Pemasangan Alat Pembatas Pengukur ( App )
-
Upload
aq-hatsue-arato-anarkizz -
Category
Documents
-
view
533 -
download
20
Transcript of Pemasangan Alat Pembatas Pengukur ( App )
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Praktek kerja industri (Prakerind) adalah kegiatanpembelajaran
yang dilaksanakan pada dunia kerja( Dunia Usaha Dan Dunia Industri).
SMK (Sekolah Menengah Kejuruan ) mempunyai pola pendidikan sistem
ganda ( Dua Sistem Yang Dilaksanakan) yang sering disebut juga PSG
(Pendidikan Sistem Ganda).
Keterlaksanaan PSG memiliki hubungan dengan partisipasi atau peran
serta masyarakat, khususnya masyarakat dunia usaha dan industri dalam
memberikan kesempatan kepada peserta didik/siswa-siswi. Selain itu
dukungan berupa moril juga di butuhkan terhadap lembaga pendidikan
atau sekolah-sekolah, hal ini sesuai dengan UUSPN No. 20 tahun 2003
pasal 9 yang berbunyi “masyarakat berkewajiban memberikan dukungan
sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan”.
Pada SMKN 1 KEPAHIANG pratek kerja industri (Prakerind)
dilaksanakan selama 4 bulan dengan harapan para siswa-siswi dapat
memperoleh kemampuan-kemampuan yang berhubungan dengan profesi
yang belum di dapat di sekolah. Mengingat pentingnya pembelajaran pada
dunia usaha atau dunia industri maka perlu kiranya pelaksanaan prakerind
dipersiapan secara maksimal. PT.PLN Persero WS2JB Ranting
Kepahiang Cabang Bengkulu merupakan salah satu tempat praktek kerja
industri yang dipilih oleh SMKN 1 KEPAHIANG untuk perserta
didiknya pada Tahun Ajaran 2010/2011.
1
B. TUJUAN PRAKERIND
Adapun tujuan prakerind (Praktek Kerja Industri) sebagai berikut:
1. Memberikan pembelajaran secara langsung kepada siswa-siswi pada
dunia usaha/ dunia kerja.
2. Wadah atau tempat siswa-siswi memprektekkan ilmu-ilmu yang di
dapat di sekolah.
3. Memberikan wawasan kepada siswa-siswi tentang dunia usaha dan
dunia kerja yang sesuai dengan program keahlian yang telah dimiliki
siswa-siswi menyelesaikan pendidikannya mereka dapat atau mampu
bersaing di dunia kerja.
4. Memberikan pelajaran yang bersifat moril, misalnya cara berinteraksi
dengan orang lain secara baik dan bertanggung jawab.
5. Memberikan kesempatan kepada siswa-siwi untuk lebih memahami
program keahlian yang telah di tempuh.
2
C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN PRAKERIND
Praktek kerja industri (Prakerind) dilaksanakan pada tanggal 19
januari- 15 april tahun 2011. Penulis melaksanakan prakerind pada
PT.PLN persero WS2JB ranting kepahiang Cabang Bengkulu yang
beramatkan di jalan M.Jun kepahiang.
3
BAB IIPELAKSANAAN PRAKERIND
A. PROFIL INDUSTRI PT PLN (Persero) WS2JB RANTING KEPAHIANG
1. Sejarah Singkat PLN (Persero) WS2JB RANTING KEPAHIANG
PT.PLN Persero WS2JB Ranting Kepahiang berambatkan dijalan
M.jun No.02 kode pos 39172. PLN ranting kepahiang pada massa
penjajahan perusahaan umum listrik negara (PLN) sudah ada, akan tetapi
pada masa itu dipegang oleh penjajah sekutu pada tahun 1918 daerah
lebong selatan di kuasa oleh belanda dan PLN pada masa itu bernama “
NO GGEM ROTTER DAM “. Setelah belanda di kaahkan oleh jepang,
maka nama di ganti dengan “ NIPGN HAU DANG” pada tahun 1945-
1948 jepang di kialahkan oleh sekutu.
Republik indonesia merdeka, listrik negara kembali di pegang oleh
republik indonesia. Ketika terjadi agresi militer belanda I dan II
perusahaan listrik buatan jepang di gantikan oleh belanda dengan nama “
OGEN RATTERDAM “. Perusahaan ini dapat bertahan selama 1 tahun.
Kemudian namanya berubah lagi menjadi perusahaan listrik negara di
4
jakarta (PLND) yang berpusat di bukit tinggi, dan pada waktu itu sudah di
kuasai kembali oleh indonesia.
Denga n telah di kuasainya perusahaan negara oleh bangsa
indonesia maka untuk kedua kalinya curup mendapat aliran listrik dari
daerah tes, pada tanggal 4juli 1959 mulai pukul 06.00-12.00 mulailah
dinyatakan untuk daerah kepahiang, dan pada tahun 1962 menyusul aliran
listrik untuk daerah muara aman sejak tanggal 1 januari 1988. Hal ini di
karenakan PLTA TES menambah serana dan prasarana. PLTA TES
untuk sementara di ganti oleh pemerintah dengan menggunakan PLTD
BENGKULU serta PLTM untuk daerah kepala curup khususnya daerah
kepahiang di ambil PLTD BENGKULU dan pada bulan juli 1991
perusahaan umum listrik Negara(Perum) menjadi PT.persero.
5
STRUKTUR ORGANISASI PT.PLN (Persero) WS2JB Ranting
Kepahiang
Jo. Pengawas baca meter Jo. Pengadian Je. Pengelolaan AAP (meri yuliza) (widia efriani) (ahman jamaris)
Je. Pemeliharaan ditribusi (agus supriyato)
Jo.Ditribusi (faber zufrianto)
6
MANAJER RANTING(YAUHAN)
MANAJER CABANG(M.KADARISMAN)
SV. PANAGIHAN(KHAIDIR S)
SUPERVISOR APP(AHMAD SUYADI)
SV. KEUANGANDAN SDM
(SAMASUL BAHRI)
SV. PENERTIBAN(RUSPANDANI)
PT KU (KHAIDIR) PT KU (ICHAN) PT KU (ZAINAL) PT KU (JUMIRI)(DENI FEBRIAN) (APRIZAL)
SV. PELAYANAN PLGG(LINDAWATI)
SV. DISTRIBUSI(SOPIAN)
KTR. PEL. UJAN MAS(SUGIO)
KTR. PEL. BATU BANDUNG
(BARYAMAN)
KTR. PEL. KEBAN AGUNG
(SYAHYAR)
KTR. PEL. TB PENANJUNG(H.FAJAR KURNIAWAN)
KTR. PEL. KEMBANG SRI(WINIANTO)
BAB III
URAIAN MATERI
A. SISTEM DISTRIBUSI
1. sistem distribusi pada umumnya
Awalnya tenaga listrik dihasilkan di pusat – pusat pembangkit
listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTD dengan
tegangan yang biasanya merupakan tegangan menengah 20 kV. Pada
umumnya pusat pembangkit tenaga listrik berada jauh dari pengguna
tenaga listrik, untuk mentransmisikan tenaga listrik dari pembangkit ini,
maka diperlukan penggunaan tegangan tinggi 150/70 kV (TT), atau
tegangan ekstra tinggi 500 kV (TET). Tegangan yang lebih tinggi ini
diperoleh dengan transformator penaik tegangan (step up transformator).
Pemakaian tegangan tinggi ini diperlukan untuk berbagai alasan
efisiensi, antara lain, penggunaan penampang penghantar menjadi efisien,
karena arus yang mengalir akan menjadi lebih kecil, ketika tegangan tinggi
diterapkan. Setelah saluran transmisi mendekati pusat pemakaian tenaga
listrik, yang dapat merupakan suatu daerah industri atau suatu kota,
tegangan, melalui gardu induk (GI) diturunkan menjadi tegangan
menengah (TM) 20kV.
Setiap GI sesungguhnya merupakan Pusat Beban untuk suatu
daerah pelanggan tertentu, bebannya berubah-rubah sepanjang waktu
sehingga daya yang dibangkitkan dalam pusat-pusat Listrik harus selalu
berubah. Perubahan daya yang dilakukan di pusat pembangkit ini
bertujuan untuk mempertahankan tenaga listrik tetap pada frekuensi 50 Hz.
7
Proses perubahan ini dikoordinasikan dengan Pusat Pengaturan Beban
(P3B). Tegangan menengah dari GI ini melalui saluran distribusi primer,
untuk disalurkan ke gardu - gardu distribusi(GD) atau pemakai TM. Dari
saluran distribusi primer, tegangan menengah (TM) diturunkan menjadi
tegangan rendah (TR) 220/380 V melalui gardu distribusi (GD). Tegangan
rendah dari gardu distribusi disalurkan melalui saluran tegangan rendah ke
konsumen tegangan.
G
Gambar. Gambaran Umum Distribusi Tenaga Listrik
8
Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan Kerja Praktek
1. Memepelajari dasar teori KWH Meter Analog.
2. Mempelajari prinsip kerja KWH Meter Analog.
3. Mempelajari aplikasi KWH Meter Analog.
4. Menguji KWH Meter Analog.
5. Memperbaiki KWH Meter Analog.
Manfaat Kerja Praktek
1. Bagi Mahasiswa
Mengetahui prinsip kerja KWH Meter Analog.
Mengetahui aplikasi KWH Meter Analog.
Mengetahui pengujian KWH Meter Analog.
Mengetahui perbaikan KWH Meter Analog.
Menambah ilum pengetahuan.
2. Bagi Jurusan
Sebagai masukan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana kurikulum
yang ada sesuai dengan kebutuhan industri.
Sebagai masukan untuk penyempurnaan kurikulum di masa datang.
3. Bagi Perusahaan tempat KP
Merupakan sarana untuk menjembatani antara Perusahaan dan
Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang.
Dapat membantu tugas dan pekerjaan Perusahaan sehari-hari.
1.3 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam Laporan Kerja Praktek ini adalah bagaimana
proses
Pemasangaan KWH Meter Analog 1 Fasa di PT. PLN (Persero) WS2JB
Ranting Kepahiang.
9
B. PENJELASAAN PRINSIP KERJA KWH METER ANALOG
Piringan dari bahan logam ringan (alumunium) yang dipasang pada poros
berada kumparan arus dan tegangan.
Induksi kumparan arus pada piringan menimbulkan GGL dan arus induksi.
Induksi kumparan tegangan intinya menjadi magnet dengan adanya arus
dan medan magnet, Maka pada piringan terjadi kopel gerak.
Karena piringan berbentuk bulat simestris dan bertumpu pada poros,
Kopel gerak menyebabakan piringan berputar.
Kecepatan putaran piringan sebanding dengan besarnya tegangan pada
kumparan tegangan, besarnya arus pada komponen arus dan perbedaan sudut
antara tegangan dan arus yang ditimbulkan oleh beban yang diukur.
Putaran dihitung oleh banyaknya alat hitung (register) yang digerakan oleh
roda gigi yang diputar oleh poros.
Sejumlah putaran sesuai dengan konstanta nya di kalibrasikan dalam
satuan kilo watt jam disingkat dengan KWH atau Kilo Volt Ampere reaktif jam
disingkat KVARH.
MERK KWH METER ANALOG
Merk KWW dan KVARH meter yang digunakan di indonesia sesuai
pabriknya adalah :
1. Landis & Gyr
2. Sehlumberger
3. Fuji electrik/Fuji Dharma
4. Osaki Elektric/Metblosa
5. Mitsubishi Electric/Melcoindo
6. Sigma Bira electric
7. Krizik Prezov/ lipuvindo
8. Ganz
KLASIFIKASI STANDAR METER
10
Sesuai Batas Kelas :
1. KWh meter :
Kelas 0,5
Kelas 1
Kelas 2
2. KVARh Meter
Kelas 3
FAKTOR METER
Faktor meter merupakan faktor pengali untuk pengukuran penggunaan
tenaga listrik pada register kWh dan kVARh meter. Faktor meter ini besarnya
tergantung pada jenis sambungan lostrik dan rasio alat bantui pengukuran yang
ada (CT dan PT).
1. Sambungan Langsung : Faktor meter untuk jenis sambungan ini adalah 1x.
2. Sambungan tak langung :
Pengukuran TR: Faktor meter sesuai CT yang terpasang.
Pengukuran TM : Faktor meter merupakan rasio CT dan PT terpasang.
Jenis – jenis KWH METER
KWH METER terdiri dari dua jenis menurut pemakaian nya yaitu :
1. KWH METER 1 phasa.
2. KWH METER 3 phasa ( Dalam Laporan ini tidak dibahas mengenai kwh
meter 3 phasa ).
1. KWH METER 1 phasa adalah KWH METER yang digunakan pada daya
rendah yang kebanyakan pelanggannya terdiri dari pelangan rumah tangga.
11
TATA LETAK & PENGAWATAN METER KWH 1 FASA PADA KOTAK
APP
No KlemWarna Di Hub No.
KlemR S T1 Coklat Hijau Ungu 93 Merah Kuning Hitam 74 Putih Putih Putih 126 Biru Biru Biru 118 Merah Kuning Hitam 1012 Biru Biru Biru 17
Gambar : Tata Letak dan Pengawatan KWH METER ANALOG 1 Phasa
C. Peranan Tenaga Listrik
Di pusat pembangkit tenaga listrik, generator digerakkan oleh turbin dari
bentuk energi lainnya antara lain: dari Air - PLTA; Gas - PLTG; Uap - PLTU;
Diesel - PLTD; Panas Bumi - PLTP; Nuklir - PLTN. Energi listrik dari pusat
pembangkitnya disalurkan melalui jaringan transmisi yang jaraknya relatif jauh ke
pemakai listrik/konsumen.
Gambar : Penyaluran energi listrik dari sumber ke beban
Konsumen listrik di Indonesia dengan sumber dari PLN atau Perusahaan swasta lainnya dapat dibedakan sebagai berikut. 1. Konsumen Rumah Tangga
12
Masing-masing rumah dayanya antara 450 VA s.d. 4.400 VA, secara umum menggunakan sistem 1 fasa dengan tegangan rendah 220 V/380 V dan jumlahnya sangat banyak. 2. Penerangan Jalan Umum (PJU)
Pada kota-kota besar penerangan jalan umum ini sangat diperlukan oleh karena bebannya berupa lampu dengan masing-masing daya tiap lampu/tiang antara 50 VA sampai dengan 250 VA bergantung pada jenis jalan yang diterangi, maka system yang digunakan 1 fasa dengan tegangan rendah 220 V/380 V.
3. Konsumen Pabrik Jumlahnya tidak sebanyak konsumen rumah tangga, tetapi masing-masing pabrik dayanya dalam orde ratusan kVA. Penggunaannya untuk pabrik yang kecil masih menggunakan sistem 1 fasa tegangan rendah (220V/380V), untuk pabrik-pabrik skala besar menggunakan sistem 3 fasa dan saluran masuknya dengan jaringan tegangan menengah 20 kV. 4. Konsumen Komersial
Yang dimaksud konsumen komersial antara lain stasiun, terminal, KRL (Kereta Rel Listrik), hotel-hotel berbintang, rumah sakit besar, kampus, stadion olahraga, mall, supermarket, dan apartemen. Rata-rata menggunakan sistem 3 fasa, untuk yang kapasitasnya kecil dengan tegangan rendah, sedangkan yang berkapasitas besar dengan tegangan menengah 20KV. Alat Pengukur dan Pembatas (APP) APP merupakan bagian dari pekerjaan dan tanggung jawab pengusaha ketenagalistrikan (PLN). Terdiri dari alat ukur kwh meter dan pembatas arus: - 450 VA sampai dengan 4.400 VA untuk sistem satu fasa - 4,9 kVA sampai dengan 630 kVA untuk sistem tiga fasa
Gambar : APP Sistem satu fasa
Gambar : APP Sistem Tiga fasa
13
D. Panel Hubung Bagi (PHB)
Panel Hubung Bagi (PHB) adalah panel berbentuk almari (cubicle), yang
dapat dibedakan sebagai: - Panel Utama/MDP : Main Distribution Panel - Panel
Cabang/SDP : Sub-Distribution Panel - Panel Beban/SSDP : Subsub-Distribution
Panel Untuk PHB sistem tegangan rendah, hantaran utamanya merupakan kabel
feeder dan biasanya menggunakan NYFGBY. Di dalam panel biasanya busbar/rel
dibagi menjadi dua segmen yang saling berhubungan dengan sakelar pemisah,
yang satu mendapat saluran masuk dari APP (pengusaha ketenagalistrikan) dan
satunya lagi dari sumber listrik sendiri (genset). Dari kedua busbar didistribusikan
ke beban secara langsung atau melalui SDP dan atau SSDP. Tujuan busbar dibagi
menjadi dua segmen ini adalah jika sumber listrik dari PLN mati akibat gangguan
ataupun karena pemeliharaan, maka suplai ke beban tidak akan terganggu dengan
adanya sumber listrik sendiri (genset) sebagai cadangan. Peralatan pengaman arus
listrik untuk penghubung dan pemutus terdiri dari: • CB (Circuit Breaker) • MCB
(Miniatur Circuit Breaker) • MCCB (Mold Case Circuit Breaker) • NFB (No
Fuse Circuit Breaker) • ACB (Air Circuit Breaker) • OCB (Oil Circuit Breaker) •
VCB (Vacuum Circuit Breaker) • SF6CB (Sulfur Circuit Breaker) • Sekering dan
pemisah • Switch dan DS (Disconnecting Switch) Peralatan tambahan dalam PHB
antara lain: • Reley proteksi • Trafo tegangan, Trafo arus • Alat-alat listrik:
Amperemeter, Voltmeter, Frekuensi meter, Cos meter, LampuIndikator,
14
MCB (Miniatur Circuit Breaker) MCB adalah pengaman rangkaian yang dilengkapi dengan pengaman
thermis (bimetal) untuk pengaman beban lebih dan juga dilengkapi relai elektromagnetik untuk pengaman hubung singkat. MCB banyak digunakan untuk pengaman sirkit satu phasa dan tiga phasa. Keuntungan menggunakan MCB sebagai berikut. 1. Dapat memutuskan rangkaian tiga phasa walaupun terjadi hubung singkat pada salah satu phasanya. 2. Dapat digunakan kembali setelah rangkaian diperbaiki akibat hubung singkat atau beban lebih. 3. Mempunyai tanggapan yang baik apabila terjadi hubung singkat atau beban lebih.
Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan elektromagnetis, pengaman termis berfungsi untuk mengamankan arus beban lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan jika terjadi hubung singkat. Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsip yang sama dengan thermal overload yaitu menggunakan dua buah logam yang digabungkan (bimetal), pengamanan secara thermis memiliki kelambatan, ini bergantung pada besarnya arus yang harus diamankan, sedangkan pengaman elektromagnetik menggunakan sebuah kumparan yang dapat menarik sebuah angker dari besi lunak. MCB dibuat hanya memiliki satu kutub untuk pengaman satu phasa, sedangkan untuk pengaman tiga phasa biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas yang disatukan, sehingga apabila terjadi gangguan pada salah satu kutub maka kutub yang lainnya juga akan ikut terputus.
Gambar : MCB (Miniatur Circuit Breaker)
15
MCCB (Molded Case Circuit Breaker)
MCCB merupakan alat pengaman yang dalam proses operasinya
mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat penghubung. Jika
dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman
gangguan arus hubung singkat dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu,
pengaman ini mempunyai kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai
dengan yang diinginkan.
Gambar : Molded Case Circuit Breaker
Keterangan:
1. BMC material for base and cover
2. Arc chute
3. Mounting for ST or UVT connection block
4. Trip-free mechanism
5. Moving contacts
6. Clear and IEC-complaint maekings
16
7. Magnetic trip unit
8. Compact size
Supervisor Pemeliharaan Distribusi
Melaksanakan perencanaan pengopersian dan pemeliharaan sarana
pendistribusian tenaga listrik dengan tugas sebagai berikut :
Melaksanakan pemeliharaan jaringan distribusi tenaga listrik dan
bangunan sipil.
Pemeliharaan sistem pendistribusian tenaga listrik secara korektif.
Pemeliharaan pendistribusian tenaga listrik secara preventif.
17
E. PEMBAHASAN
Pada Bab IV ini akan dibahas lebih mendalam tentang alat Pembatas dan
Pengukur.
Fungsi dari APP (Alat Pembatas Pengukur) :
Alat Pembatas adalah suatu benda yang digunakan untuk membatasi
pemakaian daya sesuai yang tersambung di alat pembatas.
Alat Pengukur adalah suatu benda yang digunakan untuk mengukur
pemakaian energi dan daya yang terpakai oleh pelanggan.
KOMPONEN APP
1. KWH meter : Alat untuk mengukur energi aktif
2. KVARh : Alat untuk megukur energi reaktif
3. Pembatas Daya : Alat untuk membatasi penggunaan daya, maksimum
sesuai daya kontrak (MCB, NH Fuse, Relay)
4. Saklar Waktu : Alat untuk memindahkan posisi register antara Waktu
Beban Puncak (WBP) dan Luar Waktu Beban Puncak (LWBP)
MACAM-MACAM APP SESUAI STANDAR PLN (SPLN 55 – 90)
1. APP tipe IA : Pengukuran TR KWH 1 fasa : 5/20 A
2. APP tipe II B : Pengukuran TR KWH 1 fasa : 20/60 A, 50/100 A
3. APP tipe III A : Pengukuran TR KWH 3 rasa
T. Tunggal : 3X20/60A:3X50/100A
4. APP tipe III B : pengukuran TR KWH & kvarh 3 fasa tarif ganda : 3X20/60
a;3x 50/100A
5. APP tipe IA khusus pengukuran TR 3P – 4W menggunakan ct, tarif tunggal
100-300 A
6. APP tipe IB khusus : pengukran TM – TR KWH dan KVARH 3P – 4W
menggunakan ct, tarif tunggal 100-500 A, 600 – 1000 A
7. APP tipe IC khusus : pengukuran TM – TR KWH dan KVARH 3P – 4W
menggunakan ct, tarif genda 100-500A, 600 – 100 A
8. APP tipe IIA khusus : pengukuran TM KWH 3P – 3W menggunakan, ct dan
tarif tunggal
18
9. APP tipe IIB khusus : pengukuran TM KWH 3P – 4W menggunakan ct dan
pt tarif tunggal
10. APP tipe IIC khusus : pengukuran TM KWH dan KVARH 3P – 4W
menggunakan ct dan pt tarif tunggal
11. APP tipe IID khusus : pengukuran TM KWH dan KVARH 3P – 4W
menggunakan ct dan pt tarif tunggal
12. APP tipe IIE khusus : pengukuran TM KWH dan KVARH 3P – 4W
menggunakan ct dan pt tarif ganda
13. APP tipe IIF khusus : pengukuran TM KWH dan KVARH 3P – 4W
menggunakan ct dan pt tarif ganda
BAB IV
PENUTUP
19
Kesimpulan
Dari pembahasan bab – bab terdahulu dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
Susut energi bisa terjadi karena adanya KWH METER ANALOG macet
ataupun yang tidak dapat terbaca oleh petugas pencatat meteran.
Manfaat dari penggantian KWH METER ANALOG macet maupun buram
adalah :
1. Dapat mengurangi terjadinya susut jaringan.
2. Dapat mengurangu protes ketidak puasan pelanggan.
3. Meningkatkan mutu pelayanan pasokan tenaga listrik.
Susut energi juga bisa timbul jika tidak diadakan perawatan dan
pemeliharaan pada jaringan tegangan menegah maupun tegangan tinggi.
Saran
Berdasarkan hasil kerja lapangan penulis dapat memberikan saran berupa :
20
Diadakanya penggantian KWH METER ANALOG yang macet maupun
yang buram agar tidak terjadi susut energi.
Diadakanya penyuluhan di desa – desa agar penduduk desa juga ikut
mengerti akan pentingan listrik bagi kehidupan
Diadakanya pengecekan terhadap petugas pencatat meteran, agar mencatat
meteran dengan benar.
Saran untuk pihak sekolah SMKN 1 KEPAHIANG
Adapun saran untuk pihak sekolah adalah sebagai berikut:
1. Sebelum pelaksanaan prakerind, pihak sekolah hendaknya dapat
memberikan pelatihan secara lebih spesifik sesuai dengan bidang
keahlian siswa-siswi yang akan mengikuti prakerind. Dengan
adanya pelatihan tersebut di harapkan siswa-siswi dapat lebih siap
dalam menjalani prakerind.
2. Kepada guru pembimbing agar dapat memantau sesering
mungkin siswa-siswi perserta sehingga tidak terjadi
misskomunikasi antara pihak sekolah (Guru Pembimbing) kepada
siswa-siswi peserta prakerind.
21
DAFTAR PUSTAKA
Muslim, supari. 2008. Teknik pembangkit tenaga listrik. Jakarta: direktorat
sekolah kejuruan.
Budi, setiyo wilono. 2006. Alat pengukur dan pembatas. Palembang: PT.PLN
(Persero) diklat.
22