Post on 12-Apr-2017
STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
Wulandari160 300 58
SISTEM S A T U A N
FISIKA
Wulandari160 300 58
ILMU FISIKAIlmu yang menjelaskan
(menDeskripsikan) fenomena alam yang menjadi objek
pengamatan.
DESKRIPSI
KUANTITATIFBESARAN FISIS
(Terukur dengan alat ukur)
KUALITATIFBESARAN NON FISIS
(Tidak terukur/deskripsi bentuk, warna, bau dll)
STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
Wulandari160 300 58
S A T U A N Sesuatu yang digunakan untuk menyatakan ukuran
Besaran
SISTEM SATUAN
SATUAN METRIK
SISTEM mks (meter, kilogram, sekon)
SISTEM cgs (centimeter, gram, sekon)
SATUAN NON METRIK (BRITISH)
SISTEM fps (food, pound, secon)
STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
Wulandari160 300 58
I. SISTEM METRIK Sistem metrik atau disebut juga sistem metrik
absolut , didasarkan pada : Panjang [ L] Massa [M] Waktu [T]
Sistem ini secara resmi digunakan pertama kali pada tahun 1866 di Perancis, dan sejak tahun 1889 dikenal dengan Sistem Internasional (SI).
STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
Wulandari160 300 58
1.1 SISTEM SATUAN INTERNASIONAL
Sistem satuan internasional (SI) merupakan satuan standar yang disepakati secara Internasional.Tujuan penetapan Sistem Satuan Internasional (SI): Tidak menimbulkan kesukaran dengan banyaknya
pemakaian satuan yang beraneka ragam Membantu dalam mendefinisikan beragam alat ukur Mempermudah konversi dari satuan ke satuan
lainnya
STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
Wulandari160 300 58
1.2 SATUAN STANDAR
Satuan standar : Perumusan satu jenis satuan untuk suatu besaran tertentuTujuan penetapan Satuan standar:Memudahkan penetapan satuan untuk suatu
besaranSyarat utama Satuan StandarNilai satuannya harus samaMudah diperoleh kembali ( mudah ditiru )Dapat diterima secara internasional
STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
Wulandari160 300 58
1.2.1 PENETAPAN SATUAN STANDARSTTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
Satu meter : jarak yang ditempuh cahaya (dalam vakum) dalam
selang waktu 1/299.792.458 sekon (CGPM ke 17, 1983)
Satu kilogram (kg) : massa sebuah kilogram standar yang disimpan
di lembaga timbangan ukuran internasional (CGPM ke-1 1899)
Massa kilogram standar juga disamakan dengan masa dari 1 liter
air murni pada suhu 4°C
Satu sekon (s) : selang waktu yang diperlukan oleh atom cesium
untuk melakukan getaran sebanyak 9.192.631.770 kali dalam
transisi antara 2 tingkat energi di tingkat energi dasarnya (CGPM ke
13)
Wulandari160 300 58
1.2.1 PENETAPAN SATUAN STANDARSTTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
Satu ampere (A) : kuat arus tetap yang jika dialirkan melalui 2 buah
kawat yang sejajar dan sangat panjang dengan tebal yang dpt diabaikan
dan diletakkan pada jarak pisah 1 meter dalam vakum menghasilkan gaya
2 x 10 -7 newton pada setiap meter kawat (CGPM ke-13, 1967)
Satu Kelvin ( K) : 1/273,16 kali suhu termodinamika titik tropel air (CGPM
ke -13 , 1967). Titik tripel air adalah suhu dimana air murni berada dalam
keadaan seimbang dengan es dan uap jenuhnya
Satu Kandela (cd) : intensitas cahaya suatu sumber cahaya yang
memancarkan radiasi monokromatik pada frekuensi 540 x 10 12 hertz
dengan intensitas radiasi sebesar 1/683 watt per steradian dalam arah
tersbut (CGPM ke-16, 1979)
Wulandari160 300 58
STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
Faktor Awalan Simbol
1018 exa- E
1015 peta- P
1012 tera- T
109 giga- G
106 mega- M
103 kilo- k
102 hekto- h
101 deka- da
Faktor Awalan Simbol10-1 desi- d
10-2 senti- c
10-3 mili- m
10-6 mikro- m
10-9 nano- n
10-12 piko- p
10-15 femto- f
10-18 ato- a
1.3 Sistem Matrik dalam SI
Wulandari160 300 58
II. SISTEM NON METRIK Sistem non metrik atau disebut juga sistem
British atau Sistem grafitasi Inggris, didasarkan pada : Gaya [ F] Panjang [L] Waktu [T]
Sistem fps (food, pound, sekon) dipakai di negara dengan bahasa induk menggunakan bahasa inggris di dalam kehidupan sehari-hari serta dipakai dalam pengerjaan mesin-mesin
STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
Wulandari160 300 58
Besaran
KONSEPTUAL
BESARAN POKOK
Ditetapkan dengan standart ukuran
BESARAN TURUNAN
Besaran yang dirumuskan dari besaran pokok
MATEMATIS
BESARAN SAKLAR Hanya memiliki nilai
BESARAN VEKTOR Memiliki nilai dan arah
STTIF BOGORD III REGULER KHUSUSB E S A R A N
Wulandari160 300 58
B E S A R A N STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
Untuk menyatakan suatu besaran, misalnya panjang, diperlukan satuan.
Jumlah besaran dalam Fisika ini banyak karena itu akan diperlukan banyak sekali satuan.
Besaran yang dapat dibentuk dari besaran-besaran lain disebut besaran turunan. Sedang besaran-besaran tertentu yang membentuk besaran turunan disebut besaran pokok.
Dalam mekanika hanya digunakan 4 besaran dasar yaitu : panjang, massa, waktu dan jumlah zat
Dalam SI ada beberapa satuan dengan nama khusus yaitu : N (Newton) = kg. m. s-2
J (Joule) = N.m untuk satuan kerja (energi) W (watt) = J.S -1 untuk satuan daya
Wulandari160 300 58
STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
BESARAN POKOK
Wulandari160 300 58
STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
BESARAN TURUNAN
Wulandari160 300 58
STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
BESARAN PELENGKAP
Besaran Pelengkap atau tambahan adalah: besaran yang bukan besaran dasar, tapi cara pengukurannya tidak bergantung pada besaran lain.
Besaran pelengkap tidak mempunyai dimensi
Ada 2 besaran pelengkap Sudut bidang datar satuannya radian Sudut ruang satuannya steradian (Sr)
Wulandari160 300 58
STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
NON Satuan Internasional (SI)
Wulandari160 300 58
STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
Data standar Manusia
Wulandari160 300 58
KONVERSI SATUAN STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
Dalam pengkonversian suatu satuan, memerlukan suatu faktor konversi , berupa :Bilangan dan penyebut Masing-masing memiliki satuan yang berbedaMemiliki besar yang samaFaktor konversi bernilai satu (1).Contoh:
Mengubah dari 45 yard ke dalam satuan meter1 yard = 0,9144 meter(hitung!)
Wulandari160 300 58
FAKTOR KONVERSI STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
Wulandari160 300 58
NOTASI ILMIAH STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
Dalam notasi ilmiah, menuliskan bilangan
sebagai hasil kali bilangan a (1 < a < 10) dengan
bilangan 10 berpangkat, yang disebut orde.Contoh: Hasil kali bilangan : a
140.000 = 1,4 x 105 dan 0,0037 = 3,7 x 10-3
Bilangan berpangkat : orde
http://aguscahyanafis.files.wordpress.com/20011/09 Https://jonifan.staff.gunadarma.ac.id/Download/files/9726/Bab1-besa
ran+dan+satuan https://faisaldouginate.files.wordpress.com/2013/01/f102_besaransat
uan https://attarisk.files.wordpress.com/2008/02/f102_besaransatuan http://dimasfirmanda.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/1.-besaran-dimen
si-satuan https://esa166.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/75/2
016/03/01-PENGUKURAN-BESARAN-DAN-SATUAN
Wulandari160 300 58
STTIF BOGORD III REGULER KHUSUSDAFTAR PUSTAKA
STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
Wulandari160 300 58
D I M E N S I&
PENGUKURAN
STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
Wulandari160 300 58
D I M E N S I DIMENSI adalah : cara penulisan besaran-besaran dengan
menggunakan lambang-lambang besaran dasar
Dimensi menyatakan esensi dari suatu besaran fisika yang tidak bergantung pada satuan yang digunakan.
Contoh: Jarak antara dua tempat dapat dinyatakan dalam meter, mil, langkah,dll. Apapun satuannya jarak pada dasarnya adalah “panjang”.
Dimensi berguna untuk : Menentukan dimensi besaran dalam suatu rumus yang
tidak diketahui Mengecek/ mengkaji kebenaran suatu rumus
Ada 3 besaran Dimensi pokok Panjang yang memakai simbol (L) Massa yang memekai simbol (M) Waktu yang memakai simbol (T)
STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
Wulandari160 300 58
Analisa Dimensi
Melalui analisa dimensi kita pun bisa mengkaji kebenaran suatu persamaan fisika, karena suatu persamaan fisika harus memiliki dimensi yang konsisten. Suatu besaran dapat dijumlahkan atau dikurangkan apabila
memiliki dimensi yang sama. Setiap suku dalam persamaan fisika harus memiliki dimensi
yang sama.Analisis dimensi menggunakan fakta bahwa dimensi dapat diperlakukan sebagai besaran aljabar,Contoh: Hubungan jarak (s), waktu (t), dan kecepatan (v) adalah:
s = v.t[L] = [L/T].[T] = [LT-1][T][L] = [L]
STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
Wulandari160 300 58
Analisa Dimensi
Catatan: Walaupun analisis dimensi sangat berguna tetapi mempunyai batasan, yaitu tidak dapat menjelaskan konstanta numerik yang ada dalam persamaan. Persamaan yang benar secara analisis dimensi belum tentu benar secara fisis.
Karena kedua sisi persamaan mempunyai dimensi yang sama maka persaamaan ini benar secara dimensi
Contoh:
Persamaan menyatakan jarak (x) yang ditempuh oleh suatu mobil dalam waktu (t) jika mobil mulai dari kecepatan awal vo dan
bergerak dengan percepatan tetap tetap a.
STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
Wulandari160 300 58
Dimensi BesaranDimensi Besaran Pokok
Dimensi Besaran Turunan
STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
Wulandari160 300 58
B. PENGUKURANFisika : Pengukuran kuantitas sistem SIMengukur pada hakikatnya adalah membandingkan suatu besaran dengan suatu besaran yang sudah distandar.
Instrumen PengukuranInstrumen pengukuran : Alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran.Kriteria kemampuan alat ukur: accuracy, kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil ukur yang
mendekati hasil sebenarnya. Presisi, kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil yang sama
dari pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dengan cara yang sama.
Sensitivitas, tingkat kepekaan alat ukur terhadap perubahan besaraan yang akan diukur
Kesalahan (error), penyimpangan hasil ukur terhadap nilai yang sebenarnya
STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
Wulandari160 300 58
INSTRUMEN PENGUKURAN
Alat ukur panjang
Alat ukur waktu Alat ukur suhu
Alat ukur massa
STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
Wulandari160 300 58
PROSES PENGUKURAN
PENGUKURAN
PENGULANGAN
NON PENGULANGAN
Yang perlu diperhatikan :Ketelitian ( accuracy)Kebenaran (precision)
Ketelitian : - Menunjukkan pengukuran yang bagaimana
memberikan pendekatan untuk memperoleh suatu standar
Pengukuran berkali-kali:- dirata-rata -dicari standar deviasi
(S)
n
xx
n
ii
1
1
)(1
2
n
xxS
n
ii
STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
Wulandari160 300 58
PROSES PENGUKURAN
Kebenaran: berhubungan dengan kemampuan pengembalian dari suatu pengukuran tanpa memperdulikan ketelitian dalam pengukuranRegistrasi : mencatat hal-hal yang diperoleh dari hasil pengukuran
1.Falsa Positif Suatu penyimpangan ( error) yang terjadi dimana penderita dinyatakan menderita suatu penyakit padahal sama sekali tidak
2. Falsa negatifSuatu penyimpangan ( error) yang terjadi dimana penderita dinyatakan tidak sakit padahal penderita tersebut menderita suatu penyakit
Yang Harus Dilakukan :1.Pengambilan pengukuran2.Pengulangan pengukuran3.Penggunaan alat-alat yang dipercayai4.Kalibrasi alat
STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
Wulandari160 300 58
ANGKA PENTING
Angka penting : angka-angka yang diperoleh dari hasil pengukuran yang terdiri dari angka-angka pasti dan satu angka terakhir yang diragukan.
Angka yang merupakan angka penting adalah :Semua angka bukan nolAngka nol yang berada diantara angka bukan nolAngka nol yang berada di sebelah kanan tanda
desimal dan mengikuti angka bukan nol
STTIF BOGORD III REGULER KHUSUS
Wulandari160 300 58
ANGKA PENTING
Angka yang bukan merupakan angka penting adalahAngka nol yang berada di sebelah kiri angka bukan
nol0,000675 terdiri dari 3 angka penting0,03 terdiri dari 1 angka penting
Angka nol disebelah kanan angka bukan nol dan tanpa desimal, kecuali jika diberi tanda khusus, misalnya garis pada angka yang diragukan500 terdiri dari 1 angka penting2050 terdiri dari 3 angka penting
http://aguscahyanafis.files.wordpress.com/20011/09 Https://jonifan.staff.gunadarma.ac.id/Download/files/9726/Bab1-besa
ran+dan+satuan https://faisaldouginate.files.wordpress.com/2013/01/f102_besaransat
uan https://attarisk.files.wordpress.com/2008/02/f102_besaransatuan http://dimasfirmanda.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/1.-besaran-dimen
si-satuan https://esa166.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/75/2
016/03/01-PENGUKURAN-BESARAN-DAN-SATUAN
Wulandari160 300 58
STTIF BOGORD III REGULER KHUSUSDAFTAR PUSTAKA