BAB 1 - DAERAH KAKI GUNUNG Berbagai Tahap...

13
BAB 1- DAERAH KAKI GUNUNG Berbagai Tahap Zaman Batu Truman 5imanjuntak, Hubert Forestier, Dubel Driwantoro, Jatmiko, Darwin 5iregar S etelah melakukan beberapa prospeksi di kawasan karst di Baturaja, yang dilaJui oleh Sungai Ogan (Gambar 5), gua Pondok Silabe 1 (SLB1) telah dlgali selama lebih dari tiga tahun oleh tim IRD/PusatArkeologi, yang dipimpin oJeh Hubert Forestier. Di dalam dan di sekeliling gua terse but, pekerjaan ekskavasi dan lubang uji telah melibatkan duapuluhan orang (rata-rata 5 sampai 6 peneliti dari Jakarta tetapi juga pekerja-pekerja lokal) selama lima program kegiatan, atau seluruhnya 5 bulan penelitian di lapangan sampai saat ini. Sebuah permukaan seluas 8 m2 telah digali. Permukaan ini meliputi hampir seluruh tanah gua itu, dengan kedalaman 2 meter. Hal ini merupakan stratigrafi dengan kapasitas yang luar biasa bagi sebuah gua di Indonesia. Lebih dari Ilustrasi 5: GeoJogi Daerah Baturaja (menurut Garoer.. Amin T.C dan Pardede R. (1993) 11 lOkm 1 .',) [:l.,,;'.Wrt . l·.'b\'.::!:tn:: ... 1rKt5IMP.. l','flt) :t.uJ (Jall ::aas.o n ...jJ II;{ lo;!j't'J t"<ô'it.ll;lSlf atan {". t t;. rr6J.j3I' hr-r rt 00 ...... ..:J1iJ,.r t't,1 Iif'oe hl' -',:,,-::abl101:i,j 1(J'lJC, ......... M... ".,1 ',:sJ':d'€- . il2.r!C1 .. W:::fl Lbrl 1JiY11!Jr9Il :_p' ... ,,-,'Jl11 ru .Et-'J113 . iUo€'-3"l(t 1 WitSIO'i -\'1f«(;4i:Jr,n:,<- o F;"W ,UMA G ;':trIMAT)(t) D ilt<:("Çl({ï':'i (il LlôllllEl1lJ1iT"'.l (Ir an , é?I .1iJ'O.119 f'd'fi Ir ',.: "'S("Jo)llt ..... NJDr'Y.:zre.Y!l r' . /'Ijf .... f Ilâ1ijfl{1U.fal .... UH"l'J" luI Mtilll1.:ll Jo;J.GI. .rrtlt lQl i GJ5:-.... '"'l", ""'''''9''''J.lo nal>oI .. f........ .; lLJi ...!..b.lnflaS'll;ll, J.} WOOo::ttIJ/r, WJ, J.rtei!(V):: r,ro ., .8JI. hl.ll.Il+Pl' dM, "np.JI";i •. If rn.L1 ..lJ, JO ' 5111\.1, ,l'AT\JAJ GiJ'i1 '.lj"·1 'Uf nIT !If,.,_.)" ;( MA:-, "·.JV. 1 1 ,;jJ.1'1''l!1I P' I.\I\;;:J 1 A 21

Transcript of BAB 1 - DAERAH KAKI GUNUNG Berbagai Tahap...

Page 1: BAB 1 - DAERAH KAKI GUNUNG Berbagai Tahap …horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins_textes/...KOTAKW.I TEMS1 TEMSIl a 6m /lustras; 6: Profil Teras dari Gua Pondok Se/abe 1sampa

BAB 1 - DAERAH KAKI GUNUNGBerbagai Tahap Zaman Batu

Truman 5imanjuntak, Hubert Forestier,Dubel Driwantoro, Jatmiko, Darwin 5iregar

Setelah melakukan beberapa prospeksi di kawasankarst di Baturaja, yang dilaJui oleh Sungai Ogan(Gambar 5), gua Pondok Silabe 1(SLB1) telah dlgali

selama lebih dari tiga tahun oleh tim IRD/PusatArkeologi,yang dipimpin oJeh Hubert Forestier.

Di dalam dan di sekeliling gua tersebut, pekerjaanekskavasi dan lubang uji telah melibatkan duapuluhanorang (rata-rata 5sampai 6 peneliti dari Jakarta tetapi jugapekerja-pekerja lokal) selama lima program kegiatan, atauseluruhnya 5 bulan penelitian di lapangan sampai saat ini.Sebuah permukaan seluas 8 m2 telah digali. Permukaan inimeliputi hampir seluruh tanah gua itu, dengan kedalaman2 meter. Hal ini merupakan stratigrafi dengan kapasitasyang luar biasa bagi sebuah gua di Indonesia. Lebih dari

Ilustrasi 5: GeoJogi Daerah Baturaja (menurut Garoer.. Amin T.C dan Pardede R. (1993)

11 lOkm1

#~.',)

[:l.,,;'.Wrt .J~. l":I,."=t·~U . ~'Hr~'IU'V ~~J'll:l,ll.

~~tkllt.:~Uil

l·.'b\'.::!:tn:: ~or-t"_ fflti,X"i!IS~...1rKt5IMP..

l','flt) :t.uJ 11!ffi:aU~EJlt

(Jall ::aas.o ~.U3t58 n~JOI"'...jJ II;{ lo;!j't'J !~ItEr3l

t"<ô'it.ll;lSlf ~(f\kfT'iC! atan {". t t;. ,lj~;1r;Qr1 rr6J.j3I' hr-rrt 00

........:J1iJ,.r ~.ll'1 ~~I).; t't,1 ~Jr\] t:j~~ Iif'œ

~t15lIdrJ~

C~f;·lÇP. hl' -',:,,-::abl101:i,j 1(J'lJC,.........M... ".,1 ',:sJ':d'€­

tllLP,l·qf\1sr~JI{:::.l~

. ~ garr,;:~ il2.r!C1 bcilU"'·:M.Jf'"'Jf~~

.. -;~ ~SS' W:::fl Lbrl ~.dt\Jf.JaS; 1JiY11!Jr9Il

L-,~"~ :_p'...~ti, rrt.)t',:L-1t6~LltC ,,-,'Jl11 ru .Et-'J113 .

iUo€'-3"l(t 1;~1~ WitSIO'i ~ -\'1f«(;4i:Jr,n:,<-

o F;"W ,UMA

G .'('~J ;':trIMAT)(t)

D

ilt<:("Çl({ï':'i (il tlr:nc>.i:\~'.dËI~\;ü:~ LlôllllEl1lJ1iT"'.l (Ir an, é?I .1iJ'O.119 f'd'fi Ir ',.: ~"~Jar\ "'S("Jo)llt

t~:lllp.I...,tlnjJt'll91'·

..... NJDr'Y.:zre.Y!l ~lsa-m r' . /'Ijf....()}.,.~ -~,~r"V"~

~oM ..,..~ f .\.~~i;rjVl.:II~Jrrl~.) Ilâ1ijfl{1U.fal

i~"~:..d!.::~

6fm-~iH}J(t~.... UH"l'J" luI Mtilll1.:ll flftto.:~j

ll<i~JI

Jo;J.GI. Nr~:\:U "jf.ll'1·!~r ~/{c\H'\J

Eal~I" .rrtlt lQl • i ~J;ll GJ5:- ....~

'"'l", ""'''''9''''J.lo nal>oIFl.~~.1Ct". 'w~ ~~.' -:~aBJI.J .. f.........;

~.rJ;T.arlilrf!.'r".ll::D"!

8·L"3~11"~ r~ lLJi ~ ...!..b.lnflaS'll;ll,

r.H':'~t\ J.}

t~t'fOCCJd. WOOo::ttIJ/r, ,'L.~ WJ, ":;,n!~~.

J.rtei!(V):: r,ro ,)~~r\' .,

~'~:!If kE-f~j .8JI. hl.ll.Il+Pl' dM, "np.JI";i

•. If rn.L1 ..lJ, I;.".YI'~" ~I JO ' f~···.ifj'.,!:

5111\.1, ,l'AT\JAJ BRE!.~J

GiJ'i1 '.lj"·1 'Uf

nIT V!x,-,,~~ !If,.,_.)"

;( MA:-, ~ "·.JV.

1 1 PWJII'tJ~',;jJ.1'1''l!1I

P' I.\I\;;:J ."·II~ 1A

21

Page 2: BAB 1 - DAERAH KAKI GUNUNG Berbagai Tahap …horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins_textes/...KOTAKW.I TEMS1 TEMSIl a 6m /lustras; 6: Profil Teras dari Gua Pondok Se/abe 1sampa

Foto 8: Gua Pondok Se/abe 7

3000 benda ditemukan dan dicatat dalam tiga dimensi.Para pakar dari berbagai bidang (keramik, tipoteknologi,paleontologi, arkeozoologi) ikul serta menganalisisartefak-artefak dan konteksnya. Penelitian itu dilanju1kandengan analisis laboratorium(untuk menentukan fauna danpenanggalannya di C14).

Selain dari itu,prospeksi-prospeksi yangdilakukan di segenapkawasan karst menunjukkanadanya dan berkembangnyapenghunian manusia, yangdihubungkan dengan fase­fase kronologis. Misalnya,di Gua Pandan yang terletaktidak jauh dari situs yang dlgalidi SLB1 ditemukan sîsa-sisatembikar dan alat-aJat kecildari batu rijang yang rasanyaidentik dengan benda­benda yang ditemukan padazaman neolitik di SLB1. Disana kami juga menemukan

22

sebuah industri batu kerakal yang khas Hoabinhien, yangmenunjukkan bahwa penghunian di lempat ini dimulaipada awal periode Holosen dan memberi kronoslratigrafilengkap tentang penghunian manusia di gua selama masaHolosen. Sebuah kegiatan lubang uji telah dilakukan diGua Pandan selama bulan April 2004, bersamaan denganberakhimya penelitian-penelilian terakhir SLB1.

Di kawasan kaki gunung yang dilalui oleh SungaiOgan, pendekatan geo-antropologi menambah penelitîanyang sudah dllakukan oleh arkeologi. Beberapa misipenelitian telah dilakukan oleh D. Guillaud, A. Romsan,Usmawadi, dengan dua tujuan: yang pertama ialahmengumpulkan unsur-unsur tradisi Iisan yang mungkinberhubungan dengan penghunian di gua di sekitarPadang Bindu itu sendîrî, pada waktu bersamaan jugamengumpulkan asal-usul pemukiman dan hubungan­hubungannya dengan penghunian lama di wilayahtersebut. Tujuan kedua, melalui "sepotong kecil" arusSungai Ogan, menentukan evolusi sosial, politik, danteknik yang berhubungan dengan sejarah pemukiman.

Foto 9: Ekskavas/ Gua Pondok Se/abe 1

Page 3: BAB 1 - DAERAH KAKI GUNUNG Berbagai Tahap …horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins_textes/...KOTAKW.I TEMS1 TEMSIl a 6m /lustras; 6: Profil Teras dari Gua Pondok Se/abe 1sampa

1. Industri-industri yang Paling Kuno diSumatera: Bukti-bukti Zaman Acheulien

Sekilas Tentang Pithecanthropus dan BudayaTekniknya di Nusantara

Dengan ditemukannya alat paleolitik kuno di SungaiAir Tawar dan Sungai Semohon di wilayah Padang Bindu (didaerah sekitar Gua Putri atau Sukuman Dusun), kawasankarst Baturaja di kaki gunung Bukit Barisan, wilayahtersebut tampaknya merupakan wilayah pemukimanyang paling tua di Sumatera Selatan dan bahkan mungkin,dengan adanya penemuan-penemuan dewasa ini,wilayah yang terlua di selurllh Pulau Su matera. Benda­benda paleolitik yang ditemukan di permukaan (pecahanbesar, alat batu dua sisi, alat batu satu sisi, linggis, kapakmarli!, dsb) 1idak saja membuk1ikan bahwa pemukimandi daerah itu sudah ada sejak berabad-abad sebelumzaman Paleolitik - Pleistosen Menengah, tetapi juga untukperlama kali memungkinkan kami melakukan identifikasimelalui tipoteknologi kebudayaan yang disebut Acheulien.Seluruh ciri-ciri blldaya ini dilandai oleh produksi alat-alatbatu dua sisi dan kapak-kapak marlil, yang umumnyadisebut orang sebagai budaya Homo erectus, mulai dariAfrika ke Eropa, dan dari Eropa ke Asia.

laman Acheulien di Padang Bindu

foto 11: Beberapa alal-alal batu dari zaman Acheulien. a.b : kapak genggam (hand axe) : c : alat serpih serut gerigi(denticu/ated) , d: kapak pembe/ah.

Pera/alan yang dikumpu/kan di sungai-sungaiyang dekat dengan Pondok Silabe (folo 10), yang tampaksangat masil, sampai kini beillm dikenal dan sebenarnyasangat penting untuk dua alasan berikut ini:• peralatan tersebut merupakan bukti yang tak dapat

disangkal lagi tentang zaman prasejarah yang

Foto 10: Sungai keci/ Air Tawar, di bawa/l Gua Pondok Se/abe 1

sangat lua di Pu/au Surnatera. Hal ini tentunya dapatdiperkirakan, karena pulau itu ternyata terbuktimerupakan jalan yang wajib dilalui oleh gelombang­gelombang pemul<iman pertama di nusantara sekitarsejuta iahun yang lampau;peralatan tersebut dapat memberi pandangan barukepada kami tentang ciri-ciri teknik dan tipologi

peralatan Pithecan1hropus yangsampai hari ini hanya dikenalmelalui kajian-kajian di PulauJawa. Petunjuk-petunjuk barumengenai ukuran batu akanmelengkapi seri peralatan yangsampai kini kami sebut sebagaimilik Homoerectus alat pemotong(chopper / kapak perimbas), alat­alat untuk mengapak (choppingtools / kapak penetak), pecahanbatu, bola, dan seperti yangsudah disebutkan sebeJumnya,kapak pembelah atau alat duasisi/ kapak genggam yang sangatjarang ditemukan (loto 11).

23

Page 4: BAB 1 - DAERAH KAKI GUNUNG Berbagai Tahap …horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins_textes/...KOTAKW.I TEMS1 TEMSIl a 6m /lustras; 6: Profil Teras dari Gua Pondok Se/abe 1sampa

KOTAKW.I

TEMS 1TEMS Il

a 6m

/lustras; 6: Profil Teras dari Gua Pondok Se/abe 1 sampa/ ke Sungai Air Tawar

Kelanjutan, kepadatan dan kelangsungan peng·hunian pada zaman neolitik, kemudian pada zaman logam,telah dibuktikan oleh hasil-hasil penggalian di gua PondokSilabe 1.

Adanya benda-benda dari Sumatera ini menguatkanmodel yang secara menyeluruh diakui sebagai jaJanmigrasi dari benua Asia Tenggara menuJu pulau-pulaudi tengah dan timur kepulauan Indonesia, seperti Jawa,Lombok, atau Flores. Dalam sudut pandang yang sangattungsional, oleh karena aJat merupakan jawaban atassebuah kebutuhan tertentu, bukan tidak mustahil industribatu kerakal berhubungan dengan industri alat batu bersisidua atau kapak pembelah di Asia Tenggara, bahkan jugaindustri pecahan batu ataupun bola. Mungkinkah peralatanPithecanthropus lebih beragam daripada yang kami duga?

Fofo 12: Beberapa a/al balu seperti dilemukan di sungai Air Tawar_P"lI'-._

Pemahaman akan segenap peralatan yangditemukan di permukaan atau di dalam palung sungaimemungkinkan kami mengungkapkan sejumlah sitat-sitatteknik yang khas, yang menerangkan adanya penerapanskema proses kerja istimewa dalam pembentukan alat·alat tersebut (toto 12). Skema tersebut ditujukan untukmemperoleh sebuah volume yang khusus "bersisidua", yang dicari dari pecahan atau paling sering daribongkahan. Bahan baku yang dipiliholeh perajin zaman prasejarahsangat beraneka ragam: batu rijang,batu pasir yang mengkilat, andesrt,batu bersilikat, atau juga kayubersilikat yang seperti kami ingat,merupakan bahan yang terkenalsebagai kekhasan periode kunodi Asia Tenggara. Keis~mewaan

pembentukan alat bersisi dua itu(hand axe/kapak genggam. yangdihubungkan dengan kegiatanproduksi pecahan-pecahan besar,untuk pertama kali memungkinkankami dengan sepenuhnya menunjukcara pembuatan ini sebagai"acheulien" .

Temyata hanya beberapa meter jaraknya dari gua­gua yang dihuni pada zaman Neolitik dan pra-Neoliük(Gambar 6) ; Iihat lebih jauh), terdapat beberapa alat duasisi atau pecahan besar dan tebal yang sudah diperbaikimenjadi dua sisi, dengan ukuran yang kadang-kadangmengejutkan bagi ukuran kepulauan Asia Tenggara, danjuga alat yang dipanggil "cleaver" (kapak pembelah) daripecahan batu. Pecahan-pecahan dan nukleus-nukleusditemukan, juga beberapa chopper dan chopping-tools.

24

Page 5: BAB 1 - DAERAH KAKI GUNUNG Berbagai Tahap …horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins_textes/...KOTAKW.I TEMS1 TEMSIl a 6m /lustras; 6: Profil Teras dari Gua Pondok Se/abe 1sampa

2. Ekskavasi Pondok Silabe 1dan Gua Pandan:Stratigrafi,Artefak-artefak, PenanggaJan

Pondok Selabe 1

Ekskavasi yang dilakukan oleh tim kami di situsSLB1 (Gambar 7dan 8) paling sedikit menunjukkan tiga fasepenghunian yang beliurut-turut:• Sebuah lapisan atas yang baru (1), dengan tebal sekitar

lima belas sentimeter yang kurang lebih dicampurdengan lapisan Neolitik yang ada di bawah. Kamitemukan pot-pot kecil dan unsur-unsur besi di lapisanzaman logam ini; (toto 13).

lIustrasi 7: Dena/) Gua Pondok Selabe 1(SLBI) dilil1atdari atas dan lokasi lubang uji di permukaan gua

lIusfrasi 8: Krono-stratigrafi lubang uji SLB 1 (dinding ulara)

• Sebuah lapisan (2), Neolitik, tertanggal 2700 tahun BP,setebal satu meter, yang berisi keramik halus bertoreh(mangkok kecil, foto 14), yang licin atau dengan hiasantali klasik, sebuah alat kecil dari batu obsidian, baturijang atau andesit (toto 15) ;

Fofo 13: Sebuah keramik zaman Paleometalik, SLBI

• Sebuah lapisan dalam (3), berumur sekitar 4500 tahunBP, sebelum zaman Neolitik dan sebelum zaman keramik,.telah menghasilkan peralatan besar yang dihubungkandengan beberapa sisa fauna hutan Holosen. Beberapaperalatan tersebut sangat istimewa, karena merupakanbenda-benda paleolitik yang sudah dlwamai, dankemudian diperbaiki kembali atau beberapa pinggirantertentu yang tajam diasah kembali.

Blok gamping

D Bedrocl<

_ llSù 1 140 BP (10)

- ,a2~.:. 4ï BP (NZ)

- 2680 ! 170 BP (10)

- 2730:. 17U BP (IDl

- 3119.r. .1-4 8P (NZ)

- 4520 .:. 290 8P (ID)

1. Laplsan urllkan paslr lempungan (zaman paleomelahk)2. LapiS3Jl neolrtik lempllng pasiran warna coklal muda3. Lapisan preneolitil< lempung pasiran warna coklat tuadengan minerai kapur4. Lapisan preneolitik kontak dengan bedrock

Kegiatan zaman batu sekilasmemperlihatkan wilayah pengambilanbahan baku yang kadang-kadang dekatdan kadang-kadang jauh. Batu rijangatau andesit tampak jelas diambli darilapisan kedua di sungai-sungai, yangkaya akan artetak paleolitik, 20 m dibawah pintu masuk gua. Batu obsidiandan tempat pengambilannya lebihsukar ditebak. Prospeksi-prospeksilebih ke utara wilayah Rejang-Lebongmemungkinkan ditemukannya inti-intibatu obsidian yang dimaksud, yangmembuktikan sudah adanya jalan lalu­liotas dan pen:lagangan yang dilakukansekitar 200 km dari SLB1.

25

Page 6: BAB 1 - DAERAH KAKI GUNUNG Berbagai Tahap …horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins_textes/...KOTAKW.I TEMS1 TEMSIl a 6m /lustras; 6: Profil Teras dari Gua Pondok Se/abe 1sampa

Falo 14:Beberapa gerabah dengan hiasan, periode Neolilik, SLBI

Falo 15: Alal serpill dan (di pusat) batu infih dari obsidlan, SLBI

Gua Pandan

Berada di atas tanall kapur kebiru-biruan Baturaja,pada ketinggian sekitar 70 m (Garnbar 9), dan terletakkurang lebih seratus meter dari gua Pondok Silabe l,gua Pandan juga menjulang di atas Sungai Air Tawar,sumber bahan baku. Gua tersebut, yang mempunyai tigajalan masuk (Gambar 10) dan salah satunya di sebelahbarat dipenuhi olel1 bongkahan-bongkahan reruntuhan,memperlihatkan sebuah ruangan utama dengan luassekitar empat ratus meter persegi (foto 16).

Sejak kunjungan pertama kami, gua tersebuttampak menarik sebab terdapat banyak alat bersisi satudari batu kerakal yang mirip dengan "Sumateralith"(alat batu yang ditemukan pada bukit-bukit kerang di

26

_ '0

-'J

- 10

o )~\ - i'Ü1n=

lIustrasi 9: Profil morta/agi Gua Pandan dari ara/l Barat ke Timur

Sumatera Utara) dan pecahan-pecahan dari batu rijangyang berserakan di tanah.

Beberapa lubang uji dengan permukaan lebih dari20 m2 (tidak semuanya terJetak bersebelahan) telah dlbukadi gua tersebut (Gambar 11). Dekat dlnding bagian dalamdi sebelah utara gua, bujur sangkar Hl 0 mengungkapkanstratigrafi yang paJing lengkap dan paling kuat (3,60 mdalamnya), dan menunjukkan pertalian yang bukan sajastratigrafrs tetapi juga kronologis. Bujur-bujur sangkarlainnnya yang dibuka, seperti H7 atau urutan melintang D4sampai 14, sebaliknya tampak lebih kacau, sebab terkenarembesan dan aliran sungai baglan gua tersebut (dindingdalam bagian selatan). Meskipun demikian, dari sudutpandang tehno-tipologl, peralatan batu yang ditemukandi sana mempunyai ciri-ciri sama seperti yang terdapatdi bujur sangkar Hl0. TIngkat arkeologis Hl0 (Gambar12) bertanggalkan antara 6950+260 BP dan 9270+380BP, sehingga jelas menerangkan sifat-sifat khas industri­industri pertama zaman Holosen di Sumatera, yang sampaisaat ini belum dikenal (foto 17).

/lustrasi 10: Pinlu masuk di Gua Pandan

Page 7: BAB 1 - DAERAH KAKI GUNUNG Berbagai Tahap …horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins_textes/...KOTAKW.I TEMS1 TEMSIl a 6m /lustras; 6: Profil Teras dari Gua Pondok Se/abe 1sampa

Foto 16: Pintu masuk Gua Pandan Foto 17: Ekskavasi kotak HtO di Gua Pandan

o 1 2 3 4m=A_

~'4"l(\N

Cl OI,,,j, .,;Ill&

Ol1k fJ '''1()- !J

• SlCAH'oJll

K.d·~>. L11\S11.a.1l1 lIustrasi 11:DenahGua Pandan difihat

J K L M N dari alas dan lokasi1 1 1 1 1

lubang uji

+ TIMUR LlINOfNG a<\AAï +-0-20

-'0-eo-90-lOtI

-'20-1"0

- 160

- 180

-~oo

-no-2.0

-2""- 2dO

-30<1

- ~l:G

-3<-180

- JeOOTl

_......--....._ l.-ar'O~.....~

_,....fVlii00rra' ..- -,~

lIustrasi 12:Stratigrafi danPenanggalan

"" •..-..., ~~ lubang uji HIO di'------------- .J Gua Pandan

27

Page 8: BAB 1 - DAERAH KAKI GUNUNG Berbagai Tahap …horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins_textes/...KOTAKW.I TEMS1 TEMSIl a 6m /lustras; 6: Profil Teras dari Gua Pondok Se/abe 1sampa

foto 18: A/at batu rijang Gua Pandan. a.' sumatera/ith .. b dan C .' a/at serpih (serut samping) .. d. edan f : a/at serpih (serut gerigi)

Gua Pandan ternyatamerupakan situs yang istimewakarena banyaknya alat batusangat indah yang ditemukandi sana, dan yang dapatmerupakan tonggak budayabaru bagi PraseJarah Indonesia.Artefak-artefak yang ditemukan(foto 18) dapat digolongkandalam dua kategori besar:• Kategori artefak yang

pertama menyangkutskema pembentukan alalsederhana dengan batukeras, dan terdiri ataspecahan-pecahan tebaldan masif, yang dibuatbersisi satu dari batukerakal, dari kepinganbesar pecahan kerakbumi, atau bongkahan.Pecahan-pecahan bersisisatu dari batu kerakallonjong merupakan sifatkhas zaman Hoabinhien.Pecahan-pecahan Iain,yang cukup berbeda,mengingatkan kami padabentuk Paleolitik kunodan sukar untuk dinamai.Di sana kami temukanberagam alat denganpotongan melintang,pecahan dengan punggungtebal kerak bumi (serutdengan bagian depanmencuat, dsb) dan sangatsedikit pecahan batukerakal yang taiam, sejenischopper.

• Kategorl kedua alat, yang juga tidak kami duga,juga dibuat dengan memotong batu yang kerasdengan membentur-benturkannya, dan terdiri atasserangkaian alat dari pecahan yang tampaknya sangat"Mousteraid", dan ditujukan bagi produksi besar­besaran alat kerak dengan perbaikan sisik-sisik yangsangat jelas (dengan demikian alat kerak mellntangterdapat dalam jumlah besar) atau juga torehan­torehan dan gigi-gigi. Nukleus, yang terdapat dalamjumlah kecil, paling sering menunjukkan pemanfaatandasar dari bahan tersebut, yang berlandaskan pada

penggunaan algoritme (permukaan bidang yangdipukul siJih berganti), dan jarang sekali berbentukbulat pipih.

Bahan baku yang dipakai dalam pembuatanalat-alat ini berasal dari Sungai Air Tawar dan meliputisemua batu yang keras seperti batu rijang, andesit, kayubersilikat, dsb. Mengingat kadar keasaman tanah, sedikitsisa-sisa fauna yang ada tetap memungkinkan kami untukmengatakan bahwa sisa-sisa ini mengenai jenis holosenhutan (menjangan, babi hutan).

28

Page 9: BAB 1 - DAERAH KAKI GUNUNG Berbagai Tahap …horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins_textes/...KOTAKW.I TEMS1 TEMSIl a 6m /lustras; 6: Profil Teras dari Gua Pondok Se/abe 1sampa

Untuk selanjutnya situs Gua Pandan merupakansitus yang penting bagi pengenalan budaya prasejarah diSumatera dan memperkaya penelitian tentang penghunianpada masa silam di daerah karst Pondok Silabe. Seluruhorisinalitas bahan batu berasal dari segi sangat "kuno"alat yang dibuatnya dan daJam dua skema proses kerjayang hadir bersama-sama, yaitu pembentukan danpemotongannya.

mana kami temukan alat bersisi satu ini. Apablla identitastekno-kompleks haabinhien antara Sumatera Utaradan Sumatera Selatan akhlrnya ternyata benar, hal inimengarahkan pemikiran kami, bukan pada ekonomi untukmemenuhi kebutuhan hidup (dari hasil laut/pantai), tetapipada cara-cara pengelolaan bahan baku yang disediakanoleh Iingkungan hidup.

Pondok Silabe: Faset Baru Neolitik di Tengah Hutan

3. Analisis Pera/atan Arke%gis danKesimpulan

Gua Pandan: Mata Rantai Hilang antaraPaleolitik dan Neolitik?

Gua Pandan dan industrinya yang tak terduga,secara kronologis dan teknologis berada di antaratinggalan-tinggalan acheulien yang ditemukan di palungSungai Air Tawar, dan tingkat-tingkat penghunian sebelumzaman neolitik dan pada zaman neolitik yang ditemukandi Gua SLB1.

Sampai saat ini indusiri "transis j" yang merupakansatu-satunya di Sumatera ini, adalah campuran yang kacauantara alat yang dibuat dari pecahan batu, dan pecahanbersisi satu dari batu kerakal yang memanjang danmengingatkan kami pada zaman Hoabinhien di SumateraUtara atau di Pulau Nias (Driwantoro et al., 2004). Meskipundemikian, sîfat-sifat kllas hoabinhien "klasik" zamanbatu di Sumatera, seperti yang kami temukan di situs­situs panlai timur laut Sumatera antara Aceh dan Medan,berhubungan dengan ekonomi yang hanya berkisarpada sumber-sumber pantai, seperti ditunjukkan olehbanyaknya tumpukancangkang kerang di

Lapisan bawah yang tidak mengandung keramik,yang merupakan lapisan paling tua di SLB1, dibedakanmelalui teksturnya yang lebih berlempung dan benda­benda batu yang lebih sedikit jumlaJlnya: benda bercaruk,alat pengerok, dan pecahan-pecahan dari batu rijang yangjauh lebih tebal. Dengan cakrawala pandangan ini kamiberada di sekitar zaman Holosen, di dalam periode sebelumzaman Neolitik yang masih kurang dikenal di Sumatera.

Lapisan yang tepat berada di atasnya, yangsesuai dengan zaman "Neolitik" karena adanya keramik,lebih banyak memberikan penjelasan. Banyak alat daripecahan batu ditemukan di lapisan ini. Peralatan itu terdiriatas pecahan-pecahan yang dibelaJl-belah dengan alatpematang yang keras dan dengan metode pemotonganyang paling sederhana, yang diterapkan tanpa perbedaanpada batu obsidian, rijang, jasper atau andesit. Secarakeseluruhan, pematangan itu bukan dengan bilah tajam,tidak berbentuk bulat pipih, berukuran kecil dan cukuppendek. Hanya beberapa alat batu tampak benar-benarasli, pembuatannya ditujukan untuk mendapatkanpemotang melintang terhadap bagian ujung pecahan.Bagian ujung pecahan ini biasanya diperbaiki untukdijadikan tangkaj (foto 19). Dari segi morfo-teknik, tipebenda-benda itu menarik karena menyangkut proses

~-~~-~~ ~Folo 19: Gambar aJat

serpih kecil (mieroflakesj L- --J

29

Page 10: BAB 1 - DAERAH KAKI GUNUNG Berbagai Tahap …horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins_textes/...KOTAKW.I TEMS1 TEMSIl a 6m /lustras; 6: Profil Teras dari Gua Pondok Se/abe 1sampa

kompleks lentang pembuatannya dan membuat orangmenduga segala kemungkinan tentang pemasangantangkai alau pemasangan pada sebuah pegangan yangkaku. Oleh karena sifat-sifat morfo-fungsionalnya, alatdengan aspek yang sangal khas ini jelas-jelas merupakanjawaban alas S€buah kebutuhan yang khusus. Benda­benda sangal unik tersebut dapat menjadi penandabudaya dan leknik dari lapisan neolitik ini di Sumatera. Ditempat Iain, tipe alat ini lerdapat di benua Asia Tenggara,di s\tus neoliHk Mae Hong Son di sebelah utara Thailand,namun dalam hubungan dengan beliung.

Sisa-sisa gerabah Neolitik SLB1 lerdapal dalamjumlah besar dan setelah remukan-remukan itu dipasangkembali, kami dapal membayangkan adanya pembuatanwadah-wadah sehari-hari seperti gelas-gelas kecil alaukendi. Keramiknya licin, halus dan dihias, dicelak-tali ataudengan hiasan torehan-torehan halus. Tipe-lipe hiasanyang ada pada kurun waktu yang sama ini merupakan ciri­ciri khas keramik neolitik yang dikenal di Asia Tenggara.Beberapa sisa fauna hutan (menjangan, babi hutan, kera,musang jebat, dl!.) dan sisa manusia ditemukan juga disana.

Data-dala baru ini memungkinkan kami unlukmerumuskan serangkaian dugaan yang mendefinlsikansebuah zaman Neolilik yang berbeda daripada yang kamikenal sekarang ini. Ternyata jika biasanya kami melihatzaman batu yang dipotong dilanjutkan dengan zaman batuyang digosok halus, di sini kami melihat orisinalilas yangmenyanggah skema tersebut. Zaman Neolitik SLB1 samasekali tidak memperlihat1<an unsur penggosokan. Zamanitu tanpa kapak dan beliung, tanpa pembukaan lahanberskala besar yang dipergunakan bagi pertanian atauhortikultura, juga tanpa tanda-tanda penjinakan binatang.Di sini orang berhadapan dengan tipe khusus penghuniandi tempal, penggunaan dan pemanfaatan lingkunganalam, mungkin diwarisi atau diilhami oleh kelompok­kelompok lerakhir pemburu-peramu yang berada diwilayah itu sejak akhir zaman Pleistosen alas Gadi lebihdulu dari budaya penduduk berbahasa Austronesia).

ripe Masyarakat dan Pemanfaatan LingkunganHutan

Semua unsur ini memungkinkan kami untuk menelititJpe masyarakat dan kegiatan-kegiatan yang akan kamitangani. Di sini, pembuatan gerabah menunjukkan periodeneolitik, meskipun demikian periode ini tidak mengandungsemua sifal-sifat yang umum ada pada zaman tersebuttidak ada batu yang dipoles, juga tidak ada penjinakanhewan atau tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya.

30

Ada alau tidak adanya hortikullura primiUf jugasangat dipertanyakan. Khususnya alat bergagang dengansisi tajam melintang dapat membuka jalan bagi berbagaidugaan. Perulangan aJal yang fungsinya dapal disamakandengan pisau pemotong padi tradisional dan moderen diIndonesia, yaitu ani-ani, dapat membuat orang berpikirakan adanya penanaman padi atau penanaman tumbuh­lumbuhan lainnya seperti talas dan ubi.

Meskipun demikian, pengumpulan rumput­rumputan liaI' atau umbi-umbian tetap mungkin terjadiwalaupun tanpa membudidayakannya. Sangal mungkinbal1wa di sini terdapat bentuk Neolitik "kuno" Indonesiadi mana hortikultura kering atau diairi belum dikenal ataubaru sedikit dilakukan. Temyata sisa-sisa fauna yangditemukan di lapisan SLBI menunjukkan perilaku pemburudi Iingkungan hutan. Oleh karena itu zaman Neolilik inimasih terkait dengan zaman NeolitJk yang dikenal orangdi wilayah Iain Nusantara.

Namun hal ini dapat juga menyangkul penghunianmusiman sebuah situs di gua, bangunan-bangunanyang lerletak di pinggiran sungai dan di udara terbuka,yang lebih sesuai dengan model Neolitik. Mungkin jugakelompok-kelompok manusia ini sudah mempunyaikeahlian khusus, yang satu mengusahakan hortikulturadan hidup di desa-desa (situs-silus di udara terbuka) danyang Iain mengusahakan hutan dan menghuni gua-gua.Adanya pertukaran barang dapat dijelaskan aleh adanyapenggunaan gerabah dalam masyarakat yang ekonomidan kebutuhan-kebutuhan hidupnya lerulama lergantungpada berburu dan hasil-hasil hutan.

Penelitian di teras-Ieras Sungai Ogan mengung­kapkan tempat-Iempal perhentian di udara terbuka(Gambar 13), yang lampaknya cocok dengan beberapamasa praseiarah (dari paJeolitik sampai neolitik). Yangpaling jelas terdapat di situs yang terletak di permukaanGunung Kauripan ("Situs Tapak Harimau") di manaditemukan industri dari batu obsidian, rijang atau jasper,yang dipadukan dengan keramik Neolitik (folO 20) : jenissitus ini dapat mengungkapkan penghunian-penghuniantambahan selain di gua, seperti yang sudah disebul diatas.

Dengan demikian, bersama dengan Pondok Silabe,kami juga berurusan dengan pendayagunaan khusussebuah lingkungan yang istimewa di zaman Neolilik, yangmemanfaatkan sumber daya kapur (bahan baku, fauna, airyang keluar dari tanah, tempat perllndungan) dan sumberdaya hutan, letaknya yang dekal dengan sungai dan tanahendapan subur untuk pertanian primitif. Model Neolilik

Page 11: BAB 1 - DAERAH KAKI GUNUNG Berbagai Tahap …horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins_textes/...KOTAKW.I TEMS1 TEMSIl a 6m /lustras; 6: Profil Teras dari Gua Pondok Se/abe 1sampa

, Situs-situs Holosen (gua)

PaleolH:ik : srtus permukaan

o 2km ~

I-__",-_---,I_~r---', J ,

/Iustrasi 13:Situasi silus-silus masa prasejarah di daerah aliransungai Ogan (Padang Bindu)

Folo 20: Sisa-sisa batu dan alat batu (obsidian. rijang) dipermukaan situs Tapak Harimau, Ogan

31

Page 12: BAB 1 - DAERAH KAKI GUNUNG Berbagai Tahap …horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins_textes/...KOTAKW.I TEMS1 TEMSIl a 6m /lustras; 6: Profil Teras dari Gua Pondok Se/abe 1sampa

yang mengusahakan berbagai potensi setempat dan yangmenggabungkan pertanian dan perburuan dapat menarikminat enklav-enklav karst lainnya yang ditemukan di kakiBuk~ Barisan: Muara Dua, Gumai, dsb. Dapat kami catatbahwa pelengkap ekonomi antara kegiatan pertanian/hortikultura dan perburuan ini masih dapat diamati dimasyarakat seperti di Mentawai (Iihat lebih jauh).

Hubungan dengan Pemukiman Masa J<jni

TIdak terdapat hubungan antara semua pemukimankuno ini (situs di udara terbuka, gua-gua) yang telahdiidentifikasi oleh arkeologi, dengan penduduk yang kinilinggal di lembah. Ada makam-makam yang terletak diatas gua Pondok Silabe l, yang tanpa penjelasan lebihlanjut disebut sebagai "orang-orang Bengkulu", dan adasebuah situs tua yang terletak beberapa ratus meter daridesa sekarang, namun kami tak dapat mengidentifikasipenduduknya yang lama. Hubungan antara pemukimanlama dan pemukiman yang ada sekarang ini sudahterputus.

Dalih dari "para pendiri" setiap desa yang adasekarang sebagai "yang pertama" menetap di kawasantersebut merupakan sifat khas kelompok-kelompok yangbaru. Mereka lebih sibuk memperkuat keabsahan merekadalam mendiami tempal-tempat Ini daripada memberiketerangan yang sebenarnya lentang hirarki (susunantingkatan) pemukiman di lembah. Sebenarnya tradisilisan yang dikumpulkan tampak seperti perpaduan dariberbagai pengaruh yang akan coba kami uraikan lebihlanjut.

Pengaruh paling terkini dihubungkan denganagama Islam dan Kesultanan. Pengaruh itu harusdikaitkan dengan keterangan-keterangan mengenaipiagem (prasasli atau berbagai benda kerajaan) yangmenghubungkanpemukiman-pemukimantersebutdenganraja Palembang. Catalan-catatan silsilah yang dilakukandi berbagai desa sepanjang Sungai Ogan memungkinkankami menelusuri kedatangan agama Islam pada periodeyang cukup baru, 4 sampai 6 generasi tergantung daridesa-desa tersebut, yang berarti bahwa daerah sungailersebut sudah diislamkan antara tahun 1850 dan1920, mungkin secara cepat dari hilir ke hulu [4], Olehkarena itu, tadinya muncul pertanyaan apakah lembah-

lembah daerah aliran sungai ini merupakan bagian darikeseluruhan politik terpusat. Para nara sumber seringkalimenyebutkan "agama Hindu" [5] sebagai agama yangmendahului Islam, meskipun tidak terdapal bukti-buktiselempat tentang adanya lempat-tempat ibadah "yangbesar", seperti candi-candi atau kompleks pecandian, dansfsa-sisa benda yang memastikan adanya ajaran Hinduitu (arca-arca). Kuburan-kuburan kuno sampai kini kurangberguna dalam memberikan petunjuk mengenai praktik­praktik keagamaan ini. Hal ini menyebabkan berbagaidugaan mengenai agama yang dianut pada periode pra­Islam, dan tidak saja menyangkut masyarakat di daerahkaki gunung, tetapi juga di dataran rendah dan di daerahpegunungan. Tampaknya kami lebih berhadapan denganpraktik-praktik animisme yang terkait atau tidak terkaitdengan perkelenikan daripada "ajaran Hindu" yangsebenarnya, dan yang bekas-bekasnya belum ditemukandi kaki gunung. Praktik-praktik keagamaan ini dapatmenunjukkan adanya sebuah tipe masyarakat yangkurang tersusun secara hierarkis, yang kegiatan untukmemenuhi kebutuhan hidupnya dan teknik-tekniknyamasih harus ditellti lagi. Beberapa nara sumber (Tubuan,15/09/92, desa dengan nenek moyang yang secaraunik disebut "Anak Dalam") mengungkapkan benda­benda kerajaan namun bukan logam seperti yang umumditemukan orang, tetapi dalam bahan ikan (ikan pilok),pisau dari bambu (sembilu bu lu kapal), alat-alat pertaniandari lidi daun aren (Arenga pinnata).

Lagi pula pemukiman yang lerdapat dewasa ini disepanjang Sungai Ogan sangat heterogen. Dari desa satuke desa lainnya, kelompok-kelompok manusia ini mengakuberasal dari suku bangsa yang berbeda-beda, yaitu Jawa,Bengkulu, Muara Dua, Muara Enim dan Palembang. Merekabenar-benar datang dari segala penjuru, dan sepintas lalukami tidak dapat mendeteksi sebuah arus migrasi yangdominan. Beberapa dari tradisi ini menl)njuk pada daerahPasemah, dan mengingatkan kami bahwa sebagian daripenduduk itu berasal dari daerah pegunungan. Beberapatradisi lainnya mengingatkan kami pada Majapahi~ yangsebaliknya menunjukkan asal-usul dari hilir.

Namun SBmua pemukiman ini tampaknyamenunjukkan lalu-Iintas penduduk yang relatif baru. yangtumpang-tindih dengan dasar yang lebih kuno sehinggasulit untuk mengenali asal-usulnya.

[41 Meskipun demikian, hal ini bukanlah kasus yang terjadi di mana-mana. sebab masyarakal muslim sejak abad XIV slidah menelap disepanjang beberapa sungai tertenlu di wilayall ilu. dengan beqalan melalui hulu daerah-daerah aliran sungai di dekatnya, unluk menghindariPalembang yang waklu ilu menentang Islam.

15] Mungkin referensi mengenai ajaran Hindu sebagai agama yang mendahului Islam lebih dapat dilerima oleh penduduk masakini, meskipunada pula yang meragukannya. Meskipun demikian. kefidakselujuan ini diperillnak oleh penonjolélJl t1nggalan zaman Hindll-Budha yangumum lerdapat di Indonesia

32

Page 13: BAB 1 - DAERAH KAKI GUNUNG Berbagai Tahap …horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins_textes/...KOTAKW.I TEMS1 TEMSIl a 6m /lustras; 6: Profil Teras dari Gua Pondok Se/abe 1sampa

Asal-usul pemukiman memang kompleks. Meskipundemikian, Dusun Niru, atau juga disebut Simpang Niruatau Rambang Niru, cukup sering disebut sebagai tempatpenting asal-usul pemukiman. Desa ini terletak di wilayahMuara Enim dan seorang nara sumber menegaskan bahwapenduduk desa ini dulu merupakan orang-orang yangberpindah-pindah tempat dan bekerja sebagai pemburu(informen Palembang, 13/09/02). Jauh sebelumnya,penduduk Dusun Niru itu berasal dari wilayah Bengkulu(Palembang, 13/09/02), atau dari Pasemah (Saung Naga,14/09/02). Singkat kata, dari daerah pegunungan.

Sulit untuk menyimpulkan ke periode yang lebil1terdahulu lagi bagaimana hubungan antara pendudukmasa kini dengan pemukiman kuno yang diperlihatkanoleh ekskavasi di wilayah Padang Bindu ini. Jejak-jejakkuno tersebut sangat tidak menyolok dan terbawa oleharus penduduk yang datang kemudian, seperti dikatakanoleh para nara sumber, untuk menemukan lahan-Iahanperlanian. Landrenten pada tahun 1823 menyebutkanbahwa marga [6] di aliran Sungai Ogan membayar upeti,yang boleh dikatakan eksklusif, kepada KesultananPalembang, terdiri atas produk-produk komersial: lada,kopi, kapas, gula. Hal ini membuktikan adanya imigrasiyang datang pada saat kekuasaan Kesultanan. Padasaat itu penduduk sudah memanfaatkan ketersediaanlahan, namun kami tidak dapat tepat menentukan kapanpenduduk itu menetap di sana, tapi pasti sebelum abadke-19. Kronologi produksi dan lempat-tempat produksidari segenap wilayah, yang digambarkan pada Bab 3 dibawall ini, memungkinkan kami untuk lebih mengarahkananalisis kami. Adapun dari pemukiman terdallulu, yangmungkin secara bertahap-tahap turun dari daerahpegunungan seperti yang terus-menerus dinyatakan olehtradisi lisan, hanya tampak pola ciri-ciri yang tidak jelas:pengaruh sangat kuat budi daya tanaman, tidak adanyaatau jarang adanya logam? Besar kemungkinan bahwapemukiman yang bercampur-baur ini tidak terbatas padadua atau tiga episode berturut-turut yang mudah kamikenali.

[61 Marga adalah istilah Sansekerta, yang menunjukkan gabungan beberapa desa berdasarkan garis keturunan atau daerah. dan yang menladidasar pengaturan ruang di kesullanan.

33