Project kpk pt psi

Post on 30-Apr-2015

321 views 1 download

description

 

Transcript of Project kpk pt psi

MK. Kebijakan Keluarga dan Publik

Ftri Meliani (I251120181)

Fitri Apriliana Hakim (I24090038)

PROGRAM ILMU KELUARGA DAN PERKEMBANGAN ANAKDEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIAINSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR2013

Mengapa Pertanian?• BPS 2011: 30,02 juta penduduk miskin (12,49%); 64% di antara

penduduk miskin tinggal di pedesaan yg mayoritas petani.

• Beras adalah pangan pokok 45% dari total food-intake, atau 80% dari sumber karbohidrat utama pola konsumsi Indonesia.

• Survai Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 1999 76 % rumah tangga Indonesia adalah konsumen beras (net consumer) dan 24 % sisanya produsen beras (net producer).

• Perkotaan net consumer beras 96%, hanya 4% net producer.• Pedesaan net consumer beras 60%, hanya 40% net producer.

• Hasil Pendapatan Usahatani (PUT) oleh BPS pada 31 Juli 2009: jumlah rumah tangga usaha tani (RUT) adalah 17,8 juta. Persentase petani tanaman pangan yang miliki luas areal kurang dari 0,5 hektar tercatat 9,6 juta unit (53.5% dari total RUT). Data ini cukup konsisten dengan hasil Sensus 2003.

• Transmisi harga dari gabah petani ke beras konsumen lebih cepat terjadi (perubahan harga gabah petani cepat sekali mempengaruhi harga beras konsumen).

• Namun hal yang sebaliknya tidak terjadi. Perubahan harga beras konsumen tidak direspons secara cepat oleh harga gabah petani.

• Walaupun harga beras melonjak sangat tinggi, tapi petani tidak banyak menerima manfaat dari kenaikan harga beras tersebut.

• Beras merupakan makanan pokok karakteristik permintaannya tidak elastis, perubahan harga juga tidak terlalu berpengaruh terhadap konsumsi beras.

• Hanya kelompok miskin yang menderita cukup parah karena perubahan harga beras.

• Sejak krisis ekonomi, marjin harga gabah di petani dan harga beras di konsumen sangat besar Rp 400 sampai melebihi Rp 2000,00/kg.

• Implikasinya nilai tambah pengolahan dan perdagangan beras tidak dinikmati oleh petani dan konsumen, tapi lebih banyak oleh pedagang, penggilingan padi dan pelaku lain.

• Sistem pasca panen dan distribusi beras di dalam negeri tidak efisien fenomena asimetri pasar (kendala serius dalam pembangunan ekonomi).

Contoh: Posisi Petani dalam Sistem Pertanian Bawang Merah di Brebes

Sumber: Semai (2009)

Poverty Dimension Petani di Indonesia

• Lack of opportunityPetani tidak memiliki akses terhadap lahan (sebagai faktor produksi terpenting dalam suatu budidaya pertanian). Masih mengandalkan usahatani skala kecil, di bawah 0,5 ha. Maka upaya peningkatan produksi, produktivitas dan pendapatan petani tidak akan mencapai hasil optimal.

• Low of capabilitiesKetergantungan pada pupuk dan pestisida berbahaya, yg semakin hari semakin mahal. Petani butuh teknologi yg murah dan ramah lingkungan.

• Low-level of securityKurang tegasnya hukum terhadap renternir yang dekat dgn kehidupan petani. Msh jarang kredit yang ramah thdp petani.

• Low of capacity or empowermentKurangnya fasilitas berupa penyuluhan dan pelatihan dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

Private sector

Civil societyorganization

& local governmentDev. & aidagencies

BOP ConsumersBOP Entrepreneur

Economicdev.

& socialTransform.

PT Pertanian Sehat Indonesia

• Pertanian Sehat Indonesia (PSI) bentuk transformasi dari Lembaga Pertanian Sehat Dompet Dhuafa. Moto: Berkomitmen Membangun Pertanian Indonesia.

• Awalnya Laboratorium Biologi Dompet Dhuafa Republika (1999) di Bogor. Tahun 2012 menjadi PT. Pertanian Sehat Indonesia.

• PSI diharapkan mampu berkontribusi dalam pembangunan pertanian di Indonesia dengan cara yang khas dan unik.

• Melalui aktivitas penelitian, PSI DD terus merakit teknologi budidaya tanaman ramah lingkungan yang kemudian ditransfer kepada masyarakat petani melalui program pemberdayaan masyarakat (community empowerment) yang berkelanjutanmelalui program pembiayaan usaha tani, pendampingan,pelatihan teknologi dan pengembangan ekonomi komunitas.

Paket program pemberdayaan petani yang dilakukan oleh PSI terfokus pada kegiatan;•Penguatan SDM Program Pemberdayaan Petani Sehat (P3S)•Introduksi dan adopsi teknologi pertanian dengan basis ramah lingkungan serta•Pembentukkan dan pengembangan kelembagaan petani.

•Saat ini telah lebih dari seribu petani tergabung dalam Kelompok Tani Sehat (KTS) dan Gabungan Kelompok Tani Sehat (Gapoktan Sehat). Sebagian dari mereka kini telah menjadi produsen pupuk organik dan beras sehat bebas residu pestisida, dan sebagian yang lain sudah membangun usaha ekonomi bersama dalam lembaga lokal.

• Banyuasin (Sumatera Selatan)• Bogor (Jawa Barat)• Cianjur (Jawa Barat)• Subang (Jawa Barat)• Serang (Banten)• Lebak (Banten)

• Brebes (Jawa Tengah)• Blora (Jawa Tengah)• Tegal (Jawa Tengah)• Kulon Progo (Yogyakarta)• Bantaeng (Sulawesi Selatan)

Survei potensi SDA & SDM

Sosialisasi pemerintah

& petani dhuafa

Pembagian Kelompok tani (Poktan) dan

Manager Lapangan

Pembagian bantuan tunai masyarakat

Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000/KK

Pembinaan dan Pelatihan selama 2

tahun

Pelepasan dan Pengawasan

KriteriaSDM• Sasaran Utama: petani miskin (dhuafa) dengan ciri umum1) Para petani yang memiliki lahan maksimum 0.25 Ha atau

berpenghasilan per-hari kurang dari atau sama dengan Rp. 20.000; 2) Kondisi rumah (milik sendiri/ sewa/ kontrak) kurang layak

dan kepemilikan harta (peralatan hidup) terbatas, dideskripsikan dengan indeks rumah;

3) Ada rekomendasi dari masyarakat setempat bahwa yang bersangkutan terkategori miskin.

• Sasaran antara: petani yang dapat kader atau pendamping.

SDA1. Mempunyai potensi sumber daya yang dapat dikembangkan baik

untuk skala lokal maupun nasional, termasuk dukungan sarana dan prasarana program serta dukungan iklim dan cuaca (klimatologi);

2. Memiliki potensi SDM yang mendukung program baik dalam hal kuantitas maupun kualitas;

3. Tidak termasuk daerah konflik atau memilki potensi konflik yang tinggi.

Produk PT PSI di Bogor Produk-produk barang:• Beras SAE (Beras Sehat, Aman, Enak)• Vitura (Agen Pengendali Hayati, diproduksi untuk PT. Natural

Nusantara)• Virexi (Agen Pengendali Hayati, diproduksi untuk PT. Natural

Nusantara)• OFER (Kompos Berkualitas)• TOP SOIL (Media Tanam Berkualitas)• PASTI (insektisida hayati)

Produk-produk jasa:• Pelatihan Pertanian berbasis Pertanian Sehat (ramah

lingkungan)• Konsultasi Bidang Pertanian• Pengelolaan Kerjasama Penelitian dan Pengembangan

Perbaikan oleh PT PSIProgram Pemberdayaan Petani SehatDaerah: desa Siketug, Cijeruk, Cibalung, Cigombong • Tahun 2005: 149 KK dengan 16 Kelompok Tani.• Tahun 2009: 456 KK dengan 5 Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani)• Program ke depan: koperasi syariah, deversifikasi komoditas padi,

tanaman herbal, hortikulturan, dan peternakan.• Aset 2010: 156,4 juta• Manfaat berefek pada sekitar 1000 petani• Dari program penggemukan 120 domba oleh 33 petani mendapat

keuntungan 150-200 per orang.• Evaluasi berkala: wawancara sensus, wawancara sampling, FGD, dan

studi kualitatif.

Contoh di Brebes (dari 2008-2011):1. Pendapatan rata-rata petani meningkat 24,1%.2. Petani miskin berkurang 41,3%.3. Jarak kesenjangan pendapatan dengan garis kemiskinan berkurang dr

Rp 246.476 menjadi Rp 151.850.4. Perbaikan distribusi pendapatan petani mencapai 37,7%.

Potensi Program Berdasarkan analisis finansial dan ekonomi yg dilakukan DD, beberapa faktor pertanian sehat yang layak dikembangkan:•Harga beras hasil pertanian sehta lebih tinggi keuntungan lebih besar.•Biaya produksi hemat karena penggunaan pupuk dan pestisida organik yg juga berguna untuk kesuburan tanah.•Dengan mengurangi bahkan menghilangkan keterlibatan bahan kimia, diharapkan dapat meningkatkan kesehatan koonsumen beras.

Tujuannya:1.Menghilangkan ketergantungan penggunaan bahan kimia berbahaya.2.Mengembalikan kualitas ekologi3.Melestarikan keanekaragaman hayati pd ekosistem pertanian, dan4.Mengembangkan kreatifitas dan kemampuan petani dl mengelola usaha taninya.

Pro-growthMeningkatkan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui investasi, sehingga diperlukan perbaikan iklim investasi, melalui peningkatan kualitas pengeluaran pemerintah, melalui ekspor, dan peningkatan konsumsi.

Pro-jobMendorong pertumbuhan ekonomi agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya dengan menekankan pada investasi padat pekerja.

Pro-poor

Mengurangi jumlah penduduk miskin sebesar-besarnya dengan penyempurnaan sistem perlindungan sosial, meningkatkan akses kepada pelayan dasar, dan melakukan pemberdayaan masyarakat.

Strategi Kebijakan SBY

• UU Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budiaya Tanaman.

• UU 7 Tahun 1996 tentang Pangan: “Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau”

• Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan:a. mengembangkan sistem produksi pangan yang bertumpu pada sumberdaya, kelembagaan dan budaya lokal; b. mengembangkan efisiensi sistem usaha pangan;c. mengembangkan teknologi produksi pangan; d. mengembangkan sarana dan prasarana produksi pangan; e. mempertahankan dan mengembangkan lahan produktif.

Kebijakan Pemerintah

• PP Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan Pangan:“Tentang keamanan, mutu dan gizi pangan. Dalam UU ini dijelaskan ketentuan umum pangan. Penetapan mengenai keamanan pangan yang meliputi sanitasi, Bahan Tambahan Pangan, pangan produk rekayasa genetika, Iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar. Mutu dan gizi pangan meliputi mutu pangan, sertifikasi mutu pangan, gizi pangan. Pemasukan dan pengeluaran pangan ke dalam dan dari wilayah Indonesia, pengawasan dan pembinaan, peran serta masyarakat.”

• Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2008: dimaksudkan untuk memberikan insentif produksi dan perlindungan kepada petani beras, sekaligus perlindungan untuk konsumen miskin, atau untuk berkontribusi pada stabilitas harga pangan pokok ini.

• Peraturan Menteri Pertanian nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang: Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian: (1) pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Kerawanan Pangan; (2) pengembangan Distribusi dan Stabilisasi Harga Pangan; (3) pengembangan Penganekaragaman Konsumsi dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar; dan (4) dukungan Manajemen dan Teknis lainnya pada Badan Ketahanan Pangan.

Kegiatan pengembangan ketersediaan pangan dan penanganan daerah rawan pangan tahun 2014:

(a)pemberdayaan lumbung masyarakat sebanyak 1000 lumbung;(b)pengembangan desa mandiri pangan sebanyak 3.300 desa; (c) penanganan daerah rawan pangan di 450 kabupaten/kota; (d)data dan informasi ketersediaan, cadangan dan rawan pangan

di 33 provinsi; serta(e)terlaksananya pemantauan dan pemantapan ketersediaan

dan kerawanan pangan di 33 provinsi.

Peraturan Kepala Badan Ketahanan Pangan No. 006/Kpts/Ot.140/K/01/2011: “Desa Mandiri Pangan adalah desa yang masyarakatnya mempunyai kemampuan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi melalui pengembangan subsistem ketersediaan, subsistem distribusi dan subsistem konsumsi dengan memanfaatkan sumberdaya setempat secara berkelanjutan”.

•Rencana Pembangunan Jangka menengah Nasional (RPJMN) tahap II 2010-2014: “Pemantapan swasembada beras, jagung, daging ayam, telur, dan gula konsumsi melalui peningkatan produksi yang berkelanjutan”. Tujuh Gema Revitalisasinya yaitu:

(1) Revitalisasi Lahan, (2) Revitalisasi Perbenihan dan Pembibitan, (3) Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana, (4) Revitalisasi Sumber Daya Manusia, (5) Revitalisasi Pembiayaan Petani, (6) Revitalisasi Kelembagaan Petani, serta (7) Revitalisasi Teknologi dan Industri Hilir.

Rekomendasi1. Fokus kebijakan pangan beras di Indonesia perlu

diarahkan untuk meningkatkan harga gabah dan menurunkan harga beras, atau untuk mengurangi marjin harga gabah dan beras (yang saat ini masih memberikan keuntungan hanya bagi usaha penggilingan padi dan perdagangan beras).

2. Kebijakan pangan murah dan kecukupan perlu ditingkatkan lagi. Pengentasan kemiskinan perlu memiliki visi pemberdayaan masyarakat, sekaligus dapat menciptakan lapangan kerja produktif di pedesaan dan perkotaan.

3. Perbaikan keterkaitan (linkages) aktivitas ekonomi di pedesaan dan perkotaan diharapkan mampu meningkatkan arus pergerakan produk dan jasa, yang sekaligus mampu menciptakan lapangan kerja baru.

Terima Kasih…

Menengah

Menengah ke bawah

Menengah ke atas