Post on 04-Mar-2019
Studi Kasus tentang Manajemen KebersihanMenstruasi (MKM) Siswa SD dan SMP
Hastuti, Rika Kumala Dewi & Rezanti Putri Pramana
Pentingnya Fasilitas WASH di Sekolah
• Laporan Kemendikbud (2017):
–15% SD tidak memiliki akses terhadap air yang cukup
–54% SD memiliki toilet campur
– Sebagian besar toilet rusak• Studi UNESCO 2014: fasilitas sanitasi ≈ angka
melanjutkan sekolah dan tingkat absensi siswaperempuan
• Terbatasnya fasilitas➔ praktik MKM yang buruk➔siswa absen saat menstruasi, putus sekolah, dan memiliki masalah kesehatan
2
Tujuan Studi
• Minimnya studi MKM di Indonesia
• Plan International Indonesia memiliki program intervensi MKM di tingkat SD
3
Memetakan/mengetahui:
1. Pengetahuan, praktik, sikap, dan kemampuan MKM siswa
2. Ketersediaan fasilitas MKM di sekolah
3. Dampak MKM terhadap tingkatkehadiran & partisipasi siswa
Program MKM Plan:
1. Mengetahui dampakProgram
2. Memberikanmasukan
Studi Baseline Studi Evaluasi
Metodologi
• Studi kualitatif
• Metode pengumpulaninformasi:
– Wawancara mendalam
– Wawancara kelompok
– Transect walk
4
• Lokasi studi: – Kecamatan Tambora,
Jakarta Barat, DKI Jakarta
– Kecamatan Aesesa, Nagekeo, NTT
– Kecamatan Gangga, Lombok Utara, NTB
• Sampel per wilayah: – 1 SD intervensi Plan,
– 1 SD kontrol,
– 1 SMP
• Penelitian lapangan: – Paralel
– 17 – 28 Maret 2018
Karakteristik Menstruasi PertamaInforman
5
0
2
4
6
8
10
12
14
16
9 10 11 12 13 14 15
Jum
lah
Sis
wa
Usia (Tahun)
DKI
NTB
NTT
67%59%
28%
19%16% 13% 11%
8% 5%3% 3%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Saat SD Saat SMP Total
Perasaan saat Mendapatkan Menstruasi Pertama
Usia Mendapatkan Menstruasi Pertama
Pengertian MKM
6
Tim Pembina UKS & Unicef (2016):
a) Menggunakan pembalut bersih
b) Mengganti pembalut setiap 3-4 jam
c) Mencuci tangan sebelum dan setelahnya
d) Membungkus pembalut sekali pakai sebelum dibuang ke tempat sampah
e) Membersihkan area kemaluan
f) Mencuci pembalut jika tersedia banyak air
Temuan 1: Praktik MKM Siswa dan KondisiFaktor Eksternal
Membungkus: DKI semua
NTT & NTB sebagianMencuci: Umumnya
Semuamembersihkan areal kewanitaan, denganmenggunakan sabun
Jumlah siswamengganti di sekolah
SD: 13 dari 44 SMP: 3 dari 31
Praktik MKM
8
• Sebagian besar belum sesuai anjuran
• Praktik MKM siswa SD dan SMP relatif sama
• Terdapat variasi antar wilayah, siswa DKI cenderung lebih baik
Jenis pembalut:
sekali pakaikecuali 1 siswa SD di NTT
Frekuensiganti:
DKI: 4 xNTB: 3 xNTT: 3 x
Pembuangan:
DKI: TempatsampahNTT: Dikubur, ditoiletNTB: Sungai, dikubur, dibakar
Cuci tangan:
Sebelum: sebagian, tanpa sabunSesudah: umumnya, pakaisabun
Penyebab Praktik MKM Buruk
Akses informasiterbatas
Ada norma budayatidak mendukung
Pengetahuansiswa terbatas
Pengetahuan orang sekitar minim
Sarana prasaranaterbatas
Implementasikebijakan lemah
PraktikMKM Buruk
Kebijakan kurangmemadai
9
Pengetahuan Siswa Terbatas
Akses informasiterbatas
Pengetahuansiswa terbatas
Pengetahuan orang sekitar minim
PraktikMKM Buruk
Kebijakan kurangmemadai
10
Pengetahuan Siswa
• Pengetahuan menstruasi: umum dan parsial
• Pengetahuan MKM: Parsial, belum semua aspekmemenuhi anjuran
• Tidak memahami alat reproduksi dan kaitannya dengan MKM.
• Pengetahuan siswa DKI dan siswa SMP yang sudah menstruasi relatif lebih baik
11
Sumber Informasi
12
FORMAL
INFORMAL
Terbatas, berdasarkanpengalaman pribadi
Orang Tua TemanGuru
Kombinasipengalamanpribadi dan pemahamanbiologis yang parsial
Kurikulum Puskesmas
Fokus: HIV/AIDS, kesehatan gigi, CTPS dan kanker serviks
IPA, PJOK & Agama.Belum efektif, bahkan ada yang melewati
Adanya norma dan budaya yang tidak mendukung
Akses informasiterbatas
Ada norma budayatidak mendukung
Pengetahuansiswa terbatas
Pengetahuan orang sekitar minim
Sarana prasaranaterbatas
Implementasikebijakan lemah
PraktikMKM Buruk
Kebijakan kurangmemadai
13
Norma/Budaya: Keterbukaan Membicarakan Menstruasi
• DKI paling terbuka• Tidak tabu• Beberapa oran tua malu/risih membicarakan dengan laki-laki
• Umumnya menganggap tidak tabu• Tingkat keterbukaannya bervariasi, relatif rendah→ dibicarakan dengan sesama perempuan
• Banyak yang menganggap tabu dibicarakan, terutama di muka umum dan di luar keluarga
• Dianggap urusan wanita & sensitif untuk dibahas
DKI Jakarta
NTT
NTB
14
15
Norma/Budaya: Larangan Selama Menstruasi
DKI NTT
NTB
Sikap siswa terhadap menstruasi
16
Pembicaraan• Sama antar daerah & antara SD & SMP• Tidak tabu: terbuka antar perempuan→ teman & ibunya• Menghindari dekat laki-laki, termasuk keluarga• Sulit/malu untuk mengakses informasi jika ada pertanyaan
Persepsi• Umumnya: Menstruasi hal wajar, tanda subur/sehat• Menstruasi penyakit: 1 siswa SD NTB• Menstruasi jijik: 3 siswa (1 SD NTB, 1 SD DKI, dan 1 SMP DKI)
Larangan• Semua mengetahui larangan saat menstruasi• Sebagian besar tidak mengetahui alasan atau dampaknya• Mayoritas tidak berani melanggar
➢ Beberapa siswa DKI melanggar larangan: keramas, menggunting kuku & minum es
Ketersediaan Sarana dan Prasarana yang Terbatas
Akses informasiterbatas
Ada norma budayatidak mendukung
Pengetahuansiswa terbatas
Pengetahuan orang sekitar minim
Sarana prasaranaterbatas
Implementasikebijakan lemah
PraktikMKM Buruk
Kebijakan kurangmemadai
17
Kondisi Infastruktur
18
Kotor Pintu rusak
Tidak bisadikunci
Toilet campur
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.24/2007 tentang standar sarana dan prasarana di sekolah
Jumlah toilet tidak sesuaidengan rasio
19
Kondisi Infrastruktur pendukung
Tidak adapembalutcadangan
Tidak ada tempat cucitangan dan sabun
Tidak tersediatempatsampah
KemampuanMenangani Masalah
Keluhan Fisik dan Psikis
21
Keluhan psikis (emosional, sensitif, malas, nafsu makan)
• SD: 26 dari 44 (59%) siswa• SMP: 16 dari 31 (52%) siswa
Cara mengatasi keluhan: umumnya menahan diri (diam)
Keluhan fisik (sakit perut, pusing, sakit pinggang, lemas)
• SD: 38 dari 44 (86%) siswa• SMP: 28 dari 31 (90%) siswa
Cara mengatasi keluhan: • Di sekolah
Umumnya mendiamkan. Ada yg mengurangi kegiatan, tiduran di kelas, banyak beraktivitas
• Di rumah: – Sebagian mendiamkan– Sebagian tiduran, minum air hangat, minum obat/jamu,
menggunakan minyak gosok
Dukungan mengatasi keluhan
22
➢ Ketersediaan fasilitas UKS yang kurangmemadai
➢ Guru memberi kelonggaran untuk:• Istirahat di UKS• Tiduran di kelas• Pulang lebih awal• Tidak mengikuti pelajaran
➢ Sarana pendukung: pembalut, tisu, dan sabun (SD int NTT & SMP DKI)
❖Membiarkan tidak mengerjakanpekerjaan rumah
❖Memberi obat.
Pengalaman perundungan
23
(SD)DKI: 4 dari 22NTB: 1 dari 17
SD SMP
DKI: 11 dari 22NTB: 11 dari 17
NTT: 2 dari 11NTB: 5 dari 10
Teman perempuan
Bentuk perundungan verbal:• Ditertawakan• Dibicarakan• Disebut genit• Dikatakan menstruasi tembus• Ditunjukan sikap jijik
Cara mengatasi:• Mendiamkan• Menegur• Memarahi• Melapor ke
guru
Menstruasi Menembus Pakaian
24
Tingkat SD Tingkat SMP
Membiarkan: duduk hingga jam pulang
sekolah
Menutup dengan tassekolah
Pulang sementarauntuk ganti
Menutupi rokdengan jaket (DKI)
Pulang lebih awaldengan alasan sakit
(NTT & NTB)
Mencuci rok yang terkena
Pulang lebih awal
Dukungan dari temanperempuan
25
✓ Membela teman yang diganggu✓ Menutupi rok teman yang tembus✓ Mengantar pulang✓ Memintakan izin ke guru untuk ke
toilet/pulang✓ Sumber informasi menstruasi✓ Melakukan perundungan (SD DKI & NTB)
Dampak Menstruasi
Dampak Menstruasi dan MKM (1)
SDN = 31
SMPN=44
Tidak konsentrasi belajar 11 (25%) 17 (55%)
Tidak ikut pelajaran olah raga 3 (7%) 6 (19%)
Istirahat di UKS/tempat lain - 5 (16%)
Pulang lebih awal 2 (5%) 6 (19%)
Tidak masuk sekolah 3 (7%) 1 (3%)
27
Dampak Menstruasi dan MKM (2)
Mengurangi aktivitas:
• Pekerjaan rumah• Main di luar rumah• Main/dekat dengan
teman laki-laki• Keagamaan• Pertanian/perkebunan
28
Potensi:- Menganggu kesehatan
siswa- Kerusakan lingkungan
TEMUAN 2: Evaluasi Program IntervensiMKM Plan International Indonesia
Bentuk Intervensi Program PLAN International Indonesia
DKI JakartaNTT NTB
Bentuk program:sosialisasi (sekolah & masyarakat)
Bentuk program:Sosialisasi (sekolah), bangun toilet dan alatpenunjang
Bentuk program:sosialisasi (sekolah & aparat desa), banguntoilet dan pelatihan
Capaian program:+ Keterbukaan- Pemahaman, praktik, perundungan dan kemampuanmenangani masalah
Capaian program:+ Keterbukaan+ Praktik+ Perundungan+ Partisipasi sekolah- Pemahaman
Capaian program:+ Partisipasi sekolah- Keterbukaan, pemahaman, praktik, perundungan dan kemampuanmenangani masalah
Evaluasi Kegiatan
31
✓ Kegiatan intervensi mendapat respons positif
✓ Jenis kegiatan sesuai kondisi/kebutuhan wilayah/sekolah
✓ Media sosialisasi berbentuk hiburan➔menarik perhatian & informasi mudah dipahami
- Frekuensi dan cakupan sosialisasi minim ➔ dampak kurang
- Penyedian infastruktur di SD NTT kurang efektif:
- Sedikit siswa yang sudah menstruasi
- → Tingkat pemanfaatan memengaruhi pemeliharaan
- Topik kurang menyeluruh:
- Norma/budaya tabu
- Praktik MKM sesuai anjuran
- Aspek biologis menstruasi
- Dampak praktek MKM yang tidak baik
Rekomendasi Umum
Meningkatkan pemahaman berbagai pihak akan pentingnyaisu menstruasi dan MKM
➔Sosialisasi: terutama lembaga pemerintah bidangkesehatan dan pendidikan
• Melibatkan aktor tingkat kecamatan, kader, posyandudan lembaga pendidikan
• Anak usia mendapatkan menstruasi pertama menjadisasaran
• Memasukkan isu menstruasi MKM dan Menstruasi kedalam kurikulum pelajaran tingkat SD & SMP
• Topik sosialisasi mencakup pentingnya penyediaan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi yang memadai
32
Rekomendasi Program MKM Plan
• Program dilanjutkan dan cakupan penerima ditingkatkan
• Sosialisasi:– Juga menyasar masyarakat/orang tua sebagai sumber informasi
awal dan pedoman anak– Materi lebih menyeluruh– Berkala dan berulang→Membangun kebiasaan– Media menarik dan mendorong peran aktif sasaran– Menyediakan alat bantu penunjang pemahaman (poster, papan
roda menstruasi)
• Fasilitas pendukung di sekolah:– Mengoptimalkan guru konseling dan guru UKS– Memastikan kondisi toilet yang aman dan nyaman– Memastikan kelengkapan toilet– Pembangunan toilet: mempertimbangkan jumlah siswa yang
sudah menstruasi
33