Modul usaha industri jamur tiram
-
Upload
sejahtera-affif -
Category
Education
-
view
70 -
download
2
Transcript of Modul usaha industri jamur tiram
ADA (Affif Denim Associations)
USAHA JAMUR TIRAM
1. Penyediaan Usaha JamurTiram
a. Bahan baku
Keberhasilan usaha jamur tiram yang menggunakan limbah pertanian sebagai bahan
baku sangat ditentukan oleh ketersediaan bahan baku, baik dari segi kuantitas, kualitas,
maupun dari segi kontinuitasnya. Bahan baku yang digunakan di dalam budidaya
jamur tiram ini adalah serbuk kayu. Kayu atau serbuk kayu yang digunakan sebagai
tempat tumbuh jamur mengandung karbohidrat, lignin, dan lain- lain.
Selain bahan baku utama serbuk kayu ada juga bahan tambahan lain yang digunakan
dalam budidaya jamur kayu pada media plastik terdiri dari beberapa macam yaitu
bekatul (dedak padi), dan kapur (CaCO3), tetapi ada pula pengusaha yang
menggunakan campuran gips (CaSO4).di dalam bahan baku media tanam nya. Rata-
rata takaran bahan baku per 100 baglog adalah 100 kg serbuk gergaji, 15 kg bekatul,
dan 3 kg kapur, dengan kadar air antara 50% - 65%.. Sedangkan untuk pengusaha yang
menggunakan campuran gypsum takaran bahan baku per 100 baglog adalah 100 kg
serbuk gergaji, 15 kg bekatul, 1 kg gypsum dan 4 kg kapur dolomit, dengan kadar air
sekitar 40%.
ADA (Affif Denim Associations)
Bekatul ditambahkan untuk meningkatkan nutrisi media tanam sebagai sumber
karbohidrat, sumber karbon (C), dan nitrogen. Bekatul tersebut didapatkan dari pabrik
penggilingan padi di daerah Bandar Lampung dan Jati Agung dengan harga rata –rata
Rp 1.000,00 per kg. Kapur merupakan bahan yang ditambahkan sebagai sumber
kalsium (Ca). Kapur tersebut didapatkan dari toko pertanian di daerah Bandar
Lampung dan Jati Agung dengan harga rata-rata Rp 500,00 per kg. Gips digunakan
sebagai sumber kalsium dan sebagai bahan untuk memperkokoh media. Gips tersebut
didapatkan dari toko kimia dan alat kesehatan dengan harga Rp 3.500,00 per kg.
Kantong plastik bertujuan untuk mempermudah pengaturan kondisi (jumlah oksigen
dan kelembapan media) dan penanganan media selama pertumbuhan. Kantong plastik
yang digunakan adalah kantong plastik yang kuat dan tahan panas sampai dengan suhu
100oC. Jenis plastik biasanya dipilih dari jenis polipropilen (PP). Ukuran dan
ketebalan plastik bermacam- macam dengan harga berkisar antara Rp19.000,00 sampai
Rp. 22.000,00. Beberapa ukuran plastik yang digunakan dalam budidaya jamur antara
lain17 cm x 37 cm, 17 cm x 35 cm, 18 cm x 35 cm dengan ketebalan 0,4 mm – 0,5 mm
tergantung dari selera pengusaha jamur tiram.
Untuk bibit jamur tiram, digunakan bibit jamur jenis F3 yang merupakan turunan dari
bibit jamur F2, bibit jamur F2 merupakan turunan dari bibit jamur F1, dan F1
merupakan turunan pertama dari bibit jamur F0. Bibit jamur F3 ini dapat langsung
digunakan unutuk pembudidayaan jamur. Satu botol bibit jamur tiram F3 tersebut dapat
ADA (Affif Denim Associations)
digunakan untuk ± 100 baglog. Rata rata harga dari bibit jamur F3 ini adalah Rp
7.000,00 per botol sudah diterima ditempat, artinya harga tersebut merupakan harga
bersih yang diterima oleh pengusaha tanpa adanya penambahan biaya transportasi lagi.
Bibit jamur tiram F3 tersebut dikirimkan dari daerah Yogyakarta, Bandung dan Bogor
melalui jasa pengiriman bus. Namun, sudah ada beberapa pengusaha jamur Lampung
yang sudah dapat mengembangkan bibit jamur F0 melalui kultur jaringan. Akan tetapi,
harga bibit yang ditawarkan oleh pengusaha jamur di Lampung masih terlalu tinggi bila
dibandingkan dengan harga bibit yang ditawarkan dari Yogyakarta, Bandung, dan
Bogor yaitu berkisar antara Rp 10.000 – Rp 20.000 per botol, sehingga masih banyak
para pengusaha jamur di Lampung yang memesan bibit jamur langsung dari
Yogyakarta, Bandung, dan Bogor.
b. Bahan bakar
Bahan bakar yang digunakan dalam usaha jamur tiram adalah kayu bakar. Kayu bakar
dan solar digunakan untuk tahap atau proses pasteurisasi, yang bertujuan untuk
mematikan organisme hidup yang merugikan pertumbuhan jamur, menyempurnakan
tahap akhir dari serbuk kayu sebagai media tanam yang selektif untuk pertumbuhan
jamur.
Jumlah bahan bakar yang digunakan dalam proses produksi disesuaikan dengan berapa
banyak bahan baku yang diolah. Jumlah bahan bakar yang digunakan dalam proses
pasteurisasi usaha jamur tiram, yaitu untuk 1 kubik kayu bakar dapat untuk merebus
ADA (Affif Denim Associations)
1000 baglog. Kayu bakar diperoleh oleh pengusaha dari panglong kayu, biasanya kayu
yang dipakai adalah jenis kayu karet karena pembakarannya lebih tahan lama, dengan
harga Rp 70.000,00 per kubik. Peningkatan bahan bakar yang digunakan dipengaruhi
oleh banyaknya bahan baku yang diproduksi.
2. Budidaya Jamur Tiram
a. Budidaya Usaha Jamur Tiram di Bandar Lampung
Proses budidaya jamur tiram pada usaha jamur tiram di Bandar Lampung melalui
beberapa tahap yaitu:
1) Pemilihan Bahan Baku
Bahan Baku yang digunakan untuk budidaya jamur tiram adalah serbuk gergaji, katul,
CaCO3, dan air. Serbuk gergaji yang dipakai pada umumnya adalah serbuk gergaji
sengon karena mudah didapat dan murah harganya. Katul adalah bahan makanan
tambahan, pilih katul yang mutunya baik tidak banyak mengandung sekam. CaCO3
berguna untuk pengaturan PH media tanam. Air berguna untuk pertumbuhan jamur.
Bahan baku ini yang umum digunakan untuk memproduksi jamur tiram, selain itu masih
banyak bahan baku lain yang dapat digunakan, seperti gips (CaSO4).
2) Penyampuran Bahan Baku
Tujuan dari penyampuran bahan baku yang dilakukan oleh pengusaha jamur tiram di
ADA (Affif Denim Associations)
Bandar Lampung adalah mengolah bahan baku menjadi media tanam yang baik
untuk pertumbuhan jamur. Perlakuan yang diberikan adalah bahan baku tambahan
yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan selanjutnya dicampur dengan serbuk
gergaji yang telah dibasahkan terlebih dahulu (bahan baku jangan sampai terlalu
basah atau kering ini dapat menghambat pertumbuhan myselium). Pencampuran
yang dilakukan oleh pengusaha jamur tiram di Bandar Lampung rata-rata dilakukan
secara manual dengan tenaga manusia. Pencampuran harus dilakukan secara merata,
karena sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur.
Setelah bahan baku dicampur dengan bahan tambahan selanjutnya dilakukan proses
pengomposan. Pengomposan dilakukan dengan cara membubun campuran serbuk
gergaji kemudian menutupnya secara rapat dengan menggunakan plastik selama 1-2
hari. Proses pengomposan dimaksudkan untuk menguraikan senyawa-senyawa
kompleks dalam bahan-bahan dengan bantuan mikrobe sehingga diperoleh senyawa-
senyawa yang lebih sederhana.
Gambar . Penyampuran Bahan Baku
ADA (Affif Denim Associations)
3) Pengemasan ke dalam Plastik
Kegiatan pengemasan bahan baku ke dalam plastik yang dilakukan pengusaha jamur
tiram di Bandar Lampung dilakukan dengan menggunakan plastik polipropilen (PP)
karena plastik ini relatif tahan panas. Pengemasan dilakukan dengan cara memasukkan
bahan adonan yang sudah dicampur dengan rata ke dalam plastik kemudian adonan
tersebut dipadatkan dengan menggunakan botol atau alat pres baglog, dan pada bagian
mulut kantong plastik dipasang cincin bambu dan disumbat dengan koran. Media yang
kurang padat akan menyebabkan hasil panen yang tidak optimal karena media cepat
menjadi busuk sehingga produktivitas menurun.
Gambar. Pengemasan dalam plastik
ADA (Affif Denim Associations)
4) Sterilisasi/Pasteurisasi
Kegiatan pasteurisasi yang dilakukan oleh pengusaha jamur tiram di Bandar Lampung
dengan memasukkan subtract tanam yang sudah jadi ke dalam ruangan yang dapat
menyimpan uap panas. Penguapan dimulai hingga suhu dalam ruangan mencapai suhu
100oC dan diusahakan bertahan selama 7-8 jam. Setelah penguapan dihentikan tunggu
hingga media tanam dapat dipindahkan ke dalam ruangan untuk proses pendinginan.
Untuk melakukan pasteurisasi dapat digunakan drum minyak, ketel uap atau bejana.
5) Pendinginan
Media yang telah disterilisasi didinginkan antara 8-12 jam sebelum dilakukan inokulasi
(pemberian bibit). Pendinginan dilakukan hingga tempertaur mencapai 35-40oC. Untuk
mempercepat proses pendinginan dapat digunakan kipas angina (blower). Apabila suhu
media masih terlalu tinggi maka bibit yang ditanam akan mati karena kepanasan.
6) Inokulasi
Kegiatan inokulasi yang dilakukan oleh pengusaha jamur tiram di Bandar Lampung
diawali dengan menyediakan tempat atau ruang yang benar-benar bersih dan tertutup.
Media yang sudah didinginkan lalu dibuka sumpalan korannya dan dimasukkan bibit
jamur, kemudian ditutup kembali dengan koran. Penutupan media tersebut
dimaksudkan untuk menciptakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan miselia jamur
ADA (Affif Denim Associations)
karena miselia jamur tumbuh dengan baik pada kondisi tidak terlalu banyak oksigen.
7) Inkubasi
Inkubasi dilakukan dengan cara menyimpan media yang telah diisi dengan bibit pada
kondisi tertentu agar miselia jamur tumbuh. Suhu yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
miselia adalah antara 28-30oC. Apabila suhu terlalu rendah atau terlalu tinggi maka
ruangan tempat inkubasi tetap harus diatur. Perlakukan yang dilakukan oleh pengusaha
jamur tiram di Bandar Lampung adalah media tanam yang telah diberi bibit kemudian
disimpan dalam rumah jamur atau simpan ditempat yang tidak terkena sinar matahari
langsung. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata. Biasanya
media akan tampak putih merata antara 40-60 hari sejak dilakukan inokulasi.
Keberhasilan pertumbuhan miselia jamur dapat diketahui sejak 2 minggu setelah
inkubasi. Apabila setelah 2 minggu tidak terdapat tanda-tanda adanya miselia jamur
berwarna putih yang merambat ke bawah maka kemungkinan besar jamur tersebut tidak
tumbuh.
Untuk mengatasi media yang tidak ditumbuhi miselia jamur tersebut maka perlu
dilakukan sterilisasi ulang pada media hingga inokulasi kembali. Apabila setelah
diinokulasi tidak tumbuh lagi, sebaiknya media dibuang karena biasanya media tersebut
tidak baik (sudah rusak).
ADA (Affif Denim Associations)
8) Pembentukan Badan Buah
Perlakuan yang dilakukan oleh pengusaha jamur tiram di Bandar Lampung dalam
proses pembentukan badan buah adalah dengan cara membuka plastik media tumbuh
yang sudah penuh miselia tersebut. Pada prinsipnya pembukaan media adalah
bertujuan memberikan O2 yang cukup bagi pertumbuhan tubuh buah jamur. Dengan
O2 yang cukup maka dapat memberikan kesempatan bagi jamur untuk membentuk
tubuh buah dengan baik.
Pembukaan media dapat dilakukan dengan beberapa cara di antaranya dengan menyobek
plastik media di bagian atas atau dengan hanya membukanya saja. Selain dengan dua
cara tersebut, pembukaan media dapat pula dilakukan dengan menyobek penutup media
dengan pisau dibeberapa sisi.
Gambar. Pekerja sedang membuka media untuk proses pembentukan badan
buah
ADA (Affif Denim Associations)
9) Pembesaran Badan Buah
Pembesaran badan buah ini bertujuan untuk mendorong pembesaran badan buah
yang merata sehingga diperoleh jamur yang sehat, segar dan besar. Perlakuan yang
dilakukan oleh pengusaha jamur tiram di Bandar Lampung dalam proses
pembesaran badan buah adalah mencukupi kebutuhan air, menjaga kebersihan
dalam dan luar kumbung, dan menjaga kelembaban tinggi.
Adapun syarat pertumbuhan jamur adalah :
a) Suhu, merupakan faktor yang menentukan pertumbuhan jamur sebab di batas suhu
minimum dan di atas suhu maksimum jamur tidak akan hidup. Suhu ekstrim
sangat penting dalam menentukan lintasan dan distribusi suatu spesies jamur yang
akan ditanam.
b) PH, pada umumnya jamur akan tumbuh pada kisaran PH yang cukup luas antara
4,5-8 dengan PH optimum antara 5,5-7,5 atau tergantung pada jenis jamurnya.
Kisaran PH untuk pertumbuhan myselium yang optimum umumnya berbeda
dengan yang diperlukan untuk pembentukan badan buah.
c) Aerasi, oksigen merupakan unsur penting dalam respirasi sel. Sehingga
ventilasi sangat penting dalam fase pembentukan tubuh buah.
11
d) Cahaya, diperlukan pada awal pembentukan badan buah
perkembangannya. Jamur memerlukan cahaya yang tidak langsung.
e) Kelembaban, jamur memerlukan kelembaban yang tinggi, sebesar 80-
90% untuk menunjang pertumbuhan yang maksimum pada kebanyakan
jamur.
f) Lingkungan, kebersihan lingkungan dalam budidaya jamur harus
diperhatikan di dalam kumbung maupun di luar kumbung dan sekitarnya.
10) Pemanenan dan Penanganan Pasca Panen
Kegiatan pemanenan ikut menentukan kualitas jamur tiram yang dipanen.
Tujuan dari pemanenan dan penanganan pasca panen adalah menghindari
jamur menjadi mekar, layu, salah petik dan menjaga agar memetik jamur tepat
pada waktunya. Untuk itu perlakuan yang dilakukan oleh pengusaha jamur
tiram di Bandar Lampung memperhatikan beberapa hal berikut.
a) Penentuan saat panen
Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal,
yaitu cukup besar, tetapi belum mekar penuh. Pemanenan ini biasanya dilakukan
5 hari setelah tumbuh calon jamur. Pada saat itu, ukuran jamur sudah cukup
besar dengan diameter rata-rata antara 5-10 cm. Pemanenan dilakukan pada pagi
hari untuk mempertahankan kesegaran jamur tiram dan mempermudah
pemasarannya.
12
Gambar . Jamur tiram yang sudah siap dipanen
b) Pemanenan
Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut keseluruhan rumpun hingga akar-
akarnya untuk menghindari adanya akar atau batang jamur yang tertinggal.
Adanya bagian jamur yang tertinggal tersebut akan membusuk sehingga dapat
mengakibatkan kerusakan media, bahkan dapat merusak pertumbuhan jamur
yang lain.
c) Penanganan pasca panen
Jamur yang sudah dipanen tidak perlu dipotong hingga menjadi bagian per
bagian tudung, tetapi hanya perlu dibersihkan kotoran yang menempel di bagian
akarnya saja. Dengan cara tersebut, di samping kebersihannya lebih terjaga, daya
tahan simpan jamur pun akan lebih tahan lama. Untuk memperpanjang
kesegarannya, jamur dapat disimpan di dalam lemari pendingin yang sebelumnya
jamur dibungkus kertas terlebih dahulu agar dapat menyerap air yang keluar dari
jamur, sehingga jamur tidak mudah rusak karena terlalu banyak air.
b. Produksi
13
Tanaman jamur tiram mulai berproduksi pada saat tanaman berumur 40-60 hari,
dan akan berlangsung panen secara terus menerus selama ± 4 bulan.
Gambar . Proses Produksi Jamur Tiram
14
PENGOLAHAN JAMUR TIRAM
A. Pembuatan Permen Jeli Jamur Tiram
Bahan:
1. Jamur Tiram 50 g 2. Gula pasir 100 g 3. Gelatin 20 g
4. Air 100 g
Alat:
1. Panci 2. Kompor 3. Pengaduk
4. Loyang 5. Pisau
Cara membuat:
1. Rebus jamur tiram hingga masak kemudian blender dengan air secukupnya.
2. Masukkan gula pada panci sebanyak 100 gram (1 ons) dan tambahkan jus
jamur (blenderan jamur sebanyak 100 ml. 3. Rebus dalampanci hingga mendidih dan air mulai berkurang (agak
kental). 4. Tambahkan gelatin yang sudah dilarutkan dalam air.
5. Aduk terus hingga kental (cairan jika diangkat dengan pengadung
hanya menetes pelan.
6. Angkat dari kompor setelah agak dingin tuangkan ke dalam loyang.
7. Biarkan selama semalam.
8. Potong sesuai ukuran yang dikehendaki kemudian lepaskan dari
loyang.
9. Jika diinginkan permen dapat ditaburi dengan gula halus dan permen siap
dikemas.
15
B. Pembuatan Kerupuk Jamur
Bahan:
1. Jamur Tiram (1
2 kg),
2. tepung tapioka (1
2 kg),
3. telur bebek (2 butir),
4. gula secukupnya, 5. garam secukupnya, 6. minyak goreng secukupnya,
7. air (100 cc), 8. tali/benang, dan plastik.
Alat:
1. kompor, 2. dandang, 3. baskom plastik,
4. talenan, 5. pisau,
6. cobek/penumbuk dan sealer.
Proses Pembuatan:
1. Jamur dicuci hingga bersih.
2. Kukus atau rebus hingga matang.
3. Haluskan dengan gilingan daging atau ditumbuk.
4. Campur tepung tapioka dengan air sedikit demi sedikit, kemudian masukkan jamur yang telah dihaluskan, telur bebek, gula dan garam, aduk dan uleni hingga kalis.
5. Masukkan adonan ke dalam plastik atau daun dengan diameter ± 5 cm, dan ikat
dengan tali/benang. 1. Kukus adonan hingga matang, angkat dan dinginkan.
2. Iris tipis dan jemur hingga kering dengan menggunakan sinar matahari/mesin
pengering.
3. Kerupuk jamur kering siap dikemas dan dijual mentah atau digoreng dan
dikemas kemudian dijual dalam bentuk matang.
16
C. Pembuatan Abon Jamur Tiram
Bahan:
1. Jamur Tiram (5 kg) 2. Kelapa tua ukuran sedang (7 butir ) 3. Gula merah (2 ons )
4. Bawang merah (2 ons ) 5. Bawang putih (1 ons)
6. Cabe merah (½ ons ) 7. Ketumbar (40 gram) 8. Minyak goreng secukupnya.
Alat:
1. Kompor 2. Panci email 3. Wajan penggoreng
4. Alat pengepres 5.Timbangan
6. Cobek atau blender 7. Parutan 8. Talenan
9. Nyiru 10. Baskom
11. Pisau 12. Pengaduk 13. Alat penutup kantung plastik.
Proses Pembuatan:
1. Jamur tiram direbus selama 10 menit.
2. Dinginkan dan potong tipis-tipis mengikuti alut lamela atau suwir tangan.
3. Bumbu dihaluskan dan ditumis hingga wangi, kemudian masukkan jamur tiram
yang telah disuwiri, dan tambahkan santan kental. 4. Goreng campuran bahan tersebut hingga berwarna coklat tua.
5. Tiriskan, dan dipres untuk mengeluarkan minyaknya lalu didinginkan.
6. Abon siap dikemas.
17
D. Pepes Jamur Tiram
Bahan: 1. jamur tiram 100 gram 2. Daun pisang secukupnya
3. Buah jeruk limau, diperas, diambil airnya
Bumbu-bumbu:
1. Bawang putih 5 gram 2. Bawang merah 5 gram
3. Kunyit 10 gram 4. Jahe 5 gram 5. Cabai rawit 5 gram
6. Cabai merah 5 gram 7. Kemiri 5 gram
8. Garam 1/2 sendok teh
Cara membuat:
1. Cuci jamur hingga bersih, lalu potong tipis memanjang, sisihkan.
2. Haluskan semua bumbu menggunakan blender.
3. Campurkan jamur dan bumbu, lalu tambahkan air jeruk limau, aduk rata, lalu bungkus dgn daun pisang.
4. Kukus pepes jamur selama 30 menit, angkat, sajikan.
E. Bakwan Jamur Tiram Pedas
Bahan: 1. Jamur tiram, iris tipis 100 gram
2. Tepung terigu 100 gram 3. Daun bawang iris tipis 2 batang
4. Wortel, iris tipis 1 buah 5. Air secukupnya 6. Minyak menggoreng
Bumbu halus: 1. Bawang putih 2 siung
2. Merica bubuk 1/2 sendok 3. Cabe merah dan rawit 3 buah
4. Garam 1 sendok 5. Gula secukupnya jika suka
Cara membuat :
1. Campurkan semua bahan kecuali minyak goreng dalam sebuah baskom 2. Aduk rata dan panaskan minyak goring
3. Ambil 2 sdm adonan lalu goreng dalam minyak sampai kuning keemasan.
4. Sajikan hangat.