Post on 06-Feb-2016
ANATOMI FISIOLOGI PANGGUL (PELVIS) DAN KONSEPSI ( FERTILISASI, IMPLANTASI,PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN JANIN)
Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas materi kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan
Dosen : Githa Andriani, S.Si.T. M.Kes
Disusun oleh :
Whentin
Nim : 14140062
Kelas : B11.2
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
JURUSAN D4-BIDAN PENDIDIK
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
1
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu peristiwa yang alamiah. Kehamilan terjadi pada
setiap wanita (bersuami) yang mengharapkan keturunan. Kehamilan akan
terjadi apabila seorang wanita dan seorang laki-laki memiliki kematangan
dan kenormalan pada sistem reproduksinya. Pada seorang wanita terdapat
ovum, dimana ovum adalah suatu investasi bagi seorang wanita. Ovum
dihasilkan oleh ovarium dan pada laki-laki terdapat sperma. Sperma
produksi oleh testis yang lebih tepatnya pada tubulus seminiferus yang
terdapat di dalam testis.
Fertilisasi adalah pertemuan antara ovum dengan sperma. Fertilisasi
merupakan awal proses menuju kehamilan. Setelah terjadi kehamilan akan
terjadinya pembelahan dan implantasi. Seorang wanita dikatakan hamil
apabila terjadi implantasi atau tertanamnya sel telur yang telah dibuahi sel
sperma.
Untuk lebih rincinya mengenai materi ini, pada makalah ini akan
membahas mengenai konsepsi, fertilisasi,implantasi dan pertumbuhan
beserta perkembangan janin.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsepsi?
2. Bagaimana proses fertilisasi?
3. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan janin?
4. Bagaimana anatomi dan fisiologi pelvis pada wanita?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :
1. Memenuhi tugas materi kuliah yang diberikan
2. Untuk mengetahui bagaimana proses fertilisasi
3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk panggul pada wanita
2
4. Untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan dan perkembangan
hasil konsepsi dan janin
5. Untuk memeberikan informasi kepada pembaca tentang sekilas
mengenai konsepsi dan pertumbuhan beserta perkembangan hasi
konsepsinya.
3
BAB II
Isi
A. Pelvis wanita
Pelvis atau nama lain dari panggul bersendi dengan vertebra lumbalis ke-5
di bagian atas dan dengan caput femoris kanan dan kiri pada acetabulum
yang sesuai. Bentuk pelvis serupa dengan mangkok. Perlvis berfungsi
untuk melindungi alat-alat dibagian dalam pelvis1.
Panggul terdiri atas dua, yaitu panggul besar dan panggul kecil. Dalam
ilmu kebidanan yang dimaksud dengan panggul adalah panggul kecil.
Panggul terdiri atas bagian keras yang dibentuk oleh tulang dan bagian
yang lunak yang dibentuk oleh otot-otot dan ligamental.
1 ?Sylvia,verrals,Anatomi & Fisiologi Terapan dalam Kebidanan ; alih bahasa,Hartono. Edisi 3,(Jakarta:EGC,1997).hlm 28
4
1. Tulang Panggul
Tulang panggul terdiri atas 4 buah tulang:
a. Dua tulang pangkal paha ( Os Coccae )
b. Satu tulang kelangkang ( Os Saccrum )
c. Satu tulang tungging ( Os Coxigis )
2. Tulang pangkal paha ( Os Coccae )
Tulang pangkal paha terdiri dari :
a. Tulang usus (Os Illium)
Merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk
bagian atas dan belakang dari panggul. Batas atasnya merupakan
pinggir tulang yang tebal yang disebut Cristailiaca. Ujung depan
maupun belakang dari Cristailiaca menonjol yang disebut spina
iliaca anterior superior ( tonjolan atas depan ) dan spina iliaca
posterior superior ( tonjolan atas belakang), sedikit dibawah spina
iliaca anterior superior terdapat tonjolan tulang lagi ialah spina
iliaca superior anterior superior sedangkan sebelah bawah spina
iliaca posterior superior terdapat spina iliaca posterior inferior.
5
Di bawah spina iliaca posterior inferior terdapat tekik atau
cekungan yang disebut incisura iskhiadika major. Pada os illium
terdapat lajur ialah linea inominata (linea terminalis) merupakan
batas antara pangggul besar dan kecil.
b. Tulang duduk (Os Ischium)
Terdapat sebelah bawah tulang usus. Pinggir belakang
berduri disebut spinaischiadica. Di bawah spina ischiadica
terdapat insisura ischiadica minor, pinggir bawah tulang duduk
sangat tebal, bagian inilah yang mendukung berat badan kalau
kita duduk dan disebut tuber ischiadikum.
c. Tulang kemaluan (Os Pubis)
Terdapat sebelah bawah dan depan dari tulang usus.
Dengan tulang duduk, tulang ini membatasi sebuah lubang dalam
tulang panggul yang dinamakan foramen obturatorium.
Tulang tungkai kemaluan yang berhubungan dengan tulang
usus disebut ramus superor ossis pubis, sedangkan yang
berhubungan dengan tulang duduk disebut ramus inferior ossis
pubis. Ramus inferior kiri dan kanan membentuk arcus pubis.
Antara kedua ramus ossis pubis ini dihubungkan dengan tulag
rawan yang disebut simfisis pubis. Dalam persalinan atau keadaan
tertentu seperti kecelakaan simfisis pubis dapat mengalami trauma
atau retak yang disebut simpisiolisis.
Selain itu jika pada kasus tertentu adanya disproporsi
ringan antara kepala fetus dengan pintu masuk pelvis, kadang
dilakukan simpisiotomi pada daerah terpencil yang tidak terdapat
peralatan lengkap yaitu simfisis diperlebar dengan operasi dan
biasanya persalinan dilakukan dengan adanya vakum ekstrasi.
Sendi yang diperlebar menyembuh dengan pembentukan jaringan
fibrosa sehingga mengalami pelebaran menetap.
6
d. Pertumbuhan tulang pangkal paha
Tulang pangkal paha berhubungan dengan kelangkang
dengan perantara persendian articulation sacroiliaca dan berhubungan
pula dengan jaringan pengikat yang dari tulang kelangkang pergi ke
tulang usus maupun ke tulang duduk.
e. Tulang kelangkang ( Os Saccrum )
Tulang kelangkang berbentuk segitiga melebar keatas dan
meruncing ke bawah. Tulang kelangkang terletak sebelah belakang
antara kedua pangkal paha. Tulang ini terdiri dari 5 ruas tulang yang
senyawa. Kiri dan kanan dari garis tengah tampak lima buah lubang
yang disebut foramin sacralia anterior. Crista sacralis adalah deretan
cuat-cuat duri yang terdapat di garis tengah tulang kelangkang.
Promonotorium merupakan tonjolan kedeoan dar ruas ke 5 tulang
pinggang.
f. Satu tulang tungging ( Os Coxigis )
Berbentuk segitiga dan terdiri atas 3-5 ruas yang bersatu.
Dalam persalinan tulang ini dapat bergeser ke belakang sehingga
memperluas jalan lahir dan memperlancar proses persalinan2.
3. Bagian – Bagian Pelvis
Pintu masuk pelvis dibagi menjadi dua bagian, yaitu pelvis spuria
(palsu) dan pelvis vera (asli). Pelvis spuria terletak diatas pintu masuk
pelvis. Pelvis vera meliputi pintu masuk pelvis dan seluruh daerah
yang terletak di bawahnya. Pelvis vera dikatakan mempunyai pintu
masuk, suatu ruangan, dan pintu keluar, dan membentuk saluran
melengkung yang diewati fetus saat dilahirkan.
2 ? Suryati Romauli, Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan Konsep Dasar Asuhan Kehamilan,(Yogyakarta:Nuha Medika, 2011) hlm. 43-46
7
Pintu masuk pada pelvis wanita normal bentuknya hampir
bulat, dan terdapat delapan titik :
1. Promonotorium
2. Ala sacralis
3. Articulatio sacroiliaca
4. Linea iliopectinea
5. Eminentia iliopectinea
6. Margo interna ramus superior ossis pubis
7. Corpus ossis pubis
8. Margo superior simpisis pubis
4. Bentuk – Bentuk Pelvis
Bentuk pelvis dimungkinkan untuk dapat mengetahui jenis
kelamin dan juga kadang ras seseorang. Klasifikasi normal yang
dipakai adalah klasifikasi dari Chaldwell dan Molloy.
Terdapat 4 bentuk panggul yaitu :
1. Panggul platipeloid : pada pintu masuk memiliki diameter
anteroposterior yang oendek tetapi diameter transversa lebih
panjang sehingga memberikan pintu masuk berbentuk seperti
ginjal atau kaacang kara. Diameter kavitas pelvis dan pintu keluar
lebih kecil daripada normal3.
2. Panggul gynekoid : merupakan bentuk yang khas bagi waita
ukuran diameter transversa kira-kira sama panjangnya dengan
ukuran diameter antero posterior hingga bentuk pintu atas panggul
mendekati lingkaran/bulat.
3. Panggul android : segmen anterior sempit dan berbentuk segitiga,
sacrum letaknya ke depan, hingga ukuran diameter anteroposterior
pada pintu atas panggul dan pintu bawah panggul
3 ? Sylvia,verrals,Anatomi & Fisiologi Terapan dalam Kebidanan ; alih bahasa,Hartono. Edisi 3,(Jakarta:EGC,1997).hlm 45-47
8
4. Panggul anthropoid : ukuran antero posterior dari pintu atas
panggul lebih besar dari ukuran diameter transversa hingga bentuk
pintu atas panggul lonjong ke depan4.
B. Konsepsi
Konsepsi didefinisikan sebagai pertemuan antara sperma dan sel telur
yang menandai awal kehamilan. Peristiwa ini merupakan rangkaian kejadian
4 ? Ai Yeyeyh Rukiyah,dkk,(Asuhan Kebidanan 1(Kehamilan),(Jakarta:Trans Info Media,2009) hlm 21
9
yang meliputi pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan
telur), penggabungan gamet dan implatansi embrio di dalam uterus.
1. Ovum
Ovum merupakan sel tersebar pada badan manusia. Setiap bulan satu
ovum atau kadang-kadang lebih menjadi matur, dengan sebuah penjamu
mengelilingi sel pendukung.
Saat ovulasi, ovum keluar dari folikel ovarium yang pecah. Ovum tidak
dapat berjalan sendiri. Kadar estrogen yang tinggi meningkatkan gerakan
tube uterine sehingga sillia tuba tersebut dapat menangkap ovum dan
gerakannya sepanjang tuba menuju rongga rahim.
Ada dua lapisan pelindung yang mengelilingi ovum. Lapisan pertama
berupa membrane tebal tidak berbentuk yang disebut zonapelucida.
Lingkaran luar yang disebut korona radiate, terdiri dari sel-sel oval yang
dipersatukan oleh asam hialuronat. Ovum dianggap subur selama 24 jam
setelah ovulasi. Apabila tidak difertilisasi oleh sperma, ovum bergenerasi
dan direabsorbsi.
Pada waktu ovulasi sel telur yang telah masak dilepaskan dari ovarium.
Dengan gerakan seperti menyapu oleh fimbria tuba uterine, ia ditangkap
oleh infundibulum. Selanjutnya ia masuk ke dalam ampula sebagai hasil
gerakan silia dan kontraksi otot. Sebuah ovum mungkin ditangkap/masuk
ke dalam infundibulum tuba yang berlawanan. Keadaan ini disebut migrasi
eksterna. Ovum biasanya dibuahi dalam waktu 12 jam setelah di ovulasi
dan akan mati dalam 12 jam bila tidak segera di ovulasi.
10
2. Sperma
Spermatozoa terdiri dari 3 bagian yaitu:
a. Kaput ( kepala )
b. Ekor berguna untuk bergerak
c. Bagian silindrik, menghubungkan kepala dan ekor5
Pada saat coitus kira-kira 3-5 cc semen ditumpahkan ke dalam fornik
posterior dengan jumlah spermatozoa sekitar 200-500 juta. Dengan
gerakan ekornya sperma masuk ke dalam kanalis servikalis. Di dalam
rongga uterus dan tuba gerakan sperma terutama disebabkan oleh
kontraksi otot-otot pada rongga tersebut.
Spermatozoa dapat mencapai ampula, kira-kira satu jam setelah coitus6.
Sperma dapat hidup dalam tubuh wanita sekitar ± 1-3 hari, setelah janin
dilahirkan jumlah spermatogonium tidak berubah sampai pubertas,saat
pubertas sel-sel spermatogonium di bawah pengaruh sel-sel interstitial
leydig kemudian mengadakan pembelahan/mitosis.
C. Proses fertilisasi
5 Suryati Romauli, Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan Konsep Dasar Asuhan Kehamilan,(Yogyakarta:Nuha Medika, 2011) hlm. 54-56
6 ?Suryati Romauli,Buku Ajar Asuhan Kebidanan I Konsep Dasar Asuhan Kehamilan,(Yogyakarta:Nuha Medika,2011) hlm.55
11
Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke dalam rahim, masuk ke dalam
tuba. Gerakan ini mungkin dipengaruhi juga oleh peranan kontraksi
miometrium dan didinding tuba yang juga terjadi saat senggama.
Ovum yang dikeluarkan dari ovarium, ditangkap oleh frimbiae dengan
umbai pada ujung proksimalnya dan di bawa ke dalam tuba fallopi. Ovum
yang dikelilingi oleh perivitelina diselubungi oleh bahan opak setebal 5-
10µm, yang disebut zona pelusida. Sekali ovum sudah dikeluarkan,
folikel akan mengempis dan beruah menjandi kuning, memebrntuk korpus
luteum. Sekarang ovum siap dibuahi apan=bila sperma mencaapainya.
Dari 60-100 juta sperma yang diejakuasikan ke dalam vagina saat ovulasi,
beberapa juta berhasil menerobos saluran heliks di dalam mucus serviks
dan mencapai rongga uterus beberapa ratus sperma dapat melewati pintu
masuk tuba fallopi yang sempit dan beberapa diantaranya dapat bertahan
hidup sampai mencapai ovum diujung fimbriae tuba fallopi. Hal ini
disebabkan karena selama beberapa jam, protein plasma dan likoprotein
yang berada dalam cairan mani diluruhkan. Reaksi ini disebut kapasitasi.
Setelah reaksi kapasitasi, sperma mengalami reaksi akrosom, terjadi
setelah serma dekat dengan oosit. Sel sperma yang telah menjalani reaksi
kapasitasi akan terpengaruh oleh zat-zat dari korona radiate ovum,
sehingga isi akrosom dari daerah keala sperma akan terlepas dan
berkontak dengan lapisan korona radiate. Pada saat ini dilepaskan
hialuronidase yang dapat melarutkan korona radiate, trypsine-like agent
dalan lysine-zone yang dapat melarutan dan membantu sperma melewati
zona pelusida untuk mencapai ovum. Hanya satu sperma yang memiliki
kemampuan untuk membuahi, karena sperma tersebut memiliki
konsentrasi DNA yang tinggi di nukleusnya, dan kaputnya lebih mudah
menembus karena diduga dapat melepaskan hialuronidase . sekali sperma
menyentuh zona pelusida, terjadi pelekatan yang kuat dan penembusan
yang sangat cepat. Setelah itu terjadi reaksi khusus di zona pelusida yang
bertujuan mencegah terjadinya penembusan lagi oleh sperma lainnya.
12
Dengan demikian, sangat jarang sekali terjadi peembusan zona pelusida
lebih dari satu sperma.
Gambar fertilisasi
Gambar reaksi akrosom
Hasil utama pembuahan :
1. Penggenapan kembali jumlah kromosom dar penggabungan dua paruh
haploid dari ayah dan dari ibu yang menjadi bakal baru dengan jumlah
kromosom diploid.
2. Penentuan jenis kelamin bakal baru, hal ini tergantung dengan
kromosom X atau Y yang dikandung oleh sperma yang membuahi
ovum tersebut7.
3. Penurunan / pewarisan sifat.
7 ? Ai Yeyeh Rukiyah,dkk, Asuhan Kebidanan 1 (kehamilan),(Jakarta:Trans Info Media,2009),hlm 21-23
13
4. Permulaan pembelahan segmentasi8.
D. Pembelahan
Zigot mulai mengalami pembelahan awal mitosis sampai beberapa
kali. Sel-sel yang dihasilkan dari setiap pembelahan berukuran lebih kecil
dari pada induknya yang disebut blastomer.
Sesudah 3-4 kali pembelahan zigot memasuki tingkat 16 sel yang
disebut stadium morulla. Morulla terdiri dari inner cell mass ( kumpulan
sel yang akan tumbuh menjadi jaringan-jaringan embrio sampai janin) dan
outer cell mas ( sel yang berada di luar tubuh yang akan tumbuh menjadi
trofoblas sampai plasenta)9.
E. Implantasi / Nidasi
Nidasi adalah peristiwa tertanamnya atau bersarangnya sel telur yang telah
dibuahi ke dalam endometrium. Sel telur yang telah dibuahi (zigot) akan
segera membelah diri membentuk bola padat terdiri atas sel-sel anak yang
lebih kecil yang disebut blastomer. Pada hari ke-3, bola tersebut terdiri
dari 16 sel blastomer yang disebut dengan morulla. Pada hari ke-14 di
dalam bola tersebut terbentuk rongga, bangunan ini disebut blastula.
Dua struktur penting di dalam blastula adalah:
a. Lapisan luar yang disebut trofoblas yang akan menjadi plasenta.
b. Embrioblas yang kelak akan menjadi janin
Pada hari ke-4 blastula masuk ke dalam endometrium dan pada hari ke-6
menempel pada endometrium. Pada hari ke-10 seluruh blastula(bastokist)
sudah terbenam dalam endometrium dan dengan demikian nidasi sudah
selesai.
8 ? Suryati Romauli, Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan Konsep Dasar Asuhan Kehamilan,(Yogyakarta:Nuha Medika, 2011) hlm. 57
9 ? Ai Yeyeh Rukiyah,dkk, Asuhan Kebidanan 1 (kehamilan),(Jakarta:Trans Info Media,2009),hlm23
14
Nidasi terjadi karena trofoblas mempunyai daya untuk menghancurkan sel-sel endometrium. Hancuran endometrium dipergunakan sebagai bahan makanan oleh telur. Tempat nidasi biasanya pada dinding depan dan dinding belakang fundus uteri.
Pembuluh darah endometrium pecah dan sebagian wanita akan mengalami pendarahan ringan akibat implatansi (bercak darah/pendarahan ringan pada saat seharusnya dating menstruasi berikutnya). Villi korion yang terbentuk seperti jari, terbentuklah di luar trofoblas dan menyusup masuk ke dalam daerah yang mengandung banyak pembuluh darah dan mendapat oksigen dan gizi dari aliran darah ibu.
Setelah implantasi, endometrium disebut desidua. Desidua yang terdapat antara telur dan dinding rahim disebut desidua basalis. Bagian yang menutup blastosis atau desidua yang terdapat antara telur dan cavum uteri ialah desidua kapsularis dan bagian yang melapisi sisa uterus adalah desidua vera.
F. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin
15
Kehamilan normal biasanya berlangsung kira-kira 10 bulan lunar
atau 9 bulan kalender, atau 40 minggu atau 280 hari. Lama
kehamilan dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir(HTMT).
Akan tetapi sebenarnya konsepsi terjadi sekitar 2 minggu setelah
hari pertama menstruasi terakhir. Dengan de ikian umur janin
pascakonsepsi ada selisih kira-kira dua minggu, yakin 266 hari atau
38 minggu. Usia pascakonsepsi ini akan digunakan untuk
mengetahui perkembangan janin.
Pertumubuhan dan perkembangan janin dalam rahim sangat
dipengaruhi oleh kesehatan ibu, keadaan janin itu sendri dan
plasenta sebagai akar yang akan memberikan nutrisi.
Pertumbuhan hasil konsepsi dibedakan amenjadi tiga tahap penting
yaitu tingkat ovum umur 0-2 minggu, dimana hasil konsepsi
belum tampak berbentuk dalam pertumbuhan, embrio (mudigah)
antara uur 3-8 minggu dan sudah terdapat rancangan berbenuk alat-
alat tubuh dan janin sudah berbentuk manusia dan berumur diatas 8
minggu.
I. Perkembangan awal embrio
Segera setelah fertilisasi, zigot yang dihasilkan mulai
mengalami pembelahan atau cleavage. Melalui serangkaian
tahapan, massa sel yang membelah disebut morulla. Setelah
mengalami reorganisasi sel dan cairan yang masuk ke dalam
sel, morua menjadi blastosi. Blastosir inilah yang tertanam
pada lapisan uterus. Saat proses implantasi berakhir pada hari
ke-10 atau ke-11 setelag fertilisasi, periode embrionik telah
dimulai.
a. Perkembangan embrio lebih lanjut
16
1. 14 hari pertma . blastula diberi makan oleh sitoplasma
sendiri. Pembuluh darah primitive untuk embrio mulai
berkembang pada mesoderm.
2. Hari ke-14-28. Pembulluh darah embrio berhubungan
dengan pembuluh darah pada villi chorion plasenta prmitif.
Sirkulasi embrio/ maternal dengan demikian telah terbentuk
dan darah dapat beredar.
Perkembangan yang terjadi pada janin:
Kepala embrio dapat dibedakan dari badannya
Tunas-tunas tungkai dan lengan telah Nampak
Terjadi sikap fleksi yang terjadi secara perlahan
System utama di dalam tubuh telah ada dalam
rudimenter
Jantung menonjol dari tubuh dan mulai bedenyut
3. Hari ke-28-42 minggu
Panjang embrio kira-kira 12 mm pada akhir minggu
keenam
Perkembangan janin:
Dengan mulai memanjang dan tangan mendapatkan
bentuknya.
Timbul mata dan telinga rudimenter
Telinga tampak, tetapi terletak lebih rendah
Gerakan opertama dapat dideteksi dengan
ultrasound mulai dari minggu ke 6.
II. Perkembangan fetus
a. Minggu ke-8-10
17
Kepala mempunyai ukuran kira-kira sama dengan
tubuh
Leher lebih panjang sehingga dagu tidak menyentuh
tubuh
Pusat-pusat penulangan atau osifikasi muncul pada
tulang rawan.
Terbentuk kelopak mata, tetapi tetap menutup
sampai minggu ke-25 usus mengalami penonjolan
ke dalam karena tidak tersedia cukup ruang di
dalam perut.
Insersi funiculusumbilicalis sangat rendah pada
ambomen apabila perut ibu diraba terlalu keras
maka fetus akan bergerak menjauh10.
Mulai pembentukan genetalia eksterna. Sirkulasi
melalui tali pusat dimulai.
Pebentukan alis dan lidah.
Pembentukan dagu,hidung, palatum, dan tonjolan
paru. Jari-jari telah terbentuk, namun masih
tergenggam11.
Minggu ke 8 Gambar janin minggu ke-9 minggu ke 10
b. Minggu ke-12
Perkembangan janin:
10 ? Suryati Romauli, Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan Konsep Dasar Asuhan Kehamilan,(Yogyakarta:Nuha Medika, 2011) hlm. 59-60
11 ?Sarwono Prawirohardjo,Ilmu Kebidanan Ed 4,( Jakarta:Bina Pustaka,2009)hlm. 15818
Panjang tubuh kira-kira 9 cm dan berat 14 hram.
Sirkulasi fetal telah berfungsi secara penuh.
Trakus renalis mulai berfungsi.
Erdapat reflex menghisap dan menelan.
Genetalia eksterna telah tampak dan dapat
ditetapkan jenis kelaminnya.
Gambar janin minggu ke 12
c. Minggu ke-12-16
Perkembangan janin:
Panjang kira-kira 16 cm pada akhir.
Minggu ke-16 dengan berat 100 gram.
Kulit sangat tembus pandang sehingga vasa darah
dapat terlihat.
Deposit lemak subkutan terjadi menjelang minggu
ke-16.
Rambut mulai tumbuh pada kepala dan lanugo(bulu
halus mulai tumbuh pada tubuh.
Tungkai lebih panjang daripada lengan12.
Telah terbentuk mekonium (feses) dalam usus .
jantung berdenyut 120-150/menit13.
12 ? Suryati Romauli, Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan Konsep Dasar Asuhan Kehamilan,(Yogyakarta:Nuha Medika, 2011) hlm.61
13 ? Sarwono Prawirohardjo,Ilmu Kebidanan Ed 4,( Jakarta:Bina Pustaka,2009)hlm. 159
19
Janin minggu ke 14 janin minggu ke 15 janin minggu ke 16
d. Minggu ke-16-20
Perkembangan janin:
Kecepatan pertumbuhan mulai berkurang.
Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh
panjang badan.gambaran wajah telah nyata, telinga
terletak pada tempatnya yang normal.
Kelopak mata,alis mata, dan kuku telah tumbuh
sempurna.
Tungkai mempunyai proporsi relatif yang baik
terhadap tubuh.
Skeleton terlihat pemeriksaan sinar-x(walaupun
sinar-x tidak digunakan untuk diagnosis).
Kalenjer minyak telah aktif dan vernix caseosa( xat
seperti salep) akan melapisi tubuh fetus.
Gerakan fetus dapat dirasakan oleh ibu setelah
kehamilan minggu ke-18.
Jantung fetus dapat didengar dengan stetoskop
setelah minggu ke 20.
Traktus renalis mulai berfungsi, sebanyak-
banyaknya 7-17 ml urine dikeluarkan setiap 24 jam.
20
Gambar janin 17 minggu minggu ke 18 minggu ke 20
e. Minggu ke 20-24
perkembangan janin:
Kulit sangat berkeriput karena terdapat terlalu
sedikit subkutan.
Lanugo menjadi lebih gelap dan verniks caseosa
meningkat.
Dari minggu ke-24 dan seterusnya, fetus akan
menyepak dalam merespon rangsangan misalnya
bising tenang dan merdu.
Bayi tampak tenang apabila ibu mendengarkan
music yang tenang dan merdu.
Semua organ telah tumbuh.
Pemberian sakarin ke dalam cairan ketuban
memperlihatkan adanya kecepatan dua kali lebih
besar.
Minggu ke 21 minggu ke 23 minggu ke 24
f. Minggu ke 24-28
Perkembangan janin:
Mata terbuka, alis dan bulu mata telah berkembang
dengan baik.
Rambut menutupi kepala.
21
Lebih banyak deposit lemak subkutan yang
menyebabkan kerutan kulir berkurang.
Testes mengalami penurunan dari abdomen ke
dalam skrotum pada minggu ke -28.
Fetus yang lahir pada akhir masa ini mempunyai
angka kematian atau mortalitas yang tinggi karena
gangguan pernapasan atau respirasi.
Minggu ke 26 minggu ke 28
g. Minggu ke-28-32
Perkembangan janin:
Lanugo mulai berkurang.
Tubuh mulai lebih membulat karena lemak
disimpan disanan.
22
Testes terus turun14.
Tulang terbentuk sempurna.
Gerakan napas telah regular.
Suhu relatif stabil15.
Minggu ke 30
h. Minggu ke-32-36
Perkembangan janin:
Lanugo sebagian besar telah terlepas/rontok tetapi
kulit masih tertutup vernix caseosa.
Testes fetus laki-laki terdapat dalam skrotum pada
minggu ke-36.
Ovarium perempuan masih berada di sekitas cavitas
pelvic.
Kuku jari tangan dan kaki mencapai ujung jari.
Umbilikalis sekarang terletak lebih di pusat
abdomen.
Berat janin 1500-2500 gram. Pada saat minggu ke-
35 paru-paru telah matur.
Janin akan hidup tanpa kesultan.
14 ? Suryati Romauli, Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan Konsep Dasar Asuhan Kehamilan,(Yogyakarta:Nuha Medika, 2011) hlm.62-63
15 ? Sarwono Prawirohardjo,Ilmu Kebidanan Ed 4,( Jakarta:Bina Pustaka,2009)hlm. 159
23
Minggu ke 33 minggu ke 34
Minggu 35 minggu 36
i. Minggu ke-36-40
Perkembangan janin:
Sejak 38 minggu disebut kehamilan aterm.
Bayi meliputi seluruh uterus.
Air ketuban mulai berkurang, tetapi masih dalam
tahap normal16.
Penulangan pada tulang tengkotrak belum
sempurna, tetapi keuntungan keadaan inii
memudahkannya fetus lewat jalan lahir.
Gerakan pernapasan fetus dapat diidentifikasi pada
pemindaian ultrasound. Sekarang terdapat tambahan
berat badan hampr 1 kg pada minggu tersebut17.
16 ? ibid, hlm. 159
17 ? Suryati Romauli, Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan Konsep Dasar Asuhan Kehamilan,(Yogyakarta:Nuha Medika, 2011) hlm.63
24
BAB III
Penutup
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa konsepsi adalah penyatuan antara sel
telur dengan sperma. Konsepsi harus terjadi pada siklus reproduksi wanita yang
tepat, ovum yang dihasilkan juga sehat sewaktu ovulasi dan sperma yang
diejakulaskan oleh pria harus sehat.
25
Pertumbuhan dan perkembangan embrio berkembang sangat cepat. Pada
umumnya perkembangan fetus berkembang secara normal dan semakin
bertambahnya waktu organ yang terbentuk semakin sempurna.
Panggul wanita terbagi menjadi 4 bentuk yaitu bentuk gynekoid,
android,anthropoid dan panggul platipeloid. Bentuk panggul sangat
mempengaruhi kelancaran dalam persalinan.
Daftar Pustaka
1. Romauli,Suryati.2011.Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1.Yogyakarta:Nuha Media.
2. Prawirohardjo,Sarwono.2009.Ilmu Kebidanan Ed 4. Jakarta : Bina Pustaka
3. Jones, Henderson.2006.Buku Ajar Konsep Kebidanan (alih bahasa Ria
Anjarwati).Jakarta:EGC
26
4. Rukiyah, Ai Yeyeh dkk.2009.Asuhan KebidananN1( Kehamilan).Jakarta:Trans
Info Media
5. Anonim. PPerkembangan Janin Dalam Kandungan. Diakses Agustus 2012.
http://fotofotobayi.blogspot.com/2012/08/perkembangan-janin-dalam-kandungan-
dari.html
27