Post on 15-Dec-2014
SPIROMETRI
Spirometri adalah alat untuk mengukur volume udara yang dihirup dan
dihembuskan; alat ini terdiri dari sebuah tong berisi udara yang terapung pada sebuah
wadah berisi air. Sewaktu seseorang menghirup dan meghembuskan udara keluar-
masuk tong melalui sebuah selang penghubung, tong akan naik atau turun yang
kemudian dicatat sebagai suatu spirogram. Pencatatan tersebut dikalibrasika ke besaranya
perubahan volume (Sheerwood,
2001).
Spirometri adalah tes fisiologis yang mengukur bagaimana seseoranng
mengembuskan napas atau menghirup udara sebagai fungsi waktu. Sinyal utama diukur
dalam spirometri mungkin volume atau aliran. Spirometri sangat berharga sebagai
tes skrining umum pernafasan kesehatan dengan cara yang sama dengan tekanan darah
yang memberikan informasi penting tentang kardiovaskular kesehatan (Guyton, 2007).
Salah satu metode untuk melakukan pengukuran volume dan kapasitas dinamis paru
adalah dengan spirometri. Tujuannya adalah untuk mengukur efektivitas dan kecepatan
paru dalam mengisi dan mengosongkan udara. Spirometri adalah suatu teknik
pemeriksaan untuk mengetahui fungsi/faal paru, di mana pasien diminta untuk meniup
sekuat-kuatnya melalui suatu alat yang dihubungkan dengan mesin spirometer yang
secara otomatis akan menghitung kekuatan, kecepatan dan volume udara yang
dikeluarkan, sehingga dengan demikian dapat diketahui kondisi faal paru pasien.
Pemeriksaan spirometri digunakan untuk mengetahui adanya gangguan di paru dan
saluran pernapasan. Alat ini sekaligus digunakan untuk mengukur fungsi paru. Pasien
yang dianjutkan untuk melakuakan pemeriksaan ini antara lain pasien yang mengeluh
sesak napas, pemeriksaan berkala bagi pekerja pabrik, penderita PPOK, penyandang
asma, dan perokok (Baharudin, 2010).
Indikasi dan kontra indikasi pemeriksaan spirometri:
Tabel 1: Indikasi dan kontraindikasi penggunaan spirometri
INDIKASI KONTRA INDIKASI
Deteksi penyakit paru Hemoptisis
Riwayat penyakit paru Pneumotoraks
Sakit dada atau ortopneu Status kardiovaskuler tidakstabil
Kelainan dinding dada Infark miokard
Sianosis Emboli paru
Clubbing finger Aneurisma serebri
Penderita batuk kronik danproduktif
Pasca bedah mata
Evaluasi perokok >40 tahun Aneurisma toraks
Penderajatan asma akut Kecemasan (mual, muntah,vertigo)
Pasien yang akan menjalanipembedahan
Pemeriksaan berkala untukprogresivitas penyakit
Pasien yang akan melakukanreseksi paru
HASIL SPIROMETRI
Minimal terdapat 3 hasil acceptable
- Inspirasi penuh sebelum pemeriksaan dimulai
- Memenuhi syarat awal ekspirasi yaitu dengan usaha maksimal dan tidak ragu-ragu
- Tidak batuk atau glottis menutup selama detik pertama
- Memenuhi lama pemeriksaan yaitu minimal 6 detik atau sampai 15 detik pada subjek dengan
kelainan
obstruksi
- Tidak terjadi kebocoran
- Tidak terjadi obstruksi pada mouthpiece
Hasil yang reproducible
- Nilai KVP dan VEP1, diambil dua nilai terbesar dengan perbedaan diantaranya kurang dari
5%
atau 0,1 liter
- Jika tidak memenuhi kriteria ulangi pemeriksaan
- Jika tidak didapat setelah 8 kali pemeriksaan maka pemeriksaan dihentikan dan interpretasi
hasil
yang didapat dengan menggunakan 3 hasil terbaik yang acceptable
Seleksi nilai untuk interpretasi
- Pilih hasil yang acceptable dan reproducible
- Pilih nilai KVP dan VEP1 yang terbesar tanpa memperhatikan pemeriksaan yang digunakan
- Untuk indeks rerata kecepatan aliran menggunakan nilai pemeriksaan dengan nilai terbesar
kombinasi KVP dan VEP1 (Subagyo, 2013).
Gambar 1. Nilai normal spirometri
Pada individu normal terjadi perubahan (nilai) fungsi paru secara fisiologis sesuai dengan
perkembangan umur dan pertumbuhan parunya (lung growth). Gangguan fungsi ventilasi
paru menyebabkan jumlah udara yang masuk ke dalam paru- paru akan berkurang dari normal.
Gangguan fungsi ventilasi paru yang utama adalah :
1) Restriksi, yaitu penyempitan saluran paru-paru yang diakibatkan oleh bahan yang
bersifat alergen seperti debu, spora jamur, dan sebagainya, yang mengganggu saluran
pernapasan.
2) Obstruksi, yaitu penurunan kapasitas fungsi paru yang diakibatkan oleh penimbunan
debu-debu sehingga menyebabkan penurunan kapasitas fungsi paru.
3) Kombinasi obstruksi dan restriksi (mixed), yaitu terjadi juga karena proses patologi
yang mengurangi volume paru, kapasitas vital dan aliran udara, yang juga melibatkan saluran
napas. Rendahnya FEVl/FVC (%) merupakan suatu indikasi obstruktif saluran napas
dan kecilnya volume paru merupakan suatu restriktif (Yulaekah, 2007).
Baharudin, Syamsurrijal. 2010. Analisis Hasil Spirometri Karyawan Pt. X yang Terpajan
Debu di Area Penambangan dan Pemrosesan Nikel, http://mru.fk.ui.ac.id, diakses
tanggal 1 April 2012.
Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Penerbit EGC . Jakarta.
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Kedokteran : Dari Sel ke Sistem, 2nd ed. EGC : Jakarta.
Yulaekah, Siti. 2007. Paparan Debu & Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Industri
Batu
Kapur. Available from http://eprints.undip.ac.id/18220/1/SITI_YULAEKAH.pdf,
di akses tanggal 6 April 2012.
Subagyo, Ahmad. 2013. Spirometri. Available at
http://www.klikparu.com/2013/01/spirometri.html, diakses tanggal 12 Maret 2013.