Post on 03-Oct-2021
1
LAPORAN PENELITIAN
PENELITIAN KOLABORASI DOSEN DAN MAHASISWA (PKDM)
Efektivitas Quantum learning melalui Teknik Clustering
dalam Pembelajaran Shochuukyu Sakubun
untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis pada Semester IV Program
Studi Sastra Jepang STBA JIA
Oleh :
Rita Agustina Karnawati, M.Pd
Dhita Ayu Septianingsih
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2
3
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ...................................................................................................... 1
Halaman Pengesahan ............................................................................................... 2
Daftar Isi................................................................................................................... 3
Identitas Usulan Penelitian ....................................................................................... 5
Ringkasan ................................................................................................................. 8
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 9
Latar Belakang ......................................................................................................... 9
Rumusan Masalah .................................................................................................. 11
Tujuan Penelitian ................................................................................................... 12
Urgensi Penelitian .................................................................................................. 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 13
Hakikat kemampuan menulis ................................................................................. 13
Teknik Clustering................................................................................................... 14
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 18
Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................. 18
Jenis Penelitian ....................................................................................................... 18
Variabel dan Indikator Pengukuran ....................................................................... 20
Instrumen................................................................................................................ 20
Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................... 21
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................... 25
Deskripsi Data ........................................................................................................ 25
Pengujian Persyaratan Analisis Data ..................................................................... 31
4
Analisis Data .......................................................................................................... 38
Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................................. 57
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN ........................................................ 62
Simpulan ................................................................................................................ 62
Implikasi ................................................................................................................. 63
Saran ....................................................................................................................... 64
BIAYA JADWAL PENELITIAN ......................................................................... 65
Anggaran Biaya ...................................................................................................... 65
Jadwal Kegiatan ..................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 66
Lampiran 1 Justifikasi Anggaran Penelitian .......................................................... 67
Lampiran 2 Susunan Organisasi dan Pembagian Tugas Tim Peneliti ................... 69
Lampiran 3 Biodata Ketua dan Anggota Penelitian ............................................... 71
Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Peneliti ......................................................... 74
5
IDENTITAS USULAN PENELITIAN
1. Judul Penelitian : Efektivitas Quantum learning melalui Teknik Clustering
dalam Pembelajaran Shochuukyu Sakubun
untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis pada Semester
IV Program Studi Sastra Jepang STBA JIA
2. Tim Peneliti
No Nama Jabatan
Bidang
Keahlian
Instansi
Asal
Alokasi
Waktu
(jam/minggu)
1.
Rita Agustina
Karnawati, M.Pd.
Lektor Honyaku UHAMKA
1 jam 40
menit
2.
Dhita Ayu
Septianingsih
Mahasiswa . UHAMKA .
3. Objek Penelitian (jenis material yang akan diteliti dan segi penelitian):
Metode pengajaran
Mahasiwa STBA JIA Bekasi
4. Masa Pelaksanaan
Mulai tahun: Bulan Juli Tahun 2018
Berakhir tahun: Bulan Desember Tahun 2018
6
5. Usulan Biaya Dana Hibah UHAMKA
- Rp. 10.000.000
6. Lokasi Penelitian (lab/studio/lapangan) :
STBA JIA
7. Instansi lain yang terlibat (jika ada, dan uraikan apa kontribusinya)
-
8. Temuan yang ditargetkan (produk atau masukan untuk kebijakan)
Bahan ajar dan Metode pengajaran
9. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu (uraikan tidak lebih dari 50 kata,
tekankan pada gagasan fundamental dan orisinal yang mendukung pengembangan
iptek)
Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi yang diharapkan pada saat
siswa belajar bahasa asing. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sulit
dipelajari terlebih lagi menulis dalam bahasa asing. Untuk itu peneliti mencoba
menerapkan model pembelajaran quantum learning teknik Clustering untuk
memudahkan mahasiswa dalam menulis sebuah karangan.
10. Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran (tuliskan nama terbitan berkala ilmiah
internasional bereputasi, nasional terakteditasi, atau nasional tidak terakreditasi dan
tahun rencana publikasi)
Nasional terakteditasi
7
11. Rencana luaran HKI, buku, purwapu atau luaran lainnya yang ditargetkan, tahun
rencana pendekatan atau penyelesaiannya dan skripsi
-
8
RINGKASAN
Penelitian ini berjudul Efektivitas Quantum learning melalui Teknik Clustering dalam
Pembelajaran Shochuukyu Sakubun untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis pada
Semester IV Program Studi Sastra Jepang STBA JIA. Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui implementasi dan hasil penggunaan Teknik Clustering pada
mata kuliah bahasa Jepang di STBA JIA semester IV.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen murni, menggunakan dua kelas yaitu
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sampel atau sumber data penelitian ini adalah
mahasiswa semester IV Program Studi Sastra Jepang STBA JIA. Sumber data diambil
dari tes dan angket.
Kata kunci : Quantum Learninig, Teknik Clustering.
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam mempelajari bahasa asing, tentu saja hal yang diharapkan oleh
pembelajar adalah mampu berkomunikasi dengan baik. Ada 2 tuntutan dalam
berkomunikasi yaitu mampu berkomunikasi secara lisan dan mampu berkomunikasi
dengan tulisan. Oleh karena itu pembelajar bahasa Jepang dituntut agar menguasai
keempat keterampilan berbahasa mulai dari mendengar (kiku ginou), berbicara
(hanasu ginou), membaca (yomu ginou) dan menulis (kaku ginou) (Dedi Sutedi,
2009:33).
Dalam pelajaran bahasa Jepang, menulis karangan disebut Sakubun. Dalam
Sakubun, pembelajar dituntut untuk dapat menguasai kosakata, huruf dan tata
bahasa dalam bahasa Jepang. Namun, para pembelajar bahasa Jepang mengaku
kesulitan dalam menuangkan kata-kata di atas kertas meskipun dirasa memiliki
kosakata yang cukup namun kreativitas dalam menyusun sebuah karangan
dianggap menjadi hal sulit bagi pembelajar. Ketika mempelajari sakubun, penulis
juga mengalami kesulitan dalam menuangkan ide atau gagasan di atas kertas.
Penulis merasa bingung mengenai kosakata apa saja yang relevan dengan karangan
yang akan dibuat. Kurangnya pemahaman mengenai tema dan kreativitas dalam
menulis membuat penulis seringkali mengalami „writer’s block‟ atau kebuntuan
dalam menulis.
10
Model pembelajaran dikenal sebagai kerangka konseptual yang digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Sedangkan pengertian teknik
pembelajaran menurut Majid (2016:24) dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Dewasa ini telah ditemukan berbagai model pembelajaran yang menarik dan
dapat diterapkan di kelas. Dalam kaitannya dengan pembelajaran sakubun, model
yang dapat digunakan adalah model pembelajaran quantum learning. Tokoh utama
dalam quantum learning adalah Bobbi DePorter dan Mike Hernacki yang mencoba
menerapkannya di sekolah bisnis Burklyn di Burke Timur, Vermount. Quantum
learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif untuk
semua umur (DePorter & Mike Hernacki, 2016:15). Prisip quantum learning adalah
sugesti dapat mempengaruhi hasil situasi belajar. Sugesti positif akan menghasilkan
hasil pembelajaran yang baik dan berkesan di benak pembelajar.
Dalam model pembelajaran quantum learning terdapat istilah ”clustering”
atau pengelompokkan kata untuk membantu pembelajar dalam memilah pemikiran
yang saling berhubungan dan menuangkannya di atas kertas. Menurut Deporter
(2016:181) teknik clustering adalah suatu cara memilah gagasan-gagasan dan
menuangkannya ke atas kertas secepatnya. Dengan diterapkannya teknik ini
diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mengembangkan sebuah karangan
berdasarkan kosakata yang berhubungan dengan tema dan mampu menuliskan
karangannya dengan waktu yang relatif singkat.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian pembelajaran sakubun dalam bahasa Jepang dengan judul Efektivitas
11
Quantum learning melalui Teknik Clustering dalam Pembelajaran Shochuukyu
sakubun untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis pada Semester IV Program
Studi Sastra Jepang STBA JIA.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan mengarang mahasiswa semester 4 Program Studi Sastra
Jepang STBA JIA sebelum menggunakan model pembelajaran quantum
learning teknik clustering?
2. Bagaimana kemampuan mengarang mahasiswa semester 4 Program Studi Sastra
Jepang STBA JIA setelah menggunakan model pembelajaran quantum learning
teknik clustering?
3. Apakah model pembelajaran quantum learning teknik clustering efektif dalam
pembelajaran shochuukyu sakubun pada mahasiswa semester 4 Program Studi
Sastra Jepang STBA JIA?
4. Bagaimana ketertarikan mahasiswa semester 4 Program Studi Sastra Jepang
STBA JIA terhadap pembelajaran shochuukyu sakubun dengan menggunakan
model pembelajaran quantum learning teknik clustering?
12
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kemampuan mengarang mahasiswa semester 4 Program Studi
Sastra Jepang STBA JIA sebelum menggunakan model pembelajaran quantum
learning teknik clustering.
2. Untuk mengatahui kemampuan mengarang mahasiswa semester 4 Program Studi
Sastra Jepang STBA JIA setelah menggunakan model pembelajaran quantum
learning teknik clustering.
3. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan model quantum learning teknik
clustering dalam pembelajaran shochuukyu sakubun mahasiswa semester 4
Program Studi Sastra Jepang STBA JIA.
4. Untuk mengetahui ketertarikan mahasiswa semester 4 Program Studi Sastra
Jepang STBA JIA terhadap pembelajaran shochuukyu sakubun dengan
menggunakan model pembelajaran quantum learning teknik clustering.
D. Urgensi Penelitian
Dengan teknik clustering diharapkan dapat mempermudah & meningkatkan
kemampuan menulis sakubun mahasiswa serta dapat mengimplementasikan
pembelajaran sakubun di dunia kerja nantinya.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Kemampuan Menulis
Menurut Atar Semi (2007 : 14) menulis merupakan suatu proses kreatif
memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan.
Menurut Tarigan (2008 : 22) menulis ialah menurunkan atau melukiskan
lambang –lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang –lambang grafik itu.
Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa menulis adalah
memindahkan gagasan ke dalam bentuk lambang-lambang yang dapat dipahami
oleh orang lain.
a. Tujuan Menulis
Tujuan menulis Hugo Hartig dalam Tarigan (2008 : 25) meragkumkannya
sebagai berikut:
1) Assigment purpose (tujuan penugasan)
2) Altruistic purpose (tujuan altruistik)
3) Persuasive purpose (tujuan persuasif)
4) Informational purposes (tujuan informasional, tujuan penerangan)
5) Self expressive purpose (tujuan pernyataan diri)
6) Creative purpose (tujuan kreatif)
7) Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
14
B. Teknik Clustering
Langan (2008 : 23) mengatakan bahwa pengertian clustering adalah sebagai
berikut:
Clustering, also known as diagramming or mapping is another strategy that
can be used to generate material for a paragraph. this method is helpful for
people who like to think in a visual way. In clustering, you use lines, boxes,
arrows, and circles to show relationship among the ideas and details that
occur to you.
Yang memiliki arti sebagai berikut:
Clustering juga dikenal sebagai diagram atau pemetaan yang merupakan
strategi lain yang dapat digunakan untuk menghasilkan materi untuk
menuliskan paragraf. Metode ini bermanfaat bagi orang yang berpikir secara
visual. Dalam pengelompokkan, digunakan garis, kotak, panah, dan lingkaran
untuk menunjukkan hubungan di antara ide-ide yang terpikir oleh Anda.
DePorter (2016 : 181) mengatakan bahwa pengelompokan (clustering)
adalah suatu cara memilah gagasan-gagasan dan menuangkannya ke atas kertas
secepatnya, tanpa pertimbangan.
a. Penerapan Clustering
DePorter menuliskan langkah-langkah dalam penerapan Clustering, yaitu
sebagai berikut:
1) Melihat dan membuat kaitan antara gagasan
15
2) Mengembangkan gagasan-gagasan yang telah dikemukakan
3) Menelusuri jalan pikiran yang ditempuh otak agar mencapai suatu konsep
4) Bekerja secara alamiah dengan gagasan-gagasan tanpa penyuntingan atau
pertimbangan
5) Memvisualkan hal-hal khusus dan mengingatnya kembali dengan mudah
6) Mengalami desakan kuat untuk menulis. Di SuperCamp kami
menyebutnya suatu “aha!”
Langan (2008 : 23) menuliskan dan menggambarkan bagaimana cara
membuat pengelompokkan kata, yaitu sebagai berikut:
Begin by stating your subject in a few words in the center of a blank sheet of
paper. Then, as ideas and details occur to you, put them in boxes or circles
around the subject and draw lines to connect them to each other and to the
subject. Put minor ideas or details in smaller boxes or circles, and use
connecting lines to show how they relate as well.
Yang memiliki arti sebagai berikut:
Mulailah dengan menyatakan beberapa kata subjek di tengah kertas kosong.
Kemudian, ketika terpikir ide atau detail, letakkan mereka di dalam kotak
atau lingkaran di sekitar subjek dan gambarlah garis yang dapat
menghubungkan mereka satu sama lain dengan subjek. Letakkan ide atau
detail kecil di kotak atau lingkaran yang lebih kecil dan gunakan garus untuk
menunjukan bagaimana mereka dapat terhubung dengan baik.
16
Studi terdahulu penulis menuliskan hasil penelitian yang relevan dengan
penelitian yang penulis teliti. Berikut adalah penelian yang menggunakan
teknik clustering:
1. Peneliti Bintari Damanin Sani dalam skripsi yang berjudul “keefektifan
Penggunaan Metode Quantum Learning Teknik Clustering pada
pembelajaran keterampilan Menulis Bahasa Jerman di Kelas X SMA
Negri 6 Surakarta” (Yogyakarta, 2015)
Penelitian ini adalah penelitian Quasi Experiment dengan desain
penelitian yang digunakan adalah Pre-and Post-test Control Group. Populasi
penelitian ini adalah peserta didik kelas X MIA SMA Negri 6 Surakarta
berjumlah 110 peserta didik. Pengambilan sampel menggunakan Simple
Random Sampling, diperoleh kelas X MIA 2 sebagai kelas eksperimen (31
peserta didik) dan X MIA 4 sebagai kelas kontrol (31 peserta didik). Data
penelitian ini diperoleh dari test keterampilan menulis bahasa Jerman.
Validitas penelitian menggunakan validitas isi dan validitas konstruk. Uji
reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dan didapat hasil sebesar
0,808. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis uji-t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) nilai thitung sebesar 2,047 dan
ttabel sebesar 2,000 dengan taraf signifikan α=0,05. Hal ini menunjukan
adanya perbedaan yang signifikan prestasi keterampilan menulis bahasa
Jerman antar kelas yang diajar dengan menggunakan metode quantum
learning teknik clustering dan menggunakan metode konvensional. (2) bobot
keefektifannya sebesar 9,8%. Dengan demikian, penggunaan metode
17
quantum learning teknik clustering lebih efektif pada pembelajaran
keterampilan menulis bahasa Jerman dikelas X SMA Negeri 6 Surakarta.
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di STBA JIA Bekasi. Lokasi ini di pergunakan
sebagai percontohan model pengajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis
dengan menggunakan tehnik clustering. Waktu yang di butuhkan untuk pelaksanaan
penelitian selama 6 bulan efektif.
B. Jenis Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan ini merupakan penelitian eksperimen murni
yang memenuhi persyaratan. Yang dimaksud persyaratan disini adalah adanya
kelompok lain yang disebut kelompok pembanding atau kelompok kontrol, maka
perbedaanya dapat diketahui secara pasti karena dibandingkan dengan yang tidak
mendapatkan perlakuan. Sutedi Dedi (2009: 18) menyatakan, penelitian
eksperimen merupakan penelitian murni, karena didalamnya kegiatan mengontrol,
manipulasi, dan observasi semuanya dilakukan. Ada pula yang berupa eksperimen
semu (kuasi eksperimen).
Dalam bahasa Jepang eksperimen ini bisa dilakukan dalam bentuk uji coba
metoda pengajaran, media pembelajaran, bentuk latihan (drill ) dan sebagainya,
yang tujuannya untuk lebih meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses dan hasil
kegiatan belajar mengajar. Uji coba bisa dilakukan bermula dari suatu ide, gagasan
atau suatu teori pengajaran tertentu untuk diterapkan ke dalam pengajaran lainnya.
19
Misalnya, dalam pengajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang bisa diuji cobakan
metoda bahasa kedua atau bahasa asing lainnya yang dianggap berhasil.
Langkah langkah pembelajaran kelas kontrol:
1. Lihat Tema
2. Menjelaskan Pola kalimat
3. Mahasiswa menulis karangan
Langkah langkah pembelajaran kelas eksperimen dengan menggunakan tehnik
clustering:
Treatment ( Langkah-langkah Pembelajaran )
1. Tulis Kosa kata di kertas sesuai tema
2. Beri lingkaran dalam tema tersebut
3. Gambar garis garis yang dapat menghubungkan tema dengan ide
4. Letakan ide di kotak atau lingkaran yang lebih kecil
5. Lihat ide yang telah terhubung
6. Mulailah menulis karangan
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif (Quantitative research), Sutedi
Dedi (2009: 19) menyatakan, penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya
berupa angka-angka yang diolah dengan menggunakan metode statistik. Dasar
penelitian kuantitatif adalah filosofi positivisme yang menekankan bahwa setiap
20
fenomena bersifat tetap, berdimensi tunggal dan fragmental, sehingga dianggap
tidak akan mengalami perubahan ketika penelitian sedang berlangsung. Oleh karena
itu dapat disusun suatu rancangan penelitian yang pasti dan tidak mengalami
perubahan selama penelitian berlangsung. Posisi peneliti terlepas dari objek yang
diteliti, penggunaan statistik sebagai alat ukur yang digunakan untuk menjaga
keobjeketifannya.
C. Variabel dan Indikator Pengukuran
Menurut Arikunto (2010:169) dalam penelitian yang mempelajari pengaruh
suatu treatment, terdapat variabel penyebab (X) atau variabel bebas ( independent
variabel ) dan variabel akibat ( Y) atau variabel terikat, tergantung, atau dependent
variabel . variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X)
dan variabel terikat (Y). Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel bebas ( X) : Tehnik clustering
2. Variabel terikat (Y) : Kemampuan menulis
D. Instrumen
1. Tes tulis
Instrumen peningkatan kemampuan menulis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah berbentuk tes menulis yaitu :
a. Tes
1). Membuat teks ( karangan ) dengan tehnik clustering.
b. Angket
21
Angket tertutup disebarkan ke mahasiswa, untuk mengetahui tingkat kepuasan
dan peningkatan kemampuan menulis mahasiswa
Sutedi Dedi (2009: 133) menyatakan, angket merupakan salah satu
instrumen pengumpul data penelitian yang diberikan pada responden (manusia
dijadikan objek penelitian). Tehnik angket ini dilaksanakan dengan cara
pengumpulan datanya melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan
disebarkan untuk mendapatkan keterangan dari responden.
E. Teknik Pengumpulan Data
Keseluruhan data tersebut di atas diperoleh dengan tiga teknik pengumpulan
data yaitu dengan posttest, angket , serta pengumpulan referensi. Berikut adalah
teknik pengumpulan data yang dilakukan
1. Data Primer
Data penelitian ini diperoleh dengan melakukan postest , untuk mengukur
pemahaman siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan tehnik
clustering. selain itu juga melalui angket.
2. Metode analisis data
a. Analisis Kuantitatif
Keseluruhan data yang diperoleh baik data primer dan sekunder
dikelompokkan menurut kategori-kategori tertentu sebagai validasi data
sebelum dilakukan analisis-analisis yang dilakukan dengan menggunakan
metode kuantitatif.
22
Tabel 1.1
Kisi – kisi Pertanyaan Angket
Sikap Indikator
Nomor
Ya Tidak
Sikap terhadap
pembelajaran mata
kuliah dengan
menggunakan tehnik
clustering
(angket tertutup )
Menunjukan kesukaan
terhadap mata kuliah
bahasa jepang dengan
menggunakan tehnik
clustering
Menunjukan
peningkatan motivasi
dalam pembelajaran
bahasa Jepang dengan
tehnik clustering
Menunjukan
persetujuan, tehnik
clustering dapat
meningkatan
kemampuan berbicara
bahasa Jepang
Menunjukan tehnik
clustering dapat
23
meningkatkan interaksi
antara mahasiswa
dengan mahasiswa ,
mahasiswa dengan
dosen
Sikap terhadap
pembelajaran dengan
menggunakan tehnik
clustering
( angket terbuka)
Menunjukan
ketertarikan dalam
pembelajaran bahasa
Jepang dengan
menggunakan tehnik
clustering
Menunjukan kendala
terhadap aktivitas
mahasiswa dalam
pembelajaran dengan
menggunakan tehnik
clustering
24
Permasalahan
1. Kemampuan menulis bahasa Jepang
2. Kurangnya Sumber daya manusia yang memiliki kemampuan menulis bahasa Jepang
di industry
Metode Penelitian
kuantitatif
Analisa
Data primer
1. Tes
2. Angket
Treatment ( Langkah-langkah Pembelajaran )
1. Tulis Kosa kata di kertas sesuai tema
2. Beri lingkaran dalam tema tersebut
3. Gambar garis garis yang dapat menghubungkan tema dengan ide
4. Letakan ide di kotak atau lingkaran yang lebih kecil
5. Lihat ide yang telah terhubung
6. Mulailah menulis karangan
Hasil Penelitian
1. Mengidentifikasi kemampuan menulis bahasa Jepang
2. Menganalisa tingkat daya saing, sumber daya manusia yang mampu berbahasa
Jepang di Industri
Luaran
1. Publikasi strategi meningkatkan
kemampuan menulis
2. Skripsi
3.
Berbahasa Jepang kepariwisataan
25
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen murni yang dilakukan
terhadap mahasiswa semster IV Jurusan Sastra Jepang STBA JIA tahun
akademik 2017-2018. Sampel penelitian ini terdiri dari 15 mahasiswa di kelas A
dan 15 mahasiswa di kelas B. Teknik pembelajaran yang digunakan untuk
menguji efektivitas adalah teknik clustering dalam pembelajaran shochuukyuu
sakubun.
Pertemuan yang dilakukan selama penelitian yaitu sebanyak 6 kali
pertemuan. Berikut adalah laporan kegiatan yang dilakukan selama penelitian:
1. Agenda Kegiatan Penelitian di Kelas Validitas (Selasa, 3 Juli 2018)
Sebelum penulis melakukan treatment di kelas eksperimen dan kelas
kontrol, penulis terlebih dahulu melakukan uji validitas. Penulis melakukan
uji validitas di kelas shift semester IV Jurusan Sastra Jepang STBA JIA. Pada
pertemuan ini penulis membagikan soal yang telah dibuat sebelumnya.
Mahasiswa diberikan waktu selama 60 menit untuk mengerjakan.
26
2. Deskripsi Kegiatan Penelitian di Kelas Eksperimen (IV A)
a. Pertemuan pertama (Rabu, 4 Juli 2018)
Pertemuan pertama dilakukan pada kelas A dengan jumlah
mahasiswa yang hadir sebanyak 15 orang. Pada pertemuan ini penulis
hanya melakukan pretest berupa soal dan mahasiswa diberikan waktu
selama 60 menit untuk mengerjakan.
b. Pertemuan kedua (Rabu, 4 Juli 2018)
Pertemuan kedua dilakukan treatment pertama pembelajaran
shochuukyuu sakubun menggunakan teknik clustering. Pembahasan
yang pertama adalah bab 13「 私の夢」 yang menggunakan bahan ajar
yasashi sakubun. pada pertemuan ini, penulis terlebih dahulu
menjelaskan mengenai teknik clustering dan bagaimana cara
menuliskannya. Penulis memaparkan contoh clustering yang dibuat
melalui media powerpoint dan mahasiswa mendengarkan dengan
seksama. Setelah itu mahasiswa diminta untuk memahami contoh
sakubun yang terdapat dalam bab 13. Setelah memahami bersama-
sama, penulis meminta mahasiswa memikirkan mengenai mimpinya
dengan bertanya 「将来何なりたいですか」mahasiswa pun menjawab
dengan berbagai profesi yang mereka harapkan. Setelahnya penulis
meminta mahasiswa untuk menuliskan impiannya di tengah kertas dan
melingkarinya. Lalu dibuat garis-garis yang berhubungan dengan ide
ide yang akan mereka kembangkan menjadi sebuah karangan. Setelah
27
semua ditulis mahasiswa akan melihat bagaimana ide-ide tersebut
berhubungan untuk menentukan alur dan poin-poin yang akan dibahas.
Setelah pembelajaran selesai, penulis menyimpulkan materi hari ini
dan memberi tugas.
c. Pertemuan ketiga (Rabu, 11 Juli 2018)
Pertemuan ketiga dimulai dengan membahas tugas tema kemarin
dan meminta mahasiswa untuk mengumpulkan karangan yang telah
dibuat. Pada pertemuan ini, membahas bab 14 dengan tema 「隣の人に
ひとこと」. Mahasiswa diminta untuk membaca dan memahami contoh
karangan pada bab 14. Selanjutnya penulis mencontohkan membuat
clustering atau pengelompokan ide-ide yang akan dibuat dalam
karangan terkait dengan tema. Mahasiswa memahami dengan seksama
dan mengajukan pertanyaan apabila ada yang belum jelas. Selanjutnya
mahasiswa diminta untuk mengelompokan ide-ide sesuai dengan tema
yaitu menyampaikan hal yang ingin disampaikan kepada orang yang
disebelahnya, dalam hal ini penulis meminta mahasiswa untuk
menuliskan sebuah karangan yang berisi hal yang ingin disampaikan
kepada teman sekelasnya. setelah menuliskan pengelompokan ide
selesai, mahasiswa diminta untuk menuliskannya di kertas
genkouyoshi. Karangan yang telah dibuat, dikumpulkan dan akan
diberikan salinannya kepada teman yang dibicarakan dalam kertas.
28
d. Pertemuan keempat ( Rabu, 18 Juli 2018)
Pada pertemuan keempat membahas bab 16 yaitu 「ごみ:国との
比較」dalam bab ini mahasiswa diminta untuk menggambarkan hal-
hal yang kurang baik dari negara Jepang dan membandingkannya
dengan negara Indonesia. Sebelumnya mahasiswa diminta untuk
memahami contoh karangan dan mencoba membuat poin yang
berkenaan dengan tema dibantu oleh penulis. Selanjutnya mahasiswa
diminta untuk menuliskan tema di tengah kertas yaitu 「日本の良くない
こ と 」 dan menuliskan poin-poin yang berhubungan dengan tema
tersebut. Setelah semua poin dibuat dan melihat hubungan antar ide
maka selanjutnya menuliskan dalamm bentuk karangan yang utuh
dalam kertas genkouyoshi.
e. Pertemuan kelima (Rabu, 25 Juli 2018)
Pada pertemuan kelima, membahas tema 「交通:国との比較」
pada bab ini, mahasiswa diminta untuk menggambarkan hal-hal yang
tidak baik dari negara Indonesia dan membandingkannya dengan
negara Jepang. mahasiswa diminta untuk menuliskan ide-idenya
dalam kertas dan menghubungkannya. Setelah semua ide ditulis,
mahasiswa melihat hubungan antar ide dan dapat melihat alur
29
karangan yang akan dibuat. Setelahnya mahasiswa diminta untuk
menuliskannya di tas kertas genkoyoshi.
f. Pertemuan keenam (Rabu, 25 Juli 2018)
Pada pertemuan hari ini hanya dilakukan posttest baik kelas
ekperimen maupun kelas kontrol. Posttest dilakukan dengan memberi
soal dan mahasiswa diminta menulis karangan selama 60 menit.
3. Deskripsi Kegiatan Penelitian di Kelas Kontrol (IV B)
a. Pertemuan pertama (Rabu, 4 Juli 2018)
Pertemuan pertama di kelas kontrol yaitu hanya melakukan tes
awal atau pretest dengan mengisi soal yang telah dibuat oleh penulis.
Mahasiswa diminta untuk membuat karangan sesuai dengan ketentuan
yang telah dibuat oleh penulis. Mahasiswa diberi waktu mengerjakan
selama 60 menit.
b. Pertemuan kedua (Rabu, 4 Juli 2018)
Pada pertemuan kedua di kelas kontrol, penulis membahas bab 13
yaitu 「私の夢」. Selama pembelajaran di kelas kontrol penulis tidak
menerapkan teknik clustering dan menggunakan metode konvensional.
Penulis meminta mahasiswa untuk memahami contoh isi karangan bab
13. Selanjutnya mahasiswa diminta untuk membuat karangan dengan
judul yang sama sesuai dengan impian masing-masing. Setelah
30
pertemuan selesai, penulis bersama mahasiswa menyimpulkan
pembelajaran hari ini dan membahas untuk pertemuan selanjutnya.
c. Pertemuan ketiga (Rabu, 11 Juli 2018)
Pada pertemuan ketiga membahas bab 14 dengan tema 「隣の人に
ひとこと」penulis dan mahasiswa bersama membahas dan memahami
contoh isi karangan bab 14. Setelah memahami contoh isi karangan,
mahasiswa diminta untuk membuat karangan dengan menuliskan hal
yang ingin disampaikan dengan memilih salah satu teman di kelas.
d. Pertemuan keempat (Rabu, 18 Juli 2018)
Pada petemuan keempat membahas bab 16 yaitu 「ごみ:国との比
較」dalam bab ini mahasiswa diminta untuk menggambarkan hal-hal
yang kurang baik dari Jepang dan membandingkannya dengan negara
Indonesia. Mahasiswa diminta untuk memahami isi contoh karangan
dengan membaca dan mengartikannya perkalimat secara bergantian.
Selanjutnya mahasiswa diminta untuk membuat karangan sesuai
dengan tema di atas kertas genkouyoshi.
e. Pertemuan kelima (Rabu, 25 Juli 2018)
Pada pertemuan ini membahas bab selanjutnya yaitu bab 17. Pada
bab ini mahasiswa diminta untuk menggambarkan hal-hal yang
31
kurang baik dari negara Indonesia dan membandingkannya dengan
negara Jepang. setelah mahasiswa memahami isi contoh karangan,
mahasiswa diminta membuat dengan tema yang sama dan menulisnya
di atas kertas genkouyoshi.
f. Pertemuan keenam (Rabu, 25 Juli 2018)
Pada pertemuan hari ini hanya dilakukan posttest baik kelas
ekperimen maupun kelas kontrol. Posttest dilakukan dengan memberi
soal dan mahasiswa diminta menulis karangan selama 60 menit.
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data. Penulis
menguji normalitas antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji normalitas
dilakukan menggunakan program SPSS 25 dengan taraf signifikasi 0,05.
a. Uji Normalitas Data Pretest
Berdasarkan data responden yang berjumlah 15 orang, berikut
merupakan tabel nilai mean atau rata-rata yang diperoleh kelas
eksperimen dan kontrol.
Tabel 4.1
Descriptive Nilai Pretest
Statistic Std. Error
EKSPERIMEN Mean 75,7333 2,74550
Median 76,0000
32
Std. Deviation 10,63328
Minimum 52,00
Maximum 96,00
KONTROL Mean 71,4667 2,64371
Median 76,0000
Std. Deviation 10,23905
Minimum 52,00
Maximum 88,00
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai mean atau rata-rata
mahasiswa untuk pretest di kelas eksperimen sebesar 75,7333 yang
dibulatkan menjadi 75,7 dan mean di kelas kontrol sebesar 71,4667
dibulatkan menjadi 71,5. Sedangkan untuk nilai median di kelas
eksperimen sebesar 76,0000 atau bila dibulatkan menjadi 76 dan kelas
kontrol memiliki nilai yang sama. Untuk standar deviasi pada kelas
eksperimen sebesar 10,63328 atau 10,63 sedangkan pada kelas kontrol
sebesar 10,23905 atau 10,23. Untuk Nilai minimum pada kelas eksperimen
dan kontrol sebesar 52. Sedangkan untuk nilai maksimum kelas
eksperimen memiliki nilai yang lebih besar yaitu 96, sedangkan kelas
kontrol memiliki nilai maksimum sebesar 88.
Untuk menguji normalitas, dilakukan perhitungan menggunakan
program SPSS 25 dengan rumus uji Shapiro-Wilk.
Tabel 4.2
Normalitas Distribusi Pretest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Shapiro-Wilk
33
Statistic Df Sig.
EKSPERIMEN ,955 15 ,600
KONTROL ,936 15 ,340
Berdasarkan hasil output di atas nilai pretest untuk kelas eksperimen
adalah 0,600 dan kelas kontrol adalah 0,340. Karena nilai signifikasi kedua
kelas lebih besar dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa kedua kelas
berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dari grafik
berikut:
Gambar 4.1
Normalitas Q-Q Plot Pretest
Kelas Eksperimen
34
Gambar 4.2
Normalitas Q-Q Plot Pretest
Kelas Kontrol
Jika suatu distribusi data normal, maka data akan tersebar di sekeliling
garis. Berdasarkan kedua grafik menunjukan titik atau data berada di
sekitar garis lurus, sehingga dengan demikian dapat disimpullkan bahwa
kedua kelas berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas Data Posttest
Berdasarkan data responden yang berjumlah 15 orang, berikut
merupakan tabel nilai mean atau rata-rata yang diperoleh kelas
eksperimen dan kontrol.
Tabel 4.3
Descriptive Nilai Posttest
Statistic Std. Error
EKSPERIMEN Mean 87,7333 1,32186
Median 88,0000
Std. Deviation 5,11952
Minimum 80,00
Maximum 96,00
35
KONTROL Mean 75,2000 3,49585
Median 72,0000
Std. Deviation 13,53936
Minimum 52,00
Maximum 92,00
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai mean atau rata-rata
mahasiswa untuk posttest di kelas eksperimen sebesar 87,7333 atau yang
dibulatkan menjai 87,7 dan mean di kelas kontrol sebesar 75,2000 atau
75,2. Sedangkan untuk nilai median di kelas eksperimen sebesar 88,0000
atau 88,0 dan kelas kontrol sebesar 72,0000 atau 72,0. Untuk standar
deviasi pada kelas eksperimen sebesar 5,11952 yang dibulatkan menjadi
5,12 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 13,53936 atau 13,54. Untuk
Nilai minimum pada kelas eksperimen 80,00 dan kontrol sebesar 52,00.
Sedangkan untuk nilai maksimum kelas eksperimen memiliki nilai yang
lebih besar yaitu 96, sedangkan kelas kontrol memiliki nilai maksimum
sebesar 92.
Untuk menguji normalitas, dilakukan perhitungan menggunakan
program SPSS 25 dengan rumus uji Shapiro-Wilk.
Tabel 4.4
Normalitas Distribusi Posttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
36
BBerdasarkan hasil output di atas uji normalitas dengan menggunakan
uji Shapiro Wilk pada tabel 4.3 nilai posttest untuk kelas eksperimen
adalah 0,084 dan kelas kontrol adalah 0,185. Karena nilai signifikasi kedua
kelas lebih besar dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa kedua kelas
berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dari grafik
berikut:
Gambar 4.3
Normalitas Q-Q Plot Posttest
Kelas Eksperimen
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
EKSPERIMEN ,897 15 ,084
KONTROL ,919 15 ,185
37
Gambar 4.4
Normalitas Q-Q Plot Posttest
Kelas Kontrol
Berdasarkan kedua grafik menunjukan titik atau data berada di sekitar
garis lurus, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua
kelas berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui sama tidaknya
variansi-variansi dua buah distribusi. Dalam hal ini penulis menggunakan
program SPSS 25 dengan menggunakan uji Levene. Taraf signifikasi untuk uji
38
homogenitas adalah 0,05. Setelah dilakukan pengolahan data, hasil uji
homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut,
Tabel 4.5
Homogenitas Dua Varians Pretest dan Posttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1,592 1 58 ,212
Berdasarkan hasil output uji homogenitas dua varians dengan
menggunakan uji Levene nilai signifikasinya adalah 0,212. Karena nilai
signifikasinya lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa varians
kedua kelas tersebut sama atau homogen.
C. Analisis Data
1. Pengolahan Data Pretest
Dalam bab ini penulis menghitung untuk menguji kebenaran hipotesis
yang telah penulis rumuskan sebelumnya, yaitu apakah Ho (tidak terdapat
pengaruh teknik clustering terhadap mahasiswa) dan Ha (terdapat pengaruh
teknik clustering terhadap mahasiswa) diterima atau ditolak.
39
Setelah melalui perhitungan normalitas dan homogenitas, diketahui
bahwa kedua kelas berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen.
Selanjutnya dilakukan uji kesamaan rerata untuk data pretest dengan uji t
melalui program SPSS 25 yang menggunakan Independent Sample T-Test
dengan taraf signifikansi 0,05.
Tabel 4.6
Output Uji-t Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2tailed)
Mean
Difference
Std.
Error
Differen
ce
95%
Confidence
Interval of
the
Difference
Lower Upper
Hasil
Pretest
Equal
variances
assumed
,114 ,739 1,119 28 ,272 4,26667 3,81143 -
3,54
069
12,0
740
2
Equal
variances not
assumed
1,119 27,9
60
,272 4,26667 3,81143 -
3,54
119
12,0
745
2
Pada tabel 4.6 p-valued untuk 2-tailed adalah 0,272. Karena nilai p-
valued = 0,272 > = 0,05 maka Ho : μ1 ≤ μ2 diterima dan Ha : μ1 > μ2 ditolak,
sehingga saat pretest atau ketika treatment belum dilakukan tidak ada
perbedaan nilai rata-rata mahasiswa.
40
2. Pengolahan Data Postest
Selanjutnya adalah melihat nilai hasil postest setelah dilakukannya
treatment pada mahasiswa di kelas eksperimen dan penggunaan metode
konvensional di kelas kontrol. Perhitungan ini dilakukan dengan program
SPSS 25 menggunakan Independent Sample T-Test dengan taraf signifikansi
0,05.
Tabel 4.7
Output Uji-t Posttest kelas Ekspermen dan Kelas Kontrol
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differe
nce
Std.
Error
Differe
nce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Hasil
Posttest
Equal
variances
assumed
5,061 ,033 2,40
6
28 ,023 9,7142
9
4,0367
8
1,4453
3
17,983
24
Equal
variances not
assumed
2,33
7
21,5
34
,029 9,7142
9
4,1562
4
1,0839
5
18,344
62
Berdasarkan tabel di atas, nilai p-valued untuk hasil posttest adalah 0,023.
Karena p-valued = 0,023 < = 0,05, berdasarkan hipootesis statistik yang
telah dirumuskan di atas maka, Ho : μ1 ≤ μ2 ditolak dan Ha : μ1 > μ2 diterima.
41
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis mahasiswa yang
mendapatkan perlakuan teknik clustering lebih baik daripada siswa yang
mendapatkan pembelajaran dengan teknik konvensional.
Berikut adalah gambaran hasil rata-rata pretest dan posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol:
0
20
40
60
80
100
Pretest
Posttest
Pretest 75,7 71,5
Posttest 87,7 75,2
Eksperimen Kontrol
Gambar 4.5
Diagram Nilai Rata-Rata Pretest dan Posttest
Kelas Kontrol dan Eksperimen
Berdasarkan hasil gambar diagram di atas, dapat diketahui bahwa hasil
pretest di kelas eksperimen memliki nilai yang lebih tinggi dibanding kelas
kontrol dengan taraf signifikan yang rendah. Sedangkan untuk hasil posttest,
nilai di kelas eksperimen memiliki hasil yang cukup tinggi dibandingkan
dengan kelas kontrol. Dalam artian bahwa perubahan nilai terjadi secara
signifikan setelah diberikannya perlakuan teknik clustering. Dalam hal ini
42
teknik clustering dikatakan efektif untuk digunakan dalam pembelajaran
shochuukyuu sakubun.
3. Pengolahan Data Nilai Efektivitas Pembelajaran
Untuk menguji efektivitas teknik clustering dalam pembelajaran
shochuukyuu sakubun, penulis menggunakan program SPSS 25 dengan
mencari gain score berdasarkan hasil rata-rata pretest dan posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Hasil gain dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 4.8
Tabel Perbandingan Nilai Gain Score
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
gain Kelas Eksperimen 15 12,0000 12,18899 3,14718
Kelas Kontrol 15 3,7333 17,85444 4,61000
Pada tabel 4.8 di atas diketahui bahwa nilai mean di kelas eksperimen
lebih besar yaitu 12,0000 sedangkan di kelas kontrol sebesar 3,7333.
Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model
quantum learning teknik clustering dalam pembelajaran shochuukyuu
sakubun lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran shochuukyuu
sakubun dengan metode konvensional.
4. Pengolahan Data Angket
43
Angket ini diberikan pada mahasiswa untuk mengetahui ketertarikan
mahasiswa kelas eksperimen yang berjumlah 15 responden terhadap teknik
clustering dalam pembelajaran shochuukyuu sakubun. Angket ini berisi 15
pertanyaan dengan menggunakan jenis angket tertutup. Angket ini berisi
pertanyaan seputar menulis dalam bahasa Jepang, teknik clustering, dan
pembelajaran shochuukyuu sakubun.
Perhitungan angket dalam penulisan ini menggunakan rumus sebagai
berikut:
Pernyataan nomor 1 : menulis dalam bahasa Jepang mudah
Tabel 4.9
Hasil Angket Nomor 1
Jawaban Skor F Skor X F %
Ya 2 9 18 60
Tidak 1 6 6 40
Jumlah 15 24 100
Skor tertinggi : 15 x 2 = 30
44
Hasil item angket nomor 1 yaitu 80%. Berdasarkan table di atas jumlah
mahasiswa yang menjawab ya sebanyak 60%. Sedangkan mahasiswa yang
menjawab tidak sebanyak 40%. Analisis penulis terhadap pernyataan nomor
1 adalah mahasiswa sebagian besar menyatakan bahwa menulis bahasa
Jepang itu mudah.
Pertanyaan nomor 2 : keterampilan menulis adalah keterampilan
yang paling sulit dikuasai
Tabel 4.10
Hasil Angket Nomor 2
Jawaban Skor F Skor x f %
Ya 2 6 12 40
Tidak 1 9 9 60
Jumlah 15 21 100
Skor tertinggi : 15 x 2 = 30
Hasil angket untuk pernyataan nomor 2 adalah 70%. Berdasarkan tabel
diatas diketahui bahwa jumlah mahasiswa yang menjawab ya sebanyak 40%,
sedangkan mahasiswa yang menjawab tidak sebanyak 60%. Analisis penulis
45
terhadap pernyataan nomor 2 adalah sebagian besar mahasiswa beranggapan
bahwa keterampilan menulis adalah keterampilan yang tidak sulit dikuasai.
Pernyataan nomor 3 : saya sering mengalami kebuntuan ide dalam
menulis
Tabel 4.11
Hasil Angket Nomor 3
Jawaban Skor F Skor x f %
Ya 2 11 22 73,3
Tidak 1 4 4 26,7
Jumlah 15 26 100
Skor tertinggi : 15 x 2 = 30
Hasil angket untuk pernyataan nomor 3 adalah 86,7%. Berdasarkan hasil
tabel diatas sebanyak 73,3% mahasiswa menjawab ya dan 26,7% mahasiswa
menjawab tidak. Analisis penulis terhadap pernyataan angket nomor 3 adalah
sebagian besar mahasiswa beranggapan bahwa mahasiswa sering mengalami
kebuntuan ide dalam menulis atau yang biasa disebut dengan writer’s block.
Maka dari itu menulis dibutuhkan pembiasaan dan teknik yang tepat agar
kemampuan menulis dapat meningkat.
46
Pernyataan nomor 4 : saya mudah mnedapatkan ide ketika menulis
sakubun.
Tabel 4.12
Hasil Angket Nomor 4
Skor tertinggi : 15 x 2 = 30
Hasil angket untuk pernyataan nomor 4 adalah 66,7%. Berdasarkan hasil
tabel diatas bahwa 33,3% mahasiswa menjwab tidak dan 66,7% mahasiswa
menjawab ya. Analisis peneiti terhadap pernyataan nomor 4 adalah sebagiian
besar mahasiswa menyatakan bahwa sulit untuk menemukan ide dalam
menulis shochuukyuu sakubun. Terkadang mahasiswa mudah untuk
memikirkan dalam pikirannya tapi sulit saat mencoba untuk menuangkannya
di atas kertas.
Jawaban Skor F Skor x f %
Ya 2 5 10 33,3
Tidak 1 10 10 66,7
Jumlah 15 20 100
47
Pernyataan nomor 5 : menulis shochuukyuu sakubun menggunakan
teknik clustering memudahkan saya untuk menemukan ide dalam
menulis.
Tabel 4.13
Hasil Angket Nomor 5
Jawaban Skor F Skor x F %
Ya 2 14 28 93,3
Tidak 1 1 1 6,7
Jumlah 15 29 100
Skor tertinggi : 15 x 2 = 30
Hasil angket unutk pernyataan nomor 5 adalah 96,7%. Berdasarkan hasil
tabel diatas diketahui bahwa sebanyak 93,3% mahasiswa menjawab ya dan
6,7% menjawab tidak. Analisis penulis terhadap hasil tabel diatas adalah
hampir semua mahasiswa menyatakan bahwa teknik clustering dapat
memudahkan mereka dalam menemukan ide untuk menulis. Dengan
penggunaan teknik clustering mahasiswa dapat menulis ide sebanyak-
banyaknya yang terpikirkan oleh mereka dan dapat memilih ide mana yang
akan ditulis di dalam karangan. Dengan ini mahasiswa juga dapat
48
menentukan ide mana yang terlebih dahulu ditulis dan yang sebainya ditulis
maupun tidak.
Pernyataan nomor 6 : saya menjadi lebih sulit menemukan ide
dengan menggunakan teknik clustering.
Tabel 4.14
Hasil Angket Nomor 6
Skor tertinggi : 15 x 2 = 30
Hasil angket unutk pernyataan nomor 6 adalah 53,3%. Berdasarkan hasil
tabel di atas hampir semua mahasiswa menjawab tidak dengan presentase
sebanyak 93,3%. Sedangkan mahasiswa yang menjawab ya sebanyak 6,7%.
Hal ini menunjukan hampir semua mahasiswa beranggapan bahwa mereka
tidak sulit untuk menemukan ide ketika menggunakan teknik clustering.
Jawaban Skor F Skor x F %
Ya 2 1 2 6,7
Tidak 1 14 14 93,3
Jumlah 15 16 100
49
Pernyataan nomor 7 : saya dapat menemukan alur yang tepat ketika
menggunakan teknik clustering.
Tabel 4.15
Hasil Angket Nomor 7
Jawaban Skor F Skor x F %
Ya 2 12 24 80,0
Tidak 1 3 3 20,0
Jumlah 15 27 100
Skor tertinggi : 15 x 2 = 30
Hasil angket untuk pernyataan nomor 7 adalah 90%. Berdasarkan hasil
tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 80% mahasiswa menjawab ya
dan sebanyak 20% menjawab tidak. Analisis penulis terhadap pernyataan ini
adalah sebagian besar mahasiswa menyatakan bahwa mereka dapat
menemukan alur yang t epat ketika menggunakan teknik clustering. Hal ini
disebabkan karena ketika menggunakan teknik clustering, ide-ide yang telah
ditulis oleh mahasiswa dapat dilihat kembali untuk menentukan mana dulu
yang lebih baik ditulis. Sehingga akan menciptakan alur yang baik.
50
Pernyataan nomor 8 : saya sulit mengembangkan alur ketika
menggunakan teknik clustering.
Tabel 4.16
Hasil Angket Nomor 8
Skor tertinggi : 15 x 2 = 30
Hasil angket untuk pernnyataan nomor 8 adalah 60%. Berdasarkan hasil
tabel di atas mennujukan bahwa sebanyak 20% mahasiswa menjawab ya dan
sebanyak 80% mahasiswa menjawab tidak. Analisis penulisi terhadap
pernyataan di atas yaitu sebagian besar mahasiswa beranggapan bahwa
mereka tidak sulit untuk mengembangkan alur ketika menggunakan teknik
clustering dalam pembelajaran shochuukyuu sakubun.
Jawaban Skor F Skor x F %
Ya 2 3 6 20,0
Tidak 1 12 12 80,0
Jumlah 15 18 100
51
Pernyataan nomor 9 : saya suka mempalajari shochuukyuu sakubun.
Tabel 4.17
Hasil Angket Nomor 9
Jawaban Skor F Skor x F %
Ya 2 12 24 80,0
Tidak 1 3 3 20,0
Jumlah 15 27 100
Skor tertinggi : 15 x 2 = 30
Hasil angket untuk pernyataan nomor 9 adalah 90%. Berdasarkan hasil
tabel di atas mahasiswa yang menjawab ya sebanyak 80% sedangkan 20%
mahasiswa menjawab tidak. Analisis penulis berdasarkan hasil tabel di atas
yaitu bahwa sebagian besar mahasiswa suka untuk mempelajari shochuukyuu
sakubun.
52
Pernyataan nomor 10 : teknik dalam penulisan shochuukyuu
sakubun sulit.
Tabel 4.18
Hasil Angket Nomor 10
Jawaban Skor F Skor x F %
Ya 2 8 16 53,3
Tidak 1 7 7 46,7
Jumlah 15 23 100
Skor tertinggi : 15 x 2 = 30
Hasil angket untuk pernyataan nomor 10 adalah 76,7%. Berdasarkan
hasil tabel di atas mahasiswa yang menjawab ya sebanyak 53,3% sedangkan
yang menjawab tidak sebanyak 46,7%. Analisis penulis terhadap hasil angket
di atas yaitu mahasiswa yang menganggap bahwa teknik dalam penulisan
sakubun itu sulit lebih banyak. Memang dalam menulis karangan dalam
bahasa Jepang memiliki aturan atau tekniknya sendiri yang sangat berbeda
dengan Indonesia. Maka dari itu diperlukan latihan dan pemahaman
pengetahuan sebelumnya sebelum mencoba menulis karangan taua
shochuukyuu sakubun dalam bahasa Jepang.
53
Pernyataan nomor 11 : pembelajaran shochuukyuu sakubun
menggunakan teknik clustering menarik.
Tabel 4.19
Hasil Angket Nomor 11
Jawaban Skor F Skor x F %
Ya 2 14 28 93,3
Tidak 1 1 1 6,7
Jumlah 15 29 100
Skor tertinggi : 15 x 2 = 30
Hasil angket untuk pernyataan nomor 11 adalah 96,7%. Berdasarkan
tabel di atas dikethui banwa sebanyak 93,3% mahasiswa menjawa ya dan
6,7% mahasiswa menjawab tidak. Hal ini berarti bahwa hampir semua
mahasiswa beranggapan pembelajaran shochuukyuu sakubun menggunakan
teknik clutering itu menarik.
54
Pernyataan nomor 12 : teknik clustering cocok untuk pembelajaran
shochuukyuu sakubun.
Tabel 4.20
Hasil Angket Nomor 12
Jawaban Skor F Skor x F %
Ya 2 14 28 93,3
Tidak 1 1 1 6,7
Jumlah 15 29 100
Skor tertinggi : 15 x 2 = 30
Hasil angket untuk pernyataan nomor 11 adalah 96,7%. Berdasarkan
tabel di atas dikethui banwa sebanyak 93,3% mahasiswa menjawa ya dan
6,7% mahasiswa menjawab tidak. Hal ini berarti bahwa hampir semua
mahasiswa beranggapan teknik clustering cocok digunakan untuk
pembelajaran shochuukyuu sakubun.
55
Pernyataan nomor 13 : teknik clustering mudah dipahami.
Tabel 4.21
Hasil Angket Nomor 13
Jawaban Skor F Skor x F %
Ya 2 14 28 93,3
Tidak 1 1 1 6,7
Jumlah 15 29 100
Skor tertinggi : 15 x 2 = 30
Hasil angket untuk pernyataan nomor 11 adalah 96,7%. Berdasarkan
tabel di atas dikethui banwa sebanyak 93,3% mahasiswa menjawab ya dan
6,7% mahasiswa menjawab tidak. Hal ini berarti bahwa hampir semua
mahasiswa beranggapan teknik clustering mudah dipahami.
56
Pernyataan nomor 14 :saya menyukai teknik clustering dalam
pembelajaran shochuukyuu sakubun.
Tabel 4.22
Hasil Angket Nomor 14
Jawaban Skor F Skor x F %
Ya 2 13 26 86,7
Tidak 1 2 2 13,3
Jumlah 15 28 100
Skor tertinggi : 15 x 2 = 30
Hasil angket untuk pernyataan nomor 14 adalah 93,3%. Berdasarkan
hasil tersebut diketahui bahwa jumlah mahasiswa yang menjawab ya
sebanyak 86,7% dan yang menjawab tidak sebanyak 13,3%. Analisis penulis
terhadap hasil tabel di atas adalah sebagian besar mahasiswa beranggapan
bahwa mereka menyukai teknik clustering untuk diterapkan dalam
pembelajaran shochuukyuu sakubun.
57
Pernyataan nomor 15 : mata kuliah shochuukyuu sakubun
merupakan mata kuliah yang sulit
Tabel 4.23
Hasil Angket Nomor 15
Jawaban Skor F Skor x F %
Ya 2 7 14 46,7
Tidak 1 8 8 53,3
Jumlah 15 22 100
Skor tertinggi : 15 x 2 = 30
Hasil angket untuk pernnyataan nomor 15 adalah 73,3%. Berdasarkan
hasil tersebut dikethui bahwa sebanyak 46,7% mahasiswa menjawab ya dan
53,3% mahasiswa menjawab tidak. Analisis penulis terhadap jawaban di atas
yaitu mahasiswa yang beranggapan bahwa shochuukyuu sakubun merupakan
mata kuliah yang sulit lebih sedikit. Dengan ini mahasiswa yang menyatakan
bahwa mata kuliah shochuukyuu sakubun tidaklah sulit lebih mendominasi.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Penulis menggunakan quantum learning teknik clustering dalam
pembelajaran shochuukyuu sakubun untuk meningkatkan kemampuan menulis
mahasiswa semster IV Jurusan Sastra Jepang STBA JIA. Dalam penulisan ini
58
terdapat beberapa fakta yaitu terdapat kemampuan yang berbeda dari kelas
eksperimen yang menggunakan teknik clustering dan kelas kontrol yang tidak
menggunakakn teknik lustering dalam penerapan pembelajaran shochuukyuu
sakubun.
Kelas eksperimen yang menggunakan teknik clustering dalam
pembelajarannya mendapatkan nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional.
Nilai rata-rata pretest pada kelas eksperimen yaitu 75,7 sedangkan nilai
pretest untuk kelas kontrol yaitu 71,5. Untuk nilai rata-rata posstest kelas
eksperimen sebesar 87,7, sedangkan kelas kontrol yaitu 75,2. Berdasarkan hasil
tersebut jelas terlihat bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata yang signifikan
antara kedua kelas.
Pada penelitian ini penulis melakukan 6 kali pertemuan. Pertemuan
pertama dilakuan pretest yang selanjutnya dilakukan treatment sampai
pertemuan ke-5, sedangkan untuk pertemuan ke-6 dilakukan posttest.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan program bantu hitung SPSS
25. Dimana dalam perhitungan ini penulis melakukan perhitungan dimulai dari
uji validitas, reliabilitas, normalitas, homogenitas, uji rata-rata dengan uji-t,
menghitung nilai normalized gain atau efektivitas pembelajaran, dan
menghitung nilai angket.
Dalam uji validitas, penulis menggunakan kelas shift Program Studi
Sastra Jepang STBA JIA. Hasil dari uji validitas dikatakan bahawa soal yang
dibuat oleh penulis termasuk valid dan dapat digunakan untuk penulisan. Setelah
59
menghitung nilai validitas, penulis menghitung reliabilitas hasil karangan
mahasiswa dan didapatkan bahwa hasilnya adalah reliabel dalam artian soal
bersifat „ajeg‟.
Setelah itu, penulis melakukan treatment di kelas eksperimen dan di
kelas kontrol. Di kelas eksperimen, penulis menggunakan teknik clustering
dalam pembelajaran shochuukyuu sakubun, sedangkan di kelas kontrol penulis
menggunakan metode konvensional.
Setelah melakukan treatment, penulis menghitung uji normalitas hasil
data pretest dan data posttest. Diketahui bahwa uji normalitas mendapatkan
nilai 0,600 untuk kelas eksperimen dan 0,84 untuk kelas kontrol.
Pada uji normalitas menggunakan program SPSS 25 dengan rumus uji
Saphiro-Wilk diketahui hasil nilai pretest untuk kelas eksperimen yaitu 0,600
sedangkan kelas kontrol yaitu 0,84. Sedangkan nilai uji normalitas pada uji
posttest sebesar 0,84 untuk kelas eksperimen dan 0,185 untuk kelas kontrol.
Nilai signifikansi uji normalitas yautu sebesar 0,05. Karena hasil kedua kelas
lebih besar dari 0,05 maka dapat dimpulkan bahwa kedua varian berdistribusi
normal.
Uji homogenitas dihitung menggunakan program SPSS 25. Uji homogenitas
digunakan menggunakan uji Levene dan didapatkan hasil sebesar 0,212. Setelah
dikonsultasikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,05 maka dapat dikatakan
bahwa kedua kelas memiliki varians yang sama atau bersifat homogen.
Setelah diketahui bahwa data berdistribusi normal dan homogen, selanjutnya
dilakukan uji rata-rata menggunakan uji-t. Perhitungan uji t dihitung
60
menggunakan program SPSS 25 dihitung dengan uji independent sample t-test.
Setelah dihitung diketahui bahwa nilai pretest sebesar 0,272 dan nilai posttest
sebesar 0,023. Setelah dikonsultasikan nilai posttest lebih besar dari nilai
signifikansi 0,05 maka dapat dikatakan bahwa adanya perbedaan yang signifikan
antara kelas eksperimen yang menggunakan teknik clustering dan kelas kontrol
yan gmenggunakan metode konvensional.
Setelah diketahui uji t, maka selanjutntya menghitung efektivitas atau
gain. Dalam menghitung gain penulis menggunakan program SPSS 25. setelah
dihitung diketahui bahwa nilai gain untuk kelas ekpserimen sebesar 12,00
sedangkan kelas kontrol sebesar 3,73. Berdasarkan nilai tersebut nilai kelas
eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol, dengan ini dikatakan bahwa
penggunaan teknik clustering lebih efektif daripada kelas yanng menggunakan
metode konvensional.
Dalam penelitian ini, penulis menyebar angket guna mengetahui
ketertarikan mahasiswa terhadap teknik clustering dalam pembelajaran
shochuukyuu sakubun. Berdasarkan hasil angket diketahui sebanyak 80%
mahasiswa menjawab bahwa menulis dalam bahasa Jepang itu mudah, 70%
mahasiswa menjawab bahwa keterampilan menulis adalah keterampilan yang
sulit dikuasai, 86,7% mahasiswa menjawab bahwa mereka sering mengalami
kebuntuan ide dalam menulis, 66,7% mahasiswa menjawab mudah mendapatkan
ide ketika menulis, sebanyak 96,7% mahasiswa menjawab bahwa teknik
clustering memudahkan mereka untuk menemukan ide dalam menulis, sebanyak
53,3% mahasiswa menjawab bahwa mereka sulit menemukan ide dalam menulis
61
pada saat menggunakan teknik clustering, sebanyak 90% mahasiswa menjawab
bahwa mereka mendapatkan alur yang tepat saat menggunakan teknik clustering,
60% mahasiswa menjawab bahwa mereka kesulitan mengembangkan alur ketika
menggunakan teknik clustering, 90% mahasiswa menjawab bahwa mereka suka
mempelajari shochuukyuu sakubun, 76,7% mahasiswa menjawab bahwa teknik
dalam pembelajaran shochuukyuu sakubun itu sulit, sebanyak 96,7% mahasiswa
menjawab bahwa pembelajaran shochuukyuu sakubun menggunakan teknik
clustering menarik, lalu terdapat presentase yang sama yaitu sebesar 96,7%
dalam pernyataan teknik clustering cocok digunakna untuk pembelajaran
shochuukyuu sakubun dan teknik clustering mudah dipahami. Lalu sebanyak
93,3% mahasiswa menyukai teknik clustering dalam pembelajaran shochuukyuu
sakubun, dan sebanyak 73,3% mahasiswa beranggapan bahwa mata kuliah
shochuukyuu sakubun merupakan mata kuliah yang sulit.
62
BAB V
SIMPULAN, IIMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di Program Studi
Sastra Jepang STBA JIA, pengujian dan analisis keseluruhan data tentang
Efektivitas Quantum Learning melalui Teknik Clustering dalam Pembelajaran
Shochuukyu Sakubun untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis pada Semester
IV Program Studi Sastra Jepang STBA JIA, penulis menarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Kemampuan mengarang mahasiswa sebelum menggunakan teknik clustering
dalam pembelajaran shochuukyuu sakubun memliki perbedaan nilai, dimana
kelas eksperimen memliki nilai yang lebih tinggi yaitu 75,7, sedangkan nilai
rata-rata pada kelas kontrol sebesar 71,5.
2. Kemampuan mengarang mahasiswa sesudah diterapkannya teknik clustering
dalam pembelajaran shochuukyuu sakubun memiliki nilai perbedaan yang
signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen
memiliki nilai rata-rata 87,7, sedangkan kelas kontrol sebesar 75,2.
3. Dari hasil perhitungan uji t menggunakan program SPSS 25 dengan rumus
independent sample t-test taraf signifikansi p-valued < 0,05 diketahui bahwa
nilai pretest yaitu sebesar 0,272. Karena nilai p-valued = 0,272 > = 0,05
maka dapat dikatakan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Sedangkan untuk
nilai posttest diketahui nilai sebesar 0,023. Karena p-valued = 0,023 < =
63
0,05 maka dapat dikatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Untuk mencari
nilai efektivitas atau gain score penulis menggunakan program SPSS 25 dan
diketahui nilai gain sebesar 12,00 untuk kelas eksperimen dan 3,73 untuk
kelas kontrol. Berdasarkan nilai gain tersebut diketahui bahwa nilai kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kelas kontrol. Artinya,
teknik clustering yang digunakan di kelas eksperimen dikatakan efektif untuk
digunakan dalam pembelajaran shochuukyuu sakubun.
4. Dari data angket yang diperoleh, menurut mahasiswa semester IV Program
Studi Sastra Jepang STBA JIA penggunaan teknik clustering dalam
pembelajaran shochuukyu sakubun menarik, membantu dalam menemukan
ide saat menulis, membantu dalam mengembangkan alur, dan mudah
dipahami.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa
penggunaan teknik clustering pada pembelajaran shochuukyu sakubun menarik,
dapat membantu menemukan ide dalam menulis karangan, membantu dalam
mengembangkan alur dan mudah dipahami. Hal itu dapat terlihat dari hasil
belajar mahasiswa yang memiliki peningkatan setelah dilakukannya treatment.
Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi para pengajar untuk
menyampaikan materi sakubun dengan teknik yang baru. Penggunaan teknik
clustering dapat digunakan untuk jenis tulisan apa saja, salah satunya adalah
untuk penggunaan penulisan karangan.
64
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka penulis
memberikan beberapa saran terhadap proses pembelajaran mengarang dalam
bahasa Jepang atau yang biasa disebut sakubun untuk mengambangkan proses
pembelajaran kearah yang lebih baik.
1. Dalam proses belajar mengajar bahasa Jepang sebaiknya pengajar dapat
menggunakan metode atau teknik yang menarik dan dapat membantu
mahasiswa lebih mudah memahami materi pelajaran.
2. Sebagai pengajar harus memliki kreatifitas untuk membuat suasana belajar
yang nyaman dan menyenangkan.
3. Bagi pembelajar bahasa Jepang, mempelajari bahasa dibutuhkan pembiasaan.
Termasuk pembelajaran menulis. Selain diperbanyak latihan, membaca juga
merupakan kunci supaya mendapatkan hasil tulisan yang baik.
65
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
A. Anggaran Biaya
Total anggaran yang diperlukan untuk pelaksanaan penelitian ini adalah
No. Jenis Pengeluaran Biaya
1. Gaji dan upah (Maks. 30%) 3.000.000
2. Bahan habis pakai dan peralatan (40–60%) 3.000.000
3. Perjalanan (maks. 15%) 1.500.000
4. Lain-lain: publikasi, seminar, laporan, lainnya
sebutkan (10-15%)
2.500.000
Jumlah 10.000.000
B. Jadwal Kegiatan
Kegiatan Yang Dilakukan
Tahun 2018
7 8 8 9 9 9 10 10 10 11 11 12
Pembuatan Proposal x
Kuesioner design X X
Pengumpulan Data X x X
Pengolahan Data x x
Analisis data x
Evaluasi x x
PembuatanLaporan x
66
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Madjid dkk. 2016. Strategi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya
Atar Semi. 2017. Dasar dasar kemampuan menulis. Bandung : Angkasa
Bobby Deporter & Mike Hernacki. 2016. Quantum learning, membiasakan belajar
nyaman & menyenangkan. Jakarta: Mizan
Langan.Jhon. 2008. English Skill. New York: Mc-Graw Hill
Sukardi. Edi. 2012. Pembelajaran menulis. Jakarta : Uhamka Press
Sugiyono.2015. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta
Sudjianto&Ahmad Dahidi.2004. Pengantar Linguistk bahasa Jepang. Bekasi: Kesaint
Blanc
Sumantri.2015. Strategi dan Model Pembelajaran Teori dan praktek di tingkat
pendidikan dasar. Banjarmasin: Aswaja Pressindo
Sudjana. 2005. Metoda Statiska. Bandung : Tarsito
Yaumi Muhammad. 2013. Prinsip Prinsip desain pembelajaran. Jakarta: Kencana
67
Lampiran 1
Justifikasi Anggaran Penelitian
No. Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan
(Rp)
1. Gaji dan Upah
a. Upah penginput data
b. Gaji tenaga administrasi
c. Upah tenaga teknis (pengumpul data
lapangan)
Rp. 1.800.000
Rp. 200.000
Rp. 1.000.000
2. Belanja bahan dan alat
a. Kertas A4,
b. Tinta printer
c. MP3
d. Flash dish
e. Hand out
f. Cetak film
g. Cd
h. ATK ( spidol, pulpen, pensil,noted)
i. Fotocopy dokumen
j. Perijinan (surat menyurat)
Rp. 250.000
Rp. 300.000
Rp. 200.000
Rp. 250.000
Rp. 500.000
Rp.. 50.000
Rp 200.000
Rp. 250.000
Rp. 700.000
Rp. 300.000
3. Biaya Perjalanan
a. Biaya transportasi survey 2 kali (3
Rp. 200.000
68
orang)
b. Transportasi treatment 4 kali
c. Transportasi selama di lokasi
penelitian
Rp 1.000.000
Rp. 300.000
4. Biaya lain-lain
a. Pembuatan laporan penelitian
b. Penggandaan laporan penelitia
c. Penulisan dan penerbitan artikel
untuk jurnal akreditasi nasional
Rp. 200.000
Rp.. 300.000
Rp. 2000.000
Total Rp. 10.000.000
Dukungan Sarana Prasarana
1. Sarana penelitian ini menggunakan RoomBel di STBA JIA untuk melakukan
pembelajaran tehnik clustering. Tim peneliti akan memanfaatkan fasilitas yang
tersedia di Room Bel, seperti LCD, Infocus, Papan Tulis.
69
Lampiran 2
Susunan Organisasi Tim Peneliti/Pelaksana dan Pembagian Tugas
No. Nama/NIDN Instansi
Asal
Bidang
Ilmu
Alokasi Waktu
(Jam/Minggu)
Uraian Tugas
1. Rita Agustina
Karnawati,
M.Pd/031808
7001
Uhamka Pendidikan
Bahasa
Jepang
10 jam 1. Bertanggung jawab
sepenuhnya dalam
seluruh kegiatan
penelitian (Persiapan,
Pelaksanaan, dan
penulisan laporan
hasil penulisan)
2. Mengkoordinir dan
berperan aktif dalam
persiapan,
pelaksanaan, dan
penulisan laporan
penelitian.
2. Rita Agustina
K dan Dhita
Ayu
Septianingsih
Uhamka Pendidikan
Bahasa
Jepang
7 jam 1. Persiapan survey
lapangan.
2. Pembuatan RPS, Soal
Pre Test, Soal Post
Test, Angket dan
pengamatan penelitian
70
3. Mengajar di kelas
Kontrol (4 TM)
4. Pengumpulan data dan
analisis data
3. Dhita Ayu
septianingsih
Uhamka Pendidikan
Bahasa
Jepang
7 Jam 1. Mengajar di kelas
Eksperimen (4 TM)
2. Pengolahan dan
analisis data
3. Pembuatan laporan
71
72
Lampiran 3
73
74
Biodata
Dhita Ayu Septianingsih
1401075005
Foto (3x4)
Gelar Akademik Depan : -
Belakang : -
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SMA
75
Lampiran 4