Modul usaha industri jamur tiram

18
ADA (Affif Denim Associations) USAHA JAMUR TIRAM 1. Penyediaan Usaha JamurTiram a. Bahan baku Keberhasilan usaha jamur tiram yang menggunakan limbah pertanian sebagai bahan baku sangat ditentukan oleh ketersediaan bahan baku, baik dari segi kuantitas, kualitas, maupun dari segi kontinuitasnya. Bahan baku yang digunakan di dalam budidaya jamur tiram ini adalah serbuk kayu. Kayu atau serbuk kayu yang digunakan sebagai tempat tumbuh jamur mengandung karbohidrat, lignin, dan lain-lain. Selain bahan baku utama serbuk kayu ada juga bahan tambahan lain yang digunakan dalam budidaya jamur kayu pada media plastik terdiri dari beberapa macam yaitu bekatul (dedak padi), dan kapur (CaCO 3 ), tetapi ada pula pengusaha yang menggunakan campuran gips (CaSO 4 ).di dalam bahan baku media tanam nya. Rata- rata takaran bahan baku per 100 baglog adalah 100 kg serbuk gergaji, 15 kg bekatul, dan 3 kg kapur, dengan kadar air antara 50% - 65%.. Sedangkan untuk pengusaha yang menggunakan campuran gypsum takaran bahan baku per 100 baglog adalah 100 kg serbuk gergaji, 15 kg bekatul, 1 kg gypsum dan 4 kg kapur dolomit, dengan kadar air sekitar 40%.

Transcript of Modul usaha industri jamur tiram

Page 1: Modul usaha industri jamur tiram

ADA (Affif Denim Associations)

USAHA JAMUR TIRAM

1. Penyediaan Usaha JamurTiram

a. Bahan baku

Keberhasilan usaha jamur tiram yang menggunakan limbah pertanian sebagai bahan

baku sangat ditentukan oleh ketersediaan bahan baku, baik dari segi kuantitas, kualitas,

maupun dari segi kontinuitasnya. Bahan baku yang digunakan di dalam budidaya

jamur tiram ini adalah serbuk kayu. Kayu atau serbuk kayu yang digunakan sebagai

tempat tumbuh jamur mengandung karbohidrat, lignin, dan lain- lain.

Selain bahan baku utama serbuk kayu ada juga bahan tambahan lain yang digunakan

dalam budidaya jamur kayu pada media plastik terdiri dari beberapa macam yaitu

bekatul (dedak padi), dan kapur (CaCO3), tetapi ada pula pengusaha yang

menggunakan campuran gips (CaSO4).di dalam bahan baku media tanam nya. Rata-

rata takaran bahan baku per 100 baglog adalah 100 kg serbuk gergaji, 15 kg bekatul,

dan 3 kg kapur, dengan kadar air antara 50% - 65%.. Sedangkan untuk pengusaha yang

menggunakan campuran gypsum takaran bahan baku per 100 baglog adalah 100 kg

serbuk gergaji, 15 kg bekatul, 1 kg gypsum dan 4 kg kapur dolomit, dengan kadar air

sekitar 40%.

Page 2: Modul usaha industri jamur tiram

ADA (Affif Denim Associations)

Bekatul ditambahkan untuk meningkatkan nutrisi media tanam sebagai sumber

karbohidrat, sumber karbon (C), dan nitrogen. Bekatul tersebut didapatkan dari pabrik

penggilingan padi di daerah Bandar Lampung dan Jati Agung dengan harga rata –rata

Rp 1.000,00 per kg. Kapur merupakan bahan yang ditambahkan sebagai sumber

kalsium (Ca). Kapur tersebut didapatkan dari toko pertanian di daerah Bandar

Lampung dan Jati Agung dengan harga rata-rata Rp 500,00 per kg. Gips digunakan

sebagai sumber kalsium dan sebagai bahan untuk memperkokoh media. Gips tersebut

didapatkan dari toko kimia dan alat kesehatan dengan harga Rp 3.500,00 per kg.

Kantong plastik bertujuan untuk mempermudah pengaturan kondisi (jumlah oksigen

dan kelembapan media) dan penanganan media selama pertumbuhan. Kantong plastik

yang digunakan adalah kantong plastik yang kuat dan tahan panas sampai dengan suhu

100oC. Jenis plastik biasanya dipilih dari jenis polipropilen (PP). Ukuran dan

ketebalan plastik bermacam- macam dengan harga berkisar antara Rp19.000,00 sampai

Rp. 22.000,00. Beberapa ukuran plastik yang digunakan dalam budidaya jamur antara

lain17 cm x 37 cm, 17 cm x 35 cm, 18 cm x 35 cm dengan ketebalan 0,4 mm – 0,5 mm

tergantung dari selera pengusaha jamur tiram.

Untuk bibit jamur tiram, digunakan bibit jamur jenis F3 yang merupakan turunan dari

bibit jamur F2, bibit jamur F2 merupakan turunan dari bibit jamur F1, dan F1

merupakan turunan pertama dari bibit jamur F0. Bibit jamur F3 ini dapat langsung

digunakan unutuk pembudidayaan jamur. Satu botol bibit jamur tiram F3 tersebut dapat

Page 3: Modul usaha industri jamur tiram

ADA (Affif Denim Associations)

digunakan untuk ± 100 baglog. Rata rata harga dari bibit jamur F3 ini adalah Rp

7.000,00 per botol sudah diterima ditempat, artinya harga tersebut merupakan harga

bersih yang diterima oleh pengusaha tanpa adanya penambahan biaya transportasi lagi.

Bibit jamur tiram F3 tersebut dikirimkan dari daerah Yogyakarta, Bandung dan Bogor

melalui jasa pengiriman bus. Namun, sudah ada beberapa pengusaha jamur Lampung

yang sudah dapat mengembangkan bibit jamur F0 melalui kultur jaringan. Akan tetapi,

harga bibit yang ditawarkan oleh pengusaha jamur di Lampung masih terlalu tinggi bila

dibandingkan dengan harga bibit yang ditawarkan dari Yogyakarta, Bandung, dan

Bogor yaitu berkisar antara Rp 10.000 – Rp 20.000 per botol, sehingga masih banyak

para pengusaha jamur di Lampung yang memesan bibit jamur langsung dari

Yogyakarta, Bandung, dan Bogor.

b. Bahan bakar

Bahan bakar yang digunakan dalam usaha jamur tiram adalah kayu bakar. Kayu bakar

dan solar digunakan untuk tahap atau proses pasteurisasi, yang bertujuan untuk

mematikan organisme hidup yang merugikan pertumbuhan jamur, menyempurnakan

tahap akhir dari serbuk kayu sebagai media tanam yang selektif untuk pertumbuhan

jamur.

Jumlah bahan bakar yang digunakan dalam proses produksi disesuaikan dengan berapa

banyak bahan baku yang diolah. Jumlah bahan bakar yang digunakan dalam proses

pasteurisasi usaha jamur tiram, yaitu untuk 1 kubik kayu bakar dapat untuk merebus

Page 4: Modul usaha industri jamur tiram

ADA (Affif Denim Associations)

1000 baglog. Kayu bakar diperoleh oleh pengusaha dari panglong kayu, biasanya kayu

yang dipakai adalah jenis kayu karet karena pembakarannya lebih tahan lama, dengan

harga Rp 70.000,00 per kubik. Peningkatan bahan bakar yang digunakan dipengaruhi

oleh banyaknya bahan baku yang diproduksi.

2. Budidaya Jamur Tiram

a. Budidaya Usaha Jamur Tiram di Bandar Lampung

Proses budidaya jamur tiram pada usaha jamur tiram di Bandar Lampung melalui

beberapa tahap yaitu:

1) Pemilihan Bahan Baku

Bahan Baku yang digunakan untuk budidaya jamur tiram adalah serbuk gergaji, katul,

CaCO3, dan air. Serbuk gergaji yang dipakai pada umumnya adalah serbuk gergaji

sengon karena mudah didapat dan murah harganya. Katul adalah bahan makanan

tambahan, pilih katul yang mutunya baik tidak banyak mengandung sekam. CaCO3

berguna untuk pengaturan PH media tanam. Air berguna untuk pertumbuhan jamur.

Bahan baku ini yang umum digunakan untuk memproduksi jamur tiram, selain itu masih

banyak bahan baku lain yang dapat digunakan, seperti gips (CaSO4).

2) Penyampuran Bahan Baku

Tujuan dari penyampuran bahan baku yang dilakukan oleh pengusaha jamur tiram di

Page 5: Modul usaha industri jamur tiram

ADA (Affif Denim Associations)

Bandar Lampung adalah mengolah bahan baku menjadi media tanam yang baik

untuk pertumbuhan jamur. Perlakuan yang diberikan adalah bahan baku tambahan

yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan selanjutnya dicampur dengan serbuk

gergaji yang telah dibasahkan terlebih dahulu (bahan baku jangan sampai terlalu

basah atau kering ini dapat menghambat pertumbuhan myselium). Pencampuran

yang dilakukan oleh pengusaha jamur tiram di Bandar Lampung rata-rata dilakukan

secara manual dengan tenaga manusia. Pencampuran harus dilakukan secara merata,

karena sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur.

Setelah bahan baku dicampur dengan bahan tambahan selanjutnya dilakukan proses

pengomposan. Pengomposan dilakukan dengan cara membubun campuran serbuk

gergaji kemudian menutupnya secara rapat dengan menggunakan plastik selama 1-2

hari. Proses pengomposan dimaksudkan untuk menguraikan senyawa-senyawa

kompleks dalam bahan-bahan dengan bantuan mikrobe sehingga diperoleh senyawa-

senyawa yang lebih sederhana.

Gambar . Penyampuran Bahan Baku

Page 6: Modul usaha industri jamur tiram

ADA (Affif Denim Associations)

3) Pengemasan ke dalam Plastik

Kegiatan pengemasan bahan baku ke dalam plastik yang dilakukan pengusaha jamur

tiram di Bandar Lampung dilakukan dengan menggunakan plastik polipropilen (PP)

karena plastik ini relatif tahan panas. Pengemasan dilakukan dengan cara memasukkan

bahan adonan yang sudah dicampur dengan rata ke dalam plastik kemudian adonan

tersebut dipadatkan dengan menggunakan botol atau alat pres baglog, dan pada bagian

mulut kantong plastik dipasang cincin bambu dan disumbat dengan koran. Media yang

kurang padat akan menyebabkan hasil panen yang tidak optimal karena media cepat

menjadi busuk sehingga produktivitas menurun.

Gambar. Pengemasan dalam plastik

Page 7: Modul usaha industri jamur tiram

ADA (Affif Denim Associations)

4) Sterilisasi/Pasteurisasi

Kegiatan pasteurisasi yang dilakukan oleh pengusaha jamur tiram di Bandar Lampung

dengan memasukkan subtract tanam yang sudah jadi ke dalam ruangan yang dapat

menyimpan uap panas. Penguapan dimulai hingga suhu dalam ruangan mencapai suhu

100oC dan diusahakan bertahan selama 7-8 jam. Setelah penguapan dihentikan tunggu

hingga media tanam dapat dipindahkan ke dalam ruangan untuk proses pendinginan.

Untuk melakukan pasteurisasi dapat digunakan drum minyak, ketel uap atau bejana.

5) Pendinginan

Media yang telah disterilisasi didinginkan antara 8-12 jam sebelum dilakukan inokulasi

(pemberian bibit). Pendinginan dilakukan hingga tempertaur mencapai 35-40oC. Untuk

mempercepat proses pendinginan dapat digunakan kipas angina (blower). Apabila suhu

media masih terlalu tinggi maka bibit yang ditanam akan mati karena kepanasan.

6) Inokulasi

Kegiatan inokulasi yang dilakukan oleh pengusaha jamur tiram di Bandar Lampung

diawali dengan menyediakan tempat atau ruang yang benar-benar bersih dan tertutup.

Media yang sudah didinginkan lalu dibuka sumpalan korannya dan dimasukkan bibit

jamur, kemudian ditutup kembali dengan koran. Penutupan media tersebut

dimaksudkan untuk menciptakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan miselia jamur

Page 8: Modul usaha industri jamur tiram

ADA (Affif Denim Associations)

karena miselia jamur tumbuh dengan baik pada kondisi tidak terlalu banyak oksigen.

7) Inkubasi

Inkubasi dilakukan dengan cara menyimpan media yang telah diisi dengan bibit pada

kondisi tertentu agar miselia jamur tumbuh. Suhu yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

miselia adalah antara 28-30oC. Apabila suhu terlalu rendah atau terlalu tinggi maka

ruangan tempat inkubasi tetap harus diatur. Perlakukan yang dilakukan oleh pengusaha

jamur tiram di Bandar Lampung adalah media tanam yang telah diberi bibit kemudian

disimpan dalam rumah jamur atau simpan ditempat yang tidak terkena sinar matahari

langsung. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata. Biasanya

media akan tampak putih merata antara 40-60 hari sejak dilakukan inokulasi.

Keberhasilan pertumbuhan miselia jamur dapat diketahui sejak 2 minggu setelah

inkubasi. Apabila setelah 2 minggu tidak terdapat tanda-tanda adanya miselia jamur

berwarna putih yang merambat ke bawah maka kemungkinan besar jamur tersebut tidak

tumbuh.

Untuk mengatasi media yang tidak ditumbuhi miselia jamur tersebut maka perlu

dilakukan sterilisasi ulang pada media hingga inokulasi kembali. Apabila setelah

diinokulasi tidak tumbuh lagi, sebaiknya media dibuang karena biasanya media tersebut

tidak baik (sudah rusak).

Page 9: Modul usaha industri jamur tiram

ADA (Affif Denim Associations)

8) Pembentukan Badan Buah

Perlakuan yang dilakukan oleh pengusaha jamur tiram di Bandar Lampung dalam

proses pembentukan badan buah adalah dengan cara membuka plastik media tumbuh

yang sudah penuh miselia tersebut. Pada prinsipnya pembukaan media adalah

bertujuan memberikan O2 yang cukup bagi pertumbuhan tubuh buah jamur. Dengan

O2 yang cukup maka dapat memberikan kesempatan bagi jamur untuk membentuk

tubuh buah dengan baik.

Pembukaan media dapat dilakukan dengan beberapa cara di antaranya dengan menyobek

plastik media di bagian atas atau dengan hanya membukanya saja. Selain dengan dua

cara tersebut, pembukaan media dapat pula dilakukan dengan menyobek penutup media

dengan pisau dibeberapa sisi.

Gambar. Pekerja sedang membuka media untuk proses pembentukan badan

buah

Page 10: Modul usaha industri jamur tiram

ADA (Affif Denim Associations)

9) Pembesaran Badan Buah

Pembesaran badan buah ini bertujuan untuk mendorong pembesaran badan buah

yang merata sehingga diperoleh jamur yang sehat, segar dan besar. Perlakuan yang

dilakukan oleh pengusaha jamur tiram di Bandar Lampung dalam proses

pembesaran badan buah adalah mencukupi kebutuhan air, menjaga kebersihan

dalam dan luar kumbung, dan menjaga kelembaban tinggi.

Adapun syarat pertumbuhan jamur adalah :

a) Suhu, merupakan faktor yang menentukan pertumbuhan jamur sebab di batas suhu

minimum dan di atas suhu maksimum jamur tidak akan hidup. Suhu ekstrim

sangat penting dalam menentukan lintasan dan distribusi suatu spesies jamur yang

akan ditanam.

b) PH, pada umumnya jamur akan tumbuh pada kisaran PH yang cukup luas antara

4,5-8 dengan PH optimum antara 5,5-7,5 atau tergantung pada jenis jamurnya.

Kisaran PH untuk pertumbuhan myselium yang optimum umumnya berbeda

dengan yang diperlukan untuk pembentukan badan buah.

c) Aerasi, oksigen merupakan unsur penting dalam respirasi sel. Sehingga

ventilasi sangat penting dalam fase pembentukan tubuh buah.

Page 11: Modul usaha industri jamur tiram

11

d) Cahaya, diperlukan pada awal pembentukan badan buah

perkembangannya. Jamur memerlukan cahaya yang tidak langsung.

e) Kelembaban, jamur memerlukan kelembaban yang tinggi, sebesar 80-

90% untuk menunjang pertumbuhan yang maksimum pada kebanyakan

jamur.

f) Lingkungan, kebersihan lingkungan dalam budidaya jamur harus

diperhatikan di dalam kumbung maupun di luar kumbung dan sekitarnya.

10) Pemanenan dan Penanganan Pasca Panen

Kegiatan pemanenan ikut menentukan kualitas jamur tiram yang dipanen.

Tujuan dari pemanenan dan penanganan pasca panen adalah menghindari

jamur menjadi mekar, layu, salah petik dan menjaga agar memetik jamur tepat

pada waktunya. Untuk itu perlakuan yang dilakukan oleh pengusaha jamur

tiram di Bandar Lampung memperhatikan beberapa hal berikut.

a) Penentuan saat panen

Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal,

yaitu cukup besar, tetapi belum mekar penuh. Pemanenan ini biasanya dilakukan

5 hari setelah tumbuh calon jamur. Pada saat itu, ukuran jamur sudah cukup

besar dengan diameter rata-rata antara 5-10 cm. Pemanenan dilakukan pada pagi

hari untuk mempertahankan kesegaran jamur tiram dan mempermudah

pemasarannya.

Page 12: Modul usaha industri jamur tiram

12

Gambar . Jamur tiram yang sudah siap dipanen

b) Pemanenan

Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut keseluruhan rumpun hingga akar-

akarnya untuk menghindari adanya akar atau batang jamur yang tertinggal.

Adanya bagian jamur yang tertinggal tersebut akan membusuk sehingga dapat

mengakibatkan kerusakan media, bahkan dapat merusak pertumbuhan jamur

yang lain.

c) Penanganan pasca panen

Jamur yang sudah dipanen tidak perlu dipotong hingga menjadi bagian per

bagian tudung, tetapi hanya perlu dibersihkan kotoran yang menempel di bagian

akarnya saja. Dengan cara tersebut, di samping kebersihannya lebih terjaga, daya

tahan simpan jamur pun akan lebih tahan lama. Untuk memperpanjang

kesegarannya, jamur dapat disimpan di dalam lemari pendingin yang sebelumnya

jamur dibungkus kertas terlebih dahulu agar dapat menyerap air yang keluar dari

jamur, sehingga jamur tidak mudah rusak karena terlalu banyak air.

b. Produksi

Page 13: Modul usaha industri jamur tiram

13

Tanaman jamur tiram mulai berproduksi pada saat tanaman berumur 40-60 hari,

dan akan berlangsung panen secara terus menerus selama ± 4 bulan.

Gambar . Proses Produksi Jamur Tiram

Page 14: Modul usaha industri jamur tiram

14

PENGOLAHAN JAMUR TIRAM

A. Pembuatan Permen Jeli Jamur Tiram

Bahan:

1. Jamur Tiram 50 g 2. Gula pasir 100 g 3. Gelatin 20 g

4. Air 100 g

Alat:

1. Panci 2. Kompor 3. Pengaduk

4. Loyang 5. Pisau

Cara membuat:

1. Rebus jamur tiram hingga masak kemudian blender dengan air secukupnya.

2. Masukkan gula pada panci sebanyak 100 gram (1 ons) dan tambahkan jus

jamur (blenderan jamur sebanyak 100 ml. 3. Rebus dalampanci hingga mendidih dan air mulai berkurang (agak

kental). 4. Tambahkan gelatin yang sudah dilarutkan dalam air.

5. Aduk terus hingga kental (cairan jika diangkat dengan pengadung

hanya menetes pelan.

6. Angkat dari kompor setelah agak dingin tuangkan ke dalam loyang.

7. Biarkan selama semalam.

8. Potong sesuai ukuran yang dikehendaki kemudian lepaskan dari

loyang.

9. Jika diinginkan permen dapat ditaburi dengan gula halus dan permen siap

dikemas.

Page 15: Modul usaha industri jamur tiram

15

B. Pembuatan Kerupuk Jamur

Bahan:

1. Jamur Tiram (1

2 kg),

2. tepung tapioka (1

2 kg),

3. telur bebek (2 butir),

4. gula secukupnya, 5. garam secukupnya, 6. minyak goreng secukupnya,

7. air (100 cc), 8. tali/benang, dan plastik.

Alat:

1. kompor, 2. dandang, 3. baskom plastik,

4. talenan, 5. pisau,

6. cobek/penumbuk dan sealer.

Proses Pembuatan:

1. Jamur dicuci hingga bersih.

2. Kukus atau rebus hingga matang.

3. Haluskan dengan gilingan daging atau ditumbuk.

4. Campur tepung tapioka dengan air sedikit demi sedikit, kemudian masukkan jamur yang telah dihaluskan, telur bebek, gula dan garam, aduk dan uleni hingga kalis.

5. Masukkan adonan ke dalam plastik atau daun dengan diameter ± 5 cm, dan ikat

dengan tali/benang. 1. Kukus adonan hingga matang, angkat dan dinginkan.

2. Iris tipis dan jemur hingga kering dengan menggunakan sinar matahari/mesin

pengering.

3. Kerupuk jamur kering siap dikemas dan dijual mentah atau digoreng dan

dikemas kemudian dijual dalam bentuk matang.

Page 16: Modul usaha industri jamur tiram

16

C. Pembuatan Abon Jamur Tiram

Bahan:

1. Jamur Tiram (5 kg) 2. Kelapa tua ukuran sedang (7 butir ) 3. Gula merah (2 ons )

4. Bawang merah (2 ons ) 5. Bawang putih (1 ons)

6. Cabe merah (½ ons ) 7. Ketumbar (40 gram) 8. Minyak goreng secukupnya.

Alat:

1. Kompor 2. Panci email 3. Wajan penggoreng

4. Alat pengepres 5.Timbangan

6. Cobek atau blender 7. Parutan 8. Talenan

9. Nyiru 10. Baskom

11. Pisau 12. Pengaduk 13. Alat penutup kantung plastik.

Proses Pembuatan:

1. Jamur tiram direbus selama 10 menit.

2. Dinginkan dan potong tipis-tipis mengikuti alut lamela atau suwir tangan.

3. Bumbu dihaluskan dan ditumis hingga wangi, kemudian masukkan jamur tiram

yang telah disuwiri, dan tambahkan santan kental. 4. Goreng campuran bahan tersebut hingga berwarna coklat tua.

5. Tiriskan, dan dipres untuk mengeluarkan minyaknya lalu didinginkan.

6. Abon siap dikemas.

Page 17: Modul usaha industri jamur tiram

17

D. Pepes Jamur Tiram

Bahan: 1. jamur tiram 100 gram 2. Daun pisang secukupnya

3. Buah jeruk limau, diperas, diambil airnya

Bumbu-bumbu:

1. Bawang putih 5 gram 2. Bawang merah 5 gram

3. Kunyit 10 gram 4. Jahe 5 gram 5. Cabai rawit 5 gram

6. Cabai merah 5 gram 7. Kemiri 5 gram

8. Garam 1/2 sendok teh

Page 18: Modul usaha industri jamur tiram

Cara membuat:

1. Cuci jamur hingga bersih, lalu potong tipis memanjang, sisihkan.

2. Haluskan semua bumbu menggunakan blender.

3. Campurkan jamur dan bumbu, lalu tambahkan air jeruk limau, aduk rata, lalu bungkus dgn daun pisang.

4. Kukus pepes jamur selama 30 menit, angkat, sajikan.

E. Bakwan Jamur Tiram Pedas

Bahan: 1. Jamur tiram, iris tipis 100 gram

2. Tepung terigu 100 gram 3. Daun bawang iris tipis 2 batang

4. Wortel, iris tipis 1 buah 5. Air secukupnya 6. Minyak menggoreng

Bumbu halus: 1. Bawang putih 2 siung

2. Merica bubuk 1/2 sendok 3. Cabe merah dan rawit 3 buah

4. Garam 1 sendok 5. Gula secukupnya jika suka

Cara membuat :

1. Campurkan semua bahan kecuali minyak goreng dalam sebuah baskom 2. Aduk rata dan panaskan minyak goring

3. Ambil 2 sdm adonan lalu goreng dalam minyak sampai kuning keemasan.

4. Sajikan hangat.