STRATEGI KOPERASI SIMPAN PINJAM JASA (KOSPIN JASA) DALAM...

62
i STRATEGI KOPERASI SIMPAN PINJAM JASA (KOSPIN JASA) DALAM PENGEMBANGAN USAHA SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang Oleh Elva Eka Ernawati 7101412242 JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Transcript of STRATEGI KOPERASI SIMPAN PINJAM JASA (KOSPIN JASA) DALAM...

i

STRATEGI KOPERASI SIMPAN PINJAM JASA (KOSPIN

JASA) DALAM PENGEMBANGAN USAHA

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Elva Eka Ernawati

7101412242

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

iv

PERNYATAAN

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

“Kekuatan terbesar dalam menggapai

tujuan hidup adalah cinta, karena

cinta dapat menggerakan hati manusia

untuk melakukan sebuah perubahan

besar terhadap dunia”

- Elva Eka Ernawati

PERSEMBAHAN :

Dengan mengucap syukur kepada Allah

Subhanahu Wata’ala skripsi ini saya

persembahkan untuk :

1. Kedua orang tua saya yaitu Bapak Sudar

dan Ibu Roanah

2. Almamater Universitas Negeri

Semarang

vi

PRAKATA

Puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan

segala nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini dengan judul “Strategi Koperasi Simpan Pinjam Jasa

(Kospin Jasa) dalam Pengembangan Usaha”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak dapat terselesaikan

tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Fatkhur Rokhman, M. Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di

Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Wahyono, M.M, Dekan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan

kesempatan untuk menimba ilmu di Fakultas Ekonomi.

3. Drs. Heri Yanto, M. BA, Ph.D, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas

Ekonomi yang telah memberi izin penelitian.

4. Dr. Ade Rustiana, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas

Ekonomi yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran administrasi

dalam menyelesaikann skripsi.

5. Dr. Kardoyo, M.Pd, Dosen Pembimbing yang telah dengan sabar dan ikhlas

mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.

6. Dosen-dosen Fakultas Ekonomi khusunya Jurusan Pendidikan Ekonomi yang

telah memberikan ilmu, pengetahuan, dan pengalamannya selama ini.

vii

7. H.M. Andy Arslan Djunaid, S.E, Ketua umum Kospin Jasa yang telah

memberikan izin penelitian dan melancarkan penyusunan skripsi.

8. Karyawan dan anggota Kospin Jasa yang telah membantu terlaksananya

penelitian ini dengan baik sampai tahap akhir.

9. Saudara saya Hendi Saputra dan Titi Mutoharoh serta keluarga besar yang

tiada henti mendoakan dan memotivasi dalam menyelesaikan skripsi.

10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, doa, dukungan, pencerahan,

dan semangat dalam menyelesaikan skripsi.

Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat dan sumbangsih

dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Semarang, Maret 2017

Penulis

viii

SARI

Ernawati, Elva Eka. 2017. Strategi Koperasi Simpan Pinjam Jasa (Kospin Jasa)

dalam Pengembangan Usaha. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi.

Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dr. Kardoyo, M.Pd.

Kata Kunci: Strategi, Koperasi Simpan Pinjam, Pengembangan Usaha

Koperasi simpan pinjam jasa adalah koperasi yang bergerak dalam usaha

pembentukan modal melalui tabungan para anggota secara teratur dan terus

menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggota dengan cara yang

mudah, murah, cepat dan tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan. Strategi

bisnis diterapkan koperasi guna memusatkan bagaimana cara bersaing dalam

dunia bisnis. Analisis dan pemilihan strategis yang dilakukan oleh koperasi akan

membangun sebuah fase dari proses manajemen strategis sampai hal tekhnis

sehingga mampu menciptakan keunggulan bersaing (competitive advantage) yang

menjadi pembeda dengan koperasi lain. Tujuan penelitian ini antara lain:

(1)Untuk mengetahui strategi koperasi simpan pinjam jasa (Kospin Jasa) dalam

menciptakan keunggulan bersaing (competitive advantage). (2)Untuk mengetahui

strategi koperasi simpan pinjam jasa (Kospin Jasa) dalam menciptakan inovasi

produk yang sesuai dengan kebutuhan anggota.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Lokasi penelitian

bertempat di Kantor pusat Kospin Jasa dengan informan pengurus, karyawan dan

anggota Kospin Jasa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan pengukuran keabsahan data

menggunakan triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah reduksi data, data display, dan verifikasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kospin Jasa dapat menciptakan

keunggulan bersaing dengan melakukan diversifikasi dan diferensiasi produk

yang berhasil menghimpun pendapatan bagi Kospin Jasa. Kospin Jasa berani

memberikan bunga pinjaman lebih kecil dari bunga bank, yaitu dibawah 1%

setiap bulan. Kospin Jasa mampu memberikan pelayanan yang beragam baik

secara langsung maupun secara online kepada anggota. Kospin Jasa selalu

memberikan pelatihan dan pembinaan kepada karyawan guna meningkatkan

kapasitas karyawan dan memberikan penghargaan kepada karyawan yang

memiliki kinerja bagus. Kospin Jasa dapat menciptakan inovasi produk yang

sesuai dengan kebutuhan anggota antara lain melakukan inovasi produk dengan

mengintegrasikan semua produk Kospin Jasa dengan layanan berbasis online yang

dilakukan sejak tahun 2009, melakukan ekspansi untuk memperbanyak cabang di

seluruh Indonesia, melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain yang

menunjang. Penemuan lain dalam penelitian ini yaitu keunggulan bersaing

melalui figur dan karisma tokoh Kospin Jasa, dimana hal tersebut dapat membuat

anggota loyal terhadap Kospin Jasa.

Saran yang diberikan untuk mendorong kemajuan Kospin Jasa yang lebih

pesat yaitu Kospin Jasa dapat menerapkan strategi promosi. Strategi promosi

dapat dilakukan melalui media cetak dan elektronik yang lebih massif, sehingga

masyarakat luas dapat lebih mengenal Kospin Jasa. Memperbanyak unit mobil kas

keliling diseluruh cabang Kospin Jasa guna mengantisipasi kebutuhan mendesak.

ix

ABSTRACT

Ernawati, Elva Eka. 2017. The Strategies of Koperasi Simpan Pinjam Jasa

(Kospin Jasa) in Its Business Development. Department of Economics Education.

Faculty of Economics. Semarang State University. Advisor. Kardoyo, M.Pd.

Keywords: Strategy, Koperasi Simpan Pinjam, Business Development

Koperasi simpan pinjam jasa is the cooperative that engages in

establishing capital through members savings on a regular and ongoing basis.

Then, the capital can be lent to its members in an easy, reasurable, fast and precise

way for productive and welfare purposes. Business strategy is applied by

cooperative to focus on how to compete in the business world. Strategic analysis

and selection carried out by the cooperative will build a phase from the strategic

management process to technical matters so as to create competitive advantage

that distinguish with other cooperatives. The purposes of this study are: (1) to find

out the strategy of Koperasi Simpan Pinjam Jasa (Kospin Jasa) in creating

competitive advantage. (2) to find out the strategy of Koperasi Simpan Pinjam

Jasa (Kospin Jasa) in creating product innovation in accordance with the needs of

members.

This study used qualitative research method. The study location was

located at Kospin Jasa Head Office. The data were obtained from the

administrators, employees and members of the Kospin Jasa. The data collection

methods used were interview, observation, and documentation. Triangulation was

used to measure the validity of data. Data analysis techniques used in this study

were data reduction, data display, and verification.

The results of this study indicate that the Kospin Jasa can create

competitive advantage by diversifying and differentiating the products so that it

successfully generates revenues for Kospin Jasa. Kospin Jasa offers smaller

interest on loan than bank interest, which is below 1% every month. Kospin Jasa

is able to provide diverse services either directly or online to members. Kospin

Jasa always provides training and coaching to employees in order to increase

employee capacity and provides reward employees who perform well. Kospin

Jasa can create product innovation in accordance with the needs of members.

Then, it can innovate products by integrating all Kospin Jasa products with

online-based services. The online service has conducted since 2009. The Kospin

Jasa can also expand branches across Indonesia and cooperate with other

supporting institutions. Another finding in this research is the competitive

advantage by having charismatic figure. Further, the figure can make the members

loyal to Kospin Jasa.

Kospin Jasa should apply promotion strategy. The promotion strategies

can be conducted through the more massive printed and electronic media, so that

the wider community can be more familiar with Kospin Jasa. Then Kospin Jasa

should increase the mobile cash car units across all branches of the Kospin Jasa to

anticipate the urgent needs.

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………… i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................ iii

PERNYATAAN .................................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v

PRAKATA ............................................................................................................. vi

SARI .................................................................................................................... viii

ABSTRACT ............................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................ x

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR BAGAN ................................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

1.2. Fokus Penelitian ...................................................................................... 10

1.3. Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 10

1.4. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 11

1.5. Manfaat Penelitin .................................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Koperasi .................................................................................................. 13

2.1.1. Pengertian Koperasi ......................................................................... 13

2.1.2. Tujuan koperasi ................................................................................ 14

2.1.3. Prinsip koperasi ................................................................................ 15

2.1.4. Bentuk dan Jenis Koperasi ............................................................... 17

2.1.5. Organisasi dan Manajemen Kopersi ................................................ 18

2.2. Strategi Usaha ......................................................................................... 20

2.2.1. Strategi ............................................................................................. 20

2.2.2. Strategi Usaha Koperasi ................................................................... 22

2.2.3. Pengembangan Usaha ...................................................................... 23

2.2.4. Menciptakan Keunggulan Bersaing (Competitive Advantage) ........ 24

xi

2.2.5. Menciptakan Inovasi Produk ........................................................... 30

2.3. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 37

2.4. Kerangka Berfikir. ................................................................................... 39

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian ........................................................................................ 42

3.2. Fokus dan Lokus Penelitian .................................................................... 42

3.3. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ......................................... 43

3.4. Objektivitas dan Keabsahan Data ........................................................... 44

3.5. Model Analisis Data ................................................................................ 45

3.6. Prosedur Penelitian .................................................................................. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian ....................................................................................... 50

4.1.1. Gambaran Umum Koperasi Simpan Pinjam Jasa (KospinJasa ........ 50

4.1.2. Visi dan Misi Kospin Jasa ................................................................ 51

4.1.3. Susunan Kepengurusan Kospin Jasa ................................................ 52

4.1.4. Profil Usaha Kospin Jasa ................................................................. 52

4.2. Menciptakan Keunggulan Kompetitif (Competitive Advantage)........... 56

4.3. Menciptakan Inovasi Produk ................................................................. 93

4.4. Temuan Penelitian ................................................................................... 98

BAB V PENUTUP

5.1. Simpulan ................................................................................................ 102

5.2. Saran ...................................................................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 104

xii

DAFTAR TABEL

3.1 Sumber dan Tekhnik Pengumpulan Data ................................................ 43

4.2 Data Perkembangan Kospin Jasa dari Tahun 2010-2015 ........................ 56

xiii

DAFTAR GAMBAR

1.1 Jumlah Koperasi dari Tahun 2009-20014 .................................................. 2

2.1 Alur Membangun Keunggulan Kompetitif yang Berkelanjutan melalui

Kompetensi Inti ......................................................................................... 28

4.1 Jenis Produk Kospin Jasa ........................................................................... 58

4.2 Syarat dan Ketentuan Talangan Dana Haji ................................................ 62

4.3 Syarat dan Ketentuan Tabungan Pundiartajasa .......................................... 64

4.4 Syarat dan Ketentuan Tabungan Sepeda Motor ......................................... 68

4.5 Tabel Angsuran Talangan Haji .................................................................. 69

4.6 Tabel Angsuran Investasi Griya ................................................................. 70

4.7 Sertifikat Rekor Bisnis ............................................................................... 75

4.8 Daftar Angsuran Pinjaman dengan Ilustrasi Magin 0,96%........................ 76

4.9 Banner Pinjaman Kospin Jasa .................................................................... 77

4.10 Layanan M-Jasa ....................................................................................... 78

4.11fitur Pada Layanan M-Jasa ........................................................................ 79

4.12 Mesin ATM Kospin Jasa ......................................................................... 81

4.13 Pamflet Mini ATM Kospin Jasa .............................................................. 82

4.14. Mini ATM Kospin Jasa ........................................................................... 82

4.15 Piagam Penghargaan Rekor Bisnis .......................................................... 83

4.16 Mesin Nomor Antrian Kospin Jasa .......................................................... 84

4.17 Ruang Layanan Kospin Jasa .................................................................... 85

4.18 Tampilan Beranda Website Kospin Jasa .................................................. 88

4.19 Penghargaan Kepada Karyawan Masa Kerja 25 Tahun........................... 89

xiv

4.20 Pelayanan yang Dilakukan oleh Karyawan Kospin Jasa ......................... 91

4.21 Daftar Pemenang Undian Pundiartajasa .................................................. 97

4.23 Perkembangan Kospin Jasa Tahun 2013-2015 ........................................ 99

xv

DAFTAR BAGAN

2.1. Bagan Kerangka Berfikir……………………………………………… 41

4.1 Bagan Temuan Penelitian………………………………………………. 102

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pedoman Observasi ............................................................................ 109

2. Pedoman Wawancara ......................................................................... 110

3. Pedoman Dokumentasi ...................................................................... 112

4. Hasil Observasi .................................................................................. 112

5. Hasil Wawancara ............................................................................... 118

6. Hasil Dokumentasi ............................................................................ 157

7. Surat Penelitian .................................................................................. 159

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya koperasi mempunyai kesamaan dengan perusahaan lain

yaitu mencari keuntungan. Perbedaannya adalah koperasi mempunyai tanggung

jawab sosial yang terdapat pada prinsip koperasi yaitu menolong sesama

anggotanya. Koperasi adalah “badan usaha yang beranggotakan orang seorang

atau badan hukum koperasi dengan melandaskan prinsip-prinsip koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas

kekeluargaan”(Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992).

Hatta dalam Sitio (2001:17) mengatakan bahwa “Koperasi adalah usaha

bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan, ekonomi berdasarkan tolong

menolong.” Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan

memberi jasa pada kawan berdasarkan seorang buat semua dan semua buat

seorang.” Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa koperasi mengandung

dua unsur, yaitu unsur ekonomi dan unsur sosial yang berkaitan satu sama

lain. Dikatakan memiliki unsur ekonomi karena tujuan dari koperasi adalah

untuk mencapai kesejahteraan anggota, sedangkan unsur sosial terlihat dari

adanya asas yang dijunjung dalam koperasi, yakni asas kekeluargaan yang

menjunjung tinggi semangat tolong menolong antar sesama.

2

Jawa Tengah memiliki jumlah koperasi sebanyak 27.572 unit yang

tersebar diseluruh kota. Koperasi aktif sebanyak 22.279 unit, koperasi tidak aktif

sebanyak 5.293 unit.

Gambar 1.1. Jumlah Koperasi dari Tahun 2009-2014

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi & UMKM. 2014

Gambar grafik di atas menunjukan bahwa perkembangan koperasi dari

tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan. Jumlah koperasi yang

aktif juga menunjukan angka yang menggembirakan, meskipun terjadi penurunan

di tahun 2010, namun di tahun 2011-2014 koperasi aktif terus menerus

mengalami peningkatan. Jumlah koperasi tidak aktif mengalami penurunan mulai

dari tahun 2012-2014, hal tersebut menjadi salah satu bukti bahwa eksistensi

koperasi di masyarakat masih sangat di akui dan diminati.

Perkembangan koperasi yang semakin meningkat tentu akan memberikan

dampak positif bagi anggota pada khususnya, masyarakat dan perekonomian pada

umumnya, terbukti sampai dengan 2014 masyarakat yang terdaftar sebagai

anggota koperasi sebanyak 6.878.580 orang. Tenaga kerja yang mampu di serap

oleh koperasi sampai dengan tahun 2014 sebanyak 122.318 orang, aset yang

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

2009 2010 2011 2012 2013 Jun-14

Jumlah Koperasi

Aktif

Tidak Aktif

3

dimiliki koperasi sebesar Rp. 37,378 triliun serta omset yang dimiliki koperasi

mencapai Rp. 27, 863 triliun (Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi &

UMKM. 2014).

Persaingan usaha koperasi dengan perusahaan di luar koperasi akan terus

bergejolak seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Hal

tersebut akan menguji eksistensi koperasi, sampai sejauh mana bisa bertahan dan

mampu bersaing dengan perusahaan lain, berbagai strategi harus di terapkan untuk

menjaga kelangsungan hidup koperasi. Perlu disadari bahwa keberhasilan maupun

kegagalan koperasi dan organisasi lain adalah dari bagaimana koperasi tersebut

mampu menganalisa kondisi eksternal maupun internal dan mampu

memanfaatkan keadaan tersebut menjadi peluang yang dapat digunakan untuk

menunjang keberlangsungan koperasi.

Koperasi simpan pinjam (KSP) adalah koperasi yang bergerak dalam

usaha pembentukan modal melalui tabungan para anggota secara teratur dan terus

menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggota dengan cara yang

mudah, murah, cepat dan tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan. Produk

utama dari koperasi simpan pinjam adalah simpanan dan pinjaman. Koperasi

simpan pinjam sebagai lembaga keuangan non bank memiliki pesaing diantaranya

adalah lembaga keuangan bank dan lembaga kuangan non bank lainnya, dimana

masing-masing dari pesaing memiliki keunikan sendiri dalam hal usaha yang

dikembangkan dan strategi dalam menetapkan target. Strategi bisnis diterapkan

oleh koperasi untuk memusatkan bagaimana cara bersaing dalam dunia bisnis.

Analisis dan pemilihan strategis yang dilakukan oleh koperasi akan membangun

4

sebuah fase dari proses manajemen strategis dimana manajer dan seluruh

pengurus koperasi memilih strategi usaha yang memungkinkan usaha koperasinya

dapat mempertahankan atau menciptakan keunggulan bersaing (competitive

advantage) yang membedakan koperasi tersebut dengan koperasi lainnya di benak

para nasabahnya. Sejalan dengan hal tersebut penelitian yang dilakukan oleh Shin

(2001) yang berjudul Strategies For Competitive Advantage In Electronic

Commerce bahwa “perusahaan mengembangkan strategi bisnis dalam rangka

untuk memperoleh keunggulan kompetitif yaitu meningkatkan keuntungan atas

pesaingnya.” Penelitian tersebut memberikan kekuatan bahawa keunggulan

bersaing (competitive advantage) dapat memposisikan perusahaan agar menjadi

perusahaan yang tidak rentan dalam menghadapi persaingan, sehingga hal tersebut

dapat diadopsi oleh koperasi agar tetap memiliki posisi ditengah pasar persaingan.

Keunggulan kompetitif akan lemah, jika kreativitas dan inovasi dari perusahaan

atau koperasi tersebut stagnan, kreativitas dan inovasi dalam hal ini sangat

diperlukan bagi koperasi guna mengembangkan dan menumbuhkan persaingan.

Oleh karenanya, paradigma bagi para pelaku usaha harus mampu merubah

seni dan budaya yang berada di sekitarnya menjadi suatu yang menguntungkan

bagi suatu masyarakat, yaitu budaya berbasis kewirausahaan. Paradigma tersebut

dibangun untuk membudayakan masyarakat agar menjadi masyarakat yang kreatif

dan mandiri. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sutapa (2014) “Industri

kreatif akan memiliki keunggulan bersaing bila pelaku usaha mampu

mengembangkan ide kreatif dan mewujudkan dalam bentuk inovasi (produk,

pelayanan, pasar dan teknologi) yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.”

5

Demikian juga kinerja yang optimal akan dapat dicapai bila industri kreatif

memiliki keunggulan bersaing dengan melakukan inovasi untuk menciptakan

sesuatu yang baru dan berbeda dibanding pesaing dan mampu memberikan

kepuasan bagi konsumen.

Selain menciptakan keunggulan bersaing, koperasi harus memiliki inovasi

produk yang beragam dengan ciri khas tersendiri. Pearce dan Robinson

(2008:522) menyebutkan “inovasi adalah komersialisasi awal penemuan dengan

menghasilkan dan menjual suatu produk, jasa, atau proses baru.” Pendapat

tersebut meberikan penguatan bahwa koperasi dalam mengembangkan usahanya

harus secara terus-menerus melakukan inovasi baik dari segi produk, layanan,

proses maupun yang lainnya.

Lembaga keuangan bank yang memiliki sistem prosedur yang baku, sulit

untuk menyentuh masyarakat kecil. Pasalnya masyarakat yang ingin memperoleh

pinjaman modal dari bank harus melalui prosedur panjang dan menyertakan

jaminan yang cukup besar, dengan modal pinjaman yang diberikan relatif kecil,

hal tersebut mempersulit masyarakat kecil dalam memperoleh pinjaman modal.

Melihat peluang tersebut, koperasi dengan prinsipnya ekonomi kerakyatan

mampu merangkul para pemodal kecil untuk mengembangkan usahanya dan

memperkenalkan kesadaran berekonomi di masyarakat, serta menggerakan

sumber-sumber ekonomi baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia

yang masih belum atau kurang dimanfaatkan menjadi suatu kekuatan produktif

yang menghasilkan nilai tambah.

6

Koperasi Simpan Pinjam Jasa (Kospin Jasa) adalah salah satu koperasi

yang bergerak dalam usaha pembentukan modal melalui simpanan dan pinjaman

dari anggota. Kospin Jasa berkantor pusat di Jl. Dr. Cipto No. 84 Pekalongan,

berdiri pada tanggal 13 Desember 1973. Kospin Jasa adalah salah satu koperasi

yang berhasil menjadi koperasi besar selain Koperasi Telekomunikasi Seluler

(Kisel Jakarta) dan Baitul Maal Wa Tamwil UGT Sidogiri (BMT UGT Sidogiri).

Mengutip artikel yang dimuat oleh (pekalongankota.go.id pada kamis, 13

Desember 2012) Kospin Jasa memiliki aset sebesar 2,5 triliun pada tahun 2012

mampu mengungguli Koperasi Warga Semen Gresik yang beraset Rp. 529 miliar,

Koperasi Peternak Susu Bandung Utara yang beraset Rp. 233,7 miliar, Koperasi

Obor Mas di Kupang yang beraset Rp. 200,8 miliar, dan induk Koperasi Simpan

Pinjam Jakarta yang beraset Rp. 33,7 miliar.

Pada awal berdiri sampai dengan tahun 2002 Kospin Jasa masih

menjalankan usaha dengan pola konvensional, kemudian dalam rangka

pengembangan usaha Kospin Jasa membuka layanan keuangan yang berdasarkan

pada prinsip syariah. Pengembangan usaha tersebut didasarkan pada

kecenderungan kebutuhan anggota dan calon anggota terhadap pelayanan

pendanaan (simpanan) dan pembiayaan (pinjaman) yang berdasarkan pada pola

syariah serta semakin tumbuh dan berkembangnya lembaga keuangan yang

berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah di Indonesia. Berdasarkan kebutuhan

tersebut, kemudian pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke 28 pada tahun 2002

mengamanatkan kepada Kospin Jasa untuk membuka layanan keuangan yang

7

berdasarkan pada prinsip syariah, kemudian anggal 17 Agustus tahun 2004

Kospin Jasa dengan layanan syariah resmi didirikan.

Sebagai upaya untuk menjaga aspek syariah dalam operasionalnya, Kospin

Jasa layanan Syariah pada tanggal 10 Februari 2009 telah mendapatkan Sertifikasi

Koperasi Syariah dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Hal ini

membuktikan, bahwa manajemen kospi njasa layanan Syariah berusaha secara

optimal agar segala produk layanan yang ditawarkan kepada anggota dapat

terpercaya dan sesuai dengan fatwa-fatwa yang telah ditetapkan oleh Dewan

Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.

Diresmikannya Kospin Jasa dengan pola syariah pada tahun 2004, maka

core bisnis yang dijalankan bertambah menjadi dua pola yaitu simpan pinjam

dengan pola konvensional dan simpan pinjam dengan pola syariah.

Pengembangan usaha yang dilakukan oleh Kospin Jasa tidak hannya berhenti

pada peresmian Kospin Jasa dengan pola keuangan syraiah, selanjutnya Kospin

Jasa merintis usaha pelayanan kepada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) khusus untuk

industri di Malaysia melalui kerjasama antara Kospin Jasadengan salah satu usaha

anggota dan perusaahaan di Malaysia dalam bidang remiten (kirim uang) dan

pembiayaan yang telah berkembang dan mempunyai prospek yang menjanjikan.

Kospin Jasa selain fokus pada core bisnisnya dalam pengembangan usaha, hal lain

yang diperhatikan adalah aktifitas pelayanan pinjaman atau pembiayaan mulai

dari proses analisa, pencairan sampai dengan pelunasan dengan berpedoman

dengan sistem kehati-hatian diharapkan mampu meminimalisir terjadinya

pinjaman atau pembiayaan yang bermasalah, dengan tanpa mengurangi kecepatan,

8

ketetapan dan keamanan pelayanan. Untuk tetap mempertahankan eksistensinya

Kospin Jasa menciptakan inovasi-inovasi produk baru yang dikolaborasi dengan

perkembangan information and technology (IT) serta disesuaikan dengan

keinginan dan kebutuhan anggota. Salah satu inovasi layanan yang

dikolaborakikan dengan perkembangan IT adalah layanan M-Jasa yaitu sebuah

layanan yang dihadirkan demi memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam

mengakses berbagai transaksi anggota kapanpun dan dimanapun, dengan inovasi

tersebut pada tahun 2014 Kospin Jasa mendapat penghargaan pemenang rekor

bisnis koperasi yaitu sebagai koperasi pertama yang menggunakan tablet secara

real time dengan bukti struk dan notifikasi SMS untuk setiap transaksinya.

Pengembangan usaha yang dilakukan oleh Kospin Jasa tidak terbatas pada

produk usaha, guna memberikan pelayanan yang maksimal kepada anggota, pada

Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke-42 sampai akhir 2015 Kospin Jasa memiliki

sarana kantor konvensional dan syariah berjumlah 127 unit, terdiri dari 105 unit

layanan konvensional dan 22 unit layanan syariah yang tersebar di berbagai kota

di Indonesia. Jumlah karyawan sebanyak 1.369 orang dengan tingkat pendidikan

yang beragam, anggota yang terdaftar sebanyak 12.407 orang, dengan aset yang

dimiliki sebesar Rp. 4,5 triliun dan omzet Rp. 422 riliun.

Ditengah ketatnya persaingan usaha baik dari perbankan maupun non-

perbankan, Kospin Jasa membuat berbagai strategi baik dari sisi penguatan

budaya kerja, membangun citra perusahaan secara terus-menerus, maupun

optimalisasi penyedia sarana prasarana yang berada di berbagai wilayah di

9

indonesia. Kemudian langkah strategisnya adalah perbaikan sistem tekhnologi

informasi untuk memudahkan pelayanan kepada para anggotannya.

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengembangan usaha yang

dilakukan oleh Syafrinaldi dan Yuliza (2013) yang berjudul Analisa Strategi

Pengembangan Usaha Guna Meningkatkan Keuntungan Pada Unit Simpan Pinjam

Koperasi Unit Desa (KUD) Dastra Kinali Dengan Menggunakan Portofolio BCG

(Boston Consulting Group). Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa

kekuatan domisili yang dimiliki KUD Dastra serta pengaruh pimpinan anggota

dalam lingkungan dapat menaikan peluang besar untuk kemajuan unit simpan

pinjam. Lebih lanjut penelitian yang dilakukan oleh Sulistyo (2013) yang berjudul

Analisis Manajemen Strategi Perusahaan Pada PT. Adira Finance. Hasil dari

penelitian tersebut adalah bahwa manajemen strategi yang dilakukan oleh PT.

Adira Finance sampai pada tahun 2012/2013 sudah tepat, terbukti dari capaian-

capaian yang di peroleh dalam bidang pemasaran dan keuangan. Meskipun terjadi

perubahan-perubahan faktor eksternal (perubahan kurs, situasi politik dan adanya

peraturan baru tentang pembiayaan), Adira Finance masih mempunyai peluang

besar untuk meningkatkan usahanya. Hal ini ditunjang oleh kekuatan-kekuatan

Adira Finance seperti ketersediaan modal yang besar, kualitas Sumber Daya

Manusia (SDM) yang baik dan dinamis. Kemudian PT. Adira Finance perlu juga

mengembangkan strategi ofensif atau agresif yaitu dengan : Perluasan jaringan

dan penetrasi pasar terutama di luar Jawa, sesuai target Adira Finance pada

rancangan jangka menengahnya, pembukaan cabang dan kantor baru di daerah

harus disertai penarikan karyawan dengan sistem seleksi yang baik dan diikuti

10

dengan sistem pelatihan, komunikasi produk baru dengan masyarakat melalui

pemanfaatan situs Adira Finance dan ruang iklan perusahaan terus-menerus.

Paparan dari beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh penelitian

terdahulu menunjukan bahwa pengembangan strategi harus terus dilakukan bagi

setiap perusahaan, meskipun strategi yang dilakukan sudah tepat dan mampu

meningkatkan keuntungan. Pengembangan strategi oleh koperasi harus senantiasa

diperbaharui agar dapat mengikuti tren yang berkembang di masyarakat.

Mengingat keadaan tersebut di atas, kajian mengenai lembaga keuangan

non-bank, dalam hal ini Kospin Jasa terkait dengan aspek srateginya dalam

pengembangan usahannya akan selalu hangat di perbincangkan di tengah ekonomi

global seperti sekarang ini. Disamping untuk kepentingan praktis beroperasinya

lembaga keuangan non-bank dalam hal ini adalah koperasi, kajian ini tetap

diperlukan untuk menghasilkan pijakan teoritis bagi pengembangan disiplin ilmu

ini dikemudian hari. Dari latar belakang tersebut kemudian penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang “Strategi Koperasi Simpan Pinjam Jasa

(Kospin Jasa) Dalam Pengembangan Usaha.”

1.2. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, fokus penelitian ini adalah

strategi pngembangan usaha koperasi simpan pinjam jasa (Kospin Jasa).

1.3. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana strategi Koperasi Simpan Pinjam Jasa (Kospin Jasa) dalam

menciptakan keunggulan bersaing (competitive advantage)?

11

2. Bagaimana strategi Koperasi Simpan Pinjam Jasa (Kospin Jasa) dalam

menciptakan inovasi produk yang sesuai dengan kebutuhan anggota?

1.4.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui strategi Koperasi Simpan Pinjam Jasa (Kospin Jasa)

dalam menciptakan keunggulan bersaing (competitive advantage).

2. Untuk mengetahui strategi Koperasi Simpan Pinjam Jasa (Kospin Jasa)

dalam menciptakan inovasi produk yang sesuai dengan kebutuhan

anggota.

1.5. Manfaat Penelitin

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah literasi keilmuan

tentang perkoperasian di Indonesia.

b. Hasil penelitian ini di harapkan dapat berguna sebagai sarana dalam

memahami strategi usaha koperasi dalam mengembangkan usahannya.

c. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pijakan teoritis

yang kuat, dan dapat diterapkan dalam pengembangan koperasi pada

khususnya dan lembaga keuangan mikro pada umumnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis

Penelitian ini dapat memberikan pemahaman lebih berkaitan

dengan koperasi kepada peneliti terutama dalam hal strategi usaha

koperasi dalam mengembangkan usaha.

12

b. Bagi pemilik koperasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi

Kospin Jasa agar tetap menjaga keunikan dan kualitas produk agar

kedepannya lebih baik lagi demi tercapainya tujuan-tujuan lembaga.

c. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menggugah masyarakat untuk

ikut mendukung pemberdayaan koperasi dengan ikut menjadi anggota

aktif di koperasi.

d. Bagi pemerintah

Sebagai bahan masukan agar lebih bisa mendukung perkembangan

perkoperasian di Indonesia.

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Koperasi

2.1.1. Pengertian Koperasi

Koperasi adalah badan usaha yang anggotanya memiliki peran ganda

sebagai pemilik sekaligus sebagai penanam modal, hal inilah sekirannya yang

membedakan koperasi dengan perusahaan lain. Undang-undang No. 25 tahun

1992 Pasal 1 tentang Perkoperasian mendefinisikan “Koperasi sebagai badan

usaha yang beranggotakan orang seoarang atau badan hukum koperasi, dengan

melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan

ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan”. Jika menilik dari akar

katanya maka koperasi secara harfiah berasal dari kata cooperation. Co yang

bererti bersama dan operation yang berarti bekerja. Jadi co-operation adalah kerja

sama, dalam hal ini bentuk kerjasama yang beranggotakan orang-orang atau badan

hukum yang mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama.

Kartasapoetra dkk. (2001:1) memberikan definisi Koperasi sebagai suatu

badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian,

beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah yang bergabung

secara sukarela dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban melakukan

suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para

naggotanya.

Pandangan Kartasapoetra dalam pernyataannya menganggap koperasi

sebagai lembaga yang mampu merangkul masyarakat lemah untuk bersama-sama

dapat memenuhi kebutuhan dengan azas kebersamaan melalui koperasi.

14

Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat yang dikemukakan oleh

Enriques dalam Sitio (2001:13) bahwa “koperasi yaitu bertujuan untuk menolong

satu sama lain (to help one other) atau saling bergandengan tangan (hand in

hand”). Pengertian tersebut didasarkan pada konsep dasar manusia sebagai

individu dengan kehidupannya dalam masyarakat yang memerlukan orang lain

dalam suatu kerangka kerja sosial (social framework).

Kemudian Ropke (2003:14) mengungkapkan “koperasi sebagai suatu

organisasi usaha yang para pemilik atau anggotannya adalah juga pelanggan

utama”. Dalam hal ini Ropke mendefinisikan koperasi secara berbeda dengan

pendapat yang sering dijumpai dalam banyak litelatur, Ropke mengidentifikasi

identitas dari para pemilik dan pengguna dari pelayanan suatu unit usaha adalah

orang yang sama. Dapat di tarik kesimpulan dari pendapat yang dikemukakan

oleh Ropke, bahwa koperasi adalah badan usaha yang di bentuk atas kesadaran

bersama yang beranggotakan orang-perorangan dalam rangka perbaikan ekonomi

dengan memperhatikan kesejahteraan para anggotannya dan berdasar pada asas

kekeluargaan.

2.1.2. Tujuan koperasi

Berdirinya sebuah badan usaha tentu memiliki suatu tujuan tersendiri

begitupun dengan koperasi. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota

pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan

perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil

dan makmur berlandaskan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (Pasal 3

UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian). Koperasi selain fokus terhadap

15

kesejahteraan anggota, koperasi mempunyai peran dalam rangka membangun

tatanan perekonomian yang dapat mensejahterakan seluruh masyarakat.

Kemudian tujuan koperasi menurut undang-undang diperkuat oleh Sitio (2001:19)

bahwa “koperasi masih memiliki tujuan yang bersifat umum”. Koperasi perlu

menjabarkan tujuan umum kedalam bentuk tujuan yang lebih bersifat operasional,

tujuan yang jelas dapat memudahkan manajemen dalam mengelola koperasi. Sitio

juga menyebutkan bahwa sebuah koperasi dikatakan berhasil dalam mencapai

tujuan, apabila kesejahteraan para anggotanya meningkat.

Keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuan bisa diukur dari tingkat

kesejahteraan para anggotannya. Kesejahteraan bisa bermakna sangat luas dan

sangat susah untuk diukur. Maka dalam hal ini maksud dari kesejahteraan para

anggota bisa diwujudkan dalam bentuk meningkatnya pendapatan dari para

anggotannya. Pengertian dari kesejahteraan yang masih sangat luas dapat diubah

menjadi pengertian yang lebih konkrit dalam bentuk pendapatan, sehingga dapat

di ukur secara nyata.

2.1.3. Prinsip koperasi

Koperasi sebagai badan usaha diharuskan memiliki sebuah prinsip khusus

yang akan memberikan pedoman bagi kegiatan koperasi. Prinsip koperasi adalah

pedoman atau acuan yang menjadi dasar pada setiap gerak koperasi, di mana

dengan prinsip tersebut koperasi dapat dibedakan dengan perkumpulan yang lain.

Prinsip koperasi yang terdapat dalam Undang-Undang (UU) No. 25 Tahun 1992

pasal 5 tentang Perkoperasian, bahwa koperasi memiliki 5 prinsip yang harus

dilaksanakan sebagai berikut:

16

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan

besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

4. Pemberian jasa yang terbatas terhadap modal.

5. Kemandirian

Lima prinsip yang dijabarkan dalam UU No. 25 tahun 1992 sangat jelas

digambarkan, bahwa koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang

menjunjung tinggi azas demokrasi dalam pengelolaannya.

Selain kelima prinsip tersebut dalam mengembangkan koperasi, maka

koperasi harus melaksanakan pula prinsip pendidikan perkoperasian dan kerja

sama antar koperasi. Prinsip yang terkandung dalam UU No. 25 tahun 1992 pasal

5, mempunyai makna bahwa koperasi sebagai badan usaha yang memiliki

tanggung jawab untuk membangun perekonomian, koperasi memiliki tanggung

jawab terhadap pendidikan baik kepada anggota maupun masyarakat secara

umum.

Kemudian Ropke (2003:17) mengemukakan tujuh prinsip koperasi yang

dikembangkan oleh koperasi pertama yang didirikan tahun 1844, yang dikenal

sebagai prinsip koperasi Rochdale. Prinsip-prinsip tersebut masih menjadi dasar

gerakan koperasi internasional yaitu:

1. Keanggotaan terbuka (open membership).

2. Satu anggota, satu suara (one member, one vote).

3. Pengembalian bunga yang terbatas atas modal (limited return on

capital).

4. Alokasi Sisa Hasil Usaha (SHU) sebanding dengan transaksi yang

dilakukan anggota (allocation of surplus in proportion to member

transactions).

5. Pejualan tunai (cash trading)

6. Menekankan pada unsur pendidikan (stress on education).

7. Netral dalam hal agama dan politik (religious and political neuttrality).

17

Tujuh prinsip yang telah dikemukakan, dapat di lihat bahwa koperasi

sebagai badan usaha mempunyai pendirian yang tetap berpegang sepenuhnya

terhadap keterbukaan dan keadilan bagi para anggotannya. Masyarakat yang

berkeinginan menjadi anggota memiliki hak yang sama sebagai anggota koperasi

tanpa melihat status sosial ekonominya, setiap anggota mempunyai hak suara

yang sama dengan anggota yang lain, karena dalam koperasi anggota berlaku

sebagai pemilik sekaligus pelanggannya. Sisa hasil usaha (SHU) yang diperoleh

anggota sesuai dengan besar kecilnya anggota tersebut dalam melakukan

transaksi, kemudian koperasi sebagai suatu badan usaha mempunyai tanggung

jawab pendidikan untuk para pengurus maupun anggotannya,koperasi adalah

lembaga yang independen dan tidak memihak dengan salah satu agama maupun

partai politik.

2.1.4. Bentuk dan Jenis Koperasi

Koperasi adalah sebuah badan usaha yang memiliki bentuk dan jenis yang

beragam, mulai dari koperasi yang berbentuk koperasi primer dan koperasi

sekunder. Keberagaman tersebut didasarkan pada kesamaan kegiatan dan

kepentingan ekonomi anggotannya. Anoraga (2002:20) mengklasifikasikan

koperasi berdasarkan pada kebutuhan nyata masyarakat menjadi lima bagian

sebagai berikut:

1. Koperasi konsumsi adalah koperasi yang menangani pengadaan

berbagai barang-barang untuk memenuhi kebutuhan anggotanya.

2. Koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit adalah koperasi yang

didirikan untuk memberikan kesempatan kepada para anggotanya

memperoleh pinjaman dengan mudah dengan biaya bunga ringan.

18

3. Koperasi produksi adalah koperasi yang bergerak dalam bidang

produksi barang-barang baik dilaksanakan oleh koperasi itu maupun

para anggotannya.

4. Koperasi jasa adalah koperasi yang bergerak di bidang penyediaan

jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum.

5. Koperasi serba usaha adalah koperasi yang didirikan dalam rangka

meningkatkan produksi dan kehidupan masyarakat di daerah

pedesaan.

Kemudian Johan dalam Anoraga (2002:31) menyatakan bahwa

berdasarkan karakteristik usahannya ada dua macam koperasi yaitu:

1. Koperasi tunggal usaha (single purpose cooperative) adalah koperasi

yang hannya menekuni suatu bidang usaha meskipun sebenarnya

mungkin memiliki kesempatan untuk menekuni bidang lainnya.

2. Koperasi multi usaha adalah koperasi yang menyelenggarakan lebih

dari satu macam usaha atau lebih dari satu macam kepentingan

ekonomi para anggotannya.

Bentuk dan jenis koperasi yang beragam dalam hal ini dibuat untuk

menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang beragam, dengan demikian

koperasi diharapkan mampu menjawab kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada

umumnya dan anggota pada khususnya dalam rangka peningkatan kesejahteraan.

2.1.5. Organisasi dan Manajemen Kopersi

Koperasi dikatakan sebagai sebuah organisasi karena koperasi memiliki

unsur-unsur yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Stoner dalam Sitio

(2001:33) mendefinisikan “organisasi sebagai alat untuk mencapai tujuan”.

Definisi tersebut menyebutkan bahwa pekerjaan untuk mengkoordinasikan

sumber daya manusia dan sumber daya modal yang dimiliki oleh organisasi

disebut pengorganisasian (organizing), dan dilakukan oleh seorang manajer.

Sedangkan struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan

antar komponen dan antar posisi dalam suatu perusahaan. Menurut Hannel dalam

19

Sitio (2001:33) organisasi koperasi diartikan “sebagai suatu sistem sosial ekonomi

atau sosial tekhnik, yang terbuka dan berorientasi pada tujuan”. Dua pendapat

diatas menunjukan bahwa koperasi sebagai organisasi memiliki fungsi untuk

mengkoordinasikan seluruh elemen yang ada didalamnya agar menjadi satu

kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tentukan, tanpa adanya

sebuah koordinasi dan organisasi yang menaungi maka sebuah tujuan akan sulit di

capai.

Lebih lanjut Mulyono (2012:48) mengemukakan bahwa organisasi

koperasi adalah “suatu cara atau sistem hubungan kerja sama antara orang-orang

yang mempunyai kepentingan yang sama dan bermaksud mencapai tujuan yang

ditetapkan bersama-sama dalam suatu wadah koperasi”. Mulyono juga

menyebutkan bahwa kelembagaan organisasi koperasi antara lain meliputi:

1. Anggota koperasi adalah orang yang secara sukarela menjadi anggota

koperasi.

2. Pengurus koperasi adalah orang yang dipilih dari dan oleh anggota

dalam rapat anggota,

3. Pengawas koperasi adalah orang yang bertugas mengawasi jalannya

koperasi.

4. Rapat anggota koperasi yang menjadi pemegang kekuasaan tertinggi

dalam koperasi.

5. Pengelola koperasi adalah mereka yang di angkat dan diberhentikan

oleh pengurus untuk mengembangkan usaha koperasi secara efisien.

Organisasi koperasi merupakan organisasi memiliki keunikan dibanding

dengan organisasi maupun lembaga yang lain, dimana pada koperasi kekuasaan

tertinggi terdapat pada rapat angota yang dilaksanakan setiap tahun. Pengawas,

pengurus, dan pengelola dipilih dan ditetapkan pada saat rapat anggota

berlangsung. Koperasi sebagai organisasi harus mampu mengkoordinir semua

unsur-unsur yang berkaitan, untuk menjadi sebuah organisasi yang berhasil, maka

20

penting adanya sebuah penerapan manajemen yang baku dan tertib dalam

pelaksanaannya agar tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.

Dalam konteks penelitian ini, maka koperasi yang dimaksud adalah

Koperasi Simpan Pinjam Jasa (Kospin Jasa) yang merupakan koperasi simpan

pinjam yang bergerak dalam usaha pembentukan modal melalui tabungan para

anggota secara teratur dan terus menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada

para anggota dengan cara yang mudah, murah, cepat dan tepat untuk tujuan

produktif dan kesejahteraan.

2.2. Strategi Usaha

2.2.1. Strategi

Strategi berawal dari sebuah proses pemikiran sadar yang dilakukan

dengan sangat hati-hati untuk membuat suatu rumusan yang bisa digunakan untuk

mencapai suatu tujuan. Strategi oleh Mulyono (2012:15) didefinisikan sebagai

“arah atau jalan yang akan ditempuh organisasi dalam rangka menjalankan

misinya untuk menuju pencapaian visi”. Jadi secara eksplisit strategi adalah

rencana tindakan yang menjabarkan alokasi sumber daya dan aktifitas lain untuk

menanggapi lingkungan dan membantu organisasi mencapai sasaran.

Sebagaimana juga yang di anut dalam aliran perspektif yang di pelopori oleh

Kenneth Andrew dan Harvard Business dalam Kodrat (2009:5) bahwa hasil dari

sebuah pemikiran memunculkan sebuah model diagnostik SWOT (Strength,

Weakness, Opportunities, dan Treath) dimana model ini dapat memberikan

pemahaman pada setiap pelaku bisnis bahwa dalam memulai bisnis perlu menilai

lingkungan internal dan eksternal. Hasil SWOT yang telah dilakukan oleh

21

koperasi dapat membantu koperasi dalam membuat formulasi strategi dan mampu

memberikan gambaran koperasi tersebut berada di posisi mana dalam pasar

persaingan.

Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Majid (2013:3) strategi adalah

“suatu pola yang di rencanakan dan di tetapkan secara sengaja untuk melakukan

kegiatan atau tindakan.” Majid juga mengemukakan istilah strategi pada awalnya

digunakan dalam dunia militer yang di artikan sebagai cara penggunaan seluruh

kekuatan militer untuk memperoleh kemenangan pada suatu peperangan. Namun

dengan perkembangan ilmu pengetahuan istilah strategi di gunakan dalam

berbagai bidang kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh kesuksesan atau

keberhasilan dalam mencapai tujuan.

Secara harfiah dalam bahasa Yunani strategi berasal dari strategos (kata

benda) dan stratego (kata kerja). Strategos sendiri merupakan gabungan dari kata

stratos yang berarti militer dan ago yang berarti memimpin, sedangkan stratego

berarti merencanakan (to plan). Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang di

kemukakan oleh Kotler (2008:26) bahwa “strategi adalah permainan yang

direncanakan oleh suatu unit bisnis untuk mencapai tujuan.” Kotler juga

menyebutkan bahwa suatu bisnis harus merancang sebuah strategi untuk

mencapai tujuan, yang terdiri dari strategi pemasaran, strategi tekhnologi dan

strategi pengadaan yang kompatibel.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat dikemukakan bahwa

strategi adalah cara atau jalan yang direncanakan oleh suatu organisasi dalam

22

rangka memperoleh kesuksesan dan keberhasilan mencapai tujuan yang telah di

tetapkan.

2.2.2. Strategi Usaha Koperasi

Membangun sebuah strategi untuk mencapai kesuksesan pada koperasi

adalah sesuatu yang sangat penting. Seringkali koperasi mengalami kegagalan

karena tidak menetapkan strategi yang dapat membedakan koperasi tersebut

dengan para pesaingnya. Usaha koperasi merupakan komponen terpenting dari

sebuah koperasi dimana usaha merupakan jantung bagi koperasi, jika organ

jantung yang terdapat pada koperasi berhenti berdenyut maka sistem organ pada

koperasi yang lainpun akan ikut berhenti.

Menjalankan usaha bagi koperasi bukan merupakan hal yang mudah,

koperasi terlebih dahulu harus tau apa visi misi usahanya, siapa sasarannya dan

bagaimana strateginya agar dapat bersaing, seperti yang dikemukakan oleh

Mulyono (2012:24) bahwa “Strategi bisnis merupakan jalan yang akan ditempuh

suatu organisasi dalam rangka menjalankan misi bisnis guna mencapai visi

bisnisnya.” Pendapat tersebut mengandung dua unsur yang harus ada bagi

perusahaan yang ingin membangun usahannya yaitu visi dan misi. Visi yang

diciptakan oleh koperasi harus mampu mengkomunikasikan impian-impian

koperasi kepada pengurus, pengelola, kayrawan, dan para nasabahnya, kemudian

visi tersebut dijabarkan kedalam bentuk misi yang lebih spesifik. Misi menurut

Zimmerer dan Scarborough (2008:124) adalah “pernyataan jangka panjang

mengenai tujuan perusahaan yang menjawab pertanyaan pertama dari usaha

bisnis.” Pernyataan tersebut memberi penjelasan bahwa koperasi harus

23

menuliskan tujuan-tujuan yang lebih jelas dan lebih kongkrit dengan cara apa

koperasi dapat mencapai tujuan yang telah di rumuskan.

Lebih lanjut setelah terciptanya visi dan misi, analisis pemilihan strategis

yang dilakukan oleh manajer bisnis akan membentuk sebuah manajemen strategis

yang memungkinkan bisnis atau usahannya mampu bertahan di tengah ketatnya

persaingan. Langkah awal koperasi harus mampu menganalisis kekuatan internal

dan kekuatan eksternal yang dimilikinya, kemudian selanjutnya mengevaluasi

peluang-peluang yang ada dan menentukan keunggulan kompetitif yang menjadi

dasar pembeda antara koperasi tersebut dengan koperasi-koperasi yang lain.

2.2.3. Pengembangan Usaha

Pengembangan usaha adalah aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan

dalam rangka mempertahankan dan memperbaiki standar kualitas perusahaannya

secara terus menerus. “Pengembangan usaha adalah tanggung jawab dari setiap

pengusaha atau wirausaha yang membutuhkan pandangan kedepan, motivasi dan

kreativitas” (Anoraga, 2007:66). Pengembangan usaha dalam hal ini adalah cara

wirausaha menyikapi persaingan usaha yang semakin ketat dengan berfikir

beberapa langkah lebih jauh dari para pesaingnya. Proses pengembangan usaha

membutuhkan inovasi dan kreativitas untuk menghadapi tantangan dalam usaha,

khususnya untuk menemukan produk dan layanan yang unggul.

Kegiatan usaha dapat dimulai dari merintis usaha (starting), membangun

kerjasama ataupun dengan membeli usaha orang lain. Hal penting yang harus

diperhatikan dalam kegiatan usaha adalah menentukan arah bisnis yang akan

ditempuh oleh perusahaan tersebut, arah bisnis dapat dirumuskan dalam bentuk

24

visi dan misi perusahaan, dimana perusahaan akan berusaha komitmen meraih visi

misi yang telah dirumuskan. Pengembangan usaha adalah salah satu strategi yang

dapat digunakan oleh perusahaan dalam rangka memperluas dan mempertahankan

usahannya. Lebih lanjut Anoraga (2007:90) menjelaskan tahapan pengembangan

Usaha, sebagai berikut:

1. Identifikasi Peluang

Identifikasi peluang dengan didukung data dan informasi yang dapat

diperoleh dari rencana perusahaan, saran dan usul manajemen kecil,

program dan pemerintah, hasil berbagai riset peluang usaha, dan kadin

atau asosiasi usaha sejenis

2. Merumuskan alternatif usaha

Setelah informasi berkumpul dan dianalisis maka pimpinan perusahaan

atau manajer usaha dapat dirumuskan usaha apa saja yang mungkin dapat

dibuka.

3. Seleksi Altenatif

Alternatif yang banyak selanjutnya harus dipilih satu atau beberapa

alternatif yang terbaik dan prospektif dengan menggunakan beberapa

kriteria seperti ketersediaan pasar, resiko kegagalan, dan harga.

4. Pelaksanaan Alternatif Terpilih

Setelah penentuan alternatif maka tahap selanjutnya pelaksanaan usaha

yang terpilih.

5. Evaluasi

Evaluasi dimaksud untuk memberikan koreksi dan perbaikan terhadap

usaha yang dijalankan. Di samping itu juga diarahkan untuk dapat

memberikan masukan bagi perbaikan pelaksanaan usaha selanjutnya.

Lima tahapan pengembangan usaha yang dikemukakan oleh Anoraga

dapat digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang dapat melebarkan usahannya.

2.2.4. Menciptakan Keunggulan Bersaing (Competitive Advantage)

Dalam lingkugan persaingan global, koperasi sangat rentan jika tidak

berfikir dan bertindak secara strategis. Koperasi dihadapkan pada perubahan dan

ketidakpastian lingkungan yang semakin besar, baik perubahan kondisi politik,

kemajuan tekhnologi yang cepat, sampai dengan persaingan pasar global yang

semakin ketat. Usaha merupakan simbol utama bagi setiap badan usaha. Badan

25

usaha yang mampu bersaing adalah badan usaha yang memiliki usaha-usaha yang

sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Koperasi simpan pinjam adalah sebuah badan usaha yang bergerak pada

pembentukan modal melalui simpanan dan pinjaman, produk utama atau usaha

utama dari koperasi simpan pinjam adalah simpanan dan pinjaman. Koperasi yang

mampu bersaing dengan badan usaha lainnya adalah koperasi yang memiliki

keunggulan bersaing (competitive advantage). Keunggulan bersaing menurut

Zimmer dan Scarborough (2008:116) adalah “sekumpulan faktor yang

membedakan perusahaan...dari para pesaingnya dan memberikannya posisi unik

di pasar sehingga lebih unggul dari para pesaingnya.” Pendapat tersebut

menguatkan bahwa kunci kesuksesan bisnis terletak pada pengembangan

keunggulan bersaing yang unik dan berkelanjutan (sustainable) yaitu keunggulan

yang menciptakan nilai bagi pelangan dan sukar ditiru oleh para pesaing. Lebih

lanjut Anoraga (2002:51) menguatkan pendapat Zimmer dan Scarborough bahwa

“keunggulan kompetitif dapat diperoleh melalui “strategic asset, reputation, and

arsitecture koperasi, tetapi peran dari wirausaha koperasi dalam menciptakan

inovasi lebih dominan daripada menciptakan competitive advantage”. Artinya

selain koperasi harus menciptakan competitive advantage, hal penting lainnya

yang harus di perhatikan adalah inovasi-inovasi usaha dari koperasi tersebut yang

disesuaikan dengan kebutuhan para anggotannya. Hal tersebut sesuai dengan apa

yang terdapat dalam UU No. 25 Tahun 1992 pasal 43 bahwa usaha “koperasi

adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk

meningkatkan usaha dan kesejahteraan anggota.”

26

Menurut Mulyono (2012: 26) terdapat enam kekuatan kompetitif yang

dicetuskan oleh Porter dalam merumuskan strategi bisnis yaitu:

1. Ancaman pendatang baru. Ancaman pendatang baru dari perusahaan atau

koperasi simpan pinjam yang memasuki industri simpan pinjam dapat

memunculkan kapasitas baru dan keinginan untuk memperoleh pangsa

pasar yang baik dan laba yang tinggi. Akan tetapi hal tersebut tergantung

pada daya tawar-menawar pemasok dalam hal ini berkaitan dengan modal

yang dapat menjadi ancaman bagi industri simpan pinjam, kemudian

dipengaruhi juga pada daya tawar menawar pembeli atau nasabah, dimana

nasabah selalu menginginkan kualitas produk yang bagus dengan harga

yang murah. Selanjutnya dipengaruhi oleh daya tawar produk subtitusi

atau pengganti yaitu kemunculan produk fungsional yang serupa dengan

produk asli, dimana produk subtitusi ini biasanya lebih disukai oleh para

nasabah karena harga yang lebih murah meskipun kualitas juga rendah.

2. Persaingan antar pesaing merupakan persaingan konvensional. Masing-

masing koperasi berlomba-lomba dalam merebut pangsa pasar dari

koperasi lain.

3. Menerapkan strategi diferensiasi dimana strategi diferensiasi menurut

Porter dan Keller (2008:56) yaitu strategi bisnis yang berkonsentrasi pada

kinerja unggul yang dicapai melalui keunikan dengan berusaha mencari

kepemimpinan kualitas dari produk yang dihasilkan. Koperasi dalam hal

ini dapat membuat bentuk simpanan yang unik untuk menarik para

nasabah.

4. Menerapkan strategi kepemimpinan biaya yaitu salah satu tipe strategi

kompetitif dimana organisasi secara agresif berupaya menjadi lebih

efisien (melakukan reduksi atas biaya) dari pesaing-pesaingnya dengan

memotong biaya produksi dan pengawasan biaya yang sangat ketat.

5. Fokus adalah salah satu tipe manajemen strategi kompetitif yang

menekankan pada konsentrasi terhadap suatu segmen pasar atau

kelompok pembeli tertentu.

6. Nilai acuan yaitu merupakan pencapaian visi melalui strategi bisnis harus

didukung oleh nilai-nilai yang akan di jadikan acuan.

Keenam model kekuatan kompetitif milik Porter dapat digunakan oleh

koperasi untuk mengidentifikasi strategi yang pas digunakan oleh kopersai

tersebut agar mencapai keunggulan kompetitif yang di harapkan. Koperasi dapat

memilih dari beberapa strategi dari Porter dalam mengembangkan usaha dan agar

usaha koerasi tersebut dapat bersaing secara efektif dengan tetap memperhatikan

profitabilitas dan keberlanjutan dari koperasi tersebut. Berbagai strategi bisnis

27

yang ada kemudian koperasi bisa memilah strategi yang paling pas untuk

pengembangan usahannya. Pengembangan strategi harus terus dilakukan bagi

setiap perusahaan, meskipun strategi yang sudah dilakukan sudat tepat dan

mampu meningkatkan keuntungan

Selain menggunakan ke enam kekuatan kompetitif milik Porter, koperasi

juga dapat menciptakan keunggulan bersaing melalui kompetensi inti (core

competencies). Menurut Zimmer dan Scarborough (2008:116) kompetensi inti

(core competencies) “yaitu serangkaian kemampuan unik yang dikembangkan

oleh perusahaan dalam bidang-bidang operasional utama yang memungkinkannya

untuk melebihi pesaing.” Pendapat tersebut memberikan penguatan untuk

perusahaan dan koperasi agar dapat memaksimalkan operasional utama yang

dimiliki oleh perusahaan yang dapat di kembangkan menjadi kompetensi inti

perusahaan tersebut, dalam hal ini kompetensi utama yang dimiliki oleh koperasi

simpan pinjam adalah simpanan dan pinjaman, maka operasional utama yang

dapat dikembangkan dapat meliputi : kualitas layanan, inovasi, pembinaan

anggota dan karyawan, fleksibilitas, cepat tanggap, dan lain-lain yang mampu

mengungguli usaha pesaingnya. Mengembangkan kompetensi inti akan

memberikan beberapa keuntungan bagi kopersai terutama dalam hal menarik

pelanggan sasarannya, karena kopersai menggunakan kreativitas, imajinasi, dan

visi untuk menetapkan hal-hal terbaik dan terpenting yang akan dilakukan.

Berikut alur bagan membangun keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dengan

menciptakan kompetensi inti :

28

Gambar 2.1 Alur membangun keunggulan kompetitif yang berkelanjutan melalui

kompetensi inti

Gambar diatas menggambarkan alur bagaimana perusahan membangun

keunggulan dengan menciptakan kompetensi inti. Kompetensi inti yang dimiliki

oleh koperasi adalah kompetensi yang diperoleh dari hal-hal yang dipelajarinya

sepanjang waktu, baik dari nasabah maupun dari interaksinya dengan para

pesaing, kemudian koperasi terus meningkatkan keahlian sumberdaya manusia

yang menjalankan roda usaha didalamnya berdasarkan kompetensi-kompetensi

yang sudah ditetapkan. Kompetensi inti tersebut menjadi dasar keunggulan

kompetitif koperasi dan bagian dari kompetensi-kompetensi tersebut kemudian

dikonsentrasikan untuk memberikan pelayanan dan nilai yang unggul kepada para

nasabahnya.

29

Menciptakan keunggulan kompetitif dipasarkan tidak dapat dilakukan

tanpa adanya kreativitas dan pengetahuan tinggi yang dimiliki oleh tenaga

kerjanya. Ketatnya persaingan perekonomian menyebabkan pergeseran

perekonomian dunia dari modal berbasis financial berubah menjadi modal

berbasis intelektual. Modal pengetahuan memberikan keunggulan kompetitif

tersendiri bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan, dimana pengetahuan

menjadi salah satu faktor produksi yang menentukan kesuksesan perusahaan.

Menurut Zimmerer dan Scarborough (2008:114) modal intelektual terdiri dari tiga

komponen yaitu:

1. Modal manusia (human capital) yaitu bakat, ketrampilan, kreativitas,

dan kemampuan tenaga kerja perusahaan, yang terlihat pada strategi,

rencana, dan proses inovasi yang dikembangkan dan dengan semangat

berusaha dicapai oleh orang-orang dalam perusahaan.

2. Modal struktural (struktural capital) adalah akumulasi pengetahuan

dan pengalaman yang dimiliki oleh perusahaan. Bentuk modal ini

mencangkup pemrosesan, peranti lunak, hak paten, hak cipta...dan

pengalaman orang-orang dalam perusahaan.

3. Modal pelanggan (customer capital) adalah basis pelanggan yang

mapan, reputasi positif, hubungan yang terus menerus, dan goodwill

dibangun oleh perusahaan sepanjang waktu dengan pelanggannya.

Ketiga komponen modal diatas dapat digunakan sebagai landasan bagi

setiap perusahaan maupun koperasi dalam bersaing secara efektif dan efisien,

karena jika perusahaan atau koperasi masih menggantungkan usahannya pada

modal finansial, koperasi tersebut tidak dapat maksimal dalam menghadapi

persaingan karena tidak mampu berinovasi menciptakan produk yang berbeda

dengan para pesainnya, dalam hal ini kita ketahui bahwa inovasi dan ide-ide

cemerlang lahir dari pengetahuan yang tinggi.

30

2.2.5. Menciptakan Inovasi Produk

Kunci lain kesuksesan perusahaan atau koperasi adalah manajemen

strategi yang berorientasi pada keunggulan produk. Perusahaan dan koperasi yang

menerapkan manajemen strategi berorientasi pada keunggulan produk selalu

mengembangkan produk-produknya dengan kualitas tinggi dan satu langkah

didepan dibanding pesaingnya. Produk utama koperasi simpan pinjam adalah

simpanan dan pinjaman, dimana simpanan dan pinjaman tersebut dapat dijadikan

tolak ukur keberhasilan bagi koperasi.. Tidak dipungkiri bahwa ketatnya

persaingan usaha mendorong setiap perusahaan atau koperasi harus terus

melakukan berbagai inovasi, baik inovasi produk, proses, maupun adminstrasi.

inovasi yang dilakukanpun harus dikolaborasikan dengan berkembangan

tekhnologi informasi yang ada. Inovasi yang dilakukan oleh perusahaan atau

koperasi dapat menjadi daya tarik oleh konsumen atau nasabahnya, karena

kebutuhan-kebutuhan manusia yang semakin tinggi diimbangi pemenuhan

kebutuhan yang tersedia dimana pemenuhan kebutuhan tersebut mampu

memenuhi kebutuhan masyarakat secara umum. Inovasi menurut Kreitner dan

Kinicki (2014:256) adalah “menciptakan sesuatu yang mengarah kepada

kebutuhan pelanggan.” Kreitner dan Kinicki juga menyebutkan bahwa inovasi

berbeda dengan penemuan dan kreativitas, dimana penemuan adalah penciptaan

ssesuatu yang baru dan kreativitas adalah proses pengembangan sesuatu yang baru

atau unik. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa inovasi tidak harus pada suatu

penemuan yang baru, akan tetapi inovasi bisa dilakukan pada produk-produk yang

sudah ada, perusahaan atau koperasi yang berhasil melakukan inovasi adalah

31

koperasi yang mampu menggabungkan antara penemuan dan kreativitas yang

dapat menghasilkan produk yang menghubungkannya dengan nasabah.

Menurut Mulyono (2012:99) “tindakan dan harapan yang akan diikuti

dengan hasil merupakan bentuk suatu inovasi, sehingga penemuan yang baru atau

sebuah inovasi dapat merupakan motivasi bagi pengurus atau pengelola untuk

bekerja dengan baik.” Pendapat tersebut menjelaskan bahwa sebuah

kecenderungan bertindak yang diikuti oleh hasil merupakan inovasi yang

menjadikan motivasi bagi setiap pengurus, maupun pengelola untuk melakukan

pekerjaan yang lebih baik. Lebih lanjut Rogers dan Shoemaker dalam Mulyono

(2012:99) “mengartikan inovasi sebagai ide-ide baru, praktek-praktek baru, atau

objek-objek yang dapat dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau

masyarakat. Pendapat tersebut memberi penekanan bahwa inovasi dapat

menghasilkan kebaruan yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

Kemudian pendapat Pearce dan Robinson (2008:522) memberikan penguatan

bahwa inovasi sebagai “komersialisasi awal penemuan dengan menghasilkan dan

menjual suatu produk, jasa, atau proses baru.” Pendapat Pearce dan Robinson

memberikan penjelasan bahwa inovasi mengembangkan atau mengkolaborasikan

produk yang sudah ada agar menjadi produk yang dapat di komersialkan, bukan

menciptakan produk baru melalui pengembangan ilmu pengetahuan. Sejalan

dengan beberapa pendapat yang sebelumnya yang menekankan pentingnya

inovasi, menurut Ditjen Pendidikan Tinggi (2013:165) inovasi memegang peranan

penting dalam mengembangkan produk dan jasa dalam bisnis.” Pendapat tersebut

32

menjelaskan bahwa kesuksesan perusahaan disebabkan oleh kreativitas mereka

dalam berinovasi.

Ada beberapa orang yang menganggap bahwa inovasi hadir secara tiba-

tiba dimana ide muncul, inovasi hadir tanpa melalui proses pemikiran yang

panjang. Ada juga yang menyebutkan bahwa inovasi muncul dari proses

pemikiran yang panjang, inovasi tidak bisa hadi secara tiba-tiba, pendapat ini

muncul karena inovasi merupakan sebuah aktivitas yang memakan waktu yang

lama dan membutuhkan waktu yang lama. Meskipun demikian, inovasi bukan

merupakan hal yang statis atau tetap, inovasi bersifat dinamis dan mengalir

sepanjang waktu. Untuk membangun inovasi seseorang harus melalui tahap yang

cukup panjang, seperti yang dijelaskan oleh Kreitner dan Kinicki (2014:259)

bahwa terdapat enam benih inovasi yang dapat membangun sebuah inovasi yaitu:

1. Kerja keras dalam arah tertentu. Sebagian besar inovasi muncul dari

orang-orang yang berdedikasi untuk memecahkan masalah.

2. Kerja keras dengan perubahan arah yaitu inovasi sering muncul ketika

orang-orang mengubah pendekatan mereka terhadap pemecahan

masalah.

3. Rasa penasaran. Inovasi biasanya muncul ketika orang-orang penasaran

mengenai sesuatu yang menarik.

4. Kekayaan dan uang. Inovasi seringkali muncul karena suatu organisasi

atau individu hannya menginginkan uang.

5. Kebutuhan. Inovasi banyak lahir dari keinginan untuk mencapai sesuatu

untuk menyelesaikan masalah yang ada.

6. Kombinasi benih. Inovasi muncul dipengaruhi dari beragam faktor

Enam benih inovasi diatas menguatkan bahwa inovasi tidak dapat tumbuh

tanpa ada sesuatu yang melatar belakanginya, naik latar belakang tersebut lahir

dari sebuah kebutuhan atau kelebihan sesuatu yang kemudian ingin

mengembangkan menjadi sesuatu yang lebih dari produk semula. Bagi perusahaan

yang akan mengembangkan inovasi, terlebih dahulu harus mengetahui jenis-jenis

33

inovasi yang ada, sehingga dapat memberikan gambaran dan pertimbangan bagi

perusahaan atau koperasi akan melakukan inovasi dengan menggunakan jenis

inivasi apa yang sesuai dengan usahannya. Pears dan Robinson (2008:524)

terdapat dua jenis inovasi, yaitu inovasi inkremental dan inovasi terobosan.

1. Inovasi inkremental diartikan sebagai perubahan atau penyesuaian

sederhana dalam produk, jasa atau proses yang ada.

2. Inovasi terobosan merupakan inovasi dalam hal produk, proses,

tekhnologi, atau biaya yang terkait hal yang menunjukan lompatan

kuantum ke arah perbaikan pada satu atau lebih cara-cara tersebut.

Dua jenis Inovasi diatas memiliki fokus yang berbeda. Inovasi inkremental

memiliki menekankan pada perkembangan sedikit demi sedikit secara teratur

dalam menciptakan inovasi, sedangkan inovasi terobosan sebuah inovasi yang

cepat mendobrak pasaran dengan sebuah produk yang biasanya fenomenal.

Selanjutnya selain koperasi dapat menggunakan inovasi inkremental dan

inovasi terobosan, koperasi dapat menggunakan strategi diversifikasi untuk

menarik masyarakat agar bergabung menjadi anggota koperasi tersebut. Strategi

diversifikasi tidak hannya berlaku pada perusahaan yang menghasilkan produk-

produk konsumsi, namun strategi diversivikasi dapat digunakan oleh perusahaan

jasa salah satunya koperasi dengan mengikuti perkembangan zaman dan

disesuaikan kebutuhan yang ada. Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 71)

“diversifikasi merupakan strategi pertumbuhan perusahaan dengan cara memulai

bisnis baru atau membeli perusahaan lain di luar produk dan pasar perusahaan

sekarang.” Diversifikasi disini adalah perusahaan tersebut menambah lini produk

dan sasaran pasarnnya secara total dengan tidak menghilangkan produk-produk

yang sudah ada.

34

Sejalan dengan pendapat Kotler dan Amsrong, Tjiptono (2008 : 132)

mengemukakan pengertian “diversifikasi adalah sebagai upaya mencari dan

mengembangkan produk atau pasar baru, atau keduanya, dalam rangka

mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitas, dan fleksibilitas.”

Bahwa strategi diversivikasi digunakan untuk mengembangkan produk yang

sudah ada dengan target pasar yang berbeda, maupun menciptakan produk baru

dengan target pasar yang sama, atau dapat keduanya dalam rangka meningkatkan

penjualan. Lebih lanjut Assauri (2007:198), “diversifikasi produk dilakukan

oleh suatu perusahaan sebagai akibat dilaksanakannya pengembangan produk,

sementara produk lama secara ekonomis masih dapat dipertahankan.” Dalam

diversifikasi produk, perusahaan berusaha untuk menaikkan penjualan dengan

cara mengembangkan produk baru untuk pasar-pasar yang baru, sehingga terdapat

bermacam macam produk yang diproduksi perusahaan. Beberapa pendapat yang

telah dikemukakan oleh para ahlitentang diversifikasi, maka dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa diversifikasi merupakan strategi yang dapat digunakan oleh

perusahaan atau koperasi dengan cara menganekaragaman produk dengan

disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pasar dalam rangka meningkatkan

pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitas dan fleksibilitas dengan jalan

menciptakan produk atau jasa baru tanpa bergantung pada satu jenis produknya

saja.

Tentu perusahaan maupun koperasi mempunyai tujuan tersendiri mengapa

menggunakan strategi diversifikasi untuk meningkatkan profitabilitas

perusahaannya. Kemudian Tjiptono (2008:132) mengemukakan bahwa secara

35

garis besar, diversifikasi produk dikembangkan dengan berbagai tujuan, antara

lain:

1. Meningkatkan pertumbuhan bila pasar atau produk yang ada telah

mencapai tahap kedewasaan dalam Product Life Cycle (PLC).

2. Menjaga stabilitas, dengan jalan menyebarkan resiko fluktuasi laba.

3. Meningkatkan kredibilitas di pasar modal.

Tujuan utama dari berbagai tujuan yang ada yaitu untuk menjaga

eksistensi perusahaan agar tetap memiliki posisi di pasar persaingan maupun

dihati para konsumennya. Diversifikasi dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu:

a. Diversifikasi Konsentris yaitu dimana produk-produk baru yang

diperkenalkan memiliki kaitan atau hubungan dalam hal pemasaran,

teknologi dengan produk yang sudah ada.

b. Diversifikasi Horisontal yaitu dimana perusahaan menambah produk-

produk baru yang tidak berkaitan dengan produk yang sudah ada, tetapi

dijual kepada pelanggan yang sama.

c. Diversifikasi Konglomerat yaitu dimana produk-produk yang

dihasilkan sama sekali baru tidak memiliki hubungan dalam hal

pemasaran maupun teknologi dengan produk yang sudah ada dan dijual

kepada pelanggan yang berbeda.

Diversifikasi merupakan suatu bagian dari strategi perluasan

pengembangan usaha melalui modivikasi produk yang telah ada maupun jalan

menambah produk atau jasa baru dengan target pasar yang sama maupun berbeda

pula. Inovasi merupakan sesuatu yang baru bagi para pelanggan maupun

36

karyawan koperasi. Produk-produk yang dihasilkan dari sebuah inovasi harus

mampu diterima dan diadopsi oleh para karyawan dan para nasabah yang akan

bersinggungan langsung dengan produk tersebut. Menurut mulyono (2012: 103)

“adopsi dapat diartikan sebagai proses penerimaan inovasi dan atau perubahan

perilaku, baik yang berupa pengetahuan (cognitive), sikap (affective), maupun

ketrampilan (psychomotoric) pada diri seseorang setelah menerima inovasi yang

telah disampaikan.” Penerimaan dalam penjelasan tersebut pengadopsi bukan

hannya sekedar tahu, akan tetapi sampai pengadopsi mampu

menginplementasikan di kehidupan dan usahannya. Penerimaan inovasi dapat

diamati secara langsung maupun tidak langsung oleh orang ain, sebagai cermin

dari adanya perubahan sikap, pengetahuan, dan atau ketrampilannya.

Inovasi tidak selalu diterima secara baik oleh masyarakat. Banyak

pertimbangan yang difikirkan oleh masyarakat dalam mengadopsi inovasi.

Pertimbangan-pertimbangan tersebut pada akhirnya menentukan mudah atau

tidaknya inovasi tersebut diadopsi. Menurut Mulyono (2012: 100) terdapat 6 sifat

instrinsik dari inovasi yang mencangkup :

1. Informasi ilmiah yang melekat atau dilekatkan pada inovasi tersebut.

2. Keunggulan relatif atau nilai-nilai unggul yang melekat pada

inovasinya.

3. Tingkat kerumitan inovasi (kompleksitas)

4. Mudah atau tidaknya inovasi diinovasikan (komunikatif)

5. Mudah atau tidaknya inovasi tersebut dicobakan (trialability)

6. Mudah atau tidaknya inovasi tersbut diamati (observability)

Ke enam sifat intrinsik inovasi diatas dapat menghilangkan sedikit

keraguan yang ada pada calon adaptor, karena inovasi merupakan sesuatu yang

baru dan masyarakat belum pernah mencoba sebelumnya. Proses adopsi pada

37

calon adaptor tidak bisa secara instan, proses adopsi memiliki tahapan-tahapan

tertentu sebelum pada akhirnya benar-benar mampu diadaptasi oleh masyarakat.

Mulyono (2012:103) menjelaskan tentang tahapan-tahapan adopsi inovasi sebagai

berikut :

1. Awareness atau kesadaran, yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya

inovasi yang ditawarkan.

2. Interest atau tumbuhnya minat yang ditandai oleh keinginan untuk

bertanya atau untuk mengetahui lebih banyak atau jauh tentang segala

sesuatu yang berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan.

3. Evaluation penilaian terhadap baik atau buruk atau manfaat inovasi

yang informasinya telah diketahui secara lengkap.

4. Trial atau mencoba dalam skala kecil untuk lebih menyakinkan

penilaiannya, sebelum menerapka pada skala besar.

5. Adoption atau menerima, menerapkan dengan penuh keyakinan

berdasar kanpenilaian dan uji coba yang telah dilakukan atau diamati

sendiri.

Sebuah inovasi dapat diadopsi biasanya timbul dari rasa penasaran atau

keingin tahuan masyarakat terhadap sesuatu yang baru, sehingga timbul sebuah

tahapan-tahapan proses adopsi tersebut.

2.3. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Analisa Strategi Pengembangan Usaha Guna Meningkatkan Keuntungan

Pada Unit Simpan Pinjam KUD Dastra Kinali Dengan Menggunakan

Portofolio BCG (Boston Consulting Group) oleh Syafrinaldi dan Yuliza

(2013). Metode yang dilakukan dalam penelitian tersebut adalah metode

kualitatif yang bersifat komparatif, penelitian tersebut berfokus pada

strategi pengembangan usaha yang dilakukan oleh KUD Dastra Kinali.

38

Hasil penelitian ini adalah dilihat dari pertumbuhan SHU unit simpan

pinjam, KUD Dastra Kinali tidak mempunyai hambatan dalam masalah

simpanan dan pinjaman, strategi yang diterapka oleh KUD Dastra Kinali

sudah sesuai atau sudah baik, dimana hal tersebut dapat dilihat dari

pertumbuhan SHU pada matrik BCG berada pada kuadran star, kemudian

kekuatan domisili yang dimiliki oleh KUD Dastra Kinali memiliki peluang

besar untuk kemajuan unit simpan pinjam KUD Dastra.

2. Membangun Keunggulan Kompetitif Melalui Aliansi Stratejik Untuk

Meningkatkan Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. Pos Indonesia

Wilayah VI Jateng Dan DIY) oleh Prasetya dkk (2001). Hasil dari

penelitiannya adalah variabel keunggulan kompetitif mempengaruhi secara

positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dalam rangka

meningkatkan kinerja perusahaan, keunggulan kompetitif dipengaruhi

positif aliansi stratejik dan perubahan lingkungan. Hasil pengujian

menunjukkan bahwa aliansi stratejik memiliki peran penting dalam

mendukung keunggulan kompetitif dalam rangka meningkatkan kinerja

perusahaan, diikuti oleh perubahan lingkungan dan inovasi produk.

3. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Komparatif dan

Keunggulan Kompetitif Pada Usaha Kecil da Menengah (UKM) Pengrajin

Batu Marmer Di Kabupaten Tulungagung oleh Graha (2010). Hasil

penelitiannya adalah Berdasarkan hasil analisis faktor dapat diketahui yang

menjadi masalah utama pada keunggulan komparatif UKM pengrajin batu

marmer di Kabupaten Tulungagung adalah upah buruh yang rendah,

39

wilayah dengan aksesibilitas tinggi, daerah aglomerasi dari berbagai

kegiatan, dan kebijakan pemerintah. Berdasarkan hasil analisis faktor

dapat diketahui yang menjadi masalah utama pada keunggulan kompetitif

UKM pengrajin batu marmer di Kabupaten Tulungagung adalah faktor

produksi, industri terkait, dan industri pendukung.

2.4. Kerangka Berfikir.

Hambatan besar yang dihadapi oleh setiap perusahaan tidak dapat

meningkatkan laba atau keuntungan perusahaan adalah perusahaan tersebut tidak

mempunyai strategi yang dapat dijadikan pedoman bagi perusahaan dalam

bertindak. Seluruh strategi yang terdapat di perusahaan atau koperasi dari tingkat

korporat sampai dengan strategi bisnis harus saling terintegrasi, sehingga tidak

terjadi miss strategi pada usaha yang sama.

Koperasi adalah badan usaha yang di bentuk atas kesadaran bersama

dalam rangka perbaikan ekonomi yang beranggotakan orang-perorangan dengan

berdasar pada asas kekeluargaan. Usaha koperasi memiliki peran penting terhadap

keberlangsungan koperasi. Dunia persaingan yang semakin ketat mengaruskan

koperasi membuat pertahanan pada usahanya dengan menciptakan keunggulan

kompetitif dan terus mengembangkan inovasi-inovasi produk agar tidak tergerus

atau tertinggal oleh para pesaingnya, dan mendapatkan ruang sendiri di hati para

nasabahnya dengan keunggulan-keunggulan yang tidak dimiliki oleh perusahaan

lain.

Berikut kerangka berfikir dalam penelitian ini, dimana koperasi yang akan

melakukan pengembangan usaha harus memperhatikan point-point penting

40

terutama strategi usaha yang akan direpakan, dimana strategi tersebut akan

menjadi pedoman bagi koperasi dalam bertindak. Strategi tersebut harus tertuang

dalam sebuah strategi jangka panjang maupun jangka pendek yang disusun oleh

pengurus koperasi, dari rumusan strategi tersebut kemudian dituangkan dalam

sebuah kebijakan yang menundukung keberlangsungan kebijakan strategi.

Selanjutnya baru diturunkan dalam sebuah strategi yang lebih kongkrit agar

mudah dilaksanakan dalam tataran pelaksanaannya. Selanjutnya bagan kerangka

berfikir ditampilkan pada bagan 2.1 sebagai berikut:

41

Bagan 2.1 Kerangka Berfikir

102

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Hasil penelitian tentang strategi koperasi simpan pinjam jasa dalam

pengembangan usaha, secara umum dapat disimpilkan sebagai berikut:

1. Dalam menciptakan keunggulan bersaing (Competitive Advantage),

Kospin Jasa mampu melakukan diversifikasi produk dan diferensiasi

produk yang dapat berhasil menghimpun pendapatan non bunga bagi

Kospin Jasa. Kospin Jasa berani memberikan bunga pinjaman lebih kecil

dari bunga pinjaman pada bank, yaitu dibawah 1% setiap bulan. Kospin

Jasa mampu memberikan pelayanan yang beragam baik secara langsung,

maupun pelayanan secara online kepada anggota dan calon anggota.

Kospin Jasa selalu memberikan pelatihan dan pembinaan kepada

karyawan guna meningkatkan kapasitas dan menambah loyalitas karyawan

terhadap Kospin Jasa, kemudian Kospin Jasa selalu menghargai dedikasi

karyawan yang dengan memberikan penghargaan-penghargaan kepada

karyawan yang kinerjanya bagus.

2. Strategi Kospin Jasa dalam menciptakan inovasi produk yang sesuai

dengan kebutuhan anggota. Kospin Jasa melakukan inovasi produk dengan

cara mengintegrasikan semua produk Kospin Jasa dengan layanan berbasis

online yang dilakukan sejak tahun 2009, dan dapat melakukan ekspansi

untuk memperbanyak cabang di seluruh Indonesia. Kospin Jasa terus

103

berusaha menjadi koperasi dengan organisasi modern dengan terus

memperbesar Kospin Jasa dengan melakukan kerjasama dengan lembaga-

lembaga lain yang menunjang.

3. Peneliti menemukan hal lain yaitu keunggulan bersaing melalui figure dan

karisma tokoh Kospin Jasa, dimana hal tersebut yang membuat anggota

loyal terhadap Kospin Jasa.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagi pemilik usaha sebaiknya dapat menerapkan strategi lain, seperti

strategi promosi. Strategi promosi dapat dilakukan melalui media cetak

dan elektronik yang lebih massif, sehingga masyarakat di luar karisidenan

pekalongan dapat mengenal Kospin Jasa sebagaimana masyarakat

karisidenan pekalongan. Mobil kas keliling yang saat ini digunakan

sebagai alat promosi, survei, dapat diperbanyak unitnya dan tidak hannya

tersedia di kantor pusat, namun terdapat diseluruh kantor cabang Kospin

Jasa.

2. Bagi pemerintah sebaiknya membuat kebijakan yang tidak membelenggu

perkembangan koperasi di Indonesia, serta mendukung secara penuh

perkembangan koperasi di Indonesia.

104

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji dan Sudantoko Djoko, (2002). Koperasi Kewirausahaan, dan

Usaha Kecil, Rineka Cipta: Jakarta

Assauri, Sofjan, 2007. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Tinggi.

2013. Kewirausahaan. Jakarta: Ditjen Pendidikan Tinggi.

Kartasapoetra, dkk. 2001. Koperasi Indonesia yang Berdasarkan Pancasila dan

UUD 1945 (edisi revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Kodrat, David Sukardi. 2009. Manajemen Strategi Membangun Keunggulan

Bersaing Era Global di Indonesia Berbasis Kewirausahaan. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta:

Erlangga.

Kotler, Philip dan Garry Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid 1.

Jakarta : Erlangga.

Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki. 2014. Perilaku Organisasi. Jakarta:

Salemba Empat.

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexi J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyono, Djoko. 2012. Buku Pintar Strategi Bisnis Koperasi Simpan Pinjam.

Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Nugraha, Andi. 2010. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan

Komparatif dan Keunggulan Kompetitif Pada Ukm Pengrajin Batu

Marmer di Kabupaten Tulungagung.” Dalam Jurnal Ekonomi

105

Modernisasi, Vol. 6, No. 1, 2010. Hal 74-91. Malang: Universitas

Kanjuruhan Malang

Pearce II, John A dan Richard B. Robinson. Manajemen Strategis Formulasi,

Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat.

Prasetya, GI Hery, dkk. 2007. “Membangun Keunggulan Kompetitif Melalui

Aliansi Stratejik Untuk Meningkatkan Kinerja Perusahaan (Studi Kasus

Pada Pt. Pos Indonesia Wilayah Vi Jateng Dan Diy).” Dalam Jurnal Studi

Manajemen & Organisasi, Vol. 4. No. 2, 2007. Hal 1-19. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Rangkuti, Freddy. 2009. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama.

Ropke, Jochen. 2003. Ekonomi Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta: Salemba

Empat.

Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta:

Erlangga.

Shin, Namchul. 2001. “Strategies For Competitive Advantage In Electronic

Commerce.” Dalam Journal of Electronic Commerce Research, Vol. 2,

No. 4, 2001. Hal 165. New York City: Pace University

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Syafrinaldi dan May Yuliza. 2013. “Analisa Strategi Pengembangan Usaha Guna

Meningkatkan Keuntungan Pada Unit Simpan Pinjam KUD Dastra Kinali

dengan Menggunakan Portofolio BCG (Boston Consulting Group.” Dalam

e-journal Apresiasi Ekonomi, Vol 1, No 1, 2013. Hal 1-8. Sumatra Barat:

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Pasaman

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran, Edisi III. Yogyakarta: CV.Andi

Offset.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang

Perkoperasian.

106

W. Zimmerer dan Norman M. Scarborough. 2008. Kewirausahaan dan

Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: Salemba Empat.