Post on 05-Mar-2018
1 Pelatihan Rotan di Kabupaten Musi Banyuasin, 9-14 Oktober 2014
ROTAN sebagai HHBK UNGGULAN
Oleh:
Sahwalita Balai Penelitian Kehutanan Palembang
Jl. Kol. H. Burlian Km. 6,5 Punti Kayu e-mail: sahwalita@yahoo.co.id
I. PENDAHULUAN
Hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam dengan lingkungannya, yang
satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (UU 41 tentang Kehutanan). Sedangkan yang
termasuk hasil hutan adalah semua potensi di areal kawasan hutan, baik kayu maupun non
kayu serta hasil yang tidak dapat dinilai dengan harga pasar (Hidrologi, Karbon, Estitika dll).
Hasil hutan yang dominan berupa tumbuhan, yaitu kayu dan non kayu, sedangkan yang lainnya
dari hewan, berupa daging, kulit, madu dan lain-lain.
Hasil hutan berupa kayu merupakan sumber devisa pada era 80-an sehingga eksploitasi
terhadap hutan sangat tinggi yang berakibat pada kerusakan ekosistem. Penebangan terhadap
pohon berakibat pada kondisi hutan secara umum rusak, baik dari kondisi hutan maupun
penurunan produktivitas hutan. Penurunan produktivitas kayu berpengaruh terhadap hasil
hutan bukan kayu sehingga sering disebut hasil hutan ikutan karena sangat tergantung pada
keberadaan pohon-pohon di hutan. Namun dari nilai, hasil hutan bukan kayu tidak dapat
disebut sebagai hasil hutan ikutan karena nilainya sangat tinggi jika diukur dari harga pasar dan
manfaatnya.
Hasil Hutan Bukan Kayu (Non Timber Forest Product) selalu menduduki peran penting
dan besar dalam ekonomi kehutanan negara-negara berkembang (Arnold, 2004) dan produk
HHBK telah menjadi pemasukan sekaligus pendapatan langsung bagi pemenuhan kebutuhan
banyak rumah tangga dan masyarakat di dunia ( Iqbal, 1993; Walter, 2001). HHBK terdiri dari
banyak jenis, baik dari tumbuhan maupun hewan sehingga pemanfaatannya dapat memenuhi
kebutuhan pangan, energi, obat-obatan dan manfaat lainnya.
2 Pelatihan Rotan di Kabupaten Musi Banyuasin, 9-14 Oktober 2014
Salah satu produk hasil hutan bukan kayu yang memiliki nilai pasar tinggi adalah rotan.
Indonesia mampu memasok 80% kebutuhan rotan dunia (Hartono, 1998 dalam Jasni dkk,
2012). Hal ini menunjukkan bahwa hutan di Indonesia dapat merupakan tempat yang sesuai
untuk pertumbuhan berbagai jenis rotan. Variasi jenis rotan yang ada di Indonesia sekitar 312
jenis yang terdiri dari 8 marga dari 13 marga rotan di dunia (Rachman dan Jasni, 2006).
Menurut Sumara (1986), ada 15 jenis rotan yang termasuk komersial. Rotan yang ada masih
diproduksi dari hutan alam, sedangkan dari hutan tanaman masih sangat terbatas. Penanaman
rotan telah dilakukan oleh masyarakat Dayak di Kalimantan tepatnya di daerah Tanah Grogot,
di tepi sungai Barito, di tepi sungai Kahayan dan di sekitar Sampit dan skala perusahaan
dilakukan oleh Perhutani di Pulau Jawa.
Berdasarkan data Sucofindo, ekspor produk rotan pada periode Januari hingga Maret
2014 mencapai US$ 48 juta, dengan rincian pada Januari sebesar US$ 13 juta, Februari US$ 16
juta dan Maret US$ 18 juta. Periode ini lebih kecil dibandingkan periode Januari-Maret 2013
yang sebesar US$ 52,8 juta menurun sekitar 9,09%. Walaupun demikian pasar luar negeri
untuk mebel dan kerajinan rotan masih menjanjikan jika dibandingkan dengan kayu. Ekspor
produk rotan Indonesia yang terbesar masih ke Eropa, Amerika Serikat, Timur Tengah dan
beberapa negara di wilayah Amerika Latin (Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia
(AMKRI), 2014).
Dengan memperhatikan kondisi hutan dan melihat peluang ekspor, maka pemeliharaan
dan pembudidayaan serta pengolahan rotan perlu mendapat perhatian dari semua pihak.
Untuk itu perlu dilakukan upaya melestarikan sumber daya alam berupa rotan guna
meningkatkan pendapatan masyarakat serta menambah penerimaan negara.
II. JENIS-JENIS ROTAN
Rotan secara umum merupakan tumbuhan hutan yang telah banyak dikenal
masyarakat baik bentuk maupun manfaatnya. Rotan yang diketahui terbatas pada jenis-jenis
tertentu yang biasa digunakan sebagai bahan baku kerajinan dan mebel seperti rotan manau,
semambu, sega dan lain-lain. Sedangkan jenis-jenis rotan yang lain masih banyak belum
diketahui sifat dan pemanfaatannya. Rotan memiliki banyak spesies, di Indonesia ada sekitar
312 jenis rotan yang tumbuh menyebar di berbagai pulau seperti pada Lampiran 1.
3 Pelatihan Rotan di Kabupaten Musi Banyuasin, 9-14 Oktober 2014
Rotan termasuk kelompok tumbuhan berbunga dengan suku Palmae. Rotan memiliki
batang beruas tetapi tidak berongga, batangnya tersusun atas ikatan pembuluh: metaksilem,
protosilem, floem dan ikatan serat yang menopang kekuatan batang rotan. Ukuran diameter
dan panjang ruas rotan bervariasi sekitar 3-100 mm. Daun rotan umumnya memiliki duri mulai
dari pelepah, tangkai, tulang daun, arkis dan flagellum. Duri pada flagelum, kucir dan rakhis
digunakan untuk merambat dan bertahan pada pohon pengait. Buah memiliki kulit bersisik
mirip buah salak (Jasni dkk, 2012). Rotan tumbuh merambat dan dapat mencapai panjang lebih
dari 100 meter (Alrasyid 1989 dalam Rachman dan Jasni, 2006).
Berdasarkan cara tumbuhnya rotan dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu tumbuh
berumpun (cluster) contohnya sega, irit, jermasin; tumbuh tunggal (soliter) contohnya manau;
dan tumbuh berumpun dengan batang bercabang contohnya sampang.
Klasifikasi rotan,
Subdivisi : angiospermae
Kelas : monocotyledons
Ordo : Palmales
Famili : Palmeae
Sub-famili : Lepidocaryoid/Calamoideae
Secara umum rotan tumbuh baik di daerah hutan hujan tropis baik pada hutan primer
maupun hutan sekunder sampai pada ketinggian 1500 meter dpl. Pusat penyebaran rotan di
Asia Tropis sekitar 85%, sedangkan sisanya 15% tersebar di Fiji, Papua Nugini, Australia Utara
dan Afrika tropis bagian barat. Menurut perkiraaan rotan yang tumbuh di dunia sekitar 850
jenis (Dransfield, 1984 dan Weiner dan Liese, 1990 dalam Rachman dan Jasni 2006). Rotan
dapat tumbuh pada hutan primer maupun sekunder dengan kelembaban antara 40-60%,
intensitas 20-50%, ketinggian 0-2.900 meter dpl dan curah hujan 2.000 mm/tahun.
Berdasarkan ukuran diameter batang, rotan dikelompokkan atas rotan besar dan rotan
kecil. Rotan besar memiliki ukuran diameter batang lebih besar dari 18 mm, contohnya :
manau, batang, semambu dan unbut. Rotan ini biasanya digunakan untuk pembuatan rangka
pada mebel. Rotan kecil memiliki ukuran diameter batang kurang dari 18 mm, contohnya sega,
4 Pelatihan Rotan di Kabupaten Musi Banyuasin, 9-14 Oktober 2014
pulut, irit dan jermasin. Rotan ini biasanya digunakan untuk pengisi atau anyaman pada mebel
dan kerajinan tangan.
III. POTENSI PRODUKSI
Potensi rotan di Indonesia berdasarkan berbagai data menunjukkan angka 570.000-
696.000 ton per tahun. Bahkan dari tahun 1918 pada zaman kolonial telah terdata 28.000 ton
per tahun dengan volume ekspor 25.200 ton. Pada tahun 1970 angka produksi berkisar 30.000-
40.000 ton per tahun. Jumlah tersebut membuat Indonesia dikenal sebagai pemasok rotan
terbesar di dunia hingga sekitar 80% kebutuhan rotan dunia (Yudodibroto, 1984 dalam
Rachman dan Jasni, 2006).
Rotan dapat tumbuh di semua pulau di Indonesia yang masih berhutan. Luas hutan
yang ditumbuhi rotan sekitar 7,9-18,2 juta Ha dengan potensi yang bervariasi yaitu 350.000 –
697.000 ton per tahun (Gunawan, 2005). Dengan mempertimbangkan daur tebang rotan
sekitar 5 tahun maka produksi lestari rotan Indonesia sekitar 415.000 ton pertahun (Sukardi,
2000 dalam Gunawan 2005).
Sampai saat ini, produksi rotan bulat Indonesia masih mengandalkan hutan alam.
Daerah yang banyak menghasilkan rotan adalah Aceh, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumsel, Lampung,
Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Sulteng, Sulsel, Sulut, Sultra dan NTB. Sedangkan rotan tanaman
dikelolah secara tradisional oleh masyarakat di Kalimantan, sekitar 22.000 Ha dan rotan
tanaman yang dikelolah Perum Perhutani di pulau Jawa sekitar 33.000 Ha. Jenis-jenis rotan
yang biasa ditanaman adalah manau (Calamus manan), sega (Calamus caesius) dan irit
(Calamus trachycoleus).
Potensi rotan dari hutan alam sangat tergantung pada kondisi hutannya. Kerusakan
hutan dan pengalihan fungsi kawasan dapat menjadi ancaman bagi tanaman hutan. Akibat
terganggunya site rotan maka potensinya terus menurun, sedangkan di sisi lain penanaman
rotan masih dilakukan secara terbatas.
IV. PEMANFAATAN ROTAN
Pemanfaatan rotan sebagai bahan mebel dan kerajinan perlu didukung dengan
pengetahuan tentang botani, silvikultur, struktur anatomi, komponen kimia, ketahanan
terhadap jamur dan serangga, pengolahan serta aspek ekonomi dan perdagangan.
5 Pelatihan Rotan di Kabupaten Musi Banyuasin, 9-14 Oktober 2014
Pemanfaatan rotan dimulai oleh bangsa Melayu di Indochina yaitu Indonesia, Malaysia,
Thailand dan Pilipina. Perkembangan industri pengolahan rotan terpusat di pulai Jawa
sementara bahan baku banyak dikirim dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua berupa
rotan asalan dan rotan bulat. Rotan dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan antara lain: tikar,
kursi, meja, keranjang, dan barang kerajinan. Walaupun pemanfaatan rotan telah berkembang
pesat, tapi perkembangan ilmu dan teknologi pengolahan rotan tidak demikian (Rachman dan
Jasni, 2006). Pada saat pengolahan rotan banyak mengalami kerusakan mulai dari serangan
jamur, patah, pecah dan belum memasukan unsur estetika pada produk olahannya.
Selain sebagai bahan baku mebel dan kerajinan, rotan juga dimanfaatkan sebagai obat,
kosmetik dan pewarna terutama dari jenis Daemonorops sp. Jenis ini yang dimanfaatkan adalah
resin yang menempel pada buahnya. Resin ini menempel pada buah yang masih muda dan
resin menipis seiring dengan penuaan buah tersebut. Pemanenan buah yang masih muda
menyebabkan kesulitan memperoleh biji yang digunakan untuk benih. Pemanfaatan lain rotan
adalah ubut rotan yang digunakan untuk sayur dan lalap. Selain itu rotan merupakan sumber air
untuk menghilangkan dahaga di dalam hutan. Para pemburu, petani atau petugas survey dapat
memperoleh air dengan memotong batang rotan yang merambat ke pohon.
BAB IV. PENUTUP
Rotan dapat memberikan banyak manfaat antara lain sebagai bahan baku kerajinan dan
mebel, bahan pewarna, obat-obatan, kosmetik serta bahan pangan sebagai sayuran yang lezat.
Produksi rotan masih mengandalkan dari hutan alam, sehingga sangat tergantung pada kondisi
hutan yang ada. Selain itu teknik pemanenan yang kurang baik serta pengambilan yang tidak
terbatas mengancam keberadaan rotan. Hal lain yang menjadi ancaman bagi perkembangan
rotan adalah berubahnya fungsi hutan untuk keperluan lain seperti perkebunan,
pertambangan, pemukiman dan lain-lain.
Pemeliharaan, budidaya dan teknik pengolahan menjadi suatu yang perlu segera
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku rotan dan melestarikan rotan yang masih
tersisa.
6 Pelatihan Rotan di Kabupaten Musi Banyuasin, 9-14 Oktober 2014
DAFTAR PUSTAKA
Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI). 2014. Ekspor produk rotan RI masih menjanjikan. Diakses dari bisnis.liputan6.com/read/2037453 pada Tanggal 8 September 2014.
Arnold, J.E.M. 2004. Forest Product, Livelihoods and Concervation; Case studies of non-timber forest product sytems (kuster, K and B. Belcher eds.) Volume 1- Asia.
Gunawan. 2005. Ketersediaan bahan baku dalam mendukung peningkatan ekspor produk rotan dan permasalahannya. Fasilitas usaha bidang pemasaran dan produksi pelaku usaha hasil hutan non kayu (rotan). Direktorat Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan. Direktorat Jenderl Bina Produksi Kehutanan. Jakarta.
Iqbal, M. 1993. International trade in non-wood forest products. An overview. Food and
Agriculture Organization, Rome, Italy.
Jasni, Krisdianto, Titi Kalima dan Abdurachman. 2012. Atlas Rotan Indonesia Jilid 3. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Kementerian Kehutanan. Bogor.
Rachman Osly dan Jasni. 2006. ROTAN Sumberdaya, Sifat dan Pengolahannnya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Bogor.
Sumara Yana. 1986. Pengenalan umum tentang rotan di Indonesia. Himpunan Diktat Kursus Pengujian Rotan, jilid I. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan. Bogor.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 tahun 99 tentang kehutanan 41 tentang Kehutanan . Jakarta.
Walter, S. 2001. Non-wood forest products in Africa. A regional and national overview. Working
paper/Document de Travail FOPW/01/1. Food and Agriculture organization, Department
of Forestry, Rome, Italy.
7 Pelatihan Rotan di Kabupaten Musi Banyuasin, 9-14 Oktober 2014
Lampiran 1. Jenis-jenis rotan yang tumbuh di Indonesia
No. Nama Botani Nama Lokal Daerah Sebaran
1 Calamus acidus Becc Asam (Mly) Sulawesi
2 C. acuminatus Becc Kalimantan
3 C. adspersus Bl Howe-bogo (sund), wulu Sumatera, Jawa, Maluku
4 C. ahli durii Batang merah Sulawesi
5 C. albus Pers (C. rudentus Roxb.) Putih, Uwa-puti (Amb) Maluku
6 C. altiscandeus Burr Irian Jaya
7 C. amphybolus Becc Tuni, Biau Maluku
8 C. anomalus Burr Irian Jaya
9 C. aquatilis Ridl Bakau (Mly) Sumatera, Kalimantan
10 C. arfakianus Becc Irian Jaya
11 C. aruensis Becc Maluku
12 C. aspermus BI Leuleus, huwisemulik Jawa
13 C. axillaris BI Sega-air, S.banyu (plmbng) Jawa, Sumatera, Kalimantan
14 C. bacularis Becc Cempaka (Serwk) Kalimantan
15 C. barbatus Zipp Irian Jaya
16 C. bengkulunensis Becc Sumatera
17 C. bifacialis Burr Kalimantan
18 C. bilitonensis Becc Ramit (Belitung) Sumatera
19 C. blumei Becc Kalimantan
20 C. boniensis Becc Tomani Sulawesi
21 C. branchystachys Becc Landak, Pangrungrung Kalimantan
22 C. brasii Burr Irian Jaya
23 C. bravifolius Becc Irian Jaya
24 C. burckianus Becc Howe-balukbuk (Sund) Jawa,Sumatera
25 C. caesius BI Sega, taman, sego, sesah Sumatera, Kalimantan
26 C.castaneus Griff Sabut Sumatera
27 C. cawa BI Uwa-kawa (Amb), kadat Maluku
28 C. ciliaris BI Cacing, Pueteuy, geureung Jawa, Sumatera, Kalimantan
29 C. colorrhynchus Becc Kalimantan
30 C. conjungatus Furt Kalimantan
31 C. corrugatus Becc Kalimantan
32 C. cuthbersonil Becc Irian Jaya
33 C. dachagensis Furt Kalimantan
34 C. depanperatus Ridl Irian Jaya
35 C. didymocarpus Warb. Hoa, Nona, laura Sulawesi, Maluku, Irian jaya
36 C. diepenborstii Mig Sulawesi
37 C. distendus Burr Irian Jaya
38 C.divaricatus Becc Kalimantan
8 Pelatihan Rotan di Kabupaten Musi Banyuasin, 9-14 Oktober 2014
No. Nama Botani Nama Lokal Daerah Sebaran
39 Calamus equestris Willd Uwa launkana (Amb) Maluku
40 C. erioacanthus Becc Kalimantan
41 C. exilis Burr Ageung, uwi pahe (Plbang) Sumatera, Jawa
42 C. eximius Burr Irian Jaya
43 C. fasijugatus Burr Sumatera
44 C. ferrugineus Becc Kalimantan
45 C. fertilis Becc Irian Jaya
46 C. filiformis Becc Batu,kawat Kalimantan, Sumatera
47 C. Flabellatus Becc Dahan, berman Kalimantan, Sulawesi
48 C. fuscus Becc Irian Jaya
49 C. gibbsianus Becc Kalimantan
50 C. gonospermus Becc Kalimantan
51 C. halmaberensis Burr Maluku
52 C. hartmannii Becc Irian Jaya
53 C. heterocanthus Zipp Irian Jaya
54 C. heteroideus BI Korod, omas Jawa
55 C. heteroideus var depenperatus Jawa
56 C. heteroideus var palleus BI Tretes-hejo Sumatera, Jawa
57 C. hewittianus Becc Kalimantan
58 C. hispidulus Becc Buluk (Pontnk) Kalimantan, Sumatera
59 C. hollrunggi Becc Buku akar Kalimantan
60 C. horrens BI Sumatera, Jawa
61 C. humboldtianus Becc Irian Jaya
62 C. hypertrichosus Kalimantan
63 C. impor BI Pulut Kalimantan
64 C. inops Becc Tohiti Sulawesi
65 C. insignis Griff Sumatera
66 C.interruptus var docilis Becc Irian jaya
67 C. jaherianus Becc Kalimantan
68 C. javensis BI Lilin, cacing Sumatera, Jawa, Kalimantan
69 C. javensis var acicularis BI Kalimantan
70 C. javensis var exilis Becc Jawa
71 C. javensis var mollispinus Becc Kalimantan
72 C. javensis var pollyphylus Sumatera, Kalimantan
73 C. javensis var sublevis Becc Kalimantan
74 C. javensis var tertasticjus Kalimantan
75 C. kandariensis Becc Sulawesi
76 C.karuensis Ridl Sulawesi
77 C. kishii Furt Kalimantan
78 C. kjellbergii Furt Sulawesi
9 Pelatihan Rotan di Kabupaten Musi Banyuasin, 9-14 Oktober 2014
No. Nama Botani Nama Lokal Daerah Sebaran
79 Calamus klossii Ridl Irian Jaya
80 C. koordersianus Becc Sulawesi
81 C. latisectus Burr Sumatera
82 C. lacerates Burr Irian Jaya
83 C. ladermannianus Becc Irian Jaya
84 C. laderbranchii Becc Irian Jaya
85 C. leijocaulis Becc Jermasin, hoa Sulawesi
86 C. leiophatus Barlet Sumatera
87 C. leptostachys Becc Ronti, telang Sulawesi
88 C. macrochlamys Becc Irian Jaya
89 C. macrogoriis Becc Irian Jaya
90 C. macrospadix Burr Irian Jaya
91 C. macrosphaerion Becc Tohiti kasar Sulawesi
92 C. manam Mig Manau Sumatera, Kalimantan
93 C. marginatus Mart Manau gajah, m.padi Kalimantan, Sumatera
94 C. mattanensis Becc Marau, sabut Kalimantan
95 C. mattanensis var sabut Becc Kalimantan
96 C. mayrii Burr Irian Jaya
97 C. malanoloma Mart Howe-leusleus, h.lilin Jawa, Sumatera
98 C. melanochetes Mart Seel Jawa
99 C. minahasae Warb Lauro,datu, rintek Sulawesi
100 C. moskowkianus Becc Irian Jaya
101 C. mucronatus Becc Tunggal Kalimantan
102 C. multicentosus Burr Irian Jaya
103 C. myriacanthus Becc Kalimantan
104 C. myriocarpus Burr Irian Jaya
105 C. nannosachys Burr Irian Jaya
106 C.nanus Burr Kalimantan
107 C. nematospadix Kalimantan
108 C. obscures Warb Batu Sulawesi
109 C. opacus BI Sumatera
110 C. optimus Becc Merenung, buyung, selutup Kalimantan
111 C. optimus var mitis Becc Kalimantan
112 C. ornatus BI Seuti, selian, kesur Sumatera, Jawa, Sulawesi
113 C. ornatus var celebius Becc Batang, lambang Sulawesi, Maluku
114 C. ornatus var sumatranus Becc Tabu-tabu Sumatera
115 C. orthostachys Furt Sulawesi
116 C.oxleyanus Teysm et Binn Manau-tikus Sumatera
117 C. oxleyanus var obovatus Becc Manau gajah Sumatera
118 C. pachystachys Warb Sulawesi
10 Pelatihan Rotan di Kabupaten Musi Banyuasin, 9-14 Oktober 2014
No. Nama Botani Nama Lokal Daerah Sebaran
119 Calamus palembanicus Becc Sumatera
120 C. panic jugus Becc Tongka, daun-pinang, wulo Sulawesi
121 C. papuanus Becc Irian Jaya
122 C. paspalanthus Becc Irian Jaya
123 C. pedicellatus Becc Samole, toromataha,wuta Sulawesi
124 C. Penibukanesis furt Kalimantan
125 C. pigmaceus Becc Kalimantan
126 C. pilosellus Becc Kalimantan
127 C. pilosissimus Becc Irian Jaya
128 C. pisicarpus Bl bulu Maluku
129 C. plicatus Bl Sulawesi
130 C. poensis Becc Kalimantan
131 C. pogonacanthus Becc Samuli Kalimantan
132 C. polycladus Burr Irian Jaya
133 C. polystachys Becc Telang, uwi lelah Jawa, Kalimantan, sulawesi
134 C.prattianus Becc Irian jaya
135 C. pseudomolis Becc Sulawesi
136 C. pseudoulur Becc Kalimantan
137 C. pseudozebrianus Burr Irian Jaya
138 C. ralumensis Warb Irian jaya
139 C. reinwardtii Mart Jawa, Kalimantan
140 C. reticulates Burr Irian Jaya
141 C. retrophyllus Becc Tunggal Sumatera, Kalimantan
142 C. robinsonsianus Becc Maluku
143 C. rhombiodeus Sampang, dudur Sumatera, jawa, Kalimantan
144 C. rromboideus var cuberri Mig Sumatera
145 C. rostratus Furt Kalimantan
146 C.rubiginosus Ridl Kalimantan
147 C. rugosus Becc Sumatera, Kalimantan
148 C. rumphii Bl Arasuli, holite (Amb) Maluku, Irian Jaya
149 C. ruvidus Becc Lilin Kalimantan
150 C. rhytidomus Becc Jelai-batu Kalimantan
151 C. srawalensis Becc Kalimantan
152 C. scabrifolius Becc Inun, kikir, mengkekeran Sumatera, Kalimantan
153 C. scabristaphus Becc Irian Jaya
154 C. schleterianus Becc Irian Jaya
155 C. scrhristacanthus Burr Dandan Kalimantan
156 C.schaeferianus Burr Sumatera
157 C. schristacanthus Bl Dandan Sumatera
158 C. scipionum Burr Semambu Sumatera, Kalimantan
11 Pelatihan Rotan di Kabupaten Musi Banyuasin, 9-14 Oktober 2014
No. Nama Botani Nama Lokal Daerah Sebaran
159 Calamus sclerecanthus Becc Semambu Sumatera, Kalimantan
160 C. sclerecanthus Becc Batu Sulawesi
161 C. semai Becc Kalimantan
162 C. sepikensis Becc Irian Jaya
163 C. serrulatus Becc Irian Jaya
164 C. sessilifolius Burr Irian Jaya
165 C. setigerus Burr Irian Jaya
166 C. simphysipus Mart Ombol, waka-waka (Bugs) Sulawesi
167 C. slootenii Furt Kalimantan
168 C. sobensis Becc Kalimantan
169 C. spetabilis Bl Jawa
170 C. spectabilis var sumatranus Uwi peledes (Plmg) Sumatera
171 C. sphaerieliferus Kalimantan
172 C. spinulinervis Becc Kalimantan
173 C. stramineus Furt Kalimantan
174 C. subinervis H wendl Kalimantan
175 C. sumbawaensis Burr Nusa Tenggara
176 C. tapa Becc Kalimantan
177 C. tamentosus Becc Kalimantan
178 C. tenenpokensis Furt Kalimantan
179 C. timorensis Becc Nusa Tenggara
180 C. tolitoliensis Becc Salompea, apek Sulawesi,NTB, Maluku
181 C. trachicoleus Becc Irit, jahab Kalimantan
182 C. ulur Becc Uwi sabu, ulur Sumatera
183 C. unifarius H.Wendl Kesur, sege, uwi kertas Sumatera, jawa
184 C. vesticus Becc Irian Jaya
185 C. viminalis Wendl Karokok, penjalin glatik Jawa
186 C. viridispinus var sumatranus Sumatera
187 C. warbugii K.schum Irian jaya
188 C. wariwarensis Irian Jaya
189 C. winklerianus Becc tawangkis Kalimantan
190 C. zebrianus Becc Irian jaya
191 C. zollingeri Becc Batang, pondos saisagan Sulawesi, Maluku
192 C. zonatus Becc Perdas Kalimantan
193 Ceratolobus concolor Bl Uwi tikus Sumatera, Jawa
194 C. discolor Becc Kalimantan
195 C. glaucescens Bl Jawa
196 C.hallieranus Becc Lamayoh (dyk) Kalimantan
197 C. kingianus Becc Kalimantan
198 C. laevigatus Becc Kulus (dyk) Sumatera, Kalimantan
12 Pelatihan Rotan di Kabupaten Musi Banyuasin, 9-14 Oktober 2014
No. Nama Botani Nama Lokal Daerah Sebaran
199 C. rostratus Becc Sumatera, Kalimantan
200 Cornera conirostris Becc (Furt) Sumatera, Kalimantan
201 Daemonorops acamptostschys Becc Kalimantan
202 D. acantholoma Becc Kalimantan
203 D.aruensis Becc Maluku
204 D. asteracanthus Becc Kalimantan
205 D. bakauensis Becc Sumatera
206 D. beguinii Burr Kalapa (Amb), hahulu Maluku
207 D. binaendijkii Becc Sumatera
208 D. calapparia Bil Maluku
209 D. calicarpa Mart Sumatera
210 D. callarifera Becc Kalimantan
211 D. calothyrsa Furt Kalimantan
212 D. confuse Furt Sumatera
213 D. crinite Bl Sumatera, Kalimantan
214 D. cristata Bl Kalimantan
215 D. depressiuscula Becc Sumatera
216 D.didymophylla Becc Sumatera, Kalimantan
217 D.didymophylla var cinnamonea Becc Kalimantan
218 D. draco Bl Jernang Sumatera
219 D. dracuncula Ridl Sumatera
220 D. florida Becc Kalimantan
221 D. formicaria Becc Kalimantan
222 D. fornesii Becc Gelong (Ranau/Plbng) Sumatera
223 D. gracilipes Mig. (Becc) Sumatera
224 D. halleriana Becc Kalimantan
225 D. hystrix Mart Kalangsingtangang, sabut Sumatera
226 D.hystrix (Grift) Mart Kalimantan
227 D. hystrix var. exieans Becc Kalimantan
228 D. javanica Furt Jawa
229 D. korthalsii Bl Kalimantan
230 D. lamrolepis Becc Lapa, lita, tambaelulu Sulawesi, Kalimantan
231 D. lasopatha Furt Kalimantan
232 D. longipedunculata Furt Kalimantan
233 D. longispatha Becc Kalimantan
234 D. longipes Mart (Griff) Ompoy, duduk (Mly), tanah Sumatera
235 D. longispinosa Burr Sumatera
236 D. longistipes Burr Kalimantan
237 D.macroptera Becc Kuyui, manuk, umbut Sulawesi
238 D.mattanensis Becc Kalimantan
13 Pelatihan Rotan di Kabupaten Musi Banyuasin, 9-14 Oktober 2014
No. Nama Botani Nama Lokal Daerah Sebaran
239 D megalocarpa Burr Sumatera
240 D.melanochaetes Becc) Seel, selang, penjalin manis Sumatera,Jawa
241 D. melanochaetes var D. macrocorpa Becc Sumatera
242 D. melanochaetes var D. padangensis Becc Sumatera
243 D. melanochaetes var D.macrocymbo Becc Jawa
244 D. melanochaetes var D.microcarpa Tet B Jawa
245 D. microcarpha Burr Sumatera
246 D. microstachys Becc Kalimantan
247 D. migra (Rump) Bl Maluku
248 D. mirabilis Mart bambulan Kalimantan
249 D. mirabilis var oligocyclis Becc Kalimantan
250 D. monticola (Grift) Mart Kalimantan
251 D. motley Becc Kalimantan
252 D. neptilis (Wendl) Becc Kalimantan
253 D. niger Bl Itam (Mly), mete (Amb) Maluku
254 D. oblonga (Reinw) Bl Pitik, trete Sumatera, Jawa
255 D. oxycarpa Becc Kalimantan
256 D.pachyrostris Becc Kalimantan
257 D.palembanica Bl Nangga, niyem (Lmpng) Sumatera
258 D. palembanica var.bangkana Becc Sumatera
259 D. periancantha Mig Landak, pakak (Plbng) Kalimantan,Sumatera
260 D. plagiocyla Burr Sumatera
261 D. pleioclara Burr Kalimantan
262 D. propinque Becc Sulawesi
263 D. riedenliana (Mig) Becc Pondos wasal Sulawesi
264 D. robusta Warb Batang, pondos kuluwi Sulawesi
265 D. rubra (Reinw) Bl. Pelah,sepet,bebuwar Jawa, Sumatera
266 D.sabensis Becc Tabutabu Kalimantan, Sumatera
267 D. schlechteri Burr Sulawesi
268 D. scopigera Becc Kalimantan
269 D. serisinorum Warb Benang,nako, ngalum Sulawesi
270 D. singalana Becc Sumatera
271 D. sparsiflora Becc Kalimantan
272 D. spectabilis Becc Kalimantan
273 D. stenophylla Becc Sumatera
274 D. trichroa Mig Bungkus, kelemuning (Kbu) Sumatera
275 D. turbinate Beccr Kalimantan
276 D. ursine Becc Kalimantan
277 D. ushdraweitiana Burr Sumatera
278 D.verticilliaris (Grift) Mart Gelang, semut, monok (Lpng) Kalimantan, Sumatera
14 Pelatihan Rotan di Kabupaten Musi Banyuasin, 9-14 Oktober 2014
No. Nama Botani Nama Lokal Daerah Sebaran
279 Korthalsia rostrata Bl Getah Kalimantan
280 K. brasii Burr Irian jaya
281 K. cheb Becc Kalimantan
282 K. Celebica Becc Yaki, Keis, bulu Sulawesi, Maluku, Irian Jaya
283 K. conclor Burr Kalimantan
284 K. debilis Bl Dahanan Sumatera, Kalimantan
285 K. echinometra Becc Udang,siu, meiya, hurang Sumatera, Kalimantan
286 K. ferox Becc Sampang Kalimantan
287 K. flagellaris Mig Dahanan, andung Sumatera, Kalimantan
288 K. fulcata Becc Kalimantan
289 K. halleriana Becc Kalimantan
290 K. hispida Becc Sumatera
291 K. horrida Becc Kalimantan
292 K. junghunii Mig Sampang,simpang,sampay Jawa
293 K. laciniosa Mart Uwi dahanan Sumatera
294 K. macrocarpa Becc Kalimantan
295 K. mauleri Bl Kalimantan
296 K. paucijuga Becc Kalimantan
297 K. rigida Bl Meladang (Bangka) Sumatera, Kalimantan
298 K. robusta Bl Pakrai (Klmntn) Kalimantan
299 K. rubiginosa Becc Biadai (Belitung), dahanin Sumatera
300 K. scaphigera Mart Semut, semot, lalun(Dyk) Sumatera, Kalimantan
301 K. teymanii Mig Tangkurungan (Plbng) Sumatera, Jawa
302 K. wallichiaefolia Wendl Bilah-kinjau (Lmpng) Sumatera
303 K. zippelii Bl Kaprus, opka Irian Jaya
304 Myrialepsis scorttechnii Becc Sertung, kirtung (Mly) Sumatera
305 M. triqueter Becc lapak Kalimantan
306 Plectocomia bilitonensis Becc Sumatera
307 P. elongate Becc Bubuay, penjalin-warak Sumatera, Jawa
308 P. griffithii Bl Bubuay Jawa
309 P. muelleri Bl Buwai (Bltng) Sumaterai
310 P. sumatrana Mig Sumatera
311 Plectocomiopsis corneri Furt Sumatera
312 P. germinimforus Becc Loa (Bltng), Poporan (Lampng) Sumatera
Sumber: Dransfield, 1974, Dali dan Sumarna,1985, Hadikusumo, 1994 dalam ( Rachman dan Jasni, 2006)