Post on 17-Jul-2019
PRODUKSI HIJAUAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DAN
KACANG TANAH (Arachis hypogeae L.) YANG DITANAM DENGAN
SISTEM TUMPANGSARI
SKRIPSI
Oleh:
KURNIATI
I111 13 510
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii
PRODUKSI HIJAUAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DAN
KACANG TANAH (Arachis hypogeae L.) YANG DITANAM DENGAN
SISTEM TUMPANGSARI
SKRIPSI
Oleh :
KURNIATI
I111 13 510
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
1. Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Kurniati
NIM : I111 13410
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli
b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi ini, terutama Bab
Hasil dan Pembahasan tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan
atau dikenakan sanksi akademik yang berlaku.
2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan
seperlunya.
Makassar, Agustus 2017
Kurniati
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi :Produksi hijauan tanaman jagung (Zea mays L.)dankacang
tanah(Arachis hypogaea L) Yang ditanam dengan sistem
tumpangsari
Nama : Kurniati
NIM : I 111 13 510
Fakultas : Peternakan
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh :
Pembimbing Utama
Dr. Ir. Budiman Nohong, MP
NIP. 19581231 198603 1 026
Pembimbing Anggota
Prof. Dr. Ir. H. Syamsuddin Hasan, M.Sc
NIP. 19520923 197903 1 002
Dekan fakultas Peternakan
Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc
NIP. 19641231 198903 1 025
Ketua Prodi Ilmu Peternakan
Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M.Sc
NIP. 19640712 198911 2 002
Tanggal lulus :
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Alhamdulillah Segala puji bagi ALLAH SWT yang memiliki sifat Ar-
Rahman dan Ar-Rahim, dengan kemulian-Nyalah sehingga diberikan kesehatan,
ilmu pengetahuan, rejeki dan nikmatnya serta shalawat dan salam semoga selalu
tercurah kepada Rasulullah MUHAMMAD SAW Beserta keluarganya, sahabat
dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga hari akhir, yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini,
setelah mengikuti proses belajar, pengumpulan data, pengolahan data, bimbingan
sampai pada pembahasan dan pengujian skripsi.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menemukan hambatan dan
tantangan, sehingga penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan sebagai suatu karya ilmiah, hal ini disebabkan oleh
faktor keterbatasan penulis sebagai manusia yang masih berada dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan partisipasi aktif dari
semua pihak berupa saran dan kritik yang bersifat membangun demi
penyempurnaan tulisan ini.
Penulis menghaturkan terima kasih dan sembah sujud kepada Allah SWT
yang telah memberikan segala kekuasaan-Nya dan kemurahan-Nya juga kepada
kedua orang tuaku Ayahanda Sinring Ibunda Mansa yang telah melahirkan,
membesarkan, mendidik dan mengiringi setiap langkahpenulis dengan doa restu
yang tulus serta tak henti-hentinya memberikan dukungan baik secara moril
vi
maupun materil. Penulis juga menghaturkan terima kasih kepada kedua kakanda
Hermansyah dan Faisal Akbar, S.Pi yang selalu memberikan dukungan moril
dan materil kepada penulis dan telah menjadi inspirasi dalam hidup penulis hingga
selalu termotivasi untuk terus belajar hingga ke jenjang yang lebih tinggiserta
seluruh keluarga besar yang selalu memberi motivasi, Kalian adalah orang-orang
di balik kesuksesan penulis menyelesaikan pendidikan di jenjang (S1). Terima
Kasih.
Pada kesempatan ini dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati penulis
juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang
setinggi tingginya kepada :
Dr. Ir. Budiman Nohong, MP, sebagai pembimbing utama dan Dr. Prof. Dr.
Ir. H. Syamsuddin Hasan, M.Sc, selaku pembimbing anggota yang telah
banyak meluangkan waktunya untuk mendidik, membimbing, mengarahkan
dan memberikan nasihat serta motivasi sejak awal penelitian sampai
selesainya penulisan Skripsi ini.
Dr. Ir. Syahriani Syahrir, M.Si, Ir. Zain Mide, M.S, Dr. Ir. Hj.
Rohmiyatul Islamiyati, M.S selaku pembahas dan Dr. Hj. Jamila, S.Pt.,
M.Si selaku panitia mulai dari seminar proposal hingga seminar hasil
penelitian, terima kasih telah berkenan mengarahkan dan memberi saran
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Marhamah Nadir, SP, M.Si., Ph.D selaku penasehat akademik yang sangat
membantu penulis dalam menyelesaikan pendidikan S1.
Prof. Dr.Ir. Sudirman Baco, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin.
vii
Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M.Sc selaku Ketua Program Studi
Peternakan Universitas Hasanuddin.
Prof. Dr. Dwia Aries Tina Palubuhu, M.A, selaku Rektor Universitas
Hasanuddin.
Dosen Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin yang telah
banyak memberi ilmu yang sangat bernilai bagi penulis.
Seluruh Staf dalam lingkungan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin,
yang selama ini telah banyak membantu dan melayani penulis selama
menjalani kuliah hingga selesai.
Kepada teman penelitian Eva Pertiwy Salempang yang telah banyak
membantu selama berada dilapangan.
Teman-teman LARFA 13 (Large Family Farm 2013) dan HUMANIKA UH
(Himpunan Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak Universitas Hasanuddin).
Terima kasih atas kenangan yang berawal dari mahasiswa baru hingga kita
semua meraih gelar S.Pt, meskipun kebersamaan ini singkat tapi kita
mengawalinya bersama disini dan akan selamanya menjadi teman.
Kepada Larfa D’Sembarangmo yang telah menjadi keluarga kecil di Kampus
Universitas Hasanuddin terima kasih telah menemani penulis di saat suka
maupun duka selama menempuh pendidikan di bangku kuliah.
Terimakasih kepada Eva Pertiwy Salempang seperjuangan sampai sekarang
mulai dari Seminar pustaka, seminar usulan penelitian dan seminar hasil,
teman yang paling mengerti dan selalu ada saat penulis membutuhkan
pertolongan. Terima kasih buat kebersamaannya semoga selamanya.
viii
Kepada, Haryanti, Mutmainna, Rafiah, A. Ni’Mahtul Churriyah dan A.
Nur Insani terima kasih telah banyak membantu dan menjadi teman yang
baik selama proses perkuliahan.
Sahabat dari SMA sampai Sekarang Yuliana Wahid, Julaela, Jumriah dan
Sunarti terima kasih sudah selalu menemani selama 8 tahun ini.
Rekan-rekan Seperjuangan di lokasi KKN 93 Kecamatan Lilirilau. Terutama
Posko Kelurahan Pajalesan Asyrah Sarif, Lutfiatul Faillah, Kiki Winriana
Radewing, Dian, Fadel Muhammad dan Awal mubarak serta Ahmad
Rosandi yang membantu saya menjalankan proker. Terima kasih atas
kerjasamanya dan pengalaman saat KKN.
Terima kasih kepada Semua pihak yang tidak dapat penulis ucapkan satu
persatu yang selalu memberikan doa kepada penulis hingga selesai
penyusunan Skripsi ini.
Semoga Allah S.W.T membalas budi baik semua yang penulis telah
sebutkan diatas maupun yang belum sempat ditulis. Akhir kata, Harapan Penulis
kiranya skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya dan diri
pribadi penulis. Amin....
Wassalumualaikum Wr.Wb.
Makassar, Agustus 2017
Kurniati
ix
RINGKASAN
Kurniati (I111 13 510). Produksi Hijauan Tanaman Jagung (Zea mays L) Dan
Kacang Tanah (Arachis hypogeae L) Yang Ditanam Dengan Sistem Tumpangsari
(Dibawah bimbingan Budiman Nohong sebagai Pembimbing Utama dan
Syamsuddin Hasan sebagai Pembimbing Anggota)
Penelitian ini bertujuan mengetahui produksi hijauan dan biji jagung dengan
kacang tanah yang ditanam dengan sistem tumpangsari.Penelitian ini
menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3
ulangan. Perlakuan ini terdiri dari P1 jagung tanam tunggal (6 jagung : 0 kacang
tanah), P2 tumpangsari jagung dan kacang tanah (4 jagung : 2 kacang tanah), P3
tumpangsari jagung dan kacang tanah (3 jagung : 3 kacang tanah), tumpangsari
jagung dan kacang tanah (2 jagung : 4 kacang tanah), P5 kacang tanah tanam
tunggal (0 jagung : 6 kacang tanah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perlakuan P2 menhasilkan hijauan (279g/plot) dan biji (74,33g/100 biji), P3
menghasilakan hijauan (322g/plot) dan biji (79,33g/100 biji), P4 menghasilkan
hijauan (394g/plot) dan biji (87,67g/100 biji).Kesimpulan menunjukkan bahwa
produksi hijauan dan biji jagung dengan kacang tanah yang ditanam dengan
sistem tumpangsari diperoleh hasil tertinggi pada perlakuan P4 dengan
perbandingan 2 jagung dan 4 kacang.
Kata kunci: Hijauan, Jagung, Kacang Tanah, Produksi dan Tumpangsari
x
ABSTRACT
Kurniati (I111 13 510). Growth and Forage Production of Corn (Zea mays L) and
Peanut (Arachis hypogeae L) Which Were Planted Using Intercropping Systems
(Under the guidance of Budiman Nohong as Main Supervisor and Syamsuddin
Hasan as Member Supervisor)
Intercropping is one of the planting systems where two or more different crops are
planted on the same land. This study aims to determine the growth and production
of corn and peanut seeds and to produce straw as a source of quality ruminant
livestock feed. This study used a complete randomized design (RAL) consisting of
5 treatments and 3 replications. The treatment consisted of P1 single corn (6
corns: 0 peanuts), P2 intercropping of corns and peanuts (4 corns: 2 peanuts), P3
intercropping of corns and peanuts (3 corns: 3 peanuts), P4 intercropping of corns
and peanuts (2 corns: 4 peanuts), P5 of single planting peanuts (0 corn: 6
peanuts). It was concluded that the corns (Zea mays L.) and
peanuts (Arachis hypogaea L.) planted using intercropping system showed
significant results in treatment P3 to the height of the plant and the number of
leavesdue to the nitrogen contribution from peanuts which increase the production
of corns. The total production intercropping of corn and peanut seeds obtained the
highest yield was on the P4 treatment with the ratio of 2 corns and 4 peanuts.
Keywords: Corn, Peanut, Production and Intercropping
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................... iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
RINGKASAN ............................................................................................ ix
ABSTRACT ............................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv
PENDAHULUAN
Latar Belakang .............................................................................. 1
Rumusan Masalah .......................................................................... 2
Tujuan dan Kegunaan ..................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran Umum Jagung (Zea mays L) dan Syarat Tumbuh ........ 3
Gambaran Umum Kacang Tanah (Arachis hypogeae L) ............... 7
Tumpangsari Jagung (Zea mays L) dan Kacanag Tanah (Arachis
hypogeae L) ................................................................................... 10
Hipotesis ......................................................................................... 14
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat ......................................................................... 15
Materi Penelitian ............................................................................ 15
Prosedur Penelitian ........................................................................ 15
Parameter Yang Diukur.................................................................. 17
Analisis Data .................................................................................. 18
xii
HASIL DAN PEMBAHASAN
Produksi Hijauan ............................................................................ 19
Produksi Biji .................................................................................. 21
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .................................................................................... 22
Saran ............................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 23
LAMPIRAN ............................................................................................. 26
DOKUMENTASI ...................................................................................... 28
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
No. Halaman
Teks
1. Total Produksi Hijauan Jagung (Zea mays L) dan Kacang Tanah
(Arachis hypogeal L) yang Ditumpangsarikan ..................................... 19
2. Produksi Biji Jagung (Zea mays L) dan Kacang Tanah (Arachis
hypogeal L) yang Ditumpangsarikan .................................................... 21
xiv
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
Teks
1. Rancangan Penanaman Jagung dan Kacang Tanah .............................. 17
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hijauan pakan sebagai pakan utama ternak ruminansia sering mengalami
kekurangan terutama pada musim kering dengan mutu yang rendah. Selain itu
penggunaan lahan untuk tanaman pakan masih bersaing dengan tanaman pangan
karena tanaman pakan belum menjadi prioritas. Peningkatan pola pertanian
tanaman pangan mennyebabkan produksi limbah tanaman pangan yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber pakan.
Tumpangsari merupakan suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture)
atau cara bercocok tanam pada satu petak (satu areal) lahan tanam dengan
melibatkan dua atau lebih jenis tanaman yang umumnya dalam penanaman dalam
waktu bersamaan. Dan secara berdekatan pada lahan yang sama dan terdapat
interaksi diantara tanaman tersebut (Sullivan, 2003). Tanaman yang
ditumpamgsarikan dipilih dari tanaman yang mempunyai akar dalam dan tanaman
yang berakar dangkal.Hal ini untuk menghindari persaingan penyerapan zat hara
dari dalam tanah. Tinggi dan lebar tajuk antara tanaman yang ditumpangsarikan
akan berpengaruh terhadap penerimaan cahaya matahari akan berpengaruh
terhadap hasil secara keseluruhan (Supriyatman, 2011).
Tumpangsari jagung dan kacang tanah dipilih karena kacang tanah
memiliki produksi yang tinggi serta kacang tanah mampu mengikat nitrogen
sehingga mampu menyuburkan tanah. Penggunaan sistem tanam tumpangsari ini
akan memberikan pendapatan yang lebih besar dibandingkan jika menerapkan
sistem tanam monokultur karena dalam sistem tumpangsari pemanfaatan lahan
2
secara optimal. Tumpangsari jagung dengan kacang tanah menghasilkan jerami
sebagai sumber pakan untuk ternak ruminansia.
Rumusan Masalah
Pola tanam tunggal (monokultur) yang masih banyak dilakukan kurang
efektif karena menghasilkan tanaman dalam jumlah yang terbatas.Salah satu
alternatif untuk mendapatkan hasil yang lebih dari satu jenis secara cepat serta
menguntungkan adalah dengan sistem tumpangsari.Tumpangsari adalah bagian
dari multiple cropping yaitu penanaman lebih dari satu tanaman pada waktu yang
bersamaan atau selama periode tanam pada satu tempat yang sama. Oleh karena
itu, diharapkan dengan pola tanam sistem tumpangsari jagung dan kacang tanah
dapat memberikan keuntungan.Tanaman jagung dan kacang tanah selain
menghasilkan biji untuk pangan juga menghasilkan jerami sebagai sumber pakan.
Tujuan dan Kegunaan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi biji
jagung dan kacang tanah serta menghasilkan jerami sebagai sumber pakan ternak
ruminansia yang berkualitas.
Kegunaan penelitian adalah sebagai salah satu sumber informasi bagi
masyarakat khususnya peternak tentang pola tanam dengan sistem tumpangsari
yang dapat menghasilkan hasil panen dan produksi jerami jagung dan kacang
tanah.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran Umum Tanaman Jagung (Zea mays L)dan Syarat Tumbuh
Jagung (Zea mays. L) merupakan tanaman semusim yang menyelesaikan
satu siklus hidupnya selama 80-150 hari. Tanaman jagung merupakan tanaman
tingkat tinggi dengan klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub division : Angiospermae
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L. (Iriany dkk., 2007)
Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (graminae) darisub
famili myadeae. Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah teosinte
dan tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung. Teosinte
berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar didaerah
pertanaman jagung. Jagung merupakan tanaman berumah satu Monoecious
dimana letak bunga jantan terpisah dengan bunga betina pada satu tanaman.
Jagung termasuk tanaman C4 yang mampu beradaptasi baik pada faktor-
faktor pembatas pertumbuhan dan hasil. Salah satu sifat tanaman jagung
sebagai tanaman C4, antara lain daun mempunyai laju fotosintesis lebih tinggi
dibandingkan tanaman C3, fotorespirasi rendah, efisiensi dalam penggunaan
air (Muhadjir, 1988).
4
Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang,
berbentuksilindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku
ruas terdapat tunas yang berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas
berkembang menjadi tongkol yang produktif. Batang memiliki tiga komponen
jaringan utama, yaitu kulit (epidermis), jaringan pembuluh (bundles vaskuler),
dan pusat batang (pith). Setiap daun terdiri atas helaian daun, ligula, dan
pelepah daun yang erat melekat pada batang. Jumlah daun sama dengan jumlah
buku batang. Jumlah daun umumya berkisar antara 10-18 helai, rata-rata
munculnya daun yang terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap daun (Malti dkk.,
2011)
Daun jagung muncul dari bukubuku batang, sedangkan pelepah daun
menyelubungi ruas batang untuk memperkuat batang. Panjang daun bervariasi
antara 30-150 cm dan lebar daun 4-15 cm dengan ibu tulang daun yang
sangat keras. Tepihelaian daun halus dan kadang-kadang berombak.Bunga
jantan terletak dipucuk yang ditandai dengan adanya malai atau tassel dan bunga
betina terletak di ketiak daun dan akan mengeluarkan stigma. Bunga jagung
tergolong bunga tidak lengkap karena struktur bunganya tidak mempunyai
petal dan sepal dimana organ bunga jantan (staminate) dan organ bunga
betina (pestilate) tidak terdapat dalam satu bunga disebut berumah satu
(Rochani, 2007).
Secara umum tanaman jagung dapat tumbuh pada daerah dengan
ketinggian 0-1.300 m dari permukaan laut dan dapat hidup baik di daerah
panas maupun dingin. Intensitas cahaya merupakan faktor penting dalam
pertumbuhan tanaman jagung oleh sebab itu tanaman jagung harus
5
mendapatkan cahaya matahari langsung. Bila kekurangan cahaya batangnya
akan kurus, lemah, dan tongkol kecil serta hasil yang didapatkan rendah.
Selama pertumbuhan tanaman jagung harus mendapatkan sinar matahari yang
cukup karena sangat mempengaruhi pertumbuhannya. Jumlah radiasi surya
yang diterima tanaman selama fase pertumbuhan merupakan faktor yang
penting untuk penentuan jumlah biji (Sutoro dkk., 1988).
Komposisi legum pada perlakuan tersebut tidak banyak berbeda, kemudian
legum bersimbiosis dengan bakteri untuk menghasilkan nitrogen dalam
tanah.Leguminosa menghasilkan bahan organik untuk bakteri yang kemudian
bakteri mengubah menjadi N yang dapat digunakan oleh tanaman.Nitrogen
merupakan unsur hara utama tanaman bagi pertumbuhan yang pada umumnya
sangatdiperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif
tanamanseperti daun, batang dan akar. Penambahan unsur hara akan
meningkatkan pertumbuhan tanaman, jika tanaman kekurangan unsur hara akan
terlihat nyata pada pertumbuhan dan perpanjangan akar (Setiadi, 2006).
Limbah tanaman jagung sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai
pakan, tetapi hanya untuk ternak ruminansia karena tingginya kandungan
serat.Jerami jagung merupakan bahan pakan penting untuk sapi pada saat rumput
sulit diperoleh, terutama pada musim kemarau.Jerami jagung yang diawetkan
dengan pengeringan matahari menghasilkan berbagai macam produk sampingan
yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. jerami jagung selain diberikan
dalam bentuk segar, dapat dikeringkan atau diolah menjadi pakan awet seperti
pelet, cubes dan disimpan untuk cadangan pakan ternak (Nulik dkk., 2006).
6
Berdasarkan komposisi nutrisinya, hijauan jagung tersebut yang diberikan
kepada ternak dipengaruhi oleh masa panennya. Tanaman jagung yang dipanen
muda, maka kadar air tanaman jagung akan tinggi, tetapi kadar air akan menurun
dengan makin tuanya umur tanaman jagung tersebut, terutama pada biji ( Subandi
dkk., 1988).
Hijauan asal tanaman jagung diharapkan dapat menggantikan rumput
sebagai pakan. Hijauan jagung termasuk batang dan daun (jerami jagung) yang
masih kering atau segar dipotong-potong untuk dibuat silase. Pada periode jerami
jagung segar kaya akan gizi terutama zat gizi sehingga membantu proses
fermentasi dan silase yang terbentuk lebih disukai ternak dengan bobot nutrient
tercerna 60-70% dan protein sekitar 11-15% Tangendjaja dan Wina (2006).
Limbah tanaman jagung dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak (Engel
dkk., 2008) khususnya ternak ruminansia, ketersediannya cukup banyak. Kendala
utama yang dihadapi dalam penggunaan limbah tanaman jagung sebagai pakan
ternak yaitu protein, kecernaan dan palatabilitas yang rendah. Salah satu
teknologi yang dapat diterapkan dalam rangka meningkatkan manfaat limbah
tanaman jagung adalah dengan memanfaatkannya sebagai sumber serat dalam
bentuk biskuit yang memiliki bentuk kompak sehingga diharapkan dapat
langsung diberikan kepada ternak dan dapat mengatasi kelangkaan hijauan pakan
ternak domba.
Syarat bagi tercapainya hasil produksi jagung yang tinggi adalah
ketersediaan unsur hara yang optimal yang salah satu hara tersebut adalah
nitrogen.Masalah penggunaan nitrogen, terutama di daerah tropis dengan suhu dan
kelembaban tinggi serta iklim basah seperti Indonesia, adalah efisiensinya yang
7
rendah.Oleh sebab itu diharapkan pada sistem tanam tumpangsari jagung dan
kacang tanah dapat memberikan pengaruh yang positif pada pertumbuhan dan
hasil tanaman jagung sehingga penggunaan pupuk nitrogen dalam budidaya
tumpangsari menjadi efisien karena tanaman jagung mendapatkan rembesan N
yang berasal dari tanaman kacang tanah (Myrna, 2003).
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah subur,
gembur, banyak mengandung bahan organik, aerase dan drainasenya baik.
Jagung dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah asalkan mendapatkan
pengolahan yang baik.Tanah dengan tekstur lempung berdebu adalah yang
terbaik untuk pertumbuhannya. Tanah-tanah dengan tekstur berat masih dapat
ditanami jagung dengan hasil yang baik bila pengelolaan tanah dikerjakan
secara optimal, sehingga aerase dan ketersediaan air di dalam tanah berada
dalam kondisi baik. Kemasaman tanah (pH) yang baik untuk pertumbuhan
tanaman jagung berkisar antara 5,6-7,5 (Rochani, 2007).
Gambaran Umum Kacang Tanah (Arachishypogaea L)
Kedudukan tanaman kacang tanah dalam sistematika (taksonomi)
tumbuhan menurut Fachruddin( 2000) diklasifikasikan sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Arachis
8
Spesies : Arachis hypogealL.
Kacang tanah merupakan tanaman C3 yang mempunyai tingkat kejenuhan
cahaya lebih rendah dibandingkan dengan tanaman C4, sehingga mempunyai
peluang untuk dikembangkan pada kondisi cahaya rendah seperti tumpang
sari dengan tanaman pangan maupun tanaman perkebunan yang masih muda
(Sundari dkk., 2005). Lakitan (1996) menyatakan tanaman C3 dan C4
merupakan jenis tanaman yang cukup luas tumbuh di daerah tropis. Tanaman C4
menurut para ahli fisiologis adalah tanaman yang efisien dalam menggunakan
cahaya sehingga laju fotosintesis lebih tinggi dibanding tanaman C3.
Kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap.Daunnya terdiri atas empat
anak daun dengan tangkai daun agak panjang.Helaian anak daun ini bertugas
mendapatkan cahaya matahari sebanyak-banyaknya (Marzuki, 1995).Batang
tanaman kacang tanah berukuran pendek, berbuku-buku, dengan tipe
pertumbuhan tegak atau mendatar.Pada mulanya batang tumbuh tunggal.Namun
lambat laun bercabang banyak seolah-olah merumpun.Panjang batang berkisar
antara 30-50 cm atau lebih, tergantung jenis atau varietas kacang tanah dan
kesuburan tanah (Wibawana, 2005).Kacang tanah berbunga pada umur kurang
lebih 4-5 minggu.Bunga tumbuh pada ketiak daun.Setiap bunga memiliki tabung
kelopak berupa tangkai panjang berwarna putih.Mahkota bunga (corolla)
berwarna kuning dan memiliki bendera yang bergaris-garis merah pada
pangkalnya.Bunga yang mampu melakukan penyerbukan sendiri hanya berumur 1
hari (Fachruddin, 2000).
Kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap. Helaian daun terdiri dari
empat anak daun dengan tangkai daun agak memanjang (Adisarwanto,
9
2000). Bunga berbentuk kupu-kupu berwarna kekuningan dan bertangkai panjang
yangtumbuh dari ketiak daun. Fase berbunga biasanya 3-6 minggu setelah
tanam. Bunga kacang tanah menyerbuk sendiri (self pollination) pada malam
hari dan hanya 70%-75% yang membentuk bakal buah polong (ginofor).
Bunga mekarbervariasi tergantung pada varietasnya. Berat biji kacang tanah
antara 25-40 gram per 100 biji untuk ukuran kecil sedangkan biji ukuran besar
lebih kurang 50 gram per 100 biji (Rukmana, 2007)
Tanaman kacang tanah toleran terhadap lingkungan tumbuh di dataran
menengah sampai dataran tinggi pada daerah berketinggian antara 800-1000
mdpl.Namun, makin tinggi daerah penanaman dari permukaan laut, produksi
tanaman kacang tanah cenderung turun (rendah). Demikian pula pada areal
pertanaman yang ternaungi (teduh) tanaman menjadi kurus dan tinggi, kurang
produktif berbunga, sehingga hasilnya rendah (Rukmana, 2010)
Sebagai dampak persaingan, baik tanaman utama maupun sela mengalami
penurunan pertumbuhan dan hasil dibanding pertumbuhan dan hasil tanaman
monokultur spesies tanaman tersebut (Nugroho, 1990).Kalium dan besi dapat
mengurangi fotosintesis pada daun-daun muda, sedangkan pada daun-daun tua
meningkatkan fotosintesis.Fotosintesis mengakibatkan meningkatnya berat kering
tanaman karena pengambilan CO2 dan mengurangi berat kering. Daun yang muda
memiliki laju asimilasi CO2 yang tinggi, dan mentranslokasikan sejumlah besar
hasil amilasi ke bagian tanaman yang lain. Sebaliknya, daun-daun yang lebih tua
pada dasar tajuk dan terlindung mempunyai laju asimilasi CO2 yang rendah dan
memberikan lebih sedikit hasil asimilasi kepada bagian tanaman yang lain
(Gardner dkk., 1991).
10
Tanaman kacang tanah apabila selama pertumbuhan ternaungi
mengganggu efektivitas fiksasi N dalam bakteroid bintil akar, hal ini disebabkan
berkurangnya suplai fotosintetat ke akar sebagai akibat rendahnya fotosintesis
tanaman (Suprapto, 1990). Apabila naungan terjadi sejak awal fase reproduksi
hingga menjelang panen dapat berdampak pada penurunan hasil biji sebesar 45%
(Madjid, 1981). Dampak lain dari penaungan yaitu ruas batang bertamban
panjang, jumlah daun dan indek luas daun berkurang sehinngah mengakibatkan
sulit berkembang. Sehingga apabila tanaman kacang tanah ditumpangsarikan
dengan jagungpertumbuhan kacang tanah dapat tereduksi akibat berkurangnya
radiasi yang diterima organ daun (Jumin, 2002).
Kacang tanah termasuk tanaman hari pendek, sedangkan di Indonesia
pembungaan tidak tergantung pada fotoperiode. Terbukanyabunga dan jumlah
bunga yang terbentuk sangat tergantung pada cahaya. Intensitas cahaya yang
rendah pada saat pembentukan ginofor akan mengurangi jumlah ginofor.
Disamping itu rendahnya intensitas penyinaran pada masa pengisian polong,
menyebabkan pertambahan jumlah polong hampa (Adisarwanto, 2000).
Umumnya tumbuhan dapat beradaptasi terhadap kondisi ternaungi, tetapi ada
batas genetis yang menentukan daya adaptasinya. Ada beberapa spesies mutlak
perlu naungan seperti Alocasia sp, tetapi ada juga spesies yang mutlak harus
menerima cahaya langsung, misalnya bunga matahari (Lakitan, 1996)
Tumpangsari Jagung (Zea mays L.) dan Kacang Tanah (Arachishypogaea L.)
Pola tanam tumpangsari merupakan sistem pengelolaan lahan pertanian
dengan mengkombinasikan intensifikasi dan diversifikasi tanaman. Tumpangsari
merupakan bagian dari multiple cropping yaitu penanaman lebih dari satu
11
tanaman pada waktu yang bersamaan atau selama periode tanam pada satu
tempat yang sama. Tanaman yang ditanam secara tumpangsari sebaiknya
mempunyai umur atau periode pertumbuhan yang tidak sama, karena mempunyai
perbedaan kebutuhan terhadap faktor lingkungan seperti air, kelembaban, cahaya
dan unsur hara tanaman, karena itu akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil
kedua tanaman tersebut (Frina dkk., 2000)
Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman
padalahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam
barisan-barisantanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan pada dua
atau lebih jenistanaman yang relatif seumur, misalnya jagung dan kacang tanah
atau bisa juga padabeberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-beda. Untuk
dapat melaksanakan polatanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan
beberapa faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh diantaranya ketersediaan
air, kesuburan tanah, sinar mataharidan hama penyakit (Warsana, 2009).
Sistem tumpangsari dapat diatur berdasarkan sifat-sifat perakaran dan
waktupenanaman.Pengaturan sifat-sifat perakaran sangat perlu untuk
menghindarkanpersaingan unsur hara dan air yang berasal dari dalam tanah.
Sistem perakaran yangdalam dapat ditumpangsarikan dengan tanaman yang
berakar dangkal. Tanamanmonokotil yang bisanya memiliki perakaran yang
dangkal karena berasal dari akarseminal dan akar buku, sedangkan tanaman
dikotil pada umumnya memilikiperakaran yang dalam karena memiliki akar
tunggang (Basri, 2008).
Persaingan untuk memperoleh sinar matahari memiliki arti penting bagi
keberlanjutan pertumbuhan tanaman.Berkurangnya radiasi yang diterima organ
12
daun berdampak pada berkurangnya produk fosintetat. Menurut Salisbury dan
Ross (1995) fosintetat sangat penting dalam tanaman, sehingga kekurangan
fosintetat akan menganggu berbagai proses metabilisme yang akhirnya berakibat
menurunnya pertumbuhan dan hasil tanaman.
Tumpangsari antara tanaman kacang tanah jagung sangat cocok, karena
tanaman kacang tanah dapat mengikat N bebas dari udara melalui rhizobium
pada bintil akarnya, 30% dari N fiksasi tersebut disumbangkan kepada
tanaman jagung dalam sistem tumpang sari (Wargino, 2005).Hijauan asal
tanaman jagung diharapkan dapat menggantikan rumput sebagai pakan. Hijauan
jagung termasuk batang dan daun (jerami jagung) yang masih kering atau segar
dipotong-potong untuk dibuat silase. Pada periode jerami jagung segar kaya akan
gizi terutama zat gizi sehingga membantu proses fermentasi dan silase yang
terbentuk lebih disukai ternak dengan bobot nutrient tercerna 60-70% dan protein
sekitar 11-15%.Tangendjaja dan Wina (2006).
Penanaman tumpangsari menciptakan agroekosistem pertanaman
yangkomplek, yang mencakup interaksi antara tanaman sejenis maupun
berbeda jenis.Persaingan terjadi apabila masing-masing dua atau lebih spesies
tanamanmemerlukan kebutuhan hidup yang sama. Kompetisi menunjukkan
adanya upaya tanaman untuk memperolehsumberdaya yang sama. Pada tingkat
ekologi, kompetisi menjadi penting ketika duaorganisme berjuang memperoleh
sumberdaya yang sama yang jumlahnya tidak cukupuntuk keduanya. Tanaman
berkompetisi dalam memperoleh cahaya dan nutrisi (Haryadi, 1996).
Tanaman yang ditumpangsarikan dipilih dari tanaman yang mempunyai
akar dalam dan tanaman yang berakar dangkal.Hal ini untuk menghindari
13
persaingan penyerapan hara dari dalam tanah. Tinggi dan lebar tajuk antara
tanaman yang ditumpangsarikan akan berpengaruh terhadap penerimaan cahaya
matahari akan berpengaruh terhadap hasil secara keseluruhan (Supriyatman,
2011).
Sistem pertanaman tumpangsari memiliki kekurangan yaitu terjadi
kompetisi antara tanaman dalam pengambilan unsur hara dalam tanah sehingga
pertumbuhan tanaman akan saling menghambat. Dampak negatif dari pengaruh
kompetisi dapat dikurangi dengan cara menyediakan nutrisi sesuai kebutuhan
tanaman utama dan tanaman sela (Balitkabi, 2009).
Pola tanam tumpangsari memiliki banyak keuntungan yang tidak dimiliki
pada pola tanam monokultur. Beberapa keuntungan pada pola tumpangsari
menurut (Warsana, 2009) antara lain :
1. Akan terjadi peningkatan efisiensi (tenaga kerja, pemanfaatan lahan
maupun penyerapan sinar matahari).
2. Populasi tanaman dapat diatur sesuai yang dikehendaki.
3. Dalam satu areal diperoleh produksi lebih dari satu komoditas.
4. Tetap mempunyai peluang mendapatkan hasil manakala satu jenis
tanaman yang diusahakan gagal.
5. Kombinasi beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis
sehingga dapat menekan serangan hama dan penyakit serta
mempertahankan kelestarian sumber daya lahan dalam hal ini kesuburan
tanah.
Produksi dalam pola tumpangsari akan meningkat apabila terdapat
kecocokan dalam hal memilih jenis tanaman pokok dan tanaman selanya.
14
Tanaman jagung dan kacang-kacangan adalah tanaman yang sesuai untuk
diterapkan pada pola pertanaman tumpangsari.Sebab dari kedua jenis tanaman
tersebut memiliki morfologi yang berbeda sehingga dapat memperkecil
persaingan antara kedua jenis tanaman tersebut.Tumpangsari jagung dapat
dilakukan dengan tanaman kacang-kacangan seperti kedelai, kacang tanah, kacang
hijau, dan famili leguminase lainnya. Tanaman leguminase memiliki bintil akar
yang bersimbiosis dengan bakteri rhizobium yang dapat memfiksasi N bebas dari
udara, sehingga N dapatdiserap dan digunakan oleh akar tanaman kacangan dan
rembesan N oleh tanaman kacangan seperti kacang tanah dapat digunakan
tanaman pokok seperti jagung.
Menurut Kasryno dan Syafa'at (2000) bahwa sumberdaya alam untuk
peternakan berupa padang penggembalaan di Indonesia mengalami penurunan
sekitar 30%. ketersediaan hijauan pakan juga dipengaruhi oleh iklim, sehingga
pada musim kemarau terjadi kekurangan hijauan pakan ternak dan sebaliknya di
musim hujan jumlahnya melimpah. Untuk mengatasi kekurangan rumput ataupun
hijauan pakan lainnya salah satunya adalah pemanfaatan limbah pertanian sebagai
pakan.Dengan demikian untuk pengembangan ternak ruminansia di suatu daerah
seharusnya dilakukan juga usaha untuk memanfaatkan limbah pertanian,
mengingat sumber penyediaan rumput dan hijauan lainnya sebagai pakan sangat
terbatas.
Hipotesis
Diduga bahwa pola tanam tumpangsari jagung dan kacang tanah dapat
menghasilkan tanaman yang unggul dari segi produktivitas dan kualitas
pertumbuhan karena dalam sistem tumpangsari pemanfaatan lahan secara optimal.
15
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari–April 2017 di Lahan
Pastura,Fakultas PeternakanUniversitas Hasanuddin, Makassar.
Materi Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, sabit,
meteran/mistar, ember, gayung, timbangan dan kamera serta alat tulis menulis.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit jagung, bibit
kacang tanah dan air
Prosedur Penelitian
Rancangan penelitian
Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang
terdiri dari 5 perlakuan dan 3 ulangan. Adapun perlakuannya sebagai berikut:
P1 : Jagung tanam tunggal (6 jagung : 0 kacang tanah)
P2 : Tumpangsari jagung dan kacang tanah (4 jagung : 2 kacang tanah)
P3 : Tumpangsari jagung dan kacang tanah (3 Jagung : 3 kacang tanah)
P4 : Tumpangsari jagung dan kacang tanah (2 jagung : 4 kacang tanah)
P5 : Kacang tanah tanam tunggal (6 kacang tanah : 0 jagung)
Pelaksanaan Penelitian
a. Persiapan Lahan Penelitian
Rumput–rumput liar didalam dan sekitar areal penelitian
dibersihkan.Tanah dicangkul dengan kedalaman ±10 cm hingga tanah tersebut
16
menjadi gembur dan memberikan pupuk kandang sebagai nutrisi tanah agar lahan
memiliki tingkat kesuburan yang baik. Membuat plot dengan ukuran 80 x 120 cm.
Jarak antar plot masing – masing 25 cm.
b. Penanaman Jagung dan Kacang tanah
Melakukan pemilihan bibit yang akan ditanam. Bibit yang digunakan yaitu
untuk bibit jagung menggunakan bibit jagung varietas BC-2 sedangkan untuk
bibit kacang tanah dipilih varietas kelinci yang umum digunakan oleh petani yang
banyak diperoleh dipasar tradisional.Jarak tanam 40 x 40 cm dengan jumlah bibit
perlubang yaitu 3.
c. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan sebaik mungkin. untuk
mendapatkan populasi tanaman yang dibutuhkan maka dilakukan penjarangan
tanaman dengan cara mencabut sebagian tanaman yang tidak diperlukan,
melakukan penyiraman secara rutin apabila musim kemarau, dan plot yang
ditumbuhi gulma dibersihkan agar tidak menghambat serta menggangu
pertumbuhan tanaman jagung dan kacang tanah setelah tanam.
17
d. Masa Panen
Masa panen dilakukan setelah tanaman berumur ±90 hari (3
bulan).Denah Penempatan Perlakuan Penelitian sebagai berikut :
40 cm
25cm
Keterangan:
750 cm J : Jagung 40cm 40cm
25 cm K: Kacang Tanah
460 cm
Keterangan :J : Jagung
K : Kaacang Tanah
Gambar 1. Rancangan Penanaman Jagung dan Kacang Tanah
Parameter yang Diamati
Pertumbuhan dan Produksi
1. Berat buah/biji
Berat buah/biji dapat diukur dengan menimbang biji jagung dan
kacang tanah yang kering matahari.
J J J J K J J K J
K K K J K J J K J
J J J K J K K K K
J J J K J K K K K
J K J J J J J J J
J K J J J J K K K
K J K K K K K J K
K J K K K K K J K
J J J J J J K K K
J J J K K K K K K
18
2. Produksi Hijauan
Cacah sampel produksi segar kemudian dikeringkan dengan oven
pada suhu 1050c selama 2 hari.
Analisis Statistik
Data yang diperoleh pada akhir penelitian diolah secara statistik dengan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3
ulangan sehingga terdapat 15 unit pengamatan menurut (Gasperz, 1991).Model
matematika adalah sebagai berikut:
Yij =Ui + Pi+ €ij
Dimana :
Yij=Pengamatan ulangan ke-j dan perlakuan ke-i
Ui=Rataan umum
Pi= Pengaruh perlakuan ke-i
€ij= Galat ulangan ke-i dan perlakuan ke-j
Apabila perlakuan berpengaruh nyata, data diolah dengan bantuan software
SPSS versi 21.
19
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prduksi Hijauan Jagung dan Kacang Tanah
Tumpangsari adalah bagian dari multiple cropping yaitu penanaman lebih
dari satu tanaman pada waktu yang bersamaan atau selama periode tanam pada
satu tempat yang sama. Total produksi hijauan jagung dan kacang tanah yang
ditananam dengan sistem tumpangsari disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Total Produksi Hijauan Jagung (Zea mays L) dan Kacang Tanah
(Arachis hypogealL) yang Ditumpangsarikan (g/plot).
Perlakuan Sistem
Tumpangsari
Bahan Kering Produksi
Hijauan Jagung Kacang
P1 6 J : 0 K 318,83 - 319a
P2 4 J : 2 K 182 96.85 279a
P3 3 J : 3 J 197.97 124.88 322a
P4 2 J : 4 K 205.66 188.47 394a
P5 0 J : 6 K - 302.87 303a
Ket : P1 (kontrol 6 jagung 0 kacang tanah), P2 (tumpangsari 4 jagung 2 kacang
tanah), P3 (tumpangsari 3 jagung 3 kacang tanah), P4 (2 jagung 4 kacang
tanah) dan P5 0 jagung 6 kacang tanah)
Sidik ragam menunjukkan bahwa produksi jagung dan kacang tanah yang
ditanaman dengan sistem tumpangsari tidak memberikan pengaruh nyata terhadap
produksi hijauan jagung dan kacang tanah.
Uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan P2 lebih rendah dari perlakuan
P1 tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan P3 dan P4. Hal ini disebabkan
karena adanya serangan hama selama proses pertumbuhan sehingga hasil yang
didapatkan kurang bagus adapun asumsi lain dikarenakan selama pertumbuhan
tanaman ternaungi oleh tanaman sekitarnya dimana tanaman jagung merupakan
tanaman C4 yang harus mendapatkan cahaya yang cukup untuk proses
pertumbuhannya. Menurut (Muhadjir, 1988) bahwa jagung termasuk tanaman
20
C4 yang mampu beradaptasi baik pada faktor-faktor pembatas pertumbuhan
dan hasil. Salah satu sifat tanaman jagung sebagai tanaman C4, antara lain
daun mempunyai laju fotosintesis lebih tinggi dibandingkan tanaman C3,
fotorespirasi rendah, efisiensi dalam penggunaan air.
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa tumpangsari jagung dan kacang
tanah yang ditanam dengan sistem tumpangsari diperoleh produksi hijauan
tertinggi pada perlakuan P4 dengan perbandingan 2 jagung 4 kacang tanah dengan
total hijauan sebesar 317,67 g dan begitupun dengan produksi biji diperoleh hasil
tertinggi pada perlakuan P4 sebesar 87,67 g. Hal ini menunjukkan bahwa jagung
dan kacang tanah yang ditumpangsarikan cukup bagus. Sesuai dengan pendapat
(Wargino, 2005) bahwa tumpangsari antara tanaman kacang tanah jagung sangat
cocok, karena tanaman kacang tanah dapat mengikat N bebas dari udara
melalui rhizobium pada bintil akarnya, 30% dari N fiksasi tersebut
disumbangkan kepada tanaman jagung dalam sistem tumpangsari.
Jerami jagung yang diawetkan dengan pengeringan matahari menghasilkan
berbagai macam produk sampingan yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak. Jerami jagung selain diberikan dalam bentuk segar, dapat dikeringkan atau
diolah menjadi pakan awet seperti pelet, cubes dan disimpan untuk cadangan
pakan ternak (Nulik dkk., 2006).
21
Produksi Jagung dan Kacang Tanah 100/Biji
Total produksi 100/biji jagung dan kacang tanah yang ditananam dengan
sistem tumpangsari disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Produksi Biji Jagung (Zea mays L) dan Kacang Tanah (Arachis
hypogealL) yang Ditumpangsarikan (g/plot).
Perlakuan Sistem
Tumpangsari
100/Biji Produksi Biji
Jagung Kacang
P1 6 J : 0 K 38.67 - 38.67a
P2 4 J : 2 K 36.33 38 74.33b
P3 3 J : 3 J 38.33 41 79.33b
P4 2 J : 4 K 37 50.67 87.67c
P5 0 J : 6 K - 74.33 74.33a
Ket : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan
sangat nyata (P<0,01).
Sidik ragam menunjukkan bahwa produksi jagung dan kacang tanah yang
ditanaman dengan sistem tumpangsari memberikan memberikan pengaruh sangat
nyata (P< 0,01) terhadap produksi biji jagung dan kacang tanah.
Uji Duncan menunjukkkan bahwa perlakuan P2 lebih rendah dari
perlakuan P4, tetapi tdak berbeda nyata dengan P3.Hal ini disebabkan karena
komposisi legum pada perlakua tersebut tidak banyak berbeda, kemudian legum
bersimbiosis dengan bakteri untuk menghasilkan nitrogen dari dalam tanah.
Menurut (Setiadi, 2006) bahwa leguminosa menghasilkan bahan organik untuk
bakteri yang kemudian mengubah menjadi N yang dapat digunakan oleh
tanaman. Nitrogen merupakan unsur hara utama tanaman bagi pertumbuhan yag
ada umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-
bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang dan akar. Penambahan unsur hara
akan meningkatkan pertumbuhan tanaman, jika tanaman kekurangan unsur hara
akan terlihat nyata pada pertumbuhan dan perpanjangan.
22
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
produksi hijauan dan biji jagung dengan kacang tanah yang ditanam dengan
sistem tumpangsari diperoleh hasil tertinggi pada perlakuan P4 dengan
perbandingan 2 jagung dan 4 kacang.
Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian disarankan untuk menggunakan sistem
budidaya secara tumpangsari tanaman jagung dengan kacang tanah dimaksudkan
untuk pengoptimalan lahan yang sempit guna meningkatkan produksi hijauan
jagung dan kacang tanah yang dapat berdampak pada ternak.
23
DAFTAR PUSTAKA
Balitkabi. 2009. Deskripsi varietas unggul kacang-kacangan dan umbi-umbian.
Balai Penelitian Tanaman Kacang dan Umbi-Umbian. Malang.
Basri, N. 2008. Pertumbuhan dan produksi kacang tanah (Arachis hypogea L)
varietas lokal madura pada berbagai tanam dan dosis pupuk fospor.
Agrovigor (1) : 55-64.
De Lima, D. 2012. Produksi Limbah Pertanian dan Limbah Peternakan serta
Pemanfaatannya di Kecamatan Huamual Belakang dan Tanivel
Kabupaten Seram Bagian Barat. Jurnal Agroforestri. 7 (1): 1-7
Djajanegara, A. 1990.Local livestock feed resources.RAP Publication. Bangkok.
Engel,C. L., H. H. Patterson and G. A. Perry. 2008. Effect of dried corn distillers
grains plus soluble compared with soybean ulls, in late gestation heifer
diets, on animal and reproductive performance. J. Sci. 86 : (1697-1708).
Fachruddin. 2000. Budidaya Kacang-kacangan. Kanisius. Jakarta
Frina. M. S, Ratna. A. W, Farida. Z, 2000.Pengaruh Populasi terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Kedelai Yang Ditumpangsarikan dengan
Jagung. Universitas Sri Wijaya Sumatera Selatan.
Garnerd, F. P., R. B. Pearce dan R. Mitchell. 1991. Fisiologi Tananaman
Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Gasperz, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan Untuk Ilmu-Ilmu Pertanian.
Ilmu Teknik dan Biologi. CV. Armico. Bandung.
Hartadi, H., S. Reksodiprodjo dan A. D. Tillman. 1997. Tabel Komposisi Bahan
Makanan Ternak Untuk Indonesia.Gadjah Mada University
Press.Yogyakarta.
Haryadi. S. S. 1996. Pengantar Agronomi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Iriany, R. N., M. Yasin H. G., dan A. Takdir M., 2007. Asal, sejarah, evolusi dan
taksonomi tanaman jagung.Balai Penelitian dan Pengembangan
Pertanian.Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.
Jumin. 2002. Agronomi. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Kasryno, F dan N. Syafa’at.2000. Pengembangan Pertanian yang Berorientasi
Pemerataan di Tingkat Petani, Sektoral dan Wilayah.Prosiding Perspektif
Pembangunan Pertanian dan Pedesaan dalam Era Otonomi Daerah.Pusat
Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian Badan Litbang Pertanian.
Departement Pertanian. Jakarata.
24
Madjid, A.1981. Pengaruh naungan pada berbagai fase perkembangan terhadap
pertumbuhan dan hasil kacang tanah (Arachis hypogaea L).BPTP.
Malang
Malti, Ghosh, Kaushik, Ramasamy, Rajkumar, Vidyasagar. 2011. Comparative
Anatomy of Maize and its Application.Intrnational Journal of Bio-
resorces and Stress Management, 2(3):250-256
Marzuki, H. A. R. 1995. Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya . Jakarta.
Muhadjir, F. 1988. Budidaya Tanaman Jagung. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Bogor.
Myrna, N. E. F. 2003. Hasil tanaman jagung pada berbagai dosis dan cara
pemupukan N pada lahan dengan sistem olah tanah minimum. Jurnal
Agronomi 9 (1) : 9-15
Nugroho, W. H. 1990. Statical Analysis and Interpretation at Intercropping
Research.Fac. at Agriculture, Brawijaya Univ. Malang.
Rochani, S. 2007. Bercocok Tanam Jagung. Azka Press.
Rukmana, H.R. 2010. Usaha Tani Jagung. Kanisius. Jakarta.
Suardji, D., A. Purnomo dan Sugianto. 1979. Pengaruh naungan terhadap
pertumbuan dan hasil bii tanaman kacang tanah. LP. Seri Fisioloi. LP3.
Bogor.
Salisbury, F. B. dan C, W. Ross. 1995. Fisiologi tumbuhan. ITB. Bandung.
Subandi, M. Syam dan A. Widjono. 1988. Jagung. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan. Jakarta.
Sullivan, P. 2003. Intercropping principles and production practices.ATIRA
(Appropriate Technology Transfer in Rural Area).NCAT agricultue
specialist illustrations by Missy Gocio.
Suprapto. 2002. Pengaruh naungan jagung terhadap pertumbuhan dan hasil
kacang tanah var kelinci dan kidang di lahan marginal Gerokgak-
Bulelang. BPTP.Bali.
Supriyatman, B. 2011. Introduksi Teknologi Tumpangsari Jagung dan Kacang
Tanah. Karya Ilmiah. Yogyakarta.
Sutoro, Y., Soelaeman dan Iskandar, 1988. Budidaya Tanaman Jagung. Balai
Penelitian Tanaman Pangan Bogor. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian danPengembangan
Tanaman Pangan . Bogor.
25
Suwarto, S. Yahya, Handoko, M. A. Chozhin. 2005. Kompetisi Tanaman Jagung
dan Ubi Kayu dalam System Tumpang Sari. USU. Medan
Syafruddin. 2002. Tolak Ukur dan Konsentrasi Al untuk Penapisan Tanaman
Jagung terhadap Ketenggangan Al. Berita Puslitbangtan.
Tangendjaja, B dan E. Wina. 2006. Limbaha tanaman dan produk samping
industri jagung untuk pakan. Balai Penelitian ternak. Bogor.
Wibawana, A. 2005. “Uji Karakteristik Pada Beberapa Varietas Kacang Tanah
(Arachis hypogeal L.)”(Skripsi).FP USU. Medan.
Wargino, J. 2005. Peluang pengembangan kacang tanah melalui sistem
tumpangsari dengan ubi kayu. Puslittan. Bogor
Warsana. 2007. Analisis efesiensi dan keuntungan usaha tani jagung. Universitas
Diponegoro. Semarang.
26
Lampiran 1.Sidik ragam produksi jerami jagung, jerami kacang tanah dan jerami
jagung ditambah jerami kacang tanah yang ditanam dengan sistem
tumpangsari.
Descriptives
Total Produksi Hijauan
N Mean Std. Deviation Std. Error
Perlakuan P1 3 319,00 108,476 62,629
Perlakuan P2 3 279,00 38,158 22,030
Perlakuan P3 3 323,00 106,410 61,436
Perlakuan P4 3 394,00 69,072 39,879
Perlakuan P5 3 303,00 112,120 64,733
Total 15 323,60 86,993 22,462
ANOVA
Total Produksi Hijauan
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 22173,600 4 5543,400 ,662 ,633
Within Groups 83776,000 10 8377,600
Total 105949,600 14
Homogeneous Subsets
Total Produksi Hijauan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
Duncana
Perlakuan P2 3 279,00
Perlakuan P5 3 303,00
Perlakuan P1 3 319,00
Perlakuan P3 3 323,00
Perlakuan P4 3 394,00
Sig. ,187
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.
27
Lampiran 2.Sidik ragam produksi biji jagung, biji kacang tanah dan biji jagung
ditambah jerami kacang tanah yang ditanam dengan sistem
tumpangsari.
Descriptives
Total Produksi Biji
N Mean Std. Deviation
Perlakuan P1 3 38,6667 ,57735
Perlakuan P2 3 74,3333 6,80686
Perlakuan P3 3 79,3333 3,05505
Perlakuan P4 3 87,6667 6,65833
Perlakuan P5 3 74,3333 2,08167
Total 15 70,8667 17,83603
ANOVA
Total Produksi Biji
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 4244,400 4 1061,100 50,689 ,000
Within Groups 209,333 10 20,933
Total 4453,733 14
Homogeneous Subsets
Total Produksi Biji
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2 3
Duncana
Perlakuan P1 3 38,6667
Perlakuan P2 3 74,3333
Perlakuan P5 3 74,3333
Perlakuan P3 3 79,3333
Perlakuan P4 3 87,6667
Sig. 1,000 ,230 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.
28
Dokumentasi
Pembersihan lahan Tanaman umur 1 bulan
Tumpangsari jagung dan kacang tanah
Pembersihan rumput liar/gulma
29
Penyiraman dan pembumbunan tanaman
Tanaman umur 2 bulan
Pengukuran tinggi dan lebar tanaman
30
Pemanenan hasil tanaman jagung dan kacang tanah
31
RIWAYAT HIDUP
Kurniati (I111 13 510) Lahir di Maroangin pada Tanggal
08Agustus 1995, Penulis adalah anak ketiga dari tiga
bersaudara. Anak dari pasangan Sinring dan Mansa.
Mengenyam pendidikan tingkat dasar pada SDN 55
Maroangin (2007), kemudian melanjutkan pendidikan
lanjutan pertama pada SMP Negeri 1 Maiwa (2010). Dan
melanjutkan pendidikan menegah SMK Negeri Enrekang (2013), setelah
menyelesaikan pendidikan SMKpenulis melanjutkan pendidikan pada salah satu
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
melalui jalurMandiri (POSK) pada tahun 2013. Selama kuliah penulis pernah aktif
menjadi pengurus di lembaga kemahasiswaan Humanika UH tahun 2015-2016.