Post on 04-Mar-2019
2010
NobuBank | Annual Report 2
PT Bank Nationalnobu
Laporan Tahunan 2010 Annual Report 2010
Disiapkan dan disusun untuk memenuhi
Peraturan Bank Indonesia Nomor : 3/22/PBI/2001
Tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank
2010
NobuBank | Annual Report 3
Daftar Isi
Sekilas NobuBank
� Riwayat singkat 4
� Visi, Misi dan Nilai-Nilai Bank 5
� Struktur Kepemilikan Bank 6
� Sekilas PT Kharisma Buana Nusantara 8
Sambutan Dewan Komisaris 10
Laporan Direksi 11
Susunan Pengurus 12
Struktur Organisasi 14
Ikhtisar Keuangan 15
Laporan Manajemen 16
� Umum 16
� Total Asset 16
� Penghimpunan Dana 17
� Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa 18
� Total Asset Produktif 18
� Kredit per Sektor Ekonomi 19
� Pendapatan Bunga Bersih 19
� Pendapatan Operasional Lainnya 20
� Beban Operasional Lainnya 20
� Pendapatan dan Beban Non Operasional 21
� Laba Bersih 21
Sumber Daya Manusia 22
Manajemen Risiko 23
Good Corporate Governance 27
Jaringan Kantor 37
Produk dan Layanan 38
Rencana & Strategi ke depan 39
Laporan Auditor Independen
2010
NobuBank | Annual Report 4
Sekilas PT Bank Nationalnobu
Riwayat Singkat
PT Bank Nationalnobu (dahulu PT Bank Alfindo) (“Bank”) didirikan di Jakarta pada tanggal 13 Februari 1990
berdasarkan Akta Notaris No.86 dari Notaris Drs.Entjoen Mansoer Wiriaatmadja, SH, notaris di Jakarta.
Anggaran Dasar Bank telah diubah melalui notaris yang sama dengan Akta No.129 tanggal 10 April 1990 dan
telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.C2-2610.HT.01.01.TH.90
tanggal 7 Mei 1990 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.80 Tambahan No.3865 tanggal
5 Oktober 1990.
Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dinyatakan dengan Akta Notaris No.30
tanggal 13 Oktober 2010 dari Notaris Ny.Poerbaningsih Adi Warsito, SH, notaris di Jakarta. Perubahan Anggaran
Dasar tersebut mengenai :
i. Pemberhentian seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang lama, untuk selanjutnya mengangkat
anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang baru;
ii. Perubahan tempat dan kedudukan Perseroan dari semula di Jakarta Barat menjadi berkedudukan di
Jakarta Selatan;
iii. Perubahan nilai nominal saham Bank dari Rp 1.000.000 menjadi Rp 1.000;
iv. Peningkatan modal dasar Bank dari Rp 100.000.000.000 menjadi Rp 520.000.000.000 dan peningkatan
modal ditempatkan/disetor dari Rp 100.000.000.000 menjadi Rp 130.000.000.000;
v. Perubahan Anggaran Dasar Bank disesuaikan dengan perubahan pemegang saham dan peningkatan
modal dasar dan modal ditempatkan.
Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia No.AHU-52906.AH.01.02 Tahun 2010, tanggal 10 Nopember 2010.
Bank memperoleh izin usaha beroperasi sebagai bank umum dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan
Surat Keputusan No.949/KMK.013/1990 tanggal 16 Agustus 1990 dan saat ini Bank berstatus sebagai Bank Non
Devisa.
2010
NobuBank | Annual Report 5
Visi Menjadi bank dengan standar global yang dapat memberikan kontribusi positif pada perekonomian dan
perbankan Indonesia serta menjunjung tinggi kepercayaan dan kepuasan nasabah.
Misi � Menjalankan fungsinya sebagai Bank dalam menghimpun dan menyalurkan dana dengan
memprioritaskan pelayanan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam menunjang pembangunan
ekonomi nasional dan membantu meningkatkan daya saing dan kompetensi dunia UKM dalam era
globalisasi.
� Memberikan pelayanan prima kepada nasabah yang didukung tenaga kerja profesional dengan
melakukan praktek tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).
Nilai-nilai Perusahaan � Kepercayaan
� Integritas
� Kemitraan
2010
NobuBank | Annual Report 6
Struktur Kepemilikan Kepemilikan Bank (Sebelum Akuisisi)
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank pada tanggal 7 Desember 2007 yang
dinyatakan dengan Akta No.4 Notaris Sri Rachma Chandrawati Hardiyanto Hoesodo, SH, para pemegang saham
menyetujui hal-hal berikut :
I. Peningkatan modal dasar Bank dari Rp 50.000.000.000 menjadi Rp 100.000.000.000;
II. Peningkatan modal disetor dari Rp 30.000.000.000 menjadi Rp 100.000.000.000 yang seluruhnya
diambil oleh PT Gunawan Sejahtera;
III. Penyesuaian Anggaran Dasar Bank dengan Undang-undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas.
Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia No.AHU-07468.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 15 Februari 2008
PEMEGANG SAHAM JUMLAH SAHAM PERSENTASE JUMLAH
( LEMBAR ) KEPEMILIKAN ( RUPIAH )
PT.Gunawan Sejahtera 92.800 92.8 92,800,000,000
Alfi Gunawan 7.200 7.2 7,200,000,000
Jumlah 100.000 100 100,000,000,000
KEPEMILIKAN
PT Gunawan Sejahtera yaitu Alfi Gunawan 75.75%
ULTIMATE SHAREHOLDERS
Kepemilikan Bank (Setelah Akuisisi)
Berdasarkan Akta Notaris No.33 tanggal 28 September 2010 dari Notaris Ny.Poerbaningsih Adi Warsito, SH,
saham Bank telah diakuisisi oleh PT Kharisma Buana Nusantara sebesar 60% dan oleh Nio Yantony sebesar 40%.
Selanjutnya, pada tanggal yang sama juga dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank
yang telah dinyatakan melalui Akta Notaris No.34 tanggal 28 September 2010 dari Notaris Ny.Poerbaningsih Adi
Warsito, SH, tentang penegasan susunan pemegang saham setelah proses akuisisi, sebagai berikut :
I. PT Kharisma Buana Nusantara sebanyak 60.000 saham dengan nilai nominal Rp 60.000.000.000;
II. Nio Yantony sebanyak 40.000 saham dengan nilai nominal Rp 40.000.000.000.
JUMLAH SAHAM PERSENTASE JUMLAH
( LEMBAR ) KEPEMILIKAN ( RUPIAH )
PT Kharisma Buana Nusantara 60,000 60.00 60,000,000,000
Nio Yantony 40,000 40.00 40,000,000,000
Jumlah 100.000 100.00 100,000,000,000
KEPEMILIKAN
PT Kharisma Buana Nusantara yaitu Mochtar Riady 99.99%
ULTIMATE SHAREHOLDERS
PEMEGANG SAHAM
Pada tanggal 13 Oktober 2010, para pemegang saham Bank melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa (RUPSLB) yang dinyatakan dengan Akta Notaris No.30 dari Notaris Ny.Poerbaningsih Adi Warsito, SH.
Adapun hasil keputusan sebagai berikut :
I. Memberhentikan dengan hormat seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang lama, untuk
selanjutnya mengangkat anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang baru;
II. Mengubah tempat dan kedudukan Perseroan dari semula di Jakarta Barat menjadi berkedudukan di
Jakarta Selatan;
III. Mengubah nilai nominal saham Bank dari Rp 1.000.000 menjadi Rp 1.000;
2010
NobuBank | Annual Report 7
IV. Meningkatkan modal dasar Bank dari Rp 100.000.000.000 menjadi Rp 520.000.000.000 dan
meningkatkan modal ditempatkan/disetor dari Rp 100.000.000.000 menjadi Rp 130.000.000.000.
Penambahan setoran modal sebesar Rp 30.000.000.000 dilakukan secara tunai oleh PT Kharisma Buana
Nusantara;
V. Melakukan perubahan Anggaran Dasar Bank untuk disesuaikan dengan perubahan pemegang saham
dan peningkatan modal dasar dan modal ditempatkan.
Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia No.AHU-52906.AH.01.02 Tahun 2010 tanggal 10 Nopember 2010.
PEMEGANG SAHAM JUMLAH SAHAM PERSENTASE JUMLAH
( LEMBAR ) KEPEMILIKAN ( RUPIAH )
PT Kharisma Buana Nusantara 90,000,000 69.2 90,000,000,000
Nio Yantony 40,000,000 30.8 40,000,000,000
Jumlah 130.000.000 100.0 130,000,000,000
KEPEMILIKAN
PT Kharisma Buana Nusantara yaitu Mochtar Riady 99.99%
ULTIMATE SHAREHOLDERS
2010
NobuBank | Annual Report 8
Sekilas PT Kharisma Buana Nusantara
PT Kharisma Buana Nusantara (Perusahaan) berkedudukan di Jakarta, didirikan berdasarkan Akta No. 2 tanggal 4
Januari 2005 dari Robert Purba, SH, Notaris di Jakarta. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-04382.HT.01.01.TH.2005 tanggal 21
Pebruari 2005. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta
Notaris No. 17 tanggal 22 Oktober 2009 dari Unita Christina Winata, SH, Notaris di Jakarta mengenai
peningkatan modal dasar Perusahaan dari Rp 100.000.000 menjadi Rp 100.000.000.000, peningkatan modal
ditempatkan dan disetor dari Rp 100.000.000 menjadi Rp 60.000.000.000, dan penggantian susunan pengurus.
Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui
Surat Keputusan No. AHU-60499.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 11 Desember 2009.
Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan adalah berusaha dalam
bidang perdagangan, pembangunan, perindustrian, pertambangan, percetakan, pertanian, pengangkutan darat,
jasa dan perbengkelan.
Perusahaan berkedudukan dan berkantor pusat di Gedung Citra Graha Lantai 10, Jalan Jendral Gatot Subroto
Kavling 35-36, Jakarta Selatan.
Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Berdasarkan Akta No. 17 tanggal 22 Oktober 2009 dari Notaris Unita Christina Winata, SH, susunan pengurus
Perusahaan per 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris : Mochtar Riady
Direksi
Direktur : Nio Yantony
Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan dan Perusahaan Anak memiliki 37 karyawan tetap (tidak diaudit)
dan pada tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan tidak memiliki karyawan tetap (tidak diaudit).
Struktur Perusahaan Anak
Perusahaan Anak Domisili Kegiatan Usaha
Utama
Tahun Operasi
Operasional
Persentase
Kepemilkan
(%)
Kepemilikan Langsung
PT Bank Nationalnobu
Jakarta
Perbankan
1990
69,231
PT Bank Nationalnobu
Berdasarkan Akta Notaris No. 33 tanggal 28 September 2010 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH,
Perusahaan mengakuisisi 60.000 saham PT Bank Nationalnobu (“Perusahaan Anak”) dari PT Gunawan Sejahtera.
Harga per lembar saham adalah Rp 1.000.000. Jumlah nilai pembelian saham tersebut sebesar Rp
60.484.200.000 dengan kepemilikan 60% dari jumlah saham Perusahaan Anak yang diterbitkan.
2010
NobuBank | Annual Report 9
Perusahaan Anak bergerak dalam bidang industri perbankan yang didirikan pada tanggal 13 Pebruari 1990 di
Jakarta. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 949/KMK.013/1990 tanggal 16
Agustus 1990, Perusahaan Anak memulai kegiatan operasionalnya sebagai bank umum.
Berdasarkan Akta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 30 tanggal 13 Oktober 2010 dari Notaris Ny.
Poerbaningsih Adi Warsito, SH, Perusahaan setuju untuk menambah setoran modal di Perusahaan Anak secara
tunai sebesar Rp 30.000.000.000. Atas penambahan setoran modal tersebut, Perusahaan memiliki secara
langsung sebanyak 90.000.000 saham Perusahaan Anak atau setara dengan 69,231% (Terdapat perubahan nilai
nominal saham dari Rp. 1.000.000,- menjadi Rp. 1.000,-).
2010
NobuBank | Annual Report 10
Sambutan Dewan Komisaris
Salam sejahtera bagi kita semua.
Tahun 2010 telah ditandai dengan dimulainya era perdagangan bebas kawasan ASEAN dan China yang
merupakan era dimana suatu negara bukan lagi menjadi suatu individu yang terpisah secara regional dan global,
namun adalah bagian yang tak terpisahkan dari global market. Kita juga mencatat peristiwa penting di Tahun
2010 lalu dimana untuk pertama kalinya Badan Pusat Statistik mencatat adanya deflasi di Bulan Maret 2010
sebesar 0,14% akibat penurunan indeks pada kelompok bahan makanan dan angka inflasi di akhir tahun ditutup
di level 6,96% dimana laju core inflation terjaga di level 4,28%. GDP Indonesia tumbuh sebesar 6,1% melebihi
tahun sebelumnya yang berada di angka 4,5% (2009).
Bagi NobuBank, Tahun 2010 adalah tahun dimana kami menyelesaikan proses akuisisi oleh pemilik
saham baru yang menjadikan Tahun 2010 menjadi tahun yang lebih bersifat konsolidatif. Kurun waktu ini kami
manfaatkan untuk menginventarisir pemenuhan ketentuan-ketentuan yang berlaku sebagai bank umum, dan
terlebih lagi sebagai langkah persiapan untuk memulai sebuah lembaran baru di Tahun 2011 mendatang. Tahun
2010 telah menjadi tonggak baru dalam perjalanan NobuBank yang akan menjadi penguat bagi perjalanan Bank
mewujudkan visi dan misi yang diamanahkan oleh pemegang saham baru. Di Tahun 2010 NobuBank me-
redefinisi tujuan yang hendak dicapai Bank yang kemudian dituangkan dalam serangkaian target-target dalam
jangka pendek, menengah dan panjang yang akan diraih. Selain target yang bersifat kuantitatif, tentunya kami
juga menetapkan target kualitatif yang ingin kami capai sejalan dengan harapan kami untuk mampu
menghadirkan layanan jasa perbankan yang berkualitas bagi masyarakat luas.
Kami menyadari bahwa meskipun Tahun 2010 lebih bersifat konsolidatif bagi NobuBank, kinerja bisnis
kami tidak begitu saja kami lupakan. Dengan sumber daya manusia yang masih terbatas yang kami miliki, kami
bersyukur bahwa dalam masa konsolidasi ini Bank tetap mampu membukukan laba sebesar Rp. 1.834 juta. Hal
ini adalah wujud komitmen Manajemen Bank yang bertekad untuk selalu mampu melakukan peningkatan
kinerja meski di tengah berbagai keterbatasan. Bank juga mencatatkan 0% Non Performing Loan (NPL) di akhir
Tahun 2010 ini yang menunjukkan concern kami yang mendalam atas risk profiling nasabah sebagai bagian dari
kebijakan manajemen risiko yang ditetapkan Bank.
Sejalan dengan pemenuhan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.9/16/PBI/2007 tanggal 3 Desember 2007
tentang Perubahan Atas PBI No.7/15/PBI/2005 mengenai Jumlah Modal Inti Minimum Bank Umum, kami juga
telah melakukan langkah penguatan struktur permodalan Bank di Tahun 2010 ini dalam Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan Luar Biasa (RUPSLB) dengan meningkatkan modal disetor menjadi Rp. 130 miliar. Selain
struktur permodalan, selama kurun waktu 2010 ini Dewan Komisaris makin memperkuat perannya khususnya
sebagai pengawas kebijakan, strategi dan manajemen risiko.
Kami mengucapkan terimakasih kepada jajaran Dewan Direksi dan karyawan yang selama Tahun 2010
ini telah menunjukkan etos kerja yang tinggi dimana dengan komitmen dan integritasnya mengawal proses
akuisisi dan proses konsolidasi internal dengan baik. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Bank
Indonesia yang selama ini telah memberikan bimbingan dan arahan kepada NobuBank selama proses akuisisi
dan konsolidasi, dan kami tetap mengharapkan kerjasama yang sinergis dalam perjalanan NobuBank di masa
mendatang.
Jakarta, Mei 2011
Sodikin Arsjad
Komisaris
2010
NobuBank | Annual Report 11
Laporan Direksi
Salam sejahtera bagi kita semua.
Bagi NobuBank, Tahun 2010 adalah tahun dimana kami harus melakukan langkah koordinasi internal
secara menyeluruh sejalan dengan proses akuisisi oleh pemegang saham baru yang sedang berlangsung.
Langkah koordinasi ini adalah langkah dimana kami menetapkan fondasi-fondasi utama yang kokoh guna
memulai langkah ekspansi usaha di Tahun 2011. Konsolidasi internal ini penting bagi kami untuk menjamin
akselerasi bisnis yang kami rencanakan dapat berjalan dengan lancar. Tahun 2010 ini NobuBank meredefinisi visi
dan misi Bank dan bertekad untuk mampu menjadi bank dengan standar global yang dapat memberikan
kontribusi positif pada perekonomian dan perbankan Indonesia serta menjunjung tinggi kepercayaan dan
kepuasan nasabah. Visi besar ini kami tuangkan dalam rincian target yang terstruktur dan terukur yang
pencapaiannya kami persiapakan di Tahun 2010 ini. Target ini kami susun sebagai jawaban kami atas tantangan
dunia perbankan yang makin kompleks yang memaksa setiap pelakunya untuk semakin sensitif membaca
perkembangan jaman dan mampu memanfaatkan setiap peluang yang muncul secara efektif dan efisien.
Hal utama yang menjadi perhatian kami dalam Tahun 2010 adalah pengembangan infrastruktur berupa
system teknologi informasi yang menjadi back bone dari penyelenggaraan bisnis perbankan. Kami yakin bahwa
teknologi informasi yang handal adalah salah satu factor kunci dalam pengembangan layanan kepada nasabah di
era digital ini. BankVision kami pilih berdasarkan reputasi dan pengalaman panjang yang mereka miliki dalam
mengelola core banking system di berbagai bank ternama di Indonesia. BankVision sesuai bagi NobuBank yang
masih dalam taraf awal pengembangan, namun handal pula untuk pengembangan yang lebih kompleks di masa
yang akan datang seiring dengan pengembangan e-channel yang direncanakan Bank. Selain itu, kami juga
menginventarisir, memperbaiki dan membangun berbagai prosedur operasi standard (SOP) yang penting
sebagai pedoman setiap divisi dalam melakukan aktivitasnya yang tentunya mengacu pada peraturan yang
berlaku.
Manajemen tetap berkomitmen untuk menjaga kinerja bisnis Bank selama masa konsolidasi ini dengan
tetap mencetak kinerja keuangan yang baik. Angka kinerja keuangan NobuBank di Tahun 2010 sedikit
mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan laba bersih yang berhasil dicetak
sebesar Rp. 1.834 juta, naik 0,71% dari perolehan laba Tahun 2009. Kinerja NobuBank juga Nampak pada rasio-
rasio keuangan yang berhubungan dengan permodalan dan rentabilitas yang cukup baik,seperti rasio kecukupan
modal (CAR) sebesar 489,58%, rasio ROE sebesar 1,95%, rasio ROA sebesar 2,0%, rasio NIM sebesar 5,92% dan
rasio BOPO sebesar 68,74%. Kinerja ini tidak lepas dari Dewan Komisaris yang selalu melakukan pengawasan
khususnya dalam kebijakan, strategi dan manajemen risiko sehingga dalam melaksanakan tugasnya, Direksi
selalu berpegang teguh pada aspek kehati-hatian (prudence).
Kami mengucapkan terimakasih kepada Dewan Komisaris dan seluruh karyawan yang telah menjadi
bagian tak terpisahkan dari keluarga besar NobuBank atas dukungan kinerja selama Tahun 2010. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada Bank Indonesia yang telah menjadi mitra kami untuk bersama-sama
mewujudkan industri perbankan yang sehat. Semoga NobuBank semakin mampu memberikan kontribusi positif
bagi industri perbankan dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Jakarta, Mei 2011
Telijani Tjandra
Direktur Utama
2010
NobuBank | Annual Report 12
Susunan Pengurus
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) No.30 tanggal 13 Oktober
2010 dari Notaris Ny.Poerbaningsih Adi Warsito, SH, notaris di Jakarta, para pemegang saham memutuskan dan
menyetujui perubahan Dewan Komisaris dan Direksi Bank. Pengangkatan Komisaris Utama Prof. DR. Adrianus
Mooy masih dalam proses persetujuan dari Bank Indonesia, adapun anggota Dewan Komisaris Drs. Sodikin
Arsjad telah memenuhi persyaratan dan telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test)
sesuai Surat Persetujuan Bank Indonesia Nomor 30/1476/UPB3/AdB3 tanggal 09 Oktober 1997. Bank memiliki 3
(tiga) orang Direktur yang telah mendapat persetujuan Bank Indonesia dan 2 (orang) yang masih dalam proses
persetujuan Bank Indonesia. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2010 yang
menjabat dan telah mendapat persetujuan Bank Indonesia yaitu sebagai berikut :
Dewan Komisaris
� Komisaris : Drs. Sodikin Arsjad
Dewan Direksi
� Direktur Utama : Telijani Tjandra Tan
� Direktur : Winda Trihanny
� Direktur : Efen Lingga Utama
Drs. Sodikin Arsjad
Komisaris
Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Cirebon pada tahun 1934. Lulusan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Indonesia, dan telah mengikuti berbagai seminar management dan investasi saham. Memulai karir
dari Staff Keuangan Kementerian Pertahanan dari tahun 1951 – 1954. Pada tahun 1954 –1956, sebagai staff di
Direktorat Pembendaharaan Kementerian Keuangan. Menjadi guru di SMA Negeri I dari tahun 1956 – 1964 dan
diangkat menjadi Staff Direktur di Badan Pimpinan Umum (BPU) Perusahaan Bangun Negara sejak Tahun 1964.
Bergabung dengan PT Departemen Store Sarinah sebagai Koodinator Keuangan pada tahun 1965 – 1966. Mulai
tahun 1978 sampai sekarang menjabat sebagai pimpinan di Partner KAP Arsjad & CO. dan sejak Tahun 1997
hingga sekarang menjadi Komisaris Bank.
Telijani Tjandra Tan
Direktur Utama
Warga Negara Indonesia, lahir pada Tahun 1960 dan menyelesaikan pendidikan formal pada Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti pada tahun 1985. Karier di dunia perbankan dimulai ketika bekerja sebagai
Internal Auditor di BCA group hingga tahun 1990 dan kemudian pada tahun yang sama bergabung dengan Bank
Nationalnobu (dahulu Bank Alfindo) dengan jabatan Assistant Vice President di bidang audit. Pada tahun 1993,
diangkat sebagai Direktur Operasional dan terakhir dipercaya sebagai Direktur Utama Bank sejak tahun 2003
hingga sekarang.
Winda Trihanny
Direktur
Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Riau pada tahun 1966 dan menyelesaikan pendidikan formal di
Universitas Kristen Krida Wacana Tahun 1992 dengan mengambil jurusan Akuntansi. Memulai kariernya di
Tahun 1986 dengan bekerja di PT Siola Indonesia, sebuah perusahaan plastik, sampai dengan tahun 1992. Karier
di dunia perbankan dimulai pada Tahun 1992 sebagai Staff Accounting di Bank Modern, kemudian bergabung
2010
NobuBank | Annual Report 13
dengan Bank Harda International pada tahun 1994 sebagai Head Accounting. Di Bank yang sama pada tahun
1998 telah dipercaya menjabat sebagai direktur. Bergabung dengan Bank sebagai Direktur Kepatuhan sejak
tahun 2000 hingga sekarang.
Efen Lingga Utama
Direktur
Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Pangkal Pinang pada tahun 1965, dan menyelesaikan pendidikan formal
terakhir di Fakultas Ekonomi (S1) Universitas Jayabaya Jakarta. Awal karier dijalani di perusahaan Astra Auto
2000 pada tahun 1980-1990 sebagai Sales Representative. Menapaki karir di dunia perbankan pada tahun 1990-
1993 di Bank Surya sebagai Assistant Manager, kemudian di Bank Artha Graha pada tahun 1993-1997, dengan
jabatan terakhir sebagai Deputy Manager. Dilanjutkan bergabung dengan Bank Harda pada tahun 1997-2003
sebagai Branch Manager, dan kemudian ditunjuk sebagai Direktur Marketing Bank dari tahun 2003 hingga
sekarang.
2010
NobuBank | Annual Report 14
Struktur Organisasi
Dewan Komisaris
Komite Audit . Komite Pemantauan Risiko &
Komite Renumerasi dan Nominasi
Direktur Utama / Direktur Operasional
Direktur Marketing
Direktur Kepatuhan, Risiko &
Personalia
SKAI
Komite Manajemen Risiko, Komite Kredit. Komite IT dan
ALCO
Sekretaris
Adm Kredit
Legal
UKPN
Unit Kerja Kepatuhan
UKMR
Pengawasan Kredit
Pimpinan KPO
Operasional
Umum
Marketing
Treasury
Akunting
EDP
2010
NobuBank | Annual Report 15
Ikhtisar Keuangan
POS - POS TERTENTU 2010 2009 2008 2007 2006
NERACA
- Total Aset 132,839 90,604 89,771 88,712 19,443
- Total Kewajiban 14,799 4,398 5,386 8,169 7,962
- Ekuitas 118,040 86,206 84,385 80,543 11,481
- Kredit Yang Diberikan 15,137 1,229 1,979 4,154 8,058
- CKPN Aset Keuangan dan PPA Non Prod (552) (406) (146) (169) (83)
- Pinjaman yang diterima - - - - -
- Dana Pihak Ketiga ( DPK ) 14,405 3,555 4,306 7,657 7,552
LABA RUGI
- Total Pendapatan Bunga 6,810 6,742 8,048 2,403 2,526
- Total Biaya Bunga 647 248 337 557 570
Pendapatan Bunga Bersih 6,163 6,494 7,711 1,846 1,956
- Total Pendapatan Operasional Lainnya 58 44 65 95 249
- Total Biaya Operasional Lainnya 3,918 3,645 2,939 2,824 2,984
- Beban (Pendapatan) Pengh.Aktiva Prod 147 259 (21) 85 (3)
- Beban (Pendapatan) Non Ops - Bersih 1 7 36 27 (38)
- Laba ( Rugi ) Sebelum Pajak Penghasilan 2,155 2,627 4,822 (995) (738)
- (Beban) / Manfaat Pajak Penghasilan (321) (806) (980) 57 73
- Laba ( Rugi ) bersih 1,834 1,821 3,842 (938) (665)
- Laba Bersih per Saham
RASIO KEUANGAN 2010 2009 2008 2007 2006
RASIO KINERJA
- Kewajiban Penyediaan Modal Minimum 489.58% 2529.42% 1854.59% 1380.92% 124.16%
- Aset produktif bermasalah dan aset non 0.60% 0.87% 0.00% 0.01% 0.00%
produktif bermasalah terhadap total aset
produktif dan aset non produktif
- Aset produktif bermasalah terhadap 0.00% 0.00% 0.00% 0.14% 0.00%
total aset produktif
- Cadangan Kerugian Penurunan Nilai 0.12% 0.01% 0.03% 0.06% 0.52%
aset keuangan terhadap aset produktif
- NPL gross 0.00% 0.00% 0.00% 0.14% 0.00%
- NPL net 0.00% 0.00% 0.00% 0.14% 0.00%
- Return on Asset (ROA) 2.00% 2.88% 5.27% -3.36% -3.55%
- Return on Equity (ROE) 1.95% 2.14% 4.72% -5.69% -5.71%
- Net Interest Margin (NIM) 5.92% 7.38% 8.63% 7.03% 11.18%
- BOPO 68.74% 61.41% 40.82% 141.11% 129.08%
- Loan to Deposit Ratio (LDR) 105.08% 34.57% 45.96% 54.25% 106.70%
KEPATUHAN ( COMPLIANCE )
- Persentase pelanggaran BMPK
a. Pihak terkait - - - - -
b. Pihak tidak terkait - - - - -
- Persentase Pelampauan BMPK
a. Pihak terkait - - - - -
b. Pihak tidak terkait - - - - -
- Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah 11.25% 8.95% 7.89% 8.34% 6.78%
- Posisi Devisa Neto (PDN) - - - - -
( Persentase )
( Jutaan Rp )
2010
NobuBank | Annual Report 16
Laporan Manajemen � Umum
Sepanjang tahun 2010, perekonomian global masih dalam tahap pemulihan, sebagai lanjutan dari dampak
krisis di tahun-tahun sebelumnya. Negara-negara maju umumnya mencatat pertumbuhan ekonomi yang
moderat, sementara di beberapa negara lain termasuk Indonesia, perekonomiannya tumbuh dengan lebih
baik yaitu sebesar 6,1%. Hal ini didukung oleh permintaan pasar domestik yang relatif stabil. Seiring dengan
tingkat inflasi yang berada pada kisaran 6,96%, suku bunga Bank Indonesia di kisaran 6,50% masih
memberikan ruang gerak bagi perbankan untuk menjalankan fungsi intermediasinya, baik pengumpulan dana
dari masyarakat maupun pemberian pinjaman.
Di tengah proses akuisisi yang masih merupakan kelanjutan dari periode sebelumnya, PT Bank Nationalnobu
(NobuBank) tetap mampu membukukan laba bersih pada tahun buku 2010 sebesar Rp 1.834 juta dan
meningkatkan penyaluran kredit secara terukur dengan memperhitungkan risiko secara kehati-hatian.
Berdasarkan hasil review atas kinerja selama tahun 2010, maka Bank masih sepenuhnya belum dapat
mencapai target yang direncanakan, baik dari segi pemberian kredit maupun penghimpunan dana pihak
ketiga. Hal ini lebih disebabkan karena manajemen baru selesai menjalankan proses akusisi pada akhir
September 2010. Namun demikian, rasio-rasio keuangan yang berhubungan dengan permodalan dan
rentabilitas masih dapat terjaga dengan cukup baik, seperti rasio CAR sebesar 489,58%, rasio ROE sebesar
1,95% , rasio ROA sebesar 2,0%, rasio NIM sebesar 5,92% dan rasio BOPO sebesar 68,74%. Pencapaian kredit
mencapai 78,61% atau sebesar Rp 15.137 juta dari total kredit yang direncanakan sebesar Rp 19.257 juta,
sedangkan untuk dana pihak ketiga tercapai sebesar 49,65% atau sebesar Rp 14.405 juta dari yang
direncanakan sebesar Rp 29.016 juta. Selama Tahun 2010 tidak terjadi pelanggaran BMPK dan tidak ada
kredit non performing.
Secara keseluruhan selama tahun 2010 berdasarkan hasil penilaian tingkat kesehatan, peringkat komposit
Bank berada pada peringkat “Sehat”. Hal ini dimungkinkan antara lain karena tingkat risiko yang ada pada
Bank masih tergolong rendah.
� Total Aset
Total Aset Bank pada akhir tahun 2010 sebesar Rp 132.839 juta terdapat kenaikan sebesar Rp 42.235 juta
atau 46,61% dari Rp 90.604 juta pada tahun 2009
Tabel Komposisi Aset
Keterangan
Jutaan Rp % Jutaan Rp %
Kas 629 0.47 513 0.56
Penempatan pada Bank Indonesia 90,159 67.87 2,846 3.14
Penempatan pada Bank Lain (setelah dikurangi 577 0.44 279 0.31
CKPN) pada tahun 2010 Rp 6 juta dan pada
tahun 2009 Rp 3 juta
Surat berharga 24,432 18.39 83,760 92.45
Kredit (setelah dikurangi CKPN) pada tahun 2010 14,986 11.28 1,223 1.35
Rp 151 juta dan tahun 2009 Rp 6 juta
Aset tetap ( net ) 613 0.46 679 0.75
Aset lain-lain 1,443 1.09 1,304 1.44
Jumlah 132,839 100 90,604 100
2010 2009
2010
NobuBank | Annual Report 17
Berikut adalah grafik yang menyajikan data mengenai komposisi Aset pada akhir tahun 2010.
� Penghimpunan Dana
Dana Pihak Ketiga di akhir tahun 2010 tercatat sebesar Rp 14.405 juta, naik sebesar Rp 10.850 juta atau
305,20 % dibandingkan dengan akhir tahun 2009 sebesar Rp 3.555 juta. Dapat dikemukakan bahwa Dana
Pihak Ketiga dari pihak terkait di akhir tahun 2010 tercatat sebesar Rp 2.960 juta , naik sebesar Rp 2.124 juta
atau 254,07% dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar Rp 836 juta. Kenaikan tersebut berasal dari giro
sebesar Rp 2.800 juta dan Rp 160 juta dari tabungan.
Tabel Komposisi Dana Pihak Ketiga
KETERANGAN
( Jutaan Rp ) % ( Jutaan Rp ) %
Giro 4,627 32.12 1,238 34.82
Tabungan 1,321 9.17 419 11.79
Deposito 8,457 58.71 1,898 53.39
Jumlah 14,405 100.00 3,555 100.00
2010 2009
Berikut adalah grafik yang menyajikan data mengenai komposisi Dana Pihak Ketiga pada akhir tahun 2010
32.12%
9.17%
58.71%
KOMPOSISI DANA PIHAK KETIGA TAHUN 2010
( DLM JUTAAN RUPIAH )
- GIRO - TABUNGAN - DEPOSITO
KOMPOSISI ASET TAHUN 2010 ( DLM JUTAAN RUPIAH )
629
90,159
577
24,43 2
14 ,9 86 613
1,443
- KAS - PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA- PENEMPATAN PADA BANK LAIN - SURAT BERHARGA- KR EDIT - ASET TETAP (NET)- ASET LAIN LAIN
2010
NobuBank | Annual Report 18
� Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Transaksi yang dilakukan Bank dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa dilaksanakan dengan
persyaratan dan kondisi yang normal dilakukan dengan pihak ketiga. Sifat hubungan istimewa dari transaksi-
transaksi tersebut adalah dengan Perusahaan terkait, karyawan kunci dan keluarga dari manajemen. Jumlah
transaksi yang dilakukan pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp 2.960 juta atau 20,55% dari total kewajiban
dana pihak keriga sebesar Rp 14.405 juta dan mengalami kenaikan sebesar Rp 2.124 juta atau 254,07%
dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 836 juta atau 23,52% dari total dana pihak ketiga sebesar Rp 3.555 juta.
Tabel Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
KETERANGAN
( Jutaan Rp ) % ( Jutaan Rp ) %
GIRO :
- PT Kharisma Buana Nusantara 2,800 60.51 - -
- Dewan Komisaris, Direksi dan
Pejabat Eksekutif Bank 86 1.86 282 22.78
2,886 62.37 282 22.78
TABUNGAN :
- Dewan Komisaris, Direksi dan 47 3.56 - -
Pejabat Eksekutif Bank
- Perorangan 27 2.04 68 16.23
74 5.60 68 16.23
DEPOSITO :
- Perorangan - - 486 25.61
- - 486 25.61
Jumlah 2,960 20.55 836 23.52
2010 2009
� Total Aset Produktif
Komposisi aset produktif sebagian besar dalam bentuk surat berharga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) dan
Fasbi (Fasilitas Diskonto Bank Indonesia) yang tercatat sebesar Rp 112.778 juta pada akhir tahun 2010, naik
Rp 26.519 juta atau 30,74 % dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 86.259 juta. Untuk aset produktif kredit
yang diberikan pada akhir tahun 2010 sebesar Rp 15.137 juta, naik sebesar Rp 13.908 juta atau 1.131,65 %
dibanding dengan tahun 2009 sebesar Rp 1.229 juta dan aset produktif giro pada bank lain pada akhir tahun
2010 sebesar Rp 583 juta ,naik sebesar Rp 301 juta atau 106,74 % dibanding dengan tahun 2009 sebesar Rp
282 juta.
Tabel Komposisi Aset Produktif
Keterangan
Jutaan Rp % Jutaan Rp %
SBI dan Fasbi 112,778 87.77 86,259 98.28
Kredit 15,137 11.78 1,229 1.40
Giro Pada Bank Lain 583 0.45 282 0.32
Jumlah 128,498 100.00 87,770 100.00
2010 2009
2010
NobuBank | Annual Report 19
Grafik dibawah ini menyajikan data mengenai komposisi aset produktif pada akhir tahun 2010
� Kredit per Sektor Ekonomi
Dari total kredit yang diberikan pada akhir tahun 2010 sebesar Rp 15.137 juta , penyebarannya masih belum
merata dan masih di dominasikan pada satu sektor tertentu yaitu sektor perindustrian sebesar Rp 9.775
juta, sektor lainnya sebesar Rp 4.882 juta, sektor jasa sosial masyarakat Rp 248 juta, sektor pengangkutan
Rp 133 juta dan yang terakhir sektor perdagangan sebesar Rp 99 juta.
Tabel Klasifikasi penyaluran kredit per sektor ekonomi
SEKTOR EKONOMI
Jutaan Rp % Jutaan Rp %
Perindustrian 9,775 64.58 497 40.44
Perdagangan 99 0.65 200 16.27
Pengangkutan 133 0.88 87 7.08
Jasa sosial masyarakat 248 1.64 250 20.34
Pertanian,perikanan - - 195 15.87
Lain-lain 4,882 32.25 - -
Jumlah 15,137 100.00 1,229 100.00
2010 2009
Grafik dibawah ini menyajikan data mengenai klasifikasi sektor ekonomi pembiayaan Bank pada akhir tahun
2010
64.58%
0.65%
0.88%
1.64%
32.25%
KREDIT YANG DIB ER IKAN MENURUT SEKTOR EKONOM I TAHUN 2010
- PERINDUSTRIAN - PERDAGANGAN
- PENGANGKUTAN - JASA SOSIAL MASYAR AKAT
- LAIN-LAIN
87.77%
11.78%
0.45%
KOMPOSISI ASET PRODUKTIF TAHUN 2010
( DLM JUTAAN RUPIAH )
- SBI & FASBI - KREDIT - GIRO PADA BANK LAIN
2010
NobuBank | Annual Report 20
� Pendapatan Bunga Bersih
Pendapatan bunga bersih pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp 6.163 juta, turun sebesar Rp 331 juta atau
5,10 % dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar Rp 6.494 juta. Turunnya pendapatan bunga disebabkan
tingkat suku bunga diskonto SBI yang cenderung menurun dengan rata-rata 5,50% - 6,20% pada tahun 2010
dibandingkan dengan 6,00 % - 8,25% pada tahun 2009 meskipun pendapatan bunga kredit pada tahun 2010
sebesar Rp 364 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp 97 juta atau 36,33% dibandingkan tahun 2009 sebesar
Rp 267 juta.
Disisi lain biaya bunga juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2010 sebesar Rp 647 juta,
naik sebesar Rp 399 juta atau 160,89% dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar Rp 248 juta, kenaikan ini
terutama pada bunga deposito sebesar Rp 591 juta pada tahun 2010,naik sebesar Rp 392 juta atau 196,98%
dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 199 juta. Kenaikan biaya bunga ini karena kenaikan total dana pihak
ketiga sebesar 305,20%.
Tabel Pendapatan dan Beban bunga
POS - POS
Jutaan Rp % Jutaan Rp %
Pendapatan Bunga :
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 4,994 73.33 6,247 92.66
Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (Fasbi) 1,417 20.81 197 2.92
Kredit 364 5.35 267 3.96
Penempatan pada bank lain-jasa giro 3 0.04 3 0.04
Provisi dan komisi 32 0.47 28 0.42
Jumlah Pendapatan Bunga 6,810 100.00 6,742 100.00
Beban Bunga :
Bunga Bank Lain (Call Money) - - - -
Deposito 591 91.34 199 80.24
Giro 32 4.95 24 9.68
Tabungan 24 3.71 25 10.08
Jumlah Beban Bunga 647 100.00 248 100.00
Pendapatan Bunga Bersih 6,163 6,494
2010 2009
� Pendapatan Operasional Lainnya
Pendapatan operasional lainnya pada tahun 2010 sebesar Rp 58 juta naik sebesar Rp 14 juta atau 31,82%
dari tahun 2009 sebesar Rp 44 juta.
Tabel Pendapatan Operasional Lainnya :
POS - POS
Jutaan Rp % Jutaan Rp %
Pendapatan Operasional Lainnya :
Provisi dan Komisi 41 70.69 43 97.73
Pendapatan Operasional Lainnya 17 29.31 1 2.27
Jumlah Pendapatan Operasional 58 100.00 44 100.00
2010 2009
� Beban Operasional Lainnya
Beban operasional lainnya pada tahun 2010 sebesar Rp 4.065 juta naik sebesar Rp 161 juta atau 4,12%
dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 3.904 juta. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh beban
personalia sebesar Rp 310 juta atau 15,63% dan beban lainnya naik sebesar Rp 6 juta atau 300%, sedangkan
2010
NobuBank | Annual Report 21
beban cadangan kerugian penurunan nilai mengalami penurunan sebesar Rp 112 juta atau 43,24%, beban
administrasi dan umum dan beban promosi juga turun masing-masing sebesar Rp 27 juta atau 1,70% dan Rp
16 juta atau 23,53%.
Tabel Beban Operasional Lainnya :
POS - POS
Jutaan Rp % Jutaan Rp %
Beban Operasional Lainnya :
Beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai 147 3.61 259 6.64
Beban Administrasi dan Umum 1,564 38.47 1,591 40.75
Beban Personalia 2,294 56.43 1,984 50.82
Beban Promosi 52 1.28 68 1.74
Beban Lainnya 8 0.20 2 0.05
Jumlah Beban Operasional Lainnya 4,065 100.00 3,904 100.00
2010 2009
� Pendapatan dan (Beban) Non Operasional
Pendapatan dan Beban Non Operasional bersih pada tahun 2010 sebesar (Rp 1 juta) turun sebesar Rp 6 juta
atau 85,71% dibandingkan tahun 2009 sebesar (Rp 7 juta).
Tabel Beban Operasional Lainnya :
POS - POS 2010 2009
Jutaan Rp Jutaan Rp
Pendapatan dan Beban Non Operasional
Pendapatan Non Operasional - 23
Beban Non Operasional 1 30
Pendapatan dan Beban Non Operasional Bersih (1) (7)
� Laba Bersih
Laba bersih pada tahun 2010 sebesar Rp 1.834 juta naik sebesar Rp 13 juta atau 0,71% dibandingkan tahun
2009 sebesar Rp 1.821 juta.
POS - POS 2010 2009
Jutaan Rp Jutaan Rp
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 2.155 2.627
Beban Pajak Penghasilan 321 806
Laba Bersih 1.834 1.821
Laba Bersih per Saham (Rupiah penuh) 14,11 18,21
1700
1725
1750
1775
1800
1825
Tahun 2010 Tahun 2009
18341821
Laba Bersih (dlm Jutaan Rp)
2010
NobuBank | Annual Report 22
Sumber Daya Manusia
Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai nilai yang sangat penting dalam membentuk citra suatu
perusahaan. Upaya untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan kompetensi yang tinggi
dilakukan dengan cara :
• Mempekerjakan manajemen yang profesional dan independen serta memiliki latar belakang yang baik dan
berpengalaman dalam pengembangan Bank.
• Memberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan teknis karyawan Bank melalui pelatihan internal
maupun secara eksternal.
• Mempererat kerjasama secara grup/tim dalam meningkatkan jasa pelayanan kepada nasabah serta
peningkatan kesejahteraan karyawan.
• Memperbaiki tingkat produktivitas karyawan dengan memperkenalkan proses transaksi perbankan yang
lebih efisien.
Pada akhir tahun 2010 jumlah karyawan sebanyak 37 orang dibandingkan dengan akhir tahun 2009 yang
berjumlah 31 orang. Jumlah karyawan tersebut telah disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan bisnis
pada tahun yang bersangkutan yaitu dengan komposisi berdasarkan jenjang jabatan, pendidikan dan umur
sebagai berikut :
Keterangan
Jumlah % Jumlah %
Jenjang Jabatan
Direksi 3 8.11 3 9.68
Manager 6 16.22 3 9.68
Supervisor 4 10.81 4 12.90
Pelaksana 24 64.86 21 67.74
Jumlah 37 100.00 31 100.00
Jenjang Pendidikan
Sarjana 11 29.73 11 35.48
Akademi 5 13.51 2 6.45
SLTA 21 56.77 18 58.07
Jumlah 37 100.00 31 100.00
Jenjang Umur
s/d 30 tahun 4 10.81 5 16.13
31 s/d 45 tahun 25 67.57 21 67.74
46 s/d 55 tahun 8 21.62 5 16.13
Jumlah 37 100.00 31 100.00
20092010
2010
NobuBank | Annual Report 23
Manajemen Risiko
Penerapan dan pelaksanaan Manajemen Risiko pada Bank telah berjalan sejak diterbitkannya Peraturan Bank
Indonesia No.5/8/PBI/2003 Tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Hal ini
merupakan usaha Bank untuk menghindari dan meminimalisir risiko-risiko yang dapat menghambat atau
mengancam laju usaha Bank serta mengakibatkan kerugian, baik itu kerugian untuk saat ini maupun kerugian di
kemudian hari. Bank menyadari bahwa hal-hal tersebut akan semakin kompleks dengan adanya perubahan, baik
perubahan dari lingkungan internal maupun perubahan dari lingkungan eksternal, di mana perubahan tersebut
dapat mempengaruhi Bank dalam menjalankan strategi usahanya serta mempengaruhi pula salah satu tujuan
Bank yaitu menjadi Bank yang mematuhi ketentuan pelaksanaan Good Corporate Governance. Secara umum
Penerapan Manajemen Risiko pada Bank telah berjalan baik dan memadai serta mencakup seluruh risiko yang
melekat pada Bank.
Sebagai pelengkap penerapan Manajemen Risko, diperlukan adanya standar Sistem Pengendalian Risiko yang
digunakan sebagai penunjang yang efektif dan handal serta menjadi dasar bagi kegiatan operasional Bank yang
sehat dan aman. Sistim Pengendalian Risiko yang efektif dan handal akan dapat membantu pengurus didalam
menjaga asset Bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya,
meningkatkan kepatuhan Bank terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta
mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran aspek kehati-hatian.
Satuan Kerja Manajemen Risiko Bank telah mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi oleh seluruh unit kerja
yang ada, sesuai dengan volume serta komplektisitas usaha. Risiko-risiko yang dikelola oleh Bank mencakup 8
(delapan) jenis risiko yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, dan Risiko Kepatuhan,
Risiko Hukum, Risiko Reputasi dan Risiko Strategis.
Adapun pelaksanaan proses penerapan Manajemen Risiko yang dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko
(SKMR), aktivitasnya meliputi identifikasi risiko, pengukuran risiko, sistem informasi, pemantauan risiko dan
penetapan limit, serta pengendalian risiko. Untuk aktivitas pengendalian risiko, Satuan Kerja Manajemen Risiko
dibantu oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) untuk memastikan bahwa sistim pengendalian telah berjalan
efektif, handal, aman serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Satuan Kerja Manajemen Risiko telah memastikan pelaksanaan proses Manajemen Risiko berjalan lancar dan
memberikan gambaran profil risiko kepada manajemen secara berkala.
Tugas atau wewenang dan tanggung jawab yang dilakukan Satuan Kerja Manajemen Risiko adalah :
� Menginventarisir dan mengidentifikasi risiko-risiko (risk issues) dari seluruh cabang dan unit kerja.
� Menyampaikan risk issues yang signifikan baik aktual maupun potensial kepada Komite Manajemen Risiko
untuk dilakukan pembahasan.
� Menetapkan proses dan metodologi pengukuran risiko dengan model pengukuran yang sesuai dengan
volume dan kompleksitas usaha Bank.
� Mengevaluasi akurasi dan validitas data yang digunakan dalam proses pengukuran risiko.
� Menyusun dan menyampaikan laporan profil risiko kepada Direktur Utama dan Komite Manajemen Risiko.
� Merekomendasikan besaran atau maksimum eksposur risiko yang wajib dipelihara Bank kepada Komite
Manajemen Risiko dan unit kerja operasional.
� Memantau implementasi kebijakan dan strategi manajemen risiko yang direkomendasikan oleh Komite
Manajemen Risiko dan yang telah disetujui oleh Direksi.
2010
NobuBank | Annual Report 24
� Mengevaluasi usulan aktivitas dan/atau produk baru yang diajukan atau dikembangkan unit kerja tertentu
yang ada pada Bank.
� Melaksanakan stress test secara periodik.
� Serta bersama-sama unit kerja terkait mengembangkan budaya risiko.
Sebagai lembaga keuangan yang menjalankan fungsi intermediasi dengan produk yang beragam serta
pertumbuhan jumlah nasabah yang semakin meningkat, Bank Nationalnobu telah berusaha untuk
mengimplementasikan Manajemen Risiko dalam seluruh jenjang organisasinya, untuk mendukung pertumbuhan
bisnis. Pelaksanaan Manajemen Risiko tersebut ditujukan untuk meningkatkan kepercayaan nasabah serta
mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia dan Basel II. Dalam mengimplementasikan penerapan Manajemen
Risiko menuju Basel II yang telah diterapkan pada tahun 2010, Bank Nationalnobu mengawalinya dengan
penyusunan action plan penerapan PSAK 50/55 dan dalam proses pembahasan baik dari sistem teknologi,
proses bisnis, infrastruktur dan persiapan Sumber Daya Manusia. Adapun langkah-langkah yang telah
diupayakan selama tahun 2010 oleh Bank Nationalnobu adalah praktek manajemen risiko yang efektif,
meningkatkan budaya risiko kepada seluruh unit kerja, meningkatkan sumber daya manusia yang saat ini dimiliki
Bank, optimalisasi Satuan Kerja Manajemen Risiko, Satuan Kerja Kepatuhan dan Satuan Kerja Audit Intern.
Demikian juga penerapan aplikasi risiko yang akan terus dikembangkan guna memperoleh hasil yang lebih
akurat.
� Risiko Kredit
Merupakan risiko yang terjadi akibat tidak dipenuhinya kewajiban debitur atau counterparty. Tujuan penerapan
manajemen risiko kredit untuk memaksimumkan pendapatan bank sesuai risiko yang telah ditetapkan, yaitu
dengan menjaga agar besaran risiko kredit tetap berada di dalam batasan parameter yang sudah disetujui, serta
mengembangkan strategi pengelolaan risiko kredit.
Bank Nationalnobu mengelola risiko kredit pada level transaksional dan level portofolio. Aktivitas ini meliputi
proses identifikasi, pengukuran, monitoring dan kontrol terhadap risiko kredit serta memastikan ketentuan
kebutuhan modal.
Dalam mengelola risiko kredit, Bank terus memperhatikan prinsip kehati-hatian sebagai ladasan utama dalam
memberikan kredit baru maupun penambahan fasilitas dan terhadap counterparty. Serta dalam pengelolaan
tersebut bank juga telah memperhitungkan kecukupan pencadangan penghapusan, kemungkinan atas kredit
yang tidak tertagih, melakukan kajian terhadap kebijakan dan limit risiko, melakukan pemantauan terhadap
potofolio kredit, dan melakukan stress test yang digunakan untuk mengantisipasi risiko.
� Risiko Pasar
Risiko pasar dapat didefinisikan sebagai risiko kerugian baik yang dapat terjadi segera maupun yang terjadi
secara bertahap, akibat fluktuasi dari harga (suku bunga dan nilai tukar mata uang) instrumen keuangan,
produk, atau transaksi yang tercatat dalam portofolio Bank, baik transaksi tunai maupun off balance sheet.
Sesuai status Bank Nationalnobu sebagai Bank Non Devisa, maka Bank didalam memperhitungkan risiko pasar
hanya yang menyangkut risiko suku bunga atau mengacu pada potensial loss akibat volatilitas suku bunga.
� Risiko Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan Bank untuk mendanai peningkatan asset dan memenuhi setiap kewajiban yang
jatuh tempo, baik dalam mata uang lokal maupun mata uang asing (valas). Risiko likuiditas adalah risiko dimana
Bank tidak mampu memenuhi kewajibannya kepada nasabah atau counterparty dalam mata uang yang
2010
NobuBank | Annual Report 25
diperjanjikan pada waktunya. Sesuai dengan status Bank Nationalnobu, likuiditas adalah yang menyangkut
likuiditas dalam mata uang Rupiah.
Risiko likuiditas timbul secara alamiah sebagai akibat dari mismatch struktur aktiva dan pasiva Bank. Bank
mengelola risiko likuiditasnya agar dapat memenuhi setiap kewajiban yang jatuh tempo dan menjaga tingkat
likuiditas yang optimal.
Tujuan Bank untuk memelihara likuiditas adalah :
a. Untuk dapat memenuhi setiap kewajiban finansial yang sudah diperjanjikan secara tepat waktu.
b. Setiap saat dan pada kondisi apapun senantiasa memelihara tingkat likuiditas yang memadai.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas serta mengingat setiap transaksi finansial atau komitmen mempunyai
implikasi terhadap likuiditas, maka Bank mengelola kondisi likuiditas secara berhati-hati.
Tingkat likuiditas Bank diukur dengan besarnya sumber dana yang dimiliki Bank baik dalam Sertifikat Bank
Indonesia, giro bank lain, antar bank call money terhadap dana pihak ketiga Bank. Dan Bank juga
memperhatikan cash flow dan suku bunga pasar uang yang digunakan sebagai acuan dalam menentukan limit
risiko likuiditas.
� Risiko Operasional
Risiko operasional merupakan kelompok risiko yang sulit untuk dijabarkan dengan angka/nominal, namun dapat
menimbulkan dampak yang besar terhadap kinerja Bank sehingga memerlukan perhatian yang sama besar
dengan risiko yang bersifat kuantitatif lainnya. Meskipun lebih sulit untuk dijabarkan dengan angka, risiko
operasional tidak dapat dipisahkan dengan risiko-risiko kuantitatif lainnya.
Secara transaksional, risiko operasional melekat pada setiap aktivitas fungsional Bank, seperti perkreditan,
treasury, pendanaan dan instrumen hutang, jasa-jasa, teknologi sistim informasi serta pengelolaan sumber daya
manusia.
Bank Nationalnobu didalam mengelola serta memperhitungkan risiko operasional lebih banyak menggunakan
proses self assessment, dengan tetap memperhitungkan kerugian yang timbul karena diakibatkan kesalahan-
kesalahan baik human error maupun system error, serta terus memperhatikan risk appetite guna mengtisipasi
kebiasaan-kebiasaan risiko yang mugkin dapat terjadi dan meminimalkan terulangnya kembali kejadian
tersebut. Bank Nationalnobu juga telah menyusun kebijakan dan prosedur yang bertujuan untuk meminimalisir
kerugian yang terjadi dan memantau secara ketat potensi risiko yang berhubungan dengan seluruh aspek
operasional.
� Risiko Kepatuhan
Merupakan risiko akibat Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan
ketentuan lain yang berlaku.
Risiko kepatuhan merupakan salah satu yang keseluruhan data-datanya sulit untuk dapat dijabarkan dengan
angka, dan agar Bank dapat tetap mengukur risiko kepatuhan digunakan proses self assessment terhadap
2010
NobuBank | Annual Report 26
seluruh aktivitas fungsional, serta dengan tetap pula mengacu kepada kebijakan-kebijakan atau pedoman-
pedoman yang berlaku.
� Risiko Hukum
Merupakan risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain disebabkan adanya
tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti
tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna.
Berkaitan dengan Risiko hukum hingga saat ini tidak terdapat permasalahan hukum yang menggangu aktivitas
bisnis Bank. Pada bagian lain, Bank juga selalu memperhatikan kelengkapan dan keabsahan dokumentasi yang
berkaitan dengan hukum serta memperhatikan Peraturan/Ketentuan yang berlaku khususnya ketentuan
perbankan. Selain itu Bank juga telah melengkapi struktur organisasinya dengan membentuk Unit Legal yang
diharapkan akan dapat menangani permasalahan-permasalahan hukum/legal dimasa yang akan datang.
� Risiko Reputasi
Risiko ini antara lain disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Bank atau
persepsi negatif terhadap Bank.
Sampai dengan saat ini belum pernah terdapat publikasi yang bersifat negatif terhadap Bank, baik publikasi
negatif yang berasal dari keluhan nasabah maupun atas tuntutan hukum karyawan, serta publikasi terkait
Teknologi Informasi termasuk pula kegagalan sistem. Bank telah melengkapi kebijakan dan prosedur yang
berkaitan dengan pengaduan nasabah serta intermediasi perbankan. Selain itu Bank juga telah menunjuk
personil yang akan menangani pengaduan nasabah serta intermediasi perbankan.
� Risiko Strategis
Merupakan risiko yang disebabkan antara lain oleh adanya penetapan dan pelaksanaan strategi Bank yang tidak
tepat maupun pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya Bank terhadap
perubahan eksternal.
Dalam hal ini, meskipun Bank belum lama menyelesaikan proses akuisisi akan tetapi Bank telah memiliki rencana
pengembangan sebagaimana tertuang dalam Rencana Bisnis Bank. Ditunjang pula dengan kecepatan
manajemen Bank dalam melakukan penyesuaian atas perubahan eksternal.
Direksi mempunyai komitmen yang kuat dalam mewujudkan Visi dan Misi Bank melalui pengembangan Sumber
Daya Manusia, Teknologi Informasi maupun infrastruktur lainnya. Hal ini tercermin dalam ruang lingkup struktur
organisasi yang baru serta penempatan Sumber Daya Manusia yang kompeten sesuai dengan bidangnya.
Profil Risiko
Laporan profil risiko Bank secara periodik disampaikan kepada Bank Indonesia setiap triwulanan dan telah
disesuaikan dengan volume dan kompleksitas usaha Bank yaitu mencakup 8 (delapan) jenis risiko diatas dan
telah mencakup seluruh aktivitas fungsional serta efektivitas sistem pengendalian risiko Bank.
2010
NobuBank | Annual Report 27
Good Corporate Governance
I. ASPEK-ASPEK CAKUPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
1. Pelaksanaan tugas & tanggung jawab Dewan Komisaris & Direksi
a. Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Independensi
Dewan Komisaris
Posisi akhir Desember 2010, Bank memiliki 2 (dua) orang Komisaris Independen, sesuai Akta
Notaris No.30 tanggal 13 Oktober 2010 dari Notaris Ny.Poerbaningsih Adi Warsito, SH, notaris di
Jakarta. Pengangkatan Komisaris Utama Prof. DR. Adrianus Mooy masih dalam proses persetujuan
dari Bank Indonesia, adapun anggota Dewan Komisaris Drs. Sodikin Arsjad telah memenuhi
persyaratan dan telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) sesuai
Surat Persetujuan Bank Indonesia Nomor 30/1476/UPB3/AdB3 tanggal 09 Oktober 1997. Namun
seiring dengan telah selesainya proses akuisisi, Bank berkomitmen untuk mematuhi ketentuan
Pelaksanaan Good Corporate Governance dan akan menambah jumlah Dewan Komisaris menjadi
4 (empat) orang.
Masing-masing Anggota Dewan Komisaris memiliki integritas, kompetensi dan reputasi yang baik.
Anggota Dewan Komisaris juga tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat
kedua dengan anggota Direksi maupun Komisaris lainnya dan merupakan pihak independen
terhadap Pemegang Saham Pengendali. Selain itu, Anggota Komisaris tidak merangkap jabatan
sebagai Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada Bank lain.
Adapun anggota Dewan Komisaris yang telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and
Proper Test) dan telah mendapat persetujuan Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
Komisaris : Drs. Sodikin Arsjad (Independen)
Direksi
Pada posisi akhir Desember 2010, Bank memiliki 3 (tiga) orang Direktur yang telah mendapat
persetujuan Bank Indonesia dan 2 (orang) yang masih dalam proses persetujuan Bank Indonesia.
Anggota Direksi orang yang seluruhnya berdomisili di Indonesia serta berasal dari pihak yang
independen terhadap Pemegang Saham Pengendali. Adapun rincian Anggota Direksi yang telah
lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) dan telah mendapat persetujuan
Bank Indonesia adalah sebagai berikut :
Direktur Utama : Telijani Tjandra
Direktur : Efen Lingga Utama
Direktur : Winda Trihanny
Seluruh anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama tidak memiliki saham pada
Bank dan atau pada suatu perusahaan lain.
Seluruh Anggota Direksi tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua
dengan sesama anggota Direksi maupun dengan anggota Dewan Komisaris. Seluruh anggota
Direksi tidak merangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada Bank lain.
2010
NobuBank | Annual Report 28
b. Tugas dan Tanggung Jawab
Dewan Komisaris
Dalam pelaksanaan Good Corporate Governance (untuk selanjutnya disebut GCG) Dewan
Komisaris :
• Telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen.
• Memastikan terselenggaranya pelaksanaan GCG pada sebagian kegiatan usaha atau tingkat
organisasi sesuai dengan skala, volume serta kompleksitas usaha Bank.
• Telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta
memberikan nasihat kepada Direksi, termasuk mengarahkan, memantau serta mengevaluasi
kebijakan strategis Bank.
• Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan
kerja audit intern Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan atau hasil
pengawasan otoritas lainnya.
• Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara
optimal.
• Tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali dalam hal
penyediaan dana kepada pihak terkait, dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar
Bank dan atau peraturan perundangan yang berlaku dalam rangka melaksanakan fungsi
pengawasan.
• Sampai dengan akhir Desember 2010, tidak terdapat pelanggaran atas peraturan perundang-
undangan di bidang keuangan dan perbankan, dan keadaan atau perkiraan keadaan yang
dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank.
• Telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang mencantumkan pengaturan etika kerja,
waktu kerja, dan rapat.
Direksi
Dalam pelaksanaan Good Corporate Governance, Direksi :
• Telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen.
• Telah bertanggung jawab atas pelaksanaan kepengurusan Bank.
• Mengelola Bank sesuai kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur di dalam
Anggaran Dasar serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada sebagian
tingkat organisasi, sesuai dengan volume, skala dan kompleksitas usaha Bank.
• Menyediakan data dan informasi secara cukup lengkap, akurat, kini dan tepat waktu
kepada Komisaris.
• Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari SKAI, auditor eksternal, dan hasil
pengawasan Bank Indonesia dan atau hasil pengawasan otoritas lain.
• Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas kepada pemegang saham melalui RUPS.
• Belum mengungkapkan kebijakan-kebijakan Bank yang bersifat strategis di bidang
kepegawaian kepada pegawai dengan media yang mudah diakses pegawai.
• Telah membentuk SKAI, SKMR dan Satuan Kerja Kepatuhan (dibentuk pada Maret 2011)
• Tidak menggunakan penasehat perorangan dan atau jasa profesional sebagai konsultan
kecuali untuk proyek yang bersifat khusus.
• Telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang telah mencantumkan pengaturan etika
kerja, waktu kerja, dan pengaturan rapat.
2010
NobuBank | Annual Report 29
c. Rekomendasi Dewan Komisaris
Rekomendasi dari Dewan Komisaris telah diimplementasikan dan dilaksanakan oleh Direksi
semaksimal mungkin sesuai dengan materi rekomendasi.
2. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-Komite
a. Struktur, keanggotaan, keahlian dan independensi anggota Komite
Sesuai dengan ketentuan Pelaksanaan GCG dan telah selesaianya proses akuisisi, Bank
berkomitmen membentuk 3 (tiga) Komite, yang terdiri dari Komite Audit, Komite Pemantau Risiko
dan Komite Remunerasi dan Nominasi.
b. Tugas dan tanggung jawab Komite
Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia mengenai Pelaksanaan GCG, maka
tugas dan tanggung jawab Komite adalah sebagai berikut:
• Komite Audit
� Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan Audit serta
pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian
intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan.
� Komite Audit melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap :
� Pelaksanaan tugas SKAI.
� Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan standar
yang berlaku.
� Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku.
� Pelaksanaan tindaklanjut oleh Direksi atas hasil pengawasan Bank Indonesia guna
memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.
� Memberikan rekomendasi mengenai penunjukkan Akuntan Publik dan KAP kepada Dewan
Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS
• Komite Pemantau Risiko
� Evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan
kebijakan tersebut.
� Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan
Kerja Manajemen Risiko.
� Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris tentang evaluasi dan pemantauan
manajemen risiko.
• Komite Remunerasi dan Nominasi
� Terkait dengan kebijakan remunerasi
� Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi
2010
NobuBank | Annual Report 30
� Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan remunerasi
bagi Dewan Komisaris dan Direksi (disampaikan pada RUPS) serta kebijakan
remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan Pegawai (disampaikan kepada Direksi).
� Terkait dengan kebijakan nominasi
� Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur
pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada
Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS.
� Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/atau
Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan pada RUPS.
� Memberikan rekomendasi mengenai pihak independen yang akan menjadi anggota
Komite GCG.
c. Frekuensi rapat Komite
Pelaksanaan rapat Komite-Komite diselenggarakan minimal 4 kali setahun,. namun apabila
dianggap perlu, frekuensi rapat dapat ditambah sesuai dengan kondisi yang ada.
3. Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern
Fungsi Kepatuhan
Direktur Kepatuhan mengupayaan hal-hal sbb. :
a) Memastikan kepatuhan Bank terhadap ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, melalui :
• menetapkan langkah yang diperlukan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian;
• memantau dan menjaga agar kegiatan usaha Bank tidak menyimpang dari ketentuan;
• memantau dan menjaga kepatuhan Bank terhadap seluruh perjanjian dan komitmen yang
dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dan lembaga otoritas yang berwenang.
b) Mencegah Direksi agar tidak menempuh kebijakan atau menetapkan keputusan yang
menyimpang dari ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c) Direktur kepatuhan telah secara berkala melaporkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya
kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris.
d) Penunjukan Direktur Kepatuhan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dalam kaitannya dengan penerapan fungsi kepatuhan, Bank akan menjalankan aktivitas sebagai berikut
:
a) Menyediakan sumber daya yang memadai untuk menyelesaikan tugas secara efektif.
b) Menyampaikan laporan pokok pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan dan laporan khusus kepada
Bank Indonesia dan pihak terkait.
c) Melaksanakan training Pelaksanaan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
kepada seluruh pegawai Bank.
d) Memantau pelaksanaan proses pengkinian data nasabah.
e) Mengembangkan sistem informasi untuk mendukung pelaksanaan program Anti Pencucian Uang
dan Pencegahan Pendanaan Terorisme.
Fungsi Audit Internal
Direksi Bank akan mengupayakan hal-hal sbb. :
2010
NobuBank | Annual Report 31
• Terciptanya struktur pengendalian intern, dan menjamin terselenggaranya fungsi audit intern
Bank dalam setiap tingkatan manajemen.
• Tindak lanjut temuan audit intern Bank sesuai dengan kebijakan dan arahan Dewan Komisaris.
• Tersedianya laporan kegiatan pelaksanaan fungsi audit intern Bank.
Dalam kaitannya dengan fungsi Audit Internal, Bank akan melaksanakan hal-hal sbb. :
• Memiliki Standard Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB), serta :
- Menyusun Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter);
- Membentuk Satuan Kerja Audit Intern (SKAI);
- Menyusun panduan audit intern.
• Kelembagaan SKAI independen terhadap satuan kerja operasional.
• Melakukan kaji ulang secara berkala atas efektifitas pelaksanaan kerja SKAI dan kepatuhannya
terhadap SPFAIB oleh pihak eksternal setiap tiga tahun (terakhir per 28 Agustus 2008 oleh KAP
Liasta Surbakti & Rekan).
• Menyediakan sumber daya yang memadai.
Fungsi Audit Eksternal
Penerapan fungsi Audit Eksternal telah berjalan sebagaimana mestinya yang dapat dilihat dari hal-hal
sbb. :
a. Bank selalu menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang terdaftar di Bank Indonesia.
b. Penunjukan Akuntan Publik dan KAP yang sama oleh Bank tidak lebih dari 5 (lima) tahun buku
berturut-turut. Selama lima tahun terakhir, KAP yang ditunjuk untuk mengaudit Bank adalah :
- Junarto, Tjahjadi BAP (periode tahun 2004, 2005 dan 2006).
- Kanto Tony Frans & Darmawan (periode tahun 2007)
- Tjahjadi, Pradhono & Teramiharja (periode tahun 2008 dan 2009)
- Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (AAJ Associates) (periode tahun 2010)
c. Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik sekurang-kurangnya
memenuhi aspek-aspek :
• Kapasitas Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk
• Legalitas perjanjian kerja
• Ruang lingkup audit
• Standar profesional akuntan publik, dan
• Komunikasi Bank Indonesia dengan Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk.
Akuntan Publik yang ditunjuk, telah :
• Menyampaikan hasil audit dan management letter kepada bank tepat waktu.
• Mampu bekerja secara independen, memenuhi standard profesional akuntan publik dan
perjanjian kerja serta ruang lingkup audit yang ditetapkan.
4. Penerapan Manajemen Risiko dan Sistim Pengendalian Intern
Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab sbb. :
• Menyetujui dan mengevaluasi kebijakan manajemen risiko.
• Mengevaluasi tanggung jawab Direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko.
• Mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi yang terkait dengan transaksi yang
memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.
2010
NobuBank | Annual Report 32
Direksi melaksanakan penerapan manajemen risiko sbb. :
• Kecukupan implementasi SIM dan ketepatan kebijakan, prosedur dan penetapan limit telah
dilakukan secara memadai sesuai dengan skala dan kompleksitas usaha Bank.
• Kaji ulang terhadap metodologi penilaian risiko belum dilaksanakan secara optimal, karena
kompleksitas usaha Bank yang terbatas.
• Menyediakan sumber daya secara memadai untuk menyelesaikan tugas pengelolaan risiko yang
sesuai.
• Peningkatan mutu keterampilan sumber daya manusia pengelola risiko belum dilakukan secara
optimal.
Sistim Pengendalian Intern Bank dilaksanakan sbb.:
• Telah diterapkan kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko.
• Untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko telah dilaksanakan
metode sederhana yang disesuaikan dengan kompleksitas transaksi Bank termasuk sistem
informasi manajemen risiko yang mencukupi.
• Menerapkan sistem pengendalian intern secara melekat pada setiap unit kerja serta tingkat
organisasi.
5. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait & Penyediaan Dana Besar
Untuk masalah penyediaan dana telah dilakukan hal-hal sbb. :
• Telah disusun kebijakan, sistem dan prosedur yang tertulis dan jelas untuk penyediaan dana
kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar berikut, monitoring dan penyelesaian
masalahnya.
• Kebijakan dan prosedur tertulis belum dilakukan evaluasi ulang karena seluruh penyediaan dana
telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)
serta memperhatikan prinsip kehati-hatian maupun perundang-undangan yang berlaku serta telah
memperhatikan kemampuan permodalan dan diversifikasi portofolio penyediaan dana.
• Laporan berkala perihal penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar telah
disampaikan kepada Bank Indonesia secara tepat waktu.
• Per 31 Desember 2010, penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar adalah
sbb.:
Nominal
(Rp juta)
A. Kepada pihak terkait 0 0
B. Kepada debitur inti :
- Individu 10 15.128
- Group 0 0
Penyediaan Dana Debitur
6. Rencana Strategis Bank
Rencana strategis Bank telah disusun dalam bentuk Rencana Bisnis (business plan) sesuai dengan visi
dan misi Bank. Rencana Bisnis tersebut telah disusun secara realistis, komprehensif serta
memperhatikan prinsip kehati-hatian dan responsif terhadap perubahan internal dan eksternal.
Rencana bisnis tersebut disusun oleh Direksi dan telah disetujui oleh Dewan Komisaris.
2010
NobuBank | Annual Report 33
Rencana Bisnis disusun dengan pertimbangan-pertimbangan sbb. :
• Berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang Rencana Bisnis Bank.
• Memperhatikan faktor eksternal dan faktor internal yang mempengaruhi kelangsungan usaha
Bank
• Memperhatikan prinsip kehati-hatian serta prinsip perbankan yang sehat
Dalam hal ini Dewan Komisaris juga telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana
Bisnis Bank secara periodik.
7. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank
Bank telah menyusun dan menyajikan laporan dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana
diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank dengan rincian
sbb. :
a) Laporan Triwulanan
Laporan Keuangan Publikasi triwulanan telah dimuat melalui Harian Jakarta, yang berkedudukan
sesuai dengan Kantor Pusat Bank di Jakarta.
b) Laporan Tahunan
1) Laporan Keuangan
Laporan keuangan tahunan telah disampaikan secara tepat waktu kepada Bank Indonesia
serta pihak-pihak yang berkepentingan lain.
2) Laporan Non Keuangan
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2010 disampaikan kepada
a. Bank Indonesia
b. YLKI
c. Lembaga Pemeringkat di Indonesia
d. Asosiasi Bank-Bank di Indonesia (Perbanas)
e. LPPI
f. 2 (dua) Lembaga Penelitian bidang Ekonomi dan Keuangan
g. 2 (dua) Majalah Ekonomi dan Keuangan.
Bank belum memiliki homepage yang memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi keuangan
serta non keuangan Bank melalui media internet. Direncanakan homepage tersebut akan dilengkapi
dengan segera pada tahun mendatang.
II. KEPEMILIKAN SAHAM DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi di Bank, Bank lain, Lembaga Keuangan Bukan
Bank serta Perusahaan lain adalah sbb. :
Dewan Komisaris :
Seluruh Anggota Komisaris tidak memiliki saham baik pada Bank, atau Lembaga Keuangan Bukan Bank
lain maupun di perusahaan lainnya.
Dewan Direksi :
Seluruh anggota Direksi tidak memiliki saham baik di Bank, atau Lembaga Keuangan Bukan Bank lain
maupun perusahaan lainnya.
2010
NobuBank | Annual Report 34
III. HUBUNGAN KEUANGAN DAN HUBUNGAN KELUARGA
Seluruh anggota Dewan Komisaris maupun anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan dan
hubungan keluarga, baik antar anggota, antar anggota Dewan Komisaris dengan Direksi serta Pemegang
Saham Pengendali Bank.
IV. KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN
Yang dimaksud dengan paket/kebijakan remunerasi dan jenis fasilitas lain bagi anggota Dewan Komisaris
dan Direksi, antara lain meliputi :
a) Remunerasi dalam bentuk non natura, termasuk gaji dan penghasilan tetap lainnya, antara lain
tunjangan (benefit), kompensasi berbasis saham, tantiem dan bentuk remunerasi lainnya; dan
b) Fasilitas lain dalam bentuk natura/non-natura yakni penghasilan tidak tetap lainnya, termasuk
tunjangan untuk perumahan, transportasi, asuransi kesehatan dan fasilitas lainnya, yang dapat
dimiliki maupun tidak dapat dimiliki.
Paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi adalah sbb. :
orang jutaan orang jutaan
rupiah rupiah
1 1 50 3 1,021
2
*
a. dapat dimiliki - - - -
b. tidak dapat dimiliki - - - -
Total 1 50 3 1,021
* Equivalen Rp
Remunerasi (gaji, bonus, tun-jangan
rutin, tantiem, termasuk fasilitas lain
dalam bentuk non-natura).
Fasilitas lain dalam bentuk natura
(perumahan, transportasi, asuransi
kesehatan, dsb)
Jumlah Diterima dalam 1 Tahun
Dewan Komisaris DireksiJenis Remunerasi dan Fasilitas Lain
Jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menerima paket remunerasi dalam satu tahun yang
dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan, adalah sbb. :
Jumlah Jumlah
Direksi Komisaris
diatas Rp. 2 milyar
diatas Rp 1 milyar s/d Rp. 2 milyar
diatas Rp. 500 juta s/d Rp. 1 milyar
Rp. 500 juta ke bawah 3 1
*) yang diterima secara tunai
Jumlah Remunerasi per Orang dalam 1
tahun *)
V. SHARES OPTION
Anggota Dewan Komisaris, Dewan Direksi serta Pejabat Eksekutif Bank tidak memiliki shares option atau
opsi untuk membeli saham yang dilakukan melalui penawaran saham atau penawaran opsi saham dalam
2010
NobuBank | Annual Report 35
rangka pemberian kompensasi yang diberikan kepada anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat
Eksekutif Bank, dan yang telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dan/atau Anggaran
Dasar Bank.
Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Harga Opsi
(rupiah)Jangka waktu
Jumlah saham
yang dimiliki
(lembar saham)
Keterangan/Nama
Jumlah Opsi
yang diberikan
(lembar saham)
yang telah
dieksekusi
(lembar saham)
VI. RASIO GAJI TERTINGGI DAN TERENDAH
Kriteria yang digunakan dalam perhitungan rasio disini adalah sbb. :
1) Yang dimaksud dengan gaji adalah hak pegawai yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang
sebagai imbalan dari perusahaaan atau pemberi kerja kepada pegawai yang ditetapkan dan
dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan,
termasuk tunjangan bagi pegawai dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah
dilakukannya.
2) Yang dimaksud dengan pegawai adalah pegawai tetap Bank sampai batas pelaksana.
3) Yang dihitung dalam perhitungan rasio adalah gaji atau jumlah yang diterima per bulan.
Berdasarkan kriteria tersebut diatas, maka rasio gaji tertinggi dan terendah dalam skala perbandingan
adalah sebagai berikut :
a) Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah adalah 300%
b) Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah adalah 175%
c) Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah adalah 100%
d) Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi adalah 500%
VII. FREKUENSI RAPAT DEWAN KOMISARIS
Rapat Dewan Komisaris telah dilaksanakan baik secara formal maupun informal. Sesuai dengan
ketentuan tentang pelaksanaan GCG maka Dewan Komisaris akan menyelenggarakan pertemuan
sekurang-kurangnya 4 (empat) kali dalam setahun.
VIII. JUMLAH PENYIMPANGAN INTERNAL (FRAUD)
Selama periode tahun 2010, tidak terdapat penyimpangan internal yang dilakukan baik oleh pengurus,
pegawai tetap maupun oleh pegawai tidak tetap terkait dengan proses kerja dan kegiatan operasional
yang mempengaruhi kondisi keuangan Bank secara signifikan (dampak penyimpangan serta kerugiannya
lebih dari Rp 100.000.000,-).
2010
NobuBank | Annual Report 36
NIHIL
Internal Fraud dalam
1 tahun Thn
sebelumnya
Thn
berjalan
Thn
sebelumnya
Jumlah kasus yang dilakukan oleh
Pengurus Pegawai Tetap Pegawai tdk tetap
Thn
sebelumnya
Thn
berjalan
Thn
berjalan
IX. PERMASALAHAN HUKUM
Selama periode tahun 2010, tidak terdapat permasalahan hukum perdata dan pidana yang sedang
dihadapi maupun yang telah diajukan melalui proses hukum.
Perdata Pidana
Telah selesai (telah mempunyai keuatan hukum yang tetap)
Dalam Proses penyelesaian
Total Nihil Nihil
Permasalahan HukumJumlah
X. TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN
Selama periode tahun 2010, tidak terdapat suatu transaksi yang mengandung benturan kepentingan di
Bank.
Nihil
KeteranganNo
Nama dan Jabatan yang
Memiliki Benturan
Kepentingan
Nama dan Jabatan
Pengambil KeputusanJenis Transaksi
Nilai Transaksi (jutaan
Rp)
XI. BUY BACK SHARES DAN OBLIGASI BANK
Selama periode tahun 2010, tidak terdapat transaksi buy back shares atau buy back obligasi yaitu upaya
mengurangi jumlah saham atau obligasi yang telah diterbitkan Bank dengan cara membeli kembali saham
atau obligasi tersebut.
XII. PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN POLITIK DAN SOSIAL
Selama periode tahun 2010, Bank tidak memberikan dana untuk kegiatan politik atau untuk kegiatan
Sosial.
2010
NobuBank | Annual Report 37
Jaringan Kantor
Kantor Pusat
Kawasan Bisnis Granadha
The Plaza Semanggi
Jl. Jend. Sudirman Kav. 50 Jakarta 12930
Kantor Pusat Operasional
Kawasan Bisnis Granadha Lt. UG
The Plaza Semanggi
Jl. Jend. Sudirman Kav. 50 Jakarta 12930
Telp. 021-25535128, Fax. 021-25535130
Central Back Office
Karawaci Office Park
Blok M No. 27-29
Lippo Karawaci 15811
Tangerang
Kantor Cabang :
Cinere
Jl.Cinere Raya No.15
Depok, Jawa Barat
Phone : (021) 7535766
Fax : (021) 7535835
Jatinegara
Jl.Jatinegara Barat No.181-A
Jakarta Timur
Phone : (021) 8190424
Fax : (021) 8197930
Mangga Dua
Jl.Arteri Mangga Dua Blok C No. BC-025
Jakarta Barat
Phone : (021) 6013982-6252267
Fax : (021) 60139835
2010
NobuBank | Annual Report 38
Produk dan Layanan
Bank Nationalnobu melakukan kegiatan operasi komersial pada bulan Agustus 1990 serta sampai saat ini
memberikan jasa pelayanan komersial bank umum dengan produk pelayanan meliputi antara lain :
Penghimpunan Dana :
� Giro
� Tabungan
� Deposito Berjangka
Fasilitas Kredit-Tunai :
� Kredit Investasi
� Kredit Modal Kerja
� Kredit Usaha Kecil
� Kredit Konsumsi :
o Kredit Pemilikan Mobil
o Kredit Pemilikan Rumah
Jasa Pengelolaan Dana :
� Pasar Uang
Jasa Lainnya :
� Kliring
� Pengiriman Uang
� Inkaso
� Bank Garansi
2010
NobuBank | Annual Report 39
Rencana & Strategi 2011
NobuBank menjadikan Tahun 2010 sebagai tahun dimana kami mempersiapkan fondasi yang kokoh
guna melangkah pada sebuah perjalanan baru. Perjalanan baru yang kami maksud adalah perjalanan kami
menapaki tahapan pertumbuhan yang kami harapkan membawa kami pada visi dan misi yang ingin kami
wujudkan dalam industri perbankan nasional. Tahun 2010 menjadi tahun penting bagi NobuBank karena sejauh
mana persiapan yang telah kami lakukan akan menentukan seberapa jauh kami mampu melangkah dan
seberapa cepat kami mampu melakukan akselerasi pertumbuhan untuk mencapai target yang ingin kami raih.
Tahun 2010 telah berlalu dan yang tersisa kini adalah tantangan yang menghadang di Tahun 2011 serta
tahun-tahun berikutnya. Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan jasa layanan perbankan yang
berkualitas membuat inovasi menjadi kata kunci dalam setiap gerak dan langkah Bank. Kami yakin hanya bank
yang mampu berinovasi dalam produk dan efisiensi operasi yang mampu bertahan dan memimpin kompetisi.
Bersaing dengan bank-bank yang telah established saat ini tentunya membutuhkan effort yang maksimal, namun
posisi out off the league membuat posisi NobuBank menjadi menguntungkan, karena dengan demikian kami
dapat mengkapitalisasi keterbatasan kami melalui sistem operasi yang efisien sehingga mampu memberikan
manfaat yang lebih bagi nasabah.
Sebagai bank yang ingin tumbuh berkembang dan memiliki tujuan untuk memberikan kontribusi positif
pada perekonomian nasional, maka NobuBank telah mempersiapkan diri untuk memulai tahapan-tahapan
pengembangan yang dituangkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) yang akan menjadi pedoman kami selama
kurun waktu 1 hingga 3 tahun mendatang. Secara khusus, tahapan jangka pendek satu tahun akan
berkonsentrasi pada implementasi sistem dan pembukaan cabang baru guna memperluas jaringan distribusi
pelayanan.
Pengimplementasian BankVision, sebagai Core Banking System yang baru untuk menggantikan sistem
yang lama adalah menjadi hal penting yang menjadi fokus kami di Tahun 2011. Kehandalan dan reliabilitas
sistem ini akan menjadi prasyarat mutlak pengembangan layanan di masa datang khususnya yang berkaitan
dengan electronic channeling. Kami juga melakukan pembentukan Central Back Office, sebuah kantor fungsional
yang berfungsi sebagai pusat operasional dan pengawasan seluruh jaringan kantor dimana seluruh aktifitas
operasional Bank dapat dikendalikan secara terpusat, sehingga diharapkan mampu memitigasi risiko-risiko
operasional yang mungkin timbul sejalan dengan pembukaan jaringan kantor di seluruh Indonesia.
Dalam hal pengembangan jaringan kantor cabang, maka kami akan mengawalinya dengan
pengoperasian 3 kantor baru di area Karawaci - Tangerang, Kemang dan Bandung yang akan dilanjutkan
merevitalisasi kantor-kantor lama dan menambah 6 kantor cabang baru. Guna meningkatkan kemudahan akses
bagi nasabah untuk bertransaksi perbankan, maka kami juga menjalin kerjasama dengan penyedia jasa fasilitas
perbankan ATM Bersama sekaligus kami juga berencana menempatkan beberapa Anjungan Tunai Mandiri (ATM)
pada jaringan cabang dan lokasi strategis lainnya.
Guna mendukung pembukaan jaringan kantor cabang baru, maka penambahan dan pengembangan
sumber daya manusia (SDM) menjadi hal yang tidak dapat dihindari. Untuk itu akan dipersiapkan sarana
pelatihan dan pengembangan SDM yang terstruktur agar kebutuhan sumber daya manusia yang terstandar dan
berkualitas dapat terpenuhi. Selain itu agar mampu menyelenggarakan aktivitas perbankan yang prudent dan
accountable, maka kami juga melengkapi sistem dengan serangkaian kebijakan dan prosedur, termasuk di
dalamnya penyempurnaan program Anti Pencucian Uang (APU).
Dari sisi bisnis, pengembangan nasabah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) akan menjadi fokus kami
disamping mengembangkan produk pendanaan (funding) retail seperti Tabungan. Dalam fase ini kami juga akan
menjajaki untuk mengembangkan electronic channels seperti diantaranya internet banking dan mobile banking.
Dengan langkah-langkah strategis tersebut kami yakin bahwa kami mampu memulai perjalanan kami di Tahun
2011 dengan penuh optimisme.
R/121.AGA/11.1/2011
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Laporan ini
d1/March 30, 2011 1
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU
NERACA Per 31 Desember 2010, 2009, dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) ASET Catatan 2010 2009 2008
Rp Rp Rp
Kas 2.b, 2.c, 2.g, 4 628.843.575 512.586.525 920.555.900
Giro pada Bank Indonesia 2.b, 2.c, 2.h, 5 1.813.033.623 347.079.657 407.315.598
Giro pada Bank Lain
(Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan
nilai masing-masing sebesar Rp 5.826.392
Rp 2.817.750 dan Rp 4.178.403
per 31 Desember 2010, 2009 dan 2008) 2.b, 2.c, 2.h, 6 576.812.777 278.956.819 413.661.921
Penempatan pada Bank Indonesia
(Setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi
masing-masing sebesar Rp 654.228.205
Rp 1.249.167 dan Rp 2.566.148
per 31 Desember 2010, 2009 dan 2008) 2.b, 2.c, 2.i, 7 88.345.771.795 2.498.750.833 2.497.433.852
Efek-efek
(Setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi
masing-masing sebesar Rp 568.241.427
Rp 239.598.017, dan Rp 337.603.850
per 31 Desember 2010, 2009 dan 2008) 2.c, 2.j, 8 24.431.758.573 83.760.401.983 81.350.396.150
Kredit yang Diberikan
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa -- -- --
Pihak Ketiga
(Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan
nilai masing-masing sebesar Rp 151.374.958,
Rp 5.798.385 dan Rp 16.263.639
per 31 Desember 2010, 2009 dan 2008) 2.c, 2.k, 9 14.986.120.830 1.223.414.593 1.962.417.175
Aset Pajak Tangguhan 16.c 204.060.369 140.072.152 68.359.470
Aset Tetap
(Setelah dikurangi akumulasi penyusutan masing
masing sebesar Rp 2.604.181.960, Rp 2.530.582.640
dan Rp 2.481.182.996 per 31 Desember 2010, 2009
dan 2008) 2.l, 10 612.961.321 679.535.641 781.388.619
Agunan yang Diambil Alih
(Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan
nilai masing-masing sebesar Rp 387.325.000,
Rp 387.325.000 dan Rp 116.197.500
per 31 Desember 2010, 2009 dan 2008) 2.m,11 387.325.000 387.325.000 658.452.500
Biaya Dibayar Dimuka 2.n,12 54.226.061 83.923.670 149.220.448
Aset Lain-lain 2.n, 13 797.934.907 691.857.956 561.806.282
JUMLAH ASET 132.838.848.831 90.603.904.829 89.771.007.915
R/121.AGA/11.1/2011
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Laporan ini
d1/March 30, 2011 2
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU
NERACA (Lanjutan) Per 31 Desember 2010, 2009, dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) KEWAJIBAN DAN EKUITAS Catatan 2010 2009 2008
Rp Rp Rp
Kewajiban
Kewajiban Segera 2.o,14 60.466.618 52.206.547 221.144.878
Simpanan Nasabah 2.b, 2.p, 15
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa 2.x,26 2.960.172.788 835.864.271 852.950.128
Pihak Ketiga 11.444.240.381 2.719.758.907 3.452.422.650
Hutang Pajak 2.v, 16.a 65.811.356 742.078.717 795.099.288
Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi 2.f, 27 7.937.077 9.951.615 10.421.678
Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja 2.w, 17 107.591.852 -- --
Beban yang Masih Harus Dibayar
dan Kewajiban Lain-lain 18 152.652.181 38.189.843 53.947.730
Jumlah Kewajiban 14.798.872.253 4.398.049.900 5.385.986.352
Ekuitas
Modal Saham
Nilai nominal Rp 1.000 per saham per 31 Desember 2010;
2010; Rp 1.000.000 per saham per 31 Desember 2009
dan 2008
Modal Dasar - 520.000.000 saham per 31 Desember
2010; 100.000 saham per 31 Desember 2009
dan 2008
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh -
130.000.000 saham per 31 Des 2010
100.000 saham per 31 Des 2009 dan 2008 19 130.000.000.000 100.000.000.000 100.000.000.000
Saldo Rugi (11.960.023.422) (13.794.145.071) (15.614.978.437)
Jumlah Ekuitas 118.039.976.578 86.205.854.929 84.385.021.563
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 132.838.848.831 90.603.904.829 89.771.007.915
R/121.AGA/11.1/2011
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Laporan ini
d1/March 30, 2011 3
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU LAPORAN LABA RUGI Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
Catatan 2010 2009 2008
Rp Rp Rp
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan Bunga
Bunga 2.b, 2.q, 20 6.777.811.241 6.713.851.914 8.015.458.014
Provisi dan Komisi 2.r 32.027.781 27.687.501 32.949.999
Jumlah Pendapatan Bunga 6.809.839.022 6.741.539.415 8.048.408.013
Beban Bunga
Bunga 2.b, 2.q, 21, 26 646.792.295 248.055.020 336.933.561
Jumlah Beban Bunga 646.792.295 248.055.020 336.933.561
Pendapatan Bunga - Bersih 6.163.046.727 6.493.484.395 7.711.474.452
PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA
Provisi dan Komisi Selain dari Pemberian Kredit 2.s 41.316.315 43.510.185 61.641.599
Lain-lain 17.252.937 901.947 4.120.178
Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya 58.569.252 44.412.132 65.761.777
PEMBENTUKAN (PEMULIHAN) CADANGAN
KERUGIAN PENURUNAN NILAI 2.f, 22 146.570.677 258.831.530 (21.380.674)
BEBAN OPERASIONAL LAINNYA
Umum dan Administrasi 2.u, 23 1.624.691.907 1.660.506.457 1.311.350.427
Tenaga Kerja 2.t, 24 2.294.086.437 1.983.738.908 1.628.779.603
Jumlah Beban Operasional Lainnya 4.065.349.021 3.903.076.895 2.918.749.356
LABA OPERASIONAL 2.156.266.958 2.634.819.632 4.858.486.873
(BEBAN) PENDAPATAN
NON OPERASIONAL - BERSIH 25 (1.431.900) (7.343.988) (36.097.500)
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 2.154.835.058 2.627.475.644 4.822.389.373
(BEBAN) / MANFAAT PAJAK PENGHASILAN
Kini 2.v, 16.b (384.701.625) (878.354.960) (734.462.300)
Tangguhan 2.v, 16.c 63.988.216 71.712.682 (246.307.606)
(320.713.409) (806.642.278) (980.769.906)
LABA BERSIH 1.834.121.649 1.820.833.366 3.841.619.467
R/121.AGA/11.1/2011
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Laporan ini
d1/March 30, 2011 4 paraf:
PT BANK NATIONALNOBU LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
Catatan Modal (Defisit) Jumlah
Ditempatkan Saldo Laba Ekuitas
dan Disetor
Penuh
Rp Rp Rp Rp
SALDO PER 31 DESEMBER 2007 30.000.000.000 70.000.000.000 (19.456.597.904) 80.543.402.096
Reklasifikasi Tambahan
Modal Disetor 70.000.000.000 (70.000.000.000) -- --
Laba Bersih -- -- 3.841.619.467 3.841.619.467
SALDO PER 31 DESEMBER 2008 100.000.000.000 -- (15.614.978.437) 84.385.021.563
Laba Bersih -- -- 1.820.833.366 1.820.833.366
SALDO PER 31 DESEMBER 2009 100.000.000.000 -- (13.794.145.071) 86.205.854.929
Tambahan Modal Disetor 19 30.000.000.000 -- -- 30.000.000.000
Laba Bersih -- -- 1.834.121.649 1.834.121.649
SALDO PER 31 DESEMBER 2010 130.000.000.000 -- (11.960.023.422) 118.039.976.578
Tambahan Modal
Disetor
R/121.AGA/11.1/2011
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Laporan ini
d1/March 30, 2011 5 paraf:
PT BANK NATIONALNOBU LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
Catatan 2010 2009 *) 2008 *)
Rp Rp Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan Bunga 20 6.809.839.022 6.741.539.415 8.048.408.013
Pembayaran Bunga 21 (646.792.295) (248.055.020) (336.933.561)
Provisi & Komisi selain kredit 41.316.315 43.510.185 61.641.599
Pembayaran Kepada Karyawan (2.186.494.585) (1.983.738.908) (1.959.098.614)
Penerimaan (Pengeluaran) Lainnya (1.654.159.157) (1.775.835.223) (1.248.339.919)
Pembayaran Pajak Penghasilan 16 (384.701.625) (878.354.960) (734.462.300)
Arus Kas Sebelum Perubahan dalam Aset dan
Kewajiban Operasi 1.979.007.675 1.899.065.489 3.831.215.218
Perubahan Aset dan Kewajiban yang Digunakan
untuk Operasi:
Kredit yang Diberikan (13.762.706.237) 739.002.582 2.156.672.309
Agunan yang Diambil-alih -- 271.127.500 --
Aset Lain-lain (106.076.951) (130.051.674) (518.758.596)
Kewajiban Segera 8.260.071 (168.938.331) 165.499.968
Simpanan Nasabah 10.848.789.991 (749.749.600) (3.351.173.050)
Hutang Pajak (676.267.361) (53.020.571) 742.308.666
Kewajiban Lain-lain 114.462.338 (15.757.887) (19.655.865)
Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan
untuk) Aktivitas Operasi (1.594.530.474) 1.791.677.508 3.006.108.650
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Hasil Penjualan Aset Tetap 10 -- 24.264.888 --
Perolehan Aset Tetap 10 (7.025.000) (7.530.000) (234.750.000)
Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan
untuk) Aktivitas Investasi (7.025.000) 16.734.888 (234.750.000)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Tambahan Modal Disetor 19 30.000.000.000 -- --
Kas Bersih yang Diperoleh dari
Aktivitas Pendanaan 30.000.000.000 -- --
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 28.398.444.526 1.808.412.396 2.771.358.650
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 87.397.775.817 85.589.363.421 82.818.004.771
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 115.796.220.343 87.397.775.817 85.589.363.421
*) Disajikan Kembali (lihat Catatan 2.a dan 31)
R/121.AGA/11.1/2011
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Laporan ini
d1/March 30, 2011 6 paraf:
PT BANK NATIONALNOBU LAPORAN ARUS KAS (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
Catatan 2010 2009 *) 2008 *)
Rp Rp Rp
Kas dan Setara Kas terdiri dari:
Kas 628.843.575 512.586.525 920.555.900
Giro pada Bank Indonesia 1.813.033.623 347.079.657 407.315.598
Giro pada Bank Lain 576.812.777 278.956.819 413.661.921
Penempatan pada Bank Indonesia - jangka waktu
jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang sejak
tanggal perolehan 88.345.771.795 2.498.750.833 2.497.433.852
Sertifikat Bank Indonesia - jangka waktu jatuh
tempo 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal
perolehan 24.431.758.573 83.760.401.983 81.350.396.150
Jumlah Kas dan Setara Kas 115.796.220.343 87.397.775.817 85.589.363.421
INFORMASI TAMBAHAN
Aktivitas yang Tidak Mempengaruhi
Arus Kas:
Akrual Pendapatan Bunga yang Masih
Harus Diterima 31.200.731 -- 6.044.406
Reklasifikasi Tambahan Modal Disetor Lainnya
Menjadi Modal Saham -- -- 70.000.000.000 *) Disajikan Kembali (lihat Catatan 2.a dan 31)
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
7
paraf:
1. U m u m
1.a. Pendirian Bank
PT Bank Nationalnobu (dahulu PT Bank Alfindo) (“Bank”) didirikan di Jakarta pada tanggal 13 Pebruari 1990 berdasarkan Akta Notaris No. 86 dari Notaris Drs. Entjoen Mansoer Wiriatmadja, SH, notaris di Jakarta. Anggaran Dasar Bank telah diubah melalui notaris yang sama dengan akta No. 129 tanggal 10 April 1990 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-2610.HT.01.01.TH.90 tanggal 7 Mei 1990 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 80 Tambahan No. 3865 tanggal 5 Oktober 1990. Anggaran Dasar telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dinyatakan dengan Akta Notaris No. 30 tanggal 13 Oktober 2010 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, notaris di Jakarta. Perubahan Anggaran Dasar tersebut mengenai: (i) Pemberhentian seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang lama, untuk selanjutnya
mengangkat anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang baru; (ii) Perubahan tempat dan kedudukan Perseroan dari semula di Jakarta Barat menjadi
berkedudukan di Jakarta Selatan; (iii) Perubahan nilai nominal saham Bank dari Rp 1.000.000 menjadi Rp 1.000; (iv) Peningkatan modal dasar Bank dari Rp 100.000.000.000 menjadi Rp 520.000.000.000 dan
peningkatan modal ditempatkan/disetor dari Rp 100.000.000.000 menjadi Rp 130.000.000.000. (iv) Perubahan Anggaran Dasar Bank disesuaikan dengan perubahan pemegang saham dan
peningkatan modal dasar dan modal ditempatkan. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-52906.AH.01.02.Tahun 2010, tanggal 10 Nopember 2010.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 949/KMK.013/1990 tanggal 16 Agustus 1990, Bank memulai kegiatan operasionalnya sebagai bank umum. Kantor Pusat Bank berlokasi di Jalan KH Moh. Mansyur No. 34, Jakarta. Bank mempunyai 1 (satu) kantor pusat non operasional dan 4 (empat) kantor cabang.
1.b. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 30 tanggal 13 Oktober 2010 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito SH, susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama Prof. DR. Adrianus Mooy *
Komisaris Drs. Sodikin Arsyad
Direksi
Direktur Utama Telijani Tjandra Tan
Direktur Winda Trihanny
Direktur Efen Lingga Utama
Direktur Januar Angkawidjaja *
Direktur Drs. Winardi Darmansa *
* Pada tanggal 31 Desember 2010 belum mendapat persetujuan dari Bank Indonesia
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
8
paraf:
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 18 Maret 2008 yang dinyatakan dengan Akta Notaris No. 13 tanggal 18 Maret 2008 dari Notaris Sri Rachma Chandrawati Hardiyanto Hoesodo, SH, notaris di Jakarta, para pemegang saham memutuskan dan menyetujui perubahan Dewan Komisaris Bank, sehingga susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama Rainer MAG. Silhavy *
Komisaris Febrina Listyani Widiyanto*
Komisaris Sodikin Arsyad
Komisaris Independen Farid Harianto*
Direksi
Direktur Utama Telijani Tjandra Tan
Direktur Winda Trihanny
Direktur Efen Lingga Utama
* Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 belum mendapat persetujuan dari Bank Indonesia.
Jumlah gaji dan kompensasi lainnya yang telah diterima oleh dewan komisaris dan direksi adalah sebagai berikut:
2010 2009 2008
Rp Rp Rp
Direksi 1.021.057.750 990.216.059 988.365.904
Dewan Komisaris 46.771.850 43.391.626 86.695.200
1.067.829.600 1.033.607.685 1.075.061.104
Pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, Bank memiliki karyawan masing-masing sebanyak 37 orang, 31 orang dan 32 orang.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi yang Penting
2.a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010 disusun sesuai dengan prinsip dan praktik akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”), termasuk Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (“PAPI”) 2008, peraturan serta pedoman Badan Pengawas Pasar Modal (“BAPEPAM”) No. VIII G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 termasuk Surat Edaran No. SE-02-BL/2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Perbankan dan sesuai dengan praktik-praktik perbankan pedoman akuntansi serta pelaporan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 disusun sesuai dengan prinsip dan praktik akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu berdasarkan PSAK, khususnya PSAK No. 31 (Revisi 2000) tentang “Akuntansi Perbankan” termasuk Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (“PAPI”) 2001, peraturan serta pedoman BAPEPAM No. VIII G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 termasuk Surat Edaran No. SE-02-BL/2008
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
9
paraf:
tanggal 31 Januari 2008 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Perbankan dan sesuai dengan praktik-praktik perbankan pedoman akuntansi serta pelaporan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip berkesinambungan (going concern) serta berdasarkan konsep biaya historis (historical cost), kecuali untuk efek-efek tertentu yang dinyatakan sebesar nilai wajar, aset tetap tertentu yang dinilai kembali berdasarkan Peraturan Pemerintah, dan agunan yang diambil alih yang dicatat sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi.
Laporan keuangan juga disusun berdasarkan konsep dasar akrual, kecuali untuk tagihan bunga atas aset produktif yang digolongkan sebagai “non performing” yang dicatat pada saat kas diterima (cash basis). Kebijakan akuntansi ini telah diterapkan secara konsisten kecuali apabila dinyatakan adanya perubahan dalam kebijakan akuntansi yang dianut.
Laporan arus kas disusun dengan menggolongkan transaksi ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Bank menggunakan metode langsung untuk pelaporan arus kas. Untuk penyajian laporan arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain dan investasi jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal perolehan yang tidak digunakan sebagai jaminan atau tidak dibatasi penggunaannya.
Sebelum 1 Januari 2010, kas dan setara kas untuk tujuan laporan arus kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain. Perubahaan tersebut sehubungan dengan dicabutnya PSAK 31, ”Akuntansi Perbankan” efektif tanggal 1 Januari 2010. Untuk tujuan perbandingan, laporan keuangan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 dilakukan penyajian kembali (lihat Catatan 31).
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah mata uang Rupiah.
2.b. Aset dan Kewajiban Keuangan
(i) Aset Keuangan Bank mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (A) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (B) pinjaman yang diberikan dan piutang, (C) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (D) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya. (A) Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit taking) yang terkini.
Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi dan dicatat masing-masing sebagai
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
10
paraf:
“Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan” dan “Keuntungan/ (kerugian) dari penjualan instrumen keuangan”. Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok diperdagangkan dicatat sebagai “Pendapatan bunga”. Perubahan nilai wajar atas aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui sebagai “Keuntungan bersih atas perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Bank tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasi pada nilai wajar melalui laba rugi.
(B) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:
a) yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan
dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
b) yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau
c) dalam hal Bank mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi sebagai “Cadangan kerugian penurunan nilai”.
(C) Aset Keuangan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali :
a) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
b) Investasi yang ditetapkan oleh Bank dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan c) Investasi yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Pendapatan bunga dari investasi dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi dan diakui sebagai “Pendapatan bunga”. Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian penurunan nilai diakui sebagai pengurang dari nilai tercatat investasi dan diakui di dalam laporan keuangan sebagai “Cadangan kerugian penurunan nilai”.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
11
paraf:
(D) Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana keuntungan atau kerugian diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakui di laporan perubahan ekuitas, diakui pada laporan laba rugi. Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi. Bank tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual.
(E) Pengakuan Bank menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian untuk mencatat transaksi aset keuangan yang lazim (reguler).
(ii) Kewajiban Keuangan Bank mengklasifikasikan kewajiban keuangan dalam kategori (A) kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (B) kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Kewajiban keuangan dikeluarkan ketika kewajiban telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
(A) Kewajiban Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar kewajiban keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Beban bunga dari kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat di dalam “Beban bunga”.
Jika Bank pada pengakuan awal telah menetapkan instrumen hutang tertentu sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar), maka selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2006), instrumen hutang yang diklasifikasikan sebagai opsi nilai wajar, terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan. Perubahan nilai wajar terkait dengan kewajiban keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui di dalam “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Bank tidak memiliki kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
12
paraf:
(B) Kewajiban Keuangan yang Diukur dengan Biaya Perolehan Diamortisasi Kewajiban keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Setelah pengakuan awal, Bank mengukur seluruh kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
2.c. Penentuan Nilai Wajar
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal neraca menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin.
Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas (pricing service or regulatory agency), dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam selisih harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini. Nilai wajar untuk semua instrumen keuangan lainnya ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Dengan teknik ini, nilai wajar merupakan suatu estimasi yang dihasilkan dari data yang dapat diobservasi dari instrumen keuangan yang sama, menggunakan model-model untuk mendapatkan estimasi nilai kini dari arus kas masa depan yang diharapkan atau teknik penilaian lainnya menggunakan input yang tersedia pada tanggal neraca. Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut. Berkaitan dengan kredit yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, maka nilai tercatat pada saat pengakuan awal dapat berbeda dengan nilai yang akan diperoleh pada saat jatuh tempo, jika Bank menerima pendapatan atau mengeluarkan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung pada pemberian/pembelian kredit tersebut, memberikan kredit dengan suku bunga di bawah suku bunga pasar, memberikan/membeli kredit secara diskonto atau premium. Dalam menentukan suku bunga pasar, bank menggunakan suku bunga acuan yang berlaku di Bank. Pada prinsipnya suku bunga pasar tidak dapat disamaratakan untuk seluruh jenis kredit, dimana setiap jenis kredit memiliki risk premium yang berbeda dan target profit margin, dengan demikian Bank mengklasifikasikan jenis kredit tersebut menjadi kredit komersial (termasuk dengan jaminan back to back deposito), dan kredit konsumsi dengan agunan. Dengan demikian suku bunga acuan adalah biaya dana secara menyeluruh, ditambahkan dengan risk premium dan profit margin untuk kredit sesuai dengan jenis kreditnya. Bukti terbaik dari nilai wajar pada saat pengakuan awal adalah harga transaksinya (yaitu nilai wajar pembayaran yang diserahkan atau diterima), kecuali nilai wajar dari instrumen tersebut dapat dibuktikan dengan perbandingan transaksi untuk instrumen yang sama di pasar terkini yang dapat diobservasi (yang tanpa modifikasi atau re-packaging) atau berdasarkan teknik penilaian dimana variabelnya termasuk hanya data dari pasar yang dapat diobservasi.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
13
paraf:
2.d. Penghentian Pengakuan Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Bank melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
2.e. Klasifikasi dan Reklasifikasi Aset Keuangan
Klasifikasi Aset Keuangan Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Jenis Instrumen Keuangan Klasifikasi Standar Pengukuran Awal
Aset Keuangan
Kas Pinjaman Diberikan dan Piutang
Giro pada Bank Lain dan Bank Indonesia
Pinjaman Diberikan dan Piutang
Penempatan pada Bank Lain dan pada Bank Indonesia
Pinjaman Diberikan dan Piutang
Efek-efek Dimiliki hingga Jatuh Tempo
Kredit yang Diberikan Pinjaman Diberikan dan Piutang
Tagihan Lainnya Pinjaman Diberikan dan Piutang
Kewajiban Keuangan
Simpanan Nasabah Kewajiban lainnya
Kewajiban lainnya Kewajiban lainnya
Reklasifikasi Aset Keuangan Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki. Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut :
a. dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali dimana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;
b. terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau
c. terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali Bank, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
14
paraf:
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada nilai tercatat. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi harus diamortisasi menggunakan suku bunga efektif sampai dengan tanggal jatuh tempo instrumen tersebut.
2.f. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan
(i) Aset Keuangan yang Dicatat Berdasarkan Biaya Perolehan Diamortisasi Pada setiap tanggal neraca, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Kriteria yang digunakan oleh Bank untuk menentukan bukti objektif dari penurunan nilai diantaranya adalah sebagai berikut:
a. kesulitan keuangan signifikan yang dialami pihak penerbit atau peminjam; atau b. terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau c. data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas
estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut, kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut; atau
d. hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan.
Estimasi periode antara peristiwa kerugian dan identifikasinya ditentukan oleh manajemen untuk setiap portofolio yang diidentifikasi.
Pertama kali Bank menentukan apakah terdapat bukti obyektif seperti tersebut di atas mengenai penurunan nilai atas aset keuangan. Penilaian individual dilakukan atas aset keuangan yang signifikan yang mengalami penurunan nilai. Aset keuangan yang tidak signifikan namun mengalami penurunan nilai dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko yang serupa dan dilakukan penilaian secara kolektif. Untuk mempermudah penagihan kepada debitur, maka tagihan bunga untuk kredit yang telah mengalami penurunan nilai akan tetap dicatat didalam Kewajiban Kontinjensi – Bunga Dalam Penyelesaian.
Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka akun/rekening atas aset keuangan tersebut akan masuk ke dalam kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dinilai secara kolektif. Aset keuangan yang signifikan dan telah terdapat bukti objektif terjadi penurunan nilai, tidak dimasukkan dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
15
paraf:
Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi sebesar cadangan kerugian penurunan nilai dan jumlah kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi. Jika pinjaman yang diberikan atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini pada saat terdapat bukti objektif terjadinya penurunan nilai.
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan menggunakan discounted cashflow dilakukan hanya apabila arus kas masa datang atas aset keuangan tersebut memang benar-benar masih ada, dapat dibuktikan dan dapat dijaga akurasi realisasinya, dan untuk itu harus mendapatkan persetujuan dari Manajemen. Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan menggunakan agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
Beban penurunan nilai yang terkait dengan kredit yang diberikan dan efek-efek (di dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan piutang) diklasifikasikan di dalam beban penurunan nilai.
Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dapat dipulihkan, baik secara langsung, atau dengan menyesuaikan pos cadangan. Jumlah pemulihan penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi.
Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit yang diberikan tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan.
(ii) Aset yang Tersedia untuk Dijual
Pada setiap tanggal neraca, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar dari investasi dalam instrumen hutang di bawah biaya perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Ketika terdapat bukti tersebut di atas untuk aset yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi.
Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen hutang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut dapat dipulihkan melalui laporan laba rugi.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
16
paraf:
(iii) Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Aset Keuangan dan Non-keuangan Sebelum Berlaku PSAK 55 (Revisi 2006)
Sebelum 1 Januari 2010, seluruh aset produktif dan non produktif wajib dibentuk cadangan kerugian yang lebih dikenal dengan istilah “Penyisihan Kerugian atas Aset Produktif dan Non Produktif” sebesar ketentuan minimum dari BI. Aset produktif terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia, efek-efek, efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, tagihan akseptasi, penyertaan serta komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit.
Komitmen dan kontinjensi dengan risiko kredit antara lain terdiri dari penerbitan jaminan, letter of credit, standby letter of credit dan fasilitas kredit yang belum ditarik yang bersifat committed.
Penyisihan kerugian atas aset produktif ditentukan berdasarkan kriteria Bank Indonesia sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum” yang diubah dengan PBI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan PBI No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 serta PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009 yang mengklasifikasikan aset produktif menjadi lima kategori dengan minimum persentase penyisihan kerugian sebagai berikut : Klasifikasi Persentase Minimum Penyisihan Dasar Perhitungan
Lancar 1 % Tanpa faktor pengurang Dalam Perhatian Khusus 5 % Setelah dikurangi nilai agunan Kurang Lancar 15 % Setelah dikurangi nilai agunan Diragukan 50 % Setelah dikurangi nilai agunan Macet 100 % Setelah dikurangi nilai agunan
Persentase di atas berlaku untuk aset produktif dan komitmen dan kontinjensi, dikurangi nilai agunan, kecuali untuk aset produktif dan komitmen dan kontinjensi yang dikategorikan sebagai lancar, dimana persentasenya berlaku langsung atas saldo aset produktif dan komitmen dan kontinjensi yang bersangkutan.
Aset produktif dengan klasifikasi lancar dan dalam perhatian khusus, sesuai dengan peraturan BI, digolongkan sebagai aset produktif tidak bermasalah. Sedangkan untuk aset produktif dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet digolongkan sebagai aset produktif bermasalah.
Penyisihan kerugian kredit terdiri dari penyisihan khusus dan umum.
Penyisihan khusus dibuat jika kemampuan membayar diidentifikasikan kurang baik dan, menurut pertimbangan Direksi, estimasi kemampuan membayar peminjam berada di bawah jumlah pokok dan bunga kredit yang belum terbayar.
Penyisihan umum dimaksudkan untuk menyisihkan kerugian yang belum teridentifikasi namun diperkirakan mungkin terjadi berdasarkan pengalaman masa lalu, dari keseluruhan portofolio kredit. Termasuk dalam penyisihan adalah penyisihan kerugian 1% seperti yang dikehendaki oleh PBI untuk aset produktif dengan klasifikasi lancar.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
17
paraf:
Sejak 20 Januari 2006, sesuai dengan PBI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum” yang telah diubah dengan PBI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006, PBI No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 dan PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009, untuk aset produktif dengan nilai sama dengan atau di atas Rp 5.000.000.000, agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan penyisihan penghapusan aset produktif adalah apabila penilaian agunan tidak melampaui jangka waktu 24 bulan dan dilakukan oleh penilai independen.
Estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi disajikan sebagai kewajiban di neraca.
Estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif masih dihitung dan dibentuk sesuai dengan PBI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tersebut.
Sejak 20 Januari 2006, sesuai dengan PBI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum” yang telah diubah dengan PBI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006, bank-bank juga wajib melakukan pembentukan penyisihan kerugian khusus terhadap aset non produktif seperti aset yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account.
Dalam peraturan tersebut, klasifikasi aset yang diambil alih dan properti terbengkalai ditetapkan sebagai berikut:
Klasifikasi Batas Waktu Minimum Penyisihan
Lancar Sampai dengan 1 tahun -- Kurang Lancar Lebih dari 1 tahun sampai dengan 3 tahun 15 % Diragukan Lebih dari 3 tahun sampai dengan 5 tahun 50 % Macet Lebih dari 5 tahun 100 %
Klasifikasi untuk rekening antar kantor dan suspense account ditetapkan sebagai berikut:
Klasifikasi Batas Waktu Minimum Penyisihan
Lancar Sampai dengan 180 hari -- Macet Lebih dari 180 hari 100 %
Kolektibilitas dan pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai seluruh aset produktif dan non-produktif untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 masih ditentukan berdasarkan PBI tersebut.
2.g. Kas Kas meliputi kas kecil dan kas besar.
2.h. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain
Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, giro pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Sebelum 1 Januari 2010, giro pada bank lain disajikan sebesar saldo giro dikurangi penyisihan kerugian.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
18
paraf:
Pada tanggal 4 Oktober 2010, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan No. 12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan valuta asing. Peraturan ini berlaku efektif 1 Nopember 2010. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR).
GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah dan GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 2,5% dari DPK dalam Rupiah yang mulai berlaku pada tanggal 1 Nopember 2010. GWM LDR dalam Rupiah ditetapkan sebesar perhitungan antara Parameter Disinsentif Bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR Target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif yang mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2011. Sedangkan GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 1% dari DPK dalam mata uang asing, yang mulai berlaku pada tanggal 1 Nopember 2010.
GWM Utama adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari DPK.
GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (“SBI”), Surat Utang Negara (“SUN”) dan/atau Excess Reserve, yang besarnya ditetapkan Bank Indonesia sebesar persentase tertentu.
Sebelum dan sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, giro pada Bank Indonesia disajikan sebesar saldo giro yang ditempatkan, sedangkan giro pada bank lain dinyatakan sebesar saldo giro dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
2.i. Penempatan pada Bank Indonesia Penempatan pada Bank Indonesia merupakan penempatan dalam bentuk BI Intervensi.
Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, penempatan pada BI disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Sebelum 1 Januari 2010, penempatan pada BI disajikan sebesar saldo penempatan dikurangi penyisihan kerugian dan penempatan pada BI dinyatakan sebesar saldo penempatan dikurangi pendapatan bunga yang ditangguhkan.
2.j. Efek-efek Efek-efek yang dimiliki terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia.
Efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo. Lihat Catatan 2.b.(i) untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo.
Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, efek-efek disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Sebelum 1 Januari 2010, efek-efek disajikan sebesar saldo dikurangi penyisihan kerugian.
2.k. Kredit yang Diberikan Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disetarakan dengan kas, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam dengan peminjam, mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutang berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
19
paraf:
Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2.b.(i).(B) untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pengukuran Awal Sejak 1 Januari 2010, pada saat pengukuran awal, kredit diukur pada nilai wajar atau nilai wajar ditambah biaya dan pendapatan transaksi.
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Nilai wajar kredit setelah pengukuran awal dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.
Sebelum 1 Januari 2010, kredit yang diberikan dinyatakan sebesar saldo kredit dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
2.l. Aset Tetap Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan, kecuali hak atas tanah yang tidak disusutkan dan aset tetap tertentu yang dinilai kembali berdasarkan peraturan pemerintah.
Sesuai dengan PSAK No. 47 tentang “Akuntansi Tanah”, perolehan tanah setelah tanggal 1 Januari 1999 dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Jumlah biaya yang material sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi berdasarkan jangka waktu yang lebih pendek antara hak atas tanah atau umur ekonomis tanah.
Penyusutan bangunan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) sedangkan aset tetap lainnya menggunakan metode saldo menurun ganda dengan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Masa manfaat
(Tahun)
Bangunan 20
Perlengkapan dan Peralatan Kantor 8
Kendaraan 8
Biaya perbaikan dan perawatan dibebankan langsung ke laporan laba rugi pada saat terjadinya biaya-biaya tersebut. Sedangkan biaya-biaya yang berjumlah besar dan sifatnya menambah nilai manfaat aset secara signifikan dikapitalisasi.
Apabila suatu aset tetap tidak lagi digunakan atau dijual, nilai perolehan dan akumulasi penyusutan aset tersebut dikeluarkan dari pencatatannya sebagai aset tetap dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diperhitungkan dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
2.m. Agunan yang Diambil Alih
Agunan yang diambil alih (AYDA) adalah aset yang diperoleh Bank, baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual diluar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank. AYDA merupakan jaminan kredit yang diberikan yang telah diambil alih sebagai bagian dari penyelesaian kredit yang diberikan.
AYDA diakui sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi (net realizable value), yaitu nilai wajar agunan setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan. Kelebihan saldo kredit yang diberikan yang belum dilunasi oleh peminjam di atas nilai dari AYDA, dibebankan terhadap cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
20
paraf:
Biaya pemeliharaan atas AYDA yang terjadi setelah pengambilalihan atau akuisisi aset dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset yang diambil alih dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi periode berjalan.
2.n. Aset Lain-lain dan Biaya Dibayar Dimuka
Termasuk di dalam aset lain-lain antara lain adalah estimasi pajak penghasilan yang dapat diklaim, perlengkapan kantor, uang muka renovasi, dan tagihan bunga.
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method).
2.o. Kewajiban Segera
Kewajiban segera adalah kewajiban Bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai perjanjian yang ditetapkan sebelumnya.
2.p. Simpanan Nasabah Simpanan nasabah adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat (selain bank) kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Termasuk dalam pos ini adalah giro, tabungan, deposito berjangka dan bentuk lain yang dapat dipersamakan dengan itu.
Simpanan dari nasabah diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2.b.(ii).(B) untuk kebijakan akuntansi atas kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, simpanan nasabah sajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Sebelum 1 Januari 2010, simpanan disajikan sebesar saldo simpanan.
2.q. Pendapatan dan Beban Bunga Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing dicatat dalam pendapatan bunga dan beban bunga di dalam laporan laba rugi menggunakan metode suku bunga efektif.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau kewajiban keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi atau diskon lainnya. Pada saat aset keuangan diklasifikasikan sebagai bermasalah, bunga yang telah diakui tetapi belum ditagih akan dibatalkan pengakuannya. Selanjutnya bunga yang dibatalkan tersebut diakui sebagai tagihan kontinjensi.
Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan bunga dan beban bunga diakui berdasarkan konsep akrual. Penghasilan bunga atas kredit yang diberikan atau aset produktif lainnya, yang diklasifikasikan sebagai bermasalah diakui pada saat penghasilan tersebut diterima.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
21
paraf:
2.r. Pendapatan Provisi dan Komisi Sejak diberlakukannya PSAK 55 (Revisi 2006) tanggal 1 Januari 2010, provisi dan komisi yang jumlahnya signifikan yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit diakui sebagai bagian/(pengurang) dari biaya perolehan kredit dan akan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif. Sebelum 1 Januari 2010, penghasilan provisi dan komisi yang jumlahnya signifikan yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit, atau penghasilan provisi dan komisi yang berhubungan dengan jangka waktu tertentu, diamortisasi berdasarkan metode garis lurus sesuai dengan jangka waktu kontrak. Untuk kredit yang dilunasi sebelum jatuh temponya, saldo penghasilan provisi dan komisi yang ditangguhkan diakui pada saat kredit dilunasi. Pendapatan provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan pemberian kredit atau suatu jangka waktu diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya transaksi sebagai pendapatan operasional lainnya.
2.s. Pendapatan Selain Jasa Perbankan Lainnya Pendapatan jasa perbankan lainnya terdiri dari komisi transfer, komisi inkaso, biaya administrasi, tabungan, dan giro.
2.t. Beban Tenaga Kerja Beban tenaga kerja meliputi beban berupa gaji karyawan, bonus, lembur, tunjangan dan pelatihan.
2.u. Beban Umum dan Administrasi Beban umum dan administrasi merupakan beban yang timbul sehubungan dengan aktivitas kantor dan operasional Bank. Seluruh penghasilan dan beban yang terjadi dibebankan pada laporan laba rugi periode berjalan.
2.v. Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan metode kewajiban. Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer antara aset dan kewajiban menurut ketentuan-ketentuan pajak dengan nilai tercatat aset dan kewajiban dalam laporan keuangan. Tarif pajak yang berlaku atau yang secara substansial telah berlaku digunakan dalam menentukan besarnya jumlah pajak penghasilan tangguhan.
Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal di masa mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan, atau apabila dilakukan banding, ketika hasil banding sudah ditetapkan.
2.w. Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja
Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah tak terdiskonto ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada Bank dalam suatu periode akuntansi. Imbalan pasca kerja diakui sebesar jumlah yang diukur dengan menggunakan dasar diskonto ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Kewajiban dan beban diukur dengan menggunakan teknik aktuaria yang mencakup pula kewajiban konstruktif yang timbul dari praktik kebiasaan Bank. Dalam perhitungan kewajiban, imbalan harus didiskontokan dengan menggunakan Projected Unit Credit Method.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
22
paraf:
Pesangon pemutusan kontrak kerja diakui jika, dan hanya jika, perusahaan berkomitmen untuk: a. memberhentikan seorang atau sekelompok pekerja sebelum tanggal pensiun normal; atau b. menyediakan pesangon bagi pekerja yang menerima penawaran mengundurkan diri secara sukarela.
Pada tahun 2008 dan 2009, Bank telah memenuhi seluruh hak karyawan dan seluruh karyawan dipekerjakan sebagai karyawan kontrak.
2.x. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Bank melakukan transaksi dengan beberapa pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Bank sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7, "Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa". Definisi pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah antara lain: a. perusahaan di bawah pengendalian Bank b. perusahaan asosiasi; c. investor yang memiliki hak suara, yang memberikan investor tersebut suatu pengaruh yang signifikan; d. karyawan kunci dan anggota keluarganya. Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa diungkapkan dalam laporan keuangan.
2.y. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi.
3. Dampak Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006)
Bank menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) pada tanggal 1 Januari 2010 secara prospektif sesuai dengan ketentuan transisi atas standar tersebut. Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) dilakukan sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, memberikan tambahan pedoman dibawah ini: Perhitungan Suku Bunga Efektif Perhitungan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi yang diperoleh sebelumnya dan masih bersaldo pada tanggal 1 Januari 2010 ditentukan berdasarkan arus kas masa depan yang akan diperoleh sejak penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) sampai dengan jatuh tempo instrumen keuangan tersebut. Penghentian Pengakuan Instrumen keuangan yang sudah dihentikan pengakuannya sebelum tanggal 1 Januari 2010 tidak dievaluasi kembali berdasarkan ketentuan penghentian pengakuan dalam PSAK 55 (Revisi 2006). Klasifikasi Instrumen Keuangan sebagai Kewajiban atau Ekuitas Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan sebagai kewajiban atau ekuitas sesuai dengan paragraf 11 PSAK 50 (Revisi 2006).
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
23
paraf:
Penurunan Nilai Instrumen Keuangan Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank menentukan penurunan nilai instrumen keuangan berdasarkan kondisi pada saat itu. Selisih antara penurunan nilai ini dengan penurunan nilai yang ditentukan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku sebelumnya diakui langsung ke saldo laba pada pada tanggal 1 Januari 2010. Sebagai akibat penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) secara prospektif, pada tanggal 1 Januari 2010, Bank telah melakukan perhitungan kembali Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan sesuai dengan ketentuan CKPN transisi. Tidak ada perbedaan antara saldo cadangan tersebut per 31 Desember 2009 dengan saldo cadangan yang dihitung berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2006) per 1 Januari 2010 untuk semua aset keuangan. Penurunan Nilai Secara Kolektif Sebagaimana dimungkinkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia (SE-BI) No. 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009, untuk penerapan pertama kali PSAK 50 dan 55, Bank akan menerapkan ketentuan transisi penurunan nilai atas kredit secara kolektif dengan menggunakan estimasi yang didasarkan pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum (lihat Catatan 2.f). Sesuai dengan SE-BI tersebut ketentuan transisi penurunan nilai atas kredit secara kolektif dapat diterapkan paling lambat sampai dengan 31 Desember 2011. Pada periode laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, Bank menggunakan metode kolektibilitas untuk menilai penurunan nilai secara kolektif, sesuai PBI No.7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum” yang diubah dengan PBI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan PBI No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 serta PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009. Penerapan ini dilakukan selama masa transisi sampai dengan 31 Desember 2011.
4. Kas
2010 2009 2008
Rp Rp Rp
Rupiah 628.843.575 512.586.525 920.555.900
Jumlah 628.843.575 512.586.525 920.555.900
5. Giro pada Bank Indonesia
Rp Rp Rp
1.813.033.623 347.079.657 407.315.598
1.813.033.623 347.079.657 407.315.598
2009 20082010
Jumlah
Rupiah
Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, setiap bank di Indonesia diwajibkan memiliki saldo giro minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga baik dalam Rupiah maupun mata uang asing.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
24
paraf:
Persentase GWM Bank pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
2010 2009 2008
(%) (%) (%)
Utama 11,57 8,95 7,88
Sekunder 155,49 2.122,89 --
Rupiah
6. Giro pada Bank Lain
2010 2009 2008
Rp Rp Rp
Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk 582.639.169 281.774.569 417.840.324
Jumlah 582.639.169 281.774.569 417.840.324
Dikurangi: Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (5.826.392) (2.817.750) (4.178.403)
Jumlah - Bersih 576.812.777 278.956.819 413.661.921
Perubahan dalam cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain adalah sebagai berikut:
2010 2009 2008
Rp Rp Rp
Saldo Awal 2.817.750 4.178.403 3.673.044
Pembentukan selama Tahun Berjalan 16.039.927 7.915.491 18.385.475
Pemulihan selama Tahun Berjalan (13.031.285) (9.276.144) (17.880.116)
Saldo Akhir 5.826.392 2.817.750 4.178.403
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya giro pada bank lain.
7. Penempatan pada Bank Indonesia
Rincian penempatan pada Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
2010 2009 2008
Rp Rp Rp
Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI) 89.000.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000
Dikurangi: Bunga yang Belum Diamortisasi (654.228.205) (1.249.167) (2.566.148)
Jumlah - Bersih 88.345.771.795 2.498.750.833 2.497.433.852
Jumlah tercatat penempatan pada Bank Indonesia berdasarkan sisa umur jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 dikelompokkan kurang dari atau sampai dengan 1 (satu) bulan.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
25
paraf:
Tingkat bunga penempatan pada Bank Indonesia untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2009 berkisar antara 5,50% - 6,20%; 6,00% - 8,25% dan 9,00% - 9,50%. Bank tidak membentuk cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 karena Bank tidak memiliki penempatan di bank lain, kecuali pada Bank Indonesia.
8. Efek-efek
2010 2009 2008 2010 2009 2008
(%) (%) (%) Rp Rp Rp
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Sertifikat Bank Indonesia 6,45 7,63 10,25 25.000.000.000 84.000.000.000 81.688.000.000
Diskonto yang Belum Diamortisasi (568.241.427) (239.598.017) (337.603.850)
Jumlah - Bersih 24.431.758.573 83.760.401.983 81.350.396.150
JumlahTingkat Bunga
Rata-rata per Tahun
Nilai wajar dari efek-efek yang diperdagangkan dan biaya perolehan setelah amortisasi diskonto atau premium dari efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 berdasarkan sisa umur jatuh tempo adalah sebagai berikut:
Jenis Efek ≤ 1 bulan > 1 - 3 bulan Jumlah
Rp Rp Rp
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Sertifikat Bank Indonesia -- 25.000.000.000 25.000.000.000
Diskonto yang Belum Diamortisasi -- (568.241.427) (568.241.427)
Jumlah -- 24.431.758.573 24.431.758.573
2010
Jenis Efek ≤ 1 bulan > 1 - 3 bulan Jumlah
Rp Rp Rp
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Sertifikat Bank Indonesia 84.000.000.000 -- 84.000.000.000
Diskonto yang Belum Diamortisasi (239.598.017) -- (239.598.017)
Jumlah 83.760.401.983 -- 83.760.401.983
2009
Jenis Efek ≤ 1 bulan > 1 - 3 bulan Jumlah
Rp Rp Rp
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Sertifikat Bank Indonesia 81.688.000.000 -- 81.688.000.000
Diskonto yang Belum Diamortisasi (337.603.850) -- (337.603.850)
Jumlah 81.350.396.150 -- 81.350.396.150
2008
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
26
paraf:
9. Kredit yang Diberikan
a. Berdasarkan Jenis, Mata Uang, dan Kualitas Kredit
Lancar Dalam Perhatian Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah
Khusus
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Pihak Ketiga
Rupiah
Modal Kerja 906.292.305 -- -- -- -- 906.292.305
Investasi 14.231.203.483 -- -- -- -- 14.231.203.483
Jumlah 15.137.495.788 -- -- -- -- 15.137.495.788
Dikurangi:
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai (151.374.958) -- -- -- -- (151.374.958)
Jumlah - Bersih 14.986.120.830 -- -- -- -- 14.986.120.830
2010
Lancar Dalam Perhatian Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah
Khusus
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Pihak Ketiga
Rupiah
Modal Kerja 579.838.460 649.374.518 -- -- -- 1.229.212.978
Jumlah 579.838.460 649.374.518 -- -- -- 1.229.212.978
Dikurangi:
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai (5.798.385) -- -- -- -- (5.798.385)
Jumlah - Bersih 574.040.075 649.374.518 -- -- -- 1.223.414.593
2009
Lancar Dalam Perhatian Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah
Khusus
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Pihak Ketiga
Rupiah
Modal Kerja 1.068.725.620 795.537.168 -- -- -- 1.864.262.788
Konsumsi 59.898.927 54.519.099 -- -- -- 114.418.026
Jumlah 1.128.624.547 850.056.267 -- -- -- 1.978.680.814
Dikurangi:
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai (11.286.245) (4.977.394) -- -- -- (16.263.639)
Jumlah - Bersih 1.117.338.302 845.078.873 -- -- -- 1.962.417.175
2008
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
27
paraf:
b. Berdasarkan Sektor Ekonomi
Lancar Dalam Perhatian Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah
Khusus
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Pihak Ketiga
Rupiah
Perdagangan, Restoran
dan Hotel 99.595.599 -- -- -- -- 99.595.599
Industri 9.774.643.634 -- -- -- -- 9.774.643.634
Pengangkutan, Pergudangan
dan Komunikasi 132.749.738 -- -- -- -- 132.749.738
Jasa Sosial Masyarakat 247.917.987 -- -- -- -- 247.917.987
Lain-lain 4.882.588.830 -- -- -- -- 4.882.588.830
Jumlah 15.137.495.788 -- -- -- -- 15.137.495.788
Dikurangi : Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai (151.374.958) - - - - (151.374.958)
Jumlah - Bersih 14.986.120.830 -- -- -- -- 14.986.120.830 Jumlah
2010
Lancar Dalam Perhatian Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah
Khusus
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Pihak Ketiga
Rupiah
Perdagangan, Restoran
dan Hotel 199.797.103 -- -- -- -- 199.797.103
Industri 98.031.482 399.388.178 -- -- -- 497.419.660
Pengangkutan, Pergudangan
dan Komunikasi 86.847.607 -- -- -- -- 86.847.607Pertanian, Perburuan dan
Sarana Pertanian 195.162.268 -- -- -- -- 195.162.268
Jasa Sosial Masyarakat -- 249.986.340 -- -- -- 249.986.340
Jumlah 579.838.460 649.374.518 -- -- -- 1.229.212.978 Dikurangi : Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai (5.798.385) -- -- -- -- (5.798.385)
Jumlah - Bersih 574.040.075 649.374.518 -- -- -- 1.223.414.593
2009
Lancar Dalam Perhatian Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah
Khusus
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Pihak Ketiga
Rupiah
Perdagangan, Restoran
dan Hotel 741.735.381 192.153.618 -- -- -- 933.888.999
Industri 72.343.347 196.182.895 -- -- -- 268.526.242
Jasa 253.309.485 102.193.359 -- -- -- 355.502.844
Jasa Sosial Masyarakat 1.337.407 305.007.296 -- -- -- 306.344.703
Lain-lain 59.898.927 54.519.099 -- -- -- 114.418.026
Jumlah 1.128.624.547 850.056.267 -- -- -- 1.978.680.814 Dikurangi : Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai (11.286.245) (4.977.394) - - - (16.263.639)
Jumlah - Bersih 1.117.338.302 845.078.873 -- -- -- 1.962.417.175
2008
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
28
paraf:
c. Berdasarkan Jangka Waktu Kredit Rincian jangka waktu kredit yang diberikan berdasarkan perjanjian kredit adalah sebagai berikut:
2010 2009 2008Rp Rp Rp
Rupiah
≤ 1 Tahun 906.292.305 1.229.212.978 1.673.687.250> 1 - 3 Tahun 7.812.945.903 -- 246.834.419> 3 - 5 Tahun 6.418.257.580 -- 58.159.145
Jumlah 15.137.495.788 1.229.212.978 1.978.680.814
Dikurangi : Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai (151.374.958) (5.798.385) (16.263.639)
Jumlah - Bersih 14.986.120.830 1.223.414.593 1.962.417.175
d. Berdasarkan Sisa Umur Jatuh Tempo
Rincian jangka waktu kredit yang diberikan berdasarkan sisa waktu dari tanggal neraca sampai dengan tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut:
2010 2009 2008
Rp Rp Rp
Rupiah
≤ 1 Tahun 906.292.305 1.229.212.978 1.821.199.783
> 1 - 3 Tahun 7.812.945.903 -- 157.481.031
> 3 - 5 Tahun 6.418.257.580 -- --
Jumlah 15.137.495.788 1.229.212.978 1.978.680.814
Dikurangi : Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai (151.374.958) (5.798.385) (16.263.639)
Jumlah - Bersih 14.986.120.830 1.223.414.593 1.962.417.175
Berdasarkan klasifikasi kredit yang mengacu pada ketentuan Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai
Klasifikasi Risiko Kredit Jumlah Kredit Jumlah
yang Diberikan
(%) Rp Rp
Lancar 100,00 15.137.495.788 151.374.958
Jumlah 100,00 15.137.495.788 151.374.958
2010
Portofolio Kredit yang Diberikan
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai
Klasifikasi Risiko Kredit Jumlah Kredit Jumlah
yang Diberikan
(%) Rp Rp
Lancar 47,17 579.838.460 5.798.385
Dalam Perhatian Khusus 52,83 649.374.518 --
Jumlah 100,00 1.229.212.978 5.798.385
2009
Portofolio Kredit yang Diberikan
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
29
paraf:
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai
Klasifikasi Risiko Kredit Jumlah Kredit Jumlah
yang Diberikan
(%) Rp Rp
Lancar 57,04 1.128.624.547 11.286.245
Dalam Perhatian Khusus 42,96 850.056.267 4.977.394
Jumlah 100,00 1.978.680.814 16.263.639
2008
Portofolio Kredit yang Diberikan
Per 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, tidak terdapat Non Performing Loan (NPL) yang dimiliki Bank.
Perubahan dalam cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:
2010 2009 2008
Rp Rp Rp
Saldo Awal 5.798.385 16.263.639 34.574.996
Pembentukan selama Tahun Berjalan 153.401.363 7.767.490 6.299.813
Pemulihan selama Tahun Berjalan (7.824.790) (18.232.744) (24.611.170)
Saldo Akhir 151.374.958 5.798.385 16.263.639
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan. Informasi signifikan lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:
a. Tingkat Bunga
Tingkat bunga rata-rata per tahun kredit yang diberikan masing-masing sebesar 15,70%, 17% dan 16% untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008.
b. Batas Maksimum Pemberian Kredit
Pada tanggal 31 Desember 2010, 2009, dan 2008 tidak terdapat pelanggaran maupun pelampauan terhadap ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).
c. Kelonggaran tarik
Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan (kelonggaran tarik) per 31 Desember 2010, 2009, dan 2008 masing-masing sebesar Rp 793.707.695, Rp 995.787.022 dan Rp 1.201.312.750 (lihat Catatan 27).
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
30
paraf:
10. Aset Tetap
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Rp Rp Rp Rp
Harga Perolehan
Tanah 375.909.985 -- -- 375.909.985
Bangunan 474.625.915 -- -- 474.625.915
Kendaraan 557.440.000 -- -- 557.440.000
Perlengkapan dan Peralatan Kantor 1.802.142.381 7.025.000 -- 1.809.167.381
3.210.118.281 7.025.000 -- 3.217.143.281
Akumulasi Penyusutan
Bangunan 393.203.358 10.267.187 -- 403.470.545
Kendaraan 421.981.300 39.821.393 -- 461.802.693
Perlengkapan dan Peralatan Kantor 1.715.397.982 23.510.740 -- 1.738.908.722
2.530.582.640 73.599.320 -- 2.604.181.960
Nilai Buku 679.535.641 612.961.321
2010
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Rp Rp Rp Rp
Harga Perolehan
Tanah 375.909.985 -- -- 375.909.985
Bangunan 474.625.915 -- -- 474.625.915
Kendaraan 587.365.000 -- 29.925.000 557.440.000
Perlengkapan dan Peralatan Kantor 1.824.670.715 7.530.000 30.058.334 1.802.142.381
3.262.571.615 7.530.000 59.983.334 3.210.118.281
Akumulasi Penyusutan
Bangunan 382.142.850 11.060.508 -- 393.203.358
Kendaraan 406.753.396 45.152.904 29.925.000 421.981.300
Perlengkapan dan Peralatan Kantor 1.692.286.750 28.904.678 5.793.446 1.715.397.982
2.481.182.996 85.118.090 35.718.446 2.530.582.640
Nilai Buku 781.388.619 679.535.641
2009
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
31
paraf:
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Rp Rp Rp Rp
Harga Perolehan
Tanah 375.909.985 -- -- 375.909.985
Bangunan 474.625.915 -- -- 474.625.915
Kendaraan 388.315.000 199.050.000 -- 587.365.000
Perlengkapan dan Peralatan Kantor 1.788.970.715 35.700.000 -- 1.824.670.715
3.027.821.615 234.750.000 -- 3.262.571.615
Akumulasi Penyusutan
Bangunan 370.661.550 11.481.300 -- 382.142.850
Kendaraan 355.719.581 51.033.815 -- 406.753.396
Perlengkapan dan Peralatan Kantor 1.646.461.403 45.825.347 -- 1.692.286.750
2.372.842.534 108.340.462 -- 2.481.182.996
Nilai Buku 654.979.081 781.388.619
2008
Beban penyusutan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 73.599.320, Rp 85.118.090 dan Rp 108.340.462 dicatat sebagai beban umum dan administrasi (lihat Catatan 23).
Per 31 Desember 2010, kendaraan, bangunan dan peralatan dan perlengkapan kantor telah diasuransikan pada PT Asuransi Wahana Tata dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 1.350.000.000 begitu pula untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutupi risiko kerugian.
Pada tahun 2009, Bank menjual kendaraan, perlengkapan dan peralatan kantor dengan total nilai perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai buku masing-masing sebesar Rp 59.983.334, Rp 35.718.446 dan Rp 24.264.888 dengan harga jual sebesar Rp 42.900.000. Atas penjualan kendaraan, perlengkapan dan peralatan kantor tersebut, Bank mencatat keuntungan sebesar Rp 18.635.112 (Iihat Catatan 25).
11. Agunan yang Diambil Alih
Beberapa kredit yang diberikan oleh Bank harus direstrukturisasi atau dihapusbukukan atau diambil alih agunannya. Atas agunan yang diambil alih dari penyelesaian kredit dicatat dalam akun “Agunan yang Diambil Alih" (AYDA). Rincian agunan yang diambil alih berdasarkan nama nasabahnya adalah sebagai berikut:
No. Jenis Agunan 2010 2009 2009
Rp Rp Rp
1. Tanah dan Bangunan 654.650.000 654.650.000 654.650.000
2. Tanah 120.000.000 120.000.000 120.000.000
Jumlah 774.650.000 774.650.000 774.650.000
Dikurangi: Penyisihan Penghapusan (387.325.000) (387.325.000) (116.197.500)
Jumlah-Bersih 387.325.000 387.325.000 658.452.500
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
32
paraf:
Kolektibilitas AYDA adalah sebagai berikut:
2010 2009 2008
Rp Rp Rp
Kurang Lancar -- -- 774.650.000
Diragukan 774.650.000 774.650.000 --
Jumlah 774.650.000 774.650.000 774.650.000
Dikurangi: Penyisihan Penghapusan (387.325.000) (387.325.000) (116.197.500)
Jumlah - Bersih 387.325.000 387.325.000 658.452.500
Perubahan dalam penyisihan penghapusan AYDA adalah sebagai berikut:
2010 2009 2008
Rp Rp Rp
Saldo Awal 387.325.000 116.197.500 116.197.500
Pembentukan Selama Tahun Berjalan -- 271.127.500 --
Saldo Akhir 387.325.000 387.325.000 116.197.500
Tidak ada penambahan maupun penjualan AYDA oleh Bank selama tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008.
12. Biaya Dibayar Dimuka
2010 2009 2008
Rp Rp Rp
Sewa 37.500.000 66.666.661 116.666.665
Asuransi 4.938.469 4.864.337 6.479.556
Lain-lain 11.787.592 12.392.672 26.074.227
Jumlah 54.226.061 83.923.670 149.220.448
13. Aset Lain-lain
2010 2009 2008
Rp Rp Rp
Estimasi Pajak Penghasilan
yang Dapat Diklaim (lihat Catatan 16.b) 539.102.391 362.944.396 --
Uang Muka Renovasi 163.405.000 286.952.572 533.634.125
Perlengkapan Kantor 64.226.785 37.881.251 22.127.751
Tagihan Bunga 31.200.731 4.079.737 6.044.406
797.934.907 691.857.956 561.806.282Jumlah
Uang muka renovasi merupakan uang muka yang dikeluarkan untuk biaya renovasi gedung kantor pusat. Estimasi pajak penghasilan yang dapat diklaim merupakan kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan Badan atas tahun pajak 2010 dan 2009.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
33
paraf:
14. Kewajiban Segera
2010 2009 2008Rp Rp Rp
Honorarium Tenaga Ahli 49.500.000 45.000.000 215.000.000
Lain-lain 10.966.618 7.206.547 6.144.878
Jumlah 60.466.618 52.206.547 221.144.878
15. Simpanan Nasabah
Pihak yang Pihak Ketiga Jumlah
Mempunyai
Hubungan Istimewa
Rp Rp Rp
Rupiah
Giro 2.885.914.063 1.741.073.440 4.626.987.503
Tabungan 74.258.725 1.246.438.179 1.320.696.904
Deposito Berjangka -- 8.456.728.762 8.456.728.762
Jumlah 2.960.172.788 11.444.240.381 14.404.413.169
2010
Pihak yang Pihak Ketiga Jumlah
Mempunyai
Hubungan Istimewa
Rp Rp Rp
Rupiah
Giro 282.523.262 955.608.851 1.238.132.113
Tabungan 67.568.972 351.749.890 419.318.862
Deposito Berjangka 485.772.037 1.412.400.166 1.898.172.203
Jumlah 835.864.271 2.719.758.907 3.555.623.178
2009
Pihak yang Pihak Ketiga Jumlah
Mempunyai
Hubungan Istimewa
Rp Rp Rp
Rupiah
Giro 217.029.065 809.722.427 1.026.751.492
Tabungan 81.560.490 525.076.914 606.637.404
Deposito Berjangka 554.360.573 2.117.623.309 2.671.983.882
Jumlah 852.950.128 3.452.422.650 4.305.372.778
2008
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
34
paraf:
Saldo deposito berjangka berdasarkan periodenya: 2010 2009 2008
Rp Rp Rp
≤ 1 bulan 5.736.301.365 1.898.172.203 2.671.983.882
> 1 bulan - 3 bulan 2.720.427.397 -- --
Jumlah 8.456.728.762 1.898.172.203 2.671.983.882
Saldo deposito berjangka berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo:
2010 2009 2008
Rp Rp Rp
≤ 1 bulan 5.736.301.365 1.898.172.203 2.671.983.882
> 1 bulan - 3 bulan 2.720.427.397 -- -
Jumlah 8.456.728.762 1.898.172.203 2.671.983.882
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 66 tanggal 13 Oktober 2008, besaran nilai simpanan yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) per nasabah per bank sebesar Rp 2.000.000.000. Pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 Bank adalah peserta dari program penjaminan tersebut (lihat Catatan 32). Tingkat bunga rata-rata per tahun atas giro sebesar 1,93%; 2,5% dan 1,5% masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008. Tingkat bunga rata-rata per tahun atas tabungan sebesar 4,0%; 4,0% dan 4,0% masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008. Tingkat bunga rata-rata per tahun atas deposito berjangka sebesar 6,48%; 6,0% dan 8,6% masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008.
16. Perpajakan
a. Hutang Pajak
2010 2009 2008
Rp Rp Rp
Pajak Penghasilan
Pasal 21 54.929.794 794.469 55.064.883
Pasal 23 - Bunga 10.881.562 5.005.494 5.572.105
Pasal 25 -- 356.241.669 --
Pasal 29:
Hutang Pajak Kini -- 17.092.689 734.462.300
SKP PPh Badan -- 362.944.396 --
Jumlah 65.811.356 742.078.717 795.099.288
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
35
paraf:
b. Pajak Penghasilan Badan Kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan yang disajikan dalam laporan laba rugi dan taksiran laba fiskal Bank adalah sebagai berikut:
2010 2009 2008Rp Rp Rp
Laba (Rugi) sebelum Pajak Penghasilan
Menurut Laporan Laba Rugi 2.154.835.058 2.627.475.644 4.822.389.373
Perbedaan Waktu:
Penyisihan Kerugian Aset Keuangan dan
Aset Non Keuangan
Giro pada Bank Lain 3.008.642 -- --
Komitmen dan Kontinjensi (2.014.538) 298.806.178 35.899.151
Penyusutan Aset Tetap (6.090.164) (6.667.371) (46.732.175)
Cadangan Imbalan kerja 107.591.852 -- (330.319.011)
Jumlah 2.257.330.850 2.919.614.451 4.481.237.338
Perbedaan Tetap:
Pendidikan dan Seminar 75.000.000 18.529.783 --
Pajak Penghasilan dan Denda Pajak 13.629.308 80.634.655 --
Jamuan 7.272.475 7.398.090 3.009.800
Sumbangan 1.431.900 4.579.100 --
Honorarium Tenaga Ahli -- 108.753.000 --
Lain-lain 5.083.342 (2.526.542) 1.471.030
Jumlah 102.417.025 217.368.086 4.480.830Taksiran Laba Fiskal Tahun Berjalan 2.359.747.875 3.136.982.537 4.485.718.168
Rugi Fiskal Awal Tahun -- -- (1.958.425.247)Penyesuaian Rugi Fiskal -- -- (20.751.391)Taksiran Laba Fiskal Akhir Tahun 2.359.747.875 3.136.982.537 2.506.541.530
Pembulatan 2.359.747.000 3.136.982.000 2.506.541.000
Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari Peredaran
Bruto yang Memperoleh Fasilitas (a) 1.641.881.000 -- --
Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari Peredaran
Bruto yang Tidak Memperoleh Fasilitas (b) 717.866.000 -- --
Taksiran Pajak Penghasilan
2010:
(50%*25%*a)+(25%*b) 384.701.625 -- --
2009:
28% x Rp 3.136.982.000 -- 878.354.960 --
2008:
10% x Rp 50.000.000 -- -- 5.000.000
15% x Rp 50.000.000 -- -- 7.500.000
30% x Rp 2.406.541.000 -- -- 721.962.300
384.701.625 878.354.960 734.462.300
Dikurangi: Kredit Pajak - PPh Pasal 25 560.890.734 861.262.271 --
Taksiran Hutang (Kelebihan) Pajak Penghasilan (176.189.109) 17.092.689 734.462.300
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
36
paraf:
Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tanggal 31 Desember 2010 tersebut di atas adalah suatu perhitungan sementara yang dibuat untuk tujuan akuntansi dan dapat berubah pada saat Bank menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajaknya. Perhitungan pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2009 dan 2008 sama dengan Surat Pemberitahuan Tahunan Badan Bank untuk tahun 2009 dan 2008. Berdasarkan surat dari Direktorat Jendral Pajak No. S-1468/WPJ.05/KP.0509/2009 tanggal 24 November 2009 mengenai pajak penghasilan pasal 25, Bank diharuskan melakukan setoran angsuran pajak penghasilan badan tahun 2009 sebesar Rp 1.224.206.667. Selama tahun 2009, Bank telah melakukan pembayaran sebesar Rp 861.262.271, sedangkan sisanya sebesar Rp 362.944.396 telah dilunasi pada tanggal 16 Mei 2010 sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tanggal 19 Januari 2010, dengan rincian sebagai berikut:
Jumlah
Rp
KEP-00001/TUNDA/WPJ.05/KP.0503/2010 111.134.799
KEP-00002/TUNDA/WPJ.05/KP.0503/2010 196.242.198
KEP-00003/TUNDA/WPJ.05/KP.0503/2010 55.567.399
362.944.396
No. Keputusan
Jumlah
c. Aset Pajak Tangguhan
Pajak tangguhan dihitung berdasarkan perbedaan waktu antara jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak dari aset dan kewajiban. Rincian dari aset dan kewajiban pajak tangguhan adalah sebagai berikut:
2010 2009 2008
Rp Rp Rp
Aset Pajak Tangguhan
Penyisihan Kerugian Aset Keuangan dan
Aset Non Keuangan 100.272.117 101.473.188 34.159.885
Kewajiban Diestimasi atas Imbalan kerja 26.897.963 -- --
Cadangan Training 18.750.000 -- --
Penyusutan Aset Tetap 58.140.289 38.598.964 34.199.585
Aset Pajak Tangguhan - Bersih 204.060.369 140.072.152 68.359.470
17. Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja
Pada tahun 2010, Bank menghitung dan membukukan beban imbalan kerja berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Kewajiban imbalan kerja per tanggal 31 Desember 2010 dihitung oleh Aktuaris Independen, PT Ricky Leonard Jasatama sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004).
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
37
paraf:
Jumlah kewajiban berdasarkan perhitungan Aktuaria Independen per tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
2010
Rp
Nilai Kini Kewajiban Vested 10.499.977
Nilai Kini Kewajiban Non Vested 97.091.875
Kewajiban yang Diakui di Neraca 107.591.852
Perubahan pada kewajiban yang diakui sesuai perhitungan Aktuaria Independen:
2010
Rp
Saldo Awal --
Beban Imbalan Kerja pada Tahun Berjalan 107.591.852
Saldo Akhir 107.591.852
Pada tahun 2008, Bank memenuhi seluruh kewajiban untuk pembayaran hak karyawan sebagai bagian dari pengalihan kepemilikan saham. Selanjutnya seluruh karyawan bekerja dengan kesepakatan kontrak dengan Bank. Sehubungan dengan hal tersebut kewajiban imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 menjadi nihil. Beban imbalan kerja untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
2010
Rp
Beban Jasa Kini 68.696.295
Beban Jasa Masa Lalu (Non Vested) 28.395.580
Beban Jasa Masa Lalu (Vested) 10.499.977
Jumlah Beban Imbalan Kerja 107.591.852
Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan biaya manfaat pensiun oleh Aktuaria Independen untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
Usia Pensiun Normal 55 Tahun
Tingkat Diskonto 8,90%
Tingkat Proyeksi Kenaikan Gaji 7,00%
Tingkat Mortalita Tabel Mortalita - CSO 1958
Tingkat Cacat Tetap 1% dari tingkat mortalita
Tingkat Pengunduran Diri 10% di usia 20 tahun dan menurun sampai usia 54 tahun
Metode Projected Unit Credit
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
38
paraf:
18. Beban yang Masih Harus Dibayar dan Kewajiban Lain-lain
2010 2009 2008
Rp Rp Rp
Setoran Jaminan 41.951.389 12.229.170 17.666.671
Bunga Deposito yang Masih Harus Dibayar 35.689.792 8.612.173 13.102.109
Lain-lain 75.011.000 17.348.500 23.178.950
152.652.181 38.189.843 53.947.730Jumlah
19. Modal Saham
Rincian pemegang saham dan kepemilikannya per 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
Jumlah Saham
Ditempatkan
Persentase Jumlah
dan Disetor Penuh Pemilikan
(%) Rp
PT Kharisma Buana Nusantara 90.000.000 69,2 90.000.000.000
Nio Yantony 40.000.000 30,8 40.000.000.000
Jumlah 130.000.000 100,0 130.000.000.000
2010
Jumlah Saham
Ditempatkan
Persentase Jumlah
dan Disetor Penuh Pemilikan
(%) Rp
PT Gunawan Sejahtera 92.800 92,8 92.800.000.000
Alfi Gunawan 7.200 7,2 7.200.000.000
Jumlah 100.000 100,0 100.000.000.000
2009 dan 2008
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank pada tanggal 7 Desember 2007 yang dinyatakan dengan Akta No. 4 Notaris Sri Rachma Chandrawati Hardiyanto Hoesodo, SH para pemegang saham menyetujui hal-hal berikut:
(i) Peningkatan modal dasar Bank dari Rp 50.000.000.000 menjadi Rp 100,000,000,000; (ii) Peningkatan modal disetor dari Rp 30.000.000.000 menjadi Rp 100.000.000.000 yang seluruhnya
diambil oleh PT Gunawan Sejahtera; (iii) Penyesuaian Anggaran Dasar Bank dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas.
Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-07468.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 15 Pebruari 2008.
Berdasarkan Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham No.1 tanggal 1 Pebruari 2008 yang dibuat dihadapan Notaris Sri Rachma Chandrawati Hardiyanto Hoesodo, SH, PT Gunawan Sejahtera (“GS”) dan Alfi Gunawan (“AG”) selaku pemegang saham Bank bermaksud menjual atau mengalihkan seluruh kepemilikan sahamnya kepada Nio Yantony dan Hendro Setiawan atau Raiffeisen Zentralbank Osterreich AG (“RZB”) Austria.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
39
paraf:
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 18 Maret 2008 yang dinyatakan dengan Akta No. 13 tanggal 18 Maret 2008, Notaris Sri Rachma Chandrawati Hardiyanto Hoesodo, SH, para pemegang saham Bank menyetujui hal-hal sebagai berikut:
(i) Persetujuan pengambilalihan / akuisisi seluruh saham milik GS (sejumlah 92.800 saham) dan AG (sejumlah 7.200 saham) oleh RZB dan Nio Yantony serta Hendro Setiawan dengan rincian:
RZB sejumlah 99.000 saham;
Nio Yantony sejumlah 500 saham yang berasal dari AG
Hendro Setiawan sejumlah 500 saham yang berasal dari AG (ii) Menyetujui pengunduran diri AG sebagai Komisaris Utama Bank dan menyetujui pengangkatan Rainer
MAG Silhavy selaku Komisaris Utama; (iii) Mengangkat Febrina Listyani Widiyanto selaku Komisaris dan Farid Harianto selaku Komisaris
Independen; (iv) Menyetujui perubahan nama Bank menjadi PT Bank First Union atau PT Bank Union atau nama yang
disetujui oleh para pemegang saham dengan memperhatikan keberatan dan tanggapan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan Bank Indonesia.
Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-21052.AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 25 April 2008.
Sesuai dengan RUPSLB Bank serta pengarahan dari Bank Indonesia atas perubahan di atas, maka pada tanggal 18 September 2008 telah dilakukan Rapat Direksi (selaku pemegang kuasa) yang dinyatakan dalam dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 66 yang dibuat dihadapan Notaris Robert Purba, SH. Berdasarkan rapat tersebut, Direksi menyetujui perubahan nama Bank dari PT Bank Alfindo menjadi PT Bank Nationalnobu.
Perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-71472.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 9 Oktober 2008 serta persetujuan dari Bank Indonesia melalui Surat Keputusan No. 10/72/KEP.GBI/2008 tanggal 12 Nopember 2008. Keputusan tersebut telah digunakan untuk operasional Bank sejak tanggal 13 Nopember 2008.
Berdasarkan Akta Notaris No. 33 tanggal 28 September 2010 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, saham Bank telah diakuisi oleh PT Kharisma Buana Nusantara sebesar 60% dan oleh Nio Yantony sebesar 40%.
Selanjutnya, pada tanggal yang sama juga dilakukan RUPSLB Bank yang telah dinyatakan melalui Akta Notaris No. 34 tanggal 28 September 2010 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, tentang penegasan susunan pemegang saham setelah proses akuisisi, sebagai berikut:
(i) PT Kharisma Buana Nusantara sebanyak 60.000 saham dengan nilai nominal Rp 60.000.000.000; (ii) Nio Yantony sebanyak 40.000 saham dengan nilai nominal Rp 40.000.000.000.
Pada tanggal 13 Oktober 2010, para pemegang saham Bank melakukan RUPSLB yang dinyatakan dengan Akta Notaris No. 30 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH. Adapun hasil keputusan antara lain:
(i) Memberhentikan dengan hormat seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang lama, untuk selanjutnya mengangkat anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang baru;
(ii) Mengubah tempat dan kedudukan Perseroan dari semula di Jakarta Barat menjadi berkedudukan di Jakarta Selatan;
(iii) Mengubah nilai nominal saham Bank dari Rp 1.000.000 menjadi Rp 1.000; (iv) Meningkatkan modal dasar Bank dari Rp 100.000.000.000 menjadi Rp 520.000.000.000 dan
meningkakan modal ditempatkan/disetor dari Rp 100.000.000.000 menjadi Rp 130.000.000.000. Penambahan setoran modal sebesar Rp 30.000.000.000 dilakukan secara tunai oleh PT Kharisma Buana Nusantara.
(v) Melakukan perubahan Anggaran Dasar Bank untuk disesuaikan dengan perubahan pemegang saham dan peningkatan modal dasar dan modal ditempatkan.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
40
paraf:
Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-52906.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 10 Nopember 2010.
20. Pendapatan Bunga
2010 2009 2008
Rp Rp Rp
Sertifikat Bank Indonesia 4.993.976.344 6.246.686.315 7.230.565.816
Fasilitas Simpanan Bank Indonesia 1.417.071.322 197.297.563 236.451.999
Kredit 364.294.917 267.341.494 531.973.089
Lainnya 2.468.658 2.526.542 16.467.110
6.777.811.241 6.713.851.914 8.015.458.014 Jumlah
21. Beban Bunga
2010 2009 2008
Rp Rp Rp
Simpanan Nasabah
Deposito Berjangka 590.538.765 199.081.940 222.852.691
Giro 32.213.141 24.371.461 65.745.993
Tabungan 24.040.389 24.601.619 34.013.302
Deposito On Call -- -- 14.246.575
Simpanan dari Bank Lain
Call Money -- -- 75.000
Jumlah 646.792.295 248.055.020 336.933.561
Beban bunga yang dibayarkan kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 6.391.974; Rp 40.430.972 dan Rp 54.192.864 atau sebesar 0,99% ; 16,30% dan 16,08% dari seluruh beban bunga.
22. Pembentukan (Pemulihan) Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Pembentukan (pemulihan) cadangan kerugian penurunan nilai untuk aset keuangan dan non-keuangan terdiri dari:
2010 2009 2008
Rp Rp Rp
Aset Keuangan
Kredit yang Diberikan (lihat Catatan 9) 153.401.363 7.767.490 6.299.813
Giro pada Bank Lain (lihat Catatan 6) 16.039.927 7.915.491 18.385.475
Aset Non Keuangan
Estimasi Komitmen dan Kontinjensi (lihat Catatan 27) 7.384.834 11.995.697 11.213.863
Agunan yang Diambil Alih (lihat Catatatan 11) -- 271.127.500 --
Pemulihan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (30.255.447) (39.974.648) (57.279.825)
Jumlah 146.570.677 258.831.530 (21.380.674)
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
41
paraf:
23. Beban Umum dan Administrasi
2010 2009 2008
Rp Rp Rp
Pemeliharaan 451.219.841 421.520.206 263.332.920
Barang dan Jasa 416.448.220 382.656.471 333.550.914
Sewa Kantor 385.833.325 360.000.003 190.833.339
Honorarium Tenaga Ahli 99.500.000 108.753.000 175.425.003
Penyusutan (lihat Catatan 10) 73.599.320 85.118.090 108.340.462
Perjalanan Dinas 69.744.250 65.033.000 56.687.100
Iklan dan Promosi 51.770.310 68.450.502 89.745.998
Asuransi 28.909.458 18.770.944 45.772.731
Keanggotaan 18.800.000 18.800.000 18.800.000
Pajak 13.629.308 122.327.721 20.796.414
Lain-lain 7.965.400 1.678.430 5.055.746
Jamuan 7.272.475 7.398.090 3.009.800
Jumlah 1.624.691.907 1.660.506.457 1.311.350.427
24. Beban Tenaga Kerja
c 2010 2009 2008
Rp Rp Rp
Gaji Pokok 1.740.345.747 1.504.832.728 1.544.446.273
THR/Bonus 302.561.338 425.406.180 82.000.000
Imbalan Kerja (lihat Catatan 17) 107.591.852
Pendidikan dan Pelatihan 101.587.500 11.500.000 2.333.330
Honorarium Komisaris 42.000.000 42.000.000 --
Jumlah 2.294.086.437 1.983.738.908 1.628.779.603
Termasuk dalam gaji, upah dan kesejahteraan karyawan selama tahun- tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 adalah kompensasi kepada Dewan Komisaris dan Direksi masing-masing sebesar Rp 1.067.829.600, Rp 1.033.607.685 dan Rp 1.075.061.104.
25. Pendapatan (Beban) Non Operasional - Bersih
2010 2009 2008
Rp Rp Rp
Laba Penjualan Aset Tetap (lihat Catatan 10) -- 18.635.112 --
Lain-lain - Bersih (1.431.900) (25.979.100) (36.097.500)
(1.431.900) (7.343.988) (36.097.500)Jumlah
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
42
paraf:
26. Sifat dan Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Dalam kegiatan usahanya, Bank melakukan transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa. Transaksi-transaksi tersebut dilaksanakan dengan persyaratan dan kondisi yang normal dilakukan dengan pihak ketiga. Transaksi-transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
2010 2009 2008
Rp Rp Rp
Simpanan Nasabah (lihat Catatan 15)
Giro
PT Kharisma Buana Nusantara 2.800.000.000 -- --
Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat
Eksekutif Bank 85.914.063 282.523.262 217.029.065
2.885.914.063 282.523.262 217.029.065
Tabungan
Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat
Eksekutif Bank 47.040.053 -- --
Perseorangan 27.218.672 67.568.972 81.560.490
74.258.725 67.568.972 81.560.490
Deposito Berjangka
Perseorangan -- 485.772.037 554.360.573
-- 485.772.037 554.360.573
Jumlah 2.960.172.788 835.864.271 852.950.128
Persentase dari Total Kewajiban 20,00% 19,01% 15,84%
Beban Bunga (lihat Catatan 21)
Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat
Eksekutif Bank 4.532.060 3.501.551 1.544.178
Perseorangan 1.859.914 36.929.421 52.648.686
Jumlah 6.391.974 40.430.972 54.192.864
Persentase dari Beban Bunga 0,99% 16,30% 16,08%
Sifat hubungan istimewa dari transaksi-transaksi tersebut diatas adalah dengan Perusahaan terkait, karyawan kunci dan kerabat dekat dari manajemen.
Pihak Hubungan Istimewa Sifat Hubungan Istimewa Transaksi
PT Kharisma Buana Nusantara Pemegang Saham Utama Simpanan Nasabah - Giro
27. Komitmen dan Kontinjensi
Dalam bisnis normal perbankan, Bank mempunyai komitmen dan kontinjensi yang tidak disajikan dalam laporan keuangan.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
43
paraf:
Ikhtisar komitmen dan kontinjensi Bank yang dinyatakan dalam nilai kontrak adalah sebagai berikut:
2010 2009 2008
Rp Rp Rp
Kewajiban Komitmen
Fasilitas Kredit kepada Nasabah
yang Belum Digunakan 793.707.695 995.787.022 1.201.312.750
Kewajiban Komitmen - Bersih 793.707.695 995.787.022 1.201.312.750
Pada periode tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, Bank telah membukukan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi masing-masing sebesar Rp 7.937.077, Rp 9.951.615, dan Rp 10.421.678. Perubahan dalam estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi adalah sebagai berikut:
2010 2009 2008
Rp Rp Rp
Saldo Awal 9.951.615 10.421.678 13.996.355
Pembentukan Selama Tahun Berjalan 7.384.834 11.995.697 11.213.863
Pemulihan Dalam Tahun Berjalan (9.399.372) (12.465.760) (14.788.540)
Saldo Akhir 7.937.077 9.951.615 10.421.678
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian yang dibentuk telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya komitmen dan kontinjensi.
28. Kondisi Ekonomi
Pada saat ini, kondisi ekonomi Indonesia menunjukan indikasi perbaikan ekonomi seperti nilai tukar Rupiah yang cenderung stabil dan penurunan suku bunga yang signifikan. Namun kondisi ekonomi Indonesia masih dipengaruhi oleh ketidakpastian kondisi sosial dan politik. Kondisi ekonomi tersebut juga dapat mempengaruhi kemampuan debitur-debitur bank di Indonesia, termasuk debitur-debitur Bank untuk melaksanakan kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Disamping penyisihan kerugian aset produktif dan estimasi kerugian komitmen kontijensi yang telah dibentuk Bank sejumlah Rp 165.138.427 pada tanggal 31 Desember 2010 masih terdapat kemungkinan tambahan kerugian yang akan diakui di masa depan setelah kerugian tersebut dapat ditentukan dan diperkirakan jumlahnya. Untuk mengantisipasi kondisi ekonomi tersebut, Bank telah melaksanakan rencana kerja (business plan) untuk meningkatkan kinerja usaha Bank memenuhi seluruh ketentuan kehati-hatian. Strategi Bank yang diuraikan dalam rencana kerja tersebut, mencakup antara lain:
1. Rencana perbaikan aset, terutama kualitas kredit yang diberikan, maupun pencegahan terhadap timbulnya kredit bermasalah yang baru melalui pemisahan fungsi;
2. Perluasan kredit terutama pada kredit komersial; 3. Meningkatkan dan memperkuat sistem risiko manajemen untuk mengelola risiko kredit, risiko pasar
dan risiko operasional; 4. Meningkatkan jaringan pelayanan dan kemampuan pemasaran produk.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
44
paraf:
Dalam menghadapi situasi perekonomian tersebut di atas, manajemen mengutamakan prinsip kehati-hatian dalam mengelola atau melakukan kegiatan usaha, dan memilih untuk menjaga kestabilan likuiditas Bank. Langkah-langkah yang direncanakan ataupun yang telah diambil oleh Manajemen sebagai berikut:
1. Melakukan penjualan aset yang dikuasai Bank; 2. Melakukan ekspansi kredit secara selektif atas dasar penerapan prinsip kehati-hatian (prudential
policy); 3. Memprioritaskan investasi Bank pada Surat Berharga Bank Indonesia atau surat-surat berharga
lainnya secara selektif; 4. Merestrukturisasi organisasi dan karyawan tanpa mengurangi kualitas pelayanan kepada nasabah; 5. Meningkatkan mutu, profesionalisme dan merubah paradigma dalam peningkatan kualitas
pelayanan kepada nasabah baik melalui pelatihan maupun penerapan sistem baru.
Laporan keuangan Bank telah mencakup dampak memburuknya kondisi ekonomi sejauh dapat ditentukan dan diperkirakan. Pemulihan kondisi ekonomi tergantung pada kebijakan moneter, fiskal, dan kebijakan lainnya yang telah dan akan diambil oleh Pemerintah Indonesia, suatu tindakan yang berada di luar kendali Bank. Oleh karena itu tidaklah mungkin untuk menentukan dampak masa depan kondisi ekonomi terhadap penghasilan dan realisasi aset produktif Bank, termasuk dampak mengalirnya dana dari nasabah, debitur, kreditur, deposan, dan pemegang saham ke dan dari Bank.
29. Manajemen Risiko
Bank menyadari bahwa dalam melaksanakan kegiatannya selalu terdapat risiko bawaan dalam setiap kegiatan Bank, antara lain dalam bentuk risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar dan risiko operasional. Untuk itu Bank telah mengimplementasikan suatu Risk Management Framework terpadu, yang merupakan sarana untuk penentuan strategi, organisasi, kebijakan dan pedoman untuk memastikan bahwa semua risiko yang dihadapi Bank dapat dikenali, diukur, diatasi dan dilaporkan dengan baik. Bank memiliki Komite Manajemen Risiko untuk menentukan kebijakan dan membahas permasalahan risiko yang dihadapai Bank secara keseluruhan. Risiko Kredit Risiko kredit diukur melalui probabilitas terjadinya default pada masa mendatang. Bank telah menyusun ketentuan mengenai Credit Risk Rating (CRR) serta telah dilakukan evaluasi dan roll out. Perhitungan default probability tersebut selanjutnya akan dijadikan dasar untuk perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN), modal (capital at risk), pricing, alokasi capital dan manajemen portofolio. Manajemen risiko kredit terdiri dari: pengendalian risiko kredit yang bertujuan membatasi kredit pada debitur dan usaha yang mengandung risiko tinggi, tujuan usaha yang bersifat spekulatif dan pemberian kredit kepada debitur yang bermasalah, kemudian melakukan pemantauan dan pemeriksaan yang ketat, berskala dan terus menerus pada kredit yang telah disalurkan, memberikan saran-saran perbaikan, sehingga kerugian yang mungkin terjadi dapat diminimalkan; four eyes principles sebagai salah satu pengendalian risiko kredit pada proses pemberian kredit telah dilaksanakan unit-unit kerja; dan Early Warning System (EWS) sebagai salah satu alat pemantauan (monitoring) dengan cara mendeteksi secara dini debitur yang berpotensi default. Sistem tersebut dapat mendukung proses pemantauan pinjaman secara menyeluruh, mengidentifikasi tindakan perbaikan, dan menyempurnakan tindak lanjut efektif.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
45
paraf:
Konsentrasi kredit Bank berdasarkan sektor ekonomi adalah sebagai berikut:
Sektor Ekonomi Rp (%) Rp (%) Rp (%)
Perdagangan, Restoran dan Hotel 99.595.599 0,66 199.797.103 16,25 933.888.999 47,20
Industri 9.774.643.634 64,57 497.419.660 40,47 268.526.242 13,57
Jasa -- -- -- 0,00 355.502.844 17,97
Pengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi 132.749.738 0,88 86.847.607 7,07 -- 0,00
Pertanian, Perburuan dan Sarana Pertanian -- 0,00 195.162.268 15,88 -- 0,00
Jasa Sosial Masyarakat 247.917.987 1,64 249.986.340 20,34 306.344.703 15,48
Lain-lain 4.882.588.830 32,25 -- 0,00 114.418.026 5,78
Jumlah 15.137.495.788 100,00 1.229.212.978 100,00 1.978.680.814 100,00
2010 2009 2008
Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko dimana Bank tidak mampu memenuhi kewajibannya kepada nasabah maupun counterparty sesuai waktu yang dijanjikan pada waktunya. Pengukuran risiko likuiditas dilakukan dengan meneliti seluruh arus kas masuk dan arus kas keluar dari Bank, kemudian mengidentifikasi segala kemungkinan kekurangan dana di masa depan termasuk kebutuhan komitmen / kontinjensi. Pengelolaan likuiditas dan asset-liability meliputi pemeliharaan likuiditas pada tingkat yang cukup untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo di setiap saat, serta pengelolaan risiko tingkat suku bunga yang timbul dari setiap transaksi yang tercantum pada neraca maupun rekening administratif.
Ketidaksesuaian antara jangka waktu penghimpunan dana dari pihak ketiga yang pada umumnya lebih pendek dari jangka waktu penyaluran kredit yang diberikan, akan menyebabkan masalah likuiditas yang mempengaruhi kemampuan Bank dalam memenuhi kewajibannya kepada para nasabah. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Bank.
Pengelolaan likuiditas Bank ditekankan pada penyesuaian arus dana masuk dan keluar. Kesenjangan arus dana diantisipasi melalui pemeliharaan alat likuid tingkat pertama yang memadai sejalan dengan perkiraan arus kas serta struktur kewajiban yang ada. Pemeliharaan alat likuid tingkat pertama terdiri dari pemeliharaan cadangan wajib (reserve requirement) yang ditetapkan Bank Indonesia pada tingkat yang optimal serta pemeliharaan surat-surat berharga berjangka pendek yang sangat likuid seperti Sertifikat Bank Indonesia. Bank juga memelihara cadangan alat likuid tingkat kedua yang terdiri dari penempatan dana jangka pendek di bank lain serta surat-surat berharga berjangka panjang yang likuid seperti obligasi pemerintah, obligasi bank dan obligasi swasta non bank yang memiliki peringkat baik. Pengelolaan likuiditas juga dilakukan melalui pengelolaan struktur sumber dana dengan menerapkan batasan-batasan konsentrasi deposan dan berusaha mengurangi ketergantungannya pada dana mahal seperti deposito dan menggantinya dengan sumber dana murah seperti giro dan tabungan. Selain itu, Bank senantiasa memelihara kemampuan melakukan akses ke pasar uang, dengan selalu memelihara hubungan dengan bank-bank koresponden. Bank secara berkala meninjau seluruh keadaan di atas sekaligus mengambil tindakan guna menganekaragamkan cara pendanaan.
Berikut adalah tabel analisa likuiditas (sisa jangka waktu jatuh tempo) dari aset dan kewajiban Bank pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
46
paraf:
Jumlah s/d 1 Bulan 1 s/d 3 Bulan 3 s/d 6 Bulan 6 s/d 12 Bulan > 12 Bulan
Kas 628.843.575 628.843.575 -- -- -- --
Giro Pada Bank Indonesia 1.813.033.623 1.813.033.623 -- -- -- --
Giro Pada Bank Lain 582.639.169 582.639.169 -- -- -- --
Penempatan Pada Bank Indonesia 88.345.771.795 88.345.771.795 -- -- -- --
Efek-efek 24.431.758.573 24.431.758.573 -- -- -- --
Kredit yang Diberikan 15.137.495.788 -- 81.367.535 654.975.924 169.948.846 14.231.203.483
Jumlah 130.939.542.523 115.802.046.735 81.367.535 654.975.924 169.948.846 14.231.203.483
Kewajiban Segera 60.466.618 60.466.618 -- -- -- --
Simpanan Nasabah 14.404.413.169 11.683.985.772 2.720.427.397 -- -- --
Jumlah 14.464.879.787 11.744.452.390 2.720.427.397 -- -- --
Aset - Bersih 116.474.662.736 104.057.594.345 (2.639.059.862) 654.975.924 169.948.846 14.231.203.483
2010
Jumlah s/d 1 Bulan 1 s/d 3 Bulan 3 s/d 6 Bulan 6 s/d 12 Bulan > 12 Bulan
Kas 512.586.525 512.586.525 -- -- -- --Giro Pada Bank Indonesia 347.079.657 347.079.657 -- -- -- --Giro Pada Bank Lain 281.774.569 281.774.569 -- -- -- --Penempatan Pada Bank Indonesia 2.498.750.833 2.498.750.833 -- -- -- --Efek-efek 83.760.401.983 83.760.401.983 -- -- -- --Kredit yang Diberikan 1.229.212.978 -- -- -- 1.229.212.978 --
Jumlah 88.629.806.545 87.400.593.567 -- -- 1.229.212.978 --
Kewajiban Segera 52.206.547 52.206.547 -- -- -- --Simpanan Nasabah 3.555.623.178 3.555.623.178 -- -- -- --
Jumlah 3.607.829.725 3.607.829.725 -- -- -- --
Aset - Bersih 85.021.976.820 83.792.763.842 -- -- 1.229.212.978 --
2009
Jumlah s/d 1 Bulan 1 s/d 3 Bulan 3 s/d 6 Bulan 6 s/d 12 Bulan > 12 Bulan
Kas 920.555.900 920.555.900 -- -- -- --
Giro Pada Bank Indonesia 407.315.598 407.315.598 -- -- -- --
Giro Pada Bank Lain 417.840.324 417.840.324 -- -- -- --
Penempatan Pada Bank Indonesia 2.497.433.852 2497433852 -- -- -- --
Efek-efek 81.350.396.150 81.350.396.150 -- -- -- --
Kredit yang Diberikan 1.978.680.814 -- -- -- 1.821.199.783 157.481.031
Jumlah 87.572.222.638 85.593.541.824 -- -- 1.821.199.783 157.481.031
Kewajiban Segera 221.144.878 221.144.878 -- -- -- --
Simpanan Nasabah 4.305.372.778 4.305.372.778 -- -- -- --
Jumlah 4.526.517.656 4.526.517.656 -- -- -- --
Aset - Bersih 83.045.704.982 81.067.024.168 -- -- 1.821.199.783 157.481.031
2008
Jatuh tempo untuk perhitungan maturity gap adalah sisa waktu hingga jatuh tempo kontrak sejak tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008. Analisa likuiditas/maturity gap adalah untuk mengukur beda kumulatif antara aset produktif (earning assets) dengan kewajiban berbunga (interest bearing liabilities) dan dampaknya terhadap likuiditas Bank serta exposure terhadap perubahan tingkat bunga. Risiko tingkat bunga atau sensitivitas timbul apabila jatuh tempo aset produktif berbeda secara signifikan dengan jatuh tempo kewajiban berbunga. Pada dasarnya akun giro, tabungan dan deposito tidak begitu sensitif terhadap perubahan tingkat bunga.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
47
paraf:
Risiko tingkat bunga adalah risiko kemungkinan turunnya pendapatan bunga bersih dan nilai pasar portofolio aset akibat perubahan tingkat bunga di pasar uang. Oleh karena aset dan pasiva seperti giro pada bank lain, investasi dalam bentuk efek-efek, pinjaman, giro, tabungan, deposito dan sertifikat deposito, pinjaman yang diterima dan kewajiban-kewajiban pasar uang lainnya memiliki berbagai tingkat bunga dan jangka waktu, perubahan-perubahan pada tingkat bunga dapat mengakibatkan kenaikan atau penurunan pendapatan bunga bersih.
Sepanjang tahun 2010 Bank telah menyediakan alat likuid yang cukup untuk mengantisipasi kewajiban jangka pendek, net cash flow dapat diatur dengan baik, cukup baik dan cukup mudah untuk memperoleh akses sumber dana pasar uang.
Dalam menghadapi kemungkinan adanya ketidakseimbangan aset dan kewajiban, manajemen Bank, melalui mekanisne rapat ALCO bulanan, selalu melakukan review beberapa hal yang sifatnya sangat strategis, antara lain :
a. Pengelolaan pendanaan (funding) yang memiliki jatuh tempo tidak seimbang b. Ketepatan pengelolaan aset dan kewajiban yang memiliki sensitivitas terhadap perubahan suku bunga c. Analisis dana pihak ketiga yang menggambarkan trend berbagai produk dana pihak ketiga yang berada
pada wilayah diseluruh Indonesia d. Penempatan dana pada portofolio surat berharga e. Laporan perkembangan kredit yang ada dan yang baru f. Strategi penetapan harga seusai dengan kondisi pasar saat ini g. Perbandingan target dengan realisasi Dana Pihak Ketiga
Risiko Pasar Risiko pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar dari portofolio yang dimiliki oleh Bank yang dapat merugikan Bank (Adverse movement).
Pengukuran risiko pasar dilakukan melalui pendekatan analisis sensitivitas tingkat bunga untuk risiko suku bunga dan risiko Surat Berharga (Bonds). Risiko pasar dikendalikan dengan penerapan limit, khususnya transaksi trading limit. Limit-limit tersebut antara lain adalah counterparty limit, dan position limit. Pengelolaan risiko likuiditas menjadi bagian dari proses manajemen risiko pasar. Pemantauan risiko likuiditas dilakukan melalui pengelolaan maksimum cash out.
Risiko Operasional Kebijakan dan prosedur yang terkait dengan pengelolaan risiko operasional senantiasa dibuat, dikaji ulang dan disempurnakan untuk memastikan kecukupan mekanisme kontrol pada semua kebijakan dan prosedur. Bank secara aktif melakukan sosialisasi untuk membangun risk awareness dan meningkatkan kualitas kontrol dalam rangka mitigasi risiko operasional.
Sesuai dengan tahap pengembangannya, pengendalian risiko operasional pada saat ini lebih ditekankan pada penyempurnaan kebijakan dan prosedur, peningkatan pengetahuan pekerja melalui pelatihan secara berkala, pengawasan internal serta peningkatan kesadaran dan biaya risiko pada seluruh jajaran manajemen dan karyawan Bank. Pada saat ini sedang disempurnakan fungsi, tugas dan tanggung jawab manajemen risiko operasional. Pemantauan risiko operasional yang selama ini dilakukan dengan memanfaatkan laporan audit intern secara bertahap akan digantikan dengan Data Base Bank yang disusun berdasarkan 6 (enam) kategori risiko yaitu: Proses Kredit, Proses Non Kredit, Proses Treasury, Human Fraud, Sistem/Teknologi Informasi dan External Events dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat konsolidasi secara sistematis dan sentralistis data risiko operasional. Data dalam data base merupakan bahan bagi analisis dan penetapan profil risiko operasional dan menjadi dasar bagi model prediktif risiko operasional.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
48
paraf:
30. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
Bank diwajibkan untuk memenuhi persyaratan Rasio Kecukupan Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yang ditetapkan Bank Indonesia, dengan mempertimbangkan secara kuantitatif nilai pos-pos aset dan kewajiban, juga pertimbangan secara kualitatif tentang komponen dan risiko tertimbang (Aset Tertimbang Menurut Risiko atau ATMR). Rasio KPMM merupakan salah satu indikator untuk mengetahui kesehatan Bank.
Bank Indonesia menetapkan rasio KPMM adalah 8%. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 5/12/PBI/2003 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dengan memperhatikan risiko pasar. Rasio KPMM Bank setelah memperhitungkan risiko pasar pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 masing-masing sebesar 489,58%; 2.529,42%; dan 1.854,59%.
Tabel di bawah ini menunjukkan modal dan rasio KPMM Bank masing-masing per 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 sebagai berikut:
2010 2009 2008
Rp Juta Rp Juta Rp Juta
Modal Inti (Tier I)
Modal Disetor 130.000 100.000 100.000
Laba Bersih Tahun Sebelumnya -
Setelah Pajak Tangguhan (13.998) (15.755) (19.525)
Laba Bersih Tahun Berjalan -
Sebelum Pajak Tangguhan 917 911 1.921
Jumlah 116.919 85.156 82.396
Modal Pelengkap (Tier II)
Penyisihan Penghapusan Aset Produktif
(Maksimum 1,25% dari
Aset Tertimbang Menurut Risiko) 165 19 30
Jumlah 165 19 30
Jumlah Modal (Tier I dan Tier II) 117.084 85.175 82.426
Jumlah ATMR Risiko Kredit 17.142 3.367 4.444
Jumlah ATMR Risiko Operasional 6.773 -- --
Rasio KPMM (Risiko Kredit & Operasional) 489,58% 2529,42% 1854,59%
Rasio KPMM (Setelah Risiko Kredit,
Risiko Operasional dan Risiko Pasar) 489,58% 2529,42% 1854,59%
Rasio KPMM yang Diwajibkan 8% 8% 8%
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
49
paraf:
31. Penyajian Kembali Atas Laporan Arus Kas
Efektif tanggal 1 Januari 2010, komponen dari kas dan setara kas telah diubah seperti dijelaskan dalam Catatan 2.a. Oleh karenanya, laporan arus kas komparatif untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2009 dan 2008 telah disajikan kembali sebagai berikut:
Sesuai yang Disajikan Setelah
Dilaporkan Kembali Disajikan
Sebelumnya Kembali
Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan
untuk) Aktivitas Operasi (639.145.306) 2.430.822.814 1.791.677.508
Arus Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Investasi 36.234.888 (19.500.000) 16.734.888
Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas (602.910.418) 2.411.322.814 1.808.412.396
Kas dan Setara Kas pada Awal Tahun 1.741.533.419 83.847.830.002 85.589.363.421
Kas dan Setara Kas pada Akhir Tahun 1.138.623.001 86.259.152.816 87.397.775.817
2009
Sesuai yang Disajikan Setelah
Dilaporkan Kembali Disajikan
Sebelumnya Kembali
Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk
Aktivitas Operasi) (1.805.938.199) 4.812.046.849 3.006.108.650
Arus Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (234.750.000) -- (234.750.000)
Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas (2.040.688.199) 4.812.046.849 2.771.358.650
Kas dan Setara Kas pada Awal Tahun 3.782.221.618 79.035.783.153 82.818.004.771
Kas dan Setara Kas pada Akhir Tahun 1.741.533.419 83.847.830.002 85.589.363.421
2008
32. Perjanjian dan Perikatan Penting
a. Jaminan Pemerintah terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum
Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan No. 1/PLPS/2005 tanggal 26 September 2005 tentang Program Penjaminan Simpanan yang menyatakan bahwa sejak tanggal 27 September 2005, Lembaga Penjaminan Simpanan (“LPS”) menjamin simpanan yang meliputi giro, deposito, sertfikat deposito, tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat termasuk yang berasal dari bank lain. Pada tanggal 13 Oktober 2008, Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang dijamin LPS. Berdasarkan peraturan tersebut, nilai simpanan yang dijaminkan untuk setiap nasabah pada satu bank adalah sebesar maksimum Rp 2.000.000.000.
b. Perjanjian dengan PT Visionet International tentang Sewa dan Layanan Pengelolaan a) Pada tanggal 1 Nopember 2010, Bank menandatangani perjanjian kerjasama dengan
PT Visionet International untuk penyediaan sewa dan layanan pengelolaan (management services) Branch IT Infrastructure. Perjanjian ini berlaku sampai dengan 31 Oktober 2015 dan dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua belah pihak.
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
50
paraf:
b) Pada tanggal 1 Nopember 2010, Bank menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Visionet International tentang penyediaan sewa dan layanan pengelolaan (management services) sistem aplikasi perbankan bankvision dan Core IT Infrastructure. Perjanjian ini berlaku sampai dengan 31 Oktober 2015 dan dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua belah pihak.
33. Kejadian Setelah Tanggal Neraca
Pada tanggal 24 Januari 2011, Bank memindahkan lokasi Kantor Pusat dari Jalan KH Moh. Mansyur No. 34, Jakarta ke The Plaza Semanggi Kawasan Bisnis Granadha Lt. UG, Jalan Jend. Sudirman Kav 50 Jakarta 12930.
34. Perkembangan Terakhir Standar Akuntansi Keuangan
Berikut ini ikhtisar revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang baru-baru ini diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia: a. Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada tanggal 23 Desember 2009, mengeluarkan beberapa PSAK
baru yang efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 sebagai berikut:
a) PSAK 1 (Revisi 2009) – Penyajian Laporan Keuangan b) PSAK 2 (Revisi 2009) – Laporan Arus kas, c) PSAK 3 (Revisi 2010) – Laporan Keuangan Interim, d) PSAK 4 (Revisi 2009) – Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Keuangan Tersendiri, e) PSAK 5 (Revisi 2009) – Segmen Operasi, f) PSAK 7 (Revisi 2010) – Pengungkapan Pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa, g) PSAK 8 (Revisi 2010) – Peristiwa Setelah Akhir Periode Pelaporan, h) PSAK 12 (Revisi 2009) – Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama, i) PSAK 15 (Revisi 2009) – Investasi dalam Entitas Asosiasi, j) PSAK 19 (Revisi 2010) – Aset Tak Berwujud, k) PSAK 22 (Revisi 2010) – Kombinasi Bisnis, l) PSAK 23 (Revisi 2010) – Pendapatan, m) PSAK 25 (Revisi 2009) – Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan, n) PSAK 48 (Revisi 2009) – Penurunan Nilai Aset, o) PSAK 57 (Revisi 2009) – Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi, p) PSAK 58 (Revisi 2009) – Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan, q) ISAK 7 (Revisi 2009) – Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus, r) ISAK 9 – Perubahan Atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa, s) ISAK 10 – Program Loyalitas Pelanggan, t) ISAK 11 – Distribusi Aset Non-kas Kepada Pemilik, u) ISAK 12 – Pengendalian Bersama Entitas – Kontribusi Non Moneter oleh Venturer, v) ISAK 14 – Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web, w) ISAK 17 – Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
b. IAPI juga telah mengeluarkan revisi atas beberapa standar akuntansi yang berlaku untuk periode laporan
keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012 sebagai berikut: a) PSAK 8 (Revisi 2010) – Peristiwa Setelah Akhir Periode Pelaporan, b) PSAK 10 (Revisi 2010) – Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing, c) PSAK 24 (Revisi 2010) – Imbalan Kerja,
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
d1/March 30, 2011
51
paraf:
d) PSAK 46 (Revisi 2010) – Pajak Penghasilan, e) PSAK 53 (Revisi 2010) – Pembayaran Berbasis Saham, f) PSAK 61 (Revisi 2010) – Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah, g) PSAK 63 – Pelaporan Keuangan Dalam Ekonomi Hiper Inflasi, h) ISAK 13 – Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri, i) ISAK 15 – Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Minimum dan Interaksinya, j) ISAK 18 – Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi, k) ISAK 20 – Pajak Penghasilan – Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang
Sahamnya.
Bank sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari Standar dan Interpretasi yang direvisi dan yang baru tersebut terhadap laporan keuangannya.
c. PPSAK yang telah dicabut DSAK IAI adalah sebagai berikut:
a) PPSAK 2: Pencabutan PSAK 41, “Akuntansi Waran” dan PSAK 43, “Akuntansi Anjak Piutang”. b) PPSAK 3: Pencabutan PSAK 54, “Akuntansi Restrukturisasi Utang Piutang Bermasalah”. c) PPSAK 4: Pencabutan PSAK 31 (Revisi 2000), “Akuntansi Perbankan”, PSAK 42, “Akuntansi
Perusahaan Efek” dan PSAK 49, “Akuntansi Reksadana”. d) PPSAK 5: Pencabutan ISAK 6, “Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16 PSAK No. 55 (1999) tentang
Instrumen Derivatif Melekat pada Kontrak dalam Mata Uang Asing”.
Bank juga sedang mengevaluasi dampak penerapan PSAK baru tersebut dan pencabutan PSAK 54, “Akuntansi Restrukturisasi Utang Piutang Bermasalah” dan PSAK 31 (Revisi 2000), “Akuntansi Perbankan” yang paling berpengaruh pada industri perbankan.
35. Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan
Manajemen Bank bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang diselesaikan pada tanggal 10 Maret 2011.
Direktur Utama
(..............................................)
Direktur Kepatuhan
(..............................................)