Post on 23-Apr-2019
STATISTIKA & TEORI PROBABILITAS
Ashfar Kurnia
METODE DAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
A. Kerangka Teoritik dan Pengukuran Construct (Variabel) Bagaimana variabel diukur ??
Berbagai obyek dapat diukur dengan mudah :
Misalnya :
Berapa tinggi badan saudara?, Berapa lama saudara telah bekerja?
Apa jabatan saudara ?, Berapa usia saudara ?
Jawaban pertanyaan diatas :
memiliki alat pengukuran yang sesuai dan obyektif.
Bagaimana apabila pertanyaan :
•Bagaimana perasaan (feelings) anda setelah mengikuti kegiatan ini ?
•Bagaimana sikap (attitudes) mahasiswa gunadarma terhadap perubahan
proses pembelajaran?
•Bagaimana persepsi (perceptions) mahasiswa terhadap pengajarnya?
Pertanyaan diatas sukar untuk dijawab dan diukur karena bersifat abstrak.
Salah satu cara yang dilakukan adalah mengurangi karakteristik yang abstrak dari
konsep-konsep seperti motivasi, keterlibatan (involvement), kepuasan
(Satisfactions), perilaku konsumen (consumer behavior) dll.
Misalnya :
Konsep kecenderungan perilaku konsumen dalam pembelian bersifat abstrak.
Tetapi kita dapat menduga kecenderungan perilaku tersebut dari apa yang akan
dilakukan konsumen.
Misalnya :
•Apakah konsumen tersebut mengatakan hal-hal positif mengenai produk atau
merk kepada orang lain ?
•Apakah konsumen merekomendasikan produk/merk tersebut kepada orang yang
meminta pendapatnya?
•Apakah mendorong teman-temannya atau kenalannya untuk membeli produk
tersebut?
•Apakah akan tetap memilih produk tersebut apabila harganya dinaikkan?
Pengertian Pengukuran variabel Pengukuran variabel (jika dipahami dari sisi variabel) adalah proses
menghubungkan konsep dengan fakta empirik (realitas). Jika dipahami dari
sisi fakta, pengukuran variabel adalah pemberian bilangan atau simbol pada
peristiwa empirik menurut aturan yang ditetapkan. Misalnya :
Aturan : „P‟ untuk pria dan „W‟ untuk Wanita
Aturan : Beri ‟5‟ untuk sangat setuju, Beri „4‟ untuk setuju
Beri „3‟ untuk netral, Beri „2‟ untuk tidak setuju
Beri „1‟ untuk sangat tidak setuju
Pengukuran variabel lebih berguna untuk variabel yang bersifat abstrak
seperti sikap, motivasi, kinerja dll.
Untuk variabel seperti ini pengukuran tidak dapat secara langsung terhadap
variabelnya, melainkan secara tidak langsung melalui indikan atau proksi-
nya yang bisa diamati. Indikan atau proksi inilah yang dinamakan sebagai
„fakta atau realitas‟.
Contoh :
Untuk membedakan perusahaan yang melakukan perataan laba dan yang tidak
melakukan perataan laba, digunakan proksi ”Indeks Eckel (1981)”, dikutip
assih dan Gudono.
Kalau ingin mengetahui partisipasi penyusunan anggaran oleh manajer
diperlakukan pengukuran secara tidak langasung melalui indikan-indikan:
- Seberapa banyak keterlibatan manajer dalam penyusunan unsur-unsur
anggaran
- Kepuasan terhadap finalisasi anggaran
- Seberapa penting pendapat manajer dalam penyusunan anggaran
(Kren, 1992)
Pengukuran yang baik adalah pengukuran yang bisa menghasilkan
isomorphism yaitu terjadi kesamaan antara realitas atau fakta yang diteliti
dengan nilai yang diperoleh dari hasil pengukuran.
.
Sebagai contoh:
Pengukuran variabel partisipasi penyusunan anggaran di atas terhadap 4 orang
manajer digunakan instrumen berskala 7 (1,2,...7). Sedangkan nilai partisipasi
sesungguhnya adalah 1, 3, 6 dan 8. Pengukuran ini tidak menghasilkan
isomorphism, karena terdapat nilai 8 yang tidak ada dalam instrumen pengukur.
Proses pengukuran di atas adalah melalui tahap-tahap mendefinisikan
konsep secara konstitutif dan operasional
Definisi konsep meliputi definisi konstitutif dan operasional
(Kerlinger, 1975).
Definisi konstitutif adalah mendefinisikan konsep dengan konstruk lain.
Contoh :
Partisipasi dalam penyusunan anggaran adalah seberapa jauh
keterlibatan manajer di dalam menyusun anggarannya sendiri
(Milani, 1975).
Definisi operasional adalah memberikan pengertian terhadap konstruk atau
variabel dengan memspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang
dperlukan peneliti untuk mengukur atau memanipulasinya.
Definisi operasional partisipasi:
Partisipasi penyusunan anggaran diukur dengan pemeringkatan diri (self-rating)
manajer pada skala pengukur tujuh point terhadap 6 unsur partisipasi manajer
dalam penyusunan anggaran, revisi anggaran, diskusi dengan atasan atas
inisiatif manajer, diskusi dengan atasan atas inisiatif atasan manajer,
penyusunan anggaran final dan kontribusi manajer (Milani , 1975)
Definisi Operasional Eksperimental:
Definisi information asymetry oleh fisher et al (2002)
Fisher et al mendefinisikan variabel tersebut sebagai tahu tidaknya subyek
eksperimen (bertindak sebagai bawahan) atas usulan dan tanggapan usulan
anggaran bawahan lain, tanggapan anggaran supervisor (subyek ekspermen
lain) kepada bawahan lain, dan jumlah anggaran final bawahan lain dan kinerja
selama sesi negosiasi.
Fisher et al menguraikan rincian tindakan dalam memanipulasi variabel
tersebut dengan membagi subyek eksperimen ke dalam subyek yang memiliki
information asymetry rendah dan subyek yang memiliki information asymetry
tinggi.
B. Instrumen Pengukur Variabel
Sebagian besar langkah dalam proses penelitian dilakukan dengan
mengumpulkan informasi baik secara langsung (data primer) maupun tidak
langsung (sekunder, tertier).
Mekanisme pengumpulan informasi dalam penelitian sosial dilakukan secara
langsung dengan berbagai cara yang antara lain melalui teknik wawancara
(baik secara langsung maupun telepon), survey pengamatan dan angket.
Teknik wawancara dilakukan dengan mendatangi secara langsung para
responden untuk dimintai keterangan mengenai sesuatu yang diketahuinya
(bisa mengenai suatu kejadian, fakta, maupun pendapat si responden).
B. Instrumen Pengukur Variabel
Teknik survey dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang
diajukan kepada responden. Kemudian responden didatangi oleh pencacah
untuk menanyakan informasi yang diminta serta dicatat dalam daftar kuesioner
yang telah disiapkan.
Teknik angket dilakukan dengan meminta informasi dari responden mengenai
sesuatu masalah dengan sukarela. (Perbedaan antara teknik angket dan
survey terletak pada penentuan responden yang memang tidak akan sama).
Apapun teknik pengumpulan informasi yang dipilih, penelitian sosial yang
melibatkan banyak orang membutuhkan instrumen penelitian yang akan
digunakan dalam pengumpulan informasi dari responden.
B. Instrumen Pengukur Variabel
Instrumen penelitian adalah segala peralatan yang dipergunakan untuk
memperoleh, mengolah dan mengintepretasikan informasi dari para responden
yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama.
Instrumen penelitian dirancang untuk satu tujuan penelitian dan tidak akan bisa
digunakan pada penelitian yang lain, karena setiap penelitian memiliki ke-khas-
an penelitian tersendiri.
Kegunaan instrumen penelitian:
1). Sebagai alat pencatat informasi yang disampaikan oleh responden, 2).
Sebagai alat untuk mengorganisasi proses wawancara
3). Sebagai alat evaluasi performance pekerjaan staff peneliti.
Instrumen pengukur variabel (instrumen) biasanya digunakan dalam berbagai
desain penelitian, kecuali dalam event studi, content analysis dan sosiometri,
karena ukuran variabel sudah berfungsi sebagai instrumen.
Instrumen secara garis besar bisa dibedakan ke dalam test dan skala (kerlinger,
1973).
Test adalah suatu prosedur sistematis pengujian individu dengan pemberian
seperangkat rancangan stimuli dan pemberian bilangan atau seperangkat bilangan
terhadap respon yang timbul dari stimuli tersebut. (contoh: projective test,
intelegence test, aptitude test dll).
Skala adalah seperangkat simbol atau bilangan yan dirancang sedemikian
sehingga dengan simbol atau bilangan tersebut dapa diberikan berdasarkan suatu
aturan kepada individu atau perilakunya yang sedang diukur.
dilihat dari sisi cara subyek penelitian atau responden menjawab,
skala dapat digolongkan ke dalam skala penilaian, skala pemeringkatan
C. Kriteria Instrumen yang baik
Kekuatan penelitian bisa diketahui dari validitas baik internal maupun
eksternalnya.
Validitas internal adalah keyakinan terhadap hubungan sebab akibat atau
pengaruh dalam desain penelitian yang dilakukan.
Validitas Eksternal adalah berkenaan dengan kemampuan digeneralisasinya
hasil penelitian pada lingkungan, orang, atau peristiwa lain.
Ancaman yang mempengaruhi validitas internal adalah history effects, maturity
effect, testing effect, instrumentation effects, selection effects, statistical
regression, dan mortality. Ancaman yang mempengaruhi validitas eksternal
adalah perbedaan situasi lingkungan penelitian, dan perbedaan subyek
penelitian.
Bagaimana membuat instrumen yang baik ??
Kriteria instrumen yang baik (Sevilla 1988) :
1. Reliabilitas
adalah derajat ketepatan, ketelitian atau akurasi yang
ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Reliabilitas menunjukkan
konsistensi dan stabilitas suatu skor dari suatu instrumen pengukur.
2. Validitas
Adalah ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti
sebenarnya yang diukur. Suatu instrumen dikatakan valid apabila
memiliki kemampuan mengukur apa yang seharusnya diukur.
Tiga macam Validitas Pengukuran
Macam Validitas Pengertian
Content validity Kemampuan butir-butir pernyataan dalam instrumen mewakili
semua unsur dimensi konsep yang sedang diteliti
Construct validity
a. Convergent validity
a. Discriminat validity
Kesesuaian instrumen dengan teori tentang konsep yang
diteliti.
a.Tingkat korelasi antara dua instrumen pengukur konsep
yang sama
b.Kerendahan tingkat korelasi instrumen dengan konsep
yang diprediksi secara teori tidak berkorelasi
Criterion –related validity
a.Predictive validity
a.Concurrent validity
Kemampuan instrumen memprediksi criterion vriabel.
a.Kemampuan instrumen memprediksi criterion variable asa
datang
b.Kemampuan instrumen memprediksi criterion variable yang
diukur pada waktu yang sama dengan variabel yang diteliti
(instrumen dapat membedakan individu yang diketahui
memang berbeda
Bagaimana membuat instrumen yang baik ??
3. Sensitivitas
Adalah sebagai kemampuan suatu instrumen untuk melakukan
diskriminasi yang diperlukan untuk masalah penelitian. (biasanya terpenuhi
bila derajat validitas dan reliabilitas instrumen tinggi)
4. Obyektivitas
Adalah derajat pengukuran instrumen bebas dari pendapat penilaian
subyektif, bebas dari bias, dan perasaan orang-orang yang menggunakan tes.
5. Fisibilitas
Berkaitan dengan aspek-aspek ketrampilan, penggunaan
sumberdaya, dan waktu.
Langkah penyusunan instrumen (Suharsimi, 1993)
1. Tentukan variabel yang terpakai dalam penelitian (terlihat dari judul).
2. Variabel tersebut dicarikan jabarannya dalam bentuk sub variabel yang
diketahui dari teori atau penelitian terdahulu.
Misalnya : variabel kepuasan kerja. Menurut teori atau pendapat para
ahli kepuasan kerja seorang karyawan ditentukan oleh lima sub variabel
yaitu: kepuasan terhadap mutu pekerjaan, promosi, kepenyeliaan, hubungan
dengan rekan sekerja dan gaji.
3. Sub variabel dicarikan jabarannya dalam bentuk indikator-indikator jika
ada.
Misalnya : sub variabel gaji. Indikatornya adalah gaji pokok, tunjangan
dan insentif
4. Indikator dicarikan jabarannya dalam bentuk sub indikator jika ada.
Misalnya : untuk indikator insentif sub indikator: insentif finansial dan
non finansial.
Langkah penyusunan instrumen (Suharsimi, 1993)
5. Apabila jika sub indikator masih dapat dibagi lagi menjadi komponen
terkecil, maka komponen ini dijadikan sebagai butir-butir pertanyaan dan
sebaiknya tersusun menurut hierarki agar mudah dipakai dalam analisis
berikutnya
Seluruh butir pertanyaan yang telah selesai ditentukan, pada gilirannya akan
ditempatkan pada lembaran instrumen seperti angket (kuesioner).
Metode /Teknik Pengumpulan Data
Jenis data dilihat dari cara memperolehnya:
Data Primer
Data Sekunder
Metode pengumpulan data yang dapat dilakukan peneliti:( Efferin, 2004)
•Wawancara (interview)
•Kuesioner (questionnaire)
•Dokumentasi (documentations)
•Observasi (observation)
3.1 Wawancara (interview)
Jenis wawancara :
•Structured interview
•Unstructured interview
Materi yang ingin diketahui peneliti adalah materi yang memerlukan
pendapat pribadi, atau sesuatu yang memelukan klarifikasi dan investigasi
lebih jauh, sehingga peneliti memerlukan berbagai pertanyaan pendahuluan
(preliminary questions) terhadap setiap responden yang bentuknya antara
satu responden dengan yang lainnya berbeda.
Fungsi preliminary questions adalah untuk membuka komunikasi (ice
breaking) serta mempersiapkan responden terhadap pertanyaan utama yang
akan dilakukan setelah peneliti mendapatkan respon dari preliminary
questions.
•Semi-structured interview
3.2 Questionaire
Merupakan teknik yang paling sederhana. Peneliti perlu memperhatikan hal -hal
: berupaya sedapat mungkin mempersingkat questionnaire (menanyakan hal
yang penting), kmenggunakan kalimat yang sesuai dengan situasi dan kondisi
responden.
3.3 Documentation
Dokumentation adalah salah satu metode pengumpulan data dengan cara
melakukan analisis terhadap semua catatan dan dokumen yang dimiliki oleh
organisasi terpilih sebagai objek penelititan, atau data dari individu sebagai
objek penelititan.
3.4 Observation
Adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan
terhadap objek penelitian. Teknik ini mengharuskan peneliti melakukan
pengamatan secara langsung terhadap object penelitian, tanpa berusaha
melakukan intervensi terhadap keadaan dan kejadian yang sedang berlaku
pada objek.
Metode pengumpulan data (Umar, 2001):
• Metode pengamatan
• Metode Metode test
• Metode Pertanyaan
Kriteria pertanyaan yang efektif menurut fox yang dikutip Sevilla (1988) terdiri
atas:
• Kejelasan bahasa yang digunakan
• Ketegasan isi dan periode waktu
• Bertujuan tunggal
• Bebas dari asumsi
• Bebas dari saran
• Kesempurnaan dan konsistensi tata bahasa
4.Teknik membuat skala
Skala likert
Skala likert berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap
sesuatu, misalnya setuju - tidak setuju, senang - tidak senang, dan baik - tidak
baik. Responden diminta mengisi pernyataan dalam skala ordinal berbentuk
verbal dalam jumlah kategori tertentu bisa 3,5,7 (agar dapat menampung kategori
yang netral) atau memasukkan kategori “tidak tahu”.
Langkah-langkah penyusunan skala likert:
1. Kumpulkan sejumlah pernyataan yang sesuai dengan sikap yang
akan diukur dan dapat diidentifikasikan dengan jelas (positif atau
tidak positif).
2. Berikan pernyataan-pernyataan di atas kepada sekelompok
responden untuk diisi dengan benar.
Langkah-langkah penyusunan skala likert:
3. Respons dari tiap pernyataan dihitung dengan cara menjumlahkan
angka-angka dari setiap pernyataan sedemikian rupa sehingga
respon yang berada pada posisi yang sama akan menerima secara
konsisiten nilai angka yang selalu sama.
4. Selanjutnya, mencari pernyataan-pernyataan yang tidak dapat
dipakai dalam penelitian, patokannya adalah : Pernyataan yang tidak
diisi lengkap oleh responden dan pernyataan responden yang secara
total tidak menunjukkan korelasi yang substansial dengan nilai
totalnya.
5. Pernyataan – pernyataan hasil saringan akhir akan membentuk skala
likert yang dapat dipakai untuk mengukur skala sikap serta menjadi
kuesioner baru untuk pengumpulan data berikutnya.
setuju Tidak setuju
Skor 4 3 2 1 Skor 4 3 2 1
4 x x x x 0 x x x x
3 x x x 1 x x x
2 x x 2 x x
1 x 3 x
0 4
Skala Guttman Skala Guttman hanya mengukur satu dimensi dari suatu variabel
yang memiliki beberapa dimensi, selain itu skala inipun merupakan bentuk skala yang kumulatif. Skala Guttman mengatakan bahwa suatu atribut universal
mempunyai dimensi satu jika atribut ini menghasilkan suatu skala
kumulatif yang paling tidak mendekati perfek, yaitu jika semua
respon dapat diatur sama seperti pola berikut ini
Dalam skala guttman terdapat indikator untuk menujukkan apakah
skala ini dapat digunakan atau tidak. Indikator adalah tersebut adalah Koefisien Reprodusibilitas dan Koefisien skalabilitas.
Rumus koef. reprodusibilitas
Kr = 1 – (e/n)
Kr = koefisien reprodusibilitas
e = jumlah error
n = total kemungkinan jawaban
Rumus koef skalabilitas
Ks = 1 – (e/p)
Ks = koefisien skalabilitas
e = jumlah error
p = jumlak kesalahan terjadi
Koefisien reprodusibilitas adalah suatu besaran yang mengukur derajat
ketepatan alat ukur yang dibuat (daftar pertanyaan) Skalan Guttman
menghendaki nilai koefisien reprodusibilitas > 0.90
Koefisien skalabilitas merupakan skala yang mengukur apakah penyimpangan
pada skala reprodusibilitas masih dalam batas yang dapat ditaoleli. Skalan
Guttman menghendaki nilai koefisien Skalabilitans > 0.60
Responden Pertanyaan
5 4 2 3 1 Total
A1 X X
A2 X X
A3 X X
A4 X X X X
A5 X X X X
A6 X X X X X
A7 X X X X X
A8 X X X X X
A9 X X X X X
A10 X X X
Total ”ya” 9 8 7 7 6 37
Total error 1 1 1 0 0 3
Contoh Kasus: 1. Susunan pertanyaan:
•Apakah kebutuhan sosialisasi anda terpenuhi
•Apakah kebutuhan sandang, pangan, papan anda terpenuhi
• Apakah kebutuhan aktualisasi anda terpenuhi
•Apakah kebutuhan akan rasa aman anda terpenuhi
•Apakah kebutuhan akan penghargaan anda terpenuhi
2. Kumpulan jawaban dan susun dalam skala guttman
Kr = 0,94 (skala guttman dapat
digunakan krn kr > 0.90)
Ks = 0,64 (skala gutman tidak
dapat digunakan krn ks < 0.60)
Cara membuat kuesioner
Komponen inti kuesioner, Emory (1995):
• Subyek
• Adanya ajakan
• Adanya petunjuk pengisian kuesioner
• Adanya pertanyaan maupun pernyataan beserta tempat mengisi
jawaban, baik secara tertutup, semi tertutup ataupun terbuka.
Formulir Formulir merupakan secarik kertas yang memiliki ruang untuk diisi, berupa
blangko-blangko untuk mencatat suatu transaksi. Formulir yang telah diisi dan
dijadikan arsip dinamakan dokumen.
Formulir dapat digolongkan berdasarkan tujuan penggunaannya, misalnya
minta dilakukannya tindakan, bukti permintaan, penawaran dll.
Kapan formulir diperlukan
• Jika kejadian harus dicatat
• Jika informasi tertentu harus dicatat berulang kali
• Jika berbagai informasi yang saling berhubungan perlu disatukan
dalam tempat yang sama
• Jika dibutuhkan untuk menetapkan tanggung jawab terjadinya
transaksi.
Formulir
Faktor dalam merancang formulir.
a.siapa yang membutuhkan atau yang mendapatkan informasi dlm formulir
b.adakah formulir lain yang sekarang digunakan memiliki informasi yang sama
c.elemen apa yang hrs dicantumkan dlm formulir
d.apakah formulir tsb memerlukan tulisan tangan atau pemrosean mesin
e.apakah formulir tersebut diisi dengan pinsil, tinta, mesin ketik dll
f.apakah formulir akan diarsip