Post on 02-Dec-2015
description
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, istilah-istilah islami semakin lazim digunakan dalam forum
umum, seperti salam, alhamdulillah, astaghfirullah dan lain sebagainya.
Penggunaan istilah islami tersebut dikarenakan oleh banyaknya kaum muslimin
yang mengucapkan lafal islami dalam kehidupan sehari-hari, sehingga terdengar
lazim. Lazimnya istilah-istilah islam dapat memberikan kebanggaan tersendiri
bagi umat islam, terlepas dari sekedar ucapan atau memang realisasi keimanan.
Lebih lanjut, kelaziman tersebut menjadi salah satu proses yang baik dalam
pengenalan tradisi islam kepada masyarakat secara menyeluruh.
Penggunaan istilah islami banyak diterapkan dalam berbagai kalangan, baik
ranah formal maupun nonformal. Dalam ranah formal misalnya penggunaan
istilah islami pada kegiatan organisasi, baik yang bernuansa islam maupun umum.
Dalam praktik berorganisasi, istilah islami dapat diaplikasikan melalui lisan dan
tulisan. Praktik berupa lisan, dapat diucapkan langsung, seperti penyampaian
salam, ungkapan “Alhamdulillah” tanda syukur, ataupun ekspresi keterkejutan
yang ditutup dengan istighfar secara spontan. Sedangkan untuk praktik yang
berbentuk tulisan, seperti pada penggunaan kalimat-kalimat islami dalam
pelaksanaan teknis kegiatan.
Namun demikian, penerapan istilah islami masih sebatas pembiasaan yang
belum menjadi prioritas. Selain itu, penerapan istilah islami masih didominasi
pada bentuk lisan. Sebagian sudah ada yang menerapkan dalam tulisan, namun
belum menjadi prioritas utama. Hal ini dapat diindikasi melalui konsistensi
penulisan istilah islam. Sebagian organisasi tidak menggunakan istilah islami
secara terus menerus. Dengan kata lain, tidak ada ukuran pasti mengenai kapan
sebaiknya istilah-istilah islami dipakai. Kebanyakan dari organisator hanya
menggunakan istilah islami ketika teringat saja.
Salah satu contoh penggunaan istilah islam secara tertulis adalah frasa
“Insya Allah”. Dalam beberapa kasus, sebagian organisasi menggunakan istilah
tersebut untuk menerangkan kegiatan yang akan dilaksanakan. Misal, penulisan
rencana kegiatan dengan redaksi kalimat, “... yang Insya Allah akan
2
diselenggarakan pada...”. Kalimat tersebut sering dituliskan pada surat-surat
perencanaan kegiatan. Akan tetapi, ternyata frasa “Insya Allah” tidak seterusnya
dipakai dalam penulisan rencana kegiatan.
Fenomena tersebut di atas, menjadi menarik ketika dikaitkan dengan fungsi
manajemen organisasi. Salah satu fungsi manajemen organisasi adalah
perencanaan (planning). Setiap kali organisasi akan melaksanakan kegiatan,
secara otomatis harus melakukan tahapan perencanaan (planning). Hubungannya
dengan istilah islam, Al-Quran telah memberikan tuntunan-tuntunan yang jelas
mengenai etika perencanaan. Salah satu etika yang dijelaskan dalam Al-Quran
adalah istilah (perkataan) yang harus digunakan ketika merencanakan sesuatu
kegiatan, yaitu penggunaan frasa “Insya Allah”. Selama ini, penggunaan “Insya
Allah” kebanyakan hanya ketika ingat saja, tanpa didasari dengan landasan syar`i
yang terdapat dalam Al-Quran.
Oleh karena itu, dalam karya tulis ini akan dibahas mengenai landasan-
landasan syar`i tentang urgensi penggunaan frasa “Insya Allah”, khususnya yang
berkaitan dengan fungsi perencanaan (planning). Sebenarnya, bagaimana Al-
Quran menuntun umat muslim dalam merencanakan sesuatu? Bagaimanakah
peranan Al-Quran dalam memperbaiki kualitas perencanaan organisasi?
2.1 Tujuan
1. Mengetahui penjelasan dalam Al-Quran mengenai kegiatan perencanaan
dalam berorganisasi
2. Mengetahui implementasi Al-Quran yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kualitas organisasi, khususnya pada perencanaan
3.1 Manfaat
1. Sebagai rujukan bagi organisator secara khusus, dan pembaca pada
umumnya mengenai pedoman merencanakan suatu kegiatan
2. Sebagai informasi tentang pentingnya penggunaan istilah islam dalam
kehidupan sehari-hari
3. Sebagai motivasi spiritual bagi masyarakat untuk lebih membiasakan diri
dengan istilah-istilah islam di kehidupan sehari-hari.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep Perencanaan (Planning) dalam Kehidupan
Ada tiga masa dalam kehidupan manusia. Pertama adalah masa lalu, yaitu
masa yang sudah terlewati dan tidak dapat diulang kembali. Kedua, masa
sekarang. Masa yang sedang dijalani dengan berbagai aktivitas. Ketiga adalah
masa depan. Masa depan masih menjadi misteri yang tidak ada seorang pun yang
tahu apa yang akan terjadi. Allah SWT menjelaskan dalam firmannya,
Artinya : Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang
Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang
ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti)
apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat
mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal.
Dengan demikian, seorang muslim tidak perlu mengkhawatirkan apa yang
akan terjadi nanti agar segala sesuatunya yang terjadi pada masa sekarang lebih
maksimal (Al-Qarni, 2003). Namun demikian, bukan berarti manusia tidak boleh
memikirkan masa depan. Perlu dibedakan antara mengkhawatirkan dengan
mempersiapkan diri. Bahkan, sudah menjadi suatu keharusan bagi seorang
muslim untuk mempersiapkan masa depan (Faqih, 2004). Hal tersebut sesuai
dengan Al-Quran surah Al-Hasyr ayat 18.
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
4
esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dari uraian di atas, konsep perencanaan diperlukan oleh manusia dalam
menyongsong masa yang akan datang. Konsep perencanaan ini pun menjadi tolok
ukur keunggulan seseorang dan potensi kepemimpinannya (Suwaidan, 2009).
2.2 Penegasan Penggunaan Frasa “Insya Allah” dalam Al-Quran
Dalam sebuah tafsir, dijelaskan asababunnuzul (sebab-sebab diturunkannya)
surah Al-Kahfi ayat 23-24 adalah mengenai perencanaan Rasulullah SAW.
Artinya : Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu:
"Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, kecuali (dengan
menyebut): "Insya Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan
katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang
lebih dekat kebenarannya dari pada ini".
Menurut riwayat, Rasulullah SAW dimohon oleh beberapa orang Quraisy
untuk menceritakan seputar roh, kisah ashabul kahfi, dan kisah Dzulkarnain.
Beliau mengatakan agar mereka datang kepada Rasulullah SAW keesokan
harinya, dan beliau berencana untuk menceritakannya. Rasulullah SAW tidak
mengucapkan “Insya Allah”, sehingga Allah SWT menegur beliau melalui dua
ayat tersebut di atas.
Dalam ayat di atas dijelaskan mengenai urgensi penggunaan frasa “Insya
Allah” ketika hendak melakukan sesuatu. Dalam ayat ini, Allah SWT memulainya
dengan larangan, “Jangan sekali-kali...”. dengan demikian, menjadi larangan
secara nyata bagi kaum muslimin yang tidak dapat disepelekan. Larangan tersebut
juga terdapat dalam Al-Quran untuk melarang perbuatan yang lain. Berikut
beberapa ayat Al-Quran yang berisi larangan Allah SWT yang menggunakan
penegasan “Jangan sekali-kali”
5
Larangan Meragukan Kebenaran Allah SWT
Artinya : Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu
termasuk orang-orang yang ragu. (QS. Al-Baqarah/2 : 147)
Larangan Kemusyrikan
Artinya : Katakanlah: "Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah
yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak
memberi makan?" Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintah supaya aku
menjadi orang yang pertama kali menyerah diri (kepada Allah), dan jangan
sekali-kali kamu masuk golongan orang musyrik." (QS. Al-An`aam/6 : 14)
Larangan Durhaka Terhadap Orang Tua
Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-
baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
(QS. Al-Muthaffifin /83 : 7)
Larangan Berbuat Curang
6
Artinya : Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang
durhaka tersimpan dalam sijjin. (QS. Al-Baqarah/2 : 147)
Larangan-larangan di atas disebutkan dengan tegas dalam Al-Quran dengan
sama-sama memakai redaksi kalimat, “Jangan sekali-kali” Dengan demikian,
merencanakan kegiatan tanpa diiringi oleh penggunaan frasa “Insya Allah”
menjadi penting untuk disadari. Urgensi pemakaian tersebut sama pentingnya
dengan menjaga diri dari larangan-larangan di atas, seperti meragukan kebenaran
Allah SWT, syirik, durhaka, curang dan lain sebagainya. Sehingga, penggunaan
frasa “Insya Allah” bukan hanya ketika teringat saja, akan tetapi juga hendaknya
diterapkan secara menyeluruh pada setiap perencanaan.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan frasa “Insya
Allah” menjadi sangat penting untuk diimplementasikan. “Insya Allah” bukan
hanya sebuah perkataan, lebih dari itu, penggunaan Insya Allah juga dapat
meningkatkan rasa tawakal manusia kepada Dzat yang Maha Berkuasa.
Implementasi yang dimaksudkan di atas pun tidak terbatas pada ungkapan lisan
saja, tetapi juga termasuk tulisan. Oleh karena itu, perlu diadakannya suatu
kesepakatan dalam pemakaian frasa “Insya Allah” dalam setiap kegiatan-kegiatan
berorganisasi khususnya, dan di luar pada umumnya.
7
BAB III
METODE PENULISAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
Studi literatur Al-Quran
Dalam membahas mengenai penggunaan frasa Insya Allah dalam
kehidupan sehari-hari, penulis berfokus pada aktivitas organisasi karena
berkaitan erat dengan proses perencanaan. Pembahasan yang dilakukan
menggunakan literatur Al-Quran, lengkap dengan terjemahan dan tafsir.
Selain itu, pembahasan dan studi literatur juga ditunjang dengan beberapa
buku yang berkaitan dengan materi pokok karya tulis
Observasi
Untuk memperoleh data mengenai penggunaan istilah islami “Insya
Allah”, penulis melakukan observasi terhadap beberapa hal, di antaranya :
1. Program Kerja beberapa organisasi mahasiswa
2. Proposal kegiatan mahasiswa
3. Pamflet pemberitahuan agenda kegiatan mahasiswa
Dari ketiga sampel tersebut, penulis akan mengumpulkan data seputar
penggunaan frasa “Insya Allah”, konsistensi, dan frekuensi
penggunaannya.
3.2 Alur Pembahasan
Dalam menyusun karya tulis ini, penulis memiliki rangkaian alur pembahasan
yang sistematis, agar memudahkan pencarian dan pembahasan data. Alur yang
dimaksudkan adalah :
1. Konsep Perencanaan (Planning) dalam kehidupan sehari-hari
2. Penegasan tentang urgensi penggunaan frasa “Insya Allah” dalam Al-
Quran
3. Penggunaan frasa Insya Allah selama ini dilengkapi dengan koreksi
redaksi kalimat yang belum menggunakan kalimat “Insya Allah”
4. Penerapan yang dapat dilakukan dengan lebih konsisten
8
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Implementasi Penggunaan Frasa Insya Allah
Mengingat pentingnya penggunaan frasa Insya Allah dalam perencanaan
kegiatan, maka diperlukan suatu kesepakatan dalam menciptakan konsistensi
penggunaan. Kesepakatan ini dapat berupa sistem aturan penulisan yang
melibatkan administrasi suatu organisasi. Dengan adanya suatu kesepakatan,
maka diharapkan terciptanya konsistensi pemakaian frasa “Insya Allah” dalam
setiap kali kegiatan.
Metode penerapan dapat dilakukan secara internal organisasi, maupun
bekerja sama membentuk kesepakatan universal terkait dengan perencanaan
(planning). Secara internal, menjadi tugas bagi seorang pemimpin organisasi dan
kepengurusan untuk berinisiatif menciptakan peraturan penulisan frasa “Insya
Allah” setiap kali melakukan penulisan agenda kegiatan. Hal tersebut dapat
berupa peraturan internal organisasi, ataupun diimplementasikan dalam suatu
Pelatihan Manajemen Organisasi (PMO) kepada anggota organisasi.
Metode kedua adalah menciptakan kesepakatan antar organisasi yang
memiliki kesamaan tujuan secara umum. Misal Himpunan Mahasiswa Prodi, Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Dakwah, dan sebagainya. Tujuan dari
musyawarah penggunaan frasa “Insya Allah” ini adalah untuk mencapai satu
kesepakatan dalam konsistensi penggunaan. Konsistensi yang dimaksudkan
merujuk pada output organisasi berupa Program Kerja, Proposal Kegiatan,
Publikasi Kegiatan (Iklan, Pamflet, dan sejenisnya). Ketiga hal tersebut
merupakan perencanaan organisasi yang membutuhkan konsistensi pengamalan
Al-Quran secara konsisten.
4.2 Realisasi Frasa Insya Allah dengan Pedoman Al-Quran
Dalam mencapai kesepakatan ini, tentu organisator akan menghadapi
beberapa permasalahan yang menolak formalitas perencanaan. Penolakan dari
pihak kontra ini dapat menggunakan berbagai alasan, seperti terlalu berlebihan
menanggapi anjuran Al-Quran. Untuk menghadapi hal-hal tersebut, organisator
memerlukan strategi khusus yang berpedoman kuat pada Al-Quran.
9
Pertama, urgensi penggunaan seperti yang dijelaskan dalam Bab II,
Larangan Allah SWT yang ditegaskan dengan redaksi kalimat, “Jangan sekali-
kali...” Secara langsung, ayat Al-Quran tersebut berisi larangan, yang tentu
menjadi kewajiban bagi umat islam untuk menghindarinya. Dalam hal ini
menghindari perencanaan tanpa mengucapkan “Insya Allah”
Kedua, kesepakatan untuk menggunakan frasa “Insya Allah” dalam setiap
agenda kegiatan merupakan wujud ibadah dan pendekatan diri kepada Allah
SWT. Selain itu, untuk menghindarkan diri dari sifat meremehkan petunjuk yang
diberikan oleh Allah SWT kepada manusia melalui perantara Rasulullah SAW.
Allah SWT menjelaskan bagi sebagian kaum meremehkan petunjuk-Nya dengan
firman,
Artinya : Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al-Quran ini? (QS.
Al Waaqi'ah/56 : 81)
Lebih lanjut, anjuran pemakaian frasa “Insya Allah” merupakan petunjuk dari
Allah SWT. Dalam beberapa ayat Al-Quran, Allah mengancam siapa saja yang
tidak mengindahkan petunjuk-Nya dengan penghapusan amalan.
Allah berfirman,
Artinya : Dan orang-orang yang tidak percaya, maka kecelakaanlah bagi
mereka dan Allah menyesatkan amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah
karena Sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al
Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka. (QS.
Muhammad/47 : 8-9)
Dari penjelasan Al-Quran di atas, kategori membenci adalah termasuk
tidak menyetujui terhadap salah satu hukum islam, ibadah, sistem ekonomi,
muamalah, politik, dan peraturan-peraturan masyarakat lain. Orang-orang yang
termasuk dalam kategori ini membenci akhlak, peraturan (kesepakatan)
masyarakat yang baik, dan ilmu-ilmu islam (Hawwa, 2009)
10
4.3 Contoh Koreksi Proposal Kegiatan
Tabel 1. Perbaikan Redaksi Kalimat Perencanaan pada Proposal Kegiatan
No. Proposal Asli Perbaikan
1.
2.
12
4.4 Peningkatan Kualitas Diri Melalui Penerapan Al-Quran Surah Al-Kahfi
Seperti dijelaskan di atas, penggunaan frasa “Insya Allah” memiliki landasan kuat
secara langsung dari Al-Quran. Dengan berpedoman kepada Al-Quran, maka
terdapat banyak kemaslahatan yang dapat diperoleh. Berikut adalah beberapa
keuntungan, manfaat dari implementasi Surah Al-Kahfi ayat 23-24 dalam
kehidupan sehari-hari :
1. Meningkatkan sifat tawakal (berserah diri) kepada Allah SWT
Melalui penerapan frasa “Insya Allah”, setiap muslim dapat meningkatkan
rasa tawakal mereka kepada Allah SWT. Orang-orang yang bertawakal
meyakini eksistensi Allah SWT dalam setiap aktivitas, baik yang telah terjadi
maupun yang masih berupa perencanaan. Makna dari Insya Allah pun
menjadi sangat penting, terkait dengan hakikat manusia yang hanya mampu
berencana, sedangkan penentu kejadian adalah Allah SWT.
2. Membiasakan diri terhadap nilai-nilai islam
Dengan diterapkannya penggunaan frasa “Insya Allah”, maka secara
konsisten hal tersebut dapat menumbuhkan suatu kebiasaan islami. Semakin
tinggi frekuensi penggunaannya, dapat menciptakan kelaziman yang
mengarah pada keteraturan cara hidup.
3. Menghindarkan diri dari kesombongan
Pada hakikatnya, manusia hanya dapat berencana. Setiap rencana tersebut
dapat terlaksana jika dan hanya jika Allah SWT mengizinkan. Oleh karena
itulah perlu dilafalkan “Insya Allah (Jika Allah mengizinkan)” dalam setiap
perencanaan agar umat muslim tidak termasuk kedalam golongan yang
sombong. Mendurhakai Allah SWT melalui keyakinan pribadi tanpa
menyerahkan urusan kepada Allah (tawakal). Sebagai contoh, urusan rezeki
adalah hak prerogatif Allah SWT. Manusia tidak dapat menentukan esok akan
mendapatkan rezeki seberapa besar. Namun, orang-orang kafir menentukan
rezeki mereka dengan kesombongan dan tidak mengindahkan eksistensi Allah
SWT sebagai pemberi rezeki. Allah SWT berfirman,
13
Artinya : Atau siapakah dia yang memberi kamu rezki jika Allah menahan
rezki-Nya? Sebenarnya mereka terus menerus dalam kesombongan dan
menjauhkan diri?(QS.Al-Mulk/67 : 21)
Rasa kesombongan yang terus menerus bisa jadi merupakan bentuk
kedurhakaan secara keyakinan. Mereka meyakini bahwa rezeki datang dari
apa yang mereka usahakan, tanpa menyadari bahwa Allah SWT yang
memberikan rezeki. Oleh karena itu, dengan implementasi pengucapan “Insya
Allah”, dapat menghindarkan diri dari rasa kesombongan tersebut.
4. Dilimpahkan kebaikan oleh Allah SWT karena mengamalkan perkataan baik.
Allah berfirman,
Artinya : Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah
kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang
baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang
merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras. Dan rencana jahat
mereka akan hancur.
Ayat tersebut di atas menjelaskan tentang naiknya perkataan-perkataan baik
ke langit, menuju Allah SWT. “Insya Allah” merupakan salah satu perkataan
yang diajarkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, dalam melakukan
perencanaan. Oleh karena itu, perkataan “Insya Allah” adalah termasuk ke
dalam perkataan yang baik, sehingga orang-orang yang mengucapkannya pun
mendapatkan kebaikan dari Allah SWT. Waallahu`alam bish showab.
14
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Dalam melakukan perencanaan (planning), Allah SWT memberikan
petunjuk berupa pengucapan lafal “Insya Allah”, seperti dijelaskan dalam
surah Al-Kahfi ayat 23-24.
2. Implementasi yang dapat dilakukan oleh organisasi adalah secara internal
membangun peraturan atau kesepakatan mengenai konsistensi pemakaian
frasa “Insya Allah” dalam setiap kali perencanaan. Luaran dari
perencanaan yang disertakan kalimat Insyaallah dapat berupa Program
Kerja, Proposal Kegiatan, dan Publikasi (Periklanan Kegiatan). Dengan
adanya penerapan ini, maka dapat meningkatkan kualitas organisasi dan
individu yang terlibat di dalamnya
5.2 Saran
1. Hendaknya dalam setiap perencanaan, diterapkan penggunaan kata “Insya
Allah”, baik secara lisan maupun tulisan
2. Sebaiknya dalam organisasi mahasiswa, khususnya yang bernuansa islam
melakukan musyawarah khusus mengenai reformasi sistematika
perencanaan (planning) yang sesuai dengan petunjuk Al-Quran.
Musyawarah ini diharapkan mencapai suatu kesepakatan tentang
konsistensi penggunaan frasa “Insya Allah” dalam setiap perencanaan
kegiatan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qarni, `Aidh. 2004. La Tahzan. Jakarta : Qisthi Press
Al-Quran dan Terjemahannya, Departemen Agama RI
Faqih, K.A. 2004. Mempersiapkan Rumah di Surga. Bandung : PT Syaamil Cipta
Media
Hawwa, Sa`id. 2009. Al-Islam. Jakarta : Al-I`tishom Cahaya Umat
Suwaidan, T.M. dan Basyarahil, F.U. 2009. Memproduksi Pemimpin Hebat.
Surabaya : Pustaka Yassir
16
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis 1
Nama : Dwi Cahyo Yulianto
NPM : E1J012005
Tempat,Tanggal Lahir : Raman Aji, 30 Juli 1994
Fakultas/Jurusan : Pertanian/Agroekoteknologi
Perguruan Tinggi : Universitas Bengkulu
Nomor HP. : 085769892152
Email : dwicahyojulian@gmail.com
Karya Ilmiah yang
pernah dibuat
: 1. Pemanfaatan Buah Bligo Sebagai Bahan Dasar
Pembuatan Keripik
2. Pemanfaatan Kulit Kakao Sebagai Bahan Dasar
Pembuatan Keripik
3. Lumpia dari Kulit Kakao
4. Papan Rekayasa dari Kayu Batang Singkong
5. Inovasi Teknologi Pembuatan Bakpia dari Kulit
Kakao di Kabupaten Lampung Timur
6. CMO (Cocoa Mesocarp Optimizer) : Industri
Pengolahan Kulit Kakao Sebagai Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat
7. Bank Tomas (Tanaman Obat Masyarakat) :
Program Sinergi Fungsi Mahasiswa, Karang
Taruna, dan Koperasi dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat
Bengkulu, 7 Maret 2013
Penulis 1
Dwi Cahyo Yulianto
NIM.E1J012005
17
Penulis 2
Nama : Jusrian Saubara Orpa Yanda
NPM : E1J012098
Tempat,Tanggal
Lahir
Alamat
:
:
Bengkulu, 16 Oktober 1994
Jl. Bukit Barisan 3 No. 08 Rt. 02, Rw. 01 Sawah
Lebar, Bengkulu
Fakultas/Jurusan : Pertanian/Agroekoteknlogi
Perguruan Tinggi : Universitas Bengkulu
Nomor HP. : 085279959575
Email : yandaarsyavin@yahoo.co.id
Karya Ilmiah yang
pernah dibuat
: 1. Implementasi Shalat Berjamaah Manifestasi
Mahasiswa Berprestasi.
2. Bank Tomas (Tanaman Obat Masyarakat) :
Program Sinergi Fungsi Mahasiswa, Karang
Taruna, dan Koperasi dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat.
Bengkulu, 7 Maret 2013
Penulis 2
Jusrian Saubara Orpa Yanda
NIM.E1J012098