Post on 08-Mar-2019
REAKSI PASAR SEBELUM DAN SESUDAH KEBIJAKAN
PEMECAHAN SAHAM
(Studi pada Perusahaan Go-Public Periode 2013-2016)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
ALMAN FATHIN
1113081000036
KONSENTRASI KEUANGAN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017
i
REAKSI PASAR SEBELUM DAN SESUDAH KEBIJAKAN
PEMECAHAN SAHAM
(Studi pada Perusahaan Go-Public Periode 2013-2016)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
ALMAN FATHIN
1113081000036
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
KONSENTRASI KEUANGAN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Pada hari Selasa, 09 Mei 2017 telah dilakukan ujian komprehensif atas
Mahasiswa:
1. Nama : Alman Fathin
2. NIM : 1113081000036
3. Jurusan : Manajemen (Keuangan)
4. Judul Skripsi : “Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Kebijakan
Pemecahan Saham (Studi pada Perusahaan Go
-Public periode 2013-2016)”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
Mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 09 Mei 2017
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Pada Hari Rabu, 03 Januari 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Alman Fathin
2. NIM : 1113081000036
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Kebijakan Pemecahan
Saham (Studi pada Perusahaan Go-Public Periode 2013-2016)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 03 Januari 2018
1. Ela Patriana, Ir., MM
NIP. 19690528 200801 2 010
2. Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., MM
NIDN. 03110658 05
3. Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., MM
NIDN. 03110658 05
4. Indo Yama Nasarudin, SE., MAB
NIP. 19741127 200112 1 002
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Alman Fathin
NIM : 1113081000036
Jurusan : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 28 Desember 2017
Yang Menyatakan
Alman Fathin
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Alman Fathin
2. Nama Panggilan : AL
3. Tempat & Tanggal Lahir : Bandung, 09 Oktober 1995
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Agama : Islam
6. Alamat Asal : Jl. Kaktus Raya No. 33, Blok 7, Perumahan
Rancaekek Kencana Indah, Kec. Rancaekek
Bandung, Jawa Barat.
7. Alamat Sekarang : Jl. Sinar Pamulang, No. 09, RT/RW 02/02
Kel. Pamulang Barat, Kec. Pamulang
Kota Tangerang Selatan, Banten
8. Status : Belum Menikah
9. Kewarganegaraan : Indonesia
10. Telepon : 0857 9580 0467
11. Email : alman.fathin95@gmail.com
II. PENDIDIKAN
1. 2013-Sekarang : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. 2010-2013 : SMAS Al-Ma’some Bandung
3. 2007-2010 : MTS Mathla’ul Huda
4. 2001-2007 : SDN Rancanilem
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. 2014-Sekarang : Sekretaris Jenderal (Sekjen)
Komunitas Penngusaha Kampus
Regional Tangerang Selatan
2. 2014-2015 : Anggota Divisi Hubungan antar Lembaga
Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen
vi
3. 2013-2014 : Anggota Divisi Kesenian dan Olahraga
BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis
IV. PENGALAMAN BEKERJA
1. 2017-Sekarang : Business Analyst Intern
PT. Warung Pintar Sekali
2. 2016 : Economics Analyst Intern
Bank Indonesia, Jakarta
3. 2015 : Kitchen Helper
D’Besto Ciputat, Tangerang Selatan
V. PENCAPAIAN DAN PENGHARGAAN
1. 2017 : Narasumber Seminar Kewirausahaan
Komda FKIK UIN Jakarta
2. 2017 : Narasumber Seminar Kewirausahaan
Pekan Raya FKIP, Universitas Islam
Syekh Yusuf, Tangerang
3. 2017 : Narasumber Seminar Kewirausahaan
HMJ Pendidikan Kimia, UIN Jakarta
4. 2016 : Delegasi UIN Jakarta dalam KKN
Kebangsaan Prov. Kepulauan Riau
5. 2015 : Moderator Seminar Kewirausahaan
BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis
6. 2015 : Moderator Seminar Kewirausahaan
HMJ Kimia, UIN Jakarta
7. 2015 : MC Seminar Pasar Modal
Pojok BEI Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, UIN Jakarta
8. 2014 : Finalis Kompetisi Debat
Universitas Pancasila, Jakarta
vii
ABSTRACT
The purpose of this study was to investigate stock price, abnormal return, and
trading volume activity around stock split in Go Public companies in Indonesia
Stock Exchange during 2013-2016. The period of observation in this study was
starting 7 days before the event date and 7 days after the event date. This study used
Wilcoxon Sign Rank Test in hypothesis testing. The results of this study show that
there was a significant difference between stock price before and after stock split.
Another result of this study was not reflect significant abnormal return and trading
volume activity around stock split.
Keyword: stock split, stock price, abnormal return, trading volume activity
viii
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginvestigasi harga saham, abnormal
return, dan volume perdagangan saham di sekitar peristiwa pemecahan saham pada
perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2013-2016. Periode
observasi penelitian ini dimulai dari 7 hari sebelum tanggal peristiwa dan 7 hari
sesudah tanggal peristiwa. Penelitian ini menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test
dalam pengujian hipotesis. Hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang
signifikan antara harga saham sebelum dan sesudah peristiwa pemecahan saham.
Hasil penelitian dari abnormal return dan volume perdagangan saham dalam
penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan di sekitar peristiwa
pemecahan saham.
Kata Kunci: Pemecahan Saham (Stock Split), harga saham, abnormal return,
volume perdagangan saham
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul: “Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham (Studi Pada
Perusahaan Go-Public Periode 2013-2016”. Skripsi ini disusun sebagai tugas
akhir untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak pihak yang
terulur memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat dan terima kasih atas segala
kepedulian mereka yang telah memberikan bantuan, baik moril, kritik, saran,
masukan, dorongan semangat, doa, dukungan finansial maupun pemikiran dalam
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, perkenankan penulis secara khusus
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah Subhanahu wata’alaa yang selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis dan telah membuat segala yang tidak mungkin menjadi
mungkin.
2. Untuk kedua orang tua penulis Papa Dadan Hamdani, SE., MM. dan Ibu Wida
Yuniarti yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan lahir dan
bathin kepada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., Msi selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Dr. Pudji Astuty SE., MM. selaku dosen pembimbing skripsi yang
senantiasa meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan agar skripsi
ini dapat terselesaikan.
6. Bapak Lili Supriyadi., MM selaku dosen pembimbing akademik.
x
7. Ibu Titi Dewi Warnida, SE., Msi., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Seluruh Bapak/Ibu dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu
yang tak ternilai hingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Seluruh Staf Tata Usaha dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
10. Kepada Melani Ali Selamat, SE., yang selalu ada di saat senang dan susah
selama ini yang tidak henti-hentinya memberikan semangat kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini
11. Teman-Teman Tersayang Melani, Tegar, Ikhlas, Firly, Laras, Dimas, Kevin,
Deni, Luthfi, Maryati, dkk yang selalu menemani, mendengarkan, dan rela
direpotkan oleh penulis selama masa perkuliahan hingga sekarang penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-Teman Manajemen 2013, yaitu Melani, Firly, Maryati, Laras, Tika,
Gita, Kumi, Irma, Riska, Shaumi, Adel, Cindy, Cucu, Fahdiansyah, Romario,
Sandi, Rudy, Elvan, Ralenta, Ikhlas, Kate, Giffari, Faiz, Dicky, dan lain-lain
yang mengisi hari-hari penulis selama masa perkuliahan.
13. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, suatu kebahagiaan
bagi penulis telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu dengan segenap hati penulis mengharapkan saran, arahan, maupun
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 29 Desember 2017
Alman Fathin
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ....................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................................... vii
ABSTRAK ..................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xv
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................... 1
B. Permasalahan ..................................................................................................... 11
1. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 11
2. Batasan Masalah ............................................................................................... 12
3. Rumusan Masalah ............................................................................................ 12
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 13
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 13
BAB II ............................................................................................................................. 15
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................. 15
A. Landasan Teori................................................................................................... 15
1. Pasar Modal ...................................................................................................... 15
2. Pemecahan Saham ............................................................................................ 19
a. Jenis Pemecahan Saham ................................................................................... 20
b. Alasan dan Tujuan Pemecahan Saham ............................................................. 21
3. Teori Motivasi Pemecahan Saham ................................................................... 23
4. Harga Saham .................................................................................................... 26
5. Abnormal Return .............................................................................................. 27
6. Likuiditas Saham .............................................................................................. 31
xii
B. Penelitian Terdahulu.......................................................................................... 35
C. Kerangka Pimikiran .......................................................................................... 40
D. Hipotesis Penelitian ............................................................................................ 41
BAB III ........................................................................................................................... 42
METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................... 42
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................. 42
B. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................................ 42
C. Sumber Data ....................................................................................................... 44
D. Teknik Analisis Data .......................................................................................... 44
1. Uji Statistik Deskriptif ................................................................................... 44
2. Uji Normalitas Data ....................................................................................... 45
3. Pengujian Hipotesis ........................................................................................ 46
E. Operasional Variabel Penelitian ....................................................................... 47
BAB IV ............................................................................................................................ 49
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 49
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................................. 49
B. Pengujian dan Pembahasan............................................................................... 55
b. Hipotesis Kedua ....................................................................................................... 81
BAB V ............................................................................................................................. 84
PENUTUP ...................................................................................................................... 84
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 84
B. Saran ................................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 87
LAMPIRAN ................................................................................................................... 91
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 35
Tabel 3. 1 Definisi Operasional Variabel .............................................................. 48
Tabel 4. 1 Sampel Perusahaan yang Melakukan Stock Split ................................ 49
Tabel 4. 2 Klasifikasi Perusahaan Berdasarkan Sektor ......................................... 52
Tabel 4. 3 Presentase Sampel Berdasarkan Sektor ............................................... 54
Tabel 4. 4 Uji Statistik Deskriptif ......................................................................... 56
Tabel 4. 5 Uji Normalitas Data Harga Saham....................................................... 62
Tabel 4. 6 Uji Normalitas Data Abnormal Return ................................................ 65
Tabel 4. 7 Uji Normalitas Data Volume Perdagangan Saham .............................. 69
Tabel 4. 8 Uji Hipotesis Data Harga Saham ......................................................... 72
Tabel 4. 9 Uji Hipotesis Data Abnormal Return ................................................... 75
Tabel 4. 10 Uji Hipotesis Volume Perdagangan Saham ....................................... 78
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Kapitalisasi Pasar Saham Tahun 2010-2016 ...................................... 3
Gambar 1. 2 Perusaahaan yang melakukan stock split 2010-2016 ......................... 6
Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 40
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. 1 Harga Saham Sebelum Stock Split ............................................... 91
Lampiran 1. 2 Harga Saham Sesudah Stock Split ................................................. 92
Lampiran 1. 3 Expected Return Sebelum Stock Split ........................................... 93
Lampiran 1. 4 Expected Return Sesudah Stock Split ........................................... 94
Lampiran 1. 5 Ri Sebelum Stock Split ................................................................. 95
Lampiran 1. 6 Ri Sesudah Stock Split ................................................................. 96
Lampiran 1. 7 Rm Sebelum Stock Split ................................................................ 97
Lampiran 1. 8 Rm Sesudah Stock Split ................................................................ 98
Lampiran 1. 9 Beta Saham Sebelum Stock Split .................................................. 99
Lampiran 1. 10 Beta Saham Sesudah Stock Split ............................................... 100
Lampiran 1. 11 TVA Sebelum Stock Split ......................................................... 101
Lampiran 1. 12 TVA Sesudah Stock Split .......................................................... 102
Lampiran 1. 13 Uji Hipotesis Harga Saham ....................................................... 103
Lampiran 1. 14 Uji Hipotesis Abnormal Return ................................................. 104
Lampiran 1. 15 Uji Hipotesis Volume Perdagangan Saham............................... 105
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada
saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan
datang. Investasi yang sedang berkembang pesat saat ini adalah investasi yang
dilakukan di pasar modal. Pasar modal merupakan suatu sarana yang dapat
dimanfaatkan oleh para pelaku pasar modal untuk menghimpun dana, selain itu
pasar modal juga merupakan mediator untuk mempertemukan pihak yang
mempunyai kelebihan dana (investor) dengan pihak yang memerlukan dana
(issuer) untuk melakukan seluruh aktivitas perdagangan. Investor menentukan
dan memilih pada perusahaan mana mereka akan menanamkan modalnya
dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimal melalui permintaan dan
penawaran surat berharga (Pramana, 2012).
Pasar modal membuat alokasi dana menjadi lebih efisien. Pihak yang
kekurangan dana atau investor dapat memilih alternatif investasi yang
memberikan pengembalian optimal dengan memilih perusahaan-perusahaan
yang memiliki prospek bisnis paling baik dan produktif di pasar modal,
sedangkan pihak yang membutuhkan dana atau perusahaan-perusahaan yang
terpilih oleh investor untuk menerima tambahan modal tersebut dapat
memanfaatkannya dalam membiayai kegiatan operasional dan bisnis
perusahaan, sehingga laba bersih dari perusahaan tersebut dapat bertumbuh
2
dengan baik. Peningkatan dari laba bersih perusahaan tersebut tentu akan
meningkatka return yanga akan diberikan perusahaan kepada investor yang
kemudian kesejahteraan perusahaan dan investor yang diharapkan bisa
tercapai.
Pasar modal memiliki beberapa instumen investasi keuangan diantaranya
adalah obligasi, saham, reksa dana, dan instrument derivatif. Salah satu
instrumen pasar modal yang banyak digemari oleh investor saat ini adalah
saham. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan
investor individual atau investor atau trader atas investasi mereka atau
sejumlah dana yang diinvestasikan dalam suatu perusahaan (Azis, dkk., 2015:
76). Perkembangan saham di Indonesia dapat dilihat dari total nilai kapitalisasi
pasar saham pada gambar di bawah ini:
3
Gambar 1. 1
Kapitalisasi Pasar Saham Tahun 2010-2016
Sumber: Saham Ok
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa dalam kurun waktu 7 tahun,
total kapitalisasi pasar saham di Indonesia terus mengalami peningkatan.
Hanya saja pada tahun 2015 total kapitalisasi pasar saham di Indonesia
mengalami penurunan menjadi Rp 4.872.701.656.217.230. Namun, pada tahun
2016 total kapitalisasi pasar saham kembali mengalami peningkatan yang
cukup baik. Total kapitalisasi pasar saham Indonesia yang tertinggi dalam
kurun waktu 7 tahun terjadi pada tahun 2016 yaitu sebesar Rp
5.753.612.759.029.210.
Kepemilikan saham oleh investor dapat memberikan dua kemungkinan,
yaitu kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan maupun kemungkinan
resiko. Adapun keuntungan (return) yang akan diperoleh oleh investor adalah
3,2573,537
4,128 4219
52284872
5753
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Jum
lah S
aham
dal
am T
riliu
n L
embar
Kapitalisaisi Pasar Saham
2010 - 2016
4
capital gain dan dividen. Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh
investor dari selisih harga jual dengan harga beli (harga jual lebih tinggi dari
harga beli) (Hadi, 2013: 72). Sedangkan, dividen merupakan keuntungan yang
diberikan kepada para pemegang saham yang bersumber dari kemampuan
emiten mencetak laba bersih dari operasinya. Laba bersih yang dimaksud
adalah pendapatan bersih setelah pajak (net income after tax). Jadi, dividen
merupakan bagian laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham
(Hadi, 2013: 74).
Pergerakan fluktuasi harga saham di pasar modal Indonesia dapat
dikatakan cukup tinggi. Salah satu faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga
saham adalah adanya informasi internal maupun eksternal perusahaan.
Kebijakan stock split atau pemecahan saham merupakan salah satu informasi
internal perusahaan yang dapat mempengaruhi harga saham perusahaan yang
bersangkutan.
harga saham tersebut. Bila saham tersebut dinilai terlalu tinggi oleh pasar,
maka jumlah permintaannya akan berkurang. Sebaliknya, bila pasar menilai
bahwa harga saham tersebut rendah, maka jumlah permintaannya akan
meningkat. Tingginya tingkat harga saham akan mengurangi kemampuan para
investor untuk membeli saham tersebut. Cara yang dilakukan oleh emiten
untuk mempertahankan agar sahamnya tetap berada dalam rentang
perdagangan yang optimal, sehingga daya beli investor meningkat terutama
investor kecil, yaitu dengan melakukan pemecahan saham (Widiastuti dan
Umara, 2005).
5
Pemecahan saham atau stock split adalah sebuah bentuk corporate action
di mana jumlah saham perusahaan yang ada saat ini dipecah menjadi beberapa
saham. Meskipun jumlah lembar saham menjadi bertambah banyak, total nilai
dari seluruh saham tersebut tetap sama seperti sebelum dilakukan split. Tujuan
dilakukannya stock split adalah agar harga saham itu menjadi lebih terjangkau,
karena sering kali harga per lembar saham dianggap sudah terlalu tinggi
(Karnadjaja, 2007: 60).
Stock split menghasilkan peningkatan atau penurunan jumlah lembar
saham yang beredar dan bersamaan dengan itu terjadi penurunan atau
peningkatan nilai pari atau nilai ditetapkan per saham. Stock split yang
dilakukan oleh perusahaan emiten dapat berupa stock split atas dasar satu jadi
dua (two for one stock) di mana setiap pemegang saham akan menerima dua
lembar saham untuk setiap lembar saham yang dipegang sebelumnya, nilai
nominal saham baru adalah setengah dari nilai nominal saham sebelumnya.
Begitu juga dilakukan stock split atas dasar satu jadi tiga (three for one stock),
pemegang saham akan menerima tiga lembar saham untuk setiap satu lembar
saham yang dimiliki sebelumnya, nilai nominal saham baru adalah sepertiga
dari nilai nominal saham sebelumnya (Nurfitri dan Tjun, 2009).
Salah satu fenomena stock split yang terjadi di Indonesia adalah yang
terjadi pada saham PT Astra Internasional, Tbk (ASII) dimana investor paling
tidak harus menyediakan uang sebesar Rp 35.000.0000 karena harga saham
ASII saat itu adalah Rp 70.000, dan investor harus membeli minimal 1 lot
saham (500 saham). Para pemegang saham akhirnya menyetujui untuk
6
melakukan aksi korporasi stock split pada Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan pada tanggal 27 April 2012. Pada saat itu saham ASII dipecah
menjadi 10 saham, maka otomatis secara teoritis harga pasar saham ASII akan
menjadi sepersepuluhnya (Koran-sindo.com, 5 Mei 2016).
Gambar 1. 2
Perusaahaan yang melakukan stock split 2010-2016
Sumber: Saham Ok
Pada gambar 1.2 di atas dapat diambil informasi bahwa selama 7
tahun terakhir jumlah fenomena stock split yang dilakukan perusahaan-
perusahaan go-public cenderung meningkat, ini membuktikan bahwa
perusahaan menaruh perhatian yang lebih dan serius terhadap dinamika harga
saham di pasar modal, di mana perusahaan terus melakukan strategi agar
kemudian harga saham perusahaan tersebut terus bisa berada dalam tingkat
harga pasar yang optimal dengan melakukan kebijakan stock split.
6
11
17
11
5
14
25
0
5
10
15
20
25
30
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Perusahaan yang Melakukan Kebijakan
Stock Split Periode 2010 - 2016
7
Peristiwa pemecahan saham dapat dikatakan sebagai sebuah kosmetika,
dalam arti bahwa tindakan tersebut merupakan upaya pemolesan saham agar
terlihat lebih menarik di mata investor walaupun tidak meningkatkan
kemakmuran bagi investor. Pemecahan saham dapat menimbulkan efek
fatamorgana bagi investor di mana investor seakan-akan merasa menjadi lebih
makmur karena memegang saham dalam jumlah yang lebih banyak. Dengan
demikian, pemecahan saham sebenarnya adalah tindakan perusahaan yang
tidak memiliki nilai ekonomis, tetapi banyak peristiwa pemecahan saham di
pasar modal memberikan indikasi bahwa pemecahan saham telah menjadi
salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk membentuk harga pasar
perusahaan (Marwata, 2001).
Tujuan dilakukannya pemecahan saham juga berkaitan dengan signalling
theory di mana terdapat asimetri informasi antara perusahaan dengan investor.
Perusahaan dapat menggunakan pemecahan saham untuk memberikan sinya
positif kepada investor tentang kinerja perusahaan di masa depan. Adanya
sinyal positif yang diterima oleh investor dapat mempengaruhi keputusan
investor untuk membeli saham tersebut sehingga akan meningkatkan jumlah
transaksi saham setelah dilakukannya pemecahan saham yang berdampak pada
tingkat likuiditas.
Likuiditas suatu saham merupakan cepat lambatnya saham tersebut
diperjualbelikan. Saham yang likuid berarti saham tersebut sering
diperdagangkan. Likuiditas tersebut dapat dilihat melalui aktivitas volume
perdagangan saham atau Trading Volume Activity (TVA). Apabila volume
8
saham yang diperdagangkan (trading) lebih besar dari volume saham yang
diterbitkan (listing), maka semakin likuid saham tersebut sehingga akivitas
volume perdagangan meningkat (Pramana, 2012)
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wijanarko (2012), dan
Situmorang (2016), menjelaskan bahwa aksi pemecahan saham berpengaruh
signifikan tehadap Trading Volume Activity. Terdapat respon negatif oleh pasar
setelah dilakukannya pemecahan saham. Hal tersebut dintujukkan dengan TVA
pada periode sebelum pemecahan saham lebih besar dibandingkan dengan
TVA sesudah pemecahan saham. Sementara itu dalam penelitian yang
dilakukan oleh Menendez dan Gomez (2003) serta Farinha dan Basilio (2006)
menjelasakn bahwa rata-rata volume perdagangan tidak mengalami perbedaan
yang signifikan pada periode sebelum dan sesudah pemecahan saham.
Karakteristik yang mempengaruhi perusahaan untuk melakukan
pemecahan saham adalah harga saham. Harga saham yang tinggi akan
menurunkan kemampuan investor untuk membeli saham. Dalam hal ini
pemecahan saham berguna untuk meningkatkan kemampuan investor untuk
membeli saham karena harga saham menjadi lebih murah. Penelitian tentang
pemecahan saham dan dampaknya terhadap harga saham juga menghasilkan
hasil penelitian yang berbeda-beda. Dalam hasil penelitan yang dilakukan oleh
Irmansyah (2003) menjelaskan bahwa peristiwa pemecahan saham tidak
berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga pasar saham perusahaan.
Sementara itu dalam penelitian Nurfitri dan Tjun (2009) menjelaskan bahwa
9
terdapat perbedaan harga saham yang signifikan sebelum dan sesudah
pemecahan saham.
Pemecahan saham menyebabkan harga saham menjadi lebih murah
sehingga terjangkau oleh calon investor, dengan demikian diharapkan aktivitas
perdagangan saham tersebut meningkat. Meningkatnya aktivitas perdagangan
saham akan menyebabkan fluktuasi harga saham tersebut menjadi tinggi,
tingginya fluktuasi harga saham diharapkan diiringi dengan tingginya return
saham yang diterima oleh investor. Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Fauzi, dkk (2016) menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara return saham sebelum dan sesudah peristiwa pemecahan saham.
Sedangkan dalam penelitian Wijanarko (2012), menyatakan tidak terdapat
perbedaan terhadap return saham sebelum dan sesudah pemeahan saham.
Selain mengharapkan terjadinya peningkatan pada likuiditas saham,
perusahaan yang melakukan pemecahan saham juga mengharapkan aksi yang
dilakukannya tersebut dapat menjadi sinyal positif untuk menggambarkan
keuntungan yang akan didapatkan perusahaan di masa depan Dari hasil
penelitian terdahulu mengenai kebijakan perusahaan melakukan pemecahan
saham, terdapat hasil yang berbeda-beda.
Penelitian yang dilakukan oleh Gehni Joshi (2014) mengenai pengaruh
dari pemecahan saham terhadap return dan liquiditas melalui studi kasus
perusahaan teknologi. Penelitian menunjukkan reaksi yang positif dari pasar
yang didasari dengan naiknya average abnormal return yang mencapai angka
1,4% dan berlangsung selama 3 hari. Hal ini menunjukkan adanya reaksi positif
10
secara signifikan dari pasar setelah adanya pengumuman pemecahan saham.
Selanjutnya, Kenaikan tingkat liquiditas saham dicerminkan dari
meningkatnya volume perdagangan saham yang menghasilkan profitabilitas
dan return di masa yang akan datang. Penelitian dari Indarti dan Purba (2011)
juga menekankan bahwa adanya perubahan positif yang signifikan terhadap
trading volume activity atas peristiwa pengumuman stock split. Hasil ini sesuai
dengan trading range theory yang menyatakan bahwa stock split akan
meningkatkan trading volume activity dari saham emiten dikarenakan
meningkatnya minat investor.
Fakta berbeda ditemukan oleh I Gusti Ayu (2010) dalam penelitiannya
mengenai analisis stock split terhadap abnormal return dan volume
perdagangan saham menyatakan bahwa pengumuman stock split tidak
mempengaruhi saham emiten. Hal ini dijelaskan dengan tidak adanya pengaruh
signifikan rata-rata terhadap abnormal return dan volume perdagangan.
Sakti (2013) dalam penelitiannya untuk melihat pengaruh stock split
terhadap abnormal return dan volume perdagangan saham melalui studi kasus
terhadap perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh menyatakan bahwa ada
perbedaan yang signifikan atas peristiwa stock split terhadap abnormal Return
perusahaan yang bertumbuh dan trading volume activity perusahaan yang tidak
bertumbuh. Namun perubahan tersebut tidak terjadi pada abnormal return
perusahaan yang tidak bertumbuh dan trading volume activity perusahaan yang
bertumbuh. Fakta berbeda lainnya ditemukan oleh Septian dan Achmad dalam
penelitiannya mengevaluasi perbedaan trading volume activity dan Abnormal
11
return antara sebelum dan sesudah pengumuman stock split mengemukakan
bahwa tidak ada pengaruh dari stock split terhadap liquiditas dan return jangka
pendek. Sebaliknya, trading volume activity dan abnormal return mengalami
penurunan setelah hari pengumuman stock split. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Pamenang yang menyatakan bahwa terdapat
respon negatif yang signifikan dari pasar atas peristiwa stock split. Pernyataan
ini di latar belakangi oleh turunya trading volume activity dan abnormal return
saat sesudah fenomena stock split (Situmorang, 2016).
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian kembali dengan mengambil judul “REAKSI PASAR
SEBELUM DAN SESUDAH KEBIJAKAN PEMECAHAN SAHAM
(STUDI PADA PERUSAHAAN GO-PUBLIC PERIODE 2013-2016)”.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah. Penulis meneliti
reaksi pasar berupa harga saham, abnormal return dan volume perdagangan
saham sekaligus pada saat sebelum dan sesudah fenomena stock split.
Penelitian ini mengambil periode pengamatan mulai Januari 2013 sampai
dengan Desember 2016 dikarenakan terdapat peningkatan jumlah emiten yang
melakukan stock split.
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka
penulis mengidentifikasi masalah-masalah yang terdapat di dalam
penelitian ini sebagai berikut:
12
a. Harga saham yang terlalu tinggi akan berdampak terhadap
menurunnya minat beli dari para investor yang akhirnya akan
mengurangi angka volume perdagangan dari saham tersebut.
b. Adanya hasil yang belum konsisten dari penelitian sebelumnya
mengenai pengaruh harga saham, volume perdagangan, dan abnormal
return terhadap keputusan stock split.
c. Investor masih kurang cermat dalam mengamati, menganalisis serta
memanfaatkan informasi yang dipublikasikan oleh perusahaan
melalui peristiwa pemecahan saham.
2. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka agar penelitian ini
lebih terarah peneliti menetapkan pembatasan masalah dalam penelitian
ini dengan memfokuskan harga saham yang diambil dari histori
penutupan harga saham. Untuk mengetahui volume perdagangan saham
sebelum dan sesudah peristiwa pemecahan saham, peneliti memfokuskan
pada perhitungan trading volume activity (TVA). Kemudian melakukan
perhitungan abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa pemecahan
saham.
3. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimana reaksi harga saham pada saat sebelum dan sesudah
peristiwa pemecahan saham pada perusahaan go public?
13
b. Bagaimana reaksi abnormal return pada saat sebelum dan sesudah
peristiwa pemecahan saham pada perusahaan go public?
c. Bagaimana reaksi volume perdagangan saham pada saat sebelum dan
sesudah peristiwa pemecahan saham pada perusahaan go public?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisa bagaimana reaksi harga saham pada saat sebelum
dan sesudah peristiwa pemecahan saham pada perusahaan go public.
2. Untuk menganalisa bagaimana reaksi abnormal return pada saat
sebelum dan sesudah peristiwa pemecahan saham pada perusahaan go
public.
3. Untuk menganalisa bagaimana reaksi volume perdagangan saham pada
saat sebelum dan sesudah peristiwa pemecahan saham pada perusahaan
go public.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian adalah sebagau berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam
melakukan penelitian lebih lanjut tentang kebijakan stock split dan dapat
menjadi tambahan pustaka bagi pihak-pihak yang memerlukannya.
14
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Investor
Menjadi informasi dan wawasan dalam mengambil keputusan
berinvestasi di dunia saham, yang kemudian bisa dijadikan bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi ketika sebuah
perusahaan melakukan kebijakan stock Split.
b. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan kebijakan perusahaan. Terutama
menjadi informasi bagi perusahaan yang berkehendak untuk melakukan
aksi korporasi dala bentuk pemecahan saham.
c. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang kebijakan stock split
yang dilakukan oleh perusahaan. Juga diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan perbandingan antara teori dan kenyataan yang ada di
dunia investasi.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pasar Modal
a. Pengertian Pasar Modal
Pasar Modal (capital market) pada prinsipnya merupakan pasar
sekuritas jangka panjang baik berbentuk hutang maupun ekuitas serta
berbagai produk turunannya. Dimana jenis sekuritas di pasar modal
Indonesia di kelompokkan ke dalam bentuk berikut, yaitu : sekuritas
di pasar ekuitas, sekuritas di pasar obligasi, sekuritas di pasar
derivatif, dan reksa dana (Tandelilin, 2010).
Pasar modal adalah pasar yang memperjual-belikan berbagai
instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk
utang maupun modal sendiri (Nasarudin dan Surya, 2004: 13). Pasar
modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument
keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,
baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang
diterbitksn oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan
swasta (Husnan, 2005: 3).
Pasar modal memungkinkan perusahaan memperoleh sumber
pembiayaan jangka panjang yang relatif murah dari instrumen-
instrumen keuangan dalam berbagai surat berharga (sekuritas)
16
(Nasarudin dan Surya, 2004: 14). Melakukan investasi di pasar modal
setidaknya harus memperhatikan dua hal, yaitu: keuntungan yang
akan diperoleh dan risiko yang mungkin terjadi.
b. Jenis-jenis Pasar Modal
1) Pasar Perdana
Pasar perdana terjadi pada saat perusahaan emiten menjual
sekuritasnya kepada investor umum untuk pertama kalinya.
Sebelum menawarkan saham di pasar perdana, perusahaan emiten
sebelumnya mengeluarkan informasi mengenai perusahaan secara
rinci (disebut juga prospektus). Prospektus berfungsi untuk
memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada calon
investor, sehingga dengan adanya informasi tersebut maka investor
akan bisa mengetahui prospek perusahaan di masa yang akan
datang, dan selanjutnya tertarik untuk membeli sekuritas yang
diterbitkan emiten.
2) Pasar Sekunder
Setelah sekuritas emiten dijual di pasar perdana, selanjutnya
sekuritas emiten tersebut bisa diperjualbelikan oleh dan antar
investor di pasar sekunder. Dengan adanya pasar sekunder,
investor dapat melakukan perdagangan sekuritas untuk
mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu, pasar sekunder
memberikan likuiditas kepada investor, bukan kepada perusahaan
17
seperti dalam pasar perdana. Pasar sekunder biasanya
dimanfaatkan untuk perdagangan saham biasa, saham preferen,
obligasi, waran maupun sekurita derivatif (opsi dan futures).
Sedangkan untuk kasus di Indonesia, sekuritas yang umumnya
diperdagangkan di pasar sekunder adalah saham, saham preferen,
obligasi, obligasi konversi, waran, bukti right dan reksadana.
Perdagangan di pasar sekunder dapat dilakukan di dua jenis pasar,
yaitu pasar lelang (auction market) atau pasar negosiasi (negoited
market).
c. Instrumen Pasar Modal
1) Saham
Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-
aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham
suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap
pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan
pembayaran semua kewajiban perusahaan. Saham merupakan
salah satu jenis sekuritas yang cukup populer diperjualbelikan di
pasar modal.
2) Obligasi
Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan
pendapatan dalam jumlah tetap kepada pemiliknya. Pada saat
membeli obligasi, investor sudah dapat mengetahui dengan pasti
18
pembayaran bunga yang akan diperolehnya secara periodik dan
pembayaran kembali nilai par (par value) pada saat jatuh tempo.
Meskipun demikian, obligasi bukan tanpa risiko, karena bisa saja
obligasi tersebut tidak terbayar kembali akibat kegagalan
penerbitnya dalam memenuhi kewajibannya. Oleh karena itu
investor perlu memperhatikan peringkat obligasi yang
menunjukkan tingkat risiko dan kualitas obligasi dilihat dari
kinerja perusahaan yang menerbitkannya.
3) Reksadana
Reksadana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan
bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan
reksadana untuk digunakan sebagai modal berinvestasi baik di
pasar modal maupun pasar uang. Perusahaan reksadana akan
menghimpun dana dari investor untuk kemudian diinvestasikan
dalam bentuk portofolio yang dibentuk oleh manajer investasi.
Dengan demikian, investor dapat membentuk portofolio secata
tidak langsung melalui manajer investasi.
4) Instrumen Derivatif (Option dan Future)
Instrumen derivatif merupakan sekuritas yang nilainya
merupakan turunan dari suatu sekuritas lain, sehingga nilai
instrumen derivatif sangat tergantung dari harga sekuritas lain
yang ditetapkan sebagai patokan. Ada beberapa jenis instrumen
19
derivatif, di antaranya waran, bukti right (right issue), opsi dan
futures.
2. Pemecahan Saham
stock split adalah pemecahan nilai nominal saham kedalam nilai
nominal yang lebih kecil. Dengan demikian jumlah lembar saham yang
beredar akan meningkat proporsional dengan penurunan nilai nominal
saham. Adanya aktivitas pemecahan saham menyebabkan nilai pari atau
nilai yang ditetapkan menjadi berubah tetapi dilain pihak jumlah lembar
saham yang beredar bertambah pula. Oleh karena itu jumlah nilai pari atau
nilai yang ditetapkan secara keseluruhan tidak mengalami perubahan.
Kegiatan stock split pada umumnya dilakukan apabila harga pasar saham
dirasakan terlalu tinggi dan perusahaan merasa bahwa harga saham yang
lebih rendah akan menghasilkan pasaran yang lebih baik dan distribusi
kepemilikan yang lebih luas. Dengan kondisi ini maka perusahaan dapat
mengesahkan untuk mengganti saham yang beredar dengan cara yang
dikenal sebagai pemecahan saham atau stock split. Stock split merupakan
kegiatan memecah selembar saham menjadi n lembar saham, dimana
harga per lembar saham baru setelah stock split adalah 1/n dari saham per
lembar sebelumnya. (Jogiyanto, 2003).
Menurut Yusuf (2001) salah satu alasan perseroan melakukan stock
split adalah untuk menurunkan harga pasar saham-sahamnya. Hal ini
terjadi apabila perseroan tidak menghendaki harga pasar yang terlalu
tinggi, sebab hal ini dapat mengurangi minat para investor terhadap saham
20
yang dikeluarkan perseroan yang bersangkutan. Stock split yang dilakukan
oleh perusahaan emiten dapat berupa stock split atas dasar satu jadi dua
(two for one stock) dimana setiap pemegang saham akan menerima dua
lembar saham untuk setiap lembar saham yang dipegang sebelumnya, nilai
nominal saham baru adalah setengah dari nilai nominal saham
sebelumnya. Begitu juga jika dilakukan stock split atas dasar satu jadi tiga
(three for one stock), pemegang saham akan menerima tiga lembar saham
untuk setiap satu lembar saham yang dimiliki sebelumnya, nilai nominal
saham baru adalah sepertiga dari nilai nominal saham sebelumnya.
a. Jenis Pemecahan Saham
Pada dasarnya ada dua jenis stock split yang dapat dilakukan
(Ewijaya dan Indrianto, 1999), yaitu :
1) Split Up (Pemecahan Naik)
Adalah penurunan naik nominal per lembar saham
yang mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar yang
beredar. Misalnya pemecahan saham dengan faktor
pemecahan 3:1. Pada awalnya nilai nominal per lembar
saham sebelum melakukan stock split sebesar seribu lima
ratus rupiah, maka setelah dilakukan split up dengan
perbandingan 3:1, nilai nominal per lembar saham adalah
lima ratus rupiah, sehingga awalnya satu lembar menjadi
tiga lembar.
21
2) Split Down (Pemecahan Turun)
Adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham
yang mengakibatkan berkurangnya jumlah lembar saham
yang beredar. Misalnya split down dengan faktor
pemecahan 1:3 yang merupakan kebalikan dari split up.
Awalnya nilai nominal per lembar saham seribu rupiah,
kemudian dilakukan split down dengan perbandingan 1:3,
maka nilai nominal per lembar saham baru adalah tiga ribu
rupiah dan jumlah lembar saham yang pada awalnya tiga
lembar saham menjadi satu lembar saham
b. Alasan dan Tujuan Pemecahan Saham
Kebijakan melaksanakan penerbitan pemecahan saham dilandasi
oleh berbagai bentuk tujuan. Menurut Fahmi (2011) secara umum
tujuan suatu perusahaan melakukan pemecahan saham, yaitu:
1) Untuk menghindari harga saham yang terlalu tinggi sehingga
memberatkan publik untuk membeli/memiliki saham tersebut.
2) Mempertahankan tingkat likuiditas saham.
3) Menarik investor yang berpotensi lebih banyak guna memiliki
saham tersebut.
4) Menarik minat investor kecil untuk memiliki saham tersebut
karena jika terlalu mahal maka kepemilikan dana dari investor
kecil tidak akan terjangkau.
22
5) Menarik minat investor kecil untuk memiliki saham tersebut
karena jika terlalu mahal maka kepemilikan dana dari investor
kecil tidak akan terjangkau.
6) Menambah jumlah saham yang beredar.
7) Memperkecil resiko yang akan terjadi, terutama bagi investor
yang ingin memiliki saham tersebut dengan kondisi harga
saham yang rendah maka karena sudah dipecah tersebut
artinya telah terjadi diversifikasi investasi.
Menurut Mulyanti (2006) kerugian yang diperoleh dari kebijakan
pemecahan saham adalah sebagai berikut:
1) Manfaat yang ilusionitis dari stock split harus dibeli dengan
beberapa konsekuensi oleh pemodal, yaitu biaya surat saham
akan naik karena kepemilikan yang tadinya cukup diawali oleh
selembar surat saham kemudian menjadi 2 lembar. Biaya back
office diperusahaan efek, biaya kliring dan biaya custodian
dipengaruhi oleh jumlah fisik surat saham adalah biaya
brokersetelah pemecahan saham akan menjadi lebih tinggi.
2) Adanya biaya pemecahan yang termasuk didalamnya biaya
transfer agen untuk proses sertifikat dan biaya lainnya dapat
menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Sedangkan bagi
pemegang saham tidak terdapat kerugian akibat dilakukan
stock split.
23
3. Teori Motivasi Pemecahan Saham
Harga saham adalah harga yang dibentuk dari interaksi para penjual
dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap
profit perusahaan (Lorie, Dodd, and Kimpton, 1985). Investor
memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan harga
tersebut dalam mengambil keputusan untuk menjual atau membeli.
Informasi yang diharapkan mampu mengurangi ketidakpastian yang
terjadi sehingga keputusan yang diambil diharapkan dapat sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai, yaitu keuntungan maksimal dengan
tingkat risiko tertentu. Bila harga saham tersebut dinilai terlalu tinggi
oleh pasar, maka jumlah permintaanya akan berkurang. Sebaliknya bila
pasar menilai bahwa harga saham tersebut terlalu rendah, jumlah
permintaanya akan meningkat. Tingginya harga saham akan
mengurangi kemampuan para investor untuk membeli harga saham
tersebut. Hukum permintaan dan penawaran kembali berlaku dan
sebagai konsekuensinya harga saham yang tinggi tersebut akan menurun
sampai tercipta posisi keseimbangan yang baru (Ewijaya, 1999 : 53-54).
Informasi yang sepenuhnya tercermin pada harga saham akan sangat
berharga bagi para pelaku pasar modal dan institusi yang berkaitan
seperti BEI, BAPEPAM dan IAI. Para pelaku pasar modal khususnya
para investor sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga saham suatu
perusahaan dan informasi yang menyebabkan perubahan harga saham
tersebut. Beaver mengatakan bahwa harga saham menjadi sangat
24
penting bagi investor, karena mempunyai konsekuensi ekonomi secara
umum perubahan harga saham dapat mengakibatkan perubahan perilaku
konsumsi dari investor-investor (Ewijaya, 1999 : 56). Jika harga saham
naik maka saham aktif diperdagangkan, sedangkan jika harga saham
turun maka saham tidak aktif untuk diperdagangkan. Hal ini yang
menyebabkan bid ask spread turun, sehingga harga saham memiliki
hubungan negatif dengan bid ask spread.
Kebijakan stock split (pemecahan saham) merupakan suatu
fenomena yang masih membingungkan bagi analisa keuangan. Ada
sebagian peneliti yang menyimpulkan bahwa pemecahan saham tidak
mempunyai dampak terhadap saham dan likuiditas perdagangan saham,
namun ada sebagian peneliti yang menyimpulkan bahwa pemecahan
saham ternyata mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
perubahan harga dan likuiditas perdagangan saham. Secara teoritis
motivasi yang melatarbelakangi perusahaan melakukan pemecahan
saham serta efek yang ditimbulkan tertuang dalam beberapa teori. Di
antaranya ada dua teori utama yang mendominasi literatur pemecahan
saham, yaitu signaling theory dan trading theory.
a. Signaling Theory
Signaling theory atau asimetry information menyatakan bahwa
pemecahan saham memberikan sinyal/informasi kepada investor
mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang. Pada
tingkat asimetri tertentu antara manajer dan investor, manajer
25
kemungkinan besar akan mengambil keputusan pemecahan saham
agar investor dapat menerima informasi yang menguntungkan.
Keputusan melakukan pemecahan saham yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan ternyata merupakan suatu keputusan yang
mahal, karena semakin tingginya tingkat komisi saham dan
menurunnya harga saham, sehingga mengakibatkan bertambahnya
biaya yang dikeluarkan manajemen perusahaan yang melakukan
kebijakan pemecahan saham. Pemecahan saham mengandung biaya
yang harus ditanggung, maka hanya perusahaan yang mempunyai
prospek bagus saja yang mampu menanggung biaya ini, sehingga
akan memberikan sinyal yang positif pada pasar terhadap
kredibilitas perusahaan. Selain itu, dengan tingkat biaya komisi yang
tinggi, tentunya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi broker untuk
benar-benar melakukan analisa setepat mungkin agar harga saham
berada pada tingkat perdagangan optimal serta mampu memberi
informasi yang menguntungkan bagi perusahaan dan investor.
Sebaliknya perusahaan yang tidak memiliki prospek yang baik yang
mencoba memberikan sinyal tidak valid lewat pemecahan saham
akan tidak mampu menanggung biaya tersebut.
b. Trading Range Theory
Trading range theory menyatakan bahwa pemecahan saham
akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Harga pasar
saham mencerminkan nilai suatu perusahaan. Semakin tinggi harga
26
saham, maka semakin tinggi nilai perusahaan dan sebaliknya.
Namun jika harga saham dinilai terlalu tinggi akan mempengaruhi
kemampuan para investor untuk membeli saham, sehingga
menimbulkan efek seolah-olah harga saham sulit untuk meningkat
lagi. Menurut Trading Range Theory harga saham yang dinilai
terlalu tinggi akan menyebabkan berkurangnya aktivitas saham
untuk diperdagangkan. Dengan adanya pemecahan saham, harga
saham akan dinilai tidak terlalu tinggi, sehingga akan
meningkatkan kemampuan para investor untuk melakukan
transaksi, terutama para investor kecil. Dengan kata lain saham
akan semakin likuid (Marwata, 2001).
4. Harga Saham
Harga pasar saham mencerminkan nilai suatu perusahaan. Semakin
tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut
dan terjadi sebaliknya. Harga saham yang terlalu rendah sering diartikan
bahwa kinerja perusahaan kurang baik. Namun bila harga saham terlalu
tinggi dapat mengurangi minat investor untuk berinvestasi sehingga
harga saham sulit untuk meningkat lagi. Harga pasar saham
mencerminkan nilai suatu perusahaan. Semakin tinggi harga saham,
maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan terjadi
sebaliknya. Harga saham yang terlalu rendah sering diartikan bahwa
kinerja perusahaan kurang baik. Namun bila harga saham terlalu tinggi
27
dapat mengurangi minat investor untuk berinvestasi sehingga harga
saham sulit untuk meningkat lagi.
5. Abnormal Return
Abnormal return merupakan selisih antara return
sesungguhnya/actual/realisasi yang terjadi dengan return ekspektasi.
Return actual merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang
merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya.
Return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi (Halim,
2015:89).
Abnormal return biasanya terjadi pada pasar modal yang tidak
efisien. Pasar modal dikatakan tidak efisien jika satu atau beberapa
pelaku pasar dapat menikmati abnormal return dalam jangka waktu
cukup lama. Di lain pihak, pasar modal dikatakan efisien jika harga
semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua
informasi yang tersedia (Halim, 2015:89).
Perhitungan abnormal return dapat dilakukan dengan mengurangi
actual return dengan return ekspektasi dengan rumus sebagai berikut
(Halim, 2015:89):
ARTNi,t = A(Ri,t) – E(Ri,t)
ARTNi,t = Abnormal return sekuritas i pada waktu ke-t
A(Ri,t) = Aktual return sekuritas i pada waktu ke-t
28
E(Ri,t) = Return ekspekstasi sekuritas i pada waktu ke-t
Menurut Irham dalam Megawati dan Oktanina (2015), untuk
memperoleh abnormal return untuk setiap saham, perlu dihitung terlebih
dahulu dua jenis return, yaitu return actual dan return yang diharapkan.
a. Return actual, yaitu hasil keuntungan yang telah terjadi dan
dihitung erdasarkan data historis. Return actual penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur dari kinerja perusahaan
dan berguna juga untuk menentukan expected return dan
resiko di masa datang. Return actual merupakan return yang
terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang
relatif terhadap harga sebelumnya atau dapat dihitung dengan
rumus:
Ri, t = (Pi,t – Pi,t−1)
Pi,t−1
Keterangan:
Ri,t = return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i
pada periode peristiwa ke-t
Pi,t = Harga sekarang untuk sekuritas ke-i pada periode
peristiwa ke-t
Ri,t-1= harga sebelumnya untuk sekuritas ke-i pada periode
peristiwa ke-t
29
b. Return yang diharapkan (expected return), yaitu return yang
diharapkan akan diperoleh investor dimasa mendatang.
Berbeda dengan return aktual yang sifatnya sudah terjadi,
expected return sifatnya belum terjadi.
E(Rit) = 𝛼𝑖 + 𝛽𝑖 𝑅𝑚𝑡 + 𝜀𝑖𝑡
E(Rit) = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode estimasi
t
𝛼𝑖 = intercept, independen terhadap Rmt
𝛽𝑖 = slope, resiko sistematis, dependen terhadap Rmt
Rmt = return pasar
𝜀𝑖𝑡= kesalahan residu sekuritas i pada periode estimasi ke t
c. Menurut Jogiyanto, selain return saham terdapat juga return
pasar (Megawati dan Oktanina, 2015). Return pasar adalah
retrn rata-rata seluruh perusahaan yang terdaftar di bursa yang
diukur dengan nilai indeks harga saham gabungan (IHSG).
Untuk mencari return pasar digunakan rumus sebagai berikut:
Rm = 𝑅𝑚 =𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1
𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1
d. Average Abnormal Return (AAR)
Pengujian abnormal return bisa dilakukan dengan
menguji rata-rata abnormal return seluruh sekuritas secara
30
cross section untuk tiap-tiap gari di periode peristiwa (Na’im
dan Herlambang, 2015). Rata-rata abnormal return untuk hari
ke-t data dihitung berdasarkan rumus berikut:
AARt = ∑ 𝐴𝑅𝑖𝑡
𝑘𝑖=1
𝑘
AARt = Rata-rata abnormal return pada hari ke-t
ARt = Abnormal return untuk sekuritas-i pada hari ke-t
k = Jumlah sekuritas
e. Cummulative Abnormal Return (CAR)
CAR merupakan kumulatif harian saham AR dari hari
pertama sampai dengan hari-hari berikutnya untuk setiap
jenis saham. Jadi CAR selama periode sebelum suatu
peristiwa terjadi akan dibandingkan dengan CAR selama
periode sesudah suatu peristiwa terjadi. Dengan melakukan
perbandingan tersebut diketahui jenis saham yang paling
berpengaruh, baik positif maupun negatif selama suatu
periode (Na’im dan Herlambang, 2015).
CAR = ∑ 𝐴𝑅𝑖𝑎𝑡𝑎=𝑡3
CAR = Cummultive abnormal return sekuritas ke-i pada
hari ke-t, yang diakumulasi dari abnormal return (AR)
sekuritas ke-i mulai hari awal periode jendela a sampai hari
ke t
31
ARit = Abnormal return untuk sekuritas ke-I pada hari ke
a, yaitu mulai hari awal periode jendela sampai hari ke-t
f. Cummulative Average Abnormal Return (CAAR)
Menurut Jogiyanto dalam Anindhita (2010), CAAR atau
akumulasi rata-rata return tidak normal merupakan
penjumlahan rata-rata abnormal return hari sebelumnya
dengan rata-rata abnormal return sesudahnya. CAAR dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
CAAR = ∑ 𝐶𝐴𝑅𝑖𝑡
𝑘𝑖=1
𝑘
CAARt = jumlah AAR pada hari ke-t
CARit = CAR pada sekuritas i pada hari ke-t
k = jumlah sekuritas dalam event window
6. Likuiditas Saham
Aktivitas perdagangan saham dapat dilihat melalui indikator
volume perdagangan (trading volume activity). Volume perdagangan
dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis pergerakan suatu
saham karena volume perdagangan sebenarnya menggambarkan
pertempuran supply dan demand transaksi saham. Volume perdagangan
dapat digunakan untuk mengkonfirmasi apakah suatu trend akan
berlanjut ataukah terjadi pembalikan arah (Aziz, 2015: 273)
32
Menurut Husnan, volume perdagangan saham merupakan rasio
antara jumlah lembar saham yang diperdagangakan pada waktu tertentu
terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu. Jumlah
saham yang diterbitkan tercermin dalam jumlah lembar saham saat
perusahaan tersebut melakukan emisi saham (Hutapea, 2014).
Kegiatan volume perdagangan yang sangat tinggi di bursa
ditafsirkan sebagai tanda pasar yang akan membaik. Peningkatan
volume perdagangan diikuti dengan peningkatan harga saham
merupakan gejala yang makin kuat akan kondisi bullish (Aziz, 2015:
273).
Jika volume perdagangan besar maka saham tersebut sangat
diminati oleh banyak investor. Kecenderungan investor yang tertarik
pada saham memberikan return saham tinggi walau bersiko (Aziz,
2015). Saham yang aktif diperdagangkan sudah pasti memiliki volume
perdagangan yang besar dan saham dengan volume besar akan
menghasilkan return saham yang tinggi (Aziz, 2015).
Volume perdagangan merupakan suatu indicator likuiditas
saham atas suatu informasi yang ada dalam pasar modal. Kegiatan
perdagangan saham diukur dengan menggunakan indicator Trading
volume activity (Hutapea, 2014).
Menurut Murphy ada dua macam hubungan antara harga dan
volume perdagangan saham (Hutapea, 2014). Kedua macam hubungan
itu adalah sebagai berikut:
33
a. Volume memperkuat pola harga saham (volume as confirmation in
price patterns)
Volume mengukur intensitas di belakang pergerakan harga.
Volume yang besar mencerminkan derajat intensitas dan tekanan
yang tinggi. Dengan memonitor tingkat volume bersama-sama
dengan reaksi harga, analis dapat lebih mengukur tekanan
pembelian atau penjualan di belakang pergerakan pasar. Informasi
volume dapat digunakan untuk memperkuat atau menegaskan
pergerakan harga. Volume akan berkembang dalam arah
kecenderungan (trend) harga yang ada. Dalam kecenderungan
menaik (uptrend), volume akan lebih besar sebagaimana harga
bergerak lebih tinggi, dan akan menurun bila harga menurun.
Selama pola ini berlanjut, volume dikatakan sebagai konfirmasi
atas trend harga.
b. Volume mendahului harga (volume precedes price)
Dengan memonitor harga dan volume secara bersamaan,
sesungguhnya analis menggunakan dua alat yang berbeda untuk
mengukur hal yang sama yaitu tekanan. Keadaan dimana harga-
harga cenderung lebih tinggi dapat dilihat bahwa ada lebih banyak
tekanan pembelian daripada penjualan. Analis percaya bahwa
volume mendahului harga, berarti dampak dari tekanan pembelian
dan penjualan akan terlihat dalam volume sebelum termanifestasi
dalam harga
34
Faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran
saham adalah tingkat harga saham tersebut. Bila saham tersebut
dinilai terlalu tinggi oleh pasar, maka jumlah permintaannya akan
berkurang. Sebaliknya bila pasar menilai bahwa harga saham
terlalu rendah, jumlah permintaan akan meningkat. Tingginya
harga saham akan mengurangi kemampuan para investor untuk
membeli saham tersebut.
Hukum permintaan dan penawaran kembali akan berlaku,
sebagai konsekuensinya harga saham yang tinggi tersebut akan
menurun sampai tercipta posisi keseimbangan yang baru. Cara
yang dilakukan oleh emiten untuk mempertahankan agar sahamnya
tetap berada dalam rentang perdagangan yang optimal, sehingga
daya beli investor meningkat terutama untuk investor kecil, yaitu
dengan melakukan pemecahan saham.
Harga pasar saham yang terlalu mahal menjadi tidak menarik
bagi investor, terutama investor kecil dan akhirnya saham menjadi
tidak likuid. Dengan alasan tersebut, semakin mahal harga saham
dan semakin rendah likuiditas saham, semakin besar kemungkinan
perusahaan melakukan pemecahan saham. Husnan dkk., (1996)
mengukur kegiatan perdagangan saham menggunakan indikator
TVA untuk melihat apakah investor individual menilai laporan
keuangan secara informatif, dalam arti apakah informasi tersebut
35
membuat keputusan perdagangan di atas keputusan perdagangan
yang normal.
Perhitungan TVA dilakukan dengan membandingkan
jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dalam suatu
periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham perusahaan
yang beredar pada kurun waktu yang sama. Semakin kecil nilai
TVA mengindikasikan likuiditas perdagangan saham perusahaan
di bursa saham rendah. Perubahan volume perdagangan saham di
pasar modal menunjukkan aktivitas perdagangan saham dan
mencerminkan keputusan investasi para investor (Wismar’ein,
2004).
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu
No
Nama Judul Metode Hasil
1 Shochihat
uz Zainia
Fauzi,dkk
(2016)
Pengaruh
Pengumuman Stock
Split Terhadap
Likuiditas Saham
Dan Return Saham
(Studi pada
Perusahaan yang
One
Sample
T-Test,
Paired
Sample
T-Test,
Wilcoxo
Stock split berpengaruh
signifikan terhadap
TVA dan Abnormal
return
Tidak terdapat
perbedaan signifikan
antara TVA dan
36
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Periode 2012-2014)
n Signed
Rank
Test
Abnormal return
sebelum dan sesudah
stock split
2 Arifin
Akhmad
dan Rika
Ramadiya
nsari
(2013)
Analisis
Perbandingan
Abnormal Return,
Volume
Perdagangan Saham
Dan Likuiditas
Sebelum Dan
Sesudah Stock Split
Pada Perusahaan
Manufaktur Yang
Terdaftar
Di Bursa Efek
Indonesia
Wilcoxo
n signed
rank test
-Tidak terdapat
perbedaan yang
signifikan pada
abnormal return
sebelum dan sesudah
stock split
- Terdapat perbedaan
yang signifikan pada
volume perdagangan
dan likuiditas saham
sebelum dan sesudah
stock split
3 Iguh
Wijanarko
dan
Prasetiono
(2012)
Analisis Pengaruh
Pemecahan saham
(stock split) terhadap
likuiditas saham dan
return saham (studi
kasus pada
perusahaan yang
One
Sample
T-test
-Terdapat perbedaan
likuiditas saham
sebelum dan sesudah
stock split
-Tidak terdapat
perbedaan abnormal
37
terdaftar di BEI
Periode 2007-2011)
return sebelum dan
sesudah stock split
4 Jurica
Lucyanda
dan Ditya
Anggriaw
an
(2012)
Pengaruh Tingkat
Kemahalan Harga
Saham, Kinerja
Keuangan
Perusahaan Dan
Likuiditas
Perdagangan
Saham Terhadap
Keputusan
Perusahaan
Melakukan
Stock Split
Regresi
Logit
dan
Independ
ent
sample t-
test
-PBV dan TVA
berpengaruh terhadap
keputusan stock split
-EPS, PER, dan ROA
tidak berpengaruh
terhadap keputusan
stock split
-Tidak terdapat
perbedaan nilai
perusahaan yang
melakukan stock split
dengan yang tidak
melakukan stock split
5 Susi Dwi
Mulyani
(2008)
Analisis Pemecahan
Saham (Stock Split):
Dampaknya terhadap
Likuiditas
Perdagangan Saham
dan Pendapatan
Perusahaan Publik di
Indonesia
Regresi
logistik
Harga saham
berpengaruh terhadap
keputusan pemecahan
saham
-Volume perdagangan
tidak berpengaruh
terhadap keputusan
pemecahan saham
38
6 Jorge
Farinha
dan Nuno
Filipe
Basilio
(2006)
Stock Splits: Real
Effects or Just a
Question of Maths?
An Empirical
Analysis of the
Portuguese Case
Cummul
ative
Abnorm
al
Return
Rata-rata volume
perdagangan tidak
mengalami perbedaan
yang signifikan pada
periode sebelum dan
sesudah pemecahan
saham.
7 Ruslan Y.
Goyenko,
et.al
(2006)
Do Stock Splits
Improve Liquidity?
Regressi
on
analysis
Terdapat pengaruh
antara stock split
dengan likuiditas saham
pada NASDAQ dan
NYSE/AMEX
8 Harjani
Widiastuti
dan
Usmara
(2005)
Analisis Faktor-
faktor yang
Mempengaruhi Stock
Split dan
Pengaruhnya
terhadap Nilai
Perusahaan
Regresi
Logit
-PBV berpengaruh
positif signifikan
terhadap keputusan
melakukan stock split
-PER tidak berpengaruh
positif signifikan
terhadap keputusan
melakukan stock split
39
9 Susana
Menendez
dan Silvia
Gomez
(2003)
Stock Split:
Motivations and
Valuation Effect in
The Spanish Market
Regresi
Logit
rata-rata volume
perdagangan tidak
mengalami perbedaan
yang signifikan pada
periode sebelum dan
sesudah pemecahan
saham.
10 Gow-
Cheng
Huang,
et.al
(2002)
Do Stock Splits
Signal Future
Profitability?
Regressi
on
Analysis
Terdapat hubungan
negative antara aksi
pemecahan saham
dengan future
profitability
40
C. Kerangka Pimikiran
Data normal Data tidak normal
Parametric test Non-parametric test
Wilcoxon Signed Rank
Test
Interpretasi
Kebijakan Stock Split (Pemecahan
Saham)
Tanggal Stock Split
Sebelum Tanggal Stock
Split:
Harga saham, volume
perdagangan saham,
abnormal return
Sesudah Tanggal Stock
Split:
Harga saham, volume
perdagangan saham,
abnormal return
Uji Normalitas:
Kolmogorov Smirnov
Uji Paired Sample T-
test
Kesimpulan
Gambar 2. 1
Kerangka Pemikiran
41
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan dan kajian terhadap penelitian terdahulu yang relevan,
maka hipotesis yang akan diajukan kebenarannya secara empiris adalah:
1. H0 : µ1 = µ2 : Tidak terdapat perbedaan harga saham sebelum dan sesudah
stock split.
Hi : µ1 ≠ µ2 : Terdapat perbedaan harga saham sebelum dan sesudah stock
split.
2. H0 : µ1 = µ2 : Tidak terdapat perbedaan abnormal return saham sebelum dan
sesudah stock split.
Hi : µ1 ≠ µ2 : Terdapat perbedaan abnormal return saham sebelum dan
sesudah stock split.
3. H0 : µ1 = µ2 : Tidak terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum
dan sesudah stock split.
Hi : µ1 ≠ µ2 : Terdapat perbedaan volume perdagangan sebelum dan sesudah
stock split.
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan event study dimana penelitian ini
adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh akibat suatu peristiwa
yang terjadi (event). Penelitian ini dilakukan berdasarkan peristiwa kebijakan
stock split (pemecahan saham) yang terjadi.
Ruang lingkup penelitian ini adalah saham-saham perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (go public) periode 2013-2016. Jendela data yang
digunakan dalam penelitian ini 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah aktivitas
stock split (pemecahan saham).
Alasan peneliti menggunakan sampel saham perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (go public) karena ingin mengetahui reaksi pasar pada
saat sebelum dan sesudah aktivitas stock split (pemecahan saham).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri
tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan (Sanusi, 2011).
Kumpulan elemen tersebut menunjukkan jumlah, sedangkan ciri-ciri tertentu
menunjukkan karakteristik dari kumpulan itu. Populasi dalam penelitian ini
merupakan perusahaan yang go-public di Bursa Efek Indonesia.
43
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini
teknik yang digunakan untuk mengambil sampel yaitu purposive sampling atau
pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan tujuan tertentu (Arikunto,
2010). Adapun pemilihan sampel dalam penelitian ini didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan tertentu. Beberapa kriteria yang digunakan untuk
menentukan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan go-public atau yang telah mendaftarkan efeknya di Bursa
Efek Indonesia yang tergabung dalam berbagai industri sepanjang tahun
2013-2016.
2. Perusahaan go-public atau yang telah mendaftarkan efeknya di Bursa
Efek Indonesia minimal tujuh hari sebelum hingga sesudah peristiwa
stock split. Digunakannya data selama tujuh hari sebelum hingga tujuh
hari setelah peristiwa stock split dikarnakan efek peristiwa tersebut tidak
berlangsung lama dan agar penelitian ini tidak bias.
3. Perusahaan yang hanya melakukan kebijakan stock split dan tidak
melakukan aksi korporasi lainnya seperti warrant, right issue,
pembagian deviden dan aksi korporasi lainnya pada tahun saat peristiwa
stock split dilaksanakan.
4. Perusahaan yang datanya tersedia secara lengkap untuk kebutuhan
analisis
44
C. Sumber Data
Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data
sekunder diperoleh dari situs web saham.ok, Bursa Efek Indonesia, Seputar
Forex, Dunia Investasi, Investing.com dan Yahoo Finance yang didownload
melalui internet.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah mendeskripsikan teknik analisa apa yang akan
digunakan oleh peneliti untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan,
termasuk pengujiannya (Sanusi, 2011). Teknik analisa data merupakan cara
atau metode pengumpulan data atau pengukuran variabel yang di dalamnya
terdapat banyak muatan analisis yang penting dan harus dikuasai oleh peneliti.
Adapun data yang dianalisis oleh peneliti berupa data kuantitatif.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan
komparatif. Analisis deskriptif dilakukan untuk menggambarkan hasil
penelitian yang dilakukan dan model yang menjelaskan perbedaan reaksi pasar
sebelum dan sesudah peristiwa stock split dalam penelitian ini menggunakan
analisa komparatif paired sample t-test dan Wilcoxon signed ranks test.
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan
analisi dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Dalam
45
statistik deskriptf ini, akan dikemukakan cara-cara penyajian data, dengan
table biasa maupun distribusi frekuensi, penjelasan kelompok melalui
modus, median, mean dan variasi kelompok melalui rentang dan
simpangan baku (Sugiyono, 2005:21)
2. Uji Normalitas Data
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji satu sampel
Kolmogorov Smirnov. Uji Kolmogorov Smirnov digunakan untuk menguji
apakah sampel yang digunakan berdistibusi normal atau tidak normal
(Azizah, 2012).
H0 : Data berdistribusi normal
H1: Data tidak berdistribusi normal
Dengan membandingkan Kolmogorov smirnov hitung dengan
Kolmogorov smirnov tabel:
Jika Kolmogorov Smirnov hitung > Kolmogorov Smirnov tabel
maka, H0 diterima
Jika Kolmogorov Smirnov hitung < Kolmogorov Smirnov tabel
maka, H0 ditolak
Dengan melihat angka probabilitas yang memiliki ketentuan:
Probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
Probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
46
Kemudian, perbandingan Kolmogorov Smirnov hitung dengan
Kolmogorov Smirnov tabel adalah:
D = 1,36
√𝑛
3. Pengujian Hipotesis
a. Paired Sample T-test
Uji Paired Sampel T-Test bertujuan untuk menguji dua sampel
yang saling berpasangan, apakah keduanya memiliki rata-rata yang
secara nyata berbeda atau tidak. Paired Sample T-Test diuji dengan
tingkat signifikansi α = 0,05 (Azizah, 2012). Dasar pengambilan
keputusannya:
Jika p-value > 0,05 maka H0 ditolak
Jika p-value < 0,05 maka H0 diterima
b. Uji Statistik Non-Parametrik (Wilcoxon Signed Ranks Test)
Pengujian dua sampel berhubungan menguji apakah dua sampel
berpasangan satu dengan yang lain yang berasal dari populasi yang
sama. Jika data sampel bersifat internal atau rasio, serta distribusi data
mengikuti distribusi normal, maka bisa dilakukan uji parametrik untuk
data dua sampel berhubungan, seperti uji paired t-test (Azizah, 2012).
Namun, jika salah satu syarat tersebut tidak terpenuhi yakni:
Data bertipe nominal atau ordinal
Data bertipe interval atau rasio, namun tidak berdistribusi
normal maka uji paired t-test harus diganti dengan uji
47
statistik non-parametrik, dalam penelitian ini menggunakan
uji Wilcoxon signed rank test.
Dengan ketentuan yaitu:
Probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
Probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel operasional dalam penelitian ini adalah volume perdagangan
saham, expected return, abnormal return dan harga saham. Variabel volume
perdagangan saham dan harga saham dipergunakan untuk mengetahui
likuiditas perdagangan saham sesudah pengumuman pemecahan saham,
sedangkan variabel abnormal return dipergunakan untuk mengetahui adanya
good news sebagai sinyal yang diperoleh oleh investor sesudah pengumuman
pemecahan saham.
Menurut Husnan (2005), volume perdagangan saham merupakan rasio
antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu
terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu. Jumlah saham yang
diterbitkan tercermin dalam jumlah lembar saham saat perusahaan tersebut
melakukan emisi saham. Menurut Brown dan Warner (1985), abnormal return
dapat dicari dengan menggunakan market adjusted model. Abnormal return
dengan Market adjusted model diperoleh dari selisih antara return yang
48
sesungguhnya dengan return ekspektasi masing masing saham. Berikut ini
akan dijelaskan mengenai definisi operasional variabel yang akan
Tabel 3. 1
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Defenisi Pengukuran
1 Harga
Saham
Harga yang
menunjukan nilai
pasar saham tersebut
Closing price pada saat
sebelum dan sesudah perisstiwa
stock split
2 Abnormal
Return
Selisih antara return
yang Sesungguhnya
dengan return
ekspektasi masing
masing saham
𝐴𝑅𝑖𝑡 = 𝑅𝑖𝑡 − 𝐸(𝑅𝑚)
3 Volume
Perdagangan
Saham
Perbandingan antara
jumlah saham yang
diperdagangkan
dengan jumlah
saham beredar
𝑇𝑉𝐴 = 𝛴𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑑𝑎𝑔𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛
𝛴𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
49
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Sampel awal dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang
melakukan aksi pemecahan saham (stock split) pada tahun 2013-2016.
Terdapat 55 perusahaan yang melakukan stock split selama periode 2013-
2016. Sampel awal yang berjumlah 55 perusahaan tersebut kemudian
disaring menjadi 33 perusahaan dengan menggunakan metode purposive
sampling. Perusahaan yang dipilih adalah perusahaan yang hanya
melakukan 1 kali stock split selama periode penelitian.
Investor harus mengetahui jadwal pengumuman pemecahan saham
agar investor dapat mengambil keputusan yang terbaik untuk investasinya
pada saat ini dan masa depan. Berikut adalah nama-nama perusahaan yang
menjadi sampel penelitian beserta tanggal dilakukannya pemecahan saham:
Tabel 4. 1
Sampel Perusahaan yang Melakukan Stock Split
No Nama Perusahaan Kode
Saham
Tanggal Stock
Split
1 PT Sarana Menara Nusantara, Tbk TOWR 22 Juli 2013
2 PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk ROTI 29 November
2013
50
3 PT Indal Aluminium Industry, Tbk INAI 12 Februari
2014
4 PT. Alumindo Light Metal
Industry, Tbk
ALMI 12 Februari
2014
5 PT. Rimau Multi Putra Pratama,
Tbk
CMPP 03 September
2014
6 PT. Lautan Luas, Tbk LTLS 09 Januari
2015
7 PT. Goodyear Indonesia, Tbk GDYR 14 Juli 2015
8 PT Trust Finance Indonesia, Tbk TRUS 27 Juli 2015
9 PT Bali Towerindo Sentra, Tbk BALI 30 Juli 2015
10 PT Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk CEKA 03 Agustus
2015
11 PT Danasupra Era Pacific, Tbk DEFI 23 November
2015
12 PT Tira Austenite, Tbk TIRA 01 Februari
2016
13 PT Perdana Bangun Pusaka, Tbk KONI 25 Februari
2016
14 PT Rukun Raharja, Tbk RAJA 10 Juni 2016
15 PT HS Sampoerna HMSP 17 Juni 2016
16 PT J Resources Asia Pasifik, Tbk PSAB 22 Juni 2016
17 PT Impack Pratama Industri, Tbk IMPC 27 Juni 2016
51
18 PT Kresna Graha Investama, Tbk KREN 28 Juni 2016
19 PT Eratex Djaja, Tbk ERTX 11 Juli 2016
20 PT Tembaga Mulia Semanan, Tbk TBMS 15 Juli 2016
21 PT Minna Padi Investama, Tbk PADI 19 Juli 2016
22 PT Asuransi Bintang, Tbk ASBI 29 Juli 2016
23 PT Indofood CBP Sukses
Makmur, Tbk
ICBP 01 Agustus
2016
24 PT Betonjaya Manunggal, Tbk BTON 04 Agustus
2016
25 PT Akbar Indo Makmur Stimec,
Tbk
AIMS 05 Agustus
2016
26 PT Mayora Indah, Tbk. MYOR 09 Agustus
2016
27 PT Asuransi Kresna Mitra, Tbk ASMI 10 Agustus
2016
28 PT Century Textile Industry, Tbk CNTX 18 Agustus
2016
29 PT Hanson International, Tbk MYRX 19 Agustus
2016
30 PT Kedaung Indah Can, Tbk KICI 26 Agustus
2016
31 PT Primarindo Asia Infrastructure,
Tbk
BIMA 01 September
2016
52
32 PT Sumber Energi Andalan, Tbk ITMA 16 September
2016
33 PT Sumi Indo Kabel, Tbk IKBI 26 September
2016
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, 33 sampel perusahaan tersebut dapat
diklasifikasikan berdasarkan 8 sektor sebagai berikut:
Tabel 4. 2
Klasifikasi Perusahaan Berdasarkan Sektor
No Jenis Sektor Nama Perusahaan
1 Basic Industry &
Chemical
PT Indal Aluminium Industry, Tbk
PT. Alumindo Light Metal Industry, Tbk
PT Impack Pratama Industri, Tbk
PT Tembaga Mulia Semanan, Tbk
PT Betonjaya Manunggal, Tbk
2 Trade, Service, &
Investment
PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk
PT. Lautan Luas, Tbk
PT Tira Austenite, Tbk
PT Perdana Bangun Pusaka, Tbk
PT Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk
PT Sumber Energi Andalan, Tbk
3 PT. Goodyear Indonesia, Tbk
53
Miscellaneous
Industry
PT Eratex Djaja, Tbk
PT Century Textile Industry, Tbk
PT Primarindo Asia Infrastructure, Tbk
PT Sumi Indo Kabel, Tbk
4 Finance PT Trust Finance Indonesia, Tbk
PT Danasupra Era Pacific, Tbk
PT Kresna Graha Investama, Tbk
PT Minna Padi Investama, Tbk
PT Asuransi Bintang, Tbk
PT Asuransi Kresna Mitra, Tbk
5 Infrastructure,
Utilities, &
Transportation
PT Bali Towerindo Sentra, Tbk
PT Rukun Raharja, Tbk
6 Consumer Goods
Industry
PT Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk
PT HS Sampoerna
PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
PT Mayora Indah, Tbk.
PT Kedaung Indah Can, Tbk
7 Mining PT J Resources Asia Pasifik, Tbk
8 Property, Real
Estate & Building
Construction
PT Hanson International, Tbk
Sumber: idx.co.id
54
Tabel 4. 3 Presentase Sampel Berdasarkan Sektor
No Sektor Presentase
1 Basic Industry & Chemical 15,15%
2 Trade, Service, & Investment 18,18%
3 Miscellaneous Industry 15,15%
4 Finance 18,18%
5 Infrastructure, Utilities, & Transportation 6,06%
6 Consumer Goods Industry 15,15%
7 Mining 3,03%
8 Property, Real Estate & Building Construction 3,03%
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.3 presentase sampel di atas, menunjukkan
bahwa komposisi perusaahaan go public yang melakukan kebijakan
pemecahan saham di dominasi oleh perusahaan yang bergerak di bidang
finance dan Trade, Service, & Investment dengan presentase yang sama
yaitu sebesar 18,18% . Sementara itu, perusahaan yang bergerak di bidang
Basic Industry & Chemical, Miscellaneous Industry, Consumer Goods
Industry memiliki presentase sebesar 15,15%. Perusahaan yang bergerak di
bidang Infrastructure, Utilities, & Transportation memiliki presentase
sebesar 6,06%. Sementara itu, minoritas sampel dalam penelitian ini adalah
perusahaan yang bergerak di bidang Mining dan Property, Real Estate &
Building Construction yang memiliki presentase sebesar 3,03%.
55
B. Pengujian dan Pembahasan
1. Deskriptif Variabel Penelitian
Sebelum dilakukan uji normalitas dan uji hipotesis terhadap variable
penelitian, maka terlebih dahulu dilakukannya analisis statistik
deskriptif untuk meninjau deskripsi variable penelitian.
Statistik deskriptif merupakan statisik yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
(Sugiyono, 2009:29).
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu
data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standard
deviation), varian (variance), maksimum, minimum, sum, range,
kurtosis, dan skewness. Mean digunakan untuk memperkirakan besar
raa-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi
digunakan untuk menilai disperse rata-rata dari sampel. Maksimum dan
minimum adalah nilai paling besar dan paling kecil dari data yang
digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum dari populasi.
Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari
sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk
dijadikan sampel penelitian (Ghozali, 2013:19).
Penelitian ini menggunakan data closing price sebagai proksi dari
harga saham, rata-rata trading volume activity saham dan rata-rata
56
abnormal return pada perusahaan go public yang melakukan aktivitas
pemecahan saham pada periode 2013-2016 dengan jendela data selama
7 hari sebelum dan 7 hari setelah pemecahan saham.
Analisis deskriptif untuk harga saham,volume perdagangan saham
dan abnormal return dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4. 4
Uji Statistik Deskriptif Harga Saham
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
sblmsatu 33 280.000000 95150.000000 8180.12121212 18311.879064144
ssdhsatu 33 129.000000 8850.000000 945.75757576 1631.484696341
sblmdua 33 276.000000 95625.000000 7914.84848485 18138.103553227
ssdahdua 33 120.000000 8600.000000 931.66666667 1591.248481277
sblmtiga 33 280.000000 97850.000000 7703.90909091 18201.739345739
ssdhtiga 33 120.000000 8925.000000 955.54545455 1646.554016934
sblmempat 33 258.000000 99275.000000 7518.96969697 18336.353092090
ssdhempat 33 122.000000 8800.000000 946.00000000 1625.256595126
sblmlima 33 258.000000 99800.000000 7587.03030303 18419.968087453
ssdhlima 33 125.000000 8800.000000 944.09090909 1626.449283786
sblmenam 33 256.000000 99000.000000 7546.96969697 18293.608471412
ssdhenam 33 125.000000 8850.000000 940.69696970 1629.571463699
sblmtujuh 33 256.000000 98600.000000 7510.90909091 18207.610037364
ssdhtujuh 33 140.000000 8925.000000 947.33333333 1636.417823072
Valid N
(listwise) 33
Sumber: Hasil olah data dengan spsss
57
Pada variable harga saham, nilai minimum harga saham pada saat
satu hari sebelum stock split adalah sebesar 280, maksimum adalah
sebesar 95150, mean adalah sebesar 8180,12, dan standar deviasi
sebesar 18311,88. Nilai minimum harga saham pada saat satu hari
setelah stock split adalah sebesar 129, maksimum adalah sebesar 8850,
mean adalah sebesar 945,76, dan standar deviasi sebesar 1631,48. Nilai
minimum harga saham pada saat dua hari sebelum stock split adalah
sebesar 276, maksimum adalah sebesar 95625, mean adalah sebesar
7914,85, dan standar deviasi sebesar 18138,10. Nilai minimum harga
saham pada saat dua hari setelah stock split adalah sebesar 120,
maksimum adalah sebesar 8600, mean adalah sebesar 931,67, dan
standar deviasi sebesar 1591,24. Nilai minimum harga saham pada saat
tiga hari sebelum stock split adalah sebesar 280, maksimum adalah
sebesar 97850, mean adalah sebesar 7703,91, dan standar deviasi
sebesar 18201,74. Nilai minimum harga saham pada saat tiga hari
setelah stock split adalah sebesar 120, maksimum adalah sebesar 8925,
mean adalah sebesar 955,54, dan standar deviasi sebesar 1646,55. Nilai
minimum harga saham pada saat empat hari sebelum stock split adalah
sebesar 258, maksimum adalah sebesar 99275, mean adalah sebesar
7518,97, dan standar deviasi sebesar 18336,35. Nilai minimum harga
saham pada saat empat hari setelah stock split adalah sebesar 122,
maksimum adalah sebesar 8800, mean adalah sebesar 946, dan standar
deviasi sebesar 1625,26. Nilai minimum harga saham pada saat lima
58
hari sebelum stock split adalah sebesar 258, maksimum adalah sebesar
99800, mean adalah sebesar 7587,03, dan standar deviasi sebesar
18419,96. Nilai minimum harga saham pada saat lima hari setelah stock
split adalah sebesar 122, maksimum adalah sebesar 8800, mean adalah
sebesar 944,09, dan standar deviasi sebesar 1626,45. Nilai minimum
harga saham pada saat enam hari sebelum stock split adalah sebesar 256,
maksimum adalah sebesar 99000, mean adalah sebesar 7546,96, dan
standar deviasi sebesar 18293,60. Nilai minimum harga saham pada saat
enam hari setelah stock split adalah sebesar 125, maksimum adalah
sebesar 8850, mean adalah sebesar 940,69, dan standar deviasi sebesar
1629,57. Nilai minimum harga saham pada saat tujuh hari sebelum stock
split adalah sebesar 256, maksimum adalah sebesar 98600, mean adalah
sebesar 7510,90, dan standar deviasi sebesar 18207,61. Nilai minimum
harga saham pada saat tujuh hari setelah stock split adalah sebesar 140,
maksimum adalah sebesar 8925, mean adalah sebesar 947,33, dan
standar deviasi sebesar 1636,41.
Pada variable abnormal return, nilai minimum abnormal return
pada saat satu hari sebelum stock split adalah sebesar -0,557, maksimum
adalah sebesar 0,484, mean adalah sebesar 0,007, dan standar deviasi
sebesar 0,134. Nilai minimum abnormal return pada saat satu hari
setelah stock split adalah sebesar -0,642, maksimum adalah sebesar
0,216, mean adalah sebesar -0,010, dan standar deviasi sebesar 0,128.
Nilai minimum abnormal return pada saat dua hari sebelum stock split
59
adalah sebesar -0,516 , maksimum adalah sebesar 0,216, mean adalah
sebesar 0,0003, dan standar deviasi sebesar 0,153. Nilai minimum
abnormal return pada saat dua hari setelah stock split adalah sebesar -
0,172, maksimum adalah sebesar 0,197, mean adalah sebesar 0,006, dan
standar deviasi sebesar 0,064. Nilai minimum abnormal return pada saat
tiga hari sebelum stock split adalah sebesar -0,692, maksimum adalah
sebesar 0,660, mean adalah sebesar 0,023, dan standar deviasi sebesar
0,177. Nilai minimum abnormal return pada saat tiga hari setelah stock
split adalah sebesar -0,043, maksimum adalah sebesar 0,190, mean
adalah sebesar 0,027, dan standar deviasi sebesar 0,060. Nilai minimum
abnormal return pada saat empat hari sebelum stock split adalah sebesar
-0,521, maksimum adalah sebesar 0,168, mean adalah sebesar -0,023,
dan standar deviasi sebesar 0,119. Nilai minimum abnormal return pada
saat empat hari setelah stock split adalah sebesar -0,130, maksimum
adalah sebesar 0,161, mean adalah sebesar -0,0003, dan standar deviasi
sebesar 0,052. Nilai minimum abnormal return pada saat lima hari
sebelum stock split adalah sebesar -0,511, maksimum adalah sebesar
0,633, mean adalah sebesar 0,003, dan standar deviasi sebesar 0,148.
Nilai minimum abnormal return pada saat lima hari setelah stock split
adalah sebesar -0,129, maksimum adalah sebesar 0,190, mean adalah
sebesar -0,002, dan standar deviasi sebesar 0,053. Nilai minimum
abnormal return pada saat enam hari sebelum stock split adalah sebesar
-0,390, maksimum adalah sebesar 0,441, mean adalah sebesar -0,008,
60
dan standar deviasi sebesar 0,107. Nilai minimum abnormal return pada
saat enam hari setelah stock split adalah sebesar -0,111, maksimum
adalah sebesar 0,238, mean adalah sebesar 0,011, dan standar deviasi
sebesar 0,069. Nilai minimum abnormal return pada saat tujuh hari
sebelum stock split adalah sebesar -0,337, maksimum adalah sebesar
0,446, mean adalah sebesar -0,007, dan standar deviasi sebesar 0,102.
Nilai minimum abnormal return pada saat tujuh hari setelah stock split
adalah sebesar -0,059, maksimum adalah sebesar 0,184 , mean adalah
sebesar 0,012, dan standar deviasi sebesar 0,043.
Pada variable volume perdagangan saham, nilai minimum
volume perdagangan saham pada saat satu hari sebelum stock split
adalah sebesar 0,000, maksimum adalah sebesar 0,408, mean adalah
sebesar 0,002, dan standar deviasi sebesar 0,007. Nilai minimum
volume perdagangan saham pada saat satu hari setelah stock split adalah
sebesar 0,000, maksimum adalah sebesar 0,017, mean adalah sebesar -
0,001, dan standar deviasi sebesar 0,003. Nilai minimum volume
perdagangan saham pada saat dua hari sebelum stock split adalah
sebesar 0,000 , maksimum adalah sebesar 0,022, mean adalah sebesar
0,001, dan standar deviasi sebesar 0,004. Nilai minimum volume
perdagangan saham pada saat dua hari setelah stock split adalah sebesar
0,000, maksimum adalah sebesar 0,016, mean adalah sebesar 0,001, dan
standar deviasi sebesar 0,003. Nilai minimum volume perdagangan
saham pada saat tiga hari sebelum stock split adalah sebesar 0,000,
61
maksimum adalah sebesar 0,016, mean adalah sebesar 0,0009, dan
standar deviasi sebesar 0,003. Nilai minimum volume perdagangan
saham pada saat tiga hari setelah stock split adalah sebesar 0,000,
maksimum adalah sebesar 0,017, mean adalah sebesar 0,001, dan
standar deviasi sebesar 0,003. Nilai minimum volume perdagangan
saham pada saat empat hari sebelum stock split adalah sebesar 0,000,
maksimum adalah sebesar 0,069, mean adalah sebesar 0,0026, dan
standar deviasi sebesar 0,012. Nilai minimum volume perdagangan
saham pada saat empat hari setelah stock split adalah sebesar 0,000,
maksimum adalah sebesar 0,014, mean adalah sebesar 0,001, dan
standar deviasi sebesar 0,003. Nilai minimum volume perdagangan
saham pada saat lima hari sebelum stock split adalah sebesar 0,000,
maksimum adalah sebesar 0,073, mean adalah sebesar 0,002, dan
standar deviasi sebesar 0,012. Nilai minimum volume perdagangan
saham pada saat lima hari setelah stock split adalah sebesar 0,000,
maksimum adalah sebesar 0,022, mean adalah sebesar 0,0015, dan
standar deviasi sebesar 0,004. Nilai minimum volume perdagangan
saham pada saat enam hari sebelum stock split adalah sebesar 0,000,
maksimum adalah sebesar 0,020, mean adalah sebesar 0,001 dan standar
deviasi sebesar 0,003. Nilai minimum volume perdagangan saham pada
saat enam hari setelah stock split adalah sebesar 0,000, maksimum
adalah sebesar 0,018, mean adalah sebesar 0,0016, dan standar deviasi
sebesar 0,003. Nilai minimum volume perdagangan saham pada saat
62
tujuh hari sebelum stock split adalah sebesar 0,000, maksimum adalah
sebesar 0,016, mean adalah sebesar 0,001, dan standar deviasi sebesar
0,003. Nilai minimum volume perdagangan saham pada saat tujuh hari
setelah stock split adalah sebesar 0,000, maksimum adalah sebesar 0,071
, mean adalah sebesar 0,003, dan standar deviasi sebesar 0,0125.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan sebuah uji yang dilakukan untuk
mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak.
Uji normalitas ini dilakukan dengan metode One-Sample Kolmogorov-
Smirnov dengan tingkat signifikansi 0,05. Jika hasil signifikansi > 0,05,
maka data dinyatakan normal. Sedangkan jika hasil signifikansi < 0,05,
maka data dinyatakan tidak normal.
a. Uji Normalitas Data pada Variabel Harga Saham
Tabel 4. 5
Uji Normalitas Data Harga Saham
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sblmsatu ssdhsatu Sblmdua
N 34 34 34
Normal
Parametersa,b
Mean 7939.52941333 917.94117671 7682.05882389
Std.
Deviation 18086.780362116 1614.741783160 17912.673647526
Most Extreme
Differences
Absolute .374 .285 .369
Positive .374 .275 .369
Negative -.330 -.285 -.334
63
Kolmogorov-Smirnov Z 2.180 1.661 2.154
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .008 .000
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ssdhdua sblmtiga Ssdhtiga
N 34 34 34
Normal
Parametersa,b
Mean 904.26470732 7477.32353206 927.44117647
Std.
Deviation 1575.078338883 17972.462695361 1629.674594609
Most Extreme
Differences
Absolute .285 .364 .285
Positive .285 .364 .277
Negative -.283 -.339 -.285
Kolmogorov-Smirnov Z 1.660 2.123 1.660
Asymp. Sig. (2-tailed) .008 .000 .008
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sblmempat ssdhempat sblmlima
N 34 34 34
Normal Parametersa,b
Mean 7297.82353247 918.17647082 7363.88235294
Std.
Deviation 18102.378165735 1608.644101803
18185.3397311
48
Most Extreme
Differences
Absolute .360 .284 .364
Positive .360 .279 .364
Negative -.343 -.284 -.343
Kolmogorov-Smirnov Z 2.097 1.656 2.121
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .008 .000
64
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ssdhlima sblmenam ssdhenam
N 34 34 34
Normal
Parametersa,b
Mean 916.32352954 7325.00000000 913.02941329
Std. Deviation 1609.779633266 18060.736840232 1612.78025401
9
Most Extreme
Differences
Absolute .285 .364 .286
Positive .276 .364 .278
Negative -.285 -.343 -.286
Kolmogorov-Smirnov Z 1.660 2.120 1.666
Asymp. Sig. (2-tailed) .008 .000 .008
sblmtujuh ssdhtujuh
N 34 34
Normal Parametersa,b
Mean 7290.00000000 919.47058833
Std. Deviation 17975.825982624 1619.602181461
Most Extreme
Differences
Absolute .363 .286
Positive .363 .282
Negative -.343 -.286
Kolmogorov-Smirnov Z 2.119 1.666
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .008
Sumber: Hasil olah data dengan spss
Berdasarkan hasil uji di atas dapat dilihat bahwa signifikansi
harga saham satu sampai tujuh hari sebelum stock split masing-
masing adalah sebesar 0,000 dan signifikansi harga saham satu
65
sampai tujuh hari sesudah stock split masing-masing adalah sebesar
0,008. Hasil tersebut menyatakan bahwa data rata-rata harga saham
satu hari sampai tujuh hari sebelum dan sesudah stock split tidak
berdistribusi normal karena 0,000 < 0,05 dan 0,008 < 0,05.
b. Uji Normalitas Data pada Variabel Abnormal Return
Tabel 4. 6
Uji Normalitas Data Abnormal Return
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sblmsatu ssdhsatu sblmdua ssdhdua
N 34 34 34 34
Normal
Parameter
sa,b
Mean .00766848 -.01008591 .00033113 .00613692
Std. Deviation .132362169 .126165993 .150589472 .063557024
Most
Extreme
Difference
s
Absolute .368 .354 .356 .261
Positive .301 .286 .356 .261
Negative -.368 -.354 -.282 -.205
Kolmogorov-Smirnov Z 2.144 2.066 2.077 1.523
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .019
66
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sblmlima ssdhlima sblmenam ssdhenam
N 34 34 34 34
Normal
Parametersa,b
Mean .00363442 -.00290976 -.00869270 .01116833
Std.
Deviation
.14635417
5 .052934628 .105725622 .068014014
Most Extreme
Differences
Absolute .371 .247 .393 .195
Positive .371 .247 .393 .195
Negative -.322 -.205 -.295 -.148
Kolmogorov-Smirnov Z 2.161 1.441 2.290 1.136
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .031 .000 .151
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sblmtiga ssdhtiga sblmempat Ssdhempat
N 34 34 34 34
Normal
Parametersa,b
Mean .02324026 .02689367 -.02267613 -.00030883
Std. Deviation .174524325 .060175989 .118168963 .051507440
Most Extreme
Differences
Absolute .327 .277 .353 .223
Positive .273 .277 .269 .223
Negative -.327 -.176 -.353 -.176
Kolmogorov-Smirnov Z 1.904 1.617 2.060 1.301
Asymp. Sig. (2-tailed) .001 .011 .000 .068
67
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sblmtujuh ssdhtujuh
N 34 34
Normal Parametersa,b
Mean -.00720907 .01179440
Std.
Deviation .100733645 .042807051
Most Extreme Differences
Absolute .360 .182
Positive .360 .155
Negative -.280 -.182
Kolmogorov-Smirnov Z 2.099 1.060
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .211
Sumber: Hasil olah data dengan spss
Berdasarkan hasil uji di atas dapat dilihat bahwa signifikansi
abnormal return satu hari sebelum stock split adalah sebesar 0,000
dan signifikansi abnormal return satu hari sesudah stock split
adalah sebesar 0,000. Hasil tersebut menyatakan bahwa data rata-
rata abnormal return satu hari sebelum dan sesudah stock split
tidak berdistribusi normal karena 0,000 < 0,05 dan 0,000 < 0,05.
Signifikansi abnormal return dua hari sebelum stock split adalah
sebesar 0,000 dan signifikansi abnormal return dua hari sesudah
stock split adalah sebesar 0,019. Hasil tersebut menyatakan bahwa
data rata-rata abnormal return satu hari sebelum dan sesudah stock
split tidak berdistribusi normal karena 0,000 < 0,05 dan 0,019 <
0,05. Signifikansi abnormal return tiga hari sebelum stock split
adalah sebesar 0,001 dan signifikansi abnormal return tiga hari
68
sesudah stock split adalah sebesar 0,011. Hasil tersebut
menyatakan bahwa data rata-rata abnormal return tiga hari
sebelum dan sesudah stock split tidak berdistribusi normal karena
0,001 < 0,05 dan 0,011 < 0,05. Signifikansi abnormal return empat
hari sebelum stock split adalah sebesar 0,000 dan signifikansi
abnormal return dua hari sesudah stock split adalah sebesar 0,068.
Hasil tersebut menyatakan bahwa data rata-rata abnormal return
empat hari sebelum dan sesudah stock split tidak berdistribusi
normal karena 0,000 < 0,05 dan 0,068 > 0,05. Signifikansi
abnormal return lima hari sebelum stock split adalah sebesar 0,000
dan signifikansi abnormal return lima hari sesudah stock split
adalah sebesar 0,031. Hasil tersebut menyatakan bahwa data rata-
rata abnormal return lima hari sebelum dan sesudah stock split
tidak berdistribusi normal karena 0,000 < 0,05 dan 0,031 < 0,05.
Signifikansi abnormal return enam hari sebelum stock split adalah
sebesar 0,000 dan signifikansi abnormal return enam hari sesudah
stock split adalah sebesar 0,151. Hasil tersebut menyatakan bahwa
data rata-rata abnormal return enam hari sebelum dan sesudah
stock split tidak berdistribusi normal karena 0,000 < 0,05 dan 0,151
> 0,05. Signifikansi abnormal return tujuh hari sebelum stock split
adalah sebesar 0,000 dan signifikansi abnormal return tujuh hari
sesudah stock split adalah sebesar 0,211. Hasil tersebut
menyatakan bahwa data rata-rata abnormal return tujuh hari
69
sebelum dan sesudah stock split tidak berdistribusi normal karena
0,000 < 0,05 dan 0,211 > 0,05.
c. Uji Normalitas Data pada Variabel Trading Volume Activity
Tabel 4. 7
Uji Normalitas Data Volume Perdagangan Saham
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sblmsatu ssdhsatu sblmdua ssdhdua
N 34 34 34 34
Normal
Parametersa,b
Mean .00202353 .00136253 .00132201 .00124665
Std. Deviation .007217881 .003707243 .004157692 .003502464
Most Extreme
Differences
Absolute .403 .368 .404 .373
Positive .403 .368 .404 .373
Negative -.390 -.357 -.375 -.361
Kolmogorov-Smirnov Z 2.351 2.144 2.358 2.175
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
70
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sblmtiga ssdhtiga sblmempat ssdhempat
N 34 34 34 34
Normal
Parametersa,b
Mean .00091614 .00119376 .00262159 .00113182
Std. Deviation .002975477 .003504772 .011973462 .003083045
Most Extreme
Differences
Absolute .406 .434 .424 .379
Positive .406 .434 .424 .379
Negative -.379 -.367 -.413 -.357
Kolmogorov-Smirnov Z 2.368 2.533 2.475 2.207
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sblmlima ssdhlima sblmenam ssdhenam
N 34 34 34 34
Normal
Parameters
a,b
Mean .00274009 .00152305 .00115882 .00156781
Std. Deviation .012615156 .004501609 .003864125 .003929958
Most
Extreme
Differences
Absolute .435 .389 .421 .375
Positive .435 .389 .421 .375
Negative -.414 -.368 -.382 -.345
Kolmogorov-Smirnov Z 2.537 2.265 2.455 2.187
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
71
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sblmtujuh ssdhtujuh
N 34 34
Normal
Parametersa,b
Mean .00101411 .00312163
Std. Deviation .003117240 .012407700
Most Extreme
Differences
Absolute .418 .441
Positive .418 .441
Negative -.372 -.401
Kolmogorov-Smirnov Z 2.435 2.574
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000
Sumber: Hasil olah data dengan spss
Berdasarkan hasil uji di atas dapat dilihat bahwa signifikansi
trading volume activity satu sampai tujuh hari sebelum stock split
masing-masing adalah sebesar 0,000 dan signifikansi harga saham
satu sampai tujuh hari sesudah stock split masing-masing adalah
sebesar 0,000. Hasil tersebut menyatakan bahwa data rata-rata
trading volume activity tidak berdistribusi normal karena 0,000 >
0,05.
3. Uji Hipotesis
Setelah dilakukannya uji normalitas data, selanjutnya dilakukan uji
hipotesis. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan yang signifikan atau tidak antara harga saham, abnormal
return dan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan uji Wilcoxon signed rank test
72
dikarenakan data masing-masing variable tidak berdistribusi normal.
Berikut adalah penjabarannya:
a. Uji Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah terdapat
perbedaan harga saham sebelum dan sesudah stock split. Dalam
penelitian ini data diperoleh dari closing price tiap saham
perusahaan di 7 hari sebelum dan 7 hari setelah stock split. Harga
saham sebelum stock split diperoleh dari penjumlahan closing price
setiap saham pada H-7 hingga H-1. Sedangkan harga saham sesudah
stock split diperoleh dari closing price setiap saham pada H+1
hingga H+7.
Data harga saham yang telah diuji normalitas dan hasilnya
adalah data tidak berdistribusi normal, sehingga data dapat diuji
lebih lanjut dengan metode Wilcoxon signed rank test. Hasil uji
Wilcoxon signed rank test atas harga saham dengan menggunakan
software SPSS versi 20 dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4. 8
Uji Hipotesis Data Harga Saham
Harga Saham
Hari T Hitung Signifikansi Hasil
H-1&H+1 0,000 0,05 Signifikan
H-2&H+2 0,000 0,05 Signifikan
H-3&H+3 0,000 0,05 Signifikan
H-4&H+4 0,000 0,05 Signifikan
H-5&H+5 0,000 0,05 Signifikan
H-6&H+6 0,000 0,05 Signifikan
H-7&H+7 0,000 0,05 Signifikan
Sebelum dan Sesudah Peristiwa Signifikan
73
Sumber: Data diolah
Dari hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai t-hitung
harga saham satu hari sebelum dan sesudah adalah sebesar 0,000 dan
signifikansi sebesar 0,05 yang berarti lebih kecil dari tingkat
signifikansi 0,05 (0,000<0,05) maka Ho ditolak dan Hi diterima
yang berarti harga saham pada satu hari sebelum dan satu hari
sesudah peristiwa Stock Split menunjukkan perbedaan yang
signifikan. Nilai t-hitung harga saham dua hari sebelum dan sesudah
adalah sebesar 0,000 dan signifikansi sebesar 0,05 yang berarti lebih
kecil dari tingkat signifikansi 0,05 (0,000<0,05) maka Ho ditolak
dan Hi diterima yang berarti harga saham pada dua hari sebelum dan
sesudah peristiwa Stock Split menunjukkan perbedaan yang
signifikan. Nilai t-hitung harga saham tiga hari sebelum dan sesudah
adalah sebesar 0,000 dan signifikansi sebesar 0,05 yang berarti lebih
kecil dari tingkat signifikansi 0,05 (0,000<0,05) maka Ho ditolak
dan Hi diterima yang berarti harga saham pada tiga hari sebelum dan
sesudah peristiwa Stock Split menunjukkan perbedaan yang
signifikan. Nilai t-hitung harga saham empat hari sebelum dan
sesudah adalah sebesar 0,000 dan signifikansi sebesar 0,05 yang
berarti lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 (0,000<0,05) maka
Ho ditolak dan Hi diterima yang berarti harga saham pada empat
hari sebelum dan sesudah peristiwa Stock Split menunjukkan
perbedaan yang signifikan. Nilai t-hitung harga saham lima hari
74
sebelum dan sesudah adalah sebesar 0,000 dan signifikansi sebesar
0,05 yang berarti lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05
(0,000<0,05) maka Ho ditolak dan Hi diterima yang berarti harga
saham pada lima hari sebelum dan sesudah peristiwa Stock Split
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Nilai t-hitung harga saham
enam hari sebelum dan sesudah adalah sebesar 0,000 dan
signifikansi sebesar 0,05 yang berarti lebih kecil dari tingkat
signifikansi 0,05 (0,000<0,05) maka Ho ditolak dan Hi diterima
yang berarti harga saham pada enam hari sebelum dan sesudah
peristiwa Stock Split menunjukkan perbedaan yang signifikan. Nilai
t-hitung harga saham tujuh hari sebelum dan sesudah adalah sebesar
0,000 dan signifikansi sebesar 0,05 yang berarti lebih kecil dari
tingkat signifikansi 0,05 (0,000<0,05) maka Ho ditolak dan Hi
diterima yang berarti harga saham pada tujuh hari sebelum dan
sesudah peristiwa Stock Split menunjukkan perbedaan yang
signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, terdapat
perbedaan harga saham sebelum dan sesudah stock split.
b. Uji Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah tidak terdapat
perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah stock split. Dalam
penelitian ini data diperoleh dari Abnormal Return tiap saham
perusahaan. Abnormal Return sebelum stock split diperoleh dari
abnormal return setiap saham pada H-7 hingga H-1. Sedangkan
75
Abnormal Return sesudah stock split diperoleh dari abnormal return
setiap saham pada H+1 hingga H+7.
Data Abnormal Return telah diuji normalitas dan hasilnya
adalah data tidak berdistribusi normal, sehingga data diuji lebih
lanjut dengan metode Wilcoxon signed ranks test. Hasil uji Wilcoxon
signed ranks test atas Abnormal Return dengan menggunakan
software SPSS versi 20 dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4. 9
Uji Hipotesis Data Abnormal Return
Abnormal Return
Hari T Hitung Signifikansi Hasil
H-1&H+1 0,308 0,05 Tidak Signifikan
H-2&H+2 0,610 0,05 Tidak Signifikan
H-3&H+3 0,852 0,05 Tidak Signifikan
H-4&H+4 0,505 0,05 Tidak Signifikan
H-5&H+5 0,264 0,05 Tidak Signifikan
H-6&H+6 0,379 0,05 Tidak Signifikan
H-7&H+7 0,060 0,05 Tidak Signifikan
Sebelum dan Sesudah Peristiwa Tidak Signifikan
Sumber: Data diolah
Dari hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai t-hitung
abnormal return satu hari sebelum dan sesudah adalah sebesar 0,308
dan signifikansi sebesar 0,05 yang berarti lebih besar dari tingkat
signifikansi 0,05 (0,308>0,05) maka Ho diterima dan Hi ditolak
yang berarti abnormal return pada satu hari sebelum dan satu hari
sesudah peristiwa Stock Split menunjukkan tidak terdapat perbedaan
yang signifikan. Nilai t-hitung abnormal return dua hari sebelum
76
dan sesudah adalah sebesar 0,610 dan signifikansi sebesar 0,05 yang
berarti lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 (0,610>0,05) maka
Ho diterima dan Hi ditolak yang berarti abnormal return pada dua
hari sebelum dan sesudah peristiwa Stock Split menunjukkan tidak
terdapat perbedaan yang signifikan. Nilai t-hitung abnormal return
tiga hari sebelum dan sesudah adalah sebesar 0,852 dan signifikansi
sebesar 0,05 yang berarti lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05
(0,852>0,05) maka Ho diterima dan Hi ditolak yang berarti
abnormal return pada tiga hari sebelum dan sesudah peristiwa Stock
Split menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Nilai
t-hitung abnormal return empat hari sebelum dan sesudah adalah
sebesar 0,505 dan signifikansi sebesar 0,05 yang berarti lebih besar
dari tingkat signifikansi 0,05 (0,505>0,05) maka Ho diterima dan Hi
ditolak yang berarti abnormal return pada empat hari sebelum dan
sesudah peristiwa Stock Split menunjukkan tidak terdapat perbedaan
yang signifikan. Nilai t-hitung abnormal return lima hari sebelum
dan sesudah adalah sebesar 0,264 dan signifikansi sebesar 0,05 yang
berarti lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 (0,264>0,05) maka
Ho diterima dan Hi ditolak yang berarti abnormal return pada lima
hari sebelum dan sesudah peristiwa Stock Split menunjukkan tidak
terdapat perbedaan yang signifikan. Nilai t-hitung abnormal return
enam hari sebelum dan sesudah adalah sebesar 0,379 dan
signifikansi sebesar 0,05 yang berarti lebih besar dari tingkat
77
signifikansi 0,05 (0,379>0,05) maka Ho diterima dan Hi ditolak
yang berarti abnormal return pada enam hari sebelum dan sesudah
peristiwa Stock Split menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang
signifikan. Nilai t-hitung abnormal return tujuh hari sebelum dan
sesudah adalah sebesar 0,060 dan signifikansi sebesar 0,05 yang
berarti lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 (0,060>0,05) maka
Ho diterima dan Hi ditolak yang berarti abnormal return pada tujuh
hari sebelum dan sesudah peristiwa Stock Split menunjukkan tidak
terdapat perbedaan yang signifikan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa, tidak terdapat perbedaan abnormal return
sebelum dan sesudah stock split.
c. Uji Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah tidak terdapat
perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan stock split.
Dalam penelitian ini data diperoleh dari trading volume activity tiap
saham perusahaan. Trading volume activity sebelum stock split
diperoleh dari trading volume activity setiap saham pada H-7 hingga
H-. Sedangkan trading volume activity sesudah stock split diperoleh
dari trading volume activity setiap saham pada H+1 hingga H+7.
Data trading volume activity telah diuji normalitas dan
hasilnya adalah data tidak berdistribusi normal, sehingga data dapat
diuji lebih lanjut dengan metode Wilcoxon signed ranks Test. Hasil
78
uji Wilcoxon signed ranks test atas trading volume activity dengan
menggunakan software SPSS versi 20 dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4. 10
Uji Hipotesis Volume Perdagangan Saham
TVA
Hari T Hitung Signifikansi Hasil
H-1&H+1 0,111 0,05 TidakSignifikan
H-2&H+2 0,501 0,05 Tidak Signifikan
H-3&H+3 0,906 0,05 Tidak Signifikan
H-4&H+4 0,927 0,05 Tidak Signifikan
H-5&H+5 0,603 0,05 Tidak Signifikan
H-6&H+6 0,904 0,05 Tidak Signifikan
H-7&H+7 0,074 0,05 Tidak Signifikan
Sebelum dan Sesudah Peristiwa Tidak Signifikan
Dari hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai t-hitung
trading volume activity satu hari sebelum dan sesudah adalah
sebesar 0,111 dan signifikansi sebesar 0,05 yang berarti lebih besar
dari tingkat signifikansi 0,05 (0,111>0,05) maka Ho diterima dan Hi
ditolak yang berarti trading volume activity pada satu hari sebelum
dan satu hari sesudah peristiwa Stock Split menunjukkan tidak
terdapat perbedaan yang signifikan. Nilai t-hitung abnormal return
dua hari sebelum dan sesudah adalah sebesar 0,501 dan signifikansi
sebesar 0,05 yang berarti lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05
(0,501>0,05) maka Ho diterima dan Hi ditolak yang berarti trading
volume activity pada dua hari sebelum dan sesudah peristiwa Stock
Split menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Nilai
79
t-hitung trading volume activity tiga hari sebelum dan sesudah
adalah sebesar 0,906 dan signifikansi sebesar 0,05 yang berarti lebih
kecil dari tingkat signifikansi 0,05 (0,906>0,05) maka Ho diterima
dan Hi ditolak yang berarti trading volume activity pada tiga hari
sebelum dan sesudah peristiwa Stock Split menunjukkan tidak
terdapat perbedaan yang signifikan. Nilai t-hitung trading volume
activity empat hari sebelum dan sesudah adalah sebesar 0,927 dan
signifikansi sebesar 0,05 yang berarti lebih besar dari tingkat
signifikansi 0,05 (0,927>0,05) maka Ho diterima dan Hi ditolak
yang berarti trading volume activity pada empat hari sebelum dan
sesudah peristiwa Stock Split menunjukkan tidak terdapat perbedaan
yang signifikan. Nilai t-hitung trading volume activity lima hari
sebelum dan sesudah adalah sebesar 0,603 dan signifikansi sebesar
0,05 yang berarti lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05
(0,603>0,05) maka Ho diterima dan Hi ditolak yang berarti trading
volume activity pada lima hari sebelum dan sesudah peristiwa Stock
Split menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Nilai
t-hitung trading volume activity enam hari sebelum dan sesudah
adalah sebesar 0,904 dan signifikansi sebesar 0,05 yang berarti lebih
besar dari tingkat signifikansi 0,05 (0,904>0,05) maka Ho diterima
dan Hi ditolak yang berarti trading volume activity pada enam hari
sebelum dan sesudah peristiwa Stock Split menunjukkan tidak
terdapat perbedaan yang signifikan. Nilai t-hitung trading volume
80
activity tujuh hari sebelum dan sesudah adalah sebesar 0,074 dan
signifikansi sebesar 0,05 yang berarti lebih besar dari tingkat
signifikansi 0,05 (0,074>0,05) maka Ho diterima dan Hi ditolak
yang berarti trading volume activity pada tujuh hari sebelum dan
sesudah peristiwa Stock Split menunjukkan tidak terdapat perbedaan
yang signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, tidak
terdapat perbedaan trading volume activity sebelum dan sesudah
stock split.
4. Pembahasan
a. Hipotesis Pertama
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan
bahwa H0 ditolak dan Hi diterima yang berarti terdapat perbedaan
yang signifikan antara harga saham sebelum dan sesudah stock split.
Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai t-hitung < nilai signifikansi
0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan tujuan dilakukannya stock
split yaitu agar perusahaan bisa membentuk harga yang sesuai
dengan pasar sehingga saham menjadi lebih likuid. Selain itu, hasil
penelitian ini juga sejalan dengan trading range theory yang
menyatakan bahwa dengan melakukan pemecahan saham (stock
split), harga saham yang terlalu tinggi (over price), yang
mengakibatkan saham tersebut menjadi kurang aktif
diperdagangkan, akan menjadi lebih likuid setelah pengumuman
pemecahan saham. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya
81
perbedaan harga saham yang signifikan selama 7 hari sebelum dan
7 hari sesudah stock split.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang
dilakukan Azizah (2012) yang menyatakan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara harga saham sebelum dan sesudah
stock split.
Sementara itu, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian Hendrawijaya (2009) yang menyatakan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara harga saham sebelum dan
sesudah peristiwa stock split.
b. Hipotesis Kedua
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan
bahwa H0 diterima dan Hi ditolak yang berarti tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan
sesudah stock split. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai t-hitung
yang lebih besar dari nilai signifikansi 0,05. Hasil penelitian ini tidak
relevan dengan signalling theory yang menyatakan bahwa terdapat
asimetri informasi antara manajer dan investor, di mana manajer
dapat menggunakan kebijakan pemecahan saham untuk
memberikan sinyal positif kepada pasar tentang ekspektasinya di
masa depan. Tidak terdapatnya perbedaan yang signifikan terhadap
abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa stock split
mengindikasikan bahwa investor tidak merespon dengan baik sinyal
82
atau informasi yang diterimanya ataupun investor bias menganggap
bahwa peristiwa stock split itu bukan sebuah good news bagi
mereka, sehingga anggapan tersebut mempengaruhi terhadap
pergerakan abnormal return yang berbeda secara signifikan..
Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Gede (2015) Ramadiyansari dan Akhmad
(2013) juga oleh Wijanarko (2012) yang mengemukakan tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum
dan sesudah peristiwa stock split. Berbanding terbalik dengan
penelitian yang dilakukan oleh Adliah dan Nuzula (2017) dan
Rustelianan (2014) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah
peristiwa stock split.
c. Hipotesis Ketiga
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan
bahwa H0 diterima dan Hi ditolak yang berarti tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan saham
sebelum dan sesudah stock split. Hal tersebut ditunjukkan dengan
nilai t-hitung lebih besar dari nilai signifikansi 0,05. Hasil tersebut
juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara rata-rata volume perdagangan saham sebelum dilakukannya
kebijakan stock split.
83
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan trading range
theory yang menyatakan bahwa dengan melakukan pemecahan
saham (stock split), harga saham yang terlalu tinggi (over price),
yang mengakibatkan saham tersebut menjadi kurang aktif
diperdagangkan, akan menjadi lebih likuid setelah pengumuman
pemecahan saham. Hal ini dibuktikan dengan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan saham
sebelum dan sesudah kebijakan stock split.
Kebijakan stock split dapat membuat nilai Earning Per
Share (EPS) yang akan diterima oleh investor akan bekurang
dikarenakan jumlah saham yang beredar semakin banyak namun
harga saham yang ditawarkan berkurang dari harga sebelumnya. Hal
tersebut yang menjadi salah satu alasan tidak terdapatnya perbedaan
antara volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Adliah dan Nuzula (2017) yang menyatakan
bahwa tidak terdapat perbedaan antara volume perdagangan saham
sebelum dan sesudah peistiwa kebijakan stock split.
Sementara itu, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Azizah (2012) yang menyatakan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara volume
perdagangan saham sebelum dan sesudah peristiwa kebijakan stock
split
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan berkaitan dengan
reaksi pasar sebelum dan sesudah stock split periode 2013-2016, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengujian terhadap harga saham dinyatakan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara harga saham sebelum dan
sesudah stock split. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai signifikansi
0,000 < signifikansi 0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan trading
range theory yang menyatakan bahwa dengan melakukan pemecahan
saham (stock split), saham akan menjadi lebih likuid .
2. Berdasarkan hasil pengujian terhadap abnormal return menunjukkan
bahwa H0 diterima dan Hi ditolak yang berarti terdapat perbedaan yang
signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah stock split. Hal
tersebut ditunjukkan dengan nilai signifikansi yang rata rata lebih besar
dari nilai signifikansi 0,05. Tidak terdapatnya perbedaan yang signifikan
terhadap abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa stock split
mengindikasikan bahwa investor tidak merespon dengan baik sinyal
atau informasi yang diterimanya ataupun investor bias menganggap
bahwa peristiwa stock split itu bukan sebuah good news bagi mereka,
85
sehingga anggapan tersebut mempengaruhi terhadap pergerakan
abnormal return yang berbeda secara signifikan..
3. Berdasarkan hasil pengujian volume perdagangan saham menunjukkan
bahwa H0 ditolak dan Hi diterima yang berarti tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara volume perdagangan saham sebelum dan sesudah
stock split. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai rata-rata t-hitung yang
lebih besar dari nilai signifikansi 0,05. Salah satu alasan tidak
terdapatnya perbedaan antara volume perdagangan saham sebelum dan
sesudah stock split adalah nilai Earning Per Share (EPS) yang akan
diterima oleh investor akan bekurang dikarenakan jumlah saham yang
beredar semakin banyak namun harga saham yang ditawarkan
berkurang dari harga sebelumnya sehingga volume perdagangan tidak
berubah secara signifikan.
B. Saran
1. Bagi Investor
Bagi invеstor diharapkan untuk dapat mеngumpulkan informasi
sеbanyakbanyaknya sеbеlum mеngambil kеputusan untuk mеlakukan
pеmbеlian stock split guna untuk mеmpеrolеh kеuntungan. Invеstor
juga harus mеmpеrhatikan faktor-faktor еkstеrnal pеrusahaan sеpеrti
faktor еkonomi, sosial dan kondisi pasar. Sеcara tidak langsung hal
tеrsеbut dapat mеmpеngaruhi kеgiatan pasar modal.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
86
Bagi pеnеliti sеlanjutnya diharapkan dapat mеmilih variabеl-variabеl
lainnya yang mеmpеngaruhi stock split agar dapat mеmpеrolеh
tambahan informasi yang lеbih baik.
87
DAFTAR PUSTAKA
Adliah, Shabrina Nur dan Nila Firdausi Nuzula. 2017. Analisis Abnormal Return
dan Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi pada
Perusahaan Go Public Periode 2014-2016). Jurnal Administrasi dan Bisnis,
Vol. 49, No. 1, Hal. 162-168
Akhmad, Arifin dan Rika Ramadiyansari. 2013. Analisis Perbandingan Abnormal
Return, Volume Perdagangan Saham Dan Likuiditas Sebelum Dan Sesudah
Stock Split Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Ekonom, Vol 16, No 1, Hal. 19-29.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi).
Jakarta : Rineka Cipta
Azis, Musdalifah, dkk. 2015. Manajemen Investasi Fundamental, Teknikal,
Perilaku Investor, dan Return Saham. Yogyakarta: Deepublish.
Azizah, 2012. Analisis Perbandingan Harga Saham, Volume Perdagangan Saham,
dan Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Stock Split. Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta.
Brown, S. J., dam Warner, J. B. 1985. Using Daily Stock Return; The Case of Event
Studies. Journal of Financial Economics, Vol. 14, Pg. 3-31.
Ewijaya dan Indrianto, N. 1999. Analisis Pengaruh Pemecahan Saham Terhadap
Perubahan Harga Saham”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 2, No. 1,
Hal. 53-65.
Farinha, Jorge and Nuno Filipe Basilio. 2006. Stock Split: Real Effects or Just A
Questions of Maths? An Empirical Analysis of The Portuguese Case. Centro
de Estudos de Economia Industrial, do Trabalho e da Empresa. Pg. 1-61.
Fauzi, Shochihatuz Zainia. 2016. Pengaruh Pengumuman Stock Split terhadap
Likuditas Saham dan Return Saham (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014). Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 38,
No. 2, Hal. 156-162.
Gehini Joshi. 2014. “Effects of Stock Split on Return and Liquidity Study on
Technological Companies. Master Thesis Finance, Tilburg University.
Gujarati, D. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta: Erlangga.
Goyenko, Ruslan Y, et. al. 2006. Do Stock Split Improve Liquidity?. JEL, Pg. 1-39.
Hadi, Noor. 2013. Pasar Modal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
88
Halim, Abdul. 2015. Analisis Investasi di Aset Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Hendrawijaya DJ, Michael. 2009. Analisis Perbandingan Harga Saham, Volume
Perdagangan Saham, dan Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Stock Split
(Studi pada Perusahaan Go Public yang Melakukan Pemecahan Saham Antara
Tahun 2005-2008 di BEI).
Huang, Gow-Cheng, et.al. 2002. Do Stock Split Signal Future Proitability?. Pg. 1-
34.
Husnan, Suad. 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Hutapea, Gokma Hamudi. 2014. Analisis Perbedaan Harga Saham, Volume
Perdagangan Saham, dan Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Ex-
Dividend Date (Studi Kasus pada Perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Iin, Indarti dan Desti Mulyani Br. Purba. 2011. Analisis Perbandingan Harga
Saham dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split.
Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Manggala. Vol. 13 No. 1.
Irmansyah, Dicky. 2003. Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) terhadap
Perubahan Harga Pasar Saham di Bursa Efek Jakarta.
http://dspace.widyatama.ac.id/handle/10364/573 diakses pada tanggal 5
November 2017 pukul 18.49 WIB.
Jogiyanto, H. M. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. EdisinKetiga.
Yogyakarta: BPFE Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Karnadjaja, Agustino dkk. 2007. Smart Investment For Mega Profit. Jakarta: PT
Elex Komputindo.
Lucyanda dan Anggriawan. 2012. Pengaruh Tingkat Kemahalan Harga Saham,
Kinerja Keuangan Perusahaan dan Likuiditas Perdagangan Saham terhadap
Keputusan Perusahaan Melakukan Stock Split. Jurnal Akuntansi. Fakultas
Ekonomi Universitas Bakrie Jakarta.
Marwata. 2001. Kinerja Keuangan, Harga Saham, dan Pemecahan Saham. Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 2, No. 2, Hal. 151-164.
Megawati dan Rahmi Oktanina. 2015. Pengaruh Pengumuman Dividen terhadap
Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend pada Perusahaan
yang Terdaftar di BEI. Jurnal Kajian Manajemen Bisnis, Vol. 4, No. 2.
89
Menendez, Susana dan Silvia Gomez. 2003. Stock Split: Motivations and
Valuations Effects in The Spanish Market. Investigaciones Economicas, Pg.
459-490.
Mila, I Gusti Ayu, 2010. Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split)
Terhadap Volume Perdagangan dan Abnormal Return pada Perusahaan yang
Terdaftar di BEI tahun 2007-2009. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas
Dipenogoro, Semarang.
Mulyani, Susi Dwi. 2008. Analisis Pemecahan Saham (Stock Split): Dampaknya
terhadap Likuiditas Perdagangan Saham dan Pendapatan Perusahaan Publik
di Indonesia. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi, dan Keuangan Publik,
Vol. 3, No. 1, Hal 1-14.
Na’im, Mohammad Mulfi dan Leo Herlambang. 2015. Analisis Reaksi Pasar Atas
Pengumuman Cum Dividen (Studi pada Saham yang Terdaftar di Jakarta
Islamic Index Tahun 2012-2013). JESTT, Vol. 2, No. 1, Hal. 61-76.
Nurfitri, Dina Justifyani dan Lauw Tjun Tjun. 2009. Pengaruh Kebijakan Stock
Split terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan Go
Public yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Maranatha.
Pramana, Andi. 2012. Analisis Perbandingan Trading Volume Activity dan
Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham (Studi
Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2007-2011). Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Sakti, Paramitha Oktaviana. 2013. Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap
Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan
Bertumbuh dan Tidak Bertumbuh. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Dipenogoro Semarang.
Situmorang, Benhard Partogi. 2016. Analisis Dampak Pemecahan Saham (Stock
Split) terhadap Trading Volume Activity dan Abnormal Return pada Sahamm
yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2015. Skripsi Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Diponegoro.
Selamat, Melani Ali. 2017. Perilaku Harga Saham, Volume Perdagangan Saham,
dan Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date (Studi pada
Saham Perusahaan Jakarta Islamic Index Periode 2010-2016). Skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
90
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi
Pertama. Yogyakarta: Penerbit KANISIUS.
Widiastuti, Harjanti dan Usmara. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Stock Split dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan.
Jurnal Akuntansi dan Investasi, Vol. 6, No. 1, Hal. 206-224.
Wijanarko, Prasetiono Iguh. 2012. Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock
Split) terhadap Likuiditas Saham dan Return Saham (Studi Kasus pada
Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2011). Diponegoro Journal
of Management, Vol. 1, No. 2, Hal 189-199.
Wismar’ein, D. 2004. Reaksi Pasar atas Pengumuman Right Issue Terhadap
Abnormal Return dan Likuiditas Saham (Studi Kasus pada Bursa Efek
Jakarta). Thesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas
Dipenogoro.
Widiastuti, Harjanti dan Usmara. 2005. Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Stock Split dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan.
Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 6 No. 1, hal: 206-224.
Wulandari, Novitasari Sri. 2016. Analisis Faktor Determinan Keputusan
Perusahaan Melakukan Stock Split (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di
BEI). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
http://koran-sindo.com/page/news/2016-06 05/1/1/Ada_Apa_dengan_Stock_Split
diakses pada 31 Oktober 2017 pukul 21.54 WIB
91
LAMPIRAN
Lampiran 1. 1 Harga Saham Sebelum Stock Split
NO KODE SAHAM H-7 H-6 H-5 H-4 H-3 H-2 H-1
1 TOWR 2800 2800 2800 2785 2900 2775 2800
2 ROTI 1000 960 970 960 960 940 930
3 INAI 1160 1160 1160 580 580 630 560
4 ALMI 1130 1130 1140 580 580 550 560
5 CMPP 750 935 945 945 910 875 835
6 LTLS 1800 1800 1800 1805 1805 1815 1835
7 GDYR 17300 17300 17300 17300 17300 17300 16450
8 TRUS 400 400 400 400 400 400 400
9 BALI 2780 2780 2780 2950 2950 2925 2925
10 CEKA 1305 1310 1310 1310 1335 1335 1350
11 DEFI 1405 1405 1405 1405 1405 1405 1405
12 TIRA 1435 1435 1435 1435 1435 1440 1440
13 KONI 260 260 260 324 400 375 430
14 RAJA 865 865 855 850 845 830 895
15 HMSP 98600 99000 99800 99275 97850 95625 95150
16 PSAB 1495 1495 1495 1495 1570 1575 1610
17 IMPC 9675 9700 9775 9875 9775 9775 9800
18 KREN 2230 2230 2280 2260 2210 2120 2060
19 ERTX 1300 1300 1300 1300 1300 1300 1450
20 TBMS 8250 8250 8250 8250 9900 10000 12000
21 PADI 920 920 920 920 920 920 880
22 ASBI 590 575 585 570 695 690 710
23 ICBP 16925 17125 17450 17200 17375 17550 17900
24 BTON 530 530 525 525 525 525 525
25 AIMS 304 304 304 304 304 304 304
26 MYOR 39400 39800 39750 39700 39900 41000 41475
27 ASMI 2070 2100 2200 2170 2090 2040 2040
28 CNTX 12000 12000 12000 12000 14300 14300 16000
29 MYRX 770 770 765 745 755 770 780
30 KICI 256 256 258 258 280 276 280
31 BIMA 360 360 360 360 370 370 370
32 ITMA 16000 16000 16000 15500 18600 26750 32100
33 IKBI 1795 1795 1795 1790 1705 1705 1695
92
Lampiran 1. 2 Harga Saham Sesudah Stock Split
NO KODE SAHAM H+1 H+2 H+3 H+4 H+5 H+6 H+7
1 TOWR 2975 2825 2975 2850 2875 2900 2900
2 ROTI 1130 1130 1120 1120 1120 1120 1090
3 INAI 314 304 290 293 290 295 297
4 ALMI 316 315 317 300 300 300 300
5 CMPP 211 201 199 187 184 178 184
6 LTLS 930 910 865 840 835 805 820
7 GDYR 1645 1645 1645 1640 1640 1640 1650
8 TRUS 200 200 200 200 200 200 200
9 BALI 580 600 610 610 620 700 780
10 CEKA 690 690 700 695 695 690 650
11 DEFI 140 140 140 140 140 140 140
12 TIRA 149 155 180 214 201 183 183
13 KONI 230 240 241 241 241 241 241
14 RAJA 248 246 242 236 228 218 222
15 HMSP 3660 3740 3750 3800 3790 3730 3650
16 PSAB 336 356 358 342 340 370 358
17 IMPC 995 995 975 980 990 990 995
18 KREN 410 410 412 414 420 422 430
19 ERTX 226 236 238 224 224 226 230
20 TBMS 935 950 1015 915 890 860 905
21 PADI 260 244 242 238 228 224 226
22 ASBI 386 400 398 438 420 438 438
23 ICBP 8850 8600 8925 8800 8800 8850 8925
24 BTON 129 120 120 122 125 125 166
25 AIMS 152 152 180 180 180 175 175
26 MYOR 1655 1640 1615 1600 1595 1565 1550
27 ASMI 416 422 428 454 462 460 466
28 CNTX 850 825 895 895 810 810 810
29 MYRX 169 169 167 166 161 165 165
30 KICI 137 129 135 126 128 168 152
31 BIMA 195 195 195 195 195 195 204
32 ITMA 1305 1175 1375 1375 1420 1280 1380
33 IKBI 386 386 386 388 408 380 380
93
Lampiran 1. 3 Expected Return Sebelum Stock Split
NO KODE SAHAM H-7 H-6 H-5 H-4 H-3 H-2 H-1
1 TOWR 0.001 -0.010 -0.013 0.003 0.025 -0.033 0.026
2 ROTI -0.017 -0.017 -0.017 -0.017 -0.017 -0.017 -0.017
3 INAI -0.446 -0.441 -0.634 -0.657 -0.661 -0.495 -0.596
4 ALMI 0.011 0.015 -0.127 -0.144 -0.147 -0.025 -0.099
5 CMPP 0.588 0.637 0.522 0.521 0.655 0.478 0.512
6 LTLS 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002
7 GDYR -0.014 0.002 -0.006 -0.003 -0.003 -0.011 -0.013
8 TRUS 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
9 BALI 0.008 0.002 0.005 0.009 0.013 0.010 0.004
10 CEKA 0.006 0.003 0.000 0.002 0.006 0.005 0.013
11 DEFI 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
12 TIRA 0.000 0.001 0.000 0.001 0.002 0.002 0.001
13 KONI 0.066 0.098 0.071 0.078 0.073 0.075 0.104
14 RAJA 0.006 0.005 -0.003 0.008 0.001 0.005 0.008
15 HMSP 0.001 0.006 0.005 -0.008 -0.013 -0.011 -0.014
16 PSAB 0.011 -0.005 0.003 -0.007 0.036 0.020 0.025
17 IMPC 0.003 0.003 0.003 0.003 0.003 0.003 0.003
18 KREN -0.015 0.008 0.001 -0.022 -0.030 -0.015 -0.018
19 ERTX 0.036 0.024 0.027 -0.008 -0.023 0.012 0.051
20 TBMS 0.011 0.040 0.072 0.109 0.065 0.008 0.107
21 PADI -0.006 -0.004 -0.006 -0.008 -0.004 -0.006 -0.006
22 ASBI 0.018 0.033 -0.010 -0.046 0.097 0.088 0.024
23 ICBP 0.008 0.013 0.018 -0.001 0.000 0.009 0.005
24 BTON 0.000 -0.001 -0.002 -0.001 -0.002 -0.002 0.001
25 AIMS 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
26 MYOR 0.006 0.007 0.006 0.004 0.009 0.006 0.006
27 ASMI -0.001 0.002 0.018 -0.015 0.004 0.009 0.003
28 CNTX 0.068 0.021 -0.005 0.004 0.065 0.062 0.050
29 MYRX -0.002 -0.006 -0.004 0.004 0.003 0.002 0.007
30 KICI 0.011 -0.006 -0.012 0.036 0.053 -0.007 0.018
31 BIMA -0.001 0.006 0.003 0.005 0.005 0.001 0.005
32 ITMA 0.169 0.085 0.104 0.090 0.097 0.120 0.214
33 IKBI -0.006 -0.006 -0.006 -0.011 -0.008 -0.009 -0.008
94
Lampiran 1. 4 Expected Return Sesudah Stock Split
NO KODE SAHAM H+1 H+2 H+3 H+4 H+5 H+6 H+7
1 TOWR 0.002 -0.036 0.028 0.012 0.019 0.021 -0.015
2 ROTI 0.034 -0.003 -0.009 0.000 -0.005 0.022 0.033
3 INAI -0.001 -0.009 -0.020 -0.003 -0.016 -0.005 -0.020
4 ALMI -0.213 -0.201 -0.184 -0.210 -0.190 -0.207 -0.184
5 CMPP -0.129 -0.086 -0.062 -0.172 -0.179 -0.117 -0.088
6 LTLS -0.020 -0.014 -0.023 -0.014 -0.022 -0.017 -0.015
7 GDYR 0.001 -0.001 0.000 0.001 0.002 0.001 0.000
8 TRUS 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
9 BALI 0.015 0.053 0.060 0.024 0.070 0.067 0.061
10 CEKA -0.001 0.018 -0.006 -0.005 -0.001 -0.024 -0.028
11 DEFI 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
12 TIRA 0.053 0.044 0.041 -0.013 0.040 0.112 0.184
13 KONI 0.011 0.008 0.008 0.003 0.006 0.007 0.004
14 RAJA -0.020 -0.018 -0.019 -0.018 -0.022 -0.021 -0.021
15 HMSP -0.019 -0.014 0.001 0.007 -0.003 -0.001 -0.030
16 PSAB 0.020 0.017 0.018 0.009 0.005 0.014 0.024
17 IMPC -0.002 -0.003 0.000 0.003 0.007 0.003 -0.003
18 KREN 0.000 0.004 0.008 0.013 0.007 0.000 0.013
19 ERTX 0.001 0.017 -0.012 0.002 0.001 0.018 0.003
20 TBMS 0.030 0.037 0.031 0.032 0.029 0.027 0.035
21 PADI -0.018 -0.021 -0.014 -0.008 -0.031 -0.030 -0.019
22 ASBI 0.034 0.024 -0.022 0.075 0.018 0.004 0.022
23 ICBP 0.000 -0.030 0.033 -0.004 -0.013 -0.001 0.005
24 BTON 0.024 0.002 0.031 0.047 0.042 0.004 0.005
25 AIMS 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
26 MYOR 0.001 -0.001 -0.010 -0.010 -0.008 -0.014 -0.016
27 ASMI 0.020 0.017 0.017 0.018 0.016 0.016 0.020
28 CNTX -0.047 0.007 0.026 -0.041 -0.013 -0.024 -0.026
29 MYRX -0.001 0.001 -0.008 -0.004 -0.006 -0.006 -0.002
30 KICI 0.018 0.114 0.015 -0.065 0.025 0.074 -0.041
31 BIMA 0.005 0.008 0.001 0.008 0.006 0.007 0.007
32 ITMA 0.025 -0.030 0.004 -0.011 0.011 -0.006 -0.006
33 IKBI -0.009 -0.007 -0.003 -0.012 -0.006 -0.007 -0.001
95
Lampiran 1. 5 Ri Sebelum Stock Split
NO KODE SAHAM H-7 H-6 H-5 H-4 H-3 H-2 H-1
1 TOWR 0.000 0.000 0.000 -0.005 0.041 -0.043 0.009
2 ROTI -0.048 -0.040 0.010 -0.010 0.000 -0.021 -0.011
3 INAI 0.000 0.000 0.000 -0.500 0.000 0.086 -0.111
4 ALMI 0.000 0.000 0.009 -0.491 0.000 -0.052 0.018
5 CMPP 0.250 0.247 0.011 0.000 -0.037 -0.038 -0.046
6 LTLS -0.008 0.000 0.000 0.003 0.000 0.006 0.011
7 GDYR 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 -0.049 0.000
8 TRUS 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
9 BALI 0.000 0.000 0.000 0.061 0.000 -0.008 0.000
10 CEKA 0.000 0.004 0.000 0.000 0.019 0.000 0.011
11 DEFI 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
12 TIRA 0.000 0.000 0.000 0.000 0.003 0.000 0.000
13 KONI 0.000 0.000 0.000 0.246 0.235 -0.063 0.147
14 RAJA 0.000 -0.012 -0.006 -0.006 -0.018 0.078 -0.006
15 HMSP 0.001 0.004 0.008 -0.005 -0.014 -0.023 -0.005
16 PSAB 0.010 0.000 0.000 0.000 0.050 0.003 0.022
17 IMPC 0.003 0.008 0.010 -0.010 0.000 0.003 0.005
18 KREN -0.013 0.000 0.022 -0.009 -0.022 -0.041 -0.028
19 ERTX 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.115
20 TBMS 0.000 0.000 0.000 0.000 0.200 0.010 0.200
21 PADI 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 -0.043
22 ASBI 0.000 -0.025 0.017 -0.026 0.219 -0.007 0.029
23 ICBP -0.004 0.012 0.019 -0.014 0.010 0.010 0.020
24 BTON 0.000 0.000 -0.009 0.000 0.000 0.000 0.000
25 AIMS 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
26 MYOR -0.010 0.010 -0.001 -0.001 0.005 0.028 0.012
27 ASMI 0.035 0.014 0.048 -0.014 -0.037 -0.024 0.000
28 CNTX 0.000 0.000 0.000 0.000 0.161 0.000 0.106
29 MYRX -0.013 0.000 -0.006 -0.026 0.013 0.020 0.013
30 KICI 0.000 0.000 0.008 0.000 0.085 -0.014 0.014
31 BIMA 0.000 0.000 0.000 0.000 0.028 0.000 0.000
32 ITMA 0.074 0.000 0.000 -0.031 0.200 0.438 0.200
33 IKBI 0.000 0.000 0.000 -0.003 -0.047 0.000 -0.006
96
Lampiran 1. 6 Ri Sesudah Stock Split
NO KODE SAHAM H+1 H+2 H+3 H+4 H+5 H+6 H+7
1 TOWR 0.053 -0.050 0.053 -0.042 0.009 0.009 0.000
2 ROTI 0.108 0.000 -0.009 0.000 0.000 0.000 -0.027
3 INAI -0.019 -0.032 -0.046 0.010 -0.010 0.017 0.007
4 ALMI -0.013 -0.003 0.006 -0.054 0.000 0.000 0.000
5 CMPP -0.771 0.105 -0.047 -0.010 -0.060 -0.016 -0.033
6 LTLS 0.000 -0.022 -0.049 -0.029 -0.006 -0.036 0.019
7 GDYR 0.000 0.000 -0.003 0.000 0.000 0.006 0.000
8 TRUS 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
9 BALI 0.036 0.034 0.017 0.000 0.016 0.129 0.114
10 CEKA 0.007 0.000 0.014 -0.007 0.000 -0.007 -0.058
11 DEFI 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
12 TIRA 0.040 0.161 0.189 -0.061 -0.090 0.000 0.219
13 KONI 0.000 0.043 0.004 0.000 0.000 0.000 0.000
14 RAJA -0.008 -0.016 -0.025 -0.034 -0.044 0.018 -0.027
15 HMSP -0.057 0.022 0.003 0.013 -0.003 -0.016 -0.021
16 PSAB 0.037 0.060 0.006 -0.045 -0.006 0.088 -0.032
17 IMPC 0.000 -0.020 0.005 0.010 0.000 0.005 0.005
18 KREN -0.005 0.000 0.005 0.005 0.014 0.005 0.019
19 ERTX 0.009 0.044 0.008 -0.059 0.000 0.009 0.018
20 TBMS 0.247 0.016 0.068 -0.099 -0.027 -0.034 0.052
21 PADI -0.008 -0.062 -0.008 -0.017 -0.042 -0.018 0.009
22 ASBI 0.021 0.036 -0.005 0.101 -0.041 0.043 0.000
23 ICBP -0.017 -0.028 0.038 -0.014 0.000 0.006 0.008
24 BTON 0.000 0.000 0.184 0.000 0.000 -0.028 0.000
25 AIMS 0.000 0.000 0.156 0.000 0.000 -0.029 0.000
26 MYOR 0.009 -0.009 -0.015 -0.009 -0.003 -0.019 -0.010
27 ASMI 0.005 0.014 0.014 0.061 0.018 -0.004 0.013
28 CNTX -0.059 -0.030 0.078 0.000 -0.105 0.000 0.000
29 MYRX 0.000 0.000 -0.012 -0.006 -0.030 0.025 0.000
30 KICI -0.014 -0.058 0.047 -0.067 0.016 0.313 -0.095
31 BIMA 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.046
32 ITMA -0.097 -0.100 0.170 0.000 0.033 -0.099 0.078
33 IKBI -0.035 0.000 0.000 0.005 0.052 -0.069 0.000
97
Lampiran 1. 7 Rm Sebelum Stock Split
NO KODE SAHAM H-7 H-6 H-5 H-4 H-3 H-2 H-1
1 TOWR 0.002 0.008 0.009 0.001 -0.010 0.019 -0.010
2 ROTI -0.011 -0.006 -0.002 0.004 -0.023 0.004 -0.004
3 INAI -0.007 -0.008 0.007 0.009 0.009 -0.004 0.004
4 ALMI -0.007 -0.008 0.007 0.009 0.009 -0.004 0.004
5 CMPP -0.003 -0.007 0.004 0.004 -0.009 0.008 0.005
6 LTLS 0.002 0.009 0.003 -0.004 -0.010 0.007 0.001
7 GDYR 0.008 -0.013 -0.002 -0.007 -0.007 0.004 0.007
8 TRUS 0.004 0.007 0.002 -0.007 0.008 -0.001 -0.009
9 BALI -0.007 0.008 -0.001 -0.009 -0.018 -0.012 0.001
10 CEKA -0.001 -0.009 -0.018 -0.012 0.001 -0.002 0.019
11 DEFI 0.002 0.002 -0.007 0.013 -0.001 0.005 0.009
12 TIRA -0.009 0.002 -0.014 -0.003 0.010 0.011 0.001
13 KONI 0.009 -0.013 0.006 0.001 0.004 0.003 -0.017
14 RAJA 0.006 0.004 -0.008 0.009 -0.001 0.004 0.009
15 HMSP 0.004 0.009 0.008 -0.004 -0.008 -0.006 -0.008
16 PSAB -0.004 -0.008 -0.006 -0.008 0.003 -0.001 0.000
17 IMPC -0.008 0.003 -0.001 0.000 0.004 0.006 0.003
18 KREN 0.003 -0.001 0.000 0.004 0.006 0.003 0.004
19 ERTX 0.006 0.003 0.004 -0.005 -0.008 0.000 0.010
20 TBMS -0.008 0.000 0.010 0.020 0.007 -0.009 0.020
21 PADI 0.010 0.020 0.007 -0.009 0.020 0.006 0.007
22 ASBI 0.005 0.003 0.009 0.014 -0.005 -0.004 0.005
23 ICBP 0.003 0.009 0.014 -0.005 -0.004 0.005 0.001
24 BTON -0.005 -0.004 0.005 0.001 0.010 0.005 -0.016
25 AIMS -0.004 0.005 0.001 0.010 0.005 -0.016 0.028
26 MYOR 0.001 0.010 0.005 -0.016 0.028 0.002 -0.004
27 ASMI 0.010 0.005 -0.016 0.028 0.002 -0.004 0.004
28 CNTX -0.004 0.004 0.009 0.007 -0.003 -0.003 -0.001
29 MYRX 0.004 0.009 0.007 -0.003 -0.003 -0.001 -0.008
30 KICI -0.001 -0.008 -0.011 0.010 0.017 -0.008 0.002
31 BIMA 0.017 -0.008 0.002 -0.002 -0.002 0.009 -0.003
32 ITMA -0.010 0.004 0.001 0.003 0.002 -0.002 -0.017
33 IKBI -0.017 -0.013 -0.013 0.023 0.000 0.010 -0.004
98
Lampiran 1. 8 Rm Sesudah Stock Split
NO KODE SAHAM H+1 H+2 H+3 H+4 H+5 H+6 H+7
1 TOWR -0.003 -0.017 0.006 0.000 0.003 0.004 -0.009
2 ROTI 0.015 -0.008 -0.011 -0.006 -0.009 0.008 0.015
3 INAI -0.001 0.004 0.010 0.000 0.008 0.001 0.010
4 ALMI -0.001 0.004 0.010 0.000 0.008 0.001 0.010
5 CMPP -0.004 0.002 0.006 -0.009 -0.010 -0.002 0.002
6 LTLS -0.006 0.005 -0.010 0.006 -0.008 0.001 0.003
7 GDYR -0.007 0.008 -0.001 -0.009 -0.018 -0.012 0.001
8 TRUS -0.012 0.001 -0.002 0.019 0.000 -0.004 0.015
9 BALI 0.019 0.000 -0.004 0.015 -0.009 -0.008 -0.004
10 CEKA -0.004 0.015 -0.009 -0.008 -0.004 -0.027 -0.031
11 DEFI 0.001 0.009 0.003 -0.008 -0.025 0.025 -0.003
12 TIRA 0.004 0.003 0.002 -0.008 0.002 0.015 0.029
13 KONI -0.012 0.001 0.000 0.016 0.008 0.002 0.012
14 RAJA -0.004 -0.008 -0.006 -0.008 0.003 -0.001 0.000
15 HMSP -0.001 0.000 0.004 0.006 0.003 0.004 -0.005
16 PSAB 0.006 0.003 0.004 -0.005 -0.008 0.000 0.010
17 IMPC -0.005 -0.008 0.000 0.010 0.020 0.007 -0.009
18 KREN -0.008 0.000 0.010 0.020 0.007 -0.009 0.020
19 ERTX 0.007 -0.009 0.020 0.006 0.007 -0.010 0.005
20 TBMS 0.007 -0.010 0.005 0.003 0.009 0.014 -0.005
21 PADI 0.005 0.003 0.009 0.014 -0.005 -0.004 0.005
22 ASBI 0.010 0.005 -0.016 0.028 0.002 -0.004 0.004
23 ICBP 0.005 -0.016 0.028 0.002 -0.004 0.004 0.009
24 BTON 0.002 -0.004 0.004 0.009 0.007 -0.003 -0.003
25 AIMS -0.004 0.004 0.009 0.007 -0.003 -0.003 -0.001
26 MYOR 0.009 0.007 -0.003 -0.003 -0.001 -0.008 -0.011
27 ASMI 0.007 -0.003 -0.003 -0.001 -0.008 -0.011 0.010
28 CNTX -0.011 0.010 0.017 -0.008 0.002 -0.002 -0.002
29 MYRX 0.010 0.017 -0.008 0.002 -0.002 -0.002 0.009
30 KICI -0.002 0.009 -0.003 -0.013 -0.002 0.004 -0.010
31 BIMA -0.002 0.004 -0.010 0.004 0.001 0.003 0.002
32 ITMA -0.013 0.023 0.000 0.010 -0.004 0.008 0.007
33 IKBI 0.007 0.002 -0.007 0.013 0.001 0.001 -0.012
99
Lampiran 1. 9 Beta Saham Sebelum Stock Split
NO KODE SAHAM H-7 H-6 H-5 H-4 H-3 H-2 H-1
1 TOWR -2.028 -2.028 -2.028 -2.028 -2.028 -2.028 -2.028
2 ROTI 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007
3 INAI -12.717 -12.717 -12.717 -12.717 -12.717 -12.717 -12.717
4 ALMI -9.375 -9.375 -9.375 -9.375 -9.375 -9.375 -9.375
5 CMPP -10.361 -10.361 -10.361 -10.361 -10.361 -10.361 -10.361
6 LTLS 0.025 0.025 0.025 0.025 0.025 0.025 0.025
7 GDYR -0.719 -0.719 -0.719 -0.719 -0.719 -0.719 -0.719
8 TRUS 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
9 BALI -0.444 -0.444 -0.444 -0.444 -0.444 -0.444 -0.444
10 CEKA 0.363 0.363 0.363 0.363 0.363 0.363 0.363
11 DEFI 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
12 TIRA 0.067 0.067 0.067 0.067 0.067 0.067 0.067
13 KONI -1.455 -1.455 -1.455 -1.455 -1.455 -1.455 -1.455
14 RAJA 0.669 0.669 0.669 0.669 0.669 0.669 0.669
15 HMSP 1.166 1.166 1.166 1.166 1.166 1.166 1.166
16 PSAB 3.750 3.750 3.750 3.750 3.750 3.750 3.750
17 IMPC 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017
18 KREN -5.231 -5.231 -5.231 -5.231 -5.231 -5.231 -5.231
19 ERTX 4.210 4.210 4.210 4.210 4.210 4.210 4.210
20 TBMS 3.481 3.481 3.481 3.481 3.481 3.481 3.481
21 PADI 0.142 0.142 0.142 0.142 0.142 0.142 0.142
22 ASBI -7.783 -7.783 -7.783 -7.783 -7.783 -7.783 -7.783
23 ICBP 1.039 1.039 1.039 1.039 1.039 1.039 1.039
24 BTON -0.119 -0.119 -0.119 -0.119 -0.119 -0.119 -0.119
25 AIMS 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
26 MYOR 0.100 0.100 0.100 0.100 0.100 0.100 0.100
27 ASMI -0.760 -0.760 -0.760 -0.760 -0.760 -0.760 -0.760
28 CNTX -5.742 -5.742 -5.742 -5.742 -5.742 -5.742 -5.742
29 MYRX -0.765 -0.765 -0.765 -0.765 -0.765 -0.765 -0.765
30 KICI 2.398 2.398 2.398 2.398 2.398 2.398 2.398
31 BIMA -0.272 -0.272 -0.272 -0.272 -0.272 -0.272 -0.272
32 ITMA -6.371 -6.371 -6.371 -6.371 -6.371 -6.371 -6.371
33 IKBI -0.127 -0.127 -0.127 -0.127 -0.127 -0.127 -0.127
100
Lampiran 1. 10 Beta Saham Sesudah Stock Split
NO
KODE SAHAM H+1 H+2 H+3 H+4 H+5 H+6 H+7
1 TOWR 2.772 2.772 2.772 2.772 2.772 2.772 2.772
2 ROTI 1.625 1.625 1.625 1.625 1.625 1.625 1.625
3 INAI -1.583 -1.583 -1.583 -1.583 -1.583 -1.583 -1.583
4 ALMI 2.465 2.465 2.465 2.465 2.465 2.465 2.465
5 CMPP 7.286 7.286 7.286 7.286 7.286 7.286 7.286
6 LTLS 0.586 0.586 0.586 0.586 0.586 0.586 0.586
7 GDYR -0.121 -0.121 -0.121 -0.121 -0.121 -0.121 -0.121
8 TRUS 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
9 BALI -1.934 -1.934 -1.934 -1.934 -1.934 -1.934 -1.934
10 CEKA 0.999 0.999 0.999 0.999 0.999 0.999 0.999
11 DEFI 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
12 TIRA 5.402 5.402 5.402 5.402 5.402 5.402 5.402
13 KONI -0.302 -0.302 -0.302 -0.302 -0.302 -0.302 -0.302
14 RAJA -0.341 -0.341 -0.341 -0.341 -0.341 -0.341 -0.341
15 HMSP 3.514 3.514 3.514 3.514 3.514 3.514 3.514
16 PSAB 1.098 1.098 1.098 1.098 1.098 1.098 1.098
17 IMPC 0.357 0.357 0.357 0.357 0.357 0.357 0.357
18 KREN 0.438 0.438 0.438 0.438 0.438 0.438 0.438
19 ERTX -0.997 -0.997 -0.997 -0.997 -0.997 -0.997 -0.997
20 TBMS -0.410 -0.410 -0.410 -0.410 -0.410 -0.410 -0.410
21 PADI 1.259 1.259 1.259 1.259 1.259 1.259 1.259
22 ASBI 2.229 2.229 2.229 2.229 2.229 2.229 2.229
23 ICBP 1.443 1.443 1.443 1.443 1.443 1.443 1.443
24 BTON 3.594 3.594 3.594 3.594 3.594 3.594 3.594
25 AIMS 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
26 MYOR 0.871 0.871 0.871 0.871 0.871 0.871 0.871
27 ASMI 0.230 0.230 0.230 0.230 0.230 0.230 0.230
28 CNTX 2.680 2.680 2.680 2.680 2.680 2.680 2.680
29 MYRX 0.365 0.365 0.365 0.365 0.365 0.365 0.365
30 KICI 8.223 8.223 8.223 8.223 8.223 8.223 8.223
31 BIMA 0.482 0.482 0.482 0.482 0.482 0.482 0.482
32 ITMA -1.513 -1.513 -1.513 -1.513 -1.513 -1.513 -1.513
33 IKBI -0.442 -0.442 -0.442 -0.442 -0.442 -0.442 -0.442
101
Lampiran 1. 11 TVA Sebelum Stock Split
NO KODE SAHAM H-7 H-6 H-5 H-4 H-3 H-2 H-1
1 TOWR 0.0004 0.0011 0.0011 0.0001 0.0001 0.0005 0.0000
2 ROTI 0.0068 0.0043 0.0033 0.0034 0.0038 0.0034 0.0078
3 INAI 0.0000 0.0000 0.0001 0.0001 0.0001 0.0000 0.0001
4 ALMI 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0003 0.0005
5 CMPP 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
6 LTLS 0.0006 0.0007 0.0004 0.0014 0.0010 0.0015 0.0011
7 GDYR 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
8 TRUS 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
9 BALI 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
10 CEKA 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0001 0.0000 0.0001
11 DEFI 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
12 TIRA 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
13 KONI 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0001 0.0000
14 RAJA 0.0010 0.0004 0.0006 0.0005 0.0004 0.0040 0.0022
15 HMSP 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0002 0.0001
16 PSAB 0.0008 0.0001 0.0002 0.0002 0.0007 0.0002 0.0013
17 IMPC 0.0004 0.0005 0.0004 0.0003 0.0003 0.0004 0.0004
18 KREN 0.0007 0.0009 0.0032 0.0031 0.0007 0.0010 0.0018
19 ERTX 0.0162 0.0204 0.0734 0.0697 0.0167 0.0223 0.0408
20 TBMS 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0002 0.0000 0.0001
21 PADI 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
22 ASBI 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0007 0.0001 0.0002
23 ICBP 0.0002 0.0005 0.0005 0.0004 0.0002 0.0003 0.0004
24 BTON 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0003 0.0001 0.0002
25 AIMS 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
26 MYOR 0.0003 0.0001 0.0000 0.0003 0.0001 0.0001 0.0001
27 ASMI 0.0002 0.0002 0.0002 0.0001 0.0002 0.0002 0.0002
28 CNTX 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0001 0.0000 0.0001
29 MYRX 0.0066 0.0101 0.0094 0.0091 0.0048 0.0100 0.0109
30 KICI 0.0000 0.0000 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0000
31 BIMA 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
32 ITMA 0.0001 0.0000 0.0000 0.0001 0.0003 0.0001 0.0002
33 IKBI 0.0000 0.0000 0.0000 0.0001 0.0001 0.0000 0.0001
102
Lampiran 1. 12 TVA Sesudah Stock Split
NO KODE SAHAM H+1 H+2 H+3 H+4 H+5 H+6 H+7
1 TOWR 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
2 ROTI 0.0027 0.0021 0.0004 0.0015 0.0011 0.0011 0.0009
3 INAI 0.0000 0.0004 0.0004 0.0000 0.0001 0.0000 0.0000
4 ALMI 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
5 CMPP 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
6 LTLS 0.0010 0.0005 0.0009 0.0007 0.0005 0.0005 0.0008
7 GDYR 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
8 TRUS 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
9 BALI 0.0000 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001
10 CEKA 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
11 DEFI 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
12 TIRA 0.0000 0.0000 0.0001 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
13 KONI 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
14 RAJA 0.0127 0.0128 0.0172 0.0094 0.0104 0.0015 0.0010
15 HMSP 0.0003 0.0002 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0002
16 PSAB 0.0009 0.0015 0.0010 0.0018 0.0018 0.0033 0.0013
17 IMPC 0.0002 0.0003 0.0002 0.0004 0.0003 0.0004 0.0002
18 KREN 0.0013 0.0012 0.0007 0.0010 0.0016 0.0008 0.0010
19 ERTX 0.0177 0.0164 0.0103 0.0148 0.0222 0.0108 0.0148
20 TBMS 0.0008 0.0005 0.0001 0.0002 0.0000 0.0000 0.0000
21 PADI 0.0029 0.0001 0.0000 0.0000 0.0001 0.0000 0.0000
22 ASBI 0.0000 0.0001 0.0000 0.0003 0.0001 0.0000 0.0000
23 ICBP 0.0004 0.0004 0.0006 0.0004 0.0003 0.0003 0.0002
24 BTON 0.0001 0.0014 0.0006 0.0001 0.0010 0.0061 0.0055
25 AIMS 0.0000 0.0001 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
26 MYOR 0.0002 0.0001 0.0001 0.0002 0.0002 0.0001 0.0001
27 ASMI 0.0003 0.0003 0.0002 0.0003 0.0003 0.0002 0.0003
28 CNTX 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
29 MYRX 0.0046 0.0036 0.0070 0.0065 0.0117 0.0094 0.0082
30 KICI 0.0000 0.0000 0.0000 0.0007 0.0001 0.0183 0.0713
31 BIMA 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
32 ITMA 0.0001 0.0001 0.0005 0.0001 0.0000 0.0000 0.0001
33 IKBI 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0001 0.0000
103
Lampiran 1. 13 Uji Hipotesis Harga Saham
Wilcoxon Signed Ranks Test
Test Statisticsa
ssdhsatu -
sblmsatu
ssdhdua –
sblmdua
ssdhtiga -
sblmtiga
ssdhempat -
sblmempat
ssdhlima -
sblmlima
Z -4.890b -4.915b -4.949b -4.932b -4.915b
Asymp. Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000
Test Statisticsa
ssdhenam –
sblmenam
ssdhtujuh -
sblmtujuh
Z -4.881b -4.949b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
104
Lampiran 1. 14 Uji Hipotesis Abnormal Return
Wilcoxon Signed Ranks Test
Test Statisticsa
ssdhsatu -
sblmsatu
ssdhdua -
sblmdua
ssdhtiga -
sblmtiga
ssdhempat -
sblmempat
ssdhlima -
sblmlima
Z -1.019b -.510c -.187b -.666b -1.117b
Asymp. Sig. (2-
tailed) .308 .610 .852 .505 .264
Test Statisticsa
ssdhenam -
sblmenam
ssdhtujuh -
sblmtujuh
Z -.879b -1.881c
Asymp. Sig. (2-tailed) .379 .060
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
c. Based on negative ranks.
105
Lampiran 1. 15 Uji Hipotesis Volume Perdagangan Saham
Wilcoxon Signed Ranks Test
Test Statisticsa
ssdhsatu -
sblmsatu
ssdhdua -
sblmdua
ssdhtiga -
sblmtiga
ssdhempat -
sblmempat
ssdhlima -
sblmlima
Z -1.594b -.673c -.118c -.091b -.521c
Asymp. Sig.
(2-tailed) .111 .501 .906 .927 .603
Test Statisticsa
ssdhenam -
sblmenam
ssdhtujuh -
sblmtujuh
Z -.120b -1.784c
Asymp. Sig. (2-tailed) .904 .074
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
c. Based on negative ranks.