perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KONTRIBUSI ......kantin terhadap realisasi pajak restoran...
Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KONTRIBUSI ......kantin terhadap realisasi pajak restoran...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KONTRIBUSI PENDAPATAN SEKTOR KANTIN TERHADAP
REALISASI PAJAK RESTORAN DI KOTA SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan
Oleh :
Okto Bayu Prasetyo
F3409050
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRACT
THE CONTRIBUTION OF CANTEEN SECTOR INCOME
TO THE REALIZATION OF RESTAURANT TAX
INCOME IN SURAKARTA CITY
Okto Bayu Prasetyo
F3409050
The objective of research is to obtain the evidence of canteen sector’s
contribution to the restaurant tax income in Surakarta City that can be found out
from the canteen sector revenue growth level, the obstacles found as well as the
attempts taken in Income, Financial and Asset Management Service (DPPKA) of
Surakarta City in collecting the restaurant tax, particularly the canteen sector.
The method used in this final project writing was to compare the theory to
the data obtained from the Financial and Asset Management Service (DPPKA) of
Surakarta City. The techniques of collecting data used were library study on
document obtained from the location of research and interview with the officers of
Financial and Asset Management Service (DPPKA) of Surakarta City.
The result of research showed that the percentage growth of canteen
sector’s revenue realization increased from 2009 to 2010 and decreased in 2011.
There were many intentionally violation committed by the taxpayers in the
attempt of minimize the outstanding restaurant tax. The limited number of field
officers and the lack of socialization about the restaurant tax were also the
obstacles found in collecting the restaurant tax.
The conclusion of research was that the mean ratio of canteen sector’s
revenue contribution to restaurant tax during 2009-2011 was 0.38%. Based on the
result of research, the writers recommended the Financial and Asset Management
Service (DPPKA) of Surakarta City to make socialization constantly about the
restaurant tax and to give maximum service as well as to improve the system used
in order to maximize the restaurant tax income of Surakarta city.
Keywords: Contribution, Restaurant tax, DPPKA of Surakarta City.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tugas akhir dengan judul “KONTRIBUSI PENDAPATAN SEKTOR
KANTIN TERHADAP REALISASI PAJAK RESTORAN DI KOTA
SURAKARTA”telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diujikan
guna mencapai derajat Ahli Madya Program DIII Perpajakan FE UNS.
Surakarta, Juli 2012
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
Arum Kusumaningdyah Adiati, S.E., M.M., Ak.
NRP.340700002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji Tugas Akhir
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas
dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Perpajakan
Surakarta, Juli 2012
Tim Penguji Tugas Akhir
1. Trisninik Ratih W,S.E.,Ak.
NRP. 340700003
Penguji
2. Arum Kusumaningdyah A,S.E.,M.M.,Ak.
NRP. 340700002
Pembimbing
(.........................)
(.........................)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain maka anda telah berbuat
baik terhadap diri anda sendiri ( Benyamin Franklin)
Together We Build, Together We Can", yang berarti "Bersama kita
membangun, bersama kita pasti bisa"(Penulis)
Disiplin dalam bertugas, Dewasa dalam bertindak, dan Dinamis dalam
kegiatan (Penulis)
Kesempatan tidak akan jadi keberuntungan apabila tidak ada kesiapan
(Penulis)
Penulis persembahkan kepada:
- Allah SWT
- Bapak dan Ibuku
- Pembimbing,Dosen dan Staff pengajar
- Teman-teman Akuntansi Perpajakan 2009
- Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan karunia, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul Kontribusi Pendapatan
Sektor Kantin Terhadap Realisasi Pajak Restoran di Kota Surakarta ini
dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak
yang membantu penyusunan laporan magang ini:
1. Allah SWT, yang telah memberi karunia-Nya tanpa batas
2. Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret.
3. Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi Diploma 3
Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
4. Arum Kusumaningdyah Adiati,S.E.,M.M.,Ak. selaku Dosen Pembimbing
Tugas Akhir yang telah memberikan pengarahan selama penyusunan tugas
akhir.
5. Bapak Ibu karyawan DPPKA Kota Surakarta yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan penjelasan dan keterangan yang penulis
perlukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
6. Bapak Ibu karyawan UPTD DPPKA Kota Surakarta yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan penjelasan yang penulis perlukan.
7. Orang tuaku yang selalu memberikan motivasi,dorongan semangat serta doa
dalam penyelesaian tugas akhir ini.
8. Kakak,nenek,keponakan,dan saudara semua yang telah memberi dukungan
baik moril maupun materiil.
9. Rekan-rekan D3 Perpajakan angkatan 2009 ”Thank you for everything”
10. Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan dalam penulisan tugas akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis berharap Laporan Tugas Akhir
ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya,
serta pihak-pihak yang membutuhkan.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………. i
ABSTRACT……………………………………………………………………. ii
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………. iii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………………… v
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. vi
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. viii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………. x
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… xi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Perusahaan…………………………………........... 1
B. Latar Belakang Masalah………….…………………………………….
C. Perumusan Masalah…………………………………………………….
D. Tujuan Penelitian……..………………………………………………..
E. Manfaat Penelitian……….……………………………………………..
F. Metodologi Penelitian……….………………………………………….
18
22
22
23
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
BAB II ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka……………………………………………………….
B. Pembahasan........……………….………………………………………
26
34
BAB III TEMUAN
A. Kelebihan……………………………………………………………….
B. Kelemahan………………………………………………………………
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
24
45
46
47
48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
II.1 Realisasi Penerimaan Sektor Kantin……………………………………
II.2 Kontribusi Penerimaan Sektor Kantin Terhadap Pajak Restoran………
35
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
I.1 Bagan Organisasi DPPKA Kota Surakarta………………………. 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Formulir Penilaian Magang Kerja
2. Surat Tanda Terima Laporan Kuliah Magang
3. Pendapatan Sektor Kantin Tahun 2009-2011
4. Formulir SPTPD
5. Formulir SSPD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRACT
THE CONTRIBUTION OF CANTEEN SECTOR INCOME
TO THE REALIZATION OF RESTAURANT TAX
IN SURAKARTA CITY
Okto Bayu Prasetyo
F3409050
The objective of research is to obtain the evidence of canteen sector’s
contribution to the restaurant tax income in Surakarta City that can be found out
from the canteen sector revenue growth level, the obstacles found as well as the
attempts taken in Income, Financial and Asset Management Service (DPPKA) of
Surakarta City in collecting the restaurant tax, particularly the canteen sector.
The method used in this final project writing was to compare the theory to
the data obtained from the Financial and Asset Management Service (DPPKA) of
Surakarta City. The techniques of collecting data used were library study on
document obtained from the location of research and interview with the officers of
Financial and Asset Management Service (DPPKA) of Surakarta City.
The result of research showed that the percentage growth of canteen
sector’s revenue realization increased from 2009 to 2010 and decreased in 2011.
There were many intentionally violation committed by the taxpayers in the
attempt of minimize the outstanding restaurant tax. The limited number of field
officers and the lack of socialization about the restaurant tax were also the
obstacles found in collecting the restaurant tax.
The conclusion of research was that the mean ratio of canteen sector’s
revenue contribution to restaurant tax during 2009-2011 was 0.38%. Based on the
result of research, the writers recommended the Financial and Asset Management
Service (DPPKA) of Surakarta City to make socialization constantly about the
restaurant tax and to give maximum service as well as to improve the system used
in order to maximize the restaurant tax income of Surakarta city.
Keywords: Contribution, Restaurant tax, DPPKA of Surakarta City.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
ABSTRAKSI
KONTRIBUSI PENDAPATAN SEKTOR KANTIN TERHADAP
REALISASI PAJAK RESTORAN DI KOTA SURAKARTA
Okto Bayu Prasetyo
F3409050
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti besarnya kontribusi
sektor kantin terhadap pendapatan pajak restoran Kota Surakarta yang dapat
diketahui dari tingkat pertumbuhan penerimaan sektor kantin,hambatan-hambatan
yang ditemui serta upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Surakarta dalam pemungutan
pajak restoran khususnya sektor kantin.
Metode yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah
membandingkan teori dan data yang diperoleh dari Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Surakarta. Cara pengumpulan data dengan
studi kepustakaan dokumen yang diperoleh dari lokasi penelitian dan melakukan
wawancara dengan Pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
(DPPKA) Kota Surakarta.
Hasil dari penelitian adalah persentase pertumbuhan realisasi penerimaan
sektor kantin meningkat dari tahun 2009 ke tahun 2010 dan turun pada tahun
2011. Terdapat banyak pelanggaran yang sengaja dilakukan oleh wajib pajak
dalam upaya meminimalkan pajak restoran yang terhutang. Kurangnya petugas
tenaga lapangan serta kurangnya sosialisasi mengenai pajak restoran juga
merupakan suatu hambatan yang ditemui dalam pemungutan pajak restoran.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah rata-rata ratio kontribusi penerimaan
sektor kantin terhadap pajak restoran selama tahun 2009–2011 adalah 0,38%.
Berdasarkan hasil penelitian, penulis memberikan saran kepada Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Surakarta untuk terus sosialisai
mengenai pentingnya pajak restoran dan memberikan pelayanan yang maksimal
serta memperbaiki sistem yang digunakan guna memaksimalkan jumlah
pendapatan pajak restoran Kota Surakarta.
Kata Kunci : Kontribusi,Pajak Restoran,DPPKA Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
a. Sejarah dan Perkembangan DPPKA Surakarta
Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, sampai dengan
tahun 1946 di Surakarta terjadi konflik sehubungan dengan adanya
pertentangan pendapat antara pro dan kontra Daerah Istimewa. Hal ini dapat
diredam untuk sementara waktu oleh pemerintah dengan mengeluarkan surat
penetapan pemerintah tanggal 15 Juli 1946 Nomor 16/S-D yang menetapkan
daerah Surakarta sebagai daerah karesidenan dan dibentuk daerah baru
dengan nama Kota Surakarta.
Peraturan yang telah ada tersebut disempurnakan dengan dikeluarkan
Undang-Undang Nomor 16 tahun 1947 yang menetapkan Kota Surakarta
menjadi Haminte kota Surakarta. Kota Surakarta pada waktu itu terdiri dari 5
wilayah kecamatan dan 44 kelurahan, karena 9 kelurahan di wilayah
karanganyar itu baru terlaksana pada tanggal 9 September 1950. Pelaksana
teknis pemerintah haminte kota Surakarta terdiri atas jawatan. Jawatan
tersebut antara lain jawatan Sekretariat Umum, Keuangan, Pekerjaan Umum,
Sosial, Kesehatan, Perusahaan P.D.&.K, Pamong Praja, dan jawatan
Perekonomian. Penerimaan Pendapatan Daerah waktu itu diurusi oleh jawatan
keuangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Dengan dikeluarkannya keputusan DPRDS Kota Besar Surakarta Nomor
4 Tahun 1956 tentang Perubahan Struktur Pemerintah, maka Jawatan Umum
diganti menjadi Dinas Pemerintahan Umum yang terbagi dalam urusan-urusan
dan setiap urusan-urusan tersebut terbagi lagi dalam bagian-bagian. Dengan
adanya perubahan tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk penanganan pajak
sebagai pendapatan daerah yang sebelumnya ditangani oleh Jawatan
Keuangan kini ditangani lebih khusus oleh Urusan Pajak. Berdasarkan Surat
Keputusan Walikota Kepala Daerah Kota Surakarta tanggal 23 Februari 1970
No. 259/ X.10/ Kp.70 tentang Struktur Organisasi kotamadya Surakarta
termasuk Dinas Kepentingan Umum diganti menjadi bagian dan bagian itu
membawahi urusan-urusan sehingga dalam Dinas Pemerintahan Umum
Urusan Pajak diganti menjadi Bagian Pajak.
Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Kepala daerah Kotamadya
Surakarta tanggal 30 Juni 1972 No. 162/ Kep/ Kdh. IV/ Kp.72 tentang
Penghapusan Bagian Pajak dari Dinas Pemerintahan Umum karena bertalian
dengan pembentukan dinas baru. Dinas baru tersebut adalah DIPENDA.
Dinas Pendapatan Daerah dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan
langsung dan bertanggung jawab kepada Walikota. Pada saat itu Dinas
Pendapatan Daerah dibagi menjadi empat seksi diantaranya Seksi Umum ,
Seksi Pajak Daerah, Seksi Pajak Pusat/Propinsi yang diserahkan kepada
daerah dan Seksi Doleansi/ P3 serta Retribusi dan Leges. Masing-masing
seksi Dipimpin oleh Kepala seksi yang dalam menjalankan tugasnya langsung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dibawah pimpinan dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pendapatan
Daerah.Tugas pokok Dinas Pendapatan Daerah waktu itu adalah sebagai
pelaksana Walikota dibidang perencanaan, penyelenggaraan dan kegiatan
dibidang pengelolaan sektor-sektor yang merupakan sumber pendapatan
daerah. Berdasarkan Undang-Undang Darurat No. 11 Tahun 1957 tentang
Pajak Daerah terdapat 13 macam Pajak Daerah di Kota Surakarta yang
wewenang pemungutan dan pengelolaannya ada pada DIPENDA. Tetapi saat
itu baru empat macam Pajak Daerah yang dijalankan dan telah ditetapkan
dengan Peraturan Daerah, yaitu dapat disebutkan sebagai berikut.
1. Pajak Pertunjukan yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 1 Tahun 1992.
2. Pajak Reklame yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 11 Tahun 1971.
3. Pajak Anjing yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 54 Tahun 1953.
4. Pajak Penjualan Minuman Keras yang diatur dalam Peraturan Daerah No.
12 Tahun 1971.
Seiring berjalannya waktu tata pemerintahan kota Surakarta mengalami
banyak perubahan dan perbaikan, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
peraturan daerah No, 6 Tahun 1990 tentang susunan Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II dirubah menjadi Peraturan Daerah
No. 6 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota
Surakarta. Pada peraturan baru tersebut nama Dinas Pendapatan Daerah
(DIPENDA) berubah menjadi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset (DPPKA) peraturan baru tersebut mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
2009 yang mana Dinas tersebut merupakan gabungan dari tiga unsur instansi
pemerintah yaitu DIPENDA, Dinas Keuangan dan Kantor Aset. Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset.Berdasarkan surat keputusan
walikota kepala daerah kotamadya Surakarta tanggal 30 Juni 1972 No. 162/
kep/kdh. IV/ kp.72 tentang penghapusan bagian pajak dari dinas pemerintahan
umum karena berkaitan dengan pembentukan dinas baru. Dinas baru tersebut
yaitu DIPENDA atau Dinas Pendapatan Daerah yang dipimpin oleh kepala
dinas yang kedudukan dan tanggung jawabnya langsung kepada walikota.
melalui sekretaris daerah. Saat ini Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset atau DPPKA dibagi kedalam beberapa bagian atau bidang yang
dipimpin langsung oleh seorang kepala bagian yang dalam menjalankan
tugasnya langsung dibawah pimpinan dan langsung bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset.
b. Kedudukan,Tugas Pokok dan Fungsi DPPKA
Adapun kedudukan, tugas pokok, dan fungsi Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset adalah sebagai berikut.Untuk melaksanakan
tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) DPPKA menyelenggarakan
fungsi :
1. Penyelenggaraan kesekretariatan dinas;
2. Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan pelaporan;
3. Penyelenggaraan pendaftaran dan pendataan wajib pajak dan wajib
retribusi;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
4. Pelaksanaan perhitungan, penetapan dan angsuran pajak dan retribusi;
5. Pengelolaan dan pembukuan penerimaan pajak dan retribusi serta
pendapatan lain;
6. Pelaksanaan penagihan atas keterlambatan pajak, retribusi dan
pendapatan lain;
7. Penyelenggaraan pengelolaan anggaran, perbendaharaan dan akutansi;
8. Pengelolaan aset barang daerah;
9. Penyiapan penyusunan, perubahan dan perhitungan anggaran pendapatan
dan belanja daerah;
10. Penyelenggaran administrasi keuangan daerah;
11. Penyelenggaraan sosialisasi;
12. Pembinaan jabatan fungsional;
13. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
c. Struktur Organisasi DPPKA Surakarta
Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset,
terdiri dari :
1. Kepala
2. Sekretariat, membawahkan :
1) Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
2) Subbagian Keuangan.
3) Subbagian Umum dan Kepegawaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
3. Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi, membawahkan :
1) Seksi Pendaftaran dan Pendataan.
2) Seksi Dokumentasi dan Pengelolaan Data.
4. Bidang Penetapan, membawahkan :
1) Seksi Perhitungan.
2) Seksi Penerbitan Surat Ketetapan.
5. Bidang Penagihan, membawahkan :
1) Seksi Penagihan dan Keberatan.
2) Seksi Pengurangan Pajak Daerah.
6. Bidang Anggaran, membwahkan :
1) Seksi Anggaran I.
2) Seksi Anggaran II.
7. Bidang Perbendaharaan, membawahkan :
1) Seksi Perbendaharaan I.
2) Seksi Perbendaharaan II.
8. Bidang Akutansi, membawahkan :
1) Seksi Akutansi I.
2) Seksi Akutansi II.
9. Bidang Aset, membawahkan :
1) Seksi Perencanaan Aset.
2) Seksi Pengelolaan Aset.
10. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
11. Kelompok Jabatan Fungsional.
d. Deskripsi Tugas Jabatan dan Struktural
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan
pemerintah di bidang pendapatan. Uraiannya adalah sebagai berikut.
1) Menyusun rencana strategis dan rencana kerja dinas.
2) Memberikan petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas pada
bawahan.
3) Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan,
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan dinas
sesuai dengan bidang tugas.
4) Menyelenggarakan sistem pengendalian intern pelaksanaan kegiatan
agar efektif dan efisien sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
5) Menerapkan standar pelayanan minimal.
6) Menyelenggarakan pengelolaan Kesekretariatan meliputi :
a) Perencanaan,Evaluasi, Pelaporan, Keuangan, Umum dan
Kepegawaian.
b) Menyusun kebijakan teknis di bidang pendaftaran, pendataan, dan
dokumentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
c) Menyusun kebijakan teknis di bidang penetapan, penagihan,
anggaran, perbendaharaan, akutansi dan aset.
2. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris, sekretaris mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan,pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu,
pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi
dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian sesuai kebijakan teknis
yang ditetapkan oleh Kepala Dinas.
1) Menyusun rencana kerja Sekretariat berdasarkan rencana strategis dan
rencana kerja dinas.
2) Mengkoordinasikan penyusunan rencana strategis dan rencana kerja
dinas.
3) Memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada
bawahan.
4) Merumuskan kebijakan teknis, pembinaan dan pengkoordinasian
penyelenggaraan urusan kesekretariatan.
5) Mengelola administrasi perencanaan, evaluasi dan pelaporan.
6) Mengelola administrasi keuangan.
7) Mengelola administrasi umum.
8) Mengelola administrasi kepegawaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Sekretariat membawahkan :
1) Subbagian Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan
Kepala SubbagianPerencanaan, Evaluasi, Pelaporan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,
pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu di bidang
perencanaan, evaluasi, dan pelaporan.
2) Subbagian keuangan
Kepala subbagian keuangan mempunyai tugas melakukan pengelolaan
administrasi keuangan. Seperti melakukan penyusunan rencana kerja
subbagian keuangan berdasarkan rencana kerja sekretariat,
menyiapkan bahan usulan perubahan anggaran dan perhitungan
anggaran.
3) Subbagian Umum dan Kepegawaian
Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas
melakukan pengelolaan administrasi Umum dan Kepegawaian. Seperti
melakukan administrasi surat menyurat dan perjalanan dinas,
mengurus peralatan dan perlengkapan kantor, pendokumentasian
informasi hukum serta kearsipan dan perpustakaan.
3. Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi
Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi mempunyai tugas pokok
melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis di bidang pendaftaran
dan pendataan serta dokumentasi dan pengelolaan data seperti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
melaksanakan kegiatan pendataan wajib dan obyek pajak daerah serta
wajib dan obyek retribusi daerah yang dikelola oleh Dinas, melaksanakan
pengelolaan Dokumentasi wajib dan obyek pajak daerah serta wajib dan
obyek retribusi daerah yang dikelola oleh Dinas. Bidang pendaftaran,
pendataan dan dokumentasi membawahi seksi-seksi sebagai berikut.
1) Seksi Pendaftaran dan Pendataan
Kepala Seksi Pendaftaran dan Pendataan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
pendaftaran dan pendataan meliputi pendaftaran, pendataan, dan
pemeriksaan di lapangan terhadap Wajib Pajak Daerah (WPD) dan
Wajib Retribusi Daerah (WRD).
2) Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data
Kepala seksi Dokumentasi dan Pengolahan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
dokumentasi dan pengolahan data meliputi menghimpun,
mendokumentasi, menganalisa dan mengolah data wajib pajak daerah
dan wajib retribusi daerah.
4. Bidang Penetapan
Bidang Penetapan bertugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan
teknis di bidang perhitungan dan penerbitan surat ketetapan. Seperti
melaksanakan penetapan pajak dan retribusi daerah, melaksanakan
perhitungan jumlah Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
jumlah ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang penagihannya
dilimpahkan kepada daerah berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak
Terutang dan Daftar Himpunan Ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan
(DHKP PBB).
Bidang Penetapan membawahi seksi-seksi sebagai berikut.
1) Seksi Perhitungan
Kepala Seksi Perhitungan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perhitungan, meliputi
perhitungan dan penetapan besarnya pajak dan retribusi daerah.
2) Seksi Penerbitan Surat Ketetapan
Kepala Seksi Penerbitan Surat Ketetapan mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Penerbitan
Surat Ketetapan, meliputi menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah
(SKPD), Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD), dan surat-surat
ketetapan pajak daerah dan retribusi daerah lainnya.
5. Bidang Penagihan
Kepala Bidang Penagihan mempunyai tugas melakukan perumusan
kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang penagihan dan
keberatan dan pengelolaan penerimaan sumber pendapatan lain. Seperti
melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggung
jawaban pelaksanaan tugas. Bidang Penagihan membawahi seksi-seksi
sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
1) Seksi Penagihan dan Keberatan
Kepala Seksi penagihan dan keberatan mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang penagihan dan
keberatan, meliputi penagihan tunggakan pajak daerah, retribusi daerah
dan sumber pendapatan lainnya serta melayani permohonan keberatan
dan penyelesaiannya.
2) Seksi Pengurangan Pajak Daerah
Kepala Seksi Pengurangan Pajak Daerah mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pengurangan
pajak daerah, meliputi mengumpulkan dan mengolah data sebab-sebab
pengurangan pajak daerah dengan ketentuan peraturan perundangan
yang berlaku.
6. Bidang Anggaran
Kepala Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok melaksanakan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang
anggaran.
Bidang Anggaran terdiri dari dua seksi yang merupakan satu kesatuan tim
kerja.
1) Seksi Anggaran I
Kepala Seksi Anggaran I mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan kebijakan teknis di bidang anggaran I.
2) Seksi Anggaran II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Kepala Seksi Anggaran II mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan kebijakan teknis di bidang anggaran II.
7. Bidang Perbendaharaan
Kepala Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas pokok melaksanakan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
pengelolaan perbendaharaan I dan II. Bidang Perbendaharaan terdiri dari
dua Seksi.
1) Seksi Perbendaharaan I
Kepala Seksi Perbendaharaan I mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
perbendaharaan I, seperti melakukan penyiapan bahan perumusan
penetapan Uang Persediaan (UP) dari semua SKPD, melakukan
penyiapan bahan pembuatan Daftar Gaji Pegawai Negeri Sipil,
melakukan penyiapan bahan penerbitan Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D).
2) Seksi Perbendaharaan II
Kepala Seksi Perbendaharaan II mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
perbendaharaan II, seperti melakukan penyiapan bahan perumusan
penetapan Uang Persediaan (UP) dari semua SKPD, melakukan
penyiapan bahan pembuatan Daftar Gaji Pegawai Negeri Sipil,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
melakukan penyiapan bahan penerbitan Surat Perintah Pencaran Dana
(SP2D).
8. Bidang Akuntansi
Kepala Bidang Akutansi mempunyai tugas pokok melaksanakan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
akutansi, seperti merumuskan laporan realisasi anggaran Pemerintah Kota
Surakarta secara keseluruhan.
Bidang Akuntansi membawahi seksi-seksi sebagai berikut.
1) Seksi Akuntansi I
Kepala Seksi Akuntansi I mempunyai tugas penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis di bidang akuntansi I, seperti melakukan
penyiapan bahan perumusan laporan arus kas Pemerintah Kota
Surakarta secara keseluruhan.
2) Seksi Akuntansi II
Kepala Seksi Akuntansi II mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan kebijakan teknis di bidang akuntansi II, seperti
melakukan penyiapan bahan perumusan laporan arus kas Pemerintah
Kota Surakarta secara keseluruhan.
9. Bidang Aset
Kepala Bidang Aset mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang perencanaan aset
dan pengelolaan aset, seperti menginventarisasi data barang milik daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Bidang Aset membawahi seksi-seksi sebagai berikut.
1) Seksi Perencanaan Aset
Kepala Seksi Perencanaan Aset mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan
aset, seperti memproses pengadaan tanah.
2) Seksi Pengelolaan Aset
Kepala Seksi Pengelolaan Aset mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan
aset, seperti melakukan pengawasan barang milik daerah.
10. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
UPTD bertugas untuk memungut dan mengelola Pajak Retribusi Daerah
Kota Surakarta.
11. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok ini bertugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas pada
Cabang Dinas di Kecamatan.
e. Visi dan Misi DPPKA
1. Visi DPPKA
Terwujudnya peningkatan pendapatan daerah yang optimal dalam
rangka menjamin likuiditas keuangan daerah untuk mendukung
pembangunan daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2. Misi DPPKA
1) Pengembangan pola intensifikasi dan ekstensifikasi pengelolaan
pendapatan daerah.
2) Peningkatan kualitas pelayanan yang bertumpu pada standar
pelayanan.
3) Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang professional.
4) Menciptakan sistem pengawasan yang efektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Gam
bar
I.1 B
agan
Org
an
isasi
DP
PK
A K
ota
Su
rak
art
a
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam struktur pendapatan Negara,pendapatan pajak memiliki peran yang
sangat penting dan menjadi sumber pendapatan utama suatu negara untuk
menopang pembiayaan kegiatan pemerintah dan pembangunan nasional. Ditinjau
dari lembaga pemungut pajak dapat dibagi menjadi dua yaitu pajak pusat dan
pajak daerah.Pajak pusat meliputi (i) Pajak Penghasilan,(ii) Pajak Pertambahan
Nilai,(iii) PPnBM,(iv) PBB,(v) BPHTB,(vi) Bea Materai. Pajak Daerah meliputi
pajak yang dipungut oleh propinsi maupun yang dipungut oleh Kabupaten /Kota
,yang terdiri atas Pajak Hotel,Pajak Reklame,Pajak Restoran,dan lain-lain.
Menurut UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan Retribusi Daerah
,Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada
Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan
rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat
dilahirkan sampai dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan
dari pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak.
Pajak juga digunakan untuk mensubsidi barang-barang yang sangat dibutuhkan
masyarakat dan juga membayar utang negara ke luar negeri. Pajak juga
digunakan untuk membantu UMKM baik dalam hal pembinaan dan modal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Pajak Daerah merupakan sumber pendapatan daerah yang sangat penting
untuk membiayai daerah dalam memantapkan otonomi daerah yang nyata, serasi,
dinamis, dan bertanggung jawab. Menurut UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang
pajak daerah dan Retribusi Daerah, Daerah Otonom, yang selanjutnya disebut
Daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas
wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Otonomi daerah
mencakup semua aspek yaitu aspek sosial, budaya, ekonomi, politik, pertahanan
dan keamanan. Sebagai ukuran yang lazim mengenai masalah otonomi daerah
adalah otonomi dalam bidang keuangan atau serta kemandirian suatu pemerintah
daerah dalam rangka membiayai kegiatan pembangunan di wilayahnya.
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota
Surakarta merupakan kantor instansi pelayanan yang berfungsi sebagai pengelola
sumber pendapatan daerah yang bertugas memantau penerimaan pendapatan
daerah berupa pajak dan retribusi. Oleh karena itu, Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Surakarat selaku perangkat
daerah yang bertanggung jawab atas pengelolaan Pajak Restoran perlu
mengupayakan optimalisasi dalam pemungutan guna memperoleh pendapatan
daerah yang cukup besar untuk pembangunan daerah.Salah satu jenis pajak yang
dikelola oleh DPPKA Surakarta adalah pajak restoran.Pajak restoran diatur
dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 sebagaimana merupakan salah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
satu sumber pandapatan asli daerah yang cukup berpotensial dalam rangka
mebiayai kegiatan pembangunan di wilayah kota Surakarta
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011, Pajak Restoran
adalah pajak atas pelayanan yang disediakan restoran. Restoran adalah fasilitas
penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup
juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa
boga/katering.
Menggeluti bisnis makanan memang tidak ada matinya. Selain
menghasilkan keuntungan yang tinggi, makanan juga menjadi kebutuhan pokok
bagi setiap orang. Jadi, dimanapun, kapanpun, kita membutuhkan makanan
sebagai sumber pokok kehidupan. Salah satu bidang yang bisa digeluti dari bisnis
makanan adalah usaha kantin.Kantin di wilayah Surakarta telah mampu
menyediakan berbagai macam makanan ataupun minuman sesuai keinginan
konsumen. Konsumen utama bisnis kantin adalah pelajar, mahasiswa, sampai
karyawan sebuah perusahaan. Biasanya kantin dibuka di komplek sekolah,
kampus serta di lingkungan kerja seperti pabrik, hotel, dan perusahaan –
perusahaan lainnya.Jumlah kantin yang ada di wilayah Surakarta sendiri
sekarang telah banyak dari mulai sekolah,rumah sakit,pusat perbelanjaan,dan
perkantoran banyak yang menyediakan kantin.
Segi positif dari hal ini,kantin bisa mengurangi jumlah pengangguran dan
meningkatkan pendapatan daerah.Bagi sekolah-sekolah kantin memiliki dampak
yang sangat postif yaitu memudahkan siswa,guru,dan karyawan sehingga tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
meninggalkan lokasi sekolah pada saat jam istirahat. Namun,tidak sedikit usaha
kantin yang gulung tikar atau dipindah tangankan karena tidak mencukupi biaya
operasionalnya.
Berdasarkan uraian diatas,penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih
dalam mengenai realisasi pendapatan pajak restoran yang berasal dari
Kantin.Oleh karena itu penulis mengambil judul “KONTRIBUSI
PENDAPATAN SEKTOR KANTIN TERHADAP REALISASI PAJAK
RESTORAN DI KOTA SURAKARTA “.
C. PERUMUSAN MASALAH
Dari gambaran umum yang telah diuraikan di atas, maka untuk memudahkan
penulisan Tugas Akhir ini,penulis mencoba merumuskan masalah yaitu:
a. Bagaimana laju pertumbuhan pendapatan sektor kantin yang telah diperoleh
DPPKA Surakarta ?
b. Bagaimana kontribusi pendapatan sektor kantin terhadap realisasi
pendapatan pajak restoran pada tahun 2009-2011 ?
c. Apa sajakah peraturan-peraturan yang mengatur pajak restoran ?
d. Bagaimana mekanisme pembayaran pajak restoran ?
e. Kendala apa saja yang dihadapi pihak DPPKA dan upaya-upaya apa sajakah
yang dilakukan pihak DPPKA untuk meningkatkan pendapatan pajak
restoran ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan uraian di atas,tujuan dari adanya penelitian yang dilakukan adalah :
a. untuk mengetahui laju pertumbuhan pendapatan sektor kantin yang telah
diterima DPPKA Surakarta.
b. Untuk mengetahui kontribusi pendapatan sektor kantin terhadap realisasi
pajak restoran.
c. Untuk mengetahui apa aturan-aturan yang mengatur pajak restoran.
d. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme pembayaran pajak restoran.
e. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dan upaya-upaya yang dilakukan
pihak DPPKA dalam meningkatkan pendapatan pajak restoran
E. MANFAAT PENELITIAN
Dalam penelitian ini manfaat yang dapat diperoleh :
a. Bagi Penulis
Dapat memberikan manfaat dalam menerapkan ilmu pengetahuan teoritis ke
dalam kondisi nyata dan mendapatkan informasi,dan gambaran mengenai
pajak restoran yang berasal dari kantin
b. Bagi Pembaca
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan dapat sebagai referensi serta
dijadikan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.
c. Bagi DPPKA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Untuk menambah kepustakaan dan memberikan masukan kepada
DPPKA Surakarta khususnya mengenai pajak restoran yang berasal dari
kantin.
F. METODOLOGI PENELITIAN
a. Ruang lingkup penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan obyek penelitian
di DPPKA Surakarta Jl.Jend.Sudirman 2 Surakarta
b. Jenis dan sumber data
Data variable dalam penelitian ini adalah :
1. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan
dipungut bayaran
2. Contoh restoran adalah rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan
sejenisnya termasuk jasa boga/katering.
3. Wajib Pajak Restoran adalah orang pribadi atau Badan yang mengusahakan
Restoran.
4. Subjek Pajak Restoran adalah orang pribadi atau Badan yang membeli
makanan dan/atau minuman dari Restoran.
Data yang diambil penulis dalam penelitian ini adalah :
Data primer yaitu teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian atau karya
ilmiah yang diperoleh dari sumber pertama dan biasanya belum diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
(Ketut,2009).Penelitian ini menggunakan data primer, yang diperoleh
langsung dari DPPKA Surakarta
a. Tehnik pengumpulan data
1. Wawancara
Wawancara merupakan alat pengumpulan data yang sangat penting dalam
penelitian komunikasi kualitatif yang melibatkan manusia sebagai subjek
(pelaku,aktor) sehubungan dengan realitas atau gejalayang dipilh untuk
diteliti (Pawito:132,2007). Metode pengumpulan data dengan tanya jawab
secara langsung dengan karayawan –karayawan DPPKA Surakarta.
2. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data primer dengan cara pengamatan
(Bilson Simamora,2002:31).Penulis melakukan pengamatan langsung dan
melakukan pencatatan terhadap hal – hal yang diselidiki
3. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan penulis dengan cara mengumpulkan data – data
dan membaca buku – buku yang berhubungan dengan materi penulisan
Tugas Akhir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB II
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
a. Pengertian Pajak
Pajak merupakan pembayaran wajib masyarakat kepada negara berdasarka
undang-undang dengan tidak mendapat balas jasa (kontraprestasi) secara
langsung dan digunakan untuk membiayai pembangunan nasional (Mila S dan
Ida W,2011:153)
Pajak menurut S.I.Djajadiningrat,adalah sebagai suatu kewajiban
menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu
keadaan,kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu,tetapi
bukan sebagai hukuman,menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta
dapat dipaksakan tetapi tidak ada jasa timbale balik dari negara secara
langsung untuk memelihara kesejahteraan secara umum (Siti Resmi,2007)
Pengertian pajak menurut Prof. DR.P.J.A. Adriani,pajak adalah iuran
kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut Peraturan-Peraturan,yang langsung dapat ditunjuk,dan
yang gunanya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan
dengan tugas negara untuk menyelenggrakan pemerintahan (Irwansyah dan
Rayendra,2010:9)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Unsur-unsur pajak menurut Mardiasmo dalam bukunya perpajakan (2009:1)
adalah :
1. Iuran dari rakyat kepada negara.
Yang berhak memungut pajak hanyalah negara.Iuran tersebut berupa uang
(bukan barang).
2. Berdasarkan undang-undang
Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang – undang serta
aturan pelaksanaannya.
3. Tanpa jasa timbale atau kontraprestasi dari negara secara langsung dapat
ditunjuk.Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya
kontraprestasi individual oleh pemerintah.
4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran-
pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat lain.
b. Fungsi Pajak
Ada dua fungsi pajak, yaitu (Erly Suandy,2005:14)
1. Fungsi Budgetair/ Finansial yaitu memasukkan uang sebanyak-banyaknya
ke kas negara ,dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
negara.
2. Fungsi Regulerend / Mengatur yaitu pajak digunakan sebagai alat untuk
mengatur baik masyarakat di bidang ekonomi,social maupun politik
dengan tujuan tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
c. Syarat Pemungutan Pajak
Menurut Mardiasmo dalam bukunya Perpajakan (2009:2)
1. Syarat Keadilan
Sesuai dengan tujuan hukum,yakni mencapai keadilan, undang-undang
dan pelaksanaan pemungutan harus adil.
2. Syarat Yuridis
Pemungutan pajak harus sesuai undang-undang.
3. Syarat Ekonomis
Pemungutan tidak boleh mengaganggu kelancaran kegiatan produksi
maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan
perekonomian rakyat.
4. Syarat Finansiil
Biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari
hasil pemungutannya.
5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana
Sistem pemungutanyang sederhana akan memudahkan dan mendorong
masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakan .
d. Sistem Pemungutan Pajak
1. Official Assessment System
Adalah suatu system pemungutan yang memberi wewenang kepada
pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
Wajib Pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Ciri- cirinya :
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus.
2) Wajib Pajak bersifat pasif
3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus
2. Self Assessment System
Adalah suatu system pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak terutang
Ciri- cirinya :
1) Wewenang untuk menetukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib
Pajak sendiri
2) Wajib pajak aktif,mulai dari menghitung ,menyetor,dan melaporkan
sendiri pajak yang terutang
3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi
3. With Holding System
Adalah suatu sisitem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
pihak ketiga ( bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan ) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
Ciri - cirinya : wewenang menetukan besarnya pajak terutang ada pada pihak
ketiga,pihak selain fiskus dan Wajib Pajak.
e. Hambatan Pemungutan Pajak
Hambatan terhadap pemungutan pajak dapat dikelompokkan menjadi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
1. Perlawanan pasif
Masyarakat enggan (pasif) membayar pajak,yang dapat disebabkan antara
lain :
1) Perkembangan intelektual dan moral masyarakat
2) Sistem perpajakan yang (mungkin) sulit dipahami masyarakat
3) Sistem kontrol tidak dapat dilakukan dan dilaksanakan dengan baik
2. Perlawanan aktif
Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang secara
langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan untuk menghindari
pajak.Bentuknya anatara lain :
1) Tax avoidance, usaha meringankan beban pajak dengan tidak
melanggar undang-undang.
2) Tax evasion,usaha meringankan beban pajak dengan cara melanggar
undang-undang (menggelapkan pajak)
f. Tarif Pajak
Ada 4 macam tarif pajak :
1. Tarif sebanding/proporsional
Tarif berupa persentase yang tetap, terhadap berapapun jumlah yang
dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang proporsional terhadap
besarnya nilai yang dikenai pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
2. Tarif tetap
Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah yang
dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap.
3. Tarif progresif
Tarif pajak yang persentasenya menjadi lebih besar apabila jumlah yang
menjadi dasar pengenaannya semakin besar.Tarif progresif dibedakan
menjadi tiga,yaitu :
1) Tarif progresif-progresif : kenaikan persentase semakin besar
2) Tarif progresif tetap : kenaikan persentase tetap
3) Tarif progresif degresif : kenaikan persentase semakin kecil
4. Tarif Degresif
Persentase tariff yang digunakan semakin kecil bila jumlah yang dikenai
pajak semakin besar.
g. Pengelompokan Pajak
1. Menurut golongannya
1) Pajak Langsung,yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib
Pajak dan tidak dapat dibebankan kepada orang lain.
2) Pajak tidak langsung,yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan
kepada orang lain.
2. Menurut sifatnya
1) Pajak Subjektif,yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya,dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2) Pajak Objektif,yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya,tanpa
memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
3. Menurut lembaga pemungutnya
1) Pajak Pusat,yaitu pajak yang dipungut pemerintah pusat dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga negara.
a) Pajak Penghasilan
b) Pajak Pertambahan Nilai
c) Pajak Penjualan atas Barang Mewah
d) Pajak Bumi dan Bangunan
e) Bea Materai
2) Pajak Daerah,yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah
a) Pajak Propinsi : Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor.
b) Pajak Kabupaten / Kota : Pajak Hotel.Pajak Restoran,dan Pajak
Hiburan.
h. Pengertian Pajak Daerah
Menurut UU No.28 Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah
kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.Kriteria pajak daerah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
1. Bersifat pajak dan bukan retribusi.
2. Objek pajak terletak atau terdapat di wilayah Daerah Kabupaten/Kota
yang bersangkutan dan mempunyai mobilitas yang cukup rendah serta
hanya melayani masyarakat di wilayah Daerah Kabupaten/Kota yang
bersangkutan.
3. Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan kepentingan
umum.
4. Objek pajak bukan merupakan objek pajak Propinsi dan/atau objek pajak
Pusat.
5. Potensinya memadai.
6. Tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif.
7. Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat.
8. Menjaga kelestarian lingkungan.
B. PEMBAHASAN
a. Perkembangan Pendapatan Sektor Kantin selama 2 (Dua)Tahun
Terakhir Di Lihat Dari Laju Pertumbuhannya
Rasio pertumbuhan digunakan untuk mengetahui prospek atau peluang ke
depan.Untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan penerimaan sektor kantin
menggunakan rumus penghitungan sebagai berikut (Halim,2001).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Rtn – (tn-1)
G = X 100%
(tn-1)
Keterangan :
G : Laju Pertumbuhan
Rtn : Realisasi Tahun ke-n
(tn-1) : Realisasi Tahun sebelumnya
Tabel II.1
Realisasi Penerimaan Sektor Kantin
Kota Surakarta
Tahun Anggaran 2009 – 2011
Tahun
Realisasi
Tahun ke-n
(Rtn)
Realisasi
Tahun
sebelumnya
(tn-1)
Selisih
Rtn – (tn-1)
Laju
Pertumbuhan
%
2009 34.543.210 - - -
2010 43.174.819 34.543.210 8.631.609 24,9%
2011 42.928.675 43.174.819 246.144 0,57%
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan penerimaan
dari sektor kantin mengalami penurunan.Terbukti dengan selisih 2009-2010
yang sebesar 8.631.609,tahun 2010-2011 terjadi selisih yang menurun drastis
menjadi sebesar 246.144.Hal ini dikarenakan karena jumlah WP yang
membayar pada tahun 2011 mengalami sedikit penurunan dibandingkan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
tahun 2010,sehingga akan berpengaruh pada prosentase laju pertumbuhan
penerimaan sektor kantin.Prosentase laju pertumbuhan pada tahun 2010
sebesar 24,9% mengalami penurunan pada tahun 2011 tercatat menjadi
0,57%.
b. Kontribusi Pertahun Penerimaan Sektor Kantin Terhadap Pajak
Restoran
Menurut Kamus Ekonomi (T Guritno:1994,76) kontribusi adalah sesuatu
yang diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya atau
kerugian tertentu atau bersama.Untuk mengetahui besarnya kontribusi
penerimaan kantin terhadap pajak restoran dapat menggunakan rumus
penghitungan sebagai berikut
Realisasi Penerimaan sektor kantin
Kontribusi = X 100%
Realisasi Pajak Restoran
Kontribusi 2009 = X 100%
= 0,38%
Kontribusi 2010 = X 100%
= 0,41%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Kontribusi 2011 = X 100%
= 0,35%
Tabel II.2
Kontribusi Penerimaan Sektor Kantin Terhadap Pajak Restoran
Kota Surakarta
Tahun Anggaran 2009-2011
Tahun Realisasi Sektor
Kantin
Realisasi Pajak
Restoran
Ratio
2009 34.543.210 9.044.588.060 0,38%
2010 43.174.819 10.465.742.922 0,41%
2011 42.928.675 12.436.538.746 0,35%
Dari data diatas maka dapat disimpulkan bahwa pajak restoran di kota
Surakarta mengalami peningkatan dari tahun 2009-2011.Tercatat tahun 2009
sebesar 9.044.588.060 meningkat pada tahun 2010 menjadi sebesar
10.465.742.922 dan pada 2011 sebesar 12.436.538.746,sedangkan penerimaan
sektor kantin pada 2009 sebesar 34.543.210 mengalami peningkatan pada
tahun 2010 menjadi sebesar 43.174.819,tetapi pada tahun 2011 mengalami
penurunan menjadi sebesar 42.928.675.Rasio kontribusi mengalami kenaikan
pada tahun 2009-2010 dikarenakan bertambahnya jumlah wajib pajak yang
membayar sehingga pendapatan sektor kantin bertambah. Realisasi pada
tahun 2011 mengalami penurunan yang mengakibatkan ratio kontribusinya
juga mengalami penurunan,selain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
jumlah wajib pajak yang membayar menurun,kelangsungan usaha kantin juga
merupakan salah satu penyebab turunnya penerimaan sektor
kantin.Menurunnya jumlah omzet penjualan juga menjadi salah satu factor
yang mengakibatkan penurunan penerimaan sektor kantin.Alasan lain adalah
saat petugas UPTD mendatangi tempat usaha wajib pajak seringkali yang
bersangkutan tidak ada di tempat atau kantin tutup karena pemiliknya sedang
ada keperluan.Karakteristik wajib pajak yang berbeda-beda membutuhkan
penanganan yang lebih intensif dari pihak UPTD,tetapi jumlah karyawan yang
ada di UPTD yang terbatas juga menjadi kendala dalam pemungutan.
c. Aturan-aturan yang Mengatur Pajak Restoran
1. Pengertian Pajak Restoran
Pajak restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh
restoran.Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman
dengan dipungut bayaran yang mencakup juga Rumah Makan,
Kafetaria,Warung,Bar dan sejenisnya termasuk Jasa Boga / Katering.
2. Subyek, Obyek dan Wajib Pajak Restoran
Dalam pasal 11(sebelas) Perda No 4 Tahun 2011 disebutkan bahwa
subyek pajak restoran adalah orang pribadi /badan yang membeli makanan
dan/atau minuman dari restoran.Obyek pajak restoran disebutkan dalam pasal
10(sepuluh) Perda No 4 Tahun 2011 bahwa pelayanan yang disediakan oleh
restoran. Pelayanan yang disediakan restoran meliputi pelayanan penjualan
makanan dan/atau minuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik dikonsumsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
di tempat pelayanan maupun di tempat lain. Tidak termasuk objek pajak
restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran yang nilai
penjualannya di bawah Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) per bulan.
Wajib Pajak Restoran sebagaimana disebutkan dalam pasal 11 (sebelas)
ayat 2(dua) Perda No 4 Tahun 2011 adalah orang pribadi atau badan yang
mengusahakan restoran.
3. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Restoran
Dasar pengenaan sebagaimana disebutkan dalam pasal 12 Perda No 4
Tahun 2011 adalah jumlah pembayaran yang diterima atau yang seharusnya
diterima Restoran. Dalam pasal 13 Perda No 4 Tahun 2011 tarif pajak
restoran ditetapkan dalam 3 (tiga) kategori yaitu :
1) Tarif Pajak Restoran ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen) untuk
restoran dengan kategori A, yaitu restoran yang memiliki nilai penjualan
Rp. 10.000.000,00. (sepuluh juta rupiah) atau lebih per bulan.
2) Tarif Pajak Restoran ditetapkan sebesar 5% (lima persen) untuk restoran
dengan kategori B, yaitu restoran yang memiliki nilai penjualan Rp.
5.000.000,00. ( lima juta rupiah) sampai di bawah Rp. 10.000.000,00.
(sepuluh juta rupiah) per bulan.
3) Tarif Pajak Restoran ditetapkan sebesar 3 % (tiga persen) untuk restoran
dengan kategori C, yaitu restoran yang memiliki nilai penjualan Rp.
1.000.000,00. (satu juta rupiah) sampai di bawah Rp. 5.000.000,00.
(lima juta rupiah) per bulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
4. Masa Pajak dan Waktu Pembayaran
Masa pajak adalah 1 (satu) bulan kalender atau jangka waktu lain yang
diatur dengan peraturan walikota paling lama 3 (tiga) bulan kalender,yang
menjadi dasarbagi wajib pajak untuk menghitung, menyetor dan melaporkan
pajak yang terhutang.
a) Sanksi terlambat membayar pajak restoran akan dikenakan sanksi
Menyiapkan formulir SPTPD
b) Menerima WP yang akan mengisi formulir SPTPD
c) Wajib Pajak mengisi formulir SPTPD
1. Pengecekan Administrasi
a) Meneliti kebenaran pengisian formulir SPTPD
b) Meneliti kelengkapan berkas pendukung formulir SPTPD
(nota/Kwitansi/Bill ,dsb)
c) Mengarahkan Wajib Pajak untuk ke Kasir
2. Pembayaran Pajak Restoran
administrasi berupa bunga keterlambatan sebesar 2% setiap bulan.
Tempat pembayaran pajak restoran :
1) DPPKA Kota Surakarta, Komplek Balaikota,Jl.Jend.Sudirman No. 2.
2) Kantor UPTD I DPPKA Jl.Yosodipura No.82 meliputi wilayah
Banjarsari.
3) Kantor UPTD II Jl.Alun-alun Utara meliputi wilayah Kecamatan Jebres
dan Kecamatan Pasar Kliwon.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
4) Kantor UPTD III Jl.Muh.Yamin No.150 meliputi wilayah Kecamatan
Serengan dan Kecamatan Laweyan.
d. Mekanisme Pembayaran Pajak Restoran
3. Pengisian SPTPD
a) WP melakukan pembayaran pajak restoran
b) Kasir menghitung uang pembayaran pajak restoran
4. Penerbitan SSPD
a) Mengetik SSPD Restoran
b) Menyerahkan tanda bukti lunas kepada WP
Pada kenyataannya untuk usaha di bidang kantin biasanya pemungutan
pajak dengan cara petugas UPTD mendatangi tempat usaha mereka dan
mewawancarai langsung pemilik kantin mengenai besarnya omzet yang
mereka peroleh untuk dijadikan dasar pengenaan pajak bagi usaha kantin, hal
ini dikarenakan biasanya pengusaha kantin tidak membuat pembukuan dan
keengganan dari wajib pajak sektor kantin untuk mengisi formulir
SPTPD.Pemungutan pajak Restoran di sektor kantin tidak sesuai dengan
peraturan atau di bawah standar,tetapi pihak dari UPTD juga membolehkan
bagi wajib pajak kantin yang menginginkan pembayaran sesuai aturan
pemungutan.
e. Kendala yang dihadapi dan upaya-upaya yang dilakukan pihak DPPKA
untuk meningkatkan pendapatan pajak restoran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
1. Kendala-kendala yang dihadapi pihak DPPKA dalam memungut pajak
restoran khususnya sektor kantin
Berdasarkan hasil interview/wawancara dengan pegawai UPTD DPPKA
Kota Surakarta yang bertugas memeungut pajak restoran khususnya yang
berasal dari kantin, kendala saat pemungutan yaitu:
a) Keterbatasan jumlah karyawan UPTD DPPKA Kota Surakarta
Jumlah karyawan yang ada di UPTD pada setiap kecamatan ada 10
karyawan yang mempunyai kewajiban untuk memungut pajak
daerah.Bukan hanya pajak restoran saja yang menjadi tugas mereka
melainkan pajak hotel,pajak parkir,dll.Pada setiap kecamatan terdapat
sekitar 600-800 wajib pajak dari jumlah itu dengan karyawan yang hanya
10 orang maka membuat pekerjaan kurang efektif.
b) Kelangsungan usaha
Persaingan antar pedagang yang menyelengarakan usaha sejenis
menyebabkan tidak stabilnya kelangsungan usaha kantin.Dibutuhkan
inovasi, kreatifitas dan harga yang kompetitif untuk menarik minat
pembeli.Banyak yang tiba-tiba menutup usahanya karena omzet
penjualannya yang tidak mencukupi.
c) Pemilik Kantin baru tidak mau membayar pajak
Usaha kantin biasanya tidak tetap,menggunakan sistem kontrak dengan
sekolah yang menjadi tempat usaha mereka.Banyak usaha kantin yang
dijual atau dipindah tangankan pengelolaannya kepada pihak lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
sehingga saat pihak dari UPTD melakukan pemungutan mereka tidak mau
membayar dengan alasan pajak itu bukan kewajiban dia melainkan
kewajiban pemilik yang lama.
d) Masing-masing individu kurang sadar pajak
Kurangnya pemahaman setiap individu mengenai pajak,manfaat pajak
bagi pembiayaan negara maupun daerah yang membuat para pengusaha
kantin tidak mau membayar pajak.
2. Upaya-upaya DPPKA dalam Meningkatkan Pendapatan Pajak
Restoran
a) Pimpinan memberi motivasi kepada staff khususnya petugas pemungut
untuk lebih meningkatkan kualitas kerja.
b) Memberikan pengertian atau penyuluhan kepada wajib pajak tentang arti
pentingnya membayar pajak dengan mendatangi secara langsung ke
tempat usaha wajib pajak.
c) Petugas pemungut pajak melakukan penagihan pajak dengan sistem
“jemput bola” atau menagih secara langsung ke tempat usaha wajib pajak.
d) Pihak UPTD melakukan pendekatan secara berbeda-beda kepada setiap
individu pemilik kantin.Agar setiap individu mau membayar pajak dan
merasa nyaman terhadap pelayanan pembayaran pajak.
e) Pihak UPTD memberi surat pemanggilan bagi pemilik kantin yang
menunggak pajak.Apabila sampai surat pemanggilan yang ketiga tidak
ada respon dari wajib pajak maka akan dilaporkan kepada pihak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
DPPKA,setelah itu pihak DPPKA akan membuat surat panggilan yang
ditembuskan langsung kepada kepala sekolah tempat wajib pajak
membuka usaha kantin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB III
TEMUAN
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan,maka penulis dapat menemukan
kelebihan dan kelemahan dari kontribusi penerimaan sektor kantin terhadap realisasi
pajak restoran di Kota Surakarta.Adapun kelebihan dan kelemahannya adalah sebagai
berikut :
A. Kelebihan
a. Sistem pemungutan pajak restoran khususnya sektor kantin dengan cara para
petugas UPTD mendatangi ke tempat usaha wajib pajak.Hal ini dikarenakan
kesungguhan para petugas dalam menjalankan kewajibannya dan menjadikan
wajib pajak tertib membayar kewajiban pajaknya.
b. Penerimaan sektor kantin pada periode tahun 2009-2010 mengalami
peningkatan dikarenakan jumlah WP yang membayar meningkat dan
pendapatan wajib pajak yang meningkat.
c. Pihak DPPKA telah melakukan sosialisai mengenai pentingnya membayar
pajak dengan mendatangi secara langsung tempat usaha wajib pajak serta
melakukan penagihan pajak dengan sistem “jemput bola”
d. Pihak UPTD melakukan pendekatan yang berbeda-beda kepada setiap wajib
pajak agar mengerti karakteristik setiap wajib pajak
e. Pihak UPTD memanggil wajib pajak yang menunggak membayar pajak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
B. Kelemahan
a. Rasio laju pertumbuhan penerimaan sektor kantin mengalami penurunan
yang sangat drastis dari 24,9% menjadi 0,57% dikarenakan menurunnya
jumlah wajib pajak yang membayar.Karakteristik wajib pajak dan
kelangsungan usaha kantin juga merupakan salah satu penyebab
menurunnya penerimaan sektor kantin.
b. Sistem self assessment yang mengharuskan wajib pajak untuk mengisi
formulir SPTPD sendiri setiap bulannya dirasa terlalu rumit dan merepotkan
bagi para pelaku usaha kantin.
c. Para wajib pajak selaku pemilik usaha kantin tidak membuat pembukuan.
d. Masih minimnya kesadaran dari wajib pajak restoran khususnya sektor
kantin untuk membayar pajak.
e. Terbatasnya jumlah karyawan yang ada di UPTD tidak mencukupi untuk
menangani jumlah wajib pajak begitu banyak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah penulis yang sampaikan pada bab-bab
sebelumnya,maka dapat diambil kesimpulan bahwa sektor kantin merupakan
subyek pajak yang mampu memberikan kontribusi bagi realisasi pajak
restoran.Tercatat penerimaan sektor kantin pada 2009 sebesar Rp. 34.543.210,-
.Meningkat pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp. 43.174.819,- kenaikan ini
dikarenakan oleh meningkatnya penghasilan wajib pajak dan bertambah
banyaknya wajib pajak yang membayar.Pada 2011 mengalami sedikit penurunan
penerimaan sektor kantin menjadi sebesar Rp. 42.928.675,- dikarenakan jumlah
wajib pajak yang membayar juga mengalami penurunan.Kontribusi sektor kantin
terhadap pajak restoran tercatat pada 2009 sebesar 0,38% mengalami kenaikan
pada 2010 menjadi sebesar 0,41% dan kontribusi pada 2011 mengalami
penurunan tercatat sebesar 0,35%.Pendapatan pajak restoran memiliki kontribusi
yang sangat besar bagi Kota Surakarta dari tahun ke tahun.Hal ini berdasarkan
peningkatan pendapatan yang diperoleh pajak restoran.Realisasi pajak restoran
setiap tahunnya selalu melampui target yang telah ditetapkan,ini semua tidak
lepas dari kinerja seluruh karyawan dan staff dari DPPKA Kota Surakarta yang
telah melakukan berbagai upaya agar dapat meningkatkan pendapatan pajak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
daerah.Sosialisasi dan penagihan dengan sistem “jemput bola”secara langsung
mendatangi tempat usaha wajib pajak sebagai salah satu bentuk upaya-upaya dari
DPPKA Kota Surakarta dalam meningkatkan pendapatan pajak daerah.Para
petugas telah memanggil wajib pajak yang menunggak membayar pajak.Jumlah
petugas UPTD yang terbatas menjadi kendala tersendiri bagi pemungutan
pajak.Kelangsungan usaha kantin berdasarkan sistem kontrak dengan pihak
sekolah yang menjadi tempat usaha wajib pajak,banyak para pelaku usaha kantin
yang menjual tempat usahanya dikarenakan kalah bersaing dengan
kompetitor.Kebanyakan para pelaku usaha kantin tidak membuat pembukuan dan
tidak mau mengisi formulir SPTPD setiap bulannya dikarenakan mereka tidak
ingin terlalu repot.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan maka penulis memberikan
saran yang diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan penerimaan pajak
restoran yang berasal dari sektor kantin di Kota Surakarta,yaitu :
a. Manfaat dari membayar pajak tidak dapat dirasakan langsung oleh wajib
pajak.Sosialisasi dari petugas UPTD DPPKA perlu ditingkatkan lagi sehingga
wajib pajak tahu manfaat yang akan mereka peroleh setelah membayar pajak.
b. UPTD DPPKA harus selalu melakukan pendataan ulang terhadap kantin,baik
kantin yang telah membayar maupun kantin yang belum pernah membayar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
c. Karena terbatasnya karyawan pihak UPTD bisa menambah personil untuk
menangani pajak restoran khususnya kantin dengan mempekerjakan tenaga
kerja kontrak (outsourcing)