Post on 16-Feb-2018
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
RASA NYAMAN PADA NY. R DENGAN VERTIGO
DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO
SURAKARTA
DISUSUN OLEH :
ELYSABETH NOVITA SARINIM. P.09018
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
i
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
RASA NYAMAN PADA NY. R DENGAN VERTIGO
DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO
SURAKARTA
Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan
DISUSUN OLEH :
ELYSABETH NOVITA SARINIM. P.09018
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Elysabeth Novita Sari
Nim : P.09018
ProramStudi : DIII Keperawatan
Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. R
DENGAN VERTIGO DI RUANG BOUGENVIL
RS PANTI WALUYO SURAKARTA
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku.
Surakarta, 7 Mei 2012
Penulis
Elysabeth Novita SariNIM P.09018
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:
Nama : Elysabeth Novita Sari
Nim : P.09018
ProramStudi : DIII Keperawatan
Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. R
DENGAN VERTIGO DI RUANG BOUGENVIL
RS PANTI WALUYO SURAKARTA
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan : Surakarta
Hari / Tanggal : Senin / 7 Mei 2012
DEWAN PENGUJI
Penguji 1 : Anissa Cindy, S.Kep.,Ns (.....................................) NIK.201188087
Penguji II : Diyah Ekarini, S.Kep.,Ns (.....................................) NIK. 200179001
Penguji III : Mushlihah Muliana Utami, S.Kep.,Ns (.....................................) NIK.201187086
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
STIKES Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan, S.Kep.,NsNIK. 201084050
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. R DENGAN VERTIGO DI
RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA.”
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Setiyawan, S.Kep.,Ns selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan Kusuma
Husada yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di
Stikes Kusuma Husada Surakarta.
2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di Stikes Kusuma Husada Surakarta.
3. Anissa Cindy, S.Kep.,Ns selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji
yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan,
inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi
kesempurnanya studi kasus ini.
4. Diyah Ekarini, S.Kep.,Ns selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji
yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan,
v
inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi
kesempurnanya studi kasus ini.
5. Mushlihah Muliana Utami, S.Kep.,Ns selaku dosen pembimbing sekaligus
sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan
masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta
memfasilitasi demi kesempurnanya studi kasus ini.
6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikam bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
7. Kedua orang tua penulis, yang telah memberikan support baik moril maupun
materiil.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis sehingga laporan studi kasus ini
selesai.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan sangat jauh dari
sempurna. Hal ini mengingat masih terbatasnya pengetahuan penulis. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua,
terutama di bidang keperawatan. Amin.
Surakarta, April 2012
Elysabeth Novita Sari NIM P.09018
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iv
DAFTAR ISI ........................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan .............................................................. 2
C. Manfaat Penulisan ............................................................ 3
BAB II LAPORAN KASUS
A. Pengkajian ........................................................................ 5
B. Perumusan Masalah Keperawatan ..................................... 7
C. Perencanaan Keperawatan ................................................ 7
D. Implementasi Keperawatan ............................................... 8
E. Evaluasi Keperawatan ....................................................... 10
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan ...................................................................... 12
B. Simpulan .......................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data
Lampiran 2 Format Pendelegasian Pasien
Lampiran 3 Log Book
Lampiran 4 Asuhan Keperawatan
Lampiran5 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vertigo adalah suatu bentuk gangguan orientasi diruangan dimana
perasaan dirinya bergerak berputar ataupun bergelombang terhadap ruangan
sekitarnya (vertigo subjektif) atau ruangan sekitarnya bergerak terhadap
dirinya (vertigo objektif) (Sjahrir, 2008). Vertigo adalah sensasi gerakan atau
rasa gerak tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain,
terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh
(Pirawati, 2004).
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2008 angka
kejadian pada wanita 48 persen, sedangkan pada pria 37 persen. Kejadian di
Indonesia vertigo umumnya menimpa orang tua, angka kejadian vertigo akan
terus meningkat pada usia lanjut. Tercatat angka kejadian vertigo di usia 40
tahun adalah 40 persen (Anonim, 2011). Angka kejadian vertigo di Surakarta
menyebutkan angka kejadian vertigo 20 persen pada sekelompok orang dalam
kurun satu bulan (Fajar, 2010).
Tanda dan gejala vertigo perasan berputar yang kadang-kadang disertai
gejala sehubungan dengan gerak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala
berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi
lembut atau seperti senar dan halus (Pirawati, 2004).
2
Data yang ditemukan di lapangan pada pasien vertigo mengalami nyeri
pada kepala, nyeri tersebut terasa berputar-putar, skala nyeri 6, waktu nyeri
yang dirasakan 30 menit.
Nyeri (pain) adalah suatu konsep yang komplek untuk didefinisikan
dan dipahami (Ardinata, 2007). Definisi nyeri berdasarkan Internasional
Association for the Study of Pain adalah pengalaman sensori dan emosi yang
tidak menyenangkan dimana berhubungan dengan kerusakan jaringan atau
potensial terjadi kerusakan jaringan. Nyeri mengganggu kenyamanan
seseorang, apabila seseorang merasakan nyeri, maka perilakunya akan
berubah. Nyeri melelahkan dan menuntut energi seseorang (Patricia, 2006).
Berdasarkan pada tinjauan di atas maka penulis tertarik mengangkat
masalah gangguan rasa nyaman nyeri pada pasien dengan vertigo di RS Panti
Waluyo.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan kasus nyeri pada Ny. R dengan vertigo di ruang Bougenvil
RS Panti Waluyo Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. R dengan nyeri pada
vertigo.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. R dengan
nyeri pada vertigo.
3
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny. R
dengan nyeri pada vertigo.
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. R dengan nyeri pada
vertigo.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. R dengan nyeri pada
vertigo.
f. Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri yang terjadi pada Ny. R
dengan nyeri pada vertigo.
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam
pengembangan ilmu yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pasien
dengan vertigo.
2. Manfaat Praktis
a. Institusi Rumah Sakit
Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan
evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan praktek layanan
keperawatan khususnya pada pasien vertigo.
b. Institusi Pendidikan
Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam
kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pada
pasien dengan vertigo yang dapat digunakan acuan bagi praktek
mahasiswa keperawatan.
4
c. Bagi Penulis
Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran dalam
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.
5
BAB II
LAPORAN KASUS
Bab ini menjelaskan tentang kasus asuhan keperawatan pada Ny.R
dengan menjelaskan nyeri. Laporan kasus ini meliputi pengkajian, daftar
perumusan masalah, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
A. Pengkajian
Hasil pengkajian pada tanggal 5 April 2012 jam 08.00 WIB di ruang
Bougenvil RS Panti Waluyo Surakarta diperoleh dari pasien, keluarga pasien,
perawat ruangan, anggota tim medis lainnya dan status pasien. Pasien bernama
Ny. R, alamat Kebakkramat Karanganyar, berumur 72 tahun jenis kelamin
perempuan pekerjaan ibu rumah tangga, tingkat pendidikan SMP. Penanggung
pasien adalah Tn. H, umur 35 tahun alamat Kebakkramat dan hubungan
dengan pasien adalah anak.
Hasil pengkajian tanggal 5 April 2012 jam 08.00 WIB, keluhan utama
pasien adalah nyeri, berputar-putar skala nyeri 6. Riwayat penyakit sekarang
pasien dibawa ke IGD tanggal 4 April 2012 jam 18.00 WIB pusing berputar-
putar, lemas, saat masuk IGD diukur tanda-tanda vital dengan hasil tekanan
darah 140/100 mmHg, nadi 86 x/menit, suhu 36o C, pernapasan 20 x/menit.
Pasien kemudian dipindah ke ruang Bougenvil dengan diagnosa medis vertigo
dan mendapatkan terapi obat infus Asering 20 tpm, Neurotam 400 mg/8 jam,
Gastridin 25 mg/8 jam, Mertigo 6 mg/8 jam.
6
Riwayat penyakit dahulu pasien sebelumnya pernah mondok di rumah
sakit karena vertigo 3 tahun yang lalu.
Pengkajian pola kognitif perseptual pasien mengatakan pusing, pasien
mengatakan nyerinya berputar-putar, pasien mengatakan nyeri di kepala,
pasien mengatakan nyeri skala 6, pasien mengatakan waktu nyerinya 30
menit, perilaku meringis, perilaku memegang kepala saat digerakkan.
Pola nutrisi sebelum sakit pasien mengatakan makan sehari 3 kali
sehari dengan menu nasi sayur dan habis 1 porsi. Selama sakit pasien makan 3
sendok makan dari jatah rumah sakit karena mualmuntah.
Pemeriksaan tekanan darah 140/100 mmHg, nadi 86 x/menit,
pernapasan 19 x/menit. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan pada
tanggal 4 April 2012 yaitu eosinofil 3,5% (dalam rentang normal 0 – 2),
limfosit 50,6% (dalam rentang normal 55 – 80), kreatinin 1,07mg/dl (dalam
rentang normal 0,6 – 1,1), kalsium 0,97 mmol/l (dalam rentang normal 1,17 –
1,29). Hasil pemeriksaan penunjang, foto torak menyokong gambaran
konfigurasi jantung Hipertensi.
Program terapi tanggal 5– 7 April 2012 adalah infus Asering 20 tpm
untuk pengobatan asidosis yang berhubungan dengan dehidrasi dan
kehilangan ion alkali dari tubuh, Neurotam 400 mg/8 jam untuk sindrom
involusi yang berhubungan dengan lansia sindrom paska trauma. Gastridin 25
mg/8 jam untuk anti tukak lambung, Mertigo 6 mg/8 jam mengurangi vertigo
yang berhubungan dengan gangguan keseimbangan yang terjadi pada sirkulasi
darah.
7
B. Perumusan Masalah
Pengkajian dan observasi diatas penulis melakukan analisa data
kemudian merumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan prioritas,
penyusunan intervensi keperawatan, melakukan implementasi dan evaluasi
tindakan.
Data fokus yang ditemukan pada tanggal 5 April 2012 dibagi menjadi
data subjektif dan data objektif, subjektif pasien mengatakan pusing, pasien
mengatakan nyerinya berputar-putar, pasien mengatakan nyeri di kepala,
pasien mengatakan nyeri skala 6, pasien mengatakan waktu nyerinya 30
menit. Respon objektif pasien: tekanan darah 140/100 mmHg, nadi 86 x/
menit, respirasi 19 x/menit. Mengekspresikan perilaku meringis, perilaku
memegangi kepalanya saat digerakkan. Prioritas diagnosa keperawatan adalah
nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis.
Mengacu pada diagnosa keperawatan yang diangkat dapat dirumuskan
permasalahan gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny.R dengan vertigo.
C. Perencanaan
Mengacu pada permasalahan yang telah dirumuskan perlu dibuat
perencanaan untuk mengatasi nyeri pada pasien. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam diharapkan gangguan rasa nyaman nyeri
berkurang dengan kriteria hasil tekanan darah stabil 120/80 mmHg, skala
nyeri 0, pasien tampak rileks. Intervensi yang dibuat adalah kaji tanda-tanda
vital (TTV), kaji skala nyeri (PQRST), berikan posisi nyaman, pendidikan
8
kesehatan ajarkan teknik relaksasi, motivasi pasien untuk teratur minum obat,
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat.
D. Implementasi
Implementasi tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 5
April 2012 yaitu pukul 08.00 WIB mengkaji tanda-tanda vital didapat data
subjektif pasien mengatakan bersedia diukur tanda-tanda vital data objektif
tekanan darah 140/100 mmHg, nadi 86 x/menit, suhu 360 C, respirasi 19 x/
menit. Pukul 09.00 WIB mengkaji skala nyeri didapat data subjektif pasien
mengatakan pusing, nyeri seperti berputar-putar, nyeri di kepala skala nyeri 6,
waktu nyeri 30 menit, data objektif pasien meringis, perilaku memegangi
kepala saat digerakkan, memberikan posisi yang nyaman, didapat data
subjektif pasien bersedia diberikan posisi yang nyaman dengan posisi tidur
berbaring, data objektifnya pasien tampak rileks. Pukul 09.15 WIB
mengajarkan teknik relaksasi didapat data subjektif pasien mengerti dengan
apa yang diajarkan, didapat data objektif pasien bisa mempraktekan teknik
relaksasi nafas dalam seperti yang diajarkan. Pukul 09.10 WIB
mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian terapi obat oral Mertigo 6
mg/8 jam dan injeksi Neurotam 400 mg/8 jam, didapat data subjektif pasien
bersedia minum obat dan diinjeksi, didapat data objektif semua terapi obat
masuk.
Tindakan keperawatan pada tanggal 6 April 2012 yaitu pukul 08.00
WIB mengkaji tanda-tanda vital didapat data subjektif pasien bersedia diukur
tanda-tanda vital didapat data objektif tekanan darah 140/80 mmHg, nadi 80 x/
9
menit, suhu 36oC, respirasi 20 x/menit. Pukul 08.10 mengkaji skala nyeri
didapat data subjektif pasien mengatakan pusing sudah berkurang, skala nyeri
3, waktu nyeri 5 menit, data objektifnya pasien tampak sedikit rileks. Pukul
09.05 WIB mengajurkan teknik relaksasi didapat data subjektif menganjurkan
melakukan teknik relaksasi saat nyeri kambuh didapat data objektif pasien
bisa mempraktekkan teknik relaksasi yang sudah pernah diajarkan. Pukul
09.10 WIB memberikan posisi yang nyaman, didapat data subjektif pasien
bersedia diberikan posisi yang nyaman dengan posisi tidur berbaring didapat
data objektif pasien tampak rileks. Pukul 09.15 WIB mengkolaborasikan
dengan dokter dalam pemberian terapi obat oral Mertigo 6 mg/8 jam dan
injeksi Neurotam 400 mg/8 jam, didapat data subjektif pasien bersedia minum
obat dan diinjeksi, didapat data objektif semua terapi obat masuk.
Tindakan keperawatan pada tanggal 7 April 2012 Pukul 08.00 WIB
mengkaji tanda-tanda vital didapat data subjektif pasien bersedia diukur tanda-
tanda vital didapat data objektif tekanan darah120/80 mmHg, nadi 80 x/menit,
suhu 36o C, respirasi 20 x/menit. Pukul 08.20 WIB mengkaji skala nyeri
didapat data subjektif pasien mengatakan nyeri di kepala tidak terasa lagi skala
nyeri 0, didapat data objektif pasien tampak rileks. Pukul 09.00 WIB
mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian terapi obat oral Mertigo 6
mg/8 jam dan injeksi Neurotam 400mg/8 jam, didapat data subjektif pasien
bersedia minum obat dan diinjeksi, didapat data objektif semua terapi obat
masuk. Pukul 10.00 WIB memberikan motivasi pasien untuk minum obat
10
teratur didapat data objektif pasien bersedia untuk minum obat sesuai anjuran,
kemudian pasien boleh pulang.
E. Evaluasi Keperawatan
Tanggal 5 April 2012 Pukul 12.00 WIB dilakukan evaluasi dengan
hasil sebagai berikut: respon subjektif pasien mengatakan pusing, pasien
mengatakan nyerinya berputar-putar, pasien mengatakan nyeri di kepala,
pasien mengatakan nyeri skala 6, pasien mengatakan waktu nyerinya 30
menit. Respon objektif pasien: tekanan darah 140/100mmHg, nadi 86 x/menit.
Mengekspresikan perilaku meringis, perilaku memegangi kepala saat
digerakkan. Analisa yang dapat diambil pada masalah nyeri belum teratasi.
Intervensi dilanjutkan: kaji tanda-tanda vital, kaji skala nyeri (PQRST),
berikan posisi yang nyaman, ajarkan teknik relaksasi, kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian terapi obat oral Mertigo 6 mg/8 jam dan injeksi
Neurotam 400 mg/8 jam.
Tanggal 6 April 201212.00 WIB dilakukan, evaluasi dengan hasil
sebagai berikut: respon subjektif pasien mengatakan pusing, pasien
mengatakan nyerinya berputar-putar, pasien mengatakan nyeri di kepala,
pasien mengatakan nyeri skala 3, pasien mengatakan waktu nyeri 5 menit.
Respon objektif pasien: tekanan darah 140/80 mmHg, nadi 80 x/menit,
mengekspresikan perilaku sedikit rileks. Analisa yang dapat diambil pada
masalah nyeri belum teratasi. Intervensi dilanjutkan: kaji tanda-tanda vital,
kaji skala nyeri (PQRST), berikan posisi yang nyaman, kolaborasi dengan
11
dokter dalam pemberian terapi obat oral Mertigo 6 mg/8 jam dan injeksi
Neurotam 400 mg/8 jam.
Tanggal 7 April 2012 jam 12.00 WIB dilakukan, evaluasi dengan hasil
sebagai berikut: respon subjektif pasien mengatakan nyeri di kepala sudah
tidak terasa lagi, skala nyeri 0. Respon objektif pasien: tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 80 x/menit, pasien tampak rileks. Analisa yang diambil pada
masalah nyeri teratasi. Intervensi dipertahankan: mengkolaborasikan dengan
dokter dalam pemberian terapi obat oral Mertigo 6 mg/8 jam dan injeksi
Neurotam 400 mg/8 jam, memberikan motivasi pasien untuk minum obat
teratur, pasien boleh pulang.
12
BAB III
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
A. Pembahasan
Bab ini penulis akan membahas tentang “Asuhan Keperawatan
Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman pada Ny. R dengan Vertigo di Ruang
Bougenvil RS Panti Waluyo”. Prinsip dari pembahasan ini dengan
memfokuskan kebutuhan dasar manusia didalam asuhan keperawatan.
Vertigo adalah suatu bentuk gangguan orientasi diruangan dimana
perasaan dirinya bergerak berputar ataupun bergelombang terhadap ruangan
sekitarnya (vertigo subjektif) atau ruangan sekitarnya bergerak terhadap
dirinya (vertigo objektif) (Sjahrir, 2008). Vertigo adalah sensasi gerakan atau
rasa gerak tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain,
terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh.
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang
disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem
ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus
menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan (Pirawati, 2004).
Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik,
jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV
dan VI, susunan vestibulo retikularis dan vestibulo spinalis. Informasi yang
berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler,
visual dan proprio septik. Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang
13
tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler,
visual dan proprio septik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya
dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respon yang
muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam
keadaan bergerak. Disamping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya
terhadap lingkungan sekitar (Pirawati, 2004).
Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam
kondisi tidak normal/tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh
atau berlebihan, maka proses pengolahan gejala otonom; di samping itu,
respon penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan
abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/
berjalan dan gejala lainnya (Pirawati, 2004).
Teori otonomik menekan perubahan reaksi susunan saraf sebagai
adaptasi gerakan, sehingga rangsang gerakan menimbulkan stres yang akan
memicu sekresi CRF (corticotropin releasing factor); peningkatan kadar CRF
akan mengaktifkan susunan saraf simpatik selanjutnya mencetuskan
mekanisme adaptasi berupa peningkatan aktifitas sistem saraf para simpatik.
Penyebab dari vertigo meliputi, tubuh merasakan posisi dan mengendalikan
keseimbangan melalui organ keseimbangan yang terletak di telinga bagian
dalam. Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area tertentu di
otak. Vertigo juga bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan atau
perubahan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba (Mardjono, 2003).
14
Tanda dan gejala vertigo perasan berputar yang kadang-kadang disertai
gejala sehubungan dengan gerak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala
berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi
lembut atau seperti senar dan halus (Pirawati, 2004).
Pada Ny. R gejala yang dirasakan adalah pasien mengatakan pusing,
pasien mengatakan nyerinya berputar-putar, pasien mengatakan nyeri di
kepala, pasien mengatakan skala nyeri 6, pasien mengatakan waktu nyerinya
30 menit. Vertigo disebabkan gangguan dan kelainan dari sistem
keseimbangan (Faisal 2004). Pandangan gandalesi di medula oblong atau yang
menimbulkan gangguan gerakan okular harus dibedakan dalam lesi
supranuklear, nuklear, inter nuklear dan radikular. Lesi supra nuklear berarti
lesi yang memutuskan jaras yang menghantarkanimpuls kepadainti-inti nervus
okulomotorius, nervus troklearis dan nervus abdusens. Lesi nuklear
menduduki inti-inti atau salah salah satu inti saraf okular. Lesi inter nuklear
memutuskan hubungan antara kedua belah inti saraf okular. Dan lesi radikular
memutuskan saraf okular sebelum ia muncul pada permukaan batang otak
(Mardjono, 2003). Rasa mual muntah merupakan gejala penyerta yang paling
banyak dikeluhkan. Ini disebabkan konkusio labirin sehingga mengakibatkan
paresis vestibuler unilateral (Sjahrir, 2008).
Hasil pengkajian juga ditemukan adanya peningkatan tekanan darah.
Hasil pemeriksaan penunjang, foto torak menyokong gambaran konfigurasi
jantung Hipertensi. Penimbunan lemak di jaringan dapat menyebabkan
peningkatan kolesterol dalam pembuluh darah sehingga membentuk plak yang
15
menebal dalam dinding ateri akibatnya pembuluh darah mengeras dan
menebal. Aterosklerosis mengakibatkan kerja jantung meningkat sehingga
tekanan darah meningkat mengakibatkan terjadinya hipertensi vasokontriksi
kemudian aliran darah terganggu ke otak kecil (sistem keseimbangan
terganggu) dapat menyebabkan terjadinya vertigo (Israr, 2008).
Rumusan masalah keperawatan yang diangkat adalah nyeri akut
berhubungan dengan agen cidera biologis (NANDA, 2005). Masalah
keperawatan nyeri akut tersebut lebih diprioritaskan penulis dari beberapa
masalah keperawatan yang muncul pada pasien. Alasan penulis
memprioritaskan masalah nyeri akut yang dirasakan merupakan salah satu
masalah kebutuhan dasar manusia yang berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman, dimana nyeri akut tersebut lebih terdahulu untuk
diatasi. Berdasarkan teori diatas sejalan dengan tanda dan gejala yang dialami
klien, penulis tepat mengambil kasus pemenuhan kebutuhan rasa nyaman pada
pasien vertigo. Berdasarkan teori diatas sejalan dengan tanda dan gejala yang
dialami klien, penulis tepat mengambil kasus pemenuhan kebutuhan rasa
nyaman pada pasien vertigo, karena pada pasien vertigo dibutuhkan posisi
yang nyaman tidur berbaring untuk mengatasi nyerinya.
Pengertian dari nyeri akut adalah pengalaman emosional dan sensori
yang tidak menyenangkan yang muncul dari kerusakan jaringan secara aktual
atau potensial atau menunjukkan adanya kerusakan (Association for the Study
of Pain) : serangan mendadak atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat
yang dapat diantisipasi atau diprediksi durasi nyeri kurang dari 6 bulan
16
(NANDA, 2005). Fungsi nyeri akut ialah memberikan peringatan cidera atau
penyakit yang akan datang. Nyeri akhirnya akan menghilang dengan
sendirinya dengan demikian klien mengetahui bahwa nyeri tersebut berakhir
(Potter, 2006).
Tujuan yang dibuat penulis adalah setelah tindakan keperawatan
selama 3x 24 jam diharapkan gangguan rasa nyaman nyeri berkurang dengan
kriteria hasil tekanan darah stabil 120/80 mmHg, skala nyeri 0, pasien tampak
rileks. Penulis merencanakan tindakan untuk mengatasi nyeri akut yang
dirasakan pasien yaitu kaji tanda-tanda vital (TTV), kaji skala nyeri (PQRST),
berikan posisi nyaman, pendidikan kesehatan ajarkan teknik relaksasi,
motivasi pasien untuk teratur minum obat, kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi obat (NIC 2006).
Intervensi yang direncanakan oleh penulis salah satunya adalah
pemantuan tanda-tanda vital. Tekanan darah dapat meningkat secara dini
sehubungan dengan rangsangan simpatik, kemudian turun bila curah jantung
dipengaruhi. Takikardi juga terjadi pada respon terhadap rangsangan simpatis
dan dapat berlanjut sebagai kompensasi bila curah jantung turun (Doenges
2000). Tanda dan gejala fisik. Respon fisiologis terhadap nyeri dapat
menunjukkan keberadaan dan sifat nyeri dan ancaman yang potensial terhadap
kesejahteraan klien. Apabila klien merasakan nyeri, perawat harus mengkaji
tanda-tanda vital, melakukan pemeriksaan fisik terfokus, dan mengobservasi
keterlibatan sistem saraf otonom. Saat awitan nyeri akut, denyut jantung,
tekanan darah dan frekuensi pernapasan meningkat perubahan tanda-tanda
17
vital merupakan hal yang bermakna, tetapi perawat harus mempertimbangkan
semua tanda dan gejala sebelum menetapkan nyeri merupakan penyebab
perubahan tersebut (Potter, 2005).
Intervensi lain yang dibuat adalah pengkajian skala nyeri pada pasien.
Nyeri merupakan pengalaman subjektif dan harus dijelaskan oleh pasien.
Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan suatu
hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk
mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan (Doenges, 2000).
Pengkajian nyeri dengan (PQRST) P: Provoking atau pemicu, yaitu
faktor yang memicu timbulnya nyeri, Q: Quality atau kualitas nyeri, R: Region
atau daerah, yaitu daerah perjalanan ke daerah lain, S: Severity atau
keganasan, yaitu intensitasnya, T: Time atau waktu, yaitu serangan, lamanya,
kekerapan, dan sebab. Penentuan skala nyeri pada Ny. R didasarkan pada
skala nyeri Hayward yang menggunakan skala longitudinal yang terdiri dari
angka 0 sampai 10. Angka 0 menggambarkan tidak adanya nyeri, 1-3
menggambarkan nyeri ringan, 4-6 menggambarkan nyeri sedang, 7-9
menggambarkan nyeri berat yang masih bisa terkontrol dan 10
menggambarkan nyeri yang sangat berat serta tidak bisa dikontrol (Mubarak,
2007).
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan
stres. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa
tidak nyaman atau nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri. Teknik relaksasi
dapat digunakan saat individu dalam kondisi sehat atau sakit. Relaksasi
dengan atau tanpa teknik imajinasi menghilangkan nyeri kepala, nyeri
18
persalinan, antisipasi rangkaian nyeri akut (misal jarum suntik) dan gangguan
nyeri konis (Potter, 2005).
Selain mengkaji nyeri, intervensi lain yang direncanakan adalah
mengajarkan teknik relaksasi. Teknik ini berguna untuk menurunkan
ketegangan otot atau stres yang dapat merangsang timbulnya sakit kepala.
Teknik relaksasi kemudian dikombinasi dengan kolaborasi pemberian
analgetik. Analgetik berfungsi menurunkan/mengontrol nyeri dan menurunkan
rangsangan sistem saraf simpatis (Doenges, 2000).
Intervensi lain yang dibuat adalah berikan pasien posisi yang nyaman
tidur terlentang. Posisi yang nyaman dapat menurunkan stimulasi yang
berlebihan yang dapat mengurangi sakit kepala (Doenges, 2000).
Implementasi dilakukan 3 hari disesuaikan dengan kondisi klien dan
perencanaan yang telah dibuat. Penulis tidak mengalami hambatan dalam
melakukan tindakan keperawatan. Selama melakukan tindakan keperawatan
pasien sangat kooperatif. Tindakan yang diberikan kepada pasien yaitu,
mengkaji tanda-tanda vital (TTV) setiap 3 jam. Pasien bersedia untuk
dilakukan pengukuran tanda-tanda vital (TTV). Mengkaji skala nyeri
(PQRST), pasien bersedia untuk dilakukan pengukuran skala nyeri, pasien
terlihat meringis kesakitan saat kepala digerakan. Memberikan posisi yang
nyaman tidur berbaring, pasien terlihat rileks dengan posisi yang diberikan.
Memberikan pendidikan kesehatan teknik relaksasi, dan motivasi minum obat
teratur keluarga pasien dan pasien terlihat antusias dalam mendengarkan dan
melakukan apa yang telah diajarkan. Mengajarkan teknik relaksasi, pasien
19
bersedia untuk diajarkan teknik nafas dalam, pasien terlihat rileks.
Memberikan motivasi pasien untuk minum obat teratur, pasien bersedia untuk
meminum obat sesuai anjuran. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi obat Mertigo 6 mg/8 jam dan Neurotam 400 mg/8 jam, perawat dan
dokter saling berkolaborasi dalam memberikan terapi obat untuk pasien.
Perencanaan yang dibuat dan diterapkan pada Ny. R dengan nyeri vertigo
teratasi dibuktikan dengan pasien nyerinya berkurang, pasien tampak rileks,
sehingga pasien boleh pulang.
Hasil evaluasi selama 3 hari pengelolaan terhadap pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman pasien masalah sudah teratasi dibuktikan dengan
pasien boleh pulang, tanda – tanda vital dalam batas normal.
B. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat dibuat dalam Asuhan keparawatan pada
Ny.R dengan Vertigo adalah:
a. Hasil pengkajian pada Ny.R dengan nyeri pada vertigo adalah klien
mengeluh nyeri berputar-putar, nyeri di kepala sakla nyeri 6, waktu
nyeri 30 menit.
b. Rumusan diagnosa keperawatan yang dapat dibuat pada pasien vertigo
adalah nyeri berhubungan dengan agen cidera biologis.
c. Rencana asuhan keperawatan yang dapat dibuat pada pasien dengan
nyeri vertigo adalah kaji tanda-tanda vital (TTV), kaji skala nyeri
(PQRST), berikan posisi nyaman, pendidikan kesehatan ajarkan teknik
20
relaksasi, motivasi pasien untuk teratur minum obat, kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian terapi obat.
d. Implementasi asuhan keperawatan yang dapat dibuat pada pasien
dengan nyeri vertigo: mengkaji tanda- tanda vital (TTV), mengkaji
skala nyeri (PQRST), memberikan posisi yang nyaman, pendidikan
kesehatan ajarkan teknik relaksasi, motivasi pasien untuk teratur
minum obat, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat.
e. Hasil evaluasi pada pasien dengan nyeri vertigo adalah masalah
teratasi, skala nyeri 0.
2. Saran
Dengan memperhatikan kesimpulan di atas, penulis memberikan
saran sebagai berikut:
a. Bagi Insitusi Pelayanan Kesehatan Khususnya Rumah Sakit Panti
Waluyo Surakarta.
Diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pasien
seoptimal mungkin dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
b. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat
Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainya
dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien agar lebih
maksimal, Perawat diharapkan dapat memberikan pelayanan
professional dan komprehensif.
21
c. Bagi Insitusi Pendidikan
Dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas
dan profesional sehingga dapat tercipta perawat profesional, terampil
dan bermutu yang mampu memberikan asuhan keperawatan secara
menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan.