Post on 07-Apr-2018
8/6/2019 Prospektus Proyek Jamur Tiram
1/9
PROYEK JAMUR
A. PENDAHULUAN
Jamur Tiram mempunyai peluang pasar yang cukup besar, potensi pasar tidak
hanya pada pemasaran dalam bentuk segar saja tetapi juga dalam bentuk produk olahan.Berbagai macam masakan yang dapat dihasilkan dari bahan utama jamur tiram
menjadikan komoditi ini sebagai komoditi dengan tingkat permintaan ulang yang tinggi.
Tidaklah mengherankan jika pasokan di pasar (tradisional maupun modern) seringmengalami kekurangan. Sebagian besar petani jamur kita membudidayakan jamur (tiram)
dalam skala usaha terbatas dikarenakan minimnya modal yang ada, sehingga rata-rata
hanya mempunyai satu unit kumbung. Hal ini menyebabkan kontinuitas dan kuantitas
jamur yang bisa disediakan sulit dipenuhi. Selain itu baglog yang berkualitas baik dan jadwal ketersediaan baglog juga menjadi masalah tersendiri, karena kapasitas dan
kemampuan produsen baglog juga terbatas.
Agar kontinuitas dan kuantitas suplai jamur baik untuk diolah maupun untuk
dipasarkan segar, maka perlu dirancang suatu kegiatan bisnis yang di dalamnya terdapatunit-unit produksi yang saling mendukung dan mempunyai fungsi dan tanggungjawab
masing-masing. Unit-unit produksi tersebut bisa digambarkan sebagai aliran kegiatan darihulu sampai ke hilir, yaitu dari Unit Produksi Baglog, Unit Budidaya Jamur, Unit
Pengolahan, sampai dengan Unit Pemasaran.
Lokasi pembangunan proyek ini direncanakan di daerah Pakem Sleman
Yogyakarta. Lahan yang disediakan terdiri 4 blok tanah ukuran 20 x 30 m, total luaslahan 2.400 m2.
B. GAMBARAN BESAR PROYEK
Proyek ini dirancang sebagai suatu kegiatan yang akan menjalankan unit-unit bisnisyang saling bersinergi. Unit-unit bisnis yang dimaksud adalah dalam kerangkaagroindustri jamur tiram, yaitu diawali dengan Unit Produksi Media Tanam yang akan
bertanggung jawab menghasilkan baglog dalam jumlah cukup dan mutu baik. Unit
berikutnya adalah Unit Budidaya Jamur Tiram yang akan menghasilkan jamur tiramsegar dalam jumlah cukup dan mutu baik. Unit Pengolahan adalah unit selanjutnya yang
bertanggungjawab mengolah jamur tiram segar menjadi suatu produk yang mempunyai
umur simpan lama sehingga dapat dipasarkan dalam jarak dan waktu yang lebih panjang.
Selain itu sebagai jawaban atas jamur tiram segar yang tidak lolos mutu untuk dipasarkandalam bentuk segar. Unit terakhir adalah Unit Pemasaran, yaitu yang bertanggungjawab
memasarkan dan membuka pasar baru baik untuk media tanam (baglog), jamur segar
maupun bentuk olahan.Lahan yang harus disediakan untuk mewujudkan bisnis jamur tiram dari hulu ke
hilir minimal seluas 1000 m2 dalam satu area. Area dasar yang terpadu dalam satu
kawasan dimaksudkan untuk memudahkan organisasi dan pengawasan. Lahan yang adadibagi menjadi beberapa area, yaitu :
1. Zona bersih :
a. Manajemen dan kantor ukuran 4x4 m = 16 m2 (dinding penuh)
8/6/2019 Prospektus Proyek Jamur Tiram
2/9
b. Ruang sortasi 4x4 m = 16 m2 (dinding setengah).
c. Pengolahan, pengepakan dan penyimpanan 4x8 m = 32 m2 (dinding penuh)
Total zona bersih : 16 m2 + 16 m2 + 32 m2 = 72 m2 (7,2% dari total area)2. Zona hijau untuk penyangga antara area produksi dengan zona bersih, meliputi jalan,
parkir, taman, air dan limbah.
Total zona hijau dibuat maksimal 120 m2
(12% dari total area)
3. Zona produksi media tanam :
a. Stok serbuk gergaji 7x10 m = 70 m2 ( terbuka , lantai kasar)b. Ruang pencampuran 4x8 m = 32 m 2 (dinding setengah)
c. Ruang press baglog & stok 4x4 m = 16 m2 (dinding setengah)
d. Gudang katul dan bahan-bahan produksi 4x4 m = 16 m2 (dinding penuh)
e. Area sterilisasi, boiler dan ruang bakar 4x3 m = 12 m2 (dinding setengah)f. Boiler room 4x3 m = 12 m2 (dinding penuh, cor,
pintu besi)
g. Ruang pengisian F3, 5x4 m = 20 m2 (dinding penuh)
h. Ruang Inkubasi dan alur pengiriman 5x18 m = 40 m
2
(dinding penuh)Total zona produksi media tanam = 218 m2 (22% dari total area)
4. Zona budidaya :
Seluruh sisa area dimanfaatkan sepenuhnya untuk zona budidaya dengan membangun
kumbung-kumbung jamur. Kumbung sebaiknya berukuran sama, dengan demikian
isi baglog per kumbung akan sama untuk memudahkan perawatan dan pengawasanproduksi.
Total zona terpakai : 7,2% + 12% + 22% = 41,2%Sisa untuk zona budidaya : 58,8% setara 580 m2
Kumbung ideal ukuran 4 x 16,5 m = 66 m2 setara 70 m2 (kapasitas 5000 baglog),
dengan area yang tersedia untuk budidaya 580 m2 : 70 m2= 8 kumbung. Totalkapasitas kumbung 40.000 baglog yang dibagi 4 umur yang berbeda, masing-masing
10.000 baglog/bulan.
C. KAJIAN ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
Pemasaran ditangani oleh Unit Pemasaran/Marketing, tanggungjawab Unit ini
meliputi Memasarkan Baglog (Media Tanam), Jamur Segar, dan Produk Olahan (KripikJamur).
1. Pasar dan Pemasaran Media Tanam
Baglog yang dihasilkan oleh Unit Produksi Media Tanam sebanyak 24.000 baglogsebulan dijual untuk memenuhi kebutuhan sendiri (in house) sebanyak 10.000 baglog
sebulan dan sisanya sebanyak 14.000 baglog dijual melalui Loh Jinawi. Penjualan
baglog keluar cukup ditangani bagian administrasi karena bagian Unit Pemasaranbekerjasama dengan Lohjinawi.
2. Pasar dan Pemasaran Jamur Segar
Pasar jamur segar terbuka luas, permintaan berasal dari :
a. Pedagang sayur di pasar tradisional,
8/6/2019 Prospektus Proyek Jamur Tiram
3/9
Berdasarkan catatan penyusun rata-rata 20 kg jamur segar per hari habis dijual di
hampir setiap pasar tradisional di Yogyakarta. Jika diambil sample 10 pasar saja,
maka ada 200 kg jamur tiram setiap hari habis dijual. Berdasarkan pengalamanpenyusun sebagai supplier jamur di pasar, kebutuhan pedagang jamur di pasar
sering tidak terpenuhi.
b. Pengepul,Datang dari berbagai daerah di Yogyakarta, bahkan pengepul dari wilayah Klaten
berburu jamur tiram segar langsung ke petani jamur yang ada di Yogyakarta.
Kebutuhan masing-masing pengepul dapat mencapai 30 kg per hari.c. Pewaralaba Jamur Crispi,
Ada satu pewaralaba yang dicatat oleh penyusun di Yogyakarta membutuhkan
jamur tiram segar 30-40 kg per hari. Pengusaha ini juga mengeluhkan sering
adanya kekurangan stok untuk mensuplai outlet-outletnya.Untuk memasarkan jamur segar dalam proyek ini dapat dilakukan oleh satu orang,
direncanakan akan mensuplai pasar dengan jamur segar sebanyak 60 kg per hari.
Berdasarkan pengalaman penyusun dan fakta-fakta yang dinyatakan di atas, penyusun
merasa yakin mampu mengambil kuota pasar sebesar 60 kg per hari (180 kg perbulan).
2. Pasar dan Pemasaran Kripik JamurPengolahan jamur tiram mampu memberi nilai tambah secara signifikan, dan masuk
pada pangsa dan segmen pasar yang berbeda dari jamur segar. Kripik jamur tiram
sebagai hasil produksi dipasarkan di toko-toko pusat jajanan, untuk sementara yang
ada di wilayah DIY. Strategi pemasaran jamur tiram dijelaskan sebagai berikut :a. Penjualan keripik jamur yang dibuat dari jamur olahan dengan target penjualan 80
karton/minggu, atau 320 karton/bulan setara dengan 12.000 dos isi 100 gram/dos.
b. Dilakukan dengan sistim konsinyasi ke toko-toko oleh-oleh dengan brand dan tagline Jamur Sehat dan Khas Jogja. Setiap hari Sabtu dan Minggu plus hari
Libur Nasional, toko-toko dibantu penjualannya dengan Sales Promotion Girl
(SPG) di 8 toko secara bersamaan dan bergilir ke toko lain jika penjualan di tokotersebut sudah cukup stabil.
c. Promosi ini akan berjalan selama 6 bulan atau 60 hari promosi, dengan target 40
toko tuntas dalam 60 hari kerja. Total promosi toko 60 hari x 8 SPG= 480promosi toko selama 6 bulan, sehingga setiap toko akan dijangkau dengan 12 kali
promosi toko
d. Setiap toko disediakan display ukuran mini sekitar lebar 50 cm, panjang 120 cm,
sehingga hanya memakan ruang 0,6 m2 yang diharapkan tidak akan memberatkanpemilik toko, karena dengan memberikan ruang sebesar itu, akan menghasilkan
pemasukan yang besar bagi pemilik toko.
e. Display mini, rak bertingkat 3 atau 4 layer untuk stok minimal 2 karton (80 dos,100 gr/dos) kripik jamur ditoko tersebut dengan tinggi rak maksimal 120 cm dan
pada sisi atas (eye level) dapat diberi sign board yang dapat menangkap mata
konsumen.f. Jika setiap toko diberi rata-rata 2 karton stok x 40 toko = total 80 karton/minggu
setara dengan 320 karton/bulan, maka diwajibkan ke 8 SPG dengan target
penjualan 80 karton per minggu di 40 toko yang akan setara dengan kapasitas
produk olahan 300 karton per bulan.
8/6/2019 Prospektus Proyek Jamur Tiram
4/9
D. KAJIAN ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
1. Unit Produksi BaglogBaglog adalah media tanam jamur, merupakan nutrisi untuk jamur yang akan
dipelihara, ditempatkan pada wadah plastic PP ukuran 20x30 cm dengan ketebalan
0.5 mm agar tidak mudah bocor. Wadah plastic yang bocor akan menyebabkan mediamudah terjadi kontaminasi dari jamur atau mikroorganisme lain, terutama disaat masa
inkubasi penyebaran miselium di dalam bag log.
Bahan media tanam yang berkomposisi baik disiapkan kemudian dicampur dengan
merata, dilayukan agar spora-spora liar tergerminasi dan media terfermentasi,
sehingga nantinya pertumbuhan jamur yang akan ditanam tidak terganggu jamur lain,
dan dengan mudah mencerna nutrisi yang telah terfermentasi di dalam bag log.Setelah dilayukan media dimasukkan ke dalam plastic PP kemudian ditekan dengan
mesin press otomatis, tujuannya untuk mendapatkan bag log dengan berat, ukuran,
dan kepadatan yang konstan. Kepadatan yang konstan menjadikan bag log memiliki
jumlah nutrisi yang standar, nantinya akan mempengaruhi penyebaran bibit tanpagangguan. Sedang ukuran yang konstan akan mempermudah penempatan baglog pada
rak, rata dan tidak mudah ambruk.
Baglog disterilkan menggunakan boiler bertekanan dengan pemanasan uap basah
yang bertekanan tinggi antara 1.5-2 atm, sehingga uap panas menjadi rata di dalam
oven dan seluruh baglog mendapatkan panas yang merata pula. Pemanasan denganboiler bertekanan biasanya dilakukan selama 5-6 jam sampai suhu diatas 100 0C dan
dipertahankan pada suhu tersebut minimal 1-2 jam, merupakan standar minimal untuk
mendapatkan bag log dengan mutu stabil dan terjaga, dimana tingkat kontaminasisangat rendah dibawah 1%.
Baglog yang sudah diterilkan dalam boiler didinginkan sampai suhu kamar, kemudiansiap diinokulasi dengan bibit jamur tiram. Proses inokulasi dilakukan dengan
prosedur standar baik dan steril untuk meminimalkan kontaminasi. Bibit jamur yang
dipakai berasal dari turunan F3 dari induk yang baik, dari sumber yang terpercaya, berlabel. Setelah inokulasi bibit F3 dan kapas ditutupkan kembali pada bag log
dengan rapat, maka bag log ditempatkan pada ruang inokulasi atau langsung ke
kumbung dengan catatan suhu dalam ruang inkubasi atau kumbung dijaga antara 26-
290C.
Fasilitas yang harus disiapkan untuk kegiatan pada Unit Produksi Media Tanam
(Baglog) adalah :a. Bahan baku : serbuk gergaji, dedak, kapur pertanian, kapuk
b. Gudang bahan baku
c. Pekerjaan baglog : mesin press baglog, plastic PP, cincin, tutup, etcd. Pekerjaan sterilisasi : kayu bakar, boiler, boiler room, krat besi, blower, etc
e. Inokulasi bibit F3 : ruang steril, stok F3
f. Pekerjaan pengiriman : mobil sewa, troly
8/6/2019 Prospektus Proyek Jamur Tiram
5/9
Kapasitas boiler 2000 baglog sekali bakar dengan intensitas 3 kali bakar per minggu
atau 12 kali bakar per bulan, maka kapasitas pembuatan media tanam 24.000
baglog/bulan dan dapat dinaikkan menjadi maksimal 30.000 baglog/bulan dengan 15kali bakar setiap 2 hari sekali.
Unit Produksi Baglog wajib mensuplai Unit Budidaya sejumlah 10.000 baglog perbulan dan akan terus berputar. Jika kapasitas produksi 24.000 baglog/bulan dan bisa
dinaikkan menjadi 30.000 baglog per bulan, maka suplai in house sama sekali bukan
masalah. Dengan suplai in house yang pasti sejumlah 10.000 baglog per bulan, makasisanya sejumlah 14.000 20.000 baglog dapat dipasarkan keluar, bekerja sama
dengan Lohjinawi yang sudah pasti memiliki pasar dan sistem marketing yang sudah
mereka bangun hanya dengan membayar fee pemasaran saja.
2. Unit Budidaya Jamur Tiram
Budidaya jamur tiram dilakukan dalam sebuah bangunan sebagai rumah jamur yang
disebut Kumbung. Kumbung dibangun sebanyak 8 unit masing-masing ukuran 4x
16,5m, kapasitas 5000 baglog total 40.000 baglog. Dibagi dalam 4 kelompok umur,masing masing umur kapasitas 10.000 baglog per bulan (dua unit kumbung), artinya
setiap bulan akan memasukkan baglog ke kumbung sebanyak 10.000 baglog untuk
dua kumbung. Sehingga akan berotasi setiap bulan dan setiap periode habis akan
digantikan dengan baglog baru.
Satu periode budidaya dibagi dalam dua fase, yaitu fase pra produksi dan fase
produksi. Fase pra produksi berlangsung selama 28-30 hari dan fase produksi
berlangsung selama 3-4 bulan. Pada fase produksi satu unit kumbung diharapkan
akan menghasilkan jamur rata-rata 25-30 kg per hari, atau satu kelompok umur
budidaya menghasilkan 50-60 kg per hari jamur segar. Jamur yang dihasilkan
diupayakan mempunyai size sebagian besar diatas 14 cm, karena untuk dijadikan
bahan baku pengolahan kripik jamur. Lazimnya size jamur yang disukai oleh
konsumen dipasar adalah maks 12 cm, dan untuk memperoleh size tersebut jamur
dipanen pada saat umur 3-4 hari sejak mulai tunas jamur tumbuh. Jamur dengan size
seperti yang diinginkan yaitu diatas 14 cm, maka umur panen ditunda 1-2 hari dari
biasanya. Setelah dilakukan sortasi pasca panen jamur, maka akan diperoleh dua
kelompok jamur berdasarkan size yaitu size maks 12 cm (jamur pasar) dan size diatas
14 cm (jamur olahan). Diperkirakan jamur pasar akan diperoleh sebesar 35% danjamur olahan diperoleh sebesar 65%.
Dengan pembagian 4 umur, masing-masing 10.000 baglog per bulan maka skema
produksi diestimasikan sebagai berikut :
8/6/2019 Prospektus Proyek Jamur Tiram
6/9
8/6/2019 Prospektus Proyek Jamur Tiram
7/9
perusahaan secara financial dapat dilakukan secara mandiri. Bahwa di dalam perusahaan
ini terdapat beberapa Unit Bisnis yang saling bersinergi secara system, maka tidak boleh
ada satu unitpun yang dalam posisi merugi. Masing-masing Unit Produksi harus mampumemproduksi sesuai kapasitasnya dan mampu memasarkan produknya dengan harga jual
yang baik sehingga memperoleh profit. Jika masing-masing unit mampu menghasilkan
profit optimal maka secara keseluruhan proyek berjalan secara sehat dan mandiri.Rekapitulasi kondisi proyek dapat disajikan sebagai berikut :
I. ESTIMASI PENDAPATAN Per Bulan
1. Penjualan dari Unit Produksi Media Tanam
Kapasitas minimal 24.000 baglog, 10.000 dijual in house x Rp 1.400 =
Rp. 14.000.000,-
Dijual lewat Lohjinawi 14.000 baglog x Rp. 1.400,- =
Rp. 19.600.000,-
2. Penjualan Jamur Pasar, jamur segar tanpa diolah
Kapasitas dan target 1800kg/bulan x Rp. 7.500/kg =
Rp. 13.500.000,-
3. Penjualan Jamur Olahan ( eceran Rp 10.000/dos 100gr)
Total produksi 11.880 dos dengan harga Rp 5.500/100gr = Rp.
65.340.000,-
-----------
----------------------- +
Total estimasi
pendapatan..=
Rp. 112.440.000,-
8/6/2019 Prospektus Proyek Jamur Tiram
8/9
ESTIMASI PENGELUARAN Per Bulan
1. Pembiayaan total produksi media tanam 24.000baglog x Rp. 1000 = Rp.
24.000.000,-
2. Tenaga budidaya, sortir dan packing 10 orang x Rp750.000/bulan = Rp.
7.500.000,-
3. Marketing 1 orang x Rp. 900.000,-/bulan = Rp.
900.000,-
4. Borongan olahan dengan rendemen 36%, 1188kg x Rp. 28.000,- = Rp.
33.264.000,-
5. Biaya marketing SPG 10hr x 8 SPG x Rp. 50.000,- (6bulan) =
Rp. 4.000.000,-
6. 4 orang unit manager x Rp. 1.200.000,- =Rp. 4.800.000,-
7. 2 orang direktur x Rp 1.000.000,- =
Rp. 2.000.000,-
8. Office, 2 administrasi, listrik, telpon dan pemeliharaan = Rp.
3.000.000,-
-----------
---------------------+
Total estimasi pengeluaran
.= Rp. 79.464.000,-
ESTIMASI SELISIH PENDAPATAN DAN PENGELUARAN
Estimasi pendapatan . Rp. 112.440.000,-Estimasi pengeluaran .. Rp. 79.464.000,-
8/6/2019 Prospektus Proyek Jamur Tiram
9/9
SELISIH pendapatan dan pengeluaran Rp. 32.936.000,-
(sebelum pajak)
Selisih pendapatan dan pengeluaran setelah SPG selesai Rp. 36.936.000,-(sebelum pajak)
F. PENUTUP DAN KESIMPULAN
G. LAMPIRANa. Tata Letak Unit Utama dan Pendukung
b. Tata Letak Ruang
c. Cash Flow
d. Bagan Jadwal Pembangunan Unit Utama dan Pendukunge. Bagan Organisasi