Post on 05-Jul-2015
description
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk jasmani yang rohani, atau makhluk rohani yang
jasmani.Pada kita, manusia, yang rohani tersimpan dalam yang jasmani, dan yang jasmani
memuat yang rohani. Karena kita adalah makhluk yang rohani dan yang jasmani, maka
apa yang ada dalam diiri kita tidak dapat sepenuhnya dimengerti oleh orang lain jika kita
tidak mau mengungkapkan kepada mereka. Orang lain tidak dapat mengerti dengan baik
gagasan, pemikiran, perasaan, maksud, dan kehendak kita jika tidak secara sadar
menyampaikan kepada mereka. Namun, pengertian orang lain terhadap apa yang kita
gagas, pikirkan, rasa, maksud, dan kehendaki tidak terjadi secara otomatis. Terhadap apa
yang kita sampaikan dari pihak orang lain di tuntut kesediaan untuk menerima melalui
indra mereka dan mengolah dalam budi mereka. Tindakan timbal-balik memberi dan
menerima, menyampaikan dan menyambut dengan sadar dan kesediaan gagasan,
pemikiran, perasaan, maksud dan kehendak itu terjadi dalam kegiatan komunikasi.
1.2 Tujuan
Mengetahui pengertian komunikasi
Mengetahui tentang komunikasi intrapribadi/intrapersonal
Memahami konsep diri
Memahami kesadaran diri
1.3 Rumusan Masalah
Bagaimana pengertian dari komunikasi
Bagaimana pengertian komunikasi intrapribadi/intrapersonal
Bagaimana caranya memahami konsep diri dan kesadaran diri
1.4 Metode
Mengumpulkan informasi
Menganalisis data – data yang sudah ada
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Komunikasi
Pada mulanya, Komunikasi adalah topik yang amat sering di perbincangkan,
bukan hanya di kalangan ilmuwan komunikasi, melainkan juga kalangan awam,
sehingga kata komunikasi itu sendiri memiliki terlalu banyak arti yang berbeda –
beda. Sebagai mahluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia
lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ngin mengetahui apa
yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu memaksa manusia perlu berkomunikasi.
Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang
lain niscaya akan terisolasi dari masyarakat. Pengaruh keterisolasian ini akan
menimbulkan depresi mental yang pada akhirnya membawa orang kehilangan
keseimbangan jiwa. Oleh sebab itu komunikasi sudah merupakan bagian kekal dari
kehidupan manusia seperti hal nya bernafas. Sepanjang manusia ingin hidup, ia perlu
berkomunikasi.
2.2 Komunikasi Intrapribadi/Intrapersonal
Komunikasi Intrapribadi Atau Komunikasi Intrapersonal adalah penggunaan
bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri antara self dengan
God. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari
individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi
pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri
dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal dapat menjadi
pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui
proses-proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat
berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator. Untuk memahami apa
yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka seseorang perlu untuk
mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini diperoleh
melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang
mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek.
Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam
upaya memahami diri pribadi diantaranya adalah; berdo'a, bersyukur, instrospeksi diri
dengan meninjau perbuatan kita dan reaksihati nurani kita, mendayagunakan
kehendak, dan berimajinasi secara kreatif. Pemahaman diri pribadi ini berkembang
sejalan dengan perubahan perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir
dengan pemahaman akan siapa diri kita, tetapi prilaku kita selama ini memainkan
peranan penting bagaimana kita membangun pemahaman diri pribadi ini.
3
Kesadaran pribadi (self awareness) memiliki beberapa elemen yang mengacu
pada identitas spesifik dari individu (Fisher 1987:134). Elemen dari kesadaran diri
adalah konsep diri, proses menghargai diri sendiri (self esteem), dan identitas diri kita
yang berbeda beda (multiple selves).
2.2.1 Kompetensi Intrapribadi/Intrapersonal
Pengetahuan Diri : Pemahaman terhadap kekuatan dan kelemahan dirinya.
Masalah yang muncul bila kurang memahami diri : mengasingkan diri,
tampilan perilaku yang kurang memadai, kurang dapat mengambil keputusan,
persepsi yang keliru, lari dari kenyataan, manipulasi orang lain, berproyeksi.
Pengarahan Diri : Daya yang member arah dan bertanggungjawab terhadap
konsekuensi perilakunya.
Dampak kurang memiliki pengarahan diri : kurang percaya diri, kurang
mampu mengendalikan diri.
Harga Diri : Pandangan seseorang bahwa dirinya bermanfaat,
berkemampuan, dan berkebajikan.
Masalah yang muncu apabila kurang miliki harga diri : kurang respect
terhadap orang, mengabaikan diri, tidak konsisten dalam berteman, tidak
mampu memaafkan diri sendiri.
2.2.2 4 Tahap proses komunikasi Intrapribadi/Intrapersonal
Sensasi
Yaitu kemampuan manusia untuk menyerap segala hal yang
diinformasikan oleh panca indera/ proses menangkap stimuli. Sensasi
meliputi penglihatan, bunyi, bau, rasa dan sentuhan.
Persepsi
Yaitu pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan – hubungan
yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dengan cara menyusun,
mengenali, menafsirkan informasi. Persepsi juga sering dikacaukan
dengan sensasi. Sensasi hanya berupa kesan sesaat saat stimulus baru
diterima otak dan belum diorganisasikan dengan stimulus lainnya.
Misalnya : meja yang terasa kasar, yang berarti sebuah sensasi dari rabaan
terhadap meja, sebaliknya persepsi memiliki contoh meja yang tidak enak
dipakai saat menulis.
4
Memori
Yaitu penyampaian informasi yang dihasilkan pemanggilan kembali
(recalling). Dalam melakukan fungsinya memori melakukan tiga hal :
Perekaman (encoding), Penyimpanan (storage), dan pemanggilan
(retrieval)
Berfikir
Yaitu mengingat kembali hal yang telah tersimpan dan
mempresentasikan dunia sebagai model dan memberikan perlakuan
terhadapnya secara efektif sesuai dengan tujuan, rencana, dan keinginan.
Berfikir melibatkan otak terhadap informasi, seperti saat membentuk
konsep, terlibat dalam pemecahan masala, melakukan penalaran dan
membuat keputusan.
Contoh komunikasi Intrapribadi/Intrapersonal :
1. Muhasabah diri
Menilai tentang segala perkara yang telah dilakukan sama ada baik atau buruk
dan berusaha untuk menjadi insan yang lebih baik.
2. Berdoa
Memohon atau meminta sesuatu kepada Tuhan
3. Bersyukur
Berterima kasih kepada Tuhan atas segala yang telah diberikan oleh Tuhan
Contoh lainnya : berfikir, merenung, menggambar, menulis sesuatu, dll
2.3 Memahami Konsep Diri dan Kesadaran Diri
Sebagai seorang pelaku komunikasi.Kita harus menganggap diri kita sebagai
sebuah entitas terpisah yang berkomunikasi dengan otonomi manusia lain. Dengan itu
kita termasuk dari Tradisi Sosiokultural.
Tradisi Sosiokultural ini bersumber dari teori teori sosial dan kultural. Teori
sosial dan kultural ini menunjukan bagaimana pelaku komunikasi dalam memahami
diri mereka sebagai mahluk – mahluk kesatuan dengan perbedann – perbedaan
individu dan bagaimana perbedaan tersebut tersusun secara social dan bukan
ditentukan oleh mekanisme psikologis atau biologis yang tetap. Teori social juga
menyatakan bahwa sebuah sejarah interaksi social memberikan individu seperangkat
alat bantu untuk mengalihkan gagasan – gagasan mereka tentang siapa mereka,
berdasarkan pada situasi – situasi dimana mereka mengetahui diri mereka sendiri.
5
Ini adalah lima konsep yang berhubungan dengan diri sendiri :
Interaksi Simbolis dan pengembangan diri
interaksi simbolis (IS) merupakan sebuah cara berpikir mengenai pikiran, diri
sendiri, dan masyarakat yang telah memberi ltu kontribusi yang besar terhadap
tradisi sosiokultural dalam teori komunikasi.
George Herbert mead di anggap sebagai penggagas interaksi simbolis. IS
mengajarkan bahwa manusia berinteraksi satu sama lain sepanjang lain,
mereka berbagi pengertian untuk istilah-istilah dan tindakan-tindakan tertentu
dan memahami kejadian-kejadian dalam cara-cara tertentu pula. Masyarakat
sendiri muncul dari percakapan yang berhubungan antar individu.
Hasil penting dari interaksi adalah sebuah gagasan khusus mengenai diri
sendiri “siapakah anda sebagai seseorang” manford Kuhn dan para siswanya
menempatkan diri sendiri pada pusat kehidupan social.
Proses bernegosiasi dengan dunia sekitar juga hadir melalui komunikasi:
seseorang memahami dan berhadapan dengan objek dilingkungannya melalui
interaksi social. Sebuah objek dapat menjadi aspek apa saja dari realita
seseorang, misalnya: sebuah barang, sebuah kualitas, sebuah kejadian atau
sebuah situasi. Satu-satunya syarat agar sesuatu bias menjadi sebuah objek
adalah bahwa seseorang harus member nama atau menghadirkannya secara
simbolis.
Pelaku komunikasi tidak hanya berinteraksi dengan orang lain dan dengan
objek-obejk social mereka juga harus berkomunikasi dengan dirimereka
sendiri. Para pelaku komunikasi melakukan percakapan sendiri sebagai bagian
dari proses interaksi. Misalnya kita berbicara pada diri kita sendiri dan
memiliki percakapan dalam pikiran kita untuk membedakan manusia dan
benda.
Diri senidiri merupakan sebuah objek social yang penting, dijelaskan dan
dipahami dengan cara yang selalu berkembang dalam interaksi dengan
orientational others konsep diri anda tidak lebih dari rencana tindakan anda
terhadap diri sendiri, identitas, minat, keenganan, cita-cita, ideology, dan
penilaian diri anda. Konsep diri memberikan sikap-sikap yang menguatkan
karena hal tersebut bertindak sebagai kerangka referensi yang paling umum
untuk menilai objek lain. Semua rencana tindakan selanjutnya berasal dari
konsep diri.
Gagasan Harre mengenai seseorang dan diri sendiri
Gagasan ini merupakan teori-teori “pribadi” yang utama dalam kehidupan,
yang berfungsi sebagai landasan yang membantu kita menjelaskan hidup dan
menjalani dunia. Dunia objektif disekitar menjadi kurang penting daripada
6
cara-cara yang kita pilih untuk merasakan,menamai, dan berinteraksi dengan
dunia yang dibuat dengan simbol-simbol.
Rom Harre adalah seorang ilmuwan social yang telah menjadi anggapan-
anggapan ini penting bagi karya-karya mereka. Inti teori adalah gagasan
bahwa diri sendiri tersusun oleh sebuah teori pribadi yang memengaruhi
bagaimana kita mendekati dunia. Bagi Harre seseorang adalath bentuk yang
dapat dilihat yang terkarakterisasi oleh sifat-sifat tertentu dan karakteristik
yang berbentuk dalam sebuah kelompok social atau budaya.
Diri sendiri berbeda dengan seseorang, merupakan pikiran pribadi mengenai
kesatuan sebagai seseorang. Seseorang itu umum sedangkan diri sendiri
khusus walaupun mungkin berbagi dengan orang lain sangatlah pribadi.
Individu juga memiliki dua sisi, terdiri atas makhluk social (orang) dan
mahkluk individu (diri sendiri), yang belajar melalui sebuah sejarah interaksi
dengan orang lain. Banyak kebudayaan tradisional yang menggambarkan
seseorang sebagai perwujudan sebuah peran (seperti ibu, ayah,
pendeta,pekerja) dan orang yang umumnya dipandang sebagai manivestasi
peranan tersebut.
Diri sendiri dan pribadi bukanlah kategori yang berhubungan, tetapi mencuat
dari interaksi social. Misalnya kebudayaan industrial barat menekankan teori
tentang diri sendiri yang menegaskan pribadi secara keseluruhan, tidak terbagi
dan mandiri.
Menurut Harre kepribadian dan diri sendiri sangatlah berkaitan sebaliknya,
orang-orang jawa melihat dari diri mereka sendiri dengan dua bagian berbeda,
bagian dalamnya adalah perasaan dan bagian luarnya adalah perilaku-perilaku
yang di amati dengan kata lain diri sendiri yang memliki perasaan dan
seseorang yang dipandang di bentuk oleh orang lain.
Sedangkan orang maroko memiliki teori sendiri tentang diri sendiri, sebagai
perwujudan tempat dan situasi, dan identitas mereka selalu di hubungkan
dengan situasi mereka sendiri.
7
Oleh karena itu Harre menguraikan konsep “diri sendiri” dengan
menggunakan tiga elemen yang membentuknya,
1. Kesadaran
Yang dimaksud kesadaran merupakan dimensi diri sendiri yang sangat
berhubung dengan keadaan saat ini karena ketika kita menyadari diri kita
bergerak melalui ruang dan waktu, kita menggunakan persepsi, pengalaman,
dan interaksi kita untuk menjalani tempat kita di dunia.
2. Riwayat Hidup
Disamping kesadaran akan diri sendiri, konsep diri disebut sebagai riwayat
hidup. Riwayat hidup terdiri atas ingatan, kenangan, keyakinan, atau
pemahaman mengenai apa yang terjadi dimasa lalu yang terbiasa menafsirkan
pengalaman-pengalaman saat ini dan masa depan. Riwayat hidup atau sejarah
seseorang merupakan sebuah susunan sosial, sama seperti kesadaran saat ini
mengenai diri sendiri.
3. Perantara
Akhirnya perantara adalah dimensi ketiga Harre tentang diri sendiri lebih
berhubungan dengan kejadian dimasa depan perantara lebih trelihat karena
kita bermaksud untuk melakukan sesuatu. Hal ini melibatkan sebuah susunan
atau hipotesis mengenai kemampuan seseorang, kemungkinan apa yang ada
untuk masa depan. Kita mengeluarkan susunan-susunan dimasa lalu untuk
menunjang ketika kita membuat pemahaman mengenai apa yang kita pikirkan
dan rasakan pada saat ini, serta kedua hal tersebut memandu pehaman kita
tentang perantara masa depan.
Dengan semua dimensi ini kesadaran diri, riwayat hidup dan perantara, apa
yang penting adalah bahwa mereka merupakan susunan-susunan yang
diciptakan, dipertahankan, serta dirubah dalam interaksi dengan diri sendiri
dan orang lain. Teori Harre tentang kepribadian juga mengandung sebuah
susunan dimensi yang menbedakan cara-cara sendiri disusun dan dihadirkan.
Perbedaan-perbedaan ini dapat di gambarkan dan dipangdang dengan leluasa
dalam dimensi-dimensi yaitu:
Penampilan
Penampilan merujuk pada apakah sebuah aspek diri sendiri
ditampilkan secara umum atau tetap dianggap sebagai sesuatu yang
bersifat pribadi. Sebagai contoh, anda dapat mengartikan emosi
sebagai sesuatu yang bersifat pribadi dan kepribadian sebagai sesuatu
yang umum, sedangkan dalam kebudayaan lain, emosi dapat saja
diartikan sebagai sesuatu yang cukup umum.
8
Realisasi
Dimensi kedua dari diri sendiri yaitu realisasi sumber yang
tingkatan dimana beberapa karakteristik diri di yakini berasal dalam
individu atau dari kelompok dimana diri sendiri menjadi sebuah
bagian. Elemen-elemendiri sendiri yang diyakini berasal dari seseorang
disebut elemen yang direalisasikan secara individu, sedangkan elemen-
elemen yang diyakini berasal dari hubungan seseorang dengan
kelompok disbut dengan elemen yang direalisasikan secara kolektif.
Sebagai contoh, teori anda mengenai diri sendiri mungkin memberikan
“tujuan” sebagai sesuatu yang direalisasikan secara individu karena hal
ini terlihat sebagai sesuatu yang dimiliki setiap individu.
Perantara
Perantara merupakan tingkat kekuatan aktif yang melekat pada
diri sendiri. Elemen-elemen yang aktif (“berbicara” atau
“mengemudi”) berbeda dengan elemen pasif (seperti “mendengarkan”
atau mengendarai”) tingkat perantara yang dilekatkan pada suatu
kegiatan akan bergantung pada penggambaran pribadi dan
interprestasi- interprestasi cultural.
Pembentukan sosial mengenai emosi
Kita biasanya tidak berpikir bahwa emosi terbentuk, tampilan emosional
berbeda menurut kebudayaannya. Menurutt Averill, emosi merupakan system
kepercayaan yang memandu pehaman seseorang mengenai situasi. Biasanya,
emosi terdiri dari norma-norma sosial yang dipelajari dan aturan yang
mengatur perasaan. Norma dan aturan ini memberi tahu bagaimana
menjelaskan serta menanggapi emosi.
Emosi memiliki sebuah komponen psikologis, tetapi mengenali dan menamai
perasaan-perasaan jasmani dipelajari secara sosial dalam sebuah kebudayan.
Dengan kata lain, kemampuan untuk memahami emosi berbentuk secara
sosial.
Averill menyebut emosi sebagai sindrom sebagai sindrom yang diartikan
sebagai kelompok-kelompok atau susunan-susunan respon yang berjalan
beriringan. Tidak ada respon tunggal yang cukup untuk menjelaskan sebuah
emosi, tetapi semuanya harus dipandang secara bersamaan.
Sindrom emosional terbentuk secara sosial karena manusia belajar melalui
interaksi mengenai kelompok perilaku tertentu apa yang harus diambil untuk
mengartikan dan bagaimana menunjukan sebuah emosi tertentu. Setiap emosi
memliki sebuah objek dimana emosi diarahkan dan memiliki cangkupan objek
9
yang terbatas. Ketika anda marah, anda marah kepada seseorang. Ketika anda
merasa iri, anda merasa iri pada pencapaian atau kepemilikan ketika anda
berduka anda berduka atas kehilangan.
Seperti yang di tunjukkan Averill, anda tidak dapat membagakan bintang
karena kebanggaan merupakan sesuatu yang disediakan untuk pencapaian.
Anda dapat mengatakan bahwa anda “mencintai” mobil baru anda, tetapi anda
tidak dapat benar-benar “jatuh cinta” dengan mobil tersebut anda juga tidak
dapat mengatakan bahwa serangan kemarahan seseorang terhadap anda
membuat anda merasa cemburu.
Averill melakukan sebuah penelitian yang menarik yang memisahkan lebih
dari 500 istilah untuk berbagai emosi “apakah emosi bersifat menyenangkan
atau tidak”, karena ia menemukan lebih banyak istilah emosi menilai sebagai
sesuatu yang negatif daripada yang bernilai positif. Dalam contoh Averill,
dengan hasil-hasil yang positif cenderung berorientasi pada tindakan,
sedangkan hasil-hasil yang negative cenderung dianggap sebagai sesuatu
diluar kendali seseorang.
Secara umum menurut Averill, ada 4 aturan yang mengatur emosi:
Aturan-aturan penilaian
Memberitahu anda apa itu emosi,dimana emosi tersebut diarahkan dan
apakah emosi tersebut positif atau negatif
Aturan perilaku
Memberitahu anda bagaimana merespon perasaan apakah untuk
menyembunyikannya untuk menunjukkanya, atau untuk benar-benar
melepaskannya.
Aturan ramalan
Menjelaskan kemajuan dan rangkaian emosi. Berapa lama emosi
tersebut harus bertahan, apa saja tahap-tahapannya, bagaimana emosi
tersebut dimulai, dan bagaimana emosi tersebut diakhiri.
Aturan pelekatan
Memerintahkan bagaimana sebuah emosi harus dijelaskan atau
dibenarkan . apakah anda memberitahu orang lain tentang hal ini dan
bagaimana anda menunjukkannya secara umum.
10
Pembawaan diri
Erving Goffman salah satu pakar sosiologi yang terkenal pada abad ke-20
menggunakan sebuah metafora dramatis untuk menjelaskan bagaimana para
pelaku komunikasi menghadirkan dirinya. Susunan sehari-hari dipandang
sebuah tahapan dan manusia dianggap sebagai para pemain yang
menggunakan performa untuk mengesankan penonton.
Goffman memulai dengan anggapan bahwa seseorang harus memahami
kejadian yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Interprestasi sebuah
situasi merupakan definisi dari situasi tersebut ketika anda memasuki sebuah
situasi, anda cenderung menanyakan pertanyaan mental.
Definisi sebuah situasi dapat dibagi kedalam bentuk-bentuk kepingan dan
kerangka. Sebuah kepingan adalah sebuah rangkaian kegiatan seperti
membuka lemari pendingin, mengambil susu, menuangkannya ke gelas,
meminumnya, dan meletakkan gelas ketempat ke cuci piring. Rangka adalah
sebuah pola organisasional dasar yang digunakan untuk menjelaskan
kepingan. Misalnya, kepingan kegiatan yang dituliskan mungkin akan
dibentuk kerangka sebagai “meminum susu”.
Analisis kerangka juga terdiri dari menentukkan bagaimana individu mengatur
atau memahami perilaku mereka sebuah situasi. Sebuah kerangka kerja alam
adalah sebuah kejadian alam yang harus bisa diatasi, misalnya angin topan.
Sebaliknya, sebuah kerangka kerja sosial dipandang sebagai sesuatu yang
dapay dikendalikan yang dihasilkan oleh kecerdasan, seperti bermaksud untuk
makan. Dua jenis kerangka kerja ini sering berhubungan karena mahkluk
sosial bertindak dan selanjutnya dipengaruhi oleh ketentuan alam.
Kegiatan komunikasi layaknya semua kegiatan, dipandang dalam konteks
analisis kerangka. Sebuah perjumpaan muka terjadi ketika manusia saling
betinteraksi dalam sebuah cara yang terfokus. Misalnya, hal ini terjadi ketika
anda sedang mengantri atau menunggu dihalte bus. Dalam situasi yang tidak
focus tersebut, anda dapat mudah terlibat dalam sebuah pertemuan yang dapat
dimulai ketika ada orang lain dalam antrian atau salah seorang penumpang
membuka percakapan. Ketika sebuah pertemuan dimulai, ada sebuah
kesepakatan bersama untuk meneruskan pertemuan hingga akhir. Pertemuan
muka baik verbal maupun nonverbal serta isyarat yang ditunjukkan, penting
dalam menandai sifat hubungan sama seperti sebuah makna bersama dalam
situasi tersebut.
Ketika mencoba untuk menjelaskan sebuah situasi anda tidak hanya member
informasi mengenai diri sendiri, anda juga mendapatkan informasi mengenai
orang lain dalam situasi tersebut. Proses pertukaran informasi ini
11
memungkinkan manusia untuk mengetahui apa yang diharapkan dari mereka.
Biasanya, pertukaran ini terjadi secara tidak langsung, yaitu melalui
pengamatan perilaku orang lain dan menyusun perilaku anda sendiri untuk
memperoleh kesan dari orang lain.
Pembawaan diri berarti pengeolaan pesan. Oleh karena itu performa bukanlah
sesuatu yang sepele, tetapi secara harfiah menjelaskan siapa andasebagai
seorang pelaku komunikasi. Pelaku komunikasi merupakan perwakilan diri,
dan setiap orang bisa memiliki banyak bentukdiri, bergantung pada cara-cara
ketika diri dihadirkan dalam banyak situasi yang dihadapi dalam kehidupan.
Teori komunikasi tentang identitas
Ketika anda menanyakan pertanyaan ini, “siapakah saya?” anda meneliti
bahasa mengenai identitas diri, yaitu susunan gambaran diri anda sebagai
seseorang. Teori-teori yang berfokus kepada pelaku komunikasi akan selalu
membawa identitas diri kesejumlah tingkatan, tetapi identitas berada dalam
lingkup budaya yang luas dan manusia berbeda dalam menguraikan diri
mereka sendiri.
Misalnya:
Di afrika, identitas sering kali dipahami sebagai sebuah hasil dari
pencarian keseimbangan dalam hidup dan sebagian bergantung pada
kekuatan yang didapatkan manusia dari leluhur mereka.
Di asia, identitas sering kali didapatkan bukan melalui usaha
perorangan, tetapi melalui usaha kolektif kelompok dan timble balik
antar manusia.
Dalam budaya yunani, identitas dipahami sebagai sesuatu yang bersifat
pribadi dan seseorang melihat diri bertentangan atau berbeda dengan
identitas yang lain.
Menurut Michelle Hecht teori komunikasi tentang identitas tergabunglah
ketiga konteks budaya berikut individu, komunal, dan publik. Menurut teori
tersebut, identitas, merupakan penghubung utama antara individu dan
masyarakat serta komunikasi merupakan mata rangtai yang memperbolehkan
hubungan ini terjadi. Identitas adalah “kode” yang mendefinisikan
keanggotaan anda dalam komunitas yang beragam kode yang terdiri dari
symbol-simbol, seperti bentuk pakaian dan kepemilikan, dan kata-kata, seperti
deskripsi diri atau benda yang biasanya anda katakana dan makna yang anda
dan orang lain hubungkan terhadap benda-benda tersebut.
12
Hecht memperkenalkan dimensi-dimensi identitas khusus, termasuk perasaan
dalam (dimensi afektif) pemikiran (dimensi kognitif), tindakan-tindakan
(dimensi perilaku), dan trasenden (spiritual).
Identitas adalah sumber bagi motifasi dan ekspetasi dalam kehidupan serta
memiliki kekuatan yang tetap yaitu abadi. Identitas sesudah dibuat tidak
pernah berubah melainkan ketika ada subtansi dari identitas yang stabil,
identitas tidak pernah diperbaiki tetapi selalu berkembang.
Komunikasi merupakan alat untuk membentuk identitas dan juga mengubah
mekanisme. Identitas dibentuk ketika anda secara sosial berinteraksi dengan
orang lain dalam kehidupan anda. Anda mendapat pandangan serta reaksi
orang lain dalam interaksi sosial dan sebaliknya.
Hecht menguraikan identitas melebihi pengertian sederhana akan dimensi diri
dan dimensi yang digambarkan kedua dimensi tersebut berinteraksi dalam
rangkaian empat tingkatan atau lapisan, yaitu:
Personal liyer
Terdiri dari rasa akan keberadaan diri anda dalam situasi sosial.
Dalam situasi tertentu seperti ketika menghadiri gereja, bermain
dengan teman, mendekati professor tentang nilai, atau berpergian sama
keluarga.
Anda melihat diri anda dalam kondisi-kondisi anda tertentu. Identitas
tersebut terdiri dari berbagai perasaan serta ide tentang diri sendiri,
siapa dan seperti apa diri anda sebenarnya.
Enactmean layer
Pengetahuan orang lain tentang diri anda berdasarkan pada apa
yang anda lakukan, apa yang anda miliki, dan bagaimana anda
bertindak.
Realitional
Siapa diri anda dalam kaitanya dengan individu lain identitas
dibentuk dalam interaksi anda dengan mereka. Anda dapat melihat dengan
sangat jelas identitas hubungan ketika anda merujuk diri anda secara
spesifik sebagai mitra hubungan, seperti ayah, suami, istri, rekan kerja.
Perhatikan bahwa identitas anda menjadi terikat kepada peran tertentu
yang berhadap – hadapan dengan peran lain, seperti bos, sahabat karib,
koki atau konsuler.