Prinsip-prinsip Etika Keperawatan

Post on 25-Jan-2016

131 views 2 download

description

Gooooooo

Transcript of Prinsip-prinsip Etika Keperawatan

PRINSIP-PRINSIP ETIKA KEPERAWATAN: OTONOMI,

BENEFICIENCE, JUSTICE, NON MALEFICIENCE, MORAL RIGHT,

NILAI DAN NORMA MASYARAKAT YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAWATDARURATAN SISTEM

Oleh:DL

RachelItha

Pengertian Etika

Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno.Ethos yang berarti “adat-istiadat” atau “kebiasaan”. Dalam hal ini, etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, tata cara hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun masyarakat.

Prinsip-Prinsip Etika

Otonomi (Autonomy)Prinsip otonomi di dasarkan pada

keyakinan bahwa setiap individu memiliki kemampuan berpikir logis dan membuat keputusan sendiri.

Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional

Berbuat baik, mendatangkan manfaat (Beneficial).Beneficial artinya mandatangkan manfaat atau kebaikan. kebaikan yang menguntungkan pasien dan menghindari perbuatan yang merugikan atau membahayakan pasien.Keadilan (justice)Prinsip ini di butuhkan unhtuk tercapainya keadilan terhadap orang lain dengan tetap menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.

Tidak Merugikan (Nonmaleficience)Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.Kejujuran (Veracity)Veracity berarti penuh dengan kebenaran. Pemberi pelayanan kesehatan harus menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan memastikan bahwa klien sangat mengerti dengan situasi yang dia hadapi.

Kesetiaan, menepati janji (Fidelity)Prinsip ini berarti tenaga kesehatan wajib menepati janji, menjaga komitmennya.Kerahasiaan (Confidentiality)Prinsip ini menggariskan bahwa informasi tentang klien harus dijaga kerahasiaannya.Akuntabilitas (Accountability)Akuntabilitas adalah mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan di mana tindakan yang dilakukan merupakan satu aturan professional.

Kasus 1…

Tn. M, 42 tahun mengalami kecelakaan mobil sekitar pukul 14.30 WIB. Pada saat kejadian Tn. M pingsan, petugas menemukan adanya pendarahan hebat pada daerah perut, ternyata ada luka robek pada perut sepanjang 8x1 cm disertai adanya jejas seluas 10x6 cm dan 7x5 cm pada dada sebelah kiri.  Petugas juga melihat ada hematom pada daerah frontal seluas 5x5 cm. Tn. M segera dibawa ke IGD RS X. Tn. M diperiksa TD 100/60 mmHg, N 96 x/menit dan RR 28 x/menit. Tn. M diduga trauma abdomen. Tn. M ditangani seorang perawat B yang dibantu oleh 2 orang koass dan 2 orang mahasiswa akper.

Perawat B baru 1 minggu bekerja di IGD dan belum pernah mendapat pelatihan BCLS. Perawat senior lainnya sedang menangani pasien lain. Tn. M tidak dipasang oksigen karena kehabisan di UGD dan hanya terpasang infus NaCl 0,9%. Setelah mengatur tetesan infus menjadi 30 tetes/menit, Perawat B langsung meminta ko ass dan mahasiswa akper untuk melakukan hecting pada luka robek di bagian perut.

Tn. M hanya mengeluarkan suara menggumam ketika dipanggil tanpa membuka mata dan menarik tangannya ketika dicubit. Beberapa saat kemudian Tn. M sadar dan mengeluh nafasnya berat dan agak sesak, serta nyeri pada perut. 20 menit kemudian TD turun menjadi 80 mmHg/palpasi dan N 110 x/menit dengan tekanan nadi yang lemah. Perawat B melaporkan kondisi Tn. M kepada dokter jaga. Tetapi karena di UGD pasien banyak, akhirnya dokter tidk sempat melihat Tn. M. dokter menginstruksikan segera memasang alat bed side monitor dan memasang infuse 1 jalur lagi menjadi 2 jalur. 10 menit kemudian Tn. M tidak dapat dibangunkan, TD 62/39 mmHg, N 120 x/menit dan nadi radialis tidak teraba, saturasi oksigen 80%. 15 menit kemudian Tn. M apneu dan pada monitor EKG tampak gambaran flat.

Keluarga merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan petugas di IGD karena merasa pertolongan kurang maksimal sehingga Tn. M sampai meninggal. Keluarga bertambah marah ketika Perawat B mengatakan dengan ketus bahwa ia sudah melakukan pertolongan secara maksimal. Keluarga menyatakan akan menuntut pihak rumah sakit.

Analisa Kasus…

OtonomiOtonomi pasien tidak ada karena pasien dalam keadaan syok.Benefience (kemurahan hati)Perawat tidak menjalani prinsip ini dimana perawat tersebut tidak menghubungi petugas untuk mengantarkan oksigen tetapi perawat tersebut bertingkah masa bodoh.Veracity (kejujuran)Perawat belum menjalani prinsip ini dimana perawat mengatakan kalau ia sudah melakukan pertolongan maksimal. Pada hal ia tidak berusaha untuk mendapatkan oksigen dan ia tidak mengkolaborasikan kondisi pasien sebelum kritis dengan tim medis lain (dokter) .

Justice (keadilan)Perawat B menjalankan prinsip Justice dimana perawat B memberikan pelayanan kepada Tn. MFidelity (ketaatan)Perawat sudah menjalani prinsip ini dimana ia memantau terus keadaan Tn. Konfidesialitas (kerahasiaan)Tidak ditemukan dalam kasus diatas.

Non maleficencePerawat dan dokter belum menjalani prinsip ini dimana perawat dan dokter lalai dalam menagani pasien tersebut. Perawat tidak mengkolaborasi dengan tim medis yang lain untuk mencari jalan keluar. Dokter tidak melihat kondisi pasien secara langsung.Akuntabilitas (Accountability)Dalam hal ini perawat B tidak menjalankan prinsip akuntabilitas dimana perawat B mengatakan dengan ketus bahwa ia sudah melakukan pertolongan secara maksimal. Seharusnya Perawat B memberikan pengertian atau pemahaman kepada pihak keluarga.

Kasus 2…

Nn. G berumur 23 tahun datang ke Rumah Sakit sebagai salah satu korban Kebakaran SPBU di suatu wilayah di NTT dengan derajat luka bakar 2 seluas 18% di daerah lengan kiri. Setelah diberikan penanganan, Perawat A datang dan melakukan pengkajian terhadap Nn.G. Didapatkan bahwa klien memiliki riwayat Keluarga Diabetes Militus walau belum muncul tanda-tanda Diabetes Militus sesuai hasil wawancara dengan Nn.G dan keluarganya. Dan pada hasil pemeriksaan GDA kadar glukosanya 183 mg/dL.

Perawat A pun melaporkan hasil kajiannya kepada dokter dan kepala ruangan kemudian mendokumentasikannya. Perawat A pun diinstruksikan untuk memeriksa Gula darah Klien sesuai standar dan ditemukan bahwa kadar Glukosa sewaktu, klien lebih tinggi sedikit dari kadar glukosa normal pada orang dewasa umumnya.

Untuk mencegah kondisi klien jatuh ke keadaan DM yang dapat memperparah kondisi lengan kirinya, maka perawat A memutuskan untuk memberikan informasi kepada Nn.G dan keluarganya tentang bahaya DM dan pentingnya pengaturan pola konsumsi akan bahan-bahan berglukosa sebagai salah satu prioritas intervensinya pada hari itu. Selain itu, beliau juga menjelaskan tentang perawatan Luka Bakar yang dapat dilakukan keluarga di Rumah.

Saat pergantian shift, perawat A menekankan pada perawat-perawat lainnya di ruangan tersebut agar memberi perhatian khusus terhadap kondisi Nn.G.

ANALISA KASUS….OtonomiTidak ditemukan prinsip otonomi dalam kasus di atas.

Benefience (kemurahan hati)Perawat menjalankan prinsip beneficence dimana perawat A menginstruksikan untuk melakukan untuk melakukan pemeriksaan gula darah pada Nn. G serta memberikan informasi kepada Nn.G dan keluarganya tentang bahaya DM dan pentingnya pengaturan pola konsumsi akan bahan-bahan berglukosa sebagai salah satu prioritas intervensinya dan perawat A juga menjelaskan tentang perawatan Luka Bakar yang dapat dilakukan keluarga di Rumah. Perawat A juga menekankan pada perawat-perawat lainnya di ruangan tersebut agar memberi perhatian khusus terhadap kondisi Nn.G.

Kejujuran (Veracity)Perawat menjalankan prinsip veracity dimana perawat A menjelaskan tentang penyakit kepada Nn. G dan keluarganya.Keadilan (Justice)Perawat menjalankan prinsip ini dimana perawat A memberikan asuhan keperawatan kepada Nn. G tanpa memandang latar belakang dari Nn. G.

Kesetiaan, menepati janji (Fidelity)Perawat menjalankan prinsip fidelity dimana perawat A melakukan pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, serta meminimalkan penderitaan penderitaan pada Nn. G.Kerahasiaan (Confidentiality)disatu sisi perawat A menjalankan prinsip kerahasiaan dengan orang lain. Disisi lain juga perawat A tidak merahasiakan terhadap Nn. G dan keluarganya.Akuntabilitas (Accountability)Tidak ditemukan prinsip akuntabilitas dalam kasus diatas.

Kasus 3…

Tn. S masuk rumah sakit dengan luka sepanjang 7 cm dengan kedalaman 5 inci didaerah pelipis akibat kecelakan lalu lintas. Pada saat itu perawat A sedg bertugas, perawat A segera memberi pelayanan pada Tn. S. Perawat A mengenali klien dan memiliki rasa ketidaksimpati dengan klien sehingga Perawat A membersihkan sekitar luka klien dan langsung menjahit luka klien tanpa melakukan pembiusan sehinga Tn. S menjerit kesakitan.

Ketika Perawat A selesai memberikan pelayanan keluarga Tn. S menanyakan keadaan Tn.S, perawat A tidak memberikan infomasi sama sekali bahkan malahan memarahi keluarga Tn. S karena sering bertanya.

Analisa kasus

OtonomiTidak ditemukan prinsip otonomi dalam kasus diatas.Benefience (kemurahan hati)Perawat tidak menjalani prinsip ini dimana perawat A membersihkan dan menjahit luka Tn. S tanpa dibius sehinggaTn. S menjerit kesakitan.

Kejujuran (Veracity)Perawat tidak menjalankan prinsip kejujuran dimana ketika keluarga Tn. S menanyakan keadaan Tn. S, perawat A tidak memberikan informasih sama sekali bahkan membentak keluarga Tn. S karena sering bertanya.Keadilan (Justice)Perawat menjalankan prinsip keadilan dimana menjunjung prinsip kemanusiaan dalam hal ini tidak memandang latar belakang pasien. Disatu sisi perawat tidak menjalankan prinsip justice dimana perawat memberikan pelayanan tidak sesuai dengan standar praktik dalam hal ini perawat menjahit luka tanpa melakukan pembiusan terlebih dahulu.

Kesetiaan, menepati janji (Fidelity)Perawat menjalankan prinsip fidelity dimana perawat A memberikan pelayanan kepada Tn. S.Kerahasiaan (Confidentiality)Prinsip confidentiality tidak ditemukan dalam kasus diatas karena pasien tidak mengalami penyakit yang perlu dirahasiakan.

Tidak merugikan (Non maleficence)Perawat tidak menjalankan prinsip ini dimana perawat A membersihkan sekitar luka klien dan langsung menjahit luka klien tanpa melakukan pembiusan sehinga Tn. S menjerit kesakitan.Akuntabilitas (Accountability)Perawat tidak menjalankan prinsip akuntabilitas dimana ketika keluarga Tn. S menanyakan keadaan pasien perawat A tidak memberikan informasi yang berkaitan dengan pelayanan yang diberikan kepada Tn. S.

Terima Kasih