Post on 19-Aug-2019
i
STRATEGI KOPERASI SIMPAN PINJAM JASA (KOSPIN
JASA) DALAM PENGEMBANGAN USAHA
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Elva Eka Ernawati
7101412242
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
“Kekuatan terbesar dalam menggapai
tujuan hidup adalah cinta, karena
cinta dapat menggerakan hati manusia
untuk melakukan sebuah perubahan
besar terhadap dunia”
- Elva Eka Ernawati
PERSEMBAHAN :
Dengan mengucap syukur kepada Allah
Subhanahu Wata’ala skripsi ini saya
persembahkan untuk :
1. Kedua orang tua saya yaitu Bapak Sudar
dan Ibu Roanah
2. Almamater Universitas Negeri
Semarang
vi
PRAKATA
Puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan
segala nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini dengan judul “Strategi Koperasi Simpan Pinjam Jasa
(Kospin Jasa) dalam Pengembangan Usaha”.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak dapat terselesaikan
tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. Fatkhur Rokhman, M. Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di
Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Wahyono, M.M, Dekan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan
kesempatan untuk menimba ilmu di Fakultas Ekonomi.
3. Drs. Heri Yanto, M. BA, Ph.D, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas
Ekonomi yang telah memberi izin penelitian.
4. Dr. Ade Rustiana, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas
Ekonomi yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran administrasi
dalam menyelesaikann skripsi.
5. Dr. Kardoyo, M.Pd, Dosen Pembimbing yang telah dengan sabar dan ikhlas
mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.
6. Dosen-dosen Fakultas Ekonomi khusunya Jurusan Pendidikan Ekonomi yang
telah memberikan ilmu, pengetahuan, dan pengalamannya selama ini.
vii
7. H.M. Andy Arslan Djunaid, S.E, Ketua umum Kospin Jasa yang telah
memberikan izin penelitian dan melancarkan penyusunan skripsi.
8. Karyawan dan anggota Kospin Jasa yang telah membantu terlaksananya
penelitian ini dengan baik sampai tahap akhir.
9. Saudara saya Hendi Saputra dan Titi Mutoharoh serta keluarga besar yang
tiada henti mendoakan dan memotivasi dalam menyelesaikan skripsi.
10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, doa, dukungan, pencerahan,
dan semangat dalam menyelesaikan skripsi.
Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat dan sumbangsih
dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Semarang, Maret 2017
Penulis
viii
SARI
Ernawati, Elva Eka. 2017. Strategi Koperasi Simpan Pinjam Jasa (Kospin Jasa)
dalam Pengembangan Usaha. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi.
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dr. Kardoyo, M.Pd.
Kata Kunci: Strategi, Koperasi Simpan Pinjam, Pengembangan Usaha
Koperasi simpan pinjam jasa adalah koperasi yang bergerak dalam usaha
pembentukan modal melalui tabungan para anggota secara teratur dan terus
menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggota dengan cara yang
mudah, murah, cepat dan tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan. Strategi
bisnis diterapkan koperasi guna memusatkan bagaimana cara bersaing dalam
dunia bisnis. Analisis dan pemilihan strategis yang dilakukan oleh koperasi akan
membangun sebuah fase dari proses manajemen strategis sampai hal tekhnis
sehingga mampu menciptakan keunggulan bersaing (competitive advantage) yang
menjadi pembeda dengan koperasi lain. Tujuan penelitian ini antara lain:
(1)Untuk mengetahui strategi koperasi simpan pinjam jasa (Kospin Jasa) dalam
menciptakan keunggulan bersaing (competitive advantage). (2)Untuk mengetahui
strategi koperasi simpan pinjam jasa (Kospin Jasa) dalam menciptakan inovasi
produk yang sesuai dengan kebutuhan anggota.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Lokasi penelitian
bertempat di Kantor pusat Kospin Jasa dengan informan pengurus, karyawan dan
anggota Kospin Jasa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan pengukuran keabsahan data
menggunakan triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah reduksi data, data display, dan verifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kospin Jasa dapat menciptakan
keunggulan bersaing dengan melakukan diversifikasi dan diferensiasi produk
yang berhasil menghimpun pendapatan bagi Kospin Jasa. Kospin Jasa berani
memberikan bunga pinjaman lebih kecil dari bunga bank, yaitu dibawah 1%
setiap bulan. Kospin Jasa mampu memberikan pelayanan yang beragam baik
secara langsung maupun secara online kepada anggota. Kospin Jasa selalu
memberikan pelatihan dan pembinaan kepada karyawan guna meningkatkan
kapasitas karyawan dan memberikan penghargaan kepada karyawan yang
memiliki kinerja bagus. Kospin Jasa dapat menciptakan inovasi produk yang
sesuai dengan kebutuhan anggota antara lain melakukan inovasi produk dengan
mengintegrasikan semua produk Kospin Jasa dengan layanan berbasis online yang
dilakukan sejak tahun 2009, melakukan ekspansi untuk memperbanyak cabang di
seluruh Indonesia, melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain yang
menunjang. Penemuan lain dalam penelitian ini yaitu keunggulan bersaing
melalui figur dan karisma tokoh Kospin Jasa, dimana hal tersebut dapat membuat
anggota loyal terhadap Kospin Jasa.
Saran yang diberikan untuk mendorong kemajuan Kospin Jasa yang lebih
pesat yaitu Kospin Jasa dapat menerapkan strategi promosi. Strategi promosi
dapat dilakukan melalui media cetak dan elektronik yang lebih massif, sehingga
masyarakat luas dapat lebih mengenal Kospin Jasa. Memperbanyak unit mobil kas
keliling diseluruh cabang Kospin Jasa guna mengantisipasi kebutuhan mendesak.
ix
ABSTRACT
Ernawati, Elva Eka. 2017. The Strategies of Koperasi Simpan Pinjam Jasa
(Kospin Jasa) in Its Business Development. Department of Economics Education.
Faculty of Economics. Semarang State University. Advisor. Kardoyo, M.Pd.
Keywords: Strategy, Koperasi Simpan Pinjam, Business Development
Koperasi simpan pinjam jasa is the cooperative that engages in
establishing capital through members savings on a regular and ongoing basis.
Then, the capital can be lent to its members in an easy, reasurable, fast and precise
way for productive and welfare purposes. Business strategy is applied by
cooperative to focus on how to compete in the business world. Strategic analysis
and selection carried out by the cooperative will build a phase from the strategic
management process to technical matters so as to create competitive advantage
that distinguish with other cooperatives. The purposes of this study are: (1) to find
out the strategy of Koperasi Simpan Pinjam Jasa (Kospin Jasa) in creating
competitive advantage. (2) to find out the strategy of Koperasi Simpan Pinjam
Jasa (Kospin Jasa) in creating product innovation in accordance with the needs of
members.
This study used qualitative research method. The study location was
located at Kospin Jasa Head Office. The data were obtained from the
administrators, employees and members of the Kospin Jasa. The data collection
methods used were interview, observation, and documentation. Triangulation was
used to measure the validity of data. Data analysis techniques used in this study
were data reduction, data display, and verification.
The results of this study indicate that the Kospin Jasa can create
competitive advantage by diversifying and differentiating the products so that it
successfully generates revenues for Kospin Jasa. Kospin Jasa offers smaller
interest on loan than bank interest, which is below 1% every month. Kospin Jasa
is able to provide diverse services either directly or online to members. Kospin
Jasa always provides training and coaching to employees in order to increase
employee capacity and provides reward employees who perform well. Kospin
Jasa can create product innovation in accordance with the needs of members.
Then, it can innovate products by integrating all Kospin Jasa products with
online-based services. The online service has conducted since 2009. The Kospin
Jasa can also expand branches across Indonesia and cooperate with other
supporting institutions. Another finding in this research is the competitive
advantage by having charismatic figure. Further, the figure can make the members
loyal to Kospin Jasa.
Kospin Jasa should apply promotion strategy. The promotion strategies
can be conducted through the more massive printed and electronic media, so that
the wider community can be more familiar with Kospin Jasa. Then Kospin Jasa
should increase the mobile cash car units across all branches of the Kospin Jasa to
anticipate the urgent needs.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………… i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................ iii
PERNYATAAN .................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v
PRAKATA ............................................................................................................. vi
SARI .................................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................ x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN ................................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
1.2. Fokus Penelitian ...................................................................................... 10
1.3. Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 10
1.4. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 11
1.5. Manfaat Penelitin .................................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Koperasi .................................................................................................. 13
2.1.1. Pengertian Koperasi ......................................................................... 13
2.1.2. Tujuan koperasi ................................................................................ 14
2.1.3. Prinsip koperasi ................................................................................ 15
2.1.4. Bentuk dan Jenis Koperasi ............................................................... 17
2.1.5. Organisasi dan Manajemen Kopersi ................................................ 18
2.2. Strategi Usaha ......................................................................................... 20
2.2.1. Strategi ............................................................................................. 20
2.2.2. Strategi Usaha Koperasi ................................................................... 22
2.2.3. Pengembangan Usaha ...................................................................... 23
2.2.4. Menciptakan Keunggulan Bersaing (Competitive Advantage) ........ 24
xi
2.2.5. Menciptakan Inovasi Produk ........................................................... 30
2.3. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 37
2.4. Kerangka Berfikir. ................................................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian ........................................................................................ 42
3.2. Fokus dan Lokus Penelitian .................................................................... 42
3.3. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ......................................... 43
3.4. Objektivitas dan Keabsahan Data ........................................................... 44
3.5. Model Analisis Data ................................................................................ 45
3.6. Prosedur Penelitian .................................................................................. 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ....................................................................................... 50
4.1.1. Gambaran Umum Koperasi Simpan Pinjam Jasa (KospinJasa ........ 50
4.1.2. Visi dan Misi Kospin Jasa ................................................................ 51
4.1.3. Susunan Kepengurusan Kospin Jasa ................................................ 52
4.1.4. Profil Usaha Kospin Jasa ................................................................. 52
4.2. Menciptakan Keunggulan Kompetitif (Competitive Advantage)........... 56
4.3. Menciptakan Inovasi Produk ................................................................. 93
4.4. Temuan Penelitian ................................................................................... 98
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan ................................................................................................ 102
5.2. Saran ...................................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 104
xii
DAFTAR TABEL
3.1 Sumber dan Tekhnik Pengumpulan Data ................................................ 43
4.2 Data Perkembangan Kospin Jasa dari Tahun 2010-2015 ........................ 56
xiii
DAFTAR GAMBAR
1.1 Jumlah Koperasi dari Tahun 2009-20014 .................................................. 2
2.1 Alur Membangun Keunggulan Kompetitif yang Berkelanjutan melalui
Kompetensi Inti ......................................................................................... 28
4.1 Jenis Produk Kospin Jasa ........................................................................... 58
4.2 Syarat dan Ketentuan Talangan Dana Haji ................................................ 62
4.3 Syarat dan Ketentuan Tabungan Pundiartajasa .......................................... 64
4.4 Syarat dan Ketentuan Tabungan Sepeda Motor ......................................... 68
4.5 Tabel Angsuran Talangan Haji .................................................................. 69
4.6 Tabel Angsuran Investasi Griya ................................................................. 70
4.7 Sertifikat Rekor Bisnis ............................................................................... 75
4.8 Daftar Angsuran Pinjaman dengan Ilustrasi Magin 0,96%........................ 76
4.9 Banner Pinjaman Kospin Jasa .................................................................... 77
4.10 Layanan M-Jasa ....................................................................................... 78
4.11fitur Pada Layanan M-Jasa ........................................................................ 79
4.12 Mesin ATM Kospin Jasa ......................................................................... 81
4.13 Pamflet Mini ATM Kospin Jasa .............................................................. 82
4.14. Mini ATM Kospin Jasa ........................................................................... 82
4.15 Piagam Penghargaan Rekor Bisnis .......................................................... 83
4.16 Mesin Nomor Antrian Kospin Jasa .......................................................... 84
4.17 Ruang Layanan Kospin Jasa .................................................................... 85
4.18 Tampilan Beranda Website Kospin Jasa .................................................. 88
4.19 Penghargaan Kepada Karyawan Masa Kerja 25 Tahun........................... 89
xiv
4.20 Pelayanan yang Dilakukan oleh Karyawan Kospin Jasa ......................... 91
4.21 Daftar Pemenang Undian Pundiartajasa .................................................. 97
4.23 Perkembangan Kospin Jasa Tahun 2013-2015 ........................................ 99
xv
DAFTAR BAGAN
2.1. Bagan Kerangka Berfikir……………………………………………… 41
4.1 Bagan Temuan Penelitian………………………………………………. 102
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pedoman Observasi ............................................................................ 109
2. Pedoman Wawancara ......................................................................... 110
3. Pedoman Dokumentasi ...................................................................... 112
4. Hasil Observasi .................................................................................. 112
5. Hasil Wawancara ............................................................................... 118
6. Hasil Dokumentasi ............................................................................ 157
7. Surat Penelitian .................................................................................. 159
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya koperasi mempunyai kesamaan dengan perusahaan lain
yaitu mencari keuntungan. Perbedaannya adalah koperasi mempunyai tanggung
jawab sosial yang terdapat pada prinsip koperasi yaitu menolong sesama
anggotanya. Koperasi adalah “badan usaha yang beranggotakan orang seorang
atau badan hukum koperasi dengan melandaskan prinsip-prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan”(Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992).
Hatta dalam Sitio (2001:17) mengatakan bahwa “Koperasi adalah usaha
bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan, ekonomi berdasarkan tolong
menolong.” Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan
memberi jasa pada kawan berdasarkan seorang buat semua dan semua buat
seorang.” Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa koperasi mengandung
dua unsur, yaitu unsur ekonomi dan unsur sosial yang berkaitan satu sama
lain. Dikatakan memiliki unsur ekonomi karena tujuan dari koperasi adalah
untuk mencapai kesejahteraan anggota, sedangkan unsur sosial terlihat dari
adanya asas yang dijunjung dalam koperasi, yakni asas kekeluargaan yang
menjunjung tinggi semangat tolong menolong antar sesama.
2
Jawa Tengah memiliki jumlah koperasi sebanyak 27.572 unit yang
tersebar diseluruh kota. Koperasi aktif sebanyak 22.279 unit, koperasi tidak aktif
sebanyak 5.293 unit.
Gambar 1.1. Jumlah Koperasi dari Tahun 2009-2014
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi & UMKM. 2014
Gambar grafik di atas menunjukan bahwa perkembangan koperasi dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan. Jumlah koperasi yang
aktif juga menunjukan angka yang menggembirakan, meskipun terjadi penurunan
di tahun 2010, namun di tahun 2011-2014 koperasi aktif terus menerus
mengalami peningkatan. Jumlah koperasi tidak aktif mengalami penurunan mulai
dari tahun 2012-2014, hal tersebut menjadi salah satu bukti bahwa eksistensi
koperasi di masyarakat masih sangat di akui dan diminati.
Perkembangan koperasi yang semakin meningkat tentu akan memberikan
dampak positif bagi anggota pada khususnya, masyarakat dan perekonomian pada
umumnya, terbukti sampai dengan 2014 masyarakat yang terdaftar sebagai
anggota koperasi sebanyak 6.878.580 orang. Tenaga kerja yang mampu di serap
oleh koperasi sampai dengan tahun 2014 sebanyak 122.318 orang, aset yang
0
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
2009 2010 2011 2012 2013 Jun-14
Jumlah Koperasi
Aktif
Tidak Aktif
3
dimiliki koperasi sebesar Rp. 37,378 triliun serta omset yang dimiliki koperasi
mencapai Rp. 27, 863 triliun (Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi &
UMKM. 2014).
Persaingan usaha koperasi dengan perusahaan di luar koperasi akan terus
bergejolak seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Hal
tersebut akan menguji eksistensi koperasi, sampai sejauh mana bisa bertahan dan
mampu bersaing dengan perusahaan lain, berbagai strategi harus di terapkan untuk
menjaga kelangsungan hidup koperasi. Perlu disadari bahwa keberhasilan maupun
kegagalan koperasi dan organisasi lain adalah dari bagaimana koperasi tersebut
mampu menganalisa kondisi eksternal maupun internal dan mampu
memanfaatkan keadaan tersebut menjadi peluang yang dapat digunakan untuk
menunjang keberlangsungan koperasi.
Koperasi simpan pinjam (KSP) adalah koperasi yang bergerak dalam
usaha pembentukan modal melalui tabungan para anggota secara teratur dan terus
menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggota dengan cara yang
mudah, murah, cepat dan tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan. Produk
utama dari koperasi simpan pinjam adalah simpanan dan pinjaman. Koperasi
simpan pinjam sebagai lembaga keuangan non bank memiliki pesaing diantaranya
adalah lembaga keuangan bank dan lembaga kuangan non bank lainnya, dimana
masing-masing dari pesaing memiliki keunikan sendiri dalam hal usaha yang
dikembangkan dan strategi dalam menetapkan target. Strategi bisnis diterapkan
oleh koperasi untuk memusatkan bagaimana cara bersaing dalam dunia bisnis.
Analisis dan pemilihan strategis yang dilakukan oleh koperasi akan membangun
4
sebuah fase dari proses manajemen strategis dimana manajer dan seluruh
pengurus koperasi memilih strategi usaha yang memungkinkan usaha koperasinya
dapat mempertahankan atau menciptakan keunggulan bersaing (competitive
advantage) yang membedakan koperasi tersebut dengan koperasi lainnya di benak
para nasabahnya. Sejalan dengan hal tersebut penelitian yang dilakukan oleh Shin
(2001) yang berjudul Strategies For Competitive Advantage In Electronic
Commerce bahwa “perusahaan mengembangkan strategi bisnis dalam rangka
untuk memperoleh keunggulan kompetitif yaitu meningkatkan keuntungan atas
pesaingnya.” Penelitian tersebut memberikan kekuatan bahawa keunggulan
bersaing (competitive advantage) dapat memposisikan perusahaan agar menjadi
perusahaan yang tidak rentan dalam menghadapi persaingan, sehingga hal tersebut
dapat diadopsi oleh koperasi agar tetap memiliki posisi ditengah pasar persaingan.
Keunggulan kompetitif akan lemah, jika kreativitas dan inovasi dari perusahaan
atau koperasi tersebut stagnan, kreativitas dan inovasi dalam hal ini sangat
diperlukan bagi koperasi guna mengembangkan dan menumbuhkan persaingan.
Oleh karenanya, paradigma bagi para pelaku usaha harus mampu merubah
seni dan budaya yang berada di sekitarnya menjadi suatu yang menguntungkan
bagi suatu masyarakat, yaitu budaya berbasis kewirausahaan. Paradigma tersebut
dibangun untuk membudayakan masyarakat agar menjadi masyarakat yang kreatif
dan mandiri. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sutapa (2014) “Industri
kreatif akan memiliki keunggulan bersaing bila pelaku usaha mampu
mengembangkan ide kreatif dan mewujudkan dalam bentuk inovasi (produk,
pelayanan, pasar dan teknologi) yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.”
5
Demikian juga kinerja yang optimal akan dapat dicapai bila industri kreatif
memiliki keunggulan bersaing dengan melakukan inovasi untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda dibanding pesaing dan mampu memberikan
kepuasan bagi konsumen.
Selain menciptakan keunggulan bersaing, koperasi harus memiliki inovasi
produk yang beragam dengan ciri khas tersendiri. Pearce dan Robinson
(2008:522) menyebutkan “inovasi adalah komersialisasi awal penemuan dengan
menghasilkan dan menjual suatu produk, jasa, atau proses baru.” Pendapat
tersebut meberikan penguatan bahwa koperasi dalam mengembangkan usahanya
harus secara terus-menerus melakukan inovasi baik dari segi produk, layanan,
proses maupun yang lainnya.
Lembaga keuangan bank yang memiliki sistem prosedur yang baku, sulit
untuk menyentuh masyarakat kecil. Pasalnya masyarakat yang ingin memperoleh
pinjaman modal dari bank harus melalui prosedur panjang dan menyertakan
jaminan yang cukup besar, dengan modal pinjaman yang diberikan relatif kecil,
hal tersebut mempersulit masyarakat kecil dalam memperoleh pinjaman modal.
Melihat peluang tersebut, koperasi dengan prinsipnya ekonomi kerakyatan
mampu merangkul para pemodal kecil untuk mengembangkan usahanya dan
memperkenalkan kesadaran berekonomi di masyarakat, serta menggerakan
sumber-sumber ekonomi baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia
yang masih belum atau kurang dimanfaatkan menjadi suatu kekuatan produktif
yang menghasilkan nilai tambah.
6
Koperasi Simpan Pinjam Jasa (Kospin Jasa) adalah salah satu koperasi
yang bergerak dalam usaha pembentukan modal melalui simpanan dan pinjaman
dari anggota. Kospin Jasa berkantor pusat di Jl. Dr. Cipto No. 84 Pekalongan,
berdiri pada tanggal 13 Desember 1973. Kospin Jasa adalah salah satu koperasi
yang berhasil menjadi koperasi besar selain Koperasi Telekomunikasi Seluler
(Kisel Jakarta) dan Baitul Maal Wa Tamwil UGT Sidogiri (BMT UGT Sidogiri).
Mengutip artikel yang dimuat oleh (pekalongankota.go.id pada kamis, 13
Desember 2012) Kospin Jasa memiliki aset sebesar 2,5 triliun pada tahun 2012
mampu mengungguli Koperasi Warga Semen Gresik yang beraset Rp. 529 miliar,
Koperasi Peternak Susu Bandung Utara yang beraset Rp. 233,7 miliar, Koperasi
Obor Mas di Kupang yang beraset Rp. 200,8 miliar, dan induk Koperasi Simpan
Pinjam Jakarta yang beraset Rp. 33,7 miliar.
Pada awal berdiri sampai dengan tahun 2002 Kospin Jasa masih
menjalankan usaha dengan pola konvensional, kemudian dalam rangka
pengembangan usaha Kospin Jasa membuka layanan keuangan yang berdasarkan
pada prinsip syariah. Pengembangan usaha tersebut didasarkan pada
kecenderungan kebutuhan anggota dan calon anggota terhadap pelayanan
pendanaan (simpanan) dan pembiayaan (pinjaman) yang berdasarkan pada pola
syariah serta semakin tumbuh dan berkembangnya lembaga keuangan yang
berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah di Indonesia. Berdasarkan kebutuhan
tersebut, kemudian pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke 28 pada tahun 2002
mengamanatkan kepada Kospin Jasa untuk membuka layanan keuangan yang
7
berdasarkan pada prinsip syariah, kemudian anggal 17 Agustus tahun 2004
Kospin Jasa dengan layanan syariah resmi didirikan.
Sebagai upaya untuk menjaga aspek syariah dalam operasionalnya, Kospin
Jasa layanan Syariah pada tanggal 10 Februari 2009 telah mendapatkan Sertifikasi
Koperasi Syariah dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Hal ini
membuktikan, bahwa manajemen kospi njasa layanan Syariah berusaha secara
optimal agar segala produk layanan yang ditawarkan kepada anggota dapat
terpercaya dan sesuai dengan fatwa-fatwa yang telah ditetapkan oleh Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.
Diresmikannya Kospin Jasa dengan pola syariah pada tahun 2004, maka
core bisnis yang dijalankan bertambah menjadi dua pola yaitu simpan pinjam
dengan pola konvensional dan simpan pinjam dengan pola syariah.
Pengembangan usaha yang dilakukan oleh Kospin Jasa tidak hannya berhenti
pada peresmian Kospin Jasa dengan pola keuangan syraiah, selanjutnya Kospin
Jasa merintis usaha pelayanan kepada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) khusus untuk
industri di Malaysia melalui kerjasama antara Kospin Jasadengan salah satu usaha
anggota dan perusaahaan di Malaysia dalam bidang remiten (kirim uang) dan
pembiayaan yang telah berkembang dan mempunyai prospek yang menjanjikan.
Kospin Jasa selain fokus pada core bisnisnya dalam pengembangan usaha, hal lain
yang diperhatikan adalah aktifitas pelayanan pinjaman atau pembiayaan mulai
dari proses analisa, pencairan sampai dengan pelunasan dengan berpedoman
dengan sistem kehati-hatian diharapkan mampu meminimalisir terjadinya
pinjaman atau pembiayaan yang bermasalah, dengan tanpa mengurangi kecepatan,
8
ketetapan dan keamanan pelayanan. Untuk tetap mempertahankan eksistensinya
Kospin Jasa menciptakan inovasi-inovasi produk baru yang dikolaborasi dengan
perkembangan information and technology (IT) serta disesuaikan dengan
keinginan dan kebutuhan anggota. Salah satu inovasi layanan yang
dikolaborakikan dengan perkembangan IT adalah layanan M-Jasa yaitu sebuah
layanan yang dihadirkan demi memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam
mengakses berbagai transaksi anggota kapanpun dan dimanapun, dengan inovasi
tersebut pada tahun 2014 Kospin Jasa mendapat penghargaan pemenang rekor
bisnis koperasi yaitu sebagai koperasi pertama yang menggunakan tablet secara
real time dengan bukti struk dan notifikasi SMS untuk setiap transaksinya.
Pengembangan usaha yang dilakukan oleh Kospin Jasa tidak terbatas pada
produk usaha, guna memberikan pelayanan yang maksimal kepada anggota, pada
Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke-42 sampai akhir 2015 Kospin Jasa memiliki
sarana kantor konvensional dan syariah berjumlah 127 unit, terdiri dari 105 unit
layanan konvensional dan 22 unit layanan syariah yang tersebar di berbagai kota
di Indonesia. Jumlah karyawan sebanyak 1.369 orang dengan tingkat pendidikan
yang beragam, anggota yang terdaftar sebanyak 12.407 orang, dengan aset yang
dimiliki sebesar Rp. 4,5 triliun dan omzet Rp. 422 riliun.
Ditengah ketatnya persaingan usaha baik dari perbankan maupun non-
perbankan, Kospin Jasa membuat berbagai strategi baik dari sisi penguatan
budaya kerja, membangun citra perusahaan secara terus-menerus, maupun
optimalisasi penyedia sarana prasarana yang berada di berbagai wilayah di
9
indonesia. Kemudian langkah strategisnya adalah perbaikan sistem tekhnologi
informasi untuk memudahkan pelayanan kepada para anggotannya.
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengembangan usaha yang
dilakukan oleh Syafrinaldi dan Yuliza (2013) yang berjudul Analisa Strategi
Pengembangan Usaha Guna Meningkatkan Keuntungan Pada Unit Simpan Pinjam
Koperasi Unit Desa (KUD) Dastra Kinali Dengan Menggunakan Portofolio BCG
(Boston Consulting Group). Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa
kekuatan domisili yang dimiliki KUD Dastra serta pengaruh pimpinan anggota
dalam lingkungan dapat menaikan peluang besar untuk kemajuan unit simpan
pinjam. Lebih lanjut penelitian yang dilakukan oleh Sulistyo (2013) yang berjudul
Analisis Manajemen Strategi Perusahaan Pada PT. Adira Finance. Hasil dari
penelitian tersebut adalah bahwa manajemen strategi yang dilakukan oleh PT.
Adira Finance sampai pada tahun 2012/2013 sudah tepat, terbukti dari capaian-
capaian yang di peroleh dalam bidang pemasaran dan keuangan. Meskipun terjadi
perubahan-perubahan faktor eksternal (perubahan kurs, situasi politik dan adanya
peraturan baru tentang pembiayaan), Adira Finance masih mempunyai peluang
besar untuk meningkatkan usahanya. Hal ini ditunjang oleh kekuatan-kekuatan
Adira Finance seperti ketersediaan modal yang besar, kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) yang baik dan dinamis. Kemudian PT. Adira Finance perlu juga
mengembangkan strategi ofensif atau agresif yaitu dengan : Perluasan jaringan
dan penetrasi pasar terutama di luar Jawa, sesuai target Adira Finance pada
rancangan jangka menengahnya, pembukaan cabang dan kantor baru di daerah
harus disertai penarikan karyawan dengan sistem seleksi yang baik dan diikuti
10
dengan sistem pelatihan, komunikasi produk baru dengan masyarakat melalui
pemanfaatan situs Adira Finance dan ruang iklan perusahaan terus-menerus.
Paparan dari beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh penelitian
terdahulu menunjukan bahwa pengembangan strategi harus terus dilakukan bagi
setiap perusahaan, meskipun strategi yang dilakukan sudah tepat dan mampu
meningkatkan keuntungan. Pengembangan strategi oleh koperasi harus senantiasa
diperbaharui agar dapat mengikuti tren yang berkembang di masyarakat.
Mengingat keadaan tersebut di atas, kajian mengenai lembaga keuangan
non-bank, dalam hal ini Kospin Jasa terkait dengan aspek srateginya dalam
pengembangan usahannya akan selalu hangat di perbincangkan di tengah ekonomi
global seperti sekarang ini. Disamping untuk kepentingan praktis beroperasinya
lembaga keuangan non-bank dalam hal ini adalah koperasi, kajian ini tetap
diperlukan untuk menghasilkan pijakan teoritis bagi pengembangan disiplin ilmu
ini dikemudian hari. Dari latar belakang tersebut kemudian penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang “Strategi Koperasi Simpan Pinjam Jasa
(Kospin Jasa) Dalam Pengembangan Usaha.”
1.2. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, fokus penelitian ini adalah
strategi pngembangan usaha koperasi simpan pinjam jasa (Kospin Jasa).
1.3. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana strategi Koperasi Simpan Pinjam Jasa (Kospin Jasa) dalam
menciptakan keunggulan bersaing (competitive advantage)?
11
2. Bagaimana strategi Koperasi Simpan Pinjam Jasa (Kospin Jasa) dalam
menciptakan inovasi produk yang sesuai dengan kebutuhan anggota?
1.4.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui strategi Koperasi Simpan Pinjam Jasa (Kospin Jasa)
dalam menciptakan keunggulan bersaing (competitive advantage).
2. Untuk mengetahui strategi Koperasi Simpan Pinjam Jasa (Kospin Jasa)
dalam menciptakan inovasi produk yang sesuai dengan kebutuhan
anggota.
1.5. Manfaat Penelitin
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah literasi keilmuan
tentang perkoperasian di Indonesia.
b. Hasil penelitian ini di harapkan dapat berguna sebagai sarana dalam
memahami strategi usaha koperasi dalam mengembangkan usahannya.
c. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pijakan teoritis
yang kuat, dan dapat diterapkan dalam pengembangan koperasi pada
khususnya dan lembaga keuangan mikro pada umumnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
Penelitian ini dapat memberikan pemahaman lebih berkaitan
dengan koperasi kepada peneliti terutama dalam hal strategi usaha
koperasi dalam mengembangkan usaha.
12
b. Bagi pemilik koperasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
Kospin Jasa agar tetap menjaga keunikan dan kualitas produk agar
kedepannya lebih baik lagi demi tercapainya tujuan-tujuan lembaga.
c. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menggugah masyarakat untuk
ikut mendukung pemberdayaan koperasi dengan ikut menjadi anggota
aktif di koperasi.
d. Bagi pemerintah
Sebagai bahan masukan agar lebih bisa mendukung perkembangan
perkoperasian di Indonesia.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Koperasi
2.1.1. Pengertian Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang anggotanya memiliki peran ganda
sebagai pemilik sekaligus sebagai penanam modal, hal inilah sekirannya yang
membedakan koperasi dengan perusahaan lain. Undang-undang No. 25 tahun
1992 Pasal 1 tentang Perkoperasian mendefinisikan “Koperasi sebagai badan
usaha yang beranggotakan orang seoarang atau badan hukum koperasi, dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan”. Jika menilik dari akar
katanya maka koperasi secara harfiah berasal dari kata cooperation. Co yang
bererti bersama dan operation yang berarti bekerja. Jadi co-operation adalah kerja
sama, dalam hal ini bentuk kerjasama yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum yang mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama.
Kartasapoetra dkk. (2001:1) memberikan definisi Koperasi sebagai suatu
badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian,
beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah yang bergabung
secara sukarela dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban melakukan
suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para
naggotanya.
Pandangan Kartasapoetra dalam pernyataannya menganggap koperasi
sebagai lembaga yang mampu merangkul masyarakat lemah untuk bersama-sama
dapat memenuhi kebutuhan dengan azas kebersamaan melalui koperasi.
14
Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat yang dikemukakan oleh
Enriques dalam Sitio (2001:13) bahwa “koperasi yaitu bertujuan untuk menolong
satu sama lain (to help one other) atau saling bergandengan tangan (hand in
hand”). Pengertian tersebut didasarkan pada konsep dasar manusia sebagai
individu dengan kehidupannya dalam masyarakat yang memerlukan orang lain
dalam suatu kerangka kerja sosial (social framework).
Kemudian Ropke (2003:14) mengungkapkan “koperasi sebagai suatu
organisasi usaha yang para pemilik atau anggotannya adalah juga pelanggan
utama”. Dalam hal ini Ropke mendefinisikan koperasi secara berbeda dengan
pendapat yang sering dijumpai dalam banyak litelatur, Ropke mengidentifikasi
identitas dari para pemilik dan pengguna dari pelayanan suatu unit usaha adalah
orang yang sama. Dapat di tarik kesimpulan dari pendapat yang dikemukakan
oleh Ropke, bahwa koperasi adalah badan usaha yang di bentuk atas kesadaran
bersama yang beranggotakan orang-perorangan dalam rangka perbaikan ekonomi
dengan memperhatikan kesejahteraan para anggotannya dan berdasar pada asas
kekeluargaan.
2.1.2. Tujuan koperasi
Berdirinya sebuah badan usaha tentu memiliki suatu tujuan tersendiri
begitupun dengan koperasi. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil
dan makmur berlandaskan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (Pasal 3
UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian). Koperasi selain fokus terhadap
15
kesejahteraan anggota, koperasi mempunyai peran dalam rangka membangun
tatanan perekonomian yang dapat mensejahterakan seluruh masyarakat.
Kemudian tujuan koperasi menurut undang-undang diperkuat oleh Sitio (2001:19)
bahwa “koperasi masih memiliki tujuan yang bersifat umum”. Koperasi perlu
menjabarkan tujuan umum kedalam bentuk tujuan yang lebih bersifat operasional,
tujuan yang jelas dapat memudahkan manajemen dalam mengelola koperasi. Sitio
juga menyebutkan bahwa sebuah koperasi dikatakan berhasil dalam mencapai
tujuan, apabila kesejahteraan para anggotanya meningkat.
Keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuan bisa diukur dari tingkat
kesejahteraan para anggotannya. Kesejahteraan bisa bermakna sangat luas dan
sangat susah untuk diukur. Maka dalam hal ini maksud dari kesejahteraan para
anggota bisa diwujudkan dalam bentuk meningkatnya pendapatan dari para
anggotannya. Pengertian dari kesejahteraan yang masih sangat luas dapat diubah
menjadi pengertian yang lebih konkrit dalam bentuk pendapatan, sehingga dapat
di ukur secara nyata.
2.1.3. Prinsip koperasi
Koperasi sebagai badan usaha diharuskan memiliki sebuah prinsip khusus
yang akan memberikan pedoman bagi kegiatan koperasi. Prinsip koperasi adalah
pedoman atau acuan yang menjadi dasar pada setiap gerak koperasi, di mana
dengan prinsip tersebut koperasi dapat dibedakan dengan perkumpulan yang lain.
Prinsip koperasi yang terdapat dalam Undang-Undang (UU) No. 25 Tahun 1992
pasal 5 tentang Perkoperasian, bahwa koperasi memiliki 5 prinsip yang harus
dilaksanakan sebagai berikut:
16
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
4. Pemberian jasa yang terbatas terhadap modal.
5. Kemandirian
Lima prinsip yang dijabarkan dalam UU No. 25 tahun 1992 sangat jelas
digambarkan, bahwa koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang
menjunjung tinggi azas demokrasi dalam pengelolaannya.
Selain kelima prinsip tersebut dalam mengembangkan koperasi, maka
koperasi harus melaksanakan pula prinsip pendidikan perkoperasian dan kerja
sama antar koperasi. Prinsip yang terkandung dalam UU No. 25 tahun 1992 pasal
5, mempunyai makna bahwa koperasi sebagai badan usaha yang memiliki
tanggung jawab untuk membangun perekonomian, koperasi memiliki tanggung
jawab terhadap pendidikan baik kepada anggota maupun masyarakat secara
umum.
Kemudian Ropke (2003:17) mengemukakan tujuh prinsip koperasi yang
dikembangkan oleh koperasi pertama yang didirikan tahun 1844, yang dikenal
sebagai prinsip koperasi Rochdale. Prinsip-prinsip tersebut masih menjadi dasar
gerakan koperasi internasional yaitu:
1. Keanggotaan terbuka (open membership).
2. Satu anggota, satu suara (one member, one vote).
3. Pengembalian bunga yang terbatas atas modal (limited return on
capital).
4. Alokasi Sisa Hasil Usaha (SHU) sebanding dengan transaksi yang
dilakukan anggota (allocation of surplus in proportion to member
transactions).
5. Pejualan tunai (cash trading)
6. Menekankan pada unsur pendidikan (stress on education).
7. Netral dalam hal agama dan politik (religious and political neuttrality).
17
Tujuh prinsip yang telah dikemukakan, dapat di lihat bahwa koperasi
sebagai badan usaha mempunyai pendirian yang tetap berpegang sepenuhnya
terhadap keterbukaan dan keadilan bagi para anggotannya. Masyarakat yang
berkeinginan menjadi anggota memiliki hak yang sama sebagai anggota koperasi
tanpa melihat status sosial ekonominya, setiap anggota mempunyai hak suara
yang sama dengan anggota yang lain, karena dalam koperasi anggota berlaku
sebagai pemilik sekaligus pelanggannya. Sisa hasil usaha (SHU) yang diperoleh
anggota sesuai dengan besar kecilnya anggota tersebut dalam melakukan
transaksi, kemudian koperasi sebagai suatu badan usaha mempunyai tanggung
jawab pendidikan untuk para pengurus maupun anggotannya,koperasi adalah
lembaga yang independen dan tidak memihak dengan salah satu agama maupun
partai politik.
2.1.4. Bentuk dan Jenis Koperasi
Koperasi adalah sebuah badan usaha yang memiliki bentuk dan jenis yang
beragam, mulai dari koperasi yang berbentuk koperasi primer dan koperasi
sekunder. Keberagaman tersebut didasarkan pada kesamaan kegiatan dan
kepentingan ekonomi anggotannya. Anoraga (2002:20) mengklasifikasikan
koperasi berdasarkan pada kebutuhan nyata masyarakat menjadi lima bagian
sebagai berikut:
1. Koperasi konsumsi adalah koperasi yang menangani pengadaan
berbagai barang-barang untuk memenuhi kebutuhan anggotanya.
2. Koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit adalah koperasi yang
didirikan untuk memberikan kesempatan kepada para anggotanya
memperoleh pinjaman dengan mudah dengan biaya bunga ringan.
18
3. Koperasi produksi adalah koperasi yang bergerak dalam bidang
produksi barang-barang baik dilaksanakan oleh koperasi itu maupun
para anggotannya.
4. Koperasi jasa adalah koperasi yang bergerak di bidang penyediaan
jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum.
5. Koperasi serba usaha adalah koperasi yang didirikan dalam rangka
meningkatkan produksi dan kehidupan masyarakat di daerah
pedesaan.
Kemudian Johan dalam Anoraga (2002:31) menyatakan bahwa
berdasarkan karakteristik usahannya ada dua macam koperasi yaitu:
1. Koperasi tunggal usaha (single purpose cooperative) adalah koperasi
yang hannya menekuni suatu bidang usaha meskipun sebenarnya
mungkin memiliki kesempatan untuk menekuni bidang lainnya.
2. Koperasi multi usaha adalah koperasi yang menyelenggarakan lebih
dari satu macam usaha atau lebih dari satu macam kepentingan
ekonomi para anggotannya.
Bentuk dan jenis koperasi yang beragam dalam hal ini dibuat untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang beragam, dengan demikian
koperasi diharapkan mampu menjawab kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada
umumnya dan anggota pada khususnya dalam rangka peningkatan kesejahteraan.
2.1.5. Organisasi dan Manajemen Kopersi
Koperasi dikatakan sebagai sebuah organisasi karena koperasi memiliki
unsur-unsur yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Stoner dalam Sitio
(2001:33) mendefinisikan “organisasi sebagai alat untuk mencapai tujuan”.
Definisi tersebut menyebutkan bahwa pekerjaan untuk mengkoordinasikan
sumber daya manusia dan sumber daya modal yang dimiliki oleh organisasi
disebut pengorganisasian (organizing), dan dilakukan oleh seorang manajer.
Sedangkan struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan
antar komponen dan antar posisi dalam suatu perusahaan. Menurut Hannel dalam
19
Sitio (2001:33) organisasi koperasi diartikan “sebagai suatu sistem sosial ekonomi
atau sosial tekhnik, yang terbuka dan berorientasi pada tujuan”. Dua pendapat
diatas menunjukan bahwa koperasi sebagai organisasi memiliki fungsi untuk
mengkoordinasikan seluruh elemen yang ada didalamnya agar menjadi satu
kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tentukan, tanpa adanya
sebuah koordinasi dan organisasi yang menaungi maka sebuah tujuan akan sulit di
capai.
Lebih lanjut Mulyono (2012:48) mengemukakan bahwa organisasi
koperasi adalah “suatu cara atau sistem hubungan kerja sama antara orang-orang
yang mempunyai kepentingan yang sama dan bermaksud mencapai tujuan yang
ditetapkan bersama-sama dalam suatu wadah koperasi”. Mulyono juga
menyebutkan bahwa kelembagaan organisasi koperasi antara lain meliputi:
1. Anggota koperasi adalah orang yang secara sukarela menjadi anggota
koperasi.
2. Pengurus koperasi adalah orang yang dipilih dari dan oleh anggota
dalam rapat anggota,
3. Pengawas koperasi adalah orang yang bertugas mengawasi jalannya
koperasi.
4. Rapat anggota koperasi yang menjadi pemegang kekuasaan tertinggi
dalam koperasi.
5. Pengelola koperasi adalah mereka yang di angkat dan diberhentikan
oleh pengurus untuk mengembangkan usaha koperasi secara efisien.
Organisasi koperasi merupakan organisasi memiliki keunikan dibanding
dengan organisasi maupun lembaga yang lain, dimana pada koperasi kekuasaan
tertinggi terdapat pada rapat angota yang dilaksanakan setiap tahun. Pengawas,
pengurus, dan pengelola dipilih dan ditetapkan pada saat rapat anggota
berlangsung. Koperasi sebagai organisasi harus mampu mengkoordinir semua
unsur-unsur yang berkaitan, untuk menjadi sebuah organisasi yang berhasil, maka
20
penting adanya sebuah penerapan manajemen yang baku dan tertib dalam
pelaksanaannya agar tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.
Dalam konteks penelitian ini, maka koperasi yang dimaksud adalah
Koperasi Simpan Pinjam Jasa (Kospin Jasa) yang merupakan koperasi simpan
pinjam yang bergerak dalam usaha pembentukan modal melalui tabungan para
anggota secara teratur dan terus menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada
para anggota dengan cara yang mudah, murah, cepat dan tepat untuk tujuan
produktif dan kesejahteraan.
2.2. Strategi Usaha
2.2.1. Strategi
Strategi berawal dari sebuah proses pemikiran sadar yang dilakukan
dengan sangat hati-hati untuk membuat suatu rumusan yang bisa digunakan untuk
mencapai suatu tujuan. Strategi oleh Mulyono (2012:15) didefinisikan sebagai
“arah atau jalan yang akan ditempuh organisasi dalam rangka menjalankan
misinya untuk menuju pencapaian visi”. Jadi secara eksplisit strategi adalah
rencana tindakan yang menjabarkan alokasi sumber daya dan aktifitas lain untuk
menanggapi lingkungan dan membantu organisasi mencapai sasaran.
Sebagaimana juga yang di anut dalam aliran perspektif yang di pelopori oleh
Kenneth Andrew dan Harvard Business dalam Kodrat (2009:5) bahwa hasil dari
sebuah pemikiran memunculkan sebuah model diagnostik SWOT (Strength,
Weakness, Opportunities, dan Treath) dimana model ini dapat memberikan
pemahaman pada setiap pelaku bisnis bahwa dalam memulai bisnis perlu menilai
lingkungan internal dan eksternal. Hasil SWOT yang telah dilakukan oleh
21
koperasi dapat membantu koperasi dalam membuat formulasi strategi dan mampu
memberikan gambaran koperasi tersebut berada di posisi mana dalam pasar
persaingan.
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Majid (2013:3) strategi adalah
“suatu pola yang di rencanakan dan di tetapkan secara sengaja untuk melakukan
kegiatan atau tindakan.” Majid juga mengemukakan istilah strategi pada awalnya
digunakan dalam dunia militer yang di artikan sebagai cara penggunaan seluruh
kekuatan militer untuk memperoleh kemenangan pada suatu peperangan. Namun
dengan perkembangan ilmu pengetahuan istilah strategi di gunakan dalam
berbagai bidang kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh kesuksesan atau
keberhasilan dalam mencapai tujuan.
Secara harfiah dalam bahasa Yunani strategi berasal dari strategos (kata
benda) dan stratego (kata kerja). Strategos sendiri merupakan gabungan dari kata
stratos yang berarti militer dan ago yang berarti memimpin, sedangkan stratego
berarti merencanakan (to plan). Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang di
kemukakan oleh Kotler (2008:26) bahwa “strategi adalah permainan yang
direncanakan oleh suatu unit bisnis untuk mencapai tujuan.” Kotler juga
menyebutkan bahwa suatu bisnis harus merancang sebuah strategi untuk
mencapai tujuan, yang terdiri dari strategi pemasaran, strategi tekhnologi dan
strategi pengadaan yang kompatibel.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat dikemukakan bahwa
strategi adalah cara atau jalan yang direncanakan oleh suatu organisasi dalam
22
rangka memperoleh kesuksesan dan keberhasilan mencapai tujuan yang telah di
tetapkan.
2.2.2. Strategi Usaha Koperasi
Membangun sebuah strategi untuk mencapai kesuksesan pada koperasi
adalah sesuatu yang sangat penting. Seringkali koperasi mengalami kegagalan
karena tidak menetapkan strategi yang dapat membedakan koperasi tersebut
dengan para pesaingnya. Usaha koperasi merupakan komponen terpenting dari
sebuah koperasi dimana usaha merupakan jantung bagi koperasi, jika organ
jantung yang terdapat pada koperasi berhenti berdenyut maka sistem organ pada
koperasi yang lainpun akan ikut berhenti.
Menjalankan usaha bagi koperasi bukan merupakan hal yang mudah,
koperasi terlebih dahulu harus tau apa visi misi usahanya, siapa sasarannya dan
bagaimana strateginya agar dapat bersaing, seperti yang dikemukakan oleh
Mulyono (2012:24) bahwa “Strategi bisnis merupakan jalan yang akan ditempuh
suatu organisasi dalam rangka menjalankan misi bisnis guna mencapai visi
bisnisnya.” Pendapat tersebut mengandung dua unsur yang harus ada bagi
perusahaan yang ingin membangun usahannya yaitu visi dan misi. Visi yang
diciptakan oleh koperasi harus mampu mengkomunikasikan impian-impian
koperasi kepada pengurus, pengelola, kayrawan, dan para nasabahnya, kemudian
visi tersebut dijabarkan kedalam bentuk misi yang lebih spesifik. Misi menurut
Zimmerer dan Scarborough (2008:124) adalah “pernyataan jangka panjang
mengenai tujuan perusahaan yang menjawab pertanyaan pertama dari usaha
bisnis.” Pernyataan tersebut memberi penjelasan bahwa koperasi harus
23
menuliskan tujuan-tujuan yang lebih jelas dan lebih kongkrit dengan cara apa
koperasi dapat mencapai tujuan yang telah di rumuskan.
Lebih lanjut setelah terciptanya visi dan misi, analisis pemilihan strategis
yang dilakukan oleh manajer bisnis akan membentuk sebuah manajemen strategis
yang memungkinkan bisnis atau usahannya mampu bertahan di tengah ketatnya
persaingan. Langkah awal koperasi harus mampu menganalisis kekuatan internal
dan kekuatan eksternal yang dimilikinya, kemudian selanjutnya mengevaluasi
peluang-peluang yang ada dan menentukan keunggulan kompetitif yang menjadi
dasar pembeda antara koperasi tersebut dengan koperasi-koperasi yang lain.
2.2.3. Pengembangan Usaha
Pengembangan usaha adalah aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan
dalam rangka mempertahankan dan memperbaiki standar kualitas perusahaannya
secara terus menerus. “Pengembangan usaha adalah tanggung jawab dari setiap
pengusaha atau wirausaha yang membutuhkan pandangan kedepan, motivasi dan
kreativitas” (Anoraga, 2007:66). Pengembangan usaha dalam hal ini adalah cara
wirausaha menyikapi persaingan usaha yang semakin ketat dengan berfikir
beberapa langkah lebih jauh dari para pesaingnya. Proses pengembangan usaha
membutuhkan inovasi dan kreativitas untuk menghadapi tantangan dalam usaha,
khususnya untuk menemukan produk dan layanan yang unggul.
Kegiatan usaha dapat dimulai dari merintis usaha (starting), membangun
kerjasama ataupun dengan membeli usaha orang lain. Hal penting yang harus
diperhatikan dalam kegiatan usaha adalah menentukan arah bisnis yang akan
ditempuh oleh perusahaan tersebut, arah bisnis dapat dirumuskan dalam bentuk
24
visi dan misi perusahaan, dimana perusahaan akan berusaha komitmen meraih visi
misi yang telah dirumuskan. Pengembangan usaha adalah salah satu strategi yang
dapat digunakan oleh perusahaan dalam rangka memperluas dan mempertahankan
usahannya. Lebih lanjut Anoraga (2007:90) menjelaskan tahapan pengembangan
Usaha, sebagai berikut:
1. Identifikasi Peluang
Identifikasi peluang dengan didukung data dan informasi yang dapat
diperoleh dari rencana perusahaan, saran dan usul manajemen kecil,
program dan pemerintah, hasil berbagai riset peluang usaha, dan kadin
atau asosiasi usaha sejenis
2. Merumuskan alternatif usaha
Setelah informasi berkumpul dan dianalisis maka pimpinan perusahaan
atau manajer usaha dapat dirumuskan usaha apa saja yang mungkin dapat
dibuka.
3. Seleksi Altenatif
Alternatif yang banyak selanjutnya harus dipilih satu atau beberapa
alternatif yang terbaik dan prospektif dengan menggunakan beberapa
kriteria seperti ketersediaan pasar, resiko kegagalan, dan harga.
4. Pelaksanaan Alternatif Terpilih
Setelah penentuan alternatif maka tahap selanjutnya pelaksanaan usaha
yang terpilih.
5. Evaluasi
Evaluasi dimaksud untuk memberikan koreksi dan perbaikan terhadap
usaha yang dijalankan. Di samping itu juga diarahkan untuk dapat
memberikan masukan bagi perbaikan pelaksanaan usaha selanjutnya.
Lima tahapan pengembangan usaha yang dikemukakan oleh Anoraga
dapat digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang dapat melebarkan usahannya.
2.2.4. Menciptakan Keunggulan Bersaing (Competitive Advantage)
Dalam lingkugan persaingan global, koperasi sangat rentan jika tidak
berfikir dan bertindak secara strategis. Koperasi dihadapkan pada perubahan dan
ketidakpastian lingkungan yang semakin besar, baik perubahan kondisi politik,
kemajuan tekhnologi yang cepat, sampai dengan persaingan pasar global yang
semakin ketat. Usaha merupakan simbol utama bagi setiap badan usaha. Badan
25
usaha yang mampu bersaing adalah badan usaha yang memiliki usaha-usaha yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Koperasi simpan pinjam adalah sebuah badan usaha yang bergerak pada
pembentukan modal melalui simpanan dan pinjaman, produk utama atau usaha
utama dari koperasi simpan pinjam adalah simpanan dan pinjaman. Koperasi yang
mampu bersaing dengan badan usaha lainnya adalah koperasi yang memiliki
keunggulan bersaing (competitive advantage). Keunggulan bersaing menurut
Zimmer dan Scarborough (2008:116) adalah “sekumpulan faktor yang
membedakan perusahaan...dari para pesaingnya dan memberikannya posisi unik
di pasar sehingga lebih unggul dari para pesaingnya.” Pendapat tersebut
menguatkan bahwa kunci kesuksesan bisnis terletak pada pengembangan
keunggulan bersaing yang unik dan berkelanjutan (sustainable) yaitu keunggulan
yang menciptakan nilai bagi pelangan dan sukar ditiru oleh para pesaing. Lebih
lanjut Anoraga (2002:51) menguatkan pendapat Zimmer dan Scarborough bahwa
“keunggulan kompetitif dapat diperoleh melalui “strategic asset, reputation, and
arsitecture koperasi, tetapi peran dari wirausaha koperasi dalam menciptakan
inovasi lebih dominan daripada menciptakan competitive advantage”. Artinya
selain koperasi harus menciptakan competitive advantage, hal penting lainnya
yang harus di perhatikan adalah inovasi-inovasi usaha dari koperasi tersebut yang
disesuaikan dengan kebutuhan para anggotannya. Hal tersebut sesuai dengan apa
yang terdapat dalam UU No. 25 Tahun 1992 pasal 43 bahwa usaha “koperasi
adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk
meningkatkan usaha dan kesejahteraan anggota.”
26
Menurut Mulyono (2012: 26) terdapat enam kekuatan kompetitif yang
dicetuskan oleh Porter dalam merumuskan strategi bisnis yaitu:
1. Ancaman pendatang baru. Ancaman pendatang baru dari perusahaan atau
koperasi simpan pinjam yang memasuki industri simpan pinjam dapat
memunculkan kapasitas baru dan keinginan untuk memperoleh pangsa
pasar yang baik dan laba yang tinggi. Akan tetapi hal tersebut tergantung
pada daya tawar-menawar pemasok dalam hal ini berkaitan dengan modal
yang dapat menjadi ancaman bagi industri simpan pinjam, kemudian
dipengaruhi juga pada daya tawar menawar pembeli atau nasabah, dimana
nasabah selalu menginginkan kualitas produk yang bagus dengan harga
yang murah. Selanjutnya dipengaruhi oleh daya tawar produk subtitusi
atau pengganti yaitu kemunculan produk fungsional yang serupa dengan
produk asli, dimana produk subtitusi ini biasanya lebih disukai oleh para
nasabah karena harga yang lebih murah meskipun kualitas juga rendah.
2. Persaingan antar pesaing merupakan persaingan konvensional. Masing-
masing koperasi berlomba-lomba dalam merebut pangsa pasar dari
koperasi lain.
3. Menerapkan strategi diferensiasi dimana strategi diferensiasi menurut
Porter dan Keller (2008:56) yaitu strategi bisnis yang berkonsentrasi pada
kinerja unggul yang dicapai melalui keunikan dengan berusaha mencari
kepemimpinan kualitas dari produk yang dihasilkan. Koperasi dalam hal
ini dapat membuat bentuk simpanan yang unik untuk menarik para
nasabah.
4. Menerapkan strategi kepemimpinan biaya yaitu salah satu tipe strategi
kompetitif dimana organisasi secara agresif berupaya menjadi lebih
efisien (melakukan reduksi atas biaya) dari pesaing-pesaingnya dengan
memotong biaya produksi dan pengawasan biaya yang sangat ketat.
5. Fokus adalah salah satu tipe manajemen strategi kompetitif yang
menekankan pada konsentrasi terhadap suatu segmen pasar atau
kelompok pembeli tertentu.
6. Nilai acuan yaitu merupakan pencapaian visi melalui strategi bisnis harus
didukung oleh nilai-nilai yang akan di jadikan acuan.
Keenam model kekuatan kompetitif milik Porter dapat digunakan oleh
koperasi untuk mengidentifikasi strategi yang pas digunakan oleh kopersai
tersebut agar mencapai keunggulan kompetitif yang di harapkan. Koperasi dapat
memilih dari beberapa strategi dari Porter dalam mengembangkan usaha dan agar
usaha koerasi tersebut dapat bersaing secara efektif dengan tetap memperhatikan
profitabilitas dan keberlanjutan dari koperasi tersebut. Berbagai strategi bisnis
27
yang ada kemudian koperasi bisa memilah strategi yang paling pas untuk
pengembangan usahannya. Pengembangan strategi harus terus dilakukan bagi
setiap perusahaan, meskipun strategi yang sudah dilakukan sudat tepat dan
mampu meningkatkan keuntungan
Selain menggunakan ke enam kekuatan kompetitif milik Porter, koperasi
juga dapat menciptakan keunggulan bersaing melalui kompetensi inti (core
competencies). Menurut Zimmer dan Scarborough (2008:116) kompetensi inti
(core competencies) “yaitu serangkaian kemampuan unik yang dikembangkan
oleh perusahaan dalam bidang-bidang operasional utama yang memungkinkannya
untuk melebihi pesaing.” Pendapat tersebut memberikan penguatan untuk
perusahaan dan koperasi agar dapat memaksimalkan operasional utama yang
dimiliki oleh perusahaan yang dapat di kembangkan menjadi kompetensi inti
perusahaan tersebut, dalam hal ini kompetensi utama yang dimiliki oleh koperasi
simpan pinjam adalah simpanan dan pinjaman, maka operasional utama yang
dapat dikembangkan dapat meliputi : kualitas layanan, inovasi, pembinaan
anggota dan karyawan, fleksibilitas, cepat tanggap, dan lain-lain yang mampu
mengungguli usaha pesaingnya. Mengembangkan kompetensi inti akan
memberikan beberapa keuntungan bagi kopersai terutama dalam hal menarik
pelanggan sasarannya, karena kopersai menggunakan kreativitas, imajinasi, dan
visi untuk menetapkan hal-hal terbaik dan terpenting yang akan dilakukan.
Berikut alur bagan membangun keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dengan
menciptakan kompetensi inti :
28
Gambar 2.1 Alur membangun keunggulan kompetitif yang berkelanjutan melalui
kompetensi inti
Gambar diatas menggambarkan alur bagaimana perusahan membangun
keunggulan dengan menciptakan kompetensi inti. Kompetensi inti yang dimiliki
oleh koperasi adalah kompetensi yang diperoleh dari hal-hal yang dipelajarinya
sepanjang waktu, baik dari nasabah maupun dari interaksinya dengan para
pesaing, kemudian koperasi terus meningkatkan keahlian sumberdaya manusia
yang menjalankan roda usaha didalamnya berdasarkan kompetensi-kompetensi
yang sudah ditetapkan. Kompetensi inti tersebut menjadi dasar keunggulan
kompetitif koperasi dan bagian dari kompetensi-kompetensi tersebut kemudian
dikonsentrasikan untuk memberikan pelayanan dan nilai yang unggul kepada para
nasabahnya.
29
Menciptakan keunggulan kompetitif dipasarkan tidak dapat dilakukan
tanpa adanya kreativitas dan pengetahuan tinggi yang dimiliki oleh tenaga
kerjanya. Ketatnya persaingan perekonomian menyebabkan pergeseran
perekonomian dunia dari modal berbasis financial berubah menjadi modal
berbasis intelektual. Modal pengetahuan memberikan keunggulan kompetitif
tersendiri bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan, dimana pengetahuan
menjadi salah satu faktor produksi yang menentukan kesuksesan perusahaan.
Menurut Zimmerer dan Scarborough (2008:114) modal intelektual terdiri dari tiga
komponen yaitu:
1. Modal manusia (human capital) yaitu bakat, ketrampilan, kreativitas,
dan kemampuan tenaga kerja perusahaan, yang terlihat pada strategi,
rencana, dan proses inovasi yang dikembangkan dan dengan semangat
berusaha dicapai oleh orang-orang dalam perusahaan.
2. Modal struktural (struktural capital) adalah akumulasi pengetahuan
dan pengalaman yang dimiliki oleh perusahaan. Bentuk modal ini
mencangkup pemrosesan, peranti lunak, hak paten, hak cipta...dan
pengalaman orang-orang dalam perusahaan.
3. Modal pelanggan (customer capital) adalah basis pelanggan yang
mapan, reputasi positif, hubungan yang terus menerus, dan goodwill
dibangun oleh perusahaan sepanjang waktu dengan pelanggannya.
Ketiga komponen modal diatas dapat digunakan sebagai landasan bagi
setiap perusahaan maupun koperasi dalam bersaing secara efektif dan efisien,
karena jika perusahaan atau koperasi masih menggantungkan usahannya pada
modal finansial, koperasi tersebut tidak dapat maksimal dalam menghadapi
persaingan karena tidak mampu berinovasi menciptakan produk yang berbeda
dengan para pesainnya, dalam hal ini kita ketahui bahwa inovasi dan ide-ide
cemerlang lahir dari pengetahuan yang tinggi.
30
2.2.5. Menciptakan Inovasi Produk
Kunci lain kesuksesan perusahaan atau koperasi adalah manajemen
strategi yang berorientasi pada keunggulan produk. Perusahaan dan koperasi yang
menerapkan manajemen strategi berorientasi pada keunggulan produk selalu
mengembangkan produk-produknya dengan kualitas tinggi dan satu langkah
didepan dibanding pesaingnya. Produk utama koperasi simpan pinjam adalah
simpanan dan pinjaman, dimana simpanan dan pinjaman tersebut dapat dijadikan
tolak ukur keberhasilan bagi koperasi.. Tidak dipungkiri bahwa ketatnya
persaingan usaha mendorong setiap perusahaan atau koperasi harus terus
melakukan berbagai inovasi, baik inovasi produk, proses, maupun adminstrasi.
inovasi yang dilakukanpun harus dikolaborasikan dengan berkembangan
tekhnologi informasi yang ada. Inovasi yang dilakukan oleh perusahaan atau
koperasi dapat menjadi daya tarik oleh konsumen atau nasabahnya, karena
kebutuhan-kebutuhan manusia yang semakin tinggi diimbangi pemenuhan
kebutuhan yang tersedia dimana pemenuhan kebutuhan tersebut mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat secara umum. Inovasi menurut Kreitner dan
Kinicki (2014:256) adalah “menciptakan sesuatu yang mengarah kepada
kebutuhan pelanggan.” Kreitner dan Kinicki juga menyebutkan bahwa inovasi
berbeda dengan penemuan dan kreativitas, dimana penemuan adalah penciptaan
ssesuatu yang baru dan kreativitas adalah proses pengembangan sesuatu yang baru
atau unik. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa inovasi tidak harus pada suatu
penemuan yang baru, akan tetapi inovasi bisa dilakukan pada produk-produk yang
sudah ada, perusahaan atau koperasi yang berhasil melakukan inovasi adalah
31
koperasi yang mampu menggabungkan antara penemuan dan kreativitas yang
dapat menghasilkan produk yang menghubungkannya dengan nasabah.
Menurut Mulyono (2012:99) “tindakan dan harapan yang akan diikuti
dengan hasil merupakan bentuk suatu inovasi, sehingga penemuan yang baru atau
sebuah inovasi dapat merupakan motivasi bagi pengurus atau pengelola untuk
bekerja dengan baik.” Pendapat tersebut menjelaskan bahwa sebuah
kecenderungan bertindak yang diikuti oleh hasil merupakan inovasi yang
menjadikan motivasi bagi setiap pengurus, maupun pengelola untuk melakukan
pekerjaan yang lebih baik. Lebih lanjut Rogers dan Shoemaker dalam Mulyono
(2012:99) “mengartikan inovasi sebagai ide-ide baru, praktek-praktek baru, atau
objek-objek yang dapat dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau
masyarakat. Pendapat tersebut memberi penekanan bahwa inovasi dapat
menghasilkan kebaruan yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Kemudian pendapat Pearce dan Robinson (2008:522) memberikan penguatan
bahwa inovasi sebagai “komersialisasi awal penemuan dengan menghasilkan dan
menjual suatu produk, jasa, atau proses baru.” Pendapat Pearce dan Robinson
memberikan penjelasan bahwa inovasi mengembangkan atau mengkolaborasikan
produk yang sudah ada agar menjadi produk yang dapat di komersialkan, bukan
menciptakan produk baru melalui pengembangan ilmu pengetahuan. Sejalan
dengan beberapa pendapat yang sebelumnya yang menekankan pentingnya
inovasi, menurut Ditjen Pendidikan Tinggi (2013:165) inovasi memegang peranan
penting dalam mengembangkan produk dan jasa dalam bisnis.” Pendapat tersebut
32
menjelaskan bahwa kesuksesan perusahaan disebabkan oleh kreativitas mereka
dalam berinovasi.
Ada beberapa orang yang menganggap bahwa inovasi hadir secara tiba-
tiba dimana ide muncul, inovasi hadir tanpa melalui proses pemikiran yang
panjang. Ada juga yang menyebutkan bahwa inovasi muncul dari proses
pemikiran yang panjang, inovasi tidak bisa hadi secara tiba-tiba, pendapat ini
muncul karena inovasi merupakan sebuah aktivitas yang memakan waktu yang
lama dan membutuhkan waktu yang lama. Meskipun demikian, inovasi bukan
merupakan hal yang statis atau tetap, inovasi bersifat dinamis dan mengalir
sepanjang waktu. Untuk membangun inovasi seseorang harus melalui tahap yang
cukup panjang, seperti yang dijelaskan oleh Kreitner dan Kinicki (2014:259)
bahwa terdapat enam benih inovasi yang dapat membangun sebuah inovasi yaitu:
1. Kerja keras dalam arah tertentu. Sebagian besar inovasi muncul dari
orang-orang yang berdedikasi untuk memecahkan masalah.
2. Kerja keras dengan perubahan arah yaitu inovasi sering muncul ketika
orang-orang mengubah pendekatan mereka terhadap pemecahan
masalah.
3. Rasa penasaran. Inovasi biasanya muncul ketika orang-orang penasaran
mengenai sesuatu yang menarik.
4. Kekayaan dan uang. Inovasi seringkali muncul karena suatu organisasi
atau individu hannya menginginkan uang.
5. Kebutuhan. Inovasi banyak lahir dari keinginan untuk mencapai sesuatu
untuk menyelesaikan masalah yang ada.
6. Kombinasi benih. Inovasi muncul dipengaruhi dari beragam faktor
Enam benih inovasi diatas menguatkan bahwa inovasi tidak dapat tumbuh
tanpa ada sesuatu yang melatar belakanginya, naik latar belakang tersebut lahir
dari sebuah kebutuhan atau kelebihan sesuatu yang kemudian ingin
mengembangkan menjadi sesuatu yang lebih dari produk semula. Bagi perusahaan
yang akan mengembangkan inovasi, terlebih dahulu harus mengetahui jenis-jenis
33
inovasi yang ada, sehingga dapat memberikan gambaran dan pertimbangan bagi
perusahaan atau koperasi akan melakukan inovasi dengan menggunakan jenis
inivasi apa yang sesuai dengan usahannya. Pears dan Robinson (2008:524)
terdapat dua jenis inovasi, yaitu inovasi inkremental dan inovasi terobosan.
1. Inovasi inkremental diartikan sebagai perubahan atau penyesuaian
sederhana dalam produk, jasa atau proses yang ada.
2. Inovasi terobosan merupakan inovasi dalam hal produk, proses,
tekhnologi, atau biaya yang terkait hal yang menunjukan lompatan
kuantum ke arah perbaikan pada satu atau lebih cara-cara tersebut.
Dua jenis Inovasi diatas memiliki fokus yang berbeda. Inovasi inkremental
memiliki menekankan pada perkembangan sedikit demi sedikit secara teratur
dalam menciptakan inovasi, sedangkan inovasi terobosan sebuah inovasi yang
cepat mendobrak pasaran dengan sebuah produk yang biasanya fenomenal.
Selanjutnya selain koperasi dapat menggunakan inovasi inkremental dan
inovasi terobosan, koperasi dapat menggunakan strategi diversifikasi untuk
menarik masyarakat agar bergabung menjadi anggota koperasi tersebut. Strategi
diversifikasi tidak hannya berlaku pada perusahaan yang menghasilkan produk-
produk konsumsi, namun strategi diversivikasi dapat digunakan oleh perusahaan
jasa salah satunya koperasi dengan mengikuti perkembangan zaman dan
disesuaikan kebutuhan yang ada. Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 71)
“diversifikasi merupakan strategi pertumbuhan perusahaan dengan cara memulai
bisnis baru atau membeli perusahaan lain di luar produk dan pasar perusahaan
sekarang.” Diversifikasi disini adalah perusahaan tersebut menambah lini produk
dan sasaran pasarnnya secara total dengan tidak menghilangkan produk-produk
yang sudah ada.
34
Sejalan dengan pendapat Kotler dan Amsrong, Tjiptono (2008 : 132)
mengemukakan pengertian “diversifikasi adalah sebagai upaya mencari dan
mengembangkan produk atau pasar baru, atau keduanya, dalam rangka
mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitas, dan fleksibilitas.”
Bahwa strategi diversivikasi digunakan untuk mengembangkan produk yang
sudah ada dengan target pasar yang berbeda, maupun menciptakan produk baru
dengan target pasar yang sama, atau dapat keduanya dalam rangka meningkatkan
penjualan. Lebih lanjut Assauri (2007:198), “diversifikasi produk dilakukan
oleh suatu perusahaan sebagai akibat dilaksanakannya pengembangan produk,
sementara produk lama secara ekonomis masih dapat dipertahankan.” Dalam
diversifikasi produk, perusahaan berusaha untuk menaikkan penjualan dengan
cara mengembangkan produk baru untuk pasar-pasar yang baru, sehingga terdapat
bermacam macam produk yang diproduksi perusahaan. Beberapa pendapat yang
telah dikemukakan oleh para ahlitentang diversifikasi, maka dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa diversifikasi merupakan strategi yang dapat digunakan oleh
perusahaan atau koperasi dengan cara menganekaragaman produk dengan
disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pasar dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitas dan fleksibilitas dengan jalan
menciptakan produk atau jasa baru tanpa bergantung pada satu jenis produknya
saja.
Tentu perusahaan maupun koperasi mempunyai tujuan tersendiri mengapa
menggunakan strategi diversifikasi untuk meningkatkan profitabilitas
perusahaannya. Kemudian Tjiptono (2008:132) mengemukakan bahwa secara
35
garis besar, diversifikasi produk dikembangkan dengan berbagai tujuan, antara
lain:
1. Meningkatkan pertumbuhan bila pasar atau produk yang ada telah
mencapai tahap kedewasaan dalam Product Life Cycle (PLC).
2. Menjaga stabilitas, dengan jalan menyebarkan resiko fluktuasi laba.
3. Meningkatkan kredibilitas di pasar modal.
Tujuan utama dari berbagai tujuan yang ada yaitu untuk menjaga
eksistensi perusahaan agar tetap memiliki posisi di pasar persaingan maupun
dihati para konsumennya. Diversifikasi dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu:
a. Diversifikasi Konsentris yaitu dimana produk-produk baru yang
diperkenalkan memiliki kaitan atau hubungan dalam hal pemasaran,
teknologi dengan produk yang sudah ada.
b. Diversifikasi Horisontal yaitu dimana perusahaan menambah produk-
produk baru yang tidak berkaitan dengan produk yang sudah ada, tetapi
dijual kepada pelanggan yang sama.
c. Diversifikasi Konglomerat yaitu dimana produk-produk yang
dihasilkan sama sekali baru tidak memiliki hubungan dalam hal
pemasaran maupun teknologi dengan produk yang sudah ada dan dijual
kepada pelanggan yang berbeda.
Diversifikasi merupakan suatu bagian dari strategi perluasan
pengembangan usaha melalui modivikasi produk yang telah ada maupun jalan
menambah produk atau jasa baru dengan target pasar yang sama maupun berbeda
pula. Inovasi merupakan sesuatu yang baru bagi para pelanggan maupun
36
karyawan koperasi. Produk-produk yang dihasilkan dari sebuah inovasi harus
mampu diterima dan diadopsi oleh para karyawan dan para nasabah yang akan
bersinggungan langsung dengan produk tersebut. Menurut mulyono (2012: 103)
“adopsi dapat diartikan sebagai proses penerimaan inovasi dan atau perubahan
perilaku, baik yang berupa pengetahuan (cognitive), sikap (affective), maupun
ketrampilan (psychomotoric) pada diri seseorang setelah menerima inovasi yang
telah disampaikan.” Penerimaan dalam penjelasan tersebut pengadopsi bukan
hannya sekedar tahu, akan tetapi sampai pengadopsi mampu
menginplementasikan di kehidupan dan usahannya. Penerimaan inovasi dapat
diamati secara langsung maupun tidak langsung oleh orang ain, sebagai cermin
dari adanya perubahan sikap, pengetahuan, dan atau ketrampilannya.
Inovasi tidak selalu diterima secara baik oleh masyarakat. Banyak
pertimbangan yang difikirkan oleh masyarakat dalam mengadopsi inovasi.
Pertimbangan-pertimbangan tersebut pada akhirnya menentukan mudah atau
tidaknya inovasi tersebut diadopsi. Menurut Mulyono (2012: 100) terdapat 6 sifat
instrinsik dari inovasi yang mencangkup :
1. Informasi ilmiah yang melekat atau dilekatkan pada inovasi tersebut.
2. Keunggulan relatif atau nilai-nilai unggul yang melekat pada
inovasinya.
3. Tingkat kerumitan inovasi (kompleksitas)
4. Mudah atau tidaknya inovasi diinovasikan (komunikatif)
5. Mudah atau tidaknya inovasi tersebut dicobakan (trialability)
6. Mudah atau tidaknya inovasi tersbut diamati (observability)
Ke enam sifat intrinsik inovasi diatas dapat menghilangkan sedikit
keraguan yang ada pada calon adaptor, karena inovasi merupakan sesuatu yang
baru dan masyarakat belum pernah mencoba sebelumnya. Proses adopsi pada
37
calon adaptor tidak bisa secara instan, proses adopsi memiliki tahapan-tahapan
tertentu sebelum pada akhirnya benar-benar mampu diadaptasi oleh masyarakat.
Mulyono (2012:103) menjelaskan tentang tahapan-tahapan adopsi inovasi sebagai
berikut :
1. Awareness atau kesadaran, yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya
inovasi yang ditawarkan.
2. Interest atau tumbuhnya minat yang ditandai oleh keinginan untuk
bertanya atau untuk mengetahui lebih banyak atau jauh tentang segala
sesuatu yang berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan.
3. Evaluation penilaian terhadap baik atau buruk atau manfaat inovasi
yang informasinya telah diketahui secara lengkap.
4. Trial atau mencoba dalam skala kecil untuk lebih menyakinkan
penilaiannya, sebelum menerapka pada skala besar.
5. Adoption atau menerima, menerapkan dengan penuh keyakinan
berdasar kanpenilaian dan uji coba yang telah dilakukan atau diamati
sendiri.
Sebuah inovasi dapat diadopsi biasanya timbul dari rasa penasaran atau
keingin tahuan masyarakat terhadap sesuatu yang baru, sehingga timbul sebuah
tahapan-tahapan proses adopsi tersebut.
2.3. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Analisa Strategi Pengembangan Usaha Guna Meningkatkan Keuntungan
Pada Unit Simpan Pinjam KUD Dastra Kinali Dengan Menggunakan
Portofolio BCG (Boston Consulting Group) oleh Syafrinaldi dan Yuliza
(2013). Metode yang dilakukan dalam penelitian tersebut adalah metode
kualitatif yang bersifat komparatif, penelitian tersebut berfokus pada
strategi pengembangan usaha yang dilakukan oleh KUD Dastra Kinali.
38
Hasil penelitian ini adalah dilihat dari pertumbuhan SHU unit simpan
pinjam, KUD Dastra Kinali tidak mempunyai hambatan dalam masalah
simpanan dan pinjaman, strategi yang diterapka oleh KUD Dastra Kinali
sudah sesuai atau sudah baik, dimana hal tersebut dapat dilihat dari
pertumbuhan SHU pada matrik BCG berada pada kuadran star, kemudian
kekuatan domisili yang dimiliki oleh KUD Dastra Kinali memiliki peluang
besar untuk kemajuan unit simpan pinjam KUD Dastra.
2. Membangun Keunggulan Kompetitif Melalui Aliansi Stratejik Untuk
Meningkatkan Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. Pos Indonesia
Wilayah VI Jateng Dan DIY) oleh Prasetya dkk (2001). Hasil dari
penelitiannya adalah variabel keunggulan kompetitif mempengaruhi secara
positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dalam rangka
meningkatkan kinerja perusahaan, keunggulan kompetitif dipengaruhi
positif aliansi stratejik dan perubahan lingkungan. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa aliansi stratejik memiliki peran penting dalam
mendukung keunggulan kompetitif dalam rangka meningkatkan kinerja
perusahaan, diikuti oleh perubahan lingkungan dan inovasi produk.
3. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Komparatif dan
Keunggulan Kompetitif Pada Usaha Kecil da Menengah (UKM) Pengrajin
Batu Marmer Di Kabupaten Tulungagung oleh Graha (2010). Hasil
penelitiannya adalah Berdasarkan hasil analisis faktor dapat diketahui yang
menjadi masalah utama pada keunggulan komparatif UKM pengrajin batu
marmer di Kabupaten Tulungagung adalah upah buruh yang rendah,
39
wilayah dengan aksesibilitas tinggi, daerah aglomerasi dari berbagai
kegiatan, dan kebijakan pemerintah. Berdasarkan hasil analisis faktor
dapat diketahui yang menjadi masalah utama pada keunggulan kompetitif
UKM pengrajin batu marmer di Kabupaten Tulungagung adalah faktor
produksi, industri terkait, dan industri pendukung.
2.4. Kerangka Berfikir.
Hambatan besar yang dihadapi oleh setiap perusahaan tidak dapat
meningkatkan laba atau keuntungan perusahaan adalah perusahaan tersebut tidak
mempunyai strategi yang dapat dijadikan pedoman bagi perusahaan dalam
bertindak. Seluruh strategi yang terdapat di perusahaan atau koperasi dari tingkat
korporat sampai dengan strategi bisnis harus saling terintegrasi, sehingga tidak
terjadi miss strategi pada usaha yang sama.
Koperasi adalah badan usaha yang di bentuk atas kesadaran bersama
dalam rangka perbaikan ekonomi yang beranggotakan orang-perorangan dengan
berdasar pada asas kekeluargaan. Usaha koperasi memiliki peran penting terhadap
keberlangsungan koperasi. Dunia persaingan yang semakin ketat mengaruskan
koperasi membuat pertahanan pada usahanya dengan menciptakan keunggulan
kompetitif dan terus mengembangkan inovasi-inovasi produk agar tidak tergerus
atau tertinggal oleh para pesaingnya, dan mendapatkan ruang sendiri di hati para
nasabahnya dengan keunggulan-keunggulan yang tidak dimiliki oleh perusahaan
lain.
Berikut kerangka berfikir dalam penelitian ini, dimana koperasi yang akan
melakukan pengembangan usaha harus memperhatikan point-point penting
40
terutama strategi usaha yang akan direpakan, dimana strategi tersebut akan
menjadi pedoman bagi koperasi dalam bertindak. Strategi tersebut harus tertuang
dalam sebuah strategi jangka panjang maupun jangka pendek yang disusun oleh
pengurus koperasi, dari rumusan strategi tersebut kemudian dituangkan dalam
sebuah kebijakan yang menundukung keberlangsungan kebijakan strategi.
Selanjutnya baru diturunkan dalam sebuah strategi yang lebih kongkrit agar
mudah dilaksanakan dalam tataran pelaksanaannya. Selanjutnya bagan kerangka
berfikir ditampilkan pada bagan 2.1 sebagai berikut:
102
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Hasil penelitian tentang strategi koperasi simpan pinjam jasa dalam
pengembangan usaha, secara umum dapat disimpilkan sebagai berikut:
1. Dalam menciptakan keunggulan bersaing (Competitive Advantage),
Kospin Jasa mampu melakukan diversifikasi produk dan diferensiasi
produk yang dapat berhasil menghimpun pendapatan non bunga bagi
Kospin Jasa. Kospin Jasa berani memberikan bunga pinjaman lebih kecil
dari bunga pinjaman pada bank, yaitu dibawah 1% setiap bulan. Kospin
Jasa mampu memberikan pelayanan yang beragam baik secara langsung,
maupun pelayanan secara online kepada anggota dan calon anggota.
Kospin Jasa selalu memberikan pelatihan dan pembinaan kepada
karyawan guna meningkatkan kapasitas dan menambah loyalitas karyawan
terhadap Kospin Jasa, kemudian Kospin Jasa selalu menghargai dedikasi
karyawan yang dengan memberikan penghargaan-penghargaan kepada
karyawan yang kinerjanya bagus.
2. Strategi Kospin Jasa dalam menciptakan inovasi produk yang sesuai
dengan kebutuhan anggota. Kospin Jasa melakukan inovasi produk dengan
cara mengintegrasikan semua produk Kospin Jasa dengan layanan berbasis
online yang dilakukan sejak tahun 2009, dan dapat melakukan ekspansi
untuk memperbanyak cabang di seluruh Indonesia. Kospin Jasa terus
103
berusaha menjadi koperasi dengan organisasi modern dengan terus
memperbesar Kospin Jasa dengan melakukan kerjasama dengan lembaga-
lembaga lain yang menunjang.
3. Peneliti menemukan hal lain yaitu keunggulan bersaing melalui figure dan
karisma tokoh Kospin Jasa, dimana hal tersebut yang membuat anggota
loyal terhadap Kospin Jasa.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi pemilik usaha sebaiknya dapat menerapkan strategi lain, seperti
strategi promosi. Strategi promosi dapat dilakukan melalui media cetak
dan elektronik yang lebih massif, sehingga masyarakat di luar karisidenan
pekalongan dapat mengenal Kospin Jasa sebagaimana masyarakat
karisidenan pekalongan. Mobil kas keliling yang saat ini digunakan
sebagai alat promosi, survei, dapat diperbanyak unitnya dan tidak hannya
tersedia di kantor pusat, namun terdapat diseluruh kantor cabang Kospin
Jasa.
2. Bagi pemerintah sebaiknya membuat kebijakan yang tidak membelenggu
perkembangan koperasi di Indonesia, serta mendukung secara penuh
perkembangan koperasi di Indonesia.
104
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji dan Sudantoko Djoko, (2002). Koperasi Kewirausahaan, dan
Usaha Kecil, Rineka Cipta: Jakarta
Assauri, Sofjan, 2007. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Tinggi.
2013. Kewirausahaan. Jakarta: Ditjen Pendidikan Tinggi.
Kartasapoetra, dkk. 2001. Koperasi Indonesia yang Berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 (edisi revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Kodrat, David Sukardi. 2009. Manajemen Strategi Membangun Keunggulan
Bersaing Era Global di Indonesia Berbasis Kewirausahaan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta:
Erlangga.
Kotler, Philip dan Garry Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid 1.
Jakarta : Erlangga.
Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki. 2014. Perilaku Organisasi. Jakarta:
Salemba Empat.
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Moleong, Lexi J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyono, Djoko. 2012. Buku Pintar Strategi Bisnis Koperasi Simpan Pinjam.
Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Nugraha, Andi. 2010. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan
Komparatif dan Keunggulan Kompetitif Pada Ukm Pengrajin Batu
Marmer di Kabupaten Tulungagung.” Dalam Jurnal Ekonomi
105
Modernisasi, Vol. 6, No. 1, 2010. Hal 74-91. Malang: Universitas
Kanjuruhan Malang
Pearce II, John A dan Richard B. Robinson. Manajemen Strategis Formulasi,
Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat.
Prasetya, GI Hery, dkk. 2007. “Membangun Keunggulan Kompetitif Melalui
Aliansi Stratejik Untuk Meningkatkan Kinerja Perusahaan (Studi Kasus
Pada Pt. Pos Indonesia Wilayah Vi Jateng Dan Diy).” Dalam Jurnal Studi
Manajemen & Organisasi, Vol. 4. No. 2, 2007. Hal 1-19. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Rangkuti, Freddy. 2009. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Ropke, Jochen. 2003. Ekonomi Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta: Salemba
Empat.
Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta:
Erlangga.
Shin, Namchul. 2001. “Strategies For Competitive Advantage In Electronic
Commerce.” Dalam Journal of Electronic Commerce Research, Vol. 2,
No. 4, 2001. Hal 165. New York City: Pace University
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Syafrinaldi dan May Yuliza. 2013. “Analisa Strategi Pengembangan Usaha Guna
Meningkatkan Keuntungan Pada Unit Simpan Pinjam KUD Dastra Kinali
dengan Menggunakan Portofolio BCG (Boston Consulting Group.” Dalam
e-journal Apresiasi Ekonomi, Vol 1, No 1, 2013. Hal 1-8. Sumatra Barat:
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Pasaman
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran, Edisi III. Yogyakarta: CV.Andi
Offset.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang
Perkoperasian.