Refreshing - Anatomi Dan Pemfis Laring Faring

14
FARING A. ANATOMI FARING Faring mulai dari dasar tengkorak terus menyambung ke esofagus setinggi vertebra servikal ke-6. Di belakang mukosa dinding belakang faring, terdapat dasar tulang sfenoid dan dasar tulang oksiput di sebelah atas. Nasofaring membuka ke arah hidung melalui koana posterior. Pada bagian superior, terdapat adenoid pada mukosa atas nasofaring. Di samping, terdapat muara tuba eustachius kartilaginosa di depan fosa Rosenmuller. Orofaring ke arah depan berhubungan dengan rongga mulut. Terdapat otot tensor veli palatine, yang menegangkan palatum dan membuka tuba eustachius. Otot tensor velipalatini dipersarafi oleh saraf mandibularis melalui ganglion optik 1 . 1

description

anatomi

Transcript of Refreshing - Anatomi Dan Pemfis Laring Faring

Page 1: Refreshing - Anatomi Dan Pemfis Laring Faring

FARING

A. ANATOMI FARING

Faring mulai dari dasar tengkorak terus menyambung ke esofagus setinggi vertebra

servikal ke-6. Di belakang mukosa dinding belakang faring, terdapat dasar tulang sfenoid dan

dasar tulang oksiput di sebelah atas. Nasofaring membuka ke arah hidung melalui koana

posterior. Pada bagian superior, terdapat adenoid pada mukosa atas nasofaring. Di samping,

terdapat muara tuba eustachius kartilaginosa di depan fosa Rosenmuller. Orofaring ke arah

depan berhubungan dengan rongga mulut. Terdapat otot tensor veli palatine, yang

menegangkan palatum dan membuka tuba eustachius. Otot tensor velipalatini dipersarafi

oleh saraf mandibularis melalui ganglion optik1.

Tonsila faringeal dalam kapsulnya terletak pada mukosa dinding lateral rongga mulut.

Di depan tonsil, arkus faring anterior disusun oleh otot palatoglosus, dan dibelakang dari

arkus faring posterior disusun oleh otot palatofaringeus, yang berfungsi menutup orofaring

bagian posterior. Semua dipersyarafi oleh pleksus faringeus1.

Tonsil disusun oleh jaringan limfoid yang diliputi oleh epitel skuamosa yang berisi

beberapa kripta. Hipofaring terbuka kearah depan masuk ke introitus laring. Epiglotis

dilekatkan pada dasar lidah oleh dua frenulum lateral dan satu frenulum di garis tengah, yang

1

Page 2: Refreshing - Anatomi Dan Pemfis Laring Faring

menyebabkan terbentuknya dua valekula di setiap sisi. Di bawah valekula adalah permukaan

laryngeal dari epiglotis1.

Esofagus bagian servikal terletak pada garis tengah leher di belakang trakea dan di

depan korpus vertebra. Saraf laringeus rekurens terdapat diantara esofagus dan trakea. Arteri

karotis komunis terletak dilateral esofagus1.

Faring merupakan daerah yang dilalui udara dari hidung ke laring dan dilalui oleh

makanan dari rongga mulut ke espfagus. Aliran darah faring berasal dari beberapa cabang

system karotis eksterna. Persarafan sensorik nasofaring dan orofaring, terutama melalui

pleksus faringeal dari saraf glosofaringeal. Pada bagian bawah faring, terdapat persarafan

sensorik yang berasal dari saraf vagus melalui saraf laringeus superior. Aliran limfe faringeal

meliputi rantai retrofaringeal dan faringeal lateral masuk nodus servikalis profunda.

Keganasan nasofaring seringkali bermetastasis ke rantai servikalis profunda. 1

Gambar : Faring

1. Nasofaring

Sepertiga bagian atas, atau nasofaring adalah bagian pernapasan dari faring dan tidak

dapat bergerak kecuali palatum mole bagian bawah. Ruang nasofaring relative kecil dan

terdiri dari beberapa struktur.

2

Page 3: Refreshing - Anatomi Dan Pemfis Laring Faring

a. Pada dinding posterior meluas ke arah atas adalah jaringan adenoid.

b. Terdapat jaringan limfoid pada dinding faringeal lateral dan resus faringeus, yaitu

fosa Rosenmuller.

c. Torus tubarius – refleksi mukosa faringeal di atas bagian kartilago saluran tuba

eustachius yang berbentuk bulat ke dinding dinding lateral nasofaring tepat di atas

perlekatan palatum mole.

d. Koana posterior rongga hidung.

e. Foramina kranial, yang terletak berdekatan dan dapat terkena akibat perluasan dari

penyakit nasofaring, termasuk foramen jugularis yang dilalui oleh saraf kranial

glosofaringeus, vagus, dan asesorius spinalis.

f. Struktur pembuluh darah yang letaknya berdekatan termasuk sunus oetrosus inferior,

vena jgularis interna, cabang-cabang meningeal dari oksipitaldan arteri faringeal

asenden, dan foramen hipoglosus yang dilalui saraf hipoglosus.

g. Tulang temporalis bagian petrosa dan foramen laserum yang terletak dekat bagian

lateral atap nasofaring.

h. Ostium dari sinus-sinus sfenoid.

Penyakit pada nasofaring dapat berupa atresia koana kongenital, tumor-tumor

nasofaring, angiofibroma nasofaring juvenile, tumor-tumor ganas, dan hipertrofi adenoid.

2. Orofaring

Bagian tengah faring, meluas dari batas bawah palatum mole sampai permukaan

lingual epiglottis, termasuk tonsila palatina dengan arkusnya dan tonsila lingualis yang

terletak di dasar lidah. Pada bagian anterior terdapat tonsil lingual, tonsil palatine di

lateral, dan faringeal tonsil atau adenoid di posterior dan superior daricincin di jaringan

limfoid yang dikenal sebagai cincin Waldeyer. Orofaring termasuk cincin jaringan

limfoid yang sirkumf erensial disebut cincin Waldeyer. Bagian cincin lain termasuk

jaringan limfoid dan tonsila palatine atau fausial, tonsila lingual, dan folikellimfoid

dinding pada dinding posterior faring mempunyai struktur dasar yang sama: masa limfoid

ditunjang oleh kerangka retinakulum jaringan penyambung. Adenoid (tonsila faringeal)

mempunyai struktur limfoidnya tersusum dalam lipatan tonsila dalam lipatan: tonsila

palatina yang mempunyai susunan limfoidnya sekitar pembentukannya seperti kripta.

3

Page 4: Refreshing - Anatomi Dan Pemfis Laring Faring

Penyakit orofaring berupa faringitis akut, tonsillitis akut, tonsillitis lingualis,

faringitis membranosa, selulitis peritonsilaris dan abses, faringitis atrofika, tonsillitis

kronis.

3. Hipofaring

Bagian bawah faring, dikenal dengan hipofaring atau laringofaring, daerah jalan

nafas bagian atas yang terpisah dari saluran percernaan bagian atas. Epiglottis berfungsi

sebagai pembagi antara orofaring dan hipofaring, hipofaring, termasuk sinus piriformis,

dinding faring posterior, dan kartilago postkrikoid, berbentuk corong. Waktu lidah

mendorong makanan ke hipofaring, otot krikofaringeal berelaksasi sehingga bolus

makanan dapat lewat.

Fungsi faring terutama untuk pernapasan, menelan, resonansi suara dan artikulasi.

B. PEMERIKSAAN

Tonsil dan faring dapart dilihat dengan menekan sepertiga tengah lidah dan menariknya

ke depan sementara menekan ke bawah. Lakuakan pemeriksaan dengan melihat tonsil dan

fossa tonsilaris, arkus anterior dan posterior, dinding posterior dan lateral faring, sebagian

pangkal lidah.

Pemeriksaan nasofaring yang lebih lengkap dilakukan dengan cermin nasofaring.

Cermin dihangatkan, biasanya di atas suatu lampu alkohol. Pemeriksa memeriksa suhu

cermin dengan menempelkannya pada punggung tangan sebelum memasukkannya ke dalam

mulut pasien. Lidah ditekan, dan cermin diletakkan di dalam faring. Sepertiga posterior lidah

sebaiknya tidak tersentuh untuk menghindari refleks muntah.

Pasien diminya untuk bernapas melalui hidung. Palatum mole akan turun dan

nasofaring dapat diteliti dengan cermin. Hanya sebagian kecil nasofaring yang dapat dilihat

pada sekali lihat. Lebih mudah bila pemeriksa mula-mula memeriksa pada batas posterior

septum nasi dan konka. Cermin selanjutnya diputar ke lateral untuk melihat konka media dan

superior, torus, dan muara tuba eustakius.

Selain itu dapat digunakan nasofaringoskop, yaitu nasofaringoskop fleksibel atau yang

nonfleksibel secara langsung melalui hidung ke nasofaring, yang memberikan gambaran dan

pembesaran yang lebih baik. Dapat juga dilakukan pemeriksaan dengan CT dan radiografi.

4

Page 5: Refreshing - Anatomi Dan Pemfis Laring Faring

LARING

A. ANATOMI LARING

1. Struktur Penyangga

Struktur kerangka laring terdiri dari satu tulang dan beberapa kartilago yang

berpasangan ataupun tidak. Di sebelah superior terdapat os hioideum, struktur yang

berbentuk U dan dapat dipalpasi di leher depan. Tendon dan otot-otot lidah, mandibular,

dan cranium melekat pada permukaan superior korpus dan kedua prosesus. Dibagian

bawah os hioid ini bergantung ligamentum tirohioid yang terdiri dari dua sayap / alae

kartilago tiroid.

Kartilago krikoidea mudah teraba dibawah kulit yang melekat pada kartilago

tiroidea lewat kartilago krikotiroid yang berbentuk lingkaran penuh dan tidak mampu

berkembang. Permukaan posterior atau lamina krikoidea cukup lebar, sehingga tampak

seperti signet ring.

Pada permukaan superior lamina terletak pasangan kartilago aritinoidea,

mempunyai dua buah prosesus yakni prosesus vokalis anterior dan prosesus muskularis

lateralis. Bagian laring atasnya disebut supraglotis dan di bawahnya subglotis.

5

Page 6: Refreshing - Anatomi Dan Pemfis Laring Faring

2. Otot-Otot Laring

Otot-otot laring dibagi menjadi dua bagian. Otot ekstrinsik yang bekerja pada

laring secara keseluruhan, dan otot intrinsik menyebabkan gerakan antara berbaga

struktur-struktur laring sendiri. Otot ekstrinsik dapat digolongkan menurut fungsinya.

Otot depresor atau otot-otot leher (omohioideus, sternotiroideus, sternohioideus) berasal

dari bagian inferior. Otot elevator meluas dari os hioideum ke mandibular, lidah, dan

prosesus stiloideus pada cranium.

6

Page 7: Refreshing - Anatomi Dan Pemfis Laring Faring

3. Persarafan, Perdarahan, dan Drainase Limfatik

Persarafan pada laring, yaitu saraf sensorik dan motoric. Dua saraf laringeus

superior dan dua inferior atau laringeus rekurens, saraf laringeus merupakan cabang-

cabang saraf vagus.

Saraf laringeus superior meninggalkan trunkus vagalis tepat di bawah ganglion

nodosum, melengkung ke anterior dan medial di bawah arteri karotis eksterna dan

interna, dan bercabang dua menjadi suatu cabang sensorik interna dan cabang motorik

eksterna. Cabang interna menpersarafi sensorik valekula, epiglottis, sinus piriformis, dan

seluruh mukosa laring superior interna. Masing-masing cabang eksterna mensuplai otot

krikotiroideus.

Safar rekuren mempersarafi motorik semua otot instrinsik laring, kecuali

krikotiroideus; sensasi jaringan di bawah korda vokalis (regio subglotis) dan trakea

superior.

Arteri dan vena laringea superior merupakan cabang-cabang arteri dan vena tiroidea

superior. Arteri dan vena laringea inferior berasal dari pembuluh tiroidea inferior dan

masuk ke laring bersama saraf laringeus rekurens.

Terdapat dua system drainase limfatik, yaitu superior dan inferior yang dipisahkan

oleh korda vokalis sejati. Di sebelah superior, aliran limfe menyertai pedikulus

neurovaskular superior yang bergabung dengan nodu limfatisi superiors dari servikalis

profunda setinggi os hioideus. Drainase subglotis ke nodu limfatisi pretrakeales, kelenjar

getah bening servikalis profunda inferior, nodu suraklavikularis, dan nodi mediastinal

superior.

4. Struktur Laring Dalam

Sebagian besar laring dilapisi oleh mukosa toraks bersilia, yaitu epitel respiratorius,

yang banyak ditemukan kelenjar penghasil mukus. Tiga pita mukosa (plika

glosoepiglotika mediana, dua plika glosoepiglotika lateralis) meluas dari epiglotis ke

bawah. Di antara pita mediana dan pita lateralis terdapat valekula. Di tepi bawah

epiglottis, terdapat arytenoid, yang disebelah lateralnya terdapat plika ariepiglotika.

7

Page 8: Refreshing - Anatomi Dan Pemfis Laring Faring

Disebelah lateral plika ariepiglotika terdaoat sinus atau resesus piriformis. Di sebelah

posteriornya berlajut sebagai hipofaring.

Di dalam laring terdapat pita horizontal. Pita superior adalah korda vokalis palsu

atau pita ventricular dan lateral terhadap korda vokalis sejati. Korda vokali palsu terletak

tepat di inferior membrane kuadrangularis. Ujung korda vokalis sejati (plika vokalis)

adalah batas superior konus elastikus. Korda vokalis palsu dan sejati dipisahkan oleh

ventrikulus laringis.

5. Struktir di Sekitarnya

Di sebelah anterior terdapat ismus kelenjar tiroid yang menutup beberapa cincin

trakea pertama, lobus tiroid terletak di atas dinding lateral trakea dan meluas hingga ke

alae tiroid. Otot-otot leher menutupi laring dan kelenjar tiroid, kecuali di garis tengah.

Dilateral dan posterior laring adalah selubung karotis yang berisia arteri karotis, vena

jugularis dan saraf vagus.

B. PEMERIKSAAN LARING

Anamnesis pasien dengan penyakit laring biasanya memiliki gejala suara serak, nyeri,

batuk, stridor, atau disfagia.

Laringoskopi Indirek

8

Page 9: Refreshing - Anatomi Dan Pemfis Laring Faring

1) Pasien harus duduk tegak dan agak membungkuk ke depan. Leher sedikit fleksi pada

dada dan kepala ekstensi.

2) Pasien diminta untuk membuka mulutnya dan menjulurkan lidah.

3) Lidah dipegang dan dipertahankan dengan jari-jaritangan kiri menggunakan sepotong

kasa (hampir tidak ada gunanya menarik lidah lebih jauh dari yang dapat dijulurkan

pasien).

4) Punggung cermin laring dihangatkan diatas lampu alcohol atau alat lainnya. Suhunya

diperiksa pada punggung tangan pemeriksa sebelum digunakan.

5) Cermin kemudian ditempatkan menempel pada palatum mole, diangkat ke atas dengan

hati-hati (dengan mengangkat cermin ke atas maka akan terhindar dari menyentuh lidah

dan faring posterior yang mengaktifkan reflex muntah).

6) Pemeriksaan dilakukan secara sistematik mulai dari pangkal lidah terus ke bawah.

7) Minta pasien untuk mengucapkan “eeee” dan menarik nafas dalam beberapa kali untuk

melihat dan menilai gerakan pita suara dan tulang rawan aritenoidea.

Bila tidak mungkin dilakukan laringoskopi indirek, dapat dilakukan pemeriksaan

langsung dengan anastesi umum atau local. Auskultasi laring, yaitu mendengarkan dengan

stetoskop langsung diatas laring dan untuk menentukan volume udara yang digerakkan tiap

kali respirasi. Selain itu, dapat dilakukan foto dada, CT-Scan, atau MRI untuk mengevaluasi

massa.

9

Page 10: Refreshing - Anatomi Dan Pemfis Laring Faring

DAFTAR PUSTAKA

Adams GL, Boies LR, Higler PA. Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6. PenerbitBuku

Kedokteran EGC. Jakarta. 1997

10