Post on 30-Jul-2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok bahasan : Resiko Jatuh Pada Lansia
Subpokok bahasan : Cara Pencegahan Jatuh Pada Lansia
Sasaran : Kelayan di Wisma B PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur
Hari/Tanggal : Juamt / 24 Agustus 2012
Waktu : 20 menit
Tempat : Wisma B PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur
A. TUJUAN
1. Latar Belakang
Menua atau menjadi tua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan
proses yang terus menerus secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya
dialami pada semua makhluk hidup. Semua orang akan mengalami proses
menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, yang
pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial
sedikit demi sedikit sampai tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi
sehingga bagi kebanyakan orang, masa tua merupakan masa yang kurang
menyenangkan (Nugroho, 2000).
Kemunduran fisik dapat menyebabkan resiko jatuh pada lansia. Jatuh
adalah salah satu peristiwa yang sering dialami oleh seorang lansia. Jatuh
berkaitan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas serta penurunan
fungsi dan kemandirian. Jatuh menjadi salah satu insiden yang paling sering
terjadi pada orang lanjut usia (lansia) yang mengakibatkan trauma serius,
seperti nyeri, kelumpuhan bahkan kematian. Hal ini menimbulkan rasa takut
dan hilangnya rasa percaya diri sehingga mereka membatasi aktivitasnya
sehari-hari yang menyebabkan menurunnya mutu kehidupan pada lansia yang
mengalaminya dan juga berpengaruh pada anggota keluarganya.
Di Wisma B PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur terdapat 11 orang lansia
perempuan yang berusia diatas 65 tahun. Yang sebagian besar memiliki
resiko jatuh karena mengalami kemunduran fisik. Oleh karena itu, penting
bagi lansia untuk mengetahui cara menghindari resiko jatuh agar para lansia
mampu melakukan pencegahan jatuh terhadap dirinya sendiri. Berdasarkan
hal tersebut penyuluh berminat memberikan penyuluhan mengenai cara
pencegahan jatuh pada lansia.
2. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 20 menit, kelayan
diharapkan mampu memahami cara menghindari resiko jatuh dan melakukan
pencegahan jatuh.
3. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 20 menit diharapkan
kelayan mampu :
a. Menjelaskan pengertian jatuh.
b. Menyebutkan faktor resiko penyebab jatuh.
c. Menyebutkan akibat jatuh.
d. Menyebutkan cara pencegahan jatuh.
e. Melakukan pencegahan jatuh.
B. GARIS BESAR MATERI (materi terlampir)
1. Pengertian jatuh.
2. Faktor resiko penyebab jatuh.
3. Akibat jatuh.
4. Cara pencegahan jatuh.
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
NO. KEGIATAN PENYULUH PESERTA WAKTU
1. Pembukaan
dan salam
Mengucapkan
salam
Memperkenalkan
diri
Menjelaskan
Membalas
salam
Mendengarkan
Mendengarkan
1 menit
tujuan
Apersepsi Memberikan
respon
2. Penyampaian
materi
Menyampaikan
materi :
Pengertian jatuh.
Faktor resiko
penyebab jatuh.
Akibat jatuh.
Cara pencegahan
jatuh.
Mendengarkan dan
memperhatikan
15 menit
3. Penutup Tanya jawab
Evaluasi dan
menyimpulkan
materi
Mengucapkan
salam
Bertanya dan
mendengarkan
Memperhatikan
Membalas
salam
4 menit
D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. MEDIA
Flip-chart (terlampir)
F. SETTING TEMPAT
1. Peserta (kelayan) duduk di kursi tunggu
2. Panyaji berdiri didepan di depannya.
G. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan kelayan sudah terlaksana dengan baik berupa kontrak waktu,
topik, dan tempat
b. Persiapan alat bantu dan media yang digunakan untuk Penkes
2. Evaluasi proses
a. Kelayan mampu mengikuti Penkes dengan baik sampai selesai
b. Kelayan kooperatif dalam mengikuti Penkes
c. Kelayan dapat bekerjasama dengan perawat
d. Media dan alat bantu dapat digunakan dengan baik
e. Lingkungan mendukung dalam pelaksanaan Penkes
3. Evaluasi hasil
a. Evaluasi kognitif
Menanyakan kepada pasien dan keluarga klien
1. Coba jelaskan pengertian jatuh!
2. Sebutkan faktor resiko penyebab jatuh!
3. Sebutkan akibat dari jatuh!
4. Sebutkan cara mencegah jatuh!
Penilaian
No Keterampilan Skor
0 1 2
1 Menjelaskan pengertian jatuh
2 Menyebutkan faktor resiko penyebab jatuh
3 Menyebutkan akibat dari jatuh
4 Menyebutkan cara mencegah jatuh
Keterangan :
0 : tidak dilakukan
1 : dilakukan tapi tidak sempurna
2 : dilakukan dengan sempurna
Nilai = Jumlah nilai yang didapat x 100%
Jumlah aspek yang dinilai x 2
Kategori hasil:
> 75 % : pengetahuan baik,
56 % - 75 % : pengetahuan cukup,
< 56 % : pengetahuan kurang.
b. Evaluasi afektif
Kelayan menyatakan kesediaaan melakukan pencegahan jatuh.
c. Evaluasi psikomotorik
Keluarga mampu melakukan pencegahan jatuh.
Lampiran 1
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kekambuhan
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata, yang melihat
kejadian mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai/tempat yang
lebih rendah dengan arau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Rouben, 1996).
B. Faktor Resiko Penyebab Jatuh
Secara singkat, faktor resiko jatuh pada lansia itu dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik.
a) Faktor Instinsik, misalnya:
Gangguan jantung dan/atau sirkulasi darah : Penurunan sirkulasi darah
ke otak secara tiba-tiba, kehilangan kesadaran yang tiba-tiba, masalah
pada jantung yang menyebabkan sesak nafas sehingga tidak dapat
mentoleransi aktivitas dan hipertensi.
Gangguan sistem susunan saraf : SSP akan memberikan respons
motorik untuk mengantisipasi input sensorik. Penyakit SSP seperti
stroke, parkinson, hodrosefalus tekanan normal, sering diderita oleh
lansia dan menyebabkan gangguan fungsi SSP sehingga berespon
tidak baik terhadap input sensorik. Nyeri kepala dan/atau vertigo,
pusing.
Gangguan sistem anggota gerak dan gangguan gaya berjalan seperti
nyeri persendian, kelumpuhan, ketidaklengkapan anggota gerak,
bentuk kaki yang tidak normal, penurunan kekuatan otot, kekakuan
jaringan penyambung , berkurangnya massa otot, edema pada kaki.
Gangguan penglihatan dan pendengaran.
Gangguan psikologis : stres, kurang konsentrasi, lupa dengan
keterbatasan.
b) Faktor Ekstrinsik, misalnya:
Cahaya ruangan yang kurang terang
Lingkungan yang asing bagi lanjut usia
Lantai yang licin
Obat-obatan yang diminum (diuretik, antidepresan, sedatif, anti-
psikotik, alkohol, dan obat hipoglikemi)
Alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun cara
penggunaannya.
C. Komplikasi atau Akibat Dari Jatuh
Jatuh pada lansia menimbulkan komplikasi-komplikasi seperti berikut ini:
a. Perlukaan (Injury) : merusak jaringan lunak, fraktur, hematom subdural
b. Perawatan Rumah Sakit : imobilisasi, resiko penyakit
c. Disablitas : penurunan mobilitas yang berhubungan dengan perlukaaan fisik,
penurunan mobilitas akibat jatuh, penurunan kepercayaan diri dan
pembatasan gerak
d. Resiko untuk dimasukkan dalam rumah perawatan
e. Mati
D. Cara Pencegahan Jatuh Pada Lansia
Pencegahan dilakukan berdasar atas faktor resiko apa yang dapat menyebabkan
jatuh seperti faktor neuromuskular, muskuloskeletal, penyakit yang sedang
diderita, pengobatan yang sedang dijalani, gangguan keseimbangan dan gaya
berjalan, gangguan visual, ataupun faktor lingkungan.dibawah ini akan di uraikan
beberapa metode pencegahan jatuh pada orang tua :
1. Latihan fisik
Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan meningkatkan
kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki keseimbangan, koordinasi, dan
meningkatkan reaksi terhadap bahaya lingkungan, latihan fisik juga bisa
mengurangi kebutuhan obat-obatan sedatif. Latihan fisik yang dianjurkan
yang melatih kekuatan tungkai, tidak terlalu berat dan semampunya, salah
satunya adalah berjalan kaki.
2. Managemen obat-obatan
a) Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik.
b) Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat.
c) Gunakan alat bantu berjalan jika memang di perlukan selama
pengobatan.
d) Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama terutama
sedatif dan tranquilisers.
e) Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam) kecuali atas
indikasi klinis kuat.
f) Menghentikan obat yang tidak terlalu diperlukan.
3. Modifikasi lingkungan
a) Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk
menghindari pusing akibat suhu.
b) Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan berada
dalam jangkauan tanpa harus berjalan dulu.
c) Gunakan karpet antislip di kamar mandi.
d) Perhatikan kualitas penerangan di rumah.
e) Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas.
f) Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lampu tambahan
untuk daerah tangga.
g) Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan yang
biasa untuk melintas.
h) Gunakan lantai yang tidak licin.
i) Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah, menghindari
tersandung.
j) Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti misalnya di
kamar mandi.
k) Hindari penggunaan furnitur yang beroda.
4. Memperbaiki kebiasaan pasien lansia misalnya :
a) Berdiri dari posisi duduk atau jangkok jangan terlalu cepat.
b) Jangan mengangkat barang yang berat sekaligus.
c) Mengambil barang dengan cara yang benar dari lantai.
d) Hindari olahraga berlebihan.
5. Alas kaki
a) Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar.
b) Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk menjaga
keseimbangan.
c) Pakai sepatu yang antislip.
6. Alat bantu jalan
Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan difokuskan
untuk mengatasi atau mengeliminasi penyebabnya atau faktor yang
mendasarinya. Pada penggunaannya, alat bantu jalan memang membantu
meingkatkan keseimbangan, namun di sisi lain menyebabkan langkah yang
terputus dan kecenderungan tubuh untuk membungkuk, terlebih jika alat
bantu tidak menggunakan roda., karena itu penggunaan alat bantu ini haruslah
direkomendasikan secara individual. Apabila pada lansia yang kasus
gangguan berjalannya tidak dapat ditangani dengan obat-obatan maupun
pembedahan. Oleh karena itu, penanganannya adalah dengan alat bantu jalan
seperti cane (tongkat), crutch (tongkat ketiak) dan walker. (Jika hanya 1
ekstremitas atas yang digunakan, pasien dianjurkan pakai cane. Pemilihan
cane type apa yang digunakan, ditentukan oleh kebutuhan dan frekuensi
menunjang berat badan. Jika ke-2 ekstremitas atas diperlukan untuk
mempertahankan keseimbangan dan tidak perlu menunjang berat badan, alat
yang paling cocok adalah four-wheeled walker. Jika kedua ekstremitas atas
diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan menunjang berat
badan, maka pemilihan alat ditentukan oleh frekuensi yang diperlukan dalam
menunjang berat badan.
7. Periksa fungsi penglihatan dan pendengaran.
Gunakan kacamata apabila mengalami gangguan fungsi penglihatan dan alat
bantu pendengaran apabila mengalami gangguan pendengaran.
8. Hip protektor : terbukti mengurangi resiko fraktur pelvis.
9. Memelihara kekuatan tulang
a) Suplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin D terbukti meningkatkan
densitas tulang dan mengurangi resiko fraktur akibat terjatuh pada orang
tua.
b) Berhenti merokok
c) Hindari konsumsi alkohol
d) Latihan fisik
e) Anti-resorbsi seperti biophosphonates dan modulator reseptor estrogen.
f) Suplementasi hormon estrogen / terapi hormon pengganti.
E. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Mudah Jatuh pada Lansia. http:// http://pinadepin.blogspot.com .
Diakses tanggal 23 Agustus 2012.
Turana, Yuda. 2009. Menghindari Resiko Jatuh Pada Lansia. http://
http://www.medikaholistik.com . Diakses tanggal 23 Agustus 2012.
Jatuh adalah suatu kejadian mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai/tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka.
Aduuuuuhh................... sakit !!
Tolong aku dong..!!
Aduuuuuhh................... sakit !!
Tolong aku dong..!!
Gangguan jantung dan/atau sirkulasi darah
Gangguan sistem susunan saraf
Gangguan sistem anggota gerak dan gangguan gaya berjala
Gangguan penglihatan
dan pendengaran
Gangguan psikologis
Cahaya ruangan yang kurang terang
dan lingkungan yang asing bagi lanjut
usia
Lantai yang licin
Obat-obatan yang dapat menyebabkan ngantuk
atau penurunan kesadaran
Alat bantu jalan tidak tepat ukuran, berat,
maupun cara penggunaannya.
Tidak tepat ukuran, berat, maupun cara penggunaannya
Tidak tepat ukuran, berat, maupun cara penggunaannya
Luka, patah tulang, cidera kepala
Perawatan di Rumah Sakit
Penurunan kemampuan bergerak
Penurunan kepercayaan diri
dan
Kematian
Latihan fisik
Managemen obat-obatan
Modifikasi lingkungan
Memperbaiki kebiasaan pasien lansia
Kondisi Lingkungan yang aman dan nyaman bagi para Lansia
Berdiri dari posisi duduk atau jangkok jangan terlalu cepat.
Jangan mengangkat barang yang berat sekaligus.
Mengambil barang dengan cara yang benar dari lantai.
Hindari olahraga berlebihan.
Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat
Menggunakan alas kaki yang sesuai, tidak licin,
tidak berhak
Alat bantu jalan yang tepat sesuai kebutuhan
Gunakan alat penglihatan dan pendengaran.
Memelihara kekuatan tulang
Suplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin D terbukti
meningkatkan densitas tulang dan mengurangi resiko fraktur
akibat terjatuh pada orang tua.
Berhenti merokok
Hindari konsumsi alkohol
Latihan fisik
Suplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin D terbukti
meningkatkan densitas tulang dan mengurangi resiko fraktur
akibat terjatuh pada orang tua.
Berhenti merokok
Hindari konsumsi alkohol
Latihan fisik