Post on 19-Feb-2016
STADIUM ANESTESI
Stadium 1 (stadium analgesik).
• Pada stadium ini, pasien diberi zat anestetik hingga kesadarannya hilang.
• Sampai menghilangnya refleks bulu mata
Stadium 2 (stadium eksitasi/delirium)
• kesadaran pasien hilang sampai dengan pernapasan teratur.
• depresi pada gangglia basalis yang menyebabkan reaksi berlebihan terhadap stimulasi tertentu (seperti cahaya, raba, nyeri, dan rasa).
Stadium 3 (stadium pembedahan)
• pernapasan masih teratur, namun pernapasan spontan hilang.
• terbagi menjadi empat plana yaitu:
Stadium 3 Plana 1
• ventilasi teratur (torako-abdominal), • pupil terfiksasi (miosis), • refleks cahaya (+), • hiperlakrimasi,• refleks faring dan muntah (-), • tonus otot mulai menurun
Stadium 3 Plana 2
• ventilasi teratur (abdominaltorakal), • volume tidal berkurang, • respiratory rate meningkat, • pupil terfiksasi ditengah (midriasis), • refleks cahaya menurun, • refleks kornea tidak ada
Stadium 3 Plana 3
• ventilasi teratur (abdominal dengan kelumpuhan saraf interkostal),
• lakrimasi (-), • pupil melebar dan sentral, • refleks laring dan peritoneum tidak ada, • tonus otot menurun.
Stadium 3 Plana 4
• ventilasi tidak teratur dan tidak adekuat oleh karena otot-otot diafragma lumpuh/menurun (tonus otot tidak sesuai volume tidal),
• tonus otot sangat menurun, • pupil midriasis, • refleks sfingter ani dan kelenjar lakrimalis
tidak ada.
Stadium 4 (stadium paralisis medula oblongata/stadium overdoses)
• kelemahan pada pernapasan perut • henti napas sampai henti jantung