan dana dan menjadi salah satu faktor penghambat
pembangunan kesehatan di Kabupaten Muaro Jambi
- Konektif Transportasi wilayah yang masih terbatas baik antar desa
maupun antar kecamatan.66
Sama halnya dengan pendapat di atas berdasarkan wawancara dengan
Shinta Romauli selaku Kasi Yankes Tradisional mengatakan bahwa
Faktor penghambat adalah dalam amanat UU pembiayaan kesehatan
minimal 10% dari APBD Kabupaten namun sektor kesehatan belum
tercapai, selain itu masih terbatasnya atau masih ada yang belum
terhubung baik sarana transportasi serta sarana informasi (internet) yang
bisa menjangkau antar desa.67
Menurut analisis penulis Faktor pendukung dalam pembangunan
kesehatan adalah telah adanya komitmen pemerintah daerah yang berorientasi
terhadap kesehatan, sudah ada regulasi yang mengatur, tersedianya fasilitas
pelayanan kesehatan yang memadai baik untuk pelayanan kesehatan dasar
maupun pelayanan rujukan. terselenggaranya program Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas), Jamkesda dan Kapitasi Puskesmas. Faktor penghambat
adalah Jumlah Sumber Daya Manusia bidang Kesehatan kurang memenuhi
Standar, belum optimalnya pendayagunaan tenaga kesehatan yang ada dan masih
lemahnya pemahaman tenaga yang ada terhadap tugas pokok, fungsi dan
65
wawancara M. Ridwa Bagian Hukum Sekretariat daerah Muaro Jambi Pada 15
Februari 2019. 66
Yesi Isman Selaku Sekretaris Dians Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Pada 30
Januari 2019
67
wawancara dengan Shinta Romauli selaku Kasi Yankes Tradisional Dinas Kesehatan
Kabupaten Muaro Jambi Pada 30 Januari 2019
tanggung jawab dalam pembangunan kesehatan, penataan Sarana-Prasarana dan
alat kesehatan di Fasilitas Kesehatan belum memenuhi Standar, pembinaan dan
pengawasan belum optimal, masih lemahnya kerjasama lintas sektor dan lintas
program, masih kurangnya kualitas dan kuantitas pencatatan dan pelaporan hasil
pelaksanaan kegiatan, belum optimalnya promosi kesehatan dalam pemberdayaan
kesehatan dan peningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
serta serbatasnya sumber daya obat dan perbekalan kesehatan.
C. Relevansi Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun 2016 terhadap Pelaksanaan
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Muaro Jambi
Secara umum, arti dari relevansi adalah kecocokan. Relevan adalah
bersangkut paut, berguna secara langsung, Relevansi berarti kaitan,
hubungan.68
Relevansi ialah sesuatu sifat yang terdapat pada dokumen yang dapat
membantu pengarang dalam memecahkan kebutuhan akan informasi. Dokumen
dinilai relevan bila dokumen tersebut mempunyai topik yang sama, atau
berhubungan dengan subjek yang diteliti (topical relevance).
Jika dilihat dari pengertian di atas untuk melihat relevansi antara Peraturan
Bupati Nomor 33 Tahun 2016 dengan Pelaksanaan Pembangunan Kesehatan di
kabupaten Muaro Jambi, maka kita harus mengetahui dulu maksud dan ini dari
kedua hal tersebut. Pertama mengenai Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun 2016.
Peraturan Bupati Nomor 33 tahun 2016 berisi penjelasan mengenai
kedudukan, susunan Organisasi, tugas dan Fungsi serta tata Kerja Dinas
68https://www.sublibrary.com/view?t=BAB+II+KAJIAN+TEORITIS+2.1+Relevansi+2.1
.1+Pengertian+Relevansi+...&u=http%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream%2F1234567
89%2F17855%2F4%2FChapter%2520II.pdf , diakses Pada 4 Februari 2019.
Kesehatan Muaro Jambi, Dinas Kesehatan Muaro Jambi mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintahan Daerah berdasarkan asas desentralisasi bidang
kesehatan, untuk melaksankan tugas sebagaimana dimaksud Dinas Kesehatan
mempunyai tugas sebagai berikut:
d. Perumusan, penetapan, pelaksanaan dan pengawasan kebijakan
operasipnal di bidang kesehatan masyarakat,pencegahan dan
pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, RSUD, Puskesmas,
Instalasi Farmasi dan Laboraorium Daerah;
e. Pengoordinasian pelaksanaan tugas dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Dinas
Kesehatan; dan
f. Pengelolaan keuangan dan barang milik daerah yang menjaditanggung
jawab Dinas Kesehatan.69
Pembangunan dapat didefinisikan sebagai serangkaian upaya yang
direncanakan dan dilaksanakan oleh pemerintah, badan-badan atau lembaga-
lembaga internasional, nasional dan lokal, yang terwujud dalam bentuk-bentuk
kebijakan, program, atau proyek.70
Sedangkan pelaksanaan pembangunan
kesehatan adalah serangkaian upaya yang direncanakan dan dilaksanakan oleh
pemerintah, badan-badan atau lembaga-lembaga internasional, nasional dan lokal,
yang terwujud dalam bentuk-bentuk kebijakan, program, atau proyek yang
berhubungan dengan kesehatan.
69 Peraturan Bupati Nomor 33 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan Organisasi, tugas
dan Fungsi serta tata Kerja Dinas Kesehatan Muaro Jambi. 70
Rusyad Adi Suriyanto, “ Program Pembangunan Kesehatan : Masyarakat Desa
Wuwuharjo dalam Proyek Inovasi, Korespondensi: R.A. Suriyanto, Laboratorium Bioantropologi
dan Paleontropologi, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. , hlm. 174.
Dari penjelasan di atas dapat dilihat hubungan antara keduanya dimana
Pelaksanaan pembangunan kesehatan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro
Jambi dilaksanakan dengan berpedoman pada Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2017-2022. Dan rencana strategis yang
selanjutnya disebut Renstra SKPD memuat Visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya . Renstra
tersebut dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan
yang di atur dalam Peraturan Bupati Nomor 33 tahun 2016 tentang kedudukan,
susunan Organisasi, tugas dan Fungsi serta tata Kerja Dinas Kesehatan Muaro
Jambi, pelaksanaan pembangunan telah sesuai dengan tugas dan fungsi serta
kedudukan Dinas kesehatan yang di atur dalam Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun
2016 Cuma keterbatasan anggaran dalam mendukung kegiatan kesehatan yang
belum memadai.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pelaksanaan pembangunan kesehatan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Muaro Jambi dilaksanakan dengan berpedoman pada Rencana Strategis
Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2017-2022. Disusun untuk
menjadi acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian upaya Dinas
Kesehatan dalam kurun waktu 5 tahun kedepan. Untuk menyusun rencana
strategis yang selanjutnya disebut Renstra SKPD memuat Visi, misi, tujuan,
strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan
tugas dan fungsinya . Renstra tersebut dilaksanakan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi Dinas Kesehatan yang di atur dalam Peraturan Bupati
Nomor 33 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan Organisasi, tugas dan
Fungsi serta tata Kerja Dinas Kesehatan Muaro Jambi
2. Faktor pendukung dalam pembangunan kesehatan adalah telah adanya
komitmen pemerintah daerah yang berorientasi terhadap kesehatan, sudah
ada regulasi yang mengatur, tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan yang
memadai baik untuk pelayanan kesehatan dasar maupun pelayanan rujukan.
terselenggaranya program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas),
Jamkesda dan Kapitasi Puskesmas. Faktor penghambat adalah Jumlah
Sumber Daya Manusia bidang Kesehatan kurang memenuhi Standar, belum
optimalnya pendayagunaan tenaga kesehatan yang ada dan masih lemahnya
pemahaman tenaga yang ada terhadap tugas pokok, fungsi dan tanggung
jawab dalam pembangunan kesehatan, penataan Sarana-Prasarana dan alat
kesehatan di Fasilitas Kesehatan belum memenuhi Standar, pembinaan dan
pengawasan belum optimal, masih lemahnya kerjasama lintas sektor dan
lintas program, masih kurangnya kualitas dan kuantitas pencatatan dan
pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan, belum optimalnya promosi kesehatan
dalam pemberdayaan kesehatan dan peningkatkan kesadaran masyarakat
akan pentingnya kesehatan serta serbatasnya sumber daya obat dan
perbekalan kesehatan.
3. Hubungan antara Pelaksanaan pembangunan kesehatan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi dengan Perbup Nomor 33 tahun 2016
adalah dimana perbup tadi merupakan dasar hukum dalam pembuatan
rencana strategis Pembangunan kesehatan dan Renstra tersebut dilaksanakan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan yang di atur dalam
Peraturan Bupati Nomor 33 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan
Organisasi, tugas dan Fungsi serta tata Kerja Dinas Kesehatan Muaro Jambi,
pelaksanaan pembangunan telah sesuai dengan tugas dan fungsi serta
kedudukan Dinas kesehatan yang di atur dalam Peraturan Bupati Nomor 33
Tahun 2016 Cuma keterbatasan anggaran dalam mendukung kegiatan
kesehatan yang belum memadai.
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Al-Qur‟an dan terjemahannya. 2008. Departemen Agama RI. Bandung:
Diponegoro.
Agusman Hidayat dkk, Koordinasi BAPPEDA dalam Perencanaan Pembangunan
Kesehatan di Kabupaten Enrekang, “Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol. 2
Nomor 4, Juli 2011.
Akhmad Naufal, “Perencanaan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten
Enrekang”, Skripsi Universitas Hasanuddin Makasar, 2011.
Angelius Henry Sigalinggi dan Warjio, “Partisipasi Masyarakat dalam
Perencanaan Pembanguan (Studi Kasus Pada Kecamatan Sidikalang
Kabupaten Dairi, “Jurnal Administrasi Publik, Vol. 2, Nomor 2, Desember
2014.
Budhi Setianingsi dkk, “Efektivitas Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah
(SIMRENDA) (Stusi Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota
Malang, “ Jurnal Administrasi Publik, Vol3 Nomor 11.
Jarita Yunida, “Sumber Daya Kesehatan dalam Penyusunan Perencanaan Dinas
Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman, “ Jurnal Kesehatan Komunitas,
Vol. 1, Nomor 2, Mei 2011.
Jarida Yunita, Sumber Daya Kesehatan dalam Penyusunan Perencanaan Dinas
Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman.
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2006).
M. Fariz Fadilah Januarizky,” Implikasi Implementasi PP Nomor 18 tahun 2016
tentang Perangkat Daerah Terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah Provinsi Jambi”, Skripsi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
tahun 2018.
Murban, “ Studi Implementasi Program Pembangunan Infrastruktur di Desa
Erecinnong Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone”, Skripsi Universitas
Alauddin Makasar, 2017.
Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003).
Nur Azizah Aziz, “Gambaran Manajemen Pelaksaan Program Kesehatan Ibudan
Anak di Peskusmas Kampili Kab. Gowa Tahun 2016”, Skripsi UIN
Alauddin Makasar, Tahun 2017.
Rusyad Adi Suriyanto, “ Program Pembangunan Kesehatan : Masyarakat Desa
Wuwuharjo dalam Proyek Inovasi, Korespondensi: R.A. Suriyanto,
Laboratorium Bioantropologi dan Paleontropologi, Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada.
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari‟ah IAIN STS
Jambi, (2012).
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Syamsudin dan Vismaia S. Damainti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa..
Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2011).
Zaenab Ismail dkk, “ Analisis Implementasi Program Penaggulangan Gizi Buruk
di Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Osrong Provinsi
Papua Barat, “ Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, Vol. 4 Nomor 01,
April 2016.
B. Peraturan Perundang-Undangan
PERDA Nomor 18 Tahun 2003 Tentang tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi.
Peraturan Bupati Nomor 33 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan
Organisasi, tugas dan Fungsi serta tata Kerja Dinas Kesehatan
Muaro Jambi.
C. Lain-lain
BPS Kabupaten Muaro Jambi dalam angka 2017.
Dokumen Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi.
Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2017-2022.
https://www.sublibrary.com/view?t=BAB+II+KAJIAN+TEORITIS+2.1+Relevansi+2.1.1+Pen
gertian+Relevansi+...&u=http%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream%2F12345
6789%2F17855%2F4%2FChapter%2520II.pdf , diakses Pada 4 Februari 2019.
PERTANYAAN WAWANCARA
1. Apa yang dimaksud dengna pelaksanaan pembangunan kesehatan?
2. Bagaimana prosedur pelaksanaan pembangunan kesehatan di Muaro
Jambi?
3. Apa saja program yang dibuat untuk melaksanakan pembangunan
kesehatan di Muaro Jambi?
4. Apa pedoman dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan di Muaro
Jambi?
5. Bagaimana Perbub Nomor 33 Tahun 2016 mengatur tentang pelaksanaan
pembanguna di Muaro Jambi?
6. Sejauh mana Perbub ini sudah diterapkan?
7. Apa kekuarangan dan kelebihan perbub ini?
8. Apa kendala dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan di Muaro
Jambi?
9. Apa Upaya yang dilakukan agar kendala dalam pelaksanaan
pembangunan kegiatan dapat berjalan dengan baik?
10. Apa faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan
pembangunan kesehatan
11. Bagaiman solusi agar pelaksanaan pembangunan dapat lebih baik
kedepan?