Post on 14-Oct-2015
Luhu A. Tapiheru
STATUS NEUROLOGIANAMNESA
Misal : KU : Lemah lengan dan tungkai- Tiba-tiba / perlahan
Tiba-tiba PerlahanTrauma kepala SOL, infeksi
- Pada saat istirahat / aktivitasIstirahat AktivitasStroke Iskemik Stroke hemorrhagik
Riwayat penyakit mendukung dx :- Hipertensi- DM- Merokok- Jantung- Hiperkolesterolemia
Abses : Riwayat infeksi (demam)Tumor otak : Gangguan jiwaStroke : Pernah tidak stroke sebelumnya. Jika pernah, lemah tungkai dan lengan yang mana? - Pada lengan dan tungkai yang sama " Hemipareserecurrent - Pada lengan dan tungkai yang berbeda " Hemiparese duplex
DD hemiparese :- SOL (Abses, tumor, tuberkuloma) " Perlahan- Stroke " Tiba-tiba- Infeksi " Riwayat demam, tanda-tanda infeksi- Trauma " Riwayat trauma
Riwayat keluarga : - Faktor herediter : Diwariskan (bapak, ibu, kakek, nenek) - Faktor familier : Dialami keluarga (kakak, adik)
STATUS NEUROLOGI
Sensorium : Kuantitatif : Skala Koma Glasgow
Visual Spontan Atas panggilan Terhadap nyeri Tidak ada reaksi
4321
Verbal Orientasi baik Bicara kacau Bicara tidak jelas Mengerang
5432
Luhu A. Tapiheru
Tidak mengucapkan kata 1Motorik Menurut perintah
Mengetahui lokasi nyeri Reaksi menghindar Dekortikasi Deserebrasi Tidak ada reaksi
654321
Derajat kesadaran1. Compos mentis
- Orientasi baik- Sikap awas waspada
2. Apatis- Tidak peduli lingkungan- Diajak bicara " spontan, gerakan spontan (+)
3. Somnolence- Mengantuk- Bangun dengan rangsangan suara- Gerakan spontan dan bicara spontan
4. Sopor- Tidur nyenyak- Memberi respon dengan rangsangan nyeri yang kuat
5. Koma- Tidur nyenyak sekali- Gerakan spontan (-)- Gangguan miksi dan defekasi (+)
Kualitatif :Fungsi luhur : Fungsi yang ada dengan proses pembelajaran/perkembangan. Cth : menulis, membaca.
Kranium : Bentuk : Bulat / lonjong Fontanela : Terbuka / tertutup (paling lama tertutup sempurna dalam 18
bulan) Palpasi : Pulsasi A. temporalis, A. carotis Perkusi : Pada hidrocephalus anak-anak " Cracked Pot Sign Auskultasi : Desah arteri (A. frontalis, A.temporalis) " pd peny. pemb.darah Transiluminasi : Dilakukan di ruang gelap, menggunakan
senter dengan ujung karet agar cahaya tidak menyebar. Senterditempelkan di kranium, jika terdapat cairan/perdarahan " akanmeneruskan sinar.
Perangsangan meningeal : Kaku kuduk : - Pasien berbaring, pemeriksa di sebelah kanan pasien - Lakukan rotasi kepala (kiri dan kanan) " meningismus (+)/(-) - Tangan kiri pemeriksa diletakkan di bawah kepala, tangan
kanan di dada pasien - Kepala difleksikan sehingga menyentuh dada " tahanan
(+)/(-) Membedakan meningismus dengan kaku kuduk :
" Mengangkat bahu pasien, jika kepala jatuh ke belakang " kaku kuduk
Luhu A. Tapiheru
Jika kepala tertarik " meningismus
Kernigs Sign : - Pasien berbaring - Tungkai difleksi maksimal pada sendi panggul - Tungkai diekstensikan pada sendi lutut " sampai sudut 135 - Jika < 135 atau nyeri (+) " Kernigs sign (+)
Brudzinski I : - Lakukan test kaku kuduk - Fleksi bilateral tungkai " Brudzinskis sign I (+)
Brudzinski II : - Lakukan Kernigs sign - Tungkai kontralateral fleksi " Brudzinskis sign II (+)
Yang menimbulkan perangsangan meningeal : Infeksi (meningitis), Stroke hemorrhagik (PSA), Abses retropharynx.
Peningkatan TIK : Sakit kepala : - Terus menerus - Nyeri kepala hebat seluruh kepala - Tidak berkurang dengan analgetik - Bertambah berat dengan batuk/bersin - Lebih berat pada pagi hari
Muntah : - Proyektil, tidak didahului oleh mual
Kejang : - Fokal/umum, tonik/klonik - Frekuensi & lama kejang
Nervus CranialisNervus I (Olfaktorius)Fungsi : PenciumanSyarat : - CM & kooperatif - Tidak menggunakan bahan yang merangsang - Menggunakan bahan yang familier oleh pasien (spt: kopi, jeruk,the) - Tidak ada penyakit hidung (cth: polip, rhinitis)Cara pemeriksaan : - Kedua mata ditutup - Pemeriksaan dilakukan satu per satu pada hidung. Normosmia : Kemampuan menghidu normal Hiposmia : ' Anosmia : (-) Hiperosmia : & Parosmia : Salah mencium/mengartikan bau Kakosmia : Mencium bau busuk
Pusat penciuman & pengecapan : Lobus temporalis girus uncinatus " kerusakan
" terjadi uncinate fit (halusinasi penciuman) Pada epilepsi lobus temporalis
Sindroma Foster Kennedy : - Papil atrofi ipsilateral
Luhu A. Tapiheru
- Anosmia ipsilateral - Papil edema kontralateral
Nervus II (Opticus)Fungsi : Penglihatan
Visus : - Snellen chart 6/6 m = jarak pasien bisa melihat - Hitung jari m/60 (m) - Lambaian tangan m/300 - Cahaya senter m/~
Lapangan pandang : Konfrontasi Donder- Pemeriksa dan pasien duduk berhadapan dengan jarak 60 100 cm- Mata pasien dan pemeriksa yang tidak diperiksa (mata yang berhadapan)
harus ditutup- Pasien memfiksasi matanya pada mata pemeriksa- Lalu pemeriksa menggerakkan jarinya dari arah lateral ke medial- Pasien memberitahu jika mulai bisa melihat jari pemeriksa, dan
dibandingkan dengan pemeriksa Kampimetri Perimetri Untuk melihat scotoma
Scotoma : Bintik/bercak hitam (bintik yang tidak dapat dilihat) pada lapanganpandang.
" Scotoma (+) : Pasien mengeluh ada bintik hitam" Scotoma (-) : Pada pemeriksaan pasien baru mengeluh
Hemianopsia : Kehilangan separuh lapangan pandang.- Homonim- Heteronim
Luhu A. Tapiheru
Fundus okuli : dengan funduskopiNormal Edema Papil Atrofi Papil
Warna Jingga muda Hiperemia PucatBatas Tegas Tidak tegas Lebih jelasEkskavasio Cekung Dangkal/menghilangArteri Agak lurus MenyempitVena Berkelok-kelok Membesar MenyempitArteri : Vena 2 : 3 3 : 2
Papil : Tonjolan pada N. optikus
Refleks ancaman : Gerakan tangan/benda mengarah ke mata (seperti mengancam) " kedipan. Afferen : N. II, Efferen : N. VII, Inti : Pons
Nervus III (Occulomotorius) :M. rectus med, sup, inf, M. oblique inf,M. levator palpebra, M. spinchter pupilNervus IV (Trochlearis) : M. obliqus supNervus VI (Abducens) : M. rectus lat
Fungsi : Pergerakan bola mataGerakan bola mata : - Saccade : Mata secara refleks ditujukan ke suatu objek - Pursuit : Mata mempertahankan melihat 1 benda yang bergerak
Luhu A. Tapiheru
Nistagmus : Gerakan bolak balik mata yang involunter dan ritmis, dengan 1komponen cepat ke 1 arah dan 1 komponen lambat ke arah yangberlawanan.
- Fisiologis " dengan test Kalori (COWS : cold opposite warm similar) - Patologis
Pupil : - Lebar : Isokor / anisokor (beda >2 mm) N : 3 mm - Bentuk : Bulat / lonjong
Rima palpebra : N : 7 mm
Deviasi konjugae : Mata selalu dilirikkan ke satu arah, tidak dapat dilirikkan ke arahlain.
- Lesi kortikal : - Lesi iritatif " mata dilirikkan ke arah kontralateral - Lesi paralitik " mata dilirikkan ke arah ipsilateral - Lesi pons : Sebaliknya
Dolls Eye Phenomen : Dilakukan pada pasien dengan penurunan kesadaran. Cara : - Pemeriksa berada di belakang pasien dgn kedua tangan di atas kepala
pasien dan kedua jempol membuka kelopak mata. - Lalu kepala dirotasikan ke kanan dan kiri.
" (+) : Bola mata ke arah kontralateral posisi kepala dirotasikan." (-) : Bola mata mengikuti arah kepala dirotasikan.
Strabismus : - Divergen : Kedua mata melirik ke arah lateral - Konvergen : Kedua mata melirik ke arah medial
Sindroma Horner : - Miosis - Ptosis - Enopthalmus
Nervus V (Trigeminus)V1. Ophtalmicus : Kelopak mataV2. Maxillaris : Sinus, rongga hidung, selaput lendir, langit-langitV3. Mandibularis : Lidah, selaput lendir di rahang
Fungsi : Perangsangan otot-otot mengunyah, sensasi sentuh, nyeri dan temperatur
Motorik Membuka dan menutup mulut - Meraba M. masseter & M. temporalis " perhatikan tonusnya - Pada saat membuka mulut " rahang bawah terdorong ke arah yang
lemah Kekuatan otot - Pasien menggigit tongue spatel, kemudian gerakkan rahang bawah ke
samping kiri dan kanan. Jika paresis kanan, rahang tidak bisadigerakkan ke kiri
- Lihat kedalaman gigitan Winking Jaw Reflex
Luhu A. Tapiheru
" Mata berkedip sebelah, mulut dibuka, rahang terdorong ke arah yanglemah
Sensorik Kulit Selaput lendir
Refleks kornea - Kornea mata disentuh dengan kapas yang ujungnya runcing dari arah lateral. - Respon : Mengedipkan mata - Aff : N. V1, Eff : N. VII, Inti : Pons
Refleks masseter - Pasien membuka mulut sedikit - Jari pemeriksa di tengah dagu, lalu diketukkan dengan palu refleks" Mulut digerakkan sedikit atau tidak sama sekali (Normal)" Mulut tertutup rapat (Hiperrefleks : (+))
- Aff : N. V3, Eff : N. V, Inti : Pons
Refleks bersin - Mukosa hidung dirangsang - Aff : N. V, Eff : N. V, VII, IX, X, Inti : Pons, medula oblongata
Nervus VII (Fascialis)Fungsi : Ekspresi wajah, kelenjar ludah dan air mata, pengecapan 2/3 depan lidah.
Motorik Mimik Kerut kening : Pasien mengikuti jari pemeriksa yang digerakkan ke atas
pasien Menutup mata Meniup sekuatnya : Pasien menggembungkan mulutnya, dan tangan pemeriksa
menekan pipi pasien. Udara keluar lewat bagian yanglemah.
Memperlihatkan gigi : Mulut tertarik ke arah yang sehat Tertawa
Luhu A. Tapiheru
UMN LMN Kerut kening (+) Lagophtalmus (-)
Kerut kening (-) Lagophtalmus (+)
Sensorik Pengecapan 2/3 depan lidah : Manis, asam, asin (gula, garam) " dilakukan
bergiliran diselingi istirahat. Lidah tidak bolehdigerakkan pada saat dilakukan pemeriksaan.
Produksi kelenjar ludah : Mulut kering atau tidak Hiperakusis : Merasa nyeri jika mendengar suara akibat intensitas suara yang
diterima lebih kuat. Prebiaskusis " pada orang tua Refleks stapedial : Pasien menggunakan stetoskop, lalu stetoskopdiketuk.
Bells Palsy : Kelumpuhan N. VII perifer yang timbul akut, penyebabnya belumdiketahui.
Sebagian besar sembuh, beberapa dengan gejala sisa : kontraktur,sinkinesia, spasme spontan.
Bells Phenomen : Karena tidak bisa menutup mata, bola mata diputar ke belakang.
Nervus VIII (Vestibulocochlearis)Fungsi : Pendengaran dan keseimbangan
Auditorius Pendengaran : Test berbisik Ruang kedap suara (6 x 6 m), mendengar detak arloji Rinne test : Membandingkan konduksi tulang dan udara. Hantaran udara lebih baik daripada tulang.
Luhu A. Tapiheru
- Garpu tala dibunyikan dan pangkalnya diletakkan pada tulangmastoid
- Jika getaran hilang, didekatkan ke telinga " masih terdengar(normal)
Weber test : Garpu tala dibunyikan diletakkan pangkalnya pada pertengahankepala. Di dengar pada telinga mana bunyi terdengar lebihkeras.
Schwabach test: Pendengaran penderita dibandingkan dengan pemeriksa. Garpu tala dibunyikan, lalu didengarkan pada penderita sampai
penderita tidak mendengar lagi. Lalu didengarkan padapemeriksa.
Vestibularis Nistagmus Reaksi kalori : - Kepala penderita diangkat ke belakang sebanyak 60. - Air dingin 30, air hangat 44 disemprotkan ke liang telinga. - Perhatikan nistagmus (gerakan ke arah air hangat) Nistagmus ke arah air hangat. Vertigo : Perasaan penderita berputar thd ruangan atau ruangan berputar
terhadap dirinya. Tinnitus : Terdengarnya suara bising tanpa adanya sumber bising.
Nervus IX (Glossopharyngeus)Nervus X (Vagus)
Penderita membuka mulut, dengan senter diperhatikan palatum molle, uvula danarcus pharynx pada saat istirahat dan bersuara (aaaaaa).
Palatum molle : Arcus pharynx tidak terangkat pada yang lemah saat bersuara.Uvula : Terdorong ke arah yang sehat.Disfagia : Tidak bisa menelan makanan/minuman.Disartria : Tidak mampu mengucapkan kata dengan baik (ular melingkar).
Luhu A. Tapiheru
Suara sengau (palatum molle tidak dapat menutup tubaeustachius ketika berbicara)
Disfonia : Suara serak atau lemah. Akibat kelumpuhan N. recurrentlaryngeus.
Refleks muntah : Pemeriksa meraba dinding belakang pharynx dengan kapas lidi Respon : muntah. Bandingkan kiri dengan kanan. Aff : N. IX, X, Eff : N. V, IX, X, Inti : Medula oblongataPengecapan 1/3 belakang lidah
Nervus XI (Accessorius)Mengangkat bahu Menilai kekuatan M. trapezius. - Pemeriksa berdiri di belakang pasien, pasien dalam keadaan duduk. - Tangan pemeriksa menekan kedua bahu pasien, pasien berusaha
mengangkat bahu.
M. Sternocleidomastoideus - Pasien menoleh ke salah satu arah, penderita menahan gerakan menoleh
tersebut. - Membandingkan kekuatan otot kiri dan kanan.
Nervus XII (Hypoglossus)Fungsi : Mensyarafi otot-otot lidah.Lidah : Tremor Atrofi Lesi LMN Fasikulasi
Ujung lidah sewaktu istirahat : Jatuh ke arah yang lemah.Ujung lidah sewaktu dijulurkan : Terdorong ke arah yang lemah.
Sistem MotorikTrofiTonus ototKekuatan otot 0 : Tidak ada kontraksi 1 : Terlihat kontraksi setempat otot tanpa terlihat adanya gerakan 2 : Ada gerakan jika gaya gravitasi dihilangkan (tidak mampu melawan gaya
gravitasi) 3 : Bisa melawan gravitasi tapi tidak mampu melawan tahanan ringan 4 : Bisa melawan tahanan ringan dari pemeriksa 5 : Mampu melawan tahanan optimal dari pemeriksa (normal)
Gerakan spontan abnormal Tremor : Gerakan ritmik 3 5 detik dalam keadaan istirahat terutama
pada jari, tangan, lengan dan dagu. : Gerakan involunter secara bolak-balik dari suatu bagian
anggota tubuh oleh karena kontraksi otot antagonis secarasilih berganti.
Khorea : Gerakan tidak teratur, terpaksa, cepat, menyentak, mengenaijari, tangan, ekstremitas atau bagian lain tubuh.
Luhu A. Tapiheru
Ballismus : Gerakan involunter kasar, menghinggapi bagianproksimal dan distal " seperti membanting-bantingkan tubuh.
Mioklonus : Kontraksi otot involunter, tiba-tiba, terbatas tanpa melibatkangerakan yang berhubungan, pada ekstremitas, wajah, ronggamulut.
Atetosis : Gerakan-gerakan relatif lambat, berliku-liku irreguler padatangan dan jari, seperti main piano, bisa juga pada jari kaki.
Distonia : Gerakan involunter otot proksimal, perlahan-lahan, melilit "Mis: tortikolis
Spasmus : Kontraksi sekelompok otot yang besar, gerakanterbatas.
Tic : Gerakan singkat, berulang-ulang, stereotipik dan kompulsifpada segmen tubuh yang relatif kecil.
Tes SensibilitasEksteroseptif Nyeri : - Dipakai jarum dengan ujung tajam dan tumpul - Dimulai pada daerah yang kurang peka - Pada daerah hiperalgesia diperiksa paling kemudian
" Analgesia : Tidak peka thd rasa nyeri" Hipalgesia : Kemampuan membedakan rasa nyeri menurun" Hiperalgesia : Kemampuan membedakan rasa nyeri
berlebihan Suhu : - Digunakan tabung berisi air panas (40 45C) atau air
dingin (5 - 10C). - Pada keadaan normal, kulit dapat membedakan perbedaan
suhu 2 - 5C, dan pada ujung jari lebih peka lagi." Thermanestesia : Tidak merasakan suhu" Therm hypastesia : Kurang merasakan suhu" Therm hyperastesia : Lebih merasakan suhu" Iso thermognosia : Semua suhu dirasakan sebagai panas
Raba : - Menggunakan kapas, rambut atau bulu (wool) - Menggunakan alat seperti jangka yang disentuhkan pada
bagian-bagian yang diperiksa." Anastesia : Hilang rasa raba" Hipestesia : Berkurang rasa raba" Hiperestesia : Bertambah rasa raba" Topognosis : Kemampuan untuk mengenali lokasi stimulasi
Proprioseptif Rasa gerak : Kemampuan untuk merasakan rasa gerak baik aktif maupun
pasif. Rasa posisi : Kemampuan untuk mengatur posisi tubuh terhadap ruang
sekitarnya. - Menentukan arah gerakan, pemeriksa memegang sisi
lateral anggota gerak. - Mis: Jari digerakkan ke atas bawah/kanan kiri, pasien
menentukan ke arah mana jari digerakkan. Rasa getar : - Dengan menggunakan garpu tala ditempatkan pada tulang
menonjol. - Mis: pergelangan tangan, lutut, tibia, siku, dll
" Pal anastesia : Menghilang" Pal hipestesia: Menurun
Luhu A. Tapiheru
Rasa tekanan
Fungsi kortikal untuk sensibilitas : Stereognosis : Kemampuan untuk mengenali benda dengan meraba. Pengenalan dua titik : Kemampuan membedakan jarak 2 stimulus secara
bersamaan. Dengan menggunakan jangka, jarak > 3 mm. Grafastesia : Kemampuan mengenal angka/huruf yang ditulis pada
kulit." Agrafastesia : Tidak mampu
Barognosis : Kemampuan membedakan berat-berat benda pada 2tangan.
RefleksRefleks Fisiologis Biceps : Lengan fleksi thd siku dgn siku 90, penokokan tendon Bicepsbrachii.
" Fleksi lengan bawah pada siku.Aff : N.Musculocutaneus Inti : C5 6 Eff : N.
Musculocutaneus Triceps : Lengan bawah sedikit fleksi thd lengan atas, penokokan tendontriceps
" Ekstensi lengan bawah pada sikuAff : N. radialis Inti : C6 7 Eff : N. radialis
Radioperiost: Lengan bawah sedikit fleksi dan sedikit supinasi, penokokanprosesus styloideus radialis." Fleksi lengan bawah dan supinasi tanganAff : N. radialis Inti : C6, 7, 8Eff : N. radialis
KPR : Tungkai bawah fleksi pada lutut, penokokan tendon patella." Ekstensi tungkai bawah pada lututAff : N. femoralis Inti : L2, 3, 4 Eff : N. femoralis
APR : Pergelangan kaki difleksikan (dorsofleksi), tendon Achilles diketuk." Plantarfleksi kakiAff : N. tibialis Inti : S1, 2 Eff : N. tibialis
Strumple : Tapak kaki digoreskan dari bawah ke atas." Plantarfleksi jari kaki
Dinding perut: Digoreskan pada tiap sisi perut, atas dan bawah, batas pusat,dari lateral ke medial.
Luhu A. Tapiheru
" Kontraksi otot
Refleks Patologis Babinski : Penggoresan dari tumit sampai jempol kaki.
" Dorsofleksi jempol dan jari lainnya fanning. Chaddock : Penggoresan malleolus lateralis menuju jempol kaki.
" Respon babinski Oppenheim : Mengurut dengan kuat tibia dan otot tibialis anterior, dari atas ke
bawah." Respon babinski
Gordon : Pencubitan otot betis (gastrocnemius)." Respon babinski
Schaefer : Mencubit tendon achilles." Respon babinski
Gonda : Penekukan jari ke 4 dari kaki secara maksimal dan dilepaskantiba-tiba." Babinski
Hoffman : Pangkal jari tengah pasien dipegang, lalu ujung kuku jari tengahdipetik." Fleksi jari-jari (claw hand)
Trommer : Pangkal jari tengah pasien dipegang, lalu tapak jari tengah dicolek." Fleksi jari-jari
Klonus lutut : Patella ditekan kuat ke arah distal. Tungkai lurus/ekstensi." Gerakan cepat turun naik dari patella
Klonus kaki : Satu tangan pemeriksa memegang ujung kaki pasien dan tanganyang lain memegang poplitea, lutut setengah fleksi dan tungkaiabduksi.
Kaki dorsofleksi kan dengan cepat dan kuat, dan dipertahankan." Fleksi dan ekstensi kaki bergantian, ritmis dan kontinu
Refleks Primitive Refleks sucking : Bibir disentuh " Gerakan bibir seperti menetek
Aff : N. V, IX Eff : N. V, VII, IX, X, XII dan N. spinal Refleks snout : Bibir atas diketuk (tendon otot orbicularis oris)
" Kontraksi otot orbikularis oris
KoordinasiLenggangBicara : Berbicara spontan, pemahaman, mengulang, menamai.Menulis : Mikrografia pada Parkinsons diseasePercobaan apraksia : Ketidakmampuan dalam melakukan tindakan yang terampil - Mengancing baju - Menyisir rambut - Mengikat tali sepatuMimikTest telunjuk-telunjuk : Pasien merentangkan kedua lengannya ke samping
sambil menutup mata. Lalu mempertemukan jari-jarinyadi tengah depan.
Test telunjuk-hidung : Pasien menunjuk telunjuk pemeriksa, lalu menunjukhidungnya.
Diadokhokinesia : Kemampuan melakukan gerakan yang bergantian secaracepat dan teratur.
Luhu A. Tapiheru
Test tumit-lutut : Pasien berbaring dan kedua tungkai diluruskan, lalu pasienmenempatkan tumit pada lutut kaki yang lain.
Test Romberg : Pasien berdiri tegak kedua kaki sejajar bersentuhan, mataditutup." Pasien tidak akan dapat mempertahankan posisinya "gangguan vestibuler (+)
VegetatifVasomotorik : Pembuluh darah " digores merah.Sudomotorik : BerkeringatPilo-erektor : Merinding " tangan pemeriksa setelah memegang es, lalu
memegang pasienMiksi DefekasiPotensi dan libido
VertebraBentuk : Normal Scoliosis : Deviasi lateral kuravatura vertebra Hiperlordosis : Cekungan anterior pd kurvatura lumbal dan cervikal
tulang vertebra bila dilihat dari samping Kifosis : Kelengkungan torakal tulang vertebra yang berlebihan
Tanda Perangsangan RadikulerPerangsangan Radikuler : Nyeri yang dirasakan dari suatu radiks saraf dan
menjalar sepanjang peta dermatom yang disarafi radikstersebut dan terjadi karena adanya suatu iritasi radiks.
Laseque : Kaki difleksikan pada sendi panggul dengan sendi lutut tetapekstensi." Tahanan dengan sudut < 60
Cross Laseque : Lakukan test Laseque " nyeri pada kaki yang berlawanan.Lhermitte : Kompresi kepala pada berbagai posisi. - Pemeriksa berada di belakang pasien - Kepala pasien ditekan dengan kedua tangan kebawah - Kepala dimiringkan ke kiri lalu ditekan ke bawah, hal yang
serupa juga setelah kepala dimiringkan ke kanan, depan,dan belakang.
- Timbul nyeri radikuler yang menjalar ke lengan " (+) - Traction Test " Kebalikan Lhermitte, nyeri hilang.Nafziger : Membendung vena jugularis sin dex Lalu pasien disuruh mengedan atau meniup dengan mulut
tertutup " tekanan &" Nyeri (+)
Luhu A. Tapiheru
Gejala-Gejala CerebellarAtaxia : Gangguan gerakan jalan yang tidak teratur oleh karena
impuls proprioseptif tidak dapat diintegrasikan (gangguankoordinasi gerakan).
Disartria : Gangguan kata-kataTremor : Intention tremor : Irreguler, bertambah kasar bila tangan
menuju suatu arah atau sasaran.Nistagmus : Test kaloriFenomena rebound : Tidak mampu menghentikan gerakan tepat pada waktunya. Penderita memfleksi kan tangan, dan disuruh menahan
tahanan oleh pemeriksa, lalu pemeriksa melepaskantangannya dengan tiba-tiba." Ditahan oleh otot-otot triceps " Normal
Vertigo : Ganggaun orientasi di ruangan dimana perasaan dirinyabergerak berputar terhadap ruangan sekitarnya atau ruangansekitarnya bergerak terhadap dirinya.
Test romberg
Gejala-Gejala EkstrapiramidalTremor : Resting tremor/Parkinson tremorRigiditas : Hipertonus otot-ototBradikinesia : Gerakan melambat
Fungsi LuhurKesadaran kualitatifIngatan baruIngatan lamaOrientasi - Diri - Tempat - Waktu - SituasiInteligensia - Normal - TergangguDaya pertimbangan - Baik - KurangReaksi emosi - Normal - TergangguAfasia : Gangguan berbahasa (gangguan dalam memproduksi atau
memahami bahasa). Ekspresif : Motorik : Area Broca Reseptif : Area WernickeAgnosia : Ketidakmampuan mengenali benda-benda yang telah dikenali
sebelumnya. Agnosia visual : Tidak mampu mengenali objek secara visual. Agnosia jari : Ketidakmampuan mengidentifikasi jarinya atau jari orang lain.
" Pasien menutup mata, pemeriksa memegang salah satu jaripasien, dan pasien membuka matan dan menunjukkan jariyg diraba tadi.
Akalkulia : Ketidakmampuan berhitung Disorientasi kanan kiri : Anosognosia : Menyangkal adanya gangguan fungsi tubuh. Sindroma Gertsmann : - Agraphia
Luhu A. Tapiheru
- Akalkulia - Agnosia jari-jari - Disorientasi kanan kiri