Post on 16-Apr-2015
SEX KROMATIN
Ringkasan
Percobaan ini dilakukan di Laborotarium Sitogenetika Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian +25 m dpl pada hari Sabtu,
tanggal 14 Maret 2009 pada pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai.
Dalam tahun 1940 Barr dari universitas of western Ontario USA dalam
penyelidikannya dapat menemukannya adanya suatu badan kromatin di dalam sel-sel
saraf kucing betina, tetapi tidak terdapat dikucing jantan. Penyelidikan itu dilanjutakan
pada manusia dengan memeriksa jaringan epitel tanika mikosa mulut (selaput lender
mulut) dibagian dalam pipi dan juga sis el darah putih mengandung sebuah badan
kromatin pula yang letaknya perferasi (ditepi) dekat dengan dinding inti dan bentuknya
bulat. Orang laki-laki tidak memilikinya. Juga sel leukosit pada perempuan
memperliatkan adanya badan kromatin tetapi berbentuk khas yaitu sebagai pemukul
gendering (Suryo, 1997).
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan pewarna
Acetoorcein berfungsi untuk memperjelas pengamatan pada preparat, ethyl alkohol 50
%, 70 %, 95 % dan 100 % berfungsi untuk mensterilkan preparat dan objek sel epitel
squamosa, xylol berfungsi untuk mempermudah pengamatan badan barr pada mikroskop,
larutan 6 N HCl berfungsi untuk membunuh bakteri pada sel epitel squamosa. Sel epitel
squamosa berfungsi sebagai objek percobaan, kertas HVS berfungsi untuk tempat
menulis hasil data yang diperoleh dari pengamatan. Adapun alat yang digunakan dalam
percobaan ini adalah mikroskop berfungsi untuk melihat objek percobaan., tusuk gigi
berfungsi untuk mengambil sel epitel squamosa manusia, gelas benda dan gelas penutup
berfungsi untuk tempat meletakkan objek percobaan, alat tulis berfungsi untuk alat
menulis data yang diperoleh, jangka berfungsi untuk alat dalam menggambar objek
percobaan diatas kertas HVS, tissue/serbet untuk membersihkan alat–alat percobaan,
botol–botol kecil berfungsi untuk tempat larutan, pipet tetes berfungsi untuk mengambil
larutan.
Adapun tujuan percobaan ini adalah untuk melakukan pengamatan sex kroatin
pada sel epitel sguamosa manusia dan mencari hubungan antara jumlah kromosom x pada
inti sel manusia dengan jumlah sex kromatin adapun kegunaan percobaan ini adalah
sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di laboratorium sitogenetika
fakultas pertanian. Universitas sumatera utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi
pihak membutuhkan
Adapun prosedur percobaan adalah sebagai berikut yaitu dibersihkan gelas benda
dengan menggunakan deterjen dan bilas dengan air sehingga gelas benda bebas dari
lemak. Dicuci gelas benda dengan alkohol 70 % dan biarkan mengering. Diharuskan
pratikan terlebih dahulu berkumur–berkumur dengan air suling agar sel epitel bebas dari
bakteri kontaminan. Diambil sel epitel squamusa manusia dengan menggunakan tusuk
gigi dan lertakkan pada gelas benda dan biarkan mengering selama 30 detik. Dimasukkan
gelas benda pada alkohol 95%, 70%, 50%, dan selanjutnya pada air suling masing–
masing selama 2 menit. Ditambahkan sedikit 6 N HCl kira–kira 5 detik. Ditransfer gelas
benda pada air suling selama 10-15 detik. Diberi larutan pewarna thionin 1%, selama 10–
15 menit pada air suling dan lakukan dehidrasi dengan memasukkan pada alkohol 50%,
70%, 90%, dan 100% masing–masing selama 30 detik.
Ditransfer lagi gelas benda pada xylol selama 1 menit dan tutup dengan gelas penutup.
Amati dibawah mikroskop, dimana akan didapatkan sitoplasma dan nukleus yang
berwarna biru pucat. Sex kromatin akan ditentuksn pada membran inti. Diperhatikan
lokasi dan jumlah sex kromatinnya.
Dari hasil analisis diperoleh bahwa badan barr hanya terdapat pada wanita yang
terletak pada membran plasma yang berwarna gelap hal ini sesuai dengan literatur
Brewer dan sing (1930) yang menyatakan bahwa nukleus wanita, memiliki sel berwarna
gelap dibadan membran plasma. Pangamatan tersebut disebut badan barr atau sel
kromatin
Dari hasil percobaan didapatka kesimpulan bahwa badan barr hanya terdapat pada
wanita, laki-laki tidak ada badan barr Sex kromatin adalah salah satu kromosom X yang
sedang dalam keadaan tidak aktif, ketidakaktifan itu diduga disebabkan oleh metabolisme
konpenssi dosis gen Dari hasil percobaan badan barr terleta di membran plasma ang
berbetuk bulat ditandai dengan adanya bulatan hitam dipinggir membran plasma Dari
hasil percobaan yang dilakukan terdapat satu badan barr pada wanita, sedangkan pada lai-
laki tidak ada badan barr Tidakaktifnya satu kromosom X karena pertumbuhan embrio
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam tahun 1940 Barr dari universitas of western Ontario USA dalam
penyelidikannya dapat menemukannya adanya suatu badan kromatin di dalam sel-sel
saraf kucing betina, tetapi tidak terdapat dikucing jantan. Penyelidikan itu dilanjutakan
pada manusia dengan memeriksa jaringan epitel tanika mikosa mulut (selaput lender
mulut) dibagian dalam pipi dan juga sis el darah putih mengandung sebuah badan
kromatin pula yang letaknya perferasi (ditepi) dekat dengan dinding inti dan bentuknya
bulat. Orang laki-laki tidak memilikinya. Juga sel leukosit pada perempuan
memperliatkan adanya badan kromatin tetapi berbentuk khas yaitu sebagai pemukul
gendering (Suryo, 1997).
Dengan menyediakan teknik pewarnaan mungkin bias diliat dibawah mikroskop,
sebuah sel kromatin di nukleus wanita, tetapi tidak ada pada set kromatin pada pria
(Gardner, 1980)
Ditahun 1949 barr meneliti nukleus wanita, memiliki sel berwarna gelap dibadan
membran plasma. Pangamatan tersebut disebut badan barr atau sel kromatin dan sebuah
sel berisi satu disebut sex kromatin positif (Brewer dan Sing, 1930)
Banyak tumbuhan tinggi dan hewan-hewan tertentu adalah hemafrodit berarti
bahwa setiap organisme dapat menghasilkan gamet-gamet jantan dan betina, pada kasus-
kasseperti itu organisme yang bersangkutan harus membawa informasi genetika yang
diperlukan untuk kedua jalur diferensiasi sex (Goodenough, 1988)
Diketahui adanya wanita dengan X tunggal. Meskipun mereka abnormal tetapi
keyataan bahwa mereka tetap dapat hidup, mendukung pendapat yang sebelumnya bahwa
didalamnya hanya ada satu X yang berfungsi, ini dapat menjelaskan relatif tidak kuatnya
pengaruh susunan kromosom seperti XXX, XXXX dan XXXXX yang kesemuanya dapat
ditemukan pada wanita (Kimball, 1983)
Pada tanaman dan juga pada hewan tetapi jarang, kita kadang-kadang menemukan
kelainan jumlah kromosom yang lain, yang disebut poliploid, sebab yang paling lazim
dari poliploid pada tumbuhan ialah kegagalan dari bagian bunga betina untuk mengurangi
jumlah kromosom telur dengan jalan miosis (Tamarin dan Leavitt, 1982).
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan ini adalah untuk melakukan pengamatan sex kroatin
pada sel epitel sguamosa manusia dan mencari hubungan antara jumlah kromosom x pada
inti sel manusia dengan jumlah sex kromatin
Kegunaan Percobaan
- Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di laboratorium sitogenetika
fakultas pertanian. Universitas sumatera utara, Medan
- Sebagai bahan informasi bagi pihak membutuhkan
TINJAUAN PUSTAKA
Ada atau tidak adanya dua jenis kelamin atau lebih, atau apakah kelamin-kelamin
itu berada pada individu-individu yang sama atau bebeda, relatif tidak penting.
Kepentingan kelamin sendiri adalah kelamin tersebut merupakan suatu mekanisme yang
melengkapi sejumah veritabilitas genetik yang besar yang mencirikan sebagian besar
populasi alamiah. Proses evolusioner pada selesi alam tergantung pada veritabilitas
genetik itu menyediakan bahan baku sehingga tipe-tipe yang paling baik beradaptasi
dapat hidup dan membiakkan jenisnya (Stansfield, 1991)
Individu-individu jantan dari hean-hewan tersebut mempunyai pasangan
kromosom kelamin yang terdiri dari atas dua romosom yang berlainan bentuknya,
sebaliknya individu-individu betina dari hewan-hewan tersebut mempunyai kromosom
kelamin yang terdiri atas dua kromosom yang sama bentuknya (Dwijoseputro, 1975).
Suatu situasi inaktivasi gen yang unik, sekarang dianggap ada dalam kromosom-
kromosom sex organisme berderajat tinggi seperti manusia dan mamalia lain M.F Lyon
seorang ahli genetika dari inggris membuat hipotesis yang menyatakan bahwa individu
betina satu dari kromosom diinaktivasi pada waktu pengembangan dini dan hanya satu
dari kedua kromosom x saja yang sebenarnya aktif secara genetic (Pai, 1992)
Selain interfase kromosom itu terlalu lembut untuk dapat diwarnai dan dilihat
dengan mikroskop, tetapi sebuah struktur yang padat dan dapat diwarnai ditemukan
didalam hampir semua nukleus interfase sel mamalia betina. Ini tidak dapat ditemukan
pada jantan normal. Struktur ini (yang disebut ”badan Barr” sesuai yang nama
penemunya) terbukti sebagai salah satu dari kromosom X. Bentuk Nya yang padat
membayangkan ketiakaktifannya (Kimball, 1983).
Hipotesis Lyon ini selanjutnya bersatu pula untuk individu yang memiliki
kromosom x abnormal. Banyaknya badan x kromatin adalah sama dengan jumlah
romosom x dikurangi satu, misalnya satu badan Barr terdapat pada perempuan normal
dengan 46 XX laki-laki 47 XXY( Sindroma Klinefflter) dua terdapat laki-laki normal (46
XY) atau perempuan penderita syndrome Turner (45 XO) dan laki-laki 47, XYY (pria
XYY) (Suryo, 1995)
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Percobaan
Percobaan ini dilakukan di Laborotarium Sitogenetika Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian +25 m dpl pada hari Sabtu,
tanggal 14 Maret 2009 pada pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai.
Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan pewarna
Acetoorcein berfungsi untuk memperjelas pengamatan pada preparat, ethyl alkohol 50
%, 70 %, 95 % dan 100 % berfungsi untuk mensterilkan preparat dan objek sel epitel
squamosa, xylol berfungsi untuk mempermudah pengamatan badan barr pada mikroskop,
larutan HCl berfungsi untuk membunuh bakteri pada sel epitel squamosa. Sel epitel
squamosa berfungsi sebagai objek percobaan, kertas HVS berfungsi untuk tempat
menulis hasil data yang diperoleh dari pengamatan.
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah mikroskop berfungsi
untuk melihat objek percobaan., tusuk gigi berfungsi untuk mengambil sel epitel
squamosa manusia, gelas benda dan gelas penutup berfungsi untuk tempat meletakkan
objek percobaan, alat tulis berfungsi untuk alat menulis data yang diperoleh, jangka
berfungsi untuk alat dalam menggambar objek percobaan diatas kertas HVS, tissue/serbet
untuk membersihkan alat–alat percobaan, botol–botol kecil berfungsi untuk tempat
larutan, pipet tetes berfungsi untuk mengambil larutan.
Prosedur Percobaan
Dibersihkan gelas benda dengan menggunakan deterjen dan bilas dengan air sehingga
gelas benda bebas dari lemak. Dicuci gelas benda dengan alkohol 70 % dan biarkan
mengering. Diharuskan pratikan terlebih dahulu berkumur–berkumur dengan air suling
agar sel epitel bebas dari bakteri kontaminan. Diambil sel epitel squamusa manusia
dengan menggunakan tusuk gigi dan lertakkan pada gelas benda dan biarkan mengering
selama 30 detik. Dimasukkan gelas benda pada alkohol 95%, 70%, 50%, dan selanjutnya
pada air suling masing–masing selama 2 menit. Ditambahkan sedikit 6 N HCl kira–kira 5
detik. Ditransfer gelas benda pada air suling selama 10-15 detik. Diberi larutan pewarna
thionin 1%, selama 10–15 menit pada air suling dan lakukan dehidrasi dengan
memasukkan pada alkohol 50%, 70%, 90%, dan 100% masing–masing selama 30 detik.
Ditransfer lagi gelas benda pada xylol selama 1 menit dan tutup dengan gelas penutup.
Amati dibawah mikroskop, dimana akan didapatkan sitoplasma dan nukleus yang
berwarna biru pucat. Sex kromatin akan ditentuksn pada membran inti. Diperhatikan
lokasi dan jumlah sex kromatinnya.
HASIL PENGAMATAN
Hasil
Sex kromatin pada epithel squamosa manusia. Dari gambar A dapat dilihat bahwa
dalam inti sel wanita XX memiliki satu badan barr yang terletak dipinggir membran sel.
Badan barr yang terlihat pada mikroskop memiliki warna biru pekat,
Inti sel wanita XX dengan satu badan barr.
Pembahasan
Dari hasil analisis diperoleh bahwa badan barr hanya terdapat pada wanita yang
terletak pada membran plasma yang berwarna gelap hal ini sesuai dengan literatur
Brewer dan sing (1930) yang menyatakan bahwa nukleus wanita, memiliki sel berwarna
gelap dibadan membran plasma. Pangamatan tersebut disebut badan barr atau sel
kromatin
Dari hasil analisis diperoleh bahwa dengan menggunakan sel-sel epitel tunuka
mukosa mulut (selaput lendir mulut) dibagian dalam pipi dan juga selaput sel-sel darah
putih mengandung sebuah badan kromatin pula letaknya perferasi (ditepi) dekat dengan
dinding inti dan bentuknya bulat hal ini sesuai dengan literatur Suryo (1997) yang
menyatakan dengan menggunakan sel-sel epitel tunuka mukosa mulut (selaput lendir
mulut) dibagian dalam pipi dan juga selaput sel-sel darah putih mengandung sebuah
badan kromatin pula letaknya perferasi (ditepi) dekat dengan dinding inti dan bentuknya
bulat
Dari hasil analisis diperoleh bahwa pada individu betina satu dari dua
kromosom X diinaktifkan pada waktu mengembangan dini dan hanya satu dari dua
kromosom X saja yang aktif secara genetis.hal ini sesuai dengan literatur Pai (1992) yang
menyatakan bahwa pada individu betina satu dari dua kromosom X diinaktifkan pada
waktu mengembangan dini dan hanya satu dari dua kromosom X saja yang aktif secara
genetis
Dari hasil analisis diperoleh bahwa setiap individu-individu yang memiliki
kromosom X yang abnormal, banyaknya badan X kromatin adalah sama dengan jumlah
kromosom X dikurangi satu, misalnya satu badan barr terdapat pada wanita normal
dengan 46, XX, lak-laki 46, XXY (sindrom klineferter)dua terdapa pada laki-laki norma
46, XY atau perempuan yang terkena sindrom Turner 45,XO dan laki-laki 47, XYY (Pria
XYY) hal ini sesuai dengan literatur Suryo (1995) yang menyatakan bahwa setiap
individu-individu yang memiliki kromosom X yang abnormal, banyaknya badan X
kromatin adalah sama dengan jumlah kromosom X dikurangi satu, misalnya satu badan
barr terdapat pada wanita normal dengan 46, XX, lak-laki 46, XXY (sindrom
klineferter)dua terdapa pada laki-laki norma 46, XY atau perempuan yang terkena
sindrom Turner 45,XO dan laki-laki 47, XYY (Pria XYY)
KESIMPULAN
1. Dari hasil percobaan bahwa badan barr hanya terdapat pada wanita, laki-laki tida
ada badan barr
2. Sex kromatin adalah salah satu kromosom X yang sedang dalam keadaan tidak
aktif, ketidakaktifan itu diduga disebabkan oleh metabolisme konpenssi dosis gen
3. Dari hasil percobaan badan barr terleta di membran plasma ang berbetuk bulat
ditandai dengan adanya bulatan hitam dipinggir membran plasma
4. Dari hasil percobaan yang dilakukan terdapat satu badan barr pada wanita,
sedangkan pada lai-laki tidak ada badan barr
5. Tidakaktifnya satu kromosom X karena pertumbuhan embrio
DAFTAR PUSTAKA
Brewer, G.J. dan C.F. Sing., 1930. Genetics. Addisson-wesley Publishing Company, Reading
Dwidjoseputro, D., 1975. Genetika. Bahrata , Jakarta.
Gardner, E.J., 1980. Genetics. John Wiley & Sons Inc, London
Goodenough, U., 1988.Genetika, Alih bahasa Soernartono A. Erlangga, Jakarta
Kimball. J.W., 1983. Biologi. IPB-Press, Bogor
Pai, A.C., 1992. Dasar-Dasar Genetika. Alih bahasa Muhidin A. Erlangga, Jakarta
Stansfield, W.D., 1991. Genetika. Erlangga. Jakarta
Suryo, 1995. Sitogenetika . UGM-Press, Yogyakarta
Suryo, 1997. Genetika Manusia. UGM-Press, Yogyakarta
Tamarin, R dan R.W. Leavitt,.1982. Principles of Genetics. Wm C Brown Publishing,
Borto