Post on 26-Apr-2019
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA
PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL)
PT. ASURANSI JASA INDONESIA (JASINDO) JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
SANDRA RATUNASARI
NIM: 109054100021
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434H/ 2013 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli penelitian saya, yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial
(S.Sos) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Sumber – Sumber yang digunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika terbukti bahwa karya ini merupakan plagiasi hasil karya orang lain, maka
saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Ciputat, 1 September 2013
Sandra Ratunasari
i
ABSTRAK
SANDRA RATUNASARITanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Program Kemitraan dan BinaLingkungan (PKBL) PT. Asuransi Jasa Indonesia (JASINDO) Jakarta
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) adalah salah satu bentukdari implementasi CSR. PKBL terbagi dalam 2 bidang, yang pertama adalahProgram Kemitraan yang terdiri dari pemberian pinjaman dan pemberian hibahkepada pengusaha mikro. Tujuan dari Program Kemitraan ini adalah menjadikanusaha kecil menjadi usaha yang berkembang, tangguh dan mandiri, serta dapatmenjadi usaha menengah yang bankable. Kedua adalah Bina Lingkungan yangbertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia melaluipengembangan sarana dan prasarana umum. Bantuan Bina Lingkungan terdiri dari6 bidang antara lain: bantuan korban bencana alam, bantuan pendidikan dan ataupelatihan, bantuan peningkatan kesehatan, bantuan pengembangan prasarana danatau sarana umum, bantuan sarana ibadah dan bantuan pelestarian alam.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami motivasi dan pola pelaksanaanPKBL di PT. Asuransi Jasa Indonesia dan mengetahui manfaat yang dirasakanperusahaan dan masyarakat dari pelaksanaan program PKBL. Menurut Saidi &Abidin terdapat tiga tahap atau paradigm motivasi CSR yaitu: Karitatif,Filantropis, & Kewargaan. Menurut Saidi dan Abidin terdapat empat pola/ modelpelaksanaan: Keterlibatan Langsung, Melalui Yayasan ataupun Organisasi SosialPerusahaan, Bermitra dengan Pihak Lain, Mendukung atau Bergabung DalamKonsorsium, Menurut Yusuf Wibisono terdapat beberapa manfaat perusahandalam melaksankan kegiatan CSR, antara lain: Mempertahankan danmendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, Layak mendapatkan sociallicence to operate, Mereduksi risiko bisnis perusahaan, Melebarkan akses sumberdaya, Membentangkan akses menuju market, Mereduksi biaya, Memperbaikihubungan dengan stakeholders, Memperbaiki hubungan dengan regulator,Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan, Peluang mendapatkanpenghargaan.
Hasil penemuan menunjukan bahwa motivasi pelaksanaan PKBL yangdilakukan PT. Jasindo belum sepenuhnya merujuk pada motivasi kewargaanmasih ada beberapa program yang motivasinya bersifat karitas dan filantropi. Polapelaksanaan PKBL tahun 2012 di Jasindo lebih banyak dilakukan dengan carabermitra dengan pihak atau lembaga lain. Manfaat PKBL bagi PT. Jasindo antaralain: dapat memupuk loyalitas konsumen sehingga dapat mempertahankan citrabaik perusahaan, menjaga tingkat profitabilitas serta memenuhi harapanstakeholder sesuai dengan misi perusahan, dan dapat membentangkan aksesmenuju peluang pasar yang lebih luas. Manfaat PKBL bagi penerima programPKBL, dapat diambil kesimpulan bahwa hampir semua manfaat yangdikemukakan oleh Peter Brew dirasakan oleh peneria program PKBL.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul
“TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA PROGRAM
KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT. ASURANSI JASA
INDONESIA (JASINDO) JAKARTA”. Adapun tugas akhir ini disusun untuk
memenuhi syarat guna mencapai jenjang sarjana pada jurusan Kesejahteraan
Sosial, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih belum sempurna karena
keterbatasan akan kemampuan penulis. Dengan penuh kerendahan hati, penulis
membuka diri untuk menerima kritik dan saran sebagai bahan perbaikan skripsi.
Namun demikian penulis mengharapkan tugas akhir ini dapat memenuhi syarat
yang diperlukan.
Walaupun banyak kesulitan yang penulis hadapi saat penyusunan tugas akhir
ini namun berkat bantuan dan dorongan yang diberikan dari berbagai pihak tugas
ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu tidak lupa penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Dr. Arief Subhan, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Siti Napsiyah Arifuzzaman, MSW. selaku Ketua Program Studi
Kesejahteraan Sosial.
3. Ahmad Zaky, M.Si. selaku Sekertaris Program Studi Kesejahteraan
Sosial.
iii
4. Bapak Ismet Firdaus, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing penulis dalam tugas akhir ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, khususnya
Dosen - Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial.
6. Seluruh Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Pegawai
Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi serta Pegawai
Perpustakaan Utama yang telah memberi kemudahan pada penulis dalam
mencari buku- buku yang diperlukan dalam masa penyusunan tugas akhir
7. Kedua orang tua (Papah dan Mamah) dan kakak serta seluruh keluarga
besar yang selalu memberikan dorongan, semangat, dukungan moril
maupun materi serta doa yang tulus.
8. PT. Asuransi Jasa Indonesia (JASINDO), khususnya bapak Bapak
Pramono Edi, Mba Nevi, Mba Yoka, Mba Medi serta seluruh pegawai
yang ada di PT. JASINDO khususnya yang bekerja di Divisi Biro PKBL.
9. Aldy Novrizal, S.KG. yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan
keyakinan yang tiada habisnya
10. Seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan dorongan baik
secara langsung maupun tidak langsung yang penulis tidak dapat
menyebutkan satu persatu atas semua bantuannya untuk menyelesaikan
tugas akhir ini
Jakarta, 23 agustus 2013
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK……………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… iv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………... vii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………... viii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………….. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah…………………………….. 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………...……………………. 6
D. Tinjauan Pustaka………………………………………………….. 7
E. Kerangka Teori……………………………………………………. 7
F. Metode Penelitian………………………………………………… 9
1. Pendekatan Penelitian………………………………………….. 9
2. Waktu dan Tempat Penelitian………………………………….. 9
3. Teknik Pengumpulan Data……………………………………. 9
4. Teknik Pemilihan subyek Penelitian………………………….. 10
5. Sumber data……………………………………………………. 11
6. Analisis Data…………………………………………………… 12
7. Keabsahan Data………………………………………………... 13
8. Teknik Penulisan……………………………………………… 14
G. Sistematika Penulisan……………………………………..………. 14
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Corporate Social Responsibility (CSR)…………………………… 16
1. Definisi dan Gambaran Umum CSR…………………………… 16
2. Motivasi Pelaksanaan CSR……………………………………… 18
3. Pola Pelaksanaan CSR ………………………………………… 21
4. Manfaat CSR ………………...………………………………… 23
v
B. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)………................................... 27
C. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)…………..…... 30
1. Program Kemitraan…………………………………………….. 30
a. Ruang Lingkup Program Kemitraan………………………… 30
b. Biaya Operasional Program Kemitraan……………………… 31
c. Penggolongan Kualitas Pinjaman Mitra Binaan…………….. 32
2. Program Bina Lingkungan……………………………………… 34
a. Ruang Lingkup Program Bina Lingkungan…………………. 34
b. Sektor – Sektor Program Bina Lingkungan…………………. 35
c. Prosedur Penyaluran Dana Bina Lingkungan………………. 36
d. Perencanaan PKBL…………………………………………….. 36
e. Pelaporan PKBL……………………………………………….. 38
D. Usaha Kecil Menengah (UKM)…………………………………… 39
E. Perbedaan CSR dan PKBL……………………………………….. 41
BAB III PROFIL PT. ASURANSI JASA INDONESIA (JASINDO)
A. Sejarah Perusahaan………………………………………………… 45
B. Visi dan Misi Perusahaan………………………………………….. 46
C. Tujuan Perusahaan………………………………………………… 47
D. PKBL PT. Jasindo………………………………………………… 47
E. Landasan Hukum PKBL PT. Asuransi Jasa Indonesia…………… 48
F. Struktur Organisasi………………………………………………... 55
G. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab……………………………….. 56
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
A. Temuan……………………………………………………………. 59
1. Latar Belakang Perusahaan Melaksanakan PKBL…………….. 59
2. Pandangan Perusahaan Terhadap PKBL………………………. 61
3. Divisi Pengelola PKBL………………………………………… 63
4. Sumber Dana PKBL……………...……………………………. 66
5. Strategi Biro PKBL PT. JASINDO……………………………. 69
6. Manfaat Pelaksanaan PKBL bagi Perusahaan………………….. 70
7. Program Kemitraan……………………………………………... 71
vi
a. Bentuk - Bentuk Pembinaan Dalam PK di PT. JASINDO… 71
b. Monitoring Mitra Binaan……..……………………………. 74
c. Syarat Penerima Program Kemitraan……………………… 75
d. Prosedur Penyaluran Dana Program Kemitraan…………… 77
8. Bina Lingkungan……..……………………………………….. 81
a. Penyaluran Dana BL………………………………………. 81
9. Hasil Wawancara dengan Penerima Program………………… 83
a. Hasil Wawancara dengan Penerima PK…………………... 83
b. Hasil Wawancara dengan Penerima Program BL…………. 87
10. Rincian Kegiatan PKBL PT. JASINDO 2012……………….. 92
a. Rincian Kegiatan Program Kemitraan…………………….. 92
b. Rincian Kegiatan Program Bina Lingkungan……………... 96
B. Analisis……………………………………………………………. 105
1. Analisis Motivasi Pelaksanaan PKBL…………….……....….... 105
2. Analisis Pola Pelaksanaan PKBL……………………………… 111
3. Analisis Manfaat PKBL …………………………….…………. 117
a. Analisis Manfaat PKBL bagi perusahaan………………….. 117
b. Analisis Manfaat PKBL bagi masyarakat………………….... 119
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………… 124
B. Saran…………………………………..…………………………… 126
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 127
LAMPIRAN......................................................................................................... 132
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Teori…………………………………………..………….. 8
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Asuransi Jasa Indonesia…………………… 55
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Biro PKBL Jasindo……………………………. 64
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Motivasi CSR……………………………………………………….. 20
Tabel 2.2 Penilaian Terhadap Mitra Binaan…………………………………... 40
Tabel 2.3 Perbedaan Konsep CSR dan PKBL BUMN……………………….. 41
Tabel 4.1 Proporsi Alokasi Program Kemitraan Tahun 2012…………………. 68
Tabel 4.2 Penyaluran Bina Lingkungan 2012…………………………………. 82
Tabel 4.3 Rincian Alokasi Dana PK Periode 1992 - 2012.................................. 93
Tabel 4.4 Penyaluran Program Kemitraan.......................................................... 94
Tabel 4.5 Laporan Bantuan Kepada Korban Bencana Alam………………….. 97
Tabel 4.6 Laporan Bantuan Kepada Pendidikan……………………………… 97
Tabel 4.7 Laporan Bantuan Kepada Peningkatan Kesehatan…………………. 98
Tabel 4.8 Laporan Bantuan Kepada Sarana Ibadah…………………………… 99
Tabel 4.9 Laporan Bantuan Kepada Sarana dan Prasarana Umum……………. 100
Tabel 4.10 Laporan Bantuan Kepada Pelestarian Alam dan Lingkungan………. 102
Tabel 4.11 Laporan Penyaluran Beasiswa..……………………………………... 103
Tabel 4.12 Teori Motivasi CSR...………………………………………….….... 106
Tabel 4.13 Jenis Kegiatan CSR berdasarkan Jumlah kegiatan dan Dana………. 114
Tabel 4.14 CSR berdasarkan Jumlah Kegiatan dan Dana………………………. 116
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Transkip Wawancara dengan Penerima Program BL……………... 132
Lampiran 2. Transkip Wawancara dengan Penerima Program PK……………… 136
Lampiran 3. Transkip Wawancara dengan Kepala Biro PKBL….……………… 139
Lampiran 4. Dokumentasi Observasi dan Wawancara………………………….. 145
Lampiran 5. Surat Izin Melakukan Penelitian di PT. JASINDO…………...…… 146
Lampiran 6. Surat Pernyataan dari Peneliti kepada PT. JASINDO……………... 147
Lampiran 7. Surat Permohonan Bimbingan kepada Dosen……………………... 148
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Wacana tentang Corporate Social Responsibility (CSR) sangat mendapat
perhatian dari berbagai kalangan di penghujung akhir abad ke duapuluh.
Tonggak sejarah ini terjadi pada konferensi Tingkat Tinggi (Earth Summit) di
Rio Janeiro, Brazillia pada tahun 1992 yang menyepakati perubahan paradigma
pembangunan dari pertumbuhan ekonomi (economic growth) menjadi
pembangunan yang berkelanjutan (sustainable growth).1
World Business Council for sustainable Development, dalam publikasinya
mendefiniskan CSR bahwa “Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan
“komitmen bisnis untuk berkontribusi pada pengembangan ekonomi yang
berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan, keluarga mereka, masyarakat
lokal dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kualitas hidup
mereka.”2
Praktik tanggung jawab sosial perusahaan juga berlaku pada perusahaan-
perusahaan BUMN sebagaimana diatur melalui Peraturan Menteri Negara
Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-05/MBU/2007 Tanggal 27 April 2007
1 Sri Indarti, “Trade off Corporate Social Responsibility BUMN dan Pengembangan UMKM Di Provinsi
Riau: Studi Kasus PT.Jasa Raharja Cabang Provinsi Riau,” Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan Tahun II,
no. 6 (Juli 2012): h. 258.2 Richard Holme dan Phil Watt, “Corporate Social Responsibility: Making Good Business Sense”, artikel
diakses pada 2007 dari www.wbcsd.adf.com
2
Tentang : Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil
dan Program Bina Lingkungan.3
Selain itu, ada juga peraturan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang didalamnya tercantum:
perusahaan berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi
Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.4
Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara
melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan. Terdapat tiga bentuk perusahaan dalam BUMN, yaitu Perusahaan
Perseroan, Perusahaan Perseroan Terbuka, dan Perusahaan Umum. Salah satu
sektor BUMN adalah perusahaan yang bergerak pada sektor Jasa keuangan dan
Asuransi, dalam sektor ini terdapat kurang lebih dua puluh tiga perusahaan.
Salah satu perusahaan asuransi yang telah lama berdiri dan tumbuh besar
adalah PT. JASINDO. Bentuk penghargaan yang diterima perusahaan adalah
PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) kembali meraih sertifikasi A.M. Best
Company dengan predikat Best’s Financial Strength Rating of B++ (Good)
tahun 2012. Pemberian rating ini merupakan wujud pembuktian dan pengakuan
3 Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-20/MBU/2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2007 Tentang Program
Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan Program Bina Lingkungan.4 Undang - Undang Dasar RI Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
3
standarisasi internasional atas kekuatan finansial Asuransi Jasindo yang sudah
secara historis sudah mengecap pengalaman pada masa pra-kemerdekaan RI.5
Pada penelitian ini digambarkan mengenai Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL) pada PT. JASINDO. Berdasarkan peraturan-peraturan
yang ada, maka bisa dikatakan bahwa PT. JASINDO merupakan perusahaan
yang wajib melaksanakan peraturan tersebut dikarenakan PT. JASINDO
ditetapkan sebagai sebuah perusahaan perseroan BUMN didalam
perundangannya.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT. Asuransi Jasa Indonesia
(Persero) dalam melaksanakan aktifitas tanggung jawab kepada lingkungan,
mempunyai regulasi tersendiri yaitu Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.
Praktek tanggung jawab sosial oleh perusahaan BUMN berbeda dengan
perusahaan non BUMN, yaitu terdapatnya instrumen pemaksa berupa
kebijakan pemerintah yang bersifat mandatory bagi BUMN. 6
Maksud dan tujuan pendirian BUMN tidak hanya mengejar keuntungan,
melainkan turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha
golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat.7 Keputusan yang
dikeluarkan oleh Menteri Negara BUMN ini pada prinsipnya
menyelenggarakan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan
(PKBL). Program PKBL diharapkan dapat mampu mewujudkan tiga pilar
5 Irfan, “Jasindo Kembali Raih sertifikasi AM BEST,” artikel diakses pada 10 Juli 2013 dari
http://www.travelcare.co.id/oindex.php/news/read/86 Nanda Ayu, “Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.:
Kantor Unit Porang,” Jurnal Akuntansi Universitas Negeri Surabaya Volume 1, no. 1, (2012): h. 1.7 Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2007 Tentang Program
Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan Program Bina Lingkungan.
4
utama pembangunan (triple tracks) yang telah dicanangkan pemerintah dan
merupakan janji politik kepada masyarakat, yaitu: pengurangan jumlah
pengangguran (pro-job), pengurangan jumlah penduduk miskin (pro-poor) dan
peningkatan pertumbuhan ekonomi (pro-growth). 8
Begitu juga dengan PT. JASINDO, dalam menjalankan operasionalnya
bukan hanya memiliki tanggung jawab ekonomis kepada Pemegang Saham dan
tanggung jawab legal kepada Pemerintah, akan tetapi memiliki tanggung jawab
sosial terhadap masyarakat yang merupakan komponen terbesar dalam
pertumbuhan perusahaan dengan harapan dapat memberikan pengaruh
ekonomi serta dukungan sosial terhadap masyarakat. Selain itu diharapkan
juga dapat berperan aktif dalam mendorong serta menciptakan kesempatan
kerja yang merupakan komitmen perusahaan dalam berkontribusi terhadap
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, dalam wujud peningkatan kualitas
hidup masyarakat luas. Program bina lingkungan yang dilakukan juga
bertujuan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat yang tinggal disekitar
di wilayah pabrik/kantor BUMN agar masyarakat merasa ikut memiliki serta
ikut bertanggung jawab dalam pengamanan asset perusahaan dari berbagai
rintangan yang ada.9
Hal tersebut merupakan hal yang sangat menarik untuk diteliti mengingat
bahwa bentuk tanggung jawab sosial perusahaan PT. JASINDO bukan hanya
sekedar kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan pada umumnya, tetapi ada
8 Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kebijakan Kementerian BUMN tentang Program
Corporate Social Responsibility (CSR), (Bandung: BUMN, 2010), h. 5.9 Perusahaan Asuransi Jasa Indonesia (JASINDO), “Company Profile Corporate Social Responsibility,”
artikel diakses pada Jumat 12 Juli 2013 dari http://www.jasindo.co.id/
5
aturan tertentu yang berlaku dan diimplementasikan sebagai salah satu
perusahaan BUMN, yang tentunya akan mewujudkan pembangunan yang baik.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik melakukan
penelitian mengenai motivasi dan pola pelaksanaan PKBL, serta manfaat yang
diperoleh perusahaan dan masyarakat atas pelaksanaan program PKBL PT.
Asuransi Jasa Indonesia (JASINDO) tahun 2012-2013.
B. Pembatasan dan Perumusan masalah
1. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan penelitian pada tanggung
jawab sosial perusahaan PT. Asuransi Jasa Indonesia 2012-2013, dilihat dari
motivasi dan pola pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan yang
diterapkan melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), serta
manfaat yang diperoleh perusahaan dan masyarakat atas pelaksanaan
tanggung jawab sosial perusahaan melalui PKBL.
2. Perumusan Masalah
a. Bagaimana motivasi perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab
sosial yang diterapkan melalui PKBL?
b. Bagaimana Pola pelaksanaan tanggung jawab sosial PKBL di PT.
Asuransi Jasa Indonesia?
c. Apakah manfaat yang diperoleh perusahaan dan masyarakat atas
pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan yang diterapkan
dalam bentuk PKBL?
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Memahami motivasi PT. Asuransi Jasa Indonesia dalam melaksanakan
tanggung jawab sosial PKBL tahun 2012-2013
b. Pola pelaksanaan tanggung jawab sosial PKBL di PT. Asuransi Jasa
Indonesia tahun 2012-2013.
c. Mengetahui manfaat yang dirasakan perusahaan dan masyarakat dari
tanggung jawab sosial PKBL yang dilaksanakan oleh PT. Jasa Asuransi
Indonesia (JASINDO) tahun 2012-2013.
2. Manfaat Penelitian
a. Segi Akademis
1) Memberikan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan
pengembangan penelitian serupa
2) Memberikan masukan bagi perusahaan maupun pemerintah mengenai
program PKBL dalam menangani masalah pemberdayaan masyarakat.
3) Memberikan masukan bagi perusahaan – perusahaan menganai
pentingnya menjalankan tanggung jawab sosial PKBL dan sebagai
bahan evaluasi perusahaan terhadap program PKBL, agar pelaksanaan
program dijalankan lebih baik sehingga dapat dirasakan manfaatnya
secara maksimal.
b. Segi Praktis
Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca tentang Program
Kemitran dan Bina Lingkungan di PT. Asuransi Jasa Indonesia.
7
D. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini peneliti melakukan tinjauan pustaka sehingga
peneliti terinspirasi pada skripsi yang berjudul Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (CSR) dalam Usaha Pengembangan Masyarakat (Study Kasus PT.
Telkom Tbk) oleh Devi Mulyadi tahun 2007. Hasil penelitian tersebut adalah
PT Telkom Tbk mendapat citra yang baik dimata masyarakat sehingga
menunjang keberhasilan masyarakat. Akan tetapi, program CSRnya belum
memberikan akses yang luas kepada masyarakat untuk menunjang
kemandiriannya sehingga program tersebut hanya dapat memenuhi kebutuhan
sesaat serta pengelolaannya masih bersifat jangka pendek.
Skripsi di atas menjadi dasar penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam
menyusun skripsi ini. Namun, dibuat beberapa perubahan dengan menganti
lokasi penelitian serta menambahkan pertanyaan penelitian. Perubahan ini
dilakukan untuk mengembangkan penelitian dan menjadi tolak ukur untuk
membedakan skripsi ini dengan penelitian sebelumnya.
E. Kerangka Teori
Konsep Tanggung Jawab sosial Perusahaan yang dilaksanakan oleh
perusahaan - perusahaan BUMN dikenal dengan istilah PKBL atau Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan. Peraturan menteri BUMN dalam hal ini
mengatur tentang penyelenggaraan dan pelaksanaan PKBL tersebut. Dengan
mengetahui peraturan tersebut kita dapat mengkaji apakah pelaksanaan dan
pengimplementasian suatu program telah berpedoman dengan peraturan yang
ada serta sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Dalam hal ini kita dapat
8
menganalisa apa latar belakang perusahaan melakukan PKBL, bagaimana tata
kelola dan unit pelaksana program berjalan yang nantinya akan bermanfaat
bagi perusahaan itu sendiri dan juga kepada masyarakat atau penerima
program.
Gambar. 1.1.
Kerangka Teori
TanggungJawabSosial
Perusahaan
Manfaat bagiperusahaan
Manfaat bagiPenerimaProgram
Program Kemitraan danBina Lingkungan (PKBL)
MotivasiPelaksanaan
Program
Manfaat ProgramPola PelaksanaanProgram
9
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis
deskriptif yang bertujuan untuk memahami motif dan pola pelaksanaan
PKBL di PT. Asuransi Jasa Indonesia, serta manfaat yang diperoleh
perusahaan dan masyarakat dari implementasi tanggung jawab sosial
perusahaan.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Asuransi Jasa Indonesia (JASINDO)
yang lokasinya berada di Jl. Letnan Jendral M.T Haryono kav 61 Pancoran,
Jakarta Selatan 12780. Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah karena PT.
Asuransi Jasa Indonesia merupakan salah satu perusahaan besar milik
Negara yang banyak menerima penghargaan, salah satunya adalah PT
Jasindo meraih sertifikasi A. M Best Company dengan predikat Best’s
Financial Strength Rating of B++ (Good) tahun 2012. Penelitian ini mulai
dilakukan pada awal April sampai selesai.
3. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan;
a. Wawancara
Wawancara adalah teknis dalam upaya menghimpun data yang
akurat tentang keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah
tertentu yang sesuai dengan data. dengan tujuan penelitian dengan cara
10
tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya dengan penjawab
atau respon10. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan peneliti
dengan mengajukan pertanyaan langsung secara mendalam kepada
responden kemudian interaksi tersebut direkam dan dicatat.
b. Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui
peninggalan arsip - arsip dan termasuk juga buku - buku tentang
pendapat, teori, dalil - dalil atau hukum - hukum dan lain - lain yang
berhubungan dengan masalah penelitian.11 Pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan peneliti dengan menganalisa data-data yang
bersumber dari dokumen - dokumen resmi, hasil penelitian terdahulu,
jurnal ilmiah, duplikasi dari instansi terkait, buku - buku dan lain - lain
yang terkait dengan penelitian.
4. Teknik pemilihan subyek penelitian
Teknik pengambilan sample penelitian menggunakan teknik
purposive sampling berdasar pertimbangan dan kriteria pribadi peneliti
yang nantinya responden tersebut akan dijadikan suatu unit sample
penelitian.
Informan yang peneliti ambil adalah divisi yang mengelola
pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan di PT. Asuransi
Jasa Indonesia, yaitu Divisi Biro PKBL. Sedangkan, Responden dari
penelitian ini adalah pihak penerima Program Kemitraan dan Bina
10 M. Nasir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), h. 234.11 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005),h.181.
11
lingkungan pada tahun 2012. Peneliti memilih pemimpin serta staf yang
bekerja di divisi biro PKBL sebagai informan, dan penerima PKBL
sebagai responden, karena peneliti yakin dapat memperoleh informasi
yang mendalam menegani program - progam TJS yang ada di perusahaan
tersebut, pelaksanaan kegiatan PKBL, manfaat yang diperoleh perusahaan
dan penerima program atas pelaksanaan PKBL dan data – data lain yang
terkait dengan penelitian.
5. Sumber Data
a. Data Primer
Data Primer adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber asli (tidak perantara) yang secara khusus dikumpulkan
oleh peneliti untuk menjawab permasalahan dalam penelitian.12 Dalam
penelitian ini peneliti memperoleh data primer melalui wawancara.
Wawancara dilakukan di lokasi penelitian (Kantor Pusat PT.
JASINDO yang terletak di Pancoran, Jakarta Selatan) dengan subyek
yang diteliti (Pemimpin dan Pegawai yang ada di Divisi Biro PKBL
serta pihak Penerima Program PKBL).
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung yang diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti.
Melainkan data yang berupa studi kepustakaan, yaitu dengan jalan
mempelajari majalah, koran, artikel dan lain sebagainya, atau bisa juga
12 Rosadi Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, (Jakarta: Raja Gravindo Persada,2004), h.254.
12
berupa tentang catatan adanya suatu peristiwa13. Dalam penelitian ini
peneliti memperoleh data sekunder dengan mempelajari dokumen
perusahaan, arsip yang relevan dengan penelitian, buku-buku, jurnal,
media massa.
6. Analisis data
Proses analisis dimulai setelah peneliti memasuki obyek penelitian.
Terdapat tiga jalur analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data adalah proses merangkum,
melakukan pemilihan, dan fokus terhadap hal - hal penting yang muncul
dari càtatan - catatan tertulis di lapangan. Penyajian data adalah
sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Jalur yang terakhir
adalah penarikan kesimpulan, disini peneliti menemukan sesuatu yang
baru dari obyek penelitian.14 Dalam penelitian ini peneliti melakukan
analisis data dengan reduksi data. Langkah awal yang dilakukan peneliti
adalah menelaah data - data dari berbagai sumber, selanjutnya merangkum
data-data yang didapatkan dari wawancara dengan informan dan
responden. Dari rangkuman yang dibuat kemudian peneliti melakukan
reduksi data yang kegiatannya mencakup unsur - unsur spesifik, antara
lain:15
13 Mohammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), h.59.14
Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, terj. Tjetjep Rohendi Rohidi(Jakarta: UI Press, 1992), h. 16.15
Ibid., h. 17.
13
a. Proses pemilihan data atas dasar tingkat relevansi dan kaitannya dengan
setiap kelompok data
b. Menyusun data dalam satuan- satuan sejenis. Pengelompokan data
dalam satuan yang sejenis ini juga dapat diekuivalenkan sebagai
kegiatan kategorisasi/variable
c. Membuat koding data sesuai dengan kisi-kisi kerja penelitian
7. Keabsahan Data
Teknik yang dilakukan oleh peneliti dalam menguji keabsahan data
adalah uji kredibilitas. Dalam melakukan uji kredibilitas terhadap data,
yang dilakukan oleh peneliti adalah meningkatkan ketekunan, referensi
teori, diskusi dengan dosen ahli, dosen pembimbing, dan mahasiswa dari
jurusan yang sama. Selain itu peneliti juga melakukan triangulasi sumber,
triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek
penelitian.16 Triangulasi sumber digunakan untuk mendapatkan data dari
sumber yang berbeda, namun dengan teknik yang sama. Peneliti
melakukan wawancara ke beberapa sumber (informan) dan
membandingkan hasil pengamatan dengan temuan data yang berkaitan.
Oleh sebab itu, peneliti senantiasa melakukan perbaikan guna
mendapatkan data - data yang relevan.
16 Lexy J Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda, 2004), h.330.
14
8. Teknik penulisan
Penulisan skripsi ini mengacu pada buku pedoman penulisan karya
ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang diterbitkan oleh CeQDA (Center
for Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
E. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini dibagi ke dalam beberapa bab, antara lain:
BAB I Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang Penelitian,
Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Tinjauan Pustaka. Kerangka Teori dan Sistematika
Penulisan, Metode Penelitian.
BAB II Tinjauan Teori yang terdiri dari Definisi dan Gambaran Umum
CSR, Motif pelaksanaan CSR, Manfaat CSR Bagi Perusahaan,
Badan Usaha Milik Negara, dan PKBL, Hubungan CSR dan
PKBL.
BAB III Profile Perusahaan yang terdiri dari Sejarah Perusahaan, Visi dan
Misi Perusahaan, Tujuan Perusahaan, Landasan Hukum dan
Kebijakan PT. Asuransi Jasa Indonesia terhadap CSR, Struktur
Organisasi, Uraian Tugas dan Tanggung Jawab.
BAB IV Temuan dan Analisis Data yang terdiri dari Latar Belakang
Perusahaan Melaksanakan PKBL, Pandangan Perusahaan Terhadap
PKBL, Divisi Pengelola PKBL, Sumber Dana PKBL, Strategi Biro
PKBL PT. Jasindo, Manfaat Pelaksanaan PKBL bagi Perusahaan,
15
Bentuk – Bentuk Pembinaan dalam Program Kemitraan,
Monitoring Mitra Binaan, Syarat Penerima Program Kemitraan,
Prosedur Penyaluran Dana Program Kemitraan, Biaya Oprasional
Program Kemitraan, Penggolongan Kualitas Pinjaman Mitra
Binaan, Sektor – Sektor Program Bina Lingkungan, Penyaluran
Program Bina Lingkungan, Prosedur Penyaluran Dana BL, Hasil
Wawancara dengan Penerima PKBL, Rincian Kegiatan PKBL PT.
JASINDO, Analisis Motif, Pola, dan Manfaat Pelaksanaan PKBL
PT. JASINDO bagi Perusahaan, Penerima Program Kemitraan
serta Penerima Program Bina Lingkungan,
BAB V Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan Saran
16
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Corporate Social Responsibility (CSR)
1. Definisi dan Gambaran Umum CSR
Dalam konteks pembangunan saat ini, perusahaan tidak lagi dihadapkan
pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai
perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangan,
namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya. Perusahaan
bukan lagi sekedar kegiatan ekonomi untuk menciptakan profit demi
kelangsungan usahanya, melainkan juga bertanggung jawab pada aspek sosial
dan lingkungannya. Pemikiran tersebut menjadi pengantar mengenai perubahan
paradigma Corporate Social Responsibility (CSR).1
Terdapat beberapa definisi CSR yang dikemukakan oleh para ahli maupun
lembaga - lembaga internasional, diantaranya adalah sebagai berikut:2
a. Menurut Oliver Van Heel, CSR adalah pendekatan bisnis yang menciptakan
nilai bagi pemangku kepentingan dengan merangkum semua peluang dan
1 Evi Herawati, “Menjadi Perusahaan yang Bertanggung Jawab,” Majalah PKBL Action Tanggung Jawab Sosialdan Lingkungan BUMN, 1 April 2013, h. 87.2 Mahmuddin Yasin, dkk., Perusahaan Bertanggung Jawab CSR vs PKBL cetakan pertama, (Semarang: BadanPenerbit Universitas Diponegoro, 2012), h.4.
17
mengelola semua risiko yang dihasilkan dari kegiatan pembangunan
ekonomi, lingkungan dan sosial.
b. Menurut Clement K. Sankat, CSR adalah komitmen usaha untuk bertindak
secara etis, beroprasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan
ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan
keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas
c. The World Business Council For Sustainable Development (WBCSD)
mendefinisikan CSR adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan
perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komunitas - komunitas
setempat (lokal) dalam masyarakat secara keseluruhan, dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup.
d. The European Commission mendefinisikan CSR adalah sebuah konsep
dengan mana perusahaan mengintegrasikan perhatian terhadap sosial dan
lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksinya dengan
para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip
kesukarelaan.
e. Dalam ISO 26000 CSR merupakan tanggung jawab sebuah organisasi atas
dampak dari keputusan dan kegiatan suatu organisasi bagi masyarakat dan
lingkungannya melalui perilaku yang transparan dan etis yang konsisten
dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat,
memperhatikan ekspektasi dari stakeholdersnya, sejalan dengan hukum
18
yang berlaku dan norma - norma sikap, dan juga terintegrasi kepada
keseluruhan organisasi.
Dari definisi – definisi CSR yang dijabarkan di atas, dapat disimpulkan
bahwa CSR adalah tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat atas
dampak – dampak yang dapat ditimbulkan dari aktifitas perusahaan, sehingga
perusahaan dapat mengurangi risiko, beroprasi secara legal dan berkontribusi
untuk peningkatan ekonomi bersamaan.
Menurut John Elkington konsep CSR didasari oleh 3 prinsip dasar yang
biasa disebut dengan istilah Triple Bottom Lines atau yang lebih dikenal
sebagai 3P (Profit, People, Planet). Secara singkat prinsip dasar 3P dapat
dijelaskan sebagai bentuk kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian
keuntungannya (Profit) untuk kepentingan membangun kesejahteraan
masyarakat (People) dan mendukung kelestarian lingkungan (Planet), usaha
tersebut dilakukan agar keberadaan perusahaan dapat tumbuh dan
berkelanjutan.3
2. Motivasi Pelaksanaan CSR
Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang
mendorong perilaku kearah tujuan.4 Motivasi sangat terikat dengan faktor –
faktor lain, yang disebut dengan motif. Motif merupakan dorongan dalam diri
3 T. Romi Marnelly, “Corporate social Responsibility (CSR): Tinjauan Teori dan Praktek di Indonesia,” JurnalAplikasi Bisnis volume. 2, no. 2 (April 2012): h.50.4 Papalia, dkk., Human Development, (Amerika: Mc Graw Hill, 2007), h. 34.
19
manusia yang timbul dikarenakan adanya kebutuhan – kebutuhan yang ingin
dipenuhi oleh manusia tersebut.5 Dalam menjawab pertanyaan “Apa yang
memotivasi perusahaan melakukan CSR”, Saidi dan Abidin membuat matriks
yang menggambarkan tiga tahap atau paradigm yang berbeda, antara lain:6
a. Tahap pertama adalah corporate charity, yakni dorongan amal berdasarkan
motivasi keagamaan.
b. Tahap kedua adalah corporate philantrophy, yakni dorongan kemanusiaan
yang biasanya bersumber dari norma dan etika universal untuk menolong
sesama dan memperjuangkan pemerataan sosial
c. Tahap ketiga adalah corporate citizenship, yaitu motivasi kewargaan demi
mewujudkan keadilan sosial berdasarkan prinsip keterlibatan sosial
Jika depetakan, tampaklah bahwa spectrum paradigm CSR terentang dari
“sekedar menjalankan kewajiban” hingga “demi kepentingan bersama” atau
dari “membantu dan beramal kepada sesame” menjadi “memberdayakan
manusia”. Meskipun tidak selalu berlaku otomatis, pada umumnya perusahaan
melakukan CSR didorong oleh motivasi karitatif kemudian motivasi
kemanusiaan dan akhirnya motivasi kewargaan.7
5 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi, (Yogyakarta: Andi, 2010), h. 10.6 Zaim Saidi dan Hamid Abidin. Menjadi Bangsa Pemurah: Wacana dan Praktek Kedermawanan Sosial diIndonesia (Jakarta: Piramedia, 2004), h. 69.7
Zaim Saidi dan Hamid Abidin. Menjadi Bangsa Pemurah: Wacana dan Praktek Kedermawanan Sosial diIndonesia (Jakarta: Piramedia, 2004), h. 69.
20
Tabel 2.1
Motivasi CSR
Motivasi
Tahapan/Paradigma
Karitatif Filantropis Kewargaan
Semangat/Prinsip Agama, Tradisi, dan Adat Norma, Etika, dan
Hukum Universal:
Redistribusi
Kekayaan
Pencerahan Diri dan Rekonsiliasi
dengan Ketertiban Sosial
Misi Mengatasi Masalah Sesaat Menolong Sesama Mencari dan Mengatasi Akar
Masalah: Memberikan Kontribusi
Kepada Masyarakat
Pengelolaan Jangka Pendek dan
Parsial
Terencana,
Terorganisasi,
Terprogram
Terinternalisasi dalam Kebijakan
Perusahaan
Pengorganisasian Kepanitiaan Yayasan/Dana
Abadi
Profesional: Keterlibatan Tenaga –
Tenaga Ahli di Bidangnya
Penerima Manfaat Orang Miskin Masyarakat Luas Masyarakat Luas dan Perusahaan
Kontribusi Hibah Sosial Hibah
Pembangunan
Hibah Sosial maupun Pembangunan
dan Keterlibatan Sosial
Inspirasi Kewajiban Kemanusiaan Kepentingan Bersama
Sumber: Dikembangkan dari Saidi dan Abidin
Tabel di atas menjelaskan bahwa suatu perusahaan yang malaksanakan
kegiatan CSR, dilatarbelakangi oleh motivasi yang berbeda dan berubah secara
bertahap, tahapan motivasi tersebut dimulai dari motifasi karikatif. Dengan
21
kata lain Saidi dan Abidin meyakini bahwa pada umumnya suatu perusahaan
yang baru menjalankan kegiatan CSR selalu dilatarbelakangi oleh motivasi
keagamaan. Motivasi keagamaan ini dapat berupa dorongan yang timbul atas
keinginan membantu dan beramal kepada sesama atau hanya sekedar
menjalankan kewajiban. Seiring dengan pengalaman perusahaan dalam
menjalankan kegiatan CSR, motivasipun berubah menjadi motivasi filantropis.
Perusahaan mulai membuat program CSR yang terencana dan terorganisir
karena perusahaan memahami bahwa program CSR dijalankan untuk
kepentingan bersama. Setelah menyadari pentingnya kegiatan CSR perusahaan
menyempurnakan pelaksanaan program – program CSRnya agar dapat
memberdayakan manusia. Jika sudah sampai tahap ini motifasi perusahaan
sudah tergolong dalam motivasi citizenship.
6. Pola Pelaksanaan CSR
Pola adalah bentuk atau model (atau, lebih abstrak, suatu set peraturan) yang
bisa dipakai untuk membuat atau untuk menghasilkan suatu atau bagian dari
sesuatu.8 Secara konsep, PKBL yang dilakukan oleh para perusahaan BUMN
tidak jauh berbeda dengan konsep CSR yang diterapkan pada perusahaan non -
BUMN. Oleh karena itu bisa dikatakan, bahwa PKBL merupakan praktik CSR
yang dilakukan oleh perusahaan BUMN. Pelaksanaan tanggung jawab sosial
diperusahaan - perusahaan masih banyak yang bersifat sukarela, berbeda dengan
8 “Pengertian Pola”, Artikel diakses pada 25 April 2013 dari http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pola
22
yang dijalankan oleh perusahaan BUMN dimana pelaksanaan tanggung jawab
sosial tersebut sifatnya wajib dilaksanakan atau bisa dikatakan sebuah mandat
yang diantaranya tercantum dalam Keputusan Menteri BUMN tentang PKBL.
Menurut Saidi dan Abidin terdapat empat pola/ model pelaksanaan
tanggung jawab sosial perusahaan yang umumnya diterapkan di Indonesia,
yaitu:9
a. Keterlibatan Langsung
Program CSR dilakukan secara langsung dengan menyelenggarakan
sendiri berbagai kegiatan sosial ataupun menyerahkan bantuan - bantuan
secara langsung kepada masyarakat.
b. Melalui Yayasan ataupun Organisasi Sosial Perusahaan
Terdapat sebuah yayasan ataupun organisasi sosial yang didirikan sendiri
untuk mengelola berbagai kegiatan sosial yang dalam hal ini merupakan
aplikasi dari kegiatan CSR. Biasanya perusahaan menyediakan dana awal,
dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan
yayasan.
c. Bermitra dengan Pihak Lain
Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan pihak lain
baik itu lembaga sosial/ organisasi non - pemerintah, instansi pemerintah,
9 Zaim Saidi dan Hamid Abidin, Menjadi Bangsa Pemurah: Wacana dan Praktek Kedermawanan Sosial di
Indonesia (Jakarta: Piramedia, 2004), h. 64-65.
23
instansi pendidikan, universitas, atau media massa. Kerjasama ini dibangun
dalam mengelola seluruh kegiatan maupun dalam pengelolaan dana.
d. Mendukung atau Bergabung Dalam Konsorsium
Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu
lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan
dengan model lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah
perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan” pihak konsorsium atau
lembaga semacam itu yang dipercayai oleh perusahaan- perusahaan yang
mendukung secara produktif mencari mitra kerjasama dari kalangan lembaga
oprasional dan kemudian mengembangkan program yang disepakati bersama.
7. Manfaat CSR
Dalam jangka pendek kegiatan PKBL merupakan biaya perusahaan yang
dapat mengakibatkan pengurangan asset dalam laporan keuangan. Akan tetapi
dalam jangka panjang kegiatan PKBL justru memberikan manfaat (benefit) yang
sangat besar dalam mendukung keberlangsungan hidup perusahaan.
Yusuf Wibisono menyatakan bahwa sulit untuk menentukan benefit
perusahaan yang menerapkan CSR, karena tidak ada yang dapat menjamin
bahwa bila perusahaan yang telah mengimplementasikan CSR dengan baik akan
mendapat kepastian benefit-nya. Oleh karena itu terdapat beberapa motif
dilaksanakanya CSR, diantaranya:10
10 Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, (Gresik: Fascho Publishing, 2007), h. 78.
24
a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan.
Perbuatan destruktif akan menurunkan reputasi perusahaan. Begitupun
sebaliknya, konstribusi positif akan mendongkrak reputasi perusahaan. Inilah
yang menjadi modal non-financial utama bagi perusahaan dan
bagi stakeholdes-nya yang menjadi nilai tambah bagi perusahaan untuk dapat
tumbuh secara berkelanjutan.
b. Layak mendapatkan social licence to operate.
Masyarakat sekitar perusahaan merupakan komunitas utama perusahaan.
Ketika mereka mendapatkan benefit dari keberadaan perusahaan, maka pasti
dengan sendirinya mereka ikut merasa memiliki perusahaan. Sebagai imbalan
yang diberikan ke perusahaan paling tidak adalah keleluasaan perusahaan
untuk menjalankan roda bisnisnya di wilayah tersebut. Jadi program CSR
diharapkan menjadi bagian dari asuransi sosial (social insurance) yang akan
menghasilkan harmoni dan persepsi positif dari masyarakat terhadap
eksistensi perusahaan.
c. Mereduksi risiko bisnis perusahaan.
Perusahaan mesti menyadari bahwa kegagalan untuk memenuhi
ekspektasi stakeholders akan menjadi bom waktu yang dapat memicu risiko
yang tidak diharapkan. Bila itu terjadi, maka disamping
menanggung opportunity loss, perusahaan juga harus mengeluarkan biaya
25
yang mungkin berlipat besarnya dibandingkan biaya untuk
mengimplementasikan CSR.
d. Melebarkan akses sumber daya.
Track record yang baik dalam pengelolaan CSR merupakan keunggulan
bersaing bagi perusahaan yang dapat membantu untuk memuluskan jalan
menuju sumber daya yang diperlukan perusahaan.
e. Membentangkan akses menuju market.
Investasi yang ditanamkan untuk program CSR ini dapat menjadi tiket
bagi perusahaan menuju peluang pasar yang terbuka lebar. Termasuk
didalamnya akan memupuk loyalitas konsumen dan menembus pangsa pasar
baru.
f. Mereduksi biaya.
Banyak contoh yang dapat menggambarkan keuntungan perusahaan yang
didapat dari penghematan biaya yang merupakan buah dari implementasi dari
penerapan program tanggung jawab sosialnya. Salah satunya adalah upaya
untuk mereduksi limbah melalui proses recycle atau daur ulang ke dalam
siklus produksi.
g. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders.
Implementasi program CSR tentunya akan menambah frekuensi
komunikasi dengan stakeholders. Nuansa seperti itu dapat membentangkan
karpet merah bagi terbentuknya trust kepada perusahaan.
26
h. Memperbaiki hubungan dengan regulator.
Perusahaan yang menerapkan program CSR pada dasarnya merupakan
upaya untuk meringankan beban pemerintah sebagai regulator. Sebab
pemerintahlah yang menjadi penanggungjawab utama untuk mensejahterakan
masyarakat dan melestarikan lingkungan. Tanpa bantuan dari perusahaan,
umumnya terlalu berat bagi pemerintah untuk menanggung beban tersebut.
i. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan.
Kesejahteraan yang diberikan para pelaku CSR umumnya sudah jauh
melebihi standar normatif kewajiban yang dibebankan kepada perusahaan.
Oleh karena itu wajar apabila karyawan menjadi terpacu untuk meningkatkan
kinerjanya.
j. Peluang mendapatkan penghargaan.
Banyak reward ditawarkan bagi penggiat CSR, sehingga kesempatan
untuk mendapatkan penghargaan mempunyai kesempatan yang cukup tinggi.
Selain memberikan keuntungan bagi perusahaan, pelaksanaan program CSR
juga dapat memberikan manfaat/ keuntungan tersendiri bagi masyarakat. Peter
Brew, Direktur International Business Leaders Forum (IBLF) wilayah Asia
Pasifik, mengatakan bahwa CSR menghadirkan manfaat bagi masyarakat, antara
lain:11
a. Aktivitas dan peluang ekonomi
11Mahmuddin Yasin, dkk., Perusahaan Bertanggung Jawab CSR vs PKBL cetakan pertama, (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2012), h.11.
27
b. Employment
c. Akses terhadap skill dan tekhnologi
d. Infrastruktur yang meningkat
e. Perlindungan terhadap lingkungan, kesehatan serta investasi sosial
B. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan
usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.12
Perusahaan - perusahaan asuransi komersial (asuransi umum dan jiwa)
berstatus BUMN antara lain adalah PT. Asuransi Jasa Indonesia, PT. Asuransi
Kredit Indonesia, PT. Asuransi Ekspor Indonesia, PT. Asuransi Jiwasraya, dan
juga PT. Reasuransi Internasional Indonesia. Sebagai BUMN yang ditarget laba,
Perusahaan - perusahaan ini juga menyisihkan 2% dari laba untuk aktivitas
PKBL.13
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kementerian BUMN menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut:14
1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pembinaan BUMN
12 Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: Per-05/MBU/2007 tentang program kemitraanbadan usaha milik Negara dengan usaha kecil dan program bina lingkungan13Munawar Kasan,”Menambah Model CSR BUMN Asuransi Komersial,” artikel diakses pada 10 Januari 2013dari http://www.bpjs.info/prisma/Menambah_Model_CSR_BUMN_Asuransi_Komersial-1124/14 Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: Per-05/MBU/2010 tentang Organisasi dan TataKerja Kementerian BUMN
28
2. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan
BUMN
3. Pengelolaan barang milik atau kekayaan Negara yang menjadi tanggung jawab
kementerian BUMN, dan
4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian BUMN
Terdapat tiga jenis perusahaan BUMN yaitu, antara lain:15
1. Perusahaan Perseroan (Persero)
Perusahaan Perseroan (Persero) adalah salah satu badan usaha yang
dikelola oleh Negara atau Daerah yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan
modal/sahamnya paling sedikit 51% dimiliki oleh pemerintah (atas nama
Negara). Tujuan didirikannya Persero yang pertama adalah mencari
keuntungan dan yang kedua memberi pelayanan kepada umum. Persero
dipimpin oleh Direksi. Sedangkan pegawainya berstatus sebagai Pegawai
Swasta. Maksud mendirikan Persero ialah untuk menyediakan barang dan atau
jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat dan mengejar keuntungan
untuk meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan ini tidak memperoleh
fasilitas Negara. Di Indonesia yang sudah menjadi Perusahaan Persero adalah
PT. Pembangunan Perumahan, PT. Bank BNI Tbk, PT. Telkom Tbk dan lain –
lain termasuk PT. Asuransi Jasa Indonesia (JASINDO).
15 Yanu Tri, “Jenis – Jenis Badan Usaha di Indonesia”, artikel diakses pada 12 September 2013 darihttp://id.m.wikipedia.org/wiki/Badan_Usaha
29
2. Perusahaan Umum (Perum)
Perusahaan Umum (Perum) merupakan Perjan yang sudah diubah. Perum
adalah suatu perusahaan negara yang tujuannya tidak lagi berorientasi
pelayanan tetapi sudah profit oriented. Sama seperti Perjan, status pegawai
diperum adalah Pegawai Negeri. Namun perusahaan masih merugi meskipun
status Perjan diubah menjadi Perum, sehingga pemerintah terpaksa menjual
sebagian saham Perum tersebut kepada public dan statusnya diubah menjadi
Persero. Perum di Indonesia antara lain Perum Penggadaian, Perum Jasatirta,
Perum Damri, Perum Antara, Perum Peruri, Perum Perumnas, Perum Balai
Pustaka dan lain - lain.
3. Perusahaan Jawatan (Perjan)
Perusahaan Jawatan (Perjan) adalah bentuk BUMN yang seluruh
modalnya dimiliki oleh pemerintah. Besarnya modal Perjan ditetapkan melalui
APBN. Perjan ini beriorentasi pelayanan pada masyarakat, sehingga selalu
merugi.
Sekarang sudah tidak ada perusahaan BUMN yang menggunakan model
Perjan karena besarnya biaya untuk memelihara Perjan – Perjan tersebut sesuai
dengan Undang – Undang (UU) Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN.
Contoh Perusahaan yang pernah menjadi Perjan di Indonesia antara lain adalah
Perjan RS Jantung Harapan Kita, Perjan RS Cipto Mangunkusumo, Perjan RS
AB Harapan Kita, Perjan RS Sanglah, Perjan RS Sardjito, Perjan RS M.
Djamil, Perjan RS Fatmawati, Perjan RS Hasan Sadikin, Perjan RS Sardjito,
30
Perjan RS M. Husein, Perjan RS Dr. Wahidin, Perjan RS Kanker Dharmais,
Perjan RS Persahabatan.
C. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)
1. Program Kemitraan (PK)
a. Ruang Lingkup Program Kemitraan (PK)
Program Kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan
usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana
dari bagian laba BUMN.16 Program Kemitraan diberikan dalam bentuk:17
1) Pemberian pinjaman modal kerja
Pinjaman adalah sejumlah dana yang dipinjamkan oleh suatu
lembaga keuangan dan debitur wajib mengembalikannya dalam suatu
jangka waktu tertentu melalui angsuran pembayaran berupa pokok
pinjaman ditambah dengan bunga pinjaman.18 Dalam hal ini PT. Jasindo
membuka peluang untuk masyarakat yang ingin meningkatkan produksi
dan penjualan usaha mereka melalui pinjaman modal.
2) Pemberian Pinjaman Khusus.
Pinjaman khusus adalah pinjaman tambahan yang diberikan kepada
mitra binaan, untuk menambah modal usahanya dalam rangka memenuhi
16Peraturan Menteri Negara BUMN No: Per-05/MBU/2007 tentang program kemitraan badan usaha milik
Negara dengan usaha kecil dan program bina lingkungan17 Studi Dokumen Slide Tentang PKBL 2012, h. 2.18 Agung Yudiviantho, “Strategi Pendanaan Melalui Sekuritisasi Piutang pembiayaan Konsumen Pada PT. ABCFinance,” (Tesis S2 Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2010), h.11.
31
pesanan dari rekan usaha / pelanggan dari mitra binaan. Pinjaman khusus
ini harus dilunasi dalam kurun waktu yang lebih singkat dari pada
pinjaman modal kerja.19
3) Hibah.
Hibah yang dimaksud dalam program kemitraan (PK) ini adalah
pemberian secara cuma- cuma yang diberikan kepada mitra binaan
namun bukan dalam bentuk uang, melainkan berupa program
pendampingan atau pembinaan seperti bantuan pelatihan, pendidikan,
pemagangan dan promosi untuk meningkatkan kapasitas (capacity
building) di bidang produksi, pemasaran, sumber daya manusia,
pengolahan dan tekhnologi.20 Biaya maksimal yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk program hibah adalah sebesar 20% dari dana Program
Kemitraan. Hibah ini hanya dapat diberikan kepada atau untuk
kepentingan mitra binaan.
b. Biaya Operasional Program Kemitraan
Biaya yang anggarkan perusahaan untuk kegiatan operasional program
kemitraan maksimal 20% dari dana yang disalurkan. Biaya operasional ini
meliputi biaya survey, biaya pembinaan, biaya penyusunan laporan, biaya
bank, biaya pembelian Alat Tulis Kantor (ATK)/ administrasi, biaya
perjalanan dinas, pembuatan stiker logo perusahaan dan lain - lain. Kegiatan
41 Wawancara Pribadi dengan Kepala Biro PKBL.42Ibid.,
32
oprasional ini dilakukan untuk mendukung kelancaran berlangsungnya
penyaluran dana PK kepada mitra binaan.21
c. Penggolongan Kualitas Pinjaman Mitra Binaan
Mitra Binaan yang bermasalah dalam memenuhi kewajibannya
membayar angsuran pokok dibedakan kualitasnya dalam beberapa
golongan, antara lain:22
1) Lancar
Pembayaran angsuran pokok berjalan tepat waktu.
2) Kurang Lancar
Terjadi keterlambatan 1 hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran
angsuran pokok namun belum melampaui 180 hari.
3) Diragukan
Keterlambatan pembayaran angsuran pokok mencapai 180 hari dan
belum melampaui 360 hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran
angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama.
4) Macet
Pembayaran angsuran pokok terlambat 360 hari atau lebih dari
tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran.
Sebagai upaya penyelamatan pinjaman perusahaan melakukan
penjadwalan kembali (rescheduling) dan penyesuaian persyaratan
21 Study Dokumentasi Slide Tentang PKBL 2012, h. 8.22 Study Dokumentasi Buku Pedoman PKBL 2012, h.20.
33
(reconditioning) kepada mitra binaan yang tergolong dalam golongan
kurang lancar, diragukan dan macet. Rescheduling dan reconditioning
dapat dilakukan apabila mitra binaan memenuhi beberapa kriteria, antara
lain:23
a) Mitra Binaan masih kooperatif terhadap upaya penyelamatan
pinjaman yang akan dilakukan
b) Usaha masih berjalan dan mempunyai prospek
c) Mitra binaan masih mampu membayar angsuran
Dalam melakukan reconditioning tunggakan jasa administrasi
pinjaman dikapitalisasi menjadi pokok pinjaman dan selanjutnya tidak
dikenakan jasa administrasi pinjaman. Pihak perusahaan melakukan
penghapusbukuan (write off) kepada golongan macet apabila masih
memenuhi 2 dari 4 kriteria sebagai berikut:24
a) Mitra binaan telah meninggal dunia dan tidak ada ahli waris yang
bertanggung jawab atau tidak diketahui domisilinya
b) Mitra binaan tidak mempunyai itikad baik untuk menyelesaikan
tunggakan pokok
c) Telah dilakukan upaya penyelamatan pinjaman
23 Study Dokumentasi Buku Pedoman PKBL 2012, h.21.24Ibid,.
34
d) Terjadi kondisi Force Major.Force Major/ Keadaan Memaksa adalah
kejadian atau keadaan yang terjadi di luar kuasa dari para pihak yang
bersangkutan, dalam hal ini perusahaan dan pekerja/ buruh.25
2. Program Bina Lingkungan
a. Ruang Lingkup Program Bina Lingkungan
Program Bina Lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi sosil
masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.
Program Bina Lingkungan diberikan dalam bentuk: 26
1) Program BUMN Pembina
Program BL BUMN Pembina adalah program BL yang ditetapkan
dan dilaksanakan oleh BUMN Pembina di wilayah usaha BUMN yang
bersangkutan.
2) Program BUMN Peduli
Program BL BUMN Peduli adalah program BL yang dilakukan
secara bersama - sama antar BUMN dan pelaksanaannya ditetapkan dan
dikoordinir oleh mentri. Program BL BUMN Peduli terdiri dari:27
a) Bantuan korban bencana alam
b) Bantuan pendidikan dan atau pelatihan
c) Bantuan peningkatan kesehatan
25 Undang – Undang Dasar RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan26
Peraturan Menteri Negara BUMN No: Per-05/MBU/2007 tentang program kemitraan badan usaha milikNegara dengan usaha kecil dan program bina lingkungan27
Peraturan Menteri Negara BUMN No: Per-05/MBU/2007 tentang program kemitraan badan usaha milikNegara dengan usaha kecil dan program bina lingkungan
35
d) Bantuan pengembangan prasarana dan atau sarana umum
e) Bantuan sarana ibadah
f) Bantuan pelestarian alam
b. Sektor - Sektor Program Bina Lingkungan
Pelaksanaan program Bina Lingkungan bertujuan untuk memberikan
manfaat kepada masyarakat di wilayah usaha BUMN agar masyarakat dapat
ikut memiliki dan ikut bertanggung jawab dalam pengamanan asset
perusahaan dari berbagai rintangan yang ada. Dengan demikian akan
tercipta iklim yang sehat dan mendorong kondisi saling menguntungkan
antara swasta dan BUMN serta memberikan manfaat kepada masyarakat di
wilayah usaha BUMN. Program Bina Lingkungan terbagi menjadi beberapa
sektor, antara lain:28
1) Sektor Bencana Alam
2) Sektor Pendidikan
3) Sektor Kesehatan
4) Sektor Sarana Ibadah
5) Sektor Sarana dan Prasarana Umun
6) Sektor Pelestarian Alam dan Lingkungan
28 Studi Dokumen Laporan Tahunan 2012. h. 289
36
c. Prosedur Penyaluran Dana Bina Lingkungan
Tata cara penyaluran bantuan dana program BL BUMN Pembina:29
1) BUMN Pembina terlebih dahulu melakukan survey dan identifikasi
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di wilayah usaha BUMN
2) Pelaksanaan program BL dilakukan oleh BUMN Pembina yang
bersangkutan
Sedangkan untuk penyaluran bantuan dana program BL BUMN Peduli
diawali dengan pengajuan proposal dari individu/kelompok masyarakat
yang membutuhkan bantuan. Proposal sebaiknya mencangkup beberapa hal,
antara lain: Daftar pengurus dan nomor telepon yang bisa dihubungi,
Rencana anggaran biaya, Denah menuju lokasi, Foto obyek/fisik saat
pengajuan, dan Status kepemilikan obyek.
2. Perencanaan PKBL
Direksi BUMN Pembina wajib menyampaikan RKA PKBL kepada
Menteri/ Pemegang Saham dengan tembusan kepada Komisaris/ Dewan
Pengawas paling lambat 60 hari sebelum memasuki tahun anggaran. Setiap
tahun perusahaan wajib menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP) dan Rencana Kerja Anggaran (RKA) kemudian berkas - berkas
29Peraturan Menteri Negara BUMN No: Per-05/MBU/2007 tentang program kemitraan badan usaha milik Negaradengan usaha kecil dan program bina lingkungan
37
tersebut disampaikan pada menteri BUMN. Menteri/ RUPS mengesahkan
RKA PKBL paling lambat 30 hari setelah tahun anggaran berjalan.30
Terdapat dua hal penting yang perlu mendapat perhatian dalam
penyusunan RKA PKBL, yaitu:31
a. Prognosa besarnya laba bersih perusahaan tahun berjalan
Fungsinya untuk menentukan jumlah alokasi dana yang dapat
digunakan untuk membiayai pelaksanaan PKBL. Dalam hal realisasi laba
bersih pada akhir tahun berbeda dengan prognosa, alokasi dana tersebut
dapat diubah dalam revisi RKA setelah diketahui kepastian laba perusahaan
hasil audit dan laporan pertanggung jawaban keuangan perusahaan pada
RUPS.32
b. Kebutuhan masyarakat di sekitar perusahaan
Menganalisa kebutuhan masyarakat dapat dilakukan dengan social
mapping. Pemetaan Sosial /Social mapping adalah proses penggambaran
masyarakat yang sistematik serta melibatkan pengumpulan data dan
informasi mengenai masyarakat termasuk didalamnya profile dan masalah
sosial yang ada dalam masyarakat tersebut. Pemetaan sosial/ social mapping
dapat disebut juga sebagai social profiling/ pembuatan profile suatu
masyarakat.33
30 Peraturan Menteri Negara BUMN No: Per-05/MBU/2007 tentang program kemitraan badan usaha milikNegara dengan usaha kecil dan program bina lingkungan31 Mahmuddin Yasin, dkk., Perusahaan Bertanggung Jawab CSR vs PKBL cetakan pertama, (Semarang: BadanPenerbit Universitas Diponegoro, 2012), h.181.32 Ibid,.h.182.33 Edi Suharto, Pembangunan, Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Spektrum Pemikiran (Bandung: LembagaStudy Pembangunan STKS {LSP- STKS}, 1997), h. 81-82.
38
3. Pelaporan PKBL
Ketentuan penyusunan dan pengesahan laporan PKBL, sebagai berikut:34
a. Setiap BUMN Pembina wajib menyusun laporan pelaksanaan PKBL
b. Laporan pelaksanaan PKBL terdiri dari laporan triwulanan dan laporan
tahunan
c. Laporan pelaksanaan PKBL disampaikan sebagaimana dimaksud ayat (1)
disampaikan secara terpisah dari laporan berkala dan laporan tahunan
BUMN
Sebagai bentuk pertanggung jawaban dalam pelaksanaan PKBL, BUMN
wajib menyampaikan laporan secara berkala setiap triwulan dan tahunan, juga
harus dilaporkan dalam RUPS. RUPS mengesahkan laporan tahunan PKBL
paling lambat 6 bulan setelah berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan.
Pengesahan laporan PKBL sekaligus memberikan pelunasan dan pembebasan
tanggung jawab kepada Direksi dan Komisaris/ Dewan Pengawas atas
pengurusan dan pengawasan PKBL sejauh tindakan tersebut ternyata dalam
laporan tahunan PKBL yang telah diaudit oleh auditor. Auditor yang
memeriksa laporan keuangan pelaksanaan PKBL ditetapkan oleh menteri untuk
Perum dan RUPS untuk Persero.35
34 Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor 05/MBU/2007 tentang program kemitraan badan usaha milik Negaradengan usaha kecil dan program bina lingkungan35 Mahmuddin Yasin, dkk., Perusahaan Bertanggung Jawab CSR vs PKBL cetakan pertama, (Semarang: BadanPenerbit Universitas Diponegoro, 2012), h.189- 191.
39
D. Usaha Kecil Menengah (UKM)
Usaha kecil adalah suatu badan usaha milik Warga Negara Indonesia (WNI)
baik perseorangan maupun berbadan hukum yang memiliki kekayaan bersih tidak
termasuk tanah dan bangunan maksimal Rp 200 juta. Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) yang merupakan bagian dari dunia usaha, memegang peranan yang sangat
penting dalam sistem perekonomian Indonesia. Tetapi untuk mengembangkan
usahanya, terdapat beberapa kesulitan dan kendala yang dihadapi oleh UKM.36
Berdasarakn survey yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat tiga
kesulitan yang dihadapi UKM dalam menjalankan usahanya:37
1. Ketersediaan bahan baku
Hal ini terjadi karena pasokan bahan baku berkurang dan harga bahan
baku bisa naik cukup tinggi.
2. Masalah Permodalan
Dalam mengembangkan usahanya, UKM mendapatkan modal melalui
perorangan, atau meminjam dari keluarga atau teman sendiri, ataupun
meminjam pada lembaga keuangan.
36 Nurul Widya Siska Usman, “Analisis Pelaksanaan Program Kemitraan Dalam Rangka Pemberdayaan UKM diKota Padang (Studi Kasus, Program Kemitraan PT. Semen Padang)”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, UniversitasAndalas, 2011), h. 137Ibid., h. 2-3.
40
3. Masalah Pemasaran
Dikarenakan masalah pemasaran, permintaan terhadap hasil produksi
menurun juga para UKM tidak mampu dalam bersaing dengan kompetitior
lainnya.
Penilaian keberhasilan terhadap pembinaan UKM didasarkan pada indikator-
indikator yang dikemukakan oleh para ahli, sebagai berikut:38
Tabel.2.2.
Penilaian Terhadap Mitra Binaan
No Indikator Parameter1 Peningkatan Modal Pertumbuhan modal sebelum
dan sesudahmenjadi mitra binaan
2 Peningkatan Omzet Pertumbuhan omzet sebelumdan sesudahmenjadi mitra binaa
3 Peningkatan Keuntungan Pertumbuhan keuntungansebelum dansesudah menjadi mitra binaan
4 Peningkatan Tenaga Kerja Pertumbuhan tenaga kerjasebelum dansesudah menjadi mitra binaan
5 Peningkatan kemampuandalam aspek manajemen
Kemampuan mitra binaandalamperencanaan usaha, administrasiperusahaan dan manajemenkeuangan
6 Peningkatan kemampuandalam tekhnik produksi
Kemampuan dalam hal tekhnikproduksi,desain produk dan penganekaragamanproduk
38Nurul Widya Siska Usman, “Analisis Pelaksanaan Program Kemitraan Dalam Rangka Pemberdayaan UKM di
Kota Padang (Studi Kasus, Program Kemitraan PT. Semen Padang)”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, UniversitasAndalas, 2011), h.4.
41
E. Perbedaan CSR dan PKBL
Banyak perdebatan yang timbul mengenai konsep CSR dan PKBL yang
diimplementasikan pada perusahaan BUMN., sebagai berikut;
Tabel.2.3.
Perbedaan Konsep CSR & PKBL BUMN Berdasarkan UU PT No. 40/2007
Dasar Hukum
CSR PKBL
1. Pasal 74 Undang – Undang Nomor 40
Tahun 2007
2. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun
2012
1. Pasal 2 ayat 1 huruf e dan Pasal 88 ayat 1
Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2003
2. Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-05/
MBU/ 2007
3. Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-20/
MBU/ 2012
4. Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-05/
MBU/ 2013
Sasaran atau Tujuan
CSR PKBL
1. Menciptakan hubungan yang serasi,
seimbang dan sesuai dengan lingkungan,
nilai, norma dan budaya setempat secara
berkelanjutan (tercantum dalam Pasal 74
Ayat 1)
1. Program Kemitraan bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan usaha kecil
agar menjadi tangguh dan mandiri
2. Program Bina Lingkungan bertujuan
untuk pemberdayaan kondisi sosial
masyarakat
42
Obyek Peraturan
CSR PKBL
1. Perusahaan (Perseroan Terbatas) yang
menjalankan kegiatan usaha dibidang atau
berkaitan dengan Sumber Daya Alam
(SDA) (tercantum dalam Pasal 74 Ayat 1)
2. Perusahaan yang tidak mengelola dan tidak
memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA),
tetapi kegiatan usahanya berdampak pada
fungsi kemampuan sumber daya alam
(tercantum dalam Pasal 7 Ayat 1)
1. Persero (termasuk Persero Terbuka) dan
Perum (tercantum dalam Pasal 2 Ayat 1
dan 2 dan Peraturan Menteri BUMN
Nomor PER-05/ MBU/ 2007, Nomor
PER-20/ MBU/ 2012, Nomor PER-05/
MBU/ 2013.
Sifat Peraturan
CSR PKBL
Memaksa (wajib dilaksanakan) bagi
perusahaan yang terkait Sumber Daya
Alam (SDA) dan atau perusahaan yang
usahanya berdampak pada fungsi
kemampuan Sumber Daya Alam
(SDA), apabila tidak dilaksanakan,
maka dapat dikenakan sanksi
(tercantum dalam Pasal 74 Ayat 3)
Terhadap Persero dan Perum, sifat
peraturan memaksa (wajib
dilaksanakan) karena program tersebut
dijadikan indicator penilaian tingkat
kesehatan persero atau perum
(tercantum dalam Peraturan Menteri
BUMN Nomor PER-05/ MBU/ 2007
dan PER-20/ MBU/ 2012 dan PER-
05/ MBU/ 2013
Lingkup Tanggung Jawab
CSR PKBL
Terbatas di lingkungan atau
masyarakat di wilayah kegiatan usaha
Lebih luas dari Lingkup Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan
43
perusahaan (Pasal 7 Ayat 1) berdasarkan Undang- Undang Nomor
40 Tahun 2007 (tidak sebatas wilayah
tempat kegiatan usaha Perseroan atau
Perum)
Perlakuan Anggaran
CSR PKBL
1. Diperhitungkan sebagai biaya Perseroan
yang pelaksanaannya dilakukan dengan
memperhatikan kepatutan dan kewajaran
(Pasal 74 Ayat 2)
1. Maksimal 2% (dua persen) dari laba
bersih untuk Program Kemitraan
2. Maksimal 2% (dua persen) dari laba
bersih untuk Program Bina Lingkungan
Sumber: Studi Dokumentasi slide Hambra S.H.,M.HUM (Kepala Biro Hukum)
Konsep PKBL pada BUMN ini sepenuhnya sama dengan klasifikasi
tahapan program pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat yang di jalankan pemerintah dan telah di atur dalam peraturan
dan undang – undang. Sehingga adanya pola kemitraan yang bisa
menciptakan atau menyediakan prasyarat dan paket dasar bagi sebuah usaha
produktif berlangsung, kemitraan yang mendorong masing – masing pihak
melaksanakan fungsi dan perannya serta panduan mekanisme bina
lingkungan dalam perusahaan sistem insentif – disinsentif.39Maka dengan ini
diharapkan program pengentasan kemiskinan dapat disalurkan kepada sasaran
yang tepat.
39 Mahmuddin Yasin. dkk., Perusahaan Bertanggung Jawab CSR vs PKBL cetakan pertama, (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2012), h. 175.
44
CSR dan PKBL yang berkelanjutan diharapkan dapat membantu
menciptakan kehidupan di masyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri.
Setiap kegiatan tersebut akan melibatkan semangat sinergi dari semua pihak
secara terus menerus membangun dan menciptakan kesejahteraan dan pada
akhirnya akan tercipta kemandirian dari masyarakat yang terlibat dalam
program tersebut, sesuai dengan kemampuannya.40
40 Ibid,. h. 267.
45
BAB III
PROFILE PT. ASURANSI JASA INDONESIA (JASINDO)
A. Sejarah Perusahaan
Pembentukan PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) merupakan bagian
penting bagi perjalanan sejarah bangsa dan tanah air Indonesia. Sejarah tersebut
bermula pada tahun 1845 ketika dilaksanakannya nasionalisasi atas NV Assurantie
Maatschappij de Ne Nederlander, sebuah perusahaan Asuransi Umum milik
colonial Belanda, dan Bloom Vander, perusahaan Asuransi Umum Inggris yang
berkedudukan di Jakarta
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang dinyatakan pada 17
Agustus 1945 oleh Proklamator RI, Ir Soekarno dan Mohammad Hatta, sekaligus
mengamanatkan pelaksanaan pemindahan kekuasaan dan kepemilikan kerajaan
Belanda kepada Pemerintah Indonesia. Termasuk, melakukan nasionalisasi
terhadap dua perusahaan tersebut dan mengubah nama keduanya menjadi PT.
Asuransi Bendasraya yang bergerak di bidang Asuransi Umum dalam rupiah dan
PT Umum Intrnasional Underwriters (UIU) yang bergerak pada bidang Asuransi
Umum dalam valuta asing.
Dalam perjalanan bersejarahnya, melalui Keputusan Menteri Keuangan
No.764/MK/IV/12/1972 tertanggal 9 Desember 1972, pemerintah Indonesia
46
memutuskan untuk melakukan merger antara PT Asuransi Bendasraya dan PT
Umum Internasional Underwriters (UIU) menjadi PT Asuransi Jasa Indonsia
(Persero) sebagai sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di
bidang usaha asuransi umum. Pengesahan penggabungan tersebut selanjutnya
dikukuhkan dengan Akta Notaris Mohamad Ali Nomor 1 tanggal 2 Juni 1973.1
B. Visi dan Misi Perusahaan
Rumusan visi yang dirumuskan oleh PT. Jasindo yaitu “Menjadi perusahaan
asuransi yang tangguh dalam persaingan global dan menjadi market leader di
pasar domestik”. Sedangkan untuk mencapai visi tersebut, maka PT. JASINDO
menetapkan misi - misi diantaranya yaitu :2
1. Menyelenggarakan usaha asuransi kerugian dengan reputasi internasional
melalui peningkatan pangsa pasar
2. Pelayanan prima
3. Tetap menjaga tingkat profitabilitas serta memenuhi harapan stakeholders.
1 Studi Dokumentasi Buku Company Profile Perusahaan 2013. h.3.2 Ibid.,
47
C. Tujuan Perusahaan
Adapun beberapa tujuan perusahaan asuransi JASINDO, yaitu:3
1. Mengembangkan perusahaan melalui productivity Improvement, Customer
Satisfaction dan Competetive Position Improvement.
2. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui optimalisasi pertumbuhan premi,
hasil underwriting, profit margin dan modal perusahaan.
3. Memperkuat struktur bisnis perusahaan melalui peningkatan premi ritel dan
korporasi serta perimbangan perolehan premi dari sumber bisnis
4. Peningkatan citra perusahaan melalui GCG dan Customer Satisfaction serta
pengembangan Tekhnologi Informasi
5. Persiapan menuju Go public
D. PKBL PT. Asuransi Jasa Indonesia (JASINDO)
Berdasarkan peraturan Menteri BUMN Nomor Per 05/MBU/2007 Setiap
perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) wajib melaksanakan Tanggung
Jawab Sosial (TJS) atau yang biasa dikenal dengan Corporate Social
Responcibility (CSR), hanya saja dalam pelaksanaannya CSR yang dilaksanakan
oleh perusahaan – perusahaan BUMN memiliki konsep yang berbeda dengan CSR
yang diadopsi oleh perusahaan swasta lainnya. Konsep tersebut dikenal dengan
3Studi Dokumentasi Buku Company Profile Perusahaan 2013. h.5.
48
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). PKBL terdiri dari Program
Kemitraan dan Program Bina Lingkungan. Program Kemitraan diberikan dalam
bentuk pinjaman modal untuk para pelaku usaha mikro yang kesulitan dalam
mengembangkan usahanya karena kekurangan modal. Sedangkan Program Bina
Lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh
BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.4
PKBL yang ada di PT. Jasindo menganut dua prinsip yaitu prinsip
sustainability dan prinsip berkelanjutan. Kedua prinsip tersebut menunjukan
bahwa perusahaan memahami betul pentingnya melaksanakan PKBL, selain dapat
sektor ekonomi, sosial maupun lingkungan. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk
terima kasih perusahaan kepada masyarakat. Pelaksanaan PKBL di PT. Jasindo
dilaksanakan dan dikelola oleh sebuah unit struktural khusus bernama Biro
PKBL. Tujuan dibentuknya Biro PKBL adalah selain untuk menjalankan amanat
dari kementrian, pelaksanaan PKBL juga dapat berjalan sistematis dan
terorganisir agar manfaat program dapat diterima masyarakat.5
E. Landasan Hukum PKBL PT. Asuransi Jasa Indonesia (JASINDO)
Perusahaan berpedoman pada kebijakan - kebijakan serta peraturan
perundangan dalam penyelenggaraan tanggung jawab sosial perusahaan. PKBL
dilakukan sebagai kewajiban atas mandat kementerian BUMN, selain itu
pelaksanaan kegiatan PKBL dapat meningkatkan reputasi perusahaan,
4 Peraturan Menteri Negara BUMN No: Per-05/MBU/2007 tentang program kemitraan BUMN dengan usahakecil dan program bina lingkungan5 Kesimpulan dari kutipan wawancara pribadi dengan Bapak PE selaku Kepala Biro PKBL PT. Jasindo
49
menciptakan persepsi yang baik terhadap eksistensi perusahaan serta sebagai
bentuk kepedulian perusahaan terhadap masayarakat. Adapun kebijakan -
kebijakan tersebut antara lain:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang Tata Cara Pembinaan dan
Pengawasan Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum), dan
Perusahaan Perseroan (Persero)
Tahun 1991 perseroan melaksanakan program Pembinaan Usaha Kecil dan
Koperasi (PUKK) sejalan dengan peraturan ini. Pada saat itu, biaya pembinaan
usaha kecil dibebankan sebagai biaya perusahaan. Wujud program tanggung
jawab sosial perusahaan yang lebih terarah baru dikembangkan menyusul
adanya Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983.6
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1232/ KMK.013/1989 tentang Pedoman
Pembinaan Pengusaha Ekonomi Lemah dan Koperasi melalui BUMN.
Keputusan ini terbit pada tanggal 11 November 1989, didalamnya
tercantum aturan bahwa dana pembinaan disediakan dari penyisihan sebagian
laba sebesar 1% - 5% dari laba setelah pajak nama program saat itu lebih
dikenal dengan Pegelkop7
3. UU Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara
Undang – Undang ini menyatakan BUMN mempunyai dua tanggung
jawab kepada Pemegang Saham sebagai shareholder dan masyarakat sebagai
Stakeholder. Artinya selain mengoptimalkan laba, BUMN juga dituntut turut
6Mahmuddin Yasin, dkk., Perusahaan Bertanggung Jawab CSR vs PKBL cetakan pertama, (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2012), h.166.7
Ibid,.h. 167.
50
serta secara aktif dalam Program Kemitraan (PK) dengan pelaku usaha kecil
dan menengah, dan Program Bina Lingkungan (BL).
Secara khusus pelaksanaannya PKBL diatur dalam Pasal 2 dan Pasal 88,
penjabarannya sebagai berikut:
a. Pasal 2 ayat 1 huruf e: Salah satu maksud dan tujuan pendirian BUMN
adalah turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha
golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat.
b. Pasal 88 Ayat 1: BUMN dapat menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk
keperluan pembinaan usaha kecil/ koperasi serta pembinaan masyarakat
sekitar BUMN. Ayat 2: Ketentuan lebih lanjut mengenai penyisihan dan
penggunaan laba sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diatur dengan
Keputusan Menteri.
4. UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
a. Pasal 15 (b): Setiap penanaman modal berkewajiban melaksanakan
tanggung jawab sosial perusahaan, yang dimaksud dengan tanggung jawab
sosial perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap
perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang
serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, budaya
masyarakat setempat.
5. UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas:
a. Pasal 1 angka 3: Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen
Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan
guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat,
51
baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada
umumnya.
b. Pasal 74
1) Ayat 1 dan 2: Perusahaan yang bergerak dalam bidang sumber daya
alam (SDA) wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan
yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang
pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan
kewajaran.
2) Ayat 3 dan 4: Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang - undangan
a) Sebagai ketentuan lebih lanjut dari Pasal 74 ayat 4 UU No. 40 Tahun
2007 terdapat Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 Tentang
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas:
- CSR yang dilakukan oleh Perseroan dalam menjalankan kegiatan
usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam
berdasarkan UU.
- Pelaksanaan CSR dilakukan di dalam ataupun di luar lingkungan
Perseroan.
- CSR dilaksanakan berdasarkan rencana kerja tahunan yang
memuat rencana kegiatan dan anggaran yang dibutuhkan untuk
pelaksanaannya
52
- Pelaksanaan CSR disusun dengan memperhatikan kepatutan dan
kewajaran
- Pelaksanaan CSR wajib dimuat dalam laporan tahunan Perseroan
untuk dipertanggung jawabkan kepada RUPS
- Penegasan pengaturan pengenaan sanksi perseroan yang tidak
melaksanakan CSR
- Perseroan yang telah berperan dan melaksanakan CSR dapat
diberikan penghargaan oleh instansi yang berwenang
Maksud dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang disampaikan
dalam penjelasan umum UU No. 40 tahun 2007 adalah mendukung terjalinnya
hubungan perseroan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan,
nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. Sedangkan tujuannya adalah
mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan
kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi perseroan itu sendiri,
komunitas setempat dan masyarakat pada umumnya.8
6. ISO 26000
Telah diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia pada 2010 dan dijadikan
Standar Nasional (SNI) pada 2012, menurut ISO 26000 SR terdiri dari
beberapa praktek antara lain:
a. Tata Kelola Organisasi yang baik
b. Penegakan Hak Asasi Manusia
c. Praktek Ketenagakerjaan yang Manusiawi dan Berkeadilan
8 Studi Dokumentasi slide Hambra S.H.,M.HUM (Kepala Biro Hukum)
53
d. Isu Konsumen
e. Pengembangan Masyarakat
f. Lingkungan
7. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-
5/MBU/2007 tentang program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dan
Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Salinan Peraturan Menteri Badan
Usaha Milik Negara Nomor: PE-20/MBU/2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Negeri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-
5/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan
Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.
Berdasarkan peraturan menteri diatas kegiatan tanggung jawab sosial
perusahaan BUMN meliputi:9
a. Program Kemitraan (PK)
Program kemitraan ini diwujudkan dalam bentuk:
1) Pinjaman
2) Pinjaman Khusus, dan
3) Hibah
b. Program Bina Lingkungan (BL)
Program Bina lingkungan yang juga disebut program BL digunakan untuk
tujuan memberi manfaat diwilayah usaha dalam bentuk bantuan diberbagai
sektor, diantaranya:10
9 Studi Dokumentasi Annual Report Asuransi Jasindo 2012, h.240.10 Studi Dokumentasi Slide Tentang PKBL 2012, h.5.
54
1) Sektor Bencana Alam
2) Sektor Pendidikan
3) Sektor Kesehatan
4) Sektor Sarana Ibadah
5) Sektor Sarana dan Prasarana Umun
6) Sektor Pelestarian Alam dan Lingkungan
8. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor S-92
/D5.MBU/2013 tentang Pengelolaan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan:
a. Program Kemitraan:
Mulai tahun 2013 alokasi laba untuk Program Kemitraan ditiadakan,
sedangkan Program Kemitraan yang sudah berjalan agar tetap terus
dijalankan, namun sudah tidak ada lagi aktivitas penyaluran pinjaman baru
dan hanya dilakukan kegiatan penagihan serta monitoring terhadap Mitra
Binaan.
Program Kemitraan yang saat ini sudah berjalan sesuai dengan
Kebijakan Kementerian BUMN nantinya akan diserahkan kepada salah satu
BUMN yang akan ditentukan oleh Menteri BUMN.
b. Program Bina Lingkungan
Untuk Program Bina Lingkungan akan dibebankan menjadi biaya
perusahaan dan jumlahnya akan ditentukan kemudian oleh Rapat Umum
Pemegang Saham atau Rapat Pembahasan Bersama sesuai dengan
kemampuan perusahaan.
55
F. Struktur Organisasi
Gambar. 3.1.
Struktur Organisasi PT. Asuransi Jasa Indonesia
56
G. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Biro PKBL PT. Jasindo dipimpin oleh Direktur Keuangan. Direktur
Keuangan ini adalah Kepala Biro PKBL yang memimpin tiga sub unit yaitu:
seksi keuangan, seksi penyaluran, dan seksi pembinaan. Adapun tugas dan
tanggung jawab dari masing - masing bidang yang terkait dengan Divisi Biro
PKBL sebagai berikut:11
1. Direktur Keuangan
a. Penanggung jawab pelaksanaan PKBL
b. Menetapkan garis besar kebijaksanaan pembinaan
c. Menyampaikan rencana kerja dan anggaran PKBL dalam RUPS
d. Memberikan keputusan penyaluran dana PKBL
e. Mengendalikan pelaksanaan pembinaan terhadap PKBL
f. Mensyahkan laporan PKBL
2. Biro PKBL
a. Membantu Direktur Utama/ Direksi dalam membuat garis besar
pembinaan dan dalam mengendalikan pelaksanaan PKBL
b. Membuat rencana program kerja dan anggaran PKBL
c. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pembinaan
d. Mengusulkan penyaluran dana PKBL kepada Direktur Utama/ Direksi
e. Menandatangani perjanjian pinjaman/ Akad Pinjaman
f. Menetapkan alokasi plafon dana PKBL untuk masing- masing kantor
cabang
11 Dokumen Buku Pedoman PKBL 2012, h. 4-5.
57
g. Mensupervisi pelaksanaan penyaluran dana PKBL oleh kantor cabang
h. Melakukan seleksi dan menetapkan calon mitra binaan
i. Melaksanakan pembinaan terhadap mitra binaan
Dalam melaksanakan tugasnya Biro PKBL dibantu para pegawai yang
menangani berbagai bidang antara lain:12
a. Seksi Pembinaan dan Pengawasan
1) Membantu kepala biro dalam pelaksanaan pembinaan mitra binaan
2) Memantau dan mengevaluasi perkembangan mitra binaan
3) Membantu mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh Mitra
Binaan
4) Menyelenggarakan pelaporan pembinaan dan pengawasan secara tertib
b. Seksi Penyaluran dan Pengelola Pinjaman
1) Membantu Kepala Biro dalam pelaksanaan pembinaan Mitra Binaan
2) Melakukan analisa terhadap permohonan calon mitra binaan
3) Melakukan survey lapangan terhadap permohonan calon mitra binaan
4) Mempersiapkan dokumen- dokumen yang terkait dengan penyaluran
dana PKBL, termasuk mempersiapkan naskah perjanjian pinjaman
5) Melakukan analisa atas jaminan/ anggunan yang diserahkan oleh calon
mitra binaan apabila jaminan/ anggunan diperlukan
6) Melakukan pengikatan secara notarial atas anggunan tersebut apabila
diperlukan
7) Memberikan rekomendasi atas permohonan yang masuk
12 Dokumen Buku Pedoman PKBL 2012, h. 6-7.
58
c. Seksi Keuangan dan Akuntansi
1) Membantu Kepala Biro dalam pelaksanaan pembinaan mitra binaan
2) Melakukan verifikasi dan membukukan semua transaksi keuangan (ke
dalam buku besar, buku pembantu) dan kartu debitur
3) Melaksanakan penyaluran dan penagihan dana PKBL
4) Membuat laporan keuangan bulanan, triwulan, semester dan tahunan
sesuai dengan kebutuhan
3. Kantor Cabang
a. Melakukan identifikasi calom mitra binaan
b. Melakukan analisa pinjaman
c. Memberikan rekomendasi atas profile mitra binaan dan mengusulakan
penyaluran dana PKBL kepada biro PKBL
d. Melakukan pembinaan mitra binaan yang ada di wilayah kerja kantor
cabang
e. Melakukan penagihan angsuran pokok dan imbalan jasa kepada mitra
binaan
59
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS
A. Temuan
1. Latar Belakang Perusahaan Melaksanakan PKBL
Seperti yang telah dibahas sebelumnya diatas, bahwa pelaksanaan
tanggung jawab sosial perusahaan atau yang biasa dikenal dengan istilah CSR
telah banyak dilakukan oleh perusahaan - perusahaan di Indonesia bahkan di
dunia. Begitu juga dengan perusahaan - perusahaan milik BUMN (Badan
Usaha Milik Negara) yang melaksanakan prinsip CSR hanya saja dengan
konsep yang dikemas secara berbeda dibandingkan yang diadopsi oleh
perusahaan lainnya. Konsep tersebut dikenal dengan Program Kemitraan dan
Bina Lingkungan (PKBL).
Berikut ini penuturan dari Kepala Biro PKBL mengenai latar belakang
dilaksanakannya PKBL:
“PKBL ini adalah istilah baru yang muncul sejak tahun 2007. Namunsebetulnya tahun 1992 embrio dari pada PKBL sudah ada pada saat itunamanya Unit PEGAL (Pengusaha Golongan Ekonomi Lemah) yang sifatnyabaru memberikan bantuan - bantuan sosial di sektor ekonomi yaitu pinjamanringan/ pinjaman dengan bunga yang sangat kecil.”1
Berdasarakan hasil wawancara yang diuraikan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa, sebenarnya embrio dari PKBL tersebut sudah ada sejak
1 Kutipan wawancara pribadi dengan BapakPE selaku Kepala Biro PKBL PT.JASINDO
60
tahun 1992. waktu itu dibentuk suatu unit yang dinamakan Unit PEGAL
(Pengusaha Golongan Ekonomi Lemah). Unit tersebut sifatnya memberi
bantuan disektor ekonomi lemah yang memberikan pinjaman ringan dengan
bunga yang kecil. Kemudian konsep - konsep tersebut terus dikembangkan
dan sejak tahun 2007, istilah PKBL muncul berdasarkan Peraturan Menteri
MBU 05 tahun 2007. Kemudian konsep - konsep tersebut terus
dikembangkan dan sejak tahun 2007.
Seperti yang diketahui bahwa, prinsip CSR atau tanggung jawab sosial
perusahaan dulu hanya diwajibkan kepada perusahaan yang bergerak
dibidang sumber daya alam (tambang, hutan, limbah, dan lain sebagainya),
sehingga seakan perusahaan yang bergerak dibidang non-SDA tidak memiliki
kewajiban dalam melakukan program CSR.
Namun demikian, seperti yang diungkapkan oleh Kepala Biro PKBL PT
Jasindo yakni:
“Seluruh perusahaan pasti mempunyai kontribusi dalam sumber dayaalam meskipun dalam skala yang kecil sekalipun. Seperti contohnya,perusahaan memiliki kamar mandi dan toilet yang berkontribusi dalampembuangan limbah, pengunaan pasak bangunan dalam membangunperusahaan), dan bangunan perusahaan berdiri ditengah lingkunganmasyarakat. Tentunya akan sangat baik bagi tiap perusahaan baik milikBUMN atau Non-BUMN untuk memberikan kenyamanan kepada manusiaatau masyarakat dan juga lingkungan alam.”2
2Kutipan wawancara pribadi dengan Bapak PE selaku Kepala Biro PKBL PT.JASINDO
61
Pernyataan yang diungkapkan oleh bapak PE diatas menjelaskan bahwa,
setiap perusahaan memberikan dampak baik dan dampak buruk pada alam
maupun lingkungan sosialnya. Dampak buruk itulah merupakan salah satu hal
yang mendasari suatu perusahaan wajib menjalankan kegiatan CSR atau
PKBL. Hal tersebut dilakukan untuk menseimbangkan hubungan antara
perusahaan dengan masyarakat sekitar selaku konsumen. Selain itu dapat
mengurangi dampak buruk yang terjadi akibat pemanfaatan alam secara
berlebihan oleh perusahaan.
2. Pandangan Perusahaan Terhadap PKBL
Dalam mengimplementasikan konsep PKBL tersebut, perusahaan
memiliki suatu prinsip - prinsip yang dianut, sebagaimana yang diungkapkan
bapak PE dalam wawancaranya, sebagai berikut:
“Melihat dari adanya prinsip keberlangsungan (sustainability)/keberlanjutan. Dapat diartikan dalam dua arti yang berbeda namunmempunyai makna yang sama. Keberlanjutan ini adalah kontinitas kehidupandari pada perusahaan, tentu akan menjadi eksis selama masyarakatdisekelilingnya ikut menikmati akan keberadaan perusahaan tersebut.Sedangkan maksud dari keberlanjutan yang lainnya bahwa program -program di dalam CSR itu tidak berhenti hanya sekali program tetapiberlanjut setiap tahunnya. Maka dari itu dengan membentuk PKBL inimerupakan bentuk kepedulian, empati perusahaan, bentuk trimakasihperusahaan terhadap lingkungan. Maka hubungan timbal balik itu dibuatlahsecara regulasi bahwa sebagian keuntungan dari perusahaan BUMN akandikelola melalui Biro/ Unit PKBL untuk disalurkan kembali pada masyarakat(sektor ekonomi, sosial maupun bina lingkungan)”.3
3Kutipan wawancara pribadi dengan BapakPE selaku Kepala Biro PKBL PT.JASINDO
62
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa PKBL yang ada di
PT. Jasindo menganut dua prinsip yaitu prinsip keberlangsungan hidup
perusahaan (sustainability) dan prinsip keberlanjutan. Terdapat dua arti
tersendiri dalam menjelaskan prinsip - prinsip perusahaan atau menjelaskan
bagaimana perusahaan memandang konsep PKBL. Berikut ini penjelasan
secara singkatnya:
a. Kontinuitas dari perusahaaan (eksis)
Dengan pelaksanaan PKBL yang dilakukan oleh perusahaan,
perusahaan memandang hal tersebut dapat menguntungkan juga bagi
perusahaan agar menjaga eksistensi perusahaan selama masyarakat sekitar
ikut menikmati keberadaan perusahaan.
b. Bentuk Empati perusahaan
Dengan membentuk PKBL dan menjalankan program - program
tersebut secara continue, perusahaan memandang hal tersebut merupakan
bentuk empati dan bentuk terima kasih perusahaan kepada masyarakat.
Perusahaan juga berharap sebagian keuntungan perusahaan yang
dialokasikan kepada masyarakat dapat membantu dalam sektor ekonomi,
sosial dan juga lingkungan.
Selain prinsip - prinsip di atas, perusahaan juga memandang bahwa
bantuan - bantuan yang diberikan contohnya seperti pada bina lingkungan,
63
dapat memberikan suatu edukasi bagi masyarakat agar bantuan tersebut
dapat dirasakan manfaatnya. Berikut kutipan wawancaranya:
“Dalam melakukan aktifitas sosial ,pihak - pihak yang dibantuminimal ikut serta menunjukan kemandirian dan kemauannya denganswadaya baik tenaga maupun dana. Program bina lingkungan ini tidakdiberikan begitu saja karena jika mereka terima bersih seperti itu, tidakakan tumbuh rasa memiliki terhadap program sehingga perawatannyapunburuk. Dari situ kita mendidik masyarakat untuk aware pada bantuan yangkita berikan dengan itu efisien suatu bantuan akan lebih terasa.”4
3. Divisi Pengelola PKBL
Regulasi menegaskan bahwa kementerian BUMN mewajibkan kepada
seluruh perusahaan BUMN yang memiliki profit harus memiliki suatu unit
PKBL tersendiri dalam struktur perusahaannya. Berikut ini penuturan Kepala
Biro PKBL terkait kebijakan mengenai divisi pengelola PKBL:
“Melalui MBU 05 tahun 2007 Kementrian mewajibkan semua perusahanBUMN yang memperoleh keuntungan diminta untuk membentuk 1 unittersendiri meneruskan unit PEGEL terdahulu menjadi unit khusus yaitu BiroPKBL/ Divisi PKBL.”5
Pelaksanaan PKBL di PT Jasindo dilaksanakan dan dikelola oleh sebuah
unit struktural yang menangani secara khusus PKBL tersebut dinamakan Biro
PKBL. Biro PKBL Jasindo adalah sebuah unit struktural yang langsung
berada dibawah direktur keuangan. Tujuan dibentuknya biro atau unit
tersebut adalah sebagai pengelola PKBL yang diamanatkan oleh kementerian
4Kutipan wawancara pribadi dengan BapakPE selaku Kepala Biro PKBL PT.JASINDO5Ibid,.
64
agar pelaksanaannya berjalan secara terorganisir dan sistematis dengan
pembagaian sub unit didalamnya agar tercipta suatu kebermanfaatan baik
untuk lingkungan internal perusahaan maupun hubungannya dengan
masyarakat.
Gambar 4.1.
Struktur Organisasi Biro PKBL Jasindo
Dire
Sumber: Studi Dokumen Perusahaan Tentang PKBL 2012
Biro PKBL Jasindo ini dipimpin oleh seorang kepala biro yang
bertanggung jawab atas bawahannya serta memberikan motivasi dan arahan
agar sasaran dan tujuan didirikannya biro PKBL ini dapat sesuai yang
diharapkan dan ditentukan sebelumnya.
DirekturKeuangan
Ka Biro PKBL
SeksiPenyaluran dan
PengelolaanPinjaman
Seksi Keuangandan Akuntansi
SeksiPembinaan dan
Pengawasan
Kantor CabangKa Unit
Keuangan
65
Kepala biro membawahi tiga sub unit yaitu: seksi keuangan, seksi
penyaluran (surveyor) dan seksi pembinaan. Berikut ini kutipan wawancara
dengan bapak PE:
“Dalam struktur organisasi PKBL PT. Jasindo, unit PKBL ini langsungdibawah direksi. Untuk saat ini dipegang oleh Direktur Keuangan.Kemudiaan di dalam Biro PKBL ada satu Kepala Biro, tiga seksi seksikeuangan, seksi penyaluran yang melakukan survey serta seksi pembinaanyang bertugas membina mitra binaan)”6
Masing - masing bidang mempunyai tanggung jawab dan tugas yang
berbeda. Seksi atau bagian keuangan tentunya mengatur segala jenis
keuangan yang berkaitan dengan jalannya program. Seksi penyaluran atau
surveyor bertugas untuk menganalisa proposal - proposal yang masuk
sebelum diberi bantuan melalui program kemitraan, selain itu juga
menyiapkan segala kebutuhan survey lapangan agar pemberian bantuan ke
UMKM berjalan tepat sasaran. Selain itu ada juga seksi atau bagian
pembinaan yang bertugas membina para penguasaha kecil menengah agar
produksinya tetap berjalan dana dapat bekembang dengan metode - metode
dan pengajaran yang tepat serta dapat praktisnya dapat bekerja sama lintas
sektoral dalam hal pembinaan.
6Kutipan wawancara pribadi dengan BapakPE selaku Kepala Biro PKBL PT.JASINDO
66
Adapun biro PKBL dapat membentuk suatu tim tersendiri yang bertindak
sebagai penanggung jawab atas mitra binaan, sebagaimana yang dikutip
dalam wawancara dengan bapak PE:7
“Pertanggung jawaban mitra binaan dipegang oleh satu seksi, namunseksi ini bisa bekerja dengan lembaga - lembaga independent sebagaipenyalur. Atau biro PKBL membentuk tim tersendiri untuk berbuat hal yangsama atau kita bersinergi oleh perusahaan BUMN lain yang membidangibidang - bidangnya secara khusus.”
4. Sumber Dana PKBL
Sumber dana Program Kemitraan berasal dari penyisihan laba
perusahaan setelah pajak, jasa administrasi pinjaman/ marjin/ bagi hasil,
bunga deposito dan jasa giro dari dana program kemitraan setelah dikurangi
beban oprasional, dan terdapat sumber dana lain/ tambahan dana yang dapat
menambah pelimpahan dana program kemitraan dari BUMN lain (jika ada).
Sedangkan Sumber dana Bina lingkungan berasal dari penyisihan laba
perusahaan setelah pajak, dan bunga deposito dan jasa giro dari dana program
kemitraan setelah dikuragi beban oprasional.8
Dana yang dianggarkan oleh perusahaan untuk kegiatan PKBL
tergantung pada kondisi perusahaan. Jika kondisi keuangan perusahaan
membaik maka secara langsung dana PKBL meningkat. Begitu pula
sebaliknya, jika kondisi keuangan perusahaan memburuk maka dana yang
7Kutipan wawancara pribadi dengan Bapak PE selaku Kepala Biro PKBL PT.JASINDO8 Studi Dokumen Perusahaan Slide Tentang PKBL 2012, h. 1.
67
dianggarkan untuk kegiatan PKBL menurun. Sebagaimana yang diungkapkan
oleh bapak EP selaku Kepala Biro PKBL:
“Total untuk PKBL maksimal adalah 4%, namun demikian itu katamaksimal, jadi negosiable, tergantung kondisi perusahaan. Perusahaan yangyang mempunyai sumberdaya di dalamnya, memerlukan share (jasa produksi,bonus dan sebagainya) atau pada kondisi keuangan seperti asuransi yanglebih melindungi keuangan kedepan karena kita mengcover resiko atas klaimyang belum terbayar/ belum terselesaikan, termasuk juga deviden yangdiminta oleh kementrian maka kondisi - kondisi tersebut dapat mempengaruhikebijakan penentuan berapa persen alokasi dana diberikan yang.”9
Biaya maksimal yang dianggarkan perusahaan untuk Program Kemitraan
adalah 2% dari laba perusahaan setelah pajak sedangkan untuk Bina
Lingkungan maksimal 2%. Sebagaimana diungkapkan oleh Kepala Biro
PKBL berikut ini:
“Secara regulasi bahwa yang dialokasikan atau yang disisihkan untukPKBL yaitu PK maksimal 2% dari keuntungan setelah dikenai pajak dan BLjuga maksimal 2% dari keuntungan setelah pajak atau keuntungan bersihsehingga total untuk PKBL maksimal adalah 4% dari keuntungan bersihperusahaan. Namun pada kenyataannya PT. Jasindo lebih seringmengalokasikan 1% untuk program kemitraan dan 1% untuk binalingkungan.“10
Pada tahun 2012 menerima pelimpahan dari perusahaan atas pembagian
laba setelah pajak tahun 2011, masing – masing sebesar 1% dengan nominal
9 Kutipan wawancara pribadi dengan Bapak PE selaku Kepala Biro PKBL PT.JASINDO10 Kutipan wawancara pribadi dengan Bapak PE selaku Kepala Biro PKBL PT.JASINDO
68
Rp. 2.533.119.524,00 sehingga alokasi bagian laba tahun 2011 sebesar Rp.
5.066.238.048,00 sebagai dana masuk tahun 2012.11
Dalam menentukan besaran dana yang dapat digunakan dalam
pelaksanaan PKBL, diatur dalam kebijakan dan rapat teknis. Berikut adalah
kutipan wawancara dengan bapak PE terkait kebijakan pengeluaran besarnya
dana untuk mengimplementasikan PKBL:
“Ada RKA yang nanti di syahkan dalam rapat tekhnis atau yang biasadisebut dengan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) itu maksimal 1 bulanpengesahan keuntungan yang disepakati didalam RUPS segera di limpahkankepada Biro PKBL.”12
Penyaluran Pinjaman Modal Usaha selama tahun 2012 sebesar Rp.
6.762.000.000,00 terdiri dari pinjaman kepada pelaku usaha pada sektor -
sektor dibawah ini:13
Tabel.4.1.
Proporsi Alokasi Program Kemitraan Tahun 2012
NO SEKTOR JANUARI- DESEMBER 20121 Industri 1.267.000.000.002 Perdagangan 210.000.000.003 Perkebunan -4 Pertanian 4.725.000.000.005 Perikanan 25.000.000.006 Peternakan 340.000.000.007 Jasa 185.000.000.00
TOTAL 6.752.000.000.00
Sumber : Studi Dokumen Laporan Keuangan 2012
11 Studi Dokumen Laporan Keuangan 201212 Kutipan wawancara pribadi dengan Bapak PE selaku Kepala Biro PKBL PT.JASINDO13 Studi Dokumen Laporan Keuangan 2012
69
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi terbesar alokasi
Penyaluran Pinjaman Modal Usaha selama tahun 2012 yaitu pada sektor
Pertanian kemudian diikuti dengan sektor Industri. Proporsi terendah yaitu
pada sektor perikanan. Kemudian pada sektor perkebunan, pada tahun 2012
ini tidak dialokasikan penyaluran pinjaman modal usaha.
5. Strategi Biro PKBL PT. JASINDO
Dalam mendukung visi perusahaan, biro PKBL PT. Asuransi Jasa
Indonesia mencanangkan beberapa strategi, antara lain:14
a. Membangun brand image di daerah terpencil atau perbartasan
b. Menunjang PKBL di kantor cabang
c. Bersinergi dengan BUMN non Insurance
d. Menjalin kerja sama dengan regulator
e. Membangun profesionalisme melalui prinsip GCG
Dalam mendukung misi perusahaan, biro PKBL PT. Asuransi Jasa
Indonesia mencanangkan beberapa strategi, antara lain:15
a. Menggalang hubungan dengan pihak stakeholder
b. Menyelenggarakan sosialisasi PKBL
c. Insurance education melalui risk management program
14 Studi Dokumentasi Slide PKBL PT. JASINDO. h. 2.15Studi Dokumentasi Slide PKBL PT. JASINDO. h. 2.
70
d. Mengenalkan PT. Asuransi Jasa Indonesia kepada masyarakat
Sebagai salah satu perusahaan BUMN, PT JASINDO memberi dukungan
dan mendorong kegiatan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi
masyarakat yang baik dan berkelanjutan serta terciptanya pemerataan
pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat. Hal ini diwujudkan dan
dimplementasikan melalui suatu program yang dinamakan PKBL sebagai
bentuk tanggung jawab sosial perusahaan.
6. Manfaat pelaksanaan PKBL bagi perusahaan
Penyelenggaraan tanggung jawab sosial yang dilaksanakan oleh
perusahaan memiliki manfaat yang besar baik bagi perusahaan sendiri dan
juga masyarakat serta lingkungan sekitar. Perusahaan merupakan bagian dari
masyarakat dan begitu pula sebaliknya, oleh karena itu dengan melibatkan
masyarakat dan lingkungan roda bisnis perusahaan juga dapat berjalan lancar
dan tujuan perusahaan juga dapat tercapai yang salah satunya yaitu
meningkatan citra perusahaan melalui Good Corporate Governance (GCG).
Berikut adalah kutipan wawancara dengan bapak PE selaku Kepala Biro
PKBL:
“Manfaat yang didapatkan adalah dapat mensosialisasikan padamasyarakat akan keberadaan perusahaan, namun bukan berarti hal tersebutdapat langsung menunjang peningkatan produksi perusahaan tapi lebihkepada sosialnya. Menginformasikan secara tidak langsung pada masyarakat
71
bahwa perusahaan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap sosial terlebihapabila mereka menjadi klien dari salah satu produk asuransi yang ada di PT.JASINDO. Dengan kata lain kegiatan PKBL ini dapat membangunkepercayaan masyarakat terhadap perusahaan. Masyarakat menjadi lebihyakin/ percaya pada produk - produk yang ditawarkan PT. JASINDO.”16
7. Program Kemitraan
a. Bentuk – Bentuk Pembinaan dalam Program Kemitraan di PT.
JASINDO
Program kemitraan adalah bantuan untuk masyarakat yang diberikan
dalam bentuk, antara lain:17
1) Bantuan pinjaman modal kerja dan investasi untuk peningkatan modal
usaha, pengadaan sarana kerja, modernisasi peralatan
Besarnya pinjaman maksimum yang diberikan untuk program
kemitraan umum adalah Rp.100.000.000,00 dengan dibebani biaya
administrasi tiga persen pertahun (Flat) dan program kemitraan untuk
program pemerintah dalam rangka pengentasan kemiskinan pinjaman
kemitraan maksimal Rp.25.000.000,00/mitra usaha tanpa biaya
administrasi.18
Berikut ini pernyataan yang diberikan Kepala Biro PKBL di PT.
Jasindo:
“Regulasi mengatur maksimal penyaluran dana adalah 90 % daripengajuan. Sebagai badan yang membentuk PK dalam bentuk bantuan
16 Kutipan wawancara pribadi dengan Bapak PE selaku Kepala Biro PKBL PT.JASINDO17 Studi Dokumen Buku Pedoman PKBL 2012, h. 9.18Studi Dokumen Slide Tentang PKBL 2012. h.6.
72
terhadap Usaha Menengah Koprasi dan Mikro (UMKM), kitamelakukan survey secara independent, dalam arti menelaah kembalilayakkah mitra untuk dibantu, dan memenuhi syarat atau tidak untukdibantu. Kedua apakah pantas dipenuhi 90% atau dibawah dari itu.”19
Berdasarkan informasi yang diberikan oleh bapak PE dalam
wawancara di atas, pinjaman dana yang diberikan pada mitra binaan
dibatasi oleh regulasi maksimal 90% dari pengajuan pinjaman mitra
binaan. Peraturan ini diterapkan untuk menyesuaikan kemampuan
dengan beban pembayaran angsuran yang harus dipikul mitra binaan
setiap bulannya.
Selain itu dengan adanya peraturan ini diharapkan dapat
membangun mitra binaan dengan tidak memberikan kemanjaan kepada
mitra binaan dan dapat meminjamkan dana sesuai pada kemampuan
bukan pada keinginan. Itulah alasan pentingnya survey, pentingnya
independensi/ professional di dalam survey.
2) Bantuan Pinjaman Khusus. Pinjaman khusus adalah pinjaman tambahan
dan berjangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan
usaha mitra binaan.20
3) Bantuan Hibah. Besar dana hibah yang ditetapkan sesuai dengan
peraturan yang berlaku maksimal 20%. Hibah hanya diberikan untuk
membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi,
19 Kutipan wawancara pribadi dengan Bapak PE selaku Kepala Biro PKBL PT.JASINDO20Studi Dokumentasi Slide Tentang PKBL 2012. h.4.
73
pengkajian dan penelitiannya.21 Secara lengkap dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pemasaran dan promosi hasil produksi untuk meningkatkan
kemampuan usaha kecil dalam memasarkan hasil produksi di dalam
negeri maupun eksport, membantu penjualan produk mitra binaan,
dan membantu promosi melalui kegiatan pameran maupun
penyediaan ruang showroom.22
b) Pembinaan berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia
dalam bentuk pendidikan, pelatihan dan magang untuk
meningkatkan kemampuan kewirausahaan, manajemen dan
keterampilan tekhnis produksi, pengendalian mutu produksi,
pemenuhan standarisasi tekhnologi, serta penelitian dan pengkajian
penyusunan study pengembangan usaha untuk meningkatkan
kemampuan pengelolaan usaha secara efektif dan efisien. Dana
hibah pembinaan ini hanya dapat diberikan kepada/ untuk
kepentingan Mitra Binaan23
4) Bantuan jaminan secara langsung kepada usaha kecil yang tidak
mempunyai jaminan/ anggunan yang cukup untuk mendapatkan kredit
perbankan dan atau untuk melakukan transaksi dengan pihak ketiga.
21 Studi Dokumentasi Slide PKBL PT. JASINDO. h. 9.22Studi Dokumentasi Slide Tentang PKBL 2012. h.4.23 Studi Dokumen Buku Pedoman PKBL 2012, h. 11.
74
Pemberian jaminan diberikan dalam bentuk jaminan perusahaan
(corporate guarantee) dengan jumlah maksimum sebesar Rp. 50 Juta.24
5) Bantuan penyertaan pada perusahaan modal ventura di daerah tingkat 1
yang membantu permodalan dan pinjaman kepada usaha kecil
b. Monitoring Mitra Binaan
Kegiatan monitoring dilakukan oleh staf Biro PKBL dalam
memonitoring mitra binaan. Pertama adalah melakukan kunjungan ke
tempat usaha milik mitra binaan untuk melakukan evaluasi efektifitas
pemakaian dana pinjaman dengan menganalisa perkembangan usaha /
progress usaha milik mitra binaan. Kedua adalah membuat laporan
perkembangan kegiatan usaha yang terdiri dari:25
1) Laporan profil mitra binaan
2) Laporan penyaluran dan pelunasan dana PKBL per triwulan
3) Laporan perkembangan usaha dari mitra binaan
4) Laporan keuangan bulana/ triwulan/ semester/ tahunan
Pernyataan bapak PE terkait monitoring yang dilakukan kepada mitra
binaan:
“Monitoring dilakukan dengan mendamping mitra binaan sekaligusmemonitor. Mekanisme yang dilakukan adalah melakukan kunjungansecara rutin (bulananan dan triwulan) dimana dalam aktifitasnyamemonitor mengenai perkembangan usaha, kendala - kendala yangdihadapi keteraturan angsuran, dan melihat hal apa yang perlu diberikanpengetahuan pendukung yang harus disampaikan (misalnya: pembukuan,
24 Studi Dokumen Buku Pedoman PKBL 2012, h. 11.25Studi Dokumentasi Slide Tentang PKBL 2012.h. 22.
75
kesehatan, tata kelola usaha, tekhnologi, dan lain - lain). Solusi - solusiseperti ini yang harus disampaikan.”26
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa, mitra binaan yang telah mendapatkan pinjaman modal usaha dari
program PK berhak mendapatkan pendampingan dan pembinaan dari
perusahaan. Pendampingan yang dilakukan secara rutin adalah bentuk
monitoring perusahaan yang dilakukan untuk memantau perkembangan
usaha mitra binaan. Dengan itu perusahaan dapat mengetahui jika ada
kesulitan - kesulitan yang sedang dihadapi mitra terkait dengan kegiatan
usahanya, sehingga perusahaan dapat membantu mitra dalam memberikan
solusi atau pengetahuan pendukung jika diperlukan.
c. Syarat Penerima Program Kemitraan
PT. Asuransi Jasa Indonesia menyalurkan dana PKBL untuk
membantu mengurangi masalahkemiskinan yang ada di seluruh wilayah
Indonesia, terutama wilayah - wilayah sekitar cabang PT. JASINDO
didirikan antara lain Jambi, Lampung, Jawa Barat, DKI, Jawa Tengah,
Jawa Timur, NTB dan NTT.27 Dengan maksud dan tujuan yang jelas
tersebut, tentunya ada sleksi yang diberlakukan, agar dalam penyalurannya
dapat tepat sasaran dan bermanfaat untuk banyak masyarakat yang benar-
benar membutuhkan.
26 Kutipan wawancara pribadi dengan Bapak PE selaku Kepala Biro PKBL PT.JASINDO27 Studi Dokumen Slide Tentang PKBL 2012. h.6.
76
Berikut ini penjelasan dari bapak PE mengenai beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi untuk menjadi mitra binaan di PT. JASINDO:
“Tentunya pertama adalah mempunyai tempat usaha yang jelas,Warga Negara Indonesia (WNI), pertimbangan utama adalah mempunyaiprospek usaha kedepan. Pengusaha - pengusaha mikro yang selama initidak dapat mengembangkan usahanya akibat modal yang ia punya tidakdapat memenuhi keinginan pelanggan/permintaan konsumen. Dan penentuberikutnya adalah usaha ini masih masuk didalam golongan usahaekonomi lemah yang masuk kategori mikro/kecil. Usaha yang belummampu pinjam ke bank dengan bunga tinggi. Berikutnya adalahmempunyai kemungkinan usaha tersebut menyerap tenaga kerja lokal.”28
Adapun syarat - syarat untuk pengajuan pinjaman PKBL yang
tercantum dalam dokumen perusahaan, antara lain:29
1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- (dua ratus
juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau
memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,-
(satu milyar rupiah)
2) Milik Warga Negara Indonesia (WNI)
3) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki atau dikuasai baik langsung maupun tidak
langsung dengan usaha menengah atau usaha besar
4) Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan
hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi
5) Mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan
6) Telah melakukan kegiatan usaha minimal satu tahun
28 Kutipan wawancara pribadi dengan Bapak PE selaku Kepala Biro PKBL PT.JASINDO29 Studi Dokumentasi Slide PKBL PT. JASINDO. h. 5.
77
7) Belum memenuhi persyaratan perbankan (non bankable)
8) Tidak sedang dalam pembinaan BUMN lain.
d. Prosedur Penyaluran Dana Program Kemitraan
Proses penyaluran dana Program Kemitraan kepada calon mitra
binaan dapat dijelaskan dalam beberapa tahapan, antara lain:30
1) Permohonan Pinjaman
Calon Mitra Binaan mengajukan permohonan pinjaman kepada
Kepala Biro PKBL dengan mengisi proposal pengajuan pinjaman dan
melengkapinya dengan beberapa dokumen pendukung, di antaranya
adalah:
a) Laporan Keuangan ( Neraca, Laporan Rugi/Laba) 2 Tahun Terakhir
b) Foto Copy KTP Pemohon/ Pengurus
c) Surat Persetujuan Istri/Suami/Keluarga
d) Foto Copy Kartu Keluarga (KK)
e) Pas Foto Terbaru Berwarna Ukuran 4 x 6 cm, Sebanyak 2 lembar
f) Surat Keterangan Usaha (SKU)
g) Foto Copy Surat Jaminan
h) Foto Copy Rekening Tabungan
i) Denah Lokasi Alamat Usaha
30 Study Dokumentasi Buku Pedoman PKBL 2012, h.13.
78
2) Survey dan Analisa
Data - data yang telah diajukan oleh calon mitra binaan kemudian
diteliti kelengkapan dan kebenarannya oleh Seksi Penyaluran dan
Pengelolaan Pinjaman, untuk menentukan apakah permohonan calon
mitra binaan dapat diproses lebih lanjut atau tidak. Jika dinyatakan
dapat diproses lebih lanjut, Seksi Penyaluran dan Pengelolaan Pinjaman
melakukan survey ke tempat calon mitra binaan, melakukan wawancara
dengan ketua RT/ Kepala Lingkungan setempat untuk mendapatkan
informasi lebih dalam mengenai calon mitra, dan menganalisa calon
mitra binaan.
Pernyataan di atas selaras dengan yang diungkapkan oleh bapak PE
dalam wawancara mengenai proses penyaluran dana PK kepada calon
mitra binaan, yakni:
“Pertama ditangani oleh seksi penyaluran karena setiap proposalditerima dan seksi penyaluran akan melakukan dua macam surveypertama adalah mempelajari/menganalisa proposal yang ada kemudiankita mempersiapkan pertanyaan - pertanyaan yang diperlukan apabilananti kita melakukan survey ke lapangan, membuktikan keberadaanusaha, memberikan kepastian keberadaan objek, meneliti kepemilikan,kemudian melihat realita dari pada usaha itu apakah di tempat yangstrategis banyak pelanggannya atau mempunyi prospek atau tidak.”31
Setelah melakukan survey tahapan selanjutnya adalah menganalisa
data - data yang didapatkan dari calon mitra binaan dan hasil kegiatan
survey yang telah dilakukan. Adapun faktor - faktor yang diperhatikan
dalam menganalisa calon mitra binaan, antara lain:
31 Kutipan wawancara pribadi dengan Bapak PE selaku Kepala Biro PKBL PT.JASINDO
79
“Tujuan dari melakukan survey adalah untuk mempermudahmelakukan analisa, secara prosedur biro PKBL melakukan analisa 5Cterhadap calon mitra binaan namun analisa 5c yang kita lakukanberbeda dengan yang dilakukan oleh bank atau lembaga jasa simpanpinjam kebanyakan. Karena analisa pinjaman/ kelayakan pinjaman yangkita lakukan pertimbangannya lebih kepada menelaah seberapa besarkebutuhan masyarakat sekitar terhadap usaha calon mitra binaan,adakah prospek dan rata - rata dari calon mitra binaan belum bisamemenuhi syarat secara administrasi.”32
Analisa 5C yang dimaksud pada hasil wawancara di atas yaitu
terdiri dari Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition.
Masing - masing analisa tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:33
a) Character
Menganalisa kepribadian calon mitra binaan, seperti mencari
tahu sifat dan kebiasaannya, pola hidup, keadaannya saat ini, latar
belakang keluarganya. Analisa kepribadian ini dilakukan untuk
mengetahui sampai sejauh mana itikad/ kemauan calon mitra binaan
untuk memenuhi kewajibannya sesuai perjanjian yang telah
disepakati kedua belah pihak.
Karakter merupakan faktor dominan, sebab walaupun calon
debitur tersebut cukup mampu untuk menyelesaikan hutangnya,
kalau tidak mempunyai itikad yang baik tentu akan membawa
kesulitan bagi bank dikemudian hari.34
32Kutipan wawancara pribadi dengan Bapak PE selaku Kepala Biro PKBL PT.JASINDO33 Henny Sjafitri, “Peranan Analisis Laporan Keuangan, Penilaian Prinsip 5c Calon Debitur dan PengawasanKredit Terhadap Efektifitas Pemberian Kredit Pada PD BPR Bank Pasar Kabupaten Temanggung,” JurnalManajemen dan Kewirausahaan Vol. 2, no.2 ( Mei 2011): h. 113-114.34Pramitha Dika Saputri, “Kebijakan Estimasi Nilai Agunan Dalam Pemberian Kredit Pada PT. Bogor AngganaCendikia,” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2013), h. 3.
80
b) Capacity
Tujuan analisis kemampuan adalah untuk mengukur
kemampuan membayar. Kemampuan tersebut dapat diuraikan
kedalam kemampuan manajerial dan kemampuan financial. Kedua
kemampuan tersebut saling berkaitan, karena kemampuan financial
adalah hasil kerja kemampuan manajerial perusahaan.35
c) Capital
Analisa modal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam memikul beban pembiayaan yang dibutuhkan dan
kemampuan dalam menanggung beban resiko yang mungkin dialami
perusahaan.36
d) Collateral
Menganalisa asset apa saja yang dimiliki oleh calon mitra
binaan. Asset yang akan dijadikan jaminan hendaknya memiliki nilai
jual yang lebih tinggi dari dana yang dipinjamkan kepada calon
mitra binaan, untuk memotivasi calon mitra binaan melakukan
pembayaran angsuran, sekaligus sebagai pegangan perusahaan untuk
melindungi perusahaan dari resiko kerugian.37
35 Rosita Ayu Saraswati, “Peranan Analisis Laporan Keuangan, Penilaian Prinsip 5c Calon Debitur danPengawasan Kredit Terhadap Efektifitas Pemberian Kredit Pada PD BPR Bank Pasar Kabupaten Temanggung,”Jurnal Nominal Vol. 1, no.1 (2012): h. 5.36Ibid,.37 Henny Sjafitri, “Peranan Analisis Laporan Keuangan, Penilaian Prinsip 5c Calon Debitur dan PengawasanKredit Terhadap Efektifitas Pemberian Kredit Pada PD BPR Bank Pasar Kabupaten Temanggung,” JurnalManajemen dan Kewirausahaan Vol. 2, no.2 ( Mei 2011): h. 114.
81
e) Condition
Kondisi perekonomian secara mikro maupun makro merupakan
faktor penting untuk dianalisis sebelum suatu kredit diberikan.38
3) Rekomendasi Keputusan Penyaluran Dana
Kepala Biro PKBL mengajukan kepada Direktur Utama jika
disetujui Direktur Utama merekomendasikan kepada Pemegang Saham
untuk ditentukan layak atau tidak calon mitra binaan mendapatkan
pinjaman. Setelah ada persetujuan tertulis dari Pemegang Saham/
Menteri Pembinaan BUMN untuk pemberian modal maka Seksi
Penyaluran dan Pengelolaan Dana membuatkan surat perjanjian
Pinjaman.39
4) Penandatanganan Surat Perjanjian Pinjaman oleh kedua belah pihak.
5) Pencairan Dana dengan menyiapkan Surat Perintah Pembayaran dan
membuat Bank Kredit yang dilakukan oleh Seksi Keuangan / Akuntansi
8. Bina Lingkungan
a. Penyaluran Dana Bina Lingkungan
Selama tahun 2012 Perseroan mengeluarkan anggaran untuk kegiatan
yang terkait dengan pengelolaan lingkungan dan pelestarian lingkungan
Rp 309,56 juta. Berikut ini tabel penyaluran BL tahun 2012:
38 Damang, “Prinsip Jaminan Kredit oleh Bank,” artikel ini diakses pada 22 November 2011 darihttp://www.negarahukum.com/39 Study Dokumentasi Buku Pedoman PKBL 2012, h.13.
82
Tabel 4.2.
Penyaluran Bina Lingkungan Tahun 2012
URAIAN RENCANA TAHUN 2012 REALISASI PER 31 – 12 - 2012
A. Dana Tersedia:
Saldo Awal Tahun 2.427.563.004.07 2.373.154.096.63
Hasil Deposito/ Jasa Giro 25.000.000.00 94.050.499.69
Penerimaan Dana BUMN 3.000.000.000.00 2.533.119.524.00
Penerimaan Lain – Lain - -
Jumlah Dana Tersedia 5.452.563.004.07 5.000.324.120.32
Penggunaan Dana BUMN:
A. Program BL BUMN Peduli 1.635.768.901.22 1.562.969.714.00
B. Program BL BUMN Pembina:
1. Korban Bencana Alam 150.000.000.00 -
2. Pendidikan dan Latihan 300.000.000.00 659.963.000.00
3. Peningkatan Kesehatan 300.000.000.00 309.566.700.00
4. Prasarana & Sarana Umum 200.000.000.00 424.325.000.00
5. Sarana Ibadah 300.000.000.00 527.100.000.00
6. Pelestarian Alam 300.000.000.00 173.750.000.00
Penyaluran Dana Bantuan 3.185.768.901.22 3.657.674.414.00
Biaya Operasional 3.000.000.00 26.097.380.00
Biaya Bank 5.000.000.00 1.520.250.00
Pengeluaran Lain – Lain - -
Jumlah Penggunaan Dana 3.193.768.901.22 3.685.292.044.00
Saldo Akhir KAS/BANK 2.258.794.102.85 1.315.032.076.32
Sumber: Laporan Tahunan 2012
83
9. Hasil Wawancara dengan Penerima PKBL
a. Hasil Wawancara dengan Penerima Program Kemitraan
Bapak AR berusia 45 tahun, beliau berasal dari daerah Medan,
Sumatera Utara. Beliau menikah pada tahun 1992 dan telah dikaruniai tiga
orang anak, anak pertamanya MR yang sudah lulus dari pendidikan
Sekolah Luar Biasa (SLB) namun enggan meneruskan pendidikannya ke
Universitas atau Perguruan Tinggi, hal ini terjadi bukan karena kurangnya
kemampuan financial namun karena mental MR yang belum siap
menempuh pendidikan di sekolah normal.
Anak keduanya bernama A yang tahun ini sudah menduduki kelas tiga
di SMK Al - Muqtarin daerah Cipayung, sedangkan adenya bernama B
menduduki kelas 2. Pendidikan formal terakhir bapak AR sampai tingkat
Sekolah Menengah Atas (SMA). Bapak AR hanya bertumpu pada usaha
warungnya untuk menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak -
anaknya. Pekerjaan ini beliau jalani selama kurang lebih 13 tahun di
kediamannya yang terletak di daerah Kampung Pitara, Depok.
Sudah sejak tahun 2000, Bapak AR menjalani usaha ini, barang -
barang yang beliau jual mencakup kebutuhan pokok rumah tangga seperti
beras, gas, minyak tanah, telur, indomie, roko, dan barang - barang
lainnya. Letak tempat usahanya yang sangat strategis yaitu berada di dekat
sekolah dan terletak di pinggir jalan membuat warung bapak AR sangat
diminati dan dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Terlebih lagi walaupun
84
banyak warung yang berdiri disekitar, warung bapak AR tetap menjadi
pilihan utama masyarakat karena menjual lengkap kebutuhan pokok
masyarakat dan sangat ramah pelayanannya. Berikut penuturan yang di
ungkapkan bapak AR dalam wawancara:40
“Warung ini adalah mata pencaharian saya dari tahun 2000, sebab itusaya harus paham apa yang paling dicari oleh masyarakat. Kebutuhanpokok seperti beras, roko, telur dan lain - lain itu yang harus ada di warungsaya. Selain itu baiknya kita bersikap ramah agar orang tak segan dannyaman beli diwarung kita”
Usaha ini dikelola berdua oleh bapak AR dan istrinya, beliau juga
bekerja sama dengan toko - toko agen yang menjual segala macam
sembako. Pada awalnya Progam Kemitraan sangat asing dimata bapak AR,
beliau belum pernah mengajukan pinjaman pada instansi manapun terlebih
pada bank karena takut terbelenggu dalam masalah hutang piutang.
Ketakutan bapak AR terhadap utang - piutang berangsur memudar
setelah beliau mendengar penjelasan dari tetangganya mengenai PKBL.
Berikut penjelasan dari bapak AR:
“ Saya baru dengar ada pinjaman yang bunganya sangat kecil karenayang saya ketahui selama ini instansi hanya mau memberikan pinjamandengan syarat - syarat yang sangat rumit dan bunga yang besar. Untungada bapak Yuki yang menerangkan bahwa PKBL ini berbeda, sayalangsung tertarik untuk menambah modal pada usaha saya. Cuma disuruhisi proposal setelah itu nunggu keputusan diterima atau nggak.”41
40 Kutipan wawancara pribadi dengan bapak AR sebagai Penerima Program Kemitraan41 Ibid,.
85
Pada awalnya, warung milik Bapak AR berdiri sederhana namun,
beliau menyadari bahwa, sembako yang dijual diwarungnya lebih cepat
habis terjual sedangkan permintaan masyarakat akan sembako terus
berdatangan. Menurut hasil wawancara dan survey lapangan, salah satu
faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi adalah karena warung -
warung yang berdiri disekitar tempat usaha bapak AR kebanyakan hanya
menjual jajanan anak - anak, adapun warung yang menjual kebutuhan
sembako namun tidak selengkap warung bapak AR. Berikut hasil
wawancara dengan Bapak AR:
“Awalnya usaha ini saya dirikan kecil - kecilan tapi sudah sejak dulukami menjual sembako. Coba saja adek perhatikan warung sekitar sinibelum ada yang lengkap. Kebanyakan mereka jual jajanan anak - anak. adajuga memang mereka jual kebutuhan pokok seperti gula, rinso, sabuntetapi masyarakat tetap memilih berbelanja pada kami, Alhamdulillah.”42
Terbatasnya modal yang dimiliki oleh bapak AR membuat ia tidak
dapat memenuhi permintaan masyarakat sekitar, sehingga masyarakat
cenderung membeli kebutuhan pokok keluarganya di pasar atau swalayan
yang letaknya lebih jauh dari warung bapak AR. Bapak AR menjadi yakin
bahwa usahanya ini memiliki potensi yang besar untuk berkembang dan
hanya satu permasalahan yang dihadapi yaitu kurangnya modal usaha.
Oleh karena itu, beliau berminat mengajukan proposal ke PT JASINDO.
42Kutipan wawancara pribadi dengan bapak AR sebagai Penerima Program Kemitraan
86
Pada Akhirnya Bapak AR memberanikan diri mengajukan pinjaman
modal ke PT. JASINDO dengan harapan mendapatkan tambahan modal
usaha yang lebih banyak agar omzet penjualannyapun meningkat.
Permohonan Bapak AR tersebut dipenuhi oleh pihak JASINDO pada
tahun 2012 dan tidak disangka ternyata hasilnya bisa langsung terlihat.
Berikut penjelasan yang diungkapkan oleh bapak AR:
“Dulu itu orang - orang beli kesini tapi barang selalu habis merekajadi pikir dan memilih belanja di pasar atau indomart yang lengkap. Omzetselalu kita putar untuk modal lagi tapi naiknya yang kita dapat tidakkeliatan.”43
Pada tahun 2012, Bapak AR mengajukan pinjaman ke perusahaan
sebesar 30 juta rupiah, tetapi yang disetujui oleh perusahaan adalah
sebesar 20 juta rupiah. Atas penjaman tersebut omzet usaha bapak HT
kembali meningkat menjadi kurang lebih 2,5 juta rupiah per hari. Jangka
waktu pengembalian pinjaman wajib dilakukan oleh bapak AR selama dua
tahun dengan setoran perbulan sebesar 940 ribu rupiah dengan bunga 6%
pertahun. Angsuran ini berakhir pada bulan September 2014. Berikut ini
penuturan Bapak HT dalam wawancara:
“Tahun 2012 itu saya ajukan pinjam 30 juta, nunggu kira - kira tigabulan baru ada keputusan yang cair 20 juta. Sekarang sudah masukangsuran ke 12, bulan September ini masuk 1 tahun. Tiap bulannya 23 kalisaya bayar 940 ribu, tapi bulan terakhir gak nyampe segitu tinggal bayarsisanya aja 780 ribu setelah itu lunas.”44
43Kutipan wawancara pribadi dengan bapak AR sebagai Penerima Program Kemitraan44Ibid,.
87
Perusahaan - perusahaan BUMN berusaha memberikan yang terbaik
untuk mitra binaannya terutama dalam membantu perekonomian
masyarakat lokal. Banyak dari mereka yang terpaksa gulung tikar,
menutup kegiatan usahanya bukan karena sepinya permintaan pasar namun
lebih kepada kurangan modal usaha. Hal ini yang dialami oleh bapak AR,
oleh karena itu beliau sangat merasakan besarnya manfaat dari pinjaman
modal yang diberikan oleh PT. JASINDO. Adapun manfaat yang
dirasakan bapak AR dalam menerima program kemitraan:
“Saya merasa sangat terbantu sekali lah dek dengan pinjamanJASINDO ini, tadinya kan sebelum dibantu biaya belanja kita kurang,dagangan sedikit. Alhamdulillah sekarang ada kemajuan. Omset sayabertambah, biaya anak - anak semua jadi bisa tercukupi. Harapan sayaprogram ini bisa terus gitu, bantu pedagang - pedagang kecil macam sayaini biar maju usahanya jadi sejahtera gitu walaupun harga - harga padanaik.”45
b. Hasil Wawancara dengan Penerima Program Bina Lingkungan
Salah satu Program Bina Lingkungan yang dilaksanakan oleh
perusahaan yaitu bantuan sarana ibadah. Tahun 2012, perusahaan
melaksanakan bantuan sarana ibadah berupa pembuatan musholla di
daerah Jakarta Timur, Bidara Cina. Informan yang bisa saya wawancarai
terkait hal tersebut yaitu Bapak AJ yang merupakan salah satu warga dan
panitia renovasi musholla.
45Kutipan wawancara pribadi dengan bapak AR sebagai Penerima Program Kemitraan
88
Usia Bapak AJ saat ini genap 50 tahun, beliau berasal dari daerah
Jawa Tengah. Beliau menikah pada tahun 1986 dan dikaruniai tiga orang
anak yaitu dua wanita dan satu pria yang semuanya telah bekerja.
Pendidikan formal terakhir bapak AJ sampai tingkat Sekolah Menengah
Atas (SMA) dan beliau mendapatkan penghasilan dari profesinya menjadi
wiraswasta di bidang perdagangan.
Berikut adalah kutipan wawancara dengan bapak AJ mengenai latar
belakang permohonan untuk pembuatan musholla:
”Jadi gini mba, di lingkungan sini ada sekolahan SD yang udah lamaga keurus dan ga berfungsi, warga maunya sekolah itu dibongkar dandijadiin musholla aja.”46
Sudah sejak lama bangunan yang letaknya ditengah rumah warga ini
terbengkalai begitu saja, aktifitas belajar mengajar yang dulu dilakukan di
bangunan tersebut dipindahkan ke tempat yang letaknya tak jauh dari
bangunan tersebut. Dari sinilah awal mula muncul inspirasi warga dan
bapak AJ untuk mengalih fungsikan bekas bangunan tersebut agar dapat
bermanfaat.
Dalam merealisasikan rencana ini, bapak RW 4 membentuk susunan
kepanitiaan yang terdiri dari warga setempat. Masing - masing dari warga
yang mendapat amanah dan tanggung jawab wajib bekerjasama, panitia
yang bertugas mengumpulkan dana mengajukan proposal permohonan
46 Kutipan wawancara pribadi dengan Bapak AJ selaku perwakilan Penerima Program Bina Lingkungan
89
bantuan kepada beberapa perusahaan salah satunya adalah PT. Jasindo.
Proposal untuk PT. Jasindo disampaikan melalui perantara. Menurut bapak
AJ, bantuan untuk pembangunan musholla juga bisa terlaksana berkat
bantuan salah satu warga yang bekerja di PT. Jasindo. Berikut adalah
kutipan wawancaranya:“Ada tetangga, anaknya kerja di PT. Jasindo, Hadi
namanya sebagai tekhnisi.”47
Meskipun bantuan diajukan melalui perantara, proposal tetap
mengikuti prosedur yang berlaku untuk dapat terealisasi dengan besaran
dan bentuk bantuan yang telah dipertimbangkan perusahaan. Berikut ini
kutipan wawancaranya:
“Kita sih waktu itu ya sederhana ajalah, dana yang ada dari swadayamasyarakatkan kurang, ya kita ngajuin ke perusahaan - perusahaan deketsini. Sebelumnya buat proposal dulu, trus proposalnya sama pak Hadidititip ke Direkturnya. Jasindo kasih kita 10 juta, uang aja sih gak adabantuan dalam bentuk lain.”48
Pengajuan proposal dilakukan kurang lebih satu setengah bulan
sebelum persetujuan penyerahan bantuan, ada jangka waktu antara
pengajuan proposal dengan persetujuan penyerahan bantuan dari PT.
Jasindo. Berikut adalah kutipan wawancara dengan Bapak AJ:
“Lama juga ya, kalo gak salah setahun yang lalu seinget saya soalnyamusholla ini sudah berjalan satu tahun. Waktu itu jawabannya ada giliran
47 Kutipan wawancara pribadi dengan Bapak AJ selaku perwakilan Penerima Program Bina Lingkungan48 Ibid,.
90
dengan Bekasi, setelah dari Bekasi baru bisa kesini, agak lama sih sekitarsatu setengah bulan.”49
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapat bantuan BL
dirasakan cukup mudah. Selain itu dalam memberikan bantuan, pihak
Jasindo tentunya tetap mengikuti prosedur yang ada, salah satunya dengan
melakukan survey. Survey ini dilakukan untuk memastikan keberadaan
lokasi dan fisik bantuan. Hal tersebut diakui oleh Bapak AJ, seperti yang
beliau ungkapkan dalam wawancara berikut ini:
“Inikan gak sepenuhnya saya yang kerjain, kita panitia kan kerjasamadari buat proposalnya sampe cari dana. Masing - masing dari kitakanpunya tanggung jawab yang berbeda. Dapetin bantuan dari Jasindotergolong mudah. Waktu itu sih cuma ngajuin proposal, abis itu kitanunggu kabar. Trus ada orang Jasindonya dateng kesini buat survey, barudeh dananya bisa cair.”50
Adapun pernyataan yang sama diutarakan oleh Ibu MA selaku
penerima program BL PT. Jasindo (Program Posdaya di Pasar Minggu): 51
“Waktu itu kami hanya mengajukan proposal permintaan bantuanKartu Menuju Sehat (KMS) bibit, pupuk dan lain – lain. Setelah itu adapihak jasindo yang kesini untuk melakukan survei selanjutnya permohonankita disetujui mereka, Alhamdulillah dimudahkan walaupun tidak semuapermintaan kita diberikan oleh pihak PT. jasindo.”
Tetapi berdasarkan penuturan Bapak AJ tidak ada tugas ataupun
kewajiban bagi penerima bantuan untuk membuat laporan pertanggung
49 Ibid,.50Kutipan wawancara pribadi dengan Bapak AJ selaku perwakilan Penerima Program Bina Lingkungan51 Kutipan wawancara pribadi dengan Ibu MA selaku perwakilan Penerima Program Bina Lingkungan
91
jawaban kepada pihak jasindo atas bantuan yang telah diberikan. Berikut
ini kutipan wawancara dengan Bapak AJ: “Pas udah selesai dibangun ya
udah gitu aja. Gak ada tuh kita disuruh buat laporan pertanggung
jawaban.”52
Adapun pertanyaan yang sama kami ajukan kepada ibu MA selaku
penerima program BL PT. Jasindo (Program Posdaya di Pasar Minggu),
berikut ini jawaban yang beliau utarakan:53
“Kami sih terbiasa membuat laporan pertanggung jawaban (LPJ)untuk perusahaan – perusahaan yang membantu memperlancar programsosial kami. Emang sih gak ada pihak jasindo yang mewajibkan untuk buatLPJ. Itu sih bentuk tanggung jawab dari kami aja kepada perusahaan”
Pemberian bantuan dana untuk pembangunan musholla dari PT.
Jasindo sangat dirasakan sekali manfaatnya oleh masyarakat sekitar,
pernyataan ini sesuai dengan kutipan wawancara dibawah ini:
“Yang jelas sangat membantu karena tempat ibadah jadi lebih dekat.Kita pilih musholla karena mudah - mudahan dengan adanya tempatibadah, insyaAllah lingkungan akan menjadi lebih baik. Selain itu,musholla adalah kebutuhan masyarakat, setiap individu ada kebutuhanrohani dan jasmaninya. Artinya Jasindo membantu kami memenuhikebutuhan rohani kami, oleh karena itu kita sangat berterimakasih kepadaperusahaan - perusahaan yang berpartisipasi dalam pembangunanmusholla kami.”54
52Ibid,.53 Kutipan wawancara pribadi dengan Ibu MA selaku perwakilan Penerima Program Bina Lingkungan54Kutipan wawancara pribadi dengan Bapak AJ selaku perwakilan Penerima Program Bina Lingkungan
92
Adapun harapan dan saran dari warga kepada pihak Jasindo terkait
dengan batuan dana yang diberikan melalui program Bina lingkungan,
berikut kutipan wawancaranya:
“Karena baru tahap awal, mudah – mudahan Jasindo mau kembalimembantu kami dan ya kalau bisa jangan hanya uang, bahan material jugakami terima. Biar lebih yakin juga.”55
10. Rincian Kegiatan PKBL PT. JASINDO 2012
a. Rincian Kegiatan Program Kemitraan
Bantuan pendidikan, pelatihan dan pemagangan untuk mitra binaan
dapat dilakukan sendiri oleh BUMN Pembina atau tenaga penyuluh yang
berasal dari lembaga pendidikan atau pelatihan swasta professional
maupun perguruan tinggi. Program ini dilakukan untuk meningkatkan
keterampilan manajerial dan tekhnik produksi maupun pengolahan,
pengendalian mutu produksi, pemenuhan standarisasi tekhnologi, Rancang
bangun dan kerekayasaan. Bantuan pemasaran produk mitra binaan
direalisasikan dalam bentuk membantu penjualan produk mitra binaan dan
membantu promosi melalui kegiatan pameran maupun penyediaan ruang
pamer (showroom).
Penyaluran pinjaman modal usaha sejak 1992 sampai dengan 2012
sebesar Rp. 92.232.104.750,00 sedangkan penyaluran selama tahun 2012
55 Ibid,.
93
sebesar Rp. 6.762.000.000,00 terdiri dari pinjaman kepada pelaku usaha
pada sektor - sektor dibawah ini:
Tabel 4.3.
Rincian Alokasi Dana PK periode 1992 - 2012
No SEKTOR TAHUN 1992 –
2011 (Rupiah)
JANUARI-DESEMBER
2012 (Rupiah)
TAHUN 1992 – 2012
(Rupiah)
1 Industri 6.622.000.000 1.267.000.000 7.889.000.000
2 Perdagangan 9.216.575.000 210.000.000 9.426.575.000
3 Perkebunan 500.000.000 - 500.000.000
4 Pertanian 2.076.979.750 4.725.000.000 6.801.979.750
5 Perikanan 185.000.000 25.000.000 210.000.000
6 Peternakan 235.000.000 340.000.000 575.000.000
7 Jasa 66.216.500.000 185.000.000 66.401.500.000
8 Lainnya 428.050.000 - 428.050.000
TOTAL 85.480.104.750 6.752.000.000 92.232.104.750.00
Sumber: Annual Report 2012
Dalam Penyaluran Program Kemitraan Asuransi Jasindo bersinergi
dengan lembaga lain:
1) Universitas Pancasila - Depok dengan membentuk Kampung Jasindo di
Kabupaten Tulungagung ke II dengan nilai Rp. 1.017.000.000,00
sedang penyaluran I tahun 2011 Rp. 714.500.000,00
2) PT. Pertani (Persero) sebagai operator Program Gerakan Peningkatan
Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K), Asuransi Jasindo
menyalurkan dana sebesar Rp. 2.250.000.000,00 untuk mitra patani
94
tanaman padi di Cirebon - Majalengka - Jawa Barat, sedang tahun 2011
telah disalurkan untuk wilayah Cirebon sebesar Rp. 1.237.500.000,00
maka jumlah penyaluran program GP3K sampai dengan tahun 2012
sebesar Rp 3.487.500.000,00.
Tabel 4.4.
Penyaluran Program Kemitraan
No Mitra Binaan TanggalAkad Kredit
Nomor PKS Jenis Usaha Jumlah Pinjaman(Rupiah)Nama
Triwulan 1/ 2012
Januari – Febuari 2012
Wilayah Jabotabek:1 Zulchaibar 03-01-2012 12.001/PKBL/I/100 Industri
PengolahanGambir
50.000.000
2 Bukhari 12-01-2012 12.002/PKBL/I/100 JasaFotocopy &Penjualan
ATK
40.000.000
3 Muhtarom 12-01-2012 12.003/PKBL/I/100 PeternakanSapi &
Kambing
30.000.000
4 WawanHendrawan/Lilis Sopiah
12-01-2012 12.004/PKBL/I/100 IndustriKerajinan
Souvenir danCinderamata
50.000.000
5 Selamet
Priyadi
23-02-2012 12.005/PKBL/I/100 IndustriPembuatanSarung Jok
Mobil
20.000.000
6 Rum Haryono,Drs. MM.MBA.
23-02-2012 12.006/PKBL/I/100 PersewaanTenda danAlat- Alat
Pesta
30.000.000
Maret 2012,SinergiBUMN PT. Pertani(Persero)
07-07-2011 023/AJI/VII/2011
12-03-2012 Pertanian 656.581.250
Jumlah Penyaluran Pinjaman Modal Triwulan 1/ 2012 876.581.250
Triwulan II/ 2012
95
April 2012
Wilayah Jabotabek:April 2012,SinergiBUMN PT. Pertani(Persero)
07-07-2011 023/AJI/VII/2011
20-04-2012 Pertanian 580.918.750
Mei 2012, SinergiBUMN PT. Pertani(Persero)
01-05-2012 018/AJI/V/201228-05-2012 Pertanian 2.250.000.000
Jumlah Penyaluran Pinjaman Modal Triwulan II/ 2012 2.830.918.750Jumlah Penyaluran Pinjaman Modal Sampai Dengan Triwulan II/2012 3.707.500.000
Triwulan III/ 2012
Juli 2012
Provinsi Jawa Tengah:
No Mitra Binaan TanggalAkad
Kredit
NomorPKS
Jenis Usaha Jumlah Pinjaman(Rupiah)Nama
7 Koperasi Syariah BMTAl Ala/ Drs. TriWahyuhadi Kustoyo
21-06-2012
12.007/PKBL/VI/
100
Koperasi serbaUsaha Syariah
50.000.000
8 Kelompok PeternakMakmur Jaya/ RitaDiyastuti
27-06-2012
12.008/PKBL/VI/
100
Peternakan Kambing 20.000.000
9 Kelompok PeternakDadi Mulyono/Solikatun
27-06-2012
12.009/PKBL/VI/
100
Peternakan Sapi 50.000.000
10 Kelompok PeternakSejahtera/ Budiyono
27-06-2012
12.010/PKBL/VI/
100
Peternakan Sapi 50.000.000
11 Kelompok PeternakRizki Barokah/Sutiyono
27-06-2012
12.011/PKBL/VI/
100
Peternakan Sapi 50.000.000
12 Kelompok PeternakSidodadi/ Kuswadi
27-06-2012
12.012/PKBL/VI/
100
Peternakan Sapi 50.000.000
13 Kelompok PeternakJaya Makmur/ Tuniman
27-06-2012
12.013/PKBL/VI/
100
Pembuatan PakanTernak
50.000.000
14 Kelompok PeternakBarokah Makmur/Kunaryo Setianingrat
27-06-2012
12.014/PKBL/VI/
100
Peternakan Sapi 40.000.000
Wilayah Jabodetabek:15 Zulkarnain Daniel 02-07-
201212.015/PKBL/VI/
100
Toko Sepatu dan Tas 25.000.000
16 Arief Setiadi 02-07-2012
12.016/PKBL/VI/
100
Jaringan TV Kabel 25.000.000
17 Asnin Rangkuti 02-07-2012
12.017/PKBL/VI/
100
Toko Sembako 20.000.000
18 Masdiah 31-07-2012
12.019/PKBL/VI/
100
Usaha PembuatanFurniture
50.000.000
19 Sri Mulyana 31-07- 12.020/P Jasa Kesehatan/ 40.000.000
96
2012 KBL/VI/100
Bidan
20 Dwi Joko Prasetiyo 07-08-2012
12.021/PKBL/VI/
100
Pembuatan danPenjualan Balsem
25.000.000
21 Yayan Heryanto 11-09-2012
12.022/PKBL/VI/
100
Pembuatan danPenjualan MakananRingan
25.000.000
Provinsi Jawa Timur:
81 Mitra Binaan 04-07-2012
12.001s/d
12.088/PKS/PKB
L-UP/VII/
2012
Klaster Industri“Kampung Jasindo”Tahap II
1.017.000.000
Jumlah Penyaluran Pinjaman Modal Triwulan III/2012 1.587.000.000Jumlah Penyaluran Pinjaman Modal Sampai Dengan Triwulan III/2012 5.294.500.000
Oktober-Desember 2012PT. Pertani (Persero) 07-07-
2011023/AJI/VII/
201115-10-2012
Pertanian 1.237.500.000
22 Taufan Hadi 08-11-2012
12.023/PKBL/VI/100
CounterHandphone
15.000.000
23 Jimmy Lesmana 03-12-2012
12.024/PKBL/VI/100
Toko Pelastik 75.000.000
24 Suharno 05-12-2012
12.025/PKBL/VI/100
IndustriKemasan danJasa Ekspedisi
30.000.000
25 Stans B. Kalesaran 18-12-2012
12.026/PKBL/VI/100
PangkalanMinyak Tanah &Gas Elpiji 3 kg
50.000.000
26 Haryo Trisulo 20-12-2012
12.027/PKBL/VI/100
Kedai Kopi 25.000.000
27 Abdullah Gunawan 20-12-2012
12.028/PKBL/VI/100
Pangkalan Lele“SangkuriangMasamo”
25.000.000
Jumlah Penyaluran Pinjaman Modal Triwulan IV/2012 1.457.500.000Jumlah Penyaluran Pinjaman Modal Sampai Dengan Triwulan IV/ 2012 6.752.000.000
Total Penyaluran Pinjaman Modal Tahun 2012 6.752.000.000
Sumber: Annual Report 2012
b. Rincian Kegiatan Program Bina Lingkungan (BL)
Program Bina lingkungan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh
perusahaan pada tahun 2012 yaitu program BL BUMN Pembina yang mana
pelaksanaannya dilakukan diwilayah usaha perusahaan. Selain itu
97
perusahaan juga melaksanakan program BL BUMN Peduli yang dilakukan
bersama - sama antar BUMN dan pelaksanaannya ditetapkan dan
dikoordinir oleh Menteri. Berikut ini pemaparan Rincian Pelaporan
Kegiatan Bina Lingkungan:
1) Bantuan kepada Korban Bencana Alam
Tabel.4.5.
Laporan bantuan kepada Korban bencana alam
Periode Wilayah
Penyaluran
Lembaga Kegiatan Jumlah (Rupiah)
20 Desember 2012 Kantor Pusat BUMN Peduli Bencana
Alam 2012
Program Penanganan
Kawasan Miskin
Rp 1,262,969,714
TOTAL Rp 1,262,969,714
2) Bantuan Kepada Pendidikan
Tabel.4.6.
Laporan bantuan kepada Pendidikan
Periode Wilayah
Penyaluran
Lembaga Kegiatan Jumlah
(Rupiah)
Januari- Maret 2012 Kantor Pusat STIMRA Program Belajar dan
Bekerja
Rp 10,863,000
8 Mei 2012 Kantor Pusat Organisasi Anak Yatim &
Dhuafa Musholla Al-
Falah
Beasiswa Pendidikan Rp 15,000,000
6 Juni 2012 Kantor Pusat Mata Air Foundation Pesantren Kilat Rp 141.100,000
98
7 Juni 2012 Kantor Pusat Delegasi Universitas
Padjajaran
Beasiswa Pendidikan Rp 30,000,000
April - Juni 2012 Kantor Pusat STIMRA Program Belajar dan
Bekerja
Rp 34,252,000
3 Agustus 2012 Kantor Pusat Majelis kerohanian Islam
Kementrian BUMN
Kegiatan Ramadhan Rp 20,000,000
10 Agustus 2012 Kantor Pusat Yayasan Dian Sejahtera Kegiatan Ramadhan Rp 21,750,000
16 Agustus 2012 Kantor Pusat Program Studi Magister
Universitas Padjajaran
Beasiswa Pendidikan Rp 141,124,000
11 September 2012 Kantor Pusat Indonesia Heritage
Foundation
Pelatihan Pendidikan Rp 22,150,000
11 September 2012 Kantor Pusat Persatuan Perintis
Kemerdekaan Indonesia
Kegiatan Ramadhan Rp 10,000,000
11 September 2012 Kantor Pusat Yayasan Islam Al-
Lathifah Mulia
Biaya Pendidikan Rp 50,000,000
Juli - September
2012
Kantor Pusat STIMRA Program Belajar dan
Bekerja
Rp 9,788,000
3 Oktober 2012 Kantor Pusat Mahasiswi Universitas
Padjajaran
Beasiswa Pendidikan Rp 23,906,000
Oktober - Desember
2012
Kantor Pusat STIMRA Program Belajar&
Bekerja
Rp 46,780,000
TOTAL Rp 576.713.000
3) Bantuan Peningkatan Kesehatan
Tabel.4.7.
Laporan bantuan kepada Peningkatan Kesehatan
Periode Wilayah Penyaluran Lembaga Kegiatan Jumlah
(Rupiah)
21 Maret 2012 Kantor Pusat Bidang Humas
Polda Metro Jaya
Penyuluhan Anti
Narkoba dan Tertib
Lalu Lintas
Rp 7,000,000
28 Mei 2012 Kantor Pusat BINROHIS PT.
Asuransi Jasa
Indonesia (Persero)
Khitanan Massal Rp 213,000,000
TOTAL Rp220.000.000
99
4) Bantuan Sarana Ibadah
Tabel.4.8.
Laporan bantuan kepada Sarana Ibadah
Periode Wilayah
Penyaluran
Lembaga Kegiatan Jumlah (Rupiah)
9 Januari 2012 KC. Ternate Masjid Al- Amien Pembangunan
Masjid
Rp 21,800,000
12 Maret 2012 KC
Pematangsiantar
Masjid Taqwa
Muhammadiyah
Pembangunan
Masjid
Rp 25,000,000
21 Maret 2012 Kantor Pusat Majelis Ta’lim Nurul
Mubtadi- ien
Pembangunan
Majelis Ta’lim
Rp 10,000,000
21 Maret 2012 Kantor Pusat Masjid Al- Mustofa Pembangunan
Masjid dan TPA
Rp 15,000,000
21 Maret 2012 Kantor Pusat Musholla Al- Jihad Pembangunan
Musholla
Rp 13,750,000
21 Maret 2012 Kantor Pusat Musholla Darul Mubin Pembangunan
Musholla
Rp 10,000,000
21 Maret 2012 Kantor Pusat Masjid Jami Nurul
Huda
Renovasi Masjid Rp 10,000,000
8 Mei 2012 Kantor Pusat Musholla Al- Ishaq Renovasi Musholla Rp 15,000,000
8 Mei 2012 Kantor Pusat Musholla Alhidayah Pembangunan
Musholla
Rp 10,000,000
28 Mei 2012 Padang
Sidempuan
Masjid Al- Hidayah Pembangunan
Masjid
Rp 50,000,000
18 Juni 2012 Kantor Pusat GKBI Persekutuan
Oikoumene
Pembangunan
Gereja
Rp 20,000,000
30 Juli 2012 Kantor Pusat Musholla Nurul Iman Pembangunan
Musholla
Rp 20,000,000
30 Juli 2012 Kantor Pusat Musholla Al- Mu’min Pembangunan
Musholla
Rp 20,000,000
30 Juli 2012 Kantor Pusat Musholla Al-
Maghfiroh
Pembangunan
Musholla
Rp 10,000,000
3 Agustus 2012 Kantor Pusat Majelis Ta’lim Al-
Husaini
Pembangunan
Majelis Ta’lim
Rp 5,000,000
3 Agustus 2012 Kantor Pusat Musholla Ad- Renovasi Musholla Rp 25,000,000
100
Syukuriah
11 September
2012
Kantor Pusat Panitia Pembangunan
Musholla Al- Islah
Pembangunan
Musholla
Rp 10,000,000
11 September
2012
Kantor Pusat Musholla Miftahul
Khoirot
Pembangunan
Musholla
Rp 50,000,000
11 September
2012
Kantor Pusat Musholla Al- Muhajirin Pembangunan
Musholla
Rp 10,000,000
11 September
2012
Kantor Pusat Musholla Hidayatulloh Pembangunan
Musholla
Rp 20,000,000
11 September
2012
Kantor Pusat Musholla Al-Barokah Pembangunan
Musholla
Rp 20,000,000
11 September
2012
Kantor Pusat Masjid Al ikhlas Pembangunan
Masjid
Rp 20,000,000
27 September
2012
Kantor Pusat Musholla Al Mujahidin Pembangunan
Musholla
Rp 10,000,000
27 September
2012
Kantor Pusat Yayasan Amanah
Ummat Kenanga
Pembangunan
Masjid
Rp 10,000,000
TOTAL Rp 430.550.000
5) Bantuan Sarana dan Prasarana Umum
Tabel.4.9.
Laporan Bantuan Kepada Sarana dan Prasarana Umum
Periode Wilayah
Penyaluran
Lembaga Kegiatan Jumlah (Rupiah)
20 April 2012 Kantor Pusat Koordinator Pasar
Murah BUMN
Peduli 2012
Pasar Murah
BUMN Peduli 2012
Rp 300,000,000
21 Maret 2012 Kantor Pusat Posyandu Wilayah
Bekasi Program
Renovasi Posyandu Rp 5,000,000
8 Mei 2012 Kantor Pusat YPI Pondok
Pesantren Bina
Insani
Pembangunan
Gedung Sekolah
Rp 8,000,000
8 Mei 2012 Kantor Pusat TPA Al- Qur’an
An- Nur
Pembangunan TPA Rp 8,550,000
18 Juni 2012 Kantor Pusat LPM Universitas Pembangunan Rp 25,000,000
101
Pancasila Posdaya
18 Juli 2012 Kantor Pusat Yayasan Pendidikan
Islam Nurul Huda
(YAPINUH)
Pembangunan
Gedung Sekolah
Rp 40,000,000
25 Juli 2012 Kantor Pusat Yayasan nurul
Falah Eldaroin
Pembangunan
pondok Pesantren
Rp 20,000,000
25 Juli 2012 Kantor Pusat pondok Pesantren
darus Sa’adah
Biaya Operasional
Pondok Pesantren
Rp 35,000,000
30 Juli 2012 Kantor Pusat Darus- sunnah
International
Institute for Hadith
Sciences Indonesia-
Malaysia
Pembangunan
Pondok Pesantren
Rp 50,000,000
11 September
2012
Kantor Pusat Pondok Pesantren
Nurul Abshor Bani
Ishaq
Pembangunan
Gedung Sekolah
Rp 50,000,000
11 September
2012
Kantor Pusat Yayasan Moral
Bangsa Indonesia
Pembangunan Panti
Asuhan
Rp 25,000,000
11 September
2012
Kantor Pusat Yayasan
Daarurrahman
Cigayam
Pembangunan
Madrasah
Rp 100,000,000
11 September
2012
Kantor Pusat PKBM Hikmah
Ainul Qori
Pengadaan Sarana
dan Prasarana
Ketrampilan
Rp 10,000,000
17 September
2012
Kantor Pusat MTs Mu’awanah
Cisayong
Pembangunan
Gedung Sekolah
Rp 100,000,000
15 Oktober 2012 Kantor Pusat SLB Kusumo Asih Renovasi Sekolah Rp 30,000,000
15 Oktober 2012 Kantor Pusat Yayasan Sanggar
Penderita Cacat
Indonesia
Pembangunan
Yayasan
Rp 17,000,000
7 November 2012 Kantor Pusat MTs. Nururrohman
(YPI)
Pembangunan
Gedung Sekolah
Rp 50,000,000
7 November 2012 Kantor Pusat MTs. Ash -
Shiddiqiyah Koja
(YPI)
Renovasi Ruang
Perpustakaan
Rp 15,000,000
20 November
2012
Kantor Pusat Posyandu Sakura Pembangunan
Posyandu
Rp 20,000,000
TOTAL Rp 908.550.000
102
6) Bantuan Pelestarian Alam dan Lingkungan
Tabel.4.10.
Laporan Bantuan Kepada Pelestarian Alam dan Lingkungan
Periode Wilayah
Penyaluran
Lembaga Kegiatan Jumlah (Rupiah)
11 April 2012 Kantor Pusat PB. Gerakan Penghijauan Penanaman
Bibit Pohon
Bakau
Rp 73,750,000
28 Mei 2012 Kantor Pusat PT. Sang Naga Berlian Bakti Sosial Rp 39,816,700
8 Mei 2012 KC. Padang BAPEDALDA Pemkot.
Padang
Pembuatan
Taman Jalan
Rp 15,325,000
18 Juni 2012 Kantor Pusat Persatuan Purnawirawan
Angkatan Laut (PPAL)
Bakti Sosial Rp 30,000,000
3 Oktober 2012 Kantor Pusat Panitia Pelayaran Lingkar
Nusantara II
Penghijauan
Kawasan Pantai
Rp 100,000,000
TOTAL Rp. 258.891.700
103
7) Rincian Bantuan Beasiswa
Tabel 4.11
Laporan Penyaluran Beasiswa
TanggalRealisasi
WilayahPenyaluran
Lembaga Kegiatan Pendidikan dan Latihan(Rupiah)
Triwulan I/2012
06-01-2012
KantorPusat
Mahasiswa STIMRA (Ismalia,Yusuf S., Reza H., Dina H.,Rahma S., Dewi, M. Afiful Hadi,Reza Mulyanto, LuthfieAlifiandy)
Uang SakuBulan
Desember2011
3.709.000
02-02-2012
KantorPusat
Mahasiswa STIMRA (Ismalia,Yusuf S., Reza H., Dina H.,Rahma S., Dewi, M. Afiful Hadi,Reza Mulyanto, LuthfieAlifiandy)
Uang SakuBulan Januari
2012
3.533.000
12-03-2012
KantorPusat
Mahasiswa STIMRA (Ismalia,Yusuf S., Reza H., Dina H.,Rahma S., Dewi, M. Afiful Hadi,Reza Mulyanto, LuthfieAlifiandy)
Uang SakuBulan
Februari 2012
3.621.000
Realisasi Triwulan I/2012- Sub Total 1 10.863.000
04-04-2012
KantorPusat
Mahasiswa STIMRA (Ismalia,Yusuf S., Reza H., Dina H.,Rahma S., Dewi, M. Afiful Hadi,Reza Mulyanto, LuthfieAlifiandy)
Uang SakuBulan Maret
2012
3.666.000
04-04-2012
KantorPusat
Mahasiswa STIMRA (Ismalia,Yusuf S., Reza H., Dina H.,Rahma S., Dewi, M. Afiful Hadi,Reza Mulyanto, LuthfieAlifiandy)
Biaya KuliahSemester
Genap
23.500.000
07-05-2012
KantorPusat
Mahasiswa STIMRA (Ismalia,Yusuf S., Reza H., Dina H.,Rahma S., Dewi, M. Afiful Hadi,Reza Mulyanto, LuthfieAlifiandy)
Uang SakuBulan April
2012
3.473.000
05-06-2012
KantorPusat
Mahasiswa STIMRA (Ismalia,Yusuf S., Reza H., Dina H.,Rahma S., Dewi, M. Afiful Hadi,Reza Mulyanto, LuthfieAlifiandy)
Uang SakuBulan Mei
2012
3.613.000
104
Realisasi Triwulan ke II/ 2012- Sub Total 2 34.252.000
11-07-2012
KantorPusat
Mahasiswa STIMRA (Ismalia,Yusuf S., Reza H., Dina H.,Rahma S., Dewi, M. Afiful Hadi,Reza Mulyanto, LuthfieAlifiandy)
Uang SakuBulan Juni
2012
3.683.000
01-08-2012
KantorPusat
Mahasiswa STIMRA (Ismalia,Yusuf S., Reza H., Dina H.,Rahma S., Dewi, M. Afiful Hadi,Reza Mulyanto, LuthfieAlifiandy)
Uang SakuBulan Juli
2012
3.113.000
11-09-2012
KantorPusat
Mahasiswa STIMRA (Ismalia,Yusuf S., Reza H., Dina H.,Rahma S., Dewi, M. Afiful Hadi,Reza Mulyanto, LuthfieAlifiandy)
Uang SakuBulan
Agustus2012
2.992.000
Realisasi Triwulan III/2012- Sub Total 3 9.788.000
03-10-2012
KantorPusat
Mahasiswa STIMRA (Ismalia,Yusuf S., Reza H., Dina H.,Rahma S., Dewi, M. Afiful Hadi,Luthfie Alifiandy)
Uang SakuBulan
September2012
3.331.000
01-11-2012
KantorPusat
Mahasiswa STIMRA (Ismalia,Yusuf S., Reza H., Dina H.,Rahma S., Dewi, M. Afiful Hadi,Luthfie Alifiandy)
Uang SakuBulan
Oktober2012
3.291.000
04-12-2012
KantorPusat
Mahasiswa STIMRA (Winda S.,Ismalia, Yusuf S., Reza H., DinaH., Rahma S., Dewi, M. AfifulHadi, Rahma S., LuthfieAlifiandy, M.Iqbal Kurniawan,Nurul R.)
BiayaWisuda dan
BiayaKuliah
SemesterGanjil
37.500.000
04-12-2012
KantorPusat
Mahasiswa STIMRA (Yusuf S.,Reza H., Dina H., Rahma S.,Dewi, M. Afiful Hadi, LuthfieAlifiandy)
Uang SakuBulan
November2012
2.658.000
Realisasi Triwulan IV/ 2012- Sub Total 4 46.780.000
TOTAL 101.683.000
105
B. Analisis
1. Analisis Motivasi Pelaksanaan PKBL
Dalam menjawab pertanyaan “Apa yang memotivasi perusahaan
melakukan CSR”, Saidi dan Abidin membuat matriks yang menggambarkan
tiga tahap atau paradigma yang berbeda, antara lain:56
1) Tahap pertama adalah corporate charity, yakni dorongan amal berdasarkan
motivasi keagamaan.
2) Tahap kedua adalah corporate philantrophy, yakni dorongan kemanusiaan
yang biasanya bersumber dari norma dan etika universal untuk menolong
sesama dan memperjuangkan pemerataan sosial
3) Tahap ketiga adalah corporate citizenship, yaitu motivasi kewargaan demi
mewujudkan keadilan sosial berdasarkan prinsip keterlibatan sosial
Jika dipetakan, tampaklah bahwa spectrum paradigma CSR terentang dari
“sekedar menjalankan kewajiban” hingga “demi kepentingan bersama” atau
dari “membantu dan beramal kepada sesama” menjadi “memberdayakan
manusia”. Meskipun tidak selalu berlaku otomatis, pada umumnya perusahaan
melakukan CSR didorong oleh motivasi karitatif kemudian motivasi
kemanusiaan dan akhirnya motivasi kewargaan.57
56 Zaim Saidi dan Hamid Abidin. Menjadi Bangsa Pemurah: Wacana dan Praktek Kedermawanan Sosial diIndonesia (Jakarta: Piramedia, 2004), h. 69.57 Zaim Saidi dan Hamid Abidin. Menjadi Bangsa Pemurah: Wacana dan Praktek Kedermawanan Sosial diIndonesia (Jakarta: Piramedia, 2004)
106
Tabel 4.12
Motivasi CSR
Motivasi
Tahapan/Paradigma
Karitatif Filantropis Kewargaan
Semangat/Prinsip Agama, Tradisi, dan Adat Norma, Etika, dan
Hukum Universal:
Redistribusi
Kekayaan
Pencerahan Diri dan Rekonsiliasi
dengan Ketertiban Sosial
Misi Mengatasi Masalah Sesaat Menolong Sesama Mencari dan Mengatasi Akar
Masalah: Memberikan Kontribusi
Kepada Masyarakat
Pengelolaan Jangka Pendek dan
Parsial
Terencana,
Terorganisasi,
Terprogram
Terinternalisasi dalam Kebijakan
Perusahaan
Pengorganisasian Kepanitiaan Yayasan/Dana
Abadi
Profesional: Keterlibatan Tenaga –
Tenaga Ahli di Bidangnya
Penerima Manfaat Orang Miskin Masyarakat Luas Masyarakat Luas dan Perusahaan
Kontribusi Hibah Sosial Hibah
Pembangunan
Hibah Sosial maupun Pembangunan
dan Keterlibatan Sosial
Inspirasi Kewajiban Kemanusiaan Kepentingan Bersama
Sumber: Dikembangkan dari Saidi dan Abidin
Dalam melakukan sesuatu, seseorang/lembaga yang menjalankannya harus
tahu secara pasti maksud dan tujuan dari tindakan yang akan dilakukannya.
Demikian halnya dengan PKBL, perusahaan yang menerapkan PKBL harus
107
memahami motivasi apa yang mendasarinya dalam melakukan PKBL. Setiap
perusahaan tentunya ingin menjadi suatu perusahaan yang bersikap corporate
citizenship, dengan itu perusahaan dapat membantu memperbaiki kualitas
hidup manusia sekaligus memperbaiki reputasi perusahaan.
Tanggung Jawab Sosial yang dilakukan PT. Jasindo diwujudkan melalui
kegiatan - kegiatan sosial yang terprogram yaitu Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL). Dikatakan terprogram karena struktur dan prosedur
pelaksanaan PKBL telah ditentukan dalam Peraturan Mentri BUMN sehingga
kinerja pelaksananya dapat diukur dengan jelas. Peraturan yang mendasari
pelaksanaan PKBL adalah Peraturan Menteri BUMN No.05/MBU/2007
tentang kewajiban setiap BUMN untuk menerapkan PKBL.
Selain itu, dalam peraturan tersebut juga tercantum dana abadi/dana rutin
yang wajib dikeluarkan perusahaan BUMN untuk menyelenggarakan PKBL.
Biaya maksimal yang dianggarkan perusahaan untuk Program Kemitraan
adalah 2% dari laba perusahaan setelah pajak, sedangkan untuk Bina
Lingkungan maksimal 2% dari laba perusahaan setelah pajak. Dana tersebut
dikelola oleh unit kerja khusus yang menangani langsung masalah pembinaan
dan pemberdayaan masyarakat, PT Jasindo sendiri memiliki unit khusus yang
terorganisasi untuk mengelola dan melaksanakan PKBL yaitu Biro PKBL.
Salah satu program BL yang bersifat charity adalah BL sektor
pembangunan sarana dan prasarana umum antara lain adalah pembangunan
108
gedung sekolah, panti asuhan, posyandu dan lain – lain. Dalam konteks ini PT.
Jasindo tidak terlibat proses perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan,
namun cenderung mempercayakan pelaksanaan program BL kepada
masyarakat. Namun dalam hal ini PT. Jasindo berperan sebagai donatur,
donatur yang mendukung dan membiayai kegiatan masyarakat.
Tentunya ada motivasi lain yang dimiliki oleh perusahaan, dalam hal ini
terkait dengan masalah lingkungan alam dan pengaruhnya terhadap lingkungan
masyarakat. Berikut ini temuan data dari hasil wawancara dengan bapak PE:
“Seluruh perusahaan pasti mempunyai kontribusi dalam sumber daya alammeskipun dalam skala yang kecil sekalipun. Seperti contohnya, setiapperusahaan memiliki kamar mandi dan toilet yang berkontribusi dalampembuangan limbah, penggunaan pasak bangunan dalam perusahaan, danbangunan perusahaan berdiri ditengah lingkungan masyarakat. Tentunya akansangat baik bagi tiap perusahaan, baik BUMN maupun Non – BUMN untukmemberikan kenyamanan kepada manusia atau masyarakat dan jugalingkungan alam.”58
Pada temuan diatas dapat kita analisa, bahwa secara tidak langsung baik
dalam jumlah yang sedikit atau banyak, perusahaan memiliki kontribusi dalam
hal penggunaan dan kerusakan alam yang nantinya berpengaruh terhadap
masyarakat lingkungan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan merasa perlu
dan memiliki tanggung jawab sosial terhadap kesejahteraan masyarakat luas
maupun perusahaan swasta.
58 Kutipan wawancara pribadi dengan Bapak PE selaku Kepala Biro PKBL PT.JASINDO
109
Filantropi memiliki makna yang lebih luas dibanding charity, filantropi
lebih bersifat progresif, gerakannya terencana dengan tujuan yang terukur serta
melibatkan organisasi baik pemerintah maupun perusahaan swasta. Program
yang tergolong dalam motivasi filantropi adalah program BL sektor bencana
alam. Dalam membantu korban banjir yang terjadi pada Maret lalu di
Rusunawa Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. PT. Jasindo bekerjasama dengan
Ahok Center memberikan bantuan dan perlengkapan Unit Hunian Rusunawa
kepada Warga Waduk Peluit yang menjadi korban banjir. Bantuan yang
diberikan, antara lain: 25 unit lemari, 25 unit tempat tidur kasur busa, 30 unit
kompor gas, 2 tungku selang regulator tabung gas 3 kg. Semua bantuan
diserahkan melalui Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta.59
Kemudian dalam konsep kemitraan, salah satu persyaratan yang
diberlakukan untuk menjadi mitra binaan/penerima bantuan pinjaman dana dari
Program Kemitraan adalah memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
Rp1.000.000.000,-(satu milyar rupiah). Melihat persyaratan tersebut, dapat
diambil kesimpulan bahwa Program Kemitraan ditujukan bukan hanya untuk
orang miskin namun lebih kepada masyarakat luas.
Adapun persyaratan lain yang digunakan untuk menyeleksi calon mitra
binaan adalah usaha harus berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan
59 Fabian Januarius Kuwado, “Ini CSR Penyokong Jokowi – Ahok di Rasuna Marunda,” aAtikel diakses pada 15Agustus 2013 dari http://www.kompas.com/megapolitan/
110
atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung
maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar. Persyaratan
tersebut mempertegas ciri - ciri PKBL yang menjurus pada Paradigma
Filantropis, karena dalam paradigma filantropis tidak ada hak bagi perusahaan
untuk menerima manfaat program.
Program PKBL yang ciri – cirinya mengarah pada motivasi citizenship
adalah program Kampung Jasindo di Kecamatan Tulungagung dan Kecamatan
Gondang. Kampung Jasindo adalah program yang memberikan dana pinjaman
serta pembinaan (pelatihan, pendidikan, pemagangan, promosi) kepada
masyarakat untuk membantu mengembangkan usaha kecil yang mereka kelola.
Selain itu PT. Jasindo juga melakukan monitoring dan evaluasi program untuk
melihat perkembangan usaha Adanya program ini serta usaha yang dilakukan
oleh para pelaku UKM di Kelurahan Botoran akan dapat mengurangi
pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan pembahasan diatas yang, dapat disimpulkan bahwa program
PKBL yang ada di PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) Jakarta tahun 2012 -
2013 belum sepenuhnya merujuk pada motif kewargaan, masih ada beberapa
program yang motifnya bersifat karitas dan filantropi. Seperti yang telah
dijabarkan pada pembahasan sebelumnya, dimana program BL berupa bantuan
bencana alam motifnya karitas dikarenakan bantuan tersebut masih sebatas
memenuhi kebutuhan sesaat. Program yang motifnya kewargaan tercermin
111
pada program Kampung Jasindo 2012, dalam program tersebut prinsip –
prinsip citizenship telah mengacu pada konsep pemberdayaan.
2. Analisis Pola Pelaksanaan PKBL
Menurut Saidi dan Abidin terdapat empat pola/ model pelaksanaan
tanggung jawab sosial perusahaan yang umumnya diterapkan di Indonesia,
yaitu:60
1) Keterlibatan Langsung
Program CSR dilakukan secara langsung dengan menyelenggarakan
sendiri berbagai kegiatan sosial ataupun menyerahkan bantuan - bantuan
secara langsung kepada masyarakat.
2) Melalui Yayasan ataupun Organisasi Sosial Perusahaan
Terdapat sebuah yayasan ataupun organisasi sosial yang didirikan
sendiri untuk mengelola berbagai kegiatan sosial yang dalam hal ini
merupakan aplikasi dari kegiatan CSR. Biasanya perusahaan menyediakan
dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur
bagi kegiatan yayasan.
3) Bermitra dengan Pihak Lain
Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan pihak
lain baik itu lembaga sosial/ organisasi non - pemerintah, instansi
60 Zaim Saidi dan Hamid Abidin, Menjadi Bangsa Pemurah: Wacana dan Praktek Kedermawanan Sosial diIndonesia (Jakarta: Piramedia, 2004), h. 64-65.
112
pemerintah, instansi pendidikan, universitas, atau media massa. Kerjasama
ini dibangun dalam mengelola seluruh kegiatan maupun dalam pengelolaan
dana.
4) Mendukung atau Bergabung Dalam Konsorsium
Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu
lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan
dengan model lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah
perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan” pihak konsorsium atau
lembaga semacam itu yang dipercayai oleh perusahaan- perusahaan yang
mendukung secara produktif mencari mitra kerjasama dari kalangan
lembaga oprasional dan kemudian mengembangkan program yang
disepakati bersama.
Dalam merealisasikan program - program PKBL, PT. Jasindo bermitra
dengan banyak Lembaga Sosial / Organisasi Non - Pemerintah, Instansi
Pemerintah, Instansi Pendidikan, Universitas, atau Media Massa. PT. Jasindo
pernah bermitra dengan STIMRA, PT. Pertani, PT. Sucopindo (Persero),
Organisasi Anak Yatim Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU), Dompet Dhuafa,
Universitas Pancasila, Yayasan Ahok Center, Pemerintah Provinsi (Pemprov)
DKI Jakarta, Pemerintah Kota (Pemkot) Padang dan lain - lain.61
61 Perusahaan Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), Company Profile Corporate Social Responsibility, Artikeldiakses pada 12 Juli 2013 dari http://www.jasindo.co.id/
113
Salah satu contoh PT. Jasindo bermitra dengan pihak lain adalah
kerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta dalam Program Perbaikan Kampung
dan Pemukiman Kumuh. Terdapat 30 kampung kumuh kategori ringan dan
sedang yang akan ditata ulang, dengan jumlah populasi sekitar 700 jiwa per
hektar. PT. Jasindo adalah salah satu dari tujuh perusahaan yang
menandatangani MoU yang dilakukan pada Desember 2012 di Balaikota DKI
Jakarta sekaligus sebagai pembuka acara Workshop CSR Program MHT Plus
untuk Perbaikan Pemukiman Kumuh yang akan direalisasikan tahun
2013.62Beberapa usulan programnya antara lain adalah perbaikan rumah tak
layak huni, pembuatan sumur resapan, pelaksanaan penghijauan, septictank,
perbaikan Mandi Cuci Kakus (MCK), pembangunan ruang interaksi sosial,
pengadaan alat pendukung posyandu, pengadaan alat peraga Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD), dan pos RW.63
Adapun contoh lain yang menunjukan bahwa PT. Jasindo juga pernah
mendukung/bergabung dalam konsorsium yaitu kerjasama dengan Ahok
Center dalam Proyek Pembangunan Rumah Susun (Rusun) di Rusunawa
Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Bantuan ini adalah bentuk kepedulian
perusahaan kepada warga waduk peluit yang menjadi korban bancana alam
banjir. PT. Jasindo adalah salah satu dari 18 perusahaan yang menandatangani
MoU gubernur DKI Tahun 2012. Dalam proyek ini PT. Jasindo berkontribusi
memberikan bantuan perlengkapan unit hunian berupa 25 unit lemari, 25 unit
62 Indra Akuntono, “Perbaikan Kampung Ala Jokowi Tak Gunakan APBD,” artikel diakses pada 17 Desember2012 dari http://www.kompas.com/lipsus/63 Budi Karya Sumadi, “Penandatanganan MOU PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk dengan Gubernur DKIdalam Program CSR,“ Artikel diakses pada 19 Desember 2012 dari www.ancol.com
114
tempat tidur dan kasur busa, 30 unit kompor gas dua tungku beserta selang,
regulator dan tabung gas 3 kg.64Berikut ini rincian jumlah dana dan kegiatan
dari beberapa jenis kegiatan PKBL yang dilaksanakan oleh PT. Jasa Asuransi
Indonesia:
Tabel 4.13.
Jenis Kegiatan CSR Berdasarlkan Jumlah Kegiatan dan Dana
No Jenis/Sektor Kegiatan Jumlah Kegiatan Jumlah Dana (Rupiah)
1 Bencana Alam 1 Kegiatan 1.262.969.714
2 Pendidikan&PenyaluranBeasiswa
28 Kegiatan 678.396.000
3 Peningkatan Kesehatan 2 Kegiatan 220.000.000
4 Sarana Ibadah 24 Kegiatan 430.550.000
5 Sarana dan Prasarana Umum 19 Kegiatan 908.550.000
6 Pelestarian Alam danLingkungan
5 Kegiatan 258.891.700
7 Pinjaman Modal Usaha bidang:
a. Industri 9 Kegiatan 1.317.000.000
b. Perdagangan 7 Kegiatan 260.000.000
c. Perkebunan - -
d. Pertanian 4 Kegiatan 4..725.000.000
e. Perikanan 1 Kegiatan 25.000.000
f. Peternakan 7 Kegiatan 290.000.000
g. Jasa 4 Kegiatan 135.000.000
h. Lainnya - -
Jumlah Total 111 Kegiatan 10.511.357.414
Sumber: Saidi dan Abidin dimodifikasi
64 Andi Muttya Keteng, “BPKP: Ahok Center Jadi Mitra CSR 18 Perusahaan di Rusun Marunda,” Artikel diaksespada 15 Agustus 2013 dari www.Liputan6.com
115
Pada tahun 2012 ini, kegiatan Bina Lingkungan yang dilakukan oleh PT
Jasindo mencakup semua aspek yang diamanatkan oleh Peraturan Menteri
MBU 05 tahun 2007. Kegiatan BL yang dilaksanakan PT. Jasindo mencakup
beberapa sektor, antara lain: Bantuan Bencana Alam, Pendidikan & Penyaluran
Beasiswa, Peningkatan Kesehatan, Sarana Ibadah, Sarana dan Prasarana
Umum, semuanya berjumlah 79 kegiatan.
Seperti yang tercantum dalam tabel di atas, kegiatan BL sektor bantuan
untuk bencana alam, peningkatan kesehatan, pelestarian alam dan lingkungan
hanya beberapa kali dilakukan. Sedangkan pada sektor bantuanpendidikan &
penyaluran beasiswa, sarana ibadah dan sarana serta prasarana umum banyak
dilakukan. Meskipun demikian dilihat dari jumlah dana yang dikeluarkan,
program BL sektor bencana alam menjadi anggaran biaya tertinggi dalam
program Bina Lingkungan tahun 2012. Dilihat dari kedua aspek diatas (jumlah
dana dan jumlah kegiatan) dapat disimpulkan, bahwa penyaluran dana BL
tahun 2012 berfokus pada bantuan di sektor sarana dan prasarana umum serta
bantuan pendidikan dan penyaluran beasiswa.
Sedangkan pelaksanaan PK pada tahun 2012 dilakukan sebanyak 32
kegiatan. Untuk tahun 2012 ini, tidak kegiatan pada sektor perkebunan. Sektor
perikanan hanya dilakukan 1 kegiatan, sektor pertanian dan jasa sebanyak 4
kegiatan, sektor perdagangan dan peternakan sebanyak 7 kegiatan dan kegiatan
terbanyak yang dilakukan di sektor Industri. Hal ini didasari oleh berapa
116
banyak permintaan yang diajukan oleh calon mitra binaan serta keputusan dari
pihak jasindo untuk menyetujui permohonan dana/ tidak.
Tabel 4.14.
CSR Berdasarkan Jumlah Kegiatan dan Dana
No Model Jumlah Kegiatan Jumlah Dana (Rupiah)1 Langsung 22 Kegiatan 1.421.456.0002 Yayasan perusahaan 28 Kegiatan 1.223.000.0003 Bermitra dengan Lembaga
Sosial40 Kegiatan 6.085.240.700
4 Konsorsium 21 Kegiatan 1.781.660.714Jumlah Total 111 Kegiatan 10.511.357.414
Sumber: Saidi dan Abidin dimodifikasi
Membahas pola/model pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan, ada
empat pola yang dikenal dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan
yaitu langsung, melalui yayasan milik perusahaan, bermitra dengan lembaga
sosial dan konsorsium. Pada tahun 2012, total kegiatan PKBL yang
dilaksanakan oleh Jasindo sebanyak 111 kegiatan. Pada pola konsursium
dilakukan sebanyak 21 kegiatan dan ini merupakan pola yang paling sedikit
dilakukan oleh jasindo. Kegiatan PKBL PT. Jasindo yang dilaksanakan dengan
pola konsursium antara lain: pemberian beasiswa serta uang saku secara rutin
kepada mahasiswa dan mahasiswi STIMRA yang berprestasi, program
penanganan kawasan miskin yang di organisir oleh BUMN Peduli Bencana
Alam 2012 dan lain sebagainya.
Kemudian terdapat 22 kegiatan PKBL yang tergolong dalam pola
pemberian langsung, salah satu kegiatannya adalah khitanan Massal yang
117
diorganisir oleh BINROHIS PT. Asuransi jasa Indonesia (Persero). Selanjutnya
penyaluran bantuan melalui yayasan dilakukan sebanyak 28 kegiatan, salah
satunya adalah penyaluran pinjaman modal kepada pengusaha mikro. PKBL
PT. Jasindo paling banyak mengoprasikan kegiatannya secara pola bermitra
dengan lembaga lain, tercatat ada 40 kegiatan yang dilakukan dengan pola ini
antara lain: Pembangunan Posdaya bermitra dengan LPM Universitas
Pancasiala, penanaman bibit pohon bakau bermitra dengan PB. Gerakan
Penghijauan dal lain - lain. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa pada tahun
2012 ini pola pelaksanaan tanggung jawab sosial di Jasindo lebih banyak
dilakukan dengan cara bermitra dengan pihak atau lembaga lain.
3. Manfaat PKBL bagi Masyarakat dan Perusahaan
b. Manfaat PKBL bagi Perusahaan
Yusuf Wibisono menyatakan bahwa sulit untuk menentukan benefit
perusahaan yang menerapkan CSR, karena tidak ada yang dapat menjamin
bahwa bila perusahaan yang telah mengimplementasikan CSR dengan baik
akan mendapat kepastian benefit-nya. Oleh karena itu terdapat 10
keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan jika melakukan CSR,
yaitu:65
1) Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image
perusahaan.
65 Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, (Gresik: Fascho Publishing, 2007), h. 78.
118
2) Layak mendapatkan social licence to operate.
3) Mereduksi risiko bisnis perusahaan.
4) Melebarkan akses sumber daya.
5) Membentangkan akses menuju market.
6) Mereduksi biaya.
7) Memperbaiki hubungan dengan stakeholders.
8) Memperbaiki hubungan dengan regulator.
9) Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan.
10) Peluang mendapatkan penghargaan.
Bapak PE selaku pimpinan yang menangani PKBL menuturkan
beberapa manfaat yang didapatkan perusahaan terkait implementasi PKBL.
berikut kutipan wawancaranya:
“Manfaat yang didapatkan adalah dapat mensosialisasikan padamasyarakat akan keberadaan perusahaan, namun bukan berarti hal tersebutdapat langsung menunjang peningkatan produksi perusahaan tapi lebihkepada sosialnya. Menginformasikan secara tidak langsung pada masyarakatbahwa perusahaan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap sosial terlebihapabila mereka menjadi klien dari salah satu produk asuransi yang ada diPT. JASINDO. Dengan kata lain kegiatan PKBL ini dapat membangunkepercayaan masyarakat terhadap perusahaan. Masyarakat menjadi lebihyakin dan percaya pada produk – produk yang ditawarkan PT. JASINDO.”66
PKBL yang dilakukan perusahaan memberikan kontribusi positif pada
masyarakat sehingga diharapkan dapat memperbaiki hubungan perusahaan
66 Kutipan wawancara pribadi dengan Bapak PE selaku Kepala Biro PKBL PT.JASINDO
119
dengan stakeholder serta dapat mempengaruhi nilai trust/kepercayaan dari
masyarakat, agar kedepannya juga ikut mempengaruhi kelancaran roda
bisnis yang dijalankan perusahaan. Pernyataan tersebut sesuai dengan misi
perusahaan nomor tiga yang berbunyi: Perusahaan tetap menjaga tingkat
profitabilitas serta memenuhi harapan stakeholders.
Masyarakat merupakan komponen terbesar dalam pertumbuhan
perusahaan dengan harapan dapat memberikan pengaruh ekonomi serta
dukungan sosial kepada masyarakat. Pada akhirnya perusahaan dapat
merasakan manfaat yang lebih besar atas kepercayaan dan eksistensi yang
positif dari penilaian masyarakat yaitu dalam hal sustainability atau
keberlangsungan perusahaan.
c. Manfaat PKBL Bagi Masyarakat
Selain memberikan keuntungan bagi perusahaan, pelaksanaan program
CSR juga dapat memberikan manfaat/ keuntungan tersendiri bagi
masyarakat. Peter Brew, Direktur International Business Leaders Forum
(IBLF) wilayah Asia Pasifik, mengatakan bahwa CSR menghadirkan
manfaat bagi masyarakat, antara lain:67
1) Aktivitas dan peluang ekonomi
2) Employment
67 Mahmuddin Yasin, dkk., Perusahaan Bertanggung Jawab CSR vs PKBL cetakan pertama, (Semarang: BadanPenerbit Universitas Diponegoro, 2012), h.11.
120
3) Akses terhadap skill dan tekhnologi
4) Infrastruktur yang meningkat
5) Perlindungan terhadap lingkungan, kesehatan serta investasi sosial
Dalam menjawab pertanyaan, apakah implementasi PKBL yang
dilakukan oleh PT. Jasindo dapat dirasakan manfaatnya oleh para
penerima program, peneliti menganalisa pernyataan yang diberikan oleh
penerima program PKBL. Berikut pernyataan yang diberikan oleh bapak
AR selaku penerima program PK:
“Saya merasa sangat terbantu sekali lah dek dengan pinjamanJASINDO ini, tadinya kan sebelum dibantu biaya belanja kita kurang,dagangan sedikit. Alhamdulillah sekarang ada kemajuan. Omset sayabertambah, biaya anak - anak semua jadi bisa tercukupi. Harapan sayaprogram ini bisa terus gitu, bantu pedagang - pedagang kecil macam sayaini biar maju usahanya jadi sejahtera gitu walaupun harga - harga padanaik.”68
Bagi penerima Program Kemitraan manfaat yang didapatkan adalah
dapat meningkatkan aktifitas dan peluang ekonomi mereka. Salah satunya
adalah seperti yang diungkapkan oleh bapak AR, dengan melakukan
pinjaman modal ke Jasindo, omzet penjualan warungnya berangsur
meningkat seiring dengan permintaan masyarakat. Sejalan dengan hal
tersebut, walaupun pada saat ini usaha bapak AR blm bisa menyerap
tenaga kerja (employment), tentunya tidak menutup kemungkinan jika
68 Kutipan wawancara pribadi dengan Bapak AR selaku Penerima Program Kemitraan
121
perkembangan usahanya semakin baik bapak AR dapat menciptakan dan
membuka lapangan pekerjaan baru.
Dalam proses pelaksanaan PK, pihak Jasindo tidak hanya sekedar
memberikan bantuan modal semata, namun juga membantu dalam hal
peningkatan skill dan produktifitas dengan berbagai pelatihan,
pendampingan, pendidikan, akses dan pasar. Hal ini bisa dilihat dari
Peraturan menteri BUMN No: PER-05/MBU/2013 Tentang perubahan
kedua atas Permen No: PER-05/MBU/2007 didalamnya menerangkan
wujud Program Kemitraan ada dua bentuk bantuan, yaitu bantuan modal
dan hibah. Hibah adalah beban pembinaan untuk membiayai pendidikan,
pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi dan hal lain yang menyangkut
peningkatan produktifitas mitra binaan. Selain itu, hibah bisa juga untuk
membiayai pengkajian atau penelitian sejauh masih berkaitan dengan
program kemitraan.
Dalam rangka Pembinaan Kemitraan, perusahaan melaksanakan
kegiatan pendampingan mitra binaan di bidang pemasaran. Pembinaan
pada mitra binaan dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
dari barang produksi sehingga hasilnya dapat memajukan usaha mitra
binaan itu sendiri. Dana yang disalurkan untuk kegiatan pembinaan pada
tahun 2012 adalah sebesar Rp.144.0000.000,00
122
Sedangkan penerima program Bina Lingkungan memberikan
pernyataan yang sama positif terkait dengan manfaat dari program Bina
Lingkungan. Berikut ini penuturan yang diutarakan oleh bapak AJ selaku
penerima manfaat program BL:
“Yang jelas sangat membantu karena tempat ibadah jadi lebih dekat.Kita pilih musholla karena mudah - mudahan dengan adanya tempatibadah, insyaAllah lingkungan akan menjadi lebih baik. Selain itu,musholla adalah kebutuhan masyarakat, setiap individu ada kebutuhanrohani dan jasmaninya. Artinya Jasindo membantu kami memenuhikebutuhan rohani kami, oleh karena itu kita sangat berterimakasih kepadaperusahaan - perusahaan yang berpartisipasi dalam pembangunanmusholla kami”69
Bagi penerima program bina lingkungan sepeti kasus diatas, penerima
program mengakui sangat merasakan betul manfaat dari bantuan yang
diberikan oleh PT. Jasindo. Dikatakan sangat bermanfaat karena latar
belakang permintaan bantuan merupakan ide dari masyarakat itu sendiri
yang tentunya merupakan kebutuhan mereka. Salah satunya dapat dilihat
dari program pembangunan musholla yang dilakukan di daerah Bidara
Cina oleh Jasindo. Dengan mengaitkan pernyataan tersebut dan teori yang
diungkapkan oleh Peter Brew diatas, dalam hal ini nilai manfaat yang
dirasakan lebih condong pada poin peningkatan infrastruktur. Berkat niat
dan kontribusi warga untuk memperbaiki lingkungan serta bantuan yang
diberikan PT. Jasindo, Infrastruktur tersebut dapat terwujud dengan baik.
69 Kutipan wawancara pribadi dengan Bapak AJ selaku perwakilan Penerima Program Bina Lingkungan.
123
Berdasarkan pengakuan yang dikemukakan oleh penerima program
PK dan penerima program BL (PKBL PT. Asuransi Jasa Indonesia),
peneliti menarik kesimpulan bahwa hampir semua poin dari Teori Manfaat
Pelaksanaan CSR bagi Masyarakat yang dikemukakan oleh Peter Brew,
sesuai dengan manfaat yang dirasakan oleh penerima program PKBL dari
PT. Asuransi Jasa Indonesia.
124
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka diperoleh hasil penelitian,
antara lain:
1. Pelaksanaan PKBL yang dilakukan PT. Jasindo tahun 2012 – 2013 belum
sepenuhnya merujuk pada motif kewargaan, masih ada beberapa program yang
motifnya bersifat karitas dan filantropi. Seperti yang telah dijabarkan pada
pembahasan sebelumnya, dimana program BL berupa bantuan bencana alam
motifnya karitas dikarenakan bantuan tersebut masih sebatas memenuhi
kebutuhan sesaat. Program PKBL yang motifnya kewargaan tercermin pada
program Kampung Jasindo 2012, dalam program tersebut prinsip – prinsip
citizenship telah mengacu pada konsep pemberdayaan.
2. Pola pelaksanaan PKBL tahun 2012 di Jasindo lebih banyak dilakukan dengan
cara bermitra dengan pihak atau lembaga lain. Kegiatan PKBL yang dilakukan
dengan bermitra pada pihak lain dilakukan sebanyak 40 kegiatan. Lembaga
sosial dan perusahaan yang bekerja sama dengan Jasindo tahun 2012, sebagian
diantaranya adalah STIMRA, Persatuan Purnawirawan Angkatan Laut (PPAL),
Yayasan Sanggar Penderita Cacat, LPM Universitas Pancasila dan lain – lain.
125
Jumlah dana yang dikeluarkan, untuk 40 kegiatan PKBL yang dikelola
bersama pihak lain mencapai Rp. 6.085.240.700. Jumlah ini terlampau jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan PKBL yang dilaksanakan secara langsung,
melalui yayasan pribadi maupun konsorsium, rata – rata diantaranya terlaksana
dengan biaya kurang dari dua milliaar (untuk rinciannya perhatikan tabel 4.12)
3. Terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh perusahaan maupun penerima
program dari implementasi kegiatan PKBL. Adapun manfaat – manfaat yang
didapatkan PT. Jasa Asuransi Indonesia (Jasindo) dari pelaksanaan PKBL.
antara lain: Jasindo dapat memupuk loyalitas konsumen sehingga dapat
mempertahankan citra baik perusahaan, menjaga tingkat profitabilitas serta
memenuhi harapan stakeholder sesuai dengan misi perusahan, dan dapat
membentangkan akses menuju peluang pasar yang lebih luas. Dan berdasarkan
pengakuan yang dikemukakan oleh penerima program PK dan penerima
program BL (PKBL PT. Asuransi Jasa Indonesia), peneliti menarik kesimpulan
bahwa hampir semua poin dari Teori Manfaat Pelaksanaan CSR bagi
Masyarakat yang dikemukakan oleh Peter Brew, sesuai dengan manfaat yang
dirasakan oleh penerima program PKBL dari PT. Asuransi Jasa Indonesia
126
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti merekomendasikan
beberapa saran, antara lain:
1. Bagi Perusahaan
a. Penyaluran dana bantuan Bina Lingkungan kepada masyarakat yang
dilakukan oleh PT. Asuransi Jasa Indonesia, belum disertai dengan
penyerahan kewajiban pada penerima bantuan untuk membuat Laporan
Pertanggung Jawaban (LPJ). Padahal LPJ ini sangat berguna untuk
membangun rasa tanggung jawab masyarakat, selain itu juga dapat
mempermudah perusahaan dalam memonitoring pemanfaatan dana bantuan
yang telah disalurkan.
b. Bantuan Program Kemitraan bentuk Hibah belum jadi keutamaan
perusahaan dalam membantu UKM. Padahal akan lebih baik bila penyaluran
dana pinjaman diawali, dengan terlebih dahulu mengajak mitra binaan untuk
berdiskusi bersama tenaga ahli dalam membuat rencana anggaran biaya
untuk UKMnya. Dengan itu pinjaman yang telah disalurkan pada mitra
binaan, dapat dimaksimalkan manfaatnya, karena dana yang sepenuhnya
digunakan hanya untuk kepentingan perkembangan UKM miliknya.
127
DAFTAR PUSTAKA
Akuntono, Indra. “Perbaikan Kampung Ala Jokowi Tak Gunakan APBD,” Artikel
diakses pada 17 Desember 2012 dari http://www.kompas.com/lipsus/
Arifin, Dzul Afifah. “Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Kegiatan CSR
Oleh PT. Wirakarya Sakti Dalam Penguatan Ekonomi Lokal,” Skripsi S1
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. 2011.
Ayu, Nanda. “Implementasi Corporate Social Responsibility(CSR) PT. Bank Rakyat
Indonesia Tbk.: Kantor Unit Porang,” Jurnal Akuntansi Universitas Negeri
Surabaya Volume 1, no. 1, (2012): h. 1.
Damang, “Prinsip Jaminan Kredit oleh Bank,” Artikel ini diakses pada 22 November
2011 dari http://www.negarahukum.com/
Herawati, Evi. “Menjadi Perusahaan yang Bertanggung Jawab.” Majalah PKBL
Action Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan BUMN, 1 April 2013: h. 87.
Holme, Richard dan Watt Phil. “Corporate Social Responsibility: Making Good
Business Sense.” Artikel diakses pada 2007 dari www.wbcsd.adf.com
Indarti, Sri. “Trade off Corporate Social Responsibility BUMN dan Pengembangan
UMKM Di Provinsi Riau: Studi Kasus PT. Jasa Raharja Cabang Provinsi Riau,”
Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan Tahun II, no. 6 (Juli 2012):h. 258.
Irfan. “Jasindo Kembali Raih sertifikasi AM BEST.” Artikel diakses pada 10 Juli
2013 dari http://www.travelcare.co.id/oindex.php/news/read/8
128
Kartono, Kartini. Mengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: CV mandar
Maju,1990.
Kasan, Munawar. ”Menambah Model CSR BUMN Asuransi Komersial.” Artikel
diakses pada 10 Januari 2013 dari http://www.bpjs.info/prisma/
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kebijakan Kementerian BUMN
tentang Program Corporate Social Responsibility (CSR). Bandung: BUMN,
2010.
Keteng, Andi Muttya. “BPKP: Ahok Center Jadi Mitra CSR 18 Perusahaan di Rusun
Marunda.” Artikel diakses pada 15 Agustus 2013 dari www.Liputan6.com
Kotler, Philip and Lee, Nancy. Corporate Social Responsibility: Doing The Mosst
Good For Your Company and Your Cause. Hoboken, New Jersey: John Wiley
and Sons, Inc, 2005.
Kuwando, Fabian Januarius. “ Ini CSR Penyokong Jokowi - Ahok di Rasuna
Marunda.” Artikel diakses pada tanggal 15 Agustus 2013 dari
http://www.kompas.com/megapolitan/
Lexy J Moloeng, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda, 2004.
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2005.
Marnelly, T. Romi. “Corporate social Responsibility (CSR): Tinjauan Teori dan
Praktek di Indonesia.” Jurnal Aplikasi Bisnis Vol. 2, no. 2 (April 2012): h.50.
Miles, Matthew B dan Huberman, A. Michael. Analisis Data Kualitatif, terj. Tjetjep
Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Press, 1992.
Nasir, Mohammad. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988.
Papalia, dkk. Human Development. Amerika: Mc Graw Hill, 2007.
129
Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-05/MBU/2007 tentang program
kemitraan badan usaha milik Negara dengan usaha kecil dan program bina
lingkungan.
Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-05/MBU/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian BUMN.
Peraturan Menteri BUMN Nomor Per-20/MBU/2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-
05/MBU/2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan
Usaha Kecil Dan Program Bina Lingkungan.
Perusahaan Asuransi Jasa Indonesia (JASINDO). “Company Profile Corporate
Social Responsibility,” Artikel diakses pada 12 Juli 2013 dari
http://www.jasindo.co.id/
Ruslan, Rosadi. Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi. Jakarta: Raja
Gravindo Persada, 2004.
Saidi, Zaim dan Abidin, Hamid. Menjadi Bangsa Pemurah: Wacana dan Praktek
Kedermawanan Sosial di Indonesia. Jakarta: Piramedia, 2004.
Saputri, Pramitha Dika, “Kebijakan Estimasi Nilai Agunan Dalam Pemberian Kredit
Pada PT. Bogor Anggana Cendikia,” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas
Gunadarma, 2013.
Saraswati, Rosita Ayu. “Peranan Analisis Laporan Keuangan, Penilaian Prinsip 5c
Calon Debitur dan Pengawasan Kredit Terhadap Efektifitas Pemberian Kredit
Pada PD BPR Bank Pasar Kabupaten Temanggung.” Jurnal Nominal Vol. 1,
no.1 (2012): h. 5.
130
Sjafitri, Henny. “Peranan Analisis Laporan Keuangan, Penilaian Prinsip 5c Calon
Debitur dan Pengawasan Kredit Terhadap Efektifitas Pemberian Kredit Pada PD
BPR Bank Pasar Kabupaten Temanggung.” Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan Vol. 2, no.2 ( Mei 2011): h. 113-114.
Suharto, Edi. Pembangunan, Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Spektrum
Pemikiran. Bandung: Lembaga Study Pembangunan STKS {LSP- STKS}, 1997.
Sumadi, Budi Karya. “Penandatanganan MOU PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk
dengan Gubernur DKI dalam Program CSR,“ Artikel diakses pada 19 Desember
2012 dari www.ancol.com
Tri, Yanu. “Jenis – Jenis Badan Usaha di Indonesia”, Artikel diakses pada 12
September 2013 dari http://id.m.wikipedia.org/wiki/Badan_Usaha
Undang – Undang Dasar RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang - Undang Dasar RI Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Uno, Hamzah. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi aksara, 2009.
Usman, Nurul Widya Siska. “Analisis Pelaksanaan Program Kemitraan Dalam
Rangka Pemberdayaan UKM di Kota Padang (Studi Kasus, Program Kemitraan
PT. Semen Padang).” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Andalas, 2011.
Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi. Yogyakarta: Andi, 2010.
Wibisono, Yusuf. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik: Fascho Publishing,
2007.
Yasin, Mahmuddin. dkk. Perusahaan Bertanggung Jawab CSR vs PKBL cetakan
pertama. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2012.
131
Yudiviantho, Agung. “Strategi Pendanaan Melalui Sekuritisasi Piutang pembiayaan
Konsumen Pada PT. ABC Finance,” Tesis S2 Fakultas Ekonomi, Universitas
Indonesia, 2010.
Transkip Wawancara Penerima Program Bina Lingkungan
Subyek : Bapak Ahmad Jazuli (Panitia Pembangunan Musholla Al - Hidayah)
Tanggal : 2 September 2013 jam 15.15 – 16.50
Tempat : Musholla Al – Hidayah, Jl. Sensus RT/RW 04/04 Kelurahan Bidara Cina, JakartaTimur
1. Kapan anda mengajukan permintaan bantuan? dan kapan bantuan terealisasi?
“Lama juga ya, kalo gak salah setahun yang lalu seinget saya soalnya musholla ini sudah
berjalan satu tahun. Waktu itu jawabannya ada giliran dengan Bekasi, setelah dari Bekasi
baru bisa kesini, agak lama sih sekitar satu setengah bulan.”
2. Bagaimana kondisi bangunan sebelum dan sesudah menerima bantuan?
”Jadi gini mba, di lingkungan sini ada sekolahan SD yang udah lama ga keurus dan ga
berfungsi, warga maunya sekolah itu dibongkar dan dijadiin musholla aja.”
3. Apa yang anda ketahui mengenai program bina lingkungan?
“Bina Lingkungan itu apa ya mba? nama program CSRnya Jasindo? atau bagaimana. Saya
kurang paham.”
4. Dari mana anda mendapat informasi tentang program bina lingkungan di PT. Jasindo?
“Ada tetangga, anaknya kerja di PT. Jasindo, Hadi namanya sebagai teknisi.”
5. Terdapat beberapa persyaratan dari perusahaan yang harus dipenuhi oleh calon penerima
bantuan. Adakah persyaratan yang dirasa rumit dipenuhi?
“Inikan gak sepenuhnya saya yang kerjain, kita panitia kan kerjasama dari buat proposalnya
sampai cari dana. Masing - masing dari kitakan punya tanggung jawab yang
berbeda.Dapetin bantuan dari Jasindo tergolong mudah.Waktu itu sih cuma ngajuin
proposal, abis itu kita nunggu kabar.Trus ada orang Jasindonya dateng kesini buat survey,
baru deh dananya bisa cair.”
6. Langkah apa saja yang anda lakukan dalam upaya mendapatkan bantuan dari PT. Jasindo?
“Kita sih waktu itu ya sederhana ajalah, dana yang ada dari swadaya masyarakatkan kurang,
ya kita ngajuin ke perusahaan - perusahaan deket sini. Sebelumnya buat proposal dulu, trus
proposalnya sama pak Hadi dititip ke Direkturnya. Jasindo kasih kita 10 juta, uang aja sih
gak ada bantuan dalam bentuk lain.”
7. Bantuan dalam bentuk apa saja yang anda terima dari PT. Jasindo?
“Uang aja mba, yang 10 juta itu.”
8. Adakah pihak perusahaan yang melakukan kunjungan/ survey sebelum anda menerima
bantuan?
“Kalau tidak salah waktu itu dua orang yang survey kesini.Gak lama setelah itu dananya
cair.”
9. Saat berlangsungnya pembangunan adakah pengawasan atau pemantauan yang dilakukan
pihak jasindo? seperti apa?
“Cuma survey aja sih. Pas udah selesai dibangun juga ya udah gitu aja.Gak ada tuh kita
disuruh buat laporan pertanggung jawaban.”
10. Apa yang membuat anda mengambil keputusan memilih PKBL di PT. Jasindo?
“Kami mengajukan proposal ke beberapa perusahaan, untuk proposal yang kami ajukan ke
Jasindo itu ide dari pak hadi”
11. Dalam pelaksanaannya, pembangunan dilakukan secara gotong royong antar warga atau ada
tenaga khusus yang menangani?
“Pastinya pake tenaga ahli ya. Agar bangunannya bisa kokoh harus dikerjakan oleh yang
mengerti bagaimana cara mengerjakannya. Kita gak mau ambil resiko.”
12. Adakah kesulitan yang dihadapi dalam merealisasikan program ini?jika iya, adakah solusi
yang diberikan perusahaan dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi?
“Biasalah namanya juga dana swadaya, istilahnya dana sambil nyari, ya pembangunannya
jadi kesendet – sendet. Ada dana ya mulai pembangunan kalo dananya abis sambil nyari lagi
pembangunannya berhenti dulu. Gak bisa dibangun sekaligus.”
13. Adakah kontribusi warga setempat dalam program ini?jika iya, apa saja?
“Dana swadaya itu.Dana seikhlasnya dari tiap keluarga.”
14. Apakah sebelumnya sudah pernah mendapat bantuan dari PT. Jasindo? Jika sudah, kapan
dan berapa kali PT. Jasindo memberikan bantuan?
“Belum pernah mba, ini yang pertama kali.”
15. Manfaat apa saja yang dirasakan setelah menerima bantuan?
“Yang jelas sangat membantu karena tempat ibadah jadi lebih dekat. Kita pilih musholla
karena mudah - mudahan dengan adanya tempat ibadah, insyaAllah lingkungan akan
menjadi lebih baik. Selain itu, musholla adalah kebutuhan masyarakat, setiap individu ada
kebutuhan rohani dan jasmaninya.Artinya Jasindo membantu kami memenuhi kebutuhan
rohani kami, oleh karena itu kita sangat berterimakasih kepada perusahaan - perusahaan
yang berpartisipasi dalam pembangunan musholla kami.”
16. Apa saran yang ingin bapak sampaikan terkait dengan program Bina Lingkungan?
“Karena baru tahap awal, mudah – mudahan Jasindo mau kembali membantu kami dan ya
kalau bisa jangan hanya uang, bahan material juga kami terima.Biar lebih yakin juga.”
Transkip Wawancara Penerima Program Kemitraan
Subyek : Bapak Asmin Rangkudi ( Pengusaha Warung Sembako)
Tanggal : 29 Agustus 2013
Tempat : Warung Sembako Bapak AR di Gang Masjid At - Taqwa Rt/Rw 04/16 no. 17Kampung Pitara Kelurahan Pancoran Mas Kota Depok
1. Sejak kapan anda mendirikan kegiatan usaha ini?
“Awalnya usaha ini saya dirikan kecil - kecilan tapi sudah sejak dulu kami menjual
sembako.Coba saja adek perhatikan warung sekitar sini belum ada yang lengkap.Kebanyakan
mereka jual jajanan anak - anak.ada juga memang mereka jual kebutuhan pokok seperti gula,
rinso, sabun tetapi masyarakat tetap memilih berbelanja pada kami, Alhamdulillah. Warung
ini adalah mata pencaharian saya dari tahun 2000, sebab itu saya harus paham apa yang paling
dicari oleh masyarakat. Kebutuhan pokok seperti beras, gas, telur dan lain – lain itu yang
harus ada di warung saya. Selain itu baiknya kita bersikap ramah agar orang tak segan dan
nyaman beli diwarung kita”
2. Apakah yang membuat anda mengambil keputusan untuk bermitra dengan PT. Jasindo? Dari
mana anda mendapatkan informasi mengenai program kemitraan di PT. Jasindo?
“Saya baru dengar ada pinjaman yang bunganya sangat kecil karena yang saya ketahui selama
ini instansi hanya mau memberikan pinjaman dengan syarat – syarat yang sangat rumit dan
bunga yang besar.Untung ada bapak Yuki yang menerangkan bahwa PKBL ini berbeda, saya
langsung tertarik untuk menambah modal pada usaha saya.Cuma disuruh isi proposal setelah
itu nunggu keputusan diterima atau nggak.”
3. Apa yang anda ketahui mengenai program kemitraan?
“Program Kemitraan itu yang saya tau ya programnya PKBL. Semacam fasilitas perusahaan
yang melayani masyarakat dengan cara memberi pinjaman dengan bunga yang kecil serta
persyaratannya mudah dan gak berbelit – belit kaya di bank.”
4. Berapa jumlah dana yang anda ajukan sebagai pinjaman? Berapa dana pinjaman yang anda
dapatkan dan disetujui perusahaan?
“Tahun 2012 itu saya ajukan pinjam 30 juta, nunggu kira - kira tiga bulan baru ada keputusan
yang cair 20 juta.Sekarang sudah masuk angsuran ke 12, bulan September ini masuk 1 tahun.
Tiap bulannya 23 kali saya bayar 940 ribu, tapi bulan terakhir gak nyampe segitu tinggal
bayar sisanya aja 780 ribu setelah itu lunas.”
5. Selain uang pinjaman adakah bantuan lain yang anda terima dari PT. Jasindo?
“Gak ada, Jasindo hanya memberikan pinjaman modal dengan bunga yang kecil agar UKM –
UKM itu bisa berkembang dan maju.”
6. Adakah persyaratan – persyaratan dari PT. Jasindo yang memberaatkan?
“Oh, nggak.”
7. Adakah kesulitan yang anda hadapi saat masa pengembalian dana pinjaman?jika ada, adakah
solusi yang diberikan oleh perusahaan untuk mengatasi kesulitan tersebut?
“Alhamdulillah bapak belum pernah telat bayar angsuran, apalagi jatuh tempo. Alhamdulillah.
Kalaupun pendapatannya lagi minim, bapak pasti utamain bayar angsuran dulu walaupun kita
jadinya irit – irit ngeluarin kebutuhan bulanan keluarga. Bapak sih belum pernah certita
kesulitan bapak, apalagi ke Jasindo, jadi mungkin jasindo taunya kita lancar – lancar aja.”
8. Langkah apa saja yang anda lakukan dalam upaya mendapatkan bantuan dari PT. Jasindo?
“Pertama isi proposal. Catetin kebutuhan belanja kita, kaya beras, roko, gas, telor, minyak
tanah, dan lain – lain. Trus kasihin lagi ke Jasindo, sampai akhirnya dapet kabar kalau
pengajuan kita disetujui sama Jasindo.”
9. Berapa jumlah omset yang anda dapatkan sebelum dan sesudah menerima pinjaman dari PT.
Jasindo?
“Kalo dulu kira – kira omset kita perhari dua jutaan, setelah meminjam meningkat jadi dua
juta setengah sampai tiga juta kadang – kadang, kan barang kita nambah. Kita kan ngambil
keuntungan paling nggak 10% – 20%, umpamanya hari itu dapet dua juta artinya untung
bersih kita hari itu sekitar Rp. 200.000,00”
10. Apa saja manfaat yang anda peroleh setelah bermitra dengan PT. Jasindo?Apa saran yang
ingin anda sampaikan pada PT. Jasindoo terkait dengan program kemitraan?
“Saya merasa sangat terbantu sekali lah dek dengan pinjaman JASINDO ini, tadinya kan
sebelum dibantu biaya belanja kita kurang, dagangan sedikit.Alhamdulillah sekarang ada
kemajuan.Omset saya bertambah, biaya anak - anak semua jadi bisa tercukupi.Harapan saya
program ini bisa terus gitu, bantu pedagang - pedagang kecil macam saya ini biar maju
usahanya jadi sejahtera gitu walaupun harga - harga pada naik.”
Transkip Wawancara Kepala Biro PKBL PT. Asuransi Jasa Indonesia
Subyek : Bapak Pramono Edi ( Kepala Biro PKBL)
Tanggal : 18 Juli 2013
Tempat : Kantor Pusat PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) Jakarta
1. Sejak kapan perusahaan mulai mengimplementasikan PKBL?
“PKBL ini adalah istilah baru yang muncul sejak tahun 2007. Namun sebetulnya tahun 1992
embrio dari pada PKBL sudah ada pada saat itu namanya Unit PEGAL (Pengusaha
Golongan Ekonomi Lemah) yang sifatnya baru memberikan bantuan - bantuan sosial di
sektor ekonomi yaitu pinjaman ringan/ pinjaman dengan bunga yang sangat kecil.”
2. Apa yang melatarbelakangi perusahaan melakukan kegiatan PKBL?
“Seluruh perusahaan pasti mempunyai kontribusi dalam sumber daya alam meskipun dalam
skala yang kecil sekalipun.Seperti contohnya, perusahaan memiliki kamar mandi dan toilet
yang berkontribusi dalam pembuangan limbah, pengunaan pasak bangunan dalam
membangun perusahaan), dan bangunan perusahaan berdiri ditengah lingkungan
masyarakat.Tentunya akan sangat baik bagi tiap perusahaan baik milik BUMN atau Non-
BUMN untuk memberikan kenyamanan kepada manusia atau masyarakat dan juga
lingkungan alam.”
3. Bagaimana pandangan perusahaan mengenai PKBL?
“Melihat dari adanya prinsip keberlangsungan (sustainability)/ keberlanjutan. Dapat
diartikan dalam dua arti yang berbeda namun mempunyai makna yang sama. Keberlanjutan
ini adalah kontinitas kehidupan dari pada perusahaan, tentu akan menjadi eksis selama
masyarakat disekelilingnya ikut menikmati akan keberadaan perusahaan tersebut.
Sedangkan maksud dari keberlanjutan yang lainnya bahwa program - program di dalam CSR
itu tidak berhenti hanya sekali program tetapi berlanjut setiap tahunnya.Maka dari itu
dengan membentuk PKBL ini merupakan bentuk kepedulian, empati perusahaan, bentuk
trimakasih perusahaan terhadap lingkungan.Maka hubungan timbal balik itu dibuatlah secara
regulasi bahwa sebagian keuntungan dari perusahaan BUMN akan dikelola melalui Biro/
Unit PKBL untuk disalurkan kembali pada masyarakat (sektor ekonomi, sosial maupun bina
lingkungan)”.
4. Apa saja kebijakan dari perusahaan terkait PKBL?Apa saja syarat yang harus dipenuhi calon
mitra binaan?
“Melalui MBU 05 tahun 2007 Kementrian mewajibkan semua perusahan BUMN yang
memperoleh keuntungan diminta untuk membentuk 1 unit tersendiri meneruskan unit
PEGEL terdahulu menjadi unit khusus yaitu Biro PKBL/ Divisi PKBL. “Tentunya pertama
adalah mempunyai tempat usaha yang jelas, Warga Negara Indonesia (WNI), pertimbangan
utama adalah mempunyai prospek usaha kedepan. Pengusaha - pengusaha mikro yang
selama ini tidak dapat mengembangkan usahanya akibat modal yang ia punya tidak dapat
memenuhi keinginan pelanggan/permintaan konsumen. Dan penentu berikutnya adalah
usaha ini masih masuk didalam golongan usaha ekonomi lemah yang masuk kategori
mikro/kecil.Usaha yang belum mampu pinjam ke bank dengan bunga tinggi.Berikutnya
adalah mempunyai kemungkinan usaha tersebut menyerap tenaga kerja lokal.”
5. Adakah unit atau divisi khusus yang mengelola PKBL
“Dalam struktur organisasi PKBL PT. Jasindo, unit PKBL ini langsung dibawah
direksi.Untuk saat ini dipegang oleh Direktur Keuangan.Kemudiaan di dalam Biro PKBL
ada satu Kepala Biro, tiga seksi seksi keuangan, seksi penyaluran yang melakukan survey
serta seksi pembinaan yang bertugas membina mitra binaan).Pertanggung jawaban mitra
binaan dipegang oleh satu seksi, namun seksi ini bisa bekerja dengan lembaga - lembaga
independent sebagai penyalur. Atau biro PKBL membentuk tim tersendiri untuk berbuat hal
yang sama atau kita bersinergi oleh perusahaan BUMN lain yang membidangi bidang -
bidangnya secara khusus.””
6. Dari mana sumber dana PKBL berasal?Berapa besar dana PKBL yang dialokasikan pada
setiap masing- masing bidang?
“Secara regulasi bahwa yang dialokasikan atau yang disisihkan untuk PKBL yaitu PK
maksimal 2% dari keuntungan setelah dikenai pajak dan BL juga maksimal 2% dari
keuntungan setelah pajak atau keuntungan bersih sehingga total untuk PKBL maksimal
adalah 4% dari keuntungan bersih perusahaan. Namun pada kenyataannya PT. Jasindo lebih
sering mengalokasikan 1% untuk program kemitraan dan 1% untuk bina lingkungan. Total
untuk PKBL maksimal adalah 4%, namun demikian itu kata maksimal, jadi negosiable,
tergantung kondisi perusahaan. Perusahaan yang yang mempunyai sumberdaya didalamnya,
memerlukan share (jasa produksi, bonus dan sebagainya) atau pada kondisi keuangan seperti
asuransi yang lebih melindungi keuangan kedepan karena kita mengcover resiko atas klaim
yang belum terbayar/ belum terselesaikan, termasuk juga deviden yang diminta oleh
kementrian maka kondisi - kondisi tersebut dapat mempengaruhi kebijakan penentuan
berapa persen alokasi dana diberikan yang.”
7. Apakah disetiap tahun besar dana PKBL yang dialokasikan pada setiap bidangnya selalu
sama atau berubah? Apa yang mempengaruhi penentuan besar besar kecilnya dana yang
dialokasikan pada suatu bidang?
“Ada RKA yang nanti di syahkan dalam rapat tekhnis atau yang biasa disebut dengan Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) itu maksimal 1 bulan pengesahan keuntungan yang
disepakati didalam RUPS segera di limpahkan kepada Biro PKBL.”
8. Apa saja dampak dan manfaat yang diperoleh perusahaan stelah menjalankan PKBL?
“Manfaat yang didapatkan adalah dapat mensosialisasikan pada masyarakat akan
keberadaan perusahaan, namun bukan berarti hal tersebut dapat langsung menunjang
peningkatan produksi perusahaan tapi lebih kepada sosialnya.Menginformasikan secara
tidak langsung pada masyarakat bahwa perusahaan memiliki kepedulian yang tinggi
terhadap sosial terlebih apabila mereka menjadi klien dari salah satu produk asuransi yang
ada di PT. JASINDO. Dengan kata lain kegiatan PKBL ini dapat membangun kepercayaan
masyarakat terhadap perusahaan. Masyarakat menjadi lebih yakin/ percaya pada produk -
produk yang ditawarkan PT. JASINDO.”
9. Bagaimana tata cara penyaluran dana?
“Pertama ditangani oleh seksi penyaluran karena setiap proposal diterima dan seksi
penyaluran akan melakukan dua macam survey pertama adalah mempelajari/menganalisa
proposal yang ada kemudian kita mempersiapkan pertanyaan - pertanyaan yang diperlukan
apabila nanti kita melakukan survey ke lapangan, membuktikan keberadaan usaha,
memberikan kepastian keberadaan objek, meneliti kepemilikan, kemudian melihat realita
dari pada usaha itu apakah di tempat yang strategis banyak pelanggannya atau mempunyi
prospek atau tidak. “Tujuan dari melakukan survey adalah untuk mempermudah melakukan
analisa, secara prosedur biro PKBL melakukan analisa 5C terhadap calon mitra binaan
namun analisa 5c yang kita lakukan berbeda dengan yang dilakukan oleh bank atau lembaga
jasa simpan pinjam kebanyakan. Karena analisa pinjaman/ kelayakan pinjaman yang kita
lakukan pertimbangannya lebih kepada menelaah seberapa besar kebutuhan masyarakat
sekitar terhadap usaha calon mitra binaan, adakah prospek dan rata - rata dari calon mitra
binaan belum bisa memenuhi syarat secara administrasi.”
10. Berapa maksimal pinjaman yang boleh diajukan?berapa bunga yang harus ditanggung mitra
binaan?
“Regulasi mengatur maksimal penyaluran dana adalah 90 % dari pengajuan. Sebagai badan
yang membentuk PK dalam bentuk bantuan terhadap Usaha Menengah Koprasi dan Mikro
(UMKM), kita melakukan survey secara independent, dalam arti menelaah kembali
layakkah mitra untuk dibantu, dan memenuhi syarat atau tidak untuk dibantu. Kedua apakah
pantas dipenuhi 90% atau dibawah dari itu.”
11. Sejauh mana masyarakat dilibatkan dalam tahapan - tahapan merealisasikan program
PKBL?
“Dalam melakukan aktifitas sosial ,pihak - pihak yang dibantu minimal ikut serta
menunjukan kemandirian dan kemauannya dengan swadaya baik tenaga maupun dana.
Program bina lingkungan ini tidak diberikan begitu saja karena jika mereka terima bersih
seperti itu, tidak akan tumbuh rasa memiliki terhadap program sehingga perawatannyapun
buruk. Dari situ kita mendidik masyarakat untuk aware pada bantuan yang kita berikan
dengan itu efisien suatu bantuan akan lebih terasa.”
12. Bagaimana mekanisme monitoring dan evaluasi program baik yang sedang berjalan maupun
yang telah berjalan?Apakah hasil evaluasi program PKBL sebelumnya mempengaruhi cara
merealisasikan program PKBL selanjutnya?
“Monitoring dilakukan dengan mendamping mitra binaan sekaligus memonitor. Mekanisme
yang dilakukan adalah melakukan kunjungan secara rutin (bulananan dan triwulan) dimana
dalam aktifitasnya memonitor mengenai perkembangan usaha, kendala - kendala yang
dihadapi keteraturan angsuran, dan melihat hal apa yang perlu diberikan pengetahuan
pendukung yang harus disampaikan (misalnya: pembukuan, kesehatan, tata kelola usaha,
tekhnologi, dan lain - lain). Solusi - solusi seperti ini yang harus disampaikan.”
Dokumentasi Observasi dan Wawancara
Peneliti dan Penerima Program PK Peneliti dan Penerima Program BL
Realisasi Program BL (Masjid AlHidayah)