Post on 17-Mar-2019
DEPARTFMfN IRIINSMIGHASI
( REPUBLIK INDDNESIA 1
~~;
INSIIIUI fHANÇAIS or RIÎllrHCllf SClfNlIlIOliEPOUH LI [JI VflQPPIMI NI fN COOPERAII(JN
1REPUBLIQUE fRANCAISE 1
SEBAMBAN 1SURVEY AGRO-EKONOMI
DI SALAH SATU PROYEK TRANSMIGRASIKALIMANTAN SELATAN
-------.- ..-_ •.~ . .......::=.~ '---
-------' "--------"-
r----
~:.ABAlONG '. -.--
.._-',--
INDONESIA ORSTOM TRANSMIGRAS' PROYEK PTA - 44
JAKARTA 1984
DEPARTEMFN TRANSMIGRAS/
( REPUBLIK INOONESIA 1
SEBAMBAN 1SURVEY AGRO-EKONOMI
DI SALAH SATU PROYEK TRANSMIGRASIKALIMANTA~ SELATAN
Ir.RISKAN MARTEN
P. LEVA NG
INSTITUT FRANÇAIS DE RECHERCHE SCIENTlflDUEPOUR LE OfVELOPPEM(NT EN COOPERATION
1 REPUBLIOUE FRANÇAiSE 1
Diterjemahkan dari bahasa Perancis o l e h : Dra.lndrati Sumardi
INDONESIA ORSTOM TRANSMIGRASI PROYEK PTA - 44
JAKARTA 1984
DAFTAR ISI
Pendahuluan
TRANSMIGRASI DI PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
SEBUAH PROYEK DIANTARA PROYEK - PROYEK LAIN
SEBAMBAN '1
Lingktmgan yang kurang menguntl.D1gkan
• Letak
• Keadaan iklim
Kondisi tanah dan Topografi
Kesulitan pelaksanaan
Transmigran Sebamban
Berbagai daerah asal
Populasi muda
· Jumlah transmigran yang meninggalkan
proyek relatif kecil
Kehidupan yang sulit di daerah asal
Faktor - faktor positif dan hambatan - hambatan
Dampak kegiatan pertanian
· Luas lahan yang ditanami
• Penyebaran tanaman
Tanaman dominan : padi gogo
Tanaman tahunan Iain
• Beberapa usaha yang menguntl.D1gkan
Kegiatan non pertanian dan sumber pendapatan Iain
Tingkat pendapatan trnsmigran Sebamban
• Pendapatan dari usaha pertanian
• Pendapatan total
• Swa konsumsi
• Pendapatan global dan pendapatan khusus
Halaman
III
1
5
5
5
5
7
Il
17
17
18
20
21
24
29
29
31
34
49
52
55
59
59
60
61
61
Anggaran keluarga
Penghasilan
Pengeluaran
Makanan transmigrasi
Konsumsi beras
• Bahan pangan lainnya
· Komposisi menu makanan transmigran
Faktcr - faktor keberhasilan
Pengalaman dibidang pertanian
Angkatan kerj a keluarga
Tingkat pendidikan kepala keluarga
· Persediaan keuangan
Jenis kegiatan sekunder
Faktor ethnis
Tipologi eksploitasi
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
· Rekomendasi khusus di Sebamban
Rekomendasi umum
**********
63
64
68
73
73
76
77
83
83
84
84
85
85
85
87
93
95
99
Il
III
PENDAHULUAN
Dalam rangka Persetujuan Kerjasarna antara Lepartemen
Transmigrasi RI dengan Badan Penelitian Ilmiah dan Teknik
Seberang Lautan (ORSTO~i) 'Republik Perancis, maka pada bulan
September 1982 telah dilaksanakan studi perbandingan dari
beberapa proyek Transmigrasi. Studi ini akan berlangsung se
lama 3 s/d 4 tahun dan secara keseluruhan akan rnenyangkut
puluhan Proyek Transmigrasi yang tersebar di berbagai Pro
pinsi seperti Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Dalam tahap pertama, tujuan penelitian ini adalah un
tuk mendapatkan data pokok ekonomi pertanian. Adanya faktor
pembalas dan menguntungkan dalam pengembangan pertanian,
baik dari segi fisik maupun kemanusiaan, sangat penting da
lam pengertian sistem produksi serta bagi awal rekomendasi
pengembangan.
Tujuan akhir studi adalah penerapan keseluruhan dari
pada pengusulan dan rekomendasi kepada para pelaksana trans
migrasi.
Laporan yang dituangkan di buku ini hanya menyangkut
l (satu) Proyek Transmigrasi di Kalimantan Selatan yang di
teliti dari bulan September l~82 sampai dengan Juni 1983.
Untuk mendapatkan data yang tepat, harus diperoleh
langsung dari para transmigran. Hal ini telah dilakukan me
lalui sampel umum sebanyak 60 KK transmigran, melalui 4 ta
hap penelitian lapangan yang masing-masing dengan jarak wak
tu 2 bulan. Cara demikian memberikan banyak manfaat sebab
mernungkinkan untuk :
- Mengikuti kegiatan keluarga transmigran yang sama selama
musim tanam.
Memberikan rasa kepercayaan kepada transmigran yang ka
dang-kadang takut pada saat dilakukan pendekatan.
- Melaksanakan penelitian lebih lengkap, tidak bisa hanya
IV
dilakukan satu kali saja. (Setelah satu jam diberikan per~
tanyaan, transmigran menjadi bingung).
- Memeriksa ketepatan jawaban pertanyaan yang diberikan pada
waktu penelitian sebelumnya, karena jawaban tentang penge
luaran dan penghasilan sering disembunyikan atau dibesar
besarkan oleh transmigran.
- Lebih memahami perkembangan situasi yang dihadapi.
- Memperoleh data kuantitatif yang tepat dengan menyuruh
transmigran menghitung jam kerja, mencatat dosis bibit, pu
puk, pestisida dan produksi tani.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas telah dipilih
sampel khusus sebanyak la KK transmigran yang cukup berpen
didikan, dan berkemauan untuk bekerjasama dalam membuat se
buah catatan harian. Ternyata hasil yang diperoleh sangat n~
muaskan sebab dari la KK yang dipilih itu, 9 KK telah mengh~
silkan catatan harian yang teliti dan lengkap sel~na 238 ha
ri. Catatan harian itu mencakup :
- Menu makanan : jenis dan kuantitasnya yang meliputi hidan~
an sehari (pagi, siang, sore dan malam).
Penggunaan waktu : jenis dan lamanya kegiatan anggota ke
luarga, peran serta tenaga kerja dari luar keluarga, kego
tong-royongan, upah kerja tani dan non tani.
- Pendapatan : dalam bentuk natura atau bentuk uang dari usa
ha tani dan non tani.
- Pengeluaran : pengeluaran harian dan pengeluaran khusus,
pemberian dalam bentuk natura atau uang.
Keberhasilan metoda di atas disebabkan karena tinggi
nya minat para kepala keluarga transmigran dalam membuat ca
tatan harian, terutama yang menyangkut anggaran keluarga. B~
nyak diantara mereka ingin rrengetahui hasil penelitian terse
but di atas setelah studi ini berakhir.
Dari sebasian data dan informasi yang diperoleh dija-
v
dikan bahan penbuatan laporan, sebagian lagi digunakan untuk
perobuatan publikasi lain secara terpisah.
TRANSMIGRASI DI PROPINSI KALlt~NTAN SELATAN
Dari 4 Propinsi di Kalimantan yang terpadat penduduk
nya adalah 55 jiwa/km2 sedangkan Propinsi Kalimantan Selatan
mempunyai kepadatan 45 jiwa/km2 (tanpa memperhitungkan kota
Banjarmasin) àengan jumlah penduduk 2.065.000 jiwa serta
luas wilayah 37.660 km~ berdasarkan sensus nasional tahun
1980. Apabila angka tersebut dibandingkan dengan kepadatan
Pulau Jawa 690 jiwa/km2 , maka jelas dituntut pemerataan pen
duduk ke seluruh nusantara melalui Program Transmigrasi.
Pada proyek pertama pemindahan penduduk dari Jawa ke
Kalimantan Selatan telah dimulai sejak tahun 1953 yaitu de
ngan Proyek Takisung dekat Pleihari (724 KK/2.595 jiwa). Se
telah mengalami beberapa kesulitan, akhirnya Program T!ansmi
grasi berhasil meningkat secara pesat dan mencapai targetnya
dalam PELITA III. Selanjutnya tujuan daripada PELITA IV yang
dimulai l April 1984 adalah merencanakan pemindahan penduduk
sebanyak 10.900 KK ke Kalimantan Selatan.
Dalam tabel di bawah ini dikemukakan perkembangan pr~
gram Transmigrasi di Propinsi Kalimantan Selatan dan perkem
bangan penduduknya di proyek-proyek.
Tabel 1. Transmigrasi di Propinsi Kalimantan Selatan
Periode Penerrpa.tan Penduduk yang" dipindahkan Situasi tahun 1982KK Jiwa· KK Jiwa
Pra Pelita (l953-196l) 2.747 l2.l39 l.575 7.954
Pelita l (l969-l974) l.859 8.706 2.718 13.394
Pelita II (l974-l979) 6.63l 28.582 8.540 37.477
Pelita III (1979-l982) ll.9l6 50.037 11.996 50.255
'Total .23.l53. .99.464 24.826 109.080
* Data yang ada hanya untuk 3 tahun pertama..
2
Adapun kesulitan-"kesulitan yang dihadapi transmigran
generasi pertama (Pra Pelita) di Proyek mengakibatkan dianta
ra mereka banyak yang meninggalkan lokasi, hal ini belum da
pat terimbangi dalam 20 - 30 tahun berikutnya.
Untungnya pada dewasa ini ternyata jumlah transmigran yang
meninggalkan lokasi jauhlebih kecil dibandingkan dengan la
ju perkembangan transmigran melalui proses perkawinan atau
transmigran swakarsa.
Pada tahun 1980 kira-kira 5% dari penduduk Kalimantan
Selatan berasal dari transrnigran umum (transmigran swakarsa
pada saat itu tidak di sensus) atau anak-anak transmigran
asal Jawa, Bali dan Lon~ok. Tabel di bawah ini menunjukkan
pembagian KK transmigran dari berbagai Propinsi daerah asal.
Tabel 2. Asal Transmigran
... . . .p r 0 pin s iPeriodeJABAR . DKI JM'ENG DIY JATll-l BALI NIB APPDT
r.a~K KAlSEL
Pelita l 229 -50 435 50 995 100 - -Pelita II 95l l80 1150 450 2840 270 500 200
*Pelita III l059 - 3152 959 3452 11~8 1100 ~53
Total 2239 230 4737 1549 7287 1568 1600 1153
* Hanva 3 tahun pertarna.
Para transmigran seperti dalam t~?el 2 di atas terse
bar di 4l Proy~c Transmigrasi (keterangan lihat peta No.l).
Proyek Sebamban l (Proyek No.18) n:erupakan proyek yang di
teliti. Adapun motivasi perr.ilihan proyek ini adalàh karena:
- Mempunyai kondisi fisik, topografi dan iklim di sebamban
l bisa mewakili daerah non pasang surut di Propinsi Kali
mantan Selatan.
- Proyek besar dengan daya ta~pung 2.000 KK (8.568 jiwa).
3
- TransmigranT!~encakupi..seluruh. daerah asal (Jawa, Bali dan
Lombok) •
- Transmigran yang bermukim di lokasi sudah lebih dari 3 ta
hun ·(masa akhir adaptasi).
- Kehendak daripada para pelaksana transmigrasi.
4
Peta 1 LOKASI· PROYE~-P.ROY.EK TRANSMIGRASIDI KALIMANTAN SEL~rAN
SELATMAKASAR'
u
t_ ...~.• .;=..
'-J <--t
0 L-----+" ~;===...
"---!-_.~
KALIMANTAN. TENGAH
".--~--.._--.. ~ .~-
Cl .'.
'.-AaALONG ••••-.- KALIMANTAN TIMUR
---~ . 011 _._-:c:=-~ Tanjung •••••• .~ .
• + •••_+~. .... ~
~ ~..,..."" .....···ha. HULU ~~:;;;~~~:::;:::::::~;:====-_~ SUNGAI UTAAA ., .-:-. ° Amun[ai /. ••..... •.. ••• .... .,..c ....
t(>:\~~~~..--:~:;;;:-, .J' ,'D••.•.--_? l. ~..s t ......~... HULU SUNGAl 1····--- : ~ '. TEN A "--',•." ~ t ELAT.. •·•••••••..Câ..~.··
__." !.~•._... J<andanoan !~.' iKAB. TAPIN '-.~.. !~H .Cl : f... ....----:;~Marabahan z i cO'·- 0••
1)
.
----: Il 7 ~'~_RantauD' ~._ .. 11 ; •••• ,.,~.
--:'KAS AS' ". • " :--"a """101"\V: -. .'. ..----! z]'i'VJ',1 'O.··· KAS.~ ~.~~ ..••_/ .. _.." f--=<...; B~NJARMASIN K • !.
....,.. AB. BAN.:IAA '~":Il • •
.. :''':". MÎlrrapura .,/San)arbaru A. !
~/.,.._)
..: -\KAB. TANAH ": bt;:;~~~~?:
LAUT :'2'
LAUT JAi'iA SKALA... , . ,
'0 54Km
a.. PRA PELITA c.PELITA 1/ 27 Sarui I,fSeb. V)
1 TakJ:~lJng 14 Ta/au Pecah 28 Sei Seluang
2 Tamban 15 Barurungku 29 Barulk:m 11/
3 8erangas 16 Masingai 3D Sei Kupang
4 Marabahan 17 Belawang 31 Pamukan 1
5 Belandean 78 Sebamban 1 32 Pamukan Il
6 Sebehmbing 33 Sebamban VI (Lasung)
d. PELITA 11/ 34 PIR khusus Be. Licin
b. PEL/TA 1 79 Baculicin 1 35 Kelumpang 1
7 Berambai 20 Sebamb'an 1/ 36 Kelumpang Il
8 Tambarangan 21 Sebamban 11/ 37 Kelumpang 11/
9 Hacungun' 22 Tabunganon Il 39 8erangas 1/
10 Parandakan 23 Sel Muhur 39 Sei Punrrk
11 M,awa 24 Sakalagun 1 40' Hayup
12 Sidodadi 25 BaCUl/cm /1 . 47 .Jorong
13 Ayunan Papan 26 SebamDan IV .'
Source: Kan Wil. Transmlgrasl Kal. Sel. 1982
5
SEBUFB PROYEK DIANTARA PROYEK-PROYEK LAIN
LINGKUNGAN YANG KURANG llENGUNTUNGKAN
Letak
Daerah Sebamban terletak antara l~50331 dan ~150481
LT dan 30 3U' dan 3°36' BS, dapat dicapai melalui jalan darat
sejak sc3:tu dasawarsa. 1-ieskipun daerah ini dapat dicapai me
lalui jalan laut, nampaknya pembukaan lahan yang pertama ba
ru dilakukan setelah Perang Dunia II. Setelah 3 - 5 tahun hu
tan dibuka, Eaka alang-alang (Imperata cylindrica) menggant~
kan hutan tersebut. Dengan seringnya terjadi kebakaran pepo
honan di musim ke~arau, hal ini menghambat proses pertumbuh
annya.
Proyek Sebarilban l terletak 220 km dari jalan antara
Banjarmasin àan Pagatan (Kota Kecarnatan Kusan Hilir) dan mu
dah dicapai dengan kendaraan berffiotor dalam waktu antara 6
7 jam. Untuk menempuh jarak sejauh l5 km dari pelabuhan Pa
gatan menuju lokasi transmigrasi diperlukan waktu sekitar s~
tengah jan, dan untuk rr:encapai IbukotaKabupaten Pulau Laut
(Kota Baru). yang berj arak 80 km dapat dicapai dengan kendara
an darat dan air.
Keadaan iklim
Satu-satunya data iklim yang lengkap dan tepat di Ka
limantan Selatan adalah Pelabuhan Udara Banjarffiasin-Martapu
ra yang terletak kira-kira 150 km garis lurus dari daerah
yang diteliti. Karena jauhnya pelabuhan udara tersebut dan
keaàaan topografi daerah ini, maka tidak memungkinkan untuk
menerapkan hasil-hasil data tersebut untuk Sebarr~an. Dari
stasiun meteorologi yang terdekat, satu-satunya data yang da
pat dipakai adalah data curah hujan.
Hasil pengareatan curah hujan di Pagatan (l5 km) nampaknya ku
rang dapat dipakai sebagai pedoman, karena itu yang dipakai
6
adalah hasil curah hujan dari Kota Baru (80 km) yang me
mungkinkan dan mencakup periode lebih dari 30 tahun (lihat
tabel 3 halaIllan 8 ) .
Curah hujan tahunan rata-rata sebesar 2653 mm de
ngan koefisien variasi (s) hanya 29%. Bulan Oktober de-xngan curah hujan rata-rata l28 mm, merupakan bu1an "yang
paling kering", dan bulan Maret dengan curah hujan 290 mIr.
merupakan bulan yang paling sering hujan. Curah hujan rat~
rata bu1anan sernentara belurrl begitu berarti karenabesarnya
variasi antar tahunan, seperti yang ditunjukkan oleh koefi
sien variasi.
Da1am grafik-grafik pada halaman 9 telah dikemuka
kan frekuensi curah hujan bu1anan di bawah 100 mm dan 50 ~n
(grafik 1) dan curah hujan bulanan di atas 300 mm dan 400 mm
(grafik 2). Kedua skema itu jelas menggambarkan curan hujan
yang tidak menentui terutama selarna bulan Ju1i sampai ae
ngan Nopember; Pada bulan Juli misalnya, kemungkinan memper
oleh curah hujan di atas 300 mm atau di bawah 100 mm sama
besarnya. Sementara itu terdapat resiko defisit hidris yang
rnenonjol terutama selama bu1an Juli sarnpai bu1an Nopenilier,
sedangkan pada bu1an Desember sarnpai Maret ~errurrjukkarr cu
rah hujan yang tinggi dan teratur.
Berdasarkan analisa frekuensi iklim, musiffi tanam di
bagi dalam 3 periode :
- Musim tanam pertama dirnu1ai sekitar tanggal 15 Nopember
sarnpai 30 Maret pada selang waktu ini curah hujan tinggi
dan teratur, dengan resiko defisit hidris yang rendah. Pe
riode ini dapat dimanfaatkan untuk penanaman padi 'gogo va
rietas lokal yang siklus tanamnya lebih pendek (4 sarnpai
dengan 4,5 bulan) dari pada jenis padi lokal biasa umur
5 bu1an.
Musim tanarn kedua dimu1ai l April san~ai 30 Juni, resiko
defisit hidris agak tinggi. Periode 3 bulan ini lebih co
cok untuk tanaman siklus pendek dan tahan terhadap kernarau
7
yang singkat, rnisalnya tanaman kacang tanah dan kedele.
- Periode dari l Juli sarrpai dengan l5 Nopernber, ikli..ll1 tidak :rœnentu bisa
sangat kering dan bisa sangat lerrbab, maka periode ini hanya rremungkin
kan untuk F€J!bukaan/penyia~lahan.
1-1usim tanam tahun 1982 of. 1983 yang dipakai untuk penelitian rre
rupakan perkecualian karena tidak berhubungan sama sekali dengan keadaan
yang digambarkan di atas. Selama periode ini terdapat 2 kejadian iklim di
luar biasanya yaitu :
- lJlusim kemarau yang sangat panjang rrenirrpa seluruh Indonesia pada tanun
1982 (di Kalllilantan selatan terjadi sekitar akhir Juni sanpai akhir l'lb
pember). Frekuensi iklir.l semacam ini berlangsung dalam dasawarsa sebab
terjadi pada tanun 1961,"-197-2 .àan 19-82.
- Nusirn kemarau yang paling parah adalah musim kenarau yang terjadi dari
akhir Naret sarnpai akhir April di saat terjadi proses pernbungaan pada
tanarnan padi. Dari data iklim selama 29 tahun, harrja terjadi sekali di
mana curah hujan bulan lmet di bawah 100 mm dan tidak pernah curah hu
jan bulan April di bawah 50 ITm.
Kondisi tanan dan topografi
Areal seluas l5. 000 ha yang diperuntukkan Proyek Transrnigrasi -
SebéT.'œ.'1 l terletal.:. p:l.d2. ke"':i.~ggia.~ rata.-rat:l. 25 r.:. TcpO:,""'::"afi.."1ya se:likit
bergelanbang dan kemiringannya jarang di atas 8% (batas tertinggi kemiring
an untuk tanarnan pangan dalam rangka sebuah Proyek Transrnigrasi) .
Batuan induk geologis pada daerah ini terutarra terdiri dari se
d.irrent kuartier laut, dan kadang-kadang tertutup sediIœnt tersier yang
tertimbun selama rrasa Pleistocene. Batuan yang terbanyak adalah batuan ta
nah liat dan di beberapa. terrpat terdapat batuan koral fosil.
Tanah yang terdapat di daerah ini tergolong jenis tanah ferrali
tik tropis yang sangat tidak jenuh (Tropodults dari "7th approxllïJa.tion
USDA"). Horizon A lTeP.punyai ketebalan 5-15 an, sedikit padat, relatif rLu.nim bahan organik bagi tanah yang tiàak ditanarni dan selalu sangat asam.
Horizon bawah sangat padat, sedikit tidak kedap, kaya akan besi dan alumi
nium dan han:pir sarra sekali tidak j enuh da1aI:1 basa yang dapat ditukar .
8
Tabel 3. Data curah hujan stasiun Kota Baru
Tahun Jan Feb 1-1ar Apr l~i Jun Jul Aug sep Dkt Nep D=s 'l'otal
1951 286 201 296 122 507 57 100 76 176 157
1952. 151 354 338 172 144 203 113 437 140 212 1601953 263 58 180 98 461 192 l76 0 80 74 262 300 2.1441954 442 2!38 373 546 278 878 948 286 161 il5 108 317 4.7401955 334 2UO 140 294 232 241 374 363 586 206 234 266 3.47U1958 206 306 516 310 283 219 31 475 154 147 274 361 3.2821959 411 206 186 375 237 712 266 125 195 328 81 307 3.4291~60 239 318 404 580 205 385 608 224 157 52 198 243 3.613~61 464 245 100 134 230 196 44 0 65 0 44 171 1.6931962 166 310 490 197 209 196 162 213 33 215 171 247 2.7091963 97 293 473 349 308 S5 29 108 0 5 ~5 92 1.~04
.L964 244 318 263 337 93 384 380 106 414 174 116 126 2.9551965 236 154 212 195 332 67 32 27 U 22.L 56 388 1.9201966 268 288 250 145 247 212 312 105 27 lU4 143 354 2.4551967 401 286 252 150 ll5 109 90 36 22 20 47 207 1.7351968 245 222 lOO 197 97 91 154 159 76 171 l14 432 2.0581~69 109 368 337 270 520 l65 301 245 67 85 163 192 2.8221970 209 322 418 ln 156 285 283 308 41~ 186 151 255 3.1691971 18l 26l 233 63 94 99 l25 354 54U 120 152 109 2.3311972 221 l72 242 92 l64 l07 0 17 47 37 50 l36 l.2851~73 392 44 25l 206 244 236 322 340 368 231 144 189 2.9671974 96 285 l24 li8 264 l46 594 69 351 261 235 243 2.7861975 302 245 59l 264 342 287 244 53 162 222 71 191 2.9741976 l19 328 293 l62 l37 183 189 44 0 110 135 326 2.0261977 275 339 557 276 172 l52 8l 98 0 ~ l56 447 2.5621978 447 507 473 210 311 67Q 157 274 64 1371979 499 359 l30 119 95 586 .l62 99 22l 27 lOI 242 2.6401982 209 268 ')07 ~29 2l l7 il" 19 ç" , 0/1
~~J ""%v vv ......v""%
1983 214 l45 64 22 .l88 299 41 35 173 200 209
n 27 28 29 28 2~ 27 29 29 29 29 28 28 24
x 268 268 290 226 232 249 254 l46 182 l28 l41 242 2.653
s ll9 96 l48 .l30 .l05 196 230 128 l76 94 67 97 764
c.v. 44 36 5l 58 45 79 9.l 88 97 73 47 40 29
Catatan : n = jumlah tahun observasix = rata-ratas = standart deviasiC.V. = six
8ulYber : I.embaga l:l9teorologi Nasional, Jakarta.
Probabilitas50 Grafik l - Resiko curah hujan rendah
9
45
40
35
30
25
20
15
10
5
JAN PEB - MRT APR MEl JUN -T .TtTL AGT SEP OKTNOP -DES
___ <al00mm
____ <a SOmm
Buhm
Probabilitas
fSV
Grafik 2 - Resiko curah hujan ti~ggi
45
40
35
30
____ >400mm
___ >300mm
.'\ /"1 \
1 \" 1 \1", 1 \
f \ 1 \ -----. . . .1 \ l '1 \ 1 \ ,',\
1 \ 1\ 1\ 1
, \ 1 \1 \ 1 \ , \ 1\
\ 1 \ , \ 1 \\ 1 \ ~' \
\! L--/ \ / \ '\ /~/• \1 , /.. \ ,
\ ,o -+-.....- ....-......,.--..,.....--.....----.--~-..,....._-....,...-~'==::;:....-_r_-_ Bulan
5
15
25
20
10
JAN PEB MRT APR MEl JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES
10
Tingkat" kesuburan seluruh tanah sedang:karena
- Kemarnpuan pertukaran kation antara 6 dan 15 rneq/100 g dalam
horizon-horizon perrnukaan.
- Prosentase kejenuhan selalu di bawah 33%.
- Nilai basa yang dapat ditukar antara 2 s/d 4 meq/100 g.
- Prosentase rnateri organik di bawah 2% dan rnineralisasi ce
pat,. C/N = 8.
- Kernungkinan kurangnya oligo-elernen (tidak ada analisa yang
tersedia) •
- Bahaya keracunan tinggi disebabkan karena Alumuniurn dan
Mangan.
- Kecilnya persediaan Fosfor dan Kaliumo0,2 /00 (ekstrak Bray)o
0,1 /00 lekstrak Bray)
- Adanya pencucian kuat pada horizon perrnukaan (curah hujan
tahunan 2.650 mm dan ETP l.400 mm).
Untuk mernperbaiki rendahnya tingkat kesuburan tanah da
erah Sebarnban l, maka penggunaan pupuk atau kapur àda resiko ti
'dak menguntungkan.Berdasarkan data tersendiri untuk rnern!?erbaiki
kekurangan fosfor secara efektif diperlukan l dosis 1.800 kg
P 20 5/ha berarti 4.UOO kg TSP yang bisa bernilai Rp 360.000/ha.
Untuk rneningkatkan pH sarnpai 6,5 diperlukan l dosis ra
ta~rata l5 ton CaC03/ha. Apabila bahan kapur tersedia di tem
pat (yang sarnpai saat ini belum ada) diperkirakan biaya pro
ses pengapuran mendekati,Rp 2 juta/ha.
Dalarn pelaksanaan prograrn Transrnigrasi pada dewasa.Uù,
anggaran yang dlsediakan oleh Departemen Transmigrasi untuk l
KK rnencapai Rp 5 juta, sedangkan untuk perbaikan kesuburan 2
hektar lahan yang dibagikan kepada setlap KK diperlukan pula
anggaran sebesar anggaran Pemerintah itu.
Sehubungan dengan kondisi tanah di atas, maka daerah
11
Sebarnban tidak begitu menguntungkan bagi usaha pertanian ter
utama bagi tanaman pangan dalam rangka suatu Proyek Transmi
grasi.
Meskipun prospek. 9i atas memprihatinkan berdasarkan
penelitian yang dilakukan pada tahun 1977 0 .. 1, namun pemba
ngunan Proyek Transmigrasi Sebamban l tetap direncanakan un
tuk tahun an9garan ~97 8 - ~9.79, selanjutnya Proyek Sebamban
II untuk. tahun ~9_79-:l9.8Q, Sebamban III dan Sebamban IV untuk
tahun ~980~9.8~. Leni~ dari G.OQQ KK. transmigran telah ber
mukim di proyek. sejak awal 1982.
Siapa para transmisran itu? Ba9aimana penempatan me
reka dan ba9"aimana usaha mereka dalam menghadapi daerah baru?
KESULITAN PELAKSANAAN
Walaupun Proyek Transmigrasi Sebamban l telah ditetaE
kan untuk. tahun anggaran ~978-~979, tetapi penempatan trans
migran yan9 pertama baru terlaksana tanggal 24 Oktober 1979.
Selama tenggang waktu itu tela~ dilakukan langkah-langkah se
bagai berikut :
- Pengkaplingan daerah yang diperuntukkan proyek seluas:d5.000
ha, pada umumnya ditutupi alang-alang akibat dari pembukaan
lahan yang salah.
- Pengkaplingan : 500 ha lIDtuk pernukllnan-pemukinBn dan keblID-kebun
~.50Q ha untuk Lahan Usaha l
~.4QO ha untuk Lahan Usaha II
~QO ha untuk tanah umum.
- Pernbangunan jalan ke proyek 53,5 km dan jernbatan II buah .
. ,".
(l) Laporan Survey Kapabilitas Tanah dan Perencanaan Pertanian. Calon lokasi transmigrasi Sungup Kiri dan Kusan Hilir,Kota Baru, Kalimantan Selatan ~977 - Kanwil TransmigrasiKalimantan Selatan dan Fakultas Pertanian, UniversitasLambung Mangkurat.
12
- Peœbangunan 2.000 unit rumah, 1.072 buan sumur gali, 5 ge
dung sekolah, 95 fasilitas umurr. (gudang, balai dan lain-laill)
Kedatangan para transmigran diatur dalam 25 tahap (da
ri tanggal 24 Oktober 1979 sÇffi~ai dengan 10 April 1981). Se
jak kedatangan di pemukiman, setiap KK mendapat 1 unit rumah
berikut pekarangan 25 are, tanah yang sudah dibuka 75 are dan
tanah yang belum dibuka lOO are.
Seluruh keluarga transmigran .·selama 12 bulan mendapatkan j a
minan hidup dari Departemen Transmigrasi. Disamping itu se
tiap KK mendapatkan juga bibit, berbagai tanaman, pupuk, pes
tisida, peralatan tani, peralatan dapur, kelanmu dan larn-Iain.
Selanjutnya, 200 transmigran yang keluar dari hasil
undian"memperoleh 1 ekor sapi (hak milik akan diperolehnya se
telah menyerahkan 2 ekor anak sapi kepada proyek) dan 1 ekor
ayam.
Antara teori dan pelaksanaan sering terdapat ketWpang
an, seperti yang terjadi di Proyek Sebmrban. Berikut ini akan
dikenlukakan masalan-IT,asalah yang dihadapi transmigran pada wak
tu penempatan di proyek :
Semula daya tampung proyek direncanakan untuk sekitar 1.200
KK yang terbagi dalam 8 blok (A sampai derrgan H) 1 kemudian
ditingkatkan menjacti 2.000 KK yang sedang dalam pelaksanaan.
Untuk memenuhi target ini, di sebelah utara ditambah blok Al
dan BI yang jaraknya 15 km dari blok A pusat administratif
(lihat peta No.2). Jauhnya kedua blok itu mengakibatkan ke-
terlambatan/kelalaian penyediaan pangan untuk transmigran.
- Pada bulan April 1983 atau 2 tahun setelah penempatan seba
nyak 92 KK dari blok A belum menerima Lahan Usaha l seluas
75 are. Sedangkan dari blok D sebanyak 100 KK, dari blok B
sebanyak 240 KK serta dari blok G sebanyak 106 KK masih me
nunggu Lahan Usaha II seluas 10C are.
- Dari 3 paket A,H dan C (pupuk dan pestisida) yang disedia
kan oleh dinas pertanian, ternyata hanya paket C yang telah
diserahkan kepada para transmigran. Faket ini terdiri dari
u
Î
0Blok
423 KK Jumlah KKK- ,Jalan paros_... - .. Jalan proyek
~Perkampungan
_Skala1 : 100.000
ke Banj armas-in~
PROYEKSEBAMBAN III
PROYEKSEBAMBAN VI
PROYEKSEBAMBAN 1
S.Lobal)
.....w
14
150 kg urea, ~50 kg TSP, ~ lt pestisida, 0,2 kg rodentisida
dan 0,5 kg Sulfure Karena tahun anggaran sudah berlalu pada
waktu penempatan,- maka paket A dan B dihapuskan.
- Dari 1.00U buah sumur gali hanya sekitar 200 buah yang ma
sih berfungsi. Selama musim kemarau panjang tahun 1~82 trans
migran dari blok Bl terpaksa memanfaatkan air empang di blok
G yang jaraknya rata-rata 5 - 6 km.
Secara umum penggunaan air minuffi dari blok Al dan Bl sangat
kurang terjamin kebersihannya. Dengan adanya pembuatan se
jenis dam kecil penampungan air, seperti di Batumarta, Suma
tera Selatan hal ini memungkinkan pemecahan masalah dimak
sud dengan biaya murah.
- Mutu cangkul yang dibagikan kurang baik sehingga pecah bila
dipasang gagangnya.
- Umumnya bibit-bibitan terlalu tua/busuk dan jumlahnya tidak
mencukupi.
Pada umzmya untuk memudahkan transportasi, bibit tanaman ko
pi sudah dilepas dari kantongnya sehingga sedikit sekali
yang bisa tahan selama perjalanan.
Pada bulan Maret 1981, sebanyak 200 ekor sapi (19 jantan
dan 181 oetina) asal Sulawesi diangkut ke proyek melalui ja
lan laut. Karena kondisi transportasi kurang baik t maka ba
nyak sapi yang masih muda menjadi letih dan sakit setibanya
di proyek. Sejak ~laret 1981 sampai Maret ~983 berdasarkan
catatan dari Dinas Peternakan setempat, sebanyak 24 ekor ter
nak mati (sebagian besar beberapa minggu setelah tibadi pro
yek), 2 ekor hilang dan seekor lahir.
Terbatasnya perkembangbiakan ternak berkaitan dengan usia
muda ternak, kondisi makanan yang kurang memenuhi syarat
dan terbatasnya ternak jantan.
- Program BI~1AS yang dimulai Nopember 1982 be1um berjalan me
muaskan pada tahun pertarrla. Di beberapa b1ok, pupuk hanya
tersedia 3 s/d 4 bulan setelah penyemaian. Disamping itu
15
transmigran dari blok Al dan Bl belum juga menerima pesti
sida pada saat panen.
Pembangunan dan pembinaan Proyek Transmigrasi dengan
2.000 KK di daerah yang masih terisolir merupakan penanganan
yang sulit dan tidak terlepas dari bermacam masalah.
Perlu diketahui bahwa program Transmigrasi bukan sema
ta-mata tanggung jawab para pejabat Departemen Transmigrasi
saja, melainkan pula instansi-instansi Pemerintah Daerahyang
terkait dalam Proyek Transmigrasi. DalillLl hal ini dapat dili
hat kecekatan para petugas daerah, dalam pengaturan 4 kali
distribusi beras secara terkecuali kepada transmigran di Se
bamban karena musim kemarau tahun 1982, yang mengakibatkan
kekurangan pangan di proyek.
Setelah mengetahui kehidupan transmigran, maka dalam
bagian-bagian berikut akan dikemukakan masalah kekurangan p~
ngan yang belum dapat teratasi.
17
TRANSNIGRAN SEBA1'1BAN
Berbagai daerah asal
Transmigran dari sernua daerah asal terdapat di Sebarn
ban 1. Dalam tabel di bawah ini dapat dilihat peQbagian KK
transmigran dari berbagai Daerah Asal yang rnendiarni proyek.
Tabel 4. Asal Transmigran
Prop. Daerah Asal Jumlah KK Jumlah Jiwa Pemukiman di blok
Jawa Barat 420 l.837 A,B,C,E,F,H,Al,B I
DKI Jakarta l80 606 A,B,C,H,Bl
DI Yogyakarta 90 349 A,C,H
Jawa Tirnur 340 1. 395 A,B,C,E,F,AI,BI
B a l i 270 l.l58 D,G
NTB (Lombok) 500 2.346 A,B,C,E,F,H,AI
APPDT Kalirrantan Timur 200 877 AI,BI
Total 2.000 8.568===============================================================
Kornposisi ethnis transrnigran di blok-blok pernukirnan rne
rupakan komposisi heterogen, kecuali blok D dan G yang khusus
didiarni oleh suku Bali.
Kecuali adanya perbedaan adat antara tetangga, adanya
berbagai suku dalam blok-blok pemukiman, hal ini tidak rnenirn
bulkan masalah bagi orang-orang non Bali. Selain dari pada itu,
pembentukan kelompok tani goton~-royong adalah lebih berdasar
kan hubun~an kekeluargaan atau daerah asal daripada kriteria
ethnis. Mengingat perbedaan kebudayaan, agama, keterikatan pa
da adat, suku Bali merupakan salah satu suku yang spesifik.
18
Untuk roemudahkan integrasi diantara para transmigran,
maka seluruh proyek Transmigrasi telah menyediakan jatah lO%
bagi transmigran APPDT. Karena penduduk Kalimantan Selatan
tidak begitu berminat pada t~ansmigrasi, maka kelompok tran~
migran lokal umumnya terdiri dari transmigran asal Jawa yang
sudah lama tinggal di lokasi yaitu dari ?royek Barambai (ta
hun ~969.-~970t.
Populasi rouda
Batas usia bagi seorang kepala keluarga yang hendak
bertransmigrasi adalah 40 tahun, isteri dan anak merupakan
anggota keluarga yang boleh menyertai, maka pada piramida
umur suatu proyek transmigrasi selalu roenunjukkan bentuk yang
khusus.
Grafik 3 - Piramida umur (tahun 1982)
1000-"'T""'""~wanita1
ClOO BOO400200oo200
~. umUk
. 45-"~"'. ..
',. . ....._...~ 4O-4S"·~~ ...,.,
"00000Prja
19
Golongan umur di atas 20 tahun hampir seluruhnya ter
diri dari para kepala keluarga dan istri (sebab pada prinsip
nya para bujangan tidak diperkenankan bertransmigrasi). Aki
bat dari usia muda para ib~, maka laju pertambahan anak per
keluarga sangat tinggi. Hal ini terlihat bahwa golongan usia
lO - 20 tahun lebih rendah daripada golongan usia 0 - lO ta
hune
Pada tahun ~982 sebanyak 53,7% populasi proyek ber
usia di bawah 20 tahun Cuntuk seluruh Indonesia 5l,3%L dan
2l% di bawah 5 tahun Cuntuk seluru~ Indonesia l4,4%l dan se
dikit jumlah populasi proyek yang berusia di atas 60 tahun.
Perbandingannya sex-ratio di proyek dengan seluruh Indonesia
adalah ~,I3 : 0,99.
Pada tahun ~983, beràasarkan sampel lliTIUm sebanyak 60
KK transmigran diketahui bahwa usia rata-rata kepala keluar
ga hanya 36,5 tahun, dengan koefisien variasi 22%. Ukuran ra
ta-rata jumlah anggota keluarga cepat meningkat yaitu 4,28
jiwa pada tahun ~980 dan 4,8 jiwa padatahun ~983. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor :
- Tingginya angka kelahiran (260 kelahiran dalam 2 tahun), ...'
ini terlampau tinggi untuk populasi muda. Hal ini berkait
an dengan kondisi higiene. Keluarga asal Bali dan Lombok
yang tidak begitu memperhatikan kebersihan lingkungan, me
rupakan keluarga yan~ serin~ tertimpa kematian terutama pa
da anak di bawah umur.
- Kedatangan transmigran swakarsa sebanyak 25 KK . (74 jiwa)
di proyek untuk roenyusul keluar~a mereka, yang selanjutnya
menetap di proyek sambil menunggu pembagian tanah.
- Sejumlah transmigran yang meninggalkan proyek sebanyak ~49
KK/483 jiwa (keluarga den9an sedikit anak), atau 7,5% dari
jumlah. keseluruhan KK tetapi 5,6% dari jumlah jiwa keselu
ruhan populasi proyek.
20
Jumlah transmigran yang meninggalkan proyek relatif
kecil.
Dewasa ini transmigran yang meninggalkan lokasi rela
tif kecil apabila dibandingkan dengan keadaan di masa pra P~
lita. Tabel di bawah ini menunjukkan transmigran yang mening
galkan proyek sejak penempatan sampai dengan 13 Naret 1982,
yang dikaitkan dengan daerah asal mereka. Disini tidak ter
masuk 48 orang transmigran tambahan yang meninggalkan lokasi
antara 13 Haret 1982 - 30 April 1983.
Tabel 5. Tratlsmigran yang roeninggalkan' proyekb'erdas'arkan Fropinsi' naerah As'al
YangYang rreninggalkan proyek Lamanya
Prcpinsi bertransmigrasi - rrendiamiJUITÙa..~ Ukuran Jumlah Ukuran ( %
Daerah Asal KK keluarga KK keluarga proyek(bulan)
JéMa Barat 420 4,4 20 3,2 4,8 11,1
DKI Jakarta l80 3,4 32 2,2 l7,8 11,8
DI Yogyakarta '90 3,9 1 3 1,1 10
JéMa TiInur 340 4,1 0 0
Ba 1 i 270 4,3 5 3,4 1,9 9,8
NIB (I.onbok) 500 4,7 32 4,2 6,4 11,1
KAISEL 200 4,4 li 3,2 . 5,5' . 5,2
Total 2.000 4,3 101 3,2 5,1 10,6
Yang meninggalkan proyek sebagian besar adalah keluarga kecil
atau keluarga tanpa anak (Kepala Keluarga muda). Diantara k~
luarga asal DKI Jakarta yang ukuran keluarganya di bawah ra
ta-rata (3,4 jiwa berbanding 4,3 jiwal, ternyata yang menin~
galkan lokasi hanya keluarga yang ukuran rata-rata 2,2 jiwa.
Hal ini dapat dirnengerti karena transmigran asal Jakarta me
rupakan penduduk Kota yang belum siap rnenghadapi tantangan alam.
Mereka lebih menyukai bekerja secara tidak tetap dengan upah
tinggi di lingkungan yang ramai daripada bekerja tani dengan
21
upah kecil di li~gkungan yang penuh tantangan.
Sebanyak 17,8% transrnigran asal Jakarta rneninggalkan proyek
setelah l tahun berrnukirn di lokasi, yaitu setelah berakhir
nya bantuan jaminan hidup •. Bagi rnereka rnotivasi bertransrni
grasi adalah karena rnendapatkan jarninan hidup selarna l tahun.
Transrnigran Jawa dan Bali jarang sekali meninggalkan
proyek. Hal ini disebabkan karena kei~ginan merniliki tanah
seluas 2 ha, walaupun tidak begitu subur merupakan motivasi
utama bagi rnereka untuk bertransmigrasi, dan selama mereka
dapat hidup di proyek rnereka tetap terikat pada lahan yang
dibagikan. Adanya lahan-la~n yang ditinggal pergi transrni
gran bisa dirnanfaatkan untuk transm~gran swakarsa (25 KK da
larn 2 tahun) dan pasangan keluarga baru (dalam 3 tahun ter
jadi l52 perkawinan). Fada bulan Juni 1983 terdapat sekitar
35 buah hak bagian (yang tidak ditempatil yang diperuntuk
kan bagi 50 an calon transmigran (pecahan KK dari swakarsal
Orang Jawa dan Bali tidak mempunyai jiwa petualang
dibandingkan dengan suku lainnya seperti Minangkabau, Batak
dan Bugis. Mereka tetap mempunyai keterikatan pada daerah
asal rnereka, maka sejak tahun 1904 Pemerintah Belanda ter-
paksa melakukan pefuindw~an penduduk"secara otoriter
dipekerjakan di perkebunan di Sumatera.
untuk
Pada dewasa ini calon transmigran banyak jumlahnya,
hal inî disebabkan karena sulitnya kehidupan dan padatnya
pulau Jawa dan.Bali.
Kehidupan: yan:gsulit" "di: Daerah ·Asal
Data yang dikernukakan disini diperoleh dari hasil pe
nelitian sarnpel umum sebanyak 60 KK transrnigran yang menca
kup seluruh Propinsi Daerah Asal.
22
Kondisi perurnahan
Sebanyak 66% keluarga merniliki rurnah di daerah asal
dan dari jurnlah itu 43% dari mereka telah rnenjualnya sebelurn
berangkat ke proyek pernukirnan atau setelah beberapa waktu
berada di pemukiman. Nilai rata-rata rumah yang mereka rniliki
adalah Rp l27.000,- sebanyak 57% dari mereka yang mempunyai
rurnah menitipkan kepada familinya, karena apabila dijual be
lum ada kegunaannya.
Kecilnyatanah mi"lik
Tanah milik rata-rata per KK terdiri dari ~9 are la-
han kering dan 2~ are lahan persawahan. Hal ini dapat dili-
hat pada histogram di bawah ini :
Grafik4 - TANAH MILIK
Jumlah KK
40
30
-.... Lahan kering Lahan persawahanLV
10
h. b.0 2 0 2
Dari transmigran yang diteliti 2/3 tidak memiliki ta
nah sama sekali, dari 20 orang ternyata 6 orang menjual ta
nah mereka dengan hasil penjualan rata-rata Rp 190.000,-
Tingkat kekayaan
Nilai rata-rata kekayaan mereka (yang terdiri
ternak, sarana angkutan, radio, televisi, perhiasan,
petromax, mebel dan lain-1~in) mencapai Rp 170.000,
dapat dilihat pada histogram di bawah ini :
23
dari
lampu
hal ini
Jum
20
10
Grafik 5 - Kekayaan Transmigrasi -
o 200 400 600 800 1000 1200
Sebanyak 57% transmigran memiliki kekayaan kurang da
ri Rp 100.000,- (kekayaan di luar tanah dan rumah) di daerah
asal mereka.
Kekayaan yang mereka miliki rata-rata berni1ai
Rp 170.000,- dari kekayaan itu
- Sebagian dijual dengan nilai Rp 92.000,-
- Sebagian diserahkan ke famili sebesar Rp 65.000,-
- Sebagian dibawa ke lokasi sebesar Rp 13.000,-
Hasil penjua1an kekayaan mereka (rumah, tanah, ternak
dan lain-lain) sebagian besar cepat menipis yaitu beberapa -
24
hari/mi~ggu sebelum keberangkatan ke proyek Sebamban.
Persediaan uang ketika tiba di proyek
Berdasarkan sampel penelitian, diketahui bahwa sejak
kedatangan di proyek Sebarnban persediaan uang transmigran ra
ta-rata tinggal Rp 26.000,-/KK, bahkan 57% dari roereka rnem
punyai kurang dari Rp lO.OOO,-.
Keadaan transmigran belum memungkinkan untuk mernenuhi kebu
tuhan mereka sebelum panenan pertarna. Oleh karena itu apa
bila perrbagian jarninan hidup terlambat, hal ini dapat menim
bulkan beberapa masalah di proyek.
SehUbungan dengan hal tersebut di atas, rnaka tahun
pertama penempatan hendaknya dimanfaatkan untuk penyiapan la
han dan penyemaian agar swa-sernbada pangandapat secepatnya
terlaksana. Usaha-usaha apayang dilakukan para transrnigran
dalarn rnengatasi masalah pangan?
Faktor-faktor positif manusiawi dan: harnbatan-harnbatan
Lingkungan: baru : Para transmigran yang berasal dari
daerah yang padat penduduk Clebih dari l500 jiwa/km2 di dae
rah Gunung Kidul: Yogyakarta) sulit beradaptasi dengan lin~
kungan hutan. Mereka lebih menyukai daerah luas yang beralang
alang di Kalimantan Selatan. Pada umumnya para transmigran
belum mengetahui kondisi lingkungan yang akan dihadapi, ke
cuali transmigran lokal Kalimantan Selatan (sebanyak lO%) .
Rendahnyatingkat teknik pertanian : Para transmigran
belum siap rnenghadapi masalah ketidaksuburan tanah Kaliman
tan, karena terbiasa menggarap tanah yang subur di Jawa, Ba
li dan Lombok. Untuk mengevaluasi tingkat teknik pertanian
para transmigran maka digunakan metoda "score" dengan mengu
tamakan tema teknik seperti : pengalarnan di lahan kering,
persawahan, perkebunan, perbajakan, pernupukan, penyemprotan,
kredi t pertanian, keanggotaan KUD/Kelompok tani dan _notorisasi·.~
25·
Dengan memberi satu point per telïl3. teknik yang dipakai, maka un
tuk sarnpel penelitian ini diperoleh klasifikasi sebagairnana
terlihat pada grafik di bawah ini. Di atas score 4 point~. te..:.
ma tekniktersusun' dalaml;lrutan yang tepa.t''o 'Dalarn kenyataan
seorang petani. yang memaka.ip~1ijk·bel~m tentu melakukan';" pe
nyernprotan, sebaliknya penyemprotan selalu dilakukan setelah
pernupukan.
.Grafik 6 - Tingkat telmik pertanian -
,Jurnlah KKla 5 a
III~~~~ Tanpa pengalaman pertanian.~rakteK~secara kebetulan
'Suruh taniAlat bajak
Pernupukan++ Penyernprotan tanaman
+ Kredit' pertanian+ Kelornpok / tani+ Koperasi+ MQtorisasi'. kecil.
Tingkat teknik
Berdasarkan sarnpel penelitian diketahui bahwa hanya
40% transmigran rnenggunakan pemupukan secara teratur di dae
rah asal mereka. Narnpaknya pemupukan itu dianggap berguna ba
gi peningkatan hasil tetapi tidak mutlak dibutuhkan. Dengan
demikian, sebagian dari pupuk yang diserahkan pada transmi
gran segera dijual di pasar setempat. Akan tetapi setelah b~
berapa kegagalan panen, situasi menjadi berubah seperti yang
terjadi pada tahun 1982 dan 1983 yaitu sejumlah pupuk yang
dibagikan pada transmigran Sebarnban II dan Sebamban III (pro
yek terbaru) dibeli oleh transmigran Sebarnban I. Pada tahun
1983 dari sampel umurn 60 KK diketahui bahwa hanya 1 orang
yang belurn menggunakan pemupukan.
26
Narnun pernakaian tema teknik pertanian lainnya tidak
lah sarna berhasilnya, karena penyuluhan pertanian se ring ter
bentur pada sikap tak peduli transrnigran atau rnasalah hahasa
Indonesia rnengingat banyak piantara mereka belurn rnenguasa~
nya dengan baik.
Tingkat pendidikan yang berbeda"-beda
Diagram di bawah ini rnenunjukkan tingkat pendidikan
yang dicapai oleh 60 KK transrnigran yang diteliti (sanpel umum).
Grafik 7 Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga -
Universitas
" Tahun pendidikan15~o 0"1 1 2 J 4 5 6 Î7 8 9 10 11 14
Buta huruf Akhir SLTP Akhir SLTA
la "~
.Jurnlah orang
20i
Di kalangan para kepala keluarga transrnigran prosentase buta
huruf rnencapai 20%, dan 28% untuk seluruh populasi proyek
berusia di atas 10 tahun. Angka-angka prosentase ini rnende
kati untuk seluruh Indonesia yaitu 28%, untuk" Jawa Tengah
33,6%, Jawa Tirnur 36,8%, Bali 37,8% dan Lombok 44,9%.
Beberapa angka ini jelas rnenyangkal anggapan urnurn bahwa para
transrnigran berasal dari lapisan pa1in0 bawah.
27
Keinginan berhasil Keputusan meninggalkan sanak ke
luarga, desa dan daerah asal tidak dapat dilakukan secara se
rampangan, sebab sebagian besar transmigran ingin berhasil
hidupnya. Sudah barang tentu pemilikan tanah tetap merupakan
motivasi utama. Memiliki fanah berarti memungkinkan mereka
bekerja bagi kepentingan mereka sendiri dalam menjamin hari
depan anak, dan bebas dari ikatan sebagai buruh tani/petani
penyewa. Sayangnya untuk dapat berhasil transmigran hanya
bermodal tangan.
Kurangnya tenaga kerja : Departemen Transmigrasi me
ngutamakan pemindahan para kepala keluarga muda, usia antara
20 - 40 tahun karena dikaitkan dengan potensi tenaga kerja.
Dari sampel yang diteliti diketahui bahwa ukuran rat~
rata anggota keluarga 4,8 jiwa hanya terdapat 2,4 jiwa beru
sia di atas 15 tahunyang mampu berperanserta dengan baik da
lam kerja tani. Besarnya jumlah anak di bawah umur sangat me
ngurangi kegiatan para ibu .. Tingginya tingkat pendidikan anak
usia antara 7.- l5 tahun mengurangi pula kegiatan mereka da
lam kerja tani. Sehubungan dengan-kondisi di atas terlihat
bahwa tenaga kerja transmigran yang ada di proyek jauh lebih
kecil dibandingkan dengan keadaan waktu di daerah asal (di
daerah asal masih ada famili lain yang dapat membantu meri
ngankan kerja para ibu).
29
DAMPAK KEGIATAN PERTANIAN
Luas yang ditan·arni
Setel~h diternpatka~, para transrnigran akan rnernperoleh
lahan yang sudah dibukajdibajak traktor dan siap tanam seluas
l ha. Akan tetapi pembukaan lahan dan penernpatan transrnigran
: seringtidak siI1kron; . - sehingga rnengakibatkan ·lahan yang telah
dibuka cepat ditumbuhi alang-alang. Terkadang bentuk perrnu
kaan tanahnya serta banyaknya sisa-sisa tebangan pohon tidak
rnernungkinkan untuk rnembuka lahan dengan traktor, hal ini aki
bat kekeliruan dari kontraktornya.
Dari sarnpel yang diteliti, terlihat luas lahan yang
diolah dengan traktor adalah seperti pada tabel di bawah ini
Tabel 6.
Luas lahan yang diolah per KK
+ 25 are .. + .50 .are .. + .75 .areIuas lahan yang diolah
dengan traktor
Prosentase .KK 19....
. .7.. .... l9.
+ lOO are
55
an lahan dilakukan secara manual. Pembersihan alang-alang de
ngan cara rnencangkul rnerupakan pekerjaan yang rnenyulitkan
dan rnernerlukan waktu cukup lama, hal ini terlihat dengan ba
nyaknya tenaga kerja yang diserap (evaluasi penelitian pada
keseluruhan sampel)
- 750 jam kerjajha atau l07(l) orangjhari per ha pada tanah
yang belurn diolah dengan traktor.
(l) t t k' h' 7 .ra a-ra a erJa per arl Jarn.
30
- 504 jam/ha, atau 72 orang/hari per ha pada tanah yang te
lah digarap dengan traktor beberapa bulan sebelumnya.
- 344 jam/ha, atau 49 orang/hari per ha pada tanah yang te
lah ditanami pada musim sebelumnya.
Dengan demikian evolusi luas lahan yang ditanami per
KK transmigran sangat berkaitan dengan luas lahan yang di
olah dengan traktor sebelumnya serta jumlah tenaga kerja
yang tersedia. Hanya beberapa keluarga transmigran yang be~
penghasilan cukup mampu menyewa traktor.untuk.2:!rali lintasan("Rp
4(). nnn/Ha/Ü:ali lintasan), supaya pengolal1an ta.;'{"~'1 lebi li. bai'Jr. atau meng
u;:i. tenaga kerja dari luar (Hp 120.0nO,-/Haf.
Pada grafik di bawah ini dapat dilihat evolusi luas
-lahan yang ditanami per KKtransmigran selama 3 tahun perta
ma :
Grafik 8 - Evolusi Iuas Iahan yang di tanami -Luas yang di tanami
(ha)
'1(hal
~(hal
~
302010
JUlIIlnh 1.'------.----------+301010302010o
2
Tahun pertama(rata-rata 0,42 Ha)
'.Tahun kedua
(rata~rata 0,92 Ha)Tahun ketiga
(rata-rata 1,13 Ha)
Kecilnya luas lahan yang ditanami pada tahun pertama
penempatan selain karena kemauan transmigran itu sendiri, j~
ga karena berkaitan dengan bantuan jaminan hidup. Pada tahun
kedua peningkatan luas lahan yang ditanami rata-rata adalah
50 are untuk tahun ketiga meningkat 2l are. Pada tahun keem-
31
pat luas rata-rata lahan yang di tanami rùencapai l, 43 ha (ta
hun 1983 untuk 1/3 sampel). Sebuah keluarga transrnigran (4-5
jiwa) mampu lT,enanami secara manual mencapai 1,5 ha, tanpa me
merlukan bantuan tenaga kerja dari luar.
Mengingat hasil yang memprihatinkan selama 3 tahun
terakhir ini, maka kemungkinan peningkatan luas lahan yang
ditanami sangatlah kecil.
Penyebaran tanaman : Penyebaran tanaman selama lTLusim
tanam 1982-1983 dapat dilihat pada garnbar di ~a\'lah ini. Per
lu diketahui bahwa lahan-Iahan usaha yang dimiliki para tr~
migran tidak merupakan satu kesatuan, karena lahan usaha II
biasanya terletak antara l - 2 km dari tempat tinggalnya.
fGrafik 9
Rumah
kb. Buah
kb. Sayur F--:::=::=;;;:~
- Penyebaran tanarnan -
Rumah .+ kebun
15 are palawij aPadi ( mono1)u~t:ur..atautumpan~ ..:;:;:~sari jagung dan.singkong ):
98 are !Hü!lHiEI:::::::1:::'l'anah yang be~um di buka
Rumah dan kebun ~. 15 arePalawij a kacang
Palawija (kacang tanah,kedelai,jagung dan sayuran) 38 areTanah yang sudah di buka tetapiterpaksa dibiarkan (kurangnya tenaga kerja dan bibit tanarnan):60 are.. ... \ _...
~ Tanah yang belum dibuka :87 are
32
Tanaman pangan: Pada musirn tanam pertama (antara No
pember sampai dengan Maretl, 87% dari luas lahan yang ditanami
digunakan untuk tanaffian padi gogo sccara rnonokultur atau turn
pang sari. Sistem tumpang sari ini sifatnya masih tradisional
yaitu yang rnernungkinkan penggabungan tanarnan seperti jagung,
singkong dan tanarnan padi.
Jagung ditanarn diantara tanarnan padi dalarn baris-baris dengan
jarak antara 4 - ~o rneter/per rumpun, terdiri 2 - 3 biji per
lobang tanarn dengan jarak tanam antara 75 - 100 crn. Singkong
ditanarn pada sisi-sisi ladang atau teras,jarak antar baris
lO s/d 40 rneter dan jarak antar batang pohon singkong l rneter.
Jenis-jenis tana~an turnpang sari sangat tergantung dari terse
dianya bibit luntuk jagun~) dan resiko adanya serangan babi
hutan (untuk jagung dan singkong).
Daerah-daerah yang mengunda~g bahaya besar, seperti lahan yang
ja.ull·dari. ternpattinggal, pinggir hutan dan lahan jauh dari
pernukiman orang Bali (pernburu ulung babil perlu dilakukan rno
nokultur padi.
Fada musim tanarn pertama sekltar l/3 dari transmigran
sarnpel juga rnenanam jenis palawija (kacang tanah, kedelai) pa
da areal seluas ~5 - 30 are yang berdekatan dengan tempat
tinggalnya, karena takut adanya serangan babi hutan.
Mengingat siklus tanam padi gogo varietas lokal rela
tif lama· C:!:. 5 bulan), maka penugalan musirn kedua hanya dapat
dilakukan menjelang April. Dalarn hal ini tidak diperbolehkan
menanam padi sebab resiko rnenghadapi musim kemarau panjang mu
lai Juli. Oleh karena itu musim tanam kedua diperuntukkan je
nis-jenis tanarnan siklus pendek (3 bulanl, seperti kacang ta
nah, kedelai, jagung yang diturnpangsarikan dalam tanarnan ka
cang tanahjkedelai serta beberapa tanaman sayuran. Luas kese
luruhan areal yang ditanami pada musim tanarn kedua adalah 50
are Ctermasuk ladang sayur-sayuranl.
Sejak tahun 1982, dari 60 KK transrnigran sarnpel hanya
33
8 KK tidak bersedia rnenanami tanah rnereka pada rnusirr. tanarn ke
dua. Pada tahun 1983 sete1ah menga1arni kegaga1an panen padi
tahun sebe1umnya, rnaka sekitar 2/3 dari transrnigran sampe1
terpaksa rnenundanya sampai rnusim tanam pertama tahun berikut
nya.
Pada tahun 1981 - ~982 dari 60 KK transmigran sarnpe1 te
1ah rne1akukan kegiatan-kegia.tan sebagai berikut :
- 60 KK rnenanarn padi gogo.
- 39 KK rnenanam jagung yang ditumpangsarikan dengan padi/sayu~
sayuran.
- 58 KK menanam singkong, umumnya di pinggir ladang/tera.s.
- 42 KK rnenanarn kacang tanah, kadang' ka1a 2 tanarnan per tahun
- 37 KK menanarn kacang panjang, secara ska1a besar sehingga -
sebagian produksi dapat dijua1.
~. 5 KK menanam sayur-sayuran, secara ska1a besar sehingga se-
bagian produksi dapat dijua1.
- 4 KK menanam ubi ja1ar.
- 2 KK menanam semangka. (deng-an ska1a besarl.
- 2 KK menanarn tembakau.
Tanamantahunan : Di Jawa secara tradisiona1 tanaman tua
terbatas Qi peKarangan, Kebun buan dan kebun sayur yang rnenge
1i1ingi ternpat tinggalnya. Dengan demikian sejak penernpatan di
lokasi, para transmigran te1ah menanarn berbagai jenis pepohon
an dengan jum1ah besar di atas area1 se1uas ~5 are di sekitar
ternpat tingga1 mereka.
Tanaman pisang banyak dijumpai (30 s/d 50 rumpun), je
nis-jenis pohon 1ainnya tidak 1ebih dari lO batang di setiap
pekarangan. Berdasarkan perkiraan, terdapat 50 s/d l50 berba
gai jenis pohon di setiap pekarangan. Pada musim kemarau 1982
para transmigran menga1ami kerugian besar, terutama pada tanam
an cengkeh dan kopi yaitu 90% dari tanarnan tersebut mati keke
ringan.
34
Namun demikian sudah mulai terlihat adanya evolusi ter
hadap luas areal yang ditanami tanarrlan tua. Mengingat hasil
produksi tanaman pangan sejak tahun 1982 kurang menguntungkan
mereka, maka 7 dari 60 KK transmigran sampel mengalihkan mo
dalnya untuk usaha bidang tanaman tua.
Pada umumnya jenis tanaman cengkeh merupakan pilihan transmi
gran mengingat harga pasarannya yang tinggi di Indonesia. Da
lam keadaan tertentu lebih dari 200 batang pohon cengkeh dita
nam di luar pekarangannya seluas 25 are. Sedangkan tanaman po
hon kelapa rnenduduki urutan kedua dengan jumlah tanaman rata
rata 20 pohon, dan jarang ditanam di luar pekarangan.
Seorang transmigran telah menjadikan tanah miliknya se
luas 2 ha menjadi kebun buah, dan pada tahun 1982 telah dita
nam lebih dari l.OOO pohon pisang, 60 pohon pepaya, 40 pohon
kopi, 2l pohon kelapa, 40 pohon jeruk, 50 pohon mangga, 10 p~
hon jambu, 2l pohon sirsak, 40 pohon rambutan, 200 pohonnang
ka, dan 60 pohon petai. Untuk tanaman pisang, pepaya dan nang
ka cepat menghasilkan sedangkan ta~aman tua lainnya mernerlu-.
kan waktu 4 s/d 7 tahun, baru dapat menjamin sumber penghasil
an bagi transmigran. Smliliil menunggu· hasil kebun tumpuan ha
rapan transmigran adalah pada tanaman padi.
Tanaman dominan: padi gogo
Pernbukaan lahan : Dari luas rata-rata 98 are yang di
tanami padi gogo (pada tahun ~982 - 1983), seluas 77 are su
dah pernah ditanami tahun sebelumnya. Jadi luas areal tanah
yang dibuka rata-rata adalah 2l are selarna selang l tahun.
Di musim kemarau pembukaan lahan yang beralang-alang merupa
kan pekerjaan yang sulit dan rnemakan waktu. Di musim ini ta
nah yang biasanya padat dicangkul dengan kedalarnan 15 s/d 20
cm. Apabila lahan belum dibuka dengan traktor, seseorang rnam
pu membuka lare lahan selama 7-8 jam/hari Chal ini terjadi
pada 59 KK dari 60 KK transmigran sampel). Setelah tanah di
cangkul sampai 2 - 3 kali, maka sudah siap tanam.
35
Penyiapan la~an : Berdasark2n terbatasnya ternak di
lokasi serta mcngingat pula usia Muda ternak tersebut, maka
tahun 1982-1983 penyiapan lahan dilakukan secara manual. Ku
antitas kerja yang diperlukan tergantung dari keadaan lahan
sebelurnnya, hal ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel 7
Penyiapan lahan
Keadaan lahan Jamjper ha Hari/per ha Illas per orangjhari
Iahan pernah ditraktor 504 72 l,4 are
Laban pernah ditanarnil kali 420 60 l,7 are
lahan J?ernah ditanami2 kali 344 49 2 are
Penyiapan lahan dengan cangkul rnerupakan pekerjaan yang sulit dan urm.nnnya
dilakukan oleh kaum pria (atau anak laki-laki usia '15 tahun
ke atas). Tetapi pada keluarga transmigran Bali, para wanita
dan anak-anak juga ikut membantu melakukan pekerjaan-pekerja
an berat.
Pada urnurnnya keluarga transmigran yang mempunyai ba
nyak tenaga kerja (2-3 orang dewasa yang bekerja penuh) lebih
senang bekerja sendiri. Kecuali untuk pekerjaan yang padat
karya (pembukaan dan penyiapan lahan)dilakukan secara gotong
royong, biasanya terdiri dari 2-7 orang.
Beberapa transmigran yans berpenghasilan cukup memanggil te
naga kerja harian upah. Sedangkan transmigran lainnya jarang
melakukan hal ini kecuali dalam keadaan yang mendesak.
'Penanaman/penugalan bibit : Pada tahun 1982 musim hu
jan datang terlarnbat, baru dimulai pada awal NoveITber. Sedang
kan curah hujan yang teratur baru menjelang awal Uesernber.se-.
hingga jaS1\valpenanama!1 bibit padi gogo paling a\;al seKitar 2
November l~E2 dan paling larr~at l5 Januari 1983. Pada umumnya
36
penanaman dilakukan antara l5 November - 24 Desember 1982.
Pada awal rnusim hujan, bagian-bagian lahan yang su
dah diolah segera ditanami bibit (lahan tahap ke 1). Setelah
itu beberapa keluarga transmigran melanjutkan pengolahan la
han tahap ke II (pada bagian lahan yang belum diolah) selama
kurang lebih l bulan, atau tepatnya hingga akhir kegiatan p~
nyiangan pada lahan tahap ke 1. Maka lahan tahap ke II dita
narni bibit dan lahan tahap ke l ditanami pula bibit sulaman/
sisipan.
Dari sampel 60 KK transmigran diketahui bahwa kuanti
tas bibi~ yang digunakan rata-rata 33 kg per ha (untuk pena
naman bibit dan penanaman bibit sulam) dengan koefisien va
riasi 35%.
Padi ditanam per lobang dengan menggunakan tugal, dengan ja
rak tanam 25-30 cm. Pekerjaan ini dilakukan secara gotong-r~
yong tergantung dari luas areal yang ditanami. Dalam pekerja
an ini pada umumnya para pria mewbuat lubang-lubang; seàang~
kan wanita dan anak-anak menabur bibit didalamnva.Kemudian lu~ -
bang-lubang tersebut ditutup kembali dengan kaki, namun hal
ini tidak ffiutlak dilakukan.
Waktu yang diperlukan untuk ke~iatan penugalan dan p~
nugalan kembali adalah ~20 jam per ha, dan dikerjakan secara
bersama (pria, wanita dan anak-anak). Dengan demikian kelom
pok yang terdiri dari 8-9 orang mampu menugal seluas l ha da
lam waktu 2 hari.
Penyiangan : Kegiatan ini dimulai kira-kira l bulan
setelah penugalan dan berlangsung selama l s/d 2 bulan. Pe
nyiangan baru berakhir apabila padi telah berumur 2 bulan pa
da saat itu penyiangan telah dilaksanakan dengan baik. Apabi
la penyiangan dilakukan dengan tepat maka padi dapat tumbuh
dengan baik, tetapi bila penyiangannya masih kurang hal.ini
akan mengganggu pertumbuhan padi. Untuk penyiangan '. rumput-
37
rumput kecil alat yang sering digunakan adalah koret, cung
kir .dan cangkul, sedangkan untuk rumput-rumput yang lebih be
sar dapat digunakan sabit, parang atau dicabut dengan ta
ngan. Dalarn tabel di bawah ini dapat dilihat tipe, urutan ke
giatan penyiangan dan frekwensinya :
Tabel 8
Kegiatan penyiangan
Frekwensipenyiangan
Tipe kegiatan& urutannya KKCC
4
KCCC KKC
3
KCC KK
2
KC cc
l
K C
Total
Jumlah kasusyang diteliti
% dari totalper urutanpenyiangan
1
2
l
2
5
la
4
8
7 19 3
14 38 6
8 2 50
16 4 100
% dari totalper frekwensipenyiangan
4 18 58 20 100
K = koret (cungkir, cangkul) C = cabut (tangan, sabit, parang)
Dari 78% kasus diketahui bahwa penyiangan yang dilaku
kan sekali atau 2 kali sudah cukup untuk rnernbersihkan ladang.
Sebenarnya di tanah yang kurang subur tidak banyak turnbuhan
rurnput, dernikian pula untuk pertanarnan padi.
Waktu yang diperlukan untuk kegiatan penyiangan adalah
- 232 jarn/ha untuk penyiangan pertarna, atau 33 hari/ha
121 jarn/ha untuk penyiangan kedua, atau 17 hari/ha.
·Penyiangan umumnya dilakukan dalarn keluarga rnengingat
jarangnya gotong-royong atau kerja yang diupah. Walaupun ke
giatan ini dilakukan baik oleh pria rnaupun wanita, narnun pe
ranan wanita secara tradisional lebih banyak dari pria.
angka-angka
38
Pernupukan : Dari para transrnigran yang dite1iti dike
tahui bahwa, bagi 60% transrnigran pemupukan rnerupakan teknik
baru. Hal ini ter1ihat èari kasus-kasus yang dite1iti yaitu"~
rnengenai dosis yang digunakan serta tahap/tangga1 pe~akaian~
nya.
TSP (Triple Super Phosphate) dan Urea rnerupakan jenis
pupuk kimia yang digunakan untuk tanarnan padi pada tahun
1982-1983. Dan hanya seorang transrnigran yang rnenggunakan
pupuk kandang pada area1 yang terbatas.
Dosis pupuk rata-rata yang dipakai untuk tanaman padi
ada1ah TSP 84,8 Kg/ha dan Urea 55,6 Kg/ha.
Tabe1 9
Dosis pupuk yang dipakai
Dosis da-O 30 60 90 120 150 180 210 240 'l'ota11am Kg/ha
& +TSP ..Jurn1ah kasus 3 16 22 8 5 2 3 1 60% dari total 5 27 37 13 8 3 5 2 100
Urea :Jumlan kasus 15 ·22 1.3 4 5 1 60% dari total 25 37 22 7 8 2 101
Dosis yang dipakai dengan yang dianjurkan BlMAS per
bandingannya ada1ah TSP 140 Kgiha dan urea 150 Kg/ha, rnaka
ter1ihat bahwa jurn1ah petani yang rnernperhatikan anjuran ini
sebanyak :
- Il KK dari 60 KK atau 18,3% (untuk TSP)
- la KK dari 60 KK atau 16,7% (untuk Urea)
Dibandingkan dengan dosis yang dianjurkan LP3
tersebut rnenurun :
- 6 KK dari 60 KK atau 10% dari transrnigran sampel
(untuk TSP)
- 1 KK dari 60 KK atau 1,7% dari transmigran sampel
Urea)
39 -
(untuk
Untuk peniliagian pupuk dan pemakaiannya, terpaksa :jum
lah sampel transmigran yang ada (60 KK) dikurangi setengahnya
(30 KK) karena data yang diperoleh tidak memenuhi syarat.
Tabel 10
Pembagian pupuk
Jumlah 0 1 2 3 4 Totalpemakaian
Jumlah kasus TSP 1 Il 12 6 1 31yang diteliti
Urea 7 13 8 4 0 32
'l'abel Il
Tahap pemakaian pupuk
Jumlah Sebelun Denç,-an Setelah Padi Jmlpemakaian menugal bibit menugal 1 bln 2 bln 3 bln 4 bln kasus
4X l- I 1 1
TSF 3X 1 2 2 4 2 6 1 6
2X -7 3 7 5 2 12
Jumlah IX 1 6 2 2 Ilkasus ygàiteliti total 3 16 6 13 9 9 1 30
3X 1 1 2 2 4 2 4
Urea 2X 1 2 4 5 4 8
IX 1 2 7 3 13
total 2 1 5 13 10 8 2 25
Sebagian besar pemakaian TSP dilakukan pada waktu menu
gal. Pupuk langsung dicampur bibit, hal ini memungkinkan
penggunaan dosis sedikit (+ 30 Kg/ha) yang efeknya dapat cepat
Frekwensi penyemprotan dengan insektisida
40
terlihat pada waktu padi keluar. Selain itu penca~puran pu
puk dan bibit dapat mengurangi dosis bibit, terutama apabila
anak-anak ikut dalam kegiatan penanaman ini (kenyataannya a
nak-anak cenderung memasukan bibit cukup banyak,kadang~kadang
sampai 100 butir/per rumpun). Sayang sekali teknik ini se
ring mengakibatkan perturr~uhan akar kurang sempurna apabila
tidak dilakukan pemupukan selanjutnya.
Pemakaian pupuk tahap kedua pacta waktu habis menyiangi
antara 1 - 2 bulan setelah ditugal·. Padaumumnya Urea~an TSF - di
~'l'Qur sebelm dïgunakan, karena pemakaian -urea 5aja sangatjarang~-.....
Untuk satu bagian lahan dikenal berbagai penggunaan pu
puk. Para transmigran lebih menqutamakan tempat-tempat dima
na pengembangan padi lliasih kurang daripada tempat yang lebih
baik keadaaimya. Dengan deri:ikian hasil rata-rata cenderung
turun.
Dari 90% kasus yang ada, ternyata masalah teknik pemu
pukan masih belurn dikuasai oleh para transmigran seperti do-;
sis, pembagian pupuk dan cara pemakaian pupuk, demikian pula
penyemprotan hama tanaman.
PenveulO....otan h::>ma t-::>T'l:::lm;:ll'"l • n::> .... ; e:::n vv +- .... - "'..,.,; g~a ..... "ans"- ... + ~ .. - ... --"-""_.. ..___. _ __ _ ........ _"'_" __ Co. _ ..."..... ... .L", ;t .i.
diteliti ternyata hanya 28% melakukan penyemprotan tanaman se
cara teratur di daerah asalnya. Setelah 3 (tiga) tahun ditem
patkan sebanyak 12% transmigrah tidak menggunakan insektisida
untuk tanaman padi.
Frekwensi penyemprotan tanaman dengan insektisida sangat ber
variasi sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 12
Jumlahpemakaian
Jumlah pe .ngamatan-
Pengamatandalam %
o 1
7 10
12 17
2
13
22
3
Il
18
4
9
15
5
4
7
6
2
3
7 s/d
4
7
10 Total
60
101
41
Tabel 13
Dosis penyemprotan (per Ha)
Menurut dosis yang dianjurkan pabrik :
Dosis Nol Sanc;a:t kecil Kecil Tepat Total
Jumlahpengama~ 7 26 19 8 60an
% dari 12 43 32 13 100total
Dengan ~elihat para transmigran yang melakukan penyem
protan tanaman (53 KK dari 60 KK sampel) sekitar 49% diantara
mereka atàu satu diantara dua melakukan penyemprotan tanaman
dengan dosis sangat kecil, sehingga tidak bera~ti samasekali.
Tabel 14
Jadwal penyemprotan
Pengamatan dibatasi pada 23 KK transmigran
Tahap (hari) 21 30 45 60 90 115 130 Total
Jumlah 1 4 4 8 1 4 1 23pengamatan
Pengamatan 4 17 17 35 4 17 4 98dalam %
Sebanyak 21% dari transmigran melakukan penyemprotan
preventif setelah sebulan penanaman bibit, 35% melakukan pe-
nyemprotan selama 60 hari pada waktu serangan hama wereng .
(Nilaparvata sp & Nephotettix sp) rnencapai puncaknya. Dan se
banyak 21% transmigran melakukan penyemprotan tanaman sete
lah serangan hama wereng dan kemarau merusak pertanaman padi.
Beberapa transmigran lainnya tidak lagi melakukan penyemprot
an karena khawatir akan kerusakan/kerugian pada tanaman.
42
Dari 200 buah alat semprot/hand sprayer yang dibagikan\\
para transmigran (l buah untuk 10 KK), sekarang tinggal 40 bu
ah yang masih berfungsi seteJ.ah 3 tahun dipakai. Selain kare.
na kualitasnya yang kurang baik, terutama juga karena kurang
nya perawatan alat-alat tersebut. Walaupun perbaikan alat
semprot mudah, akan tetapi para transnigran pada umumnya me
nunggu penggantian alat semprot yang rusak dari Pemerintah.
Para transmigran ~asih kurang menguasai teknik perlin
dungan tanaman. Mereka rnenggunakan pestisida apabila ada ha
ma penyakit tanaman dan pengertian penyemprotan preventif ma
sih asing bagi mereka. Selain itu mereka belum mengetahui pe
makaian jenis pestisida yang cocok, hal ini terlihat pada pe
makaian insektisida yang berulang-ulang untuk membasmi serang
an jamur. Pada umumnya transmigran tidak mempunyai pengetah~
an tentang hama peny~kit atau parasit dan pengembangan hama
penyakit tersebut, demikian pula tentang pemakaian dosis pe
nyemprotan.
Setelah usaha~usaha penyemprotan dilakukan tidak memba
wa hasil, banyak transmig~an berkesimpulan bahwa perlindungan
tanaman hanyalah sia~sia. Untuk itu diperlukan bantuan dari..Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) untuk menangani masalah ini,
tetapi sangat disayangkan pengetahuan petugas dimaksud
urnumnya masih minime
Hasil produksi padi :
pada
Hasil padi pada tahun 1982-l983 cukup memprihatinkan
disebabkan karena
- Serangan hama wereng yang mengakibatkan kerusakan hampir se
luruh ladang yang terjadi sekitar akhir Februari sampai pe~
tengahan Maret. Karena ffiasih kurangnya penguasaan teknik
penyemprotan dan pestisida-pestisida yang sudah umum di~i
seperti Diaz;inon, I.ebaycid atau Bevin ternyata 1-:urang e:Éektip 1IDtuk f€Inbasmian~wereug. Selain itu ada pestisida yang lebih efektif
.,\
43
seperti Hopsin narr,un kerusakan tanarnan sudah terlalu berat
lJni:uk nenggunaan restisda .tersel::lut ..
- Sekitar l sarnpai 24 April tidak ada hujan sarna sekali pada
waktu padi sedang pernbunçaan. Analisa frekwensi iklirn je
las rnemperlihatkan sifat insidentil daripada defisit curah"
nujan ini seban selama 2~ ta~un baru terjadi l (satu) kali
dimana curah huj~~ bulan April dibawah 50 mm.
Untuk keseluruhan transmigran sampel, produksi padi ra
ta-rata hanya memperlihatkan 94 Kg/ha dan produksi terbaik
tercatat sebesar 573 Kg/ha. Histograrn di bawah ini menunjuk
kan jumlah KK transmigran yang diteliti untuk berbagai ting
kat produksi padi.
Grafik 10 - Produksi padi tahun 1982-1983
Jumlah KK30
--~-""--r----.:::='-~kg padi/Ha
20
10
o 100 200 300 400 500 &00
Bagi 21 KK dari 60 KK transmigran,produksi padi lebih
rendah daripada jumlah/dosis bibit yang dipakai. Satu~8atuny-?_~
bagian ladang yang menghasilkan padi hanya sedikit yaitu bagi
an-bagian yang ditanami bulan Januari, berarti penanaman ter
akhir dan akan berbunga pada akhir kemarau (akhir April).
Froduksi padi tahun 1983 sangat mempriha~inkan sehu
bungan dengan keadaan iklim. Oleh karena itu perlu ditinjau-
44
produksi-produksi beberapa tahun sebe1urnnya agar °°odipero1eh
garnbaran rnengenai potensi tanarnan pangan di daerah Sebamban.
Produksi padi tahun pertama (1980-1981) be1urn mernuas
kan (keci1nya 1uas 1ahan yang ditanarnidan berbeda-bedanya s~
at penuga1an) narnun hasi1 tahun 1981-1982 rnerupakan produksi
terbaik rnenurut pendapat para transrnigran.
Pada histogram di bawah ini dapat di1ihat jurn1ah KK yang d~
te1iti untuk berbagai tingkat produksi padi tahun 1981
1982.
Grafik Il
Jumlah KK
Produksi padi tahun 1981-1982 - '1
10
5
o 600 1000 1500~,.......,.--~ kg padi/Ha
2000
BaCJoi 60 KK transrnigran, produksi padi rata-rata ada1ah
569 KK per ha pada tahun 1981-1982. Fada tahun ini 10% dari
rnereka dapat berswasernbada pangan karena hasi1 panen rnereka.
Hasi1 perekonornian tanarnan padi dan prospek masa de-
pan.
Disini ana1isa dibatasi parla hasi1-hasi1 pene1itian ta
hun 1982-1983 dan disertai data yang 1engkap :
Rp .17 . S00 , -
Rp. 2.400,
Rp. 1.400,-
Ha)
Rp.3.300,
Rp.10.400,-
45
Biaya penanaman (nilai rata-rata per
bibit (33 Kg/HaL
- pupuk
(tetapi harga resmi Rp.12.600,-L
- pestisida
- biaya kredit pertanian
(hanya untuk 30 KK, yang harusdilunasi waktu panent
TOTAL INPUT •••••••••••••••••
- Nilai rata-rata panen
(94 Kg padi @ Rp.~OO,-'/Kgl
- Basil: kerugian rata-rata Rp.8.100,- per Ha,tidak terrnasuk
tenaga kerja.
Angka-angka ini tidak perlu dikomentarkan.
- Biaya tenaga kerja : Jurnlah waktu yang diperlukan untuk me
nanarn padi (selarna tahun 1982/1983) adalah 1230 jarn/Ha atau
176 hari/Ha, rnulai dari penyiapan tanah sarnpaipenggilingan
(sarnpai berupa beras). Karena rendahnya produksi padi rnaka
untuk kegiatan-kegiatan seperti pernetikan hasil, pengering-
an dan penggilingan tidak rneITbutuhkan banyak pekerjaan.
Pada tahun-tahun normal, untuk menggarap l Ha padi gogo se
cara rnanual diperlukan waktu kira-kira 200 hari yang terdi-
ri è-ari 7 ja~ karja par
Apabila upah kerja tani di Sebarrillan rata-rata Rp.l.S00,-/ha
ri dianggap sebagai upah kerja pokok, maka biaya tenaga ker
ja seluruhnya adalah :
- Rp.264.000,-/Ha (176 hari @ Rp.l.SOO,-) untuk tahun
1982-1983
- Rp.300.000,-/Ha (200 hari @ Rp.l.SOO,-) untuk tahun
1981-1982
Sernentara itu banyak transmigran lebih mernilih Rp.SOü,-/ha
ri dari hasil pekarangan rnereka sendiri daripada Rp.l.SOO,
dari usaha luar. Grafik di ba.·!ah ini menunjukkan evaluasi
produksi padi yang dicapai, sehubungan dengan upah kerja ha
rian dan tingkat pembiayaan penanarnan (bibit, pupuk dan pe~
tisida) •
...46
Grafik 12 ~·Upah kerja.harian dan produksi padi -" .
~ Rp Hari
Prod~k5i
padi(kwt
-------l1
.-- -----, 1Il1
-----ï 1 r1 1 1, 1 11 1-._J Il
-. J 1
1",, .J
lnput sekarang
Input bibit saj a .
input Bimas
Prod. max. yangtercatatda1am 3 tahun.
---------------------------~-.:;;.....--1000
0 '5
1
10 15
Prod. rata-rata Prod. rata-rata Produksi. yang" 1982-1983 1981-1982 menjamin swa
sembada
2000
Upah buruh harianL1500
Produksi maximum selama 3 tahun di Sebamban .hanya
menghasilkan upah kerja harian sebesar Rp.655,-. Untuk tahun
1981-1982 (dianggap sebagai tahun normal) upah kerja harian
untuk penanaman padi rata-rata hanya Rp.200,-. Dalam kondisi
demikian, satu-satunya cara untuk menaikkan upah kerja adalah
dengan pengurangan tenaga kerja. Ada dua cara yang dapat di
tempuh yaitu pema~faatan bajak dan motorisasi.
Di proyek Transmigrasi seperti Batumarta di Surnatera
Selatan, jumlah ternak yang tersedia cukup banyak sehingga 75
persen trans2igran dapat memanfaatkan tenaga hewan tersebut
untuk kegiatan bajak setelah 3 tahun bermukim di proyek. Ba
jak terutama masih digunakan untuk keqiatan penyiapan tanah ,
sedangkan alat-alat pertanian lainnya seperti penggarù , pena
bur bibit dan lain-Iain belurn ada di Indonesia.
biaya
lahan
47
Mengingat kondisi keuangan para transmigran belum me
mungkinkan untuk menili61i peralatan bernotor, maka penyiapan
tanah dengan traktor dilakukan oleh pihak swasta.
Dalam tabel di bawah ini dapat dilihat masa kerja dan
tenaga kerja, yang dikaitkan dengan 3 cara pengolahan
yaitu secara manual, bajak dan traktor.
Tabel 15
Biaya tenaga kerja (untuk:l ha padi gogo)
Cara peng r·1asa kerja Nilai dalara (Rp. )olahan la Penyiap- Total Penyiap- Total tena Total tanahan. an tanah an tanah ga kerja man (1)
}1anual (2 )
. (2 lintasan) .: 60 hr'. l80 hr 90.000 270.000 315.000
Bajak 17 hr J.37 hr 25.000 20S~SOO 250. 500.(3 lintasan}.
,Traktor Perusaha l20 hr 120.000 180.000 345.000(3..1intasanL an swasta
(1) Input BU1AS (2) lahan yang sudah ditanami tahun sebelumnya.
Pada grafik berikut dapat dilihat upah kerja harian yang di
kaitkan dengan produksi untuk berbagai cara penyiapan lahan.
Grafik 13
Upah kerja harian, produksi dan tipe penyiapan
lahan
48
Rp/hariGr,ll"ik 13 - Upah kürjn hariun,pro<1uksi <1:.ul tipe "
penyiapan Ip.han - ..
2000
Manual
Alat baj ak
Traktor
2016105
------------------------------------- 1111
_________ - - ------- -- - -- - - ----- --1---1 1 1
~-_-J.-------------- 11 11 11 1
l- ~~-----__,--LI IL--__~-.....tI!.=----_r1:_-...J----:~Produksidalnm kwintpadi
o
500
-------------------------------------------
1500
1000
Produksimax.vangterc~tat
Untuk memperoleh upah kerja haran sebesar Rp.500,~
produksi padi harus mencapai sebanyak 11 kwintal dengan pe
nyiapan tanah densan bajak, 13 kwintal dengan cara manual
dan sebanyak 22 kwintal dengan traktor.
Dalam jangka waktu 3 tahun produksi maximum yang ter
catat di Sebamban secara teoritis memungkinkan untuk memper
oleh upah harian sebesar ~p.l.160,- (penyiapan tanah dengan
bajak), Rp.875,- ( penyiapan tanah secara manual) dan Rp.340
(penyiapan tanah secara masinal}.
l:Ieskipun berbagai usaha telah di ternpuh untuk mening
katkan intensifikasi pertanian padi gogo, namun tingkat pro
duksi tetap rendah demikian pula hasil tanaman pangan lain
nya.
:
-49
Tanaman tahunan Iain :
Untuk mendapatkan data yang lengkap mengenai tanaman
tahunan lainnya menimbulkan suatu taruhan terutama mengenai
tanaman tahunan yang diperuntukkan swa-konsumsi seperti ja
gung dan singkong.
Satu-satunya data kuantitatif yang a~ak dipercaya ada
lah mengenai pemasaran produksi kacang tanah dan kedelai. Ba
nyak transmigran cenderung menutupi sebagian produksinyayang
sudah begitu rendah, dimana tidak usah diperkecil lagi, hal
ini dilakukan dengan harapan dapat memperoleh bantuan tambah
an.
Pada dasarnya jerami yan~ telah dipotong den~an sabit
tidak per~u dibakar karena hanya sedikit, cukup ditimbun de
ngan garu. Pen~olahan lahan lebih cepat dikerjakan dari pada
di musim tanam pertama, hanya memerlukan waktu rata-rata 250
sampai 300 jam/ha, atau 36-43 hari/oran~/ha. Seperti untuk
tanaman padi penanaman dilakukan dengan tugal dan pada umum
nya penyiangan cukup dilakukan satu kali. Tanaman kacang ta
nah hampir tidak pernah. diberi pupuk, sedang kedelai pemberi
an dosis pupuk sarna dengan tanaman padi. Pemberian pestisida
untuk tanaman kacang tanah dan kedelai lebih sedikit daripa
da untuk tanaman padi.
50
Tabel di bawah ini menunjukkan data tentang tanaman sekuncter
utama
Tabel 16
Tanaman sekunder
Bibit In?utTenaga Hasil/ha pada Basil Basil ber-
Tanaman perha Rp/ha kerja areal yang - kotor sih Rp/hahari/ha Dita- Bisa se Rp/ha (2)
nami -rangan
Kacang18.000(1)tanah 35 210 157 kg 254 kg 78.500 60.500
(biji)
Kedelai 28 21.000 (1) 180 . 203 kg 284 kg 101.500 80.500
Jagung(Irol1okul 16 6.000 140 ±200 kg +200 kg 18.000 12.000tur)
Jagung dihit 2.700 2.700tlrrrpan!1 1-4 - .. .- ..1-IDg: . ± 30 kg +100 kg s/d s/dsari uritiiK padi hanya 5.000 5.000
untukBingkong 500
1 - 5 l - 10 10.000 10.000t.~ig- s/à. diabalian pa..l1e.l'1 s/d s/dsari 5000 ton ton 50.000 50.000
batang
(1) harga bibit tinggi (2) tidak termasuk tenaga kerja
51
Tingkat ~roduksi yang diperoleh untuk kacang tanah dan
kedelai tidak menguntungkan, walaupun harga komoditinya ting
gi di Kalimantan Selatan. Problem ini terlihat dari hasil pe
nelitian tanah dimana pH nya terlalu rendah untuk memungki~
kan pengembangan rhizobium,kurangnya Calcium, I·1agnesium dan
Fosfor. Namun demikian tanaman kacang tanah dapat juga menj~
min beberapa penshasilan tambahan bagi transTi,igran apabila da
pat mengatasi serangan babi hutan. Ternyata setiap tahun se
bagian besar pekarangan dirusak oleh binatang tersebut, se
dang peningkatan tanaman kacang tanah memberi harapan produk
si yang l~~ayan/cukup yaitu 500 Kg/ha di lokasi. Selain masa
lah babi hutan, kecilnya perluasan areal tanaman terutama di
sebabkan oleh kurangnya bibit unggul.
Perkembangan proyek transmigrai disuatu daerah yang ke
giatan pertaniannya kurang. Hal ini disebabkan kurang jalur
distribusi bibit dan transmigran tidak mengu.::sai teknik konser
vasi bibit. Sehingga secara umum usaha perbanyakan bibit ga
gal. Kurang distribusi bibit olen dinas pert:anian, maka kesempatan
ini ol~l1 be.l:>erapa pedagrmCJ "Banjar. di manfaat'k:.an untuk inenav7ar~an bibit - b
bi.'I)it tanaman yang di katéÛ<".an terpilih.
Hingga dewasa ini, Dinas-dinas pertanian nampaknya ku
rang menyadari masalah seperti diatas yang dihadapi di selu
ruh proyek tranSffiigrasi. Hal ini dapat dipecahkan melalui
kontrak-kontrak perbanyakan bibit dimana beberapa transmigran
berada dibawah pengawasan para penyuluh pertanian.
Akan tetapi .di Sebamban masalah yang sebenarnya diha
dapi Iain, yaitu bahwa usahatanaman apa?un tidak dapat meng
hasilkan keuntungan dan sumber pendapatan yang rnencukupi.
Oleh karena itu beberapa transmigran berusaha melakukan spe
kulasi-spekulasi yang lebih menquntungkan.
52
Beberapa usaha yang menguntungkan
Buah-buahan
Padahalaffian-halaman sebelumnya telah dijelaskan menge
nai transmigran yang berhasil mengolah lahannya seluas 2 Ha
menjadi kebun buah. Mengingat tingginya harga buah-buahan dan
kemungkinan pemasaran di Kalimantan Selatan seperti di kota
kota Pagatan, Kota Baru dan Banjarmasin, hal ini akan menjamin
pendapatan tahunan bagi transmigran diatas Rp.6.000.000,- se
lama 2 - 3 tahun asalka~ harga-harga pasaran sekarang tetap .
stabil.
Sayang sekali tingkat harga sekarang kemungkinannya un
tuk stabilkecil karena penawaran tidak seimbang dengan per
mintaan.
Sayur,.-sayuran. -
Beberapa transmigran yang pekarangannya dekat surr~er
air, memilih intensifikasi pertanian sayur-sayuran di musim
kemarau. Setelah masa yang 2 tahun disaat harga-harga di Pa
gatan menghasilkan.pendapatan tinggi kepada para transmigran,
maka pa~ar lokal cepat menjadi jenuh dan harga-harga menjadi
merosot.
Tembakau.
Sejak 2 tahun beberapa transmigran asal Lombok telah
mencoba mengembanskan tanarnan tembakau di Sebamban, walaupun
kwalitasnya kurang baik namun spekulasi ini menguntungkan.
Hal ini terbukti pada contoh dibav.;ah ini.
Untuk lahan yang dL.tanami._sfüuas _4~_Are. meliputi k~giatan
- Penyiapan lahan .•••.. 3 hari
- Perr~uatan lubang-lubang
tanaman .................... 2 hari
- Pemupukan dasar, pupuk
kandang + lOO Kg, TSP
5 Kg . . . . . . . • • . • . . . . . . . • • .. 4 har i
- Penyemaian dan pemindahan
benih .
- Penyiangan, pemupukan, p~
yemprotan dan penimbunan
j erami .
- Panen .
l hari
4 hari
l hari
53
" (3 kali 2 j am)
- Penguntaian l - 2 hari
(kebutuhan tenaga kerja maximal 14 hari)
- Biaya penanaffian : bibit, pupuk, pestisida Rp.7.000,-
- Pendapatan kotor
kwalitas l : lembaran besar
40 tumpi @ Rp.l.500,-jtumpi
kwalitas II : lembaran sedang
5 tumpi @ Rp.l.200,-jturnpi
kwalitas III : lembaran kecil
5 tumpi @ Rp.l.OOO,-jtumpi
- Total Rp.7l.000,- untuk 4 Are tanaman tembakau.
- Pendapatan bersih Rp.64.000,- atau upah kerja
Rp.4.600,-jhari.
Dalam kondisi ini lahan seluas 25 Are yang ditanami tembakau
sudah dapat menjamin kehidupan sebuah keluarga transmigran
selama setahun dalam 88 hari kerja. Karena itu perlu dipel~
jari ke~~ngkinan pemasarannya dipasar daerah (kualitas tem
bakau tidak memungkinkan untuk dieksport) dalam rangka pe
ningkatan tanaman ini.
Peternakan kecil
Bagi transmigran peternakan kecil cukup penting kare
na rata-rata 50% pendapatan berasal dari peternakanjpenjual
an ayam (20 - 25 ekor per tahun dengan nilai rata-rata
Rp . 31 . 000 , -) .
Fada umurnnya jumlah pemilikan ayam per KK masih diba
wah 10 ekor dan angka ini rnenurun karena epiàemi dan dijual
54
untuk keperluan uang yang mendesak selanjutnya dapat juga di
kemukakan bahwa bagi transmigran mengkonsumsi daging dan te
lur dianggap sebagai pemborosan.
Beberapa transmigran telah memliki 20 - 30 ekor
dan memasarkannya sampai 200 ekor per tahun. Sayang
volume penawaran meningkat, sehingga harga cenderung
atau setidak-tidaknya stabil di pasar-pasar setempat.
ayam
sekali
menurun
Pada tahun 1982-1983, transmigran sampel yang paling
menonjol bisa berbangg~ atas pendapatannyadari usaha pertani
an yang hampir mencapai Rp.500.000,-jtahun, yang terdiri da-
ri
* penjualan ayam Rp. 200.000,-
* say:ur-sayuran Rp. ~25.000,-
* kacang tanah Rp. ~l5.000,-
* semangka Rp •. .50.000,-
Jumlah Rp. 490.000,-
Dari keseluruhan sampel yang diteliti, pendapatan. .
transmigran dari usaha pertanian mencapai Rp. 71.000,-jKKjtlm ..
Untuk keseluruhan transmigran hanya kegiatan non pertanian
yang dapat menjamin kehiduoan mereka.
, ,55
KEGIATAN NON PERTANIAN DAN SU:,1BER PENDAPATAN l.AIN
Kegiatan non pertanian yang biasa disebut sebagai ke
giatan sekunder menjamin rata-rata 7l% dari keseluruhan penda
patan.
Tabel 17
Sumber' pendapatan non pertanian
l 1Sumber Jm1.kasus - Upah harian Pendapatan per tahun (RI? )1 !pendapatan dari 60 KK- bersih (Rp.)
Trans. l l ,l-1inimum Naksimuml
Perdaqangan 16 30.000 1.800.000
Pensiunan 4 ~O.OOO 240.000
Pekerja l:J.a-rian 30 1.500 - 2.000 30.000 300.000
Buruh tani 9 1. 500 10.000 90.000
Pengrajin 16 1.500 - 3.000 15.000 240.000
Industritempe 3 200 - 500 62.000 87.000
Rotan dankayu besi 5 1.500 - 4.000 30.000 360.000
Transportasidgn.sepeda 2 1.500 30.000 75.000
Berburu babihutan 1 300.000
Bantuan ke-uangan dariD.Asal 10 5.000 525.000
Penjualan-jasa 5 50.000 2.000.000
Dari 60 KK transmigran, 4 KK mengusahakan pertanian,
16 KK mempunyai sumber ~endapatan sampingan, 35 KK mempunyai
tiga sumber pendapatan dan 5 KK mempunyai empat:: sumber penda
patan.
56
Sumber pendapatan pokok untuk 50% transmigran berasal
dari kegiatan-kegiatan ya~g tidak memerlukan kwalifikasi khu
sus, seperti dibawah ini :
- Buruh harian PIR Kar?ng Bintang 20 Km dari proyek
- Buruh tambak di Pagatan Cl7 Km) dan Kota Baru (80 Km)
- Pembuatan jalan, sampai Banjarmasin atau Kalimantan Timur
(200 Km).
Nengingat jauhnya tem!?at kerja dan sulitnya transpor
tasi, ?ara-transwigran pada umumnya meninggalkan proyek ant~
ra 10 - 30 hari, dilakukan 2 - 3 kali/tahun selama musim ke
marau. Pada bulan Mei 1983 di saat musim tanam tiba ternya
ta dari 115 KK transmigran yang ada di blok H, hanya 2 KK
yang masih tinggal di proyek karena sakit.
Dari 60 KK transnigran sampel ternyata l6 KR diantara
nya melakukan berbagai kegiatan perdagangan, seperti dagang
buah-buahan, sayur-sayuran, singkong dan ayam di lokasi Se
bamban serta pemasarannya di Pagatan. Beberapa diantara me
reka mempunyai usaha dagang kecil (warung) di proyek yang
menjual kebutuhan pokok sehari-hari secara kredit. Hodal wa
rung-warung kecil ini berkisar antara Rp.50.000 - Rp.500.000.
rang dikonsumsi sendiri mengakibatkan kebangkrutan. Dari 20
warung yang tercatat pada tahun ~98l di blok C, ternyata pa
da tahun 1983 tinggal 2 warung. Pendapatan dari usaha kecil
ini hanya mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga.
Para pekerja bangunan, penggergaJl dan tukang kayu u
mumnya memperoleh upah yang cukup tinggi. Sayang sekali per
mintaan tenaga-tenaga dimaksud pada dewasa ini jumlahnya me
nurun, yang biasanya di waktu perluasan proyek perrnintaan cu
kup tinSgi.
Pada umuwnya kerungkinan la?angan kerja semakin jarang
dan tidak menarik. Para transrrigran dari Sebamban II dan III
semakin banyak yang menyusul rekan mereka dari sebarnban l un-
57
tuk mencari pekerjaan di Pagatan dan Kota Baru. Hal ini men~
akibatkan sistem pengupahan mengalami stagnasi dan ada kemung"'
kinan dalap.l waktu yang tidak terlalu lama akan menurun.
59
TINGKAT PENDAPATAN TRM~SMIGRAN SEBAMBk~
Pendapatan dari usaha pertanian
Dari seluruh transmigran sarnpel, penadapatan dari usa
ha pertanian rata-rata adalah Rp.71.300,- per KK pada tahun
1982. Adapun variasi pendapatan dapat dilihat pada histogram
di bawah ini
Grafik l4
Pendapatan pertanian per tahun
juml h KK
500400300200
~pœ~it3e,.. --r---r-..---..,.- -J.---~Dalam ri··Rp.100o
20
Seperti telah dikemukakan bahwa setengah dari pendapat
an pertanian berasal dari penjualan unggas, dan sisanya dari
penjualan singkong, sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-tanah
dan kedele sedangkan penjualan beras dan tembakau sangat lang
ka (2 KK dan l KK).
Pendapatan total
Pendapatan total per KK transreigran per tahun rata-rata
Rp.244.000,-, yaitu 29% berasal dari pertanian dan 7l% dari
non pertanian. Pada histogram di ba\vah ini dapat dilihat vari
asi pendapatan, terutama berhubungan dengan jenis usaha non
pertanian.
60
Grafik 15
Pendapatan total
Jumlah KK
o 100 200 300 400 500 laD 700 100 BOO .1000 2000
Dalam ribUétRp.
Pada tahun 198Z hanya 22% transmigran yang mempunyai pendapat
an diatas Rp.100.OOO~-/hari dan 43% c!iba~'!a:h P.p.500,-/::3.::-:'.
Angka-angka tersebut tidak termasuk swa-konsumsi dari sebagi
an produksi pertanian.
Swa-konsumsi
Untuk tahun 1982 telah dapat dievaluasi volume swa-kon
sumsi mulai àari produksi rata-rata dan prosentase yang diper
dagangkan. Angka-angka yang disebut dibawah ini hanya nilai
rata-rata yang diperoleh dari penelitian. Data lebih lengkap
yang diperoleh tahun 1983 dari sampel yang dibatasi lü KK di
mukakan pada bab berikutnya.
61
Tabel 18
. Swa-Konsumsi
Komoàiti
P a d i
Jagung (dalambentuk pipilanl
Singkong
Sayur-sayuran
Buah-buahan
Unggas
Jumlah.
Kuantitas(Kg)
500
30
250
5
Harga satuan(Rp./Kg)
100
100
10
~.500
Nilai total(Rp. )
50.000
3 .. 000
2.500
20.000
15.000
7.500
98.000
Penàapatan global dan pengeJuaran khusus
Dengan memperhitungkan swa-konsumsi maka pendapatan
global rata-rata per KK transmigran pada tahun ~982 mencapai
Rp.342.300,- yang terdiri dari:
Tabel 19
S"l.va-konsumsi
Pendapatan pertanian
Pendapatan non pertanian
Pendapatan Global
Nilai (Rp.)
98.000
71.000
173.000
342.300
Prosentase
29
21
50
100
Dapat dikatakan bahwa transmigran yang keadaannya cukup tidak
dapat melakukan investasi di bidang pertanian meskipun secara
kecil-kecilan, karena seluruh pendapatannya digunakan untuk
membeli kebutuhan pokok seperti beras, gula, rempah-rempah
minyak, ikan asin dan lain-lain.
62
Sejak tiga tahun penempatan transmigran di lokasi te
1ah di1akukan pengamatan terhadap post-post penge1uaran khu
sus/terkecua1i. Jum1ah KK dan volume penge1uaran rata-rata
dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabe1 20
Pengeluaran khusus sejak 3 tahun penempatan\'. '
No.
1.
2.
3.
4.
!Jenis ?enge1uaran
Produk barang jadisepeda, radio, kaset, petromax, dll
Perbaikan rurnah
Perja1anan : kûnjungan ke daerah~
asal.
Lain-Iain : ke1ahiran, perkawinan, pendidikan, kesehatan~dll.
! Jumlah KK dari!! 60 KK sampe1
35
33
22
28
! Jumlah penge1uaran rata-rata(Rp~)
!
51.000
75.000
106.000
141.000
Tot~.l penge1uaran Cl) 52 203.000
(1) 8 KK dari 60 KK transmigran sampeltidak reelakukan pengeluaran sepertitersebut pada No. 1,2,3 dan 4
Kebanyakan transmigran yang mewbeli produk barang ja=~
di seperti sepeda, radio, kaset, perhiasan 1ebih ditujukan
untuk pembentukan simpanan daripada untuk membe1i kebutuhan
kebutuhan konsumsi. Kenyataannya wa1aupun nilai produk-pro
duk itu tidak begitu besar naThun dupat dijual apabila ada ke
butuhan ekonomi yang mendesak.
Biaya perja1anan ~unjungan ke daerah asal sangat ting
gi karena jauhnya jarak dari Kalimantan ke Jawa atau Bali.
Perja1anan ke daerah asa1 yang sifatnya sangat mendesak, se
perti mengunjungi orang-tua/famili yang sakit atau meningga1,
i63
disamping itu kesempatan ini digunakan untuk me~bawa .bibit,
tana~an, uang dan meningkatkan kesadaran moral.
Demikian pula pengeluaran yang sifatnya pemborosan,se
perti perkawinan, kelahiran dan upacara keagamaan, sulit di
hindarkan sebab merupakan bagian dari kehidupan. Dalan meng
hadapi pengeluaran seperti ini, beberapa warga Bali tidak se
gan-segan menghutang (dengan bunga diatas ~a% per bulanl.
Sementara itu bagi kebanyakan transmigran di Sebamban
masalah pokok yang dihadapi adalah masalah pangan keluarga.
Hal ini nampak dari analisa anggaran keluarga transmigran.
ANGGARAN KELlJARGA
Untuk memperoleh data yang tepat tentang pendapatan
dan pengeluaran transmigran, maka telah dipilih sampel khusus
sebanyak la KK,dan mereka disuruh membuat sebuah catatan ha
rian selarna 8 bulan (roulai l Oktober sampai l Juni 1983).
Easil yang diperoleh ternyata memuaskan karena 9 KK dari lO
KK transmigran berhasil membuat cacatan harian mereka dengan
baik. Bahkan beberapa diantara mereka merasa tertarik pada
penelitian ini karena in<,;-in mengetahui dengan tepat pendapat
an aan pengeluaran mereka.
Sampel khusus ~Q KK ini tidak mewakili seluruh popula
si karena harus dipilih transrnigran yang tidak buta huruf,
serius dan mau bekerjasama. Hasil sampel khusus diatas da
pat dinilai I1~Éüalui perbandingan dengan hasil ~ampel umum 60
KK yang telah diteliti sebelurnnya. Misalnya tingkat penda
patan dalam sampel khusus lebih tinggi daripada dalam sampel
umurn yaitu diatas 56%. Hal ini disebabkan karena dalam sarn
pel urnum data diperoleh melalui angket, sehing9a kemungkinan
ada kekeliruan dalam tingkat pendapatan.
Berdasarkan hasil kornoditi, anggaran keluarga dikemu
kakan per tahun atau per bulan, bukan selama penelitian 8 bu
lan (238 hari). Karena dalam penyajian diperhitungkan sifat
sifat musim dari produksi pertanian.
64
Penghasi1an : Swa-konsurnsi
Ju@lah kese1uruhan swa-kor.surnsi tahun 1982-~983 1ebih
rendah dari tahun 1981-1982, hal ini disebabkan tidak ada pa
nen padi.
Tabel 2l
S",;a-Konsurnsi
Komoditi Kuantitas Harga satuan Jumlah/Th % dariyang dikon (Rp. /Kg. 1 (Rp. ) Totals1.1IDsi (Kg):- , ,
· Beras 55 lOO. 5.500 7
· Jagung {da- ~5 lo.o. ~.500 21am butirt
· Singkong 250 ~5 3.750 5
Buah-buahan 20.l00 27
Sayur-sayuran 27.250 36
· Unggas +te1ur 7+l6 butir 1.500 Il.700 16(ayaml te1ur 75/butir
Ikan 3.700 5
Lain-Iain 1.500 2
TC'-I::2.1 ..,!: , ,..,,, ,,..,,,,--J • ...i..vv ..i..vv_
79% dari kebutuhan swa-konsumsi terdiri dari sayur-sa
yuran, buah-buahan dan ayam, yang dianggap sebagai kebutuhan
tambahan oleh para transmigran.
JaTL'linan hidup :
Akibat adanya musim kemarau panjang pada tahun 1982,
para transmigran di Sebarnban menerima bantuan pangan beras se
bagai ja~inan hidup untuk 4 bulan, bantuan ini diambi1 dari ja
tah pangan rutin. Jumlah yang dibagikan sesuai dengan ukuran
ke1uarga (per bulan : l5 Kg untuk kepala keluarga, 12,5 Kg un
tuk isteri dan 7,5 Kg/anak).
Jumlah jaminan hidup yang dibagikan per KK rata-rata
adalah 185 Kg seharga Rp.60.l25 (di Sebaillban harga beras Rp.325
per Kg.)
65
Pendapatan hasil pertanian
Tabel dibawah ini menunjukkan hasil pendapatan rata-ra
ta usaha pertanian, berikut jumlah KK untuk setiap komoditi.
Tabel 22
Pendapatan hasil pertanian
KomoditiJumlah KK darisa-rnpel khusus10 KK.
Pendapatan rata-rataper tahun dari penj~
alan (dari 10 KK).
% dariTotal
· Beras ~ Rp. 3.650,- 4
· Singkong 7 Rp. ~3.700,- .15
· Kacang tanah, 5 Rp. 8.200,- 9kedelai
· Sayur-sayuran 5 Rp. 8.200,- 9
· Buah-buahan 8 Rp. 10 .lOO,- Il
· Unggas + telur 9 Rp. 45.650,- 50(ayam)
· Lain-Iain 3 Rp. l.800,- 2.
Total Rp. 9l. 300.,- 100
Produksi tambahan seperti; sayur-sayuran, buah-buahan,
unggas (ayam)· dan lain-Iain (gula tebu, cengkeh dst.) menca
pai 72% dari pendapatan usaha pertanian.
66
Sunber penda~atan non pertanian :
Prosentasi sama seperti pada tabel sebellli~nya.
Tabel 23
Pendapatan non pertanian
1 Rp. 57.400
2 Rp. 39.l00
0 Rp. 19.700
2 Rp. 32.900
Sur.:ber pendapatan
• Kegiatanadministrasi
• Perdagan~
an.
· Buruh harian
· Pengrajin
• Pengolahan produksi perta=nian
· Penjualanjasa
· l;rerrli ~è
perluanpenelitian
• Lain-Iain(pinjaman,bantuan dari famili)
Total
Jumlah KK dari sampelkhusus 10 KK
3
4
5
3
2
4
., "...I..\.i
5
(10 )
Pendapat"an pokokuntuk lin"KK.
l
1
"v
o
7{l)
Pendapatan rata-rata per tahun (dari 10 KK)-
Rp. 36.000
Rp. 42.900
.,...._ An n n""~. ""%v. VV v
Rp. 27.400
RD.295.400" ,
~; dariTotal
12
19
13
7
Il
l5
9
100
(1) - 3 KK memoeroleh pendapatan pokok dari usaha tani.
Pendapatan tahunan secara global (1982-1983) :
Pendapatan tahunan sec ara global sebuah keluarga trans
migran di Sebamban (tahun 1932-1983) adalah sebagai berikut :
Tabel 24
Pendapatan tahunan secara global
Asal pendapatan
• Swa-konsumsi
· Pendapatan pertanian
Sub-total : kegiatanpertanian
• Kegiatàn non pertanian
· Jaminan hidup
• Penjualan jasa
• Premi penelitian
• Pinjaman, bantuanlain-Iain
Jumlah per tahun( Rp. )
75.000
91.300
166.300
185.100
60.100
42.900
40.000
27.400
% dari. Total
14
17
32
35
12
8
8
5
Sub-total bantuan yangtidak diperbarui
170.400 33
Total keseluruhan 521.800 100
Rata-rata untuk 10 KK adalah sebagai berikut :
1/3 pendapatan berasal dari kegiatan pertanian,
1/3 kegiatan non pertanian,
1/3 bantuan lain-Iain yang tidak diberikan lagi pada
tahun berikutnya.
Penjabaran nilai rata-rata diatas relatif penting, seperti di
kenukakan pada histogram dibawah ini :
68
Grafik 16
Pendapatan tahunan secara global
Pembuatan·tempe + a}';l
Pertanian + buruh
Perdagangan
~endapatan is~ri +Penj ahi·tPenjualan jasa + bant .dari j awa
__~. Pendapé!'-tan global :hunan(dalam ribuan100laD4DD20Do
Jum ah KK
4Buruh+ "Perdagangan
.Pertanian~+3 Perdagangan
Pembuatanb 2 tempe
Buruhtan.
+1 Pertan i an
Sumber-sumber pendapatan pokok keluarga seperti terli
hat dalam histogram diatas. Bila satu sUIT~er pendapatan dise
butkan, berarti bahwa sumber pendapatan ini· telah menjamin le
bih 50% dari pendapatan global keluarga.
Pengeluaran keluarga :
Pada tabel 25 dikemukakan jumlah pengeluaran transmi ~
gran dalam"bentuk prosentase-dari keseluruhan pengeluaran per
tahun dan per bulannya (untuk pengeluaran sehari-hari). Dalam
kolom tabel IImini Il dan II rJaxi II dapat dilit:-at j ~lah pengeluar
an minimal dan maximal untuk setiap post, oleh l KK; dari 10 KK,transmigran sampel khusus. Dengan demikian nilai-nilai ada
dalam lajur sub-total dan lajur total tidak menunjukkan jum
lah nilai keseluruhan yang terdapat pada kolom-kolom tabel.
L·.
Pengeluaran keseluruhan untuk kebutuhan panga~ menca
pai rata-rata 57% (82% untuk keluarga yang termiskin) dan un
tuk pengeluaran sehari-hari mencapai 70,2% (91,9% kasus yang
terburuk) .
i)9
Kecilnya pengeluaran untuk kebutuhan sandang (4,8%) ,
perbaikan rumah (1,4%) dan rekreasi (1,4%), hal ini jelas ~e
nunjukkan para transmigran menghadapi kesulitan ekonomi. Per
bandingan antara pengeluaran untuk keperluan pertanian dan
kebutuhan sampingan (me~beli rokok) juga nampak jelas yaitu
6,2% : 7%.
Tingkat pendapatan para transmigran di bidang pertani
an pada dewasa ini belum memungkinkan mereka untuk melakukan
investasi, demikian pula meningkatkan teknologi, kecuali
apabila ditunjang dengan bantuan kredit.
Untuk tahun 1982-1983, 8 dari 10 KK sampel memanfaat
kan bantuan BlMAS, berupa kredit pertanian dalam bentuk pu
puk, pestisida, rodentisida dan premi investasi untuk lahan
seluas 0,5 Ha/KK. Bunga kredit sebesar 1% per bulan, terhi
tung sejak penggunaan sampai pelunasan pinjaman. Pada bulan
Juni 1983 belum ada transmigran yang melunasi kreditnya, me
reka mengharapkan p~njamannya akan dihapuskan oleh pihak BI
MAS setelah panennya gagal.
Pengeluaran per KK per tahun mencapai Rp.373.600,
jumlah ini apabila dibandingkan dengan pendapatan rata-rata
per +::'h,,,,,,,", ~~~~ ,.,~::.h~ ~o.""-~~",,",~~----~-- ---- ..... _-_ .. - j;;"-- ------_ ...
( '0.,..., ':l 0 h ..., (\ (1 _,.. - "'r: • -" - - • • -" - 1 1 j e:!.as =::t.=::-.beri-
kan nera~a keuntungan sebesar Rp.13.100,- per tahunnya.
Transmigran jarang mempunyai uang kontan dalam jumlah yang
berarti.
Semua penghasilan transmigran cepat habis untuk dibe
likan kebutuhan pokok dan membayar hutang-hutang di warung.
Diantara pengeluaran-pengeluaran bulanan transmigran,
maka jaminan hidup pangan berupa beras (selama penelitian te
lah dilakukan 4 kali pembagian jaminan hidup) adalah yang pa. -ling menarik sebagaimana terlihat pada tabel 26.
70
Tabel 25Pengeluaran transmigran
Post penge- . Pengeluaran (%) Pengeluaran (Rp./th) Pengeluaran (Rp. /01luaran. !·1ini Rata Maxi Mini Rata !-1axi Hini Rata Maxi
rata rata raûi
Pangan 41.9 57.0 82.8 133400 212900 247000 15900 17500 20300Minyak tanah 2.4 3.8 6.4 7300 14200 32800 600 1170 2700Tembakau 0.6 7.0 15.0 2800 26200 52300 230 2150 4300Sabun 1.1 2.4 7.1 5000 9000 25500 410 740 2100
Sub-total 53.2 70.2 91.9 226300 262300 318800 18600 21560 26200pengeluaranharian
Sandang 4.8 10.3 17900 35000Alat-alat dapur 0.1 1~2 3.8 190 4500 11000Pendidikan 2.5 17~4 3500 89000Kesehatan 0.3 0.9 2.8 720 3400 13800Perjalanan 1.2 2.6 4500 13100ReY"~easi 1.4 4.7 5200 11500Sl.1It1b3.ngan 0.2 1.0 3.6 1000 3800 18000Pengeluaran--tak terduga 2.·l 7.7 7800 38600Pos wesel 4.3 38.1 16000 169000lrlrninistrasi 1.2 7.1 4500 36000Habitat 1.4 6.3 5200 13800Lain-Iain 1.6 4.3 5900 8000
Sub-total 7.1 23.6 41.l 17500 88200 207000 1400 7250 l7000
Peralatan-pertanian 0.4 2.0 1460 7300Bibit 0.4 7.7 5220 25500pestisida/pupuk 0.8 6.l 3040 22000Temak 2.4 7.7 9000 19700Tenaga kerja 0.6 3.6 2190· 18100
Sub-total 0.6 6.2 11.4 2600 23100 39000 200 1900 3200pertanian
'Ibtal kese~ lOO ~ 246800 373600 512900 20200 30700 43300
~uruhan
Catatan kolom mini dan maxi dicoba secara horizontal;
sub-total sub-total diatas tidak menunjukkan total kolom.
71,
'l'abel 26
Pengeluaran bulanan keluarga H
Pengeluaran Bulan Desember Bulan Januari(tidak ada jaminan hidup) (jaminan hidup 42,S Kg
beras)
Jumlah (Rp. ) (%) Jumlah (Rp. ) (%)
Beras 10.000 22 2.150 4
Makanan Iain 16.990 35 l6.850 34
Sub-tatalpangan 27.590 57 19.000 38
Sandang 450 l 8.700 17
Lain-Iain l5.940 32 l4.150 28
Sub-tatal' l6.390 33 22.850 46
Pertanian 5.l70 II 7.900 l6
T a t a l 49.l50 lOO 49.750 lOO
Bagi keluarga H (yang mempunyai sumber pendapatan te
tap) setelah ada bantuan jaminan hidup beras, maka dana yang
disediakan untuk pembelian beLas, terutama digunakan untuk
membeli sandang dan sepatu. Dalam kasus keluarga yang tidak
mampu terlihat adanya peningkatan pangan sebagài berikut :
- peningkatan kuantitas beras dan pengurangan kansumsi sing
kang.
- diversifikasi sumber-surr~er pratein (ikan basah, tahu, tem
pe, mie dan lain-Iain)
Mengingat kesulitan-kesulitan yang dihadapi keluarga
transmigran dalam mencukupi pangan dan adanya keluhan-keluh
an akibat kurangnya jaminan hidup dari Departemen Transmigr~
si, maka perlu dipelajari secara detail mengenai kebutuhan
kebutuhan nyata transmigran dalam bidang pangan.
73
!-1AKANAN TRANSNIGRAN= -
Data yang dikernukakan disini merupakan hasil peneliti
an selama 238 hari (atau hampir 8 bulan) terhadap la KK trans
rnigran sarnpel.
Konsurnsi beras :
Selama rnasa penelitian diketahui bahwa konsurnsi beras
per KK ada yang tinggi dan rendah. Setelah masa paceklik an
tara September-Oktober 1982, para petugas telah melakukan 4
kali pembagian beras (Nopember, Januari, April dan Juni). Ada
kalanya setelah menerirna pembagian para transmigran mernbeli
beras lagi sehingga konsumsi beras lebih tinggi dari biasanya.
Berdasarkan data tersebut diatas dan setelah dilakukan peneli
tian, maka dapat dievaluasi tentang kebutuhan-kebutuhan nyata
transrnigran dan merr~andingkannya dengan konsumsi dan jaminan
hidup.
Dalarn tabel dibawah ini tercantum nilai-nilai konsurnsi dan ja
rninan hidup dari 10 KK transmigran sampel.
Tabel 27
KonsuIT:si beras per KK
Keluar<;a Komposisi keluarga. Konsumsi Konsumsi Jarninan
15 'l'h 15 Th rata-rata bulanan hidupKg/bulan rnaksimal Kg/bln
D 2 27 37 27,5HP 3 l 53 64 57,5 (2).i 2 2 34 42 42,5NI( 2 2 32 40 42,5K 3 2 92 95 50MK 3 2 56 63 50NH 4 2 55 78 50 (l)PH 3 1 36 52 42,5FR 6 1 80 119 57,5WS 2 2 ')') 44 42,5.J .J
Rata-rata 3,0 l,S 49,8 63,4 42,25
(l) 1 anak lahir di proyek tidak mernperoleh jaminan hidup(2) keluarga mendapatkan jaminan hidup untuk 2 anak yang te-
lah meninggalkan proyek.
74
Pada garis besarnya, jaminan hidup yang dipero1eh dari
Departemen Transmigrasi (46.25 Kg) hampir mendekati konsumsi
bu1anan (49,8 Kg). KonsulLsi bu1anan maksima1 yang tercatat
se1arna pene1itian rne1ebihi 27% konsumsi bu1anan rata-rata.
Dengan rnemperhatikan komposisi ke1uarga transmigran,
maka nampak bahwa :
- da1arn 3 kasus (H, NK, WS) konsumsi maksirna1 sama dengan ja
minan hidup. Ini merupakan para ke1uarga yang terdiri dari
2 orang dewasa dan 2 orang anak di bawah urnur.
- da1am 5 kasus (D, HP, HK, l-m, PlI) konsumsi rata-rata sama
dengan jœ~inan hidup dan konsumsi rnaksima1 tinggi. Ini me
rupakan para ke1uarga yang terdiri dari orang-orang berusia
diatas l5 tahun. Kekurangan beras diganti dengan singkong
da1am kuantitas yang berarti.
- da1arn 2 kasus (PR, K) jaminan hidup je1as tidak roencukupi.
Ke1uarga PR terdiri dari 6 orang berusia diatas l5 tahun,
ke1uarga K berasa1 dari Jawa Barat (Sunda) tidak mau me1en9:.
kapi makanan mereka dengan singkong.
Dengan demikian, nampak je1as bahwa jarninan hidup su
dah mencukupi bagi para ke1uarga dengan anak-anak di bawah u
mur, tetapi tidak mencukupi bagi para ke1uarga besar dengan
anak-anak berusia diatas l5 tahun.
Sedangkan pembagian jaroinan hidup per bu1an dari Depar
temen Transmigrasi ada1ah l5 Kg beras untuk kepa1a ke1uarga ,
12,5 Kg untuk isteri dan 7,5 Kg/per anak yang berapapun usia
nya. Ternyata konsumsi beras l orang anak berusia diatas l5
tahun sama dengan orang dewasa. Karena itu untuk roernperbaiki
kekurangan jaminan hidup ini, per1u diperhitungkan usia anak
dan menambahkan l2,5 Kg beras bagi anak usia diatas 15 tahun.
Se1ama pene1itian diketahui bahwa konsumsi beras rata
rata per bu1an/per ke1uarga ada1ah 49,8 Kg, yang berasa1 dari
3 sumber yaitu
- 44,3% dari pernbe1ian
75
- 46,8% dari jaminan hidup khusus
8,9% dari sumber-surnber Iain (jajan, kerja dibayar
dalam bentuk natura, pemberian dari orang lain/ me
minta-minta dan swa-konsumsi).
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa dalam kasus yang
terbaik (panen tahun 1982) produksi padi rata-rata per Ha ha
nya mencapai 569 Kg, atau kira-kira 320 Kg berupa beras.
Hal ini berarti bahwa dalam kasus terbaik, para transmigran
hanya dapat memenuhi kebutuhan akan pangan beras 54% per ta
hunnya, dan tambahan kebutuhan tersebut harus dibeli dipasar
setempat.
Beras bukan merupakan satu-satunya bahan pangan yang
dibeli para transmigran sebagaimana terlihat dalam tabel di
bawah ini'
Tabel 28
Kebutuhan pangan per KK Cdalam rupiah)
J.vlinimum Haksimum Rata Rata Rata % dariper Thn. per Thn. rata rata rata. Total
per- per- per-Thn. Bln. hari
Kebutuhanakan beras (1) 126.000 317.000 198.000 16.500 542 57
Pangan IainIain 127.000 293.000 148.000 12.300 405 43
Total 253.000 6l0.000 346.000 28.800 947 100
(1) 44,3% dari kebutuhan berasal dari pembelian
76
Bahan pangan lainnya :
Diantara bahan pangan lainnya selain beras adalah gu
la, minyak goreng, rempah-rempah, bumbu dapur dan ikan asin
rnenunjukkan 53% dari pembelian-pembelian para transmigran.
Kuantitas dan jurnlah pembelian dapat dilihat pada tabel 29.
Kuantitas pembelian seringkali tidak berhubungan de
ngan kebutuhan pokok atau kein~inan rnereka. Pada umumnya pa
ra transrnigran tidak mengeluh akan kekurangan pangan, tetapi
lebih memperhatikan pendapatan mereka yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pangan.
Walaupun jauh dari standard gizi yang ditetapkan WHO,
pangan mereka tidak jauh berbeda dengan di daerah asalnya.
; .: ..
Graphicue ~7
Paçi
MAKANAN POKOK
77
~~
E<·~·Ia•.. a:.:
IHHHHH~
~:1:HM
r--:---g
KETERANGAN
Ser.s
Tiw~1
8~ras dllomblh jogung .tau singkong
Singkong
Jagung
Gaoung.
Mi - Kun
Sore
.,
78
[ill
.~
t?::~~j8J
KI;TEnAN~AN
Ik~n ~sin
Ik~n lJ~s~h
/
Siang
SarQ
rmrrmm, T~hlJ' tempollliillllil.J
f:::::J Kac:lIlg· kacangan.
C·::I Telor . Su~u
CJ Kosong
Rata· rala.
.,
':
, Si.nu ~
[Jill"..................
.,' '
KETERANGAN
Sayuran,
;,
/
Sore .RUI~ ", rala'
"
80
GrilPhiQuu 20.
l'nyi
~-....,.--
.sian~
.~;~~. :>;.:.::;::. .- ~ .
Sore.
MINUMAN
KETERANGAN
Toh
. Kopl
Air
Ra la .fala
8l
Makanan yang berprotein sangat kurang karena 48% dari
hidangan tidak dilengkapi protein hewani atau pabati. Sering
kali daging atau ikan jarang tersedia dalam jumlah yang cukup.
Sekitar 60% hidangan dilengkapi dengan sayur-sayuran, tetapi
konsumsi buah-buahan masih sangat rendah (5% dari hidangan)
karena kebiasaan, dan bukannya karena kurang buah-buahan.
Konsumsi teh dan kopi masih jauh dari yang diharapkan
para transmigran karena 56% dari hidangan hanya dilengkapi de
ngan air putih saja.
Usaha-usaha peningkatan pangan transmigran masih perlu
dilaksanakan, baik dari segi kuantitatif maupun kualitatif.
Apabila ada program bantuan pangan seperti Worlèi Food Program
yang berbentuk natura Cberas, sarden, susu bubuk) untuk pro
gram kerja kolektif untuk kepentingan umum, maka akan disambut
baik di Sebamban. Latihan teknik pengawetan sederhana Duah
euahan dan sayur-sayuran dapat diprogramkan dalam kegiatan PKK,
demikian pùla mengen~i masalah.perbaikan gizi dan pemeliharaan
kesehatan.
"Dalam bab~b~b sebel~nya telah ~ijelaskan tentang si
tuasi kehidupan seora~g transmigran yang cukup di proyek· Seba~
tuasi yang "dihadapi. Walaupun keadaan para transmigran sama
pada waktu penempatan, namun perubahan kehidupanmereka tidak
identik. Beberapa diantara mereka ada yang berhasil, sementa
ra yang lainnya mengalami kemacetan atau kemunduran.
Dalam bab berikut akan dibahas mengenai faktor-faktor penyebab
keadaan yang berbeda-beda itu.
83
FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN
Dengan koefisien variasi sebesar ~44% maka pendapatan
global merupakan variabel yang paling heterogen. untuk menen
tukan faktor-faktor pengaruh terhadap tingkat pendapatan tran~
migran, telah digunakan metoda korelasi dengan menghubungkan
32 variabel diantaranya (dari sampel umum 60 KK transmigran) .
Selanjutnya sampel disusun sesuai dengan tingkat pen
dapatan global dan produksi pertanian. Variabel baru yang di
peroleh dihubungkan dengan 32 variabel sebelumnya.
Metoda analisa yang relatif kompleks ini memungkinkan
untukmengetahui hipotesa-hipotesa yang disusun setelah pene
litian berakhir. Dan melalui analisa ini beberapa hipotesa
dapat diragukan.
Ada 3 faktor yang terutama nampak menentukan tingkat
pendapatan keluarga transmigran yaitu, pengalaman di bidang
pertanian, tenaga kerja dalam keluarga dan tingkat pendidikan
kepala keluarga. Faktor lainnya adalah. persediaan keuangan
transmigran pada waktu penempatan.
Pengalaman dibidang pertanian
Pengalaman atau tingkat teknik dibidang pertanian mem
punyai hubungannya dengan usia transmigran dan pemilikan ta
nah pertanian di daerah asal. Sehubungan dengan kegiatan-ke
giatan sebelumnya, maka dapat diklasifikasi dalam 3 lkatago
ri :
a. Buruh atau pedagang kecil yang kadangkala mengerj~
kan pertanian.
b. Buruh tani yang tidak mempunyai lahan pertanian.
c. Tuan tanah kecil dan petani penyewa yang hidupnya
hanya tergantung pada pertanian.
Dari ketiga katagori dimaksud, yang terakhir adalah
paling menonjol dibidang pertanian di Sebarr~an. Mereka lebih
menguasai dibidang teknik pertanian dibandingkan dengan yang
84
lainnya seperti pemupukan, dan proteksi tanaman. Haroun kat(lg~
ri (c) para pengikutnya inempunyai pengalaman manajemcn usaha
pertanian ..
Di Sebamban peng3.ruh faktor ini dihambat oleh ketidaksuburan
tanah. Di proyek-pr?yek perr-ukiman yang daerahnya subur seper
ti di Sulawesi utara, maka faktor ini nampak yang paling menen
tukan.
'l'enaga ke:rj a keluarga :
Tenaga kerja berkaitan dengan ukuran keluarga dan usia
kepala keluarga. Lebih tepatnya tenaga kerjatergantung pada
jllinlah anggota keluarga berusia diatas l5 tahun (~an tidak ber
pend idikan) .
Faktor ini berpen~aruh terhadap pendapatan oleh karena 2 hal
Peningkatan luas lahan yang ditanami
- Adanya kemungkinan bagi l - 2 anggota keluarga untuk
bekerja diluar tanpa mengurangi kegiatan pertanian.
Ti~gkat pendidikan Kepala Keluarga (kadang-kadang
Isterit
Tingkat pendidikan merupakan faktor yang paling menen
tukan. Tingkat pendidikan menengah memungkinkan untuk ~emper
oleh pekerjaan sebagai (pegawai, honorer) berupah atau karya
wan di pcrusahaan swasta. Banyak transnigran yang sudah calon
pegawai sela~a 5 tahun di Jawa mendapatkan pekerjaan setibanya
di Kalimantan Selatan. Kegiatan promosi tentang transmigrasi
yang diberikan kepada para pensanggur lulusan SLTA di Jawa a
tau Bali akan mendapatkan tansgapan yang baik. Tingkat pendi
dikan menengah (berijazahl merupakan modal penting bagi trans
migran, karena dengan pendidikan ini mereka telah memiliki
- pengetahuan bahasa Indonesia yang cukup.
- kemampuan dalam rnenerima penyuluhan dari PPL
- pengetahuan tentaDg tata laksana adrninistrasi
- kernungkinan memperoleh pinjaman kredit
85
Jenis kegiatan sekunder
Pengaruh dari jenis kegiatan sekunder (perdagangan, ke
rajinan dan lain-lain) nampak tidak berarti pada tingkat pen
dapatan. Hal ini berhubungan dengan sifat kebetulan daripada
kegiatan diatas demikian pula dengan keanekaragamannya.
Misalnya seorang pedagang singkong tidak akan pernah mencapa~
penghasilan seperti seorang pedagang rempah~rempah. Pendapat. ..-
an seorang buruh bangunan sangat te~gantung pada kontrak kerja
yang ada daripada kemauannya sendiri .
...,Faktor ethnis ;
Walaupun situasi individual dalam kelompok suatu suku
yang sama berbeda-beda, namun hal ini dapat diketahui dalam a
nalisa statistik.
Sebagian besar suku Sunda dapat digolongkan dalam ke
lom90k yang mempunyai pendapatan tinggi. Secara tradisi6nal
mereka berorientasi pada tanaman yang ditujukan untuk perda
gangan seperti sayur-sayuran, Duah-buahan dan lain-lain.
Dari penjualan ini mereka me~peroleh pendapatan pertanian yarg
paling tinggi dal&~ transmiqran sampel. Selain itu kebanyak-~n ;~~o-; ~~~~~~~--~~-- -- -- - -- _ ... --....~.-':l- ..........
... ..: ..:J-:-, t-.:::-._~ J-~ ..-- ...... - _'::J ... _'-"&.
an pertanian, beralih pada berbagai kegiatan perdagangan.
Pada umumnya, orang-orang Sunda lebih. terbuka pada pembaharu~
an dan terutama tekun dalam kegiatan-kegiatan yang dapat meng
hasilkan keuntungan.
Transmigran asal Lombok merupakan transmigran yang pa
ling miskin. Keadaan mereka yan~ sudah memprihatihkan didae
rah asal tidak berubah di proyek. Selain itu tingkat pendi
dikan dan pengalaffian di bidang pertanian masih sangat kurang,
sehingga mereka tidak memiliki semangat kerja. Hal ini terli
hat dari kecilnya luas lahan yang dikerjakanjditanami.
Drang Jawa dan Bali meskipun kebudayaannya berlainan ,
tetapi tidak nampak berbeda satu sama lain dalam kegiatan per
ekonomian mereka.
86
Grafik 21 Faktor-faktor kebersihan
, UkuranKeluarga
UsiaKerala Keluarga
Kedudukan .so~ial di'DASAL.
UsuhaPeternakan
+
TingkatPendidikan
+
TingkatKekay.aan.
+
Pengalaman dlmbid. pertanian
PemilikanTanah
Faktor-fak ( ~---T-:n-a';"g-a---""tor ygmen::-) Kerjan.en't:ukan. \ -----~--_.....
Pengaruh"di proyek
PENDAPATAN
+ GLOBAL +
Pengeluaranterkecuali/khusus.
Pengeluaran+ yang
( )a
Habitat
Produksi \Barang-j adi ;
J
Catatan . _ +: Pengaruhpositif
__ ' Pengaruh'negatif
87
Dalam hal ini variabel-variabel yang dianalisa tidak nampak
berarti. Namun denikian kegiatan peternakan babi adalah yang
paling maju di kalangan keluarga-keluarga Bali. Peternakan
babi sulit berkewbang karena kurangnya pengernbangbiakkan.
Pengenalan peternakan ini di proyek praktis tidak rnernungkin
kan mengingat adanya pertentangan dari para transportir yang
kebanyakan orang Banjar atau Bugis, yan~ merupakan pemeluk
Islam fanatik.
Tipologi eksploitasi :
Pembuatan tipologi eksploitasi pertanian di Sebamban
menjadi suli t oleh karena kecilnya produksL Dengan demikian
perbedaan-perbedaan struktur jarang terlihat dari perbedaan
perbedaan produksi. Akan tetapi dari pendapatan pertanian d~
lam pendapatan global dapat dilihat tipe-tipe eksploitasi yang
individual.
Pada grafik 22 dapat dilihat pemba<;:Jian GO KI:(. transrrd.gran
sampelsehubungan dengan pendapatan tahunan global dan
produksi pertanian mereka. Dari faktor-faktor keberhasilan
dan jenis-jenis kegiatan sekunder yang telah dipelajari, maka
memungkinkan untuk mengetahui 7 tipe eksploitasi. Adapun si
fat-sifat ~ipe tersebut dapa~ dilihat pada tabel dibawah ini.
88
Tabel 30
Tipologi eksploltasi
Tipe Pendapatan % Perta Faktor-faktor, . CRp/taJ:1.un) ,ni~n (lI " _:p~n~ntu
Sumber-sumberpepdapatan
l6kasus
II7kasus
III5 kasus
IV12 kasus
V8 kasus
~1i"I
13 kasus
VII9 kasus
792.000+ 1 kasus@ 1.S00.000
475.000
462.000.
295.000
278.000
l37.ÛÛû
100.000
28
32
58
47
79
46
98
Tingkat pendidikan tinggi. Pengala.rran pertaniansedikit. Kegiatan-kegiatan yangberupah.
Tenaga Kerja sedikit. Kegiatankegiatan yang berupah ketrarnpilan-
Tin;rkat pendid~an tinggi. Pengalaman pertanian:l-bdal ada.
Kegiatan diluarbanyak. Tenagakerja banyak.
Kegiatan di luarsedikit. Tenagakerja banyak
Fm.al tiâak aàa.Pengalarnan oertanian sedikit. Tingkat pendidikan rendah. Tenagakerja seàikit.
1bda.l tidak ada.Tingkat pendidikan rendah. Tenagakerja banyak.
Pegawai/honorerPerdaganganPerusahaan kecil
Perdagangan kecilKerajinanRotan
Pertanian khusus+ Kegiatan-kegiatan Iain. -
Buruh harianpenggergajiPedagang kecil
Peternakan kecilPedagang kecilBuruh harian
buruh kebetulanBuruh tani
PertanianBuruh tani
(1) Prosesntase dari pendapatan global yang berasal dari per
tanian.
89 '
TYPE.l
100
produksi pertanian
®@
Grafik 22 - Pengelorn~okan trunsrnigran sehubungan. "dengan pendapatan tahunan dan
·0
200
500
300
60'0
400
700
800
900
Pendapatan 'tahu·nanglobal dulalll ribuan}{upiaht
1800~ @111111
0,L..-----:r-----,20-----r---4ïO----r---6TO----=....,..---8r-O---r---l-r0-O~
Yendhpatan global darlpertanian -
90
pada satu tipe atau tipe lainnya tidak per
Akan tetapi penelitian tentang ketentuan
pada tipe yang lebih tinggi merupakan yang
tipologi.
Keanggotaan
nah menentu/pasti.
ketentuan peralihan
menarik dari analisa
Tipe VII yang paling padat selama 3 tahun kehilangan
mayoritas anggotanya untuk tipe VI, V, dan IV sesuai dengan 3
jalur evolusi yang berbeda-beda t Pada tahun 1983 dalam tipe
VII tinggal terdiri dari 9 KK transroigran yang berusaha swada
ya di proyek.
Peralihan dari tipe VII ke tipe VI dan IV terjadi kare
na pencarian la~angan kerja di luar (flS hari per tahun dalam
tipe VI dan 9Q hari/tahun dalam tipe IvL Ue~gingat kecilnya
hasil-hasil ;pertanian, maka jalan keluar yang paling baik ada
lah bekerja penuh seoagai buruh.. Tetapi j alan kel uar ini su~
dah pernah. dilakukan di daerah. asal, dan satu-satu jalan meng
hindari sebagai buruh. adalah. ikut bertransmigrasi.l,
Tipe V berneda àari tipe VII, hanya oleh adanya peter-
nakan kecil yang maju dan kegiatan-kegiatan perdagangan ya~g
sifatnya kebetulan. Tipe ini dominan orang Bali.
Tipe III terdiri dari para petani berpengalaman yang
tingkat pendidikannya relatif tin~gi dan mempunyai modal pada
waktu penempatan. Mereka cepat beralih. dari usaha tanaman ke
usaha tanaman khusus seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan
tembakau. Kondisi pe~asarannya pada dewasa ini sanyat baik ,
sehingga memungkinkan mereka memperoleh pendapatan 4 sampai 5
kali lebih tinggi daripada dalam tipe VII. Sementara itu vo
lume permintaan masih sangat rendah untuk memungkinkan kepada
kebanyakan transmigran mencontoh rekan-rekan mereka seperti
dalam tipe III ini.
Tipe II yang terutama terdiri dari peda9ang kecil dan
pengrajin mengala~i masa jaya pada 2 tahun pertama penempatan,
disaat itu daya beli transrnigran masih sangat tinggi karena
janinan hidup.
. 91
Sejak i tu s.i tuasi berubah, banyak pedagang harr.pir banskrut <lan
timbul pengan~güran di kalangan pengrajin. Dalarn ja~gka waktu
pendek apabila tidak ada perbaikan, rnaka anggota dari tipe II
ini akan rnengikuti tipe IV
Situasi tipe l masih. tetap yang paling baik, karena teE
diri dari para peg~wai atau kontraktor kecil yang me~anfaatkan
keamanan pekerjaan, pengusaha kecil dan pedagang. Selain itu
setiap KK mernpunyai 2 sampai 3 sumber penghasilan. Sayang se~
kali dari tingkat pendidikan dan kompetensi yang dida?at dari
kegiatan~kegiatan seperti ini, tipe l tidak dapat dijadikan
contoh bagi transmigran lainnya di Seharnban.
Ditinjau dari segi pertanian tipe III adalah y~ng pa
ling menonjol. Untuk tipe ini pendapatan tahunan global menca. . . .
pai rata-rata Rp.462.0Q9ffŒ;: berarti Rp.38.500,~/bulan, dan
cukup pas untukmenjanün pangan yang haik. Pada dewasa ini be
lum ada pensralaman-pensralaman transrnigran di Sebarnban yang da
pat dijadikan contoh. unfuk ditiru ba':ji keseluruhan transmigran.
Sehubungan den9an ini r maka penelitian tentang jalur-jalur ba
ru sangat diperlukan dalam rangka Eenghindari kegagalan proyek
Sebamban.
93
KEsnlPULAN·,DI~N REKOMENDASI.
Untuk dapat menilai proyek transmigrasi Sebamban, per
lu dijelaskan terlebih dahulu tujuan Departemen Transmigrasi
dan tujuan para transmigran itu sendiri.
Tuju_an Departemen Transmigrasi :
1. Pernindahan 2.000 KK dari Jawa, Bali dan Lombok ke
proyek Sebamban l di Kalimantan Selatan. Tujùan ter
capai. Hanya 7,5% transmigran yang meninggalkan 10
kasi dalam waktu 3 tahun, namun hal ini diimbangi ~
leh kedatangan transmi~ran Swakarsa dan proses per
kawinan di proyek.
2. Peningkatan taraf hidup para transmigran. Tujuan ti
dak tercapai, s.ebab setelah. 3 tahun penempatan di
proyek tingkat hidup mereka tidak jauh_ berbeda de
ngan di daerah asal.
3. Pengembangan produksi pertanian dalam rangka menga
tasi kekurangan pangan nasional. Tujuan tidak berha
sil. Belum ada keluarga transmigran di Sebamban
yang dapat mengatasi swasembada pangan.
4. Penyebaran tenaga kerja dalam rangka pengembangan
daeran. Tuj uan_' berp.asil. 'fenaga kerj a di proyek-pr~
yek pengembangan daerah umumnya terdiri dari para
transmigran.
Tujuan para transmigran
1. Pernilikan tanah. Tujuan tercapai.
Setiap KK transmigran memiliki 2 Ha lahan, walaupun
kurang subur.
2. Peningkatan taraf hidup. Tujuan tidak tercapai.
Taraf hidup para transmigran pada dewasa ini kurang
lebih sama daripada di daerah asal.
3. Bidup dari usaha pertanian. Tujuan tidak berhasil.
Rendahnya produksi memaksa para transmigran mencari
94
- kesiapan mental menerima pembaharuan, dan lain-Iain.
Tentu saja tingkat pendidikan yang rendah kurang mempu
nyai peluang memperoleh tingkat pendapatan yang tinggi. Dari
sampel penelitian dapat dikemukakan bahwa dari 30 1\:1.< .transmiljTan
yang berpe~ghasilan paling tinggi, ternyata 28 KK memiliki
ijazah.
'."
Persediaan keuangan pada Ylaktu.kedatangan di proyek :
Tidak seperti yang diperkirakan, ternyata jumlah perse
diaan keuangan keluarga transmigran ketika penempatan, seting
kat dengan pendapatan. Adapun penggunaan keuangan dimaksud
dapat terlihat pada uraian dibawah ini, .
Dari penjualan tanah atau rumah di daerah asal, para
transmigran mendapatkan hasil tidak seperti biasanya karena
penjualan tersebut cukup berarti. Sebagian uang diberikan ke
pada famili sebagai hadiah dan pengeluaran yang sifatnya pem
borosan rnenyebabkan keuangan mereka menipis beberapa hari se
belum keberangkatan ke proyek. Setibanya dilokasi sisa uang
sebagian digunakan untuk perbaikan ternpat tinggal, terutama
sekali untuk membayar buruh tani untu~membuka dan menyiapkan
lahan.
Dalam bab-bab sebelumnya telah diketahui adanya perbedaan yang
menyolok antara biaya seorang buruh harian (Rp.l.SOO,-) dan
pengupahan kerja harian· dalam kegiatan usa'1a tani se.."l:€narnya (Ro200/
Pari) pada tlL 1981 - 1982
Persediaan uang habis percuIl:a untuJ-:. kegiatan - K.egiatan terse..1::lUt d.i
atas r..ari paëla di guTlskan lJntuk me.rnbeli hibit,pestiE!iè,a, ala+: bajak à'!=.au
alat pertanian.
Rasa tanggung jawab adalah berdasarkan atas peranan s~
sial penggunaan tenaga kerja berupah. Sehubungan dengan itu
gengsi seorang petani yang mempeke~jakan buruh berupah seba
nyak lü orang selama 2 bulan lebih tinggi daripada memiliki
sapi sepasang.
95
pekerjaan sebagai buruh Darian untuk menjamin ketu
tlli'lan pangan keluarga mereka.
4. Menjamin masa depan anak. Perspektif semakin jauh.
Situasi Pada dewasa ini hanya sedikit memberikan ha
rapan kepada para transnigran. Namun demikian ting
kat pendidikan yang tinggi merupakan keberhasilan
yang patut diban~~akan.
Proyek Sebamban belum dikatagorikffi1 sebagai proyek yang
gagal. Se~entara itu banyak transmigran yang merasa putus asa
danmerencanakanmeninggalkanoroyek dalam waktu dekat apabila. . -l'.
situasi tetap tidak berubah.
REKOMENDASI- KHUSUS··DI SEBAHBAN
Berdasarkan studi tinjau agro.,-pedolo<;fi tahun ~977, maka
kegagalan tanaman pan~an di Sebarnban sudah. dapat diperkirakan.
Ketidaksuburan tanah di daerah ini tidak memungkinkan untuk
usaha tanaman pangan secara intensif. Walaupun secara teknis
menmngkinkan, namun peningkatan kesuburan tanah akan memerlu
kan tingkat input yang lebih tinggi daripada kemungkinan- ke
mungkinan keuangan para transmigran, demikian pula tingkat tek
nik per~aniannya yang pana umurrnya belum dikuasai transmigran.
Semua proposaI peningkatan akan memerlukan pembiayaan dari lu
are Sedangkan tingkat potensi produksi dari semua tanaman pa
ngan tidak akan pernah menguntungkan investasi-investasi di Se
bamban.
Pembangunan sebuah pabrik pengolahan singkong (tapioka,
ethanol dll.) memungkinkan untuk rrerencanakan tanaman ini· (varietas
yang kurang disukai babi hutant dalarn skala besar. Tetapi un
tuk menjamin keuntungan pabrik dimaksud, diperlukan penyediaan
singkong dalam jumlah besar dan harga di bawah Rp.15 per Kg.
Pada tingkat produksi dewasa ini, singkong hanya dapat roenja
min pendapatan tahunan transrnigran sekitar Rp.300.000,-.
Dalam kondisi seperti ini rnengakibatkan cepat kurusnya tanah
tidak
96
seperti di propinsi Lampung, dimana para transmigran
dapat rnemulihkan keadaan tanah.
, Beberapa tanar:.an khusus seperti ternbakau dapat dikerl1
bangkan di daerah Sebamban. livalaupun tanah kurang cocok un-,
tuk jenis tanaman ini, maka pendapatan per unit areal yang -
ditanami cukup tinggi guna ffiembeli pupuk tanaman. Sementara
itu perlu dipelajari sebelumnya kenampuan penyerapan/daya be
li pasar propinsi, untuk ~enshindari jatuhnya harga.
Beberapa spekulasi lain seperti tanaman buah-buahan ,
sayur-sayuran dan peternakan kecil nampak ~emberikan rlarap~
an, berdasarkên pengalaman-pengalaman yang' dilakukan oleh he
berapa transtrligran.
Sayang sekali, pasar-pasar lokal seperti Pagatan dan Kota Ba
ru sangat terbatas dalam menyerap produksi-produksi pertani
an. Peningkatan jalur-jalur komunikasi dengan Banjarmasin
Cibukota propinsil, disertai penekanan harga dan jangka wak-
tu transportasi akan memungkinkan pasar-pasar yang besar mu
dah dijangkau. Sarang sekali puluhan proyek transmigrasi
dengan populasi diatas lO.QOO KK sudah ada di pinggir kota
Banjarmasin.
Kemungkinan jarrrlnan Il masa depan pertanian Il di Sebam
ban adalah pengembangan perkebunan-perkebunan besar.
Dalam hal ini terutama 4 jenis tanaman perkebunan dapat di
rencanakan untuk dikembangkan
- Karet :
Tanaman ini dapat tumbuh pada tanah yang kesuburan
nya sedang dan cukup pemu?ukannya, sehingga memung
kinkan meroperoleh produksi karet kering yang luma
yan antara l.OOO - l.SOO Kg per Ha/tahun.
Sebuah perkebunan swasta (Karang Bintangl sudah ada
terletak sekitar l7 Km dari Sebaroban.
-·Kelana sawit :
Tanaman ini juga dapat direncanakan namun diperlukan
97
pernupukan dosis tinggi. Topografi yang agak berge
lornbang tidak akan mengganggu pernbuatan jalur-jalur
jalan rnenuju ke lokasi perkebunan dan jaraknya yang
dekat pelabuhan Pagatan akan Jnernudahkan pengangkut
an produksi. Beberapa perkebunan percobaan telah
didirikan di Pulau Laut di seberang Pagatan.
- Kelapa hib~ida :
Tanaman ini dapat dikembangkan( walaupun daerah:-da
erah yang :'Y"<":n~: kurang di Propinsi Kalimantan Sela.,..
tan.
- Cengkeh
Beberapa warga transrnigran telah rnenanam tanarnan ini
dalarn jurnlah relatif banyak. Akibat dari rnusim ke
marau tahun 1982 dan kurang baiknya penanganan per
bunan, maka harnpir 50% tana~an cengkeh terbakar.
Di blok H khususnya produksi pertarna nampak rnemberi
kan harapan. Sayang sekali dengan cepatnya perlua~
an perkebunan-perkebunan di seluruh Nusantara maka
harga pasaran cengkeh merosot harnpir 50% dalam seta
hun (harga cengkeh Rp~5.000,-!Kg di Sebamban tahun
1983).
Untuk perkebunan karet atau kelapa sawit sudah barang
tentu diperlukan bantuan dari PTP atau perusahaan swasta da
larn rangka proyek NES!PIR, seperti yang~sudah ada di Sumate-
ra.
Para transmigran asal Jawa atau Bali secara tradisio
nal rnerupakan petani-petani yang pada urnumnya tidak mempu
nyai pangalarnan di bidang perkebunan. Tetapi setelah tiga
tahun berturut-turut hasil panen yang kurang menggernbirakan,
mereka sekarang nampak siap mencurahkan perhatiannya pada t~
naman tua yang meru~akan satu-satunya harapan untuk rnenjadi
kan lahan rnereka bisa bermanfaat.
98J";.' :.
Berkenaan den gan i tu, maka perlu segera diambil lang
kah-Iangkah operasional karena banyak transmigran telah kehi
langan harapan dan merencanakan meninggalkan proyek Sebamban,
apabila keadaan mereka tidak membaik dalam waktu dua tahun.
Namun demikian tidak ada yang bisa memperkirakan bahv-ia keada
an ini dapat berubah apabila sistem tanam pada saat ini tetap
dipertahankan. Bila tidak ada usaha untuk merubah keadaan
pada dewasa ini, maka besar kemungkinan bahwa dalam jangka
waktu 5 tahun sejurnlah besar transmigran akan ~eninggalkan
proyek. Sedangkan sebagian sisa transmigran akan terpaksa me
ninggalkan us~ha pertanian untuk.mencarl lapangan kerja hari~
an di Pagatan, Kota Baru atau Banjarmasin. Jumlah transrnigran
yang sejak saat itu lebih_ tin';1gi darî lapangan kerja yang teE.
sedia, maka upah kerja akan cenderung merosot, apabila junlah
proyek bertamJ:>ah. banyak sebagai:rnana direncanakan dalam Pelita,. .IV. Oleh karena i tu·· k_elangsunqan hidup proyek Sebamban ter-
gantung dariacepatnya per:gc:unbilan ~eputusan.
Sebagai kesirnpulan disini akan dikemukakan rekomendasi
rekomendasi penting bagi proyek Sebamban
1. Adanya rninat terhadap PTP atau Perusahaan Swasta pa
da p~oyek ~J~S/PIP.. Ckelapa sa"ii t atau karet) di loka
si Sebamban.
2. Pengembangan prasarana pelabuhan di Pagatan akan
rnendukung pembangunan perusahaan-perusahaan industri
untuk menciptakan 1apangan kerja.
3. Penelitian tentang kemampuan daya serap pasar lokal
dan pasar daera~ bagi produk-produk yang mungkin da
pat dihasi1kan di tempat (tembakau, buah-buahan, sa
yur-sayuran, rempah-rempah dan lain-Iain).
4. Pelaksanaan pembuatan dam penampungan air di 'seki-
tar daerah pernukiman dalam rangka penyediaan air
bersih di musim kemarau.
5. ï-1emasukkan "\~orld Food Program" (program bantuan p~
ngan dunia) di Sebamban.
99
HEKOHENDA8I mm:·1
Berikut ini beberapa rekoffiendasi urnurn yang menyangkut1
Transmigrasi, sebagai hasil penelitian
- Men~enai pemilihan lokasi :
Menghindari penempatan proyek-proyek pertanian pangan
di daerah-daerah kurang subur, dan terutarna menghin
dari pengembangan proyek dimaksud di daerah Sebarnban.
- Untuk pencipta~n proyek-proy~k baru :
Mengerahkan sebanyak rnungkin transmigran dari proyek
proyek yang sudah ada berdekatan untuk kegiatan-kegi
atan pembukaan lahan, pembangunan rurnah-rumah pemuki~
an, dan lain-Iain dari pada mernanggil para kontraktor
dari luar.
- Untuk-Eengelolaan proyek yang paling baik :. - - . _." ..
Menghindari proyek-proyek yang daya tampungnya terla-
lu besar (l.OOO KK per unit dianggap maksimurnl dan pe
nernpatan blok-blok yang berjauhan (seperti blok Al dan
BI di Sebarnban Il. Meningkatkan jttrnlah sarana trans
portasi untuk para petugas proyek dan rnenjamin perneli
haraannya (satu-satunya kendaraan lapangan yang terse
dia di Sebarnban l mogok, sedangkan sejurnlah besar ken
daraan tetap dioperasikan di Banjarrnasinl.
- Mengenai seleksi· transmigran
Menghindari penempatan transmigran asal DKI Jakarta
yang kurang r,errninat atau transrnigran kota di Proyelc -proyek usa
ha pertanian, demikian pula Penerimaan kelurga yang terlalu mu?.::l.
( rnayoritas yang meninggalkan ProYel< ).
Men~ijinkan para farnili dekat transrnigran untuk ikut
bertrans~ùgrasi guna meningkatkan jurnlah tenaga kerja
yang tersedia.
100
- Menqenai jaminan hiduE :
~1emperhitungka;} usia anak-anak, pemba9ian beras untuk
satu anak diatas usia l5 tahun harus lebih dari 7,5
Kg paling tinggi 12,5 Kg per bulan.
--Untuk penyediaan sarana produksi dan pembinaan :
Dalam hal ini sangat diperlukan berbagai peningkatan.
Sebagaimana diketahui bahwa tujuan Transmigrasi adà-'
lah pemanfaatan daerah~daerah yang belum berkembang
dan yang sedikit penduduknya. Selain itu sering di
jumpai bahwa jalur-jalur komunikasi belum baik, tidak
adanya jalur distribusi dan para: staf teknis yang ku
rang terlatih_ dan kurang berpengalaman. Namun demi-1•.
kian dengan berlalunya waktu, .maka situasi dapat sege
ra membaik dan sejumlah. masalah_ yang dihadapi di Se
bamban l bisa teratasi di Sebamban II dan III.
Fungsi KUPT harus ditingkatkan, ternyata . ..;pendapatan
nya hanya sedikit lebih tinggi daripada transmigran.
Selain itu sarana kerja para KUPT praktis tidak ada.
Sebuah proyek transmigrasi dengan 2.000 KK, tidak da
pat di bina dengan sebuah ~esin ketik saja. Mengingat
para KUPT merupakan tenaga tetap di proyek, mereka
bertanggungjawab terhadap semua masalah yang mungkin
timbul, disamping itu juga terhadap para transrr.igran
dan atasan mereka. Karena hidup terisolir dalam kon
disi materi yang sulit dan tidak roempunyai kesempatan
berekreasi, roaka beberapa diantara mereka mengalami
frustrasi.