Post on 16-Apr-2015
INFEKSI LARING FARINGAKUT DAN KRONIS
Eko Hendri 02923048Andi Darma 06120145Nurul Syafiqah 06120046Angga Trifianda Prima 07120006Tiara Ella Sari 07923028
Pembimbing : dr. Novialdi, Sp. THT-KL
Infeksi
•Laring
•Faring
Faring
•Faringitis akut dan kronis
•Tonsilitis akut dan kronis
Laring
•Laringitis akut
•Laringitis kronis
•Tinjauan kepustakaan dengan merujuk kepada berbagai literatur dan makalah ilmiah
Metode
•Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, diagnosis dan tatalaksana dari infeksi Laring-faring Akut dan Kronis.
Tujuan
ANATOMI FARING
Ke atas
•Faring berhubungan dengan rongga hidung
•Lewat koana
Ke depan
•Berhubungan dengan rongga mulut
•Lewat isthmus faucium
Ke bawah
•Berhubungan dengan esofagus
FARING TERDIRI ATAS :
Nasofaring Orofaring Laringofaring
• Adenoid• jaringan limfoid • Torus tubarius• Kantong Rathke• Choanae• Foramen jugulare• Muara tuba Eustachius
Nasofaring
OROFARING
Dinding posterior
faring• Terlibat pada
radang akut atau radang kronis faring, abses retrofaring serta gangguan otot dibagian tersebut
Tonsil
• Massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dan ditunjang kriptus di dalamnya
Fossa tonsilaris
• Berisi jaringan ikat jarang dan biasanya merupakan tempat nanah memecah ke luar bila terjadi abses.
Tonsil Lingualis kripta-kripta kecilTonsil Palatina mempunyai susunan limfoidnya membentuk
kripta sering terkena penyakit daripada komponen cincin
limfoid lain Kripta-kripta ini lebih berlekuk-lekuk pada kutub
atas tonsilaTonsila Faringeal Adenoid merupakan kumpulan jaringan limfoid di
sepanjang dinding posterior nasofaring di atas batas palatum mole
VASKULARISASI TONSIL
A.Carotis Eksterna
Tonsil Palatina
A. Lingualis dorsalis
A. carotis
A. Palatina desenden
A. Palatina Asenden
A. Faringeal asenden
FISIOLOGI TONSIL Jaringan limfoid
Proporsi limfosit B dan T pada tonsil adalah 50%:50%, sedangkan di darah 55-75%:15-30%.
Sistim imun kompleks yang terdiri atas sel M (sel membran), makrofag, sel dendrit dan APCs (antigen presenting cells), sel limfosit B, limfosit T, sel plasma dan sel pembawa IgG.
2 fungsi utama yaitu 1) menangkap dan mengumpulkan bahan asing
dengan efektif; 2) sebagai organ utama produksi antibodi dan
sensitisasi sel limfosit T dengan antigen spesifik.
LARINGOFARING
vallecula epiglotic
aEpiglotis fossa
piriformis
Fungsi faring : saluran respirasi, pada waktu menelan, resonansi suara, dan untuk artikulasi.
ANATOMI LARINGEpiglotis
Pita suara palsu
Pita suara
Subglotis
Ventrikel Laring
Cart. Krikoid
Cart. tiroid
Potongan koronal
FISIOLOGI LARING Proteksi Batuk Respirasi Sirkulasi Menelan Emosi Fonasi
FARINGITIS
Faringitis
Faringitis Akut
Viral
Bakteri
Fungal
Gonorhea
Faringitis Kronik
Hiperplastik
Atrofi
Faringitis Spesifik
Luetika
TBC
FARINGITIS
Peradangan pada dinding faring oleh virus, bakteri, alergi, trauma, toksin dan lain-lain.
Virus dan bakteri invasi ke faring reaksi inflamasi lokal Bakteri : Stretokokus β hemolitikus group A Penularan udara yaitu melalui percikan saliva atau ludah
dari orang yang menderita faringitis
FARINGITIS VIRAL Rinovirus, virus influenza, coxsachievirus, Epstein Barr Virus
(EBV), virus herpes simpleks dan cytomegalovirus Rinovirus gejala rinitis faringitis Adenovirus gejala konjungtivitis terutama pada anak Infeksi EBV faringitis + eksudat yang banyak, pembesaran
KGB Coxsachievirus lesi vesikular di orofaring dan lesi kulit
berupa maculopapular rash Gejala : demam, rinorea, mual, nyeri tenggorokan, disfagia,
faring dan tonsil hiperemis Terapi : Istirahat dan minum yang cukup, kumur dengan air
hangat dan analgetik jika perlu.
FARINGITIS BAKTERI
Stretokokus β hemolitikus group A Nyeri kepala hebat, muntah, demam tinggi Tonsil besar, faring dan tonsil hiperemis serta terdapat
eksudat di permukaannya. Pembesaran KGB leher anterior, kenyal dan nyeri tekan Antibiotik (Penicillin G Benzatin, amoksisilin, eritromisin) Kortikosteroid (deksametason) Analgetik Kumur dengan air hagat atau antiseptik
FARINGITIS JAMUR
Etiologi : Candida Gejala : nyeri tenggorokan dan nyeri menelan Plak putih di orofaring + mukosa faring hiperemis Diagnosis dengan biakan jamur dalam agar sabouround
dextrose Terapi : Nystasin 100.000 – 400.000 unit 2 kali/hari dan
analgetik
FARINGITIS KRONIK HIPERPLASTIK
Perubahan mukosa dinding posterior faring hiperplasia Gejala : rasa gatal, kering serta berlendir yang sukar
dikeluarkan di tenggorokan, disertai batuk PF : dinding faring posterior tidak rata dan bergranul. Terapi
Diobati penyakit kronik di hidung dan sinus paranasalKaustik faring dengan nitras argenti atau dengan
elektrokauterObat kumur dan tablet hisapAntitusif atau ekspektoran
FARINGITIS KRONIK ATROFI
Sering timbul bersama rinitis atropi Rinitis atrofi udara pernafasan tidak diatur suhu serta
kelembabannya infeksi pada faring Gejala : tenggorokan terasa kering dan tebal, mulut berbau PF : mukosa faring ditutupi lendir kental dan bila di angkat
tampak mukosa kering Terapi
Ditujukan pd rinitis atropiObat kumur dan menjaga higiene mulut
FARINGITIS LUETIKA
Troponema palidum. Stadium primer : Kelainan pada lidah, palatum mole, tonsil
dan dinding posterior faring berbentuk bercak keputihan. Ulkus yang tidak nyeri muncul pada keadaan lanjut. Pembesaran KGB mandibula yang tidak nyeri tekan.
Stadium sekunder: Eritema pada dinding faring yang menjalar ke arah laring
Stadium tersier: Terdapat guma pada tonsil dan palatum. Diagnosis : Pemeriksaan serologik Terapi : Penisilin dosis tinggi
FARINGITIS TB
Sekunder dari tuberkulosis paru (hematogen) Dapat mengenai kedua sisi tonsil dan dapat juga ditemukan
lesi pada dinding posterior faring, arkus faring anterior, dinding lateral hipofaring, palatum durum dan palatum mole.
Gejala : anoreksia, odinofagi, nyeri tenggorokan, nyeri telinga dan pembesaran KGB servikal.
Pemeriksaan sputum BTA Foto thoraks : melihat adanya fokus di paru Biopsi jaringan untuk menyingkirkan kemungkinan
keganasan serta mencari kuman basil tahan asam di jaringan.
Terapi : sesuai dengan terapi tuberkulosis paru
LARINGITIS
Laringitis
Croup Akut Kronik Non-spesifik
Kronik Spesifik
CROUP
Stridor dan obstruksi jalan nafas. Anak harus segera ditangani
Pemberian cairan intravena mencegah dehidrasi dan pengeringan secret.
Udara dingin dan lembab Terapi antibiotic terhadap Haemophilus dan
Staphilococcus dimulai sambil menunggu hasil biakan.
Antibiotic seharusnya tidak boleh ditunda Steroid Monitor pertimbangkan untuk trakeostomi atau intubasi. umumnya sembuh dalam 48-72 jam
LARINGITIS AKUT
inflamasi dari mukosa pita suara dan laring yang terjadi kurang dari tiga minggu.
Infeksi sel darah putih melawan mikroorganisme selama proses penyembuhan Pita suara edema vibrasi. Terganggu
Membran pita suara merah dan bengkak. penebalan tidak teratur di sepanjang pita suara suara rendah demam, batuk, thinitis, disfonia atau suara serak, odynophonia,
disfagian, odynophagia, dyspnea, rhinorrhea, postnasal discharge, sakit tenggorokan, kongesti, fatigue, dan malaise
edema dan eritema pada pita suara, sekresi dan ketidakteraturan permukaan pita suara
antibiotic yang adekuat, kortikosteroid. Prognosis baik pemulihannya selama satu minggu
LARINGITIS KRONIK inflamasi dengan perubahan irreversible dari mukosa laryngeal Proses inflamasi epitel silia laring rusak fungsi penting dari aliran
mukosa keluar dari batang trakeobronkial terganggu pergerakan mucus stasis di dinding posterior laring dan sekitar pita suara batuk reaktif
Mucus yang melewati pita suara dapat bermanifestasi kepada laringospasme.
Etiologi dari factor eksogen (rangsangan fisik oleh penyalahgunaan suara, rangsangan kimia, infeksi kronik saluran nafas atas atau bawah, asap rokok) atau factor endogen (bentuk tubuh, kelainan metabolic).9
Suara parau yang menetap, rasa tersangkut di tenggorok. Mukosa laring hiperemis, tidak rata, dan menebal. Bila dicurigai
tumor, dapat dilakukan biopsy tidak banyak bicara, obati peradangan di hidung, faring, serta bronkus
yang mungkin menjadi penyebab antibiotic jika terdapat tanda infeksi dan ekspektoran.
LARINGITIS TB
hampir selalu disertai dengan tuberculosis paru. Sputum terinfeksi laring ulserasi dan infiltrasi pada
dinding laring pembentukan granuloma tuberculosis edema, fibrosis, dan perikondritis.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan klinis dan suatu sediaan apus tuberculosis yang positif.
obat anti-tuberkulosis.
LARINGITIS SIFILIS
Sifilis pada stadium sekunder atau tersier biasanya juga menyerang laring
Eritema difus dapat merupakan gejala lues sekunder Guma tersier dapat menginvasi dan menghancurkan
laring
TONSILITIS
Tonsilitis
Akut Membranosa
Difteri
Septik
Angina Plaut
Vincent
Kronik
peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin Waldayer.
air borne droplets, tangan dan ciuman. Dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak Tonsilitis Streptococcus: anak usia 5-15 tahun tonsilitis viral: anak yang lebih muda
TONSILITIS VIRAL
Herpes simplex virus Epstein-Barr virus (penyebab tersering) Cytomegalovirus Adenovirus Gejala menyerupai common cold yang disertai nyeri
tenggorok Terapi : istirahat, minum cukup, analgetik, dan anti
viral diberikan jika gejala berat
TONSILITIS BAKTERI
Streptococcus β hemolitikus grup A. Infiltrasi bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil reaksi
radang (keluarnya leukosit polimorfonuklear detritus) detritus mengisi kriptus tonsil, tampak sebagai bercak
kuning. Gejala dan tanda: nyeri tenggorokan yang memburuk,
kesulitan menelan, demam dengan suhu tinggi, tonsil membesar, hiperemis, dan terdapat detritus, bengkak, merah, dan nyeri tekan pada KGB submandibula
UKURAN TONSIL
TONSILITIS MEMBRANOSA
Tonsilitis Difteri Gejala umum: demam subfebril, nyeri kepala, tidak nafsu
makan, badan lemah, keluhan nyeri menelan. Gejala lokal: tonsil membengkak ditutupi bercak putih
kotor pseudomembran melekat erat pada dasar bila diangkat akan mudah berdarah. terjadi pembesaran KGB leher seperti leher sapi (bull neck)
Gejala akibat eksotoksin: miokarditis kompensatio cordis, albuminuria, kelumpuhan otot palatum dan otot pernafasan
Diagnosis: klinis dan pemeriksaan preparat langsung , diambil di bawah pseudomembran dan didapatkan kuman Corynebacterium diphteriae.
Terapi Anti Difteri Serum (ADS) 20.000-100.000 Antibiotik penisilin atau eritromisin Kortikosteroid 1,2 mg per kgBB per hari Antipiretik. Isolasi
TONSILITIS KRONIS
rokok , jenis makanan tertentu, higiene buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisik, dan pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat.
Patologi: epitel mukosa dan epitel jaringan limfoid terkikis proses penyembuhan jaringan limfoid diganti dengan jaringan parut pengerutan kripti tampak melebar
Tonsil membesar dan tidak rata, kriptus melebar dan kripti terisi oleh detritus mengganjal di tenggorok, tenggorokan terasa kering dan nafas berbau.
Terapi lokal ditujukan pada higiene mulut dengan berkumur atau obat isap.
Tonsilektomi : infeksi yang berulang, gejala sumbatan jalan nafas, dan kecurigaan neoplasma.