Asmuruf,Mervin.a_struktur & Komposisi Vegetasi Mangrove Pd Kawasan Tahiti Park Bintuni
STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI DALAM …...STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI DALAM SISTEM...
Transcript of STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI DALAM …...STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI DALAM SISTEM...
STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI DALAM SISTEM AGROFORESTRI HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK) MULTI STRATA DI TAMAN HUTAN RAYA WAN ABDUL RACHMAN LAMPUNG
Nanang Herdiana, E. Martin, B. Winarno, A. Nurlia dan Teten R. S. Balai Penelitian Kehutanan (BPK) Palembang,
Jl. Kol. H. Burlian Km 6,5 Puntikayu, Palembang – Sumatera Selatan
Seminar Nasional Agroforestri 2015 Bandung, 19 November 2015
• Peningkatan jumlah penduduk: kebutuhan lahan untuk pemenuhan
pangan (kawasan hutan)
• Tahura Wan Abdul Rachman Register 19 di Provinsi Lampung : Kab.
Pesawaran dan Kota Bandar Lampung (7 Kec. dan 36 Desa/Kelurahan)
• 1941 : masyarakat mulai masuk Gunung Betung
• 1959 : ijin tebang tebas dari Kanwil Dishut Lampung
• 1962 : etnis Jawa, Semendo, Banten dan Lampung buka kebun kopi
• 1975: Ijin membuka lahan dihutan negara dicabut (mulai konflik)
• 1992 : ditetapkan sebagai Tahura Wan Abdul Rachman
• 2000 : rehabilitasi kawasan dan peningkatan perekonomian masyarakat
(agroforestry).
• Larangan penebangan: jenis HHBK (getah, buah).
• Agroforestri HHBK: Perbedaan komposisi jenis, struktur dan populasi
vegetasi
• Tujuan : mengetahui struktur dan komposisi vegetasi yang terbentuk pada
kebun yang dikelola masyarakat
METODOLOGI
• Lokasi: Tahura Wan Abdul Rachman
(WAR) Propinsi Lampung.
• Objek pengamatan dan pengukuran dipilih
secara purposive berdasarkan kriteria
keberadaan pola agroforestri : Sumber
Agung, Kebagusan, Bogorejo dan Batu
Menyan.
• Plot pengamatan 0,04 ha (20 x 20 m2)
diulang sebanyak 5 kali pada setiap lokasi
• Pengukuran vegetasi : Metode Garis
Berpetak (nested sampling)
• Analisis data : Analisis vegetasi (INP, Indek
Diversitas dan Indeks Kesamaan)
No Lokasi dan Tingkat
Pertumbuhan INP (%) Jumlah Jenis
Karet Coklat Kopi Duku Melinjo 1 Sumber Agung 21
• Semai 54,78 53, 91 • Pancang 92,68 • Tiang 110,94 • Pohon 107,08 98,45
2 Kebagusan 18
• Semai 55,22 • Pancang 101,85 • Tiang 88,01 • Pohon 78,61
3 Bogorejo 16
• Semai 43,42 • Pancang 114,47 • Tiang 142,73 • Pohon 89,20
4 Batu Menyan 22
• Semai 71,24
• Pancang 111,47 • Tiang 64,81 • Pohon 109,59
INP vegetasi dominan penyusun agroforestri pada 4 lokasi di Tahura WAR
Kelompok manfaat: buah, kayu, getah, pakan ternak, penaung
No Lokasi Tingkat Pertumbuhan
Semai Pancang Tiang Pohon
1 Sumber
Agung 0,591 0,705 0,733 0,670
2 Kebagusan 0,608 0,574 0,598 0,553
3 Bogorejo 0,833 0,548 0,507 0,581
4 Batu
Menyan 0,675 0,664 0,872 0,700
Rekapitulasi indeks keragaman (Indeks Shannon–Wienner) vegetasi penyusun agroforestri pada 4 lokasi
di Tahura Wan Abdul Rachman.
• Nilai Indeks Diversitas Shannon-Wienner (H’)
rendah: 0,553 – 0,872
• Komposisi tegakan yang disusun oleh sedikit
jenis dan didominasi oleh beberapa jenis komersil
saja
No Lokasi Sumber
Agung Kebagusan Bogorejo
Batu
Menyan
1 Sumber
Agung * 53,28 45,23 34,45
2 Kebagusan * * 66,17 35,77
3 Bogorejo * * * 35,67
4 Batu
Menyan * * * *
Indeks Similaritas vegetasi penyusun agroforestri pada 4 lokasi di Tahura Wan Abdul Rachman
• Kesamaan pemilihan jenis yang dikembangkan: tegakan
yang lebih sederhana dengan jenis dominan tanaman
komersil perkebunan
• Bogorejo dan Kebagusan merupakan tegakan yang paling
cepat berkembang dan telah mendekati kondisi perkebunan
Sratifikasi vegetasi penyusun agroforestri : struktur vertikal
Strata atas : karet, jati, cempaka atau tanaman buah-buahan (duren, duku)
Strata di bagian tengah: coklat atau kopi (tingkat pertumbuhan pancang dan tiang).
Strata bawah: vegetasi penutup permukaan tanah (tanaman pertanian dan perdu).
Resources sharing
KESIMPULAN
1. Jumlah jenis vegetasi penyusun agroforestri pada masing-masing lokasia
antara lain: Sumber Agung sebanyak 21 jenis, Kebagusan sebanyak 18 jenis,
Bogorejo sebanyak 16 jenis dan Batu Menyan sebanyak 22 jenis. Jenis
vegetasi dominan berupa karet, coklat dan kopi.
2. Keragaman jenis keempat lokasi tersebut termasuk rendah dengan nilai
Indeks Diversitas Shannon-Wienner berkisar antara 0,51 - 0,87.
3. Komunitas yang paling mirip adalah Kebagusan dengan Bogorejo,
sedangkan komunitas Batu Menyan relatif lebih berbeda dengan ketiga
lokasi lainnya.
4. Stratifikasi vegetasi penyususun agroforestry yang terbentuk terdiri atas :
Strata atas (pohon kemiri, karet, jati, cempaka atau tanaman buah-buahan),
tengah (coklat atau kopi serta pancang dan tiang) dan strata bawah (perdu
dan tanaman pertanian)