Laporan Studi Kasus

28
LAPORAN STUDI KASUS GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN ACARA 2 IBU HAMIL TRIMESTER II DISUSUN OLEH : SHIFT/KELOMPOK: 4/17 NAMA: 1. Ratri Kusuma Wardhani (12/335430/KU/15241) 2. Very Kusumawati (12/335431/KU/15242) 3. Reza Meltica () 4. Umamah Saptaningtyas (12/335439/KU/15250) 5. Siti Zianadia (12/335450/KU/15256) ASISTEN: 1. Nadia Hanun, S.Gz 2. Nur Solikhah, S.Gz PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN 1

description

laporan gddk

Transcript of Laporan Studi Kasus

Page 1: Laporan Studi Kasus

LAPORAN STUDI KASUS

GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN

ACARA 2

IBU HAMIL TRIMESTER II

DISUSUN OLEH :

SHIFT/KELOMPOK: 4/17

NAMA:

1. Ratri Kusuma Wardhani (12/335430/KU/15241)

2. Very Kusumawati (12/335431/KU/15242)

3. Reza Meltica ()

4. Umamah Saptaningtyas (12/335439/KU/15250)

5. Siti Zianadia (12/335450/KU/15256)

ASISTEN:

1. Nadia Hanun, S.Gz

2. Nur Solikhah, S.Gz

PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2014

1

Page 2: Laporan Studi Kasus

BAB I

PENDAHULUAN

A. Tinjauan Pustaka

Sesuai dengan kasus. Referensi berasal dari buku (minimal tahun 2002), jurnal, ebook, atau

referensi ilmiah lain.

Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas

(Sriwahyuni, 2010). Dalam cakupan yang lebih luas, WHO menggunakan patokan

pembagian umur usia lanjut sebagai berikut : usia pertengahan (middle age) ialah kelompok

usia 45 – 59 tahun; usia lanjut (elderly) usia 60 – 74 tahun; tua (old) usia 75 – 90 tahun; dan

sangat tua (every old) di atas 90 tahun. Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi

normalnya secara perlahan-lahan sehungga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan

memperbaiki kerusakan yang terjadi (Sriwahyuni, 2010). Karena itu di dalam tubuh akan

menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural disebut penyakit degeneratif

yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode terminal (Sriwahyuni,

2010).

Sebenarnya lanjut usia adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindarkan,

sebab manusia sebagai mahluk hidup, umurnya terbatas oleh suatu peraturan alam. Semua

orang akan mengalami proses menjadi tua, dan masa tua merupakan masa hidup yang

terakhir, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami kemunduran fisik, mental, dan

sosial sedikit demi sedikit sampai tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari. Sehingga

bagi kebanyakan orang, masa tua itu merupakan masa yang kurang menyenangkan.

Kebutuhan gizi pada usia lanjut berbeda-beda antara individu satu dengan yang lainnya.

Kebutuhan gizi lansia pada umumnya adalah sebagai berikut

1. Energi

Menurut Widya Karya Pangan Gizi tahun 1998, secara umum kecukupan gizi

yang dianjurkan untuk usia lanjut (>60 tahun) pada laki-laki adalah 2200 kalori

dan pada wanita adalah 1850 kalori. Kebutuhan energi pada usia lanjut menurun

sehubungan dengan penurunan metabolisme basal (sel-sel banyak yang inaktif

dan kegiatan fisik cenderung menurun). Kebutuhan kalori akan menurun sekitar

5% pada usia 40-49 tahun dan 10% pada usia 50-69 tahun.

2

Page 3: Laporan Studi Kasus

2. Protein

Kecukupan protein sehari yang dianjurkan pada usia lanjut adalah sekitar 0,8

gram/kg berat badan atau 15-25% dari kebutuhan energi. Konsumsi protein

berlebih dapat membebani faal ginjal sehingga tidak dianjurkan untuk usia lanjut.

Dianjurkan memenuhi kebutuhan protein terutama dari protein nabati dan dari

protein hewani dengan perbandingan 2:1. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk

laki-laki usia lanjut adalah 55 gram/hari dan wanita 48 gram/hari yang terdiri 15%

protein ikan, 10% protein hewani lain dan 75% protein nabati.

3. Lemak

Lemak dibutuhkan untuk penyerapan vitamin A, D, E, dan K serta menambah

lezatnya hidangan. Lemak berlebih disimpan dalam tubuh sebagai cadangan

tenaga dan bila berlebihan akan ditimbun sebagai lemak tubuh (sel lemak).

Kebutuhan lemak untuk usia lanjut lebih sedikit karena akan meningkatkan kadar

kolesterol dalam darah, pada usia lanjut dianjurkan konsumsi lemak jangan lebih

dari 15% kebutuhan energi dan dianjurkan untuk menggunakan minyak nabati

karena mengandung asam lemak tak jenuh (kecuali santan).

Lemak jenuh dan kolesterol hanya terdapat pada makanan hewani terutama

kambing, sapi, kerbau, dan ayam. Sedangkan ikan banyak mengandung asam

lemak tak jenuh sehingga usia lanjut dianjurkan untuk mengkonsumsi ikan

karena dapat menurunkan risiko menderita penyakit jantung dibandingkan

mengkonsumsi sumber protein yang lain.

4. Karbohidrat

Merupakan sumber energi utama di dalam menu makanan Indonesia.

Penggunaan karbohidrat relatif menurun pada usia lanjut karena kebutuhan

kalori juga menurun. Untuk usia lanjut dianjurkan mengkonsumsi karbohidrat

komplek karena juga mengandung vitamin, mineral, dan serat daripada

mengkonsumsi karbohidrat murni seperti gula. Dianjurkan pada usia lanjut

mengkonsumsi 60-65% karbohidrat sebagai kebutuhan energi.

5. Vitamin

Untuk usia lanjut dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi makanan kaya

vitamin A, D dan E untuk mencegah penyakit degeneratif (sebagai antioksidan).

Selain itu, konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin B12, asam

folat, vitamin B1 dan vitamin C juga dianjurkan untuk mencegah risiko penyakit

jantung.

3

Page 4: Laporan Studi Kasus

6. Mineral

Pada usia lanjut dianjurkan mengkonsumsi makanan kaya Fe, Zn, Selenium dan

Kalsium untuk mencegah anemia dan pengeroposan tulang terutama pada

wanita, selain juga perlu untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Disamping itu,

zat gizi mikro lain seperti pospor, kalium, natrium, dan magnesium juga

dibutuhkan untuk proses metabolisme di dalam tubuh.

7. Air dan Serat

Air sangat penting untuk proses metabolisme dan mengeluarkan sisa

pembakaran tubuh. Selain itu serat juga dianjurkan untuk usia lanjut agar buang

air besar menjadi lancar. Beberapa tipe makanan berserat yang dapat mencegah

penyerapan kolesterol dalam usus dapat merupakan kontribusi untuk

menurunkan kolesterol total dalam tubuh.

(Depkes RI, 2006)

Bagian VERY

B. Tujuan Praktikum

1. Tujuan Instruksional umum

a. Mahasiswa memahami kebutuhan gizi wanita hamil

b. Mahasiswa memahami perubahan-perubahan fisiologis selama kehamilan yang

berdampak pada perubahan kebutuhan gizi wanita hamil

c. Mahasiswa dapat melakukan penilaian status gizi pada ibu hamil

d. Mahasiswa dapat membuat preskripsi diet pada ibu hamil

2. Tujuan Instruksional khusus

a. Mahasiswa dapat menyebutkan zat gizi apa saja yang esensial pada kondisi hamil

b. Mahasiswa dapat menjelaskan akibat defisiensi zat gizi tertentu pada kehamilan

c. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang komplikasi kehamilan dan dukungan nutrisi

terhadap terjadinya kondisi tersebut

d. Mahasiswa dapat mendemonstrasikan penilaian status gizi pada ibu hamil dengan

metode antropometri, biokimia, fisik-klinis, dan asupan

e. Mahasiswa dapat menghitung kebutuhan gizi ibu hamil

f. Mahasiswa dapat menyediakan susunan menu yang dirancang untuk memenuhi

kebutuhan wanita hamil

4

Page 5: Laporan Studi Kasus

BAB II

ISI

A. Studi Kasus

Ibu Asih adalah seorang ibu hamil yang tengah memasuki trimester kedua. Sekarang

adalah kehamilan anak keempatnya. Usia kehamilan ibu tersebut sudah berusia lima bulan

Beliau adalah seorang ibu rumah tangga dengan tiga orang anak. Keseharian beliau

terkadang juga mengajar ngaji dan menjahit. Suaminya bekerja sebagai relawan MERCY ,

dengan penghasilan rata-rata 1,5 juta. Bulan-bulan sebelumnya, ibu Asih rutin

memeriksakan kehamilannya, namun karena suaminya sedang tugas di luar kota, bulan ini

beliau belum memeriksakan kehamilannya lagi. Menurut beliau, kehamilan anak keempat ini

terasa perutnya lebih cepat besar dan lebih cepat lelah, berbeda dari kehamilan sebelum-

sebelumnya. Selama kehamilannya beliau jarang merasa mual ataupun muntah.Berat

badan ibu sebelum hamil adalah 51 kg. Di usia kehamilannya sekarang, berat badan beliau

bertambah tujuh kilogram, menjadi 58 kg. Menurut beliau dari pengalaman-pengalaman

hamil sebelumnya, selama masa kehamilannya berat badannya hanya bertambah sekitar

sembilan kilogam saja. Namun berat badan bayi yang dilahirkannya tergolong besar, yaitu

sekitar 3,7 kg.

(DITAMBAHIN RENTANG LAHIR ANAK-ANAKNYA)

Beliau adalah seorang ibu rumah tangga, namun beliau juga mempunyai pekerjaan

sampingan seperti menjahit dan mengajar ngaji.

Responden kami kali ini adalah seorang lansia wanita yang berusia 71 tahun, beliau

hidup dirumah sendiri namun berdekatan dengan rumah salah satu putrinya sehingga setiap

hari selalu berinteraksi dengan putri dan cucu-cucunya. Nenek ini mempunyai 4 orang anak

dan 7 orang cucu. Beliau merupakan ibu rumah tangga dengan penghasilan yang

didapatkan dari pensiunan istri tentara dan kiriman dari putra-putrinya sehingga jika

diakumulasikan berkisar antara 1.000.000/ bulan. Nenek ini masih sangat lincah dan aktif,

beliau sehari-hari masih bisa memasak, menjemur pakaian, mencuci piring dan lain-lain.

Kesehatan matanya pun masih tergolong bagus karena nenek tersebut masih bisa

membaca buku tanpa menggunakan kaca mata dan masih mampu menjahit walau kadang

dalam memasukkan benang dalam jarum sering memerlukan bantuan. Dalam

5

Page 6: Laporan Studi Kasus

kesehariannya nenek ini selalu naik turun tangga berkisar antara 8-10 x sehari, nenek ini

juga sangat aktif dalam kegiatan senam, baik senam lansia, jantung sehat, poco-poco dan

lain-lain. Responden ini tergolong masih belum terkena dementia karena ingatannya masih

sangat dalam mengingat umurnya, dimana anak-anaknya tinggal dan lain lain, responden

juga tidak menggunakan gigi palsu dan masih mampu memakan makanan yang cukup

keras dan renyah seperti rempeyek, kerupuk dan kacang bawang, namun giginya pun

sudah tak lengkap, dua gigi gerahamnya sudah dicabut dan gigi yang lain saat ini dalam

kondisi keropos

Ini Aku aja ga pa2

B. Data Subjektif

1. Biodata Istri

a. Nama Istri : Asih Masanti

b. Umur : 39 tahun

c. Agama : Islam

d. TTL : Sleman, 21 Januari 1975

e. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

f. Penghasilan : -

g. Alamat : Pogung Rejo, RT 14/RW 51, No. 421, Sleman, Yogyakarta

2. Riwayat makan

a. Kebiasaan makan : sehari tiga kali dan sering ngemil

b. Makanan yang disukai : suka semua makanan

c. Makanan yang tidak disukai : susu

d. Makanan pantangan : -

e. Makanan yang menimbulkan alergi : -

3. Riwayat penyakit : cikungunya

4.

C. Data Objektif

Hasil pengukuran antropometri, biokimia, fisik klinis, dietary

1. Antropometri

6

Page 7: Laporan Studi Kasus

Berat badan : 58 kg

Tinggi badan : 149 cm

LILA : 29 cm

2. Biokimia : -

3. Fisik Klinis

Tekanan Darah : 90/60 mmHg

4. Dietary

Makan Siang : nasi, oseng kacang panjang, sawi putih.

Selingan : Jenang mutiara

Makan Pagi : nasi, oseng kacang panjang, thu bacem.

Selingan : Pisang aroma

Makan Malam : nasi, telur goreng

D. Asesmen

1. Antropometri

BB : 53 kg

TB : 149 cm

IMT : 23, 87

LILA : 28 cm

Lingkar panggul : 93 cm

Lingkar pinggang : 80 cm

Berdasarkan data di atas, dapat dikatakan bahwa responden memiliki status gizi

yang baik. Hal ini dapat dilihat dari IMT responden, yaitu 23,87. Perhitungan IMT

didapatkan dengan rumus : IMT=

BB(kg )TB2 (m2 )

=53(1 ,49 )2 = 23,87

Kategori ambang batas IMT untuk orang Indonesia adalah sebagai berikut (Depkes,

2002) :

Kategori IMT

KurusKekurangan berat badan tingkat beratKekurangan berat badan tingkat ringan

< 17,017,0-18,5

Normal >18,5-25,0Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0-27,0

7

Page 8: Laporan Studi Kasus

Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0

Berdasarkan Tabel Indeks massa tubuh diatas dapat diketahui bahwa responden

memiliki IMT sebesar 23,87 yang berada pada kategori normal

Nilai rata-rata lingkar lengan atas (LLA) orang dewasa (cm)

Golongan Umur (thn)

Rata-rata (cm)

Laki-laki18-24 30,925-34 32,335-44 32,745-54 32,155-64 31,565-74 30,5Perempuan18-24 27,025-34 28,035-44 30,045-54 30,755-64 30,765-74 30,1

Sumber : James J.P dan C.Wicks. key facts in Clinical Nutrition, 1997

Berdasarkan pustaka di atas diketahui bahwa LLA responden termasuk dibawah

normal. LLA responden hanya sebesar 28 cm sedangkan nilai rata-rata LLA untuk

perempuan dewasa 65-74 tahun sebesar 30,1 cm.

Jenis kelamin Ukuran RLPP NorrmalLaki-laki <0.90Perempuan <0,85

(Zulaikha, 2010)

Menurut pustaka di atas, diketahui bahwa RLPP responden adalah diatas 0,85 yaitu

0,86 sehingga dapat dikatakan responden beresiko untuk terkena sindrom metabolik.

2. Biokimia

Dalam assesment ini tidak dilakukan pemeriksaan secara biokimia, akan tetapi

responden memiliki data pengujian biokimia satu tahun yang lalu yaitu :

8

Page 9: Laporan Studi Kasus

Kolesterol : 196 mg/dL

TG : 256 mg/dL

Gula darah : 105 mg/dL

Asam Urat : 5,5

BMD(osteoporosis) : -1,4 (apabila tdk dijaga makan resiko osteoporosis akan semakin

besar)

3. Klinik

Tekanan darah : 110 / 75 mmHg

Frekuensi nafas : 40 kali/menit

Klasifikasi tekanan darah orang dewasa (Bickley, 2008)

Berdasarkan pustaka di atas, tekanan darah responden termasuk tekanan darah yang

normal yaitu sistolik 110 mmHg (<130 mmHg) dan diastolik 75 mmHg (<85 mmHg).

Responden memiliki frekuensi nafas 40x/menit. Menurut Djoar (2009), orang

dewasa normalnya bernafas 12-20x/menit. Peningkatan usia khususnya pada usia

diatas 65 dapat diikuti dengan peningkatan frekuensi pernafasan karena peningkatan

kekakuan dinding dada. Selain itu, aktivitas dari responden yang masih cukup tinggi juga

dapat menyebabkan meningkatnya frekuensi pernapasan, oleh sebab itu frekuensi

pernapasan responden dapat dikatakan normal.

4. Dietary

Data Recall 24 jam dibandingkan dengan KECUKUPAN GIZI.

9

Category Systolic (mm Hg) Diastolic (mm Hg)

Hypertension

Stage 3 ≥ 180 ≥ 110

Stage 2 160 – 179 100 – 109

Stage 1 140 – 159 90 – 99

High normal 130 – 139 85 – 89

Normal <130 <85

Optimal <120 <80

Page 10: Laporan Studi Kasus

Energi (kal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)

Asupan

Kecukupan

% Asupan

Data hasil recall 24 jam kemudian diolah pada software NutriSurvey (NS) untuk

diketahui nilai gizinya. Hasil pengolahan NS menunjukkan bahwa kebutuhan perhari

yang dianjurkan adalah 1600 kkal, namun yang dipenuhi hanya 1321,4 kkal. Karbohidrat

yang harus dipenuhi perharinya menurut NS adalah 255 gram, dan responden baru

mencukupinya sebanyak 220 gram. Sementara untuk protein direkomendasikan 44

gram perharinya, sedangkan responden memenuhinya 41,6 gr. Dan untuk lemak yang

direkomendasikan NS 58 gram perhari, responden baru memenuhinya 34,8 gram.

Angka presentase pemenuhan dari energi adalah sebesar 83%, protein sebesar

94%, karbohidrat 86%, dan lemak 60%. Berdasarkan hasil recall yang dilakukan, dapat

diketahui bahwa responden dalam memenuhi kebutuhan energi dan lemaknya masih

kurang. Sedangkan pemenuhan protein dan karbohidrat sudah sesuai dengan

presentase rekomendasi dari NS.

E. Plan/Rencana diet

1. Tujuan diet

a. Memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi berupa protein, lemak, dan karbohidrat

serta mineral dan vitamin untuk menjaga kesehatan ibu dan janinnya.

b. Mempertahankan status gizi ibu dan janinnya agar tetap sehat.

c. Mengurangi resiko-resiko berbahaya yang mungkin terjadi pada ibu dan janin

selama masa kehamilan.

2. Prinsip dan Syarat diet

Prinsip Diet

a. Diet rendah garam dan kolesterol, dengan prinsip membatasi asupan garam dan

makanan tinggi kolesterol

b. Diet rendah gula, dengan prinsip membatasi asupan gula

Syarat diet

a. Mencukupi kebutuhan energi yaitu sebesar 1600 kkal

10

Page 11: Laporan Studi Kasus

b. Protein cukup yaitu 1 gr per kg BB

c. Lemak cukup yaitu 25% dari kebutuhan kalori total

d. Mencukupi kebutuhan cairan tubuh, dengan asupan air 30cc/kg BB

e. Memberikan diet cukup serat untuk mempertahankan kelancaran system

pencernaan

f. Makanan bertekstur tidak terlalu keras

g. Makanan rendah garam, kolesterol dan gula

h. Memberikan makanan dalam porsi kecil tetapi sering

3. Perhitungan Kebutuhan Sehari Responden

a. Kebutuhan Energi Ibu Sebelum Hamil Berdasarkan Perhitungan Menggunakan

Harris Benedict

BMR = 655,1 + (9,56 x BB (Kg)) + (1,850x TB) – (4,676 x umur (Th))

= 655,1 + (9,563 x 51) + (1,850x 149) – (4,676 x 39)

= 1236,099 kkal

TEE = 1236,099 x 1,5

= 1854,1485 kkal

b. Kebutuhan Energi Ibu pada Trimester 2

Energi = 1854,1485+ 300 kkal

= 2154,1485 kkal

Protein =12% x 2154,1485 kkal

= 280,039305 kkal = 70 gram

Lemak = 25% x 2154,1485 kkal

= 538,537125 kkal = 59,83 gram

Karbohidrat = 62% x 2154,1485 kkal

= 1335,57207 kkal = 333,89 gram

c. Rekomendasi Porsi Makan Berdasarkan BMP

Golongan PNK E nergi Karbohidrat Protein Lemak

1. Karbohidrat 6,5 1137,5 260 26 -

2. Protein Hewani 4 300 - 28 20

3. Protein Nabati 3 225 21 15 9

4. Sayuran 2 50 10 2 -

5. Buah 1 50 12 - -

6. Susu - - - - -

11

Page 12: Laporan Studi Kasus

7. Minyak 6 300 - - 30

8. Gula 2 100 30 - -

Total 2162,5 340 71 59

WAKTU MAKAN

NAMA MASAKAN BAHAN MAKANANBANYAKNYA

URT GRAM/ml

Makan Pagi

Nasi Nasi (beras) 6/4 gls 200Sayur Buncis ½ gls 50

Telur ayam 1 btr 100Minyak 1 sdm 5Garam secukupnya secukupnyaBawang putih 1 bh -Bawang merah 1 bh -Gula Jawa - 10Cabe rawit 1 bh -

Selingan Pagi

Kue talam (2 btr)

Tepung terigu 8 sdm 50 Tepung kanji 4 25Gula 1 sdm 13Santan (peras dengan air)

1/3 gls 40

Garam secukupnya secukupnyaMakan siang

Lotek Nasi tim ½ gls 100 Bayam 1/5 gls 20Kangkung 1/5 gls 20Mentimun 1/5 gls 20Kacang panjang 1/5 gls 20Kacang tanah tanpa kulit

4 sdm 30

Gula jawa - 10Cabe rawit 1 bh -Garam secukupnya secukupnya

Bakwan Jagung Tepung terigu 5 sdm 50Jagung manis sisir 1 bh 50Bawang merah 1 bh -Bwang putih 1bh -Gula pasir ½ sdm 5

Selingan sore

Buah pisang 1 bh 100

Makan malam

nasi Nasi (beras) 5/4 gls 150Ayam 1/2 gls 50Brokoli 3/10 gls 30Wortel 1/5 gls 20Bawang merah 1 bh sdg -

12

Page 13: Laporan Studi Kasus

Bawang putih 1 bh sdg -

4. Perencanaan menu

Sarapan Selingan Makan Siang Selingan Makan

Malam

Nasi 200 gr

Orek telur (1

btr) + buncis

(50 gr)

Tempe goreng

( 50 gr)

Kue talam 2

bh

Tepung

terigu (50

gr/8 sdm)

Tepung kanji

(25 gr)

Gula (13 gr)

Santan

kemasan

2sdm

Lotek:

Nasi tim (100

gr) (ketimun

(20 gr), bayam

(20 gr),

kangkung (20

gr), kacang

panjang (20

gr).

Bumbu: gula

jawa (10 gr),

kacang tanah

(30 gr), cabe

1bh.

Bakwan ( 2 ptg

bsr): tepung

terigu (50 gr),

tahu ( 200 gr),

udang ( 35 gr),

Telur (1btr),

toge (20 gr)

Pisang 1

bh

Nasi (200 gr)

Sop : ayam

(40 gr),

brokoli (30

gr), wortel

(20 gr)

13

Page 14: Laporan Studi Kasus

Waktu Makan Nama Masakan

Bahan Makanan

Jenis BanyaknyaURT Gram

Contoh perencanaan menu (bisa ditambahkan perhitungan menggunakan BMP)

F. Pembahasan

Membandingkan apakah menu yang disusun telah sesuai dengan kebutuhan gizi

responden.

Tabel perbandingan kebutuhan antara standar dengan kebutuhan

E (Kkal) P (gr) L (gr) KH (gr)Standar 1340 53 51,11 394,22Pemenuhan 1321,4 41,6 34,8 220Perhitungan dari penyusunan menu

1732,8 61,9 58,2 250,6

Pemenuhan / standar (%)

98,6% 78,5 % 68,0 % 55,8%

Perhitungan menu / standar (%)

129,17% 116,8% 113,8% 63,6%

Keterangan Asupan energi ditambah.

Pada perhitungan protein, asupannya adalah 1 gr/kg BB

Pada perhitungan lemak diambil dari 25% kebutuhan energi

Pada perhitungan, karbohidrat diperolah dari hasil pengurangan protein dan lemak pada total energi

Responden bernama SA berusia 71 tahun. Responden ini memiliki berat badan

53 kg dan tinggi badan 149 cm. IMT = 23,87 (status gizi baik). Pola makan 3 kali sehari,

dengan porsi kecil tetapi sering. Waktu makan teratur. Responden mengkonsumsi

suplemen makanan yang berupa Kunyit putih, temulawak, pegagan, daun mengkudu

dan Habatussauda. Responden tidak memiliki RPD, RPS dan RPK, akan tetapi

responden akan mudah terkena pilek apabila suhu udara dingin. Aktivitas responden

14

Page 15: Laporan Studi Kasus

cukup tinggi (meliputi : memasak, mencuci, menjemur, naik turun tangga dan senam)

jika dilihat dari segi usianya.

Dari hasil recall diketahui bahwa presentase pemenuhan dari energi adalah

sebesar 83%, protein sebesar 94%, karbohidrat 86%, dan lemak 60%. Dari hasil

pemenuhan/standar (%) diketahui bahwa responden seharusnya memenuhi kebutuhan

energi sebesar 98,6%, protein sebesar 78,5%; lemak; 68% dan karbohidrat sebesar

55,8%.

Dari hasil perhitungan baik menggunakan NutriSurvey maupun perhitungan

pemenuhan/standar dapat disimpulkan bahwa bahwa responden dalam memenuhi

kebutuhan energi dan lemaknya masih kurang. Sedangkan pemenuhan protein dan

karbohidrat sudah sesuai dengan presentase rekomendasi dari NS.

Dari hasil perhitungan menu/standar (%) diketahui pemenuhan energi responden

129,17%, protein sebesar 116,8%, lemak 113,8% dan karbohidrat 63,6%. Kebutuhan

energi, protein, lemak dan karbohidrat responden hasil dari penyusunan menu diet

sudah sesuai. Akan tetapi, kebutuhan energi dan lemak ditambah karena dari hasil

perhitungan recall, kebutuhan energi dan lemak responden kurang.

Secara umum pemenuhan mikronutrien dari hasil recall seperti Fe sudah cukup

namun untuk, Ca, Zn dan vitamin C masih dibawah nilai rekomendasi dari NutriSurvey.

Sedangkan pemenuhan dari hasil perhitungan menu untuk Fe, Zn dan Vitamin C sudah

mencukupi, yang kurang hanya pada pemenuhan kebutuhan Ca.

Pemilihan menu makan pagi adalah nasi, susu, sayur tahu buncis,dan buah

pepaya. Menu ini kami pilih karena susu sebagai sumber kalsium yang dapat mencegah

osteoporosis bagi lansia. Nasi sebagai sumber karbohidrat. Buah pepaya sebagai

sumber serat dan banyak mengandung air yang dapat menambah konsumsi air dari

responden, selain itu juga pepaya kaya akan vitamin C dan merupakan sumber

antioksidan yang baik. Kandungan serat di dalamnya juga halus, sehingga baik

dikonsumsi oleh kalangan balita sampai usia lanjut. Pepaya sangat tepat diberikan

kepada kaum lanjut usia karena mudah dinikmati dan dicerna juga dapat mencegah

terjadinya kanker kolon dan dapat mencegah radikal bebas. Sayur tahu buncis dipilih

karena tahu sangat banyak khasiatnya yang harganya juga terjangkau.

Berikut beberapa manfaat kesehatan yang diperoleh dengan rajin makan tahu.

1. Mencegah penyakit jantung. Asupan rutin protein kedelai yang terkandung dalam

tahu dapat membantu menurunkan LDL (kolesterol buruk) tanpa menurunkan

HDL (kolesterol baik), yang menyebabkan penurunan risiko penyakit jantung.

15

Page 16: Laporan Studi Kasus

2. Meningkatkan produksi energi. Tahu merupakan sumber makanan yang kaya

zat besi.Kehadiran zat besi dalam tahu terutama digunakan sebagai bagian dari

hemoglobin yang membantu dalam ransportasi dan pelepasan oksigen ke

seluruh tubuh mempromosikan produksi energi. Tahu juga menyediakan 10

persen dari nilai harian yang direkomendasikan untuk tembaga, mineral penting

yang dimanfaatkan

dalam sel darah merah. Tembaga juga membantu dalam mengurangi gejala

rheumatoid arthritis.

3. Bermanfaat untuk wanita khususnya wanita menopause Makanan yang berasal

dari kedelai, seperti tahu mengandung isoflavon (fitoestrogen atau estrogen

tanaman) yang bekerja pada tubuh seperti bentuk estrogen. Selama menopause,

estrogen wanita berfluktuasi, baik naik atau turun di bawah tingkat normal.

4. Mencegah osteoporisis Tahu juga bisa menjadi sumber yang kaya kalsium

tergantung pada koagulan yang digunakan dalam pembuatan (seperti kalsium

sulfat yang digunakan oleh produsen tahu). Hal ini membantu melindungi

terhadap penyakit seperti kehilangan tulang, kelemahan tulang, rheumatoid

arthritis dan osteoporosis. Penelitian baru juga menunjukkan bahwa isoflavon

dalam makanan kedelai dapat memperkuat densitas (kepadatan tulang)..

5. Membantu menurunkan berat badan Tinggi protein membuat pemakan tahu tidak

cepat merasa lapar. Juga, sifat rendah kalori (sekitar 80 kalori dalam 100 gram)

tidak menambahkan kalori ekstra untuk menu diet Anda.

6. Membantu pasien diabetes dengan masalah ginjal Diabetes dapat menyebabkan

sejumlah komplikasi, salah satunya gagal ginjal. Diabetes adalah penyebab

utama kegagalan ginjal dengan tanda awal adanya sejumlah protein dalam urin.

Protein kedelai dapat menurunkan 10 persen protein yang ditemukan dalam air

seni.

Untuk buncis, Menurut riset yang dilakukan Departemen Pertanian Amerika

Serikat, kulit buncis mengandung senyawa flavonoid, yaitu suatu antioksidan yang

melidungi tubuh dari penyakit kronis dan efek penuaan

Selingan pagi yang dianjurkan kepada responden adalah mini burger tempe dan

jus sirsak melon. Mini burger yang terdiri dari roti, selada, tomat dan tempe banyak

mengandung energi. Roti sebagai sumber karbohidrat, selada dan tomat mengandung

serat dan kaya akan vitamin C sebagai antioksidan. Sedangkan tempe memiliki banyak

sekali manfaat hampir sama seperti tahu. Tempe mempunyai khasiat antara lain

16

Page 17: Laporan Studi Kasus

mempercepat berhentinya diare akut dan meningkatkan berat badan serta status gizi,

hal ini mengutungkan karena selain banyak lansia yang mengalami gangguan

pencernaan seperti diare akut dan kronis juga sering mengalami status gizi yang buruk

karena asupan protein yang kurang adekuat, juga dapat mengurangi kadar kolesterol

darah, selain itu tempe juga tepat untuk diberikan bagi pasien dengan DM yang

biasanya dialami oleh lansia.

Jus sirsak dan melon sebagai alternatif mengkonsumsi buah yang dihaluskan

agar lebih mudah dikonsumsi oleh responden. Buah sirsak mempunyai manfaat yang

sangat banyak karena kandungaan acetoginin yang dapat mencegah kanker karena

dapat mengganggu perkembangan sel kanker dengan cara mengurangi jumlah ATP

yang dibutuhkan sel kanker. Caranya acetoginin masuk dan menempel pada dinding sel

kanker dan merusak ATP didinding mitokondria. Sel kanker butuh banyak energi untuk

berkembang sehingga akan mati bila ATP sebagai sumber energi dihambat. Melon

mengandung besi, kalsium, dan fosfor yang dapat menbantu mencegah penyakit ginjal

karena kandungan airnya yang banyak, mencegah penyakit jantung, dan membantu

penyembuhan penyakit dalam. Karena kandungan airnya yang banyak, buah melon

dapat membantu menghaluskan kulit.

Menu makan siang yang direkomendasikan untuk responden adalah nasi, bola

daging masak semur, dan cap cay kuah. Nasi sebagai sumber karbohidrat. Bola daging

di anjurkan karena daging yang digunakan adalah daging giling yang memiliki tekstur

yang lebih empuk dibandingka yang tidak digiling, dagingnya sebagai sumber protein.

Cap cay kuah terdiri dari wortel, kembang kol, dan sawi yang banyak mengandung

serat, yang dapat membantu mengurangi radikal bebas, mencegah kanker kolon. Wortel

mengandung vitamin A dan vitamin C yang merupakan salah satu antioksidan terbaik

untuk melindungi tubuh dari radikal bebas.

Menu selingan sore yang direkomendasikan untuk responden adalah puding teh hijau.

Puding dipilih karena teksturnya yang lembut sehingga ketika mengkonsumsi nya lebih

mudah. Minum teh setiap hari dianggap sebagai kebiasaan yang bagus untuk

kesehatan, terutama bagi lansia. Minum secangkir teh hangat setiap hari seakan mampu

membuat badan lebih segar. Namun, coba ganti teh yang biasa Anda konsumsi dengan

teh hijau. Sebab, manfaat teh hijau sangat banyak. Selain bagus untuk tubuh,

mengonsumsi teh hijau setiap hari bisa meningkatkan mood. Theanine menghasilkan

efek menenangkan pada otak. Hal itulah yang diyakini menjauhkan lansia dari mood

buruk yang hanya didapat dari teh hijau.

17

Page 18: Laporan Studi Kasus

Menu makan malam uang direkomendasikan untuk responden adalah cream sup

jagung, dan susu. Cream sup memiliki kandungan energi yang lengkap karena

didalamnya ada jagung sebagai sumber karbohidrat, daging dan sosis sebagai sumber

protein dan lemak. Susu sebagai pelengkap yang kaya akan vitamin D yang dapat

mencegah osteoporosis.

18

Page 19: Laporan Studi Kasus

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Energi (wanita :1850 kalori), Protein sekitar 0,8 gram/kg berat badan atau 15-25% dari

kebutuhan, Lemak jangan lebih dari 15% kebutuhan energi, 60-65% karbohidrat, vitamin

A, D dan E, vitamin B12, asam folat dan vitamin B1, Mineral (Fe, Zn, Selenium dan

Kalsium) dan zat gizi mikro lain seperti pospor, kalium, natrium, dan magnesium , Air

dan Serat

2. Menu yang disusun dibuat dengan ketentuan sebagai berikut : Mencukupi kebutuhan

energi yaitu sebesar 1600 kkal, Protein cukup yaitu 1 gr per kg BB, Lemak cukup yaitu

25% dari kebutuhan kalori total, Mencukupi kebutuhan cairan tubuh, dengan asupan air

30cc/kg BB, Memberikan diet cukup serat untuk mempertahankan kelancaran system

pencernaan, Makanan bertekstur tidak terlalu keras, Makanan rendah garam, kolesterol

dan gula, Memberikan makanan dalam porsi kecil tetapi sering. Diet rendah garam dan

kolesterol, dengan prinsip membatasi asupan garam dan makanan tinggi kolesterol, Diet

rendah gula, dengan prinsip membatasi asupan gula

3. Responden memiliki status gizi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari IMT responden, yaitu

23,87. Namun responden beresiko untuk terkena sindrom metabolik

B. Saran

Karena status gizi responden sudah baik, maka disarankan untuk mempertahankan kondisi

tersebut dengan tetap melakukan kebiasaan-kebiasaan baik seperti aktif beraktifitas, rutin

mengikuti senam lansia, dan menjaga pola makan sesuai kebutuhan yang

direkomendasikan. Untuk asupan makannya, dianjurkan untuk mengurangi makanan-

makanan tinggi lemak dan kolesterol dan menggantinya dengan memperbanyak asupan

sayur dan buah untuk mengurai resiko terjadinya sindrom metabolik.

19

Page 20: Laporan Studi Kasus

DAFTAR PUSTAKA

Sriwahyuni, Eka. 2010. Gambaran Kadar Protein Dalam Urin Lansia Di Panti Jompo Dharma

Asih-Binjai. Medan: Universitas Sumatera Utara

Binti Abdul Razak, Zulaikha. 2010. Hubungan Lingkaran Pinggang Pinggul Dengan Tekanan

Darah di Kalangan Mahasiswa stambuk 2007 Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara. 2010. Medan: Universitas Sumatera Utara

James, Jason Payne dan Wicks Claire. 1997. Intisari Gizi Klinik= Key Facts in Clinical Nutrition.

Jakarta: EGC

Bickley LS. 2008. Bates’ Guide to Physical Examination and History Taking, 10th Edition.

Philadelphia : Lipponcott William & Wilkins

20

Page 21: Laporan Studi Kasus

LAMPIRAN

A. Nama bahan makanan dan bumbu beserta harganya.

B. Perhitungan berdasarkan NutriSurvey.

C.Foto pengambilan data.

21