Sex Kromatin

21
SEX KROMATIN Ringkasan Percobaan ini dilakukan di Laborotarium Sitogenetika Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian + 25 m dpl pada hari Sabtu, tanggal 14 Maret 2009 pada pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai. Dalam tahun 1940 Barr dari universitas of western Ontario USA dalam penyelidikannya dapat menemukannya adanya suatu badan kromatin di dalam sel-sel saraf kucing betina, tetapi tidak terdapat dikucing jantan. Penyelidikan itu dilanjutakan pada manusia dengan memeriksa jaringan epitel tanika mikosa mulut (selaput lender mulut) dibagian dalam pipi dan juga sis el darah putih mengandung sebuah badan kromatin pula yang letaknya perferasi (ditepi) dekat dengan dinding inti dan bentuknya bulat. Orang laki-laki tidak memilikinya. Juga sel leukosit pada perempuan memperliatkan adanya badan kromatin tetapi berbentuk khas yaitu sebagai pemukul gendering (Suryo, 1997).

Transcript of Sex Kromatin

Page 1: Sex Kromatin

SEX KROMATIN

Ringkasan

Percobaan ini dilakukan di Laborotarium Sitogenetika Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian +25 m dpl pada hari Sabtu,

tanggal 14 Maret 2009 pada pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai.

Dalam tahun 1940 Barr dari universitas of western Ontario USA dalam

penyelidikannya dapat menemukannya adanya suatu badan kromatin di dalam sel-sel

saraf kucing betina, tetapi tidak terdapat dikucing jantan. Penyelidikan itu dilanjutakan

pada manusia dengan memeriksa jaringan epitel tanika mikosa mulut (selaput lender

mulut) dibagian dalam pipi dan juga sis el darah putih mengandung sebuah badan

kromatin pula yang letaknya perferasi (ditepi) dekat dengan dinding inti dan bentuknya

bulat. Orang laki-laki tidak memilikinya. Juga sel leukosit pada perempuan

memperliatkan adanya badan kromatin tetapi berbentuk khas yaitu sebagai pemukul

gendering (Suryo, 1997).

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan pewarna

Acetoorcein berfungsi untuk memperjelas pengamatan pada preparat, ethyl alkohol 50

%, 70 %, 95 % dan 100 % berfungsi untuk mensterilkan preparat dan objek sel epitel

squamosa, xylol berfungsi untuk mempermudah pengamatan badan barr pada mikroskop,

larutan 6 N HCl berfungsi untuk membunuh bakteri pada sel epitel squamosa. Sel epitel

squamosa berfungsi sebagai objek percobaan, kertas HVS berfungsi untuk tempat

menulis hasil data yang diperoleh dari pengamatan. Adapun alat yang digunakan dalam

Page 2: Sex Kromatin

percobaan ini adalah mikroskop berfungsi untuk melihat objek percobaan., tusuk gigi

berfungsi untuk mengambil sel epitel squamosa manusia, gelas benda dan gelas penutup

berfungsi untuk tempat meletakkan objek percobaan, alat tulis berfungsi untuk alat

menulis data yang diperoleh, jangka berfungsi untuk alat dalam menggambar objek

percobaan diatas kertas HVS, tissue/serbet untuk membersihkan alat–alat percobaan,

botol–botol kecil berfungsi untuk tempat larutan, pipet tetes berfungsi untuk mengambil

larutan.

Adapun tujuan percobaan ini adalah untuk melakukan pengamatan sex kroatin

pada sel epitel sguamosa manusia dan mencari hubungan antara jumlah kromosom x pada

inti sel manusia dengan jumlah sex kromatin adapun kegunaan percobaan ini adalah

sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di laboratorium sitogenetika

fakultas pertanian. Universitas sumatera utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi

pihak membutuhkan

Adapun prosedur percobaan adalah sebagai berikut yaitu dibersihkan gelas benda

dengan menggunakan deterjen dan bilas dengan air sehingga gelas benda bebas dari

lemak. Dicuci gelas benda dengan alkohol 70 % dan biarkan mengering. Diharuskan

pratikan terlebih dahulu berkumur–berkumur dengan air suling agar sel epitel bebas dari

bakteri kontaminan. Diambil sel epitel squamusa manusia dengan menggunakan tusuk

gigi dan lertakkan pada gelas benda dan biarkan mengering selama 30 detik. Dimasukkan

gelas benda pada alkohol 95%, 70%, 50%, dan selanjutnya pada air suling masing–

masing selama 2 menit. Ditambahkan sedikit 6 N HCl kira–kira 5 detik. Ditransfer gelas

benda pada air suling selama 10-15 detik. Diberi larutan pewarna thionin 1%, selama 10–

Page 3: Sex Kromatin

15 menit pada air suling dan lakukan dehidrasi dengan memasukkan pada alkohol 50%,

70%, 90%, dan 100% masing–masing selama 30 detik.

Ditransfer lagi gelas benda pada xylol selama 1 menit dan tutup dengan gelas penutup.

Amati dibawah mikroskop, dimana akan didapatkan sitoplasma dan nukleus yang

berwarna biru pucat. Sex kromatin akan ditentuksn pada membran inti. Diperhatikan

lokasi dan jumlah sex kromatinnya.

Dari hasil analisis diperoleh bahwa badan barr hanya terdapat pada wanita yang

terletak pada membran plasma yang berwarna gelap hal ini sesuai dengan literatur

Brewer dan sing (1930) yang menyatakan bahwa nukleus wanita, memiliki sel berwarna

gelap dibadan membran plasma. Pangamatan tersebut disebut badan barr atau sel

kromatin

Dari hasil percobaan didapatka kesimpulan bahwa badan barr hanya terdapat pada

wanita, laki-laki tidak ada badan barr Sex kromatin adalah salah satu kromosom X yang

sedang dalam keadaan tidak aktif, ketidakaktifan itu diduga disebabkan oleh metabolisme

konpenssi dosis gen Dari hasil percobaan badan barr terleta di membran plasma ang

berbetuk bulat ditandai dengan adanya bulatan hitam dipinggir membran plasma Dari

hasil percobaan yang dilakukan terdapat satu badan barr pada wanita, sedangkan pada lai-

laki tidak ada badan barr Tidakaktifnya satu kromosom X karena pertumbuhan embrio

Page 4: Sex Kromatin

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam tahun 1940 Barr dari universitas of western Ontario USA dalam

penyelidikannya dapat menemukannya adanya suatu badan kromatin di dalam sel-sel

saraf kucing betina, tetapi tidak terdapat dikucing jantan. Penyelidikan itu dilanjutakan

pada manusia dengan memeriksa jaringan epitel tanika mikosa mulut (selaput lender

mulut) dibagian dalam pipi dan juga sis el darah putih mengandung sebuah badan

kromatin pula yang letaknya perferasi (ditepi) dekat dengan dinding inti dan bentuknya

bulat. Orang laki-laki tidak memilikinya. Juga sel leukosit pada perempuan

memperliatkan adanya badan kromatin tetapi berbentuk khas yaitu sebagai pemukul

gendering (Suryo, 1997).

Dengan menyediakan teknik pewarnaan mungkin bias diliat dibawah mikroskop,

sebuah sel kromatin di nukleus wanita, tetapi tidak ada pada set kromatin pada pria

(Gardner, 1980)

Ditahun 1949 barr meneliti nukleus wanita, memiliki sel berwarna gelap dibadan

membran plasma. Pangamatan tersebut disebut badan barr atau sel kromatin dan sebuah

sel berisi satu disebut sex kromatin positif (Brewer dan Sing, 1930)

Banyak tumbuhan tinggi dan hewan-hewan tertentu adalah hemafrodit berarti

bahwa setiap organisme dapat menghasilkan gamet-gamet jantan dan betina, pada kasus-

Page 5: Sex Kromatin

kasseperti itu organisme yang bersangkutan harus membawa informasi genetika yang

diperlukan untuk kedua jalur diferensiasi sex (Goodenough, 1988)

Diketahui adanya wanita dengan X tunggal. Meskipun mereka abnormal tetapi

keyataan bahwa mereka tetap dapat hidup, mendukung pendapat yang sebelumnya bahwa

didalamnya hanya ada satu X yang berfungsi, ini dapat menjelaskan relatif tidak kuatnya

pengaruh susunan kromosom seperti XXX, XXXX dan XXXXX yang kesemuanya dapat

ditemukan pada wanita (Kimball, 1983)

Pada tanaman dan juga pada hewan tetapi jarang, kita kadang-kadang menemukan

kelainan jumlah kromosom yang lain, yang disebut poliploid, sebab yang paling lazim

dari poliploid pada tumbuhan ialah kegagalan dari bagian bunga betina untuk mengurangi

jumlah kromosom telur dengan jalan miosis (Tamarin dan Leavitt, 1982).

Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan ini adalah untuk melakukan pengamatan sex kroatin

pada sel epitel sguamosa manusia dan mencari hubungan antara jumlah kromosom x pada

inti sel manusia dengan jumlah sex kromatin

Kegunaan Percobaan

- Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di laboratorium sitogenetika

fakultas pertanian. Universitas sumatera utara, Medan

- Sebagai bahan informasi bagi pihak membutuhkan

Page 6: Sex Kromatin

TINJAUAN PUSTAKA

Ada atau tidak adanya dua jenis kelamin atau lebih, atau apakah kelamin-kelamin

itu berada pada individu-individu yang sama atau bebeda, relatif tidak penting.

Kepentingan kelamin sendiri adalah kelamin tersebut merupakan suatu mekanisme yang

melengkapi sejumah veritabilitas genetik yang besar yang mencirikan sebagian besar

populasi alamiah. Proses evolusioner pada selesi alam tergantung pada veritabilitas

genetik itu menyediakan bahan baku sehingga tipe-tipe yang paling baik beradaptasi

dapat hidup dan membiakkan jenisnya (Stansfield, 1991)

Individu-individu jantan dari hean-hewan tersebut mempunyai pasangan

kromosom kelamin yang terdiri dari atas dua romosom yang berlainan bentuknya,

sebaliknya individu-individu betina dari hewan-hewan tersebut mempunyai kromosom

kelamin yang terdiri atas dua kromosom yang sama bentuknya (Dwijoseputro, 1975).

Suatu situasi inaktivasi gen yang unik, sekarang dianggap ada dalam kromosom-

kromosom sex organisme berderajat tinggi seperti manusia dan mamalia lain M.F Lyon

seorang ahli genetika dari inggris membuat hipotesis yang menyatakan bahwa individu

betina satu dari kromosom diinaktivasi pada waktu pengembangan dini dan hanya satu

dari kedua kromosom x saja yang sebenarnya aktif secara genetic (Pai, 1992)

Selain interfase kromosom itu terlalu lembut untuk dapat diwarnai dan dilihat

dengan mikroskop, tetapi sebuah struktur yang padat dan dapat diwarnai ditemukan

didalam hampir semua nukleus interfase sel mamalia betina. Ini tidak dapat ditemukan

pada jantan normal. Struktur ini (yang disebut ”badan Barr” sesuai yang nama

Page 7: Sex Kromatin

penemunya) terbukti sebagai salah satu dari kromosom X. Bentuk Nya yang padat

membayangkan ketiakaktifannya (Kimball, 1983).

Hipotesis Lyon ini selanjutnya bersatu pula untuk individu yang memiliki

kromosom x abnormal. Banyaknya badan x kromatin adalah sama dengan jumlah

romosom x dikurangi satu, misalnya satu badan Barr terdapat pada perempuan normal

dengan 46 XX laki-laki 47 XXY( Sindroma Klinefflter) dua terdapat laki-laki normal (46

XY) atau perempuan penderita syndrome Turner (45 XO) dan laki-laki 47, XYY (pria

XYY) (Suryo, 1995)

Page 8: Sex Kromatin

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan ini dilakukan di Laborotarium Sitogenetika Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian +25 m dpl pada hari Sabtu,

tanggal 14 Maret 2009 pada pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan pewarna

Acetoorcein berfungsi untuk memperjelas pengamatan pada preparat, ethyl alkohol 50

%, 70 %, 95 % dan 100 % berfungsi untuk mensterilkan preparat dan objek sel epitel

squamosa, xylol berfungsi untuk mempermudah pengamatan badan barr pada mikroskop,

larutan HCl berfungsi untuk membunuh bakteri pada sel epitel squamosa. Sel epitel

squamosa berfungsi sebagai objek percobaan, kertas HVS berfungsi untuk tempat

menulis hasil data yang diperoleh dari pengamatan.

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah mikroskop berfungsi

untuk melihat objek percobaan., tusuk gigi berfungsi untuk mengambil sel epitel

squamosa manusia, gelas benda dan gelas penutup berfungsi untuk tempat meletakkan

objek percobaan, alat tulis berfungsi untuk alat menulis data yang diperoleh, jangka

berfungsi untuk alat dalam menggambar objek percobaan diatas kertas HVS, tissue/serbet

untuk membersihkan alat–alat percobaan, botol–botol kecil berfungsi untuk tempat

larutan, pipet tetes berfungsi untuk mengambil larutan.

Page 9: Sex Kromatin

Prosedur Percobaan

Dibersihkan gelas benda dengan menggunakan deterjen dan bilas dengan air sehingga

gelas benda bebas dari lemak. Dicuci gelas benda dengan alkohol 70 % dan biarkan

mengering. Diharuskan pratikan terlebih dahulu berkumur–berkumur dengan air suling

agar sel epitel bebas dari bakteri kontaminan. Diambil sel epitel squamusa manusia

dengan menggunakan tusuk gigi dan lertakkan pada gelas benda dan biarkan mengering

selama 30 detik. Dimasukkan gelas benda pada alkohol 95%, 70%, 50%, dan selanjutnya

pada air suling masing–masing selama 2 menit. Ditambahkan sedikit 6 N HCl kira–kira 5

detik. Ditransfer gelas benda pada air suling selama 10-15 detik. Diberi larutan pewarna

thionin 1%, selama 10–15 menit pada air suling dan lakukan dehidrasi dengan

memasukkan pada alkohol 50%, 70%, 90%, dan 100% masing–masing selama 30 detik.

Ditransfer lagi gelas benda pada xylol selama 1 menit dan tutup dengan gelas penutup.

Amati dibawah mikroskop, dimana akan didapatkan sitoplasma dan nukleus yang

berwarna biru pucat. Sex kromatin akan ditentuksn pada membran inti. Diperhatikan

lokasi dan jumlah sex kromatinnya.

Page 10: Sex Kromatin

HASIL PENGAMATAN

Hasil

Sex kromatin pada epithel squamosa manusia. Dari gambar A dapat dilihat bahwa

dalam inti sel wanita XX memiliki satu badan barr yang terletak dipinggir membran sel.

Badan barr yang terlihat pada mikroskop memiliki warna biru pekat,

Inti sel wanita XX dengan satu badan barr.

Pembahasan

Dari hasil analisis diperoleh bahwa badan barr hanya terdapat pada wanita yang

terletak pada membran plasma yang berwarna gelap hal ini sesuai dengan literatur

Page 11: Sex Kromatin

Brewer dan sing (1930) yang menyatakan bahwa nukleus wanita, memiliki sel berwarna

gelap dibadan membran plasma. Pangamatan tersebut disebut badan barr atau sel

kromatin

Dari hasil analisis diperoleh bahwa dengan menggunakan sel-sel epitel tunuka

mukosa mulut (selaput lendir mulut) dibagian dalam pipi dan juga selaput sel-sel darah

putih mengandung sebuah badan kromatin pula letaknya perferasi (ditepi) dekat dengan

dinding inti dan bentuknya bulat hal ini sesuai dengan literatur Suryo (1997) yang

menyatakan dengan menggunakan sel-sel epitel tunuka mukosa mulut (selaput lendir

mulut) dibagian dalam pipi dan juga selaput sel-sel darah putih mengandung sebuah

badan kromatin pula letaknya perferasi (ditepi) dekat dengan dinding inti dan bentuknya

bulat

Dari hasil analisis diperoleh bahwa pada individu betina satu dari dua

kromosom X diinaktifkan pada waktu mengembangan dini dan hanya satu dari dua

kromosom X saja yang aktif secara genetis.hal ini sesuai dengan literatur Pai (1992) yang

menyatakan bahwa pada individu betina satu dari dua kromosom X diinaktifkan pada

waktu mengembangan dini dan hanya satu dari dua kromosom X saja yang aktif secara

genetis

Dari hasil analisis diperoleh bahwa setiap individu-individu yang memiliki

kromosom X yang abnormal, banyaknya badan X kromatin adalah sama dengan jumlah

kromosom X dikurangi satu, misalnya satu badan barr terdapat pada wanita normal

dengan 46, XX, lak-laki 46, XXY (sindrom klineferter)dua terdapa pada laki-laki norma

46, XY atau perempuan yang terkena sindrom Turner 45,XO dan laki-laki 47, XYY (Pria

XYY) hal ini sesuai dengan literatur Suryo (1995) yang menyatakan bahwa setiap

Page 12: Sex Kromatin

individu-individu yang memiliki kromosom X yang abnormal, banyaknya badan X

kromatin adalah sama dengan jumlah kromosom X dikurangi satu, misalnya satu badan

barr terdapat pada wanita normal dengan 46, XX, lak-laki 46, XXY (sindrom

klineferter)dua terdapa pada laki-laki norma 46, XY atau perempuan yang terkena

sindrom Turner 45,XO dan laki-laki 47, XYY (Pria XYY)

Page 13: Sex Kromatin

KESIMPULAN

1. Dari hasil percobaan bahwa badan barr hanya terdapat pada wanita, laki-laki tida

ada badan barr

2. Sex kromatin adalah salah satu kromosom X yang sedang dalam keadaan tidak

aktif, ketidakaktifan itu diduga disebabkan oleh metabolisme konpenssi dosis gen

3. Dari hasil percobaan badan barr terleta di membran plasma ang berbetuk bulat

ditandai dengan adanya bulatan hitam dipinggir membran plasma

4. Dari hasil percobaan yang dilakukan terdapat satu badan barr pada wanita,

sedangkan pada lai-laki tidak ada badan barr

5. Tidakaktifnya satu kromosom X karena pertumbuhan embrio

Page 14: Sex Kromatin

DAFTAR PUSTAKA

Brewer, G.J. dan C.F. Sing., 1930. Genetics. Addisson-wesley Publishing Company, Reading

Dwidjoseputro, D., 1975. Genetika. Bahrata , Jakarta.

Gardner, E.J., 1980. Genetics. John Wiley & Sons Inc, London

Goodenough, U., 1988.Genetika, Alih bahasa Soernartono A. Erlangga, Jakarta

Kimball. J.W., 1983. Biologi. IPB-Press, Bogor

Pai, A.C., 1992. Dasar-Dasar Genetika. Alih bahasa Muhidin A. Erlangga, Jakarta

Stansfield, W.D., 1991. Genetika. Erlangga. Jakarta

Suryo, 1995. Sitogenetika . UGM-Press, Yogyakarta

Suryo, 1997. Genetika Manusia. UGM-Press, Yogyakarta

Tamarin, R dan R.W. Leavitt,.1982. Principles of Genetics. Wm C Brown Publishing,

Borto

Page 15: Sex Kromatin